• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN JASA PENERBANGAN (Studi Pada Pengguna Jasa Penerbangan Garuda Indonesia di Bandara Radin Inten II)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN JASA PENERBANGAN (Studi Pada Pengguna Jasa Penerbangan Garuda Indonesia di Bandara Radin Inten II)"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN JASA PENERBANGAN

(Studi Pada Pengguna Jasa Penerbangan Garuda Indonesia di Bandara Radin Inten II)

(Skripsi)

Oleh

AGUNG FATRIA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

INFLUENCE THE BRAND IMAGE AND SERVICE QUALITY ON THE DECISION TO USE AVIATION SERVICE

(STUDIES ON GARUDA INDONESIA FLIGHT SERVICE USERS AT RADIN INTEN II AIRPORT)

By

AGUNG FATRIA

The purpose of this research was determining the effect of brand image and service quality on the decision to use the service of Garuda Indonesia flight. The type of this research is explanative research, and population in this research is all users of aviation service of Garuda Indonesia at Radin Inten II airport with the number of respondent is 60 respondents. Technique of this research is probability sampling with simple random sampling method and analized using multiple linier regression. The result show that partially independent variable service quality have significant influence on the decision to use aviation service. Meanwhile, the brand image has no significant effect on the decision to use aviation service. Simultaneously, the two independent variables together have significant effects to dependent variable. Conclusion: service quality have significant influence on the decision to use the service of Garuda Indonesia flight.

(3)

ABSTRAK

PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN JASA PENERBANGAN

(STUDI PADA PENGGUNA JASA PENERBANGAN GARUDA INDONESIA DI BANDARA RADIN INTEN II)

Oleh

AGUNG FATRIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra merek dan kualitas pelayanan terhadap keputusan menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia. Jenis penelitian dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksplanasi, populasi penelitian ini adalah seluruh pengguna jasa penerbangan Garuda Indonesia di bandara Radin Inten II dengan jumlah sampel sebanyak 60 responden. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel probability sampling dengan metode simple random sampling. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil analisis data menunjukan bahwa secara parsial variabel independen yaitu, kualitas pelayanan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan menggunakan jasa penerbangan. Sedangkan variabel citra merek tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keputusan menggunakan jasa. Secara simultan, dua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Kesimpulan: kualitas pelayanan memiliki pengaruh terhadap keputusan menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia.

(4)

PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN JASA PENERBANGAN

(Studi Pada Pengguna Jasa Penerbangan Garuda Indonesia di Bandara Radin Inten II)

Oleh

AGUNG FATRIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

Penulis bernama lengkap Agung Fatria dilahirkan

di Bandar Lampung, pada tanggal 22 Juni 1992.

Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara

dari pasangan Ayahanda Seem Rizwan Canggu,

SE., M.M., dan Ibunda Winarni. Penulis

menempuh pendidikan di SD Al-Kautsar Bandar

Lampung yang diselesaikan tahun 2004.

Pendidikan di lanjutkan di SMP Al-Kautsar

Bandar Lampung yang diselesaikan tahun 2007, lalu pada tahun 2010 penulis

menyelesaikan pendidikan tingkat menengah atas di SMA Al-Kautsar Bandar

Lampung.

Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Lampung melalui

jalur Ujian Mandiri. Selama menempuh perkuliahan di Universitas Lampung

penulis pernah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2014 yang

(9)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah atas segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

hidayah-Nya

Dengan penuh ketulusan penulis persembahkan karya kecil ini untuk kedua orang tua

tercinta yang selalu mendoakan, memberi semangat, motivasi dan selalu menyertai

setiap langkah selama hidup,

Ayahku Seem Rizwan Canggu, SE., M.M

dan

Ibuku Winarni

Serta Almamater tercinta,

(10)

MOTO

Jalani Hidupmu Sesuai Apa Keinginanmu,

Baik Buruknya Hidupmu,

Itu Adalah Pilihanmu

Berjuanglah untuk sesuatu yang memang harus untuk

diperjuangkan

Jika kegagalan adalah hujan dan keberhasilan adalah

matahari, maka butuh keduanya untuk melihat pelangi

Bukan menunggu sampai impian terwujud tetapi berjuang

untuk mengejar impian agar terwujud

Don’t think this is the end!!

(11)

SANWACANA

Assalamuala’ikum Wr. Wb

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan dan

penyusunan Skripsi dengan judul Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Pelayanan

terhadap Keputusan Menggunakan Jasa Penerbangan (Studi pada Pengguna

Jasa Penerbangan Garuda Indonesia di Bandara Radin Inten II)”. Penyusunan

Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Administrasi Bisnis di Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa

proses penulisan dan penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari

berbagai pihak, khususnya yang berada pada Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Untuk itu, sebagai wujud rasa

hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. A. Effendi, M.M., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial

(12)

Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Suripto, S.Sos., M.A.B., selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung dan selaku

Dosen Penguji pada ujian Skripsi ini. Terima kasih atas bimbingan, kritik dan

saran selama penyusunan Skripsi ini.

6. Bapak Ahmad Rifai, S.Sos., M.Si., selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

7. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos., M.Sc., selaku Pembimbing Utama yang telah

banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis serta bersedia

meluangkan waktu untuk penulis dalam proses penyusunan Skripsi ini.

8. Ibu Damayanti, S.A.N., M.A.B, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan dan bantuannya dalam masa perkuliahan.

9. Ibu Mertayana selaku staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas

Lampung yang telah banyak membantu penulis.

10. Seluruh Dosen dan staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Lampung,

terima kasih atas pengajaran dan ilmu yang telah diberikan selama ini kepada

penulis.

11. Terisitimewa untuk Ayahanda Seem Rizwan Canggu, SE., M.M dan Ibunda

Winarni yang telah mendidik dan membesarkan penulis, terima kasih

sebesar-besarnya untuk cinta dan kasih sayang sepanjang masa yang senantiasa telah

memberikan motivasi, semangat dan kepercayaan serta do’a selama ini yang

(13)

12. Spesial untuk Adikku tersayang Mutiara, terima kasih telah memberikan

motivasi serta do’a dalam proses menyelesaikan Skripsi ini. Semoga kamu

menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat.

13. Khusus untuk Fitri Soraya Diharani, S.AB., terima kasih telah menghabiskan

waktu, meluangkan waktu, memberikan motivasi dan selalu memberikan

semangat dan do’a nya dalam pengerjaan skripsi ini, aku do’a kan yang terbaik

untuk kamu.

14. Rekan-rekanku dikomunitas AS Gebok, Zutama Rinaldo, Sunarto Melo,

Muhammad Riadh, Marselendra Exprendi, dan Dodi Saputra, terimakasih kalian

telah memberikan warna hitam dan putih didalam kehidupanku, dan terimakasih

kenangan indahnya waktu kita berkumpul bersama.

15. Rekan seperjuangan Administrasi Bisnis 2010, Nikko Prima, Ferdy Arian, Rizky

Yuliansyah, Amanda, Mustaqim, Andi Soebardi, Fahmi, Saut Samuel, Wahyudi

Jufan, Hari Candra, Deni, Prayoga Pangestu Alga, Dayu Eka Irawan,

Rifatunnisa, Puji Lestari, Terra Eka, Annisa Noerlita, Annisa Fabiolla, Dian

Novitasari, Nurmala, Novi Elita, Lusi, Fermansyah, Ari Hariyanto, Yoga Aditia,

Deris, Nuhada serta teman-teman Administrasi Bisnis 2010 lainnya yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu terima kasih.

16. Teman-teman Administrasi Bisnis 2009, Ardian, Alfred, Tama, May Roni, Ikbal,

Bely, Dicky, Romario, Aziz dan teman-teman 2009 lainnya, teman-teman

Administrasi Bisnis 2011, Damar, Jufri, Niko, Umam, Oci, Vito, Rafi, Hotma,

(14)

Adityatama, Riendi Ferdian, Fahmi Kusnadi, Okto Putra, Faris, Savero Shohan

Mirzan Triandana, Resti Purwana, Arief Hidayat, Wiwin Ade, Fadilah Adiyanto

Fadila Aulianti, Agung maulido dan teman-teman SMA Al-Kautsar Bandar

Lampung lainnya, terima kasih atas semua dukungannya.

18. Teman-teman KKN, Mezrin, Nanda, Tria, Lina, Yessi, Baihaqi, Melda, Mega,

Maricel dan seluruh keluarga Desa Tritunggal Mulyo, Kecamatan Adiluih

Kabupaten Pringsewu, terima kasih untuk 40 hari yang berkesan.

19. Seluruh teman-teman penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu serta

semua pihak yang telah membantu dan mendo’akan penyelesaian Skripsi ini.

20. Almamater tercinta, atas kisah hidup yang didapatkan semasa bangku

perkuliahan.

Akhir Kata, Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi besar harapan semoga Skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat semuanya, Amin. Sekali lagi terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu menyelesaikan Skripsi ini.

Bandar Lampung, Oktober 2015

Penulis,

(15)

i A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran ... 9

B. Jasa ... 10

1. Karakteristik Jasa ... 11

2. Pemasaran Jasa ... 12

3. Bauran Pemasaran Jasa ... 13

C. Perilaku Konsumen ... 14

1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen... 15

2. Model Perilaku Konsumen... 19

3. Jenis Perilaku Pembelian... 20

D. Citra Merek ... 21

E. Kualitas pelayanan ... 23

1. Komponen-komponen Kualitas Pelayanan ... 25

F. Keputusan Menggunakan Jasa Penerbangan... 26

1. Proses Keputusan Pembelian Konsumen ... 28

2. Peranan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian ... 29

G. Penelitian Terdahulu ... 30

H. Kerangka Pemikiran ... 31

(16)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian... 33

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling... 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 34

3. Teknik Sampling ... 34

C. Definisi Konseptual... 35

1. Citra Merek... 35

2. Kualitas Pelayanan ... 35

3. Keputusan Menggunakan Jasa Penerbangan ... 35

D. Definisi Operasional... 36

E. Skala Pengukuran Variabel ... 36

F. Jenis dan Sumber Data ... 37

1. Data Primer... 37

2. Data Sekunder ... 37

G. Teknik Pengumpulan Data ... 37

H. Pengujian Instrumen Data ... 38

1. Uji Validitas... 38

2. Uji Reliabilitas... 41

3. Uji Asumsi Klasik ... 42

a. Uji Heteroskedastisitas ... 42

b. Uji Multikolinieritas ... 43

c. Uji Normalitas... 43

I. Teknik Analisis Data ... 43

1. Statistik Deskriptif... 43

2. Uji Regresi Linier Berganda... 44

J. Uji Hipotesis... 45

1. Uji R2... 45

2. Uji t (Parsial) ... 45

3. Uji F (Simultan)... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. ... 48

1. Asal Nama Garuda Indonesia ... 48

2. Sejarah Singkat Perusahaan... 49

3. Arti Logo dan Visi Misi ... 51

B. Karakteristik Responden ... 51

1. Usia Responden ... 52

2. Pekerjaan Responden... 53

3. Penghasilan Responden ... 54

4. Jenis Kelamin Responden... 55

C. Analisis Jawaban Responden ... 55

1. Variabel Citra Merek ... 56

2. Variabel Kualitas Pelayanan... 58

(17)

iii

D. Hasil Pengujian Asumsi Klasik... 67

1. Uji Heteroskedastisitas ... 68

2. Uji Multikolinieritas ... 69

3. Uji Normalitas ... 70

E. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 70

F. Uji Hipotesis... 72

1. Hasil Uji R2... 72

2. Uji t (Parsial) ... 74

3. Uji F (Simultan)... 74

G. Pembahasan ... 75

1. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Menggunakan Jasa Penerbangan... 75

2. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Menggunakan Jasa Penerbangan ... 76

3. Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Menggunakan Jasa Penerbangan ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Harga Tiket Penerbangan Rute Jakarta - Lampung ... 5

3.1 Operasional Variabel ... 36

3.2 Pemberian Bobot Nilai untuk Variabel Penelitian... 37

3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek, Kualitas Pelayanan dan Keputusan Menggunakan Jasa Penerbangan ... 40

3.4 Hasil Uji Reliabilitas... 41

4.1 Data Responden Berdasarkan Usia... 52

4.2 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 53

4.3 Data Responden Berdasarkan Penghasilan... 54

4.4 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

4.5 Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Penilaian Responden pada Variabel Citra Merek ... 56

4.6 Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Penilaian Responden pada Variabel Kualitas Pelayanan... 59

4.7 Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Penilaian Responden pada Variabel Keputusan Menggunakan Jasa... 66

4.8 Hasil Uji Multikolinieritas ... 69

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Model Perilaku Konsumen ... 19

2.2 Proses Keputusan Pembelian ... 28

2.3 Model Penelitian ... 31

4.1 Logo Garuda Indonesia... 51

4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 68

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau

dengan total wilayah 735.355 mil persegi. Tanpa sarana transportasi yang

memadai maka akan sulit untuk menghubungkan seluruh daerah di kepulauan ini.

Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat

aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi,

transportasi merupakan tulang punggung ekonomi perekonomian nasional,

regional dan lokal, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Harus diingat bahwa

sistem transportasi sangat dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan.

Sarana transportasi yang ada di darat, laut dan udara memegang peranan vital

dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan

daerah yang lain. Distribusi barang, manusia dan lainnya akan menjadi lebih

mudah dan cepat bila sarana transportasi yang ada berfungsi sebagaimana

semestinya sehingga transportasi dapat menjadi salah satu sarana untuk

mengintegrasi berbagai wilayah Indonesia.

Transportasi udara merupakan salah satu alat transportasi yang cepat

dibandingkan alat transportasi lainnya dalam memperlancar roda perekonomian

(21)

2

membina dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa menegakkan

kedaulatan Negara, menjamin dan menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia serta mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat. Pentingnya

sistem transportasi tercermin dengan semakin meningkatnya kebutuhan jasa

angkutan udara bagi mobilitas orang dan barang di dalam negeri dari dalam dan

luar negeri serta berperan sebagai pendorong dan penggerak bagi pertumbuhan

daerah dan pengembangan wilayah. Menyadari pentingnya posisi dan peranan

sistem transportasi tersebut, khususnya penyelengaraan penerbangan harus di tata

dalam satu kesatuan sistem transportasi nasional secara terpadu dan mampu

mewujudkan penyediaan jasa transportasi yang seimbang dengan tingkat

kebutuhan, keselamatan, keamanan, keefektifan dan keefisienan.

Penerbangan yang mempunyai karakteristik dan keunggulan tersendiri, perlu

dikembangkan agar mampu meningkatkan pelayanan yang lebih luas baik

domestik maupun internasional. Pengembangan penerbangan di tata dalam satu

kesatuan sistem dengan mengintregasikan dan mendominasikan prasarana dan

sarana penerbangan, metode, prosedur dan persatuan sehingga berdayaguna

berhasil berguna. Penanganan permasalahan penerbangan yang sebelumnya di

atur dalamUndang-Undang Nomor 15 tahun 1992 tentang penerbangan perlu

disempurnakan guna menyelaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, perubahan paradigma dan lingkungan strategis, peran serta masyarakat,

persaingan usaha, konvesi internasional tentang penerbangan, dengan profesi serta

(22)

Berdasarkan pertimbangan di atas ditetapkanlah Undang-Undang Nomor 1 tahun

2009 tentang penerbangan yang merupakan penyempurnaan dari Undang-Undang

Nomor 15 tahun 1992, sehingga dengan demikian penyelenggaraan penerbangan

sebagai suatu sistem dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada

seluruh masyarakat, bangsa dan Negara. Dengan diberlakukannya

Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 sebagai produk baru perundang-undangan

penerbangan di Indonesia yang menggantikan Undang-Undang Nomor 15 tahun

1992 yang di dalam penyelenggaraan kegiatan penerbangan belum merampung

kegiatan usaha penunjang angkutan udara di harapkan dapat melengkapi

produk-produk kegiatan usaha penunjang angkutan udara sebagaimana yang tercantum

dalam Pasal 131 Undang-UndangNomor 1 tahun 2009 menyebutkan “untuk

menunjang kegiatan angkutan udara niaga, dapat dilaksanakan kegiatan usaha

penunjang angkutanudara”.

Penerbangan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan

melihat besarnya potensi jumlah penumpang dan banyaknya maskapai

penerbangan yang ada. Persaingan di bisnis penerbangan makin terfragmentasi

karna hadirnya pemain-pemain swasta dengan permodalan yang cukup dan

strategi penetrasi bisnis yang brilian. Khususnya munculnya pemain-pemain baru

yang amat percaya diri dan cukup sukses mengambilpositioningsebagailow cost

carrier yaitu persaingan melalui rute penerbangan yang semakin mempermudah

pelanggan untuk mencapai tujuan. Ditengah persaingan antara maskapai

penerbangan yang semakin ketat, banyak upaya yang dilakukan

maskapai-maskapai penerbangan dalam mencari, menarik dan mempertahankan pelanggan

(23)

4

pelayanannya. Perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan

sebagai tujuan utama dimana pelaksanaan/kinerja jasa yang dilakukan haruslah

sesuai dengan tingkat kepentingan/harapan konsumen. Kunci utama untuk

memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada

pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa berkualitas.

Ditengah ketatnya persaingan antar maskapai penerbangan dalam upaya

memasarkan produknya selain perlu mempersiapkan strategi pemasaran

tradisional dengan pendekatan 4 P: Product, Price, Place, Promotion, belum

cukup dan masih perlu ditambahkan lagi dengan 3 P: People, Physical Evidence,

dan Process, karna banyaknya faktor yang berinteraksi dalam organisasi, maka

harus dilakukan pemasaran kepada pihak eksternal, internal, maupun interaktif.

Salah satu maskapai penerbangan yang menguasai pangsa pasar penerbangan di

Indonesia adalah Garuda Indonesia. PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Merupakan salah satu perusahaan BUMN, dan merupakan perusahaan

penerbangan tertua dan pertama di Indonesia yang telah beroprasi sejak 26 Januari

1949 (sebagai Indonesia Airways). Garuda Indonesia telah mengalami pasang

surut yang dapat mempengaruhi eksistensi perusahaan. pada tahun 1997, Garuda

mengalami musibah kecelakaan yaitu dimana sebuah pesawat jenis Airbus A300

jatuh di sibolangit yang menewaskan seluruh penumpangnya. Pada tahun yang

sama Indonesia terkena dampak krisis finansial asia yang mengakibatkan Garuda

Indonesia mengalami periode krisis kepercayaan dan ekonomi sulit. Memasuki

tahun 2000-an, Garuda Indonesia membentuk Strategic Bussiness Unit (SBU)

(24)

kota-kota lain di Indonesia untuk menopang induk perusahaan PT. Garuda

Indonesia (Persero) Tbk.

Citra yang baik dari sebuah perusahaan sangat penting karna citra berdampak

pada persepsi konsumen dan organisasi dalam berbagai hal terhadap suatu

perusahaan. Menurut Kotler (2000) “Citra adalah persepsi masyarakat terhadap

perusahaan atau produknya”. Upaya yang dilakukan Garuda Indonesia dalam

meningkatkan citra perusahaan yaitu melakukan restrukturisasi manajeman dan

mengubah strategi perusahaan menjadi customer-centric (perusahaan berfokus

pada pelanggan) artinya dalam menjalankan usahanya Garuda Indonesia lebih

mengutamakan kepuasan pelanggan di banding harus berlomba-lomba dengan

maskapai lain dalam menurunkan harga atau tarif penerbangan untuk

mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya, Garuda Indonesia tidak bersaing

dalam harga.

Tabel 1.1 Harga Tiket Penerbangan Rute Jakarta–Lampung

No. Maskapai Penerbangan Jadwal Harga

1 Lion Air 26 Januari 2015

Pukul 17.10-17.55 Rp.308.500 2 Sriwijaya Air 26 januari 2015

Pukul 17.20-18.00 Rp.326.500 3 Garuda Indonesia 26 Januari 2015

Pukul 17.00-17.50 Rp.584.600 Sumber : Traveloka.com

Berdasarkan Tabel diatas menunjukan bahwa maskapai penerbangan Garuda

Indonesia memberikan harga lebih tinggi dibanding dengan maskapai lainnya

pada rute penerbangan Jakarta-Lampung dan pada hari yang sama. Sehingga

(25)

6

Indonesia yang diatas harga maskapai lain tetap menjadi pilihan masyarakat

dalam menggunakan jasa transportasi penerbangan. Garuda Indonesia

menawarkan harga tiket yang lebih tinggi dengan komitmen memberikan

pelayanan yang lebih baik bagi pelanggannya. Pada periode tahun 2007 sampai

2010 Garuda Indonesia mengalami peningkatan laba perusahaan. Garuda

Indonesia bahkan telah mengukir prestasi dengan memperoleh berbagai

penghargaan baik skala nasional maupun internasional seperti, dalam

penghargaan World Airline Awards yang berada diposisi kedua dalam kategori

Best Airline Staff Servicedi Asia.

Dalam perjalanannya Garuda Indonesia telah menujukan keunggulannya baik

dalam dunia penerbangan Indonesia maupun dunia penerbangan tingkat Asia

seperti data yang dirilis dari Departemen Perhubungan RI 2012 menunjukkan

bahwa tingkat OTP Garuda Indonesia mencapai 84.96%. Artinya, dari 100%

penerbangan Garuda, 84.96%-nya on time. Data dari lembaga yang sama

menunjukkan bahwa pada periode Januari-Juni 2013, tingkat OTP Garuda

mengalami kenaikan hingga di level 87.4%. Dengan tingkat OTP yang tinggi,

kekhawatiran anda akan terjadinya delay akan semakin berkurang dan perjalanan

akan semakin menyenangkan. Selain itu Garuda Indonesia telah banyak

mendapatkan banyak pengakuan dari berbagai lembaga survei tingkat dunia

seperti Skytrax. Skytrax melakukan survei kepada 18 juta penumpang pesawat

pada tahun 2013 menunjukkan bahwa Garuda Indonesia memberikan layanan

kelas dunia di posisi 8, sejajar dengan maskapai-maskapai besar dunia. Kemudian,

kualitas layanan Garuda Indonesia diperkuat oleh awak kabin-awak kabin terlatih

(26)

Indonesia Training Center (GITC). Kualitas layanan mereka pun patut diacungi

jempol sebagaimana ditunjukkan oleh Skytrax yang menempatkan pramugari

Garuda Indonesia di posisi 7 dunia. Sehingga perjalanan anda akan terasa lebih

menyenangkan manakala bisa menikmati kualitas pelayanan kelas dunia.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul :

Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan

Menggunakan Jasa Penerbangan (Studi Pada Pengguna Jasa Penerbangan

Garuda Indonesia di Bandara Radin Inten II)”.

B. Rumusan Masalah

1. Seberapa besar pengaruh variabel citra merek terhadap keputusan

menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia?

2. Seberapa besar pengaruh variabel kualitas pelayanan terhadap keputusan

menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia?

3. Seberapa besar pengaruh variabel citra merek dan kualitas pelayanan

terhadap keputusan menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan besarnya pengaruh variabel citra merek

terhadap keputusan menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan besarnya pengaruh variabel kualitas

pelayanan terhadap keputusan menggunakan jasa penerbangan Garuda

(27)

8

3. Untuk mengetahui dan menjelaskan besarnya pengaruh variabel citra merek

dan kualitas pelayanan terhadap keputusan menggunakan jasa penerbangan

Garuda Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna secara praktis dan secara teoritis,

yaitu sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Diharapkan hasil dari penelitian ini bisa berguna untuk mengembangkan

ilmu pengetahuan dan menambah pengalaman bagi penulis sendiri dalam

bidang penelitian secara ilmiah, khususnya pada hal yang berkaitan dengan

pengaruh citra merek, kualitas pelayanan terhadap keputusan menggunakan

jasa penerbangan.

2. Kegunaan Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dan pertimbangan

untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan citra merek, kualitas

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan peranan penting dalam perusahaan, karena bagian

pemasaran berhubungan langsung dengan konsumen, lingkungan luar perusahaan

dan lingkungan perusahaan lainnya. Pemasaran merupakan kegiatan yang perlu

dilakukan untuk meningkatkan usaha dan kelangsungan hidup perusahaan

tersebut. Disamping kegiatan pemasaran perusahaan juga harus

mengkoordinasikan fungsi-fungsi dan keahlian mereka agar perusahaan dapat

berjalan dengan baik. Berikut merupakan pengertian pemasaran menurut para ahli.

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan

pertukaran produk dan nilai satu sama lain (Kotler, 2007). Menurut Tjiptono

(2012) menyatakan bahwa pemasaran adalah aktivitas, serangkaian institusi dan

proses menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan dan mempertukarkan

tawaran (offerings) yang bernilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat

(29)

10

Berdasarkan pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pemasaran

adalah suatu kegiatan yang saling berhubungan dan berkesinambungan dalam

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan, barang

dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

B. Jasa

Produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan bisa berbentuk fisik maupun

nonfisik. Produk yang berbentuk fisik disebut dengan barang, sedangkan produk

yang berbentuk nonfisik disebut dengan jasa. Nonfisik dimaksudkan bahwa

produk tersebut tidak bisa dilihat bagaimana bentuknya dan hanya bisa dirasakan.

Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan tidak berwujud dan tetap

hilang, lebih dapat dirasakan daripada memiliki, serta konsumen lebih dapat

berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Jasa merupakan

aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam fisik atau

konstruksi, yang biasanya pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan

memberi nilai tambah atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen

(Lupiyoadi, 2006).

Menurut Kotler (2002) menyatakan bahwa jasa merupakan setiap tindakan atau

kinerja yang ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain secara prinsip tidak

berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan. Sedangkan menurut

William J. Stanton (2008) jasa ialah sesuatu yang dapat diidentifikasikan secara

(30)

Jadi dari penjelasan dari beberapa ahli mengenai pengertian jasa, peneliti

berpendapat bahwa jasa merupakan tindakan yang memberikan manfaat yang

dapat ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan yang pada dasarnya memiliki

sifat terwujud dan tidak dapat dipindah kepemilikannya.

1. Karakteristik Jasa

Berbagai riset dan literatur manajemen dan pemasaran jasa mengungkapkan

bahwa jasa memiliki karakteristik yang membedakan barang dan jasa yang di

namakan paradigma IHIP (Intangibility Heterogeneity Inseparability

Perishability) (Lovelock dan Gummeson, 2004).

a. Intangibility

Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Seorang konsumen jasa tidak dapat menilai hasil dari sebuah jasa sebelum ia mengalami atau mengkonsumsi sendiri. Bila pelanggan membeli jasa tertentu, maka ia hanya menggunakan, memanfaatkan, atau menyewa jasa tersebut. Pelanggan tersebut tidak lantas memiliki jasa yang dibelinya

b. Heterogeneity

Terdapat banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi.

c. Inseparability

Jasa di jual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan di konsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Sedangkan barang biasanya di produksi terlebih dahulu, kemudian di jual, baru dikonsumsi.

d. Perishability

Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan untuk pemakaian diwaktu datang, dijual kembali, atau dikembalikan.

Sedangkan menurut Kotler (2002) mengungkapkan bahwa jasa mempunyai 4

karakteristik yaitu:

a. Intangible(tidak berwujud)

Tidak seperti halnya produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli.

b. Inseparability(tidak terpisahkan)

(31)

12

bagian dari jasa itu. Karena klien juga hadir saat jasa itu dilakukan, interaksi penyedia-klien merupakan ciri khusus pemasaran jasa.

c. Variability(bervariasi)

Karena tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa itu diberikan, jasa sangat bervariasi.

d. Perishability(mudah lenyap)

Jasa tidak dapat disimpan. Sifat jasa mudah lenyap, tidak menjadi masalah bila permintaan tetap.

Jadi berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sifat

atau karakteristik utama dari jasa adalah tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,

didengar, dicium, sebelum jasa itu dibeli, kemudian jasa juga tidak dapat

disimpan, dan jasa memiliki banyak variasi bentuk, kualitas serta jenis

tergantung pada siapa jasa tersebut dijual, hal ini disebabkan oleh kebutuhan

konsumen jasa yang berbeda-beda, sehingga jasa yang di jual di sesuaikan

dengan permintaan konsumennya.

2. Pemasaran Jasa

Menurut Lupiyoadi (2006) pemasaran jasa adalah setiap tindakan yang di

tawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak yang lain yang secara prinsip

intangibledan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Sedangkan

menurut Umar (2003) pemasaran jasa adalah pemasaran yang bersifatintangible

dan immaterial dan dilakukan pada saat konsumen berhadapan dengan

produsen.

Berdasarkan pengertian menurut para ahli di atas peneliti berpendapat bahwa

pemasaran jasa merupakan suatu tindakan yang ditawarkan pihak produsen

kepada konsumen, dalam arti, jasa yang di berikan tidak dapat dilihat, dirasa,

(32)

3. Bauran Pemasaran Jasa

Menurut Kotler (2002), bauran pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi 4P

(product, price, place, promotion). Lebih lanjut menurut Brown (2006), bauran

pemasaran dalam jasa perlu ditambah 3P (process, people, physical evidence),

sehingga menjadi 7P (product, price, place, promotion, process, people,

physical evidence).

a. Product(Produk)

Merupakan penawaran berwujud dan tidak berwujud perusahaan kepada pasar, yang mencakup kualitas, rancangan bentuk, merek, dan kemasan produk.

b. Price(Harga)

Harga adalah sejumlah uang yang konsumen bayar untuk produk tertentu.

c. Place(Tempat)

Kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk agar dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran.

d. Promotion(Promosi)

Kegiatan yang dilakukan untuk mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk konsumen sasaran untuk membelinya.

e. Process(Proses)

Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa jasa dilakukan, dan dikonsumsi secara bersamaan. Esensi dari konsep proses untuk mengelola pengalaman konsumen pada titik pengiriman, untuk mengontrol Moments of Truthdemi keuntungan terbaik penyedia jasa.

f. People(Orang)

Ini adalah elemen penting dari bauran penyedia jasa karena jasa adalah 'menambahkan orang pada produknya', dimulai dengan pemilihan orang-orang dengan bakat yang tepat, keterampilan dan sikap dan hasil demi kebijakan untuk pemberdayaan mereka, pelatihan, motivasi dan kontrol. g. Physical Evidence(Sarana Fisik)

(33)

14

C. Perilaku Konsumen

Dalam mengenal konsumen, perlu mempelajari tingkah laku atau perilaku

konsumen sebagai aktifitas itu sendiri. Perilaku konsumen dalam membuat

keputusan dalam menggunakan sumber daya yang terbatas, untuk mendapatkan

produk atau jasa yang di inginkan. Jenis pengambilan keputusan yang diambil

konsumen berbeda-beda tergantung keterlibatan dalam produk yang diinginkan.

Tujuan kegiatan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta

keinginan pelanggan sasaran. Penting bagi setiap perusahaan untuk memahami

perilaku konsumen, agar mampu mengembangkan produk, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan produknya secara lebih baik.

Pengertian perilaku konsumen ini sering dikacaukan dengan pengertian perilaku

pembeli (buyer behavior). Padahal perilaku pembeli itu sendiri mengandung dua

pengertian, yang pertama adalah bila diterapkan pada perilaku konsumen lebih

menunjukkan kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlihat dalam

pertukaran uang (atau kekayaan lain) dengan barang-barang dan jasa-jasa serta

dalam proses pengambilan keputusan yang menentukan kegiatan pertukaran itu.

Pengertian kedua, mempunyai arti yang lebih khusus, yaitu perilaku langganan

(customer behavior), yang sering digunakan sebagai sebutan yang lebih inklusif

dibandingkan perilaku konsumen. Penerapan yang lebih inklusif ini tampak pada

pembelian oleh lembaga-lembaga, organisasi-organisasi industri, dan

bermacam-macam tingkat penjualan kembali oleh pedagang besar ataupun pedagang eceran.

Perilaku pembelian oleh organisasi-organisasi industri dan lembaga-lembaga

lainnya dalam beberapa aspek berbeda dengan perilaku pembelian individu, tetapi

(34)

individu-individu yang memainkan peranannya dalam pekerjaannya diorganisasi atau

lembaga tersebut (Dharmmesta dan Handoko, 2008). Menurut Supranto dan

Limakrisna (2011), menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan

nyata yang langsung terlibat dalam mendapatkan, menggunakan (memakai,

mengkonsumsi) dan menghabiskan produk (barang atau jasa) termasuk proses

yang mendahului dan mengakhiri tindakan ini. Sedangkan menurut Prasetijo

(2005) perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana pembuat keputusan

(decision units), baik individu, kelompok, ataupun organisasi, membuat

keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan

mengkonsumsinya.

Dari definisi beberapa ahli diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa perilaku

konsumen adalah suatu kegiatan konsumen dalam mencari, mengatur, menukar,

mengunakan dan menilai barang atau jasa yang akan dipakai sesuai dengan

kebutuhan yang dipakai sehari-hari oleh konsumen.

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruh Perilaku Konsumen

Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan,

sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor

yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar-benar

(35)

16

1. Faktor- faktor kebudayaan

a. Kebudayaan, merupakan faktor penentu yang paling dasar dari

keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lainnya

bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya

dipelajari.

b. Sub Budaya, setiap kebudayaan terdiri dari sub-sub budaya yang

lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih

spesifik untuk para anggotanya. Sub-sub budaya dapat dibedakan

menjadi empat jenis yaitu: kelompok nasionalisme, kelompok

keagamaan, kelompok ras, area geografis.

c. Kelas Sosial, kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang

relative homogeny dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang

tersusun secara hierarki dan keanggotaanya mempunyai nilai, minat

dan perilaku yang serupa, Setiadi (2003).

2. Faktor-faktor Sosial

a. Kelompok Referensi, seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang

mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap

sikap atau perilaku seseorang.

b. Keluarga, kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam

kehidupan pembeli, yang pertama adalah keluarga orientasi, yaitu

merupakan orang tua seseorang. Dari orang tualah seseorang

mendapatkan pandangan tentang agama, politik, ekonomi dan

merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta. Yang kedua

(36)

seseorang keluarga merupakan organisasi pembeli dan konsumen

yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara

intensif.

c. Peran dan Status, seseorang umumnya berpartisipasi dalam

kelompok selama hidupnya, keluarga, klub, organisasi. Posisi

seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam

peran dan status, Setiadi (2003).

3. Faktor Pribadi.

a. Umur dan Tahapan Dalam Siklus Hidup, yaitu konsumsi seseorang

juga dibentuk oleh tahapan siklus dalam keluarga. Beberapa

penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam

siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami

perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani

hidupnya.

b. Pekerjaan, para pemasar berusaha mengidentifikasi

kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap

produk dan jasa tertentu.

c. Keadaan Ekonomi, yang dimaksud dengan keadaan ekonomi

seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan,

tabungan dan hartanya, dan kemampuan untuk meminjam dan sikap

terhadap mengeluarkan lawan menabung.

d. Gaya Hidup, gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang

diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat sesorang. Gaya

(37)

18

berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan

sesuatu dibalik kelas seseorang.

e. Kepribadian dan Konsep Diri, yang dimaksud kepribadian adalah

karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang

memandang responnya terhadap lingkungan yang relative konsisten,

Setiadi (2003).

4. Faktor- Faktor Psikologis

a. Motivasi, beberapa kebutuhan bersifat biogenic, kebutuhan ini

timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa

haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain

bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan

fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga

diri atau kebutuhan diterima.

b. Persepsi, persepsi dapat didifinisikan sebagai proses dimana

seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan

informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia

ini.

c. Proses Belajar, proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku

seseorang yang timbul dari pengalaman.

d. Kepercayaan dan Sikap, kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif

yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. Kita sekarang dapat

menghargai berbagai kekuatan yang mempengaruhi perilaku

konsumen. Keputusan membeli seseorang merupakan hasil suatu

(38)

budaya, sosial, pribadi dan psikologi. Banyak faktor ini tidak banyak

dipengaruhi oleh pemasar. Namun faktor-faktor lain dapat

dipengaruhi oleh pemasar dan dapat mengisyaratkan pada pemasar

dan dapat mengisyaratkan pada pemasar mengenai bagaimana

mengembangkan produk, harga, distribusi dan promosi, Setiadi

(2003).

2. Model Perilaku Konsumen

Supranto dan Limakrisna (2011) menyatakan bahwa untuk memahami perilaku

konsumen diperlukan model stimulus-response. Model ini membantu pemasar

memahami apa yang terjadi pada kesadaran pembeli, antara datangnya

rangsangan dari luar dan keputusan pembelian pembeli. Model Perilaku

konsumen menurut KotlerdalamSupranto dan Limakrisna (2011) digambarkan

sebagai berikut: Sumber : Kotler dalam Supranto dan Limakrisna (2011)

(39)

20

Berdasarkan gambar 2.1 menunjukkan bahwa ada rangsangan dari luar yang

berupa pemasaran dan rangsangan lain yang dapat mempengaruhi konsumen

dalam mengambil keputusan pembelian. Rangsangan pemasaran yang terdiri

dari produk, harga, tempat dan promosi. Sedangkan rangsangan lainnya adalah

rangsangan dari lingkungan pembeli dalam hal ekonomi, teknologis, politis dan

budaya. Seorang pemasar harus bisa memahami apa yang ada di dalam kotak

hitam pembeli. Kotak hitam ini sendiri terdiri dari ciri-ciri pembeli yang

menunjukkan ciri-ciri pembeli dari segi budaya, sosial, perseorangan dan

psikologis. Kotak hitam ini juga menunjukkan proses keputusan pembelian yang

dilakukan oleh konsumen dimulai dari menentukan masalah, lalu mencari

informasi tentang masalah tersebut, dilanjutkan dengan mengevaluasi, lalu

kemudian melakukan keputusan pembelian. Setelah itu ada proses perilaku

pasca pembelian yaitu perilaku konsumen setelah membeli suatu produk,

apakah merasa puas dan membeli kembali atau tidak.

3. Jenis Perilaku Pembelian

Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda, bergantung pada jenis

keputusan pembelian. Terdapat 4 jenis perilaku pembelian konsumen

berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan antar merek

(Kotler, 2005) yaitu:

1. Perilaku pembelian yang rumit

(40)

2. Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan

Keterlibatan pembelian yang tinggi didasari oleh fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan dan berisiko. Dalam hal ini pembeli akan berbelanja dengan berkeliling untuk mempelajari merek yang tersedia. Jika konsumen menemukan perbedaan mutu antar merek maka dia akan lebih memilih harga yang lebih tinggi. Jika konsumen menemukan perbedaan kecil dia mungkin akan membeli semata–mata berdasarkan harga dan kenyamanan. Setelah pembelian konsumen mungkin mengalami disonansi/ketidaknyamanan yang muncul setelah merasakan adanya fitur yang tidak mengenakkan atau mendengar kabar yang menyenangkan mengenai merek lain.

3. Perilaku pembelian karena kebiasaan

Produk dibeli pada kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan antar merek yang signifikan. Konsumen melakukan pembelian pada merek yang sama hal itu karena kebiasaan bukan karena kesetiaan yang kuat terhadap merek.

4. Perilaku pembelian yang mencari variasi

Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan antar merek signifikan. Dalam situasi ini konsumen sering melakukan peralihan merek. Peralihan merek terjadi karena mencari variasi dan bukannya karena ketidakpuasan.

Dapat disimpulkan bahwa, jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan

tingkat keterlibatan pembelian dan tingkat perbedaan diantara merek cukup

beragam, untuk itu dalam upaya mendapatkan konsumen kegiatan pemasaran

haruslah mengacu pada pasar, dimana peranan pasar adalah untuk menjaga

keseimbangan permintaan dan penawaran agar terjadi harga.

D. Citra Merek

Citra merupakan salah satu aspek yang mampu mempengaruhi seseorang ketika

mereka menentukan produk mana yang akan mereka lirik, pilih, dan gunakan.

Adapun pengertian citra merek dari beberapa ahli.

Kotler (2007) menyatakan bahwa citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang

dilakukan oleh konsumen, seperti bercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam

(41)

22

tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Sedangkan

menurut Ferrinadewi (2008) ketika konsumen menggunakan suatu merek tertentu

maka ia akan terhubung dengan merek tersebut artinya konsumen akan membawa

serta citra dari pengguna sekaligus karakteristik merek tersebut. Oleh karna itu,

seseorang yang menggunakan merek tertentu dapat menafsirkan dan mencitrakan

merek tersebut dengan berbagai macam pandangan yang berbeda-beda antara

yang satu dengan yang lainnya sesuai dengan pengetahuannya.

Menurut Rangkuti (2004) citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang

terbentuk dibenak konsumen. Asosiasi merek merupakan segala hal yang

berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Konsumen yang terbiasa mengenakan

merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap citra merek atau hal ini

disebut juga dengan kepribadian merek.

Menurut Muhammad Ali (2011), ada 3 indikator citra merek:

1. Corporate Image (citra pembuat), yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu barang

atau jasa. Citra pembuat meliputi: popularitas, kredibilitas, jaringan

perusahaan, serta pemakai itu sendiri/penggunanya.

2. User Image (citra pemakai), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan

konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa.

Meliputi: pemakai itu sendiri, serta status sosialnya.

3. Product Image(citra produk), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan

konsumen terhadap suatu barang atau jasa. Meliputi: atribut dari produk,

(42)

Pencitraan dan asosiasi, keduanya mewakili berbagai persepsi yang dapat

mencerminkan realita obyektif. Suatu merek yang telah mapan akan mempunyai

posisi yang menonjol dalam suatu kompetisi karena didukung oleh berbagai

asosiasi yang kuat. Suatu brand positioning mencerminkan bagaimana orang

memandang suatu merek tersebut.

E. Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan adalah seberapa jauh perbedaan antara harapan dan kenyataan

para pelanggan atas layanan yang mereka terima. Kualitas pelayanan menjadi hal

utama yang diperhatikan serius oleh perusahaan, yang melibatkan seluruh sumber

daya yang dimiliki perusahaan. Berikut merupakan pengertian kualitas pelayanan

menurut para ahli.

Tjiptono (2005) mengungkapkan kualitas pelayanan adalah sistem manajemen

strategis dan integratif yang melibatkan semua manajer dan karyawan serta

menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif untuk memperbaiki secara

berkesinambungan atas proses organisasi agar dapat memenuhi dan melebihi

kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen. Kualitas pelayan berpusat pada

suatu kenyataan yang ditentukan oleh konsumen. Interaksi strategi pelayanan,

sistem pelayanan dan sumber daya manusia serta konsumen akan sangat

menentukan keberhasilan dari manajemen perusahaan. Suatu cara perusahaan

untuk tetap dapat unggul bersaing adalah memberikan jasa dengan kualitas yang

lebih tinggi dari pesaingnya secara konsisten. Harapan konsumen dibentuk oleh

pengalaman masa lalunya, pembicaraan dari mulut ke mulut serta promosi yang

(43)

24

adalah bersedia mendengarkan konsumen, perusahaan melakukan hubungan

dengan konsumen dengan cara memenuhi harapan serta perhatian kepada

konsumen.

Astuti (2012) menyatakan bahwa kualitas layanan bersifat multidimensional, yaitu

kualitas menurut pemakai layanan dan menurut penyedia jasa layanan. Dari segi

pemakai jasa, kualitas pelayanan berhubungan dengan ketanggapan dan

kemampuan petugas dalam memenuhi kebutuhan pasar dan komunikasi, termasuk

di dalamnya sifat ramah, bantuan personil dan kesungguhan. Lebih lanjut dari

pihak penyedia jasa, kualitas pelayanan terkait pada pemakaian yang sesuai

dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Secara umum dapat dirumuskan bahwa

batasan pelayanan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat memuaskan setiap

pemakai jasa sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta

penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar yang telah ditetapkan.

Supranto (2006) mengemukakan kualitas pelayanan/jasa merupakan suatu cara

perusahaan jasa untuk tetap dapat unggul bersaing adalah memberikan jasa

dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya secara konsisten. Keunikan

suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang

diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan

(44)

1. Komponen-komponen kualitas pelayanan

Lupiyoadi (2006), ada lima komponen yang digunakan untuk mengevaluasi

kualitas pelayanan jasa, yaitu:

a. Tangible(berwujud)

Kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik, perlengkapan dan peralatan yang digunakan, serta penampilan pegawainya.

b. Reliability(kehandalan)

Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan konsumen yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua konsumen tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan dengan akurasi yang tinggi.

c. Responsiveness(ketanggapan)

Suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada konsumen, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

d. Assurance(jaminan dan kepastian)

Pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para konsumen kepada perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi dan sopan santun.

e. Emphaty(perhatian)

Memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para konsumen dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang konsumen, memahami kebutuhan konsumen secara spesifik, serta waktu pengoperasian yang nyaman bagi konsumen.

Lebih lanjut menurut Brown (2006) kualitas pelayanan yang diinginkan oleh

konsumen yaitu:

a. Reliability(kehandalan)

Layanan mesti konsisten, dapat diandalkan dan mungkin didukung oleh jaminan.

b. Accessibility(aksesibilitas)

(45)

26

c. Credibility(kredibilitas)

Perusahaan dan stafnya terlihat dapat dipercaya dalam hal memberikan janji, dengan menghormatitrack-recorddalam bisnis mereka.

d. Prestige(wibawa)

Sumber/pemasok yang dihormati oleh sesama konsumen, dan setidaknya tidak akan memberikan keburukan pada citra konsumen, yang terbaik dalam hal ini akan diberi status oleh asosiasi.

e. Security(keamanan)

Tidak akan ada resiko keuangan atau resiko lainnya pada konsumen. f. Privacy(kerahasiaan)

Kerahasiaan konsumen yang mesti dihormati. g. Responsiveness(responsifitas)

Kecepatan dan perhatian yang diberikan kepada kebutuhan, permintaan, pertanyaan atau masalah konsumen.

h. Competence(kompetensi)

Berhubungan dengan tingkat keterampilan pengantar layanan yang relevan, pengetahuan dan keahlian.

i. Communication(komunikasi)

Seberapa baik para pengantar layanan bertatap muka dengan konsumen, seberapa akurat dan jelas layanan yang dijelaskan, seberapa baik mereka merasa bahwa pengantar layanan mendengarkan mereka.

j. Courtsey(kesopanan)

Keramahan dari pengantar pelayanan terhadap konsumen. k. Stress free(bebas stres)

Kebebasan dari stres fisik ataupun mental, konsumen merasa diterima, merasa berada di rumah ketika berhadapan dengan penyedia layanan.

F. Keputusan Menggunakan Jasa

Kotler dan Armstrong (2008) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai

sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi

mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik

masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya yang kemudian

mengarah kepada keputusan pembelian. Dalam model perilaku konsumen Kotler

(2007) terdapat 6 keputusan yang dilakukan oleh konsumen, yaitu pilihan produk,

pilihan merek, pilihan dealer, jumlah pembelian, saat yang tepat melakukan

pembelian dan metode pembayaran. Untuk memahami pembuatan keputusan

(46)

konsumen dengan produk. Menurut Sutisna (2003) terdapat 2 tipe keterlibatan

konsumen, yaitu:

1. Keterlibatan situasional

Hanya terjadi seketika pada situasi tertentu dan bersifat temporer.

2. Keterlibatan tahan lama

Berlangsung lebih lama dan bersifat permanen. Seorang konsumen membeli

barang dengan keterlibatan yang lebih permanen karena menganggap bahwa

jika membeli produk tersebut akan merusak konsep dirinya.

Menurut Kotler (2002) keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen

untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang

mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa,

biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah

yang sudah dikenal oleh masyarakat Sebelum konsumen memutuskan untuk

membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu,yaitu

pengenalan masalah, pencarian informasi. evaluasi alternatif, keputusan membeli

atau tidak, perilaku pasca pembelian. Pengertian lain tentang Keputusan

pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2000) adalah “the selection of an

option from two or alternative choice”. Dapat diartikan, keputusan pembelian

adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa

alternatif pilihan yang ada.

Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah

tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk.

(47)

28

proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan

tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan

dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.

1. Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Kotler (2007) proses keputusan pembelian melewati lima tahap,

diantaranya pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian dan perilaku pasca-pembelian (lihat gambar 2.2)

Sumber: Kotler, 2007

Gambar 2.2 Proses Keputusan Pembelian

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengenalan Masalah

Pada tahap awal proses pembelian adalah pembeli mengenali masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dan kondisi yang diinginkan. Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal serta rangsangan eksternal.

2. Pencarian Informasi

Pencarian informasi dapat dibagi menjadi dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mulai aktif mencari informasi, mencari bahan bacaan, menelpon teman, dan mengunjungi toko untuk mengtahui produk tertentu.

3. Evaluasi alternatif

Tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam satu susunan pilihan. Beberapa konsep dasar akan membantu memahami proses evaluasi konsumen, Pertama: konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda -beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan.

(48)

4. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah membeli merek yang paling disukai tetapi 2 faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain yang dapat mempengaruhi suatu proses pembelian konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, konsumen mungkin membentuk niat membeli berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan yang diperkirakan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapakan. Namun kejadian-kejadian yang tidak diharapkan mungkin mengubah niat membeli tersebut.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian. Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan memengaruhi perilaku konsumen selanjutnya.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tugas pemasar adalah

memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja

dalam tahap-tahap tersebut. Namun ada saatnya dalam pembelian konsumen

seringkali melompati beberapa tahap-tahap ini. Pelanggan yang puas akan terus

menerus melakukan pembelian produk yang bersangkutan dan menyebarkan

berita kepada teman-temannya. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha

memastikan kepuasan konsumen pada semua tingkat dalam proses pembelian.

2. Peranan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian

Menurut Swastha dan Handoko (2011) berpendapat bahwa lima peran individu

dalam sebuah keputusan membeli, yaitu:

1. Pengambilan inisiatif (initiator): individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri. 2. Orang yang mempengaruhi (influencer): individu yang mempengaruhi

keputusan untuk membeli baik secara sengaja maupun tidak sengaja. 3. Pembuat keputusan(decider): individu yang memutuskan apakah akan

(49)

30

4. Pembeli(buyer):individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya. 5. Pemakai(user):individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa

yang dibeli.

Sebuah perusahaan perlu mengenai peranan tersebut karena semua peranan

mengandung implikasi guna merancang produk, menentukan pesan dan

mengalokasikan biaya anggaran promosi serta membuat program pemasaran

yang sesuai dengan pembeli.

G. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang di lakukan Herlambang (2013). Hasil dari penelitian ini

menunjukan bahwa Variabel dependen Citra merek dan kualitas layanan

berpengaruh positif terhadap variabel mediasi (intervening) Minat beli, dan

berpengaruh positif terhadap variabel independen Keputusan pembelian.

Penelitian kedua yang dilakukan Musay (2013). Hasil dari uji F pada penelitian

ini menunjukkan bahwa citra merek yang terdiri dari citra perusahaan, citra

pemakai, dan citra produk secara bersama-sama memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui

bahwa variabel citra perusahaan dan citra produk berpengaruh secara signifikan

sedangkan variabel citra pemakai berpengaruh positif akan tetapi tidak

berpengaruh secara signifikan. Nilai Adjusted R Square pada penelitian ini adalah

sebesar 0,392. Hal ini berarti bahwa sebesar 39,2% keputusan pembelian dapat

dijelaskan oleh ketiga variabel independen yaitu Citra Perusahaan (X1), Citra

(50)

Penelitian ketiga yang di lakukan Izzati (2013). Berdasarkan nilai adjusted R2

yang dihasilkan sebesar 0,343 artinya kualitas layanan berpengaruh terhadap

keputusan pembelian konsumen di Baseball Food Court Universitas Negeri

Surabaya sebesar 34,3% sedangkan sisanya sebesar 65,7% dipengaruhi oleh

variabel lain diluar penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh secara simultan antara kualtas layanan terhadap keputusan pembelian di

Baseball Food Court Universitas Negeri Surabaya. Adapun hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel daya tanggap adalah variabel yang paling

berpengaruh terhadap keputusan pembelian di Baseball Food Court Universitas

Negeri Surabaya.

H. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, penelitian ini dibentuk dari

adanya saling ketergantungan antar variabel yang dianggap penting untuk diteliti.

Penelitian ini menggunakan variabel citra merek, kualitas pelayanan dan

keputusan menggunakan jasa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh citra merek dan kualitas pelayanan terhadap

keputusan menggunakan jasa penerbangan Garuda Indonesia.

Gambar 2.3 Model Penelitian

Citra Merek (X1)

Kualitas Pelayanan (X2)

Keputusan Menggunakan Jasa Penerbangan

(51)

32

I. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori serta kerangka pemikiran, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah:

H1 = Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara Citra Merek terhadap

Keputusan Menggunakan Jasa Penerbangan.

H2 = Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kualitas Pelayanan terhadap

Keputusan Menggunakan Jasa Penerbangan.

H3 = Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan antara Citra

Merek dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Menggunakan Jasa

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan jenis penelitian Explanative research dengan

pendekatannya yaitu kuantitatif. Sugiyono (2009) mengatakan bahwa, penelitian

eksplanasi adalah penelitian yang digunakan untuk menjelaskan

kedudukan-kedudukan dari variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel

dengan variabel lainnya. Sehingga penelitian yang akan di lakukan untuk menguji

hubungan antara variabel independen yaitu Citra Merek (X1), Kualitas Pelayanan

(X2) dan variabel dependen Keputusan Menggunakan Jasa Penerbangan (Y).

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna jasa penerbangan Garuda

(53)

✁ ✂

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Ukuran sampel dalam penelitian ini merujuk kepada pendapat Roscoe

dalamSugiyono (2009) adalah sebagai berikut:

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500 orang.

2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-swasta, dan lain-lain), maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30 orang.

3. Bila didalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 sampai 20.

Pada isi poin ketiga dijelaskan bahwa jumlah anggota sampel minimal 10 kali

dari variabel yang diteliti dengan landasan tersebut peneliti menetapkan sampel

20 kali variabel dependen dan independen yaitu 20 x 3 = 60, jadi anggota

sampel yang peneliti tetapkan adalah sebanyak 60 anggota sampel.

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

probability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling yang

memberikan kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2009). Sedangkan metode yang

digunakan adalahSimple Random sampling yaitu pengambilan anggota sample

dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang

(54)

C. Definisi Konseptual

1. Citra Merek

Citra merupakan salah satu aspek yang mampu mempengaruhi seseorang ketika

mereka menentukan produk mana yang akan mereka lirik, pilih, dan gunakan.

Menurut Kotler (2007) menyatakan bahwa citra merek adalah persepsi dan

keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti bercermin dalam asosiasi

yang terjadi dalam memori konsumen

2. Kualitas Pelayanan

Tjiptono (2005) mengungkapkan kualitas pelayanan adalah sistem manajemen

strategis dan integratif yang melibatkan semua manajer dan karyawan serta

menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif untuk memperbaiki secara

berkesinambungan atas proses organisasi agar dapat memenuhi dan melebihi

kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen. Kualitas pelayanan berpusat pada

suatu kenyataan yang ditentukan oleh konsumen. Interaksi strategi pelayanan,

sistem pelayanan dan sumber daya manusia serta konsumen akan sangat

menentukan keberhasilan dari manajemen perusahaan.

3. Keputusan Menggunakan Jasa Penerbangan

Keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal

masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan

mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat

memecahkan masalahnya yang kemudian mengarah kepada keputusan

Gambar

Tabel 1.1 Harga Tiket Penerbangan Rute Jakarta–Lampung
Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen
Gambar 2.2 Proses Keputusan Pembelian
Gambar 2.3 Model Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan ( tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy ) secara parsial maupun simultan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh citra merek, lokasi, dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pemilihan pada kursus Bahasa Inggris LIA, studi kasus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra merek, harga, iklan, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian smartphone pada mahasiswa pengguna

Berdasarkan hipotesis yang ketiga dapat diketahui bahwa tingginya keputusan pembelian tiket maskapai penerbangan Citilink disebabkan oleh pengaruh kualitas pelayanan yang

Berdasarkan hipotesis yang ketiga dapat diketahui bahwa tingginya keputusan pembelian tiket maskapai penerbangan Citilink disebabkan oleh pengaruh kualitas pelayanan yang

Citra Merek dan Kualitas Layanan secara simultan atau bersama-sam mempunyai pengaruh yang terhadap Keputusan Konsumen dalam menggunakan jasa pengiriman JNE Express

“Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, dan Citra Merek terhadap Kepuasan Pelanggan Pengguna Jasa Transportasi Ojek Online GrabBike di Kota Malang”.. Sholawat serta salam

1917041202 Jurusan Manajemen ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari citra merek dan kualitas pelayanan secara simultan maupun secara parsial terhadap