• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan atas pemberian kredit dalam meningkatkan kinerja usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) pada Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan atas pemberian kredit dalam meningkatkan kinerja usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) pada Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

RIWAYAT PENULIS

Nama : Eka Suntari

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 5 Agustus 1992

Alamat : Jl Inhoftank Perikanan II No.15 B Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Telp : 085721880404

Email : Suntarieka@ymail.com

Pendidikan :

1997 – 1998 : TK Al-Islah 1998 – 2004 : SDN Dwikora III 2004 – 2007 : SMPN 38 BANDUNG

2007 – 2010 : SMK Pasundan 1 BANDUNG 2010 -- 2013 :Universitas Komputer Indonesia

Penulis

(5)

TINJAUAN ATAS PEMBERIAN KREDIT DALAM MENINGKATKAN KINERJA USAHA MIKRO, KECIL DAN

MENENGAH (UMKM) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM RUKUN IKHTIAR

(Review Of The Provision Of Credit In Improving The Performance Of Umkm In Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar)

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Studi D-III Program Studi Akuntansi

Oleh :

Eka Suntari

21310023

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb,

Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan

karunia-Nya yang sangat berlimpah sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas

Akhir ini yang berjudul “Tinjauan Atas Pemberian Kredit Dalam

Meningkatkan Kinerja (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) UMKM Pada

Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar ”.

Alasan penulis menyusun Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah

satu syarat dalam menempuh gelar Ahli Madya pada program studi Diploma-III

Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Meskipun dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis telah berusaha

sebaik mungkin, namun terbatasnya pengetahuan, kemampuan yang dimiliki,

penulis sangat menyadari Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna dan tidak

terlepas dari kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak sebagai bekal untuk

(7)

Pada kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati, penulis

sampaikan rasa hormat serta ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.

2. Dr. Dedi Sulistio, S. MT, selaku Dosen Pembimbing Laporan Tugas

Akhir yang telah bersedia meluangkan waktunya dan pikirannya untuk

membimbing serta memberikan petunjuk dan masukan yang berguna bagi

penulis dalam menyusun Laporan Tugas Akhir.

3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si.,Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Komputer Indonesia.

4. Adi Rachmanto, S.Kom, selaku Dosen Wali Akuntansi 6 Universitas

Komputer Indonesia

5. Kepada Seluruh staf pengajar dan Pegawai pada program Diploma-III

Akutansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

6. Bapak Drs.Maulud Husna selaku pembimbing penulis di tempat penelitian

yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan saran yang bermanfaat.

7. Segenap pengurus Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam

proses penyusunan Laporan Tugas Akhir.

8. Ibu dan Bapak ku tercinta yang selalu senantiasa mendo’akan dan

(8)

9. Seluruh keluargaku yang selalu mendoakan keberhasilan yang terbaik untuk penulis.

10.Sahabatku Sari,Nita,Risma yang selalu menjadi supporter setia memberikan

dukungan

11.Sahabatku “Untitled” Nuri, Devi, Ani yang sama-sama selalu memberikan masukan dan motivasi juga Sofi dan Sheny yang selalu mendo’akan penulis.

12.Kawan-kawan seperjuanganku di kelas Ak6 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas masukan, saran-saran, bantuan-bantuan, serta semangatnya.

13.Serta rekan-rekan sejawat dan seperjuangan lainnya yang ikut memberikan

bantuannya dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir.

14.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Dengan Segala Kerendahan hati, akhir kata penulis berharap semoga

Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi

pembaca pada umumnya. Serta semoga Allah SWT selalu menuntun, memberikan

rahmat dan hidayah-Nya serta kasih sayang-Nya kepada kita semua, Aamiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandung, Juli 2013

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ……. ...1

1.1 Latar Belakang Penelitian ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...5

1.3 Rumusan Masalah ...5

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ...6

1.4.1 Maksud Penelitian ...6

1.4.2 Tujuan Penelitian ...6

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...8

2.1 Tinjauan Pustaka ...9

2.1.1 Kredit ...9

2.1.2 Pengertian Kredit ...9

2.1.3 Prosedur Pemberian Kredit ...9

2.1 4 Jaminan Kredit ... 13

2.1 5 Jenis-Jenis Kredit... 15

(10)

2.1.6.1 Pengertian Koperasi ... 18

2.1.6.2 Jenis-Jenis Koperasi ... 19

...2.1.6.3 Perkembangan Usaha ... 24

2.1.7 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ... 25

2.1 7.1 Usaha Mikro ... 25

2.1.7.2 Usaha Kecil ... 26

2.1.7.3 Usaha Menengah ... 29

BAB IIIOBJEK DAN METODE PENELITIAN ……. ... 31

3.1 Objek Penelitian ... 31

3.2 Metode Penelitian ... 32

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.2.2 Sumber data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Hasil Penelitian ... 36

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 36

4.1.1.1 Sejarah Perusahaan ... 36

4.1.1.2 Struktur Organisasi ... 40

4.1.1.3 Uraian Tugas ... 43

4.1.1.4Aktivitas Perusahaan ... 46

4.1.2Analisis Deskriptif ... 47

4.1.2.1 Prosedur Pemberian Kredit yang diberikan Koperasi Simpan ...Pinjam Rukun Ikhtiar ... 47

(11)

4.3 Pembahasan ... 53

4.3.1 Prosedur Pemberian Kredit yang diberikan Koperasi Simpan ...Pinjam Rukun Ikhtiar ... 53

4.3.2 Pengaruh Pemberian Kredit Yang Diberikan Koperasi Terhadap ...Perkembangan UMKM ... 54

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ... 56

5.1 Simpulan ... 56

5.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 57

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Flowchart Prosedur Pemberian Kredit ... 49

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 GambarLokasi danWaktuPenelitian ...8

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Surat Permohonan Penelitian/Pengumpulan Data ... 61

Lampiran 2Surat Keterangan Acc Penelitian Koperasi Rukun Ikhtiar ... 62

Lampiran 3Form Hasil Wawancara ... 63

Lampiran 4 Berita Acara Bimbingan Tugas Akhir ... 64

Lampiran 5Struktur Organisasi Perusahaan ... 66

Lampiran 6Surat Permohonan Pinjaman ... 67

Lampiran 7Surat Pernyataan ... 68

Lampiran 8Daftar Peserta Diklat Manajemen Usaha Kecil ... 69

Lampiran 9Perkembangan Usaha ... 70

(15)

59

DAFTAR PUSTAKA

Tamin, Nasrun 2012. Kiat Menghindari Kredit Macet . Jakarta: Dian Rakyat.

Komarudin, Sastraadipoetra 2008.Pengantar Manajemen Perbankan .Jakarta

Suyatno, Thomas dkk 2009. Dasar-dasar Perkreditan, Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama.

M.Tohar 2009. Permodalan dan Perkreditan Koperasi. Yogyakarta: Kanisus

Rudianto 2009. Pengantar akuntansi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

DRS.Subandi,M.M.2011.Ekonomi Koperasi.Bandung: Penerbit Alfabeta.

Irham, Fahmi 2012. Manajemen.Bandung: Penerbit Alfabeta.

Bernhard Limbong, 2010, Pengusaha Koperasi, Jakarta : Margaretha Pustaka

Iwan Satibi.2011. Teknik Penulisan Skripsi Tesis Disertasi Bandung:Ceplas

Jonathan & Ely 2010. Riset akuntansi Menggunakan SPSS, Bandung:PT. Graha Ilmu

Sugiono.2009.Metode Penelitian Administrasi.Bandung:CV.Alfabeta

Arukunto,Suharsimi.2010.Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan PraktekI (Edisi

(16)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Kredit

Kata Kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan

atau berasal dari bahasa Latin Creditum yang berarti kepercayaan akan kebenaran.

Jadi bagian yang penting dari kredit adalah kepercayaan dari pihak pemberi kredit

(Kreditur) percaya bahwa pihak penerima (Debitur) tentang kesanggupan

membayar sesuai ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Hal ini

di paparkan oleh Nasrun Tamin (2012:2)

2.1.2 Pengertian Kredit

Pengertian kredit pada Undang-undang Koperasi Nomor 10 Tahun 1998

tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

dalam Pasal 1 angka (11) (2005:131) yang dimaksud dengan kredit adalah sebagai

berikut:

“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Kredit yang didefinisikan oleh Malayu Sp. Hasibuan (2009:87) adalah

sebagai berikut:

“Jenis-jenis Pinjaman yang harus dibayarkan bersama bunganya oleh

(17)

9

Sedangkan menurut Menurut Komarudin Sastradipoera (2008:215)

pengertian kredit adalah sebagai berikut:

Kredit merupakan penyedia uang atau tagihan berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang dalam hal ini peminjam berkewajiban melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga yang ditetapkan terlebih dahulu”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kredit adalah perjanjian

antara dua pihak peminjam dan pemberi pinjaman.peminjam berkewajiban untuk

mengembalikan pokok pinjaman berikut dengan bunga pinjaman kepada pihak

pemberi pinjaman, tersebut sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati

sebelumnya.

2.1.3 Prosedur Pemberian Kredit

Dalam pemberian kredit diperlukan prosedur agar berjalan dengan lancar.

Menurut Thomas Suyatno (2009:69) prosedur pemberian kredit terdiri dari

beberapa tahapan yaitu :

a. Permohonan Kredit

b. Penyidikan dan Analisis Kredit

c. Keputusan Atas Permohonan Kredit

Yang dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Permohonan Kredit

Permohonan fasilitas kredit mencakup:

1. Permohonan pengajuan kredit.

(18)

10

3. Permohonan perpanjangan/pembaruan masa laku kredit yang telah

berakhir jangka waktunya.

4. Permohonan-permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas

kredit yang sedang berjalan, antara lain penukaran jaminan,

perubahan/pengunduran jadwal angsuran dan lain sebagainya. Setiap

berkas permohonan kredit dari nasabah terdiri dari:

1) Surat-surat permohonan nasabah yang ditandatangi secara lengkap

dan sah.

2) Daftar isian yang disediakan oleh bank yang secara sebenarnya dan

lengkap diisi oleh nasabah

3) Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas

kredit. Setiap surat permohonan kredit yang diterima harus dicatat

dalam register khusus yang disediakan.

b. Penyidikan dan Analisis Kredit

Yang dimaksud dengan penyidikan (investigasi) kredit adalah pekerjaan yang

meliputi:

1. Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur.

2. Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang

diajukan nasabah, baik data intern bank maupun data ekstern. Dalam hal

ini termasuk informasi antarbank dan pemeriksaan pada daftar-daftar

hitam dan daftar-daftar kredit macet.

3. Pemeriksaan/penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal

(19)

11

4. Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah

dilaksanakan. Analisis kredit adalah pekerjaan yang meliputi:

1) Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek,

baik keuangan maupun nonkeuangan untuk mengetahui kemungkinan

dapat/tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit.

2) Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian

kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan

pertimbangan untuk pengambilan keputusan pimpinan dari

permohonan kredit nasabah. Bank perlu mengadakan penelitian yang

semestinya atas kewajaran dari data dan informasi yang diterima dari

nasabah sebelum mengadakan analisis-analisis yang ditentukan. Hal

ini untuk mencegah kesimpulan yang kurang tepat serta

memperlambat pengambilan keputusan. Penelitian dan Penilaian

Barang-barang Jaminan Tambahan. Pada tempatnyalah bila

jaminan-jaminan tambahan yang ditawarkan/pada saat pertama kalinya akan

dijaminkan, mendapatkan pemeriksaan yang semestinya dari pejabat

bank. Dalam penyajian datanya kepada pejabat yang berhak

memutuskan, petugas kredit sudah harus “mensortir” jenis-jenis

barang yang dapat diikat sebagai jaminan secara juridis-perfect saja.

Di samping jenis/nama barang, jumlah maupun harga transaksi dari

masing-masing jaminan, menurut penilaian petugas kredit sendiri

harus jelas-jelas disebutkan mengenai status pemilikan atas

(20)

12

harus melakukan analisis kebutuhan modal kerja sebagai dasar

menetapkan jumlah kredit yang akan diberikan dengan menggunakan

beberapa pendekatan, antar lain:

a) Untuk kredit produksi, ekspor, perdagangan dan lain-lain usaha

yang kegiatan perputaran modalnya berjalan terus-menerus

secara tetap (constan) sesuai dengan kapasitas yang dimiliki serta

kemampuan pemasarannya, perhitungan modal kerja dapat

menggunakan pendekatan berdasarkan jumlah ratio/hari atas

activity rati’s dari angkaangka neraca dan daftar rugi / laba

nasabah yang sudah dinilai kewajarannya dalam bentuk analisis

kebutuhan modal kerja dan proyeksi kebutuhan modal kerja.

b) Untuk kredit usaha musiman, kredit industri konstruksi (bridging

finance) dan lain-lain kredit uang bersifat transaksional,

hendaknya menggunakan pendekatan berupa cash flow

projection. Pendekatan ini di samping dipakai untuk mengukur

berapa banyak kebutuhan modal kerja yang diperlukan juga

untuk mengukur waktu penggunaan kredit yang akan diberikan.

c. Keputusan Atas Permohonan Kredit

Dalam hal ini, yang dimaksud dengan keputusan adalah setiap tindakan

pejabat yang berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa

menolak, menyetujui dan atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit

kepada pejabat yang lebih tinggi. Setiap keputusan permohonan kredit, harus

(21)

13

dalam laporan pemeriksaan kredit dan analisis kredit. Bahan pertimbangan

atau informasi-informasi lainnya yang diperoleh pejabat pengambil keputusan,

harus dibubuhkan secara tertulis (disposisi-disposisi). Sedangkan menurut

M.Tohar (2009:107-111) urutan Prosedur dalam pemberian kredit adalah

sebagai berikut:

1. Permohonan kredit

2. Evaluasi atau analisis kredit 3. Keputusan pinjaman

4. Ketentuan pinjaman 5. Pencairan pinjaman.

Jadi prosedur pemberian kredit pada koperasi adalah serangkaian kegiatan

dalam pemberian kredit yang di awali dari pengajuan kredit sampai pencairan

dana kredit yang di prosesnya dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah di

tetapkan oleh koperasi sehingga kegiatan bisa berjalan lancar dan tanpakekeliruan,

karena setiap tindakan dalam proses kredit telah di tentukan, dan proses tersebut

akan berjalan seperti itu secara terus menerus sampai ketentuan prosedur yang

baru muncul.

2.1.4 Jaminan Kredit

Definisi jaminan kredit menurut Benhard Limbong (2010:65) yang

dikutip oleh sebagai berikut:

A. Jaminan dengan barang-barang seperti:

1. Tanah

2. Bangunan

3. Kendaraan bermotor

(22)

14

5. Barang dagangan

6. Tanaman/kebun/sawah

7. Dan barang-barang berharga lainya.

B. Jaminan surat berharga seperti:

1) Sertifikat saham

2) Sertifikat Obligasi

3) Sertifikat Tanah

4) Sertifikat Deposito

5) Promes

6) Wesel

2.1.5. Jenis – jenis Kredit

Jenis-jenis kredit menurut Nasrun Tamin (2012:6), menyatakan bahwa:

Jenis-jenis kredit terdiri dari:

A. Kegunaan Kredit B. Tujuan Kredit C. Jangka Waktu D. Sektor Usaha

Secara umum jenis – jenis kredit yang dapat dilihat dari berbagai segi adalah: A. Segi Kegunaan

Dilihat dari segi kegunaan terdapat dua jenis kredit yaitu:

(23)

15

2. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk meningkatkan keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya (seperti membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya–biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi).

B. Tujuan Kredit

Jenis kredit dilihat dari tujuannya adalah :

1. Kredit produktif, yaitu digunkan untuk meningkatkan usaha, produksi atau investasi (digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa)

2. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi

3. Kredit perdagangan, yaitu kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

C. Jangka Waktu

Jenis kredit dilihat dari segi jangka waktunya adalah :

1. Kredit dan jaminan merupakan kredit ysng diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang di keluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.

(24)

16

dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan D. Sektor Usaha.

Setiap sektor usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu pemberian fasilitas kredit pun berbeda pula. Jenis kredit jika diihat dari sektor usaha sebagai berikut.

1. Kredit pertanian, merupakan merupakan kredit yang yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. sektor pertanian dapat berups jangka pendek atau jangka panjang.

2. Kredit peternakan, dalam hal ini kredit diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendekmisalnya peternakan ayam dan untuk jangka panjang seperti peternakan sapi atau kambing.

3. Kredit industri, kredit untuk membiayai industri pengolahan industri kecil, menengah, maupun industri besar.

4. Kredit pertambangan yaitu, jenis kredit uantuk usaha tambang yang di biayai nya, biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau tambang timah.

(25)

17

6. Kredit profesi, diberikan kepada kalangan para professional , seperti dosen, dokter, atau pengacara.

7. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.

8. Dan sektor usaha lainya.

2.1.6 Koperasi

Pada hakekatnya koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang sangat

diperlukan dan penting untuk dipertahankan, koperasi merupakan suatu alat bagi

orangorang yang ingin meningkatkan taraf hidupnya. Dasar kegiatan koperasi

adalah kerjasama yang dianggap suatu cara untuk memecahkan berbagai masalah

atau persoalan yang mereka hadapi masing-masing.

2.1.61 Pengertian Koperasi

Pengertian koperasi secara etimologi berasal dari kata cooperation. Co

artinya bersama dan operation artinya bekerja atau berusaha, jadi cooperation

adalah bekerja sama-sama atau usaha bersama-sama untuk kepentingan bersama.

Menurut UU Koperasi Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1 ayat (1) (2005:1)

tentang Koperasi adalah :

“Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.”

Sedangkan pengertian koperasi menurut Rudianto (2008:2) menyatakan

bahwa :

(26)

18

daerah pada umumnya dengan demikian koperasi merupakan ekonomi rakyat perekonomian nasional.”

Dari berbagai definisi yang ada mengenai koperasi, terdapat hal-hal yang

menyatukan pengertian tentang koperasi, antara lain yaitu:

a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang mempunyai kebutuhan

dan kepentingan ekonomi yang sama, yang ingin dipenuhi secara bersama

melalui pembentukan perusahaan bersama yang dikelola dan diawasi

secara demokratis.

b. Koperasi adalah perusahaan, di mana orang-orang berkumpul tidak untuk

menyatukan modal atau uang, melainkan sebagai akibat adanya kesamaan

kebutuhan dan kepentingan ekonomi

c. Koperasi adalah perusahaan yang harus memberi pelayanan ekonomi

kepada anggota;

2.1.6.2 Jenis-jenis Koperasi

Menurut ketentuan Pasal 16 UU Koperasi No.25 Tahun 1992 (2005:56)

Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen,

koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi dapat pula

dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya yaitu :

a. Koperasi Simpan Pinjam b. Koperasi Konsumen c. Koperasi Produsen d. Koperasi Pemasaran e. Koperasi Jasa

Dengan uraian penjelasan diatas sebagai berikut :

(27)

19

Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang

simpanan dan pinjaman.

2. Koperasi Konsumen

Koperasi Konsumen adalah koperasi beranggotakan para konsumen

dengan menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi.

3. Koperasi Produsen

Koperasi Produsen adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil

menengah (UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku

dan penolong untuk anggotanya.

4. Koperasi Pemasaran

Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang menjalankan kegiatan

penjualan produk/jasa koperasinya atau anggotanya.

5. Koperasi Jasa

Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.

Sedangkan koperasi menurut Subandi (2011:11) dapat digolongkan

menjadi 5 (lima) golongan yaitu :

a) Koperasi konsumsi

b) Koperasi kredit (simpan pinjam) c) Koperasi produksi

d) Koperasi jasa

e) Koperasi serba usaha

Jadi kesimpulannya jenis-jenis koperasi dapat disimpulkan dari

jenis usaha dan fungsinya seperti simpan pinjam, konsumsi, jasa,

produksi dan pemasaran atau serba usaha.

(28)

20

1. Permohonan kredit

Pada umumnya dilakukan dengan mengisi formulir permohonan kredit,

antara lain:

a) Calon peminjam terlebih dahulu mengisi formulir permohonan

pinjaman yang telah tersedia.

b) Petugas memberikan petunjuk serta bimbingan kepada calon dalam

pengisian formulir.

c) Proses permohonan diteruskan untuk diproses.

2. Evaluasi atau analisis kredit

Fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai

sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam dan

menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman

tersebut, rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mengevaluasi

pinjaman adalah sebagai berikut:

a) Melakukan interview pada calon peminjam Tujuan dari interview

atau tanya jawab ini adalah:

1) Mengetahui sampai sejauh mana calon penerima kredit

menguasai kegiatan usahanya.

2) Meneliti kembali kebenaran data atau informasi yang

diterima.

3) Mengenal lebih dekat pribadi serta sifat dan watak dari

(29)

21

4) Mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam seperti latar

belakang kehidupan pendidikan dan pengalaman usaha.

b) Melaksanakan survey

Survey dilakukan untuk mendapatkan informasi dari berbagai

pihak tentang:

1) Reputasi dan kondisi calon peminjam

2) Hubungan dengan pemberi kredit bank atau koperasi lain

dan kondisinya sampai saat ini.

3) Penilaian dari teman, rekan usaha atau tetangga.

c) Melakukan peninjauan ke tempat usaha

Hal ini dilakukan apabila sifat, jenis usaha calon peminjam

benar-benar memerlukan untuk ditinjau guna melihat sejauh mana

perkembangannya.

3. Keputusan pinjaman

Pengertian pengambilan keputusan menurut Irham Fahmi (2012:2)

sebagai berikut:

Pengambilan keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawaldari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi, rekomendasi itulah yang selanjutnya dipakai dan digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan”.

a. Setiap permohonan pinjaman memperoleh wewenang dari pengurus

(30)

22

b. Manajer simpan pinjam dalam mengambil keputusan mempergunakan

bahan pertimbangan sebagai berikut:

1) Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman, rekomendasi dari

pengurus kelompok.

2) Informasi lain yamg diperoleh dari sumber lain sepanjang

menyangkut calon peminjam.

c. Ketentuan peminjam yang tertulis dalam lembaran evaluasi yang

memuat:

1) Jumlah pinjaman yang di setujui

2) Penggunaan pinjaman

3) Besarnya bunga pinjaman

4) Tanggal jatuh tempo pinjaman

5) Jaminan pinjaman

d. Setiap keputusan yang diambil harus ditanda tangani manager simpan

pinjam koperasi yang bersangkutan.

4. Perjanjian pinjaman

Perjanjian pinjaman berisi hal-hal berikut ini :

1. Perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan

sebelum kredit di cairkan.

2. Penandatanganan perjanjian baru harus dapat dilakukan setelah

adanya keputusan pinjaman dari hasil evaluasi.

3. Perjanjian pinjaman tersebut dilaksanakan dengan meliputi surat

(31)

23

1) Surat perjanjian yang asli harus disimpan koperasi.

2) Penandatanganan perjanjian dilaksanakan di kantor koperasi.

3) Copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam.

5. Pencairan pinjaman

Pencairan pinjaman merupakan tahap akhir setelah

ketentuan-ketentuan di penuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani

kuitansi rangkap 2 sebagai bukti tanda terima uang tersebut. Yang asli ada

pada kasir sedangkan kopinya ada pada peminjam, pinjaman ini diberikan

secara tunai dan tidak di benarkan dalam bentuk lain. Bilamana

memungkinkan pencairannya di usahakan secara bertahap, hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam

penggunaan dana tersebut.

Jadi Prosedur peminjaman kredit pada koperasi adalah rangkaian

kegiatan yang harus dilakukan di dalam mengelola permohonan kredit dari

saat permohonan diterima sampai dengan pencairan dana kredit. Manfaat

prosedur pemberian kredit adalah untuk memberikan pelayanan yang lebih

baik kepada anggota, untuk mengetahui dan menyelesaikan permasalahan

yang timbul dalam permohonan kredit dan untuk mengusahakan pemberian

kredit dalam waktu relatif singkat.

2.1.6.3 Pengembangan Usaha

Pengembangan Usaha Menurut Sri Winarti(2009:12) mengatakan:

(32)

24

Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil 1996, Peraturan

Pemerintah No.9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan

Pinjam:”Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota merupakan subsistem output dalam

sistem keuangan Koperasi dan menjadi ukuran keberhasilan koperasi jika

SHU meningkat maka Koperasi dapat dikatakan berhasil mencapai tujuan”.

Menurut teori di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan

perkembangan usaha dapat dilihat dari berbagai indikasi salah satunya adalah Sisa

Hasil Usaha (SHU) anggota yang mengalami peningkatan.

2.1.7 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah(UMKM)

2.1.7.1 Usaha Mikro

Usaha Mikro menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20

Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yaitu:”Usaha Produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

Adapun kriteria Usaha Mikro menurut Undang-Undang Koperasi RI

No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,Kecil dan Menengah, antara lain:

1) Memiliki kekayaan kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000,00 tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau

2) Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.300.000.000,00 (ket: nilai

nominal dapat berubah sesuai dengan perkembangan perekonomian yang

diatur oleh Peraturan Presiden)

(33)

25

1. Jenis barang Usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat

berganti.

2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah

tempat

3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun,

dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha

4. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa

wirausaha memadai

5. Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah

6. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari

mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank

7. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau syarat legalitas lainnya

termasuk NPWP

Contoh Usaha Mikro antara lain:

1. Usaha tani pemilik dan menggarap perorangan, peternak, nelayan

dan pembudidaya

2. Industri makanan dan minuman, industri meubel pengolahan kayu

dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat

3. Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar

4. Peternak ayam,itik dan perikanan

5. Usaha jasa-jasa seperti: bengkel dan salon kecantikan.

(34)

26

Usaha Kecil merupakan yang memiliki kedudukan, potensi dan peranan

yang signifikan dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya

dan pembangunan ekonomi pada khususnya. Selain itu usaha kecil juga

merupakan kegiatan usaha dalam memperluas lapangan pekerjaan dan

memberikan pelayanan ekonomi yang luas, agar dapat mempercepat proses

pemerataan dan pemerataan ekonomi masyarakat.

Definisi Usaha Kecil menurut Undang-Undang Republik Indonesia

No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah yaitu: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang yang dimiliki,dikuasai atau menjadi bagian dari usaha menengah atau usaha besar.

Yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Koperasi Republik Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah antara lain:

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000,00 sampai dengan

paling banyak Rp.500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,00 sampai

dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,00 (ket: nilai nominal dapat

berubah sesuai dengan perkembangan perekonomian yang diatur oleh

peraturan presiden)

Perbedaan Usaha Kecil dapat dilihat dari:

1. Usaha kecil tidak memiliki sistem pembukuan, yang menyebabkan

pengusaha kecil tidak memiliki akses yang cukup menunjang terhadap

(35)

27

2. Pengusaha kecil memiliki kesulitan dalam meningkatkan usahanya,

karena teknologi yang digunakan masih bersifat semi modern, bahkan

masih dikerjakan secara tradisional.

3. Terbatasnya kemampuan pengusaha kecil dalam mengembangkan

usahanya, seperti: untuk tujuan ekspor barang-barang hasil

produksinya.

4. Bahan-bahan baku yang diperoleh untuk kegiatan usahanya, masih

relatif sulit dicari oleh pengusaha kecil

Penggolongan Usaha Kecil di Indonesia adalah sebagai berikut:

1) Usaha perorangan merupakan usaha dengan kepemilikan tunggal

dari jenis usaha yang dikerjakan, yang bertanggung jawab kepada

pihak ketiga/pihak lain maju mundurnya usaha tergantung dari

kemampuan pengusaha tersebut dalam melayani konsumennya.

Harta kekayaan milik prbadi dapat dijadikan modal dalam

usahanya

2) Usaha persekutuan penggolongan usaha kecil yang berbentuk

persekutuan merupakan kerjasama dari pihak-pihak yang

bertanggung jawab secara pribadi terhadap kerja perusahaan dalam

menjalankan bisnis.

Sedangkan hakikatnya penggolongan Usaha Kecil yaitu:

1. Industri kecil seperti: industri kerajinan tangan, industri

(36)

28

2. Perusahaan berskala kecil seperti: toserba, mini market,

koperasi

3. Usaha informal seperti: pedagangn kaki lima yang menjual

barang-barang kebutuhan pokok

Contoh usaha kecil antara lain:

1. Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki

tenaga kerja

2. Padagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengempul

lainnya

2.1.7.3 Usaha Menengah

Usaha Menengah menurut Undang-Undang Republik Indonesia

No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah

usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki ,dikuasai atau menjadi bagian dari usaha kecil atau besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yang diatur dalam Undang-Undang.

Adapun kriteria Usaha Menengah menurut Undang-Undang Republik

Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,Kecil dan

Menengah antara lain:

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000,00 sampai

dengan paling banyak Rp.10.0000.000.000,00 tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,00

(37)

29

nominal dapat berubah sesuai dengan perkembangan perekonomian

yang di atur oleh Peraturan Presiden)

Ciri-ciri Usaha Menengah antara lain:

1. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang

lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern dengan pembagian

tugas yang jelas antara lain: bagiab keuangan,bagian pemasaran

dan bagian produksi

2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem

akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing

dan penilaian atau pemeriksaan oleh perbankan

3. Telah melakukan aturan atau peraturan atau pengelolaan dan

organisasi perburuhan, telah ada jamsostek, pemeliharaan

kesehatan

4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin

tetangga, izin usaha, izin tempat usaha, NPWP, upaya pengelolaan

lingkungan

5. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan

6. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih

dan terdididk

Jenis Usaha Menengah hampir menggarap komoditi dari hamnpir

seluruh sektor mungkin hampir merata, yaitu:

1. Usaha pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan skala

(38)

30

2. Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor

3. Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garmen dan

jasa transportasi taxi dan bus antar provinsi

4. Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam

5. Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer

(39)

31

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam sebuah penelitian, hal yang paling penting untuk diperhatikan

adalah objek dari penelitian tersebut, karena objek penelitian merupakan sebuah

sumber informasi dalam sebuah penelitian.

Objek penelitian merupakan suatu kondisi yang menggambarkan atau

menerangkan suatu situasi dari objek yang akan diteliti untuk mendapatkan

gambaran yang jelas dari suatu penelitian

Pengertian objek penelitian menurut Supriati (2012:38) adalah sebagai

berikut :

“Objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh

peneliti ditempat penelitian dilakukan.”

Sedangkan menurut Iwan Satibi (2011:74) adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian secara umum akan memetakan atau menggambarkan wilayah penelitian atau sasaran penelitian secara komperhensif, yang meliputi karakteristik wilayah, sejarah perkembangan, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi lain-lain sesuai dengan pemetaan wilayah penelitian yang dimaksud.”

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa objek penelitian

merupakan sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dan mengetahui apa, siapa,

(40)

32

dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah prosedur pencatatan

penerimaan dan pengeluaran kas.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian terdiri atas dua kata yaitu metode dan penelitian.

Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan untuk

mencapai sasaran atua tujuan dalam suatu permasalahan, kata yang mengikutinya

adalah penelitian yang berarti suatu cara untuk mencapai sesuatu dengan metode

tertentu, dengan cara hati-hati, sistematik dan sempurna terhadap permasalahan

yang sedang dihadapi.

Metode penelitian menurut Supriati (2012:5) adalah sebagai berikut:

“ Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu

penelitian dilaksanakan.”

Sedangkan menurut Sugiyono (2009:2) menyatakan bahwa:

“Metode penlitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu.”

Dengan demikian dari kedua pendapat tersebut di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur untuk

mendapatkan data terhadap suatu permasalahan dan tujuan serta kegunaan tertentu

(41)

33

Dalam melaksanakan penelitian ini, untuk memperoleh data dan fakta

yang diperlukan berkaitan dengan tujuan dengan judul yang diambil dalam tugas

akhir ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu suatu cara

penelitian dengan menggambarkan atau menguraikan secara jelas mengenai objek

yang diteliti. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat

terhadap fenomena sosial tertentu. Dengan metode ini penulis menggunakan

metode dekriptif untuk menggambarkan Pemberian Kredit dalam Meningkatkan

Kinerja UMKM Pada Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar.

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik atau cara pengumpulan data yang dilakukan penulis

adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Langsung (Field Research)

Studi lapangan adalah melakukan peninjauan secara langsung untuk

memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir.

Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari seluruh objek

penelitian yang meliputi :

a. Observasi (Observation)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mempelajari dan mengadakan pengamatan secara langsung ke

dalam perusahaan untuk mendapatkan bukti-bukti yang dapat

(42)

34

b. Wawancara (Interview)

Pengumpulan data berupa sebuah tanya jawab secara langsung

antara penulis dengan pihak yang berhubungan dengan objek yang

sedang diteliti.

c. Dokumentasi (Documentation)

Mengadakan pencatatan dan pengumpulan data yang

diidentifikasikan dari dokumentasi yang ada kaitannya dengan

masalah yang diteliti.

2. Studi Pustaka (Library Research)

Yaitu teknik pengumpulan data dari berbagai bahan pustaka

(Referensi) yang relevan dan mempelajari yang berkaitan dengan masalah

yang akan dibahas. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah

sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten

dibidangnya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang

sedang diteliti, dalam melakukan studi kepustakaan ini penulis berusaha

mengumpulkan data dari beberapa referensi.

3.2.2 Sumber Data

Pengertian sumber data menurut Suharsimi Arikunto (2010:172)

adalah sebagai berikut :

“ Sumber data yang dimaksud dalam penelitian

(43)

35

Sumber data dapat berasal dari Data Primer dan Data Sekunder,

sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data

sekunder, dimana data yang diperoleh penulis secara tidak langsung.

1. Data Primer

Merupakan data yang langsung dapat dan disajikan sebagai sumber

dari penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek atau

perusahaan tempat penulis melakukan penelitian, dimana dilakukan

dengan cara penelitian lapangan melalui observasi dan wawancara

dengan pihak yang langsung dengan penelitian yang dilakukan.

2. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui

sumber lain yang dikategorikan sebagai data sekunder misalkan

melalui catatan atau arsip perusahaan dengan cara membaca,

(44)

1

ARTIKEL TUGAS AKHIR

PEMBERIAN KREDIT DALAM MENINGKATKAN UMKM PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM RUKUN IKHTIAR

DISUSUN OLEH: EKA SUNTARI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Abstrak

Penelitian ini dillakukan pada koperasi simpan pinjam Rukun Ikhtiar Bandung. Fenomena yang yang terjadi adalah adanya ketidaktahuan anggota mengenai prosedur pemberian kredit sehingga adanya anggota yang belum sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui prosedur pemberian kredit , serta untuk mengetahui pengaruh pemberian kredit yang diberikan terhadap perkembangan UMKM.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Unit Simpan Pinjam pada Koperasi Rukun Ikhtiar. Pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini yaitu dengan studi lapangan yang dilakukan dengan cara observasi lapangan langsung, wawancara, dokumentasi dan study kepustakaan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Prosedur Pemberian Kredit pada Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar secara keseluruhan sudah termasuk kedalam kriteria yang baik, namun tetap ada anggota yang belum memahami prosedur pemberian kredit yang telah ditentukan. Hal ini menyebabkan kurangnya peningkatan usaha anggota karena seharusnya anggota yang di berikan pinjaman oleh Koperasi mampu meningkatkan usaha nya.

Kata Kunci : Prosedur Pemberian Kredit, untuk meningkatkan UMKM

Abstract

The research was conducted at Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar. The phenomenon that is happening is a member of the ignorance lending procedures so that the members are not in accordance with established procedures. The purpose of this study is to determine the lending procedures, as well as to determine the effect of providing such development loans for the development of UMKM.

The method used in this research is descriptive. The unit of analysis in this study is the Unit Savings and Loan Cooperative Initiative Pillars. Data collection is carried out this research with field studies done by direct field observation, interviews, documentation and study literature.

The results showed that the procedure Lending in Credit Unions Pillars of the overall endeavor has been included in the criteria that good, but still there are members who do not understand the lending procedures that have been determined. This leads to a lack of an increase in business because members are supposed to be members of loans given by the

Koperasi is able to improve its business.

(45)

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koperasi merupakan sebuah koperasi yang bergerak dibidang simpan pinjam. Koperasi menerima dana dari para anggota untuk disimpan serta memberikan pinjaman berupa kredit uang dan barang kepada anggota yangmembutuhkan dan bekerja sama dengan pihak lain. Sesuai dengan bidang usahanya yang dilakukan yaitu kegiatan simpan pinjam. Simpanan wajib dan simpanan suka rela dibayarkan setiap anggota setiap bulan, dana tersebut kemudian akan digunakan untuk membantuan anggota yang membutuhkan melalui pemberian kredit

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pemberian kredit yang diberikan koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar untuk anggota UMKM.

2. Bagaimana Pengaruh pemberian kredit yang diberikan oleh koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar terhadap perkembangan UMKM

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dirumuskan diatas dapat diketahuibahwa penelitian dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data dan berbagaiinformasi yang diperlukan dalam tugas akhir dan untuk memahami PemberianKredit dalam upaya untuk meningkatkan UMKM, serta mencari dasar teoritis yang didapat diperkuliahan dengan kenyataan yangsebenarnya dilapangan.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur yang diberikan Koperasi Rukun Ikhtiar untuk anggota UMKM

2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian kredit yang diberikan

oleh koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar terhadap perkembangan UMKM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Kredit

Kata Kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan atau berasal dari bahasa Latin Creditum

yang berarti kepercayaan akan kebenaran

2.1.2 Pengertian Kredit

Pengertian kredit pada Undang-undang Koperasi Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

dalam Pasal 1 angka (11) (2005:131) yang

dimaksud dengan kredit adalah sebagai berikut:

“Penyediaan uang atau tagihan yang

dapat dipersamakan dengan itu

berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak peminjam untuk melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

2.1.3 Prosedur Pemberian Kredit

Dalam pemberian kredit diperlukan prosedur agar berjalan dengan lancar.

Menurut Thomas Suyatno (2009:69)

prosedur pemberian kredit terdiri dari beberapa tahapan yaitu :

a. Permohonan Kredit

b. Penyidikan dan Analisis Kredit c. Keputusan Atas Permohonan Kredit

2.1.4 Pengertian Koperasi

Pengertian koperasi secara etimologi berasal dari kata cooperation.

Co artinya bersama dan operation

artinya bekerja atau berusaha, jadi

cooperation adalah bekerja sama-sama atau usaha bersama-sama untuk kepentingan bersama. Menurut UU Koperasi Nomor 25 Tahun 1992

Pasal 1 ayat (1) (2005:1) tentang

Koperasi adalah :

“Badan usaha yang beranggotakan

(46)

3

koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan

prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai

gerakan ekonomi rakyat yang

berdasarkan atas asas

kekeluargaan.”

2.1.5 Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah(UMKM)

Usaha Mikro menurut

Undang-Undang Republik

Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah yaitu: ”Usaha

Produktif milik orang perorangan

dan atau badan usaha

perorangan yang memenuhi

kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang.

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Pengertian objek penelitian menurut Supriati (2012:38) adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh peneliti ditempat penelitian dilakukan.”

3.2 Metode Penelitian

Sedangkan menurut Sugiyono

(2009:2) menyatakan bahwa:

“Metode penlitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik atau cara pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Langsung (Field Research)

Studi lapangan adalah melakukan peninjauan secara langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir. Penelitian ini dilakukan

terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian yang meliputi : a. Observasi (Observation)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengadakan pengamatan secara langsung ke dalam perusahaan untuk mendapatkan bukti-bukti yang dapat mendukung dan melengkapi hasil penelitian.

b. Wawancara (Interview) Pengumpulan data berupa sebuah tanya jawab secara langsung antara penulis dengan pihak yang dan pengumpulan data yang diidentifikasikan dari dokumentasi yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

2. Studi Pustaka (Library Research)

Yaitu teknik pengumpulan data dari berbagai bahan pustaka (Referensi) yang relevan dan mempelajari yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang sedang diteliti, dalam melakukan studi kepustakaan ini penulis berusaha mengumpulkan data dari beberapa referensi.

3.2.2 Sumber Data

Pengertian sumber data menurut Suharsimi Arikunto (2010:172) adalah sebagai berikut :

(47)

4 1. Data Primer

Merupakan data yang langsung dapat dan disajikan sebagai sumber dari penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek atau perusahaan tempat penulis melakukan penelitian, dimana dilakukan dengan cara penelitian lapangan melalui observasi dan wawancara dengan pihak yang langsung dengan penelitian yang dilakukan.

2. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber lain yang dikategorikan sebagai data sekunder misalkan melalui catatan atau arsip perusahaan dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.2 Analisis Deskriptif

4.1.2.1Prosedur Pemberian Kredit

yang di berikan Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar untuk anggota UMKM

Tahapan menurut peraturan no.13 pasal 43 disebutkan bahwa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Dalam usaha pemberian pinjaman kredit koperasi dapat menetapkan berbagai jenis pinjaman sesuai kebutuhan. diberikan harus diikat dengan surat perjanjian

pinjaman dan diperkuat dengan jaminan renteng diantara anggota, atau usaha yang dibiayai dari pinjaman tersebut.

6. Setiap permohonan pinjaman harus disertai bukti yang mendukung penggunaan pinjaman tersebut.

7. Batas maksimum pemberian pinjaman kepada anggota ditetapkan oleh rapat anggota.

8. Dalam usaha pemberian pinjaman kredit koperasi dapat menetapkan berbagai jenis pinjaman sesuai kebutuhan. diberikan harus diikat dengan surat perjanjian pinjaman dan diperkuat dengan jaminan renteng diantara anggota, atau usaha yang dibiayai dari pinjaman tersebut.

13. Setiap permohonan pinjaman harus disertai bukti yang mendukung penggunaan pinjaman tersebut.

(48)

5

4.1.2.3 Pengaruh Pemberian Kredit

yang diberikan Koperasi

Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar

terhadap perkembangan

UMKM

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan pada Koperasi Simpan pinjam Rukun Ikhtiar setelah dilakukan pemberian kredit kepada para anggota yang memiliki Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM) memberikan

pengaruh yang signifikan perkembangan usaha anggota melakukan peningkatan dari tahun ketahun.

Untuk meningkatkan perekonomian, Sesuai dengan tujuan koperasi ingin memajukan kesejahteraan anggota dan kemajuan Usaha serta menunjang program pemerintah dalam pengembangan perekonomian Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah.

4.2...Pembahasan

4.2.1 Prosedur Pemberian Kredit

yang diberikan oleh Koperasi Rukun Ikhtiar untuk Anggota UMKM

Menurut M.Tohar (2009:107-111)

urutan Prosedur dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut:

1. Permohonan kredit

2. Evaluasi atau analisis kredit 3. Keputusan pinjaman

4. Ketentuan pinjaman

5. Pencairan pinjaman

Menurut teori dan hasil penelitian yang dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar prosedur pemberian kredit yang ada pada koperasi telah sesuai dengan teori yang dipaparkan diatas yang namun masih ada sebagian anggota yang belum memahaminya terutama point 6 yang terdapat pada prosedur pemberian kredit yang ditetapkan Koperasi yang harus diperhatikan oleh para anggota sebelum melakukan pinjaman, karena sering kali anggota belum bisa mengalokasian penggunaan pinjaman nya dengan tepat. Hal ini sangat penting untuk dipahami oleh para anggota yang akan melakukan pinjaman kredit sebagai modal usaha.

Pemahaman anggota pengenai prosedur berpengaruh pada Pengalokasian dana pinjaman yang kurang optimal. Kurangnya pemahaman anggota mengenai prosedur hal ini juga akan mempengaruhi pada pengembalian

pinjaman yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

4.2.2 Pengaruh Pemberian Kredit

yang diberikan oleh Koperasi

Terhadap Perkembangan

UMKM

Menurut Sri Winarti

(2009:12) mengatakan Bahwa:

”Dengan mempertimbangkan peran penting UMKM dalam

berbagai aspek

perekonomian dalam upaya

percepatan pemulihan

kegiatan ekonomi dan

mendukung pemberdayaan

dan pengembangan UMKM terutama mendorongpenyalur kredit kepada UMKM melalui kebijakan pemberian kredit”.

Pada dasarnya masalah yang sering terjadi pada sektor UMKM berada pada permodalan sulitnya mencar modal usaha untuk mengembangkan usahanya menjadi alasan terhentinya usaha.

(49)

6 Menurut teori dan hasil

penelitian yang telah dilakukan dengan Pemberian Kredit yang diberikan oleh Koperasi, Perkembangan Kinerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan yang sangat signifikan, karena dengan begitu anggota mampu meningkatkan usahanya melalui pinjaman yang diberikan oleh koperasi untuk modal usaha. Hal ini pun menjadi bagian dari tujuan Koperasi dalam membantu program pemerintah dalam menumbuh kembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Perkembangan Usaha anggota dalam 5 (lima) tahun terakhir yang mengalami peningkatan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan serangkaian kegiatan yang dimulai dengan mengumpulkan data kemudian mengolah data yang diperoleh dari koperasi simpan pinjam rukun ikhtiar maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Menurut teori dan hasil penelitian yang dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar prosedur pemberian kredit yang ada pada koperasi telah sesuai dengan teori yang dipaparkan diatas yang namun masih ada sebagian anggota yang belum memahaminya terutama point 6 yang terdapat pada prosedur pemberian kredit yang ditetapkan Koperasi yang harus diperhatikan oleh para anggota sebelum melakukan pinjaman, karena sering kali anggota belum bisa mengalokasian penggunaan pinjaman nya dengan tepat. Hal ini sangat penting untuk dipahami oleh para anggota yang akan melakukan pinjaman kredit

sebagai modal usaha. Pemahaman anggota pengenai prosedur berpengaruh pada Pengalokasian dana pinjaman yang kurang optimal. Kurangnya pemahaman anggota mengenai prosedur hal ini juga akan mempengaruhi pada pengembalian pinjaman yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

2. Pengaruh pemberian kredit yang diberikan koperasi terhadap perkembangan Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM) sangat positif dan signifikan hal ini pun terlihat dari perkembangan usaha anggota dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa koperasi telah menjalankan tujuan dengan sebagaimana mestinya untuk dapat meningkatkan dan menumbuh kembangkan Usaha Mikro,Kecil dan Menengah.

5.2 Saran

Setelah dilakukan penelitian oleh penulis pada Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar mengenai pemberian kredit dalam meningkatkan kinerja UMKM penulis mencoba memberikan masukan dan saran kepada Koperasi. Masukan dan saran yang disampaikan semoga dapat memberikan manfaat .

1. Pada saat melakukan pinjaman kredit seluruh anggota diwajibkan memahami setiap prosedur yang diberikan oleh koperasi,sehingga tidak akan ada lagi anggota yang melanggar prosedur. Agar mengurangi penyalahgunaan dalam pengalokasian dana pinjaman anggota di haruskan menjelaskan tujuan melakukan pinjaman serta bukti penggunaan pinjamannya, jika tidak pengaruhnya akan berdampak pada adanya keterlambatan pengembalian pinjaman.

(50)

7 harus memperhatikan tingkat

kedisiplinan anggota sebelum

melakukan pemberian kredit.

DAFTAR PUSTAKA

Arukunto,Suharsimi.2010.Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan PraktekI (Edisi Keempat) Jakarta:Bineka Cipta

Bernhard Limbong, 2010, Pengusaha Koperasi, Jakarta : Margaretha Pustaka

DRS.Subandi,M.M.2011.Ekonomi Koperasi.Bandung: Penerbit Alfabeta.

Irham, Fahmi 2012.

Manajemen.Bandung: Penerbit Alfabeta.

Iwan Satibi.2011. Teknik Penulisan Skripsi Tesis Disertasi Bandung:Ceplas

Jonathan & Ely 2010. Riset akuntansi Menggunakan SPSS, Bandung:PT. Graha Ilmu

Komarudin, Sastraadipoetra

2008.Pengantar Manajemen Perbankan .Jakarta

M.Tohar 2009. Permodalan dan Perkreditan Koperasi. Yogyakarta: Kanisus

Rudianto 2009. Pengantar akuntansi.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sugiono.2009.Metode Penelitian Administrasi.Bandung:CV.Alfabeta

Suyatno, Thomas dkk 2009. Dasar-dasar Perkreditan, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan sampel penelitian adalah 50 orang pedagang kecil, diambil dari populasi yang ada di Kecamatan Polokarto Sukoharjo yang mengambil kredit dari Koperasi Simpan Pinjam

kredit bagi pengusaha mikro di Surakarta pada Koperasi simpan pinjam.

Dalam hal ini perusahaan atau lembaga Koperasi Rukun Ikhtiar Bandung yang bergerak didalam bidang usaha jasa simpan pinjam tabungan ingin memberikan suatu

Dari hasil penelitian dan evaluasi yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa: (1) sistem pemberian kredit terhadap Koperasi Simpan Pinjam “Lumbung Cemara” telah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana Peran Koperasi Simpan Pinjam Dalam Upaya Meningkatkan Pendapataan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui atau menggali informasi lebih dalam terkait dengan sistem akuntansi pemberian kredit pada Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi khususnya yang bergerak dalam usaha simpan pinjam, baik Koperasi simpan Pinjam (KSP) maupun Unit Simpan Pinjam pada Koperasi (USP), adalah lembaga

Koperasi khususnya yang bergerak dalam usaha simpan pinjam, baik Koperasi simpan Pinjam (KSP) maupun Unit Simpan Pinjam pada Koperasi (USP), adalah lembaga