RIWAYAT PENULIS
Nama : Eka Suntari
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 5 Agustus 1992
Alamat : Jl Inhoftank Perikanan II No.15 B Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Telp : 085721880404
Email : Suntarieka@ymail.com
Pendidikan :
1997 – 1998 : TK Al-Islah 1998 – 2004 : SDN Dwikora III 2004 – 2007 : SMPN 38 BANDUNG
2007 – 2010 : SMK Pasundan 1 BANDUNG 2010 -- 2013 :Universitas Komputer Indonesia
Penulis
TINJAUAN ATAS PEMBERIAN KREDIT DALAM MENINGKATKAN KINERJA USAHA MIKRO, KECIL DAN
MENENGAH (UMKM) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM RUKUN IKHTIAR
(Review Of The Provision Of Credit In Improving The Performance Of Umkm In Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar)
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Program Studi D-III Program Studi Akuntansi
Oleh :
Eka Suntari
21310023
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb,
Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan
karunia-Nya yang sangat berlimpah sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas
Akhir ini yang berjudul “Tinjauan Atas Pemberian Kredit Dalam
Meningkatkan Kinerja (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) UMKM Pada
Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar ”.
Alasan penulis menyusun Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat dalam menempuh gelar Ahli Madya pada program studi Diploma-III
Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Meskipun dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis telah berusaha
sebaik mungkin, namun terbatasnya pengetahuan, kemampuan yang dimiliki,
penulis sangat menyadari Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna dan tidak
terlepas dari kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak sebagai bekal untuk
Pada kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati, penulis
sampaikan rasa hormat serta ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.
2. Dr. Dedi Sulistio, S. MT, selaku Dosen Pembimbing Laporan Tugas
Akhir yang telah bersedia meluangkan waktunya dan pikirannya untuk
membimbing serta memberikan petunjuk dan masukan yang berguna bagi
penulis dalam menyusun Laporan Tugas Akhir.
3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si.,Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia.
4. Adi Rachmanto, S.Kom, selaku Dosen Wali Akuntansi 6 Universitas
Komputer Indonesia
5. Kepada Seluruh staf pengajar dan Pegawai pada program Diploma-III
Akutansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
6. Bapak Drs.Maulud Husna selaku pembimbing penulis di tempat penelitian
yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan saran yang bermanfaat.
7. Segenap pengurus Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam
proses penyusunan Laporan Tugas Akhir.
8. Ibu dan Bapak ku tercinta yang selalu senantiasa mendo’akan dan
9. Seluruh keluargaku yang selalu mendoakan keberhasilan yang terbaik untuk penulis.
10.Sahabatku Sari,Nita,Risma yang selalu menjadi supporter setia memberikan
dukungan
11.Sahabatku “Untitled” Nuri, Devi, Ani yang sama-sama selalu memberikan masukan dan motivasi juga Sofi dan Sheny yang selalu mendo’akan penulis.
12.Kawan-kawan seperjuanganku di kelas Ak6 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas masukan, saran-saran, bantuan-bantuan, serta semangatnya.
13.Serta rekan-rekan sejawat dan seperjuangan lainnya yang ikut memberikan
bantuannya dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir.
14.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Dengan Segala Kerendahan hati, akhir kata penulis berharap semoga
Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi
pembaca pada umumnya. Serta semoga Allah SWT selalu menuntun, memberikan
rahmat dan hidayah-Nya serta kasih sayang-Nya kepada kita semua, Aamiin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Bandung, Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ……. ...1
1.1 Latar Belakang Penelitian ...1
1.2 Identifikasi Masalah ...5
1.3 Rumusan Masalah ...5
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ...6
1.4.1 Maksud Penelitian ...6
1.4.2 Tujuan Penelitian ...6
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ...7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...8
2.1 Tinjauan Pustaka ...9
2.1.1 Kredit ...9
2.1.2 Pengertian Kredit ...9
2.1.3 Prosedur Pemberian Kredit ...9
2.1 4 Jaminan Kredit ... 13
2.1 5 Jenis-Jenis Kredit... 15
2.1.6.1 Pengertian Koperasi ... 18
2.1.6.2 Jenis-Jenis Koperasi ... 19
...2.1.6.3 Perkembangan Usaha ... 24
2.1.7 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ... 25
2.1 7.1 Usaha Mikro ... 25
2.1.7.2 Usaha Kecil ... 26
2.1.7.3 Usaha Menengah ... 29
BAB IIIOBJEK DAN METODE PENELITIAN ……. ... 31
3.1 Objek Penelitian ... 31
3.2 Metode Penelitian ... 32
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.2.2 Sumber data ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
4.1 Hasil Penelitian ... 36
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 36
4.1.1.1 Sejarah Perusahaan ... 36
4.1.1.2 Struktur Organisasi ... 40
4.1.1.3 Uraian Tugas ... 43
4.1.1.4Aktivitas Perusahaan ... 46
4.1.2Analisis Deskriptif ... 47
4.1.2.1 Prosedur Pemberian Kredit yang diberikan Koperasi Simpan ...Pinjam Rukun Ikhtiar ... 47
4.3 Pembahasan ... 53
4.3.1 Prosedur Pemberian Kredit yang diberikan Koperasi Simpan ...Pinjam Rukun Ikhtiar ... 53
4.3.2 Pengaruh Pemberian Kredit Yang Diberikan Koperasi Terhadap ...Perkembangan UMKM ... 54
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ... 56
5.1 Simpulan ... 56
5.2 Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 57
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Flowchart Prosedur Pemberian Kredit ... 49
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 GambarLokasi danWaktuPenelitian ...8
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1Surat Permohonan Penelitian/Pengumpulan Data ... 61
Lampiran 2Surat Keterangan Acc Penelitian Koperasi Rukun Ikhtiar ... 62
Lampiran 3Form Hasil Wawancara ... 63
Lampiran 4 Berita Acara Bimbingan Tugas Akhir ... 64
Lampiran 5Struktur Organisasi Perusahaan ... 66
Lampiran 6Surat Permohonan Pinjaman ... 67
Lampiran 7Surat Pernyataan ... 68
Lampiran 8Daftar Peserta Diklat Manajemen Usaha Kecil ... 69
Lampiran 9Perkembangan Usaha ... 70
59
DAFTAR PUSTAKA
Tamin, Nasrun 2012. Kiat Menghindari Kredit Macet . Jakarta: Dian Rakyat.
Komarudin, Sastraadipoetra 2008.Pengantar Manajemen Perbankan .Jakarta
Suyatno, Thomas dkk 2009. Dasar-dasar Perkreditan, Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
M.Tohar 2009. Permodalan dan Perkreditan Koperasi. Yogyakarta: Kanisus
Rudianto 2009. Pengantar akuntansi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
DRS.Subandi,M.M.2011.Ekonomi Koperasi.Bandung: Penerbit Alfabeta.
Irham, Fahmi 2012. Manajemen.Bandung: Penerbit Alfabeta.
Bernhard Limbong, 2010, Pengusaha Koperasi, Jakarta : Margaretha Pustaka
Iwan Satibi.2011. Teknik Penulisan Skripsi Tesis Disertasi Bandung:Ceplas
Jonathan & Ely 2010. Riset akuntansi Menggunakan SPSS, Bandung:PT. Graha Ilmu
Sugiono.2009.Metode Penelitian Administrasi.Bandung:CV.Alfabeta
Arukunto,Suharsimi.2010.Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan PraktekI (Edisi
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Kredit
Kata Kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan
atau berasal dari bahasa Latin Creditum yang berarti kepercayaan akan kebenaran.
Jadi bagian yang penting dari kredit adalah kepercayaan dari pihak pemberi kredit
(Kreditur) percaya bahwa pihak penerima (Debitur) tentang kesanggupan
membayar sesuai ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Hal ini
di paparkan oleh Nasrun Tamin (2012:2)
2.1.2 Pengertian Kredit
Pengertian kredit pada Undang-undang Koperasi Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
dalam Pasal 1 angka (11) (2005:131) yang dimaksud dengan kredit adalah sebagai
berikut:
“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
Kredit yang didefinisikan oleh Malayu Sp. Hasibuan (2009:87) adalah
sebagai berikut:
“Jenis-jenis Pinjaman yang harus dibayarkan bersama bunganya oleh
9
Sedangkan menurut Menurut Komarudin Sastradipoera (2008:215)
pengertian kredit adalah sebagai berikut:
“Kredit merupakan penyedia uang atau tagihan berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang dalam hal ini peminjam berkewajiban melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga yang ditetapkan terlebih dahulu”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kredit adalah perjanjian
antara dua pihak peminjam dan pemberi pinjaman.peminjam berkewajiban untuk
mengembalikan pokok pinjaman berikut dengan bunga pinjaman kepada pihak
pemberi pinjaman, tersebut sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati
sebelumnya.
2.1.3 Prosedur Pemberian Kredit
Dalam pemberian kredit diperlukan prosedur agar berjalan dengan lancar.
Menurut Thomas Suyatno (2009:69) prosedur pemberian kredit terdiri dari
beberapa tahapan yaitu :
a. Permohonan Kredit
b. Penyidikan dan Analisis Kredit
c. Keputusan Atas Permohonan Kredit
Yang dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Permohonan Kredit
Permohonan fasilitas kredit mencakup:
1. Permohonan pengajuan kredit.
10
3. Permohonan perpanjangan/pembaruan masa laku kredit yang telah
berakhir jangka waktunya.
4. Permohonan-permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas
kredit yang sedang berjalan, antara lain penukaran jaminan,
perubahan/pengunduran jadwal angsuran dan lain sebagainya. Setiap
berkas permohonan kredit dari nasabah terdiri dari:
1) Surat-surat permohonan nasabah yang ditandatangi secara lengkap
dan sah.
2) Daftar isian yang disediakan oleh bank yang secara sebenarnya dan
lengkap diisi oleh nasabah
3) Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas
kredit. Setiap surat permohonan kredit yang diterima harus dicatat
dalam register khusus yang disediakan.
b. Penyidikan dan Analisis Kredit
Yang dimaksud dengan penyidikan (investigasi) kredit adalah pekerjaan yang
meliputi:
1. Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur.
2. Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang
diajukan nasabah, baik data intern bank maupun data ekstern. Dalam hal
ini termasuk informasi antarbank dan pemeriksaan pada daftar-daftar
hitam dan daftar-daftar kredit macet.
3. Pemeriksaan/penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal
11
4. Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah
dilaksanakan. Analisis kredit adalah pekerjaan yang meliputi:
1) Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek,
baik keuangan maupun nonkeuangan untuk mengetahui kemungkinan
dapat/tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit.
2) Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian
kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan
pertimbangan untuk pengambilan keputusan pimpinan dari
permohonan kredit nasabah. Bank perlu mengadakan penelitian yang
semestinya atas kewajaran dari data dan informasi yang diterima dari
nasabah sebelum mengadakan analisis-analisis yang ditentukan. Hal
ini untuk mencegah kesimpulan yang kurang tepat serta
memperlambat pengambilan keputusan. Penelitian dan Penilaian
Barang-barang Jaminan Tambahan. Pada tempatnyalah bila
jaminan-jaminan tambahan yang ditawarkan/pada saat pertama kalinya akan
dijaminkan, mendapatkan pemeriksaan yang semestinya dari pejabat
bank. Dalam penyajian datanya kepada pejabat yang berhak
memutuskan, petugas kredit sudah harus “mensortir” jenis-jenis
barang yang dapat diikat sebagai jaminan secara juridis-perfect saja.
Di samping jenis/nama barang, jumlah maupun harga transaksi dari
masing-masing jaminan, menurut penilaian petugas kredit sendiri
harus jelas-jelas disebutkan mengenai status pemilikan atas
12
harus melakukan analisis kebutuhan modal kerja sebagai dasar
menetapkan jumlah kredit yang akan diberikan dengan menggunakan
beberapa pendekatan, antar lain:
a) Untuk kredit produksi, ekspor, perdagangan dan lain-lain usaha
yang kegiatan perputaran modalnya berjalan terus-menerus
secara tetap (constan) sesuai dengan kapasitas yang dimiliki serta
kemampuan pemasarannya, perhitungan modal kerja dapat
menggunakan pendekatan berdasarkan jumlah ratio/hari atas
activity rati’s dari angkaangka neraca dan daftar rugi / laba
nasabah yang sudah dinilai kewajarannya dalam bentuk analisis
kebutuhan modal kerja dan proyeksi kebutuhan modal kerja.
b) Untuk kredit usaha musiman, kredit industri konstruksi (bridging
finance) dan lain-lain kredit uang bersifat transaksional,
hendaknya menggunakan pendekatan berupa cash flow
projection. Pendekatan ini di samping dipakai untuk mengukur
berapa banyak kebutuhan modal kerja yang diperlukan juga
untuk mengukur waktu penggunaan kredit yang akan diberikan.
c. Keputusan Atas Permohonan Kredit
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan keputusan adalah setiap tindakan
pejabat yang berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa
menolak, menyetujui dan atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit
kepada pejabat yang lebih tinggi. Setiap keputusan permohonan kredit, harus
13
dalam laporan pemeriksaan kredit dan analisis kredit. Bahan pertimbangan
atau informasi-informasi lainnya yang diperoleh pejabat pengambil keputusan,
harus dibubuhkan secara tertulis (disposisi-disposisi). Sedangkan menurut
M.Tohar (2009:107-111) urutan Prosedur dalam pemberian kredit adalah
sebagai berikut:
1. Permohonan kredit
2. Evaluasi atau analisis kredit 3. Keputusan pinjaman
4. Ketentuan pinjaman 5. Pencairan pinjaman.
Jadi prosedur pemberian kredit pada koperasi adalah serangkaian kegiatan
dalam pemberian kredit yang di awali dari pengajuan kredit sampai pencairan
dana kredit yang di prosesnya dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah di
tetapkan oleh koperasi sehingga kegiatan bisa berjalan lancar dan tanpakekeliruan,
karena setiap tindakan dalam proses kredit telah di tentukan, dan proses tersebut
akan berjalan seperti itu secara terus menerus sampai ketentuan prosedur yang
baru muncul.
2.1.4 Jaminan Kredit
Definisi jaminan kredit menurut Benhard Limbong (2010:65) yang
dikutip oleh sebagai berikut:
A. Jaminan dengan barang-barang seperti:
1. Tanah
2. Bangunan
3. Kendaraan bermotor
14
5. Barang dagangan
6. Tanaman/kebun/sawah
7. Dan barang-barang berharga lainya.
B. Jaminan surat berharga seperti:
1) Sertifikat saham
2) Sertifikat Obligasi
3) Sertifikat Tanah
4) Sertifikat Deposito
5) Promes
6) Wesel
2.1.5. Jenis – jenis Kredit
Jenis-jenis kredit menurut Nasrun Tamin (2012:6), menyatakan bahwa:
Jenis-jenis kredit terdiri dari:
A. Kegunaan Kredit B. Tujuan Kredit C. Jangka Waktu D. Sektor Usaha
Secara umum jenis – jenis kredit yang dapat dilihat dari berbagai segi adalah: A. Segi Kegunaan
Dilihat dari segi kegunaan terdapat dua jenis kredit yaitu:
15
2. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk meningkatkan keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya (seperti membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya–biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi).
B. Tujuan Kredit
Jenis kredit dilihat dari tujuannya adalah :
1. Kredit produktif, yaitu digunkan untuk meningkatkan usaha, produksi atau investasi (digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa)
2. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi
3. Kredit perdagangan, yaitu kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.
C. Jangka Waktu
Jenis kredit dilihat dari segi jangka waktunya adalah :
1. Kredit dan jaminan merupakan kredit ysng diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang di keluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.
16
dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan D. Sektor Usaha.
Setiap sektor usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu pemberian fasilitas kredit pun berbeda pula. Jenis kredit jika diihat dari sektor usaha sebagai berikut.
1. Kredit pertanian, merupakan merupakan kredit yang yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. sektor pertanian dapat berups jangka pendek atau jangka panjang.
2. Kredit peternakan, dalam hal ini kredit diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendekmisalnya peternakan ayam dan untuk jangka panjang seperti peternakan sapi atau kambing.
3. Kredit industri, kredit untuk membiayai industri pengolahan industri kecil, menengah, maupun industri besar.
4. Kredit pertambangan yaitu, jenis kredit uantuk usaha tambang yang di biayai nya, biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau tambang timah.
17
6. Kredit profesi, diberikan kepada kalangan para professional , seperti dosen, dokter, atau pengacara.
7. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.
8. Dan sektor usaha lainya.
2.1.6 Koperasi
Pada hakekatnya koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang sangat
diperlukan dan penting untuk dipertahankan, koperasi merupakan suatu alat bagi
orangorang yang ingin meningkatkan taraf hidupnya. Dasar kegiatan koperasi
adalah kerjasama yang dianggap suatu cara untuk memecahkan berbagai masalah
atau persoalan yang mereka hadapi masing-masing.
2.1.61 Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi secara etimologi berasal dari kata cooperation. Co
artinya bersama dan operation artinya bekerja atau berusaha, jadi cooperation
adalah bekerja sama-sama atau usaha bersama-sama untuk kepentingan bersama.
Menurut UU Koperasi Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1 ayat (1) (2005:1)
tentang Koperasi adalah :
“Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.”
Sedangkan pengertian koperasi menurut Rudianto (2008:2) menyatakan
bahwa :
18
daerah pada umumnya dengan demikian koperasi merupakan ekonomi rakyat perekonomian nasional.”
Dari berbagai definisi yang ada mengenai koperasi, terdapat hal-hal yang
menyatukan pengertian tentang koperasi, antara lain yaitu:
a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang mempunyai kebutuhan
dan kepentingan ekonomi yang sama, yang ingin dipenuhi secara bersama
melalui pembentukan perusahaan bersama yang dikelola dan diawasi
secara demokratis.
b. Koperasi adalah perusahaan, di mana orang-orang berkumpul tidak untuk
menyatukan modal atau uang, melainkan sebagai akibat adanya kesamaan
kebutuhan dan kepentingan ekonomi
c. Koperasi adalah perusahaan yang harus memberi pelayanan ekonomi
kepada anggota;
2.1.6.2 Jenis-jenis Koperasi
Menurut ketentuan Pasal 16 UU Koperasi No.25 Tahun 1992 (2005:56)
Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen,
koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi dapat pula
dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya yaitu :
a. Koperasi Simpan Pinjam b. Koperasi Konsumen c. Koperasi Produsen d. Koperasi Pemasaran e. Koperasi Jasa
Dengan uraian penjelasan diatas sebagai berikut :
19
Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang
simpanan dan pinjaman.
2. Koperasi Konsumen
Koperasi Konsumen adalah koperasi beranggotakan para konsumen
dengan menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi.
3. Koperasi Produsen
Koperasi Produsen adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil
menengah (UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku
dan penolong untuk anggotanya.
4. Koperasi Pemasaran
Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang menjalankan kegiatan
penjualan produk/jasa koperasinya atau anggotanya.
5. Koperasi Jasa
Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.
Sedangkan koperasi menurut Subandi (2011:11) dapat digolongkan
menjadi 5 (lima) golongan yaitu :
a) Koperasi konsumsi
b) Koperasi kredit (simpan pinjam) c) Koperasi produksi
d) Koperasi jasa
e) Koperasi serba usaha
Jadi kesimpulannya jenis-jenis koperasi dapat disimpulkan dari
jenis usaha dan fungsinya seperti simpan pinjam, konsumsi, jasa,
produksi dan pemasaran atau serba usaha.
20
1. Permohonan kredit
Pada umumnya dilakukan dengan mengisi formulir permohonan kredit,
antara lain:
a) Calon peminjam terlebih dahulu mengisi formulir permohonan
pinjaman yang telah tersedia.
b) Petugas memberikan petunjuk serta bimbingan kepada calon dalam
pengisian formulir.
c) Proses permohonan diteruskan untuk diproses.
2. Evaluasi atau analisis kredit
Fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai
sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam dan
menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman
tersebut, rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam mengevaluasi
pinjaman adalah sebagai berikut:
a) Melakukan interview pada calon peminjam Tujuan dari interview
atau tanya jawab ini adalah:
1) Mengetahui sampai sejauh mana calon penerima kredit
menguasai kegiatan usahanya.
2) Meneliti kembali kebenaran data atau informasi yang
diterima.
3) Mengenal lebih dekat pribadi serta sifat dan watak dari
21
4) Mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam seperti latar
belakang kehidupan pendidikan dan pengalaman usaha.
b) Melaksanakan survey
Survey dilakukan untuk mendapatkan informasi dari berbagai
pihak tentang:
1) Reputasi dan kondisi calon peminjam
2) Hubungan dengan pemberi kredit bank atau koperasi lain
dan kondisinya sampai saat ini.
3) Penilaian dari teman, rekan usaha atau tetangga.
c) Melakukan peninjauan ke tempat usaha
Hal ini dilakukan apabila sifat, jenis usaha calon peminjam
benar-benar memerlukan untuk ditinjau guna melihat sejauh mana
perkembangannya.
3. Keputusan pinjaman
Pengertian pengambilan keputusan menurut Irham Fahmi (2012:2)
sebagai berikut:
“Pengambilan keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawaldari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi, rekomendasi itulah yang selanjutnya dipakai dan digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan”.
a. Setiap permohonan pinjaman memperoleh wewenang dari pengurus
22
b. Manajer simpan pinjam dalam mengambil keputusan mempergunakan
bahan pertimbangan sebagai berikut:
1) Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman, rekomendasi dari
pengurus kelompok.
2) Informasi lain yamg diperoleh dari sumber lain sepanjang
menyangkut calon peminjam.
c. Ketentuan peminjam yang tertulis dalam lembaran evaluasi yang
memuat:
1) Jumlah pinjaman yang di setujui
2) Penggunaan pinjaman
3) Besarnya bunga pinjaman
4) Tanggal jatuh tempo pinjaman
5) Jaminan pinjaman
d. Setiap keputusan yang diambil harus ditanda tangani manager simpan
pinjam koperasi yang bersangkutan.
4. Perjanjian pinjaman
Perjanjian pinjaman berisi hal-hal berikut ini :
1. Perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan
sebelum kredit di cairkan.
2. Penandatanganan perjanjian baru harus dapat dilakukan setelah
adanya keputusan pinjaman dari hasil evaluasi.
3. Perjanjian pinjaman tersebut dilaksanakan dengan meliputi surat
23
1) Surat perjanjian yang asli harus disimpan koperasi.
2) Penandatanganan perjanjian dilaksanakan di kantor koperasi.
3) Copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam.
5. Pencairan pinjaman
Pencairan pinjaman merupakan tahap akhir setelah
ketentuan-ketentuan di penuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani
kuitansi rangkap 2 sebagai bukti tanda terima uang tersebut. Yang asli ada
pada kasir sedangkan kopinya ada pada peminjam, pinjaman ini diberikan
secara tunai dan tidak di benarkan dalam bentuk lain. Bilamana
memungkinkan pencairannya di usahakan secara bertahap, hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam
penggunaan dana tersebut.
Jadi Prosedur peminjaman kredit pada koperasi adalah rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan di dalam mengelola permohonan kredit dari
saat permohonan diterima sampai dengan pencairan dana kredit. Manfaat
prosedur pemberian kredit adalah untuk memberikan pelayanan yang lebih
baik kepada anggota, untuk mengetahui dan menyelesaikan permasalahan
yang timbul dalam permohonan kredit dan untuk mengusahakan pemberian
kredit dalam waktu relatif singkat.
2.1.6.3 Pengembangan Usaha
Pengembangan Usaha Menurut Sri Winarti(2009:12) mengatakan:
24
Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil 1996, Peraturan
Pemerintah No.9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan
Pinjam:”Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota merupakan subsistem output dalam
sistem keuangan Koperasi dan menjadi ukuran keberhasilan koperasi jika
SHU meningkat maka Koperasi dapat dikatakan berhasil mencapai tujuan”.
Menurut teori di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan
perkembangan usaha dapat dilihat dari berbagai indikasi salah satunya adalah Sisa
Hasil Usaha (SHU) anggota yang mengalami peningkatan.
2.1.7 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah(UMKM)
2.1.7.1 Usaha Mikro
Usaha Mikro menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yaitu:”Usaha Produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
Adapun kriteria Usaha Mikro menurut Undang-Undang Koperasi RI
No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,Kecil dan Menengah, antara lain:
1) Memiliki kekayaan kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000,00 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
2) Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.300.000.000,00 (ket: nilai
nominal dapat berubah sesuai dengan perkembangan perekonomian yang
diatur oleh Peraturan Presiden)
25
1. Jenis barang Usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat
berganti.
2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah
tempat
3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun,
dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha
4. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa
wirausaha memadai
5. Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah
6. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari
mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank
7. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau syarat legalitas lainnya
termasuk NPWP
Contoh Usaha Mikro antara lain:
1. Usaha tani pemilik dan menggarap perorangan, peternak, nelayan
dan pembudidaya
2. Industri makanan dan minuman, industri meubel pengolahan kayu
dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat
3. Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar
4. Peternak ayam,itik dan perikanan
5. Usaha jasa-jasa seperti: bengkel dan salon kecantikan.
26
Usaha Kecil merupakan yang memiliki kedudukan, potensi dan peranan
yang signifikan dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya
dan pembangunan ekonomi pada khususnya. Selain itu usaha kecil juga
merupakan kegiatan usaha dalam memperluas lapangan pekerjaan dan
memberikan pelayanan ekonomi yang luas, agar dapat mempercepat proses
pemerataan dan pemerataan ekonomi masyarakat.
Definisi Usaha Kecil menurut Undang-Undang Republik Indonesia
No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah yaitu: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang yang dimiliki,dikuasai atau menjadi bagian dari usaha menengah atau usaha besar.
Yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Koperasi Republik Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah antara lain:
1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000,00 sampai dengan
paling banyak Rp.500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,00 sampai
dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,00 (ket: nilai nominal dapat
berubah sesuai dengan perkembangan perekonomian yang diatur oleh
peraturan presiden)
Perbedaan Usaha Kecil dapat dilihat dari:
1. Usaha kecil tidak memiliki sistem pembukuan, yang menyebabkan
pengusaha kecil tidak memiliki akses yang cukup menunjang terhadap
27
2. Pengusaha kecil memiliki kesulitan dalam meningkatkan usahanya,
karena teknologi yang digunakan masih bersifat semi modern, bahkan
masih dikerjakan secara tradisional.
3. Terbatasnya kemampuan pengusaha kecil dalam mengembangkan
usahanya, seperti: untuk tujuan ekspor barang-barang hasil
produksinya.
4. Bahan-bahan baku yang diperoleh untuk kegiatan usahanya, masih
relatif sulit dicari oleh pengusaha kecil
Penggolongan Usaha Kecil di Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Usaha perorangan merupakan usaha dengan kepemilikan tunggal
dari jenis usaha yang dikerjakan, yang bertanggung jawab kepada
pihak ketiga/pihak lain maju mundurnya usaha tergantung dari
kemampuan pengusaha tersebut dalam melayani konsumennya.
Harta kekayaan milik prbadi dapat dijadikan modal dalam
usahanya
2) Usaha persekutuan penggolongan usaha kecil yang berbentuk
persekutuan merupakan kerjasama dari pihak-pihak yang
bertanggung jawab secara pribadi terhadap kerja perusahaan dalam
menjalankan bisnis.
Sedangkan hakikatnya penggolongan Usaha Kecil yaitu:
1. Industri kecil seperti: industri kerajinan tangan, industri
28
2. Perusahaan berskala kecil seperti: toserba, mini market,
koperasi
3. Usaha informal seperti: pedagangn kaki lima yang menjual
barang-barang kebutuhan pokok
Contoh usaha kecil antara lain:
1. Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki
tenaga kerja
2. Padagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengempul
lainnya
2.1.7.3 Usaha Menengah
Usaha Menengah menurut Undang-Undang Republik Indonesia
No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki ,dikuasai atau menjadi bagian dari usaha kecil atau besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yang diatur dalam Undang-Undang.
Adapun kriteria Usaha Menengah menurut Undang-Undang Republik
Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,Kecil dan
Menengah antara lain:
1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000,00 sampai
dengan paling banyak Rp.10.0000.000.000,00 tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha atau
2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,00
29
nominal dapat berubah sesuai dengan perkembangan perekonomian
yang di atur oleh Peraturan Presiden)
Ciri-ciri Usaha Menengah antara lain:
1. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang
lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern dengan pembagian
tugas yang jelas antara lain: bagiab keuangan,bagian pemasaran
dan bagian produksi
2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem
akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing
dan penilaian atau pemeriksaan oleh perbankan
3. Telah melakukan aturan atau peraturan atau pengelolaan dan
organisasi perburuhan, telah ada jamsostek, pemeliharaan
kesehatan
4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin
tetangga, izin usaha, izin tempat usaha, NPWP, upaya pengelolaan
lingkungan
5. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan
6. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih
dan terdididk
Jenis Usaha Menengah hampir menggarap komoditi dari hamnpir
seluruh sektor mungkin hampir merata, yaitu:
1. Usaha pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan skala
30
2. Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor
3. Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garmen dan
jasa transportasi taxi dan bus antar provinsi
4. Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam
5. Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer
31
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam sebuah penelitian, hal yang paling penting untuk diperhatikan
adalah objek dari penelitian tersebut, karena objek penelitian merupakan sebuah
sumber informasi dalam sebuah penelitian.
Objek penelitian merupakan suatu kondisi yang menggambarkan atau
menerangkan suatu situasi dari objek yang akan diteliti untuk mendapatkan
gambaran yang jelas dari suatu penelitian
Pengertian objek penelitian menurut Supriati (2012:38) adalah sebagai
berikut :
“Objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh
peneliti ditempat penelitian dilakukan.”
Sedangkan menurut Iwan Satibi (2011:74) adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian secara umum akan memetakan atau menggambarkan wilayah penelitian atau sasaran penelitian secara komperhensif, yang meliputi karakteristik wilayah, sejarah perkembangan, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi lain-lain sesuai dengan pemetaan wilayah penelitian yang dimaksud.”
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa objek penelitian
merupakan sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dan mengetahui apa, siapa,
32
dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah prosedur pencatatan
penerimaan dan pengeluaran kas.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian terdiri atas dua kata yaitu metode dan penelitian.
Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan untuk
mencapai sasaran atua tujuan dalam suatu permasalahan, kata yang mengikutinya
adalah penelitian yang berarti suatu cara untuk mencapai sesuatu dengan metode
tertentu, dengan cara hati-hati, sistematik dan sempurna terhadap permasalahan
yang sedang dihadapi.
Metode penelitian menurut Supriati (2012:5) adalah sebagai berikut:
“ Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu
penelitian dilaksanakan.”
Sedangkan menurut Sugiyono (2009:2) menyatakan bahwa:
“Metode penlitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.”
Dengan demikian dari kedua pendapat tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur untuk
mendapatkan data terhadap suatu permasalahan dan tujuan serta kegunaan tertentu
33
Dalam melaksanakan penelitian ini, untuk memperoleh data dan fakta
yang diperlukan berkaitan dengan tujuan dengan judul yang diambil dalam tugas
akhir ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu suatu cara
penelitian dengan menggambarkan atau menguraikan secara jelas mengenai objek
yang diteliti. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat
terhadap fenomena sosial tertentu. Dengan metode ini penulis menggunakan
metode dekriptif untuk menggambarkan Pemberian Kredit dalam Meningkatkan
Kinerja UMKM Pada Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar.
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik atau cara pengumpulan data yang dilakukan penulis
adalah sebagai berikut :
1. Penelitian Langsung (Field Research)
Studi lapangan adalah melakukan peninjauan secara langsung untuk
memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir.
Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari seluruh objek
penelitian yang meliputi :
a. Observasi (Observation)
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mempelajari dan mengadakan pengamatan secara langsung ke
dalam perusahaan untuk mendapatkan bukti-bukti yang dapat
34
b. Wawancara (Interview)
Pengumpulan data berupa sebuah tanya jawab secara langsung
antara penulis dengan pihak yang berhubungan dengan objek yang
sedang diteliti.
c. Dokumentasi (Documentation)
Mengadakan pencatatan dan pengumpulan data yang
diidentifikasikan dari dokumentasi yang ada kaitannya dengan
masalah yang diteliti.
2. Studi Pustaka (Library Research)
Yaitu teknik pengumpulan data dari berbagai bahan pustaka
(Referensi) yang relevan dan mempelajari yang berkaitan dengan masalah
yang akan dibahas. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah
sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten
dibidangnya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang
sedang diteliti, dalam melakukan studi kepustakaan ini penulis berusaha
mengumpulkan data dari beberapa referensi.
3.2.2 Sumber Data
Pengertian sumber data menurut Suharsimi Arikunto (2010:172)
adalah sebagai berikut :
“ Sumber data yang dimaksud dalam penelitian
35
Sumber data dapat berasal dari Data Primer dan Data Sekunder,
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
sekunder, dimana data yang diperoleh penulis secara tidak langsung.
1. Data Primer
Merupakan data yang langsung dapat dan disajikan sebagai sumber
dari penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek atau
perusahaan tempat penulis melakukan penelitian, dimana dilakukan
dengan cara penelitian lapangan melalui observasi dan wawancara
dengan pihak yang langsung dengan penelitian yang dilakukan.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui
sumber lain yang dikategorikan sebagai data sekunder misalkan
melalui catatan atau arsip perusahaan dengan cara membaca,
1
ARTIKEL TUGAS AKHIR
PEMBERIAN KREDIT DALAM MENINGKATKAN UMKM PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM RUKUN IKHTIAR
DISUSUN OLEH: EKA SUNTARI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Abstrak
Penelitian ini dillakukan pada koperasi simpan pinjam Rukun Ikhtiar Bandung. Fenomena yang yang terjadi adalah adanya ketidaktahuan anggota mengenai prosedur pemberian kredit sehingga adanya anggota yang belum sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui prosedur pemberian kredit , serta untuk mengetahui pengaruh pemberian kredit yang diberikan terhadap perkembangan UMKM.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Unit Simpan Pinjam pada Koperasi Rukun Ikhtiar. Pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini yaitu dengan studi lapangan yang dilakukan dengan cara observasi lapangan langsung, wawancara, dokumentasi dan study kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Prosedur Pemberian Kredit pada Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar secara keseluruhan sudah termasuk kedalam kriteria yang baik, namun tetap ada anggota yang belum memahami prosedur pemberian kredit yang telah ditentukan. Hal ini menyebabkan kurangnya peningkatan usaha anggota karena seharusnya anggota yang di berikan pinjaman oleh Koperasi mampu meningkatkan usaha nya.
Kata Kunci : Prosedur Pemberian Kredit, untuk meningkatkan UMKM
Abstract
The research was conducted at Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar. The phenomenon that is happening is a member of the ignorance lending procedures so that the members are not in accordance with established procedures. The purpose of this study is to determine the lending procedures, as well as to determine the effect of providing such development loans for the development of UMKM.
The method used in this research is descriptive. The unit of analysis in this study is the Unit Savings and Loan Cooperative Initiative Pillars. Data collection is carried out this research with field studies done by direct field observation, interviews, documentation and study literature.
The results showed that the procedure Lending in Credit Unions Pillars of the overall endeavor has been included in the criteria that good, but still there are members who do not understand the lending procedures that have been determined. This leads to a lack of an increase in business because members are supposed to be members of loans given by the
Koperasi is able to improve its business.
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Koperasi merupakan sebuah koperasi yang bergerak dibidang simpan pinjam. Koperasi menerima dana dari para anggota untuk disimpan serta memberikan pinjaman berupa kredit uang dan barang kepada anggota yangmembutuhkan dan bekerja sama dengan pihak lain. Sesuai dengan bidang usahanya yang dilakukan yaitu kegiatan simpan pinjam. Simpanan wajib dan simpanan suka rela dibayarkan setiap anggota setiap bulan, dana tersebut kemudian akan digunakan untuk membantuan anggota yang membutuhkan melalui pemberian kredit
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur pemberian kredit yang diberikan koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar untuk anggota UMKM.
2. Bagaimana Pengaruh pemberian kredit yang diberikan oleh koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar terhadap perkembangan UMKM
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dirumuskan diatas dapat diketahuibahwa penelitian dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data dan berbagaiinformasi yang diperlukan dalam tugas akhir dan untuk memahami PemberianKredit dalam upaya untuk meningkatkan UMKM, serta mencari dasar teoritis yang didapat diperkuliahan dengan kenyataan yangsebenarnya dilapangan.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur yang diberikan Koperasi Rukun Ikhtiar untuk anggota UMKM
2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian kredit yang diberikan
oleh koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar terhadap perkembangan UMKM
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Kredit
Kata Kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan atau berasal dari bahasa Latin Creditum
yang berarti kepercayaan akan kebenaran
2.1.2 Pengertian Kredit
Pengertian kredit pada Undang-undang Koperasi Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
dalam Pasal 1 angka (11) (2005:131) yang
dimaksud dengan kredit adalah sebagai berikut:
“Penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
2.1.3 Prosedur Pemberian Kredit
Dalam pemberian kredit diperlukan prosedur agar berjalan dengan lancar.
Menurut Thomas Suyatno (2009:69)
prosedur pemberian kredit terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
a. Permohonan Kredit
b. Penyidikan dan Analisis Kredit c. Keputusan Atas Permohonan Kredit
2.1.4 Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi secara etimologi berasal dari kata cooperation.
Co artinya bersama dan operation
artinya bekerja atau berusaha, jadi
cooperation adalah bekerja sama-sama atau usaha bersama-sama untuk kepentingan bersama. Menurut UU Koperasi Nomor 25 Tahun 1992
Pasal 1 ayat (1) (2005:1) tentang
Koperasi adalah :
“Badan usaha yang beranggotakan
3
koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan
prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas
kekeluargaan.”
2.1.5 Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah(UMKM)
Usaha Mikro menurut
Undang-Undang Republik
Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah yaitu: ”Usaha
Produktif milik orang perorangan
dan atau badan usaha
perorangan yang memenuhi
kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang.
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Pengertian objek penelitian menurut Supriati (2012:38) adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh peneliti ditempat penelitian dilakukan.”
3.2 Metode Penelitian
Sedangkan menurut Sugiyono
(2009:2) menyatakan bahwa:
“Metode penlitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik atau cara pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :
1. Penelitian Langsung (Field Research)
Studi lapangan adalah melakukan peninjauan secara langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir. Penelitian ini dilakukan
terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian yang meliputi : a. Observasi (Observation)
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengadakan pengamatan secara langsung ke dalam perusahaan untuk mendapatkan bukti-bukti yang dapat mendukung dan melengkapi hasil penelitian.
b. Wawancara (Interview) Pengumpulan data berupa sebuah tanya jawab secara langsung antara penulis dengan pihak yang dan pengumpulan data yang diidentifikasikan dari dokumentasi yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
2. Studi Pustaka (Library Research)
Yaitu teknik pengumpulan data dari berbagai bahan pustaka (Referensi) yang relevan dan mempelajari yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang sedang diteliti, dalam melakukan studi kepustakaan ini penulis berusaha mengumpulkan data dari beberapa referensi.
3.2.2 Sumber Data
Pengertian sumber data menurut Suharsimi Arikunto (2010:172) adalah sebagai berikut :
4 1. Data Primer
Merupakan data yang langsung dapat dan disajikan sebagai sumber dari penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek atau perusahaan tempat penulis melakukan penelitian, dimana dilakukan dengan cara penelitian lapangan melalui observasi dan wawancara dengan pihak yang langsung dengan penelitian yang dilakukan.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber lain yang dikategorikan sebagai data sekunder misalkan melalui catatan atau arsip perusahaan dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.2 Analisis Deskriptif
4.1.2.1Prosedur Pemberian Kredit
yang di berikan Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar untuk anggota UMKM
Tahapan menurut peraturan no.13 pasal 43 disebutkan bahwa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Dalam usaha pemberian pinjaman kredit koperasi dapat menetapkan berbagai jenis pinjaman sesuai kebutuhan. diberikan harus diikat dengan surat perjanjian
pinjaman dan diperkuat dengan jaminan renteng diantara anggota, atau usaha yang dibiayai dari pinjaman tersebut.
6. Setiap permohonan pinjaman harus disertai bukti yang mendukung penggunaan pinjaman tersebut.
7. Batas maksimum pemberian pinjaman kepada anggota ditetapkan oleh rapat anggota.
8. Dalam usaha pemberian pinjaman kredit koperasi dapat menetapkan berbagai jenis pinjaman sesuai kebutuhan. diberikan harus diikat dengan surat perjanjian pinjaman dan diperkuat dengan jaminan renteng diantara anggota, atau usaha yang dibiayai dari pinjaman tersebut.
13. Setiap permohonan pinjaman harus disertai bukti yang mendukung penggunaan pinjaman tersebut.
5
4.1.2.3 Pengaruh Pemberian Kredit
yang diberikan Koperasi
Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar
terhadap perkembangan
UMKM
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan pada Koperasi Simpan pinjam Rukun Ikhtiar setelah dilakukan pemberian kredit kepada para anggota yang memiliki Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM) memberikan
pengaruh yang signifikan perkembangan usaha anggota melakukan peningkatan dari tahun ketahun.
Untuk meningkatkan perekonomian, Sesuai dengan tujuan koperasi ingin memajukan kesejahteraan anggota dan kemajuan Usaha serta menunjang program pemerintah dalam pengembangan perekonomian Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah.
4.2...Pembahasan
4.2.1 Prosedur Pemberian Kredit
yang diberikan oleh Koperasi Rukun Ikhtiar untuk Anggota UMKM
Menurut M.Tohar (2009:107-111)
urutan Prosedur dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut:
1. Permohonan kredit
2. Evaluasi atau analisis kredit 3. Keputusan pinjaman
4. Ketentuan pinjaman
5. Pencairan pinjaman
Menurut teori dan hasil penelitian yang dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar prosedur pemberian kredit yang ada pada koperasi telah sesuai dengan teori yang dipaparkan diatas yang namun masih ada sebagian anggota yang belum memahaminya terutama point 6 yang terdapat pada prosedur pemberian kredit yang ditetapkan Koperasi yang harus diperhatikan oleh para anggota sebelum melakukan pinjaman, karena sering kali anggota belum bisa mengalokasian penggunaan pinjaman nya dengan tepat. Hal ini sangat penting untuk dipahami oleh para anggota yang akan melakukan pinjaman kredit sebagai modal usaha.
Pemahaman anggota pengenai prosedur berpengaruh pada Pengalokasian dana pinjaman yang kurang optimal. Kurangnya pemahaman anggota mengenai prosedur hal ini juga akan mempengaruhi pada pengembalian
pinjaman yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4.2.2 Pengaruh Pemberian Kredit
yang diberikan oleh Koperasi
Terhadap Perkembangan
UMKM
Menurut Sri Winarti
(2009:12) mengatakan Bahwa:
”Dengan mempertimbangkan peran penting UMKM dalam
berbagai aspek
perekonomian dalam upaya
percepatan pemulihan
kegiatan ekonomi dan
mendukung pemberdayaan
dan pengembangan UMKM terutama mendorongpenyalur kredit kepada UMKM melalui kebijakan pemberian kredit”.
Pada dasarnya masalah yang sering terjadi pada sektor UMKM berada pada permodalan sulitnya mencar modal usaha untuk mengembangkan usahanya menjadi alasan terhentinya usaha.
6 Menurut teori dan hasil
penelitian yang telah dilakukan dengan Pemberian Kredit yang diberikan oleh Koperasi, Perkembangan Kinerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami peningkatan yang sangat signifikan, karena dengan begitu anggota mampu meningkatkan usahanya melalui pinjaman yang diberikan oleh koperasi untuk modal usaha. Hal ini pun menjadi bagian dari tujuan Koperasi dalam membantu program pemerintah dalam menumbuh kembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Perkembangan Usaha anggota dalam 5 (lima) tahun terakhir yang mengalami peningkatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan serangkaian kegiatan yang dimulai dengan mengumpulkan data kemudian mengolah data yang diperoleh dari koperasi simpan pinjam rukun ikhtiar maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Menurut teori dan hasil penelitian yang dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar prosedur pemberian kredit yang ada pada koperasi telah sesuai dengan teori yang dipaparkan diatas yang namun masih ada sebagian anggota yang belum memahaminya terutama point 6 yang terdapat pada prosedur pemberian kredit yang ditetapkan Koperasi yang harus diperhatikan oleh para anggota sebelum melakukan pinjaman, karena sering kali anggota belum bisa mengalokasian penggunaan pinjaman nya dengan tepat. Hal ini sangat penting untuk dipahami oleh para anggota yang akan melakukan pinjaman kredit
sebagai modal usaha. Pemahaman anggota pengenai prosedur berpengaruh pada Pengalokasian dana pinjaman yang kurang optimal. Kurangnya pemahaman anggota mengenai prosedur hal ini juga akan mempengaruhi pada pengembalian pinjaman yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2. Pengaruh pemberian kredit yang diberikan koperasi terhadap perkembangan Usaha Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM) sangat positif dan signifikan hal ini pun terlihat dari perkembangan usaha anggota dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa koperasi telah menjalankan tujuan dengan sebagaimana mestinya untuk dapat meningkatkan dan menumbuh kembangkan Usaha Mikro,Kecil dan Menengah.
5.2 Saran
Setelah dilakukan penelitian oleh penulis pada Koperasi Simpan Pinjam Rukun Ikhtiar mengenai pemberian kredit dalam meningkatkan kinerja UMKM penulis mencoba memberikan masukan dan saran kepada Koperasi. Masukan dan saran yang disampaikan semoga dapat memberikan manfaat .
1. Pada saat melakukan pinjaman kredit seluruh anggota diwajibkan memahami setiap prosedur yang diberikan oleh koperasi,sehingga tidak akan ada lagi anggota yang melanggar prosedur. Agar mengurangi penyalahgunaan dalam pengalokasian dana pinjaman anggota di haruskan menjelaskan tujuan melakukan pinjaman serta bukti penggunaan pinjamannya, jika tidak pengaruhnya akan berdampak pada adanya keterlambatan pengembalian pinjaman.
7 harus memperhatikan tingkat
kedisiplinan anggota sebelum
melakukan pemberian kredit.
DAFTAR PUSTAKA
Arukunto,Suharsimi.2010.Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan PraktekI (Edisi Keempat) Jakarta:Bineka Cipta
Bernhard Limbong, 2010, Pengusaha Koperasi, Jakarta : Margaretha Pustaka
DRS.Subandi,M.M.2011.Ekonomi Koperasi.Bandung: Penerbit Alfabeta.
Irham, Fahmi 2012.
Manajemen.Bandung: Penerbit Alfabeta.
Iwan Satibi.2011. Teknik Penulisan Skripsi Tesis Disertasi Bandung:Ceplas
Jonathan & Ely 2010. Riset akuntansi Menggunakan SPSS, Bandung:PT. Graha Ilmu
Komarudin, Sastraadipoetra
2008.Pengantar Manajemen Perbankan .Jakarta
M.Tohar 2009. Permodalan dan Perkreditan Koperasi. Yogyakarta: Kanisus
Rudianto 2009. Pengantar akuntansi.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sugiono.2009.Metode Penelitian Administrasi.Bandung:CV.Alfabeta
Suyatno, Thomas dkk 2009. Dasar-dasar Perkreditan, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.