ANALISIS FINANSIAL USAHATANI KACANG KAPRI
(Studi Kasus: Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo)
SKRIPSI
Oleh
JULFRI PA
040304061
AGRIBISNIS
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ANALISIS FINANSIAL USAHATANI KACANG KAPRI
(Studi Kasus: Suka, Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo)SKRIPSI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan
Diketahui oleh
Ketua pembimbing
Anggota pembimbing
( Prof.Dr.Kelin Tarigan,MS)
(Ir.Diana Chalil, Msi)
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Julfri Perangin-angin (040304061), dengan judul “ ANALISIS FINANSIAL USAHATANI KACANG KAPRI ” di Desa Suka, Kecamatan
Tiga Panah, Kabupaten Karo. Penelitian ini dibimbing oleh Ketua Komisi
Pembimbing Bapak Prof.Dr.Ir. Kelin Tarigan,MS, dan Anggota Komisi
Pembimbing Ibu Ir. Diana Chalil,Msi,Ph.D.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis secara finansial
kelayakan usahatani kacang kapri di daerah penelitian, mengidentifikasi tingkat
harga dan jumlah produksi kacang kapri pada saat mencapai titik impas pada
usahatani kacang kapri, menentukan hubungan R/C per Ha dengan luas tanaman
kacang kapri petani di daerah penelitian.
Daerah penelitian ditentukan secara Purposive Sampling yaitu penentuan
dengan secara sengaja di Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo
sebagai daerah penelitian dengan pertimbangan bahwa desa tersebut memiliki
produktivitas tertinggi di Kabupaten Karo tetapi dengan luas tanam yang relatif
rendah. Metode penentuan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah
metode sensus . Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan
kacang kapri yaitu sebanyak 22 orang. Metode analisis yang digunakan untuk
mengetahui kelayakan usahatani yaitu analisis R/C, untuk menentukan BEP harga
dan BEP jumlah digunakan analisis Break Event Point (BEP), dan untuk
menentukan hubungan R/C per Ha dengan luas tanaman kapri petani digunakan
analisis korelasi sederhana.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu usahatani kacang kapri di daerah
penelitian layak dilakukan secara finansial, usahatani kacang kapri di daerah
jumlah produksi 2.515,06/Ha, tidak ada hubungan antara R/C per Ha dengan luas
tanaman kacang kapri petani di daerah penelitian.
Julfri Perangin-angin dilahirkan di Suka Mandi pada tanggal 22 Oktober
1985 anak kedua dari 3 bersaudara, dari keluarga Bapak Jali Piter Perangin-angin
dan Ibu Rianita Br Barus.
Pendidikan yang pernah ditempuh yaitu :
• Tahun 1992 sekolah di SD Inpres 044851 Ajinembah dan tamat tahun
1998.
• Tahun 1998 sekolah di SMP Swasta Santa Maria Kabanjahe dan tamat
tahun 2001.
• Tahun 2001 sekolah di SMA Deli Murni Bandar Baru dan tamat tahun
2004.
• Pada tahun 2004 diterima di Universitas Sumatera Utara, Fakultas
Pertanian, Program Studi Agribisnis melalui jalur SPMB.
• Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juni-Juli 2008
di Desa Naga Saribu, Kecamatan Silimahuta, Kabupaten Simalungun.
• Pada bulan Juli-Oktober 2010 melaksanakan penelitian di Desa Suka,
Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis diberikan kesempatan memulai,
menjalani, dan mengakhiri masa perkuliahan dan dimampukan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “ ANALISIS FINANSIAL
USAHATANI KACANG KAPRI ”, di Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah,
Kabupaten Karo.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Ir. Kelin Tarigan,MS selaku Ketua Komisi Pembimbing
yang telah banyak memberikan arahan dan motivasi bagi penulis.
2. Ibu Ir. Diana Chalil,M.Si,Ph.D selaku Anggota Komisi Pembimbing
yang juga telah banyak memberikan arahan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
3. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak Kelion Ginting selaku Kepala Desa di Desa Suka, Kecamatan
Tiga Panah, Kabupaten Karo.
5. Seluruh responden dan instansi terkait dengan penelitian ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas semua bantuannya.
Secara khusus penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Jali Piter Perangin-angin dan Ibunda
dicurahkan. Buat Kakakku Helentina Br Perangin-angin dan Adikku Novelita
Br Perangin-angin, terima kasih atas dukungan yang telah diberikan.
Terima kasih kepada sahabatku : Suheri Sitepu, Yan Ngapitsa PA,
Jhon Riaman Purba, Horja Sihombing, Pebriandri Sihombing, Freddy Siburian, Andi Ginting, Maya Br Sitepu, dan yang tidak diebutkan namanya,
terima kasih atas dukungan dan kebersamaan kita.
Buat Kak lisbeth, Kak Yani, dan Kak Runi, terima kasih sudah
banyak membantu dalam segala urusan yang menyangkut skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Desember 2010
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ... i
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... DAFTAR TABEL ...
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI . DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 5
BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL ... 22
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 22
4.1.2 Tata Guna Lahan ... 22
4.1.3 Keadaan Penduduk ... 23
4.1.4 Sosial Ekonomi ... 24
4.1.5 Sarana dan Prasarana ... 24
4.2 Karakteristik Petani Sampel ... 25
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27
Analisis Kelayakan Usahatani ... 27
5.1.1 Biaya Usahatani ... 27
5.1.2 Penerimaan Usahatani ... 29
5.1.3 Pendapatan Petani... 30
5.1.4 R/C ... . 31
5.2. Titik Impas (BEP) ... 32
5.3. Hubungan R/C per Ha Dengan Luas Tanam Kacang Kapri ... 33
KESIMPULAN DAN SARAN ... 37
Kesimpulan ... . 37
Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Luas Panen, Produksi, Dan Produktifitas Kacang Kapri di
Kabupaten Karo Tahun 2005 – 2008 ... 1
2. Produksi Kacang Kapri Kabupaten Karo Per Kecamatan Tahun
2008 ... 2
3. Perbedaan Analisis Finansial Dengan Analisis Ekonomi ... 9
4. Luas Lahan Usahatani Kacang Kapri Kecamatan Tiga Panah
Per Desa Tahun 2009... 14
5. Komposisi Penggunaan Lahan di Desa Suka Tahun 2008 ... 23
6. Jumlah Penduduk berdasarkan Golongan Umur di Desa
Suka ... 23
7. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasakan Mata
Pencaharian ... 24
8. Sarana dan Prasarana di Desa Suka ... 25
9. Karakteristik Petani Sampel ... 25
10. Tabel 10. Rata-rata Biaya Produksi Usahatani Kacang
Kapri di Daerah Penelitian ... 27
11. Rata-rata Produksi, Produktivitas, dan Penerimaan Usahatani
Kacang Kapri di Daerah Penelitian ... 30
12. Rata-rata Pendapatan Usahatani Kacang Kapri di Daerah
Penelitian ... 30
13. Analisis Rata-rata R/C Usahatani Kacang Kapri di Daerah
Penelitian ... 31
14. Rata-rata BEP Harga dan BEP Jumlah di Daerah
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Karakteristik petani sampel usahatani kacang
kapri di daerah penelitian………. 39
2. Biaya penggunaan benih kacang kapri per petani ... 40
3 Biaya penggunaan benih kacang kapri per Ha... 41
4 Biaya penggunaan pupuk usahatani kacang kapri per petani
di daerah penelitian... 42
5. Biaya penggunaan pupuk usahatani kacang kapri
per Ha di daerah penelitian... 43
6. Biaya penggunaan pestisida usahatani per petani ... 44
7. Biaya penggunaan pestisida usahatani kacang
kapri per Ha ... 45
8. Biaya penggunaan turus per petani di daerah
penelitian ... 46
9. Biaya penggunaan turus per Ha di daerah penelitian …… 47
10. Biaya penggunaan tali per petani di daerah penelitian... 48
11. Curahan dan biaya tenaga kerja usahatani kacang
kapri per petani di daerah penelitian... 49
12. Curahan dan Biaya Tenaga Kerja Usahatani Kacang Kapri
Per Ha di Daerah Penelitian... 52
13. Biaya penyusutan peralatan usahatani kacang kapri per
petani dan per Ha di daerah penelitian... 55
14. Biaya transportasi usahatani kacang kapri per petani dan
per Ha di daerah penelitian... 57
15. Total biaya usahatani kacang kapri per petani di daerah
peneliitan... 58
16. Total biaya usahatani kacang kapri per Ha di daerah
penelitian... 59
kapri per petani dan per Ha di daerah penelitian ... 60
18. Pendapatan bersih usahatani kacang kapri per
petani dan per Ha di daerah penelitian... 61
19. R/C usahatani kacang kapri per petani di daerah
Penelitian... 62
20. R/C usahatani kacang kapri per Ha di daerah
Penelitian... 63
21. BEP usahatani kacang kapri per petani di daerah
penelitian ………. 64
22. BEP usahatani kacang kapri per Ha di daerah
penelitian ... 65
23. Hubungan R/C per Ha dengan luas lahan usahatani
kacang kapri di daerah penelitian... 66
No Keterangan Halaman
1. Titik impas (BEP)... 9
2. Skema Kerangka Pemikiran... 12
3. Grafik Hubungan R/C per Ha Dengan Luas Lahan... 34
4. Grafik Hubungan Penerimaan per Ha Dengan Luas
Lahan... 35
5. Grafik Hubungan Biaya Produksi per Ha Dengan Luas
Julfri Perangin-angin (040304061), dengan judul “ ANALISIS FINANSIAL USAHATANI KACANG KAPRI ” di Desa Suka, Kecamatan
Tiga Panah, Kabupaten Karo. Penelitian ini dibimbing oleh Ketua Komisi
Pembimbing Bapak Prof.Dr.Ir. Kelin Tarigan,MS, dan Anggota Komisi
Pembimbing Ibu Ir. Diana Chalil,Msi,Ph.D.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis secara finansial
kelayakan usahatani kacang kapri di daerah penelitian, mengidentifikasi tingkat
harga dan jumlah produksi kacang kapri pada saat mencapai titik impas pada
usahatani kacang kapri, menentukan hubungan R/C per Ha dengan luas tanaman
kacang kapri petani di daerah penelitian.
Daerah penelitian ditentukan secara Purposive Sampling yaitu penentuan
dengan secara sengaja di Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo
sebagai daerah penelitian dengan pertimbangan bahwa desa tersebut memiliki
produktivitas tertinggi di Kabupaten Karo tetapi dengan luas tanam yang relatif
rendah. Metode penentuan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah
metode sensus . Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan
kacang kapri yaitu sebanyak 22 orang. Metode analisis yang digunakan untuk
mengetahui kelayakan usahatani yaitu analisis R/C, untuk menentukan BEP harga
dan BEP jumlah digunakan analisis Break Event Point (BEP), dan untuk
menentukan hubungan R/C per Ha dengan luas tanaman kapri petani digunakan
analisis korelasi sederhana.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu usahatani kacang kapri di daerah
penelitian layak dilakukan secara finansial, usahatani kacang kapri di daerah
jumlah produksi 2.515,06/Ha, tidak ada hubungan antara R/C per Ha dengan luas
tanaman kacang kapri petani di daerah penelitian.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman kapri atau ercis merupakan komoditas pilihan yang dapat di
andalkan untuk dibudidayakan dalam pola agribisnis. Produk kapri mempunyai
peranan yang penting dalam usaha perbaikan gizi keluarga dan masyarakat, dan
menjaga kelestarian atau kesuburan tanah. Tanaman ini dapat bersimbiosis dengan
bakteri Rhizobium, yang dapat mengikat Nitrogen bebas dari udara. Oleh karena
itu, dalam budidaya tanaman kapri, pupuk Nitrogen hanya dibutuhkan pada
permulaan tanam dalam jumlah yang sedikit. Selain itu, tanaman ini juga dapat
meningkatkan kesuburan tanah, terutama kandungan Nitrogen (dalam bintil akar
tanaman) yang tersedia dalam tanah (Rukmana,2006).
Di Indonesia, daerah yang banyak ditanami kacang kapri adalah Jawa
Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Di daerah Sumatera Utara, kacang kapri
banyak ditanam di Kabupaten Karo (Dinas Pertanian Karo,2009).
Luas panen, produksi,dan produktifitas kacang kapri untuk daerah
Kabupaten Karo dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Luas Panen, Produksi, Dan Produktifitas Kacang Kapri di Kabupaten Karo Tahun 2005 – 2008
Tahun Luas Panen ( Ha )
Produksi (Ton) Produktivitas ( Ton / Ha )
2005 520 1884 3,623
2006 292 907 3,106
2008 430 2753 6,402
Sumber : BPS Kabupaten Karo Dalam Angka 2009
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa luas panen, produksi, dan produktifitas
kacang kapri mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Produksi tertinggi kacang
kapri di Kabupaten Karo terjadi pada tahun 2008 yaitu sebanyak 2753 ton dengan
produktifitas 6,402 ton/ha. Sedangkan produksi kacang kapri yang paling rendah
terjadi pada tahun 2006 yaitu sebanyak 907 ton dengan produktifitas 3,106 ton/
ha. Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa produktivitas kacang kapri di Kabupaten
Karo mengalami peningkatan dari tahun 2005 sampai tahun 2008, tetapi luas
panen justru mengalami penurunan.
Sementara luas panen, produksi, dan produktivitas kacang kapri per
kecamatan di Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel 2 berikut :
Tabel 2. Produksi Kacang Kapri Kabupaten Karo Per Kecamatan Tahun 2008
Sumber : BPS Sumut, 2009
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa luas tanam kacang kapri yang tertinggi
yaitu seluas 216 Ha adalah di Kecamatan Simpang Empat. Namun daerah yang
Kecamatan Tiga Panah. Sehingga dapat dikatakan bahwa Kecamatan Tiga Panah
merupakan salah satu daerah yang mempunyai potensi yang tinggi untuk tanaman
kacang kapri.
Untuk mengetahui kelayakan usahatani kacang kapri di Kabupaten Karo,
mengingat adanya penurunan luas tanam untuk usahatani kacang kapri dari tahun
2005 sampai tahun 2008 padahal produktivitasnya mengalami kenaikan dari
tahun ke tahun. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kelayakan secara
finansial. Dalam melakukan analisis finansial ini, maka Kecamatan Tiga Panah
dipilih sebagai daerah penelitian karena daerah ini memiliki tingkat produktivitas
kacang kapri yang paling tinggi di Kabupaten Karo.
1. 2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah usahatani kacang kapri di daerah penelitian layak secara finansial?
2. Berapa harga dan jumlah minimum penjualan kacang kapri untuk mencapai
titik impas?
3. Apakah ada hubungan R/C per Ha dengan luas tanaman kacang kapri petani di
daerah penelitian?
1. 3. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis secara finansial kelayakan usahatani kacang kapri di daerah
2. Mengidentifikasi tingkat harga dan jumlah produksi kacang kapri pada saat
mencapai titik impas pada usahatani kacang kapri.
3. Menentukan hubungan R/C per Ha dengan luas tanaman kacang kapri petani
di daerah penelitian.
1. 4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang mengembangkan tanaman kapri di
Kecamatan Tiga Panah untuk mengembangkan usahanya.
2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi penelitian lainnya yang
berhubungan dengan penelitian ini.
3. Bahan informasi dan studi bagi pihak-pihak yang terkait terhadap usahatani
kacang kapri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Tinjauan Pustaka
Keberhasilan usahatani tanaman kacang kapri sangat ditentukan oleh
keadaan lingkungan (agroklimat) yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan produksi komoditas tersebut. Faktor agroklimat yang harus diperhatikan
adalah keadaan iklim dan keadaan tanah. Faktor iklim yang harus diperhatikan
untuk usahatani kacang kapri adaah suhu atau temperatur, kelembaban udara,
curah hujan, dan sinar matahari. Daerah yang cocok untuk usahatani kacang kapri
yaitu daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 700 m dpl dengan suhu udara
antara 170C–210C, kelembaban antara 60%-90%, curah hujan sekitar
1000mm/tahun, dan cukup mendapat sinar matahari. Tanaman kacang kapri dapat
ditanam di lahan sawah atau tegalan. Lahan yang baik untuk tanaman kacang
kapri adalah tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik
(humus), mempunyai drainase yang baik, dan mempunyai pH antara 5,5-6,5
(Rukmana,2006).
Keadaan alam Kabupaten Karo bila dilihat dari sudut agroklimatnya
berada pada ketinggian tempat sekitar 1200 m dpl, suhu udara antara 180C-210C,
dengan curah hujan sekitar 1000mm/tahun, dan cukup mendapat sinar matahari.
Keadaan tanahnya juga subur dan banyak mengandung bahan organik sehingga
cocok untuk usahatani kacang kapri (Dinas Pertanian Karo,2009).
Meskipun Kabupaten Karo pada umumnya berpotensi cukup baik dalam
pengembangan usahatani kacang kapri, namun hanya sebagian kecil penduduknya
yang melakukan usahatani kacang kapri. Usahatani kacang kapri yang dilakukan
juga dalam skala usaha yang relatif kecil ( rata-rata kurang dari 1 Ha)
(Dinas Pertanian Karo,2009).
Jika suatu usaha yang dijalankan mengalami keuntungan, maka besarnya
keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut jika dilakukan dalam skala usaha
yang besar akan berbeda dengan jumlah keuntungan dari jenis usaha yang sama
tapi dengan skala usaha yang lebih kecil. Artinya skala usaha yang lebih besar
akan memberikan keuntungan yang lebih besar bila dibandingkan dengan skala
usaha yang kecil (Soekartawi,1986).
Prospek pengembangan usahatani kacang kapri cukup baik, karena
komoditas ini telah menjadi andalan eksport ke Singapura, Taiwan , dan Malaysia.
Data dari salah satu eksportir kapri, yaitu PT Horti Bima Internasional (HBI) di
Malang, menyatakan bahwa dari seluruh jumlah produksi kapri di Indonesia, 80%
diantaranya diorientasikan untuk ekspor. Setiap minggu PT HBI mengekspor
kapri sebanyak 15 ton. Komposisi ekspor kapri terdiri dari 40 % kapri manis,40 %
kapri lokal, dan 20 % daun (pucuk) kapri. Tiap tahun PT HBI membuka 50 Ha –
negara-negara di Asia, negara-negara-negara-negara lain yang cukup potensial sebagai pasar ekspor
adalah Amerika, Selandia Baru, dan Kanada (Rukmana,2006).
Kapri banyak digunakan dalam masakan Eropa dan Cina, misalnya
sebagai campuran sup, salad, phu yung hay, cap cay, dan aneka masakan lainnya.
Baby kapri biasanya dikonsumsi sebagai lalap mentah atau dalam bentuk
masakan, baik direbus, ditumis, atau sebagai campuran masakan Cina. Dalam
industri makanan, biji kapri biasanya dikalengkan dan dibekukan (Frozen)
(Rukmana,2006).
2.2. Landasan Teori
Usahatani adalah kegiatan pengalokasian sumber daya yang ada secara
efektif dan efesien dengan tujuan memperoleh pendapatan yang tinggi pada waktu
tertentu.. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang
mereka miliki, dikuasai dengan sebaik-baiknya dan efisien bila pemanfaatan
sumber daya tersebut menghasilkan out put yang melebihi in put. In put adalah
semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman mampu tumbuh dan
berproduksi dengan baik (Soekartawi,1993).
Dalam usahatani, untuk menghasilkan suatu produk diperlukan biaya
untuk memperlancar jalannya proses produksi. Biaya dalam usahatani adalah
semua pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh petani untuk memperoleh
faktor-faktor produksi dan bahan – bahan penunjang lainnya yang akan didayagunakan
agar produksi yang direncanakan dapat terwujud dengan baik
(Kartasapoetra,1992).
(fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya tetap adalah biaya yang
tetap jumlahnya,dan terus dikeluarkan walaupun terjadi perubahan volume
produksi. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya
volume produksi yang diperoleh. Yang tergolong dalam biaya ini antara lain ;
sewa lahan, penyusutan alat dan bangunan pertanian, traktor dan sebagainya.
Biaya tidak tetap yaitu biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi. Yang
diperoleh Tergolong dalam biaya ini antara lain ; biaya pupuk, bibit, pestisida,
buruh atau tenaga kerja upahan, biaya panen, biaya pengolahan tanah. Total dari
penjumlahan biaya tetap dan biaya tidak tetap adalah total biaya (total cost) dari
suatu kegiatan usahatani (Soekartawi,2006).
Analisis finansial merupakan suatu studi yang bertujuan untuk menilai
apakah suatu kegiatan investasi yang dijalankan layak atau tidak layak dilihat dari
aspek finansial / keuangan. Analisis finansial lebih memusatkan penilaian usaha
dari sudut pandang investor dan pemilik usaha, sehingga dapat dikatakan bahwa
analisis finansial lebih berorientasi pada profit motive dan tidak memperhatikan
dampaknya terhadap perekonomian dalam rung lingkup yang lebih luas. Sasaran
utama analisis finansial adalah menemukan dan berusaha untuk mewujudkan
besarnya penerimaan usaha yang diharapkan oleh investor selaku penyandang
dana (Soekartawi,2006).
Analisis finansial berbeda dengan analisis ekonomi. Analisis ekonomi
pada dasarnya merupakan analisis yang menyeluruh, tidak hanya
masalah-masalah yang menyangkut finansial tetapi juga menyangkut kemungkinan adanya
dampak usaha terhadap perekonomian negara secara keseluruhan, dampak pada
perbedaan antara analisis finansial dengan analisis ekonomi dapat dilihat sebagai
berikut berikut :
Tabel 3. Perbedaan Analisis Finansial Dengan Analisis Ekonomi
Aspek Analisis Finansial Analisis Ekonomi
Tujuan Orientasi profit motive Orientasi pertumbuhan ekonomi
Harga Harga setempat, harga pasar
Harga bayangan/ harga ekonomi
Subsidi Tidak dihitung sebagai biaya, tetapi sebagai keuntungan
Sebagai biaya, harga input terpengaruh
Pajak Dihitung sebagai biaya Bukan biaya, dianggap
tranfer payment
Biaya Input Dihitung sesuai harga pasar input
Manfaat yang hilang karena input digunakan dalam kegiatan investasi
(Soekartawi,2006).
Break event point (BEP) merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan
produksi sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan
pendapatan. Dengan demikian, pada saat itu usaha mengalami impas, tidak untung
dan tidak rugi. Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum
volume penjualan dan juga harga jual agar suatu perusahaan tidak rugi.
P
R
TC P1 BEP
0 Q1 Q
Gambar 1. Titik impas (BEP)
Pada gambar 1, dapat dilihat pada tingkat produksi dan tingkat harga
berapa suatu usahatani mencapai titik impas. Bila produksi berada pada Q1 dengan
tingkat harga P1, maka usahatani tersebut mengalami impas karena penerimaan
sama dengan total biaya (R = TC). Untuk BEP jumlah produksi, bila produksi
melebihi Q1 dengan tingkat harga P1, maka usahatani akan mengalami keuntungan
karena R > TC. Sedangkan bila jumlah produksi kurang dari Q1 dengan tingkat
harga P1, maka usahatani akan mengalami kerugian karena R < TC. Sedangkan
untuk BEP harga, jika harga jual melebihi P1, berarti usahatani mengalami
keuntungan karena R > TC. Sebaliknya, jika harga jual berada di bawah P1, maka
usahatani mengalami kerugian karena R < TC (Soekartawi,2006).
2. 3. Kerangka Pemikiran
Dalam proses produksinya, usahatani kacang kapri memanfaatkan
berbagai sarana produksi yang merupakan masukan (input). Input yang
dibutuhkan antara lain; bibit, pupuk, pestisida, peralatan, dan tenaga kerja.
Beberapa sarana produksi ini akan menjadi biaya produksi usahatani kacang kapri.
Proses produksi yang dijalankan selama sekitar 3 bulan setelah penanaman
bibit. Dari proses produksi ini akan diproleh keluaran (out put). Hasil penjualan
out put tersebut merupakan penerimaan yang diperoleh oleh petani kacang kapri.
Dengan diketahuinya berapa biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang
diperoleh, maka dapat diketahui keuntungan / kerugian yang dicapai yaitu dengan
Perbandingan antara penerimaan dan biaya usahatani (R/C) akan memberikan
informasi mengenai kelayakan usaha.
Dalam menjalankan usahanya, petani kapri perlu unutk mengetahui titik
impas (BEP). Suatu usaha dikatakan berada pada titik impas jika besar
penerimaan ama dengan besarnya biaya yang dikeluarkan. Keuntungan diperoleh
jika volume produksi atau harga jual melebihi volume produksi atau harga jual
pada saat mencapai titik impas (BEP).
Tujuan analisis usahatani adalah untuk untuk menentukan usaha yang akan
memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan atau memberikan keuntungan finansial dan nonfinansial sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan (Kadariah,1998).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan skema kerangka
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
s Input: Bibit Pupuk Pestisida Tenaga kerja peralatan
Biaya Harga Beli
Proses Produksi Output
Penerimaan
Harga Jual
R/C
Layak ( R/C ≥1 )
Tidak layak ( R/C < 1 ) BEP Harga
Keterangan:
= Menyatakan hubungan
2. 4. Hipotesis Penelitian
1. Usahatani kacang kapri di daerah penelitian secara finansial layak diusahakan
2. Ada hubungan R/C per Ha dengan luas tanaman kacang kapri petani di daerah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3. 1. Metode Penentuan Lokasi
Daerah penelitian ditentukan secara Purposive Sampling yaitu
penentuan dengan secara sengaja di Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah,
Kabupaten Karo sebagai daerah penelitian dengan pertimbangan bahwa desa
tersebut memiliki produktivitas tertinggi di Kabupaten Karo tetapi dengan luas
tanam yang relatif rendah.
Luas tanam untuk usahatani kacang kapri per desa di Kecamatan Tiga
Panah dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. Luas Lahan Usahatani Kacang Kapri Kecamatan Tiga Panah Per Desa Tahun 2009
No Desa Luas Tanam (Ha)
1. Ajijulu 5
2. Ajibuhara 2
3. Ajijahe 1
4. Bertah 2
5. Lepar Samura 1
6. Seberaya 1
7. Suka 6
Total 18
3. 2. Metode Penentuan Sampel
Menurut Mangkuatmodjo (1997), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Petani sampel adalah petani yang mengusahakan usahatani kacang kapri.
Metode penentuan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode
sensus . Menurut Mangkuatmodjo (1997), metode sensus adalah suatu metode
pengumpulan data secara menyeluruh dengan tujuan memperoleh informasi yang
lengkap. Dalam metode sensus, informasi yang ditarik berasal dari seluruh
anggota populasi. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari PPL Desa Suka, ada
sebanyak 22 petani yang mengusahakan kacang kapri. Populasi dalam penelitian
ini adalah petani yang mengusahakan kacang kapri yaitu sebanyak 22 orang.
3. 3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari primer dan data
sekunder. Data primer diporoleh dengan wawancara dengan para petani kacang
kapri dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah
dipersiapkan terlebih dahalu. Data primer mencakup luas lahan, biaya operasional,
jenis dan jumlah input (bibit, pupuk, pestisida, peralatan, dan tenaga kerja),dan
jumlah produksi. Data sekunder diporoleh dari instansi-instansi yang terkait
dengan penelitian ini seperti Biro Pusat Stastik Sumatera Utara, Pemerintah
kabupaten Karo, serta literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian.
di Kabupaten Karo tahun 2005 – 2008, data produksi kacang kapri per kecamatan
di Kabupaten Karo tahun 2008, data luas lahan usahatani kacang kapri di
Kecamatan Tiga Panah tahun 2009, distribusi penggunaan tanah Desa Suka tahun
2009, dan distribusi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin tahun
2009.
3. 4. Metode Analasis Data
Data yang sudah diperoleh ditabulasi menurut spesifikasinya
masing-masing. Analisa yang dilakukan ada dua yaitu analisa per petani dan analisa per
Ha. Analisa per petani bertujuan untuk melihat kondisi usahatani yang sebenarnya
pada petani kacang kapri di daerah penelitian. Sedangkan analisa per Ha bertujuan
untuk melihat kondisi usahatani kacang kapri di daerah penelitian berdasarkan
skala usaha yaitu dalam 1 Ha. Maka dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai
berikut :
1. Dihitung total biaya produksi (TC) per petani dengan menjumlahkan
seluruh komponen biaya selama satu musim tanam. Sedangkan biaya
produksi per Ha dihitung dengan rumus :
TC per Ha = x TC petani
Untuk biaya pestisida, petani tidak memiliki catatan yang lengkap
mengenai jenis dan harga insektisida dan fungisida yang digunakan untuk
usahatani kacang kapri. Oleh karena itu harga pestisida yang digunakan
dianggap sama untuk semua petani, yaitu untuk insektisida seharga Rp
80.000/botol dan fungisida seharga Rp 90.000/Kg. Luas Lahan Petani (Ha)
2. Dihitung jumlah produksi kacang kapri selama satu musim tanam.
Pemanenan kacang kapri pertama kali dilakukan pada umur 60 hari setelah
tanam. Pemanenan berikutnya dilakukan setiap 4 hari sampai tanaman
berumur 90 hari. Jadi dalam satu musim tanam pemanenan dilakukan
sebanyak 8 kali. Jumlah produksi kacang kapri per petani dihitung dengan
menjumlahkan produksi mulai dari panen I sampai panen VIII. Sementara
untuk menghitung jumlah produksi per Ha adalah dengan rumus :
Produksi per Ha = x Produksi petani
3. Dihitung penerimaan (revenue) per petani dan per Ha yaitu dengan
mengalikan jumlah produksi kacang kapri dengan harga jual. Secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut :
TR = Y . Py
Dimana :
TR = Total penerimaan (Rp)
Py = Harga jual (Rp)
Y = Produksi yang diperoleh (unit)
4. Dihitung pendapatan per petani dan per Ha yaitu dengan mengurangkan
penerimaan dengan biaya produksi.
Pd = TR – TC
Dimana : Pd = Pendapatan usahatani (Rp)
TC = Biaya total (Rp) Luas Lahan Petani (Ha)
Setelah dilakukan perhitungan-perhitungan tersebut maka dilakukan
pengujian hipótesis sebagai berikut :
Untuk Hipotesis 1, yaitu mengenai kelayakan usahatani kacang kapri digunakan
analisis R/C. Pemilihan analisis ini berdasarkan periode usahatani kacang kapri di
daerah penelitian yaitu kurang dari satu tahun (sekitar 3 bulan). Dengan kata lain,
usahatani kacang kapri ini bersifat musiman, sehingga digunakan analisis R/C
dengan rumus:
R/C =
TC TR
Keterangan :
R/C = Return Cost Ratio
TR = Total Revenue (total penerimaan)
TC = Total cost (biaya total)
Dengan kriteria uji:
R/C =1, Usahatani kapri berada pada titik impas
R/C < 1, usahatani kacang kapri tidak layak
R/C > 1, usahatani kapri layak
(Soekartawi,1995)
Namun secara praktis nilai R/C ini perlu dikaji lebih khusus, sebagai
contoh seorang petani kacang kapri mempunyai R = Rp.10.000.000 dan C = Rp.
9.500.000 dalam satu periode tanam, maka diperoleh R/C = 1,05. Secara teoritis
petani kacang kapri tersebut berada dalam posisi menguntungkan, namun apalah
arti Rp 500.000 dengan pengorbanan Rp 9.500.000 dalam waktu sekitar 3 bulan?
nilai R/C > 1,1 disebut dalam posisi menguntungkan. Demikian juga dalam
menentukan posisi merugikan, sebaiknya ditulis bila R/C < 1,1.
Untuk menentukan BEP harga dan BEP jumlah digunakan analisis Break Event
Point (BEP) yang dihitung dengan rumus :
BEP Harga =
Dari perhitungan terebut akan diperoleh titik impas (BEP) harga jual (Rp/Kg).
BEP harga adalah harga jual minimal yang harus diterima petani agar petani tidak
mengalami kerugian. BEP harga merupakan perbandingan antara total biaya
dengan produksi. Sedangkan BEP jumlah adalah jumlah produksi minimal yang
harus diperoleh petani untuk mencapai titik impas, dimana BEP jumlah
merupakan perbandingan antara total biaya dengan harga jual.
BEP Jumlah =
Kriteria penilaian BEP :
Apabila penjualan atau produksi melebihi penjualan atau produksi pada saat
mencapai titik impas, maka usaha tersebut telah mendatangkan keuntungan
sehingga layak untuk diusahakan (Soekartawi,1995).
Untuk peralatan yang tidak habis pakai dalam produksi dihitung sebagai
biaya penyusutan yang dihitung dengan metode linier sebagai berikut : Total Biaya
Produksi
Total Biaya
Harga Jual
Nilai Penyusutan =
(Suratiyah, 2006 ).
Hipotesis 2, menggunakan uji korelasi sederhana dengan rumus :
r =
H0 = Tidak ada hubungan antara R/C per Ha dengan luas tanaman petani
H1 = Ada hubungan antara R/C per Ha dengan luas tanaman petani
3. 5. Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahan pemahaman dan kekeliruan atas pengertian
dalam penelitian ini, maka diberikan beberapa defenisi dan batasan operasional.
• Sampel adalah petani yang mengusahakan tanaman kacang kapri
secara monokultur.
• Biaya produksi dihitung dengan metode opportunity cost, yaitu
biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) tetap dimasukkan
dalam perhitungan biaya produksi.
• Produksi yang dihasilkan adalah kacang kapri dalam bentuk polong
muda.
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK SAMPEL
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1 Luas Daerah dan Letak Geografis
Desa Suka berada di Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo. Jarak dari
dari ibukota kecamatan 3 km, jarak dari ibukota kabupaten 8 km. Secara
administratif batas-batas desa Suka adalah:
- Sebelah Utara : Bunuraya
- Sebelah Selatan : Regaji
- Sebelah Timur : Sukadamai
- Sebelah Barat : Kuta Kepar
Memiliki ketinggian ± 1400 m diatas permukaan laut dengan temperatur udara
berkisar antara 180C s/d 210C, dengan kondisi topografi sedikit berbukit. Luas
desa 1.074 Ha.
4.1.2 Tata Guna Lahan
Data mengenai luas lahan dan penggunaan lahan ditunjukkan pada tabel 5
Tabel 5. Komposisi Penggunaan Lahan di Desa Suka Tahun 2008
Sumber: Kantor Kepala Desa Suka Tahun 2009
Penggunaan lahan terbesar adalah untuk pertanian (91,81%). Sebagian
besar mata pencaharian penduduk adalah bertani dan beternak. Di Desa Suka,
seluruh usahatani kacang kapri dilakukan di lahan kering/tegalan.
4.1.3 Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk desa Suka adalah 4.088 jiwa, meliputi 2.003 jiwa
laki-laki dan 2.085 jiwa perempuan, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 1.488 kk.
Jumlah penduduk berdasarkan golongan umur disajikan pada tabel 6
berikut:
Tabel 6. Jumlah Penduduk berdasarkan Golongan Umur di desa Suka
No
Sumber: Kantor Kepala Desa Suka Tahun 2009
Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk dalam usia
non produktif adalah sebanyak 1874 jiwa yang terdiri dari usia 0-5 tahun
sebanyak 362 jiwa, usia 6-14 tahun sebanyak 792 jiwa, dan usia di atas 60 tahun
sebanyak 720 jiwa. Sedangkan penduduk dalam usia produktif adalah sebanyak
2214 jiwa yang terdiri dari usia 15-24 tahun sebanyak 914 jiwa, usia 24-45 tahun
sebanyak 1065 jiwa, dan usia 46-59 tahun sebanyak 720 jiwa.
4.1.4 Sosial Ekonomi
Mata pencaharian penduduk yang utama adalah bertani. Selain itu ada juga
penduduk yang bekerja sebagai pedagang dan pegawai negeri atau swasta.
Distribusi jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel
7 berikut.
Tabel 7. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasakan Mata Pencaharian
Sumber: Kantor Kepala Desa Suka Tahun 2009
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk memiliki mata
pencaharian sebagai petani adalah 3.401 jiwa atau 87,7 % dari total penduduk
yang bekerja.
4.1.5 Sarana dan Prasarana
Sarana transportasi yang dipergunakan untuk mencapai Desa Suka adalah
dengan kendaraan bermotor. Prasarana yang ada sudah cukup mendukung arus
diaspal. Sarana dan prasarana yang ada di Desa Suka dapat dilihat pada tabel 8
berikut:
Tabel 8. Sarana dan Prasarana di Desa Suka
No. Sarana dan Prasarana Jumlah
1. Pendidikan
3. Transportasi
- Jalan Beraspal ± 12 Km
Sumber: Kantor Kepala Desa Suka Tahun 2009
Pada sat ini sarana pendidikan yang ada di Desa Suka adalah 2 unit
sekolah dasar, 1 unit untuk fasilitas sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) dan
sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) ada di ibukota kecamatan dan kabupaten.
4.2 Karakteristik Petani Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan
keseluruhan dari populasi petani kacang kapri yang ada di Desa Suka yang
menanam kacang kapri secara monokultur. Keseluruhan dari sampel merupakan
etnis Batak Karo. Karakteristik petani sampel dapat dilihat dari tabel 9 berikut:
Tabel 9. Karakteristik Petani Sampel
Rata-rata Range
Umur Petani (tahun) 46 35-65
Pengalaman menanam kapri (tahun) 7,68 3-14
Tingkat Pendidikan (tahun) 10 6-12
Luas Lahan (Ha) 0,27 0,1-0,5
Jumlah tanggungan (jiwa) 2,09 1-4
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata umur petani adalah 46
tahun dengan range antara 35-65 tahun. Untuk pengalaman bertani kapri memiliki
rataan 7,68 tahun dan range antara 3-14 tahun. Adapun tingkat pendidikan adalah
rata-rata 10 tahun atau setingkat SLTA dan memiliki range berkisar antara 6-12
tahun. Luas lahan rata-rata yang dimiliki oleh petani kacang kapri adalah sebesar
0,27 Ha dengan rataan antara 0,1-0,5 ha. Sedangkan dalam hal jumlah tanggungan
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Kelayakan Usahatani a. Biaya Usahatani
Biaya usahatani merupakan biaya yang dikorbankan oleh petani dalam
menjalankan usahatani kacang kapri. Yang termasuk dalam biaya ini adalah baiya
sarana produksi yaitu benih, pupuk (pupuk kandang, Urea, TSP, KCl, pupuk
daun), pestisida (insektisida dan fungisida), turus, tali, biaya tenaga kerja,
penyusutan alat (cangkul, cuan,garpu,parang, alat semprot) dan biaya transportasi.
Adapun uraian dari biaya produksi rata-rata dalam usahatani kacang kapri
di daerah penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 10. Rata-rata Biaya Produksi Usahatani Kacang Kapri di Daerah Penelitian
No Uraian Per Petani Persentase (%)
Per Ha Persentase (%) 1 Saprodi (Rp) 2975227.27 47.06 11283961.76 47.06
2 Tenaga Kerja (Rp) 3267272.73 51.68 13002886.00 51.68
3 Penyusutan Alat (Rp) 37292.61 0.59 179511.50 0.59
4 Transportasi (Rp) 42461.82 0.67 158902.64 0.67
Jumlah 6322254.43 100.00 24625261.90 100.00
Dari tabel 10 untuk usahatani kacang kapri per petani dapat dilihat bahwa
persentase komponen biaya saprodi adalah 47,06%, biaya tenaga kerja adalah
51,68%, biaya penyusutan alat sebesar 0,59%, dan biaya transportasi adalah
0,67%. Jadi dapat dikatakan bahwa biaya yang paling besar dalam usahatani
kacang kapri adalah biaya tenaga kerja, sedangkan biaya yang paling kecil adalah
biaya penyusutan alat.
Biaya tenaga kerja dalam usahatani kacang kapri memiliki persentase yang
paling besar karena dalam satu musim tanam, digunakan tenaga kerja rata-rata
sebanyak 71.32HKO dengan biaya Rp.40.000/HKO. Jadi, biaya tenaga kerja
rata-rata untuk satu musim tanam adalah Rp . 3.267.272,73. Sementara tenaga kerja
rata-rata per Ha untuk satu musim tanam adalah sebanyak 325.07 HKO dengan
biaya sebesar Rp 13.002.886,00.
Biaya saprodi dalam usahatani kacang kapri berada pada urutan kedua
terbesar setelah biaya tenaga kerja. Dari masing-masing saprodi, biaya yang
tertinggi adalah biaya pupuk. Biaya pupuk yang tinggi disebabkan oleh harga
pupuk yang cukup tinggi dan pupuk yang digunakan bukan pupuk subsidi. Biaya
pupuk rata-rata per petani dalam satu musim tanam adalah sebesar Rp
1.578.181,82 dan biaya pupuk rata-rata per Ha selama satu musim tanam adalah
sebesar Rp 5.980.947,69.
Biaya tranportasi dalam usahatani kacang kapri adalah sebesar 0,67%.
Biaya transportasi cukup kecil jika dibandingkan dengan biaya saprodi dan biaya
tenaga kerja. Kecilnya biaya tranportasi disebabkan karena jarak dari desa tempat
dilakukannya usahatani kacang kapri cukup dekat (sekitar 3 Km)dengan pasar
tranportasi Rp 40,00/Kg. Jumlah produksi rata-rata per petani selama satu musim
tanam adalah 1061.55 Kg, maka biaya tranportasi rata-rata per petani dalam satu
musim tanam adalah sebesar Rp 42.461,82. Jumlah produksi rata-rata per Ha
adalah 3972.57 Kg, maka biaya transportasi rata-rata per Ha selama satu musim
tanam adalah Rp 158.902,64.
Biaya penyusutan alat dalam usahatani kacang kapri memiliki persentase
yang paling kecil karena alat-alat yang digunakan mempunyai umur ekonomis
yang cukup lama yaitu antara 4-10 tahun, sementara penggunaannya untuk
usahatani kacang kapri cukup singkat yaitu sekitar 3 bulan (satu musim tanam).
Biaya penyusutan rata-rata per petani selama satu musim tanam adalah Rp
37.292,61 dan untuk per Ha adalah Rp 179.511,50.
b. Penerimaan Usahatani
Penerimaan adalah perkalian antara total produksi yang dihasilkan dengan
harga jual. Dalam hal ini adalah perkalian antara produksi kacang kapri dengan
harga jual kacang kapri.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petani diketahui bahwa produksi
yang diperoleh petani bervariasi, yaitu berkisar 387 Kg – 2089 Kg dengan harga
jual Rp 8000/Kg – Rp 11000/Kg. Produksi yang diperoleh petani berbeda-beda
disebabkan karena perbedaan luas lahan dan perbedaan produktivitas dari
usahatani yang dilakukan. Luas lahan adalah 0,1Ha-0,5Ha dengan produktivitas
antara 3,38 ton/Ha- 4,48 ton/Ha. Sementara perbedaan harga jual terjadi karena
perbedaan waktu penjualan. Harga jual yang paling tinggi biasanya terjadi pada
penerimaan usahatani kacang kapri di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 11
berikut:
Tabel 11. Rata-rata Produksi, Produktivitas, dan Penerimaan Usahatani Kacang Kapri di Daerah Penelitian
No Uraian Perpetani Per Ha
1 Produksi (Kg) 1061.55 3972.57
2 Produktivitas (Ton/Ha) 3.97 3.97
3 Penerimaan (Rp) 10051613.64 38962944.26
Sumber : Analisis data primer, Lampiran 11
Tabel 11 menunjukkan rata-rata produksi dan penerimaan usahatani
kacang kapri per petani dan per Ha. Produki rata-rata per petani yang dihasilkan
sebesar 1.061.55 Kg dengan total penerimaan rata-rata Rp.10.051.613.64.
Sedangkan untuk usahatani per Ha, diperoleh produksi rata-rata sebesar 3.972,57
Kg dengan total penerimaan rata-rata sebesar Rp 38.962.944,26.
c. Pendapatan Petani
Pendapatan usahatani merupakan total penerimaan usahatani tersebut
dikurangi biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Dalam hal
ini pendapatan petani dari usahatani kacang kapri adalah total dari penerimaan
penerimaan petani dikurang dengan biaya yang dikeluarkan selama proses
produksi. Tabel 12, menyajikan pendapatan petani dari usahatani kacang kapri
dalam sekali musim tanam di daerah penelitian.
Tabel 12. Rata-rata Pendapatan Usahatani Kacang Kapri di Daerah Penelitian
No Uraian Per Petani Per Ha
1 Penerimaan (Rp) 10051613.64 38962944.26 2 Biaya Produksi (Rp) 6322254.43 24625261.90 3 Pendapatan (Rp) 3729359.20 14337682.36
Tabel 12 menunjukkan rata-rata pendapatan usahatani per petani dan per
Ha. Pendapatan rata-rata usahatani kacang kapri per petani adalah sebesar Rp
3.729.359,20 sedangkan pendapatan rata-rata usahatani kacang kapri per Ha
adalah sebesar Rp14.337.682,36
d. R/C
Analisis kelayakan usahatani sangat perlu dilakukan dalam setiap
usahatani yang akan dijalankan maupun yang sedang dijalankan. Salah satu
analisis yang dilakukan adalah analisis R/C.
Analisis R/C adalah analisis yang membandingkan nilai penerimaan
(revenue) usahatani kacang kapri dengan total biaya produksi (cost) yang
dikorbankan.
Untuk mengetahui nilai R/C dari usahatani kacang kapri di daerah
penelitian dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13. Analisis Rata-rata R/C Usahatani Kacang Kapri di Daerah Penelitian
Keterangan Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) Nilai R/C Per Petani 10051613.64 6322254.43 1,59
Per Ha 38962944.26 24625261.90 1,59
Sumber : Analisis data primer, Lampiran 13a dan 13b
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata R/C per petani dan
per Ha adalah sebesar 1,59 selama satu musim tanam. Nilai R/C per petani dan
per Ha dari usahatani kacang kapri adalah sama. Hal ini disebabkan karena
pertambahan penerimaan (R) rata-rata dari per petani ke per Ha yaitu dari
Rp10.051.613,64 menjadi Rp 38.962.944,26, seimbang dengan pertambahan total
biaya produksi rata-rata dari per petani menjadi per Ha yaitu dari Rp 6.322.254,43
Rp. 1,00 biaya yang dikeluarkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp.1,59.
Maka akan diperoleh pendapatan sebesar Rp 0,59. Nilai R/C yang lebih besar dari
1,1 berarti usahatani kacang kapri di daerah penelitian layak untuk dikembangkan.
Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa usahatani kacang kapri layak untuk
dilakukan dapat diterima.
5.2. Titik Impas (BEP)
Titik impas (BEP) merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan produksi
sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan.
Dengan demikian, pada saat itu usaha mengalami impas, tidak untung dan tidak
rugi. Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum volume
penjualan dan juga harga jual agar suatu perusahaan tidak rugi.
Untuk menentukan harga jual minimum untuk mencapai titik impas
digunakan BEP harga. BEP harga adalah harga jual minimal yang harus diterima
petani agar petani tidak mengalami kerugian. BEP harga merupakan perbandingan
antara total biaya dengan produksi.
Sedangkan untuk menentukan batas minimum volume produksi yang
harus dicapai untuk mencapai titik impas digunakan rumus BEP produksi. BEP
produksi dapat dicari dengan membandingkan total biaya produksi dengan harga
jual produk tersebut.
Hasil dari perhitungan BEP harga dan BEP jumlah usahatani kacang kapri
di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 14 berikut :
Tabel 14. Rata-rata BEP Harga dan BEP Jumlah di Daerah Penelitian
Per Ha 24625261.90 3972.57 9818.18 6241.55 2515.06
Sumber : Anaisis data primer, Lampiran 14a dan 14b
Dari tabel 15 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata BEP harga per petani dan per
Ha selama satu musim tanam adalah sebesar Rp 6241.55 /Kg. Sedangkan harga
jual rata-rata kacang kapri di daerah penelitian adalah Rp 9.818,18/Kg. Dari
keterangan tersebut dapat dilihat bahwa harga penjualan petani di daerah
penelitian telah melewati titik impas (BEP) harga kacang kapri.
Dari perhitungan, BEP jumlah kacang kapri per petani selama satu musim
tanam adalah sebanyak 669.52 Kg dan BEP jumlah per Ha adalah sebesar 2515.06
Kg. Sedangkan rata-rata produksi kacang kapri per petani selama satu musim
tanam di daerah penelitian adalah sebesar 1.061,55 Kg dan per Ha adalah sebesar
3.972,57 Kg Jadi produksi kacang kapri di daerah peneliian telah melebihi jumlah
produksi untuk mencapai titik impas.
5.3. Hubungan R/C per Ha Dengan Luas Tanam Kacang Kapri
Luas tanam kacang kapri rata-rata yang diusahakan oleh petani di daerah
penelitian adalah 0,27 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa luas lahan yang
digunakan petani masih sangat minim. Sedangkan nilai rata-rata R/C per Ha di
daerah penelitian adalah 1,59.
Hubungan antara R/C per Ha dengan luas tanam kacang kapri dapat
diketahui dengan menggunakan korelasi sederhana. Berdasarkan hasil analisis
korelasi pada lampiran 15 tampak bahwa korelasi antara R/C per Ha dengan
luas lahan petani di daerah penelitian menghasilkan nilai koefisien korelasi
sebesar 0,0967 dengan nilai thitung sebesar 0,4344 dan ttabel (0,05) adalah 1,725.
berarti bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara R/C per Ha
dengan luas tanam kacang kapri petani di daerah penelitian ditolak. Untuk lebih
jelas mengenai hubungan R/C per Ha dengan luas lahan petani kacang kapri
dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 3. Grafik Hubungan R/C per Ha Dengan Luas Lahan
Korelasi antara R/C per Ha dengan luas lahan petani kacang kapri adalah
tidak nyata. Hal ini terjadi karena perbedaan produktivitas dan harga jual produk
dari usahatani yang dijalankan petani di daerah penelitian. Petani yang
usahataninya memiliki produktivitas yang tinggi dan harga jual yang tinggi akan
memperoleh penerimaan yang tinggi sehingga nilai R/C nya lebih tinggi. Selain
itu, range luas lahan untuk usahatani kacang kapri yang diteliti termasuk sempit
Nilai R/C per Ha ditentukan oleh besarnya nilai penerimaan (R) per Ha
dan besarnya biaya (C) per Ha. Grafik hubungan penerimaan per Ha dengan luas
lahan dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. Grafik Hubungan Penerimaan per Ha Dengan Luas Lahan
Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa secara rata-rata terjadi penurunan
jumlah penerimaan per Ha dari usahatani kacang kapri sejalan dengan
bertambahnya luas lahan petani. Penurunan jumlah penerimaan per Ha ini
disebabkan karena penurunan harga jual kacang kapri (lihat lampiran 11).
Penurunan jumlah penerimaan per Ha ini seharusnya akan berpengaruh terhadap
nilai R/C per Ha usahatani kacang kapri.
Sementara itu, hubungan biaya produksi (C) per Ha dengan luas lahan
Gambar 5.Grafik Hubungan Biaya Produksi per Ha Dengan Luas Lahan
Berdasarkan gambar 5, dapat dilihat bahwa secara rata-rata besarnya biaya
produksi per Ha mengalami penurunan sejalan dengan bertambahnya luas lahan
petani kacang kapri. Penurunan biaya produksi per Ha ini seharusnya berpengaruh
terhadap nilai R/C per Ha. Namun penurunan biaya produksi per Ha karena
semakin luasnya lahan petani dalam usahatani kacang kapri di daerah penelitian
diimbangingi dengan penurunan penerimaan per Ha sejalan dengan semakin
luasnya lahan petani sehingga menyebabkan nilai R/C per Ha tidak secara nyata
berhubungan dengan luas lahan petani karena semakin luas lahan usahatani
kacang kapri di daerah penelitian tidak berpengaruh nyata terhadap kenaikan
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Usahatani kacang kapri di daerah penelitian layak dilakukan secara
financial.
2. Usahatani kacang kapri di daerah penelitian mencapai titik impas (BEP)
pada harga jual Rp.6241.55 /Kg dengan jumlah produksi 2515.06/Ha.
3. Tidak ada hubungan antara R/C per Ha dengan luas tanaman kacang kapri
petani di daerah penelitian.
6.2. Saran
1. Pemerintah melalui PPL maupun Dinas Pertanian sebaiknya memberikan
perhatian terhadap pengembangan usahatani kacang kapri kepada petani,
terlebih terhadap teknologi budidaya tanaman kacang kapri.
2. Petani hendaknya terus mencari informasi yang berguna bagi
pengembangan usahatani kacang kapri.
3. Sebaiknya petani membentuk kelompok tani kacang kapri agar dapat
membantu mempromosikan produksi kacang kapri dan juga untuk dapat
memecahkan masalah yang dihadapi dalam melakukan usahatani kacang
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2009. Kabupaten Karo Dalam Angka 2009.
Dinas Pertanian Kabupaten Karo, 2009.Pengembangan Tanaman Hortikultura.
Kadariah, 1998. Evaluasi Proyek Analisa Ekonomi. Universitas Indonesia, Jakarta.
Kartasapoetra,G.1992. Marketing Produk Pertanian dan Industri, Jakarta : Bina Aksara.
Khotimah,K., Sutawi, Sutanto, Maleha dan Hani.,2002. Evaluasi Proyek dan Perencanaan Usaha. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Mangkuatmodjo,S. 1997. Pengantar Statistik. Aneka Cipta, Jakarta.
Nurmalinda, Rini Roslini, dan Suwandi. 2008. Teknologi Budidaya dan Analisis Usahatani Kacang Kapri. dalam Buletin Penelitian Hortikultura Vol.XXII, No.2. Balai Penelitian Hortikultura. Lembang
Rukmana, Rahmat.2006. Usahatani Kapri, Bandung : Kanisius.
Soekartawi, 1986. Ilmu Usaha dan Pengembangan Petani Kecil, Jakarta :UI- Press.
_________, 1993. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. Cetakan Pertama, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
_________, 1995. Analisis Usahatani. Cetakan Ketiga, Jakarta : UI- Press
_________, 2006. Analisis Usahatani. Jakarta ; UI- Press.
Lampiran 1. Karakteristik Petani Sampel Usahatani Kacang Kapri di Daerah Penelitian
Milik sendiri Sewa
Lampiran 2a. Biaya Penggunaan Benih Kacang Kapri Per Petani
di Daerah Penelitian
No
Total 5.83 116.50 1535000.00 8125000.00
Lampiran 2b. Biaya Penggunaan Benih Kacang Kapri per Ha di Daerah Penelitian
No
Total 5.83 440.80 1535000.00 30746031.75
Lampiran 3a. Biaya Penggunaan Pupuk Usahatani Kacang Kapri Per Petani di Daerah Penelitian
18 0.40 2500.00 1000000.00 150.00 315000.00 300.00 1290000.00 150.00 870000.00
19 0.50 2500.00 480000.00 100.00 210000.00 150.00 645000.00 100.00 580000.00
20 0.50 3000.00 1200000.00 120.00 252000.00 240.00 1032000.00 120.00 696000.00
21 0.50 2500.00 400000.00 50.00 105000.00 50.00 215000.00 25.00 145000.00
22 0.50 3000.00 1200000.00 200.00 420000.00 300.00 1290000.00 200.00 1160000.00
Total 5.83 27350.00 9880000.00 1600.00 3360000.00 2860.00 12298000.00 1565.00 9077000.00
Rataan 0.27 1243.18 449090.91 72.73 152727.27 130.00 559000.00 71.14 412590.91
Keterangan :
Harga 1 Kg pupuk kandang = Rp 400 Harga 1 Kg Urea = Rp 2.100 Harga 1 Kg TSP = Rp 4.300 Harga 1 Kg KCl = Rp 5.800
Lampiran 3b. Biaya Penggunaan Pupuk Usahatani Kacang Kapri Per Ha Di Daerah
Total 5.83 94185.71 36078730.16 6033.57 12670500.00 11142.38 47912238.10
KCl Pupuk Daun
333.33 1933333.33 8.33 125000.00 7125000.00
250.00 1450000.00 0.00 0.00 5791666.67
285.71 1657142.86 0.00 0.00 6142857.14
133.33 773333.33 6.67 100000.00 3900000.00
333.33 1933333.33 6.67 100000.00 6933333.33
166.67 966666.67 0.00 0.00 3527777.78
160.00 928000.00 0.00 0.00 3962000.00
400.00 2320000.00 0.00 0.00 8140000.00
320.00 1856000.00 0.00 0.00 7188000.00
320.00 1856000.00 4.00 60000.00 6982000.00
333.33 1933333.33 0.00 0.00 6116666.67
300.00 1740000.00 0.00 0.00 5853333.33
233.33 1353333.33 3.33 50000.00 5643333.33
342.86 1988571.43 0.00 0.00 8065714.29
375.00 2175000.00 0.00 0.00 8687500.00
200.00 1160000.00 0.00 0.00 3830000.00
240.00 1392000.00 0.00 0.00 6360000.00
50.00 290000.00 4.00 60000.00 1790000.00
400.00 2320000.00 0.00 0.00 8140000.00
5935.24 34424380.95 33.00 495000.00 131580849.21
Lampiran 4a. Biaya Penggunaan Pestisida Usahatani Per Petani di Daerah Penelitian
No
Insektisida Fungisida
Jlh
Total 5.83 57.00 4560000.00 57.00 5130000.00 9690000.00
Rataan 0.27 2.59 207272.73 2.59 233181.82 440454.55
Keterangan :
Lampiran 4b. Biaya Penggunaan Pestisida Usahatani Kacang Kapri Per Ha di Daerah Penelitian
No
Insektisida Fungisida
Jlh
Total 5.83 212.62 17009523.81 212.62 19135714.29 36145238.10
Lampiran 5a. Biaya Penggunaan Turus Per Petani di Daerah
Total 5.83 35250.00 5700.00 9182500.00
Lampiran 5b. Biaya Penggunaan Turus Per Ha di Daerah Penelitian
No
Total 5.83 136409.52 5700.00 35182976.19
Lampiran 6a. Biaya Penggunaan Tali Per Petani di Daerah
Total 5.83 115.50 333500.00 1759750.00
Lampiran 6b. Biaya penggunaan Tali per Ha di Daerah
Total 5.83 435.87 333500.00 6604523.81
Penyulaman
102.34 20.67 4920317.46 205.78 184.52 15611746.03 201.78 639.83 33664126.98
Alat Semprot
110.00 119000.00 22.00 12800000.00 220.00 320000.00
Total Biaya
35375.00 353750.00
37875.00 378750.00
32625.00 271875.00
33000.00 275000.00
27750.00 231250.00
34000.00 242857.14
34250.00 228333.33
35375.00 235833.33
36375.00 202083.33
36375.00 145500.00
30687.50 122750.00
36750.00 147000.00
39750.00 159000.00
43625.00 145416.67
38625.00 128750.00
37625.00 125416.67
40250.00 115000.00
40875.00 102187.50
42875.00 85750.00
39500.00 79000.00
44000.00 88000.00
42875.00 85750.00
820437.50 3949252.98
Lampiran 9. Biaya Transportasi Usahatani Kacang Kapri per Petani dan per Ha di Daerah
Total 5.83 23354.00 880.00 934160.00 87396.45 880.00 3495858.10
Rataan 0.27 1061.55 40.00 42461.82 3972.57 40.00 158902.64
Keterangan :
Lampiran 10a. Total Biaya Usahatani Kacang Kapri Per Petani di Daerah Peneliitan
1 0.10 140000.00 820000.00 170000.00 195000.00 30000.00
2 0.10 140000.00 421000.00 170000.00 140000.00 28000.00
3 0.12 187500.00 599000.00 170000.00 160000.00 30000.00
4 0.12 175000.00 855000.00 170000.00 262500.00 29000.00
5 0.12 162500.00 695000.00 170000.00 160000.00 43500.00
6 0.14 210000.00 860000.00 255000.00 225000.00 48000.00
7 0.15 210000.00 585000.00 255000.00 250000.00 45000.00
8 0.15 195000.00 1040000.00 255000.00 250000.00 51000.00
9 0.18 227500.00 635000.00 255000.00 360000.00 57750.00
10 0.25 337500.00 990500.00 425000.00 450000.00 70000.00
11 0.25 350000.00 2035000.00 425000.00 320000.00 67500.00
12 0.25 400000.00 1797000.00 425000.00 400000.00 75000.00
13 0.25 337500.00 1745500.00 425000.00 300000.00 75000.00
14 0.30 450000.00 1835000.00 510000.00 340000.00 80000.00
15 0.30 360000.00 1756000.00 510000.00 510000.00 93000.00
16 0.30 360000.00 1693000.00 510000.00 495000.00 87000.00
17 0.35 562500.00 2823000.00 510000.00 700000.00 105000.00
18 0.40 520000.00 3475000.00 680000.00 690000.00 120000.00
19 0.50 700000.00 1915000.00 850000.00 750000.00 160000.00
20 0.50 750000.00 3180000.00 850000.00 725000.00 160000.00
21 0.50 600000.00 895000.00 850000.00 600000.00 150000.00
22 0.50 750000.00 4070000.00 850000.00 900000.00 155000.00
Total 5.83 8125000.00 34720000.00 9690000.00 9182500.00 1759750.00
Biaya
Total Biaya (Rp)
1340000.00 35375.00 16000.00 2746375.00
1420000.00 37875.00 15480.00 2372355.00
1828000.00 32625.00 17200.00 3024325.00
1868000.00 33000.00 16680.00 3409180.00
1868000.00 27750.00 16200.00 3142950.00
2076000.00 34000.00 23840.00 3731840.00
2076000.00 34250.00 25800.00 3481050.00
2076000.00 35375.00 26400.00 3928775.00
2384000.00 36375.00 27480.00 3983105.00
3200000.00 36375.00 41080.00 5550455.00
3320000.00 30687.50 44800.00 6592987.50
3240000.00 36750.00 38000.00 6411750.00
3200000.00 39750.00 35600.00 6158350.00
3720000.00 43625.00 49600.00 7028225.00
3720000.00 38625.00 44000.00 7031625.00
3680000.00 37625.00 52400.00 6915025.00
3968000.00 40250.00 54000.00 8762750.00
4616000.00 40875.00 69400.00 10211275.00
5580000.00 42875.00 79400.00 10077275.00
5560000.00 39500.00 81400.00 11345900.00
5520000.00 44000.00 75840.00 8734840.00
5620000.00 42875.00 83560.00 12471435.00
71880000.00 820437.50 934160.00 137111847.50
Lampiran 11. Produksi,Produktivitas, dan Penerimaan Usahatani Kacang Kapri per Petani Dan Per Ha di Daerah Penelitian
No
Total 5.83 23354.00 87.40 216000.00 221135500.00 87396.45
Produktivitas (Ton/Ha)
Penerimaan Per Ha (Rp)
4.00 44000000.00
3.87 38700000.00
3.58 39416666.67
3.48 36487500.00
3.38 37125000.00
4.26 42571428.57
4.30 45150000.00
4.40 46200000.00
3.82 38166666.67
4.11 41080000.00
4.48 44800000.00
3.80 34200000.00
3.56 33820000.00
4.13 41333333.33
3.67 34833333.33
4.37 43666666.67
3.86 38571428.57
4.34 36868750.00
3.97 37715000.00
4.07 36630000.00
3.79 30336000.00
4.18 35513000.00
Lampiran 12. Pendapatan Bersih Usahatani Kacang Kapri Per Petani dan Per Ha di
1 0.10 4400000.00 2746375.00 1653625.00 44000000.00
2 0.10 3870000.00 2372355.00 1497645.00 38700000.00
3 0.12 4730000.00 3024325.00 1705675.00 39416666.67
4 0.12 4378500.00 3409180.00 969320.00 36487500.00
5 0.12 4455000.00 3142950.00 1312050.00 37125000.00
6 0.14 5960000.00 3731840.00 2228160.00 42571428.57
7 0.15 6772500.00 3481050.00 3291450.00 45150000.00
8 0.15 6930000.00 3928775.00 3001225.00 46200000.00
9 0.18 6870000.00 3983105.00 2886895.00 38166666.67
10 0.25 10270000.00 5550455.00 4719545.00 41080000.00
11 0.25 11200000.00 6592987.50 4607012.50 44800000.00
12 0.25 8550000.00 6411750.00 2138250.00 34200000.00
13 0.25 8455000.00 6158350.00 2296650.00 33820000.00
14 0.30 12400000.00 7028225.00 5371775.00 41333333.33
15 0.30 10450000.00 7031625.00 3418375.00 34833333.33
16 0.30 13100000.00 6915025.00 6184975.00 43666666.67
17 0.35 13500000.00 8762750.00 4737250.00 38571428.57
18 0.40 14747500.00 10211275.00 4536225.00 36868750.00
19 0.50 18857500.00 10077275.00 8780225.00 37715000.00
20 0.50 18315000.00 11345900.00 6969100.00 36630000.00
21 0.50 15168000.00 8734840.00 6433160.00 30336000.00
22 0.50 17756500.00 12471435.00 5285065.00 35513000.00
Total 5.83 221135500.00 137111847.50 84023652.50 857184773.81