• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN

KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sidomulyo Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

(Skripsi)

Oleh

MADE SETIA HARINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN

KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

(Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sidomulyo Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

MADE SETIA HARINI

Aktivitas belajar merupakan kunci utama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Namun hasil observasi di kelas X SMA Negeri 1 Sidomulnyo Kabupaten

Lampung Selatan, diketahui bahwa aktivitas belajar siswa belum dikembangkan secara secara optimal. Hal ini dikarenakan selama ini guru menggunakan metode yang kurang tepat untuk mengembangkan aktivitas siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan penguasaan konsep oleh siswa melalui model pembelajaran TTW pada materi pencemaran lingkungan.

Desain penelitian ini adalah pretes postes non-equivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X2 dan X1 yang dipilih dari populasi secara cluster random sampling.

(3)

Made Setia Harini

diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar siswa yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa mengalami

peningkatan sebesar 7,5%. Penguasaan konsep mengalami peningkatan dengan rata-rata N-gain 53,17. Hal ini berarti, bahwa penggunaan model TTW

berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas dan penguasaan konsep pada materi pencemaran lingkungan di SMA Negeri 1 Sidomulyo.

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Balinuraga Way Panji Kab. Lampung Selatan pada tanggal 4 Februari 1990 sebagai anak kedua dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Made Brate dan Ibu Nyoman Suati.

Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 2 Balinuraga Kec. Way Panji (1996-2002), SMP Dharma Bakti Balinuraga Way Panji (2002-2005), SMA Negeri 1 Kalianda (2005-2008). Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi sebagai Eksakta Muda (Eksmud) Himasakta (2008/2009), dan aktif di organisasi UKM Hindu Unila . Tahun 2011, penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Tri Dharma Yoga,Kab. Lampung Selatan dan Kuliah Kerja Nyata

(9)

PERSEMBAHAN

Astungkare, atas asung kerta wara nugraha-Nya kepadaku dan semua umat-Nya.

Dengan mengucap syukur kepada Brahman, saya persembahkan karya kecilku ini untuk:

Ayah (Made Brate) dan Ibu (Nyoman Suati)

Terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga untukku

I will always love you

Kakakku (Wayan Sukariawan, S.E), adik adikku,

(Komang Widayana) dan

(Ketut Maya Uthari Sivatara)

Terimakasih untuk segala cinta dan dukungan yang kalian berikan untukku

Para Pendidikku (Dosen dan Guru-guruku)

Terima kasih atas bimbingan yang diberikan pada ku hingga aku dapat melihat dunia dengan

ilmu

Laki-laki pilihan Brahman yang kelak akan menjadi

pendamping hidupku

(10)

MOTO

Berbuatlah hanya demi kewajibanmu, bukan hasil

perbuatan itu yang kau pikirkan, jangan sekali-kali

pahala jadi motifmu dalam bekerja, jangan pula

hanya berdiam diri tanpa kerja

(

Bhagawad Gita Bab II Sloka 47)

Jangan menyerah meski yang lain hampir

sampai di garis finish, tergesa-gesa akan membuatmu

sulit berfikir, berfikirlah positif, karena semua itu

akan membuatmu keluar dari permasalahanmu

(11)

SANWACANA

Puji Syukur kepada Brahman, atas asung kerta waranugraha-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Penggunaan model pembelajaran think talk write untuk

meningkatan aktivitas Dan Penguasaan Konsep Oleh Siswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sidomulyo Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung. 3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi. 4. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, motivasi, dan saran hingga skripsi ini dapat selesai. 5. Dr. Arwin Surbakti, M.Si., selaku Pembimbing I (pengganti) yang telah

memberikan bimbingan, motivasi, dan saran hingga skripsi ini dapat selesai. 6. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II sekaligus

(12)

7. Drs. Arwin Achmad M.Si., selaku dosen penguji, atas kritik dan saran yang diberikan.

8. Bapak dan Ibu dosen pengajar serta staf di Jurusan PMIPA FKIP Unila, atas ilmu dan segala bantuan yang telah diberikan

9. Drs. Dudung Abdullah., selaku Kepala SMA Negeri 1 Sidomulyo dan Susi Nurul Fitri, S.Pd., selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.

10.Kakak-kakak terbaikku, Valen Vian Vastarefa, S.T., I Gde Eka Dirgayussa, S.Pd., M.Si., dan Akhmad Afissunani, S.T., atas motivasi dan dukungan 11.Adik-adikku tersayang, Wayan Hernawati dan Wayan Ana Voulina, atas

motivasi dan dukungan

12.Sahabat-sahabatku tercinta, Ketut Leni Yanti, S.Pd., dan Wayan Eka Yuliani, S.E., atas motivasi, dukungan dan persahabatan yang sangat berharga

13.Teman-teman biologi mandiri : Sahabat-sahabat seperjuangan Sri Rahayu Wulandari, S.Pd., Dwi Nur Indah Sari, Eko Budiyono, S.Pd., teman-teman lainya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, kakak dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas bantuan, dukungan, dan persahabatan yang sangat berharga

14.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Januari 2015 Penulis

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 7

G. Hipotesis Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model pembelajaran TTW ... 9

B. Aktivitas Belajar Siswa ... 11

C. Penguasaan Konsep ... 15

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 19

B. Populasi dan Sampel ... 19

C. Desain Penelitian ... 19

D. Prosedur Penelitian ... 20

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 25

F. Teknik Analisis Data ... 27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34

(14)

xiv V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 50

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN 1. Silabus ... 54

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 60

3. Lembar Kerja Siswa ... 71

4. Kisi-kisi Soal Pretes/Postes ... 98

5. Soal Pretes/ Postes ... 105

6. Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran TTW ... 113

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 27

2. Klasifikasi indeks aktivitas belajar siswa ... 29

3. Pernyataan angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran tipeTTW ... 29

4. Skor tiap pernyataan tanggapan siswa terhadap model pembelajaran tipeTTW ... 30

5. Tabulasi angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran tipeTTW ... 30

6. Kriteria N-gain ... 31

7. Lembar penilaian hasil penguasaan konsep oleh siswa ... 33

8. Kriteria penguasaan konsep oleh siswa ... 33

9. Persentase aktivitas belajar oleh siswa kelas ekperimen dan kontrol.. 34

10. Hasil uji statistik terhadap penguasaan konsep oleh siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 36

11. Hasil uji statistik terhadap indikator penguasaan konsep (C1 dan C4) pada siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 37

12. Data peningkatan indikator penguasaan konsep oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol... 38

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Model teoritis hubungan antara variabel bebas dan variabel

Terikat ... 8 2. Desain pretes-postes tak ekuivalen ... 20 3. Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 35 4. Contoh jawaban siswa pada soal indikator C2 dan C4 (LKS

pertemuan 1 kelas eksperimen)... 42 5. Contoh jawaban siswa pada soal indikator C2 dan C4 (LKS

pertemuan 1 kelas kontrol)... 43 6. Contoh jawaban siswa pada soal indikator C2 dan C4 (LKS

pertemuan 2 kelas eksperimen)... 45 7. Contoh jawaban siswa pada soal indikator C2 dan C4 (LKS

pertemuan 2 kelas kontrol)... 46 8. Tanggapan siswa terhadap penggunaan

(17)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2004: 79). Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pada pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003: 1).

Pendidikan dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan salah satunya tergantung pada proses belajar yang dialami siswa selama pembelajaran berlangsung. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) guru diberikan kebebasan untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan

(18)

2

pembelajaran yang tepat dan sesuai, untuk membantu siswa memahami konsep-konsep yang dipelajari secara utuh dan benar (Mulyasa, 2008: 222).

Melihat kenyataan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah belum maksimal, dikatakan belum maksimal karena dalam proses

pembelajaran guru belum dapat menciptakan suasana kelas yang dapat

meningkatkan aktivitas belajar, hal ini menyebabkan penguasaan konsep oleh siswa menjadi rendah. Dalam proses pembelajaran guru lebih banyak

memberikan penjelasan sedangkan siswa hanya mendengar dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Efeknya terhadap hasil belajar (penguasaan konsep) yang rendah, hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2010: 5) bahwa pada masalah utama pendidikan formal (sekolah) saat ini adalah peserta didik yang merupakan hasil kondisi pembelajaran konvensional yang dalam proses pembelajaran memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri.

(19)

3

tidak mencatat penjelasan atau kesimpulan dari guru. Penyebab rendahnya aktivitas belajar dan pemahaman konsep oleh siswa kelas XSMA Negeri 1 Sidomulyo antara lain adalah penggunaan strategi pembelajaran yang kurang mengembangkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang telah teridentifikasi di kelas X SMA Negeri 1 Sidomulyo adalah menggunakan strategi pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dan lebih mudah memahami konsep.

Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman konsep adalah strategi TTW Penerapan strategi TTW diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan menguasai konsep oleh siswa yang dapat ditunjukkan dengan mendorong siswa untuk berfikir, aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, berkomunikasi dengan baik, siap mengemukakan pendapatnya, menghargai orang lain dan melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan secara sistematis. Melalui penerapan strategi TTW, siswa diajak untuk berpikir melalui bahan bacaan berupa buku referensi secara individual kemudian membuat catatan kecil mengenai materi yang telah dibaca. Hasil bacaan dikomunikasikan dengan talk yaitu diskusi kelompok yang dapat

(20)

4

secara individual yang dapat meningkatkan aktivitas menulis oleh siswa (Yamin dan Ansari, 2008: 87).

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu adanya kegiatan

pembelajaran yang menarik dan tentunya dapat meningkatkan keaktifan siswa serta meningkatkan pemahaman konsep khususnya pada materi pencemaran lingkungan. Salah satu alternatif pada proses pembelajaran yang diharapkan dapat efektif digunakan yaitu dengan penerapan model pembelajaran tipe

TTW. Penggunaan model pembelajaran tipe TTW diduga dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep oleh siswa. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Mistyardi (2011: 42), bahwa penggunaan model pembelajaran tipe TTW terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi protista kelas X tahun pelajaran 2011/2012.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Penguasaan Konsep Oleh Siswa Melalui Model Pembelajaran TTW “(Studi Experimen Siswa Kelas X

(21)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan model pembelajaran TTW dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pencemaran lingkungan di SMA Negeri 1

Sidomulyo Lampung Selatan?

2. Apakah penerapan model pembelajaran TTW dapat meningkatkan penguasaan konsep siswapada materi pencemaran lingkungan di SMA Negeri 1 Sidomulyo Lampung Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

1. Peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran

TTW pada materi pencemaran lingkungan di SMA Negeri 1 Sidomulyo Lampung Selatan

2. Peningkatan penguasaan konsep siswa melalui penerapan model

(22)

6

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian, diharapkan dapat member manfaat bagi:

1. Peneliti yaitu memberikan pengalaman, wawasan dan pengetahuan bagi peneliti sebagai calon guru untuk menggali aktivitas dan penguasaan konsep oleh siswa.

2. Guru biologi yaitu memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa.

3. Siswa yaitu membantu meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa.

4. Sekolah yaitu memberikan masukan untuk menggunakan model

pembelajaran TTW secara optimal, sumbangan informasi dan pemikiran dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan kualitas pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap masalah yang akan dikemukakan, maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian yaitu:

1. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran Think Talk Write.

2. Aktivitas yang diamati yaitu aktivitas siswa dalam kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan, memberikan ide/pendapat, bertukar informasi, dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok.

(23)

7

4. Penelitian dilakukan pada kelas X2 (kelas eksperimen) dan X1 (kelas

kontrol) semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMA Negeri 1 Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan.

5. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan atau pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan yang terdapat KD 4.2

F. Kerangka Pikir

Dalam proses pembelajaran biologi sekolah, guru masih menggunakan metode ceramah, dengan metode ini guru yang mendominasi kegiatan di dalam kelas sedangkan siswa hanya duduk, mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan oleh guru hal ini membuat siswa merasa bosan dan akhirnya siswa menjadi lalai dengan pelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas. Salah satu cara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat menarik perhatian siswa untuk bekerjasama dan menyelesaikan tugasnya.

(24)

8

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran tipe TTW dan variabel terikat adalah aktivitas belajar siswa dan penguasaan konsep siswa.

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat Keterangan:

X = Pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe

Think Talk Write, Y1 = Aktivitas siswa,

Y2 = Penguasaan konsep siswa

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. H0 = Penerapan model pembelajaran tipe TTW tidak dapat meningkatkan

penguasaan konsep oleh siswa pada materi pencemaran lingkungan di SMA Negeri 1 Sidomulyo Lampung Selatan.

H1 = Penerapan model pembelajaran tipe TTW dapat meningkatkan

penguasaan konsep oleh siswa pada materi pencemaran lingkungan di SMA Negeri 1 Sidomulyo Lampung Selatan. 2. Penggunaan model TTW dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Y1

(25)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model pembelajaran TTW

TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari tindakan yang cermat mengenai kegiatan pemebelajaran yaitu lewat kegiatan berifikir (think), berbicara/berdiskusi/bertukar pendapat (talk) serta menulis hasil diskusi (write) agar tujuan pembelajaran dan kompetensi yang

diharapkan dapat tercapai.

TTW memiliki empat langkah penting dalam pelaksanaannya, yaitu : 1. Berifikir (thinking). Menurut Huinker dan Laughlin (1996: 81) Dalam

tahap ini peserta didik secara individu memikirkan kemungkinan jawaban atau metode penyelesaian, membuat catatan kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak dipahaminya sesuai dengan bahasanya sendiri.

2. Berdiskusi atau bertukar pendapat (talking). Pada tahap talk peserta didik diberi kesempatan untuk merefleksikan, menyusun, dan menguji ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok. Menurut Huinker dan Laughlin (1996: 81) peserta didik diberi kesempatan untuk berdiskusi dapat:

a) Mengoneksikan bahasa yang mereka tahu dari pengalaman dan latar belakang mereka sendiri dengan biologi

(26)

10

c) Memelihara kolaborasi dan membantu membangun komunitas pembelajaran dikelas.

Setelah diorganisasikan dalam kelompok, siswa diarahkan untuk terlibat secara aktif dalam berdiskusi kelompok mengenai lembar kerja yang telah disediakan. Pada tahap ini siswa saling berbagi jawaban dan pendapat dengan anggota kelompoknya masing-masing. 3. Menulis (writing).Pada tahap ini siswa diminta untuk menulis dengan

bahasa dan pemikirannya sendirihasil dari belajar dan diskusi kelompok yang diperolehnya. Menulis dapat membantu peserta didik untuk

mengekspresikan pengetahuan dan gagasan yang tersimpan agar lebih terlihat dan merefleksikan pengetahuan dan gagasan mereka.

4. Presentasi. Hasil tulisan siswa dipresentasikan didepan kelas sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa yang mengoreksi hasil kerja kelompok lain (Zulkarnaini, 2011: 81).

Menurut Maftuh dan Nurmani (2011: 68), langkah-langkah untuk melaksanakan TTW sebagai berikut:

1. Guru menjelaskan tentang TTW

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

3. Guru menjelaskan sekilas tentang materi yang akan didiskusikan 4. Guru membentuk siswa dalam kelompok-kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 3-5 orang siswa (yang dikelompokkan secara heterogen) 5. Guru membagikan LKS pada setiap siswa. Siswa membaca soal LKS,

(27)

11

6. Mempersiapkan siswa berinteraksi dengan teman kelompok untuk membahas isi LKS (talk). Guru sebagai mediator lingkungan belajar. 7. Mempersiapkan siswa menulis sendiri pengetahuan yang diperolehnya

sebahai hasil kesepakatan dengan anggota kelompoknya (write) 8. Guru meminta masing-masing kelompok mempresentasekan

pekerjaannya

9. Guru meminta siswa dari kelompok lain untuk menanggapi jawaban dari kelompok lain

Dalam pembelajaran TTW dibiarkan berfikir secara individu, bertukar

pendapat dengan teman kelompoknya dan kemudian menuliskan hasil diskudi lalu mempresentasikannya didepan kelas dengan harapan siswa dapat saling membantu dan lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai (La iru dan Arihi, 2012: 67).

B. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar

kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2004: 171). Melalui aktivitas, siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

(28)

12

mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisonal. Diedrich (dalam Sardiman, 2007: 100-101) membuat suatu data yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Visual activities yang termasuk di dalamnya misalnya: membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain. 2. Oral activities seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Listening activities sebagai contoh: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato.

4. Writing activities seperti misalnya: menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin.

5. Drawing activities misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram.

6. Motor activities yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan per-cobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan berternak.

7. Mental activities sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat, me-mecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, dan mengambil keputusan.

8. Emotional activities seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.

(29)

13

pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan (mendengar, melihat, dan sebagainya) sendiri dan pengalaman jiwa. Guru hanyalahmerangsang keaktifan dengan jalan menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah siswa-siswa itu sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-masing. Belajar adalah suatu proses dimana siswa harus aktif. Menurut Rohani (2004: 9) terdapat beberapa implikasi untuk meningkatkan keaktifan siswa, yaitu:

1. Untuk membangkitkan keaktifan jiwa siswa, guru perlu: - Mengajukan pertanyaan dan membimbingdiskusi-diskusi. - Member tugas-tugas untuk memecahkan masalah-masalah,

menganalisis, mengambil keputusan, dan sebagainya.

- Menyelenggarakan berbagai percobaan dengan menyimpulkan keterangan, memberikan pendapat, dan sebagainya.

2. Untuk membangkitkan keaktifan jasmani, guru perlu :

- Menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan keterampilan di bengkel, laboratorium, dan sebagainya.

- Mengadakan pameran, karyawisata, dan sebagainya.

Aktivitas siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Purwanto (2004: 107), faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas siswa adalah sebagai berikut:

a. faktor internal, mencakup seluruh aspek yang terdapat dalam diri individu yang belajar, baik aspek fisiologis (fisik) maupun aspek psikologis

(30)

14

b. faktor eksternal, mencakup keadaan keluarga, guru, dan cara mengajar, alat-alat pelajaran, motivasi sosial, lingkungan, serta kesempatan.

Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental (Sanjaya, 2009: 170).

Seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran, maka siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang telah diajarkan. Adanya peningkatan aktivitas belajar maka akan meningkatkan hasil belajar (Hamalik, 2004: 12).

(31)

15

partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik (Slameto, 2003: 36).

Berdasarkan kutipan diatas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian dari proses kegiatan pembelajaran untuk untuk menunjang prestasi belajar. Adapun aktivitas siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, yang terdiri dari kemampuan mengemukakan pendapat/ ide di dalam kelompok, berkomunikasi dalam kelompok, dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok.

Memes (dalam Andra 2007: 39) menyatakan bahwa : Untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa, pedoman yang digunakan sebagai berikut: Bila rata-rata nilai 75,6 maka dikategorikan aktif. Bila 59,4 ≤ rata -rata nilai < 75,6 maka dikategorikan cukup aktif. Bila -rata--rata nilai < 59,4 maka dikategorikan kurang aktif.

C. Penguasaan Konsep

(32)

16

Bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan

kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pelajaran merupakan bagian terpenting dalam pengajaran yang berpusat pada materi pelajaran (subject centered teaching), materi pelajaran merupakan inti dari kegiatan pembelajaran (Sanjaya, 2009: 141-142).

Pada kegiatan pembelajaran di dalam kelas tujuan utama adalah agar siswa dapat menguasai bahan-bahan belajar sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu guru melakukan berbagai upaya mulai dari penyusunan rencana pelajaran, penggunaan strategi belajar mengajar yang relevan, sampai dengan pelaksanaan penilaian, dan umpan balik. Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa setelah kegiatan belajar mengajar berakhir masih saja ada siswa yang tidak menguasai materi pelajaran dengan baik sebagaimana tercermin dalam nilai atau hasil belajar (Majid, 2007: 225).

(33)

17

Slameto (1991: 137) menyatakan bahwa: “Apabila sebuah konsep telah dikuasai oleh siswa, kemungkinan siswa dapat menggolongkan apakah contoh konsep yang dihadapi sekarang termasuk dalam golongan konsep yang sama ataukah golongan konsep yang lain, mengenal konsep lain dalam memecahkan masalah serta memudahkan siswa untuk mempelajari konsep-konsep ini. ”Maka kesimpulan yang dapat ditarik dari pernyataan Slameto, apabila sebelum pelajaran siswa sudah menguasai konsep, maka akan besar kemungkinan siswa tersebut dapat dengan mudah memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan ilmu yang dipelajarinya.

Kemampuan penguasaan konsep siswa merupakan hasil belajar dalam kecakapan kognitif, yaitu kemampuan untuk menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari atau bisa disebut juga kemampuan

intelektual. Menurut Anderson, dkk (2000: 67-68), ranah kognitif terdiri atas 6 jenis perilaku sebagai berikut:

1. Remembermencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.

2. Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.

3. Apply mencakup kemampuan menerapkam metode dan kaidah untuk meghadapi masalah yang nyata dan baru.

(34)

18

5. Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

6. Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Penguasaan konsep pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Menurut Thoha (1994: 1) evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Menurut Arikunto (2003: 25), salah satu manfaat evaluasi bagi siswa adalah untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai pelajaran secara menyeluruh.

Instrumen atau alat ukur yang bisa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Menurut Arikunto (2003: 53) tes merupakan alat atau prosedur yang

digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan– aturan yang sudah ditentukan. Adapun bentuk instrumen dari penilaian tes adalah uraian objektif, uraian non objektif dan portofolio serta unjuk kerja.

(35)

19

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sidomulyo Lampung Selatan pada semester genap bulan April tahun pelajaran 2013/2014.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Sidomulyo Lampung Selatan semester genap tahun ajaran 2013/2014. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 sebagai kelas

eksperimen dan kelas X1 sebagai kelas kontrol yang telah dipilih secara acak

(cluster random sampling).

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes non-equivalen. Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol menggunakan kelas yang ada dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran TTW, sedangkan kelas kontrol

(36)

20

Keterangan:

I = kelompok eksperimen, II = kelompok kontrol, O1 = pretes, O2 = postes, X2 = perlakuan model Think talk write, X1 = metode diskusi

(Sumber: Hadjar, 1999: 335)

Gambar 2. Desain pretes-postes non-equivalen

D.Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :

a. Membuat surat izin penelitian ke FKIP Universitas Lampung untuk observasi ke sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kontrol. d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri atas silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Media Gambar, Lembar Kerja Siswa (LKS), soal pretes, dan soal postes.

e. Membuat lembar observasi aktivitas belajar siswa.

Kelompok Pretes Perlakuan Postes I O1 X2 O2

(37)

21

f. Membuat angket ketertarikan siswa terhadap model pembelajaran

TTW.

g. Membentuk kelompok siswa dengan cara membagi siswa dalam 8 kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran TTW untuk kelas eksperimen dan tanpa model TTW yaitu dengan menggunakan metode ceramah untuk kelas kontrol. Penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

1) Kelas Eksperimen

Kegiatan ini berupa kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran TTW untuk kelas eksperimen. Pengambilan data berupa pretes-postes dan penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali pertemuan. Langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Pendahuluan

1. Memberikan pretes untuk pertemuan pertama 2. Guru memberikan apersepsi, pada pertemuan ke :

Satu (1): Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar seseorang yang sedang membuang sampah ke sungai. Kemudian guru memberikan pertanyaan ”Apakah dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang

(38)

22

Dua (2): Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar orang yang sedang menanam bibit mahoni. Kemudian guru memberikan pertanyaan ”Apakah manfaat dari kegiatan yang terlihat pada gambar? ”

3. Guru memberikan motivasi kepada siswa

Satu (1): “Apakah perusakan atau pencemaran tersebut berdampak bagi kehidupan manusia? Adakah dampak pencemaran atau perusakan yang kalian lihat bagi kehidupan manusia sehari-hari?”

Dua (2): “Adakah manfaat yang kita peroleh dengan adanya pelestarian lingkungan? Sebutkan contohnya!”

b. Kegiatan inti

Langkah-langkah penerapan model TTW sebagai berikut : 1. Langkah pertama, membagi siswa dalam kelompok terdiri dari 5 siswa (secara heterogen)

2. Langkah kedua, membagi lks pada setiap siswa, siswa membaca soal, memahami masalah secara individual, dan membuat catatan kecil (think)

3. Langkah ketiga, mempersiapkan siswa berinteraksi dengan teman kelompok untuk membahas isi lks (talk) guru sebagai mediator lingkungan belajar

(39)

23

5. Langkah kelima, meminta masing-masing kelompok mempresentasikan pekerjaannya

6. Langkah keenaam, meminta siswa dari kelompok lain menanggapi jawaban dari kelompok lain.

c. Penutup

1. Bersama-sama siswa mengulas materi yang telah dipelajari 2. Guru bersama-sama siswa, menarik kesimpulan dari pelajaran yang telah mereka lakukan. Pada setiap pertemuan

3. Guru mengadakan postespada pertemuan ke dua 2) Kelas Kontrol

Kegiatan ini berupa kegiatan pembelajaran menggunakan metode diskusiuntuk kelas kontrol. Pengambilan data berupa pretes-postes

dan penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali pertemuan. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :

a.Pendahuluan

1.Guru memberikan pretes berupa soal uraian pada pertemuan pertama.

2.Guru memberikan apersepsi kepada siswa

(40)

24

(Pertemuan II): Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar orang yang sedang menanam bibit mahoni. Kemudian guru memberikan pertanyaan ”Apakah manfaat dari kegiatan yang terlihat pada gambar? ”

3.Guru memberikan motivasi kepada siswa

(Pertemuan I): “Apakah perusakan atau pencemaran tersebut berdampak bagi kehidupan manusia? Adakah dampak pencemaran atau perusakan yang kalian lihat bagi kehidupan manusia sehari-hari?”

(Pertemuan II): “Adakah manfaat yang kita peroleh dengan adanya pelestarian lingkungan? Sebutkan contohnya!” 4. Guru menyajikan materi sebagai pengantar.

Pertemuan pertama membahas mengenai kegiatan manusia yang dapat menyebabkan kerusakan atau pencemaran lingkungan.

Pertemuan kedua membahas tentang keterkaitan kegiatan manusia dalam upaya pelestarian lingkungan.

b.Kegiatan Inti

(41)

25

2.Menginformasikan siswa untuk duduk berkelompok sesuai pembagian kelompok yang telah ditentukan

3.Membagikan Lks kepada siswa 4.Siswa mengerjakan Lks

5.Siswa mempresentasikan hasil diskusi

6.Mengkonfirmasi hasil diskusi dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.

c. Penutup

1. Bersama-sama siswa mengulas materi yang telah dipelajari 2. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dalam setiap

pertemuan

3. Guru mengadakan postes untuk pertemuan terakhir.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian inisebagai berikut. 1. Jenis Data

Data penelitian berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari angket dan lembar observasi aktivitas siswa yaitu kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan, memberikan ide atau

(42)

26

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah: a. Lembar Obeservasi Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa diperoleh dengan lembar observasi aktivitas siswa yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: (1)

kemampuan bertanya; (2) menjawab pertanyaan; (3) memberikan ide/pendapat; (4) bertukar informasi; (5) bekerja sama dalam menyeleseikan tugas kelompok.

b. Penguasaan Konsep

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pretes dan postes. Pretes

dilakukan di awal pertemuan I, dan postes dilakukan di akhir

pertemuan II. Pretes dan postes dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama. Bentuk soal adalah soal uraian. Pretesyang diberikan pada awal pertemuan I, mempunyai bentuk dan jumlah yang sama dengan

postesyang diberikan di akhir pertemuan II. c. Angket

Angket ini berisi pendapat siswa tentang model pembelajaran tipe

Think talk write yang telah dilaksanakan. Angket ini berupa 6

(43)

27

pendapat mereka pada lembar angket yang telah diberikan. Angket tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju.

F. Teknik Analisis Data

Tehnik analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Data kualitatif

1. Pengolahan data aktivitas siswa

Data aktivitas siswa siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa.

Langkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1) mengisi lembar observasi aktivitas siswa Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama

Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai (Sumber: Arikunto, 2009:183).

Keterangan:

A. KemampuanBertanya

1. Tidak mengajukan pertanyaan

(44)

28

3. Mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan pada materi pencemaran lingkungan

B.Menjawab pertanyaan 1. Tidak menjawab pertanyaan

2. Menjawab pertanyaan tapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pencemaran lingkungan

3. Menjawab pertanyaan dengan baik C.Memberikan ide/pendapat

1. Tidak memberikan ide/pendapat (diam saja)

2. Mengemukakan ide/pendapat namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pencemaran lingkungan

3. Mengemukakan ide/pendapat sesuai dengan pembahasan pada materi pencemaran lingkungan

D. Bertukar informasi

1. Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja)

2. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan pada materi pencemaran lingkungan

3. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok untuk memecahkan permasalahan pada materi pencemaran lingkungan E. Bekerjasama dalam menyeleseikan tugas kelompok

1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja)

2. Bekerjasama dengan anggota kelompok tapi tidak sesuai dengan permasalahan pada materi pencemaran lingkungan

3. Bekerjasama dengan anggota kelompok sesuai dengan permasalahan pada materi pencemaran lingkungan

2) Menghitung rata-rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus : Xi

X = x 100 % n

Ket : X = Rata-rata skor aktivitas siswa

Xi = Jumlah skor aktivitas yang diperoleh

n = Jumlah skor aktivitas maksimum (Sudjana, 2002: 69).

(45)

29

Tabel 2. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa Kriteria Persentase Aktivitas

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan ini diberikan kepada siswa yang berisi 6 pernyataan yang terdiri dari 3 pernyataan positif dan 3 pernyataan negative.

Pernyataan disajikan sebagai berikut:

1) Membuat Pernyataan Angket Tanggapan Siswa

Tabel 3. Pernyataan Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran tipe TTW

No. Pernyataan- Pernyataan S TS

1 Saya senang dan tertarik dengan pembelajaran yang saya ikuti

2 Pembelajaran yang saya ikuti membuat saya menjadi lebih bingung dan tidak memahami materi tersebut.

3 Saya lebih mudah mengerjakan soal-soal setelah pembelajaran yang digunakan oleh guru.

4 Pertanyaan dalam LKS tidak menantang saya untuk berifikir (think) dalam kelompok 5 Pertanyaan dalam LKS memotivasi saya

berbicara (talk) dalam kelompok

(46)

30

Tabel 4. Skor tiap Pernyataan Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran tipe TTW

No. Item Soal Sifat Pernyataan 1 Skor 0

S = setuju; TS = tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 29).

4) Mentabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan

kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. Tabel 5. Tabulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Model

Pembelajaran tipeTTW

Sumber : (dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 31)

(47)

31

b)Data kuantitatif

Data penelitian berupa nilai pretes-postes dan N-gain (g). Skor N-gain (g) diperoleh dengan menggunakan rumus Hake (1999: 1) yaitu :

Sedangkan untuk mengukur persen (%) peningkatan (% gain) hasil penguasaan konsep oleh siswa digunakan rumus sebagai berikut :

N-gain pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dianalisa menggunakan uji yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat sebagai berikut:

1. Uji Normalitas Data (Uji Lilliefors)

Uji normalitas data dilakukan menggunakan program SPSS versi 17. a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

(48)

32

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

harga yang lainnya (Sudjana, 2002:466).

2. Uji U (Uji Mann-Whitney)

Apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka dilakukan Uji U atau Uji Mann-Whitney.

a. Hipotesis

Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen

dengan kelas kontrol b. Kriteria Uji

a. Jika p-value > 0,05 maka terima Ho

b. Jika p-value < 0,05 maka tolak Ho (Pratisto. 2004:36).

SPSS versi 17. a) Hipotesis

H0 : rata-rata nilai kedua sampel tidak berbeda secara signifikan

H1 : rata-rata nilai kedua sampel berbeda secara signifikan

b) Kriteria Uji

- Jika probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima

- Jika probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak

3. Mendeskripsikan hasil penguasaan konsep oleh siswa Hasil penguasaan konsep oleh siswa dalam pembelajaran Biologi dideskripsikan dengan langkah sebagai berikut:

(49)

33

Tabel 7. Lembar penilaian hasil penguasaan konsep oleh siswa

Keterangan : C1 = remember, C2 = understand, C3 = apply, C4 = analyze,

P=pertemuan

Sumber: Arief (2009: 9)

2) Menunjukkan skor seluruh siswa.

3) Menentukan nilai tiap indikator hasil penguasaan konsep oleh siswa dengan menggunakan rumus:

Rumus:

Keterangan: S = Nilai penguasaan konsep yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor penguasaan konsep yang diperoleh; N = Jumlah skor penguasaan konsep maksimum (Purwanto, 2008: 112).

4) Setelah data diolah dan diperoleh nilainya, maka penguasaan konsep oleh siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut:

Tabel 8. Kriteria penguasaan konsep olehsiswa

Nilai Kriteria (Sumber: Hake, 1999: 1)

No Nama Skor pada Aspek Penguasaan Konsep

(50)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran TTW dalam kegiatan pembelajaran mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pencemaran lingkungan

2. Penggunaan model pembelajaran TTW dalam kegiatan pembelajaran mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi pencemaran lingkungan

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran TTW di sekolah dapat

digunakan oleh guru sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep siswa pada materi pencemaran lingkungan.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin W.; Krathwohl, David R.; Airasian, Peter W.; dan Wittrock, Merlin C. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman: Newyork

Andra, D. 2007. Penerapan Mastery Learning Melalui discovery Untuk

Meningkatkan Aktivitas Dan Pencapaian Kompetensi Belajar Siswa Materi Gerak (PTK Pada Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi. Unila. Bandar Lampung

Arief, A. 2009. Kecakapan Hidup Life Skill melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Lus. SIC. Surabaya

Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi VI. Bina aksara. Jakarta.

. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Belina, W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta

Daryanto, H. 1999. Evaluasi Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Depdiknas. 2003.Pendidikan Menurut Undang-Undang.jakaarta pada http.www.depdiknas.co.id (28Oktober 2013.10.10 AM)

Hadjar, I. 1999. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Raja Grasindo. Jakarta.

(52)

52

Hamalik, O. 2004.Pendidikan Guru Berdasarkan Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara. Jakarta

Huinker, D. dan Laughlin, C. 1996. Communication In Biology. USA: NCTM. Iru dan Arihi. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi Dan Model-Model Pembelajaran. Multi Presindo. DIY

Majid, A. 2007. Perencanaan Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Miftuh dan Nurmani. 2011. Analisis Model-Model Pembelajaran Melalui Konsep. Multi Presindo. DIY

Mistyardi, T. 2011. Pengaruh Pembelajaran Inofatif Model Ttw (Think Talk Write) Pada Bahasan Protista Terhadap Hasil Belajar. Universitas Nusantara Pgri Kediri

Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Bumi Aksara. Jakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 17.Bumi Aksara. Jakarta.

Purwanto, N. 2004. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rieneka Cipta. Jakarta. Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Kencana. Jakarta.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo. Persada. Jakarta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta

. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara. Jakarta

(53)

53

Thoha, M.C. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.

Yamin dan Ansari. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.

Zulkarnaini. 2011. Model Kooperatif Tipe Think Talk Write (Ttw) Untuk

Gambar

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
Gambar 2. Desain pretes-postes non-equivalen
Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 2.  Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tanggapan Guru Terhadap Hasil Analisis Keterampilan Proses Sains yang Berpeluang dapat Dibangun dari PhET pHS.....

Rubin (1985:173) menjelaskan bahwa kompetensi komunikasi adalah &#34;suatu kesan yang terbentuk tentang kelayakan lain perilaku komunikatif&#34; dan bahwa &#34;satu

Inconsistency that the basic conformance class essentially already requires a response paging capability while the response paging conformance class adds very little extra

Pembayaran uang kuliah dilakukan di bank BRI / BTN / Mandiri dengan menggunakan Lembar Informasi Pembayaran Registrasi (LIPR).. Mahasiswa memperoleh LIPR setelah melakukan

seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan efek negatif. Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi di mana individu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh laju pertumbuhan ekonomi, upah minimum kabupaten/kota dan jumlah unit usaha industri terhadap

Hasil uji statistik pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru menggunakan SPSS menunjukkan bahwa Ada Pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan

Dalam rangka meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung pelayanan publik, khususnya yang terkait dengan penyelenggaraan urusanWajib Otonomi Daerah,