• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH HAYATUL

ISLAMIYAH CINANGKA PADA MATERI KPK DAN FPB

MELALUI METODE

INQUIRY

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

oleh

Naalih

NIM 809018300562

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH HAYATUL ISLAMIYAH

CINANGKA PADA MATERI KPK DAN FPB MELALUI METODE INQUIRY

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Naalih

NIM. 809018300562

Di bawah bimbingan

Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd. NIP.19790601 200604 2 004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)
(4)

SURAT PENYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Naalih

NIM : 809018300562

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Alamat : Jl. Pahlawan Gg. Masjid RT.002 RW.009

Kelurahan Cinangka Kecamatan Sawangan Kota Depok

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah Cinangka pada Materi KPK dan FPB Melalui Metode Inquiry adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

1 Nama Pembimbing : Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd.

NIP : 19790601 200604 2 004

(5)

i

ABSTRAK

Naalih, NIM 809018300562, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah Cinangka Pada Materi KPK dan FPB Melalui Metode Inquiry.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV MI Hayatul Islamiyah Cinangka pada materi KPK dan FPB dengan penerapan metode inquiry. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif melalui penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan 2 siklus. Aktivitas pembelajaran matematika pada materi KPK dan FPB dengan penerapan metode inquiry pada siswa sudah baik dalam memahami materi. Hal ini dibuktikan dari nilai siswa yang mencapai nilai KKM. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpukan bahwa metode inquiry meningkatkan hasil belajar matematika pada materi KPK dan FPB siswa kelas IV MI Hayatul Islamiyah Cinangka. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes matematika pada materi KPK dan FPB siswa pada siklus I belum semua siswa mencapai nilai KKM 65 dengan nilai rata-rata sebesar 62,83. Terbukti 14 orang siswa mendapatkan nilai di bawah nilai KKM 65. Sedangkan pada siklus II hampir semua siswa sudah mencapai nilai rata-rata sebesar 74,46. Hal ini terbukti ada 22 siswa mendapatkan nilai mencapai dan di atas KKM 65.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan ni’mat Iman dan Islam serta kekuatan. Atas rahmat karunia serta hidayah-Nya, skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti jejak dan langkahnya hingga akhir zaman nanti.

Tiada kata yang dapat penulis torehkan lagi, kecuali hanyalah ucapan terimakasih yang tiada terkira atas bimbingan, dorongan serta masukan-masukan positif untuk membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Nurlena Rifai, M.A.Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Fauzan, MA., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., Dosen Pembimbing yang senantiasa meluangkan

waktu, untuk senantiasa memberikan arahan dan bimbingan serta motivasi dengan kesabaran dan keikhlasannya kepada penulis.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis.

5. Kepala MI Hayatul Islamiyah Cinangka, Rusmiati, S.Pd.I, terima kasih atas kerja sama dan fasilitas yang disediakan demi kelancaran penelitian ini.

6. Kedua orang tua yang telah memberikan semangatdalam pembuatan skripsi ini.

7. Isteri tercinta Badriah dan anak-anakku. Pemberi motivasi terbesar dalam menjalani kehidupan ini.

(7)

iii

8. Sahabat dan teman-teman yang telah memberikan dukungan, bantuan dan juga pemikiran dalam penulisan skripsi ini.

Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga bantuan, bimbingan, semangat, doa dan dukungan yang diberikan pada penulis dibalas oleh Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin.

Jakarta, 06 Januari 2014

(8)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR GAMBAR ...vii

DAFTAR LAMPIRAN ...viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Pembatasan Masalah ... 2

D. Rumusan Masalah... 3

E. Tujuan Penelitian ... 3

F. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II KAJIAN TEORETIK... 5

A. Deskripsi Teoretik ... 5

B. Penelitian yang Relevan ...27

C. Kerangka Berpikir ...27

D. Hipotesis Tindakan ...28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...29

A. Tempat dan Waktu Penelitian...29

B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ...29

C. Subjek Penelitian ...36

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ...37

E. Data dan Sumber Data ...37

F. Instrumen Pengumpulan Data ...37

G. Teknik Pengumpulan Data ...38

H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ...39

I. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ...39

(9)

v

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...41

A. Data Hasil Penelitian ...41

B. Pembahasan ...57

BAB V PENUTUP ...62

A. Kesimpulan ...62

B. Saran ...62

DAFTAR PUSTAKA ...64

(10)

vi

DAFTAR TABEL

halaman Tabel 1.1 Hasil UASBN MI Hayatul Islamiyah Cinangka Tahun

2012/2013 ... 1

Tabel 3.1 Daftar Subjek Penelitian... 36

Tabel 3.2 Kategori Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 39

Tabel 4.1 Hasil Observasi Terhadap Siswa Pada Siklus I ... 43

Tabel 4.2 Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Siklus I ... 44

Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Siklus I ... 46

Tabel 4.4 Hasil Observasi Terhadap Siswa Pada Siklus II ... 50

Tabel 4.5 Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Siklus II ... 51

Tabel 4.6 Hasil Evaluasi Siklus II ... 52

Tabel 4.7 Tahapan-tahapan pada Siklus I dan II ... 53

Tabel 4.8 Hasil Wawancara Guru dengan Siswa Pada Siklus I ... 55

Tabel 4.9 Hasil Wawancara Guru dengan Siswa Pada Siklus II ... 56

Tabel 4.10 Interval Data Hasil Evaluasi Siswa Siklus I ... 58

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

[image:11.595.131.505.177.591.2]

halaman

Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Taggart ... 31

Gambar 3.2 Alur Dalam Penelitian Tindakan Kelas ... 33

Gambar 4.1 Guru menjelaskan apa yang harus dilakukan siswa ... 42

Gambar 4.2 Siswa mendengarkan penjelasan guru (peneliti) ... 42

Gambar 4.3 Siswa lebih berani dan percaya diri ... 48

Gambar 4.4 Berbagi pengetahuan dengan teman (tutor sebaya) ... 49

Gambar 4.5 Histogram Hasil Evaluasi Siswa Siklus I ... 59

(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Profil Sekolah ... 64

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 74

3. Kisi-kisi Soal ... 75

4. Lembar Soal Latihan ... 77

5. Hasil Evaluasi Siklus I ... 78

6. Hasil Evaluasi Siklus II ... 79

7. Lembar Observasi Terhadap Siswa... 80

8. Lembar Observasi Terhadap Guru ... 81

9. Hasil Wawancara Guru dengan Siswa ... 82

10. Hasil Wawancara dengan Guru ... 83

11. Lembar Aktivitas Siswa ... 84

12. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 85

13. Surat Bimbingan Skripsi ... 86

14. Surat Permohonan Izin Observasi ... 87

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelajaran matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang berkembang cukup pesat, hal ini dapat dibuktikan dengan makin banyaknya kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu anak didik sejak dini, yang akhirnya melihat pentingnya pembelajaran matematika Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah maka seorang dituntut secara profesional dapat menanamkan konsep dasar matematika pada semua anak didiknya. Namun kenyataan, secara umum nilai matematika masih di bawah mata pelajaran IPA dan bahasa Indonesia, di mana ketiga mata pelajaran tersebut di-UM-kan. Demikian juga yang terjadi pada siswa MI Hayatul Islamiyah Cinangka rata-rata nilai matematika berada di bawah mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia.

[image:13.595.110.513.278.582.2]

Tabel 1.1

Hasil UASBN MI Hayatul Islamiyah Cinangka Tahun 2012/2013 Nilai Mata Pelajaran

Nilai Rata-Rata B. Indonesia

Nilai Rata-Rata Matematika

Nilai Rata-Rata IPA

7,15 5,75 7,05

Dari data di atas, bahwa nilai mata pelajaran matematika paling rendah

dibandingkan dengan pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia. Secara umum nilai yang rendah menunjukkan adanya gejala kesulitan belajar pada siswa.

(14)

Agar siswa dapat memahami konsep matematika dengan baik maka perlu dikembangkan suatu cara atau teknik pengajaran matematika, yang membantu siswa dalam memahami konsep dan bermakna dalam menyelesaikan soal. Salah satu modal pembelajaran yang memungkinkan agar siswa dapat memahami konsep dan hasil belajar matematika dengan baik yaitu metode pembelajaran Inquiry. Pembelajaran Inquiry yaitu suatu pendekatan yang mengembangkan cara berfikir ilmiah dan menekankan siswa untuk belajar menyelidiki permasalahan yang menggunakan beberapa langkah sehingga dengan menggunakan modal

pembelajaran ini, pengetahuan yang diperoleh adalah hasil dari kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dan dengan begitu siswa akan lebih memahami konsep dari materi yang sedang dipelajari.

Dari latar belakang masalah di atas, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah Cinangka pada materi KPK dan FPB melalui metode pembelajaran Inquiry”.

B. Identifikasi Masalah

Dalam proses mengajar, seorang guru selalu menghadapi masalah terutama masalah pada siswa dalam belajar. Contoh-contoh masalah yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran adalah.

1. Siswa kurang memahami materi pembelajaran 2. Siswa malas menulis contoh yang diberikan guru

3. Siswa kurang memperhatikan apabila guru sedang menjelaskan pelajaran 4. Hasil belajar siswa rendah

5. Siswa kurang aktif dalam belajar

C. Pembatasan Masalah

(15)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah adalah Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa pada materi KPK dan FPB melalui metode Inquiry pada kelas IV MI Hayatul Islamiyah Cinangka.

E. Tujuan Penelitian

Dengan mengakar pada latar belakang di atas, kemampuan pemahaman siswa sangat penting untuk ditingkatkan agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

Oleh sebab itu metode pembelajaran Inquiry perlu dicoba sebagai alternatif, strategis pembelajaran matematika guna meningkatkan hasil belajar siswa sehingga penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak.

Tujuan penelitian adalah :

1. Mengetahui penggunaan metode Inquiry dalam meningkatkan hasil belajar siswa MI

2. Mengetahui hasil belajar matematika siswa MI pada materi KPK dan FPB 3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada konsep dengan cara

penggunaan metode pembelajaran Inquiry.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk :

1. Bagi guru, akan lebih mengenal metode pembelajaran sehingga siswa tidak merasa jenuh hanya dengan satu metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode pembelajaran Inquiry menjadi masukan dan menambah pembendaharaan wawasan sehingga dapat digunakan pada proses peningkatan profesional guru.

2. Bagi sekolah, hasil penelitian itu dapat menjadi masukan dan menambah

pedalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan kualitas sekolah itu sendiri.

(16)
(17)

5

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Deskripsi Teoretik

1. Hakikat Pembelajaran Matematika

a) Hakikat Matematika

Matematika berasal dari bahasa Yunani“methein” atau “Manthanein” yang artinya mempelajari, namun diduga kata itu erat hubungannya dengan kata sansekerta “medha” atau “widya” yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensi.

Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran.

Menurut Esti, matematika adalah bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif.1

Berdasarkan beberapa pendapat di atas matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif

dan keruangan sedang fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir yang ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak

melupakan cara bernalar induktif serta dibentuk dan ditemukan oleh anak secara aktif.

b) Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata belajar. Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil suatu proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, daya penerimanya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.

1

(18)

Sedangkan menurut Modjiono belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Menurut Sutikno, belajar adalah suatu proses usahan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya2.

Sedangkan menurut Djamarah mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor3.

Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Purwanto belajar adalah proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilaku4. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses internal yang kompleks untuk menguasai, menambah dan mengumpulkan suatu pengetahuan yang berguna bagi diri sendiri yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil suatu proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, daya penerimanya.

Sementara pembelajaran yaitu proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi ilmu/informasi dan siswa sebagai penerima ilmu/informasi. Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan pendidikan tergantung pada saat proses belajar mengajar berlangsung secara efektif. Jadi, pemahaman guru terhadap pengertian pembelajaran sangat berpengaruh dengan cara mengajar guru. c) Pengertian Hasil Belajar

Menurut Purwanto hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Lebih lanjut lagi ia mengatakan bahwa hasil belajar dapat berupa perubahan dalam aspekkognitif, afektif dan psikomotorik5.

2

M. Sobry Sutikno,Belajar dan Pembelajaran, (Lombok: Holistica, 2013), h.2 3

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.3 4

Purwanto,EvaluasiHasilBelajar, (Yogyakarta: PustakaPelajar,2011), h.38 5

(19)

Menurut Hamalik, hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu. Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dikemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku pada diri seseorang akibat tindak belajar yang mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

Ciri-ciri perubahan dalam pengertian belajar menurut Slamet, meliputi: 1) Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang-kurangnya sadar

bahwa pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya berkembang, dan lain-lain.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Belajar bukan proses yang statis karena terus berkembang secara gradual dan setiap hasil belajar memiliki makna dan guna yang praktis.

3) Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Belajar senantiasa menuju perubahan yang lebih baik.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar jika perubahan itu hanya sesaat, seperti berkeringat, bersin, dan lain-lain.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Sebelum belajar, seseorang hendaknya sudah menyadari apa yang akan berubah pada dirinya melalui belajar.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian-bagian tertentu secara parsial6.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor7. Perinciannya

adalah sebagai berikut:

6

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h. 5

7

(20)

1) Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar dari sisi intelektual siswa yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. 2) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3) Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan dan mengamati).

Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar, yaitu: a. Keterampilan dan kebiasaan

b. Pengetahuan dan pengertian c. Sikap dan cita-cita

Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Djamarah8 membagi faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar antara lain:

a. Faktor Lingkungan 1) Lingkungan Alami

Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup, dan berusaha di dalamnya.

8

(21)

Seperti seorang siswa yang tinggal di daerah pedalaman biasanya memiliki karakteristik berbeda dengan siswa yang tinggal di daerah perkotaan. Dari sisi tingkahlaku misalnya, siswa yang berada di perkampungan lebih sopan dibandingkan dengan siswa yang berada di perkotaan

2) Lingkungan Sosial Budaya

Lingkungan sosial budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak didik di sekolah. Pembangunan pabrik yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas menimbulkan

kegaduhan suasana kelas.

Iklim belajar yang kondusif sangat menentukan dalam kenyamanan dan motivasi belajar siswa, misalnya sekolah yang berada pada lingkungan yang ramai akan mempengaruhi daya serap belajar siswa.

b. Instrumental 1) Kurikulum

Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansional dalam pendidikan. Muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak didik.

Kurikulum merupakan acuan dalam penyampaian materi pada proses interaksi edukatif guru dan siswa, guru tidak boleh keluar dari acuan yang ada. 2) Program

Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang.

Seorang harus memliki program dalam menyampaikan materi pembelajaran yang akan dismpaikan pada peserta didik atau siswa

3) Sarana dan Fasilitas

(22)

4) Guru

Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Guru bukan hanya sebagai seorang pengajar, namun lebih jauh dari itu guru juga harus mampu berperan sebagai seorang pendidik

c. Fisiologis

1) Kondisi fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan.

2) Kondisi pancaindra

Yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi pancaindra, terutama mata sebagai alat untuk melihat dan telinga sebagai alat untuk mendengar.

d. Psikologis 1) Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

2) Kecerdasan

Kecerdasan merupakan salah satu faktor dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar di sekolah.

3) Bakat

Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada yang membantah, bahwa belajar pada bidang

(23)

4) Motivasi

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.

5) Kemampuan kognitif

Terdapat tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slamet dapat

dibagi menjadi dua macam, yaitu faktor yang berasal dari diri siswa (internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal).

a. Faktor Internal 1) Faktor Jasmani

a) Kesehatan; agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan bekerja belajar, istirahat, tidur, makan, olah raga, rekreasi dan ibadah.

b) Cacat tubuh; keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi hasil belajar. Siswa yang cacat badannya, belajarnya juga terganggu.

2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi seseorang, di dalam faktor psikologis ada tujuan faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:

- Intelegensi - Perhatian - Minat - Bakat

(24)

3) Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani tubuh akan terasa lemas, dan hal ini akan membuat siswa belajarnya yang tidak kondusif, dan mengantuk. Hal ini berbeda dengan kelelahan rohani, kelelahan rohani berkaitan dengan keleluasan, kelelahan keduanya ini mengakibatkan hasil belajar yang kurang oftimal.

b. Faktor Eksternal 1) Faktor Keluarga a) Cara Mendidik Anak

Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya.

b) Relasi Antar Anggota Keluarga

Relasi antar anggota keluarga adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu apakah hubungan itu penuh kasih sayang dan pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sebetulnya relasi antaranggota keluarga ini erat hubungannya dengan cara orang tua mendidik. c) Keadaan Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak

(25)

d) Latar Belakang Kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

2) Faktor Sekolah a) Metode Mengajar.

Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar.

b) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa.

c) Relasi Guru dengan Siswa

Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa berusaha mempelajarinya sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, maka ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju.

d) Relasi Siswa dengan Siswa

Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

e) Kedisiplinan Sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan

dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah dan lain-lain.

f) Waktu Sekolah

(26)

belajar siswa, jika terjadi siswa terpaksa masuk sekolah sore hari, sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan, di mana siswa harus istirahat tetapi terpaksa harus masuk sekolah sehingga mereka masuk sekolah dengan keadaan mengantuk dan sebagainya. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar.

g) Standar Pelajaran di Atas Ukuran

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam

mempelajari mata pelajarannya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian siswa yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.

h) Keadaan Gedung

Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas. Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan enak, kalau kelas itu tidak memadai bagi setiap siswa.

i) Metode Belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat dan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu belajar, kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok akan tes.

j) Tugas Rumah

Waktu belajar terutama adalah di sekolah, di samping untuk belajar waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru

(27)

b. Faktor Masyarakat

a) Kegiatan Siswa Dalam Kemasyarakatan

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya

b) Mass Media

Mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik dan lain-lain. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya, akan tetapi sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa.

c) Teman Bergaul

Pengaruh dari teman bergaul siswa lebih dapat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga.

d) Bentuk Kehidupan Masyarakat

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada di situ. Anak/siswa tertarik untuk ikut berbuat seperti yang dilakukan oaring-orang di sekitarnya.

Evaluasi adalah sebuah istilah pembuatan penetapan tentang nilai yang menunjukkan sebuah rentang segala prosedur yang sistematis, yang digunakan untuk memperoleh informasi umum mengenai belajar siswa dan pembelajaran

(28)

nilai suatu program pembelajaran yang telah dilakukan atau penentu keputusan terhadap langkah pembelajaran yang akan datang.

Tidak ada satupun guru yang tidak ingin berhasil dalam proses mengajar, tentunya semua guru sangat mengharapkan sekali keberhasilan belajar mengajar itu, guru yang masa bodoh terhadap anak didiknya adalah cermin kurang tanggung jawabnya seorang guru menjabat sebagai profesinya, guru yang tidak mau tahu dengan perkembangan pendidikan anak didiknya adalah tanda guru yang tidak peduli terhadap tantangan zaman yang terus merongrong anak

didiknya.

Menurut Oemar Hamalik evaluasi adalah suatu upaya untuk mengetahui berapa banyak hal-hal telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah diajarkan oleh guru9.

Menurut Norman E. Grounloud; evaluasi adalah suatu proses yang sistematik dan berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan. Menurut Edwin Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan atau proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan. Evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai seseorang.

Evaluasi Menurut Suharsimi Arikunto adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Dalam bidang pendidikan, evaluasi sebagaimana dikatakan Gronlund merupakan proses yang sistematis tentang mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan informasi untuk menentukan sejauhmana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa. Menurut Djemari Mardapi evaluasi adalah proses mengumpulkan

informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok.

Dari pendapat di atas, ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu:

9

(29)

(1) Sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan secara berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi disetiap akhir program tersebut,

(2) Dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk menunjang keputusan yang akan diambil. Asumsi-asumsi ataupun prasangka. bukan merupakan landasan untuk mengambil keputusan dalam evaluasi, dan

(3) Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena itulah pendekatan goal oriented merupakan pendekatan yang paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran.

Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu, apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak. Menurut istilah evaluasi berarti kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur tertentu guna memperoleh kesimpulan. Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.10

Bukan hanya seperti dikatakan di atas saja pengertian evaluasi, tetapi ada beberapa istilah yang serupa dengan evaluasi itu, yang intinya masih mencakup evaluasi, yaitu di antaranya:

1. Penilaian (Assessment)

Assessment adalah serangkain kegiatan yang dirancang untuk mengukur prestasi belajar (achievement) siswa sebagai hasil dari suatu program instruksional.

10

(30)

2. Pengukuran (Measurement)

Pengukuran berkenaan dengan pengumpulan data deskriptif tentang produk siswa atau tingkah laku siswa, dan hubungannya dengan standar prestasi atau norma, evaluasi menunjukkan, pada teknik-teknik pengukuran, baik dalam rangka assessment siswa maupun terhadap proses instruksional menyeluruh, yang meliputi urutan instruksional (perencanaan, penyampaian, tindak lanjut,) dan perubahan tingkah laku siswa yang dapat diamati (kognitif, psikomotorik, dan efektif). Aplikasi teknik-teknik pengukuran difokuskan pada dua jenis, yakni

pengukuran acuan norma dan pengukuran acuan kriteria11. 1) Tujuan Evaluasi

Evaluasi telah memegang peranan penting dalam pendidikan dan memiliki tujuan-tujuan tertentu :

a. Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar.

b. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan-kegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas maupun masing-masing individu.

c. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitannya dan menyarankan kegiatan-kegiatan remedial (perbaikan).

d. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong motivasi belajar siswa dengan cara mengenal kemajuannya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan upaya perbaikan.

e. Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa, sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga masyarakat dan pibadi yang berkualitas.

f. Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih sekolah, atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan, minat dan bakatnya.12

11

OemarHamalik, Ibid., h. 146-147 12

(31)

Maju dan mundurnya belajar peserta didik, dapat diketahui pula kedudukan mereka dalam kelompoknya dan juga dapat dipakai pula untuk mengadakan perencanaan yang realistik dalam mengarahkan dan mengembangkan masa depan mereka. Selanjutnya dengan diketahuinya efektifitas dan efisiensi metode-metode yang digunakan dalam pendidikan, guru telah mendapatkan pelajaran yang cukup berharga untuk menyempurnakan metode-metode yang sudah baik, dan memperbaiki kekurangan-kekurangan metode yang tidak efektif

1) Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar

Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).

Sejauh mana masing-masing domain tersebut memberi sumbangan terhadap sukses seseorang dalam pekerjaan dan kehidupan? Data hasil penelitian multi kecerdasan menunjukkan bahwa kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika-matematika yang termasuk dalam domain kognitif memiliki kontribusi hanya sebesar 5 %. Kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi yang termasuk domain afektif memberikan kontribusi yang sangat besar yaitu 80 %. Sedangkan kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spatial dan kecerdasan musikal yang termasuk dalam domain psikomotor memberikan sumbangannya sebesar 5%. Dalam pembelajaran berbasis konstruktivisme, penilaian pembelajaran tidak hanya ditujukan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif semata, tetapi mencakup seluruh aspek kepribadian siswa, seperti: perkembangan moral,

(32)

2. Pembelajaran FPB dan KPK

1) FPB (Faktor Persekutuan Terbesar)

Jika bilangan bulat positif r merupakan bilangn bulat positif p dan q, maka r tersebut faktor persekutuan p dan q. Selanjutnya di antara faktor persekutuan dua bilangan bulat tersebut terdapat bilangan yang terbesar, disebut faktor persekutuan terbesar (FPB).13

Contoh:

Tentukan 28 dan 42

Jawaban:

Faktor dari 28 adalah: 1, 2, 4, 7, 14, 28 Faktor dari 42 adalah: 1, 2, 3, 6, 7, 14, 21, 42 Jadi FPB dari 28 dan 42 adalah 14

Bilangan 14 adalah bilangan terbesar yang habis membagi 28 dan 42 Berdasarkan contoh tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:

FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dari dua bilangan atau lebih adalah bilangan yang merupakan faktor persekutuan bilangan-bilangan tersebut.

Teknik lain untuk menentukan FPB dari dua bilangan atau lebih adalah dengan faktorisasi prima. Faktorisasi prima yang dimaksud di sini adalah perkalian antar bilangan prima.

Petunjuk untuk menentukan FPB dari dua bilangan atau lebih dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Faktorkan bilangan-bilangan yang akan dicari FPBnya dalam faktor prima b. Pilih faktor yang sama

c. Jika faktor yang sama mempunyai pangkat yang berbeda-beda, pilih faktor dengan pangkat terkecil.

Contoh:

Tentukan FPB dari 36 dan 81 Jawaban

36=2² x 3²

13

(33)

81=34

Faktor yang sama 3, dengan pangkat terkecil 2. Jadi FPB dari 36 dan 81 adalah 3² = 9

Berdasarkan contoh di atas dapat disimpulkan FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dari dua bilangan atau lebih diperoleh dari hasil faktor-faktor prima yang sama dengan pangkat terendah.

Contoh lain

Tentukan perbandingan luas tanah milik pak Sukri dan ibu Wati jika luas tanah pak Sukri 110 m² dan luas tanah ibu Wati 150 m²

Jawaban

Luas tanah pak Sukri: 110=2x5x11 Luas tanah ibu Wati: 150=2x3x5² Jadi FPB nya = 2x5= 10

Perbandingan luas tanah pak Sukri dengan ibu Wati adalah 110 = 110 : 10 = 11 150 150 : 10 15 atau 11:15

2) KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil)

Untuk KPKdiperlukan dua bilangan atau lebih. Selanjutnya di antara kelipatan tersebut terdapat kelipatan terkecil yang disebut kelipatan persekutuan

terkecil (KPK).14 Contoh

Tentukan KPK dari 6 dan 8 Jawaban

Kelipatan 6 adalah 6, 12, 18, 24,... Kelipatan 8 adalah 8, 16, 24,... Jadi KPK dari 6 dan 8 adalah 24

Bilangan 24 adalah bilangan terkecil yang habis dibagi oleh bilangan 6 dan 8.

14

(34)

Berdasarkan contoh di atas kita dapat mencari KPK dari dua bilangan atau lebih dengan cara sebagai berikut:

a. Tentukan kelipatan dari masing-masing bilangan yang akan kita cari KPKnya

b. Tentukan kelipatan persekutuan dari bilangan-bilangan itu

c. Tentukan bilangan terkecil dari kelipatan persekutuantadi. Bilangan ini merupakan KPK dari bilangan-bilangan tersebut.

KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) dari dua bilangan atau lebih adalah

bilangan terkecil yang habis dibagi oleh bilangan-bilangan tersebut

Teknik lain untuk menentukan KPK dari dua bilangan atau lebih adalah dangan faktorisasi prima. Faktorisasi prima yang dimaksud adalah pekalian antar bilangan prima.

Untuk menentukan KPK dari dan bilangan atau lebih dilakuakan dengan cara sebagai berikut:

a. Faktorkan bilangan-bilangan yang akan dicari KPKnya dalam faktor prima b. Ambilsenua faktor yang ada

c. Jika ada faktor yang sama dan faktor tersebut mempunyai pangkat yang berbeda-beda ambil faktor yang mempunyai pangkat terbesar

Contoh

Tentukan KPK 42 dan 18 Jawaban

42= 2x3x7 18=2x3²

KPK dari 42 dan 18 adalah 2x3²x7= 126

Berdasarkan contoh tersebut dapat disimpulkan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) dari dua bilangan atau lebih adalah hasil kali semua faktor-faktor prima

pada kedua bilangan, jika ada faktor yang sama pilih faktor dengan pangkat tertinggi.

Contoh lain

(35)

sekali, dan Toyib tiap 6 hari sekali. Saat pertama kali pak RW memanggil dan memberi tugas mereka meronda bersama-sama pada tanggal 17 Oktober 2004. Pada tanggal berapa mereka bertugas secara bersama-sama lagi untuk kedua kalinya

Jawaban

Dalam menjawab soal cerita ini, kita dapat menerapkan prinsip KPK dari 3, 4, dan 6.

Ronda pak Supardi: 3=3

Ronda pak Momon: 4=2² Ronda pak Toyib: 6=2x3

KPK dari 3, 4, dan 6 adalah 2²x3 =12. Hal ini berarti ketiga warga tersebut akan ronda bersama-sama selama 12 hari. Jadi, mereka akan meronda bersama-sama lagi pada tanggal 17 Oktober + 12 hari = 29 Oktober 2004

3. Metode Inquiry

1) Hakikat Pendekatan

Sudrajat mengemukakan bahwa, pendekatan dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran.

Suharno, Sukardi, Chodijah dan Suwalni berpendapat bahwa, “pendekatan

pembelajaran diartikan model pembelajaran”. Pendekatan menurut Samsudi

adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pendekatan yaitu model pembelajaran

(36)

2) Pengertian Strategi Pembelajaran Inquiry

Strategi pembelajaran inquiry merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik (student centered aproach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini peserta didik memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.

Strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses

berpikir itu biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, heuriskin yang berarti saya menemukan.

Pendapat Sund, seperti yang dikutip oleh Suryosubroto (1993) menyatakan bahwa discovery merupakan bagian dari inquiry yang merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Inquiry berarti pertanyaan, pemeriksaan atau penyelidikan. Inquiry sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Gulo (2002) menyatakan strategi inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

3) Karakteristik Pembelajaran Inquiry

Karakteristik pendekatan Inquiry meliputi:

a. Strategi pembelajaran inquiry menekankan kepada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya strategi ini menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar.

b. Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan

(37)

c. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis dan logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual yang merupakan bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi ini peserta didik tak hanya dituntut agara menguasai mata pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan keterampilan yang dimilikinya.

4) Hakikat Pendekatan Inquiry

Inquiry yaitu salah satu metode pengajaran dengan cara guru menyuguhkan suatu peristiwa kepada siswa yang menimbulkan teka-teki dan motivasi siswa untuk mencapai pemecahan masalah.

Metode ini ditelusuri dari fakta menuju teori. Dengan harapan agar mahasiswa terangsang untuk mencari dan meneliti, serta memecahkan masalah dengan kemampuan sendiri.

Dalam pelaksanaannya metode inquiry dapatdilakukan dengan cara guru membagi tugas meneliti suatu masalah di kelas. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus diselesaikan. Kemudian tugas itu mereka pelajari, mereka teliti, serta dibahas bersama-sama dalam kelompoknya. Setelah dibahas, dan didiskusikan, kemudian masing-masing kelompok itu membuat laporan hasil kerja, dengan cara sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Inquiry juga dapat berjalan dengan cara sebagai berikut guru menunjukan suatu benda taau barang, atau buku yang masih asing bagi siswa di depan kelas. Kemudian semua siswa diperintahkan untuk mengamati, meraba, melihatdan membaca dengan seluruh alat indra secara cermat. Lalu guru memberikan masalah atau pertanyaan kepadaseluruh siswa, yangsudah siap dengan jawaban atau pendapat. Metode ini setingkat lebih maju dari problem solving, karena permasalahannya bersifat penelitian(research).

Inquiry merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontektual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat fakta-fakta, tapi hasil dari menemukan sendiri.

(38)

a. Observasi (observation) b. Bertanya (questioning)

c. Mengajukan dugaan (hyphotesis) d. Pengumpulan data (data gathering) e. Penyimpulan (conclussion)

5) Langkah-Langkah Pendekatan Inquiry

Langkah-langkah penerapan pendekatan Inquiry a. Merumuskan masalah

b. Mengamati atau melakukan observasi

[image:38.595.121.514.236.606.2]

c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya

d. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audiensi yanglain.

6) Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Inquiry Keunggulan metode inquiry:

a. Mendorong siswa berpikir secara ilmiah dalam setiap pemecahan masalah yang dihadapi

b. Membantu dalam menggunakan ingatan, dan transfer pengetahuan pada situasi proses pengajaran.

c. Mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri

d. Menumbuhkan sikap obyektif, jujur dan terbuka e. Situasi proses belajar mengajar menjadi lebih hidup Kekurangan metode inquiry

a. Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang, bagi guru yang terbiasa dengan cara tradisional, merupakan beban yang memberatkan.

b. Dapat memakan waktu yang cukup panjang. Apalagi proses pemecahan masalah itu memerlukan pembuktian secara ilmiah

(39)

d. Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah. Akan tetapi justru memerlukan pengulangan dan penanaman nilai.

B. Penelitian Yang Relevan

Dalam tinjauan pustaka, dikaji dari hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah dan tindakan yang diteliti.

Anwar dalam skripsinya yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL). Hasil penelitian data tentang prestasi belajar siswa dari hasil nilai siswa yang diperoleh dari tugas mandiri siswa. Pada penelitian tindakan kelas ini prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari setiap putaran. Dari hasil penelitian pada tindakan kelas putaran I nilai rata-rata kelas yaitu 6,5. Pada tindakan kelas putaran II rata-rata kelasnya 7,6. Pada tindakan putaran III nilai rata-rata kelasnya adalah 7,55.

Penelitian yang dilakukan oleh Hermanto menyimpulkan bahwa model pembelajaran contextual teaching and learning dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang terdahulu yaitu sama-sama membahas tentang penggunaan pendekatan CTL pada pembelajaran matematika sehingga menjadi acuan dalam penelitian ini.

C. Kerangka Berpikir

Proses belajar mengajar merupakan sebuah proses interaksi yang menghimpun sejumlah nilai yang merupakan substansi sebagai medium antara guru dan siswa dalam rangkai mencapai tujuan. Dalam proses edukatif guru harus berusaha agar siswa aktif dan kreatif secara optimal. Guru tidak harus terlena

(40)

prinsip-prinsip belajar mengajar, menyiapkan bahan dan sumber belajar, memilih metode yang tepat, menyiapkan alat bantu pengajaran, memilih pendekatan, dan mengadakan evaluasi, salah satunya dengan cara membuat KPK dan FPB sedangkan siswa aktif dalam belajar. Karena semua pembelajaran seharusnya dimulai dengan penggunaan masalah kontektual dalam bentuk soal.

Sehubungan dengan diberlakukannya dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mengasyikkan bagi peserta didik, sehingga peserta didik

merasa betah di sekolah. Atas dasar kenyataan tersebut maka pembelajaran di sekolah dasar bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktifitas dan kreatifitas anak, efektif, demokratis, menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan. Dengan spirit itulah kurikulum ini dapat menjadi pedoman yang dinamis bagi penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Dengan pendekatan metode inquiry bertujuan untuk meningkatkan siswa dalam pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar siswa serta hasil yang diperoleh siswa berupa perubahan kemampuan matematika siswa sebagai akibat dari proses interaksi siswa dengan lingkungannya ini disebut hasil belajar metematika siswa.

Semakin baik pelaksanaan proses pembejaran dengan menggunakan metode inquiry akan semakin meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

D. Hipotesis Tindakan

(41)

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Hayatul Islamiyah Cinangka Depok pada kelas IV. Sekolah ini beralamat di Jl. Pendidikan No.08 RT.05/03 Kelurahan Cinangka Kecamatan Sawangan Kota Depok.

2. Waktu Penelitian.

Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Agustus sampai September 2013.

B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian

Dengan merujuk pada permasalahan yang telah dijelaskan pada bab ini sebelumnya, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang dilakukan pula bahwa classroom action research adalah kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat praktis dengan cara melakukan tindakan secara kolaboratif dan inspiratif. 15

Di mana metode ini termasuk ke dalam metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan observer

peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan metode inquiry. Dengan metode inquiry ini siswa yang tidak diindoktrinasi dengan pengetahuan yang disampaikan oleh guru, melainkan mereka melakukan penyelidikan, menemukan, dan mengeksplorasi pengetahuan tersebut dengan apa yang telah mereka ketahui dan pelajari sendiri. Adapun dalam penelitian tindakan kelas ini ada empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu:16

1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menyusun rancangan tindak yang menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan

15

Sutarto dan Kadiyo, Bimbingan Praktis dalam Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Kemilau Ilmu Semesta, 2013), h.6

16

(42)

dilakukan. Pada tahap perencanaan ini peneliti memfokuskan peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Peneliti memfokuskan peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus yang perlu untuk diamati. Setelah permasalahan ditetapkan, pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama. Apabila sudah sudah diketahui keberhasilan hambatan dalam tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama, peneliti kemudian mengidenttifikasi permasalahan baru yang menentukan siklus berikutnya.

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini rancangan tindakan akan diterapkan. Pelaksanaan tindakan harus berusaha mengikuti skenario pembelajaran yang telah dibuat tetapi harus berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencangkup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan.

3. Tahapan Pengamatan

Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berlangsung, jadi keduanya berlangsung pada waktu yang sama. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, hasil kuis, presentasi, nilai tugas dan lain-lain), tetapi juga data kualitatif yang menggambarkan keaktifan peserta didik, antusias peserta didik, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain.

4. Tindakan Refleksi

Dalam tahapan ini peneliti mengkaji secara keseluruhan tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Setiap informasi yang terkumpul, perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitan dengan teori atau hasil

penelitian yang telah ada dan relevan.

(43)
[image:43.595.114.512.158.565.2]

yang sering disebut spiral PTK. Untuk memahami bentuk spiral PTK digambarkan sebagai berikut:17

Gambar 3.1

Model Spiral Kemmis dan Taggart (1988)

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa tahap plan peneliti membuat sebuah perencanaan yang akan dilakukan dalam penelitian, perencanaan yang dibuat yakni tindakan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pada pokok tindakan (Act), mulai dilaksanakannya tindakan yakni mulai diajukan pertanyaan-pertanyaan pada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami, dan apa yang mereka amati. Pada pokok pengamatan (observe), kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung dicatat dan diamati

17

Wijaya Kusumah, dkk,Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Permata Puri Media, 2012), Cet. ke-5, h. 20

Refleksi

Tindakan/ Observasi

Refleksi

Tindakan/ Observasi

Refleksi

Tindakan/ Observasi

Rencana awal/rancangann

Rencana yang direvisi

Rencana yang direvisi

Putaran 1

Putaran 2

(44)

yang bertujuan untuk melihat apa yang terjadi. Pengamat juga membuat catatan dalam buku harian. Dalam kontak refleksi (Reflect), pada tahapan ini yang dilakukan adalah mengkaji secra keseluruhan tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan selanjutnya.

Selanjutnya setelah tindakan pada siklus I selesai dilakukan maka pada kotak (Resived Plan), yakni mengadakan perencanaan tindakan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I kemudian dilakukan tindakan (Act), selanjutnya tindakan yang dilakukan diamati (Observe), dan kemudian dilakukan kembali refleksi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, hasil tindakan pada tiap siklus dianalisis sehingga berdasarkan analisa tersebutlah maka ditentukan apakah siklus selanjutnya dapat dilanjutkan atau tidak.

Selanjutnya penelitian akan diakhiri/dihentikan dengan kriteria berikut : a. Hasil pengamatan telah menunjukkan bahwa pelaksanaan proses

pembelajaran sesuai skenario pembelajaran yang telah dibuat dan siswa memahami proses menemukan konsep baru dengan indicator 75% siswa telah dapat menemukan konsep baru.

b. Pada siklus berikutnya kegiatan pembelajaran lebih ditekankan pada sub-sub pembahasan yang pencapaiannya masih di bawah 75%.

Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan pula sebagai berikut :18

18

(45)
[image:45.595.117.509.108.591.2]

Gambar 3.2

Alur Dalam Penelitian Tindakan Kelas

Adapun tahapan-tahapan pada tiap siklus sebagai berikut :

SIKLUS 1

a. Tahap Perencanaan

Merancangpelaksanaan tindakan

b. Tahap Pelaksanaan

1. Pendahuluan

a) Motivasi siswa dengan menjelaskan manfaat belajar dengan inquiry b) Mengomunikasikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan inti

a) Orientasi siswa pada masalah. Permasalahan

Siklus I

Perencanaan

Tindakan I

Pelaksanaan

Tindakan I

Refleksi

I

Pengamatan/ Pengumpulan

Data I

Perencanaan

Tindakan II

Apabila permasalahan belum terselesaikan

Pelaksanaan

Tindakan II

Refleksi

II

Pengamatan/ Pengumpulan

Data II Permasalahan

baru hasil refleksi

(46)

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

b) Mengorganisasikan siswa dalam belajar.

Guru membantu siswa dalam mengidentifikasi dan mengorganisasikan tugas berkaitan dengan masalah serta menyediakan alat.

c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen yang berkaitan dengan pemecahan masalah.

d) Menyajikan atau mempresentasikan hasil kegiatan.

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan model yang membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

e) Mengevaluasi kegiatan

Guru membantu siswa untuk merefleksi pada penyelidikan dan proses penemuan yang digunakan.

3. Penutup.

a) Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang baru dipelajari.

b) Guru memberikan tes pada akhir siklus.

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan semua proses yang terjadi dalam tindakan dengan menggunakan format observasi.

d. Tahap Refleksi

Melakukan evaluasi dari setiap indakan yang telah dilakukan pada siklus I.

SIKLUS 2

a. Tahap Perencanaan

(47)

b. Tahap Pelaksanaan

1. Pendahuluan

a) Memotivasi siswa dengan menjelaskan manfaat belajar dengan inquiry.

b) Mengomunikasikan tujuan pembelajaran. c) Guru meumumkan hasil tes pada siklus I. 2. Kegiatan ini

a) Orientasi siswa pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik, yang dibutuhkan dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

b) Mengorganisasikan siswa dalam belajar.

Guru membantu siswa dalam mengindentifikasi dan mengorganisasikan tugas yang berkaitan dengan masalah serta menyediakan alat.

c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok.

Guru mendorong siswa untuk menumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen yang berkaitan dengan pemecahan masalah.

d) Menyajikan atau mempresentasikan hasil kegiatan.

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan model yang membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

e) Mengevaluasi kegiatan

Guru membantu siswa untuk merefleksi pada penyelidikan dan proses penemuan yang digunakan.

3. Penutup

a) Guru mengarahkan siswa untuk meyimpulkan materi yang baru dipelajari.

(48)

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan semua proses yang terjadi dalam tindakan denganmenggunakan format observasi.

d. Tahap Refleksi

Melakukan evaluasi dari setiap tindakan yang telah dilakukan pada siklus 2.

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV MI Hayatul Islamiyah Cinangka Depok. Kelas IV di MI Hayatul Islamiyah ini terdiri dari 2 kelas paralel. Dalam penelitian ini subjek akan dikenai tindakan yakni siswa kelas IVB tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 26 orang.

Di bawah ini peneliti sajikan daftar subjek penelitian.

[image:48.595.113.512.287.713.2]

Tabel 3.1

Daftar Subjek Penelitian

No Nama No Nama

1. Siswa 1 14. Siswa 14

2. Siswa 2 15. Siswa 15

3. Siswa 3 16. Siswa 16

4. Siswa 4 17. Siswa 17

5. Siswa 5 18. Siswa 18

6. Siswa 6 19. Siswa 19

7. Siswa 7 20. Siswa 20

8. Siswa 8 21. Siswa 21

9. Siswa 9 22. Siswa 22

10. Siswa 10 23. Siswa 23

11. Siswa 11 24. Siswa 24

12. Siswa 12 25. Siswa 25

(49)

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini, posisi peneliti yaitu sebagai pengkaji permasalahan, mendiagnosis masalah, perencana tindakan, dan pelaksana tindakan bersama dengan guru kolaborator untuk menganalisis data yang diperoleh pada setiap siklus. Pada penelitian ini dibantu oleh observer yakni guru lain yang mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran sekaligus sebagai sumber data guna menguji keabsahan data.

E. Data dan Sumber Data

Berdasarkan tujuan pada bab I, data yang dibutuhkan dari penelitian ini adalah :

1. Hasil dari tes siswa setelah diperlakukan pada setiap siklus. 2. Hasil observasi, hasil wawancara, dan dokumentasi

Adapun sumber datanya diperoleh dari guru, siswa, peneliti, observer, yang didapat pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen ini adalah bagian-bagian dari tahapan penelitian yang dijadikan sumber data untuk memperkuat hasil dari suatu penelitian. Untuk memperoleh data yang diperlukan tersebut maka terlebih dahulu dibuat instrument penelitian yang terdiri dari :

1. Lembar Observasi

Proses inquiry dimulai dari pengalaman fenomena yang nyata yaitu disebut observasi. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan anak didik yang sedang diteliti. Ada dua macam pada observasi ini yaitu :19

a. Observasi Siswa

Observasi siswa dilakukan oleh penelitian dan kolaborator (guru lain) yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa selama program kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dan sejauh mana penelitian siswa pada

19

(50)

materi pelajaran yang disampaikan oleh peneliti atau guru yang menjelaskan materi pelajaran di kelas.

b. Observasi Guru

Observasi guru dilakukan oleh observer (guru lain) untuk meninjau dan memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti (guru yang memberikan penjelasan materi pelajaran pada siswa). Apa saja yang disiapkan peneliti dalam membuka, proses belajar, dan menutup materi pelajaran pada KBM yang sedang berlangsung.

2. Lembar Wawancara

Wawancara dilakukan sebagai bentuk tanya jawab antara guru dengan siswa mengenai permasalahan pembelajaran yang dilakukan selama pembelajaran setiap siklus.

3. Lembar Aktivitas

Selain hasil pembelajran dinilai dengan tes, sikap dan keaktifan siswa juga dinilai dengan pedoman pengamatan aktivitas. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran selalu diperhatian yang diakhiri dengan aktivitas siswa dalam mengisi soal-soal latihan yang diberikan oleh peneliti.

4. Tes Hasil belajar

Untuk mengukur keberhasilan sebuah proses pembelajran digunakan tes. Tes tersebut dapat berupa soal untuk dikerjakan secara individual dan hasilnya dianalisa oleh peneliti. Tes yang dilakukan diberikan bentuk soal essay yang berjumlah 4 butir soal.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan tidak hanya satu, tetapi menggunakan multiteknik. Ada tiga kelompok teknik

(51)

H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi

Untuk memperoleh data yang valid maka digunakan teknik triangulasi data dengan menganalisa hail belajar siswa, aktivitas siswa, dan observasi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, yakni memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis peneliti.

I. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Adapun langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap siklus

adalah:

1. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang hanya menggunakan paparan sederhana.

2. Menentukan rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti tes.

Tingkat keberhasilan siswa yang berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan d

Gambar

Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Taggart .............................................
Hasil UASBN MI Hayatul Islamiyah Cinangka Tahun 2012/2013Tabel 1.1
tabel, dan karya lainnya
Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Taggart (1988)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses menuntut ilmu, tidak selalu mudah namun pasti akan mengalami hal-hal yang sukar untuk diselesaikan. Oleh karena itu keberadaan guru disini sebagai

Upaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Meranti untuk mengatasi hambatan-hambatan tentang sumber daya manusia yang belum memadai dan kurang maksimalnya

Kedua metode ini dipilih karena pada penelitian terdahulu menunjukan hasil yang berbeda – beda dalam mengemukkan metode yang paling baik dan akurat dalam mengukur nilai yang

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel yang diamati, dimana yang menjadi variabel bebas adalah brand awareness

Konsep pembangunan produk pariwisata Toraja Utara utamanya berorientasi pada (i) potensi dan daya tarik wisata yang unik dan khas yang didukung oleh budaya, seni dan

Aku tidak melihat kebahagiaan hakiki itu pada mengumpulkan harta Akan tetapi orang yang bertaqwa dialah orang yang merasa bahagia Bukanlah orang yang bahagia itu orang yang

Instrumen perencanaan yang digunakan berupa RPP yang akan dijadikan acuan peneliti dalam proses belajar mengajar. Pertemuan pertama mengulas materi karangan

Setelah proses diskusi kelompok selesai, ketua kelompok menyajikan hasil diskusi (Sanjaya, 2009, hal. Menurut Warsono langkah-langkah teknik buzz group yaitu sebagai berikut:.. 1)