• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI DESKRIPTIF TANGGUNG JAWAB SUAMI YANG DI TINGGAL ISTRI BEKERJA MENJADI TKW (Studi pada kepala Keluarga di Kelurahan Wan Dadi Kecamatan Sukarame)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI DESKRIPTIF TANGGUNG JAWAB SUAMI YANG DI TINGGAL ISTRI BEKERJA MENJADI TKW (Studi pada kepala Keluarga di Kelurahan Wan Dadi Kecamatan Sukarame)"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI DESKRIPTIF TANGGUNG JAWAB SUAMI YANG

DITINGGAL ISTRI BEKERJA MENJADI TKW

Oleh

Rezky Adithya

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

S A R J A N A S O S I O L O G I

Pada

Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

DESCRIPTIVE STUDY OF LIABILITY THAT HUSBAND WIFE AT WORK TO STAY FEMALE WORKERS

( Studies on the head of household in the Village District of Sukarame Dadi Sukarame)

by Adithya Rezky Supervisor

Dra. Paraswati Darilmilyan

(3)
(4)

STUDI DESKRIPTIF TANGGUNG JAWAB SUAMI YANG DI TINGGAL ISTRI BEKERJA MENJADI TKW

(Studi pada kepala Keluarga di Kelurahan Wan Dadi Kecamatan Sukarame)

Oleh

REZKY ADITHYA

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

JUDUL HALAMAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tanggung Jawab ... 8

B. Pembinaan/Membina... 12

C. Pengertian Keluarga ... 13

D. Kerangka Pikir ... 15

E. Bagan Kerangka Pikir ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ... 18

(10)

F. Teknik Pengumpulan Data ... 23

G. Teknik Pengolahan Data ... 25

H. Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi... 28

B. Keadaan Penduduk (Demografi) ... 29

C. Keadaan Sarana dan Prasarana... 34

D. Fasilitas Peribadahan ... 34

E. Kelembagaan Masyarakat ... 40

F. Keadaan Sosial Masyarakat ... 40

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Informan ... 42

1. Hasil Penelitian ... 44

B. Tanggung jawab Suami pada Anak yang Bersekolah ... 52

C. Tanggung jawab Suami pada Sektor Publik ... 57

1. Mencari Nafkah ... 59

2. Deskripsi penghasilan Profesi Informan dalam Bentuk Tabel ... 63

D. Sikap Suami terhadap Tugas-Tugas Dalam Rumah Tangga... 64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan, perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang

wajar, oleh karena setiap manusia mempunyai kepentingan dan kebutuhan yang tidak terbatas. Perubahan-perubahan akan tampak setelah tatanan sosial dan

kehidupan masyarakat yang lama dapat dibandingkan dengan tatanan dan kehidupan masyarakat yang baru. Karena kebutuhan hidup manusia maka kehidupan sosial dapat bergerak dinamis antara lain ditandai oleh adanya

perubahan nilai yang lama menjadi nilai yang baru.

Hal ini juga terjadi pada bidang yang sangat penting dalam kehidupan manusia yaitu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan

tekhnologi. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi mengakibatkan arus informasi dan komunikasi turut mengalami perubahan. Hal tersebut juga

mengakibatkan perubahan dalam seluruh tatanan struktur masyarakat. Secara bersamaan perubahan tersebut telah turut mengubah pola perilaku masyarakat.

(13)

perubahan itu adalah dampak globalisasi yang mengubah sendi-sendi kehidupan

masyarakat termasuk pola perilaku (frame of live), pola pikir (frame of work) termasuk pada tatanan peran dan status sosial. Robert K. Merton (1994: 49)

mendefinisikan status sebagai kompleksitas dari posisi-posisi yang diduduki oleh masyarakat. Sedangkan peranan didefinisikan oleh Abdul Syani (1994:94) sebagai suatu perbuatan scseorang dengan cara tertentu dalam usaha menjalankan hak dan

kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya.

Berdasarkan definisi tersebut dapatlah dikatakan bahwa status dan peranan

merupakan dua elemen penting yang saling berhubungan dalam kehidupan manusia. Dengan memahami status dan peranannya, maka seseorang akan mampu

memahami hak dan kewajibannya terutama kehidupannya di dalam masyarakat. keluarga batih atau keluarga inti merupakan unit pergaulan hidup yang terkecil dalam suatu masyarakat. Keluarga batih terdiri dari ayah/suami/istri/ibu dan

anak-anak yang merupakan satu kesatuan sosial yang berlangsung secara erat dan kekal. Dalam keluarga masing-masing anggota keluarga mempunyai posisi yang berbeda. Perbedaan ini didasari oleh beberapa pertimbangan seperti perbedaan

jenis kelamin (perbedaan seks), perbedaan peranan dan perbedaan kedudukannya.

Menurut pandangan tradisional, ada perbedaan biologis dan emosional antara

laki-laki dan wanita. Arif Budiman (1985:2) mengatakan bahwa : “Dimana laki-laki lebih kuat, aktif dan agresif sehingga wajar apabila laki-laki melakukan pekerjaan di luar rumah untuk menghidupi keluarganya. Sedangkan wanita lebih lembut

(14)

Perbedaan antara laki-laki dan wanita secara emosional dan biologis memang

mempengaruhi peranannya dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut William. J. Good (1985 :239): Peranan suami atau ayah sebagai peranan instrumen dimana

kegiatannya dititikberatkan pada dunia luar rumah, sedangkan peranan istri disebut sebagai peranan ekspresif karena dititikberatkan pada kegiatan-kegiatan rumah tangga dan mereka bertangungjawab atas kualitas hubungan dalam

keluarga.

Fungsi keluarga bukan hanya sebagai wadah hubungan antar orang tua, suami,

istri dan anak-anak, melainkan juga sebagai tali perhubungan kepada masyarakat. Dalam kelangsungannya, keluarganya hanya dapat terus bertahan apabila ia

didukung oleh masyarakat begitu pula sebaliknya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hendi dan Wahyu (2001:44), yang memaparkan fungsi-fungsi keluarga sebagai berikut :

fungsi biologis, fungsi afeksi, sosialisasi. edukatif, religius. protektil. Rekreatif, ekonomis, dan penentuan status. Fungsi biologis bertujuan sebagai pemenuhan kebutuhan seksual antara istri. Fungsi afeksi merupakan kebutuhan kasih sayang atas rasa cinta. Fungsi sosialiasi merupakan wadah sebagai pembentukan kepribadian anak. Fungsi edukatif, keluarga berusaha mendidik manusia. Fungsi religious mendorong manusia menjadi insan agama yang memiliki keimanan dan ketakwaan, fungsi protektif sebagai wadah perlindungan keluarga. Fungsi rekretif untuk kesenagan dan kesegaran jiwa. Fungsi ekonomis sebagai tempat produksi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan fungsi penentuan status, keluarga merupakan penentu status anak-anak mereka dikemudian hari.

Jika peranan keluarga dalam hal keluarga tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

(15)

anggota memiliki hak dan kewajiban yang berbeda. Perbedaan itu disesuaikan

dengan status dan peran masing-masing. Misalnya saja seorang suami berhak mendapatkan pelayanan dari istrinya baik itu dari segi biologis maupun sosial, dan

berkewajiban mencari nafkah bagi keluarganya. Sebaliknya seorang istri berhak mendapatkan nafkah hidup dari suaminya dan berkewajiban mengurus rumah tangga. Jadi Frame of work dalam rumah tangga adalah status suami. peranan

suami di bidang publik, tanggung jawabnya adalah hak mendapatkan pelayanan dari anggota keluarga yang lain dan kewajibannya adalah mencari nafkah.

Sedangkan istri berperan domestik haknya mendapatkan nafkah dan kewajibannya mengurus rumah tangga.

Secara biologis pembagian tugas dalam keluarga dilihat dari fisiknya, pria lebih kuat dari wanita. Biasanya suami mendapatkan tugas yang lebih berat dan memerlukan tenaga yang cukup besar. Sedangkan anak perempuan melakukan

tugas-tugas kewanitaan seperti mengasuh anak, menyapu dan membersihkan rumah, mencuci baju dan sebagainya. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa pria lebih public oriented dan wanita lebih domestic oriented.

Pernyataan di atas selaras dengan pendapat Gerald Leslie dalam T. O lhromi (1999:49 mengatakm bahwa pria harus bersaing dalam masyarakat yang bekerja

sedangkan wanita menjadi istri dan ibu dalam keluarganya.

Akibat adanya tuntutan hidup dan kesempatan kerja yang mengharuskan sang istri mencari nafkah, membuat peranan yang dilakukan istri menjadi tanggung jawab

(16)

Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup banyak orang tua yang bekerja sebagai

petani, buruh, kuli bmgunan bahkan pengangguran akhimya mencari alternatif lain khususnya sang istri. Salah satu altematif yang banyak ditempuh adalah

dengan bekerja sebagai tenaga kerja di luar negeri yang biasa disebut Tenaga Kerja Wanita (yang selanjutnya peneliti singkat TKW).

Hal di atas selaras dengan pendapat Tati S.B. Amran (1994:4), yang mengatakan

bahwa secara umum resiko yang dihadapi oleh istri yang bekerja adalah terabaikannya keluarga, terkurasnya tenaga dan pikiran, serta sulitnya menghadapi

konflik peran antar kedudukan perempuan sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pekerja serta berkurangnya waktu untuk diri sendiri.

Dengan pergi bekerja keluar negeri untuk jangka waktu tertentu maka secara fisik keberadaan ibu tak di rumah. Kewajiban dalam hal ke rumah tanggaan dan mengurus anak yang seharusnya dilakukan oleh sang istri menjadi terlimpahkan

pada suami. Kewajiban wanita sebagai seorang istri bagi suaminya dan kewajiban seorang ibu bagi anak-anaknya tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya. Padahal hampir disemua masyarakat di bumi ini, kaum ibu yang paling berperan

dibandingkan ayah dalam mengasuh anak. Tugas mendidik dan mengasuh anak merupakan kewajiban istri. Dalam kasus ini sang ayah mengambil alih tanggung

jawab mengasuh anak.

Sikap ketergantungan anak pada ibu terbentuk karena sang ibu lebih peka menanggapi setiap aktivitas anaknya seperti menangis, senang, marah dan manja,

(17)

dengan pendapat Bowlby dalam Save M. Dagung (1990:10) ia menekankan

bahwa ibu adalah orang pertama dan utama yang menjalin ikatan batin dan emosional dengan anak. Peranan ibu dinilai paling penting melebihi peranan yang

lain dalam membangun kepribadian anak.

Bagi sebagian masyarakat di Indonesia laki-laki mengerjakan pekerjaan rumah tangga masih dianggap tabu. Karena sebagian besar laki-laki pada umumnya

enggan melakukan pekerjaan rumah tangga dan pekeriaan mereka tersebut kurang bersih atau rapi. Dalam hal mengasuh anak, laki-laki juga kurang memahami dan

mengerti anak tersebut.

Permasalahan yang kemudian timbul adalah fungsi dan peran didalam

keluargapun mengalami pergeseran, seorang ibu tidak dapat mengawasi dan memperhatikan anak-anaknya setiap saat, padahal anak-anak dan suami selalu membutuhkan kasih sayang dari seorang ibu setiap saat. Ibu sebagai orang tua

mempunyai tugas utama mengatur kehidupan rumah tangga dan mempunyai peranan penting dalam mensosialisasikan anak dengan memahami nilai-nilai luhur yang berlaku, sampai terbentuknya kepribadian sebagai generasi muda yang

berkualitas. Dan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan oleh istri tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul “Tanggung Jawab Suami Yang Ditinggal Istri Bekerja sebagai TKW

(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: „bagaimanakah tanggung jawab suami yang ditinggal istri bekerja sebagai

TKW dalam membina keluarga?”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui dan menjelaskan pengembanagan kajian sosiologi

keluarga tentang tanggung jawab suami yang ditinggal istri bekerja sebagai TKW dalam membina keluarga.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan yang dapat disumbangkan baik secara teoritis maupun secara praktis kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan konsep ilmu sosiologi khususnya dalam menganalisis

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tanggung Jawab

Menurut Kamus Besar Bahasa lndonesia (1998 : 1006) tanggung jawab diartikan sebagai keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa

boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya).

Kemudian S.J. Fockma Andrea dalam bukunya Rechtsgelerd Hand woordenboek

yang dikutip Arifin P. Soeriatmadja (1986:43) mengatakan bahwa tanggung jawab yaitu membuat perhitungan dan pertanggung jawaban tidak sekedar menunjukkan bahwa semua penerimaan yang diharapkan telah diterima dan pengeluaran yang

mana dan untuk apa (kebenaran formal dari perhitungan), tetapi juga mempertahankan kebijaksanaan yang telah dilaksanakan kebenaran materiil dan

pengeluaran tersebut. Selanjutnya tanggung jawab itu disingkat sebagai suatu kewajiban untuk memikul pertanggung jawaban, dan hingga memikul kerugian (bila dituntut) baik dalam kaitan hukum maupun administrasi.

(20)

seseorang. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau

perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja sesuai dengan kedudukannya.

Dalam pengarang yang sama (1998:147) masyarakat kecil adalah keluarga, keluarga adalah suami, istri, ayah, ibu dan anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab

kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan

kehidupan.

Pernyataan di atas selaras dengan pendapat Joko Tri Prasetya (1998:154)

kesanggupan seseorang terhadap suatu tugas wajib atau kemudian disebut kewajiban akan berakibat suatu celaan atau menerima akibat tertentu jika tidak dilaksanakan. Apabila meninggalkan tugas wajib dapat diartikan melupakan

kewajiban atau tidak bertanggung jawab.

Dalam hubungannya dengan tanggung jawab Prof. Drijakara dalam Joko Tri Prasetya (1998:154) mengatakan bahwa manusia itu mempunyai hukum kodrat.

Agar ia menjadi manusia yang baik ia harus memiliki sikap dasar, seperti selalu siap sedia untuk berbuat kebaikan. Sikap dasar tersebut mempunyai banyak aspek

(21)

Menurut Kamus Sosiologi Antropologi (2001:96) hak merupakan kekuasaan

untuk menjalankan sesuatu dan kewajiban adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan sesuatu tugas atau pekerjaan yang harus dilaksanakan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai tanggung jawab yaitu meskipun seseorang mempunyai kebebasan dalam melaksanakan suatu tugas yang dibebankan kepadanya, namun ia tidak dapat membebaskan diri

dari hasil atau akibat kebebasan perbuatannya, dan ia dapat dituntut untuk melaksanakan secara layak apa yang diwajibkan kepadanya.

1. Pengertian Suami Istri

Menurut pasal 31 Undang-undang RI No. I tahun 1974 tentang perkawinan :

1. Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangganya dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat

2. Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum

3. Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga (R. Subekti, SH. 1990: 457).

Menurut Habsyah Atas Hendartini dalarn T. O Ihromi (1999:216) yang membedakan antara laki-laki dan wanita bahwa laki-laki adalah selalu pencari

nafkah utama sementara perempuan bertanggung jawab hanya atas segala pekerjaan reproduktif maupun pekerjaan domestik yang terkait dalam organisasi rumah tangga.

(22)

menghasilkan barang dan jasa yang akan dikonsumsi bersama, sedangkan istri

sebagai ibu rumah tangga melakukan peranan yang utama dalam proses sosialisasi anak.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa suami adalah kepala keluarga yang bertugas sebagai pencari nafkah dan istri sebagai ibu rumah tangga yang bertugas mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

2. Pengertian Tenaga Kerja Wanita (TKW)

Menurut pasal 1 UU No. 14 Tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok

ketenagakerjaan, disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di luar maupun di dalam hubungan kerja guna

menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sedangkan menurut Payaman J. Simanjuntak ( 1985 : 2) tenaga kerja atau man power adalah : mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja yang sedang

mencari kerja dan yang melakukan pekerjaan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga.

Dari kedua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa yang termasuk dalam tenaga

kerja yaitu setiap orang yang sudah atau sedang melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sedangkan pengertian Tenaga Kerja Indonesia (TKI) menurut Sendjun H. Manulang (2001:35) adalah warga negara Indonesia yang melakukan kegiatan sosial ekonomi di luar negeri dalam jangka waktu tertentu dan memperoleh izin

(23)

Jadi yang dimaksud dengan Tenaga Kerja Wanita (TKW) adalah warga Negara

Indonesia khususnya seorang wanita yang melakukan kegiatan sosial ekonomi di luar negeri dalam jangka waktu tertentu guna menghasilkan barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan keluarga.

B. Pembinaan/Membina

Istilah pembinaan menunjuk pada suatu kegiatan mempertahankan

menyempurnakan apa yang telah ada. (Winarno Surachmad. 1977 15). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa lndonesia (1998:134), membina berasal dari kata bina yang artinya membangun, mendirikan, mengusahakan supaya lebih baik.

Dalam proses membina keluarga khususnya anak terdapat konsep mendidik dan mengasuh. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam pengertian berikut ini. Mendidik

adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melaliui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.

Menurut S. T Vembrianto (1981:50) pendidikan pada hakekatnya adalah salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap dan kepribadian manusia karena pendidikan merupakan usaha pembinaan kepribadian yang meliputi sikap, pengetahuan dan perubahan tingkah laku dalam rangka meningkatkan

kemampuan seseorang. Sedangkan menurut Zahara ldris (1987:9) pendidikan diartikan sebagai serangkaian kegiatan interaksi yang bertujuan antara manusia

untuk mengembangkan potensinya semaksimal mungkin.

Menurut Abu Ahmadi (1991:4) mengurus anak dapat diartikan sebagai suatu

(24)

Dari berbagai istilah di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa membina adalah

suatu proses yang dilakukan untuk mempertahankan dan menyempurnakan supaya lebih baik yang didalam terdapat pendidikan dan mengasuh.

C. Pengertian Keluarga

Soedjito (1986:133) mendefinisikan keluarga sebagai kelompok manusia yang terdiri atas seorang suami, seorang istri dan kalau ada seorang anak atau beberapa

orang anak.

Pengertian keluarga menurut E.S. Bogardus (dalam Khairudin. H. 1985 : 9) adalah suatu kelompok sosial yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak atau beberapa

orang anak, di dalamnya terdapat kasih sayang dan tanggung jawab dan turut andil dalam mengendalikan diri dan berjiwa sosial.

Berdasarkan definisi di atas dapat dinyatakan pengertian keluarga adalah sebagai berikut:

1. Keluarga merupakan kelompok sosial ukuran kecil yang umunnya terdiri dari

ayah, ibu dan anak.

2. Hubungan sosial diantara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan atau adopsi.

3. Hubungan antara anggota keluarga dijiwa atau suasana kasih sayang dan tanggung jawab.

Menurut Soeleman B. Taneko (1984:64) keluarga sebagai kesatuan terkecil dalam masyarat mempunyai fungsi antara lain:

(25)

2. Untuk melanjutnya keturunan

3. Penanggung jawab dalam pemeliharaan dan pengasuhan anak

4. Sebagai unit ekonomi, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pangan,

sandang dan lain-lain.

5. Menetapkan status, artinya dijadikan dasar untuk menentukan status yang turun menurun.

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (1990:2), suatu keluarga batih pada dasarnya memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Unit terkecil dalam masyarakat yang mengatur hubungan seksual yang seyogyanya

2. Wadah untuk berlangsungnya sosialisasi, yakni proses dimana anggota-anggota masyarakat yang baru mendapatkan pendidikan untuk mengenal, memahami, mentaati dan menghargai kaidah-kaidah serta nilai-nilai yang

berlaku.

3. Unit terkecil dalam masyarakat yang memikiri kebutuhan ekonomis

4. Unit terkecil dalam masyarakat, tempat anggota-anggotanya mendapat

perlindungan bagi ketentraman dan perkembangan jiwanya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa fungsi keluarga

sebagai unit terkecil dalam masyarakat adalah sebagai tempat untuk melanjutkan keturunan, tempat berlangsungnya sosialisasi anak, tempat pemenuhan kebutuhan ekonomi dan tempat anggota-anggotanya mendapat perlindungan bagi

(26)

D. Kerangka Pikir

Keluarga merupakan unit pergaulan hidup terkecil dalam suatu masyarakat. Keluarga inti terdiri dari ayah/ suami, ibu/istri dan anak-anak mereka yang belum menikah yang merupakan satu kesatuan sosial yang berlangsung secara erat dan

kekal.

Di dalam keluarga masing-masing anggota keluarga mempunyai posisi yang

berbeda. Menurut Arief Budiman (1985:2) perbedaan ini didasari oleh pertimbangan seperti perbedaan jenis kelamin (perbedaan seks), perbedaan

peranan dan perbedaan kedudukannya. Dimana laki-laki lebih kuat, aktif, dan agresif sehingga wajar apabila laki-laki melakukan pekerjaan di luar rumah untuk menghidupi keluarganya. Sedangkan wanita lebih lembut sehingga wajar apabila

ia melakukan pekerjaan di luar rumah untuk mengasuh anak, mengurus anak, dan mengurus suami.

Setiap anggota keluarga memiliki hak dan kewajiban yang berbeda pula. Misalnya

seorang ayah berkewajiban mencari nafkah dan melakukan pekerjaan yang berat-berat sedangkan ibu berkewajiban rnengurus rumah tangga dan anak. Sehubungan

dengan hal tersebut Soerjono Soekanto (1990 : 116) menyatakan bahwa peranan ibu pada masa kanak-kanak adalah besar sekali, sehingga dapat dikatakan bahwa pada awal proses sosialisasi seorang ibu mempunyai peranan yang lebih besar dari

(27)

Tanggung jawab merupakan perwujudan kesadaran akan hak dan kewajiban.

Dalam konsep tanggung jawab di dalamnya terdapat hak dan kewajiban, setiap anggota keluarga memiliki hak dan kewajiban yang berbeda. Misalnya saja

seorang suami berhak mendapatkan pelayanan dari istrinya baik itu dari segi biologis maupun sosial, dan berkewajiban mencari nafkah bagi keluarganya. Sebaliknya seolang istri berhak mendapatkan nafkah hidup dari suaminya dan

berkewajiban mengurus rumah tangga.

Akibat adanya perubahan dan tuntutan hidup dari keluarga yang mengharuskan

istri bekerja sehingga banyak para istri harus bekerja mencari nafkah untuk membantu suami bahkan sampai ke luar negeri. Kewajiban yang seharusnya

dilakukan oleh istri menjadi tanggung jawab suami untuk menjalankannya. Sedangkan tanggung jawab suami yang seharusnya adalah untuk mencari nafkah, melindungi keluarga dan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan dunia

luar.

Apabila istri bekerja menjadi TKW yang mengharuskan ia pergi ke luar negeri, maka tanggung jawab istri menjadi tanggung jawab suami sepenuhnya. Atau

dengan kata lain suami memiliki peran ganda dalam keluarga, ia harus mencari nafkah dan mengurus rumah tangga serta membina anak (keluarga), yang

pekerjaan tersebut seharusnya dilakukan oleh istri. Membina disini dimaksudkan sebagai mengasuh dan mendidik anak.

Dengan pergi bekerja ke luar negeri untuk jangka waktu tertentu maka tanggung

(28)

sebagai istri dan sebagai ibu tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya.

Kemudian kewajiban tersebut menjadi tanggung jawab suami.

E. Bagan Kerangka Pikir

Tanggung jawab suami yang istri bekerja ke luar

negeri

Tanggung jawab domestik Tanggung jawab publik

- Mengurus rumah tangga - Mengurus anak

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian jenis deskriptif bertujuan

menggambarkan dan memaparkan secara tepat tanggung jawab suami pada keluarga selama istrinya bekerja ke luar negeri.

Menurut M. Nazir (1983:63) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menyoroti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas manusia pada masa sekarang. Tujuan penelitian

deskriptif adalah untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta sifat, serta hubungan antara fenomena yang

diselidiki.

Menurut Hadari Nawawi dan Mimi Martini (1996:73) penelitian deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau

melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

(30)

Menurut Moleong (2000:86) menyatakan bahwa dalam menentukan lokasi penelitian, cara terbaik yang ditempuh adalah dengan jalan mempertimbangkan

teori sibtantif dan menjajaki lapangan untuk mencari kesesuaian dengan kenyataan yang ada di lapangan, sementara itu keterbatasan geografis dan praktis, seperti waktu, biaya, dan tenaga perlu juga dijadiakn pertimbangan dalam

penentuan lokasi penelitian.

Berdasarkan pertimbangan diatas penelitian ini dilakukan di Kelurahan Way Dadi Kecamatan Sukarame Bandar Lampung, adapun alasan peneliti memilih lokasi

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Di lokasi ini masih terdapat seorang istri yang menjadi TKW

2. Lokasi yang sangat mudah dijangkau oleh peneliti yang dapat mempermudah

peneliti untuk melakukan penelitian.

C. Definisi Konsep

1. Tanggung jawab suami bidang Publik terhadap keluarga adalah kewajiban

yang harus dipikul seorang suami untuk menghidupi keluarganya. Baik itu melindungi keluarga, mencari nafkah dan aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan masyarakat (hajatan, rapat-rapat desa dan taziah) semua

itu adalah kewajiban dari sang suami dalam bidang publik.

2. Tanggung jawab istri terhadap keluarga adalah tanggung jawab istri dalam

(31)

seperti mengurus suami dan anak, mengurus rumah tangga dan melayani

keluarga.

3. Tanggung jawab suami yang istrinya bekerja ke luar negeri dalam membina

keluarga adalah tanggung jawab publik dan domestik yang semuanya dilakukan oleh suami. Baik itu mengurus rumah tangga mengurus anak, melindungi keluarga dan mencari nafkah bagi keluarganya.

Berikut ini adalah Hak dan Kewajiban sebagai seorang suami dan istri:

a. Hak suami adalah mendapatkan pelayanan baik pelayanan sosial maupun

biologis dan berhak atas pengambilan keputusan di dalam keluarganya. Sedangkan kewajibannya adalah mencari nafkah untuk rnenghidupi

keluarganya dan melindungi keluarga.

b. Hak istri adalah mendapatkan nafkah (batiniah dan lahiriah) serta perlindungan dari suami. Sedangkan kewajibannya adalah mengasuh anak,

mengurus rumah tangga, melayani suami dan sebagainya

D. Definisi Operasional

Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (1989:49) definisi operasional

adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variable. Untuk memberikan arah dan menghindari penyimpangan dalam menafsirkan konsep-konsep yang ada, maka dalam penelitian ini ditentukan

(32)

l. Tanggung Jawab Suami pada Sektor Domestik

Seorang istri sekaligus sebagai seorang ibu rumah tangga di dalam keluarga, antara lain:

- Mengerjakan pekerjaan rumah tangga, meliputi kegiatan-kegiatan kerumahtanggaan seperti : mencuci piring. mencuci pakaian, menyetrika pakaian, memasak, berbelanja, menyapu lantai, dan mengepel lantai.

- Mengasuh anak yaitu mengurusnya dari balita hingga dewasa. Seperti misalnya, memandikannya memberinya makan, menyiapkan peralatan

sekolah, dan lain sebagainya.

- Mendidik anak merupakan proses dalam mengajarkan norrna-norrna yang ada

dalam masyarakat, mengajarkan agarna, dan membantunya dalam mengerjakan pekerjaan sekolah.

b. Pengalokasian waktu dalam pekerjaan-pekerjaan rumah tangga.

Karena istri bekerja ke luar negeri, maka tanggung jawab isteri dilakukan oleh suami. Dalam penelitian ini diasumsikan waktu responden dalam satu hari melakukan tugas-tugas rumah tangga. Untuk mengetahui pelaksanaan tugas-rugas

rumah tangga oleh suami digunakan indikator sebagai berikut ; - Curahan waktu rata-rata per hari dalam mencuci piring

- Curahan waktu rata-rata per hari dalam mencuci pakaian - Curahan waktu rata-rata per hari dalam menyetrika pakaian - Curahan waktu rata-rata per hari dalam memasak

(33)

2. Tanggung jawab suami pada sektor publik

Tanggung jawab yang dimaksud adalah tanggung jawab seorang ayah sebagai seorang suami sekaligus kepala rumah tangga meliputi :

- Mencari nafkah

- Keterlibatan dalam aktivitas-aktivitas kemasyarakatan. Maksudnya adalah selain menjalankan tugas domestik suami harus dapat melakukan

tugas-tugas pokoknya seperti melibatkan diri pada aktivitas-aktivitas kemasyarakatan yaitu pertemuan-pertemuan desa, taziah, dan hajatan-hajatan. Indikatomya

adalah :

- Sering, apabila suami sering mendatangi aktivitas-aktivitas

kemasyarakatan

- Kadang-kadang, apabila suami hanya sesekali saja mendatangi aktivitas-aktivitas kemasyarakatan

- Tidak sama sekali, apabila suami tidak pernah mendatangi aktivitas-aktivitas kemasyarakatan

3. Sikap Suami Terhadap Tugas-Tugas Rumah Tangga

Dalam penelitian ini pekerjaan rumah tangga menunjuk pada pelaksanaan tugas-tugas rumah tangga oleh suami. Tugas rumah tangga yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah tugas rumah tangga yang relatif lebih penting dan sering dikerjakan, seperti berbelanja, memasak, mencuci piring, mencuci pakaian, membersihkan rumah, dan merawat anak, meliputi :

(34)

- Tidak setuju, apabila suami tidak mau mengerjakannya mengerjakan

tugas-tugas rumah tangga.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Masri Singarimbun dan Sofuan Efendi (1989:152) populasi adalah

jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin

diteliti. Berdasarkan pendapat di atas yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang istrinya bekerja di luar negeri dan mempunyai anak, di

Kelurahan Way Dadi Sukarame Bandar Lampung.

Mengingat populasi yang ada hanya berjumlah 7 keluarga, maka populasi yang ada akan dijadikan sampel secara keseluruhan. Populasi yang demikian

dinamakan sampel populasi atau penelitian populasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sebagai salah satu bagian dari penelitian merupakan

(35)

1. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam (Indepth interview) yaitu melakukan wawancara langsung dengan informan mengenai pokok bahasan penelitian. Wawancara

mendalam ini dilakukan dengan menggunakaan pedoman wawancara dengan tujuan mendapatkan keterangan secara mendalam dari permasalahan yang dikemukakan. Wawancara mendalam ini dilakukan melalui berbincang

bincang secara langsung atau berhadapan muka dengan yang diwawancarai. Penuyusunan pedoman wawancara dilakukan sebelum penelitian ini dilakukan

pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan.

Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang

proses dan isi wawancara (Moleong,2001:136)

2. Observasi

Pengamatan atau observasi yang dilakukan peneliti memiliki peranan yang besar dalam proses penelitian yang dilakukan. Pengamatan merupakan hal yang penting dalam penelitian kualitif karena teknik pengamatan didasarkan

atas pengalaman langsung, memungkingkan peneliti melihat dan mengamati sendiri, memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang

berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang diperoleh dari data (Moleong,2002:126)

Observasi adalah dengan sengaja sistematis mengamati aktifitas individu lain. Alat utama peneliti adalah panca indera, sedangkan kesengajaan dan

(36)

disini. Faktor kesengajaan itu bersangkutan dengan tanggung jawab ilmiah

yang melakukan observasi, sedangkan sistematis merupakan ciri kerja ilmiah. Dalam penelitian ini, metode observasi yang digunakan adalah pengumpulan

data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti.

3. Dokumentasi

Metode ini tidak kalah pentingnya dengan metode lain. Selain itu, dalam melaksanakan metode inipun tidak terlalu sulit. Artinya apabila ada kekeliruan

sumber datanya tetap belum berubah. Dalam metode dokumentasi, benda mati bukan benda hidup. Menurut Suharsimi Arikunto, metode dokumentasi adalah

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, surat kabar, majalah. Sedangkan Guba dan Lincoln mengatakan bahwa dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film, yang tidak dipersiapkan karena

adanya permintaan seorang penyidik. Metode dokumentasi ini sangat perlu sekali bagi peneliti untuk menguatkan data-data yang telah diperoleh dengan menggunakan observasi dan wawancara. Dengan metode ini, keadaan data

yang diperoleh dengan cara observasi dan wawancara akan semakin kuat keadaannya.

G. Teknik Pengolahan Data

Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (1989:263), analisa data adalah menghubungkan data satu ke data yang lain. Setelah data terkumpul, selanjutnya

(37)

tersebut adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah

dibaca, dimengerti, dan diinterprestasikan. Untuk menganalisa data, dilakukan secara diskriptif dengan menggunakan tabulasi yaitu dengan cara menguraikan

data tersebut sedemikian rupa. Analisis yang dilakukan itu menggunakan tabel tunggal. Dengan pembahasan tersebut diharapkan dapat diambil suatu kesimpulan.

H. Teknik Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik data teknik analisa

data deskriptif kualitatif, yang menjelaskan, menggambarkan dan menafsirkan hasil penelitian dengan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Penentuan penelitian ini menggunakan metode

kualitatif, maka data yang muncul berupa rangkaian kata-kata bukan rangkaian angka. Data itu mungkin telah dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi,wawancara, intisari dokumentasi, dan pita rekaman) dan biasanya

diiproses kira-kira sebelum digunakan (melalui pencatatan, pengetikan), tetapi analisis analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun

atau teks yang diperluas.

(38)

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilikan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang

muncul dari data-data tertulis di lapangan. Selain itu, reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data

dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan dan verfikasi, cara yang dipakai dalam reduksi data dapat melalui seleksi yang

panjang, melalui ringkasan atau singkat menggolongkan ke dalam suatu pola yang lebih luas.

2. Penyajian Data (Display)

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan menganalisis. Penyajian

data lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagian analisis kualitatif yang valid.

3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi Data)

Kesimpulan, merupakan proses untuk menjawab permasalahan dan tujuan sehingga ditentukan saran dan masukan untuk pemecahan masalah.

Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya yakni yang merupakan

(39)

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI

A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi

Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada tahun 1982 kelurahan

Way Dadi masuk ke dalam wilayah Bandar Lampung. Dengan adanya pengembangan wilayah kodya Bandar Lampung. maka kelurahan Way Dadi menjadi salah satu lingkungan di kelurahan Way Dadi Kecamatan Sukarame

Bandar Lampung.

Secara geografis kelurahan Way Dadi terletak pada bagian sebelah Utara dari kecamatan Sukarame Bandar Lampung. Jarak tempuh kelurahan Way Dadi ke

kecamatan ± 4 Km, sedangkan jarak tempuh ke Kodya Bandar Lampung ± 12 Km, dengan batas wilayah Kelurahan sebagai berikut:

l. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sukarame. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Way Kandis. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kodya Bandar Lampung

(40)

Luas keseluruhan kelurahan Way Dadi adalah ± 360 Ha, yang terbagi dalam 2

lingkungan, adapun luas tiap lingkungan adalah sebagai berikut : 1. Lingkungan I ± 215 Ha yang terbagi dalam 2 RW dan 7 RT

2. Lingkungan II seluas ± 145 Ha, yang tcrbagi dalam 7 Rw dan 32 RT

Kondisi geografis kelurahan Way Dadi, ketinggian tanah dari permukaan laut adalah 500 M, dan topografi adalah dataran rendah. Di kelurahan Way Dadi

peruntukan lahan dibagi menjadi :

a. Jalan = 12 Km

b. Sawah dan ladang = 52 Ha

c. Bangunan umum = 2 Ha d. Pemukiman perumahan = 95 Ha

e. Pekuburan = 1 Ha

Sedangkan penggunaan lahan dibagi menjadi :

a. Pasar dewa = 0,5 Ha

b. Tanah wakaf = 0,8 Ha

c. Tanah kering

- Pekarangan = 97 Ha

- Perladangan = 25 Ha

- Tegalan = 38 Ha

B. Keadaan Penduduk (Demografi)

Kependudukan di Kelurahan Way Dadi terdiri dari keadaan penduduk menurut

(41)

menurut mata pencaharian, keadaan penduduk menurut agama yang dianut.

Keadaan penduduk menurut tingkat umur. Keadaan pcnduduk di Kelurahan Way Dadi akan dirinci sebagai berikut:

1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Dilihat dari jumlah penduduk menurut jenis kelamin dapat diketahui bahwa jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak jika

dibandingkan dengan jumlah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel l. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan Way Dadi

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki adalah 2.507 jiwa atau 47,29% dan jumlah yang berjenis kelamin

perempuan adalah 2.795 jiwa atau 52,71%.

2. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat pendidikan

Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Way Dadi

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

(42)

Pendidikan Khusus:

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa persentase terbesar penduduk kelurahan Way Dadi adalah lulusan SMP yaitu berjumlah l.639 jiwa (30,91%), sedangkan

lulusan dengan persentase terkecil adalah Sarjana (Sl-S2) sebanyak 44 jiwa (0,83). Sedangkan jumlah penduduk bila dilihat dari lulusan pendidikan khusus

persentase terbesar adalah lulusan pendidikan kursus/keterampilan yaitu l25 jiwa (2,86%) dan jumlah penduduk dengan persentase terkecil adalah lulusan sekolah luar biasa (SLB) sebanyak 2 jiwa (0,03).

3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Penduduk Kelurahan Way Dadi mata pencahariannya adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, Polri, Karyawan swasta, pedagang/wiraswasta, petani, pertukangan.

buruh tani, pensiunan, dan Jasa. untuk lcbih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Way Dadi

Mata Pencaharian Jumlah Persentase

(43)

Buruh tani

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel di atas, memperlihatkan bahwa penduduk yang bermata pencaharian

sebagai pertukangan adalah memiliki persentase terbesar yaitu berjumlah 210 jiwa (29,50%) dan yang terkecil persentasenya adalah penduduk dengan mata pencaharian di bidang Jasa yaitu sebanyak 16 jiwa (2,24%). Sedangkan yang

lainnya adalah penduduk dengan mata pencaharian PNS dengan jumlah 52 jiwa (7,30%), TNl/Polri dengan jumlah 23 jiwa (3,23%), karyawan swasta 72 jiwa

(10,11%), wiraswasta/pedagang sebanyak 97 orang (13,62%), petani sebanyak 142 jiwa (19,95%), buruh tani sebanyak 79 jiwa (11,10%), pensiunan sebanyak 21 orang (2,95%).

4. Keadaan Penduduk Menurut Agama

Dilihat dari jumlah penduduk menurut agama yang dianut dapat diketahui bahwa

sebagian besar penduduk yang berada di Kelurahan Way Dadi adalah beragama Islam, sedangkan yang lain ada!ah menganut agama Kristen, Katolik, Hindu. Budha, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Jumlah penduduk menurut agama di Kelurahan Way Dadi

Agama Jumlah Persentase

(44)

Budha 25 0,47

Jumlah 5302 100.00

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kelurahan

Way Dadi menganut agama Islam dengan persentase sebesar 96,35% (5.109 jiwa), sedangkan penduduk yang menganut agama Hindu memiliki persentase terkecil yaitu 0,27% (14 jiwa).

5. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Usia

Keadaan penduduk menurut tingkat usia dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Usia di Kelurahan Way Dadi

Kelompok Usia (Dalam Tahun) Jumlah Persentase 0 - 03

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa penduduk yang berusia 19 tahun ke atas adalah yang terbesar persentasenya yaitu bcrjumlah 3.773 jiwa (71,16%).

Sedangkan penduduk yang berusia 04-06 tahun adalah yang terkecil persentasenya yaitu berjumlah 179 jiwa (3,381%). Sedangkan yang lainnya

(45)

berjumlah 367 jiwa (6,93%), penduduk yang berusia 16-18 tahun berjumlah 479

jiwa (9,03%).

C. Keadaan Sarana dan Prasarana

Keadaan sarana dan prasarana yang ada di kelurahan Way Dadi adalah berupa

fasilitas peribadahan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas olah raga, fasilitas komunikasi, fasilitas sarana perhubungan, fasilitas transportasi, fasilitas

perdagangan. Adapun perincian fasilitas yang ada di kelurahan Way Dadi akan diuraikan sebagai berikut:

D. Fasilitas Peribadahan

Sarana peribadatan yang ada di Kelurahan Way Dadi antara lain berupa masjid, gereja dan mushola. Adapun mengenai sarana tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Fasilitas Peribadahan di Kelurahan Way Dadi

Jenis Tempat Peribadatan Jumlah

Masjid Gereja Mushola

4 1 8

Jumlah 13

(46)

Dari tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah terbesar fasilitas peribadatan yang

ada di Kelurahan Way Dadi adalah Mushola yang berjumlah 8 buah, Masjid yang berjumlah 4 buah, selain itu juga terdapat gereja yang berjumlah 1 buah.

1. Fasilitas Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Kelurahan Way Dadi sebetulnya belum cukup memadai karena belum tersedianya Rumah Sakit ataupun Klinik 24 jam.

Fasilitas yang ada hanya sekedar cabang dari fasilitas yang ada di kecamatan. Data sarana kesehatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 7. Fasilitas Kesehatan di kelurahan Way Dadi

Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah Rumah Bersalin

Pos Klinik Posyandu Puskesmas Apotik

1 3 3 1 1

Jumlah 9

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kelurahan Way Dadi belum cukup memadai. Di Kelurahan Way Dadi baru

tersedia Rumah Bersalin sebanyak 1 buah. Pos klinik/KB sebanyak 3 buah, posyandu sebanyak 3 buah, Puskesmas sebanyak I buah dan Apotik sebanyak 1

(47)

2. Fasilitas Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di Kelurahan Way Dadi sudah cukup memadai dengan tersedianya sekolah dari tingkat TK sampai dcngan SMU. Data terscbut

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 8. Sarana Pendidikan di Kelurahan Way Dadi

Jenis Fasilitas Pendidikan Jumlah

Taman Kanak-kanak SD

SMP SMA

2 3 1 1

Jumlah 7

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 8 di atas, dapat dilihat bahwa fasititas pendidikan yang ada di Kelurahan Way Dadi sudah cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari sarana

pendidikan TK sebanyak 2 buah, SD sebanyak 3 buah, SMP sebanyak 1 buah, dan SMA sebanyak 1 buah.

3. Fasilitas Olahraga

Sarana olah raga yang terdapat di Kelurahan Way Dadi adalah berupa lapangan

(48)

Tabel 9. Sarana Olah raga di Kelurahan Way Dadi

Jenis Fasilitas Olahraga Jumlah

Lapangan Sepak Bola

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 9 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah lapangan sepak bola berjumlah

1 buah, lapangan lapangan bulu tangkis sebanyak 3 buah.

4. Fasilitas Komunikasi

Sarana komunikasi yang ada di Kelurahan Way Dadi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 10. Sarana Komunikasi yang ada di Kclurahan Way Dadi

Fasilitas Sarana Komunikasi Jumlah Telepon Umum

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

5. Fasilitas Sarana Perhubungan

Sarana pcrhubungan yang ada di Kelurahan Way Dadi antara lain yaitu gang, jalan tanah, jalan batu, jalan aspal, jalan hotmix dan jembatan. Data sarana

perhubungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

(49)

Fasilitas Sarana Perhubungan Jumlah (km)

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 11 di atas, dapat diketahui bahwa fasilitas sarana perhubungan yang ada

di Kelurahan Way Dadi antara lain adalah gang seluas 2,3 Km, jalan tanah seluas 2,1 Km, jalan batu seluas 1,6 Km, jalan hotmix 1 Km, jalan aspal 4 Km, dan jembatan seluas 1 Km.

6. Fasilitas Transportasi

Sarana transportasi y.ang ada di Kelurahan Way Dadi berupa sepeda, gerobak,

motor, angkot, mobil pribadi, mobil dinas, truk dan lain-lain. Data sarana transportasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 12. Sarana Transportasi di Kelurahan Way Dadi

(50)

Jumlah 1.409 Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 12 di atas, dapat diketahui bahwa sarana transportasi yang ada di

Kelurahan Way Dadi berupa sepeda dengan jumlah 1.214 buah, gerobak 21 buah, motor 92 buah, Angkot 18 buah, mobil pribadi 35 buah, mobil dinas 12 buah, truk 12 buah dan sarana transportasi lainnya scbanyak 5 buah.

7. Fasilitas Perdagangan

Fasilitas perdagangan yang ada di Kelurahan Way Dadi antara lain pasar, toko,

mini market dan warung. Dati iasilitas perdagangan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 13. Sarana Perdagangan di Kelurahan Way Dadi

Fasilitas Sarana Perdagangan Jumlah

Pasar Toko

Mini market Warung

1 6 2 50

Jumlah 59

Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013

Dari tabel 13 di atas, dapat dilihat bahwa fasilitas perdagangan yang ada di Kelurahan Way Dadi berupa pasar sebanyak l buah, toko sebanyak 6 buah, mini

(51)

E. Kelembagaan Masyarakat

1. Organisasi Sosial

Di Kelurahan Way Dadi terdapat berbagai organisasi yang bergerak di bidang olah raga dan kesenian. Dimana organisasi ini dikelola oleh masyarakat setempat

yang aktif dalam organisasi tersebut. Adapun organisasi-organisasi sosial yang ada yaitu Grup Qasidah, dimana organisasi ini lebih mengkhususkan pada bidang

kesenian yang bernafaskan Islam, yang terdiri dari 1 perkumpulan yang anggotanya adalah ibu-ibu. Organisasi sosal lainnya yaitu bergerak di bidang olah raga yaitu sepak bola terdapat 2 kesebelasan, volley 2 perkumpulan, bulu tangkis

2 perkumpulan dan pencak silat 1 perkumpulan.

2. Organisasi Kepemudaan

Di Kelurahan Way Dadi terdapat beberapa organisasi kepemudaan, hal ini apabila diamati lebih jauh terdapat organisasi seperti halnya di tempat-tempat lainnya, dimana pemuda memproyeksikan aspirasinya secara terarah melalui organisasi

kepemudaan sepeti Karang Taruna Pramuka Gudep, Risma, Paguyuban Paku Banten dan lain-lain.

F. Keadaan Sosial Masyarakat

Di Kelurahan Way Dadi masyarakat hidup saling berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain di daerah ini juga masih terdapat hubungan

(52)

wilayah Kotamadya Bandar Lampung namun corak kehidupan masyarakatnya

masih menganut Gemeinscaft atau masih sangat guyub dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

Kegiatan remaja di Kelurahan Way Dadi dalarn berorganisasi dapat dikatakan baik, sebagai contoh dapat berjalannya kegiatan Karang Taruna, Risma dan berbagai kegiatan olah raga yang aktif dilaksanakan pada waktu-waktu yang telah

ditentukan. Masyarakat juga aktif dalam kegiatan pengajian dan memiliki uang kas untuk kematian.

Walupun demikian tidak jarang juga di daerah ini terjadi berbagai tindak kejahatan yang dilakukan oleh remaja-remaja putra yang tidak memiliki pekerjaan

tetap, karena di Kelurahan Way Dadi secara umum memiliki pendidikan yang relatif rendah yaitu hanya tamatan SMP sehingga pekerjaan yang umum dilakukan pemuda dan remaja putra yang putus sekolah adalah di bidang pertukangan.

Pekerjaan tersebut tidaklah tetap sehingga kebutuhan mereka tidaklah tercukupi karena itu sering terjadi pencurian dan perampokan di daerah ini. Tidak jarang juga para pemuda yang menganggur menghabiskan waktu mereka untuk

berkumpul di perempatan jalan untuk minum-minum dan main kartu atau bernyanyi sambil bermain gitar hingga larut malam, hal ini menimbulkan sering

(53)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Tanggung

Jawab Suami Yang Ditinggal Isteri Bekerja Sebagai TKW Dalam Membina Keluarga adalah sebagai berikut :

a. Tanggung jawab suami pada sektor domestik adatah cukup bertanggung jawab ini di lihat dan 7 responden melakukan tugas-tugas rumah tangga dan mayoritas

responden berkomunikasi dengan anak-anak mereka walaupun waktu yang dilakukan tidak begitu maksimal.

b. Tanggung jawab suami sektor publik atau kegiatan-kegiatan di luar kerumah tanggaan adalah seluruh responden bekerja dan yang paiing banyak adalah bekerja sebagai buruh bangunan, dan ada beberapa responden tidak terlalu sering

mengikuti pertemuan-pertemuan di desa. Kepedulian responden terhadap acara-acara hajatan di lingkungannya cukup baik dan tingkat kepedulian terhadap

tetangga yang mereka rasakan sangat tinggi.

c. Sikap responden dengan bekerjanya isteri ke luar negeri adalah setuju karena

(54)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan beberapa saran yaitu a. Ikut sertanya wanita (ibu rumah tangga) dalam membantu suaminya untuk

menambah pendapatan rumah tangga bukanlah hal yang baru lagi dalam masyarakat pedesaan pada umumnya sudah sepantasnya dihargai tanpa membeda-bedakan status sosial mereka dimasyarakat. Hendaknya pemerintah

juga membantu penyediaan lapangan pekerjaan yang lebih banyak di dalam negeri, sehingga ibu rumah tangga tidak perlu lagi bekerja keluar negeri untuk

membantu pendapatan keluarga semakin banyak dan tentunya ibu rumah tangga tidak akan meninggalkan fungsi dan peranannya sehingga isteri sekaligus sebagai ibu dari anak-anaknya.

b. Bagi keluarga yang bekerja di luar negeri, khususnya suami harus dapat menyadari dan dapat menyesuaikan dengan keadaan tersebut. Suami harus dapat

mendidik dan membimbing anak-anaknya agar menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik dan juga harus terus mengurus semua kebutuhan rumah tangga dengan baik.

c. Bagi seluruh anggota keluarga diharapkan dapat menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing dalam keluarga harus saling tolong-menolong terutama

dalam hal tugas-tugas rumah tangga yang biasanya dikerjakan oleh isteri walaupun isteri/ibu tidak ada di rumah tetapi anggota harus tetap menjaga

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Amran, Tatty, S.B. 1994. Kiat Wanita Meniti Karier. Seri Wanita Karier No. 2. PT Pustaka Binaman Pressindo.

Budiman, Arief. 1985. Pembagian Kerja Secara Sexual Sebuah Pembahasan Sosiologi Tentang Peranan Wanita Dalam Masyarakar. Gramedia, Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Balai Pustaka. Jakarta.

Dahlan M. Yacub. 2001. Kamus Sosiologi Antropologi. Indah. Surabaya.

Hendi Suhendi dan Ramdani Wahyu. 2001 . Sosiologi Keluarga. Pustaka Setia-Bandung.

Idris Zahara. 1987 . Dasar-dasar Pendidikan. Aksara. Padang

Ihromi T.O. 1999. Bunga Rampai sosiologi Keluarga. Yayasan Obor Indonesia-Jakarta.

J. Good, William. 1985. Sosio logi Keluarga. Bina Aksara, Jakarta. Khairuddin H. 1985. Sosiologi Keluarga. Nur Cahaya. Yogyakarta. Nasir M. 1983. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Payaman J Simanjuntak. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. FE UI. Jakarta.

Sayogyo, Pudjiwati. 1986. Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat Yayasan Ilmu-ilmu Sosial. Rajawali. Jakarta

Soeria Atmadja Arifin P. 1986. Mekanisme Pertanggungjawaban Keuangan Negara Suatu Tinjauan Yuridis. Gramedia. Jakarata.

Soedjito. 1986. Transformasi Sosial Menuju Mastarakat Industri. Tiara Kencana. Jakarta.

Surachmad, Winarno. 1977. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Dep P dan K. Jakarta.

(56)

Taneko, soeleman B. 1984. Struktur dan Prosese Sosial. Rajawali. Jakarta.

Turner, Jonatahan H.1994. Sosisologi : Concepts and Uses. Mc Graw Hill, Inc. New York.

Gambar

Tabel l. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan Way Dadi
Tabel 3. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Way Dadi
Tabel 4. Jumlah penduduk menurut agama di Kelurahan Way Dadi
Tabel 5. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Usia di Kelurahan Way Dadi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan cara mengekstraksi zat aktif dari suatu simplisia nabati maupun hewani dengan menggunakan pelarut yang sesuai.. Kemudian semua

Didalam penulisan laporan akhir ini, penulis ingin mengetahui bagaimana perencanaan yang baik dalam merencanakan desain geometrik dan tebal perkerasan jalan Tangerang

Penelitian dan data terkait faktor risiko terhadap status kontrol glikemik pada kehamilan dengan DM masih sangat jarang, sedangkan mema-hami faktor risiko status

Unza Vitalis, yaitu belum memiliki Laporan Trend Penjualan Ekspor, belum memiliki instruksi kerja pengecekan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan Pemberitahuan

[r]

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Bahri (2018) [13] yang dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi inovasi pembelajaran berbasis lingkungan alam pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD Muhammadiyah

Perlu dilakukan analisa persediaan secara mendetall teruta ma yang,berdasarkan data penjualan dan penyediaan laporan yang cukup untuk pimpinan, sehingga kondisi-kondisi yang