• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sertifikasi, Motivasi Berprestasi, dan Komitmen Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Sertifikasi, Motivasi Berprestasi, dan Komitmen Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SERTIFIKASI, MOTIVASI BERPRESTASI DAN KOMITMEN TERHADAP KINERJA GURU

DI SMP NEGERI 3 TANJUNG MORAWA

OLEH :

CHINDY NATALIA. C TARIGAN NIM : 130521077

PROGRAM STUDI MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Sertifikasi adalah pemberian sertifikat kepada guru profesional diikuti dengan pemberian tunjangan profesi. dengan harapan, guru akan semakin meningkatkan kinerjanya. namun adanya anggapan bahwa sertifikasi merupakan puncak karir guru, membuat guru merasa puas dan tidak meningkatkan kinerjanya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Sertifikasi, Motivasi Berprestasi Dan Komitmen Terhadap Kinerja Guru Di SMP Negeri 3 Tanjung Morawa. Penelitian ini termasuk penelitian eksplanasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah guru yang sudah mendapat sertifikasi sebanyak 42 guru. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linear berganda, dengan variabel bebas, yaitu sertifikasi, motivasi berprestasi dan komitmen dan variabel terikat yaitu kinerja guru.

Hasil peneltian menunjukkan secara parsial dan simultan sertifikasi, motivasi berprestasi dan komitmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Berdasarkan pengujian koefisien determinasi (R2) terlihat bahwa nilai R = 0.738. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel sertifikasi, motivasi berprestasi dan komitmen terhadap kinerja sebesar 73.8% yang berarti memiliki hubungan yang erat. Nilai adjusted R Square sebesar 0.545. Hal ini menunjukkan bahwa 54.5% faktor-faktor kinerja dapat dijelaskan oleh pengaruh sertifikasi, motivasi berprestasi dan komitmen.

(3)

THE INFLUENCE OF SERTIFICATION, ACHIEVEMENT MOTIVATION AND AND COMMITMENT TO TEACHER

PERFORMANCE IN SMP NEGERI 3 TANJUNG MORAWA

Certification is a professional certification for teachers followed by administration of a professional allowance . with expectations, teachers will further improve its performance. but the notion that the certification is the culmination of a teacher 's career, making teachers feel satisfied and did not improve its performance

The purpose of this research was to identify and analyze the influence of sertification, achievement motivation and commitment to teacher performance in SMP Negeri 3 Tanjung Morawa. The type of this research is explanation method. Population in this research is the teachers who have received certification of 42 teachers. Hypothesis testing is done by multiple linear regression analysis, the independent variables, namely certification, achievement motivation and commitment and the dependent variable is the performance of teachers.

Results of a study showed partial and simultaneous certification , achievement motivation and commitment to positive and significant impact on the performance of teachers. Based on testing coefficient of determination ( R2 ) shows that the value of R = 0.738 . This shows that the relationship between the variables of certification , achievement motivation and commitment to the performance of 73.8 % , which means having a close relationship . Adjusted R Square of 0545 . It shows that 54.5 % performance factors can be explained by the influence of certification , achievement motivation and commitment .

(4)

skripsi yang berjudul “Pengaruh Sertifikasi, Motivasi Berprestasi, Dan Komitmen

Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa”. Skripsi ini disusun

untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program Studi Strata 1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak menerima dukungan, bimbingan, semangat, nasehat, doa, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada orangtua penulis, Drs. N. Tarigan dan Dra. B. Sembiring yang telah memberikan

kasih sayang, dan do‟a yang tidak henti – hentinya selama ini. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Marhayani M.Si Selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini,M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, dan Ibu Dra.Friska Sipayung selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberi masukan dan kesempatan waktunya untuk penyelesaian skripsi ini.

(5)

7. Bapak Jumakir, S.Pd, M.Pd Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Tanjung Morawa.

8. Bapak Drs. Junaidi selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Tanjung Morawa.

9. Seluruh guru baik di SMP Negeri 3 Tanjung Morawa maupun SMP Negeri 2 Tanjung Morawa.

10.Keluarga besar penulis, terutama adik Joe T.Tarigan, Dewinta PS Tarigan dan Yehezkiel D. Tarigan

11.Teman penulis (Eva M.Perangin-angin, Astri M.Purba, Santalia, Arman S. Harahap, Elisabet Saragi, Irma D. Sihombing, Kathrina OB, ) dan Seluruh rekan – rekan mahasiswa/ i Program Studi Manajemen Stambuk 2013 program ekstensi.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengulasan skripsi. Akhir kata penulis berharap agar Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Agustus 2013 Penulis,

(6)

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan……….. ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

BAB IITINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 13

2.1.1 Sertifikasi Guru ... 13

2.1.2 Motivasi Berprestasi ... 18

2.1.3 Komitmen ... 25

2.1.4 Kinerja ... 29

2.2 Penelitian Terdahulu ... 32

2.3 Kerangka Konseptual ... 34

2.4 Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

3.3 Batasan Operasional ... 39

3.4 Defenisi Operasional ... 40

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 43

3.6 Populasi dan Sampel ... 44

3.7 Jenis Data ... 45

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 45

3.9 Uji Validitas dan Realibilitas ... 47

3.9.1 Uji Validitas ... 47

3.9.2 Uji Realibilitas ... 47

3.10 Teknik Analisis ... 48

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 48

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 49

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 50

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Profil Organisasi ... 56

4.1.1 Sejarah Singkat Organisasi ... 56

4.1.2 Visi, Misi Organisasi ... 56

(7)

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pndidikan Terakhir ... 64

4.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Sertifikasi ... 65

4.2.1.5 Deskripsi Jawaban Responden ... 66

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 84

4.2.2.1 Uji Normalitas Data ... 84

4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 87

4.2.2.3 Uji Multikolinieritas ... 90

4.2.3 Analisis regresi linear berganda ... 91

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 93

4.2.4.1 Uji Signifikan Simultan ( Uji F) ... 93

4.2.4.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 94

4.2.4.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 96

4.3 Pembahasan ... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 101

5.2 Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(8)

1.1 Kinerja dan Profesionalisme Guru ... 7

2.2 Penelitian Terdahulu ... 32

3.1 Oprasionalisasi Variabel ... 41

3.2 Instrumen Skala ... 43

3.3 Hubungan Antar Variabel ... 51

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 63

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan terakhir ... 64

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Sertifikasi ... 65

4.5 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Variabel Sertifikasi(X1) ... 66

4.6 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Variabel Motivasi Berprestasi(X2) ... 67

4.7 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Variabel Komitmen(X3) ... 76

4.8 Frekuensi Jawaban Responden Tentang Variabel Kinerja (Y) ... 79

4.9 Uji Normalitas Pendekatan Kolmogrov-Smirnov ... 87

4.10 Uji Glejser ... 89

4.11 Uji Multikolinieritas ... 90

4.12 Metode Enter ... 91

4.13 Regresi Linear Berganda ... 92

4.14 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 94

4.15 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 95

(9)

2.1 Hirarki Kebutuhan Maslow ... 20

2.2 Kerangka Konsep... 38

4.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Tanjung Morawa ... 58

4.2 Pengujian Histogram Normalitas ... 85

4.4 Pendekatan Grafik Normalitas ... 86

(10)

Lampiran 2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 106

Lampiran 3 Analisis Deskriptif Responden ... 108

Lampiran 4 Tabulasi Jawaban Responden ... 109

(11)

Sertifikasi adalah pemberian sertifikat kepada guru profesional diikuti dengan pemberian tunjangan profesi. dengan harapan, guru akan semakin meningkatkan kinerjanya. namun adanya anggapan bahwa sertifikasi merupakan puncak karir guru, membuat guru merasa puas dan tidak meningkatkan kinerjanya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Sertifikasi, Motivasi Berprestasi Dan Komitmen Terhadap Kinerja Guru Di SMP Negeri 3 Tanjung Morawa. Penelitian ini termasuk penelitian eksplanasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah guru yang sudah mendapat sertifikasi sebanyak 42 guru. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linear berganda, dengan variabel bebas, yaitu sertifikasi, motivasi berprestasi dan komitmen dan variabel terikat yaitu kinerja guru.

Hasil peneltian menunjukkan secara parsial dan simultan sertifikasi, motivasi berprestasi dan komitmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Berdasarkan pengujian koefisien determinasi (R2) terlihat bahwa nilai R = 0.738. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel sertifikasi, motivasi berprestasi dan komitmen terhadap kinerja sebesar 73.8% yang berarti memiliki hubungan yang erat. Nilai adjusted R Square sebesar 0.545. Hal ini menunjukkan bahwa 54.5% faktor-faktor kinerja dapat dijelaskan oleh pengaruh sertifikasi, motivasi berprestasi dan komitmen.

(12)

THE INFLUENCE OF SERTIFICATION, ACHIEVEMENT MOTIVATION AND AND COMMITMENT TO TEACHER

PERFORMANCE IN SMP NEGERI 3 TANJUNG MORAWA

Certification is a professional certification for teachers followed by administration of a professional allowance . with expectations, teachers will further improve its performance. but the notion that the certification is the culmination of a teacher 's career, making teachers feel satisfied and did not improve its performance

The purpose of this research was to identify and analyze the influence of sertification, achievement motivation and commitment to teacher performance in SMP Negeri 3 Tanjung Morawa. The type of this research is explanation method. Population in this research is the teachers who have received certification of 42 teachers. Hypothesis testing is done by multiple linear regression analysis, the independent variables, namely certification, achievement motivation and commitment and the dependent variable is the performance of teachers.

Results of a study showed partial and simultaneous certification , achievement motivation and commitment to positive and significant impact on the performance of teachers. Based on testing coefficient of determination ( R2 ) shows that the value of R = 0.738 . This shows that the relationship between the variables of certification , achievement motivation and commitment to the performance of 73.8 % , which means having a close relationship . Adjusted R Square of 0545 . It shows that 54.5 % performance factors can be explained by the influence of certification , achievement motivation and commitment .

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, begitu banyak tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan maupun organisasi. Perusahaan harus memiliki keunggulan bersaing untuk menghadapi kompetitor. Salah satu faktor penting dalam menciptakan keunggulan bersaing adalah dengan menggunakan Sumber Daya yang ada di perusahaan semaksimal mungkin.

Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu Sumber Daya perusahaan yang memegang peran penting dalam tercapainya tujuan perusahaan. Sumber Daya Manusia yang berkualitas, merupakan asset penentu yang dapat meningkatkan keberhasilan suatu perusahaan.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak hanya bersaing dalam menghadapi era globalisasi, tetapi lebih dari itu sekolah memberikan kontribusi yang besar untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Sekolah diharapkan dapat menghasilkan pemimpin yang tangguh, kreatif dan inovatif dimasa mendatang. Namun pada kenyataannya rendahnya daya saing didunia pekerjaan menunjukkan bahwa dunia pendidikan masih belum mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

(14)

social change, turbulence, complexity, and chaos ; seperti pasar bebas (free trade), tenaga kerja bebas (free labour), perkembangan masyarakat informasi, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang sangat dasyat. Menurut Siahaan dan Martiningsih dalam Wardana (2013:98) Pendidikan itu bukan hanya penting, tetapi sangat mendasar bagi perkembangan kehidupan manusia. Maka UNESCO (United Nations Education, Scientific and cultural Organization) menerapkan dan mengkampanyekan program pendidikan sepanjang hayat (life-long education), pendidikan untuk semua (education for all), dan semua untuk pendidikan (all for education).

Menurut Mc. Donald dalam Subagio (2011:2) “… is a process or an activity

which is directed at producing desirable in the behavior of human beings.”

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2013, menyatakan :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak serta peradapan bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlat mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggungjawab”.

Untuk mendukung dan menunjang pelaksanaan pendidikan tersebut, dibutuhkan Sumber Daya Manusia, yaitu guru. Mardjuki dalam Wardana (2013:98 ), menyatakan bahwa guru merupakan Sumber Daya Manusia yang menjadi perencanaan, pelaku dan penentu tercapainya tujuan pendidikan.

(15)

yang terjadi saat ini. Untuk itu guru diharapkan memiliki kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggungjawabnya. Guru dituntut untuk mampu memberikan dan merealisasikan harapan dari semua pihak melalui kinerjanya.

Kinerja Guru pada dasarnya merupakan unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas kinerja guru menentukan kualitas hasil pendidikan. Artinya kinerja guru merupakan faktor penentu bagi mutu pendidikan yang akan berdampak pada kualitas hasil pendidikan setelah menyelasaikan sekolah.

Besarnya tanggungjawab yang diberikan kepada guru dalam proses peningkatan mutu layanan dan kualitas lulusan membuat guru layak untuk mendapatkan perhatian. Dan sudah selayaknya pemerintah turut berperan dalam meningkatkan mutu layanan tersebut.

Sertifikasi upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan. Muslich (2007: 8) menyatakan bahwa

“Peningkatan mutu guru lewat sertifikasi ini sebagai upaya peningkatan mutu

pendidikan”.

(16)

Sertifikasi merupakan bukti pengakuan atas kompetensi guru yang sudah memenuhi standar profesional guru. Sebagai penghargaan, guru yang telah lulus sertifikasi mendapatkan tunjangan profesi sebesar 1 (satu) kali gaji pokok. Dengan adanya sertifikasi, pemerintah berharap kinerja guru akan meningkat.

Widayati (2013:20), menyatakan profesionalitas guru dapat dilihat dari berbagai aspek seperti peningkatan kualitas pembelajaran dengan memberdayakan berbagai aspek pendukung pembelajaran sehingga guru meningkat kreativitas dan produktivitasnya. Penguasaan, penerapan, dan produk ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti menulis buku, karya ilmiah, penelitian, membuat alat peraga, penerapan aspek teknologi dalam pembelajaran seperti media baik yang dihasilkan dalam bentuk software maupun hardware. Kontribusi guru dalam karya yang dapat dimanfaatkan orang lain juga dapat dijadikan tolok ukur profesionalitas guru. Pemanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana pembelajaran seperti internet. Motivasi terus berkembang untuk maju dan berkualitas dalam pembelajaran, administrasi, pengembangan diri, yang mengarah pada perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.

Selain sertifikasi, guru juga memerlukan motivasi berprestasi dalam menjalankan profesinya. Mangkunegara (2004: 103) mendifinisikan motivasi berprestasi sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji.

(17)

memiliki tingkat tangungjawab pribadi yang tinggi, memiliki program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang realistik serta berjuang untuk merealisasikannya, memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan berani mengambil resiko yang dihadapi, melakukan pekerjaan yang berarti dan menyelesaikannya dengan hasil yang memuaskan, mempunyai keinginan menjadi orang terkemuka yang menguasai bidang tertentu.

Komitmen juga berpengaruh terhadap kinerja guru. Komitmen guru merupakan salah satu kunci yang turut menentukan berhasil tidaknya sekolah mencapai tujuannya dalam pendidikan. Echols (2003:130) commit artinya melakukan, commitment artinya melakukan janji-janji dan tanggung jawab. Komitmen merupakan suatu keputusan seseorang dengan dirinya sendiri, apakah ia akan melakukan atau tidak melakukan suatu kegiatan. Seseorang yang telah memiliki suatu komitmen, tidak akan kurang setuju dalam menentukan sikap dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil. Tanpa ada suatu komitmen, tugas-tugas yang diberikan kepada guru sukar untuk terlaksana dengan baik.

Komitmen guru erat kaitannya dengan sejauh mana seorang guru memiliki kepedulian dan perhatian terhadap tugas. Seorang guru yang memiliki tingkat komitmen rendah, maka dia cendrung memiliki tingkat kepatuhan yang rendah dalam bekerja. Agar guru yang disertifikasi mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang diharapkan diperlukan komitmen yang tinggi dalam dirinya untuk menuju guru profesional.

(18)

mendasar yang perlu dimiliki oleh seorang guru agar tugas yang diberikan benar-benar berjalan seoptimal mungkin.

SMP Negeri 3 Tanjung Morawa merupakan salah satu sekolah yang berada di Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan observasi peneliti dan wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 3, diperoleh informasi bahwa hampir semua guru di SMP tersebut sudah mendapatkan sertifikasi, yaitu sebanyak 42 dari 46 guru sudah mendapatkan sertifikasi.

Pada dasarnya, sertifikasi sudah meningkatkan kinerja guru. Karena untuk mendapatkan sertifikasi, guru harus memenuhi beberapa syarat dan tahapan. Seperti, mengajar tatap muka minimal 24 jam/minggu. Hal ini tentunya sudah membuat guru lebih berproduktifitas di sekolah dari sebelumnya.

(19)

Dari Tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa guru yang melaksanakan perencanaan pembelajaran hanya sebanyak 31 guru (73.8%), sedangkan sebanyak 11 guru (26.19%) masih belum melaksanakan perencanaan pembelajaran dengan baik. Menurut Pedoman Penyusunan Portofolio, (2009:7), perencanaan pembelajaran adalah persiapan pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk satu topik atau kompetensi tertentu. Perencanaan pembelajaran sekurang-kurangnya memuat perumusan tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber/ media pembelajaran, scenario pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar. Dengan merencanakan pembelajaran maka proses belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien.

Adapun prestasi yang telah dicapai guru dalam mengikuti kejuaraan 3 tahun terakhir, yaitu mengikuti perlombaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada tingkat Provinsi hanya 1 guru atau sama dengan 2.38%. Selain perlombaan PTK, guru yang mengikuti lomba guru berprestasi pada tingkat Kabupaten/Kota juga hanya 1 guru dari jumlah guru sertifikasi. Walaupun dalam mengikuti lomba, baik pada tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota guru memperoleh kejuaraan, hal ini dikarenakan dorongan kuat dari diri seorang guru untuk berprestasi masih dirasa kurang.

(20)

(ISPI) dan lain sebagainya. Sedangkan kepengurusan sekolah, seperti: tugas tambahan menjadi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua jurusan, kepala laboratorium, perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium IPA, laboratorium bahasa. Dari keikutsertaan guru dalam organisasi, diharapkan kinerja dan profesionalisme guru ikut meningkat.

Guru yang membimbing siswa sampai mengerti mata pelajaran yang diajarkan ada sebanyak 36 guru (85.7%). Memperlihatkan bahwa kesadaran dorongan akan tanggungjawab sebagai seorang guru masih belum dirasakan oleh semua guru. Seperti yang diketahui bahwa salah satu tanggungjawab seorang guru adalah membimbing siswa sampai mengerti akan matapelajaran yang diajarkan.

Mulyasa, (2007:156) menyatakan, “Untuk memperoleh hasil yang optimal, guru dituntut tidak hanya mengandalkan terhadap apa yang ada di kelas, tetapi harus mampu dan mau menelusuri berbagai sumber pembelajaran yang

diperlukan”. Melalui pengamatan peneliti, banyak guru yang masih berfokus pada

buku ajaran, yang membuktikakn bahwa masih kurangnya pemberdayaan sumber pembelajaran.

(21)

(instructional media) dan mengandung pesan pembelajaran. (3) Lingkungan (setting) seperti ruang atau tempat yang di gunakan untuk berinteraksi dengan siswa. Contohnya ruang perpustakaan, laboratorium, micro teaching bahkan tempat-tempat seperti museum. (4) alat dan peralatan (tools and equipment) seperti kamera, tape recorder, proyektor, radio dan lain sebagainya.

Selain itu, keinginan untuk membuat kegiatan kerja ilmiah, seperti melaksanakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), menulis karya ilmiah dan keinginan menjadi terkemuka yang menguasai bidang tertentu masih rendah dikalangan guru bahkan masih banyak guru yang golongannya tidak meningkat. Berdasarkan pengamatan dan data yang peneliti peroleh, guru yang golongannya sudah meningkat sebanyak 10 guru atau sama dengan 23.8%. sedangkan 32 guru lainnya walaupun sudah mendapatkan sertifikasi masih kurang termotivasi untuk meningkatkan golongannya.

Fenomena lainnya menunjukkan bahwa masih ada guru yang lebih memilih

untuk menggunakan suatu produk pembelajaran yang bersifat “instan”, seperti

memfotocopy atau “copy-paste” silabus, Rancangan Persiapan Pengajaran (RPP)

maupun media pembelajaran dari sesama guru atau internet yang semuanya itu belum tentu sesuai dengan pembelajaran yang diasuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa, guru dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya bukan karena adanya motivasi dari dirinya, melainkan untuk menjalankan kewajiban disekolah.

(22)

menyelesaikan tugas, masih ada guru yang kurang peduli terhadap masalah yang dihadapi sekolah, seperti masalah perkembangan anak didik maupun masalah administrasi sekolah. Komitmen guru untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga dirasa kurang, misalnya masih banyak guru yang tidak mengerti bagaimana menggunakan komputer, internet dan lain sebagainya.

Guru yang memiliki komitmen, akan menunjukkan sikap kerja yang penuh perhatian terhadap tugas dan tanggungjawabnya untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Fenomena diatas memperlihatkan bahwa tidak hanya kurangnya motivasi yang kuat dikalangan guru sertifikasi, melainkan guru tersebut juga kurang memiliki komitmen yang kuat pada sekolah dan diriya sendiri. Guru yang memiliki komitmen, akan berjanji dengan dirinya sendiri untuk melaksanakan tugas dengan penuh kepeduliaan, disiplin, loyalitas dan kebanggaan pada tugas meskipun tidak diawasi oleh kepala sekolah, maupun supervisor. Melakukan sesuatu sesuai dengan aturan dan kesepakatan yang telah ada serta menggunakan nilai-nilai kebenaran dalam menetapkan suatu keputusan. Tanpa komitmen, maka tugas guru sebagaimana telah dijelaskan akan sulit untuk terlaksana walaupun guru tersebut sudah mendapat sertifikasi.

Melihat kenyataan yang ada, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Sertifikasi Guru, Motivasi Berprestasi, dan Komitmen terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 3 Tanjung Morawa”.

1.2 Perumusan Masalah

(23)

1. Apakah Sertifikasi Guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 3 Tanjung Morawa?

2. Apakah Motivasi Berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 3 Tanjung Morawa?

3. Apakah Komitmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 3 Tanjung Morawa?

4. Apakah Sertifikasi Guru, Motivasi Berprestasi dan Komitmen secara bersamaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 3 Tanjung Morawa?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Sertifikasi Guru terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 3 Tanjung Morawa.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 3 Tanjung Morawa.

(24)

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Sertifikasi Guru, Motivasi Berprestasi dan Komitmen terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 3 Tanjung Morawa.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian bagi:

1. SMP Negeri 3 Tanjung Morawa.

Sebagai bahan masukan bagi Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Tanjung Morawa dalam melaksanakan sertifikasi guru yang baik, motivasi berprestasi dan komitmen yang tinggi guna meningkatkan kinerja guru di SMP Negeri 3 Tanjung Morawa.

2. Program Studi Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Sebagai bahan untuk menambah koleksi dan memperkaya penelitian ilmiah bagi Program Studi Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Peneliti Lainya

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Sertifikasi Guru

2.1.1.1 Pengertian Sertifikasi

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga professional.

National Commission on Educational Services (NCES), memberikan

pengertian sertifikasi secara lebih umum. “Sertification is a procedure whereby the state evaluates and reviews a teacher candidate’s credentials and provides

him or her a license to teach”. Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat

pendidik kepada guru.

Mulyasa (2007:33) mengartikan sertifikasi sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa guru telah memenuhi kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu.

(26)

Berdasarkan pengertian diatas, dapat diartikan bahwa sertifikasi guru merupakan suatu proses pemberian sertifikat bahwa guru yang bersangkutan telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan dan telah memenuhi standar keprofesionalan guru. Guru yang mengikuti sertifikasi, tujuan utamanya bukanlah untuk mendapatkan tunjangan profesi semata, melainkan untuk dapat membuktikan bahwa guru yang bersangkutan telah memiliki kompetensi. Dengan menyadari dasar Sertifikasi ini, maka guru akan mempersiapkan diri untuk meningkatkan kualitas keguruannya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 10 Tahun 2009 pasal 2 menyatakan sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik dan pemberian sertifikat pendidik secara langsung. Uji kompetensi sebagaimana dimaksud dilakukan dalam bentuk portofolio. Portofolio diartikan sebagai sekumpulan informasi pribadi yang merupakan catatan dan dokumentasi atas pencapaian prestasi seseorang dalam pendidikannya. Dalam konteks sertifikasi guru, portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai selama menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu.

Menurut Pedoman Penyusunan Portofolio (2009:6) Portofolio guru terdiri atas 10 komponen, yaitu:

1. Kualifikasi akademik

(27)

atau S-3) maupun nongelar (D-IV), baik didalam maupun diluar negeri. Komponen kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan terakhir yang dimiliki oleh guru peserta sertifikasi. Bukti fisik kualifikasi akademik berupa ijazah atau sertifikat diploma.

2. Pendidikan dan pelatihan

adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti oleh guru dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi selama melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota,provinsi, nasional, maupun internasional.

3. Pengalaman mengajar

adalah masa kerja sebagai guru pada jenjang, jenis, dan satuan pendidikan formal tertentu.

4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

adalah persiapan pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk satu topic atau kompetensi tertentu. Bukti fisik perencanaan pembelajaran berupa dokumen perencanaan pembelajaran (RPP/RP/SP) hasil karya guru yang bersangkutan.

5. Penilaian dari atasan dan pengawas

Adalah penilaian atasan terhadap kompetensi kepribadian dan sosial 6. Prestasi akademik

(28)

pembimbingan siswa sampai mencapai juara, karya monumental di bidang pendidikan atau non-kependidikan (karya guru yang bersifat inovatif)

7. Karya pengembangan profesi

adalah hasil karya dan/atau aktivitas guru yang menunjukkan adanya upaya pengembangan profesi. Seperti Buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau nasional; Artikel yang dimuat dalam media jurnal; Laporan penelitian di bidang pendidikan (individu/kelompok)

8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah

adalah partisipasi guru dalam forum ilmiah (seminar, semiloka, simposium, sarasehan, diskusi panel, dan jenis forum ilmiah lainnya) pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional1, atau internasional, baik sebagai nara sumber/pemakalah maupun sebagai peserta.

9. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial

adalah keikutsertaan guru menjadi pengurus organisasi kependidikan atau organisasi sosial pada tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/ kota, propinsi, nasional, atau internasional, dan/atau mendapat tugas tambahan.

10.Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

(29)

2.1.1.2 Dasar Sertifikasi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dasar Sertifikasi adalah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang disahkan pada tanggal 30 Desember 2005. Adapun pasal yang menyatakan hal tersebut adalah pada pasal 8, yaitu: guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujutkan tujuan pendidikan nasional.

Muslich (2007:47) mengemukakan bahwa “landasan Sertifikasi antara lain:

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan yang dii tetapkan pada tanggal 4 Mei 2007.

2.1.1.3 Tujuan Sertifikasi

Menurut Kunandar (2007:79) beberapa hal yang menjadi tujuan dilakukannya sertifikasi antara lain adalah untuk :

1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai agen pembelajaran dan mewujutkan tujuan pendidikan nasional.

2. Peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan, dan 3. Peningkatan professional guru

2.1.1.4 Manfaat Sertifikasi

Menurut Hurmaini (2011:509) adapun manfaat yang dapat diambil dari sertifikasi, antara lain :

(30)

menerapkan teori dan praktik kependidikan yang telah teruji kedalam pembelajaran dikelas.

2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak professional. Mutu pendidikan di sekolah ditentukan oleh mutu guru dan mutu proses pembelajaran didalam kelas. Melalui sertifikasi masyarakat akan menilai sekolah tertentu berdasarkan mutu tersebut.

3. Meningkatkan kesejahteraan guru. Hasil sertifikasi guru dapat dengan mudah digunakan untuk menentukan besarnya imbalan yang pantas diberikan kepada masing-masing guru.

4. Menjaga lembaga penyelenggaraan pendidikan tenaga pendidik (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan external yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.

2.1.2 Motivasi Berprestasi 2.1.2.1 Pengertian Motivasi

Sedarmayanti (2000:14) menyatakan motivasi (motivation) berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari kata movere yang berarti menggerakkan atau to move. Menggerakkan merupakan proses pemberian motivasi kepada para pegawai sehingga mereka mau bekerja dengan semangat kerja yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi.

(31)

beberapa kebutuhan individu. Motivasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kinerja.

Dalam dunia kerja, motivasi menempati unsur terpenting yang harus dimiliki, karena motivasi merupakan kemampuan usaha yang dilakukan seseorang untuk meraih tujuan dan disertai dengan kemampuan individu untuk memuaskan kebutuhan – kebutuhannya. Armstrong (2006:252) menyatakan bahwa motivasi menitik beratkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk bertingkah laku dengan cara tertentu. Pada dasarnya terdapat tiga karakteristik pokok motivasi seperti yang diungkapkan oleh Arnold et al yaitu direction- what a person is trying to do, yaitu arah yang dituju oleh usaha dan kemauan yang dimiliki oleh seseorang; efforthow hard a person is trying, yaitu usaha yang menunjuk pada kekuatan perilaku kerja seseorang atau jumlah yang ditunjukkan oleh seseorang dalam pekerjaannya; dan persistence- how long a person keeps on trying, yaitu kemauan keras yang ditunjukkan oleh seseorang ketika menerapkan usahanya pada tugas-tugas pekerjaannya (Armstrong, 2006:252). Kemauan yang keras akan membuat segala usaha akan dilakukan.

Ketiga karakteristik pokok motivasi di atas merumuskan motivasi sebagai keadaan dimana usaha dan kemauan keras seseorang diarahkan pada pencapaian hasil-hasil atau tujuan tertentu.

(32)

Sumber : Mulyasa (2007:59) Gambar 2.1

Hierarki Kebutuhan Maslow

Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan dasar dari motivasi. Dengan adanya kebutuhan ini, maka seseorang akan termotivasi untuk memenuhi

kebutuhan pokoknya. Seperti sandang, pangan, papan dan lain sebagainya. Selanjutnya seseorang akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan akan rasa aman (Safety Needs) seperti kemantapan, keselamatan. Kebutuhan pada tingkat selanjutnya ialah kebutuhan berkelompok (Social Needs, Love Needs, Belonging Needs) yaitu kebutuhan akan rasa hormat, atau harga diri, kebutuhan hidup berkelompok, mencintai dan dicintai. Kebutuhan penghargaan, merupakan kebutuhan dimana seseorang ingin dihormati, mendapat tanda penghargaan terhadap apa yang ia lakkukan. Dan yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri (Self-Actualization Needs) yaitu kebutuhan untuk menyatakan dirinya kepada orang lain yang bersifat prestise.

Aktualisasi Diri

Penghargaan Diri

Kepemilikan Sosial

Rasa Aman

[image:32.595.198.443.105.337.2]
(33)

2.1.2.2 Pengertian Motivasi Berprestasi

Mangkunegara (2004: 103) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji.

Seorang yang mempunyai prestasi yang tinggi cenderung untuk berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda pekerjaannya dan mereka cenderung akan melakukan yang terbaik melebihi apa yang sebelumnya sudah dilakukan.

McClelland dalam Robbins, (2009:230) menyatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan produk dari dua kebutuhan yang bertentangan, yaitu kebutuhan untuk mencapai kesuksesan dan kebutuhan untuk menghindari kegagalan. Selanjutnya, ia menganalisis tentang tiga (3) kebutuhan manusia yang sangat penting didalam organisasi atau perusahaan tentang motivasi mereka, yaitu:

1. Kebutuhan pencapaian (need for achievement); dorongan utuk melebihi pencapaian standar-satandar, dan berusaha keras untuk berhasil. Dalam kata lalin kemampuan untuk mencapai hubungan kepada standar organisasi yang telah di tentukan juga perjuangan karyawan untuk menuju keberhasilan. Kebutuhan pencapaian guru, meliputi :

(34)

2. Kebutuhan kekuatan (need for power); kebutuhan untuk membuat individu lain berprilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berprilaku sebaliknya. Dalam kata lain, kebutuhan untuk membuat orang berprilaku dalam keadaan yang wajar dan bijaksana didalam tugasnya masing-masing. Kebutuhan kekuatan, meliputi :

a. Pekerjaan yang menantang b. Keamanan kerja

c. Penghargaan sesama rekan guru d. Kepercayaan sekolah untuk berkarya

3. Kebutuhan untuk berafiliasi atau hubungan (needs for affiliation); keinginan untuk menjalin suatu hubungan antar personal yang ramah dan akrab atau hasrat untuk bersahabat dan megenal lebih dekat rekan kerja atau para karyawan didalam organisasi. Kebutuhan untuk berafiliasi, meliputi :

a. Berinteraksi sosial b. Bekerja sama

c. Pengakuan kemampuan d. Sportivitas dalam bekerja 2.1.2.3Aspek Motivasi Berprestasi

(35)

1. Tanggungjawab

Individu yang memiliki motivasi berprestasi tidak akan meninggalkan tugas yang telah dipercayakan kepadanya. Ia akan berusaha untuk menyelesaikannya walaupun tugas yang diberikan sukar.

2. Mempertimbangkan resiko

Individu yang punya motivasi tinggi, akan menetapkan tujuan prestasi yang realistis, sesuai dengan kemampuan yang di miliki. Mereka lebih suka dengan tantangan moderat yang menjanjikan kesuksesan, tidak suka melakukan pekerjaan yang mudah dimana tidak ada tantangan sehingga ada kepuasan untuk kebutuhan prestasinya. Apabila menemukan tugas yang sukar, dapat di kerjakan dengan membagi tugas menjadi beberapa bagian, yang tiap bagian tersebut akan lebih mudah untuk di selesaikan.

3. Umpan balik

Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan mencari masukan terhadap tugas yang dikerjakannya, dimana ia dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya dalam melakukan suatu hal tertentu sehingga informasi tersebut dapat menjadi pedoman bagi perbuatannya di kemudian hari.

4. Kreatif – Inovatif

(36)

kreatif dengan mencari cara untuk menyelesaikan tugas seefisien mungkin.

5. Waktu penyelesaian tugas

Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung menyelesaikan tugas dalam waktu yang cepat atau tidak menunda-nunda waktu. Ia akan melakukan perencanaan dan mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan saat menyelesaikan tugasnya.

6. Keinginan menjadi yang terbaik

Seorang individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, cenderung menginginkan menjadi orang yang selalu ingin di perhitungkan dengan cara menjadikan dirinya menjadi orang yang terdepan.

2.1.2.4 Karakteristik Individu Berprestasi Tinggi

Menurut Jhonson dkk dalam Djaali, (2008:34) Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggungjawab pribadi atas hasil kerjanya

2. Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai

3. Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaanya

(37)

2.1.3 Komitmen

2.1.3.1 Pengertian Komitmen

Menurut Mahis dan Jackson dalam Sopiah, (2008:155) memberikan

definisi, “Organizational Commitment is the degree to which employees believe

in and accept organizational goals and desire to remain with the organization”.

Menurut Mowday dalam Sopiah (2008:155) Komitmen kerja sebagai istilah lain dari komitmen organisasional. Komitmen organisasional merupakan identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat terhadap organisasi, keinginan untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan

bersedia berusaha keras bagi pencapaian tujuan organisasi.

Komitmen merupakan suatu keputusan seseorang dengan dirinya sendiri, apakan ia akan melakukan atau tidak melakukan suatu kegiatan. Maka seseorang yang telah memiliki suatu komitmen tidak akan ragu dalam menentukan sikap dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil tersebut.

(38)

2.1.3.2 Manfaat Komitmen

Adapun manfaat yang dapat dirasakan dengan adanya komitmen pada organisai adalah:

1. Individu yang memiliki komitmen yang tinggi, kemungkinan yang jauh lebih besar untuk menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi dalam organisasi.

2. Dengan adanya komitmen yang tinggi, maka individu memiliki keinginan yang lebih kuat untuk tetap bekerja pada organisasi yang sekarang dan dapat terus memberikan sumbangan bagi pencapaian tujuan

3. Dengan adanya komitmen yang tinggi, maka sepenuhnya individu akan melibatkan dirinya pada pekerjaan mereka yang pada akhirnya memberikan sumbangannya bagi pencapaian tujuan organisasi. Juniarari (2011:2)

Adapun jenis-jenis komitmen menurut Robbins (2009:101) adalah sebagai berikut:

1. Komitmen afektif, yaitu perasaan emosional untuk organisasi dan keyakinan dalam nilai-nilainya.

2. Komitmen berkelanjutan, yaitu nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dengan sebuah organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkakn organisasi tersebut

(39)

2.1.3.3 Komitmen Guru

Komitmen merupakan suatu ketulusan atau keterikatan hati untuk melakukan sesuatu Ramdhani, (2012:86). Selanjutnya Meyer dalam Ramdani (2012:87) menjelaskan bahwa komitmen dapat dipahami dalam tiga bentuk kelekatan individu terhadap organisasi atau profesinya yang meliputi:

1. Komitmen normatif, yaitu kelekatan individu terhadap profesinya karena sudah merasa tugas yang diemban adalah tugas yang sangat penting. Komitmen normatif juga didasarkan pada janji seorang guru saat diangkat sebagai guru yang harus memenuhi kewajibannya sebagai guru.

2. Komitmen afektif, yaitu kelekatan seseorang terhadap organisasi atau profesi karena ia merasa memiliki nilai yang selaras dengan nilai-nilai dari organisasi atau profesi tersebut.

3. Komitmen berkelanjutan, yaitu kelekatan individu pada pekerjaannya karena mempertimbangkan untung dan ruginya apabila ia tetap mengikatkan diri terhadap organisasi dan profesinya.

(40)

2.1.4 Kinerja

2.1.4.1 Pengertian Kinerja

Performance atau yang lebih dikenal dengan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi.

Prawirosentono dalam Sutrisno (2010 : 170) kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Hasibuan (2008 : 94) memberikan defenisi bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.

Kinerja dapat di ketahui hanya apabila individu atau kelompok individu tersebut memiliki kriteria keberhasilan yang telah di tetapkan. Kriteria keberhasilan itu dapat berupa tujuan-tujuan atau target-terget tertentu yang hendak di capai. Tanpa adanya tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak dapat diketahui karena tidak ada tolak ukurnya. Kinerja terkait dengan kualitas seseorang dalam melakukan pekerjaan.

Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada suatu

organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan dan

memberikan konstribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi

(41)

2.1.4.2Kinerja Guru

Kinerja guru merupakan kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas

pembelajaran disekolah dan bertanggungjawab atas peserta didiknya. Kinerja guru

tidak hanya ditunjukkan oleh hasil kerja, tetapi juga ditunjukkan oleh prilaku

dalam bekerja.

Mardjuki dalam Wardana (2013:4) menyatakan kinerja guru harus selalu di tingkatkan, mengingat tantangan dunia pendidikan untuk menghasilkan kualitas Sumber Daya Manusia yang mampu bersaing di era global semakin ketat.

Dari beberapa penjelasan tentang pengertian kinerja di atas dapat

disimpulkan bahwa Kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru

dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan

memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan.

Sedangkan Rivkin, Hamushek dan Kain dalam Supardi (2013:49)

menyatakan bahwa standar kualitas yang harus dipenuhi guru adalah : ”The

Academic Skill Of Teacher, Teacher Assigment, Teacher Experience, And

Profesional Development”.

Michael dalam Mulyasa (2003:150) bahwa dalam melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya untuk mencapai kinerja yang lebih baik, memiliki beberapa

kriteria yang didasarkan pada :

1. Ketepatan waktu (Prontness) yaitu pelaksanaan proses belajar mengajar

(42)

2. Kualitas hasil kerja (Qality of Work), yaitu suatu hasil yang sesuai

dengan standar kompetensi guru.

3. Inisiatif (Initiatif), yaitu yang terhimpun kehendak perasaan, pikiran

keahlian dan pengalaman seseorang.

4. Kemampuan (Capability) dalam menunjukan kompetensi untuk

melaksanakan pekerjaan.

5. Komunikasi (Communication), yaitu proses penyampaian keterangan,

informasi dari orang lain atau cara menyampaikan informasi, sikap,

perasaan atau kebutuhan sebagai syarat terjadinya kerjasama antara guru

dengan kepala sekolah atau guru dengan siswa.

Adapun penilaian kinerja guru dilihat dari pencapaian kompetensi guru.

Uno (2008:61) menyatakan kompetensi menunjuk kepada Performance dalam

melaksanakan tugas-tugas kependidikan. Dalam materi PLPG kebijakan PKB

(2012:27), uji kompetensi guru terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

1. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan yang dimiliki guru berkenaan

dengan karakteristik peserta didik dilihat dari berbagai aspek. Guru harus

mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan

kemempuannya dikelas dan harus mampu melakukan penilaian terhadap

kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Aspek yang diamati, yaitu:

a. Menguasai karakteristik peserta didik

b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsi pembelajaran

(43)

d. Kegiatan pembelajaran yang mendidik

e. Memahami dan mengembangkan potensi

f. Komunikasi dengan peserta didik

g. Penilaian dan evaluasi

2. Kompetensi kepribadian

Guru harus mempunyai kemampuan yang berkaitan dengan kemantapan dan integritas kepribadian. Aspek-aspek yang diamati, yaitu:

a. Bertindak sesuai norma agama, hokum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia

b. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan

c. Etos kerja, tanggungjawab yang tinggi dan rasa bangga menjadi guru.

3. Kompetensi sosial

Guru dimata masyarakat dan peserta didik merupakan panutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun aspek-aspek yang diamati, yaitu:

a. Bersikap inkluisif (peduli terhadap teman sejawat) b. Tidak diskriminatif

c. Komunikasi dengan tenaga pendidik

d. Komunikasi dengan sesame orangtua peserta didik dan masyarakat 4. Kompetensi professional

(44)

b. Mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

2.2 Penelitian Terdahulu

[image:44.595.90.540.341.746.2]

Penelitian terdahulu adalah penelitian yang sudah pernah dilakukan pihak lain tentang penelitian yang serupa dan memiliki tujuan yang sama. Adapun penelitian yang serupa dengan penelitian ini dapat dilihat dari tabel dibawah :

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Wina Canigia 2014 Komitmen Guru Yang Disertifikasi Dalam Melak-sanakan Tugas Di SMK Negeri Kelompok Bisnis Manajemen Kota Padang

Komitmen Penelitian Deskriptif

Komitmen guru yang telah disertifikasi di-tinjau dari aspek kepedulian, disiplin, loyalitas, kebanggaan ter-hadap tugas, dinilai cukup baik. secara keseluruhan guru yang di-sertifikasi memiliki komitmen cukup baik dalam melaksanakan tugas tersebut. Dendik Surya Wardan 2013 Motivasi Ber-prestasi Dengan Kinerja Guru Yang Sudah Disertifikasi

Motivasi, Kinerja

Korelasi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan sangat signifikan antara motivasi berprestasi dengan kinerja.

Rosita Bestiana 2012 Hubungan Kepuasan Kerja, Motivasi Dan Komitmen Normatif Dengan Kinerja Guru Smpn 1 Rantau Selatan – Labuhan

Kepuasan Kerja, Motivasi, Komitmen Normatif, Kinerja Analisis regresi linier berganda

(45)

Nama

Peneliti Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Julianti, 2011 Pengaruh Program Sertifikasi Terhadap Kompetensi Professional Guru Akuntansi SMA/SMK Se-Kota Tebing Tinggi

Sertifikasi dan kompetensi profesional Analisis regresi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program sertifikasi berpengaruh positif terhadap peningkatan kompetensi

professional guru yang ada di kota Tebing Tinggi.

Dewi U. Wahyuni, et al 2014

Influence of Organizational Commitment, Transactional Leadership, and Servant Leadership to the Work Motivation, Work Satisfaction and Work Performance of Teachers at Private Senior High Schools in Surabaya. Organizatio nal Commit-ment, Transaction al Leaders-hip,Servant Leaders-hip Work Motiva-tion, Work Satisfac-tion Work Perfor-mance Structure Equation Modeling (SEM) and the Analyze Moment structure

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Komitmen organisasi memiliki pengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja. Komitmen Organisasi memiliki pengaruh signifikan terhadap Kinerja guru. Motivasi kerja memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap Kinerja Guru.

M. Nur Mustafa 2010

The Effect of Work Motivation on Teacher‟s Work Perfor-mance in Pekanbaru Senior High Schools, Riau

Descrip-tive analysis and inference based on SPSS Regressio n analysis

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan motivasi dan kinerja guru. Analisis regresi menunjukkan pekerjaan yang motivasi kontribusi 61% terhadap kinerja guru dan ini menunjukkan bahwa faktor motivasi kerja memiliki kontribusi yang signifikan terhadap prestasi kerja guru. Implikasi dari penelitian ini menemukan bahwa faktor tersebut sangat penting untuk

meningkatkan kinerja guru di pekanbaru

(46)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual merupakan suatu kerangka berpikir tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah teridentifikasi sebagai masalah, dijelaskan sebagai berikut :

2.3.1 Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja

Mulyasa (2006: 43) menyatakan bahwa sertifikasi guru adalah untuk mendapatkan guru yang baik dan professional yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta pendidikan nasional umumnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman.

Seperti yang dinyatakan oleh Muslich (2007: 8) bahwa “Peningkatan mutu

guru lewat sertifikasi ini sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan”.

Rasionalnya adalah apabila kompetensi guru meningkat yang diikuti dengan peningkatan penghasilan, diharapkan kinerjanya juga meningkat.

Penelitian yang dilakukan Istiarini & Sukanti (2012:4), menyatakan sertifikasi berpengaruh terhadap kinerja guru. Dengan adanya peningkatan profesionalisme guru, maka kompetensi guru akan ikut meningkat.

2.3.2 Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja

(47)

dalam konteks ini harus memberikan jalan terbaik, dengan jalan lebih memperhatikan para guru agar mereka dapat bekerja secara efektif.

Motivasi berprestasi yang tinggi akan mempunyai semangat, keinginan dan energi yang besar dalam diri individu untuk bekerja seoptimal mungkin. Motivasi berprestasi yang tinggi pada guru akan membawa dampak positif bagi proses belajar mengajar di sekolah dan meningkatkan daya saing guru.

Mc.Clleland dalam Terry (2003:304) menyatakan bahwa orang-orang yang mempunyai need for achievement yang tinggi akan memikirkan dan bertekad di dalam dirinya bagaimana mereka dapat meningkatkan pekerjaan mereka, mempertanyakan bagaimana mereka dapat menyelesaikan sesuatu yang berharga, dan mendapatkan kepuasan yang besar dari usaha mereka untuk melakukan pekerjaan dengan baik.

Berdasarkan hasil penelitian Mangkunegara (2006:136) menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kinerja. Artinya, pimpinan, manajer dan pegawai yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi akan mencapai kinerja tinggi, dan sebaliknya mereka yang kinerjanya rendah disebabkan karena motivasi kerjanya rendah.

(48)

akan memiliki kinerja yang tinggi. Adapun sekolah yang memiliki guru yang bermotivasi rendah akan cenderung memiliki kinerja yang rendah pula

Hal ini didukung dengan pendapat Robbins dalam Supardi, (2013:47) mengenai hubungan motivasi dan kinerja menyatakan: “kinerja merupakan fungsi dari interaksi antara ability (kemampuan dasar) dengan motivation (motivasi) yaitu kinerja (performance) P = (AxM)” teori tersebut menunjukkan bahwa orang yang memiliki kemampuan dasar yang tinggi, tetapi memiliki motivasi yang rendah, akan menghasilkan kinerja yang rendah.

Penelitian yang dilakukan Istiarini & Sukanti (2012:4), menyatakan sertifikasi dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru. Apabila sertifikasi dan motivasi kerja meningkat maka kinerja juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya. Dengan adanya peningkatan profesionalisme guru, maka kompetensi guru akan ikut meningkat. Selain itu dengan adanya dorongan kerja yang tinggi dapat menimbulkan gairah kerja yang tinggi dan guru akan berupaya untuk bekerja sebaik mungkin.

Upaya kerja yang tinggi akan dapat memberikan hasil yang memuaskan. Hasil kerja yang memuaskan ini merupakan suatu bukti bahwa kinerja guru mengalami peningkatan. Sebaliknya, jika hasil kerja kurang memuaskan maka kinerja dapat dikatakan kurang optimal.

2.3.3 Pengaruh Komitmen Terhadap Kinerja

(49)

yang kuat dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggungjawab. Komitmen guru merupakan hal yang penting karena berpengaruh terhadap kinerja guru. Guru yang mempunyai komitmen biasanya akan menunjukkan sikap kerja yang penuh perhatian terhadap tugasnya. Guru tersebut akan memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam komitmen terkandung keyakinan dan menimbulkan energi untuk melakukan yang terbaik.

Dengan adanya komitmen akan menghasilkan kinerja yang lebih baik dan memiliki motivasi yang kuat untuk berprestasi. Rasa bangga sebagai guru yang mengemban tugas mulia akan melahirkan semangat dari dalam diri guru sendiri untuk memberikan yang terbaik dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran. keberhasilan suatu pekerjaan tidak hanya ditentukan oleh ada-nya partisipasi atau keterlibatan seseorang tetapi juga dipengaruhi oleh adanya komitmen seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Komitmen yang tinggi dapat menimbulkan motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu dengan penuh keikhlasan. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa bekerja tanpa motivasi akan cepat bosan, karena tidak adanya unsur pendorong agar semangat kerja tetap stabil. Motivasi merupakan komoditi yang sangat diperlukan oleh semua orang termasuk guru.

(50)

Guru yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya akan menjiwai pekerjaannya dan hal itulah yang menumbuhkan komitmen kerja guru.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan maka model kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

[image:50.595.149.484.260.421.2]

Sumber: Muslic (2007), Mangkunegara (2006), Wahyuni (2011) Gambar 2.2

Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan penelitian tentang hubungan antara variabel-variabel penelitian serta merupakan pernyataan yang paling spesifik (Kuncoro, 2009:59). Sehubungan dengan uraian diatas maka dapat dikemukakan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Sertifikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa.

2. Motivasi Berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa.

Program Sertifikasi

(X1)

Motivasi Berprestasi

(X2)

Komitmen (X3)

(51)

3. Komitmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 3 Tanjung Morawa.

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian menurut tingkat eksplanasi, dimana penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan pada tujuan objek-objeknya.

Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian menggunakan penelitian asosiatif yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih Situmorang (2014:43). Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat “Pengaruh Sertifikasi, Motivasi Berprestasi dan Komitmen terhadap Kinerja Guru SMP

Negeri 3 Tanjung Morawa”.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Jl. Protokol Wonosari, Tanjung Morawa. Waktu penelitian dimulai dari bulan Mei 2015 sampai Juli 2015.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari penelitian yang simpang siur terhadap permasalahan. Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (independent variable) a. Sertifikasi Guru (X1)

b. Motivasi Berprestasi (X2)

(53)

2. Variabel terikat (dependent variable) a. Kinerja (Y)

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional dari masing-masing variabel digunakan untuk menjelaskan variabel yang diidentifikasi sebagai upaya pemahaman dalam penelitian. Dalam penelitian ini definisi operasional variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X1) yaitu Sertifikasi

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru Indikator dari Sertifikasi adalah:

1. Portofolio

2. Variabel bebas (X2) yaitu Motivasi Berprestasi

Dorongan kuat dari dalam diri seseorang untuk selalu memperoleh pencapaian tertinggi dalam setiap usaha atau pekerjaan yang dilakukannya.

Indikator dari Motivasi Berprestasi adalah:

1. Kebutuhan Pencapaian (Need for achievement) 2. Kebutuhan Kekuatan (Need for power)

3. Kebutuhan Berhubungan (Need for affiliation) 3. Variabel bebas (X3) yaitu Komitmen

Suatu ketertarikan diri terhadap tugas dan kewajiban sebagai guru yang dapat melahirkan tanggungjawab dan sikap responsive dan inovatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(54)

1. Komitmen afektif (affective comitment)

2. Komitmen berkelanjutan (continuance commitment) 3. Komitmen normatif (normative commitment)

4. Variabel terikat (Y) yaitu Kinerja

Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja dengan standar yang ditetapkan

Indikator dari kinerja adalah: 1. Kompetensi Pedagogik

2. Kompetensi Kepribadian

3. Kompetensi Profesional

[image:54.595.96.534.458.738.2]

4. Kompetensi Sosial

Tabel 3.1

Oprasionalisasi Variabel Penelitian Variabel

penelitian Definisi Dimensi Indikator Skala

Sertifikasi (X1)

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru Penilaian Portofolio

1. Kualifikasi Akademik 2. Pendidikan dan Pelatihan 3. Pengalaman Mengajar 4. Perencanaan Pembelajaran 5. Penilaian dari atasan 6. Prestasi Akademik 7. Karya Pengembangan

Profesi

8. Keikutsertaan Forum Ilmiah 9. Pengalaman Organisasi 10. Penghargaan Dibidang

Pendidikan

Likert

Motivasi Berpres-tasi (X2)

Dorongan kuat dari dalam diri seorang guru untuk selalu memperoleh 1.Kebutuhan Pencapaian (Need for achievement)

1. Dorongan akan tanggungjawab

2. Berani mengambil resiko 3. Berprestasi tinggi.

(55)

Variabel Penelitian

Definisi Dimensi Indikator

Skala

pencapaian tertinggi dalam setiap pekerjaan yang

dilakukannya .

2.Kebutuhan Kekuatan (Need for power)

4. Keamanan kerja

5. Penghargaan sesama rekan guru

6. Dukungan sekolah untuk berkarya Likert 3.Kebutuhan Berhubungan (Need for affiliation)

7. Berinteraksi sosial 8. Umpan balik 9. Bekerja sama

10. Pengakuan kemampuan

Likert

Komitmen (X3)

Suatu ketertarikan diri seorang guru terhadap tugas dan kewajiban sebagai guru yang dapat melahirkan tanggung-jawab dan sikap responsive. 1. Komitmen afektif (affective commitment)

1. Menghabiskan karir di sekolah

2. merasakan masalah yang dihadapi sekolah menjadi masalah guru

3. Bangga menjadi bagian organisasi tersebut Likert 2. Komitmen berkelanjut-an (continuance commitment)

4. Bertahan di organisasi 5. Merasa berat meninggalkan

sekolah

6. Menjaga nama baik sekolah

Likert

3. Komitmen normatif (normative commitment)

7. Tidak meninggalkan tugas/tanggungjawab walaupun menguntungkan 8. Sekolah menjadi inspirasi

dalam meningkatkan prestasi Likert Kinerja (Y) Kinerja merupakan hasil kerja seorang guru, yaitu Perbandi-

1. Pedagogik 1. Menguasai Karakteristik Peserta Didik

2. Menguasai Teori Belajar 3. Pengembangan Kurikulum 4. Kegiatan Pembelajaran Yang

Mendidik

(56)

Variabel Penelitian

Definisi Dimensi Indikator Skala

ngan antara hasil kerja guru dengan standar pencapaian hasil kerja guru yang ditetapkan

5. Mengembangkan Potensi Peserta Didik

6. Komunikasi Dengan Peserta Didik

7. Penilaian Dan Evaluasi Likert

2. Kepribadian 8. Bertindak sesuai norma

9. Menunjukkan pribadi yang teladan

10. Memiliki tanggungjawab yang tinggi

Likert

3. Sosial 11. Peduli terhadap teman

sejawat (inklusif) 12. Tidak diskriminatif

13. Komunikasi dengan tenaga pendidik

14. Komunikasi dengan orangtua

Likert

4. Profesional

15. Menguasai pola pikir keilmuan

16. Mengembangkan

keprofesian melalui tindakan reflektif

Likert

Sumber : Pedoman Penyusunan Portofolio (2009), Robbins (2009), Kebijakan PKB (2012)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Instrumen penelitian berupa kuesioner yang di susun berdasarkan indikator penelitian masing-masing variabel, yaitu Sertifikasi (X1), Motivasi Berprestasi

(X2), Komitmen (X3) dan Kinerja (Y). kuesioner yang disusun menggunakan

(57)

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (ST) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Silalahi (2011:45)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2012:115)

Populasi pada penelitian ini adalah guru di SMP Negeri 3 Tanjung Morawa yang berjumlah 42 orang.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua data yang ada populasi. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono 2012:116).

(58)

3.7 Jenis dan Sumber Data

1. Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah: a. Data kualitatif

Yaitu data yang bukan dalam bentuk angka-angka atau tidak dapat dihitung, dan diperoleh dari hasil wawancara dengan pimpinan perusahaan dan karyawan dalam perusahaan serta informasi-informasi yang diperoleh dari pihak lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

b. Data Kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung, yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan dan berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Sumber data dalam penelitian ini adalah :

a. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama yaitu responden dengan memberikan kuesioner atau daftar pertanyaan dan hasil wawancara kepada guru di SMP Negeri 3 Tanjung Morawa b. Data Sekunder merupakan data pendukung yang sifatnya memperkuat

hasil analisis. Data sekunder diperoleh melalui penelitian kepustakaan, penelusuran internet,dan lainnya pada sumber-sumber yang terkait dengan objek penelitian.

3.8.Metode Pengumpulan Data

(59)

dapat dilakukan proses pengolahan data, menganalisa data kemudian diambil suatu kesimpulan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Daftar pernyataan atau kuesioner

Menurut Arikunto (2006:151), kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

Gambar

Gambar 2.1  Hierarki Kebutuhan Maslow
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1  Oprasionalisasi Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Antrian yang terlalu panjang mengakibatkan nasabah meninggalkan antrian, dalam teori antrian hal ini disebut dengan istilah balking Dengan menggunakan data jumlah kedatangan

[r]

Chaitin’s algorithmic approach would help to elucidate the relation between digitally encoded information and active forms , because forms and shapes are responsible for

[r]

An alternative steganographic approach was used for a cryptographic technique allowing a graphical message decryption: The message strand was encrypted by mixing it with a multitude

[r]

layers. Low-level reference neurons select cytoskeletal neurons in each subnet that have similar cytoskeletal structures. High- level reference neurons select different combinations