STUDI DESKRIPTIF TANGGUNG JAWAB SUAMI YANG
DITINGGAL ISTRI BEKERJA MENJADI TKW
Oleh
Rezky Adithya
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
S A R J A N A S O S I O L O G I
Pada
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
DESCRIPTIVE STUDY OF LIABILITY THAT HUSBAND WIFE AT WORK TO STAY FEMALE WORKERS
( Studies on the head of household in the Village District of Sukarame Dadi Sukarame)
by Adithya Rezky Supervisor
Dra. Paraswati Darilmilyan
STUDI DESKRIPTIF TANGGUNG JAWAB SUAMI YANG DI TINGGAL ISTRI BEKERJA MENJADI TKW
(Studi pada kepala Keluarga di Kelurahan Wan Dadi Kecamatan Sukarame)
Oleh
REZKY ADITHYA
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
JUDUL HALAMAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
SURAT PERNYATAAN ... v
RIWAYAT HIDUP ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
MOTTO ... viii
SANWACANA ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Kegunaan Penelitian... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tanggung Jawab ... 8
B. Pembinaan/Membina... 12
C. Pengertian Keluarga ... 13
D. Kerangka Pikir ... 15
E. Bagan Kerangka Pikir ... 17
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ... 18
F. Teknik Pengumpulan Data ... 23
G. Teknik Pengolahan Data ... 25
H. Teknik Analisis Data ... 26
BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi... 28
B. Keadaan Penduduk (Demografi) ... 29
C. Keadaan Sarana dan Prasarana... 34
D. Fasilitas Peribadahan ... 34
E. Kelembagaan Masyarakat ... 40
F. Keadaan Sosial Masyarakat ... 40
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Informan ... 42
1. Hasil Penelitian ... 44
B. Tanggung jawab Suami pada Anak yang Bersekolah ... 52
C. Tanggung jawab Suami pada Sektor Publik ... 57
1. Mencari Nafkah ... 59
2. Deskripsi penghasilan Profesi Informan dalam Bentuk Tabel ... 63
D. Sikap Suami terhadap Tugas-Tugas Dalam Rumah Tangga... 64
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
BAB I
PENDAHULUANA. Latar Belakang
Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan, perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang
wajar, oleh karena setiap manusia mempunyai kepentingan dan kebutuhan yang tidak terbatas. Perubahan-perubahan akan tampak setelah tatanan sosial dan
kehidupan masyarakat yang lama dapat dibandingkan dengan tatanan dan kehidupan masyarakat yang baru. Karena kebutuhan hidup manusia maka kehidupan sosial dapat bergerak dinamis antara lain ditandai oleh adanya
perubahan nilai yang lama menjadi nilai yang baru.
Hal ini juga terjadi pada bidang yang sangat penting dalam kehidupan manusia yaitu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi mengakibatkan arus informasi dan komunikasi turut mengalami perubahan. Hal tersebut juga
mengakibatkan perubahan dalam seluruh tatanan struktur masyarakat. Secara bersamaan perubahan tersebut telah turut mengubah pola perilaku masyarakat.
perubahan itu adalah dampak globalisasi yang mengubah sendi-sendi kehidupan
masyarakat termasuk pola perilaku (frame of live), pola pikir (frame of work) termasuk pada tatanan peran dan status sosial. Robert K. Merton (1994: 49)
mendefinisikan status sebagai kompleksitas dari posisi-posisi yang diduduki oleh masyarakat. Sedangkan peranan didefinisikan oleh Abdul Syani (1994:94) sebagai suatu perbuatan scseorang dengan cara tertentu dalam usaha menjalankan hak dan
kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya.
Berdasarkan definisi tersebut dapatlah dikatakan bahwa status dan peranan
merupakan dua elemen penting yang saling berhubungan dalam kehidupan manusia. Dengan memahami status dan peranannya, maka seseorang akan mampu
memahami hak dan kewajibannya terutama kehidupannya di dalam masyarakat. keluarga batih atau keluarga inti merupakan unit pergaulan hidup yang terkecil dalam suatu masyarakat. Keluarga batih terdiri dari ayah/suami/istri/ibu dan
anak-anak yang merupakan satu kesatuan sosial yang berlangsung secara erat dan kekal. Dalam keluarga masing-masing anggota keluarga mempunyai posisi yang berbeda. Perbedaan ini didasari oleh beberapa pertimbangan seperti perbedaan
jenis kelamin (perbedaan seks), perbedaan peranan dan perbedaan kedudukannya.
Menurut pandangan tradisional, ada perbedaan biologis dan emosional antara
laki-laki dan wanita. Arif Budiman (1985:2) mengatakan bahwa : “Dimana laki-laki lebih kuat, aktif dan agresif sehingga wajar apabila laki-laki melakukan pekerjaan di luar rumah untuk menghidupi keluarganya. Sedangkan wanita lebih lembut
Perbedaan antara laki-laki dan wanita secara emosional dan biologis memang
mempengaruhi peranannya dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut William. J. Good (1985 :239): Peranan suami atau ayah sebagai peranan instrumen dimana
kegiatannya dititikberatkan pada dunia luar rumah, sedangkan peranan istri disebut sebagai peranan ekspresif karena dititikberatkan pada kegiatan-kegiatan rumah tangga dan mereka bertangungjawab atas kualitas hubungan dalam
keluarga.
Fungsi keluarga bukan hanya sebagai wadah hubungan antar orang tua, suami,
istri dan anak-anak, melainkan juga sebagai tali perhubungan kepada masyarakat. Dalam kelangsungannya, keluarganya hanya dapat terus bertahan apabila ia
didukung oleh masyarakat begitu pula sebaliknya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hendi dan Wahyu (2001:44), yang memaparkan fungsi-fungsi keluarga sebagai berikut :
fungsi biologis, fungsi afeksi, sosialisasi. edukatif, religius. protektil. Rekreatif, ekonomis, dan penentuan status. Fungsi biologis bertujuan sebagai pemenuhan kebutuhan seksual antara istri. Fungsi afeksi merupakan kebutuhan kasih sayang atas rasa cinta. Fungsi sosialiasi merupakan wadah sebagai pembentukan kepribadian anak. Fungsi edukatif, keluarga berusaha mendidik manusia. Fungsi religious mendorong manusia menjadi insan agama yang memiliki keimanan dan ketakwaan, fungsi protektif sebagai wadah perlindungan keluarga. Fungsi rekretif untuk kesenagan dan kesegaran jiwa. Fungsi ekonomis sebagai tempat produksi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan fungsi penentuan status, keluarga merupakan penentu status anak-anak mereka dikemudian hari.
Jika peranan keluarga dalam hal keluarga tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
anggota memiliki hak dan kewajiban yang berbeda. Perbedaan itu disesuaikan
dengan status dan peran masing-masing. Misalnya saja seorang suami berhak mendapatkan pelayanan dari istrinya baik itu dari segi biologis maupun sosial, dan
berkewajiban mencari nafkah bagi keluarganya. Sebaliknya seorang istri berhak mendapatkan nafkah hidup dari suaminya dan berkewajiban mengurus rumah tangga. Jadi Frame of work dalam rumah tangga adalah status suami. peranan
suami di bidang publik, tanggung jawabnya adalah hak mendapatkan pelayanan dari anggota keluarga yang lain dan kewajibannya adalah mencari nafkah.
Sedangkan istri berperan domestik haknya mendapatkan nafkah dan kewajibannya mengurus rumah tangga.
Secara biologis pembagian tugas dalam keluarga dilihat dari fisiknya, pria lebih kuat dari wanita. Biasanya suami mendapatkan tugas yang lebih berat dan memerlukan tenaga yang cukup besar. Sedangkan anak perempuan melakukan
tugas-tugas kewanitaan seperti mengasuh anak, menyapu dan membersihkan rumah, mencuci baju dan sebagainya. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa pria lebih public oriented dan wanita lebih domestic oriented.
Pernyataan di atas selaras dengan pendapat Gerald Leslie dalam T. O lhromi (1999:49 mengatakm bahwa pria harus bersaing dalam masyarakat yang bekerja
sedangkan wanita menjadi istri dan ibu dalam keluarganya.
Akibat adanya tuntutan hidup dan kesempatan kerja yang mengharuskan sang istri mencari nafkah, membuat peranan yang dilakukan istri menjadi tanggung jawab
Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup banyak orang tua yang bekerja sebagai
petani, buruh, kuli bmgunan bahkan pengangguran akhimya mencari alternatif lain khususnya sang istri. Salah satu altematif yang banyak ditempuh adalah
dengan bekerja sebagai tenaga kerja di luar negeri yang biasa disebut Tenaga Kerja Wanita (yang selanjutnya peneliti singkat TKW).
Hal di atas selaras dengan pendapat Tati S.B. Amran (1994:4), yang mengatakan
bahwa secara umum resiko yang dihadapi oleh istri yang bekerja adalah terabaikannya keluarga, terkurasnya tenaga dan pikiran, serta sulitnya menghadapi
konflik peran antar kedudukan perempuan sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pekerja serta berkurangnya waktu untuk diri sendiri.
Dengan pergi bekerja keluar negeri untuk jangka waktu tertentu maka secara fisik keberadaan ibu tak di rumah. Kewajiban dalam hal ke rumah tanggaan dan mengurus anak yang seharusnya dilakukan oleh sang istri menjadi terlimpahkan
pada suami. Kewajiban wanita sebagai seorang istri bagi suaminya dan kewajiban seorang ibu bagi anak-anaknya tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya. Padahal hampir disemua masyarakat di bumi ini, kaum ibu yang paling berperan
dibandingkan ayah dalam mengasuh anak. Tugas mendidik dan mengasuh anak merupakan kewajiban istri. Dalam kasus ini sang ayah mengambil alih tanggung
jawab mengasuh anak.
Sikap ketergantungan anak pada ibu terbentuk karena sang ibu lebih peka menanggapi setiap aktivitas anaknya seperti menangis, senang, marah dan manja,
dengan pendapat Bowlby dalam Save M. Dagung (1990:10) ia menekankan
bahwa ibu adalah orang pertama dan utama yang menjalin ikatan batin dan emosional dengan anak. Peranan ibu dinilai paling penting melebihi peranan yang
lain dalam membangun kepribadian anak.
Bagi sebagian masyarakat di Indonesia laki-laki mengerjakan pekerjaan rumah tangga masih dianggap tabu. Karena sebagian besar laki-laki pada umumnya
enggan melakukan pekerjaan rumah tangga dan pekeriaan mereka tersebut kurang bersih atau rapi. Dalam hal mengasuh anak, laki-laki juga kurang memahami dan
mengerti anak tersebut.
Permasalahan yang kemudian timbul adalah fungsi dan peran didalam
keluargapun mengalami pergeseran, seorang ibu tidak dapat mengawasi dan memperhatikan anak-anaknya setiap saat, padahal anak-anak dan suami selalu membutuhkan kasih sayang dari seorang ibu setiap saat. Ibu sebagai orang tua
mempunyai tugas utama mengatur kehidupan rumah tangga dan mempunyai peranan penting dalam mensosialisasikan anak dengan memahami nilai-nilai luhur yang berlaku, sampai terbentuknya kepribadian sebagai generasi muda yang
berkualitas. Dan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan oleh istri tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Tanggung Jawab Suami Yang Ditinggal Istri Bekerja sebagai TKW
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: „bagaimanakah tanggung jawab suami yang ditinggal istri bekerja sebagai
TKW dalam membina keluarga?”
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui dan menjelaskan pengembanagan kajian sosiologi
keluarga tentang tanggung jawab suami yang ditinggal istri bekerja sebagai TKW dalam membina keluarga.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan yang dapat disumbangkan baik secara teoritis maupun secara praktis kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan konsep ilmu sosiologi khususnya dalam menganalisis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Tanggung Jawab
Menurut Kamus Besar Bahasa lndonesia (1998 : 1006) tanggung jawab diartikan sebagai keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa
boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya).
Kemudian S.J. Fockma Andrea dalam bukunya Rechtsgelerd Hand woordenboek
yang dikutip Arifin P. Soeriatmadja (1986:43) mengatakan bahwa tanggung jawab yaitu membuat perhitungan dan pertanggung jawaban tidak sekedar menunjukkan bahwa semua penerimaan yang diharapkan telah diterima dan pengeluaran yang
mana dan untuk apa (kebenaran formal dari perhitungan), tetapi juga mempertahankan kebijaksanaan yang telah dilaksanakan kebenaran materiil dan
pengeluaran tersebut. Selanjutnya tanggung jawab itu disingkat sebagai suatu kewajiban untuk memikul pertanggung jawaban, dan hingga memikul kerugian (bila dituntut) baik dalam kaitan hukum maupun administrasi.
seseorang. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja sesuai dengan kedudukannya.
Dalam pengarang yang sama (1998:147) masyarakat kecil adalah keluarga, keluarga adalah suami, istri, ayah, ibu dan anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab
kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan
kehidupan.
Pernyataan di atas selaras dengan pendapat Joko Tri Prasetya (1998:154)
kesanggupan seseorang terhadap suatu tugas wajib atau kemudian disebut kewajiban akan berakibat suatu celaan atau menerima akibat tertentu jika tidak dilaksanakan. Apabila meninggalkan tugas wajib dapat diartikan melupakan
kewajiban atau tidak bertanggung jawab.
Dalam hubungannya dengan tanggung jawab Prof. Drijakara dalam Joko Tri Prasetya (1998:154) mengatakan bahwa manusia itu mempunyai hukum kodrat.
Agar ia menjadi manusia yang baik ia harus memiliki sikap dasar, seperti selalu siap sedia untuk berbuat kebaikan. Sikap dasar tersebut mempunyai banyak aspek
Menurut Kamus Sosiologi Antropologi (2001:96) hak merupakan kekuasaan
untuk menjalankan sesuatu dan kewajiban adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan sesuatu tugas atau pekerjaan yang harus dilaksanakan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai tanggung jawab yaitu meskipun seseorang mempunyai kebebasan dalam melaksanakan suatu tugas yang dibebankan kepadanya, namun ia tidak dapat membebaskan diri
dari hasil atau akibat kebebasan perbuatannya, dan ia dapat dituntut untuk melaksanakan secara layak apa yang diwajibkan kepadanya.
1. Pengertian Suami Istri
Menurut pasal 31 Undang-undang RI No. I tahun 1974 tentang perkawinan :
1. Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangganya dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat
2. Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
3. Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga (R. Subekti, SH. 1990: 457).
Menurut Habsyah Atas Hendartini dalarn T. O Ihromi (1999:216) yang membedakan antara laki-laki dan wanita bahwa laki-laki adalah selalu pencari
nafkah utama sementara perempuan bertanggung jawab hanya atas segala pekerjaan reproduktif maupun pekerjaan domestik yang terkait dalam organisasi rumah tangga.
menghasilkan barang dan jasa yang akan dikonsumsi bersama, sedangkan istri
sebagai ibu rumah tangga melakukan peranan yang utama dalam proses sosialisasi anak.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa suami adalah kepala keluarga yang bertugas sebagai pencari nafkah dan istri sebagai ibu rumah tangga yang bertugas mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
2. Pengertian Tenaga Kerja Wanita (TKW)
Menurut pasal 1 UU No. 14 Tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok
ketenagakerjaan, disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di luar maupun di dalam hubungan kerja guna
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sedangkan menurut Payaman J. Simanjuntak ( 1985 : 2) tenaga kerja atau man power adalah : mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja yang sedang
mencari kerja dan yang melakukan pekerjaan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga.
Dari kedua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa yang termasuk dalam tenaga
kerja yaitu setiap orang yang sudah atau sedang melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sedangkan pengertian Tenaga Kerja Indonesia (TKI) menurut Sendjun H. Manulang (2001:35) adalah warga negara Indonesia yang melakukan kegiatan sosial ekonomi di luar negeri dalam jangka waktu tertentu dan memperoleh izin
Jadi yang dimaksud dengan Tenaga Kerja Wanita (TKW) adalah warga Negara
Indonesia khususnya seorang wanita yang melakukan kegiatan sosial ekonomi di luar negeri dalam jangka waktu tertentu guna menghasilkan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
B. Pembinaan/Membina
Istilah pembinaan menunjuk pada suatu kegiatan mempertahankan
menyempurnakan apa yang telah ada. (Winarno Surachmad. 1977 15). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa lndonesia (1998:134), membina berasal dari kata bina yang artinya membangun, mendirikan, mengusahakan supaya lebih baik.
Dalam proses membina keluarga khususnya anak terdapat konsep mendidik dan mengasuh. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam pengertian berikut ini. Mendidik
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melaliui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.
Menurut S. T Vembrianto (1981:50) pendidikan pada hakekatnya adalah salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap dan kepribadian manusia karena pendidikan merupakan usaha pembinaan kepribadian yang meliputi sikap, pengetahuan dan perubahan tingkah laku dalam rangka meningkatkan
kemampuan seseorang. Sedangkan menurut Zahara ldris (1987:9) pendidikan diartikan sebagai serangkaian kegiatan interaksi yang bertujuan antara manusia
untuk mengembangkan potensinya semaksimal mungkin.
Menurut Abu Ahmadi (1991:4) mengurus anak dapat diartikan sebagai suatu
Dari berbagai istilah di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa membina adalah
suatu proses yang dilakukan untuk mempertahankan dan menyempurnakan supaya lebih baik yang didalam terdapat pendidikan dan mengasuh.
C. Pengertian Keluarga
Soedjito (1986:133) mendefinisikan keluarga sebagai kelompok manusia yang terdiri atas seorang suami, seorang istri dan kalau ada seorang anak atau beberapa
orang anak.
Pengertian keluarga menurut E.S. Bogardus (dalam Khairudin. H. 1985 : 9) adalah suatu kelompok sosial yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak atau beberapa
orang anak, di dalamnya terdapat kasih sayang dan tanggung jawab dan turut andil dalam mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
Berdasarkan definisi di atas dapat dinyatakan pengertian keluarga adalah sebagai berikut:
1. Keluarga merupakan kelompok sosial ukuran kecil yang umunnya terdiri dari
ayah, ibu dan anak.
2. Hubungan sosial diantara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan atau adopsi.
3. Hubungan antara anggota keluarga dijiwa atau suasana kasih sayang dan tanggung jawab.
Menurut Soeleman B. Taneko (1984:64) keluarga sebagai kesatuan terkecil dalam masyarat mempunyai fungsi antara lain:
2. Untuk melanjutnya keturunan
3. Penanggung jawab dalam pemeliharaan dan pengasuhan anak
4. Sebagai unit ekonomi, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pangan,
sandang dan lain-lain.
5. Menetapkan status, artinya dijadikan dasar untuk menentukan status yang turun menurun.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (1990:2), suatu keluarga batih pada dasarnya memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Unit terkecil dalam masyarakat yang mengatur hubungan seksual yang seyogyanya
2. Wadah untuk berlangsungnya sosialisasi, yakni proses dimana anggota-anggota masyarakat yang baru mendapatkan pendidikan untuk mengenal, memahami, mentaati dan menghargai kaidah-kaidah serta nilai-nilai yang
berlaku.
3. Unit terkecil dalam masyarakat yang memikiri kebutuhan ekonomis
4. Unit terkecil dalam masyarakat, tempat anggota-anggotanya mendapat
perlindungan bagi ketentraman dan perkembangan jiwanya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa fungsi keluarga
sebagai unit terkecil dalam masyarakat adalah sebagai tempat untuk melanjutkan keturunan, tempat berlangsungnya sosialisasi anak, tempat pemenuhan kebutuhan ekonomi dan tempat anggota-anggotanya mendapat perlindungan bagi
D. Kerangka Pikir
Keluarga merupakan unit pergaulan hidup terkecil dalam suatu masyarakat. Keluarga inti terdiri dari ayah/ suami, ibu/istri dan anak-anak mereka yang belum menikah yang merupakan satu kesatuan sosial yang berlangsung secara erat dan
kekal.
Di dalam keluarga masing-masing anggota keluarga mempunyai posisi yang
berbeda. Menurut Arief Budiman (1985:2) perbedaan ini didasari oleh pertimbangan seperti perbedaan jenis kelamin (perbedaan seks), perbedaan
peranan dan perbedaan kedudukannya. Dimana laki-laki lebih kuat, aktif, dan agresif sehingga wajar apabila laki-laki melakukan pekerjaan di luar rumah untuk menghidupi keluarganya. Sedangkan wanita lebih lembut sehingga wajar apabila
ia melakukan pekerjaan di luar rumah untuk mengasuh anak, mengurus anak, dan mengurus suami.
Setiap anggota keluarga memiliki hak dan kewajiban yang berbeda pula. Misalnya
seorang ayah berkewajiban mencari nafkah dan melakukan pekerjaan yang berat-berat sedangkan ibu berkewajiban rnengurus rumah tangga dan anak. Sehubungan
dengan hal tersebut Soerjono Soekanto (1990 : 116) menyatakan bahwa peranan ibu pada masa kanak-kanak adalah besar sekali, sehingga dapat dikatakan bahwa pada awal proses sosialisasi seorang ibu mempunyai peranan yang lebih besar dari
Tanggung jawab merupakan perwujudan kesadaran akan hak dan kewajiban.
Dalam konsep tanggung jawab di dalamnya terdapat hak dan kewajiban, setiap anggota keluarga memiliki hak dan kewajiban yang berbeda. Misalnya saja
seorang suami berhak mendapatkan pelayanan dari istrinya baik itu dari segi biologis maupun sosial, dan berkewajiban mencari nafkah bagi keluarganya. Sebaliknya seolang istri berhak mendapatkan nafkah hidup dari suaminya dan
berkewajiban mengurus rumah tangga.
Akibat adanya perubahan dan tuntutan hidup dari keluarga yang mengharuskan
istri bekerja sehingga banyak para istri harus bekerja mencari nafkah untuk membantu suami bahkan sampai ke luar negeri. Kewajiban yang seharusnya
dilakukan oleh istri menjadi tanggung jawab suami untuk menjalankannya. Sedangkan tanggung jawab suami yang seharusnya adalah untuk mencari nafkah, melindungi keluarga dan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan dunia
luar.
Apabila istri bekerja menjadi TKW yang mengharuskan ia pergi ke luar negeri, maka tanggung jawab istri menjadi tanggung jawab suami sepenuhnya. Atau
dengan kata lain suami memiliki peran ganda dalam keluarga, ia harus mencari nafkah dan mengurus rumah tangga serta membina anak (keluarga), yang
pekerjaan tersebut seharusnya dilakukan oleh istri. Membina disini dimaksudkan sebagai mengasuh dan mendidik anak.
Dengan pergi bekerja ke luar negeri untuk jangka waktu tertentu maka tanggung
sebagai istri dan sebagai ibu tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya.
Kemudian kewajiban tersebut menjadi tanggung jawab suami.
E. Bagan Kerangka Pikir
Tanggung jawab suami yang istri bekerja ke luar
negeri
Tanggung jawab domestik Tanggung jawab publik
- Mengurus rumah tangga - Mengurus anak
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian jenis deskriptif bertujuan
menggambarkan dan memaparkan secara tepat tanggung jawab suami pada keluarga selama istrinya bekerja ke luar negeri.
Menurut M. Nazir (1983:63) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menyoroti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas manusia pada masa sekarang. Tujuan penelitian
deskriptif adalah untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta sifat, serta hubungan antara fenomena yang
diselidiki.
Menurut Hadari Nawawi dan Mimi Martini (1996:73) penelitian deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau
melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Menurut Moleong (2000:86) menyatakan bahwa dalam menentukan lokasi penelitian, cara terbaik yang ditempuh adalah dengan jalan mempertimbangkan
teori sibtantif dan menjajaki lapangan untuk mencari kesesuaian dengan kenyataan yang ada di lapangan, sementara itu keterbatasan geografis dan praktis, seperti waktu, biaya, dan tenaga perlu juga dijadiakn pertimbangan dalam
penentuan lokasi penelitian.
Berdasarkan pertimbangan diatas penelitian ini dilakukan di Kelurahan Way Dadi Kecamatan Sukarame Bandar Lampung, adapun alasan peneliti memilih lokasi
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Di lokasi ini masih terdapat seorang istri yang menjadi TKW
2. Lokasi yang sangat mudah dijangkau oleh peneliti yang dapat mempermudah
peneliti untuk melakukan penelitian.
C. Definisi Konsep
1. Tanggung jawab suami bidang Publik terhadap keluarga adalah kewajiban
yang harus dipikul seorang suami untuk menghidupi keluarganya. Baik itu melindungi keluarga, mencari nafkah dan aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan masyarakat (hajatan, rapat-rapat desa dan taziah) semua
itu adalah kewajiban dari sang suami dalam bidang publik.
2. Tanggung jawab istri terhadap keluarga adalah tanggung jawab istri dalam
seperti mengurus suami dan anak, mengurus rumah tangga dan melayani
keluarga.
3. Tanggung jawab suami yang istrinya bekerja ke luar negeri dalam membina
keluarga adalah tanggung jawab publik dan domestik yang semuanya dilakukan oleh suami. Baik itu mengurus rumah tangga mengurus anak, melindungi keluarga dan mencari nafkah bagi keluarganya.
Berikut ini adalah Hak dan Kewajiban sebagai seorang suami dan istri:
a. Hak suami adalah mendapatkan pelayanan baik pelayanan sosial maupun
biologis dan berhak atas pengambilan keputusan di dalam keluarganya. Sedangkan kewajibannya adalah mencari nafkah untuk rnenghidupi
keluarganya dan melindungi keluarga.
b. Hak istri adalah mendapatkan nafkah (batiniah dan lahiriah) serta perlindungan dari suami. Sedangkan kewajibannya adalah mengasuh anak,
mengurus rumah tangga, melayani suami dan sebagainya
D. Definisi Operasional
Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (1989:49) definisi operasional
adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variable. Untuk memberikan arah dan menghindari penyimpangan dalam menafsirkan konsep-konsep yang ada, maka dalam penelitian ini ditentukan
l. Tanggung Jawab Suami pada Sektor Domestik
Seorang istri sekaligus sebagai seorang ibu rumah tangga di dalam keluarga, antara lain:
- Mengerjakan pekerjaan rumah tangga, meliputi kegiatan-kegiatan kerumahtanggaan seperti : mencuci piring. mencuci pakaian, menyetrika pakaian, memasak, berbelanja, menyapu lantai, dan mengepel lantai.
- Mengasuh anak yaitu mengurusnya dari balita hingga dewasa. Seperti misalnya, memandikannya memberinya makan, menyiapkan peralatan
sekolah, dan lain sebagainya.
- Mendidik anak merupakan proses dalam mengajarkan norrna-norrna yang ada
dalam masyarakat, mengajarkan agarna, dan membantunya dalam mengerjakan pekerjaan sekolah.
b. Pengalokasian waktu dalam pekerjaan-pekerjaan rumah tangga.
Karena istri bekerja ke luar negeri, maka tanggung jawab isteri dilakukan oleh suami. Dalam penelitian ini diasumsikan waktu responden dalam satu hari melakukan tugas-tugas rumah tangga. Untuk mengetahui pelaksanaan tugas-rugas
rumah tangga oleh suami digunakan indikator sebagai berikut ; - Curahan waktu rata-rata per hari dalam mencuci piring
- Curahan waktu rata-rata per hari dalam mencuci pakaian - Curahan waktu rata-rata per hari dalam menyetrika pakaian - Curahan waktu rata-rata per hari dalam memasak
2. Tanggung jawab suami pada sektor publik
Tanggung jawab yang dimaksud adalah tanggung jawab seorang ayah sebagai seorang suami sekaligus kepala rumah tangga meliputi :
- Mencari nafkah
- Keterlibatan dalam aktivitas-aktivitas kemasyarakatan. Maksudnya adalah selain menjalankan tugas domestik suami harus dapat melakukan
tugas-tugas pokoknya seperti melibatkan diri pada aktivitas-aktivitas kemasyarakatan yaitu pertemuan-pertemuan desa, taziah, dan hajatan-hajatan. Indikatomya
adalah :
- Sering, apabila suami sering mendatangi aktivitas-aktivitas
kemasyarakatan
- Kadang-kadang, apabila suami hanya sesekali saja mendatangi aktivitas-aktivitas kemasyarakatan
- Tidak sama sekali, apabila suami tidak pernah mendatangi aktivitas-aktivitas kemasyarakatan
3. Sikap Suami Terhadap Tugas-Tugas Rumah Tangga
Dalam penelitian ini pekerjaan rumah tangga menunjuk pada pelaksanaan tugas-tugas rumah tangga oleh suami. Tugas rumah tangga yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah tugas rumah tangga yang relatif lebih penting dan sering dikerjakan, seperti berbelanja, memasak, mencuci piring, mencuci pakaian, membersihkan rumah, dan merawat anak, meliputi :
- Tidak setuju, apabila suami tidak mau mengerjakannya mengerjakan
tugas-tugas rumah tangga.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Masri Singarimbun dan Sofuan Efendi (1989:152) populasi adalah
jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin
diteliti. Berdasarkan pendapat di atas yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang istrinya bekerja di luar negeri dan mempunyai anak, di
Kelurahan Way Dadi Sukarame Bandar Lampung.
Mengingat populasi yang ada hanya berjumlah 7 keluarga, maka populasi yang ada akan dijadikan sampel secara keseluruhan. Populasi yang demikian
dinamakan sampel populasi atau penelitian populasi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sebagai salah satu bagian dari penelitian merupakan
1. Wawancara mendalam
Wawancara mendalam (Indepth interview) yaitu melakukan wawancara langsung dengan informan mengenai pokok bahasan penelitian. Wawancara
mendalam ini dilakukan dengan menggunakaan pedoman wawancara dengan tujuan mendapatkan keterangan secara mendalam dari permasalahan yang dikemukakan. Wawancara mendalam ini dilakukan melalui berbincang
bincang secara langsung atau berhadapan muka dengan yang diwawancarai. Penuyusunan pedoman wawancara dilakukan sebelum penelitian ini dilakukan
pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan.
Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang
proses dan isi wawancara (Moleong,2001:136)
2. Observasi
Pengamatan atau observasi yang dilakukan peneliti memiliki peranan yang besar dalam proses penelitian yang dilakukan. Pengamatan merupakan hal yang penting dalam penelitian kualitif karena teknik pengamatan didasarkan
atas pengalaman langsung, memungkingkan peneliti melihat dan mengamati sendiri, memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang
berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang diperoleh dari data (Moleong,2002:126)
Observasi adalah dengan sengaja sistematis mengamati aktifitas individu lain. Alat utama peneliti adalah panca indera, sedangkan kesengajaan dan
disini. Faktor kesengajaan itu bersangkutan dengan tanggung jawab ilmiah
yang melakukan observasi, sedangkan sistematis merupakan ciri kerja ilmiah. Dalam penelitian ini, metode observasi yang digunakan adalah pengumpulan
data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti.
3. Dokumentasi
Metode ini tidak kalah pentingnya dengan metode lain. Selain itu, dalam melaksanakan metode inipun tidak terlalu sulit. Artinya apabila ada kekeliruan
sumber datanya tetap belum berubah. Dalam metode dokumentasi, benda mati bukan benda hidup. Menurut Suharsimi Arikunto, metode dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, surat kabar, majalah. Sedangkan Guba dan Lincoln mengatakan bahwa dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film, yang tidak dipersiapkan karena
adanya permintaan seorang penyidik. Metode dokumentasi ini sangat perlu sekali bagi peneliti untuk menguatkan data-data yang telah diperoleh dengan menggunakan observasi dan wawancara. Dengan metode ini, keadaan data
yang diperoleh dengan cara observasi dan wawancara akan semakin kuat keadaannya.
G. Teknik Pengolahan Data
Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (1989:263), analisa data adalah menghubungkan data satu ke data yang lain. Setelah data terkumpul, selanjutnya
tersebut adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah
dibaca, dimengerti, dan diinterprestasikan. Untuk menganalisa data, dilakukan secara diskriptif dengan menggunakan tabulasi yaitu dengan cara menguraikan
data tersebut sedemikian rupa. Analisis yang dilakukan itu menggunakan tabel tunggal. Dengan pembahasan tersebut diharapkan dapat diambil suatu kesimpulan.
H. Teknik Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik data teknik analisa
data deskriptif kualitatif, yang menjelaskan, menggambarkan dan menafsirkan hasil penelitian dengan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Penentuan penelitian ini menggunakan metode
kualitatif, maka data yang muncul berupa rangkaian kata-kata bukan rangkaian angka. Data itu mungkin telah dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi,wawancara, intisari dokumentasi, dan pita rekaman) dan biasanya
diiproses kira-kira sebelum digunakan (melalui pencatatan, pengetikan), tetapi analisis analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun
atau teks yang diperluas.
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilikan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
muncul dari data-data tertulis di lapangan. Selain itu, reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data
dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan dan verfikasi, cara yang dipakai dalam reduksi data dapat melalui seleksi yang
panjang, melalui ringkasan atau singkat menggolongkan ke dalam suatu pola yang lebih luas.
2. Penyajian Data (Display)
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan menganalisis. Penyajian
data lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagian analisis kualitatif yang valid.
3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi Data)
Kesimpulan, merupakan proses untuk menjawab permasalahan dan tujuan sehingga ditentukan saran dan masukan untuk pemecahan masalah.
Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya yakni yang merupakan
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI
A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi
Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada tahun 1982 kelurahan
Way Dadi masuk ke dalam wilayah Bandar Lampung. Dengan adanya pengembangan wilayah kodya Bandar Lampung. maka kelurahan Way Dadi menjadi salah satu lingkungan di kelurahan Way Dadi Kecamatan Sukarame
Bandar Lampung.
Secara geografis kelurahan Way Dadi terletak pada bagian sebelah Utara dari kecamatan Sukarame Bandar Lampung. Jarak tempuh kelurahan Way Dadi ke
kecamatan ± 4 Km, sedangkan jarak tempuh ke Kodya Bandar Lampung ± 12 Km, dengan batas wilayah Kelurahan sebagai berikut:
l. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sukarame. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan kelurahan Way Kandis. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kodya Bandar Lampung
Luas keseluruhan kelurahan Way Dadi adalah ± 360 Ha, yang terbagi dalam 2
lingkungan, adapun luas tiap lingkungan adalah sebagai berikut : 1. Lingkungan I ± 215 Ha yang terbagi dalam 2 RW dan 7 RT
2. Lingkungan II seluas ± 145 Ha, yang tcrbagi dalam 7 Rw dan 32 RT
Kondisi geografis kelurahan Way Dadi, ketinggian tanah dari permukaan laut adalah 500 M, dan topografi adalah dataran rendah. Di kelurahan Way Dadi
peruntukan lahan dibagi menjadi :
a. Jalan = 12 Km
b. Sawah dan ladang = 52 Ha
c. Bangunan umum = 2 Ha d. Pemukiman perumahan = 95 Ha
e. Pekuburan = 1 Ha
Sedangkan penggunaan lahan dibagi menjadi :
a. Pasar dewa = 0,5 Ha
b. Tanah wakaf = 0,8 Ha
c. Tanah kering
- Pekarangan = 97 Ha
- Perladangan = 25 Ha
- Tegalan = 38 Ha
B. Keadaan Penduduk (Demografi)
Kependudukan di Kelurahan Way Dadi terdiri dari keadaan penduduk menurut
menurut mata pencaharian, keadaan penduduk menurut agama yang dianut.
Keadaan penduduk menurut tingkat umur. Keadaan pcnduduk di Kelurahan Way Dadi akan dirinci sebagai berikut:
1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Dilihat dari jumlah penduduk menurut jenis kelamin dapat diketahui bahwa jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel l. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan Way Dadi
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki
Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013
Dari tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki adalah 2.507 jiwa atau 47,29% dan jumlah yang berjenis kelamin
perempuan adalah 2.795 jiwa atau 52,71%.
2. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat pendidikan
Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Way Dadi
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
Pendidikan Khusus:
Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013
Dari tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa persentase terbesar penduduk kelurahan Way Dadi adalah lulusan SMP yaitu berjumlah l.639 jiwa (30,91%), sedangkan
lulusan dengan persentase terkecil adalah Sarjana (Sl-S2) sebanyak 44 jiwa (0,83). Sedangkan jumlah penduduk bila dilihat dari lulusan pendidikan khusus
persentase terbesar adalah lulusan pendidikan kursus/keterampilan yaitu l25 jiwa (2,86%) dan jumlah penduduk dengan persentase terkecil adalah lulusan sekolah luar biasa (SLB) sebanyak 2 jiwa (0,03).
3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Penduduk Kelurahan Way Dadi mata pencahariannya adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, Polri, Karyawan swasta, pedagang/wiraswasta, petani, pertukangan.
buruh tani, pensiunan, dan Jasa. untuk lcbih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Way Dadi
Mata Pencaharian Jumlah Persentase
Buruh tani
Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013
Dari tabel di atas, memperlihatkan bahwa penduduk yang bermata pencaharian
sebagai pertukangan adalah memiliki persentase terbesar yaitu berjumlah 210 jiwa (29,50%) dan yang terkecil persentasenya adalah penduduk dengan mata pencaharian di bidang Jasa yaitu sebanyak 16 jiwa (2,24%). Sedangkan yang
lainnya adalah penduduk dengan mata pencaharian PNS dengan jumlah 52 jiwa (7,30%), TNl/Polri dengan jumlah 23 jiwa (3,23%), karyawan swasta 72 jiwa
(10,11%), wiraswasta/pedagang sebanyak 97 orang (13,62%), petani sebanyak 142 jiwa (19,95%), buruh tani sebanyak 79 jiwa (11,10%), pensiunan sebanyak 21 orang (2,95%).
4. Keadaan Penduduk Menurut Agama
Dilihat dari jumlah penduduk menurut agama yang dianut dapat diketahui bahwa
sebagian besar penduduk yang berada di Kelurahan Way Dadi adalah beragama Islam, sedangkan yang lain ada!ah menganut agama Kristen, Katolik, Hindu. Budha, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4. Jumlah penduduk menurut agama di Kelurahan Way Dadi
Agama Jumlah Persentase
Budha 25 0,47
Jumlah 5302 100.00
Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013
Dari tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kelurahan
Way Dadi menganut agama Islam dengan persentase sebesar 96,35% (5.109 jiwa), sedangkan penduduk yang menganut agama Hindu memiliki persentase terkecil yaitu 0,27% (14 jiwa).
5. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Usia
Keadaan penduduk menurut tingkat usia dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Usia di Kelurahan Way Dadi
Kelompok Usia (Dalam Tahun) Jumlah Persentase 0 - 03
Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013
Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa penduduk yang berusia 19 tahun ke atas adalah yang terbesar persentasenya yaitu bcrjumlah 3.773 jiwa (71,16%).
Sedangkan penduduk yang berusia 04-06 tahun adalah yang terkecil persentasenya yaitu berjumlah 179 jiwa (3,381%). Sedangkan yang lainnya
berjumlah 367 jiwa (6,93%), penduduk yang berusia 16-18 tahun berjumlah 479
jiwa (9,03%).
C. Keadaan Sarana dan Prasarana
Keadaan sarana dan prasarana yang ada di kelurahan Way Dadi adalah berupa
fasilitas peribadahan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas olah raga, fasilitas komunikasi, fasilitas sarana perhubungan, fasilitas transportasi, fasilitas
perdagangan. Adapun perincian fasilitas yang ada di kelurahan Way Dadi akan diuraikan sebagai berikut:
D. Fasilitas Peribadahan
Sarana peribadatan yang ada di Kelurahan Way Dadi antara lain berupa masjid, gereja dan mushola. Adapun mengenai sarana tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6. Fasilitas Peribadahan di Kelurahan Way Dadi
Jenis Tempat Peribadatan Jumlah
Masjid Gereja Mushola
4 1 8
Jumlah 13
Dari tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah terbesar fasilitas peribadatan yang
ada di Kelurahan Way Dadi adalah Mushola yang berjumlah 8 buah, Masjid yang berjumlah 4 buah, selain itu juga terdapat gereja yang berjumlah 1 buah.
1. Fasilitas Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Kelurahan Way Dadi sebetulnya belum cukup memadai karena belum tersedianya Rumah Sakit ataupun Klinik 24 jam.
Fasilitas yang ada hanya sekedar cabang dari fasilitas yang ada di kecamatan. Data sarana kesehatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 7. Fasilitas Kesehatan di kelurahan Way Dadi
Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah Rumah Bersalin
Pos Klinik Posyandu Puskesmas Apotik
1 3 3 1 1
Jumlah 9
Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013
Dari tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kelurahan Way Dadi belum cukup memadai. Di Kelurahan Way Dadi baru
tersedia Rumah Bersalin sebanyak 1 buah. Pos klinik/KB sebanyak 3 buah, posyandu sebanyak 3 buah, Puskesmas sebanyak I buah dan Apotik sebanyak 1
2. Fasilitas Pendidikan
Sarana pendidikan yang ada di Kelurahan Way Dadi sudah cukup memadai dengan tersedianya sekolah dari tingkat TK sampai dcngan SMU. Data terscbut
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 8. Sarana Pendidikan di Kelurahan Way Dadi
Jenis Fasilitas Pendidikan Jumlah
Taman Kanak-kanak SD
SMP SMA
2 3 1 1
Jumlah 7
Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013
Dari tabel 8 di atas, dapat dilihat bahwa fasititas pendidikan yang ada di Kelurahan Way Dadi sudah cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari sarana
pendidikan TK sebanyak 2 buah, SD sebanyak 3 buah, SMP sebanyak 1 buah, dan SMA sebanyak 1 buah.
3. Fasilitas Olahraga
Sarana olah raga yang terdapat di Kelurahan Way Dadi adalah berupa lapangan
Tabel 9. Sarana Olah raga di Kelurahan Way Dadi
Jenis Fasilitas Olahraga Jumlah
Lapangan Sepak Bola
Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013
Dari tabel 9 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah lapangan sepak bola berjumlah
1 buah, lapangan lapangan bulu tangkis sebanyak 3 buah.
4. Fasilitas Komunikasi
Sarana komunikasi yang ada di Kelurahan Way Dadi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10. Sarana Komunikasi yang ada di Kclurahan Way Dadi
Fasilitas Sarana Komunikasi Jumlah Telepon Umum
Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013
5. Fasilitas Sarana Perhubungan
Sarana pcrhubungan yang ada di Kelurahan Way Dadi antara lain yaitu gang, jalan tanah, jalan batu, jalan aspal, jalan hotmix dan jembatan. Data sarana
perhubungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Fasilitas Sarana Perhubungan Jumlah (km)
Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013
Dari tabel 11 di atas, dapat diketahui bahwa fasilitas sarana perhubungan yang ada
di Kelurahan Way Dadi antara lain adalah gang seluas 2,3 Km, jalan tanah seluas 2,1 Km, jalan batu seluas 1,6 Km, jalan hotmix 1 Km, jalan aspal 4 Km, dan jembatan seluas 1 Km.
6. Fasilitas Transportasi
Sarana transportasi y.ang ada di Kelurahan Way Dadi berupa sepeda, gerobak,
motor, angkot, mobil pribadi, mobil dinas, truk dan lain-lain. Data sarana transportasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 12. Sarana Transportasi di Kelurahan Way Dadi
Jumlah 1.409 Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013
Dari tabel 12 di atas, dapat diketahui bahwa sarana transportasi yang ada di
Kelurahan Way Dadi berupa sepeda dengan jumlah 1.214 buah, gerobak 21 buah, motor 92 buah, Angkot 18 buah, mobil pribadi 35 buah, mobil dinas 12 buah, truk 12 buah dan sarana transportasi lainnya scbanyak 5 buah.
7. Fasilitas Perdagangan
Fasilitas perdagangan yang ada di Kelurahan Way Dadi antara lain pasar, toko,
mini market dan warung. Dati iasilitas perdagangan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 13. Sarana Perdagangan di Kelurahan Way Dadi
Fasilitas Sarana Perdagangan Jumlah
Pasar Toko
Mini market Warung
1 6 2 50
Jumlah 59
Sumber : Monografi Kelurahan Way Dadi, 2013
Dari tabel 13 di atas, dapat dilihat bahwa fasilitas perdagangan yang ada di Kelurahan Way Dadi berupa pasar sebanyak l buah, toko sebanyak 6 buah, mini
E. Kelembagaan Masyarakat
1. Organisasi Sosial
Di Kelurahan Way Dadi terdapat berbagai organisasi yang bergerak di bidang olah raga dan kesenian. Dimana organisasi ini dikelola oleh masyarakat setempat
yang aktif dalam organisasi tersebut. Adapun organisasi-organisasi sosial yang ada yaitu Grup Qasidah, dimana organisasi ini lebih mengkhususkan pada bidang
kesenian yang bernafaskan Islam, yang terdiri dari 1 perkumpulan yang anggotanya adalah ibu-ibu. Organisasi sosal lainnya yaitu bergerak di bidang olah raga yaitu sepak bola terdapat 2 kesebelasan, volley 2 perkumpulan, bulu tangkis
2 perkumpulan dan pencak silat 1 perkumpulan.
2. Organisasi Kepemudaan
Di Kelurahan Way Dadi terdapat beberapa organisasi kepemudaan, hal ini apabila diamati lebih jauh terdapat organisasi seperti halnya di tempat-tempat lainnya, dimana pemuda memproyeksikan aspirasinya secara terarah melalui organisasi
kepemudaan sepeti Karang Taruna Pramuka Gudep, Risma, Paguyuban Paku Banten dan lain-lain.
F. Keadaan Sosial Masyarakat
Di Kelurahan Way Dadi masyarakat hidup saling berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain di daerah ini juga masih terdapat hubungan
wilayah Kotamadya Bandar Lampung namun corak kehidupan masyarakatnya
masih menganut Gemeinscaft atau masih sangat guyub dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
Kegiatan remaja di Kelurahan Way Dadi dalarn berorganisasi dapat dikatakan baik, sebagai contoh dapat berjalannya kegiatan Karang Taruna, Risma dan berbagai kegiatan olah raga yang aktif dilaksanakan pada waktu-waktu yang telah
ditentukan. Masyarakat juga aktif dalam kegiatan pengajian dan memiliki uang kas untuk kematian.
Walupun demikian tidak jarang juga di daerah ini terjadi berbagai tindak kejahatan yang dilakukan oleh remaja-remaja putra yang tidak memiliki pekerjaan
tetap, karena di Kelurahan Way Dadi secara umum memiliki pendidikan yang relatif rendah yaitu hanya tamatan SMP sehingga pekerjaan yang umum dilakukan pemuda dan remaja putra yang putus sekolah adalah di bidang pertukangan.
Pekerjaan tersebut tidaklah tetap sehingga kebutuhan mereka tidaklah tercukupi karena itu sering terjadi pencurian dan perampokan di daerah ini. Tidak jarang juga para pemuda yang menganggur menghabiskan waktu mereka untuk
berkumpul di perempatan jalan untuk minum-minum dan main kartu atau bernyanyi sambil bermain gitar hingga larut malam, hal ini menimbulkan sering
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Tanggung
Jawab Suami Yang Ditinggal Isteri Bekerja Sebagai TKW Dalam Membina Keluarga adalah sebagai berikut :
a. Tanggung jawab suami pada sektor domestik adatah cukup bertanggung jawab ini di lihat dan 7 responden melakukan tugas-tugas rumah tangga dan mayoritas
responden berkomunikasi dengan anak-anak mereka walaupun waktu yang dilakukan tidak begitu maksimal.
b. Tanggung jawab suami sektor publik atau kegiatan-kegiatan di luar kerumah tanggaan adalah seluruh responden bekerja dan yang paiing banyak adalah bekerja sebagai buruh bangunan, dan ada beberapa responden tidak terlalu sering
mengikuti pertemuan-pertemuan di desa. Kepedulian responden terhadap acara-acara hajatan di lingkungannya cukup baik dan tingkat kepedulian terhadap
tetangga yang mereka rasakan sangat tinggi.
c. Sikap responden dengan bekerjanya isteri ke luar negeri adalah setuju karena
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan beberapa saran yaitu a. Ikut sertanya wanita (ibu rumah tangga) dalam membantu suaminya untuk
menambah pendapatan rumah tangga bukanlah hal yang baru lagi dalam masyarakat pedesaan pada umumnya sudah sepantasnya dihargai tanpa membeda-bedakan status sosial mereka dimasyarakat. Hendaknya pemerintah
juga membantu penyediaan lapangan pekerjaan yang lebih banyak di dalam negeri, sehingga ibu rumah tangga tidak perlu lagi bekerja keluar negeri untuk
membantu pendapatan keluarga semakin banyak dan tentunya ibu rumah tangga tidak akan meninggalkan fungsi dan peranannya sehingga isteri sekaligus sebagai ibu dari anak-anaknya.
b. Bagi keluarga yang bekerja di luar negeri, khususnya suami harus dapat menyadari dan dapat menyesuaikan dengan keadaan tersebut. Suami harus dapat
mendidik dan membimbing anak-anaknya agar menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik dan juga harus terus mengurus semua kebutuhan rumah tangga dengan baik.
c. Bagi seluruh anggota keluarga diharapkan dapat menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing dalam keluarga harus saling tolong-menolong terutama
dalam hal tugas-tugas rumah tangga yang biasanya dikerjakan oleh isteri walaupun isteri/ibu tidak ada di rumah tetapi anggota harus tetap menjaga
DAFTAR PUSTAKA
Amran, Tatty, S.B. 1994. Kiat Wanita Meniti Karier. Seri Wanita Karier No. 2. PT Pustaka Binaman Pressindo.
Budiman, Arief. 1985. Pembagian Kerja Secara Sexual Sebuah Pembahasan Sosiologi Tentang Peranan Wanita Dalam Masyarakar. Gramedia, Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka. Jakarta.
Dahlan M. Yacub. 2001. Kamus Sosiologi Antropologi. Indah. Surabaya.
Hendi Suhendi dan Ramdani Wahyu. 2001 . Sosiologi Keluarga. Pustaka Setia-Bandung.
Idris Zahara. 1987 . Dasar-dasar Pendidikan. Aksara. Padang
Ihromi T.O. 1999. Bunga Rampai sosiologi Keluarga. Yayasan Obor Indonesia-Jakarta.
J. Good, William. 1985. Sosio logi Keluarga. Bina Aksara, Jakarta. Khairuddin H. 1985. Sosiologi Keluarga. Nur Cahaya. Yogyakarta. Nasir M. 1983. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Payaman J Simanjuntak. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. FE UI. Jakarta.
Sayogyo, Pudjiwati. 1986. Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat Yayasan Ilmu-ilmu Sosial. Rajawali. Jakarta
Soeria Atmadja Arifin P. 1986. Mekanisme Pertanggungjawaban Keuangan Negara Suatu Tinjauan Yuridis. Gramedia. Jakarata.
Soedjito. 1986. Transformasi Sosial Menuju Mastarakat Industri. Tiara Kencana. Jakarta.
Surachmad, Winarno. 1977. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Dep P dan K. Jakarta.
Taneko, soeleman B. 1984. Struktur dan Prosese Sosial. Rajawali. Jakarta.
Turner, Jonatahan H.1994. Sosisologi : Concepts and Uses. Mc Graw Hill, Inc. New York.