• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Substitusi Tepung Sukun Terhadap Kualitas Brownies Kukus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Substitusi Tepung Sukun Terhadap Kualitas Brownies Kukus"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP KUALITAS

BROWNIES

KUKUS

Skripsi

Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

oleh

Dwi Asih Sunarwati 5401406065

JURUSAN TEKNOLOGI JASA DAN PRODUKSI

FAKULTAS TEKNIK

(2)

 

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 6 Oktober 2011

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Ir. Siti Fathonah, M.Kes Dra.Sri Endah Wahyuningsih, M.Pd NIP. 196402131988032002 NIP. 19680527199302010

Penguji

Dra. Endang Setyaningsih

NIP. 195207141987022001

Penguji / Pembimbing I Penguji / Pembimbing II

Dra. Rosidah, M. S1 Saptariana S.Pd, M.Pd.

NIP.196002221988032001 NIP.197011121994032002

Dekan Fakultas Teknik

(3)

Bahwa skripsi ini hasil karya ( penelitian dan tulisan ) sendiri, bukan buatan orang lain, dan tidak menjiplak karya orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian.

Penulis

(4)

 

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Optimis, berdoa, pantang putus asa dan usaha.

Cintai makanan Indonesia, penggunaan bahan lokal akan meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Dan makanlah yang halal, lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada Nya saja menyembah (An Nahl:114).

PERSEMBAHAN

Tanpa mengurangi rasa syukurku kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Kakung dan Dade tersayang yang selalu membimbing dan memberi semangat tanpa lelah.

2. Ayah dan Ibu tercinta yang tak pernah kering dengan Do’a dan dukungannya.

3. Mas Faqih yang tak pernah berhenti memberikan do’a, dukungan, kasih sayang dan semangatnya.

(5)

Sunarwati, Dwi Asih. 2011. “Pengaruh Substitusi Tepung Sukun Terhadap Kualitas Brownies Kukus”. Skripsi, S1 PKK Konsentrasi Tata Boga, Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Dosen pembimbing I Dra. Rosidah, M. SI, dan Dosen pembimbing II Saptariana S,Pd, M.Pd.

Kata Kunci: Substitusi Tepung Sukun, Kualitas, Brownies Kukus Tepung Sukun Brownies kukus adalah sejenis kue basah yang berwarna cokelat dan rasanya manis yang bahannya terdiri dari tepung terigu, margarine, telur, gula pasir, cokelat (cokelat bubuk dan cokelat masak) dengan atau tanpa kacang-kacangan dan dengan proses penyelasaian di kukus. Brownies biasanya dibuat dari bahan dasar tepung terigu, dan pada eksperimen ini penulis ingin mencoba membuat brownies kukus substitusi tepung sukun. Tujuan dalam penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh kualitas brownies kukus dengan substitusi tepung sukun dengan prosentase yang berbeda yaitu sebesar 25 %, 35 % dan 45 % ditinjau dari aspek warna, rasa, aroma dan tekstur. 2) Untuk mengetahui kualitas brownies kukus dengan substitusi tepung sukun yang terbaik ditinjau dari aspek warna, rasa, aroma dan tekstur. 3) Untuk mengetahui profil kesukaan masyarakat terhadap brownies kukus yang disubstitusi dengan tepung sukun dilihat dari warna, rasa, aroma dan tekstur. 4) Untuk mengetahui kandungan karbohidrat pada brownies kukus dengan substitusi tepung sukun 25 %, 35 % dan 45 %. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1) Menambah pengetahuan dan membuka wawasan bagi mahasiswa tentang penggunaan tepung sukun sebagai bahan pengganti tepung terigu dalam pembuatan brownies kukus, 2) Sumbangan bagi masyarakat bahwa tepung sukun dapat dimanfaatkan sabagai bahan pengganti sebagian kecil dalam pembuatan brownies kukus, sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis pada daerah penghasil sukun yaitu di Cilacap.

(6)

 

klasifikasi tunggal dan uji tukey, sebelumnya dilakukan uji prasarat yaitu uji homogenitas dan uji normalitas sedangkan analisis kesukaan dengan menggunakan analisis deskriptif prosentase.

Hasil penelitian dengan uji Anava dilihat dari aspek warna menunjukkan (F hitung < F (tabel)= 1,91 < 2,80) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari keempat sampel brownies kukus substitusi tepung sukun, sedangkan dari aspek rasa menunjukkan F hitung > F (tabel) = 8,14 < 2,80) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari keempat sampel brownies kukus substitusi tepung sukun. Dilihat dari aspek aroma menunjukkan

(F hitung > F (tabel)= 7,02 < 2,80) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan dari keempat sampel brownies kukus substitusi tepung sukun. Dilihat dari aspek tekstur menunjukkan (F hitung > F (tabel)= 13,06 < 2,80) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari keempat sampel brownies kukus substitusi tepung sukun. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh kualitas brownies kukus substitusi tepung sukun ditinjau dari indikator rasa, aroma, dan tekstur. Hasil uji laboratorium menunjukkan kandungan karbohidrat yang tertinggi terletak pada sampel D yaitu brownies kukus dengan substitusi tepung sukun sebesar 45% yaitu sebesar 57,1737 mg. Hasil uji kesukaan masyarakat terhadap brownies kukus substitusi tepung sukun menunjukkan masyarakat menyukai brownies kukus sampel D yaitu brownies kukus dengan substitusi tepung sukun 45%.

(7)

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas selesainya skripsi dengan judul “ Pengaruh Substitusi Tepung Sukun Terhadap Kualitas Brownies Kukus “. Hanya dengan kehendak dan karuniaNya serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. M. Harlanu, M.Pd, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. 2. Ir. Siti Fathonah, M.Kes, Ketua Jurusan Teknologi jasa dan Produksi UNNES,

yang telah memberikan pengarahan demi terselesaikannya skripsi ini.

3. Dra. Rosidah, M. Si Dosen Pembimbing I yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran dalam membimbing, mendorong dan mengarahkan, sehingga terwujudnya skripsi ini dengan baik.

4. Saptariana, S.Pd, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran dalam membimbing, mendorong dan mengarahkan, sehingga terwujudnya skripsi ini dengan baik.

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bekal ilmu dan keterampilan yang bermanfaat.

6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

(8)

 

semaksimal mungkin dengan segala pengetahuan dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, Oktober 2011

Peneliti

Dwi Asih Sunarwati

(9)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul ... 1

B. Permasalahan ... 4

C. Penegasan Istilah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Sistematika Skripsi ... 8

BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Brownies ... 11

1. Pengertian Brownies ... 11

(10)

 

3. Bahan Untuk Pembuatan Brownies Kukus ... 13

4. Proses Pembuatan Brownies Kukus ... 20

5. Alat Yang Digunakan ... 22

6. Kriteria Kualitas Brownies Kukus Yang Baik ... 24

B. Tinjauan Umum Tentang Sukun ... 25

1. Tanaman Sukun ... 25

2. Tepung Sukun ... 27

3. Proses Pembuatan Tepung Sukun ... 27

4. Pertimbangan Penggunaan Tepung Sukun ... 30

5. Kerangka Berfikir ... 31

6. Hipotesis ... 34

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penentuan Objek Penelitian ... 35

1. Populasi Penelitian ... 35

2. Sampel Penelitian ... 36

3. Teknik Pengambilan Sampel ... 36

4. Variabel Penelitian ... 36

a. Variabel Bebas ... 36

b. Variabel terikat ... 37

c. Variabel Kontrol ... 37

B. Pendekatan Penelitian ... 39

1. Desain Eksperimen ... 40

(11)

1. Penilaian Subyektif ... 49

2. Penilaian Obyektif ... 51

D. Alat Pengumpulan Data ... 51

1. Panelis agak terlatih ... 51

2. Panelis tidak terlatih ... 63

E. Metode Analisis Data ... 64

1. Uji Normalitas ... 65

2. Uji Homogenitas ... 66

3. ANAVA ... 67

4. Uji Tukey ... 69

5. Analisis Deskriptif Prosentase ... 70

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 73

1. Uji Persyaratan dari Analisis Varians Klasifikasi Tunggal ... 73

a. Uji Homogenitas Data Hasil Uji Inderawi ... 73

b. Uji Normalitas Data Hasil Uji Inderawi ... 74

2. Hasil ANAVA ... 75

B. Hasil Uji Laboratorium Brownies Kukus ………... 88

C. Hasil Uji Kesukaan ... 89

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 92

1. Pembahasan Uji Inderawi ... 92

(12)

 

b. Rasa ... 94

c. Aroma ... 95

d. Tekstur ... 96

2. Pembahasan Hasil Uji Laboratorium ... 98

3. Pembahasan Hasil Analisis Uji Kesukaan ... 99

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...102

B. Saran ...103

DAFTAR PUSTAKA ...104

(13)

Tabel Halaman

Tabel 1. Kandungan Gizi pada Tepung Terigu dalam 100 gram Bahan ... 14

Tabel 2. Kandungan Gizi pada Minyak Goreng dalam 100 gram Bahan ... 15

Tabel 3. Kandungan Gizi pada Telur Ayam tiap 100 gram ... 17

Tabel 4. Kandungan Gizi pada Gula pasir tiap 100 gram ... 18

Tabel 5. Kandungan Gizi pada Cokelat Batangan tiap 100 gram ... 19

Tabel 6. Kandungan Unsur Gizi Buah pada Sukun dalam 100 gram Bahan ... 31

Tabel 7. Daftar Bahan-bahan brownies kukus substitusi tepung sukun ... 44

Tabel 8. Rumus Analisis Varian Klasifikasi Tunggal ... 68

Tabel 9. Interval prosentase dan Kriteria Kesukaan ... 72

Tabel 10. Hasil uji homogenitas data uji inderawi ... 74

Tabel 11. Hasil Uji normalitas data uji inderawi ... 75

Tabel 12. Hasil analisis varians indikator warna ... 76

Tabel 13. Rerata skor uji inderawi pada indikator warna ... 77

Tabel 14. Hasil analisis varians indikator rasa ... 79

Tabel 15. Ringkasan perhitungan uji tukey dilihat dari indikator rasa ... 79

Tabel 16. Rerata skor uji inderawi pada indikator rasa ... 80

Tabel 17. Hasil analisis varians indikator aroma ... 82

Tabel 18. Ringkasan perhitungan uji tukey dilihat dari indikator aroma ... 83

Tabel 19. Rerata skor uji inderawi pada indikator aroma ... 83

Tabel 20. Hasil analisis varians indikator tekstur ... 85

(14)

 

(15)

Gambar Halaman

Gambar 1. Skema Pembuatan Brownies Kukus ... 21

Gambar 2. Skema Pembuatan Tepung Sukun ... 29

Gambar 3. Kerangka Berfikir ... 33

Gambar 4. True Experimental Design ... 40

Gambar 5. Skema Desain Penelitian ... 42

Gambar 6. Skema pembuatan Brownies kukus ... 48

Gambar 7. Histogram rerata skor pada indikator warna ... 78

Gambar 8. Histogram rerata skor indikator rasa ... 81

Gambar 9. Histogram rerata skor indikator aroma ... 84

Gambar 10. Histogram rerata skor indikator tekstur ... 88

Gambar 11. Grafik Radar Uji Kesukaan pada Indikator Warna ... 90

Gambar 12. Grafik Radar Uji Kesukaan pada Indikator Rasa ... 91

Gambar 13. Grafik Radar Uji Kesukaan pada Indikator Aroma... 91

Gambar 14. Grafik Radar Uji Kesukaan pada Indikator Tekstur ... 92  

(16)

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Daftar Nama Calon Panelis Agak Terlatih ... 107

Lampiran 2. Formulir Penilaian Seleksi Panelis ... 108

Lampiran 3. Formulir Penilaian Reliabilitas dan Validitas Isi ... 113

Lampiran 4. Formulir Penilaian Uji Inderawi ... 115

Lampiran 5. Formulir Penilaian Uji Kesukaan ... 117

Lampiran 6. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ... 119

Lampiran 7. Kisi-Kisi Pedoman Uji Kualitas dan Uji Kesukaan ... 120

Lampiran 8. Hasil Wawancara Calon Panelis ... 121

Lampiran 9. Daftar calon panelis ... 122

Lampiran 10. Analisis Hasil Validitas Isi dan Reliabilitas Aspek Warna ... 123

Lampiran 11. Analisis Hasil Validitas Isi dan Reliabilitas Aspek Rasa ... 124

Lampiran 12. Analisis Hasil Validitas Isi dan Reliabilitas Aspek Aroma ... 125

Lampiran 13. Analisis Hasil Validitas Isi dan Reliabilitas Aspek Tekstur... 126

Lampiran 14. Data Hasil Inderawi ... 127

Lampiran 15. Tabulasi Hasil Uji Inderawi oleh Panelis Agak Terlatih ... 128

Lampiran 16. Uji Normalitas Data Sampel 117 ... 130

Lampiran 17. Uji Normalitas Data Sampel 288 ... 133

Lampiran 18. Uji Normalitas Data Sampel 611 ... 137

Lampiran 19. Uji Normalitas Data Sampel 826 ... 142

Lampiran 20. Uji Homogenitas Data Aspek Warna ... 147

(17)

Lampiran 23. Uji Homogenitas Data Aspek Tekstur ... 150

Lampiran 24. Analisis Varians Data Aspek Warna ... 151

Lampiran 25. Analisis Varians Data Aspek Rasa ... 154

Lampiran 26. Analisis Varians Data Aspek Aroma ... 157

Lampiran 27. Analisis Varians Data Aspek Tekstur ... 160

Lampiran 28. Daftar Nama Panelis Tidak Terlatih untuk Uji Kesukaan ... 163

Lampiran 29. Data Uji Kesukaan untuk Remaja Putri dan grafiknya ... 167

Lampiran 30. Data Uji Kesukaan untuk Remaja Putra dan grafiknya ... 168

Lampiran 31. Data Uji Kesukaan untuk Dewasa Putri dan grafiknya ... 169

Lampiran 32. Data Uji Kesukaan untuk Dewasa Putra dan grafiknya ... 170

Lampiran 33. Grafik Radar Uji Kesukaan Untuk Keseluruhan ... 171

Lampiran 34. Hasil Analisa Karbohidrat ... 173

Lampiran 35. Label Brownies Kukus Substitusi Tepung Sukun ... 174

Lampiran 36. Gambar Brownies Kukus Substitusi Tepung Sukun ... 175

Lampiran 37. Gambar Bahan Untuk Membuat Brownies Kukus ... 177

Lampiran 38. Gambar Sukun ... 178

Lampiran 39. Laporan Berkala Proses Bimbingan ... 179

Lampiran 40. Selesai Bimbingan ... 183

Lampiran 41. Pernyataan selesai revisi ... 184

Lampiran 42. Surat Tugas ... 185

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pendahuluan memberikan gambaran secara umum mengenai isi skripsi, selanjutnya pada bab pendahuluan ini akan diuraikan tentang alasan pemilihan judul, permasalahan, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

A. Alasan Pemilihan Judul

(19)

Buah sukun memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi tersebut dapat digunakan sebagai makanan pokok alternatif. Buah sukun juga mengandung mineral dan vitamin yang lebih lengkap dibandingkan dengan beras, tetapi memiliki kandungan kalori yang rendah lebih rendah dibandingkan beras dan singkong sehingga dapat digunakan untuk makanan diit.

Masyarakat pada umumnya kurang dapat memanfaatkan buah sukun yang harganya relatif murah ini. Kebanyakan masyarakat mengolah sukun dengan cara digoreng ataupun dijadikan keripik sukun. Buah sukun tidak dapat tahan lama setelah dipetik, sehingga memerlukan suatu perlakuan khusus yang dapat membuat sukun lebih tahan lama. Buah sukun yang disimpan dalam waktu yang lama (lebih dari 7 hari), akan menjadi matang dan bertekstur lembek. Untuk mencegah terjadinya pematangan dan penurunan kualitas sukun tersebut, maka perlu adanya usaha pemutusan mata rantai metabolisme sukun yang antara lain dapat dilakukan dengan mengolahnya (merebus, menggoreng) atau dengan mengeringkannya.

(20)

  3

gaplek sukun yang sudah kering kemudian dihaluskan dengan menggunakan alat penghancur (blender) atau alat penepung, cara lain yang lebih cepat membuat tepung sukun yaitu dengan cara memarut buah sukun. Buah sukun yang telah dipetik hanya dapat bertahan sekitar 7 hari, sedangkan sukun yang telah dibuat tepung dapat betahan sekitar 9 bulan.

Tepung sukun ini dapat dimanfaatkan secara keseluruhan karena kandungan gizi yang baik yang dimiliki oleh tepung sukun. Salah satu pemanfaatan tepung sukun ini adalah dengan membuatnya menjadi Brownies Kukus, karena warna dari tepung sukun yaitu gelap, jadi tidak akan berpengaruh pada pembuatan brownies kukus, karena brownies yang berwarna coklat pekat yang ditimbulkan oleh penggunaan coklat masak pada pembuatan brownies itu sendiri. Di kalangan masyarakat Indonesia, brownies termasuk dalam jenis kudapan yang sering dikonsumsi walaupun harganya relatif mahal, namun cukup disukai karena cita rasanya yang legit, sehingga brownies dapat disajikan dalam acara khusus, misalnya pernikahan, khitanan, ulang tahun dan lain-lain. Untuk menambah varian brownies di masyarakat serta memanfaatkan bahan pangan lokal, dalam hal ini adalah sukun.

(21)

supaya pamanfaatan sukun tidak dikenal sebagai keripik yang selama ini kita ketahui, tetapi sukun bisa dibuat sebagai brownies kukus.

Brownies kukus adalah sejenis kue basah yang berwarna cokelat dan rasanya manis yang bahannya terdiri dari tepung terigu, margarine, telur, gula pasir, cokelat (cokelat bubuk dan cokelat masak) dengan atau tanpa kacang-kacangan. Biasanya brownies berwarna kecoklatan sehingga diklasifikasikan sebagai kue coklat kemudian dikenal dengan sebutan brownies. (Ambarini, 2001:6). Ciri khas dari brownies kukus adalah manis, berwarna cokelat, berbentuk padat dan tidak mengembang. Dalam pembuatan ini menggunakan substitusi tepung sukun, sehingga tepung terigu akan digantikan sebagian kecil maka tidak akan merubah ciri khas brownies kukus.

Uraian diatas mendorong peneliti untuk mengangkat dalam bentuk skripsi dengan judul ” PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG SUKUN TERHADAP KUALITAS BROWNIES KUKUS ”.

B. Permasalahan

Brownies dalam penelitian ini dibuat dengan substitusi tepung sukun 25%, 35%, 45%.

Berdasarkan uraian diatas, dimunculkan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh kualitas brownies kukus dengan substitusi tepung sukun dengan prosentase yang berbeda yaitu 25 %, 35 % dan 45 % ditinjau aspek warna, rasa, aroma dan tekstur?

(22)

  5

terbaik ditinjau dari aspek warna, rasa, aroma dan tekstur?

3. Bagaimana profil kesukaan masyarakat terhadap brownies kukus dengan substitusi tepung sukun dilihat dari aspek warna, rasa, aroma dan tekstur. 4. Berapakah kandungan karbohidrat pada brownies kukus dengan substitusi

tepung sukun 25 %, 35 % dan 45 %?

C. Penegasan Istilah

Untuk mengatasi salah penafsiran dalam memahami judul penelitian ini, maka peneliti akan memberi penegasan istilah “ Pengaruh Substitusi Tepung Sukun Terhadap Kualitas Brownies Kukus”.

1. Pengaruh

Pengaruh adalah perubahan yang terjadi pada suatu benda akibat adanya suatu perlakuan tertentu terhadap benda itu (Surakhmat. W, 1981 : 52). Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan yang terjadi pada kualitas produk brownies akibat perlakuan pada eksperimen yaitu perbandingan berat yang berbeda tepung sukun.

2. Substitusi

(23)

3. Tepung Sukun

Tepung sukun adalah hasil olahan dari buah sukun dengan varietas III melalui pembersihan, pencucian, penyawutan, pengeringan, penepungan, dan pengayakan sehingga menghasilkan tepung yang halus dan beraroma khas sukun dan warnanya agak gelap. Sukun yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sukun dengan varietas 3

4. Kualitas

Kualitas adalah sekelompok sifat atau karakteristik tertentu dari masing-masing bahan yang bisa memberikan karakteristik tertentu, sehingga menimbulkan derajat penerimaan pada konsumen.

Kualitas yang dimaksud adalah kualitas dari brownies kukus hasil percobaan yang memiliki karakteristik atau sifat tertentu dari masing-masing bahan, sehingga dapat menimbulkan penerimaan konsumen yang dapat ditinjau dari rasa, warna, aroma dan tekstur serta masa simpan atau daya tahan brownies kukus.

5. Brownies Kukus

(24)

  7

D. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini mempunyai tujuan yang penting untuk memberikan arah yang jelas dalam penelitian. Tujuan tersebut adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas brownies kukus dengan substitusi tepung sukun dengan prosentase yang berbeda yaitu sebesar 25 %, 35 % dan 45 % ditinjau dari aspek warna, rasa, aroma dan tekstur.

2. Untuk mengetahui kualitas brownies kukus dengan substitusi tepung sukun yang terbaik ditinjau dari aspek warna, rasa, aroma dan tekstur.

3. Untuk mengetahui profil kesukaan masyarakat terhadap brownies kukus yang disubstitusi dengan tepung sukun dilihat dari warna, rasa, aroma dan tekstur.

4. Untuk mengetahui kandungan karbohidrat pada brownies kukus dengan substitusi tepung sukun 25 %, 35 % dan 45 %.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan dunia pendidikan, yaitu :

1. Menambah pengetahuan dan membuka wawasan bagi mahasiswa tentang penggunaan tepung sukun sebagai bahan pengganti tepung terigu dalam pembuatan brownies kukus.

(25)

sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis pada daerah penghasil sukun yaitu di Cilacap.

F. Sistematika Skripsi

Sistematika skripsi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal skripsi, bagian isi dan bagian akhir yang dapat disajikan sebagai berikut :

1. Bagian Awal Skripsi

Bagian awal berisi Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Halaman Motto dan Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar gambar, Daftar Tabel, dan Daftar Lampiran. Bagian awal memberikan kemudahan kepada pembaca untuk mencari bagian penting secara cepat.

2. Bagian Isi terdiri dari 5 Bab yaitu : a. Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi Alasan Pemilihan Judul, Permasalahan, Penegasan Istilah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika skripsi.

Bab pendahuluan ini memberikan gambaran kepada pembaca tentang isi skripsi.

b. Bab II Landasan Teori dan Hipotesis

(26)

  9

Tentang Brownies, Kerangka Berfikir dan diakhiri Hipotesis.

c. Bab III Metode Penelitian

Metode penelitian digunakan sebagai pegangan atau pedoman dalam kegiatan penelitian. Pada bab ini akan diuraikan tentang Metode Penentuan Obyek Penelitian, Variabel Penelitian, Metode Penelitian, Alat Pengumpulan Data, dan Metode Analisis Data. Metode analisis data berguna untuk menganalisis data dan menguji kebenaran hipotesis.

d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini diuraikan tentang data penelitian secara garis besar serta pembahasan, sehingga data yang ada mempunyai arti.

e. Bab V Kesimpulan dan Saran

(27)

3. Bagian Akhir Skripsi

Pada bagian akhir skripsi ini berisi tentang : a. Daftar Pusaka

Daftar pustaka menyajikan daftar buku yang digunakan sebagai sumber dalam penelitian.

b. Lampiran

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Bab ini akan menguraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar dalam melakukan kegiatan penelitian, kerangka berfikir dan hipotesis. Landasan teori berisikan teori-teori yang berfungsi sebagai pendukung dalam melaksanakan penelitian. Hipotesis merupakan jawaban atau pernyataan yang masih bersifat sementara dan perlu pembuktian kebenarannya melalui penelitian dengan menggunakan metode penelitian.

Beberapa hal yang dijadikan bahan pemikiran dan acuan dalam penelitian ini adalah tinjauan tentang brownies (pengertian brownies, sejarah brownies, bahan pembuatan, proses pembuatan, dan kriteria brownies yang baik) dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas brownies kukus, tinjauan tentang sukun (tanaman sukun, tepung sukun, pemanfaatan tepung sukun, kandungan gizi sukun).

A. Tinjauan Umum Tentang Brownies

Dalam tinjauan umum ini akan diuraikan tentang pengertian brownies, bahan baku dan proses pembuatan brownies.

1. Pengertian Brownies

Brownies sering disebut sebagai “Kue Bantat”. yaitu jenis bar cookie

(29)

cokelat padat yang awalnya merupakan adonan gagal dan keras. Dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan pengertian brownies adalah kue yang termasuk dalam jenis cake , warnanya cokelat dan rasanya manis.

Perkembangan brownies dari waktu ke waktu terus meningkat, dengan aneka kreasi dan rasa yang ternyata banyak disukai para pecinta brownies. Seiring dengan hal tersebut, belakangan ini sedang populer dan menjadi tren yaitu brownies kukus. Brownies kukus adalah jenis brownies yang penyelesaiannya dengan cara dikukus, sehingga teksturnya lebih lembut. Hal ini dikarenakan karena pengukusan brownies tidak menghilangkan banyak uap air dalam adonan (penguapan).

2. Sejarah Brownies

Brownies atau yang sering disebut dengan kue bantat merupakan kue khas Amerika yang pertama kali dikenal pada tahun 1897. Nama brownies sendiri terinspirasi dari warna kue yang kecokelatan. Karena kelezatan rasanya kue bertekstur padat ini menjadi populer dan favorit banyak orang hingga sekarang. (Indriani, 2006:3).

(30)

  13

mengundang selera untuk mencicipinya. Walaupun demikian tetap saja tidak meninggalkan ciri khas dari Brownies yang kaya akan cokelat. Metode pembuatan Brownies pun turut mengalami perkembangan, tidak hanya dimasak dengan cara dipanggang akan tetapi mengukus juga dapat dijadikan sebagai alternatif lain.

3. Bahan-bahan Brownies Kukus

Menurut Yeni Ismayani (2006:12) bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan brownies adalah tepung terigu, minyak, telur, gula, cokelat.

a. Tepung Terigu

(31)

(Suhardjito, 2005:119).

Adapun kandungan Gizi pada Tepung Terigu yang dimaksud yaitu : Tabel 1. Kandungan Gizi pada Tepung Terigu dalam 100 gram Bahan

No. Unsur Gizi Kadar/100 gram Bahan

1. Energi 333 kalori

2. Protein 9.0 g

3. Lemak 1.0 g

4. Karbohidrat 77.2 g

5. Kalsium 22 mg

6. Fosfor 150 mg

7. Besi 1.3 mg

8. Vitamin A 0 SI

9. Vitamin B 0.12 mg

10. Vitamin C 0 mg

11. Air 11.8 g

Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia, 2009.

b. Minyak

(32)

  15

Minyak goreng terdiri dari 100% minyak, dan mempunyai titik leleh yang rendah. Pada suhu kamar minyak berbentuk cair, dan pada suhu yang dingin akan membeku. Karena bentuknya cair maka tidak mempunyai kemampuan atau daya pengkriman. Pada umumnya minyak dipergunakan untuk menggoreng atau sebagai bahan pengoles. Pada pembuatan brownies kukus, fungsi minyak yaitu memberikan rasa lezat dan memperkaya nilai gizi yang ditambahkan pada adonan setelah telur dan gula dikocok terlebih dahulu (Suhardjito, 2006:52).

Adapun kandungan Gizi pada Minyak Goreng yang dimaksud yaitu : Tabel 2. Kandungan Gizi pada Minyak Goreng dalam 100 gram

Bahan

No. Unsur Gizi Kadar/100 gram Bahan

1. Energi 884 kalori

2. Protein 0 g

3. Lemak 100 g

4. Karbohidrat 0 g

5. Kalsium 0 mg

6. Fosfor 0 mg

7. Besi 0 mg

8. Vitamin A 0 SI

9. Vitamin B 0 mg

10. Vitamin C 0 mg

11. Air 0 g

(33)

c. Telur

Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain sebagainya. Yang dimaksud dengan telur bukan hanya telur ayam melainkan termasuk pula telur itik, telur angsa, dan jenis telur burung lainnya. Namun, telur yang biasa digunakan pada pembuatan brownies adalah telur ayam (hens egg).( Sukowinarto, 1995:9).

(34)

  17

Adapun kandungan Gizi pada Telur yang dimaksud yaitu : Tabel 3. Kandungan Gizi pada Telur Ayam tiap 100 gram No. Unsur Gizi Kadar/100 gram Bahan

1. Energi 154 kalori

2. Protein 12.4 g

3. Lemak 10.8 g

4. Karbohidrat 0.7 g

5. Kalsium 86 mg

6. Fosfor 258 mg

7. Besi 3 mg

8. Vitamin A 104 SI

9. Vitamin B1 0.12 mg

10. Vitamin C 0 mg

11. Air 74.3 g

Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia, 2009.

d. Gula pasir

(35)

pembuatan adonan brownies adalah menimbulkan aroma dan rasa, membantu menghasilkan warna, dan membantu membuat remah kue menjadi halus.

Adapun kandungan Gizi pada Gula pasir yang dimaksud yaitu : Tabel 4. Kandungan Gizi pada Gula pasir tiap 100 gram

No. Unsur Gizi Kadar/100 gram Bahan

1. Energi 386 Kkal

2. Protein 3 g

3. Lemak 10 g

4. Karbohidrat 76 g

5. Kalsium 76 mg

6. Fosfor 37 mg

7. Besi 0 mg

8. Vitamin A 0 S1

9. Vitamin B1 0 mg

10. Vitamin C 0 mg

11. Air 10 g

Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia, 2009.

e. Cokelat

Cokelat berasal dari kata “Teobrama Cacao” yang berarti makanan para dewa, sehingga semua orang sangat terobsesi akan cokelat (Cucu Cahyana & Yeni Ismayani, 2004:5).

(36)

  19

cooking chocolate. Dark cooking chocolate warnanya lebih gelap sehingga warna kue lebih pekat, rasanya pahit dibanding dengan dua jenis cokelat lainnya. Milk cooking chocolate memakai bahan susu sehingga warnanya pun lebih putih dan agak manis. White cooking chocolate berwarna putih, terbuat dari lemak yang dihasilkan dari biji buah cokelat yang dicampur susu. Cokelat ini mempunyai rasa yang manis dan beraroma vanili. Adapun jenis cokelat yang digunakan dalam pembuatan brownies menurut Indriani (2006:4) yaitu Dark Cooking Chocolate karena rasanya tidak terlalu manis dan berwarna cokelat tua.

Adapun kandungan Gizi pada Cokelat yang dimaksud yaitu : Tabel 5. Kandungan Gizi pada Cokelat Batangan tiap 100 gram

No. Unsur Gizi Kadar/100 gram Bahan

1. Energi 527 kalori

2. Protein 2.0 g

3. Lemak 29.8 g

4. Karbohidrat 62.7 g

5. Kalsium 63 mg

6. Fosfor 287 mg

7. Besi 2.8 mg

8. Vitamin A 30 SI

9. Vitamin B1 0.03 mg

10. Vitamin C 0 mg

11. Air 1.4 g

(37)

4. Proses Pembuatan Brownies

Resep dasar pembuatan brownies kukus yang penyusun gunakan sebagai acuan dalam pembuatan skripsi ini menurut Yeni Ismayani (2006:12) adalah :

a. Telur 4 butir

b. Gula pasir 200 g c. Tepung terigu 100 g d. Minyak goreng 100 g e. Cokelat masak 75 g f. Cokelat bubuk 50 g

g. Vanili ½ sdt

h. Cake emulsifier ½ sdm

Adapun langkah-langkah dalam pembuatan brownies yaitu menurut Yeni Ismani yaitu :

1) Kocok telur, gula pasir, dan cake emulsifier hingga mengembang. 2) Masukkan tepung terigu, minyak goreng, cokelat masak yang

sudah meleleh, cokelat bubuk, dan vanili, aduk hingga rata.

(38)

  21

Dibawah ini adalah bagan proses pembuatan brownies kukus :

(39)

5. Alat Yang Digunakan Dalam Pembuatan Brownies Kukus

Alat yang digunakan adalah : timbangan, kom adonan, mixer, solet plastik, loyang aluminium, kuas, sendok stainless stell, panci, pisau, dandang, kompor, sendok kayu, piring aluminium, saringan tepung, telenan.

a. Timbangan

Timbangan digunakan untuk menimbang atau mengukur bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan brownies kukus. Timbangan yang akan digunakan diposisikan dulu ke dalam angka nol.

b. Kom Adonan

Kom digunakan sebagai tempat untuk membuat adonan brownies kukus. Kom yang digunakan harus dalam keadaan bersih dan kering. c. Mixer

Mixer digunakan untuk mengocok adonan brownies kukus. Terdapat pilihan angka kecepatan yang dapat digunakan menurut kebutuhan. d. Pisau

Pisau digunakan untuk memotong brownies kukus yang sudah matang. e. Solet

Solet digunakan untuk mencampur adonan brownies kukus dan untuk membersihkan adonan yang menempel pada kom adonan.

f. Sendok Kayu

(40)

  23

g. Saringan Tepung

Saringan tepung adalah alat yang digunakan untuk menyaring tepung. h. Telenan

Telenan adalah alat yang digunakan sebagai dasarnya kue pada saat akan dipotong.

i. Panci

Panci adalah alat yang digunakan untuk mengetim atau melelehkan cokelat.

j. Dandang

Dandang adalah alat yang digunakan untuk mengukus adonan brownies kukus.

k. Loyang Aluminium

Loyang digunakan untuk tempat meletakkan adonan yang sudah siap untuk dikukus.

l. Sendok Stainless

Sendok digunakan untuk mengambil bahan pada saat ditimbang. m. Kompor

(41)

6. Kriteria Brownies Kukus Yang Baik

Berdasarkan hasil observasi penulis dengan produk brownies dipasaran dengan kelas menengah ke atas, maka dapat disimpulkan bahwa kriteria brownies yang baik dapat dilihat dari aspek warna, rasa, aroma, dan tekstur. Aspek-aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Warna

Warna brownies kukus yang baik adalah cokelat pekat, tergantung pada bahan yang digunakan. Coklat yang digunakan yaitu coklat blok (dark chocolate) dan coklat bubuk. Hal tersebut yang menimbulkan warna coklat pekat pada brownies kukus.

www.brownieskukusamanda.com/about b. Rasa

Rasa brownies kukus yang lembut dan legit merupakan kombinasi mutlak dari dua unsur manis dan coklat. Hal yang dapat memberikan rasa manis pada brownies adalah gula, sedangkan coklat dapat memberikan rasa coklat pada brownies yaitu yang khas coklat. Jadi pada umumnya rasa brownies yaitu manis lezat khas coklat. (Yeni Ismayani, 2007).

c. Aroma

(42)

  25

cokelat bubuk yang dapat menimbulkan aroma sedap khas cokelat. www.brownieskukusamanda.com/about

d. Tekstur

Tekstur brownies adalah padat, lembut dan paduan rasa cokelat yang mantap, volume tidak mengembang tetapi juga tidak rapat dan susunannya agak halus. Untuk butirannya brownies yang baik adalah rapat. Untuk susunan brownies yang sempurna seharusnya bergumpal dan tidak kasar serta permukannya harus lembut. (Brownies Kukus Amanda, 2000).

B. Tinjauan Umum Tentang Sukun

Dalam tinjauan umum ini akan diuraikan tentang tanaman sukun, varietas sukun, kandungan gizi sukun, dan manfaat sukun.

1. Tanaman Sukun

Tanaman sukun termasuk famili Urticaceae, Genus Artocarpus

(Nangka-nangkaan) dan species Artocarpus Communis, Forst (Setijo Pitojo, 1992:12).

(43)

aroma yang spesifik. Tangkai buah sekitar 5 cm. Berat buah sukun dapat mencapai 1 kg per buah (Nyoman Oka Tridjaja, 2003:2).

Dalam buah sukun, terkandung buah enzim Polifenol. Apabila enzim Polifenol tersebut kontak dengan udara (misalnya pada bekas irisan atau kupasan), maka akan terjadi reaksi Browning yang menyebabkan terjadinya perubahan warna pada sukun. Perubahan warna menjadi coklat atau hitam ini merupakan kendala utama dalam proses pembuatan tepung sukun dengan warna yang putih bersih (M. Suprapti, 2002:13).

Menurut M. Suprapti, (2002:11) di Indonesia, terdapat 3 jenis atau varietas sukun dibedakan berdasarkan sifat morfologi utamanya, yang menyangkut ukuran buah, serta bentuk dan kedudukan daun. Adapun ketiga varietas sukun tersebut adalah :

a. Varietas I

Sukun varietasnya ini, memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut : 1) Buah berukuran kecil.

2) Daun menyirip, tepi daun bergerigi dengan lekuk dangkal. 3) Kedudukan daun agak menguncup ke atas.

b. Varietas II

Sukun varietasnya ini, memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut : 1) Buah berukuran sedang (medium).

2) Daun menyirip, tepi daun bergerigi dengan lekuk dangkal. 3) Kedudukan daun agak menguncup ke atas.

4) Varietas ini jarang ditemukan. c. Varietas III

Sukun varietasnya ini, memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut : 1) Buah berukuran besar

(44)

  27

2. Tepung Sukun

Tepung sukun merupakan produk awetan buah sukun, yang pada dasarnya diperoleh dengan jalan mengurangi kadar air dalam buah sukun dan menghancurkannya dalam bentuk butir-butir berukuran 80 mesh (Lies Suprapti, 2002:15). Dalam tepung sukun, masih terbawa ampas daging buahnya, sehingga tingkat kehalusan yang dapat dicapai adalah 80 mesh, sementara unsur gizi yang dikandung didalamnya masih cukup tinggi.

Tepung sukun memiliki cita rasa dan kondisi tepung yang lebih baik bila dibandingkan dengan tepung tapioka. Sehingga dapat menghasilkan aneka produk olahan yang lebih enak pula. Adapun beberapa jenis makanan yang dapat dibuat dari tepung sukun antara lain adalah cake, bolu, donat, puding, kroket, risoles, gethuk, klepon, apem, kue lapis, pastel dan lain-lain ( Lies Suprapti, 2002:17).

Berdasarkan hasil pengamatan, tepung sukun dapat menggantikan (menyubstitusi) fungsi tepung terigu hingga 100%, yang berarti dapat menggantikan tepung terigu secara keseluruhan. (Lies Suprapti, 2002:17).

3. Proses Pembuatan tepung Sukun

Adapun urutan langkah kerja pada proses pembuatan tepung sukun menurut Lies Suprapti (2002:24) dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Sortasi/pemilihan

(45)

1) Buah sukun yang sudah mendekati matang dan yang cacat fisik, disisihkan untuk segera diproses lanjut (diprioritaskan).

2) Buah sukun yang masih dapat menunggu waktu (disimpan) juga dikelompokkan, untuk kemudian diproses selanjutnya.

b. Pengupasan dan Pemotongan

Pengupasan dan pemotongan dilakukan secara cepat, dikarenakan menghindari terjadinya reaksi browning. Di samping itu, sukun yang telah dikupas dan dipotong harus segera direndam air bersih hingga seluruh sukun tersebut benar-benar terendam dalam air.

c. Pembuatan Larutan Pemutih

Larutan pemutih sebaiknya dipersiapkan terlebih dahulu sebelum proses pemarutan sukun dimulai, sehingga hasil pemarutan dapat langsung direndam didalamnya. Adapun cara pembuatan larutan pemutih yaitu : 1) Tempatkan 10 liter air bersih dalam bak platik yang bervolume 20

liter.

2) Masukkan Natrium Meta Bisulfit ke dalam air tersebut sebanyak 30 g – 40 g dan aduk dengan pengaduk kayu hingga larut seluruhnya. d. Pemarutan

Untuk menghindari terjadinya perubahan warna, maka proses pemarutan harus dilakukan secepat mungkin, dan sukun hasil pemarutan harus segera direndam dalam larutan pemutih.

e. Perendaman (Pemutihan)

Perendaman sebaiknya dilakukan selama 15 menit, jika perendaman dilakukan kurang dari waktu tersebut, maka pemutihan tidak maksimal. f. Pemerasan dan Penyaringan

Pemerasan atau penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan ampas dan pati dari cairan perendaman agar proses pengeringan dapat dilakukan dengan cepat.

g. Pengendapan

Gunanya untuk memisahkan pati, maka cairan putih susu tersebut harus diendapkan terlebih dahulu.

h. Pemisahan Pati

Setelah cairan yang semula berwarna putih susu berubah menjadi bening, lalu dituangkan secara hati-hati agar endapan pati yang terbentuk tidak ikut terbuang.

i. Pencampuran dan Penjemuran

Ampas hasil pemerasan dan pati hasil pengendapan, dicampur rata untuk kemudian dijemur.

j. Penggilingan

Selesai penjemuran, tepung sukun kering harus segera digiling, jangan sampai menjadi basah atau lembab kembali karena menyerap air dari udara.

k. Pengeringan Lanjut

(46)

  29

l. Pengemasan

Tepung sukun yang sudah benar-benar kering dapat disimpan dalam kantong plastik dan ditutup rapat.

Dari penjelasan di atas, dapat dijelaskan bagan proses pembuatan tepung sukun sebagai berikut :

(47)

4. Pertimbangan Penggunaan Tepung Sukun dalam Pembuatan Brownies Pengolahan tepung sukun menjadi brownies kukus ini didasari dari pertimbangan diantaranya adalah aspek ketersediaan tepung sukun, karakteristik dari tepung sukun dan aspek gizi.

a. Aspek ketersediaan buah sukun

Umumnya panen sukun terjadi dua kali setahun, yaitu panen raya terjadi sekitar bulan Januari – Febuari dan panen susulan terjadi sekitar bulan Juli – Agustus. Kadang-kadang bisa juga terjadi panen raya 2 kali setahun. Pertama bulan Januari – Maret. Kedua bulan Juli – September.

Sukun masih gampang ditemukan di pasaran sepanjang tahun, meskipun dalam situasi iklim yang tak menentu, terutama saat musim hujan dan musim kemarau yang tidak beraturan. Petani masih dapat memanen buahnya, tetapi produksi buah lebih sedikit dibandingkan hasil panen raya. (Syah Angkasa & Nazaruddin, 1994:71)

b. Karakteristik dari tepung sukun

(48)

  31

c. Aspek Gizi Tepung Sukun

Buah sukun mengandung berbagai jenis zat gizi utama yaitu karbohidrat 25 %, protein 1,5 % dan lemak 0,3 % dari berat buah sukun. Selain itu buah sukun juga banyak mengandung unsur-unsur mineral serta vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Unsur-unsur mineral yang terkandung dalam buah sukun antara lain adalah Kalsium (Ca), Fosfor (P) dan Zat besi (Fe), sedangkan vitamin yang menonjol antara lain adalah vitamin B1, B2 dan vitamin C. Kandungan air dalam buah sukun cukup tinggi, yaitu sekitar 69,3 % (Nyoman Oka Tridjaja 2003:3). Dari penjelasan diatas dapat diperjelas dengan bagan sebagai berikut : Tabel 6. Kandungan Unsur Gizi Buah pada Sukun dalam 100 gram Bahan

No. Zat Gizi Sukun Muda Sukun Tua Tepung Sukun

Sumber : Jenis Penganan dari Sukun, 2007 : 2)

5. Kerangka Berfikir

(49)

Dalam buah sukun terkandung enzim Polifenol. Apabila enzim Polifenol tersebut kontak dengan udara (misalnya pada bekas irisan atau kupasan), maka akan terjadi reaksi Browning yang menyebabkan terjadinya perubahan warna pada sukun. (Lies Suprapti, 2002:13).

Dipilihnya sukun sebagai bahan dasar pengganti tepung terigu karena sukun memiliki kandungan pati yaitu amilopektin yang hampir sama dengan tepung terigu serta kandungan karbohidrat yang tinggi sehingga sukun dapat dibuat aneka makanan non beras yang mengenyangkan, salah satunya brownies kukus tepung sukun. www.wikipedia.com

Bahan utama dari pembuatan Brownies yaitu tepung terigu lemah/lunak (soft flour) karena tepung terigu ini sedikit mengandung protein sehingga dapat digantikan dengan tepung lain produk lokal, misalnya tepung sukun yang selama ini sudah banyak dimanfaatkan produk makanan, tetapi belum untuk pembuatan brownies sehingga dalam percobaan pembuatan brownies ini tepung sukun hanya digunakan sebagai substitusi. (Suhardjito, 2005:119).

(50)

  33

organoleptik dan uji laboratorium. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka berfikir pembuatan brownies kukus dengan substitusi tepung sukun, berikut ini :

(51)

6. HIPOTESIS

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi, 2006:71). Berdasarkan teori yang diuraikan maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Hipotesis Kerja (Ho) : ”Tidak ada perbedaan kualitas brownies kukus dengan substitusi tepung sukun dengan perbandingan yang bervariasi jumlahnya ditinjau dari warna, rasa, aroma dan tekstur”.

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara strategi yang digunakan dalam kegiatan penelitian, sehingga pelaksanaan penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Hal-hal yang akan diuraikan dalam metode penelitian ini adalah metode penentuan objek penelitian, pendekatan penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data.

A. Metode Penentuan Objek Penelitian

Beberapa hal yang akan diungkap dalam penentuan subyek penelitian meliputi populasi penelitian, teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian yang meliputi variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. 1. Populasi penelitian

(53)

2. Sampel penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2007:62). Sampel penelitian ini adalah sebagian dari jumlah populasi brownies kukus substitusi tepung sukun.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel digunakan untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2005:56). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang dalam pengambilan sampelnya dilakukan secara acak sehingga subyek didalam populasi dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subyek untuk dipilih menjadi sampel.

4. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2007:118). Dalam penelitian ini digunakan tiga variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol.

a. Variabel bebas

(54)

  37

yaitu 25% dengan kode 808, 35% dengan kode 161, dan 45% dengan kode 107 dari jumlah tepung terigu yang digunakan.

b. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas brownies kukus substitusi tepung sukun dengan indikator warna, rasa, aroma, tekstur, dan kesukaan serta kandungan gizi yaitu karbohidrat.

c. Variabel kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang harus dikendalikan atau dikontrol dan dibuat konstan sehingga tidak akan mempengaruhi variabel utama yang diteliti. Dalam penelitian ini variabel kontrolnya adalah kondisi bahan, ukuran bahan, pencampuran bahan, lamanya pengukusan, serta alat yang digunakan. Semua variabel ini dikondisikan sama. Variabel kontrol dari penelitian ini antara lain yaitu : Kondisi bahan, penggunaan bahan dan berat bahan

1) Kondisi bahan, ukuran bahan dan pencampuran bahan

(55)

percobaan selalu harus dengan berat yang sama sesuai dengan resep yang telah ditetapkan dan menggunakan timbangan digital. Dalam kondisi, penggunaan dan berat bahan di atas harus dikondisikan sama untuk semua sampel.

2) Proses pembuatan

Proses pembuatan brownies kukus, meliputi : a) Pengocokan dan Pencampuran

Pengocokan dan pencampuran bahan harus diperhatikan agar menghasilkan brownies yang berkualitas. Dalam pengocokan telur tidak boleh terlalu lama/kurang karena dalam pengocokan telur akan mempengaruhi pengembangan brownies. Selain pengocokan telur, pencampuran bahan juga harus diperhatikan. Pencampuran tahap pertama menggunakan mixer dengan kecepatan satu hingga tercampur rata.

b) Pencetakan

(56)

  39

c) Pengukusan

Adonan yang sudah jadi dituang ke dalam cetakan kemudian dikukus selama ± 35 menit atau hingga matang. d) Pendinginan dan Pemotongan

Setelah dikeluarkan dari dandang, tunggu sampai agak dingin kemudian lepaskan brownies dari cetakan lalu dipotong dengan ukuran dan ketebalan yang sama.

e) Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian dalam pembuatan brownies kukus dengan substitusi tepung sukun yaitu dalam menyimpan brownies agar bertahan lama, brownies ditempatkan di mika plastik yang bisa dilihat dengan indera penglihatan, artinya apabila brownies mengalami kerusakan kita bisa mengamatinya.

3) Alat yang digunakan

Peralatan yang digunakan harus dikondisikan menggunakan peralatan yang selalu sama untuk setiap sampel.

B. Pendekatan Penelitian

(57)

baru. Dalam penelitian ini eksperimen yang dilakukan adalah pembuatan brownies kukus dengan substitusi tepung sukun.

1. Desain Eksperimen

Desain eksperimen merupakan langkah-langkah yang perlu didesain sebelum eksperimen dilakukan agar data yang diperlukan dapat diperoleh sehingga dapat membantu proses analisis obyektif dan kesimpulan terhadap permasalahan yang dibahas. Desain eksperimen yang digunakan adalah desain acak sederhana dimana semua perlakuan dikenakan sepenuhnya secara acak terhadap unit-unit eksperimen. Sebaliknya dengan demikian tidak terdapat batasan terhadap pengacakan misalnya dengan adanya pemblokan dan pengalokasian dari perlakuan terhadap unit-unit eksperimen. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:87), desain acak sederhana merupakan bentuk dari desain random terhadap subyek dengan pola :

E X O1 Pola : R

K O2

Gambar 4. True Experimental Design ke 5 : Random terhadap subjek (Suharsimi Arikunto, 2006:87).

Keterangan:

(58)

  41

Perlakuan Eksperimen

K : Kelompok kontrol yaitu kelompok yang digunakan sebagai pembanding

X : Perlakuan R : Random

O1 : Hasil observasi sesudah perlakuan eksperimen

O2 : Hasil observasi sesudah perlakuan kelompok kontrol

Eksperimen dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan artinya dalam pembuatan brownies kukus dengan substitusi tepung sukun yang berbeda, peneliti melakukan percobaan sebanyak 3 kali dengan bahan dasar yang sama. Pengulangan ini dilakukan agar diperoleh hasil yang maksimal, standart dan dapat dipertanggung jawabkan.

(59)
(60)

  43

Keterangan :

K : Kontrol dengan kode 201 (Brownies kukus 100% tepung terigu) A : Sampel A dengan kode 808 (Brownies kukus dengan substitusi tepung

sukun 25 %)

B : Sampel B dengan kode 161 (Brownies kukus dengan substitusi tepung sukun 35 %)

C : Sampel C dengan kode 107 (Brownies kukus dengan substitusi tepung sukun 45 %)

(Suharsimi Arikunto, 1996)

2. Pelaksanaan Eksperimen

Prosedur pelaksanaan eksperimen merupakan langkah-langkah yang telah ditentukan dalam melaksanakan percobaan pembuatan brownies kukus dengan substitusi tepung sukun. Adapun prosedur pelaksanaan eksperimen meliputi waktu dan tempat eksperimen, jenis dan jumlah bahan dan alat serta tahap-tahap eksperimen.

a. Tempat dan Waktu Eksperimen

Eksperimen dilakukan di Laboratorium UNNES TJP, sedangkan waktu pelaksanaannya pada bulan Juni 2011.

b. Jenis dan Jumlah Bahan

(61)

Tabel 7. Daftar Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan brownies kukus substitusi tepung sukun

Formula

(62)

  45

d. Tahap-Tahap Pelaksanaan Eksperimen

Eksperimen dalam pembuatan brownies kukus dengan substitusi tepung sukun ini meliputi beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.

1) Tahap Persiapan

a) Menyiapkan semua alat, bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan brownies kukus.

b) Menimbang bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan ukuran. c) Menyiapkan semua peralatan yang diperlukan dalam kondisi

bersih.

2) Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pembuatan brownies kukus dengan substitusi tepung sukun, yaitu:

a) Melehkan cooking chocolate

Cara melelahkan cokelat adalah :

(1) Potong kecil-kecil cooking chocolate, masukkan ke dalam pinggan tahan panas atau panci kecil.

(2) Mengetim cokelat dengan cara panci kecil diletakkan diatas panci yang lebih besar yang telah diisi air. Masak dengan api kecil sambil diaduk-aduk hingga leleh.

(63)

b) Pengadukan (mixing)

Merupakan suatu proses pencampuran bahan sehingga semua bahan tercampur rata. Telur dan gula dikocok sehingga gula larut, gunakan kecepatan mixer no.1, jaga agar telur tidak sampai naik dan kental karena akan membuat tekstur brownies kukus seperti cake.

c) Menuang adonan ke dalam cetakan (pencetakan)

Pada pembuatan brownies perlu diperhatikan cetakan yang dipergunakan, misalnya tinggi rendahnya loyang yang digunakan harus sesuai dengan loyang brownies dan juga dalam pengisian adonan tidak boleh penuh, yaitu ¾ dari loyang karena apabila ketebalan brownies tidak sama maka kematangannya pun juga tidak sama dan tidak rata.

d) Pengukusan

Adonan yang sudah dituang ke dalam cetakan kemudian dikukus selama 30 menit.

e) Pendinginan dan Pemotongan

Setelah dikeluarkan dari pengukusan, tunggu sampai agak dingan kemudian lepaskan brownies dari cetakan lalu dipotong sesuai selera.

3) Tahap Penyelesaian

(64)

  47

(65)

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi penilaian subyektif dan penilaian obyektif.

1. Penilaian Subyektif

Penilaian Subyektif adalah penilaian yang menggunakan panelis sebagai instrumennya. Penilaian subyektif meliputi uji inderawi dan uji organoleptik :

a. Uji Inderawi

Uji inderawi adalah suatu pengujian terhadap sifat karakteristik bahan pangan dengan menggunakan indera manusia termasuk indera penglihatan, penciuman, perasa, peraba dan pendengaran (Bambang Kartika, 1998:2).

Mutu atau kualitas suatu bahan merupakan kumpulan sifat-sifat khas indera (sensorik) yang meliputi indera penglihatan, indera perabaan, indera pengecap, dan indera pendengaran yang dapat membedakan masing-masing satuan dari bahan tersebut, dan mempunyai pengaruh nyata di dalam menentukan derajat penerimaan konsumen terhadap bahan-bahan tersebut (Bambang Kartika, 1998:1-2).

(66)

  49

tersebut dikunyah. Akhirnya mutu atau kualitas dari makanan tersebut dapat dievaluasi secara keseluruhan. (Bambang Kartika, 1998:6).

Menurut Bambang Kartika (1998:3) karakteristik pengujian inderawi meliputi : penguji melakukan penginderaan dengan perasaan, methode pengujian yang dipergunakan telah pasti, pada umumnya penguji telah melakukan seleksi dan latihan sebelum pengujian, subyektifitas penguji relatif kecil karena penguji bekerja seperti sebuah alat penganalisa dan pengujian dilakukan dalam bilik-bilik pengujian dewan hasil pengujian akan dianalisa dengan methode statistik.

b. Uji organoleptik

Penilaian organoleptik adalah suatu disiplin ilmu yang digunakan untuk mengungkap, mengukur, menganalisa dan menafsir reaksi indera penglihatan, perasa, pembau dan peraba ketika menangkap karakteristik produk.

Karakteristik pengujian organoleptik menurut Bambang Kartika (1988:4) adalah penguji cenderung malakukan penilaian berdasarkan kesukaan, penguji tanpa melakukan latihan, penguji umumnya tidak melakukan penginderaan berdasarkan kemampuan seperti dalam pengujian inderawi, pengujian dilakukan di tempat terbuka sehingga diskusi kemungkinan terjadi. Pada waktu melakukan uji kesukaan ini digunakan tingkat kesukaan panelis terhadap sampel.

(67)

bahan yang diuji. Pada pengujian ini digunakan panelis yang belum terlatih. Panelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara spontan tanpa membandingkan dengan sampel standar. Oleh karena itu pengujian dilakukan secara berurutan, tidak disajikan secara bersama-sama (Bambang Kartika, 1988:56).

2. Penilaian Obyektif

Penilaian obyektif dilakukan dilaboratorium yang bertujuan untuk mengetahui karbohidrat dari sampel brownies kukus substitusi tepung sukun. Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Teknologi Pertanian Dan Peternakan, Universitas Semarang.

Tabel Hasil Uji Laboratorium Brownies Kukus Substitusi tepung sukun

No. Sampel Kadar

Karbohidrat (mg) 1 B (Tepung Terigu 75% : tepung sukun 25 %) 54,9592 2 C (Tepung Terigu 65% : tepung sukun 35 %) 56,7316 3 D (Tepung Terigu 55% : tepung sukun 45 %) 57,1737

D. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data-data penilaian pada uji inderawi adalah panelis agak terlatih dan pada uji organoleptik adalah panelis tidak terlatih.

1. Panelis agak terlatih

(68)

  51

terlatih yang digunakan untuk uji jumlahnya berkisar antara 15-25 orang yang dipilih setelah calon panelis mengikui seleksi panelis dengan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk melakukan penilaian, yaitu :

a. Mengetahui sifat sensorik dari makanan yang dinilai. b. Mengetahui cara penilaian inderawi.

c. Mempunyai tingkat kepekaan yang tinggi. d. Telah dilatih sebelum pengujian.

e. Instrumen harus valid dan reliabel. (Soewarno T. Soekarto, 1985:49)

Dalam penilaian terhadap bahan pangan, sifat pertama kali yang menentukan diterima atau ditolaknya bahan tersebut oleh pemakai adalah sifat-sifat inderawi yang dimilikinya (Bambang Kartika, 1988:5). Di bawah ini akan dijelaskan pengujian inderawi ada beberapa tahapan yaitu : a. Penglihatan

(69)

b. Perabaan

Perabaan terjadi hampir seluruh permukaan kulit dengan kepekaan yang berbeda-beda, beberapa daerah seperti rongga mulut seperti, bibir, tangan mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap kepekaan. Sifat perabaan dikaitkan dengan 3 hal, struktur, tekstur dan konsistensi. Struktur merupakan sifat dari komponen penyusun bahan, tekstur merupakan sensasi tekanan yang dapat diamati dengan mulut (pada waktu digigit, dikunyah dan ditelan) atau pun perabaan dengan jari. Sedangkan konsistensi merupakan sebab yang berhubungan dengan kharakteristik bahan seperti tebal, tipis, halus. Dari ketiga hal diatas timbul bermacam-macam istilah dalam sifat perabaan ini. Pada saat dilakukan pengujian inderawi, sifat-sifat seperti keras atau lemahnya bahan pada saat digigit, pemecahan dalam fragmen-fragmen, hubungan antara serat-serat yang ada dan sensasi lain (Bambang Kartika, 1988:9-10). Seperti halnya untuk penilaian tekstur, kriteria tekstur yang baik pada brownies kukus substitusi tepung sukun yaitu padat, lembut dan paduan rasa cokelat yang mantap.

c. Pembauan

(70)

  53

Bau (aroma) dan suatu produk dapat diamati baik dengan cara membau maupun dengan merasakan. Zat yang menghasilkan bau sering lebih kuat diamati dengan merasakan daripada dengan membau. Ada dua cara dalam mengamati bau yaitu lewat indera pembau, dimana rangsangan akan diterima oleh “region alfactoria” (R) suatu bagian pada bagian atas rongga hidung, lewat mulut terutama bagi mereka yang sukar mengamati lewat hidung (Bambang Kartika, 1988:11). Bau dalam brownies kukus substitusi tepung sukun terbaik yaitu harum khas coklat.

d. Pengecap

(71)

terbaik pada brownies kukus yaitu legit dan lembut merupakan kombinasi mutlak dari dua unsur manis dan coklat.

(72)

  55

Kisi-Kisi Pedoman Wawancara (Menjaring Panelis)

Variabel Indikator Deskriptor Butir No.Soal

(73)

Pada pedoman wawancara menggunakan empat (4) kategori penilaian dan diberi skor sebagai berikut :

1. Bersedia : 4 2. Agak bersedia : 3 3. Ragu-ragu : 2 4. Kurang bersedia : 1

Materi yang diwawancarakan meliputi ketersediaan menjadi panelis, keadaan kesehatan, dan pengetahuan tentang brownies kukus.

Ketentuan penilaian adalah apabila jawaban tidak memenuhi salah satu indikator maka panelis tidak berpotensi menjadi calon panelis.

Dari hasil wawancara akan diketahui siapa yang memenuhi persyaratan kesehatan dan bersedia menjadi panelis. Untuk mendapatkan panelis agak terlatih yang memenuhi syarat valid dan reliabel maka dilakukan validitas instrumen dan reliabilitas instrumen.

1) Validitas Instrumen

(74)

  57

dimaksud, oleh karena itu instrumen dalam penelitian harus memenuhi validitas internal dan validitas isi.

a) Validitas Internal

Validitas internal adalah kevalidan instrumen dilihat dari kondisi internal panelis yang beragam. Kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan validitas internal adalah melalui wawancara. Materi yang diwawancarakan meliputi ketersediaan menjadi panelis, keadaan kesehatan, dan pengetahuan tentang brownies kukus. Ketentuan penilaian adalah apabila jawaban tidak memenuhi salah satu indikator maka panelis tidak berpotensi menjadi calon panelis.

Calon panelis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa TJP tata boga yang telah lulus mata kuliah analisis mutu pangan sebanyak 40 orang. Dari hasil wawancara akan diketahui siapa yang memenuhi persyaratan kesehatan dan bersedia menjadi panelis. Beberapa orang yang dinyatakan memenuhi persyaratan dapat mengikuti seleksi selanjutnya yaitu validitas isi dan reliabilitas instrumen.

(75)

persyaratan untuk mengikuti seleksi selanjutnya. Kriteria lulus wawancara adalah total skor > 75%. Perhitungan terdapat pada lampiran hasil wawancara calon panelis.

b) Validitas Isi

Validitas isi adalah meningkatkan kepekaan calon panelis yang validitas internalnya sudah memenuhi syarat dan supaya mampu menilai karakteristik mutu pangan pada produk meliputi warna, aroma, rasa dan tekstur dengan tepat dan benar. Menurut (Bambang Kartika, dkk. 1988:24) data hasil penilaian dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut :

Jika JumlahRange

Jumlah Range

> 1, maka calon panelis diterima

Jika JumlahRange

Jumlah Range

< 1, maka calon panelis ditolak

Dari hasil analisis tersebut akan diketahui hasil perhitungan range method diperoleh rasio jika > 1, maka calon panelis memenuhi syarat. Jika rasio < 1, maka calon panelis tidak memenuhi syarat. Dalam pengujian validitas isi dari 26 orang calon panelis hanya 17 orang yang valid.

c) Reliabilitas Instrumen

(76)

  59

latihan supaya dapat memberikan penilaian secara tetap. Reliabilitas dapat menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena dapat memberikan penilaian secara tepat, hasil penilaiannya tetap atau mempunyai keajegan dalam menilai produk pada waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini panelis agak terlatih telah melaksanakan penilaian sebanyak tiga kali dan dinyatakan valid karena telah melalui uji validitas terlebih dahulu. Dari data penilaian, maka dapat ditentukan jumlah panelis yang akan diterima total skor dalam range minimal ≥ 60% dari jumlah skor yang ada, sedangkan panelis yang ditolak apabila skor range ≤ 60% dari jumlah skor yang ada (Bambang Kartika, 1988:22). Dalam pengujian reliabilitas dari 26 orang calon panelis hanya 17 orang yang reliabel.

2. Lembar Penilaian (Instrumen)

(77)

Kisi-Kisi Pedoman Uji Kualitas Brownies Kukus Substitusi Tepung Sukun Variabel Sub Variabel Indikator Deskriptor Kualitas

- Aroma khas cokelatan tepung sukun

• Tekstur

- Lembab dan pori agak rapat

Kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom (Suharsimi Arikunto, 2006:162). Dalam kisi-kisi ini dijelaskan mengenai variabel yaitu kualitas brownies kukus, sub variabel yaitu pengertian mutu brownies kukus yang baik, indikatornya adalah warna, rasa, aroma dan tekstur serta deskriptornya adalah warna pada bagian luar, rasa manis, aroma harum dan tekstur padat.

(78)

  61

1) Rasa

Manis (legit) skor 4

Cukup manis skor 3

Kurang manis skor 2

Tidak manis skor 1

2) Warna

Cokelat tua (pekat) skor 4

Cokelat agak tua skor 3

Cokelat skor 2

Cokelat muda skor 1

3) Aroma

Harum khas cokelat dan tepung sukun skor 4 Cukup harum khas cokelat dan tepung sukun skor 3 Kurang harum khas cokelat dan tepung sukun skor 2 Tidak harum khas cokelat dan tepung sukun skor 1 4) Tekstur

Lembab dan pori agak rapat skor 4

Cukup lembab dan pori agak rapat skor 3 Kering dan pori agak rapat skor 2

(79)

3. Panelis tidak terlatih

Panelis tidak terlatih dipakai untuk menguji tingkat kesukaan pada suatu produk ataupun menguji tingkat kemauan untuk mempergunakan suatu produk (Bambang Kartika, 1988:18). Karena menyangkut tingkat kesukaan terhadap suatu produk makanan maka semakin besar jumlah anggota panelis, maka hasilnya akan semakin baik. Panelis yang digunakan untuk mengukur kesukaan masyarakat terhadap brownies kukus substitusi tepung sukun minimal 80 orang (Bambang Kartika, 1988:32).

Panelis tidak terlatih yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah panelis yang telah mengenal brownies kukus dan sudah biasa mengkonsumsinya serta tidak melakukan latihan sebelum melakukan penilaian. Panelis yang digunakan adalah masyarakat umum sebanyak 80 orang terdiri dari remaja putra dan putri usia 14 – 20 tahun dan dewasa putra dan putri usia 21 – 40 tahun. Penilaian ini tidak berdasarkan pada kepekaan akan tetapi berdasarkan pada tingkatan umum.

(80)

  63

Kisi-Kisi Pedoman Uji Kesukaan

Variabel Sub Variabel Indikator Deskriptor

Kualitas dari

Dalam kisi-kisi ini dijelaskan variabel yaitu kualitas dari segi kesukaan / subyektifitas, sub variabel yaitu uji kesukaan, indikatornya adalah warna, rasa, aroma dan tekstur serta deskriptornya adalah kesukaan warna, kesukaan rasa, kesukaan aroma dan kesukaan tekstur.

Pada pengujian organoleptik menggunakan empat (4) kategori kesukaan dan diberi skor sebagai berikut :

1. Sangat suka : 4 2. Suka : 3 3. Kurang suka : 2 4. Tidak suka : 1

E. Metode Analisis Data

(81)

untuk uji kesukaan masyarakat terhadap brownies kukus substitusi tepung sukun hasil percobaan menggunakan analisis diskriptif prosentase, namun sebelum data dianalisis dengan ANAVA perlu dilakukan uji prasyarat hipotesis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji kenormalan ini dapat dipenuhi melalui dua jalan. Pertama,

mengadakan pengetesan normalitas (test of normality) dengan rumus-rumus yang sudah diketahui. Ini dilakukan jika belum mempunyai bukti-bukti bahwa gejala yang diselidiki mengikuti ciri-ciri distribusi normal.

Kedua, jika telah mempunyai bukti-bukti bahwa variabel yang diselidiki telah mengikuti distribusi normal, baik bukti ini diperoleh dari penyelidikan pendahuluan maupun dari penyelidikan-penyelidikan orang lain yang mendahului, dapat menggunakan bukti-bukti ini sebagai landasan untuk memenuhi syarat atau tuntutan normalitas ini.

Uji kenormalan dilakukan secara parametrik dengan menggunakan penaksir rata-rata dan simpangan baku, maka dalam bagian ini akan diperlihatkan uji kenormalan secara nonparametric. Uji normalitas adalah suatu cara untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari penilaian itu normal atau tidak, untuk membuktikannya maka perlu dilakukan uji normalitas data dengan metode Liliefors karena jumlah data peneliti kurang dari 30.

(82)

  65

a. Pengamatan X1,X2, ..., Xn dijadikan baku Z1,Z2,...,Zn

Zi = X1 - X

S

X = X

N

S = ( X1 – X )

n - 1

b. Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian hitung peluang F(Zi) = P(Zi)

c. Hitung proporsi S(Zi) = banyaknya Z1,Z2,Z3,...,Zi yang ≤ Zi

n

d. Hitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya

e. Ambil harga mutlak terbesar (Lo) dari selisih tersebut.

Jika Lo < L tabel dengan α = 5% dan N = 20 maka berarti data berdistribusi normal

2. Uji Homogenitas

(83)

menggunakan uji Bartlett (Sudjana 2006:261). Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :

a. Menghitung varians gabungan dari semua sampel dengan rumus

S2 = { (n1 – 1)S12 / (n1 – 1)}

b. Mencari harga satuan B dengan rumus

B = (Log S2) (n1 – 1)

c. Menghitung Chi kuadrat, rumusnya

X2 = (ln 10){B - (n1 – 1)Log S12}

Dengan ln 10 = 2,3026 disebut logaritma asli dari bilangan 10. Keterangan :

S2 : varian gabungan S12 : varian masing-masing B : koefisien Bartlett

Ni : banyaknya anggota kelas i

Dengan taraf nyata 5% tolak ho jika X2(1-∞) (K-1), dimana X2(1-∞)(k-1) didapat dari tabel distribusi chi kuadrat dengan peluang (1-∞) dan dk : (k-1) dengan k adalah banyak kelompok sampel (Sudjana 2006:263)

3. Analisis Varian Klasifikasi Tunggal (ANAVA)

Analisis varian dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis kerja yang berbunyi “Ada pengaruh kualitas brownies kukus

Gambar

Tabel 1. Kandungan Gizi pada Tepung Terigu dalam 100 gram Bahan
Tabel 2. Kandungan Gizi pada Minyak Goreng dalam 100 gram
Tabel 3. Kandungan Gizi pada Telur Ayam tiap 100 gram
Tabel 4. Kandungan Gizi pada Gula pasir tiap 100 gram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini akan dibuat brownies kukus dari tepung beras hitam dengan konsentrasi yang berbeda untuk mengetahui kualitas organoleptik dengan parameter yang

Berdasarkan hasil penelitian, kualitas brownies kukus terbaik pada perlakuan T3S2 (tepung terigu 40%, tepung beras hitam 60% dan cokelat 25 gram) dengan skor rata-

yaitu dalam pembuatan brownies kukus dengan substitusi tepung beras hitam.. Berdasarkan warna beras, di Indonesia dikenal beberapa jenis

Brownies kukus adalah salah satu ragam cake semi basah yang bertekstur bantat, dalam pembuatannya kaya akan lemak dan telur biasanya berwarna cokelat, rasanya manis dan dengan

Brownies kukus adalah salah satu ragam cake semi basah yang bertekstur bantat, dalam pembuatannya kaya akan lemak dan telur biasanya berwarna cokelat, rasanya manis dan dengan

Hasil penelitian menunjukkan sampel brownies dengan tepung terigu 100% memiliki tekstur yang lembab dan halus, sendangkan brownies dengan substitusi tepung jewawut

Hasil uji organoleptik brownies substitusi tepung kedelai dari keempat perlakuan, Hasil uji hedonik menunjukkan ada perbedaan yang nyata antar perlakuan ditandai

TUGAS AKHIR SUBSTITUSI TEPUNG KULIT PISANG PADA PRODUCT BROWNIES KUKUS Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Diploma III Program Studi Perhotelan Politeknik