• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Waktu Dan Biaya Optimum Pada Proyek Konstruksi Jembatan (Studi Kasus : Proyek Konstruksi Jembatan Kereta Api Km.16 Lintas Bandar Tinggi - Kuala Tanjung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Waktu Dan Biaya Optimum Pada Proyek Konstruksi Jembatan (Studi Kasus : Proyek Konstruksi Jembatan Kereta Api Km.16 Lintas Bandar Tinggi - Kuala Tanjung)"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA WAKTU DAN BIAYA OPTIMUM PADA

PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN

(Studi Kasus : Proyek Konstruksi Jembatan Kereta Api Km.16

Lintas Bandar Tinggi - Kuala Tanjung)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian Pendidikan Sarjana Teknik Sipil

Oleh :

Ebeneser Simanjuntak

NIM: 10 0404 028

Dosen Pembimbing :

Ir. Syahrizal, MT

NIP 19611231 198111 1 001

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

i

ABSTRAK

Keterlambatan menyebabkan timbulnya masalah baru dalam proyek, antara lain pembengkakan biaya dan kontraktor dapat dikenai sanksi. Berbagai macam cara dilakukan oleh kontraktor agar pekerjaan sesuai dengan schedule awal yang telah di rencanakan. Namun pada kenyataannya sering sekali schedule awal tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan.

Metode Crashing adalah salah satu metode yang digunakan untuk mempersingkat durasi kegiatan suatu proyek, dimana kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan Crashing adalah kegiatan yang berada pada jalur kritis, dan pada penelitian ini penentuan kegiatan kritis diperoleh dengan menggunakan Program Primavera 6.0. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode Crashing pada proyek dengan mengunakan bantuan Primavera 6.0 untuk menentukan durasi optimum yang didapat dengan alternative penambahan jam kerja (lembur) guna mengantisipasi keterlambatan yang terjadi pada proyek pembangunan jembatan kereta api yang berada di lintas Bandar Tinggi-Kuala Tanjung, dimana penjadwalan awal proyek ini menggunakan metode CPM. Dari analisis data dengan Crashing dan Primavera 6.0 ini diperoleh durasi optimum untuk 3 jam kerja lembur adalah 143 hari (efisiensi waktu 2.72%) dengan biaya Rp.14.935.281.359,73 (efisiensi biaya 0.1196%) dan untuk 4 jam kerja lembur diperoleh durasi optimum 141 hari (efisiensi waktu 4.08%) dengan biaya menjadi Rp.14.942.155.682.72 (efisiensi biaya 0.24%).

(3)

ii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,

rahmat, dan karunia-Nya, akhirnya penyusunan Tugas Akhir ini dapat saya

selesaikan dengan baik.Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus

dipenuhi untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) di Fakultas Teknik,

Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU).

Penulis menyadari bahwa selesainya Tugas Akhir ini tidak terlepas dari

bimbingan, dukungan, motivasi, dan bantuan semua pihak. Untuk itu melalui

tulisan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan tidak

terhingga kepada :

1. Orang tua tercinta, yang selalu memberikan yang terbaik serta tiada henti

mengiringi dengan doa dan motivasi yang tidak ternilai.

2. Bapak Ir. Syahrizal, MT. sebagai dosen pembimbing saya, yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan dukungan dalam

penyelesaian Tugas Akhir ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku Ketua Departemen Teknik Sipil,

Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. Sanci Barus, MT. selaku Koordinator Subjurusan Struktur.

5. Bapak Agung Putra Handana, ST., MT. dan Ibu Rahmi Karolina, ST., MT.

selaku dosen pembanding/penguji atas saran dan masukan yang diberikan

(4)

iii 6. Bapak/ Ibu staff pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera

Utara yang selama ini ikhlas dan sabar mencurahkan ilmunya kepada seluruh

anak didiknya termasuk penulis.

7. Seluruh pegawai administrasi yang telah memberikan bantuan dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Kepada keluarga ku tersayang Masta R Simanjuntak, Benyamin Simanjuntak,

Lucky, Golda, Grace serta yang lainnya, terima kasih atas semua dukungan,

doa, motivasi, semangat, bimbingan, dan rasa sayangnya untuk penulis.

9. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, sahabat

seperjuangan : Fander, Rebekka, Alfian, Rizal, Andre Syahputra, Mardi,

Elwis, Elfridani, Zefanya, Jernih, Cilla, Essy, Ica, Dila, Tok Cece, Dwi,

Naurah, Ricky, Reza, Boby, Yahya, Freddy, dan seluruh rekan-rekan

seperjuangan di kampus tercinta, atas bantuan, dukungan, dan doa kalian.

10.Rekan-rekan mahasiswa yang tergabung dalam Futsal Ceria.

11.Dan kepada adik-adik ku tersayang atas semangat dan doa yang kalian berikan

: Marissa, Sriester, beserta keluarga besar.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas dan melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya kepada kita semua, dan atas dukungan yang telah diberikan, penulis

ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Penulis juga menyadari manusia tidak luput dari khilaf dan salah, demikian

juga penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini sehingga Tugas Akhir ini

masih memiliki kesalahan dan kekurangan walaupun penulis telah berusaha

semaksimal mungkin. Oleh karena itu dengan tangan terbuka dan hati yang tulus

(5)

iv Akhir ini. Harapan penulis, semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat

bagi kita semua khususnya yang bergerak dalam bidang Teknik Sipil.

Medan, 2015

Hormat Saya

(6)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR IS………v

1.5 SistematikaPenulisan……….. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek ... 6

2.1.1 DefenisiProyek ... 6

2.1.1.a CiriPokokProyek……….. 6

2.1.1.b KarakteristikProyek………. 7

2.1.1.c KegiatanProyekDanKegiatanOperasional……….. 7

2.1.1.d SasaranProyekDanTripleConstraint………... 8

2.1.2 Jenis-jenisProyek ... 9

2.1.3 ManajemenProyek……… 10

2.1.4 PerencanaanDanPenjadwalanProyek ... 13

2.1.4.1 PenentuanAsumsiDurasiKegiatan………..15

2.1.4.2 NetworkPlanning(JaringanKerja)……….. 22

2.1.4.3 KurvaS atau HanummCurve………..23

(7)

vi

2.1.5.1 GambarProyek………. 25

2.1.5.2 VolumePekerjaan……… 25

2.1.5.3 AnalisaHargaSatuan……… 25

2.1.5.4 PenentuanBiaya……….. 26

2.1.6 MempercepatWaktuPenyelesaianProyek(Crashing)………. 27

2.1.7 HubunganAntaraWaktuDanBiaya………. 29

2.1.8 AplikasiDanPenggunaanPrimavera6.0(P6)……….. 31

2.1.8.1 TahapanPadaProyekKonstruksiyangDigunakanPadaAplikasi Primavera 6.0………. 32

2.1.8.2 Istilah-istilahPadaProgramPrimavera……… 33

2.2 PenelitianTerdahulu………..36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 MetodePenelitian………40

3.2. Bagan AlirPenelitian………..43

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data ... 45

4.1.1 DataUmumProyek ... 45

4.1.2 GambarProyek ... 46

4.1.3 DeskripsiPekerjaan ... 47

(8)

vii 4.1.5MenginputDataProyekSesuaiDenganRAB,TimeSchedule

DanAnalisaHarga Satuan………50

4.1.6 MembuatRelationshipAntarPekerjaan ... 60

4.1.7 MenentukanLintasanKritisPadaProyek ... 61

4.2 Pembahasan ... 63

4.2.1 PerhitunganDenganCrashingProgram ... 66

4.2.1.1 CrashDuration ... 67

4.2.1.2 CrashCost………...71

4.2.1.3 CostSlope………75

4.2.2 AnalisaPertukaranWaktudanBiaya ... 78

4.2.2.1 AnalisaPercepatanDurasi………80

4.2.2.2 AnalisaWaktudanBiaya………..82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 87

5.2 Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(9)

viii

Gambar 2.8 Hubungan Waktu-Biaya Total 30

Gambar 2.9 Hubungan Waktu-Biaya Normal 30

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian 44

Gambar 4.7 Kotak untuk Menentukan Tanggal Mulai dan Selesai Proyek53

Gambar 4.8 Responsible Manager 53

Gambar 4.9 Assignment Rate Type 54

(10)

ix

Gambar 4.11 Kotak Dialog Schedule 55

Gambar 4.12 Kotak Dialog Schedule Options 55

Gambar 4.13 Work Breakdown Structure 56

Gambar 4.14 Memasukkan Activities 57

Gambar 4.15 Currencies 58

Gambar 4.16 Hasil input pada Currencies 59

Gambar 4.17 Memasukkan Biaya pada Tiap Pekerjaan 60

Gambar 4.18 Menentukan Relationship 61

Gambar 4.19 Daftar Kegiatan Kritis 62

Gambar 4.20 Lintasan Kritis 62

Gambar 4.21 Grafik Perubahan Biaya Langsung untuk 3 jam Kerja Lembur84

Gambar 4.22 Grafik Perubahan Biaya Langsung untuk 4 jam Kerja Lembur84

Gambar 4.23 Hubungan Waktu-Biaya Normal dan Dipercepat untuk 3 jam

lembur 85

Gambar 4.24 Hubungan Waktu-Biaya Normal dan Dipercepat untuk 4 jam

(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Uraian Kegiatan dan Durasi 48

Tabel 4.2 Crash Duration untuk 3 jam lembur 69 Tabel 4.3 Crash Duration untuk 4 jam lembur 70 Table 4.4 Crash Cost untuk 3 jam lembur 73 Tabel 4.5 Crash Cost untuk 4 jam lembur 74 Table 4.6 Cost Slope untuk 3 jam lembur 76 Tabel 4.7 Cost Slope untuk 4 jam lembur 77 Tabel 4.8 Urutan kegiatan dengan Cost Slope rendah-tinggi untuk 3 jam

lembur 78

Tabel 4.9 Urutan kegiatan dengan Cost Slope rendah-tinggi untuk 4 jam

lembur 79

Tabel 4.10 Total Durasi Setelah Crashing untuk 3 jam lembur 80 Tabel 4.11 Total Durasi Setelah Crashing untuk 4 jam lembur 81 Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Biaya Langsung untuk 3 jam lembur 83

(12)

i

ABSTRAK

Keterlambatan menyebabkan timbulnya masalah baru dalam proyek, antara lain pembengkakan biaya dan kontraktor dapat dikenai sanksi. Berbagai macam cara dilakukan oleh kontraktor agar pekerjaan sesuai dengan schedule awal yang telah di rencanakan. Namun pada kenyataannya sering sekali schedule awal tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan.

Metode Crashing adalah salah satu metode yang digunakan untuk mempersingkat durasi kegiatan suatu proyek, dimana kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan Crashing adalah kegiatan yang berada pada jalur kritis, dan pada penelitian ini penentuan kegiatan kritis diperoleh dengan menggunakan Program Primavera 6.0. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode Crashing pada proyek dengan mengunakan bantuan Primavera 6.0 untuk menentukan durasi optimum yang didapat dengan alternative penambahan jam kerja (lembur) guna mengantisipasi keterlambatan yang terjadi pada proyek pembangunan jembatan kereta api yang berada di lintas Bandar Tinggi-Kuala Tanjung, dimana penjadwalan awal proyek ini menggunakan metode CPM. Dari analisis data dengan Crashing dan Primavera 6.0 ini diperoleh durasi optimum untuk 3 jam kerja lembur adalah 143 hari (efisiensi waktu 2.72%) dengan biaya Rp.14.935.281.359,73 (efisiensi biaya 0.1196%) dan untuk 4 jam kerja lembur diperoleh durasi optimum 141 hari (efisiensi waktu 4.08%) dengan biaya menjadi Rp.14.942.155.682.72 (efisiensi biaya 0.24%).

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Medan sebagai salah satu kota besar di Indonesia terus meningkatkan

pembangunan guna menjadikannya sebagai kota yang berkembang dan ternama.

Pembangunan infrastruktur ataupun sarana dan prasarana seperti gedung mewah,

hotel, perumahan-perumahan, jalan, flyover dan lain sebagainya terus berkembang

di kota medan. Hal ini tentu akan menjadi daya tarik bagi mereka yang ingin

berkunjung ke kota Medan. Seiring semakin banyaknya pembangunan atau

proyek konstruksi yang dilakukan di kota Medan, itu tidak terlepas dari

pengawasan para perancang bangunan itu sendiri.

Proyek adalah suatu usaha yang bersifat sementara untuk menghasilkan suatu

produk atau layanan yang unik (Schwalbe, 2004). Proyek sendiri memiliki batas

waktu (deadline) yang dalam artian bahwa proyek itu harus dapat diselesaikan

sebelum atau tepat pada waktu yang disediakan. Namun ada proyek itu yang

dalam penyelesaiannya tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

Kemungkinan disebabkan oleh faktor-faktor tertentu seperti faktor cuaca,

kebutuhan alat atau sumber daya, dan lain sebagainya.

Untuk menghindari permasalahan seperti diatas dalam mewujudkan

tercapainya sebuah proyek yang berhasil perlu dilakukan manajemen proyek yang

baik. Manajemen proyek adalah suatu langkah atau usaha yang dilakukan untuk

mengendalikan suatu proyek sehingga tercapainya harapan dari proyek itu.

(14)

2 mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk

mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Dengan adanya

manajemen yang baik pada proyek maka setiap pekerjaan dapat dikontrol dengan

baik juga.

Dalam memanajemen suatu proyek itu ada aspek penting yang perlu

diperhatikan diantaranya adalah aspek biaya dan waktu. Tentu dalam suatu proyek

konstruksi itu harus diketahui biaya yang akan dikeluarkan dan lama waktu yang

dibutuhkan nantinya untuk menyelesaikan proyek itu sendiri. Hal ini berpengaruh

penting dalam menentukan keberhasilan suatu proyek, dimana pelaksanaan

proyek bisa terarah dan terjadwal sesuai dengan perencanaan yang dibuat.

Ada begitu banyak cara yang digunakan dalam merencanakan ataupun

mengendalikan waktu dan biaya suatu proyek, baik dengan menggunakan metode

ataupun menggunakan sebuah program. Seiring kemajuan teknologi, sekarang ini

banyak program yang dikembangkan oleh para ahli khususnya dalam bidang

konstruksi. Dengan adanya program ini tentu akan mempermudah dalam

merencanakan ataupun mengendalikan suatu proyek. Pemanfaatan sebuah

program dalam suatu proyek sangat membantu baik dari segi waktu atau tingkat

keakuratan dari hasil analisa pada proyek itu sendiri.

Dalam penelitian ini, akan dibahas tentang pengendalian waktu dan biaya

suatu proyek dengan memanfaatkan salah satu program manajemen konstruksi

yaitu Primavera P6. Dalam hal ini diambil kasus di salah satu daerah di Sumatera Utara, tepatnya di Kuala Tanjung yaitu Proyek Konstruksi Jembatan Kereta Api

Km.16 Lintas Bandar Tinggi - Kuala Tanjung. Proyek ini memiliki target waktu

(15)

3 Desember. Akan tetapi proyek ini mengalami keterlambatan pekerjaan sebesar

7,2%. Dimana dalam perencanaan mengharuskan pekerjaan selesai 24,94% pada

minggu ketiga bulan September namun pada kenyataannya di lapangan terealisasi

sebesar 17,72%. Tentu hal ini akan berakibat tidak tercapainya target penyelesaian

proyek seperti yang direncanakan di awal. Untuk mengatasi hal ini perlu

dilakukannya manajemen ulang demi mengejar keterlambatan pada proyek dan

tercapainya target yang direncanakan..

Dalam mempercepat penyelesaian sebuah proyek biasanya dilakukan dengan

beberapa kebijakan, salah satunya adalah menambah jam kerja (lembur). Dengan

adanya penambahan jam kerja ini tentu penambahan biaya pun harus dilakukan

juga. Dalam penelitian ini akan dikaji tentang pengendalian proyek dengan

Primavera untuk mendapatkan waktu dan biaya optimal yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan proyek itu.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi permasalahan adalah sebagai

berikut :

1. Berapakah waktu optimum yang dibutuhkan untuk mempercepat waktu

penyelesaian pada proyek untuk masing-masing jam lembur?

2. Berapakah tambahan biaya setelah dilakukan percepatan waktu proyek untuk masing-masing jam lembur?

1.3.Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui waktu optimum yang diperoleh dalam mempercepat waktu

(16)

4 2. Mengetahui tambahan biaya setelah dilakukan percepatan waktu proyek

untuk masing-masing jam lembur.

1.4.Batasan Masalah

Masalah yang diidentifikasi pada penelitian ini dibatasi pada masalah pokok

saja. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan pada Proyek Konstruksi Jembatan Kereta Api BH. 21

Km.16 Lintas Bandar Tinggi - Kuala Tanjung.

2. Alternatif yang digunakan adalah dengan penambahan jam lembur yaitu 3-4

jam kerja. Pemilihan jam kerja ini adalah untuk memaksimalkan jam kerja

lembur sesuai dengan yang dikemukakan oleh Iman Soeharto (1999) pada gambar 2.6 tentang produktifitas karena kerja lembur.

3. Percepatan durasi proyek dilakukan dengan menggunakan program Primavera

P6 dan Crash Program.

4. Harga satuan yang digunakan adalah harga satuan sesuai perencanaan

kontraktor.

5. Biaya yang dianalisa adalah biaya langsung proyek saja.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,

batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

(17)

5 Bab ini berisi penjelasan mengenai proyek dan manajemen proyek dengan

program Primavera P6.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan langkah-langkah penelitian mulai dari penentuan

lokasi penelitian, pengumpulan data-data penelitian, analisa data, dan analisa

waktu dan biaya dengan Primavera P6.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi analisa dan hasil penelitian tentang penjadwalan dan

percepatan durasi proyek pada Proyek Konstruksi Jembatan Kereta Api Km.16

Lintas Bandar Tinggi - Kuala Tanjung dengan Primavera P6 sesuai data-data yang

diperoleh dari lapangan.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan tentang waktu dan biaya optimum yang

(18)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Proyek

2.1.1. Defenisi Proyek

Proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung

dalam jangka waktu tebatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan

dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. (Iman Soeharto (1999)). Wulfram I Ervianto (2002) mengemukakan bahwa proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya

satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek, dimana dalam rangkaian

tersebut ada suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil

kegiatan yang berupa bangunan. Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang

defenisi proyek, yaitu:

a. Ciri pokok Proyek

Menurut Iman Soeharto (1999) bahwa ciri pokok sebuah proyek adalah sebagai berikut:

• Bertujuan menghasilkan lingkup (scope) tertentu berupa produk akhir atau

hasil kerja akhir.

• Dalam proses mewujudkan lingkup di atas, ditentukan jumlah biaya, jadwal

serta kriteria mutu.

• Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik

(19)

7 • Nonrutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah

sepanjang proyek berkangsung.

b. Karakteristik Proyek

Menurut Wulfram I Ervianto I (2002), ada tiga karakteristik proyek konstruksi yang dapat dipandang secara tiga dimensi yaitu:

• Bersifat unik, maksudnya adalah tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang

sama persis (tidak ada proyek yang identik, yang ada adalah proyek sejenis),

proyek bersifat sementara, dan selalu terlibat grup pekerja yang berbeda-beda.

• Dibutuhkan sumber daya (resources), yaitu pekerja dan “sesuatu’

(uang,material,mesin,metode).

• Organisasi, dimana setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan yang

didalamnya terlibat sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan

ketertarikan, kepribadian yang bervariasi, dan ketidakpastian.

c. Kegiatan proyek dan kegiatan operasional

Sering kali orang-orang menyamakan pengertian antara kegiatan proyek

dengan kegiatan operasional, walaupun memiliki ciri-ciri yang serupa, namun

juga terdapat perbedaan yang mendasar diantara keduanya. Menurut Imam Soeharto (1999), perbedaan mendasar antara kegiatan proyek dan kegiatan operasional yaitu kegiatan proyek bertujuan untuk mewujudkan atau membangun

sistem yang belum ada sementara kegiatan didasarkan pada konsep yang

mendayagunakan system yang ada secara terus menerus dan berulang-ulang.

Table 2.1 menjelaskan lebih rinci mengenai perbedaan antara kegiatan proyek

(20)

8 Tabel 2.1 Perbedaan Kegiatan Proyek dan Kegiatan Operasional

KEGIATAN PROYEK KEGIATAN OPERASIONAL

Bercorak dinamis Berulang-ulang, rutin

Siklus proyek relative pendek Berlangsung dalam jangka panjang

Intensitas kegiatan dalam periode

proyek berubah-ubah ( naik-turun)

Intensitas kegiatan relatif sama

Kegiatan harus diselesaikan

berdasarkan anggaran dan jadwal yang

telah ditentukan

Batasan anggaran dan jadwal tidak

setajam dalam proyek

Terdiri dari berbagai macam-macam

kegiatan yang memerlukan berbagai

disiplin ilmu

Macam kegiatan tidak terlalu banyak

Keperluan sumberdaya berubah, baik

macam maupun volumenya

Macam dan keperluan sumberdaya

relatif konstan

Sumber : Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai Operasioanal Jilid 1 (Iman

Soeharto, 1999)

d. Sasaran proyek dan Triple Constraint

Dalam mencapai sasaran sebuah proyek, ada batasan yang harus dipenuhi

yaitu Biaya (Anggaran), Jadwal (Waktu), dan Mutu (Kinerja) yang telah

ditetapkan. Ketiga batasan tersebut merupakan parameter penting bagi

penyelenggara proyek yang sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Dimana

(21)

9 • Biaya/Anggaran, yaitu proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak

melebihi anggaran.

• Jadwal/Waktu, yaitu proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu yang

telah ditentukan.

• Mutu/Kinerja, yaitu harus memenuhi spesifikasi dan criteria yang

dipersyaratkan.

Gambar 2.1Hubungan Triple Constraint (Imam Soeharto:1999)

Ketiga batasan di atas saling memiliki ketergantungan. Dalam arti, jika ingin

meningkatkan kinerja dari produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka

harus diikuti dengan meningkatkan mutu yang akhirnya akan berpengaruh pada

naiknya biaya atau anggaran. Sebaliknya, bila ingin menekan biaya, biasanya

harus berkompromi dengan mutu dan jadwal juga.

2.1.2. Jenis-jenis Proyek

Adapun jenis-jenis proyek menurut Imam Soeharto (1999) adalah sebagai berikut :

(22)

10 Terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan, dan

konstruksi.

b. Proyek Engineering-Manufaktur

Dimaksudkan untuk membuat produk baru, meliputi pengembangan produk,

manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan operasi produk yang dihasilkan.

c. Proyek Penelitian dan Pengembangan

Bertujuan untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka

menghasilkan produk tertentu.

d. Proyek Pelayanan Manajemen

Proyek pelayanan manajemen tidak memberikan hasil dalam bentuk fisik,

tetapi laporan akhir, misalnya merancang sistem informasi manajemen.

e. Proyek Kapital

Proyek kapital merupakan proyek yang berkaitan dengan penggunaan dana

kapital untuk investasi.

f. Proyek Radio-Telekomunikasi

Bertujuan untuk membangun jaringan telekomunikasi yang dapat menjangkau

area yang luas dengan biaya minimal.

g. Proyek Konservasi Bio-Diversity

Proyek konservasi bio-diversity merupakan proyek yang berkaitan dengan

usaha pelestarian lingkungan.

2.1.3. Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,

mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk

(23)

11 Manajemen proyek mempergunakan personel perusahaan untuk ditempatkan pada

tugas tertentu dalam proyek (Budi Santosa, 2003).

Menurut Wulfram I Ervianto (2002), manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal

(gagasan) sampai selesainya proyek untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan

tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu. Menurut H. Kerzner (1982) (dikutip oleh Iman Soeharto, 1999), manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir,

memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran

jangka pendek yang telah ditentukan Manajemen proyek meliputi proses

perencanaan (planning) kegiatan, pengaturan (organizing), pelaksanaan dan

pengendalian (controlling).

Manajemen proyek sangat menentukan keberhasilan pekerjaan suatu

proyek. Salah satu masalah yang biasa dihadapi di proyek adalah masalah

keterlambatan pekerjaan. Keterlambatan suatu proyek bisa disebabkan karena alas

an-alasan tertentu, seperti masalah ketersediaan tenaga kerja, masalah cuaca dan

masalah lain sehingga diperlukan manajemen yang baik untuk mengatasi

keterlambatan tersebut. Salah satu bentuk alternatif optimalisasi untuk mengatasi

keterlambatan waktu proyek yang dapat dilakukan adalah melakukan penambahan

jam kerja, penambahan material, penambahan alat berat, dan penambahan tenaga

kerja.

Berikut adalah perbedaan manajemen proyek dengan manajemen klasik

(24)

12 Tabel 2.2 Perbedaan Manajemen Proyek dengan Manajemen Klasik

Fenomena

Wawasan Proyek

(Manajemen Proyek)

Wawasan Fungsional

(Manajemen Klasik)

Lini-staf dikotomi. Hirearki lini-staf serta wewenang dan tanggung jawab tetap ada sebagai fungsi penunjang.

Fungsi lini mempunyai tanggung jawab tunggal untuk mencapai sasaran.

Hubungan atasan d.engan bawahan.

Manajer ke spesialis,

kelompok dengan kelompok.

Merupakan dasar hubungan pokok dalam struktur organisasi.

Struktur piramida. Unsur-unsur rantai hubungan vertikal tetap ada, ditambah adanya arus kegiatan horizontal.

Kegiatan utama organisasi dilakukan menurut hirearki vertikal.

Kerja sama untuk mencapai tujuan.

Joint venture para peserta, ada tujuan yang sama dan ada juga yang berbeda.

Kelompok dalam organisasi dengan tujuan tunggal.

Kesatuan komando. Manajer proyek mengelola, menyilang lini fungsional untuk mencapai sasaran.

Manajer lini merupakan pimpinan tunggal dan kelompok yang bertujuan sama.

Wewenang dan tanggung jawab.

Terdapat kemungkinan tanggung jawab lebih besar dari otoritas resmi.

Tanggung jawab sepadan dengan wewenang, integritas, tanggung jawab dan wewenang terpelihara.

Jangka waktu. Kegiatan manajemen proyek berlangsung dalam jangka pendek. Tidak cukup waktu untuk mencapai optimasi operasional proyek.

Terus-menerus dalam jangka panjang sesuai umur instalasi dan produk. Optimasi dapat diusahakan maksimal.

Sumber : Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai Operasioanal Jilid 1 (Iman

(25)

13 2.1.4. Perencanaan dan Penjadwalan Proyek

Perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek yang

mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala

program teknis dan administratif minimal serta hasil akhir maksimal. (Abrar

Husen, 2009). Adapun tujuan perencanaan ini adalah melakukan usaha untuk

memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan Biaya,

Mutu, dan Waktu ditambah dengan terjaminnya factor keselamatan.

Penjadwalan merupakan tahap awal yang sangat penting dalam memulai

suatu pekerjaan. Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil

perencanaan yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan

kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga

kerja,peralatan, dan material serta rencana durasi proyek dan progress waktu

untuk penyelesaian proyek. (Abrar Husen,2009). Dengan adanya penjadwalan ini

kita bisa mengetahui kapan kegiatan-kegiatan akan dimulai, ditunda, dan

diselesaikan, sehingga pengendalian sumber-sumber daya akan disesuaikan

waktunya menurut kebutuhan yang ditentukan.

Agar suatu proyek dapat berjalan dengan lancar serta efektif, maka

diperlukan pengaturan waktu atau penjadwalan dari kegiatan-kegiatan yang

terlibat di dalamnya. Sehubungan dengan itu, maka pihak pelaksana dari suatu

proyek biasanya membuat suatu jadwal kegiatan (time schedule). Jadwal kegiatan adalah urutan-urutan kerja berisi, antara lain :

• Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.

• Waktu di mana suatu pekerjaan dimulai dan diakhiri.

(26)

14 Dengan adanya jadwal waktu ini, pimpinan proyek dapat mengetahui

dengan jelas rencana kerja yang akan dilaksanakan, sehingga kelangsungan atau

kontinuitas proyek dapat dipelihara. Hal ini memudahkan pimpinan proyek untuk

mengkoordinasi unit-unit pekerjaan sehinga diperoleh efisiensi kerja yang tinggi

(Iman Soeharto, 1999).

Adapun tujuan penjadwalan adalah sebagai berikut :

• Mempermudah perumusan masalah proyek.

• Menentukan metode atau cara yang sesuai.

• Kelancaran kegiatan lebih terorganisir.

• Mendapatkan hasil yang optimum.

Sedangkan fungsi penjadwalan dalam suatu proyek konstruksi antara lain :

• Menentukan durasi total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.

• Menentukan waktu pelaksanaan dari masing-masing kegiatan.

• Menentukan kegiatan-kegiatan yang tidak boleh terlambat atau tertunda

pelaksanaannya dan menentukan jalur kritis.

• Menentukan kemajuan pelaksanaan proyek.

• Sebagai dasar perhitungan cash flow proyek.

• Sebagai dasar bagi penjadwalan sumber daya proyek, seperti tenaga kerja,

material, dan peralatan.

• Sebagai alat pengendalian proyek.

Data yang diperlukan dalam penjadwalan proyek ini adalah :

• Proyek konstruksi yang akan dilaksanakan.

(27)

15 • Membuat list semua kegiatan yang sudah dilakukan untuk proyek tersebut,

serta perkiraan waktu yang diperlukan.

• Urutan pelaksanaan kegiatan.

• Ketergantungan pelaksanaan antara kegiatan satu dan lainya (Relationship).

Mengingat perubahan-perubahan yang selalu terjadi pada saat

pelaksanaan, maka beberapa faktor harus diperhatikan untuk membuat jadwal

proyek yang cukup efektif, yaitu :

a. Secara teknis, jadwal tersebut bisa dipertanggungjawabkan (technically feasible).

b. Disusun berdasarkan perkiraan/ramalan yang akurat (reliable estimate) dimana perkiraan waktu, sumber daya, serta biayanya berdasarkan kegiatan pada

proyek sebelumnya.

c. Sesuai sumber daya yang sesuai.

d. Sesuai penjadawalan proyek lainnya yang menggunakan sumber daya yang

sama.

e. Fleksible terhadap perubahan-perubahan, misalnya perubahan pada spesifikasi proyek.

f. Mendetail yang dipakai sebagai alat pengukur hasil yang dicapai dan

pengendalian kemajuan proyek.

g. Dapat menampilkan kegiatan pokok kritis.

2.1.4.1. Penentuan Asumsi Durasi Kegiatan

Durasi kegiatan dalam metode jaringan kerja adalah lama waktu yang

diperlukan untuk melakukan kegiatan dari awal sampai akhir. Durasi ini bisa

(28)

16 a. Durasi Kegiatan Normal

Durasi kegiatan normal adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan kegiatan dengan tingkat produktifits kerja yang normal, yaitu

sesuai dengan sumber daya dan kemampuan yang ada pada saat itu. Untuk

menentukan durasi proyek, banyak faktor-faktor yang harus diperhatikan, antara

lain :

a. Jenis kegiatan

Setiap kegiatan memiliki karakteristik tersendiri, sehingga harus ditangani

secara tersendiri pula. Semakin sulit penangannya, maka semakin sulit lama

durasi yang dibutuhkan.

b. Metode yang digunakan

Penggunaan sumber daya (tenaga kerja, material dan peralatan) tergantung

pada metoe pelaksanaan yang dipakai. Dengan demikian, penggunaan metode

pelaksanaan yang berbeda-beda dapat menghasilkan durasi kegiatan yang

berbeda pula.

c. Situasi dan kondisi lapangan

Dimaksudkan untuk mengetahui hambatan-hambatan atau

kemudahan-kemudahan yang terdapat di lapangan. Misalnya medan proyek yang berat,

terpencil atau pada ketinggian yang lebih tinggi akan memperlambat

pelaksanaan kegiatan.

d. Lokasi sumber daya

Semakin dekat lokasi sumber daya dengan lokasi proyek, akan semakin

memperlancar pelaksanaan suatu kegiatan, sehingga waktu pelaksanaan akan

(29)

17 e. Faktor cuaca

Faktor ini akan sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja. Iklim dan cuaca

yang jelek akan memperlambat penyelesaian kegiatan.

f. Dana yang tersedia

Durasi kegiatan akan lebih lama bila dana yang masuk ke dalam kas

perusahaan tersendat-sendat. Begitu juga akan menyebabkan tersendatnya arus

material yang masuk.

g. Macam dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan

Volume pekerjaan yang lebih besar membutuhkan durasi pekerjaan yang lebih

lama. Volume ini dapat dihitung dari dokumen rencana kerja dan syarat-syarat

yang diberikan pemilik proyek.

h. Kondisi sosial politik

Termasuk dalam hal ini adalah peraturan pemerintah di bidang tenaga kerja.

i. Sumber daya yang dimiliki oleh pelaksana

Faktor ini meliputi jumlah, kemampuan dan keterapilan tenaga kerja serta

kapasitas alat-alat kerja. Yang perlu ditinjau di sini adalah produktifitas tenaga

kerja dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu antara lain : kualitas

dan kuantitas tenaga kerja, efisiensi, jam kerja, kondisi lingkungan dan

lain-lain.

b. Durasi Kegiatan Dipercepat (Crashed)

Salah satu indikasi akan suatu manajemen proyek agar dikatakan baik adalah

tercapainya target sesuai waktu. Pada umumnya manajemen proyek hanya

terfokus pada cara meminimalisasi keterlambatan bukan pada cara mempercepat

(30)

18 Ada beberapa alasan mengapa jadwal kegiatan proyek seharusnya lebih

singkat, yaitu :

• Jadwal kegiatan yang lebih pendek dapat mengurangi biaya dari keseluruhan

proyek sementara dapat meningkatkan jumlah pekerjaan tanpa penambahan

sumber daya.

• Jadwal kegiatan yang lebih pendek akan mempercepat waktu penyelesaian

proyek sehingga hasil akhir dari proyek akan dapat segera digunakan, yang

kemudian akan sangat berpengaruh terhadap profit yang akan didapatkan dari

pengerjaan proyek.

• Jadwal kegiatan yang lebih pendek juga akan meningkatkan kemungkinan

untuk memenangkan tender (terutama untuk kontraktor dan konsultan).

Pada awalnya, yaitu pada saat proyek direncanakan, durasi kegiatan

direncanakan sesuai durasi yang tersedia (sumber daya normal). Bila kemudian

hari penyelesaian dipercepat karena alasan tertentu, maka ada beberapa cara yang

bisa dilakukan, yaitu :

1. Perubahan logika pekerjaan

a. Kegiatan seri dijadikan paralel

Sebagai contoh, berikut adalah beberapa item pekerjaan.

(31)

19 Dari Gambar 2.2 di atas dapat dilihat bahwa kegiatan pembuatan pagar

proyek dilakukan setelah kegiatan pengukuran selesai. Namun, sebenarnya kedua

kegiatan ini dapat dilakukan secara beramaan selama sumber daya yang dimiliki

oleh proyek memadai. Sehingga waktu penyelesaian untuk potongan jaringan

kegiatan ini dapat dipersingkat menjadi seperti Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Kegiatan Paralel b. Kegiatan seri dijadikan overlap

Sebagai contoh pada pekerjaan pelat lantai suatu bangunan yang terdiri dari

pekerjaan bekisting dan pembesian.

Gambar 2.4 Kegiatan Seri

Pada Gambar 2.4, kedua pekerjaan harus dilakukan secara seri, yaitu

(32)

20 50 %

Bila pada pekerjaan pelat lantai tersebut terbagi atas beberapa lokasi

kegiatan, maka kegiatan ini dapat dilakukan secara overlap sehingga waktu penyelesaian bisa dipersingkat. Artinya, pada saat pekerjaan bekisting telah

dikerjakan 50% maka pekerjaan pembesian sudah bisa mulai dikerjakan seperti

ditunjukkan pada Gambar 2.5. Hal ini memungkinkan untuk dilakukan selama

sumber daya yang dimiliki proyek memadai.

Gambar 2.5 Kegiatan Overlap

2. Penambahan produktifitas sumber daya

Dalam mempercepat durasi sebuah proyek dapat dilakukan dengan beberapa

cara, yaitu sebagai berikut :

a. Penambahan jam kerja (lembur)

Penambahan jam kerja (lembur) dilakukan guna mempercepat penyelesaian

proyek. Namun, kerja lembur ini mengandung resiko yang cukup tinggi dan

pekerjaan yang berat. Oleh sebab itu, kerja lembur harus mendapat

tambahan yang lebih besar dari upah kerja normal, biasanya 1,5 sampai 2

kali upah kerja normal. Acap kali kerja lembur yang panjang lebih dari 40

jam per minggu tidak dapat dihindari sehingga mengakibatkan terjadinya

penurunan produktifitas.(Imam Soeharto (1999)).

Grafik pada gambar 2.6 dibawah menunjukkan indikasi penurunan

produktifitas, bila jumlah jam per harridan hari per minggu bertambah. Pekerjaan

bekisting

(33)

21 Gambar 2.6 Grafik indikasi menurunnya produktivitas karena kerja lembur

(Iman Soeharto, 1999)

b. Pembagian giliran kerja

Di sini terjadi penambahan jumlah pekerja, karena unit pekerja giliran pagi

sampai sore berbeda dengan unit pekerja giliran sore sampai malam.

Dengan demikian produktifitas kerja dianggap hampir sama.

c. Penambahan tenaga kerja

Dimaksudkan sebagai penambahan jumlah pekerja dalam satu unit kerja

tanpa menambah jam kerjanya. Penambahan tenaga kerja yang optimum

akan menambah produktifitas kerja, namun penambahan yang terlalu

banyak justru menurunkan produktifitas kerja karena berbagai macam hal,

antara lain : terlalu sempitnya lahan untuk bekerja, kesulitan pengawasan

(34)

22 d. Penambahan/penggantian peralatan

Dimaksudkan untuk manambah produktifitas kerja, menambah ketelitian

kerja dan mengurangi jumlah tenaga kerja manusia.

e. Penggantian/perbaikan metode kkerja

Dilakukan bila metode yang dilakukan sudah tidak efisien lagi. Misalnya

perubahan dari pelaksanaan produksi manual ke produksi pabrikasi. Namun

penggantian metode kerja kadang kala juga berarti merubah logika jaringan

kegiatan atau bahkan jenis kegiatannya sendiri.

f. Konsentrasi pada kegiatan tertentu

Dilakukan dengan mengkonsentrasikan pelaksanaan pekerjaan yang

dianggap khusus, kritis atau tingkat kegagalan tinggi. Konsentrasi ini

berarti penambahan tenaga kerja atau peraltan pada kegiatan ini.

g. Kombinasi dari alternatif yang ada

Dalam pelaksanaannya, peningkatan produktifitas sumber daya dapat

dilakukan dengan mengkombinasikan alternatif-aternatif yang ada sehingga

menghasilkan suatu cara yang paling tepat dan efisien.

2.1.4.2. Network Planning (Jaringan Kerja)

Untuk memudahkan pelaksanaan sebuah proyek konstruksi, maka

diperlukan adanya sebuah perencanaan yang baik agar seluruh kegiatan dapat

berjalan dengan lancar. Perencanaan jaringan kerja pada sebuah proyek lebih

dikenal dengan istilah network planning (NWP). Network Planning diperkenalkan

pada tahun 50-an oleh tim perusahaan Dupont dan Rand Corporation untuk

(35)

23 Network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan kegiatan yang

diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta dengan kaitan yang

logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau kegiatan dengan yang lainnya.

Ini juga merupakan teknik dalam perencanaan kegiatan atau proyek yang dapat

menjawab pertanyaan bagaimana mengelola suatu proyek.

Dengan adanya Network planning ini kita dapat mengetahui

kegiatan-kegiatan mana yang memiliki kegiatan-kegiatan paling kritis atau kegiatan-kegiatan yang sangat

membutuhkan pengontrolan untuk mencapai proyek sesuai target.

2.1.4.3. Kurva S atau Hanumm Curve

Kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T.

Hanumm atas dasar pengamatan terhadap pelaksanaan sejumlah proyek dari awal

hingga selesai.

Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %)

kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horizontal. Bobot

kegiatan adalah nilai persentase proyek dimana penggunaannya dipakai untuk

mengetahui kemajuan proyek tersebut. Kemajuan kegiatan biasanya diukur

terhadap jumlah uang yang telah dikeluarkan oleh proyek. Pembandingan kurva S

rencana dengan kurva pelaksanaan memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan

pelaksanaan proyek apakah sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang direncanakan

(Abrar Husein, 2009).

Adapun fungsi kurva S adalah sebagai berikut :

a. Menentukan waktu penyelesaian proyek.

b. Menentukan waktu penyelesaian bagian proyek.

(36)

24 d. Menentukan waktu untuk mendatangkan material dan alat yang akan dipakai.

Gambar 2.7 Kurva S

2.1.5. Rencana Anggaran Biaya

Dalam merrencanakan sebuah proyek tentu tidak terlepas dari Rencana

Anggaran Biaya yang akan digunakan untuk proyek tersebut. Rencana Anggaran

Biaya (RAB) adalah perhitungan perkiraan jumlah anggaran biaya yang akan

digunakan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi mulai dari perencanaan,

pembangunan, sampai pemeliharaan. RAB ini digunakan untuk merencanakan

pengendaliaan biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan setiap kegiatan

proyek.

Adapun fungsi dari RAB ini antara lain:

1. Sebagai pedoman untuk melakukan perjanjian kontrak kerja konstruksi

2. Memperkirakan kebutuhan tenaga kerja pada proyek

3. Menghitung kebutuhan material yang akan digunakan pada proyek

(37)

25 4. Memperkirakan untung yang didapat kontraktor ketika memborong suatu

pekerjaan konstruksi

5. Mengetahui besarnya pajak PPN bangunan, dimana besarnya PPN adalah

10% dari RAB

Dalam menghitung RAB ada beberapa data yang diperlukan, diantaranya:

1. Gambar Proyek

2. Volume Pekerjaan

3. Analisa Harga Satuan

4. Penentuan Biaya

2.1.5.1. Gambar Proyek

Gambar proyek diperlukan sebagai acuan dalam merencanakan sebuah

Rencana Anggaran biaya. Dari gambar proyek akan diperoleh bentuk, ukuran dan

spesifikasi material yang akan digunakan.

2.1.5.2. Volume Pekerjaan

Perhitungan volume pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses

pengukuran/perhitungan terhadap kuantitas item-item pekerjaan berdasarkan pada

gambar atau aktualisasi pekerjaan di lapangan. Dengan mengetahui jumlah

volume pekerjaan maka akan diketahui berapa banyak biaya yang diperlukan

dalam pelaksanaan proyek konstruksi tersebut.

2.1.5.3. Analisa Harga Satuan

Analisa Harga Satuan (AHS) adalah pedoman untuk menghitung harga

(38)

26 menunjukan jumlah material, tenaga dan biaya persatuan pekerjaan. AHS

diterbitkan oleh setiap instansi terkait di setiap Pemerintah Daerah.

Untuk mendapatkan daftar harga baik bahan maupun upah dapat diperoleh

melalui berbagai media antara lain :

• Daftar harga yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat.

• Daftar harga yang dikeluarkan oleh instansi tertentu.

• Jurnal-jurnal harga bahan dan upah.

• Bapenas

• Survei harga di lokasi proyek.

Setelah daftar harga diperoleh kemudian dilakukan analisa harga satuan

pekerjaan yang dapat dilakukan dengan perhitungan ataupun dengan

menggunakan buku analisa BOW ataupun SNI untuk mendapatkan harga

koefisien masing-masing pekerjaan, sehingga kemudian akan dapat dilakukan

perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

2.1.5.4. Penentuan Biaya

Biaya yang digunakan pada proyek konstruksi adalah biaya total yaitu

biaya langsung dan biaya tak langsung proyek. Biaya tidak langsung bersifat

kontinu selama proyek, sehingga pengurangan durasi proyek berarti pengurangan

dalam biaya tidak langsung. Biaya langsung dalam grafik akan meningkat jika

durasi proyek dikurangi dari awalnya yang direncanakan.

a. Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya langsung adalah biaya yang berhubungan langsung dengan

(39)

27 bahan/material, biaya upah buruh, biaya untuk peralatan. Biaya langsung akan

bersifat sebagai biaya normal apabila dilakukan dengan metode yang efisien, dan

dalam waktu normal proyek. Biaya untuk durasi waktu yang dibebankan (imposed duration date) akan lebih besar dari biaya untuk durasi waktu yang normal, karena biaya langsung diasumsikan dikembangkan dari metode dan waktu yang

normal sehingga pengurangan waktu akan menambah biaya dari kegiatan proyek.

Total waktu dari semua paket kegiatan dalam proyek menunjukkan total biaya

langsung untuk keseluruhan proyek. Proses ini membutuhkan pemilihan beberapa

kegiatan kritis yang mempunyai biaya percepatan terkecil.

b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi, tetapi harus ada dan tidak dapat

dilepaskan dari proyek tersebut (Ariany Frederika, 2010).

Biaya tidak langsung secara umum menunjukkan biaya-biaya overhead

seperti pengawasan, administrasi, konsultan, bunga, dan biaya lain-lain/biaya tak

terduga. Biaya tidak langsung tidak dapat dihubungkan dengan paket kegiatan

dalam proyek. Biaya tidak langsung secara langsung bervariasi dengan waktu,

oleh karena itu pengurangan waktu akan menghasilkan pengurangan dalam biaya

tidak langsung.

2.1.6. Mempercepat Waktu Penyelesaian Proyek (Crashing)

Mempercepat waktu penyelesaian adalah suatu usaha untuk

menyelesaikan proyek lebih cepat dari waktu penyelesaian dalam keadaan normal.

(40)

28 Crash Program merupakan suatu metode untuk mempersingkat lamanya waktu proyek dengan mengurangi waktu dari satu atau lebih aktifitas proyek. Dengan

diadakannya percepatan proyek ini, akan terjadi pengurangan durasi kegiatan pada

kegiatan yang akan diadakannya crash program. Akan tetapi, terdapat batas waktu percepatan (crash duration) yaitu suatu batas dimana dilakukan pengurangan waktu melewati batas waktu ini akan tidak efektif lagi.

Durasi percepatan (crashing) maksimum suatu aktivitas adalah durasi tersingkat untuk menyelesaikan suatu aktivitas yang secara teknis masih mungkin

dengan asumsi sumber daya bukan merupakan hambatan (Iman Soeharto, 1999). Percepatan durasi dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang kritis atau yang

sangat berpengaruh terhadap perubahan durasi proyek. Konsekuensi dari

percepatan proyek atau crashing program adalah meningkatnya biaya langsung (direct cost). Seringkali dalam Crashing terjadi pertukaran waktu dan biaya (time cost trade off).

Metode pertukaran waktu dan biaya memberikan alternatif kepada

perencana proyek untuk dapat menyusun perencanaan terbaik sehingga upaya

mengoptimalkan waktu dan biaya dalam menyelesaikan suatu proyek,

penyelesaian penugasan sumber daya untuk meng-efisiensikan alokasi sumber

daya juga diperlukan, sehingga dapat dihasilkan sumber daya yang diinginkan

dengan pertambahan biaya yang paling optimum (Nurhadinata Buluatie, 2013). Dalam penyususnan sebuah schedule proyek konstruksi diharapkan

menghasilkan schedule yang realistis berdasarkan estimasi yang wajar. Salah satu

(41)

29 berpengaruh terhadap waktu penyelsaian proyek. Time Cost Trade Off adalah suatu proses yang disengaja, sistematis dan analitik dengan cara melakukan

pengujian dari semua kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan pada kegiatan

yang berada pada jalur kritis. Selanjutnya melakukan kompresi dimulai pada

lintasan kritis yang mempunyai nilai cost slope terendah. Kompresi terus

dilakukan sampai lintasan kritis mempunyai aktivitas-aktivitas yang telah jenuh

sebelumnya (Ervianto Wulfram, 2004).

2.1.7. Hubungan Antara Waktu dan Biaya

Biaya total proyek adalah penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tak

langsung yang digunakan selama pelaksanaan proyek. Besarnya biaya ini sangat

tergantung oleh lamanya waktu (durasi) penyelesaian proyek, keduanya berubah

sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat dihitung dengan

rumus tertentu, tetapi umumnya makin lama proyek berjalan makin tinggi

komulatif biaya tak langsung yang diperlukan (Iman Soeharto, 1999). Gambar 2.8 menjelaskan hubungan antara biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya

total proyek. Pada gambar tersebut biaya proyek optimal diperoleh dengan

mencari total biaya proyek terendah. Dan untuk hubungan waktu dan biaya dapat

(42)

30 Gambar 2.8 Hubungan Waktu – Biaya Total, Biaya Tidak Langsung, Biaya

Langsung dan Biaya Optimal (Iman Soeharto, 1999)

Gambar 2.9 Hubungan Waktu – Biaya Normal dan Dipersingkat untuk Suatu Kegiatan (Iman Soeharto, 1999)

Perubahan durasi pada suatu proyek juga akan membuat perubahan pada

biayanya. Ada 2 komponen waktu yang akan ditunjukkan tiap aktifitas dalam

(43)

31 a. Normal Duration

Normal duration adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktifitas atau kegiatan dengan sumber daya normal yang ada tanpa adanya

tambahan biaya lain dalam sebuah proyek.

b. Crash Duration

Crash duration adalah waktu yang dibutuhkan sebuah proyek dalam usahanya mempersingkat waktu yang durasinya lebih pendek dari normal duration.

Akibat dilakukannya percepatan juga akan mempengaruhi biaya. Berikut

komponen biaya saat terjadi percepatan yaitu :

a. Normal Cost

Normal cost adalah biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam waktu normal. Perkiraan biaya ini adalah pada saat perencanaan dan

penjadwalan bersamaan dengan penentuan waktu normal.

b. Crash Cost

Crash cost adalah biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam jangka waktu sebesar durasi crash-nya. Biaya setelah di-crashing akan menjadi lebih besar dari biaya normal.

2.1.8. Aplikasi Dan Penggunaan Primavera 6.0 (P6)

Pengelolaan proyek konstruksi bukanlah pekerjaan yang mudah karena ada

banyak hal yang harus dikerjakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan, dan pengendalian proyek agar sesuai dengan tujuan awal. Dalam

memudahkan pekerjaan suatu proyek konstruksi khususnya dalam hal manajemen

banyak pihak yang memanfaatkan kinerja software. Proyek konstruksi dapat

dikelola dengan baik dan mudah dengan bantuan software. Dalam hal manajemen

proyek konstruksi ada beberapa software yang biasa digunakan diantaranya adalah

(44)

32 memiliki keunggulan tersendiri. Namun dalam penelitian ini pengelolaan proyek

dilakukan dengan menggunakan Primavera Project Management P6 (6.0).

Primavera Project Management akan mempermudah mengerjakan proyek konstruksi mulai dari merancang proyek, membangun jaringan, dan mengelola

data secara mudah dan cepat. Primavera mempunyai beberapa keunggulan, di

antaranya dapat menyimpan informasi proyek (Resource & Cost) dalam satu

database, dan memisahkan data dalam bentuk yang berbeda, dengan informasi

yang lengkap dan ditampilkan dalam satu grafik.

Dengan keunggulan tersebut maka pengelolaan proyek konstruksi dengan

menggunakan Primavera dapat membantu para manajer proyek di dalam Work

Breakdown Structure (WBS), mengumpulkan data-data proyek untuk kemudian

dilakukan penginputan resource yang dibutuhkan (labour, material, equipment,

subcont, volume, dan harga satuan), melakukan monitoring aktivitas pekerjaan,

Menampilkan informasi aktual tentang aktivitas proyek melalui tampilan kurva S, melakukan pengendalian hasil pekerjaan sesuai dengan yang telah disepakati,

serta membuat hasil laporan pengendalian tersebut.

2.1.8.1. Tahapan pada Proyek Konstruksi yang Digunakan pada Aplikasi Primavera 6.0

Ada beberapa tahapan persiapan dalam perencanaan proyek konstruksi

(45)

33 1. Perencanaan Proyek. Perencanaan proyek dapat dijadikan sebuah baseline atau

kerangka proyek dan data-data yang tersimpan merupakan suatu target sebagai

Laporan Perencanaan Proyek yang meliputi :

• Penetapan tanggal dimulainya proyek. • Penetapan tanggal beakhirnya proyek. • Penyusunan jenis-jenis pekerjaan yang ada • Penentuan waktu yang dibutuhkan.

• Penetapan hubungan antar pekerjaan. • Pembuatan perencanaan sumber daya. • Estimasi biaya yang diperlukan.

3. Pengawasan proyek. Penanggung jawab proyek akan mengendalikan

jalannya proyek dengan menjalankan fungsi aktualisasi atau tracking.

4. Laporan Proyek. Mendapatkan output yang menunjukkan posisi proyek

pada saat laporan dibuat yang meliputi :

• Pembuatan output file yang sesuai dengan kebutuhan.

• Pembuatan filter untuk melakukan seleksi dari setiap informasi yang akan

ditampilkan pada sebuah laporan.

• Pencetakan sebuah laporan tertulis.

2.1.8.2. Istilah-istilah pada Program Primavera

1. Gantt Table/Chart

Gantt Table adalah sekumpulan garis yang menunjukkan awal pekerjaan dan akhir

pekerjaan yang direncanakan untuk item-item pekerjaan di dalam suatu proyek

(46)

34 5. Form Aktivitas

Form Aktivitas adalah beberapa kolom yang menampilkan nama-nama pekerjaan

serta durasi dan bobot pekerjaannya.

3. Predecessor/Successor

Predecessor merupakan hubungan keterkaitan antara satu pekerjaan dengan

pekerjaan lain. Dalam Primavera dapat dimaksudkan dengan Relationship.

Primavera mengenal 4 macam hubungan antar pekerjaan, yaitu:

1. FS (Finish to Start)

Suatu pekerjaan baru boleh dimulai jika pekerjaan yang lain selesai.

2. FF (Finish to Finish)

Suatu pekerjaan harus selesai bersamaan dengan selesainya pekerjaan lain.

6. SS (Start to Start)

Suatu pekerjaan harus simulai bersamaan dengan pekerjaan lain.

7. SF (Start to Finish)

(47)

35 8. Resources

Resources adalah sumber daya yang digunakan pada proyek, baik itu tenaga

kerja (manusia) ataupun alat.

9. Work Breakdown Schedule ( WBS )

Work Breakdown Schedule ( WBS ) digunakan untuk mengorganisasi pekerjaan

proyek dan membagi pekerjaan-pekerjaan tersebut ke dalam sub-sub pekerjaan

yang dikelompokkan ke dalam pekerjaan induk dan hubungan antara pekerjaan

(48)

36 2.2. Penelitian Terdahulu

1. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol.14, No.2, Juli 2010, “Analisis

Percepatan Pelaksanaan Dengan Menambah Jam Kerja Optimum Pada Proyek

Konstruksi (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Super Villa, Peti

Tenget-Badung)”, Ariany Frederika

Penelitian dilakukan pada proyek Pembangunan Super Villa dimana

proyek mengalami permasalahan keterlambatan pada pelaksanaannya, yaitu

sebesar 24 %, yang diakibatkan oleh suplai bahan yang terlambat, dan adanya

perubahan disain yang dilakukan oleh owner. Untuk mengatasi keterlambatan

tersebut, diperlukan upaya percepatan penyelesaian proyek dengan penambahan

jam kerja yaitu satu jam sampai dengan 4 jam kerja. Pada penelitian ini digunakan

metode Time Cost Trade Off Analisis.

Dari hasil analisis penambahan jam kerja yang dilakukan pada Proyek

Pembangunan Super Villa dengan Time Cost Trade Off Analysis dapat disimpulkan:

-Biaya optimum didapat pada penambahan satu jam kerja, dengan pengurangan

biaya sebesar Rp784.104,16 dari biaya total normal yang jumlahnya sebesar

Rp2.886.283.000,00 menjadi sebesar Rp2.885.498.895,84, dengan

pengurangan waktu selama 8 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 276 hari.

-Waktu optimum didapat pada penambahan dua jam kerja, dengan pengurangan

waktu selama 14 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 270 hari, dengan

pengurangan biaya sebesar Rp700.377,35 dari biaya normal

(49)

37 2. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol.1, No.1, November 2012, “Analisis Optimalisasi Waktu dan Biaya dengan Program Primavera 6.0 (Studi Kasus:

Proyek Perumahan Puri Kelapa Gading)”, Michael Kareth

Penelitian ini dilakukan pada proyek perumahan dikawasan Puri Kelapa Gading

Minahasa Utara Fasilitas PT. Cakra Buana Megah. Waktu pelaksanaan penelitian selama

tiga bulan dan dilaksanakan selama jam kerja proyek. Ada dua metode yang digunakan

pada proses penelitian ini. Kedua metode tersebut yaitu studi literatur dan studi lapangan.

Pada saat proses penelitian, kedua metode yang digunakan saling mendukung agar

tercapai tujuan akhir penulisan. Penelitian ini juga ditunjang dengan penggunaan aplikasi

komputer yaitu Primavera 6.0.

Hasil dari penggunaan program Primavera 6.0 pada proyek perumahan

Puri Kelapa Gading PT. Cakra Buana Megah yaitu:

- Perencanaan penjadwalan dengan menggunakan program Primavera 6.0

diperoleh hasil waktu pelaksanaan proyek 174 hari kerja dengan biaya langsung

pelaksanaan proyek Rp. 120.443.990,25.

- Hasil optimasi dengan menambah jam kerja lembur untuk kegiatan-kegiatan

yang memiliki cost slope rendah yang berada pada jalur kritis waktu pelaksanaan proyek menjadi 162 hari kerja dengan penambahan biaya sebesar Rp.

122.294.476,10.

3. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. II, No.2, September 2013 “Pengendalian waktu dan biaya pekerjaan Konstruksi sebagai dampak dari perubahan desain

(Studi Kasus: embung irigasi oenaem, kecamatan biboki selatan,Kabupaten

(50)

38 Pembangunan Embung Irigasi Oenaem (Tahap II) mengalami kendala

sosial kemasyarakatan berkaitan dengan pembebasan lahan sehingga perlu

dilakukan relokasi. Relokasi tersebut berdampak pada berubahnya posisi embung

yang menyebabkan terjadi perubahan pada desain tanggul.Perubahan desain

terjadi pada saat fase konstruksi mulai dari letak, material yang digunakan dan

juga kedalaman rencana yang harus diubah menjadi lebih besar.Perubahan yang

terjadi menimbulkan dampak terhadap jumlah dan jenis material yang digunakan

sehingga berpengaruh terhadap waktu dan biaya konstruksi. Sebagai

konsekuensinya, proyek ini mengalami keterlambatan waktu pekerjaan, yaitu

batas waktu pelaksanaan proyek yang seharusnya berakhir pada 14 Oktober 2012

ini dengan masa pengerjaan 210 hari harus mengalami perpanjangan waktu

hingga 17 November 2012, sehingga berpengaruh terhadap biaya konstruksi.

Untuk mengatasi keterlambatan dilakukan pengendalian proyek dengan

menggunakan metode Crashing dan Critical Path Method (CPM).

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Kinerja pekerjaan berjalan buruk karena tidak sesuai jadwal (terlambat) dan

biaya pun lebih tinggi dari nilai kontrak. Hal ini ditunjukkan pada minggu ke-18

sampai dengan minggu ke-30, CPI dan SPI <1 berarti bahwa AC > EV dan proyek

berjalan lebih lambat dari pada target yang direncanakan (PV).

2. Berdasarkan estimasi pada proyek tersebut, terjadi penyimpangan waktu

sebesar 7 minggu maka total masa kerja menjadi 37 minggu dari 30 minggu

waktu rencana dengan besaran biaya yang diestimasi adalah Rp. 9.489.206.129,03

(belum termasuk PPN). Kemudian dikendalikan menggunakan metode

(51)

39 masa kerjanya menjadi 35 minggu (5 minggu keterlambatan) dengan besaran

biaya sebesar Rp. 9.458.239.978,70 (belum termasuk PPN) dari total anggaran

proyek sebesar Rp. 8.563.635.912,98 (belum termasuk PPN 10 %). Kegiatan

pemendekan durasi ini meningkatkan biaya sewa alat akibat lembur namun

meminimalisir pengeluaran pada akhir penyelesaian pekerjaan yang diestimasi

(EAC) untuk menyelesaikan proyek tersebut. Sehingga,dapat disimpulkan bahwa

perusahaan menghemat Rp. 30.966.150,33 atau 0,326% dari total pengeluaran

pada akhir proyek yang diestimasi sebesar Rp.9.489.206.129,03 yang seharusnya

(52)

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif,

yaitu metode untuk memecahkan suatu masalah yang ada dengan cara

mengumpulkan data, disusun, dijelaskan, diolah dan dianalisis sehingga diperoleh

hasil akhir. Hasil akhir ini kemudian digunakan sebagai bahan untuk mengambil

kesimpulan dari pemasalahan yang ada.

3.1.1. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah Penggunaan Aplikasi Primavera dalam membantu percepatan proyek Pembangunan Konstruksi Jembatan Km.16 Kuala

Tanjung dengan alternative penambahan jam kerja (lembur).

Yang menjadi objek penelitian adalah Proyek Konstruksi Jembatan Kereta

Api Km.16 Lintas Bandar Tinggi - Kuala Tanjung. Proyek ini memiliki target

waktu pengerjaan selama 6 bulan yang dimulai pada bulan juli sampai dengan

desember. Akan tetapi proyek ini mengalami keterlambatan pekerjaan sebesar

7,2%. Dimana dalam perencanaan mengharuskan pekerjaan selesai 24,94% pada

minggu ketiga bulan September namun pada kenyataannya di lapangan hanya bisa

selesai 17,72%.

3.1.2. Pengumpulan Data-Data Proyek

Penelitian ini dilakukan pada proyek Jembatan Kereta Api Km.16 Lintas

(53)

41 minggu. Dalam penelitian ini data-data proyek diperlukan sebagai penunjang

dalam melakukan analisa pada bab selanjutnya. Data-data yang diperlukan dalam

penelitian ini didapat langsung dari pihak proyek di lapangan yaitu terdiri dari

data primer dan data sekunder. Yang menjadi data primer pada penelitian ini

adalah Normal Duration (Durasi Normal) yang diperoleh dari Time Schedule dan Normal Cost (Biaya Normal) yang diperoleh dari RAB. Sedangkan data sekunder meliputi Analisa Harga Satuan (AHS) dan gambar proyek.

Berikut adalah data-data umum pada Proyek Konstruksi Jembatan Kereta

Api Km.16 Lintas Bandar Tinggi - Kuala Tanjung ini adalah :

Nama Proyek : Proyek Konstruksi Jembatan Kereta Api BH.21

Biaya Langsung kontrak : Rp 14.906.071.869.21

Waktu Pelaksanaan : 181 hari kalender

Tanggal Pekerjaan Dimulai : 1 Juli 2014

Tanggal Pekerjaan Selesai : 27 Desember 2014

Lokasi : Km.16 Lintas Bandar tinggi – Kuala Tanjung

Pemilik Proyek : Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal

Perkeretaapian Sumatera Utara

Kontraktor : Thamrin-Perkasa, KSO

Konsultan : PT. Penta Graphi Parama

3.1.3. Identifikasi Kondisi Proyek dan Hubungan Antar Aktivitas

Setelah diperoleh data-data proyek tersebut maka selanjutnya adalah

mengidentifikasi kondisi proyek dan hubungan antar aktivitas serta durasi tiap

(54)

42 Adapun durasi proyek ini adalah 26 minggu atau 181 hari kalender,

dimana dalam 1 minggu terdapat 6 hari kerja yaitu dari senin sampai sabtu, dan

dalam 1 hari terdiri dari 8 jam kerja dan pada hari libur kalender kegiatan proyek

juga diliburkan. Sehingga total durasi pelaksanaan proyek adalah 147 hari.

Selanjutnya adalah menginput data pada Primavera 6.0 dan menentukan

hubungan antar aktivitas sehingga diperoleh lintasan kritis, free float dan total float.

3.1.4. Analisa Data

Percepatan durasi proyek dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang berada pada

jalur kritis. Setelah diperoleh lintasan kritis maka dilakukan pengurangan durasi

dengan Crashing Program. Adapun tahap-tahap dalam melakukan Crashing Program adalah sebagai berikut:

a. Mengitung crash duration

Crash duration adalah waktu yang dibutuhkan sebuah proyek dalam usahanya mempersingkat waktu yang durasinya lebih pendek dari normal duration

b. Menghitung crash cost.

Crash cost adalah besarnya biaya/upah pekerja yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan dengan kurun waktu dipercepar (crash duration).

c. Menghitung cost slope.

Cost slope adalah pertambahan biaya langsung (direct cost) untuk mempercepat suatu aktifitas per satuan waktu.

(55)

43 3.1.5. Penentuan Waktu dan Biaya Optimum

Setelah diperoleh nilai Cost Slope masing-masing kegiatan selanjutnya adalah melakukan penekanan durasi pada setiap kegiatan yang berada pada lintasan kritis

dimulai dengan kegiatan dengan cost slope terendah. Dengan bantuan Primavera 6.0 didapat durasi proyek setelah percepatan. Setelah itu ditentukan durasi proyek

yang optimum dan biayanya.

3.1.6. Kesimpulan

Dari alternatif percepatan dengan penambahan jam kerja (lembur) 3 dan 4

jam setelah dilakukan crash program diperoleh masing-masing total durasi proyek setelah dipercepat dan total cost. Bandingkan kedua alternatif tersebut, sehingga dapat kita lihat mana yang lebih efektif.

3.2. Bagan Alir Penelitian

Adapun langkah-langkah metode penelitian ini secara garis besar digambarkan

(56)

44 Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

Selesai Tinjauan Pustaka

Analisa Waktu Dan Biaya Optimum Pada Proyek Konstruksi Jembatan

Pengumpulan Data

Data Primer

Normal Duration : diperoleh dari Time Schedule

Normal Cost : diperoleh dari RAB

Data Sekunder

• Analisa Harga Satuan

• Gambar Proyek

Identifikasi Kondisi Proyek dan Hubungan Antar Aktivitas

Crashing Program

Crash Duration

Crash Cost

Cost Slope

Penjadwalan dengan Primavera 6.0

• Lintasan Kritis

Free Float

Total Float

Analisa Data

Penentuan durasi proyek yang baru dengan Primavera 6.0

Kesimpulan dan Saran

Percepatan durasi dengan menambah jam kerja (lembur) 3 dan 4 jam kerja Mulai

(57)

45

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1.

Analisis Data

Pada bab ini akan dijelaskan secara rinci mengenai analisis dan

pembahasan optimasi waktu dan biaya pada proyek konstruksi jembatan BH.21

Kuala Tanjung dengan Crashing Program dengan bantuan program primavera.

4.1.1. Data Umum Proyek

Nama Proyek : Proyek Konstruksi Jembatan Kereta Api BH.21

Nilai kontrak : Rp 14.906.071.869.21 (belum termasuk PPN 10%)

Waktu Pelaksanaan : 181 hari kalender

Tanggal Pekerjaan Dimulai : 1 Juli 2014

Tanggal Pekerjaan Selesai : 27 Desember 2014

Lokasi : Km.16 Lintas Bandar tinggi – Kuala Tanjung

Pemilik Proyek : Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal

Perkeretaapian Sumatera Utara

Kontraktor : Thamrin-Perkasa, KSO

(58)

46 4.1.2. Gambar Proyek

Gambar 4.1 Tampak atas lokasi proyek

(59)

47 Gambar 4.3. Lokasi Proyek

4.1.3. Deskripsi Pekerjaan

Pekerjaan Pembangunan Jembatan Kereta api ini memiliki 5 item

pekerjaan yang terdiri dari : Pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan

struktur bawah, pekerjaan struktur atas, dan pekerjaan penyelesaian.

Masing-masing item pekerjaan terdiri dari beberapa sub item pekerjaan dan terdapat

beberapa pekerjaan yang tipikal, yaitu pada pekerjaan pondasi abutmen 1 dengan

pondasi abutmen 2, pekerjaan badan abutmen 1 dengan pekerjaan badan abutmen

2, pekerjaan pile cap 1 dengan pekerjaan pile cap 2, lebih jelasnya dapat dilihat

pada lampiran (Time Schedule).

Berikut adalah table uraian kegiatan pada Pekerjaan Pembangunan

Jembatan Kereta Api BH.21 Km.16 Lintas Bandar Tinggi Kuala Tanjung. proyek pembangunan

Jembatan KA BH.21 Km 16 Lintas Bandar – Kuala

Gambar

Gambar 2.6 Grafik indikasi menurunnya produktivitas karena kerja lembur
Gambar 2.9 Hubungan Waktu – Biaya Normal dan Dipersingkat untuk Suatu
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian
Gambar 4.1 Tampak atas lokasi proyek
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

KeuntunganLotus Birth bagi orang tua dan bayi, dimana dapat memberikan kenyamanan, dan keterikatan fisik dan mental (Bounding attachment). Selain itu lotus birth bisa

Physically the fishing settlement at Sungsang is a composition and unity of whole configuration of the dwelling form (solid) and the spaces that formed (void) that can

Ide gagasan dalam mendesain Vegetarian Club Center ini berasal dari pola hidup vegetarian yang dijalani dengan keyakinan bahwa cara hidup, cara makan, dan cara

[r]

ideologi pendidikan yang lahir dari kondisi material sosial suatu kelompok tentang ide. dan

Inflasi di Kabupaten Pemalang terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar

Dalam kaitannya dengan dampak perilaku seks pranikah terhadap kehidupan sosial maka yang menjadi fokus peneliti adalah interaksi pelaku seks pranikah terhadap