• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengalaman Pasien Yang Menderita Kanker Payudara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengalaman Pasien Yang Menderita Kanker Payudara"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PENGALAMAN PASIEN YANG MENDERITA

KANKER PAYUDARA

ESTERIA BASANI ARUAN

105102008

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011

Esteria Basani Aruan

Pengalaman Pasien Yang Menderita Kanker Payudara

viii + 59 hal + 1 tabel + 6 lampiran

Abstrak

Kanker payudara merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita, kanker payudara terjadi karena terganggunya sistem pertumbuhan sel didalam jaringan payudara, banyak hal yang dapat menyebabkan wanita menderita kanker payudara salah satunya adalah pola hidup yang kurang baik serta masih banyaknya makanan-makanan yang mengandung bahan pengawet. Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan salah satunya kemoterapi, pengobatan ini ditujukan untuk membunuh sel kanker. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman pasien yang menderita kanker payudara. Desain penelitian yang digunakan adalah desain fenomenologi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 7 orang. Waktu penelitian dari Februari sampai April 2011. Proses pengumpulan data melalui kuesioner data demografi sebagai data dasar dan wawancara mendalam dengan menggunakan alat perekam suara. Penelitian ini menemukan bahwa keluhan partisipan saat mengalami kanker payudara adalah adanya benjolan dan perubahan pada payudara seperti payudara mengencang, payudara memerah dan nyeri disertai berdenyut. Pemeriksaan yang dilakukan partisipan untuk mendeteksi kanker payudara adalah biopsi, USG, dan Rongten. Upaya yang dilakukan partisipan untuk menghilangkan kanker payudara adalah melakukan pengobatan alternatif, mengkonsumsi obat tradisional seperti rebusan-rebusan benalu kopi, daun sirsak, dengan tindakan operasi, dan pengobatan kemoterapi. Efek samping yang dialami oleh partisipan selama menjalani pengobatan kemoterapi adalah mual muntah, badan lemas, rambut rontok, kulit kering, dan kuku menghitam. Upaya yang dilakukan partisipan untuk mengurangi efek samping kemoterapi adalah berdoa, nyanyi, sholat dan berzikir. Dampak yang terjadi selama menderita kanker payudara adalah psikologi dan terganggunya aktivitas sehari-hari. Dukungan yang diberikan anggota keluarga adalah dukungan doa, memberikan semangat, dan dukungan dana. Diharapkan agar petugas kesehatan khususnya bidan dapat mengerti tentang kanker payudara dan pengobatannya sehingga dapat memberikan informasi serta asuhan kepada pasien kanker payudara.

Daftar pustaka : 16 (2004-2010)

(4)

KATA PENGANTAR

Segala kemuliaan dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan kasih-Nya yang tiada berkesudahan serta pemeliharaan-Nya bagi peneliti sehingga

peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul : “Pengalaman Pasien

Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi”.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini peneliti banyak menerima bantuan,

bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini peneliti

tidak lupa mengucapkan terima kasih banyak kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku dosen pembimbing dalam penyusunan

proposal karya tulis ilmiah ini, yang telah memberikan bimbingan dan

dorongan kepada peneliti hingga karya tulis ilmiah ini selesai.

4. Seluruh dosen, staff, dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh staff dan pegawai di RSUD Dr. Pirngadi Medan, yang telah

(5)

Peneliti menyadari bahwa isi dari karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan

dan kesalahan baik dari segi materi maupun teknik penyusunan, untuk itu peneliti

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun serta

bermanfaat dalam kesempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini, dan peneliti

mengharapkan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, Terima kasih.

Medan, Juni 2011

Peneliti

(6)

DAFTAR ISI

(7)

C. Penelitian fenomenologi ... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 36

1. Karakteristik partisipan ... 36

2. Pengalaman pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi 37

B. Pembahasan ... 51

1. Interpretasi dan diskusi hasil ... 51

2. Keterbatasan penelitian ... 56

3. Implikasi untuk asuhan kebidanan / pendidikan kebidanan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

(8)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar persetujuan menjadi partisipan

Lampiran 2 Kuesioner data demografi

Lampiran 3 Panduan Wawancara

Lampiran 4 Lembar Konsultasi karya tulis ilmiah

Lampiran 5 Surat izin data penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

(9)

DAFTAR TABEL

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar persetujuan menjadi partisipan

Lampiran 2 : Kuesioner data demografi

Lampiran 3 : panduan wawancara

Lampiran 4 : Lembar konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5 : Surat izin data penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya bagi setiap orang.

Bila seseorang menderita sakit, ia pasti merasa banyak kehilangan pada dirinya baik

bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya, dengan keluarga bahkan dapat

kehilangan kesempatan untuk bekerja. Bukan itu saja, beberapa penyakit juga bisa

mengakibatkan kematian bagi penderitanya jika tidak segera di obati, salah satunya

adalah kanker payudara.

Kanker payudara merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita,

yang bersumber dari sel-sel dalam jaringan payudara yang berkembang dalam

keadaan tidak terkendali. Menurut Nurcahyo (2010) kanker payudara atau istilah

medisnya carcinoma mammae adalah momok pembunuh kedua bagi kaum wanita

Indonesia setelah kanker rahim. Kanker payudara terjadi karena terganggunya sistem

pertumbuhan sel didalam jaringan payudara. Payudara tersusun atas kelenjar susu,

jaringan lemak, kantong penghasil susu, dan kelenjar getah bening. Sel abnormal

bisa tumbuh di empat bagian tersebut, dan mengakibatkan kerusakan yang lambat

tetapi pasti menyerang payudara. Kanker payudara adalah tumor ganas yang

(12)

dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan

jaringan penunjang payudara. Kanker payudara tidak menyerang kulit payudara yang

berfungsi sebagai sebagai pembungkus (Mardiana, 2009).

Banyak hal yang dapat menyebabkan wanita menderita kanker payudara salah

satunya adalah pola hidup yang kurang baik serta masih banyaknya

makanan-makanan yang mengandung bahan pengawet. Karena itu lah masih tingginya angka

kejadian penyakit kanker payudara di dunia. Menurut temuan yang di publikasikan

dalam American journal of clinical nutrition di Amerika Serikat, kemungkinan

seseorang didiagnosis kanker payudara meningkat dari sekitar 0,5% atau setara satu

dari 233 wanita saat memasuki usia 30-an, menjadi 4% atau satu dari 270 wanita saat

berumur 60-an (Rachmanto, 2010).

Menurut Ranggiasanka (2010) setiap tahun lebih dari 185.000 wanita didiagnosa

menderita kanker payudara dan insiden kanker payudara sangat bervariasi di seluruh

dunia, yang lebih besar di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Afrika Utara,

Eropa Timur, Eropa Utara dan Eropa Selatan. Sekitar 43.500 kematian akibat kanker

payudara setiap tahunnya yang menjadikan penyakit ini sebagai penyebab kematian

terbesar kedua setelah kanker paru pada wanita di Amerika Serikat. Sekitar 90% dari

kanker payudara biasanya ditemukan oleh wanita itu sendiri melalui pemeriksaan

payudara sendiri. dan rendah di Negara-negara berkembang seperti Inggris. Namun

di Negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia pun angka penderita

kanker payudara dan kanker lain sudah demikian tingginya. Hal ini mungkin

disebabkan antara lain oleh gaya hidup yang jauh berbeda, pola makan, polusi

(13)

zat-zat pengawet,pewarna, penyedap makanan, serta stess yang berkepanjangan.

Semuanya ini mungkin turut mengambil andil dalam berkembangnya penyakit

kanker.

Menurut Purnomo (2009) berdasarkan dari laporan rekam medik Rumah Sakit

Dharmais, 70% wanita yang datang sudah dengan kekambuhan dan pada stadium

lanjut, sisanya 30% terdiagnosis pada stadium I atau II (pasien dalam usia 25-80

tahun). Di provinsi Sumatera Utara yaitu Medan, penderita Kanker payudara baik

yang belum menjalani pengobatan maupun yang sudah menjalani pengobatan sudah

banyak ditemukan. Sesuai survei data pendahuluan yang peneliti peroleh, pada tahun

2009-2010 di RSUD. Dr. Pirngadi Medan dimana jumlah yang mengalami kanker

payudara sebanyak 60 orang.

Menurut Wibisono (2009) Kanker payudara mendapat peringkat urutan kedua

setelah kanker rahim. Namun diprediksikan pada 20-30 tahun ke depan, penderita

kanker payudara diIndonesia akan meningkat, sebaliknya kanker leher rahim akan

menurun angka kejadiannya. Penyebab dari kanker payudara belum diketahui secara

pasti, menurut Djoerban 10% populasi perempuan berisiko terkena kanker payudara.

Jika bicara faktor genetik, pada prinsipnya kanker bukan penyakit yang menurun

atau menular. Namun 7% dari pengidap kanker payudara, ternyata penyakit itu

diperoleh dari keluarganya. Salah satu resiko sebagai pemicu timbulnya kanker

payudara adalah konsumsi makanan yang berlemak dan berprotein tinggi, tetapi

(14)

Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan

meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru

adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan

kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan

gejala-gejalanya. Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara

individual.

Menurut Ranggiasanka (2010) kemoterapi dan obat penghambat hormon

seringkali di berikan segera setelah pembedahan dan dilanjutkan selama beberapa

bulan atau tahun. Pengobatan ini menunda kembalinya kanker dan memperpanjang

angka harapan hidup penderita. Pemberian beberapa jenis kemoterapi lebih efektif

dibandingkan dengan kemoterapi tunggal. Akan tetapi tanpa pembedahan maupun

penyinaran, obat-obatan tersebut tidak dapat menyembuhkan kanker payudara. Efek

samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu

setelah pengobatan, antara lain lemas adalah efek samping yang umum timbul,

kemudian mual dan muntah. Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat

mual dan muntah, gangguan pada pencernaan, kerontokan rambut, mengalami

kesemutan dan mati rasa pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki,

namun hal ini bersifat sementara.

Untuk itu Peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pengalaman pasien yang

menderita kanker payudara, karena kita juga perlu mengetahui apa saja pengobatan

untuk kanker payudara. Sampai saat ini masih sedikit penelitian yang secara khusus

dan penelitian sejenis yang meneliti masalah ini. Penelitian ini mencoba

(15)

B. Pertanyaan penelitian

Yang menjadi pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana pengalaman pasien

yang menderita kanker payudara.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman pasien yang menderita

kanker payudara.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi

para mahasiswa tentang penelitian kualitatif mengenai pengalaman pasien yang

menderita kanker payudara.

2. Bagi tenaga kesehatan

Sebagai sumber informasi yang berguna bagi tenaga pelayanan khususnya

bidan agar memberikan asuhan kebidanan pada pasien yang menderita kanker

payudara serta menyarankan bagi para remaja dan ibu-ibu untuk selalu melakukan

sadari.

3. Bagi peneliti lanjutan

Diharapkan dapat menjadi data dasar tentang penelitian fenomenologi atau

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman

Menurut kamus besar bahasa indonesia (2005) pengalaman diartikan sebagai

sesuatu yang pernah (dijalani, dirasai, ditanggung). Menurut Notoatmodjo (2005)

pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan dan juga

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengalaman

dapat diartikan juga sebagai memori episodik, yaitu memori yang menerima dan

menyimpan peristiwa-peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan

tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi (Syah, 2003).

B. Kanker payudara

Kanker payudara bukanlah penyakit yang menular tetapi kanker payudara

merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh wanita. Adapun pengertian dari

kanker payudara menurut Mardiana (2009) kanker payudara adalah tumor ganas

yang menyerang jaringan payudara. Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar

susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu), dan jaringan

penunjang payudara. Menurut Smart (2010) kanker payudara (Carsinoma mammae)

(17)

yang telah tumbuh dalam jaringan payudara dapat tumbuh di dalam kelenjar susu,

saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara.

1. Faktor Resiko Kanker Payudara

Penyebab dari kanker payudara itu sendiri belum diketahui secara pasti tetapi

ada beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab dari munculnya kanker payudara

yang sangat ditakuti oleh kaum wanita. Menurut Nurcahyo (2010) Faktor resiko

munculnya kanker payudara, antara lain : Usia, sekitar 60% kanker payudara terjadi

pada usia di atas 60 tahun. Resiko terbesar penderita kanker payudara ditemukan

pada wanita yang sudah berusia 75 tahun.

Pernah menderita kanker payudara, setelah payudara yang dulu pernah

terkena kanker diangkat, resiko untuk terkena kanker payudara pada payudara

penderita yang sehat sekitar 0,5-1%. Riwayat dari keluarga yang dulu pernah

mengalami kanker payudara, pada wanita yang dulu keluarganya pernah ada yang

mengalami kanker payudara, akan memiliki resiko untuk terkena kanker payudara

sebesar tiga kali besar.

Faktor genetik dan hormonal, namun anda jangan mengkhawatirkan faktor

genetika ini. Pada faktor genetika ini, tidak berarti bagi anda yang memiliki gen

kanker payudara pasti akan mengalami kanker payudara. Anda hanya memiliki

resiko untuk mengidap kanker payudara saja dan ada kemungkinan juga untuk dapat

menurunkan gen tersebut. Gen penyebab kanker payudara ini bisa diturunkan dari

seorang orang tua kepada anaknya tanpa terkait jenis kelamin anak tersebut.

Menarche (menstruasi pertama kali), yaitu pada wanita yang dulu waktu

(18)

setelah usia 55 tahun. Kemudian kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau

belum pernah hamil. Pernah memakai pil KB atau pernah menggunakan terapi sulih

hormon. Mengalami obesitas pasca-menopause. Pada pemakaian alkohol lebih dari

1-2 gelas/hari.

Adanya bahan kimia, beberapa penelitian telah menyebutkan beberapa bahan

kimia yang menyerupai esterogen (misalnya, yang terdapat pada peptisida atau

produk industri lainnya) mungkin akan meningkatkan resiko terkena kanker

payudara. DES (dietilstillbesterol), bagi wanita yang mengkonsumsi DES untuk

mencegah terjadi keguguran, memiliki resiko tinggi terkena kanker payudara.

2. Gejala dan tanda kanker payudara

Selama ini yang terjadi pada penderita adalah baru diketahui bahwa dirinya

terserang kanker payudara setelah timbul rasa nyeri atau sakit pada payudara atau

setelah benjolan tumbuh semakin lama semakin membesar pada jaringan

payudaranya. Penderita yang mengalami kondisi seperti ini sebenarnya sudah

terserang kanker payudara stadium lanjut. Keterlambatan tersebut akan mempersulit

penyembuhan padahal akan lebih mudah penyembuhannya jika serangan kanker

payudara dapat diketahui secara dini.

Menurut Smart (2010) untuk mendeteksi gejala dan tanda-tanda kanker

payudara, dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: Terdapat sebuah

benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan yang ada pada payudara dan

sekitarnya. Benjolan ini tidak menimbulkan rasa nyeri dan biasanya juga memiliki

bentuk pinggiran yang tidak teratur, pada penderita kanker payudara yang masih

(19)

dengan jari tangan. Namun pada stadium lanjut biasanya melekat pada dinding dada

atau pada kulit sekitarnya. Untuk stadium lanjut ini, benjolan yang ada bisa

membengkak dan juga terdapat borok pada kulit.

Gejala lain yang mungkin dapat ditemukan adalah benjolan atau masa di

ketiak penderita, serta keluarnya cairan yang abnormal dari puting susu (berdarah,

atau berwarna kuning, hijau atau mungkin bernanah), perubahan pada tekstur dan

warna pada kulit di sekitar payudara, payudara tampak berwarna kemerahan, kulit di

sekitar payudara bersisik, puting susu tertarik ke dalam dan terasa gatal, nyeri pada

payudara atau pembengkakan pada salah satu payudara. Pada stadium lanjut, bisa

timbul nyeri pada tulang, penderita mengalami penurunan berat badan, dan

pembengkakan lengan atau ulsurasi kulit.

3. Perkembangan kanker payudara

Kanker memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang dapat

berkembang secara cepat maupun secara lambat. Sel kanker payudara yang pertama

kali dapat tumbuh sebesar 1 cm. Sel tersebut tidak bergerak ataupun berkembang

pada kelenjar payudara, sel–sel tersebut mengalir melalui aliran darah ke seluruh

tubuh. Sel kanker payudara dapat bersembunyi di balik tubuh kita selama

bertahun-tahun tanpa di ketahui dan tiba-tiba saja tanpa disadari dapat tumbuh menjadi tumor

ganas atau kanker. Menurut Purnomo (2009) Beberapa indikasi yang dapat

menandakan perkembangan kanker payudara adalah sebagai berikut:

a. Stadium

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter

(20)

manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar

maupun penyebaran ketempat jauh. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau

kanker dan tidak pada ada pada tumor jinak.

Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan

ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA,

rontgen, USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, Scintigrafi dll. Banyak

sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini

adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan

oleh UICC (International Union against Cancer dari WHO atau World Health

Organization).

1. Stadium 0

Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer, yaitu kanker

tidak menyebar keluar dari pembuluh/ saluran payudara dan kelenjar- kelenjar

(lobules) susu pada pada payudara.

2. Stadium I

Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada

pembuluh getah bening

3. Stadium IIa

Pasien pada kondisi ini :

a. Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan

pada titik-titik pada saluran getah bening di ketiak (axillary limph nodes).

b. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm. Belum

menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak (axillary limph

(21)

c. Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tapi ditemukan pada titik-titik

di pembuluh getah bening ketiak.

4. Stadium IIb

Pasien pada kondisi ini :

a. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak melebihi 5 cm.

b. Telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak.

c. Diameter tumor lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar.

5. Stadium IIIa

Pasien pada kondisi ini :

a. Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik

pada pembuluh getah bening ketiak.

b. Diameter tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik

pada pembuluh getah bening ketiak.

6. Stadium IIIb

Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan

bisa juga luka bernanah di payudara. Atau didiagnosis sebagai Inflammatory

Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar titik-titik pada

pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian

lain dari organ tubuh.

7. Stadium IIIc

Sebagaimana stadium IIIb, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh

getah bening dalam group N3 (kanker telah menyebar lebih dari sepuluh titik

(22)

8. Stadium IV

Ukuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang jauh,

yaitu : Tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.

b. Grade

Untuk mengetahui Grade Kanker, sample-sample hasil biopsi dipelajari

dibawah mikroskop. Suatu grade kanker payudara ditentukan berdasarkan pada

bagaiman bentuk sel kanker dan perilaku sel kanker dibandingkan dengan sel

normal. Ini akan memberi petunjuk pada team dokter seberapa cepatnya sel kanker

itu berkembang.

Berikut adalah grade dalam kanker payudara :

Grade 1 : Ini adalah grade yang paling rendah, sel kanker lambat dalam

berkembang, biasanya tidak menyebar.

Grade 2 : Ini adalah grade tingkat sedang.

Grade 3 : Ini adalah grade yang tertinggi, cenderung berkembang cepat, biasanya

menyebar.

c. Pada sistem TNM

TNM merupakan singkatan dari “T” yaitu tumor size atau ukuran tumor,

“N” yaitu Node atau kelenjar getah bening regional dan “M” yaitu metastis atau

penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan

operasi dan dilakukan pemerikasaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara,

(23)

T (Tumor size), ukuran tumor :

a. T 0 : tidak ditemukan tumor primer

b. T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang

c. T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm

d. T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm

e. T 5 : ukuran tumor berapa saja, tapi sudah ada penyebaran ke kulit atau

dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak,

kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor

utama.

N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb) :

a. N 0 : tidak terdapat metastis pada kgb regional di ketiak / aksilla

b. N 1 : ada metastis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakan

c. N 2 : ada metastis ke kgb aksilla yang sulit digerakan

d. N 3 : ada metastis ke kgb diatas tulang selangka (supraclavicula) atau pada

kgb di mammary interna di dekat tulang sternum.

M (Matastis), penyebaran jauh :

a. M x : metastis jauh belum dapat dinilai

b. M 0 : tidak terdapat metastis jauh

c. M 1 : terdapat metastis jauh

Setelah masing-masing faktor T, N, M didapatkan, ketiga faktor tersebut

kemudian digabungkan dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut :

1. Stadium 0 : T0 N0 M0

2. Stadium 1 : T1 N0 M0

(24)

4. Stadium II B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0

5. Stadium III A : T0 M2 N0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0

6. Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0

7. Stadium III C : Tiap T N3 Mo

8. Stadium IV : Tiap T- Tiap N- M1

d. Upaya pencegahan kanker payudara

Perlu anda ketahui bahwa 9-10 wanita menemukan benjolan pada

payudaranya. Untuk mencegah lebih awal agar benjolan tersebut tidak terlanjur

menjadi kanker payudara, Anda harus melakukan pemeriksaan sendiri. Menurut

Purnomo (2009) ada langkah-langkah tertentu yang setiap wanita dapat lakukan

untuk membantu mengurangi kemungkinan berkembangnya kanker payudara.

Berikut beberapa hal yang dapat membantu pencegahan kanker payudara :

Kesadaran akan payudara itu sendiri lebih dari 90% tumor payudara dideteksi oleh

wanita itu sendiri. Perhatikan setiap perubahan pada payudara menjadi bagian

penting perawatan kesehatan wanita. Ini berarti wanita harus tahu seperti apa

payudara mereka di depan cermin, dan rasakan saat mandi atau terlentang pada

periode berbeda setiap bulan sehingga jika ada perubahan yang tidak normal dapt

diketahui segera.

Bagi ibu yang menyusui berikanlah ASI pada bayi, beberapa penelitian

sebelumnya menunjukan ada hubungan antara pemberian ASI dan menurunnya

resiko berkembangnya kanker payudara meskipun belum ada kesepakatan yang

jelas akan hal ini. Para peneliti mengklaim bahwa lebih muda lebih lama seorang

(25)

bahwa kanker payudara berkaitan dengan hormon estrogen. Pemberian secara

berkala akan mengurangi tingkat hormon tersebut.

Jika Anda menemukan gumpalan, segeralah ke dokter, tetapi sering kita

jumpai kebanyak wanita menunda untuk ke dokter jika mereka menemukan

gumpalan pada payudaranya, mereka takut memiliki kanker. Ini adalah hal terburuk

yang mereka lakukan. Jika menemukan gumpalan, segera konsultasikan ke dokter

karena ini akan membantu menenangkan pikiran Anda. Jika gumpalan tersebut

adalah kanker, segera lakukan pengobatan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa.

Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga, masih perlu

banyak penelitian untuk memahami secara menyeluruh semua penyebab kanker

payudara. Tetapi satu hal yang perlu untuk diyakini adalah faktor gen, faktor ini

setidaknya sebanyak 10% dari semua kasus kanker payudara. Hal ini dianggap satu

dari 500 orang membawa gen yang dapat membuat mereka diduga memiliki

penyakit tersebut.

Olahraga secara teratur, beberapa penelitian menyarankan bahwa olahraga

dapat menurunkan resiko kanker payudara. Hal ini karena penelitian menunjukan

bahwa semakin kurang berolahraga, semakin tinggi tingkat estrogen dalam tubuh.

Kurangi makanan berlemak, ada banyak perdebatan tentang kanker payudara

dengan diet. Tetapi ada bukti bahwa gaya hidup barat tertentu nampaknya dapat

meningkatkan resiko penyakit. Pertahankan asupan makanan rendah lemak, tidak

melebihi 30 gram lemak per hari. Hal ini akan membantu mempertahankan diet

seimbang yang juga membantu menjaga berat badan.

(26)

Kemudian setelah usia 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur,

meskipun masih diperlukan banyak penelitian untuk menentukan penyebab kanker

payudara, satu dari faktor utama penyebab adalah faktor usia. 80% kanker payudara

terjadi pada wanita berumur diatas 50 tahun.

Coba lah belajar rileks, banyak tercatat bahwa stress dapat menyebabkan

jenis masalah kesehatan. Meskipun masih banyak perdebatan atas temuan ini,

menurunkan tingkat stress akan menguntungkan untuk kesehatan secara

menyeluruh, termasuk resiko kanker payudara. Masukan brokoli ke dalam menu

harian anda, kira-kira dalam sehari Anda hanya membutuhkan secangkir brokoli.

Brokoli itu mengandung senyawa sulfuraphane yang secara ilmiah terbukti

mengurangi resiko kanker. Jangan lupakan buah dan sayur dalam menu harian,

pilihlah sayuran berwarna hijau. Makanlah tomat yang kaya dengan likopen,

likopen juga agen yang berfungsi memerangi kanker.

Ternyata mencegah kanker payudara itu tidaklah selalu mahal, dengan

bergaya hidup sehat serta mengkonsumsi makanan kaya serat, secara langsung kita

telah melakukan pencegahan terhadap penyakit yang menakutkan ini. Hal lain yang

juga patut dicatat adalah disiplin diri.

Menurut Purnomo (2009) beberapa penelitian terakhir, menyebutkan ada

enam jenis makanan yang dapat mencegah timbulnya penyakit yang menakutkan

kaum wanita tersebut. Makanan tersebut terdiri atas : (1) Gandum, dalam hal ini

Anda dapat mengkonsumsi gandum yang berbentuk sereal dengan segelas susu

setiap pagi. Setiap ½ gelas gandum setara dengan 10 gram dari kebutuhan serat

(27)

berpendapat bahwa tingkat estrogen yang tinggi dalam tubuh akan semakiin

merengsang pertumbuhan kanker payudara.

(2) Ikan salmon dan tuna, berdasarkan penelitian yang dilakukan di UCLA,

Amerika Serikat, ditemukan bahwa para wanita yang tinggal di daerah dekat sungai

dan mengkonsumsi ikan tuna dan ikan salmon setiap hari, ternyata tingkat resiko

terkena kanker payudaranya sangat kecil. Diduga karena adanya kandungan zat

omega-3 yang terdapat dalam ikan tersebut. (3) Wortel dan bayam, wanita yang

tidak mengkonsumsi wortel dan bayam, juga beresiko terkena kanker payudara dua

kali lebih besar, dibanding mereka yang sering mengkonsumsi kedua jenis sayuran

ini. (4) Yoghurt, pada suatu penelitian yang menggunakan yoghurt sebagai medium,

diungkapkan ternyata yoghurt dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker

payudar, terutama dalam jumlah yang cukup banyak.

(5) Jus jeruk, masih dalam proses penelitian yang dilakukan di Universitas

Western Ontario, Canada, pada hewan percobaan, disebutkan bahwa jus jeruk dapat

memperlambat pertumbuhan sel kanker payudara sampai 50%. (6) Susu kedelai,

diperoleh fakta bahwa salah satu zat yang terkandung di dalam susu kedelai murni

ternyata dapat menurunkan resiko terkena kanker payudara sebesar 28%

dibandingkan dengan yang terdapat pada kacang kedelai olahan. Para peneliti dari

Georgetown Medical Center dalam laporan riset yang dimuat British Journal Of

Cancer menekankan bahwa para wanita remaja sebaiknya rajin mengkonsumsi

makanan yang terbuat dari kedelai jika ingin terhindar dari resiko kanker payudara.

Dalam kedelai, menurut peneliti terdapat zat kimia penting yang diklaim efektif

melawan kanker yang bernama genistein. Beberapa riset mengindikasikan bahwa

(28)

penurunan resiko kanker payudara ketika dikonsumsi selama masa kanak-kanak dan

awal remaja. Hal ini dibuktikan oleh Hilakivi-Clarke yang terungkap dari berbagai

riset pada tikus. Dari riset binatang ini, data mengenai paparan genistein pada masa

pra pubertas sangat konsisten dalam menunjukan penurunan resiko kanker.

Paparan genistein dalam perkembangan janin atau pun pada masa dewasa tidak

menunjukan dampak proteksi yang sama pada kanker payudara. Pengujian lebih

jauh pada tikus menunjukan bahwa penggunaan genistein pada masa pubertas dapat

menekan kadar TEB (terminal end buds) atau struktur yang menyebabkan

pertumbuhan jaringan epitel mamiri, dimana sel-selnya melapisi saluran susu, dan

di dalam sel-sel epitelial inilah kanker payudara berkembang.

e. Jenis kanker payudara yang umum terjadi

Terdapat banyak varian dari kanker payudara. Untuk itu kita harus tetap

waspada. Namun perlu juga dicermati, bahwa terdapat pula keluhan-keluhan di

payudara yang bukan indikasi kanker, tetapi memberikan tanda-tanda seperti kanker

payudara. Menurut Purnomo (2009) jenis kanker payudara yang umum muncul

adalah:

a. Lobural carsinoma in situ (LCIS, lobular neoplasia)

Kata “in situ” merujuk pada kanker yang tidak menyebar dari area di mana

kanker mulai muncul. Pada LCIS, pertumbuhan jumlah sel jelas terlihat, berada di

dalam kelenjar susu (lobules). Banyak dokter tidak mengklasifikasikan LCIS

sebagai kanker payudara dan sering “menantang” pasien untuk dilakukannya biopsi

payudara saat investigasi medis dilakukan. Pasien LCIS dimonitor dengan ketat

(29)

ditambah mamografi setiap tahunnya. Pencegahan lain yang juga mungkin

dilakukan adalah dengan memberikan obat seperti tamoxifen atau prophylactic

mastectomy (pengangkatan payudara yang dilakukan sebagai usaha preventif).

b. Ductal carsinoma in situ (DCIS)

Merupakan tipe non-invasif yang paling umum terjadi. DCIS sering kali

terdeteksi pada mammogram sebagai microcalcification (tumpukan kalsium dalam

jumlah kecil). Dengan deteksi dini, setara tingkat bertahan hidup penderita DCIS

mencapai hampir 100%, dengan catatan kanker tidak menyebar dari saluran susu ke

jaringan lemak payudara dan bagian lain dari tubuh. Terdekat beberapa tipe DCIS.

Sebagai contoh, ductal comedocarsinoma, yang merujuk pada DCIS dengan

necrosis (area dengan sel kanker yang mati atau mengalami degenerasi).

c. Ifiltrating lobular carcinoma (ILC)

Juga dikenal sebagai invasive lobular carcinoma. ILC mulai terjadi di dalam

kelenjar susu (lobules) payudara, tetapi sering menyebar (metastatizes) ke bagian

tubuh yang lain. ILC terjadi 10% sampai 15% dari seluruh kejadian kanker

payudara.

d. Infiltring ductal carcinoma (IDC)

Juga di kenal sebagai invasive ductal carcinoma. IDC terjadi di dalam

saluran susu payudara, menyerang jaringan lemak payudara dan kemungkinan juga

terjadi di bagian tubuh lain. IDC merupakan tipe kanker payudara yang paling

(30)

4. Pengobatan Kanker Payudara

Pengobatan kanker payudara didasarkan atas tahap penyakit dan beberapa

faktor lain. Wanita saat ini mempunyai banyak pilihan dalam pengobatan kanker

payudara dari pada sebelumnya. Pengobatan kanker payudara biasanya meliputi

kombinasi pembedahan, kemoterapi dan terapi radiasi

a. Pembedahan

Biopsi biasanya jenis pembedahan pertama bagi seorang wanita dengan kanker

payudara yang akan dilakukan . Tujuan dari melakukan biopsi ada massa malignansi

dan jenis kanker payudara tersebut. Seringkali, wanita tersebut diberi pilihan tentang

tindakan biopsi yang dilakukan sebagai prosedur satu tahap atau prosedur dua tahap.

Prosedur satu tahap dilakukan dengan anestesi umum dengan potongan beku cepat.

Bila potongan beku ini memperlihatkan malignansi, ahli bedah melakukan

mastektomi jika tepat. Dalam prosedur dua tahap, biopsi biasanya dilakukan dengan

dengan anestesi lokal, dan wanita tersebut dipulangkan kerumah. Karena hasil biopsi

sudah ada dokter memberitahukan pasien dan keluarga tentang pengobatan yang

dianjurkan. Pendekatan ini memungkinkan pasien dan keluarganya mempunyai

waktu untuk mempertimbangkan pilihan dan menerima diagnosa kemungkinan

kehilangan payudara sebelum pembedahan mayor dilakukan.

b. Terapi radiasi

Terapi radiasi dapat digunakan sebagai pengobatan primer untuk kanker

payudara tahap 1 dan 2. laju bertahan hidup dapat dibandingkan dengan penangan

(31)

sebagai bentuk pengobatan lokal. Keuntungan radiasi primer kemungkinan baik

kontrol tumor lokal maupun pemeliharaan payudara. Terapi radiasi juga dapat

digunakan untuk mengatasi kanker payudara terinflamasi sebelum diberikan

kemoterapi. Selain itu,terapi radiasi mungkin juga digunakan untuk mengatasi

penyakit yanng kambuh secara lokal, untuk menangani fungsiovarium dan untuk

pengatasi gejala dari metastase penyakit. Efek samping yang segera tampak pada

radiasi ini adalah reaksi kulit. Fraktur tulang kostal dan pneumonitis adalah efek

lanjut. Limfedema mungkin juga tampak jika aksila terpajan penyinaran radiasi

tersebut.

c. Kemoterapi

Kemoterapi yang menggunakan agen antineoplasma dan obat hormonal

memegang peranan penting dalam pengobatan kanker paru. Peran dari agen ini cepat

berubah sama cepatnya dengan peningkatan pemahaman tentang kanker payudara

dan biologi tumor. Semua rekomendasi umum dapat dimodifikasi oleh faktor resiko

lainnya (seperti ukuran tumor primer, derajat histologis, aneuploid, indeks

proliferatif dan reseptor-hormon). Kemoterapi adjuvan untuk kanker payudara

melibatkan obat multiple yang lebih efektif daripada terapi dosis tunggal. Kombinasi

yang paling sering dianjurkan adalah CMF dan meliputi siklofosfamid (Cytoxan),

metotrexat, fluorasil (5-FU) dengan atau tanpa temoksifen. Kombinasi kemoterapi

dan hormon-hormon seperti temoksifen dapat meningkatkan laju respons tetapi

belum menunjukkan secara bermakna paningkatan bertahan hidup. Pemberian

bersama kemoterapi dengan iradiasi pada payudara dapat mengakibatkan efek

(32)

kemoterapi dapat diberikan pada praoperasi untuk mengecilkan tumor, membuatnya

lebih mudah untuk direkseksi melalui pembedahan (Sjamsuhidajat, 2005).

5. Pengalaman Pasien Dengan pengobatan kanker payudara

Efek samping kemoterapi biasanya disebabkan oleh jenis obat-obatan yang

digunakan dan biasanya terbatas pada bagian tubuh yang aktif melakukan

pembelahan sel (Goodman, 1989 dalam Andrews, 2010). Kerontokan rambut atau

alopesia, meskipun sebagian besar regimen kemoterapi adjuvant pada kanker

payudara cenderung membuat rambut rontok, kerontokan total tidak terlalu sering

terjadi. Penipisan rambut merupakan hal yang umum terjadi dan dapat

menyebabkan wanita hati, terlebih wanita tersebut telah kehilangan sebagian atau

seluruh payudaranya. Dukungan dan petunjkuk praktis akan sangat berarti bagi

wanita tersebut. Informasi mengenai perawatan rambut, penggunaan syal atau topi,

juga pemakaian wig dapat mengurangi distress wanita tersebut sehingga informasi

tersebut harus diberikan sebelum kemoterapi di mulai. Rambut biasanya kembali

tumbuh 4-6 minggu setelah kemoterapi selesai (Sjamsuhidajat, 2005).

Sakit mata, kemoterapi antrasiklin dan antifolat sering kali mempengaruhi

kunjungtiva mata, menyebabkan mata lengket dan kadang-kadang rasa sakit serta

kering. Asam folinat tablet yang diberikan per oral dapat mengurangi efek antifolat

dan penggunaan tetes mata juga dapat memberikan kenyamanan (Goodman, 1989

dalam Andrews 2010).

Luka mulut, membran mukosa mulut normalnya memperbaiki selnya secara

cepat dan mudah dipengaruhi kemoterapi. Wanita harus diberi advis untuk

(33)

Kebersihan mulut harus dilakukan, perawatan gigi harus selesai dilaksanakan sesaat

sebelum kemoterapi selanjutnya. Beberapa wanita mengalami herpes simpleks yang

harus segera diobati dengan zovirax. Metrotreksat sering mengakibatkan mukosis.

Infeksi ini dapat dicegah dengan pemberian tablet asam folinat 15 mg untuk 6 dosis

selama 24 jam setelah kemoterapi (Oakley & bunet, 2000 dalam Andrews 2010).

Mual dan muntah dapat terjadi karena tubuh mengenali agens kemoterapi

sebagai zat toksik dan akibat peningkatan asam lambung. Wanita biasanya diberi

tablet anti-emetik untuk dikonsumsi dirumah. Wanita tersebut dianjurkan untuk

melaporkan pengalaman mualnya sebelum pengobatan selanjutnya sehingga dibuat

penyesuaian terhadap kontrol anti-emetik yang ia gunakan. Obat anti-emetik secara

signifikan dapat mengurangi mual dan harus diberikan secara tepat. Wanita

menjalani kemoterapi sebagai pasien rawat jalan dan dianjurkan untuk melakukan

aktivitas seperti biasa, mual yang disebabkan oleh kemoterapi dapat dikurangi

dengan makan sedikit, tetapi sering dan dengan mengkonsumsi makanan lunak.

Mual yang berlanjut sangat berpengaruh pada kualitas hidup wanita sehingga upaya

keras untuk mengurangi efek samping yang merugikan ini harus dilaksanakan. Mual

juga bisa dikurangi dengan meminum minuman tawar atau minuman berkarbonasi,

seperti soda, kola, limun, atau minum air jahe (Sjamsuhidajat, 2005)

Penurunan hitung sel darah, sumsum tulang terus memproduksi sel-sel yang

membentuk darah, yaitu keeping darah/trombosit, sel darah putih (netrofil), dan sel

darah merah. Banyaknya sel darah sirkulasi ini berkurang akibat kemoterapi.

Berdasarkan obat kemoterapi yang diberikan, banyaknya sel darah mencapai titik

rendah biasanya 8-12 hari setelah kemoterapi dilaksanakan. Jumlah sel darah putih

(34)

dapat diterima sebelum dilakukan kemoterapi selanjutnya (Judson, 1993, dalam

Andrews 2010 ).

Diare, dapat disebabkan oleh efek samping kemoterapi yang merusak saluran

pencernaan. Pemberian agens anti-diare mungkin efektif untuk mengatasi diare. Jika

diare berlanjut, penatalaksanaan perlu ditambah dengan pemberian nutrisi

parenteral, selain penggantian cairan. Tentu saja penatalaksanaan ini dilakukan

dirumah sakit.

Letargi, adalah suatu keadaan lelah yang tidak hilang dengan tidur. Kondisi

ini diderita oleh sebagian besar wanita yang menjalani kemoterapi dan biasanya

meningkat sampai akhir pengobatan selama 6 bulan. Wanita harus diberi dukungan

sepanjang waktu tersebut dan harus dibuat yakin bahwa letargi merupakan respons

normal terhadap kemoterapi walaupun rasa lelah yang berlebihan, wanita harus

dibiarkan beristirahat jika merasa lelah, dan keluarga serta teman-teman wanita

tersebut harus berpartisipasi dalam membantu wanita memahami efek samping

kemoterapi ini (Sjamsuhidajat, 2005).

C. Penelitian Fenomenologi

Menurut Saryono (2010) fokus utama fenomenologi adalah pengalaman nyata.

Dalam pandangan fenomenologis, Peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan

kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Hal yang akan dikaji

adalah deskripsi mengenai pengalaman orang lain dan apa maknanya bagi mereka.

Fenomena yang dialami dapat berupa emosi, hubungan, perkawinan, pekerjaan, dan

sebagainya. Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap

(35)

pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga

tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Menurut

Creswell (1998:54) pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian tentang

sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa disebut

epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek)

dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana peneliti

menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti

tentang apa yang dikatakan oleh responden.

Fenomenologi adalah suatu ilmu yang memiliki tujuan untuk menjelaskan

fenomena, penampilan dari sesuatu yang khusus, misalnya pengalaman hidup.

Marleau Ponty (1962) merupakan orang yang pertama kali memperkenalakan

fenomenologi kemudia Herbert Spiegelbert (1975) merupakan orang yang paling

terkenal dalam sejarah perkembangan fenomenologi dan mengemukakan bahwa

fenomenologi merupakan suatu filosofi dan suatu metode. Fenomenologi yaitu

penelitan yang berfokus pada penemuan fakta mengenai pengalaman yang

ditekankan pada usaha untuk memahami tingkah laku berdasarkan perspektif yang

mengalaminya. Fenomenologi merupakan suatu metode penelitian kritis dan

menggali fenomena yang ada secara sistematis. Metode ini memahami individu

dengan segala kompleksitasnya sebagai makhluk subyektif, melihat manusia

sebagai sistem yang berpola dan berkembang pada pendekatan fenomenologi, yang

diteliti adalah pengalaman manusia melalui deskripsi dari orang yang menjadi

partisipan penelitian, sehingga peneliti dapat memahami pengalaman hidup

(36)

D. Keabsahan Data

Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal,

yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif,

alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung

banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa control, dan

sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi

penelitian. Oleh karena itu dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data.

Menurut Sugiyono, (2008) tingkat keabsahan data terdiri dari 4, antara lain :

1. Kreadibilitas (credibility)

Kreabilitas merupakan kriteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan

informasi yang dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus dapat dipercaya oleh

semua pembaca secara kritis dan dari responden sebagai informan.

Cara untuk memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu :

a. Prolonged engagement merupakan pendekatan kepada partisipan, dengan

ini berarti hubungan peneliti dengan partisipan akan semakin terbentuk, semakin

akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang

disembunyikan lagi. Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih

dianggap orang asing, masih dicurigai, sehingga informasi yang diberikan masih

kurang lengkap, tidak mendalam dan mungkin masih banyak yang dirahasiakan.

Meningkatkan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan

berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa

(37)

dapat meningkatkan kreadibilitas data, karena dengan ini peneliti dapat melakukan

pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.

b. Menggunakan bahan referensi, yang dimaksud disini adalah adanya

pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai

contoh data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara.

c. Mengadakan member check, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa

jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut

valid, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya

tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan

pemberi data.

2. Transferabilitas (transferability)

Transferabilitas merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif.

Validitas eksternal menunjukkan derajad ketepatan atau dapat diterapkannya hasil

penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Oleh karena itu, supaya

orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan

untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat

laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat

dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian

(38)

3. Dependabilitas (dependability)

Hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan

data, membentuk dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi

untuk menarik kesimpulan. Kriteria ini dapat digunakan untuk menilai apakah

proses penelitian kuatitatif bermutu atau tidak, dengan mengecek apakah peneliti

membuat kesalahan dalam mengkonseptualisasikan rencana penelitiannya,

pengumpulan data, dan penginterpretasiannya.

4. Konfirmabilitas (confirmability)

Hasil penelitian ini dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai

dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan, dengan

tujuan agar hasil dapat lebih objektif. Hasil penelitian ini nantinya diperiksa oleh

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana

pengalaman pasien yang menderita kanker payudara. Maka desain penelitian yang

peneliti gunakan adalah desain fenomenologi, yaitu mencoba

menjelaskan/mengungkapkan makna konsep atau fenomena pengalaman yang

didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu, dan tujuan untuk

mendapatkan pemahaman tentang arti peristiwa dan kaitan-kaitan terhadap

orang-orang dalam situasi tertentu.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang pernah dirawat di RSUD.

Pirngadi Medan dengan diagnosa kanker payudara, diketahui bahwa mulai bulan

januari-oktober tahun 2010 pasien kanker payudara sebanyak 60 orang.

2. Sampel

Jumlah sampel yang diteliti pada penelitian ini adalah 7 orang. Teknik yang

peneliti gunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling, yaitu

mengambil sample dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan yang akan

dicapai. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien kanker

payudara, sudah melakukan operasi pada payudara, mampu berkomunikasi dengan

(40)

C. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Pirngadi Medan dari data yang didapat pada

survei pendahuluan, dimana di rumah sakit tersebut terdapat pasien yang menderita

kanker payudara, dan memiliki catatan rekam medik.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini di mulai dari bulan Februari sampai bulan April 2011.

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan surat permohonan persetujuan

penelitian kepada Ketua Jurusan Program studi D-IV Bidan Pendidik. Setelah

mendapat surat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan langkah

sebagai berikut, meminta izin pada Kepala Bagian Penelitian RSUD. Dr. Pirngadi

medan sekaligus menjelaskan maksud dan tujuan peneliti serta dampak yang

mungkin terjadi selama dan sesudah melakukan penelitian. Peneliti melindungi

hak-hak partisipan untuk mengambil keputusan sendiri dalam hal berpartisipasi pada

penelitian ini maupun tidak berpartisipasi, tidak ada paksaan bagi partisipan untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini mengungkapkan pangalaman

partisipan yang menderita kanker payudara, sehingga memerlukan kerahasiaan

untuk menjaga rasa aman dan nyaman partisipan dengan membuat formulir

persetujuan (Informed consent). Dengan formulir persetujuan tersebut partisipan

memahami tentang penelitian yang dilakukan dan menyatakan setuju untuk

berpartisipasi. Setelah partisipan menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam

(41)

Selama penelitian berlangsung peneliti selalu berusaha meyakinkan partisipan

bahwa segala informasi yang telah disampaikan akan dijaga kerahasiaannya serta

hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk menjaga kerahasiaan

identitas partisipan selama dan sesudah penelitian, selama kegiatan penelitian nama

partisipan tidak digunakan, melainkan menggunakan kode. Peneliti menjaga

kerahasiaan informasi yang diberikan dan hanya menggunakan informasi tersebut

untuk kegiatan penelitian. Selama pengambilan data, peneliti berusaha menjaga

kenyamanan partisipan dengan melakukan wawancara ditempat yang diinginkan

partisipan dan waktu yang ditentukan partisipan.

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

peneliti sendiri sebagai alat pengumpulan data dengan dibantu oleh kuesioner data

demografi dan panduan wawancara. Kuesioner data demografi berisi pertanyaan

mengenai data umum partisipan yang meliputi umur, agama, suku pendidikan

terakhir, pekerjaan dan penghasilan. Data demografi setiap partisipan dapat dilihat

pada lampiran 1, selain itu peneliti juga menggunakan panduan wawancara yang

berisikan 5 pertanyaan yang peneliti buat sendiri, alasan peneliti membuat

pertanyaan tersebut untuk mengetahui lebih dalam lagi bagaimana pengalaman

pasien yang menderita kanker payudara. Dimana pertanyaan tersebut dapat dilihat

(42)

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Setelah peneliti mendapat izin dari Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik

USU Medan Dan Kepala Bagian Penelitian RSUD. Dr. Pirngadi Medan. Peneliti

mengambil data rekam medik untuk memperoleh data partisipan.

2. Peneliti melakukan wawancara pendahuluan sebagai pilot studi kemudian

diperiksa oleh pembimbing. Tujuan pilot studi ini untuk mengetahui proses

wawancara, panduan wawancara, probing dalam wawancara dan melanjutkan

penelitian.

3. Peneliti melakukan prolonged engagement yaitu pendekatan sekaligus

memperkenalkan diri kepada partisipan untuk mendapat persetujuan sebagai

sampel penelitian.

4. Setelah sampel penelitian yang akan peneliti teliti cukup, peneliti memberikan

kuesioner data demografi untuk diisi oleh partisipan dan kemudian peneliti

melakukan wawancara. Partisipan diberi waktu untuk memahami pertanyaan dan

mengingat kembali peristiwa yang dialaminya sehingga pada waktu wawancara

pertisipan dapat mengungkapkan hal-hal yang dialaminya secara jelas.

5. Dalam melakukan wawancara, untuk mendapatkan informasi dan jawaban dari

partisipan peneliti merekamnya menggunakan alat perekam.

6. Setelah selesai wawancara peneliti langsung membuat transkrip hasil wawancara

kemudian peneliti menindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

7. Pengumpulan data selesai dengan tujuh partisipan karena saturasi data telah

(43)

H. Analisa Data

Analisa data pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti langsung setelah

mengumpulkan data dari masing-masing partisipan. Setelah melakukan wawancara

dengan partisipan dan dianggap sudah menjawab semua tujuan penelitian, maka

peneliti membuat transkrip hasil rekaman untuk selanjutnya dianalisa. Setelah

semua data hasil wawancara di transkrip, kemudian peneliti membuat significan

statement yaitu proses mencari, mengidentifikasi dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan cara mengorganisasikan data

kedalam kategori atau tema.

Adapun tahapan proses analisa data menggunakan langkah-langkah dari Colaizzi

(1987 dalam streubert & Carpenter, 1999) sebagai berikut :

1. Memiliki gambar yang jelas tentang fenomena yang diteliti.

2. Mencatat data yang diperoleh yaitu hasil wawancara dengan partisipan,

transkrip dilakukan dengan cara merubah rekaman menjadi bentuk tulisan.

3. Membaca hasil transkrip secara berulang dari semua partisipan agar peneliti

lebih memahami jawaban partisipan.

4. Membaca transkrip untuk memperoleh ide yang dimaksud partisipan yaitu

berupa kata kunci dari setiap partisipan kemudian di garis bawahi pada

pernyataan yang penting agar bisa di kelompokkan.

5. Menentukan arti dari setiap pernyataan yang penting dari semua partisipan.

6. Melakukan pengelompokkan data kedalam berbagai kategori untuk

selanjutnya dipahami secara utuh.

7. Peneliti mengintegrasikan hasil secara keseluruhan kedalam bentuk

(44)

I. Tingkat Keabsahan Data.

Untuk memperoleh tingkat keabsahan atau kepercayaan hasil penelitian

kualitatif, maka harus memenuhi beberapa kriteria, menurut Lincoln dan Guba

(1985). Tingkat kepercayaan hasil penelitian dapat dicapai jika peneliti berpegang

kepada empat prinsip dan kriteria. Tingkat kepercayaan data yang peneliti gunakan

adalah :

1. Kredibilitas

Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian ini dengan

menggunakan prolonged engagement yaitu pendekatan yang lebih mendalam

kepada calon partisipan sehingga pertisipan dan peneliti saling mengenal dan

mempercayai. Peneliti melakukan pendekatan sebanyak 2 kali. Hal ini dilakukan

agar peneliti dan partisipan semakin akrab, semakin terbuka sehingga tidak ada lagi

informasi yang disembunyikan. Kemudian peneliti melakukan member check yaitu

proses pengecekan data yang diperoleh kepada partisipan.

2. Dependabilitas

Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data, membentuk dan mengunakan

konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan. Peneliti

membuat catatan lengkap mulai dari awal penelitian, proses pengumpulan data,

turun ke lapangan, proses wawancara, proses analisa data, proses pengujian

keabsahan data, sampai proses membuat kesimpulan dari data yang di peroleh.

Semua proses tersebut sebagai bukti bahwa hasil penelitian tersebut memiliki

keandalan atau reliabilitas.

(45)

Hasil penelitian ini dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian

sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan,

dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif. Hasil penelitian ini nantinya

diperiksa oleh orang lain yang tidak ikut dalam proses penelitian. Selain itu,

peneliti juga mengikuti setiap proses penelitian bukan hanya berpedoman pada

(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pengalaman

pasien yang menderita kanker payudara. Adapun partisipan dalam penelitian ini adalah

sebanyak tujuh orang. Semua partisipan yang menderita kanker payudara di Rumah

Sakit Umum Daerah DR. Pirngadi Medan. Pengumpulan data dilakukan melalui

wawancara secara mendalam dengan menggunakan perekam suara.

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Partisipan

Tujuh partisipan yang menjadi sampel penelitian ini adalah partisipan yang

memenuhi kriteria dan bersedia untuk diwawancarai. Dari kuesioner data demografi

diperoleh bahwa ketujuh partisipan berusia reproduktif. Dua orang berusia 40-49 tahun,

empat orang berusia 50-59 tahun, satu orang berusia 60-69 tahun. Pada penelitian ini,

lima partisipan beragama islam, satu partisipan beragama Kristen protestan, satu

partisipan beragama Buddha. Empat partisipan berasal dari suku jawa, dua partisipan

berasal dari suku batak, dan satu partisipan berasal dari suku cina. Pendidikan terakhir

mayoritas partisipan adalah SMA yakni enam orang, dua orang berpendidikan SMP.

Pekerjaan partisipan mayoritas adalah ibu rumah tangga. Partisipan kanker payudara

yang menjalani kemoterapi minimal kemoterapi yang ke tiga. Tujuh orang suami

partisipan berpenghasilan 500.000-1000.000. Data demografi partisipan dapat dilihat

(47)

Table 4.1

Tabel data demografi partisipan

Karakteristik Jumlah

2. Pengalaman Pasien Yang Menderita Kanker Payudara

Dari hasil wawancara di temukan keluhan saat mengalami kanker payudara,

pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi kanker pada payudara, upaya

menghilangkan kanker payudara, efek samping yang dialami selama menjalani

pengobatan, upaya yang dilakukan untuk mengurangi efek samping, dampak yang

(48)

1. Keluhan saat mengalami kanker payudara

Dari hasil wawancara diperoleh bahwa semua partisipan mengalami keluhan saat

kanker payudara, dan keluhan itu berbeda-beda, terdapat sebuah benjolan, keluhan lain

adanya perubahan pada payudara.

a. Adanya benjolan

Empat partisipan dari tujuh partisipan menyatakan bahwa mereka mengalami adanya

benjolan dengan ukuran yang berbeda-beda. Benjolan itu selalu dikenal partisipan

sebagai tanda awal dari kanker payudara. Hal ini dapat di lihat dari pernyataan partisipan

berikut :

“ Ya pertama sebesar kelereng, saya merasa ada benjolan tapi nggak langsung saya bawa ke dokter, terus saya tekan sakit. Saya hiraukan saja. Ini pun sudah berapa tahun yang lalu, saya pun sudah nggak ingat lagi. Jadi karna makin lama makin membesar kemudian makin beranak, makin banyak benjolannya seperti bisul ”

( Partisipan 3 )

“ Pertamanya kecil terus sebesar jengkol tapi kan kita nggak open, ibu Tanya teman-teman kok saya ada benjolan terus kata kawan itu angin. Di suruh kasih nasi panas ” ( Partisipan 1 )

“ Seperti bola pimpong, Nampak jelas kalau di lihat dari luar, maksudnya kalau kita pakai baju pun sudah kelihatan beda

ukurannya” ( Partisipan 6 )

b. Perubahan pada payudara

Tiga dari tujuh partisipan menyatakan bahwa mereka mengalami perubahan pada

payudara, perubahan ini juga termasuk kedalam tanda dan gejala kanker payudara

seperti payudara mengencang, payudara memerah dan payudara nyeri serta berdenyut.

(49)

“ Nggka ada, denyut pun nggak ada, nggak ada apa-apa. Hanya kencang kayak orang neteki itu, terus kalau kencang itu kadang sakit kadang nggak.”

( Partisipan 1 )

“ Saya merasa risih tapi saya abaikan saja, saya merasa semakin lama semakin membesar, kira-kira dalam jangka waktu seminggu. Bukan hanya itu, benjolan itu membesar dan memerah ”

( Partisipan 6 )

“ Kadang benjolan itu nyeri dan berdenyut, tapi kadang-kadang itu pun hanya sebentar (nyut…nyut…) gitu ” ( Partisipan 4 )

2. Pemeriksaan yang dilakukan saat mendeteksi kanker payudara

Dari hasil wawancara yang diperoleh bahwa semua partisipan melakukan

pemeriksaan, pemeriksaan ini dilakukan sebagai pemeriksaan awal untuk mendeteksi

kanker payudara, ada yang melakukan pemeriksaan biopsi, USG, dan rongten.

a. Biopsi

Lima dari tujuh partisipan menyatakan bahwa pemeriksaan yang mereka lakukan

untuk mendeteksi kanker payudara adalah biopsi. Mengambil contoh jaringan dari

benjolan tersebut. Kemudian diperiksa melaluui mikroskop di laboratorium. Hal tersebut

ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan sebagai berikut :

(50)

b. USG

Enam dari tujuh partisipan menyatakan pemeriksaan yang mereka lakukan untuk

mendeteksi kanker payudara adalah USG. Guna untuk melihat sebesara besar ukuran

dari benjolan itu. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“ Setelah itu, karena saya cemas dan takut terjadi apa-apa langsung saya periksakan ke dokter. Nah, saat itu dokter langsung bilang kalau saya terkena kanker payudara. Saya masih kurang yakin karena dokter hanya melihat dan meraba payudara saya, kemudian saya ke dokter yang lain, dokternya memeriksa menggunakan alat USG. ”

(Partisipan 6)

“ Di periksa ulang lagi. Di cek dulu di USG, ternyata benjolannya semakin besar terus makin banyak akar-akarnya ”

( Partisipan 7)

c. Rongten

Dua dari tujuh partisipan menyatakan pemeriksaan yang mereka lakukan untuk

mendeteksi kanker payudara adalah rongten. Dilakukan foto rongten pada bagian dada.

Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“… terus di foto, hasil foto itu memang ada benjolan”

( Partisipan 4 )

“Setelah itu saya bawa ke rumah sakit, di periksa semua lengkap, kemudian saya melakukan rongten” ( Partisipan 5)

3. Upaya menghilangkan kanker payudara

Dari hasil wawancara diketahui bahwa berbagai upaya yang dilakukan partisipan

(51)

hingga ke penanganan yang lebih serius. Antara lain adalah melakukan pengobatan

alternatif, mengkonsumsi obat tradisional, menjalani operasi, menjalani kemoterapi.

a. Melakukan pengobatan alternatif

Selain menjalani pengobatan medis, salah satu dari tujuh partisipan tersebut juga

menjalani pengobatan alternatif. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan sebagai

berikut :

“Selama 5 tahun saya berobat alternatif, semua alternatif saya jalani, mulai dari pengobatan yang pakai ramuan-ramuan sampai pengobatan yang pakai obat-obat” ( Partisipan 7 )

b. Mengkonsumsi obat tradisional

Empat dari tujuh partisipan menyatakan bahwa mereka juga mengkonsumsi obat

tradisional seperti rebusan-rebusan daun sirsak dan benalu kopi yang dibuat sendiri.

Dimana rebusan itu diambil dari tanaman. Yang gunanya untuk membunuh sel kanker.

Hal ini diungkapkan melalui pernyataan partisipan sebagai berikut :

“Ibu juga suka minum rebusan daun sirsak dan benalu kopi, banyak kawan ibu yang nyaranin karena bisa membunuh sel kanker”

( Partisipan 1)

“Minum rebus-rebusan juga saya pernah benalu kopi dan sirsak, untuk kanker, tapi nggak setiap hari saya minumnya karena nggak rajin saya merebusnya, kadang juga nggak sempat apalagi, karena sering ke rumah sakit” ( Partisipan 2 )

“Rebusannya itu alami semua dari tumbuh-tumbuhan yang di tanam sendiri, kayak benalu kopi, daun sirsak, kumis kucing, mengkudu, banyak lagi lah. Nah, semuanya itu dikeringkan terus di rebus”

(52)

c. Operasi

Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka menjalani operasi pengangkatan

payudara, setelah dengan melakukan upaya lainnya tidak memperoleh hasil untuk

menghilangkan kanker payudara. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan sebagai

berikut :

“Nggak ada keluhan, nggak ada apa-apa makanya saya biarin lama, eh ternyata sudah parah. Ya saya langsung operasi”

( Partisipan 2 )

“Saya cerita ke suami dan anak-anak kalau tidak ada perubahan apa-apa pada payudara setelah minum rebusan itu, kemudian mereka menyarankan saya untuk melakukan operasi. Terus saya datang memeriksakan ke dokter dan saya bilang siap untuk di operasi”

( Partisipan 6 )

“Nggak banyak mikir lagi, karena sudah semakin parah. Saran dari keluarga juga operasi saja, nggak lama kira-kira seminggu langsung operasi saya”

( Partisipan 7)

d. Kemoterapi.

Seluruh partisipan menyatakan bahwa selain menjalani operasi mereka juga

menjalani kemoterapi, guna kemoterapi untuk membunuh jaringan kanker yang

masih ada didalam tubuh setelah menjalani operasi. Hal ini dapat dilihat dari

pernyataan partisipan sebagai berikut :

(53)

“3 minggu setelah operasi, di cek dulu tekanan darah, Hb darah. Setelah Ok baru saya menjalani kemoterapi. Untuk membunuh jaringan-jaringan kanker yang masih ada dalam tubuh saya”

( Partisipan 6 )

“Masih di rawat saya 6 hari untuk perawatan bekas operasi, setelah kering baru saya menjalani kemoterapi’ ( Partisipan 7 )

4. Efek samping yang dialami selama menjalani pengobatan

Selain membunuh sel kanker, pengobatan juga menyebabkan kerusakan pada

sel-sel yang sehat sehingga sering menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan,

Dari hasil wawancara yang diperoleh bahwa semua partisipan mengalami efek samping

dari pengobatan, seperti mual muntah, badan lemas, rambut rontok, kulit kering dan

kuku menghitam.

a. Mual muntah

Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka mengalami efek samping mual

muntah, dan mual muntah yang dialami partisipan selalu berbeda-beda. Hal tersebut ini

diungkapkan melalui pernyataan partisipan sebagai berikut :

“Kadang-kadang sampai mual muntah, tapi nggak parah-parah kali, nggak sampai keluar. Perut ini saja rasanya berputar, nggak enak banget. Itupun hanya sebentar setelah itu sudah baik lagi”

( Partisipan 2)

“Saya ngalami mual muntah, pertama kali kemo saya sudah mual muntah, mualnya itu nggak pas waktu kemo, 1 hari setelah kemo baru mual muntah. Memang nggak ada yang dikeluarkan perasaannya saja perut ini serasa penuh” ( Partisipan 6 )

(54)

b. Badan lemas

Dua dari tujuh partisipan menyatakan bahwa mereka selama menjalani pengobatan

badan terasa lemas. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan partisipan berikut :

“Mudah lelah, kayak orang capek kerja gitu, pegel-pegel badan ini rasanya. Lemas kali ” (Partisipan 7)

c. Rambut rontok

Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka mengalami efek samping mual

muntah, dan mual muntah yang dialami partisipan selalu berbeda-beda. Hal tersebut ini

diungkapkan melalui pernyataan partisipan sebagai berikut :

“1 minggu setelah kemo, waktu pulang ke rumah setiap di sisir rontok, terus kemo kedua langsung habis langsung botak”

( Partisipan 4 )

“Rambut rontok, 2 hari setelah kemo langsung rontok terus nggak lama jadi botak, katanya karena pengaruh obat kemo”

( Partisipan 2 )

“Kemo ke 2 uda rontok rambut sampai ke 6, pertamnya gugur satu-satu terus berapa harinya lagi baru gugur sekali banyak”

( Partisipan 5)

d. Kulit kering

Masih banyak efek samping dari pengobatan kemoterapi ini, Empat dari tujuh

partisipan juga mengalami efek samping kulit kering. Hal ini dapat dilihat dari

Gambar

Tabel  data demografi partisipan

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti berasumsi bahwa dengan gaya kepemimpinan visioner transformatif yang diterapkan di SMK Negeri 1 Blado dapat menciptakan wirausaha muda melalui program Sekolah

Jeg tror ogs’, at det er så’n stemningen, vi bidrager til i klassen, at der ligesom er så’n, at i er lidt ambitiøse, fordi hvis der ligesom er nogle, der går lidt

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif kuantitatif yaitu memberikan gambaran tentang pencapaian hasil belajar biologi

Dalam skripsi ini penulis mencoba mendeskripsikan kesenian wayang sebagai media perkembangan budaya Islam ruang lingkup penelitian pada Perkumpulan Langen Suara

Pada tanggal 24 November 2006, Perusahaan telah melakukan kerjasama operasi dengan PT Anugerah Mitra Lestari (AML) dengan memberikan hak pengelolaan pembangunan atas tanah yang

Berdasarkan data deskripsi penelitian Penerapan disiplin ini memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, hasil dari regresi kinerja karyawan memiliki nilai

Mengingat pentingnya pengelu- aran ASI pada awal masa menyusui terhadap keberhasil- an proses menyusui, peneliti melakukan penelitian de- ngan tujuan untuk mengetahui perbedaan

Kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur yang sangat penting untuk memberikan sinyal kepada masyarakat untuk semakin meningkatkan