• Tidak ada hasil yang ditemukan

Line Follower Robot

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Line Follower Robot"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

LINE FOLLOWER ROBOT

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat menempuh ujian Sarjana Strata I (SI)

pada Jurusan Teknik Elektro

Disusun Oleh :

DAVID MABRUR PRANOTO 13104011

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LINE FOLLOWER ROBOT

Oleh :

DAVID MABRUR PRANOTO

13104011

Program Studi Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia

Disahkan di Bandung, Agustus 2009

Menyetujui, Pembimbing

Muhammad Aria, MT. NIP. 4127.70.04.008

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Elektro

Muhammad Aria, MT. NIP. 4127.70.04.008

(3)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Disahkan di Bandung, Agustus 2009

(4)

i

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, puji dan syukur penulis penjatkan kehadirat Allah Subhannahu Wata’ala, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga tugas akhir yang diberi judul “LINE FOLLOWER ROBOT”, dapat diselesaikan. Tak lupa pula shalawat serta salam selalu tercurahkan pada

junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Adapun maksud penyusunan skripsi

atau tugas akhir ini adalah untuk menyelesaikan program studi S1 dan merupakan

salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana Jurusan Teknik Elektro

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan,

dikarenakan segala keterbatasan yang dimiliki penulis, baik dalam penyajian

materi, sistematika penulisan, sumber bacaan, pengetahuan dan pengalaman

penulis. Walaupun demikian, penulis telah berusaha dan mencoba memberikan

sebuah karya yang bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca

umumnya.

Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu kelancaran penyelesaian laporan ini, terutama

kepada:

1. Bapak Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. sebagai Rektor UNIKOM Bandung.

2. Bapak Prof. Dr. H. Ukun Sastraprawira, Ir., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

3. Bapak Muhammad Aria, MT. sebagai Ketua Jurusan Teknik Elektro UNIKOM Bandung sekaligus pembimbing dalam penulisan tugas akhir ini.

(5)

ii

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UNIKOM Bandung yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di UNIKOM Bandung.

6. Ibu Mery selaku sekretaris jurusan Program Studi Teknik Elektro Universitas komputer Indonesia.

7. Kedua Orang Tua tercinta, tersayang, dan kuhormati, yang telah memberikan dukungan moril dan materil serta do’a restu kepada penulis. 8. Adik manisku tersayang, yang telah memberikan dukungan moril dan do’a

restu kepada penulis.

9. Mrs. Mabrur Pranoto yang cantik beserta keluarga besarnya, yang telah memberikan dukungan moril dan do’a restu kepada penulis.

10. Seluruh keluarga besar di Subang yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis selama mengikuti masa perkuliahan.

11. Andriansyah Putra, yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.

12. My Best Soulmate, Anggi Triana, atas semua dukungan moril kepada penulis selama ini.

13. Sahabat-sahabat kosan Ciheulang 89A, yang selalu memberikan dukungan moril kepada penulis.

14. Semua sahabat – sahabatku, dan rekan-rekan mahasiswa, terutama Jurusan Teknik Elektro yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis

selama mengikuti masa perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, yang

tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis memanjatkan do’a kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala semoga amal dan budi baik yang telah mereka berikan kepada penulis mendapat pahala dari-Nya. Amiin.

Bandung, Juli 2009

(6)

ABSTRAK

Line Follower Robot adalah sebuah susunan benda serta rangkaian

komponen elektronik yang dilengkapi dengan roda dan digerakkan oleh motor,

Pengendalian kecepatan sangat bergantung pada batas putaran dan pergesekan

antara ban robot dengan lantainya. Robot tersebut dirancang untuk bernavigasi

dan bergerak secara otomatis mengikuti sebuah alurgaris yang dibuat.

Untuk membaca garis, robot dilengkapi dengan sensor optik yang

diletakkan di ujung depan dari robot tersebut. Line Follower Robot ini memiliki

jenis dan bentuk serta memiliki beberapa sistem penggerak dan pengendali

sebagai pengatur kinerja yang beraneka ragam sesuai dengan kreativitas

pembuatnya. Pada perancangan proyek Line Follower Robot kali ini akan dibahas

dan dianalisis lebih dalam terhadap sistem pengendalinya. Software LabVIEW.7.1

dipilih untuk digunakan sebagai tempat merancang pengendalinya yang berupa

kontrol ON/OFF.

(7)

ABSTRACT

Line Follower Robot is a series of electronic component devices that

equiped with the wheels and moved by the motor. Speed controlling is belong to

rotation limit and wheel friction, where the robot designed to move and navigate

automatically follow a line chanel made.

For detecting the line, robot was equipped by the optical sensors that put

at frontside of the robot. Line Follower Robot has many kind fitur and different of

controlling methode type belong to programmer creativity. At this line follower

project will be more analyzed to it controlling system. LabVIEW 7.1 had been

choosen as the place to build it ON/OFF controlling system.

(8)

iii

1.5. Metoda Penelitian ... 3

1.6. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Line Follower Robot ... 6

2.2. Pengendali Line Follower Robot ... 8

2.2.1. Pengendali Mekanik ... 9

2.2.2. Software Perancang Program Pengendali ... 9

2.2.3. Program Pengendali Line Follower Robot ... 12

BAB III. PERANCANGAN ALAT ... 14

(9)

iv

3.2. Rangkaian Elektronika Line Follower Robot ... 16

3.2.1. Sistem Sensor dan Komparator ... 16

3.2.2. Driver Penggerak Motor DC ... 18

3.2.3. Sistem Aktuator ... 20

3.2.4. Sistem Catu Daya ... 20

3.3. Perancangan Program Pengendali Line Follower Robot ... 23

BAB IV. PENGUJIAN DAN ANALISA ... 29

4.1. Pengujian Sensor dan Komparator ... 29

4.2. Pengujian Driver ... 31

4.3. Pengujian Line Follower Robot ... 32

BAB V. PENUTUP ... 33

5.1. Kesimpulan ... 33

5.2. Saran ... 34

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemajuan teknologi semakin berkembang sangat pesat pada kehidupan

manusia di era modern ini, khususnya pada bidang elektronika. Hal ini ditandai

dengan adanya berbagai peralatan yang diciptakan dan dapat dioperasikan serta

digunakan secara otomatis. Disebabkan oleh kemajuan teknologi inilah maka

berkembang suatu ilmu yang merupakan suatu pecahan dari ilmu elektronika yaitu

bidang ilmu robotika.

Robot dapat diartikan suatu peralatan yang dioperasikan dengan atau tanpa

bantuan manusia atau dengan kata lain bahwa robot merupakan suatu perangkat

otomatis. Saat ini sistem robot banyak digunakan dalam berbagai bidang

kehidupan masyarakat. Bahkan dalam beberapa tahun belakangan ini, sering

sekali diadakanya suatu kontes atau perlombaan robot yang bertujuan untuk

mengenalkan maupun memperluas ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang

robotika. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka terciptalah tuntutan untuk dapat

berkreasi merangkai atau merakit sesuatu yang bermanfaat dan mampu

meningkatkan kreativitas pribadi. Demi memenuhi tuntutan tersebut, maka pada

tugas akhir ini akan diaplikasikan sebuah proyek untuk merancang dan membuat

robot sederhana yang bisa berjalan mengikuti alur garis yang dibuat. Robot

(11)

2

Line Follower Robot adalah sebuah susunan benda serta rangkaian

komponen elektronik yang dilengkapi dengan roda dan digerakkan oleh motor,

dimana robot tersebut dirancang untuk bernavigasi dan bergerak secara otomatis

mengikuti sebuah alur garis yang dibuat. Line Follower Robot ini memiliki jenis

dan bentuk serta memiliki beberapa sistem penggerak dan pengendali sebagai

pengatur kinerja yang beraneka ragam sesuai dengan kreativitas pembuatnya.

Pada perancangan proyek Line Follower Robot kali ini akan dibahas dan

dianalisis lebih dalam terhadap sistem pengendalinya. Dari sekian banyak sistem

pengendali yang digunakan, metode kontrol ON/OFF yang digunakan.

Kontrol ON/OFF yang digunakan diaplikasikan menggunakan sebuah

software yang bernama LabVIEW 7.1. Dalam software ini kontrol line follower

robot dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mengendalikan gerak dari

robot yang memiliki fungsi sebagai pengikuti garis.

1.2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari pembahasan masalah dalam Tugas Akhir

ini adalah sebagai berikut:

1. Merealisasikan rancangan hardware sebuah Line Follower Robot.

2. Merancang perangkat lunak pengendali dengan menggunakan metode

(12)

3

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat

diambil suatu rumusan masalah yaitu bagaimana merancang dan merealisasikan,

serta menganalisa sebuah hardware line follower robot dengan menggunakan

metode kontrol ON/OFF pada software LabVIEW 7.1 sebagai tempat

perancangan sistem kendalinya.

1.4. Batasan Masalah

Pada tugas akhir ini permasalahan dibatasi hanya pada perancangan dan

analisa kendalinya yaitu dengan menerapkannya simulasi pada software

LabVIEW 7.1. Untuk permasalahan yang lainnya tidak dibahas lebih mendalam.

1.5. Metoda Penelitian

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini dilakukan beberapa metode

penelitian dalam penyusunannya. Adapun metoda yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1. Studi Pustaka

Untuk mendapatkan informasi-informasi yang berkaitan dengan

proses penyusunan tugas akhir sehingga dapat digunakan sebagai

acuan dalam proses perancangan.

2. Perancangan Alat

Pada tahapan ini adalah membuat dan merancang sebuah Line

(13)

4

3. Pembuatan Pengendali Pada LabVIEW

Pada tahapan ini pembuatan pengendali disimulasikan dan

diterapkan dengan program LabVIEW .7.1.

4. Pengujian dan Analisa

Menganalisa dan menyimpulkan hasil-hasil perancangan,

Mengambil suatu kesimpulan dari hasil uji coba serta memberi

saran pada proyek tugas akhir ini.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari V (lima) bab, dengan

masing-masing bab sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, perumusan

masalah, batasan masalah, metoda penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini memuat teori-teori penunjang yang berhubungan

dengan penulisan.

BAB III : PERANCANGAN ALAT

Menjelaskan mengenai tahapan-tahapan perancangan sebuah Line

Follower Robot secara global dan lebih mendetail pada sistem

(14)

5

BAB IV : PENGUJIAN DAN ANALISA

Bab ini membahas dan menguji hasil dari perancangan kemudian

menjabarkan hasil analisa pada pokok bahasan yang telah

diperoleh.

BAB V : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran-saran dari seluruh

(15)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Line Follower Robot

Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar

dapat beroperasi secara otomatis bergerak mengikuti alur garis yang telah dibuat

diatas lantai. Konsep dasar dalam pengoprasian line follower robot bergantung

pada pembacaan sistem sensor dan pengaturan gerak dari motor DC.

Adapun dasar pengoperasian Line follower robot secara lengkap adalah

sebagai berikut :

1. Untuk membaca garis, robot dilengkapi dengan sensor optik yang diletakkan di ujung depan dari robot tersebut. Sensor merupakan suatu

piranti elektronika yang berfungsi untuk mengubah besaran-besaran fisik

yang ada di alam menjadi besaran elektrik yang dapat dimengerti oleh

rangkaian elektronika.

Dari sudut pandang robot, sensor dapat diklasifikasikan dalam dua

kategori, yaitu sensor lokal (on-board) yang dipasang di tubuh robot, dan

sensor global yaitu sensor yang diinstall diluar robot tapi masih dalam

lingkungannya dan data sensor global ini dikirim balik ke robot melalui

komunikasi nirkabel (Pitowarno, 2006).

Dalam perancangan sebuah line follower robot, sensor merupakan salah

satu bagian sistem terpenting. Karena kemampuan robot untuk mengikuti

(16)

7

line follower robot biasanya menggunakan sensor intensitas cahaya yang

difungsikan untuk mendeteksi adanya garis putih pada lapangan dengan

warna hitam ataupun mendeteksi garis hitam pada alas berwarna putih.

Alasan penggunaan sensor intensitas cahaya yaitu pertimbangan

kemudahan pembacaan garis oleh sensor melalui pantulan cahaya yang

diterimanya.

Photo-reflectors, photo-transsistors ataupun photo-dioda merupakan

beberapa contoh sensor yang menggunakan intensitas cahaya dan biasa

digunakan pada rangkaian sensor line follower robot. Kesemuanya pada

dasarnya menggunakan prinsip infra red atau pantulan dari led.

2. Untuk mengendalikan robot diatas track, digunakan beberapa pengendali

mekanik, dan yang digunakan disini digunakan motor DC sebagai

penggeraknya kemudian menggunakan sebuah pengontrol untuk

mengendalikan motor tersebut dengan algoritma dan aturan yang

disesuaikan pula.

3. Pengendalian kecepatan sangat bergantung pada batas putaran dan

pergesekan antara ban robot dengan lantainya.

4. Ada dua jenis garis yang mampu dibaca oleh Line follower robot. Garis

putih dan garis hitam. Sesuai dengan setting yang ditentukan. Biasanya

(17)

8

Kelemahan Line Follower Robot

Selain memiliki fungsi dan kelebihan, line follower robot juga memiliki

beberapa kelemahan. Baik dalam perancangan ataupun dalam fungsinya,

Diantara kelemahan dari line follower robot yaitu :

1. Pemilihan garis dibuat pada abstraksi hardware dan tidak bisa dirubah

oleh software

2. Kalibrasi sulit, dan tidak mudah untuk mendapatkan setting nilai yang

sempurna

3. Mekanisme pengontrolan tidak mudah diterapkan pada kendaraan yang

besar dan tidak bisa diterapkan pada kendaraan yang non-elektrik

4. Ada beberapa jenis tikungan yang harus dihindari karena sulit dalam

penentuan setting nilainya

5. Tidak cocok digunakan pada permukaan yang kasar terlebih bergelombang

6. Bila kendali kecepatan tidak diatur, terkadang akan menyebabkan robot

menjadi tidak stabil.

2.2. Pengendali Line Follower Robot

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa sebuah robot dapat bergerak

secara otomatis jika robot tersebut memanfaatkan dan menggunakan prinsip

sebuah pengendali di dalam sistemnya.

Pengendali yang diterapkan pada sistem robot ini terbagi menjadi dua

bagian, yaitu sistem pengendali mekanik dan sistem program pengendali utama.

(18)

9

perangkat keras dan elektronik, sedangkan program pengendali lebih ke

penggunaan sebuah perangkat lunak.

2.2.1. Pengendali Mekanik

Pengendali mekanik berupa perangkat elektronik yang terdapat pada

sistem line follower robot disebut juga sebuah driver. Dimana driver ini

akan mengendalikan sebuah sistem yang disesuaikan dengan karakter dari

drivernya tersebut.

Dalam merancang sebuah line follower robot biasanya driver lebih

dibutuhkan untuk mengatur sistem geraknya yang berupa motor DC yang

berfungsi sebagai penggerak roda, dimana kemudian pengendali tersebut

dikenal dengan driver motor.

Driver motor dapat disebut sebagai salah satu pengatur gerak dari robot

karena driver tersebut akan mengatur arah dan kecepatan putaran dari

motor DC yang digunakan untuk menggerakkan roda robot. Pengaturan

arah dan kecepatan putar motor DC oleh driver dilakukan dengan cara

memberi pengaturan tegangan yang diberikan pada motor DC.

2.2.2. Software Perancangan Program pengendali

Pada perancangan sebuah line follower robot biasanya digunakan sebuah

mikrokontroler sebagai pusat pengendalinya. Tetapi pada perancangan line

(19)

10

pengendalinya hanya akan memanfaatkan sebuah simulator, dan simulator

yang digunakan adalah LabVIEW 7.1.

Gambar 2.1 Tampilan muka software LabVIEW 7.1

Pertimbangan pemilihan software ini adalah karena kemudahan dalam

pemrograman dan pengaplikasiannya dengan menggunakan ikon.

(20)

11

Gambar 2.2 merupakan contoh ikon inport, logika AND, numeric, dan

sebuah whileloop. Ikon tersebut seringkali digunakan dalam merancang

suatu sistem dalam LabVIEW.

Berikut merupakan contoh tampilan dari front panel dan blok program

pada LabVIEW 7.1 yang dirancang sebagai pengatur PWM.

Gambar 2.3 Front panel pengatur PWM

(21)

12

Pada gambar 2.3 menunjukkan sebuah program pengatur PWM motor DC

yang sedang dalam keadaan running mengatur putaran sebuah motor DC

dengan duty cycle sebesar 50%. Kemudian pada gambar 2.4 menunjukkan

gambar rancangan program PWM tersebut.

Variasi bentuk dan pola program yang dibuat pada LabVIEW 7.1 ini

tergantung dari kretifitas perancangnya menyesuaikan dengan kebutuhan

sistem yang akan diatur.

Selain itu, untuk menghubungkan device sistem yang diatur diperlukan

sebuah konektor antara perangkat sistem dengan program dari simulator.

Konektor yang digunakan adalah port pararel db25.

2.2.3. Program Pengendali Line Follower Robot

Dalam mengendalikan sistem line follower robot ini digunakan simulasi

sistem pengendali ON/OFF. Dimana sistem akan beroperasi setelah

mendapat instruksi ON dan mati ketika mendapatkan instruksi OFF.

Dikatakan simulasi, sebab program pengendali tersebut tidak ditanam pada

sebuah komponen elektronik, melainkan langsung menggunakan simulator

dan CPU melalui port pararel yang dihubungkan dengan db25.

Metode kendali ON/OFF yang dirancang adalah dengan menset sensor

sebagai saklar terhadap motor DC melalui sebuah sistem pembacaan garis.

Untuk dapat lebih jelas melihat alur pemrograman yang dirancang sebagai

pengendalian line follower robot, maka digambarkan melalui sebuah

(22)

13

Gambar 2.5 Diagram alir pengendalian line follower robot

Ketika program dijalankan, keseluruhan sistem akan dicek. Kemudian

melalui port I/O data diolah dalm pengendali. Kemudian komparator di

cek, bila memberikan sinyal masukkan maka interupsi akan terjadi dan

motor berputar. Bila tidak, interupsi tak terjadi dan motor diam. tidak

tidak Mulai

Inisialisasi Sistem

Program Pengendali I/O

Motor ON

Motor OFF Komparator

≠0

Interupsi= 0

(23)

14

BAB III

PERANCANGAN ALAT

3.1. Konstruksi Fisik Line Follower Robot

Konstruksi fisik suatu robot menjadi dasar tumpuan dari rangkaian

eletronis dan software kontroler. Konstruksi fisik line follower robot didesain

untuk melakukan konsep atau tujuan untuk mengikuti garis. Sehingga hasil

konstruksi fisik line follower robot juga harus menyesuaikan dengan tujuan

seperti tersebut di atas, seperti digunakannya roda karena dibutuhkan suatu

perpindahan posisi robot.

Gambar 3.1 Letak penggerak line follower robot

Konstruksi line follower robot digerakkan dengan dua penggerak yang

bekerja secara diferensial dan tidak diperlukan suatu kemudi. Letak penggerak M

1

(24)

15

digambarkan pada gambar 3.1. Arah pergerakan didapatkan dari kombinasi arah

putar penggerak seperti disajikan pada Tabel 3.1.

Line follower robot yang dirancang memiliki empat roda, dimana roda

depan setiap sisi dihubungkan dengan roda belakang masing-masing sisi sehingga

mampu bergerak. Fungsinya untuk menambah daya dorong penggerak.

Dari hasil konstruksi line follower robot yang telah dirancang, maka

macam-macam perpindahan gerak robot dapat digambarkan seperti pada Gambar

3.2 berikut.

Gambar 3.2 Arah gerak line follower robot

Tabel 3.1 Arah putar penggerak

Penggerak 1 Penggerak 2 Arah Gerakan

SPJJ

SPJJ : Searah Putaran Jarum Jam

BPJJ : Berlawanan Putaran Jarum Jam

(25)

16

3.2. Rangkaian Elektronika Line Follower Robot

Hasil rangkaian elektronis pada line follower robot ini tergabung dari

beberapa modul komponen elektronis yang mempunyai fungsi-fungsi tersendiri

sehingga membentuk satu kesatuan sistem kontrol yang dapat menjalankan sistem

kontrol robot dengan dikendalikan oleh software yang dimasukkan kedalam

sistem line follower robot. Sistem line follower robot tersebut dapat dilihat

melalui sebuah diagram blok.

Gambar 3.3 Blok diagram sistem line follower robot secara umum

3.2.1. Sistem Sensor dan Komparator

Perancangan sensor line follower robot pada proyek tugas akhir ini

menggunakan sensor phototransistor. Sensor phototransistor adalah salah

satu sensor yang beroperasi secara biner. Phototransistor merupakan

sebuah modul sensor yang didalamnya terdapat kombinasi pancaran led

yang diterima oleh phototransistor dengan tingkat sensitif yang tinggi

melalui media pantulan suatu obyek atau media yang kemudian diperkuat Kontroler Driver

Penggerak Komparator

Aktuator Sensor

(26)

17

dengan penguat dan hasil output phototransistor dikomparasi terlebih

dahulu sehingga menghasilkan output 1 atau 0.

Sistem kerja phototransistor adalah output akan berlogika High (1) apabila

di depannya terdapat media yang terang dan akan berlogika Low (0)

apabila menemukan media yang lebih gelap. Jarak antara sensor dengan

media yang dideteksi berkisar ± 1 cm. Bentuk rangkaian dari

phototransistordapat dilihat pada gambar berikut.

7

Gambar 3.4 Rangkaian sensor dan komparator

Rangkaian phototransistor hanya memerlukan dua buah resistor dengan

ukuran 220 Ω dan 22 KΩ. Kaki kathoda pada led dihubungkan ke ground. Kaki emitter pada phototransistor dan anoda di pull up ke Vcc 5 volt

melalui resistor masing-masing 22 KΩ 220 Ω sebagai pembatas pada led

(27)

18

melalui led indikator. Sehingga diasumsikan keluaran normal sensor

berlogika High (1) dan untuk menjaga tidak terjadi drop tegangan pada

Vo.

3.2.2. Driver Penggerak Motor DC

Sesuai dengan namanya, motor DC didayai dengan tegangan DC (direct

current = arus searah). Dengan demikian putaran motor DC akan berbalik

arah jika polaritas tegangan yang diberikan juga berubah. Motor DC juga

memiliki tegangan kerja yang bervariasi, ada yang memiliki tegangan 3V,

6V, 12V dan 24V.

Untuk mengontrol motor DC yang bersifat solid-state dapat dipakai

rangkaian menggunakan transistor. Transistor disusun sedemikian rupa

hingga membentuk huruf H atau yang disebut bridge transistor,

H-bridge transistor tersusun dari 4 buah transistor dengan memanfaatkan

fungsi transistor sebagai saklar, yaitu titik cut off dan titik saturasi.

Pemilihan transistor yang dipilih dapat mengalirkan arus yang diperlukan

oleh motor DC.

Dengan semakin berkembangnya teknologi dalam dunia elektronika dan

semakin diintegrasikan atau dimampatkan setiap komponen sehingga

menjadi lebih praktis, ringkas dan efisien ke dalam integrated circuit (IC),

maka H-bridge transistor yang tersusun dari 4 buah transistor yang

(28)

19

IC L298 merupakan IC buatan SG5 Thomson Microelectron Inc. untuk

mengontrol motor. IC ini menerima kontrol pada level DTL maupun TTL

dan mampu menjalankan beban induktif seperti relay selenoid, motor DC

maupun motor stepper.

Penggerak motor dengan menggunakan IC driver L298 memiliki

kemampuan menggerakkan motor DC sampai arus 2A dan tegangan kerja

maksimum 40 Volt DC untuk satu kanalnya. Rangkaian driver penggerak

motor DC dengan menggunakan IC L298 dapat dilihat pada gambar

Gambar 3.5 Driver penggerak motor DC

Kaki enable motor A dan enable motor B pada gambar 3.6 digunakan

(29)

20

in3, dan in4 digunakan untuk mengendalikan arah putaran motor. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 3.2 Pengaturan IC driver motor

Masukkan Fungsi

Aktuator adalah perangkat elektromagnetik yang menghasilkan daya

gerakan, pada line follower robot ini yang menghasilkan suatu gerakan

adalah motor DC yang digunakan sebagai penggerak robot (roda).

Struktur robot sebagian besar dibangun berdasarkan konstruksi mekanik.

Robot yang memiliki kemampuan navigasi dan manipulasi secara relatif

memiliki konstruksi mekanik lebih rumit dibandingkan dengan yang

berkemampuan navigasi saja.

Hal yang mendasar yang perlu diperhatikan dalam disain mekanik robot

(30)

21

sebagai penggerak utama yang akan bekerja optimal (torsi dan kecepatan

putar paling ideal) pada putaran yang relatif tinggi, hal ini tidak sesuai bila

porosnya dihubungkan langsung ke roda. Sebab gerakan yang diperlukan

pada sisi anggota badan robot adalah relatif pelan namun bertenaga. Untuk

ini diperlukan metode dengan menggunakan sistem gir. Gambar 3.10

mengilustrasikan mekanisme peningkatan torsi motor menggunakan dua

buah gir.

Gambar 3.6 Penggunaan gir

Gambar 3.10 adalah penggunaan gir pada motor DC yang dinamakan

dengan transmisi gir hubungan langsung. Arah putaran poros pada

transmisi gir ini adalah selalu berlawanan untuk setiap sambungan serial.

Untuk mendapatkan arah putaran yang sama seperti pada poros motor

(31)

22

3.2.4. Sistem Catu Daya

Baterai merupakan sumber daya utama yang dipakai sebagai pemberi

hidup pada robot. Pemilihan baterai sangat penting untuk memenuhi

kebutuhan sumber daya robot pengikut, secara umum jenis baterai yang

tersedia dipasaran sangat banyak seperti : baterai karbon, baterai alkaline,

Nickel Codmium, baterai, Nickel Metal Hydride, baterai lithium ion dan

lead acid.

Baterai yang digunakan pada line follower robot adalah baterai berjenis

Nickel codmium baterai. Dimana Nickel codmium (Ni-cad) adalah jenis

baterai yang umum dipakai pada mobil mainan (Tamiya). Hal ini tidak lain

adalah karena jenis baterai ini merupakan jenis baterai yang dapat diisi

ulang (rechargeable). Baterai ini memiliki tegangan kerja 1,2 Volt.

Sebagaimana baterai karbon, baterai Ni-cad terdapat berbagai ukuran sama

seperti pada ukuran baterai karbon ditambah ukuran seloid baterai pack

(cordlesstelepon dll). Kapasitas simpan baterai Ni-cad yang berukuran AA

tertulis pada tubuh baterai adalah 2000 mA, artinya jika baterai tersebut

secara terus menerus mendayai suatu beban dengan arus 2 Ampere, maka

baterai akan menjadi kosong setelah 1 jam.

Baterai Ni-cad memiliki kelemahan yang dinamakan ‘memory effect’ yaitu

kapasitas baterai akan berkurang jika baterai tersebut tidak dikosongkan

secara penuh sebelum mengisinya kembali (rechargeable).

Sumber daya yang dibutuhkan setiap rangkaian modul pada robot pengikut

(32)

23

Ampere, maka baterai Ni-cad yang memiliki tegangan kerja 1,2 Volt

diperlukan sebanyak 5 buah baterai Ni-cad dengan baterai disusun secara

seri seperti pada Gambar 3.12 sehingga akan didapatkan tegangan total

Gambar 3.7 Rangkaian catu daya baterai line follower robot

Lima buah batre yang disusun secara seri kemudian dihubungkan secara

pararel dengan IC 7805, kapasitor 1000µ F, dan 100µ F yang berfungsi

untuk membagi tegangan. Selain itu, resistor 220 Ω dipasang seri dengan sebuah led yang berfungsi sebagai indikator dari rangkaian catudaya

tersebut.

3.3. Perancangan Program Pengendali Line Follower Robot

Seperti yang telah dijelaskan pada batasan masalah, bahwa perangkat

lunak yang dibahas lebih mendalam adalah perancangan program dengan

(33)

24

Perancangan pengendali pada software LabVIEW 7.1 ini lebih berorientasi

pada pengolahan data dari pembacaan posisi keempat sensor phototransistor line

follower robot yang kemudian berfungsi untuk mengatur arah putar gerak motor

DC agar line follower robot dapat bergerak dengan sesuai mengikuti garis yang

dibuat. Jadi dapat disimpulkan bahwa perancangan program pada software ini

berfungsi sebagai pengendali dari line follower robot yang dirancang (ON/OFF).

Gambar 3.8 Blok diagram sistem pengendali pada software LabVIEW 7.1

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sensor phototransistor memberikan

sinyal masukkan ke CPU (Central Processing Unit) melalui port pararel db25,

yang diterima oleh status line. Kemudian data dikirim ke program pengendali

yang telah dirancang kemudian hasil data olahan dikirim ke driver motor melalui

(34)

25

3.3.1. Program Inport dan Outport

Sebelum dan sesudah merancang sebuah pemrograman suatu sistem, maka

perlu dirancang juga sebuah program penerima data agar sinyal dari sensor

dapat diproses oleh program, dan sebuah program pengirim data agar

sinyal data yang telah diolah dapat disampaikan kepada driver motor.

Program penerima dan pengirim data yang digunakan pada LabVIEW 7.1

menggunakan program inport dan outport.

Gambar 3.9 Front panel program input dan output

Pada tampilan front panel input dan output terdapat kontrol address

sebagai tempat pengalamatan port pada db25, dan indikator dataread yang

(35)

26

Gambar 3.10 Blok program input dan output

Pada blok program dirancang sebuah program penerima data dan pengirim

data yang berupa inport dan outport. Inport diset pada alamat status line

maksudnya agar inport hanya mengambil data yang diterima dari status

line saja. Array berfungsi untuk mengatur masukkan yang diterima inport.

Numeric yang berisi angka biner berfungsi untuk menstabilkan port yang

inverted pada status line, sedangkan outport dialamatkan ke data line

dengan tujuan agar driver yang dipasang pada port data line dapat

menerima keluaran data yang telah diolah dari program LabVIEW.

3.3.2. Program Proses Pengendali Line Follower Robot

Program pengendali ini berfungsi sebagai pengatur sistem melalui port

data line. Pada line follower robot ini, program dirancang untuk mengatur

(36)

27

Gambar 3.11 Front panel program pengendali motor DC

Pada front panel program pengendali motor DC terdapat tempaat memberi

alamat port db25. Kemudian numeric1, dan numeric 2 berfungsi sebagai

penerima perintah untuk menggerakkan motor.

(37)

28

Pada blok program, sebelum data dikirim melalui outport, terlebih dahulu

data ditentukan arah port data linenya yang terhubung pada kaki driver

melalui sebuah case structur. Kemudian secara otomatis driver akan

menjadi saklar untuk menggerakkan motor DC sesuai dengan perintah

pada program.

Untuk kemudian dapat merancang sebuah program pengendali line

follower robot, program I/O digabungkan dengan program pengendali

motor DC dalam sebuah whileloop. Sehingga secara otomatis sensor akan

menjadi saklar untuk motor DC, sekaligus mengatur gerak dari line

(38)

29

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, sebuah robot terdiri dari tiga

elemen penting agar menjadi suatu rangkaian otomatis yang terintegrasi, yaitu

konstruksi fisik robot, rangkaian elektronis dan suatu software yang mengontrol

komponen tersebut. Maka, untuk dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan

yang dimiliki sistem, diperlukan sebuah pengujian terhadap keseluruhan

modul-modul penyusunnya.

4.1. Pengujian Sensor dan Komparator

Dalam perancangan sensor cahaya, phototransistor digunakan untuk

mendeteksi garis melalui pantulan cahaya yang diterima sensor dari led, dengan

jangkauan resistansi ± 1 KOhm hingga ± 14 KOhm dan berfungsi secara stabil

pada resistansi ± 6 KOhm. Nilai tersebut diperoleh dari hubungan pararel antara

resistor yang terhubung dengan phototransistor dan singleturn yang digunakan.

Rentang resistansi tersebut digunakan sebagai patokan untuk menentukan

jarak phototransistor dengan bidang pantul, dan jarak phototransistor dengan led.

Hal tersebut dapat mengurangi adanya pengaruh cahaya masukkan dari luar,

sehingga sensor phototransistor mampu menghasilkan tegangan normal antara 3 V

– 5 V ketika dalam keadaan high dan 0 V pada saat low.

Untuk itu, maka pengujian yang dilakukan adalah pengujian sensitifitas

(39)

30 Gambar 4.1 Hasil pengujian rangkaian pengkondisi sinyal

Pada rangkaian ini, selain pengujian sensor, secara otomatis komparator

akan terujikan juga. Pengujian komparator ini dilakukan dengan cara mengukur

tegangan masuk dari sensor ketika dijauhkan dan didekatkan pada bidang pantul

led. Fungsinya adalah untuk menghasilkan dan membedakan logika high dan

logika low secara jelas.

Tabel 4.1 Hasil pengujian komparator.

Kondisi Komparator Volt

Jauh dari bidang pantul max ± 10cm 0.2

Dekat dari bidang pantul 3.6

Jauh dari sumber cahaya luar pada saat

sensor kondisi low

0.2

Jauh dari sumber cahaya luar pada saat

sensor kondisi high

3.6

Dekat dengan sumber cahaya luar pada

saat sensor low

0.7

Dekat dengan sumber cahaya luar pada

saat sensor high

(40)

31

Dari tabel 4.1 dapat dianalisa bahwa tegangan yang dihasilkan

pembanding (komparator), akan terpengaruh oleh cahaya yang datang dari luar.

Sehingga ketika seharusnya kondisi high pembanding tersebut menghasilkan

tegangan antara 3 V- 5 V, akan berkurang sebesar intensitas cahaya yang masuk

kedalam sensor. Begitu pula saat kondisi low pembanding memiliki tegangan

yang lebih besar dari saat sensor berada jauh dari sumber cahaya luar.

Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara mengatur besarnya resistansi

yang dikeluarkan oleh pembanding melalui singleturn. Sehingga tegangan

referensi akan menyeseuaikan dengan set yang dikehendaki dan pembanding tetap

dapat menghasilkan nilai logika 1 pada saat kondisi high walaupun tegangan yang

dihasilkan antara 2.5 V – 3.5 V, dan memberikan nilai logika 0 pada saat kondisi

low walaupun tegangan yang dihasilkan antara 0.3 V – 0.8 V.

4.2. Pengujian Driver

Pengujian driver motor dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama menguji

driver dengan menggunakan input tegangan yang berasal dari sensor sebagai

pengatur arah dan kecepatannya. Kemudian yang kedua menguji driver dengan

menggunakan program pengatur kecepatan dan arah motor DC.

Hasil pengujian driver menunjukkan bahwa pada saat rangkaian driver

mendapat logika 1 (full on) motor DC berputar cepat. Hal ini disebabkan karena

transistor on, sehingga seolah-olah kolektor terhubung singkat terhadap ground.

(41)

32

mati. Hal ini disebabkan karena transistor off, sehingga hubungan kolektor-emitor

tampak seperti saklar terbuka.

4.3. Pengujian Line Follower Robot

Pengujian line follower robot secara keseluruhan dilakukan dengan

bertahap. Tahap pertama yaitu melihat pembacaan sensor dan pengaruhnya

terhadap program yang dirancang.

Ketika bagian sensor yang membaca garis dihubungkan kedalam program,

maka dataread yang diterima program menunjukkan besar angka tegangan yang

dihasilkan oleh sensor tersebut.

Tahap kedua, menguji kesesuaian gerak motor dengan pembacaan sensor

terhadap garis. Pengujian tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa sensor,

program dan gerak motor telah sesuai atau belum.

Dikarenakan pada saat perancangan program di set satu motor digerakkan

oleh dua sensor, maka ketika sistem mulai dioperasikan dan sensor paling kiri saja

yang membaca garis, motor berputar searah jarum jam, dan ketika sensor yang

sebelah kanan saja yang membaca garis, motor berputar berlawanan arah jarum

jam. Hal tersebut menyebabkan gerakkan maju dan mundur pada robot.

Setelah dipastikan sensor, program, dan driver motor sesuai, kemudian

dilakukan pengujian line follower robot untuk bergerak diatas garis. Hasilnya

(42)

33

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Setelah melalui tahap perencanaan dan perancangan, maka sebuah line

follower robot dapat direalisasikan. Kemudian dilakukan pengujian dan analisa

pada sistemnya yang dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Line follower robot merupakan suatu rangkaian otomatis terintegrasi yang

terdiri dari tiga komponen penting yaitu, konstruksi fisik, rangkaian

elektronis, dan software pengontrol.

2. Pengaturan jarak deteksi sensor dapat dilakukan dengan mengatur

besarnya nilai penguatan pada phototransistor.

3. Kendali pada line follower robot ini diterapkan menggunakan software

LabVIEW 7.1 dengan metode ON/OFF.

4. Penggunaan kendali ON/OFF pada LabVIEW 7.1 yang dihubungkan

melalui port pararel memang tidak praktis, tetapi dalam perancangannya

dirasakan lebih mudah.

5. Semua sistem yang dimiliki oleh line follower robot saling berhubungan.

Jadi, ketika salah satu sistem tidak berfungsi dengan baik, akan

(43)

34

5.2. Saran

Dalam merencanakan dan merancang sebuah line follower robot,

diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam pemilihan bahan penyusun konstruksi

fisik, komponen elektronik, dan terlebih pada software pengontrolnya agar sistem

yang dirancang dapat berfungsi dengan sempurna.

Line follower robot merupakan salah satu hasil karya teknologi, maka

sistem ini diharapkan dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan dalam kehidupan

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Aria, Muhammad. (2007). Modul Praktikum Kendali Cerdas, Bandung :

UNIKOM

Geedex’s blog.mht Line Follower Robot dengan PID, Maret : 2009, Bandung.

______Workshop Robotika 2007, Juni 2007, Bandung.

Predko, Myke. Programming and Customizing the PIC microcontroller. 2009

Thiang, B42 – 48 (download), maret 2009, Bandung.

Winoto, Ardi. (2008). Mikro Kontroler AVR ATmega8/32/16/8535 dan

Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR, Informatika, Bandung.

Aribowo, Robot Mobil Penjejak Arah Cahaya Dengan Pengendali Logika Fuzzy,

September: 2008, Semarang.

www.datasheetcatalog.com, L298, 2009, Bandung.

www.datasheetcatalog.com, LM339, 2009, Bandung.

(45)

CURICULUM VITAE

Nama : David Mabrur Pranoto

TTL : Subang, 19 Maret 1985

Agama : Islam

Alamat : Jl. P. Sulawesi 1 No. 5

RT 29/10 Cikalapa

Kel. Pasirkareumbi

Subang 41214

Telepon : (0260) 420920

HP : 085222727686

Email : mr_dmp@yahoo.com

Pendidikan : 1990 – 1991 TK Chandra Puspa Kab. Subang 1991 – 1997 SD Negeri Kota Baru Kab. Subang 1998 – 2001 SMP Negeri 2 Subang

2001 – 2004 SMU Negeri 1 Subang

Gambar

Gambar 2.1 Tampilan muka software LabVIEW 7.1
Gambar 2.4 Program pengaturan PWM
Gambar 2.5 Diagram alir pengendalian line follower robot
Gambar 3.1 Letak penggerak line follower robot
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sampel air gambut dilakukan dua perlakuan yaitu satu bagian langsung digunakan untuk proses elektrokoagulasi dan satu bagian lagi didestruksi dengan penambahan HNO 3 pekat kemudian

Adanya program ini diharapkan dapat dihasilkan produk jajanan baru, yang nantinya diharapkan dapat bersaing dengan produk makanan lain, karena es krim jamur

Melihat keefektipan program pelatihan keterampilan bagi klien anak tunanetra di Yapentra dapat dilihat dari indikator menurut (Sustrisno, 2007: 125- 126) yang sesuai untuk

ISO 9001:2008 hanya merupakan suatu sistem manajemen mutu sehingga perusahaan yang mengimplementasikan dan memperoleh sertifikat ISO dapat menyatakan bahwa sistem

Pada perbankan PT BNI Persero bisa dilihat bahwa tingkat Non Performing Loan mengalami peningkatan pada tahun 2015 hal ini disebabkan oleh tingginya penyaluran kredit yang

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan

 Komposisi penduduk miskin menurut daerah tempat tinggal di Riau pada Bulan Maret 2010 di perdesaan sebesar 58,24 persen, sedangkan di perkotaan sebesar 41,76 persen dari

Perbedaan Let Down Sebelum Dan Sesudah Pijat Oksitosin Vertebrae Pada Ibu Yang Menyusui Bayi 0-6 Bulan Di Desa Candi Jati Kabupaten Jember ; Debbiyatus Sofia,