• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS SDM INDUSTRI DI SMK SMTI BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS SDM INDUSTRI DI SMK SMTI BANDAR LAMPUNG"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

LIST OF BUDGET EFFECTIVENESS OF STUFFING (DIPA) EFFECT ON QUALITY AND INDUSTRY IN SMK SMTI BANDAR LAMPUNG

By

FINIDYA DEMARANI

The purpose of this study was to analyze the effectiveness of the Budget

Implementation List (DIPA) and their effects on the quality of human resources in the industry SMK SMTI Bandar Lampung. The data used in this study is a

secondary data obtained from SMK SMTI Bandar Lampung, covering finance, curriculum, student affairs, and public relations and various sources, both

supporting literature, papers, and other scholarly works that support this research. Hypothesis testing is done quantitatively using a statistical analysis of the

equations simple and multiple linear regression using SPSS 16.0.

The estimation results of this study indicate that the entire budget allocation relates significantly to the quality of human resources in the industry SMK SMTI Bandar Lampung. This study suggested that increased effectiveness and efficiency in order to improve the implementation of the budget in general DIPA budget, balance the budget allocation for the budget reduction on aspects of allowances, the need to increase the budget allocation for the delivery of education and training, strengthening institutions/facilities and infrastructure to undertake innovations in order to improve the quality of graduates SMK SMTI Bandar Lampung that targets graduates who received work achieved, and the need to improve the quality of human resources SMK SMTI Bandar Lampung industry by increasing the absorption of graduates.

(2)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS SDM INDUSTRI DI SMK SMTI

BANDAR LAMPUNG

Oleh

FINIDYA DEMARANI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektifitas Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan pengaruhnya terhadap kualitas SDM industri di SMK SMTI Bandar Lampung. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari SMK SMTI Bandar Lampung, meliputi bidang keuangan, kurikulum, kesiswaan, dan humas dan berbagai sumber baik literatur pendukung, makalah, dan karya ilmiah lainnya yang mendukung penelitian ini. Pengujian hipotesis dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik yaitu persamaan regresi sederhana dan linier berganda dengan

menggunakan SPSS 16.0.

Hasil estimasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa alokasi seluruh anggaran berhubungan secara signifikan terhadap kualitas SDM industri di SMK SMTI Bandar Lampung. Penelitian ini disarankan agar peningkatan efektifitas dan efisiensi anggaran guna meningkatan pelaksanaan anggaran DIPA secara umum, perimbangan alokasi anggaran untuk pengurangan anggaran pada aspek

tunjangan, perlunya meningkatkan anggaran untuk alokasi penyelenggaran pendidikan dan pelatihan, melakukan penguatan lembaga/sarana dan prasarana dengan melakukan inovasi-inovasi dalam rangka peningkatan mutu lulusan SMK SMTI Bandar Lampung sehingga target lulusan yang diterima bekerja tercapai, dan perlunya peningkatan kualitas SDM industri SMK SMTI Bandar Lampung dengan meningkatkan keterserapan lulusan.

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menghadapi dan memasuki persaingan dunia kerja sekarang ini diperlukan SDM

yang berkualitas, untuk itu SMK SMTI sebagai sekolah yang memiliki orientasi untuk menghasilkan lulusan yang mampu mandiri baik sebagai tenaga terampil di

Industri maupun untuk menciptakan lapangan kerja sendiri. Karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan perlu terus

dikembangkan, sehingga sumber daya manusia yang berkualitas dapat dihasilkan.

Tuntutan terhadap lulusan lembaga pendidikan yang bermutu semakin mendesak karena semakin ketatnya persaingan dalam keterserapan lapangan kerja. Salah satu implikasi globalisasi dalam pendidikan yaitu adanya deregulasi yang

memungkinkan peluang lembaga pendidikan membuka sekolahnya di Indonesia. Oleh karena itu persaingan antar lembaga pendidikan dan pasar kerja akan

semakin berat. Mengantisipasi perubahan-perubahan yang begitu cepat serta tantangan yang semakin besar dan kompleks, tiada jalan lain bagi lembaga pendidikan untuk mengupayakan segala cara untuk meningkatkan daya saing

(4)

2

Pemberlakuan undang-undang No. 22 tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No.

25 tahun 2000, maka penyelenggaraan pendidikan menjadi tanggung jawab dan kewenangan daerah sehingga peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada

daerah menjadi tanggung jawab bersama. Diharapkan dengan peran semua pihak siswa dapat memiliki kemampuan teknis produktif maupun manajerial dalam upaya mempercepat roda perekonomian rakyat dan meningkatkan pendapatan

daerah didukung dengan kebijakan Propinsi Lampung sebagai sentra industri. Sehubungan dengan hal tersebut salah satu permasalahan pendidikan yang

dihadapi oleh Propinsi Lampung adalah kurangnya pendidikan pada jenjang pendidikan SMK dan belum terserapnya lulusan.

SMK Bandar Lampung merupakan satu-satunya sekolah negeri di bawah

Kementerian Perindustrian yang ada di propinsi Lampung dari 6 di indonesia memiliki keleluasaan untuk merancang dan mengelola Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran

(

DIPA) sendiri sehingga di diharapkan mampu mencetak dan mengisi

tenaga terampil dan memiliki kompetensi yang baik pada sektor industri sehingga tersedianya anggaran yang proporsional diharapkan dapat meningkatkan rasio keterserapan lulusannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2004: 167)

bahwa manajemen keuangan, masalah dana disekolah merupakan komponen yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan usaha pendidikan baik dalam

menciptakan tenaga terapil sampai pada keterserapan mereka didunia kerja.

Pertumbuhan sektor industri yang semakin pesat dan penambahan animo masyarakat tentang sekolah SMK khususnya di bidang industri maka sekolah

(5)

3

tuntutan perkembangan pendidikan. Atas dasar kenyataan tersebut maka SMK

Bandar Lampung menata menejeman keuangan dengan memperbesar alokasi anggaran untuk pengembangan, kurikulum, dan bahan ajar, sarana dan prasarana,

peralatan dan bahan praktek, dan dana promosi.

Sesuai dengan misi yang ada bahwa SMK SMTI diharapkan dapat Menjadi sekolah terbaik di Indonesia Bidang Analisis & Industri tahun 2015, dengan misi

Mencetak Sumberdaya Manusia yang terbaik dibidang kimia analisis dan industri mampu berwirausaha melalui:

1. Penerapan Kurikulum yang berorientasi pada DU/DI

2. Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana

3. Peningkatan hubungan kerjasama dengan dunia usaha dan industri 4. Penerapan sistem Menejemen Mutu

5. Peningkatan kualitas dan daya saing lulusan guna mempercepat

pertumbuhan industri daerah dan nasional

Adapun tujuan dan sasaran pendidikan adalah: Tujuan :

a) Terciptanya tenaga terampil dibidang teknologi industri baik bidang kimia analis maupun bidang kimia industri

b) Menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang

teknologi industri

c) Lulusan terserap pada dunia usaha dan dunia industri

(6)

4

Sasaran:

a) Peningkatan dan pengembangan program sekolah

b) Melengkapi sarana dan prasarana yang memadai agar terselenggaranya

kegiatan praktikum dapat optimal

Berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran diatas maka peran struktur anggaran yang tepat sangat menentukan terhadap SDM mutu lulusan yang dihasilkan, yang

pada akhirnya akan menentukan keterserapan lulusan atau tenaga kerja yang siap kerja.

Pada saat ini berbagai persoalan yang terjadi di dalam masyarakat, terutama

masalah krisis sumber daya manusia dan krisis ketenagakerjaan semakin

kompleks. Krisis kualitas sumber daya manusia dan krisis ketenaga kerjaan juga memiliki dampak yang tidak kalah besarnya dibanding krisis lainnya. Dalam

membahas masalah ketenagakerjaan tidak terlepas dari masalah sumber daya manusia (SDM). Setidaknya ada dua masalah utama yang patut dikedepankan dalam membahas persoalan SDM yang terus merosot tingkatannya. Sedangkan

yang kedua berkenaan dengan angka pengangguran yang jumlahnya dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun demi tahun muncul pencari tenaga kerja baru

sekitar 1,8 jutaorang, sedangkan yang bisa ditampung saat ini dalam sektor formal hanya 29%. Sisanya di sektor informal atau menjadi pengangguran.

Data tentang Human Development Program (UNDP) yang disajikan United

(7)

5

Indonesia adalah urutan 105, sementara tahun sebelumnya di urutan 99.

Sementara itu, pada tahun 2000 jumlah pengangguran di Indonesia diperkirakan mencapai angka yang sangat menghawatirkan sekitar 38,5 juta orang. Jumlah ini

mengalami kenaikan 1,1 juta orang bila dibandingkan tahun 2004 (Jusuf Iriyanto, 2001).

Salah satu hal yang menjadi penyebab utama meningkatnya jumlah orang yang

menganggur adalah terbatasnya kemampuan sektor riil dalam menyerap jumlah tenaga kerja. Di samping itu, PHK yang dilakukan banyak perusahaan sebagai akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan telah berperan dalam meningkatkan

jumlah pengangguran.

Persoalan ini membutuhkan perhatian yang serius dari pemerintah. Hal ini

disebabkan oleh adanya kesadaran yang mendalam bahwa kemajuan suatu bangsa

sangat dipengaruhi kualitas SDM. Sekalipun didukung potensi sumber daya alam melimpah, suatu Negara sulit untuk berkembang jika tidak didukung SDM yang berkualitas tinggi. Akibatnya kebijakan pemerintah harus selalu difokuskan

pada upaya pengembangan kualitas SDM melalui berbagai cara.

Salah satu strategi yang umum dilakukan dengan membuat rancangan sistem pendidikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan SDM yang mampu

menghadapi segala bentuk tuntutan perubahan cara-caranya ditempuh melalui proses politik yang menghasilkan kebijakan pengalokasian sebagian besar

(8)

6

pada kompetensi lulusan yang dihasilkan. Padahal jika struktur anggaran yang

ada dapat secara proporsional fokus untuk alokasi peningkatan kualitas lulusan maka hal tersebut akan dapat berdampak langsung pada keterserapan mereka

setelah lulus.

Masalah pengangguran juga memiliki relevansi erat dengan masalah pendidikan khususnya SMK. Jumlah penganggur yang berlatar belakang pendidikan SMK

masih cukup tinggi, karena kadang siswa yang masuk ke SMK memiliki kemampuan awal lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang masuk SMA sehingga siswa kesulitan ketika mereka mengikuti proses pembelajaran diluar

faktor ketidak mampuan dunia usaha menyerap pasar tenaga kerja.

Akibat yang ditimbulkan dari masalah ketenaga kerjaan ini adalah jumlah pengangguran yang meningkat sehingga masalah ini merembet ke masalah

lainnya yaitu masalah perjudian, narkoba, dan makin tingginya tindak kriminal seperti pencurian, penodongan, dan korupsi yang terjadi dalam masyarakat. Untuk memecahkan masalah-masalah tersebut, pemerintah sedang mengupayakan

penanganan masalah tersebut. Masalah tersebut pada dasarnya disebabkan oleh jumlah pengangguran yang besar dan sempitnya lahan pekerjaan yang memicu

masyarakat khususnya pengangguran untuk melakukan tindak kriminal.

Agar formulasi kebijakan bisa lebih mengarah kepada kepentingan publik, maka kebijakan harus disusun berdasarkan masalah-masalah yang timbul di

(9)

7

pemerintah diharapkan memiliki komitmen dan strategi khusus yang difokuskan

untuk memecahkan masalah ketenaga kerjaan ini.

Secara umum kesempatan kerja akan lebih besar didapat oleh mereka yang berpendidikan lebih tinggi, tetapi bila tingkat pendidikan seseorang tidak sama

dengan kebutuhan di lapangan, maka setidaknya kondisi tersebut akan menjadi kendala bagi seseorang untuk mendapatkan pekerjaan, dan pada akhirnya akan

timbul pengangguran di antara mereka yang sebenarnya mempunyai tingkat pendidikan cukup tinggi. Pengangguran jenjang SMK juga cukup tinggi di Lampung yaitu 13,79% (Sakernas, 2009). Jenjang pendidikan yang mereka

tempuh umumnya sudah berorientasi pada keahlian (skill) tetapi daya entrepeneur mereka kurang tergali dengan baik, sehingga walaupun mereka memiliki keahlian

kurang dapat diaplikasikan.

Demikian juga angka pengangguran untuk SMK khususnya di SMK SMTI Bandar Lampung semestinya harus rendah, tetapi yang terjadi hampir sama dengan sekolah SMA atau umum. Hal inilah yang perlu dikaji apakah peranan

finansial atau anggaran yang tersedia dapat berpengaruh terhadap keterserapan mereka didunia kerja setelah lulus. SMK SMTI Bandar Lampung memiliki

anggaran yang cukup besar dan semakin tahun semakin meningkat. Hal ini seharusnya dapat berdampak pada tingkat kompetensi siswa yang berdampak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) mereka setelah lulus. Gambaran

(10)

8

Tabel 1. DIPA SMK SMTI Bandar Lampung

No Tahun Anggaran Total Anggaran

1 2003 1,248,858,000

Sumber : Bendahara Keuangan SMK SMTI Bandar Lampung

Berdasarkan data diatas bahwa besarnya dana dari tahun-tahun mengalami peningkatan yang sigifikan tetapi persoalannya anggaran belum fokus pada dana

untuk Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan tetapi lebih besar digunakan untuk alokasi gaji dan tunjangan. Hal tersebut dapat berdampak pada kualitas SDM

industri yang dihasilkan baik dari aspek: pengetahuan dan ketrampilannya, sikapnya ataupun kerserapan lulusan setelah lulus. Pertambahan anggaran yang ada pada bidang layanan pendidikan ternyata belum meningkatkan kualitas siswa

secara siqnifikan.

Persoalan yang terjadi persentase anggaran untuk mendukung pembelajaran masih kecil dibandingkan dana untuk gaji atau kegiatan lainnya. Hal tersebut

seharusnya tidak terjadi dimana sebagai suatu instansi yang melayani siswa dalam pengembangan pendidikan sebaiknya persentase yang cukup besar untuk bidang tersebut. Hal tersebut seharusnya berdampak pada mutu lulusan yang dihasilkan

(11)

9

dapat terserap didunia kerja dan industri. Gambaran jumlah keterserapan lulusan

siswa adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Data Keterserapan Lulusan SMK SMTI Bandar Lampung

No Tahun Anggaran Jumlah Siswa Jumlah terserap (%)

1 2003 109 36.70

2 2004 113 39.82

3 2005 115 72.17

4 2006 112 79.46

5 2007 105 69.52

6 2008 107 57.94

7 2009 113 61.06

8 2010 121 61.98

9 2011 119 75.63

10 2012 160 81.25

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka terjadi kenaikan dan penurunan keterserapan lulusan dan kesenjangan antara kenaikan anggaran dengan

penyerapan tenaga kerja sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) terhadap

Kualitas SDM Industri Di SMK SMTI Bandar Lampung

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan sebagai berikut:

(12)

10

2. Alokasi anggaran pada SMK SMTI belum tepat sehingga hal tersebut

tidak begitu berdampak pada kompetensi lulusan yang dihasilkan.

3. Penggunaan anggaran belum efektif sehingga kualitas SDM industri SMK

SMTI Bandar Lampung masih rendah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian tersebut diatas maka penulis dapat menarik suatu rumusan masalah yaitu: Bagaimanakah efektivitas Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) terhadap Kualitas SDM Industri Di SMK SMTI Bandar Lampung yang dijabarkan dalam beberapa rumusan masalah:

1. Apakah alokasi penyelengaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran berpengaruh terhadap Kualitas SDM Industri Di SMK SMTI Bandar Lampung.

2. Apakah alokasi anggaran penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap Kualitas SDM Industri Di SMK SMTI Bandar Lampung.

3. Apakah alokasi anggaran penguatan lembaga/sarana dan prasarana berpengaruh terhadap Kualitas SDM Industri Di SMK SMTI Bandar

Lampung.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis efektifitas Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan pengaruhnya terhadap Kualitas SDM

(13)

11

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pendapat sementara dan pedoman serta arah dalam penelitian yang disusun berdasarkan pada teori yang terkait, dimana suatu hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau

lebih (J. Supranto, 1997). Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka diduga Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) berpengaruh terhadap Kualitas SDM

Industri Di SMK SMTI Bandar Lampung.

F. Kerangka Berpikir

Besarnya alokasi dana yang fokus pada bidang pendidikan meliputi aspek dana penyelenggaraan pendidikan kejuruan belum efektif, dibandingkan dana pembayaran gaji dan tunjangan, penyelengaraan operasional dan pemeliharaan

perkantoran, penguatan lembaga/sarana dan prasarana atau laporan kegiatan. Dana penyelenggaraan pendidikan kejuruan masih memiliki persentase cukup kecil, seharusnya persentase alokasi anggaran untuk hal tersebut semakin lama

persentasenya semakin besar dibandingkan untuk alokasi dana lainnya. Hal tersebut akhirnya dapat berpengaruh terhadap kualitas SDM industri yang

dihasilkan.

Secara umum dari masing-masing aspek atau variabel dari Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA) di SMK SMTI Tanjungkarang dapat di

kelompokkan menjadi beberapa variabel yang digambarkan dalam kerangka pikir

(14)

12

Gambar 1. Kerangka Pikir Operasional dan pemeliharaan

perkantoran (X1)

Kualitas SDM Industri (Y)

X1y

X123y

Penyelenggaraan Pendidikan (X2)

Penguatan lembaga/sarana dan prasarana (X3)

(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Peran Pemerintah Dalam Perekonomian

Dalam setiap sistem perekonomian, apakah sistem perekonomian kapitalis atau

sistem perekonomian sosialis, pemerintah senantiasa mempunyai peranan yang penting. Peranan pemerintah yang sangat besar dalam sistem perekonomian

sosialis dan sangat terbatas dalam sistem perekonomian kapitalis murni seperti dalam sistem kapitalis yang dikemukakan oleh Adam Smith. Adam Smith mengemukakan teori bahwa pemerintah hanya mempunyai tiga fungsi:

1) Fungsi pemerintah untuk memelihara keamanan dalam negeri dan pertahanan. 2) Fungsi pemerintah untuk menyelenggarakan peradilan.

3) Fungsi pemerintah untuk menyediakan barang-barang yang tidak disediakan oleh pihak swasta, seperti halnya dengan jalan, dam-dam dan sebagainya.

Dapat dipahami bahwa dengan kemajuan-kemajuan dan perkembangan di

setiap negara, tidak ada satu pun negara kapitalis di dunia ini yang melaksanakan

(16)

14

Adam Smith, konseptor sistem kapitalis murni, mengemukakan ideologinya

karena dia menganggap bahwa dalam perekonomian kapitalis, setiap individu yang paling tahu apa yang paling baik bagi dirinya, sehingga dia akan

melaksanakan apa yang dianggap terbaik bagi dirinya sendiri. Prinsip kebebasan

ekonomi dalam prakek menghadapi perbenturan kepentingan, karena tidak adanya koordinasi yang menimbulkan harmonis dalam kepentingan masing-masing

individu. Dalam hal ini pemerintah mempunyai peranan untuk mengatur, memperbaiki atau mengarahkan aktivitas sektor swasta. Dalam perekonomain

moden, peranan pemerintah dapat diklasifikasikan dalam 3 golongan besar, yaitu: 1) Peranan alokasi

2) Peranan distribusi, dan

3) Peranan stabilisasi.

Sementara itu, Barton (2000) menyebutkan peran utama pemerintah secara garis besar adalah: 1) peran alokasi sumber daya, 2) peran regulator, 3) peran

kesejahteraan sosial, 4) peran mengelola ekonomi makro. Penjelasan keempat

peran pemerintah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dalam peran alokasi sumber daya tercakup soal penentuan ukuran absolut dan

relatif pemerintah dalam perekonomian (keseimbangan sektor publik dan sektor swasta) dan penyediaan barang-barang publik serta pelayanan kesejahteraan sosial bagi masyarakat.

(17)

15

pribadi.

3. Peran kesejahteraan sosial. Mencakup kebijakan-kebijakan yang mendorong pemerataan sosial di negara yang bersangkutan seperti perpajakan, jaminan sosial (transfer payment) dan penyediaan sejumlah barang publik campuran bagai

masyarakat.

4. Peran pengelolaan ekonomi makro yang memfasilitasi stabilitas secara umum

dan kemakmuran ekonomi negara melalui kebijakan-kebijakan yang didesain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil, full employment, inflasi

yang rendah, dan stabilitas neraca pembayaran.

1. Peran Alokasi

Tidak semua barang dan jasa yang ada dapat disediakan oleh sektor swasta. Barang dan jasa yang tidak dapat disediakan oleh sistem pasar ini disebut barang

publik, yaitu barang yang tidak dapat disediakan melalui transaksi antara penjual dan pembeli. Adanya barang yang tidak dapat disediakan melalui sistem pasar ini disebabkan karena adanya kegagalan sistem pasar. Sistem pasar tidak dapat

menyediakan barang/jasa tertentu oleh karena manfaat dari adanya barang

tersebut yang tidak hanya dirasakan secara pribadi akan tetapi juga akan dinikmati

oleh orang lain. Contoh dari barang/jasa yang tidak dapat disediakan melalui sistem pasar, misalnya jalan, pembersihan udara, dan sebagainya. Lain halnya dengan barang swasta, seperti halnya sepatu, dan sebagainya. Barang-barang

(18)

16

2. Peran Distribusi

Distribusi pendapatan tergantung dari pemilikan faktor-faktor produksi, permintaan dan penawaran faktor produksi, sistem warisan dan kemampuan

memperoleh pendapatan. Distribusi pendapatan dan kekayaan yang ditimbulkan oleh sistem pasar mungkin dianggap oleh masyarakat sebagaian tidak adil.

Masalah keadilan dalam distribusi pendapatan merupakan masalah yang rumit dalam ilmu ekonomi. Namun masalah keadilan ini tidak sepenuhnya berada dalam

ruang lingkup ilmu ekonomi oleh karena masalah keadilan tergantung daripada pandangan masyarakat terhadap keadilan itu sendiri. Pemerintah dapat merubah distribusi pendapatan secara langsung dengan pajak yang progresif, yaitu relatif

beban pajak yang lebih besar bagi orang kaya dan relatif lebih ringan bagi orang miskin, disertai dengan subsidi bagi golongan miskin. Pemerintah dapat juga

secara tidak langsung mempengaruhi distribusi pendapatan dengan kebijaksanaan pengeluaran pemerintah misalnya: perumahan murah untuk golongan pendapatan tertentu, subsidi pupuk untuk petani dan sebagainya.

Anggaran publik atau anggaran pemerintah memainkan sederet peranan dalam

pembangunan suatu negara. Salah satu peranan tersebut kita kenal dengan nama fungsi alokasi. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta

(19)

17

3. Peran Stabilisasi

Perekonomian yang sepenuhnya diserahkan ke sektor swasta akan sangat peka terhadap goncangan keadaaan yang akan menimbulkan pengangguran dan inflasi.

Tanpa adanya campur tangan pemerintah, penurunan permintaan akan mobil menyebabkan pengusaha mobil untuk mengurangi pegawai. Pegawai yang

menganggur akan memperkecil pengeluaran untuk barang-barang konsumsi seperti sepatu, TV, pakaian yang seterusnya pengusaha sepatu, TV, dan pakaian

akan mengurangi pegawai. Jadi gangguan di satu sektor akan mempengaruhi sektor lain, yang tanpa adanya campur tangan pemerintah akan menimbulkan pengangguran tenaga kerja yang akan menganggu stabilisasi ekonomi. Inflasi atau

deflasi juga merupakan hal yang dapat mengganggu stabiliasi ekonomi. Masalah inflasi atau deflasi harus ditangani pemerintah melalui kebijaksanaan moneter.

B. Pengertian DIPA

Anggaran (budget) merupakan suatu daftar yang terperinci tentang penerimaan dan pengeluaran dalam jangka waktu tertentu yang biasanya dalam ukuran satu

tahun. Waktu berlakunya anggaran ada yang disusun berdasarkan atas tahun kalender yaitu mulai 1 Januari dan ditutup 31 Desember atau dimulai 1 April dan

(20)

18

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran disingkat dengan DIPA adalah dokumen

pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA) dan di sahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri

Keuangan selaku Bendaharawan Umum Negara (BUN). DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga serta

disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan

pengeluaran negara dan pencairan dana atas beban APBN serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.

DIPA berlaku untuk satu tahun anggaran dan informasi satuan-satuan terukur yang berfungsi sebagai dasar pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran.

Disamping itu DIPA dapat dimanfaatkan sebagai alat pengendali, pelaksanaan, pelaporan, pengawasan, dan sekaligus merupakan perangkat akuntansi

pemerintah. Pagu dalam DIPA merupakan batas pengeluaran tertinggi yang tidak boleh dilampaui dan pelaksanaannya harus dapat dipertanggungjawabkan.

DIPA berasal dari keuangan negara dimana keuangan negara menurut Saidi

(2011: 10) adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun yang dipisahkan maupun tidak dipisahkan termasuk didalamnya segala bagian kekayaan negara dan segala kewajiban yang timbul karenanya atau segala hal dan kewajiban baik

(21)

19

Bahan Konsep DIPA

1. Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Alokasi Anggaran dalam UU APBN merupakan pagu suatu Kementerian/ Lembaga yang dapat dialokasikan pada DIPA satuan kerja - satuan kerja

pada Kementerian Negara / lembaga berkenaan.

2. Peraturan Presiden tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat

sebagai dasar alokasi anggaran.

3. RKA-KL yang telah disetujui oleh DPR, dan telah ditelaah oleh Direktorat

Jenderal Anggaran Departemen Keuangan. 4. Bagan Akun Standar.

5. Surat Rincian Alokasi Anggaran (SRAA).

Jenis DIPA Kementerian / Lembaga

1. DIPA Satker Pusat / Kantor Pusat, dengan kode kewenangan KP. 2. DIPA Satker Daerah / Kantor Daerah, dengan kode kewenangan KD. 3. DIPA Dana Dekonsentrasi, dengan kode kewenangan DK.

4. DIPA Tugas Perbantuan, dengan kode kewenangan TP.

C. Penyusunan RKA-KL

RKA-KL adalah sarana untuk perencanaan anggaran K/L. Penyusunan anggaran K/L adalah domain dari DJA. Dalam perkembangannya, karena program SPAN dikembangkan sistem yang terintergrasi ke dalam satker, maka untuk kepraktisan,

(22)

20

aplikasi dan bisnis proses di satker. Sistem penganggaran harusnya bottom up

yang dimulai dari ujungnya adalah satker. (Ditjen Aggaran: Herry Purnomo, 2011:21)

PROFIL

Sejak disusunnya Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

(RKAKL) tahun 2005 sesuai amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, penyempurnaan sistem penganggaran terus dilakukan. Penyempurnaan ini berlandaskan konsep penganggaran terpadu, penganggaran

berbasis kinerja dan kerangka penganggaran jangka menengah. Penyempurnaan aplikasi RKAKL dilakukan mengacu pada perubahan kebijakan dan perubahan

teknis aplikasi. Diharapkan dengan perubahan ini informasi yang melekat pada RKAKL lebih mempunyai bobot dan dari sisi teknis aplikasi memudahkan para operator dalam menuangkan data-data RKAKL ke dalam aplikasi.

http://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/

Untuk menjamin tercapainya sasaran kinerja dengan batas anggaran yang telah ditetapkan, baik untuk kegiatan fisik maupun alokasi anggaran penunjangnya di

setiap satuan kerja, harus dilakukan penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL).

Hasil penyusunan RKA-KL akan digunakan untuk proses penelaahan, dimana

proses penelaahan ini akan dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu oleh internal dan Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan. Penelaahan pertama tidak hanya dilakukan terhadap kesesuaian dengan pagu anggaran dan struktur anggaran

(23)

21

dapat dilakukan secara optimal, maka akan lebih meringankan tugas penelaahan

kedua yang akan dilakukan di Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan dan tidak menghambat proses penelaahan internal dan penyampaian dokumen RKA-KL ke Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan.

Prinsip-prinsip penganggaran dengan tataran teknis tata cara penyusunan RKA-KL dan penyusunan Aplikasi RKA-RKA-KL disesuaikan dengan masing-masing kebutuhan Satuan Kerja, dengan tetap mengacu dengan aturan-aturan keuangan

yang ada.

1. RKA-KL SMK SMTI Bandar Lampung

Sesuai RKA-KL dengan yang ada di SMK SMTI Bandar Lampung sesuai untuk peningkatan kualitas SDM Industri meliputi 5 kegiatan yaitu:

1) Pembayaran gaji dan tunjangan

2) Penyelengaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran 3) Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri

- Penyelenggaraaan pendidikan kejuruan - Peningkatan mutu tenaga kependidikan

4) Penguatan lembaga/sarana dan prasarana 5) Laporan kegiatan

- Laporan kegiatan Tupoksi

(24)

22

D. Pendidikan

Pendidikan adalah kegiatan manusia yang dilaksanakan untuk membantu sesama

manusia agar mau dan mampu meraih harkat dan martabatnya sebagai manusia. Pendidikan adalah memanusiakan manusia. Ini berarti bahwa tanpa pergaulan

manusia tidak akan memperoleh pendidikan, (Napitupulu, 2004.1). Lebih lanjut menjelaskan pendidikan adalah usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan mengubah tingkah laku manusia kearah

yang diinginkan. Batasan ini menegaskan bahwa pendidikan tidak boleh dilaksanakan secara sengaja dan berencana, kemudian perubahan itu harus

diarahkan sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Pengertian pendidikan sesuai dengan UU nomor 1992 bahwa pendidikan adalah usaha secara sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan

dan pengajaran dan atau latihan bagi pernanannya dimasa yang akan datang. Dalam hal ini ada kegiatan bimbingan yaitu memupuk dan mengembangkan

mental, kegiatan pembelajaran guna menyampaikan pengetahuan dan informasi, dan kegiatan pelatihan menyangkut ketrampilan yang relevan dalam mencari bekal kehidupannya kelak.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

(25)

23

menekankan perlu diwujudkan suasana belajar dimana peserta didik aktif

mengembangkan potensinya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan

negara.

1. Filosofi Pendidikan

Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang

dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.

Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat

mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.

2. Fungsi Pendidikan

(26)

24

pendidikan memiliki empat pilar belajar mengetahui, belajar berbuat, belajar

menjadi seseorang, dan belajar hidup bersama dengan orang lain.

Sedangkan lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) sebagai berikut:

 Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.

 Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi

kepentingan masyarakat.  Melestarikan kebudayaan.

 Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.

Fungsi lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.

 Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang

tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada

sekolah.

 Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi

untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.

 Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat

mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan

(27)

25

 Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula

memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.

Terdapat empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:  Transmisi (pemindahan) kebudayaan.

 Memilih dan mengajarkan peranan sosial.

 Menjamin integrasi sosial.

 Sekolah mengajarkan corak kepribadian.

 Sumber inovasi sosial.

Peran pendidikan dalam penempatan tenaga kerja diharapkan dapat melalui Bursa

Kerja Khusus (BKK) yaitu bursa kerja yang berada disatuan pendidikan menengah, pendidikan tinggi, dan lembaga pelatihan kerja. Dirjen Bina Penta

Nomor Kep 99/PPTK/IV/2009 tentang Tatacara Pelaporan Bagi LPTKS, Pemberi Kerja, BKK Dan Peyelenggara Pameran Kesempatan Kerja sesuai dengan pasal 1 ayat 7.

D. Anggaran Bidang Pendidikan

Secara singkat, anggaran (budget) dapat didefinisikan sebagai hasil perencanaan

yang berkaitan dengan bermacam-macam kegiatan secara terpadu dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu tertentu. Dapat pula d nyatakan, anggaran merupakan sederetan daftar ataupernyataan-pernyataan terperinci mengenahi

(28)

26

mengenahi berbagai macam kegiatan terpadu, baik yang berkenaan dengan

penerimaan maupun pengeluaran, serta dinyatakan dalam satuan uang dan berlaku dalam kurun waktu tertentu. Anggaran juga dapat di artikan sebagai “suatu

pendekatan yang formal dan sistematis dari pada pelaksanaan tanggung jawab

manajemen didalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan”.

Pengertian dasar tentang anggaran diatas, menggambarkan berbagaiunsur yang harus di penuhi dalam menyusun sebuah anggaran, yakni. Pertama, unsur rencana

yang berarti menunjuk adanya inventarisasi berbagaikegiatan yang akan direncanakan dalam jangka waktu tertentu. Kedua, anggaran harus mencakup

seluruh kegiatan organisasi termasuk kegiatan kegiatan yang akan dilakukan oleh divisi atau departemen-departemen yang ada dalam organisasi tersebut. Ketiga, anggaran dinyatakan melalui unit moneter atau mata uang tertentu.

Unsur ketiga ini untuk memudahkan penjumlahan, membandingkan, maupun menganalisa jika organisasi tersebutdalam menjalankan aktifitasnya tidak hanya bersentuhan dengan satuan moneter tertentu, melainkan beragam mata uang asing.

Misalnya, organisasi menjalin kerja sama dengan Uni Eropa dan lain-lain. Keempat, unsur waktu yang berarti bahwa anggaran secara eksplisit juga harus

mencantumkan waktu berlaku dimasa selanjutnya, baik strategis maupun taktis.

Selain empat unsur diatas, unsur-unsur lain yang harus dipenuhi dalam anggaran adalah formalitas, sistematis, akuntabilitas, dan managerial. Pertama, anggaran harus bersifat formal yang disusun secara sengaja dalam bentuk tertulis. Kedua,

(29)

27

keputusan yang nantinya akan dipertanggungjawabkan, khususnya oleh pimpinan

organisasi. Keempat, pengambilan keputusan yang berkaitan dengan anggaran tetap berada dalam koridor manajemen (perencanaan, koordinasi, dan

pengawasan).

Pada hakikatnya anggaran merupakan pendapatan dan belanja suatu program yang berkaitan dengan sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran uang. Anggaran disini merupakan sebuah alat untuk: (1) menentukan sumber dana. (2) membuat

perkiraan atau prediksi. (3) membandingkan pengeluaran dan pemasukan. (4) menentukan prioritas. (5) mengkaji nilai rencana alternatif. (6) melaksanakan

rencana. (7) Mengkoordinasikan kegiatan sekolah. (8) memperkokoh tanggung jawab.

Dalam masyarakat yang berkembang terdapat tiga definisi tentang anggaran

pendidikan. Pertama, anggaran pendidikan mencakup semua sektorpendidikan. Hal itu berarti, semua anggaran yang terkait dengan pendidikan adalah termasuk anggaran pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan

Nasional maupun Departemen lain. Oleh karena itu,anggaran pendidikan militer, anggaran pendidikan pegawai negeri sipil, anggaran pendidikan kepolisian, dan

lain- lain termasuk bagian dari anggaran pendidikan. Kedua, anggaran yang hanya berkait dengan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), baik anggaran rutin maupun anggaran pembangunan. Ketiga, anggaran pendidikan adalah semua

(30)

28

sistem pendidikan nasional sebagaimana diatur dalam Undang-Undang (UU)

tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dengan kata lain, bahwa aggaran pendidikan merupakan keseluruhan anggaran yang diarahkan pada pemenuhan pendidikan masyarakat umum dan semua hal yang menunjang pendidikan di kelas

atau sekolah. Kebutuhan tentang anggaran pendidikan dalam organisasi inidipergunakan dalam membiayai setiap kegiatannya.

Salah satu dari bagian organisasi adalah lembaga pendidikan yang tentu juga

membutuhkan biaya atau pendanaan dalam rangka melakukan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. Kebutuhan biaya atau pendanaan didasarkan atas

kenyataan sebagai organisasi tentu mencerminkan adanya wadah dengan berbagai aktifitas-aktifitasnya yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Dalam gambaran lebih luas dapat dinyatakan, lembaga pendidikan

juga dapat dinyatakan memiliki dua arah yang berjalan sekaligus, secara struktural statis dan secara behavioral bersifat dinamis. Masing-masing agar dapat berjalan

secara berkelanjutan membutuhkan pembiayaan yang cukup besar dan biaya itu sendiri menjadi faktor dominan keberhasilan mempertahankan keberlangsungan organisasi, baik yang bersifat struktural maupun behavioral.

Lembaga pendidikan membutuhkan biaya administrasi, perlengkapan, dan biaya program pembelajaran. Pertama, biaya administrasi (administration expenses budget) adalah keseluruhan anggaran atau dana yang diperuntukkan pada

(31)

29

pemeliharaan sarana dan prasarana gedung lembaga pendidikan, pemeliharaan

alat-alat untuk masing-masing bagian di Bagian Administrasi, listrik, biaya telekomunikasi, dan lain- lain.

Kedua, biaya perlengkapan merupakan seluruh anggaran yang berhubungan

dengan sarana dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah keseluruhan perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah. Sedangkan, prasarana adalah semua perlengkapan

dasar yang dapat mendukung atau menunjang proses pendidikan di sekolah. Termasuk sarana dan prasarana lembaga pendidikan, diantaranya kantor sekolah,

ruang teori atau kelas, ruang kepustakaan, ruang laboratorium, ruang UKS/BP, ruang sebaguna/senam/kesenian, ruang kepala sekolah/administrasi, ruang guru, gudang, kamar mandi/WC murid, kamar mandi/WC guru, kantin, bangsal

kendaraan, ruang ibadah, ruang penjaga, halaman sekolah, lapangan upacara, lapangan olah raga, kebun, pagar, fasilitas air, falisitas penerangan, rumah

kepalasekolah, dan rumah guru.

Ketiga, biaya program pembelajaran disebut juga seluruh anggaran yang untuk memenuhi kebutuhan program pembelajaran. Diantara biaya yang diperlukan

dalam program pembelajaran adalah, biaya untuk memenuhi kebutuhan perabot kelas dan media pengajaran. Kebutuhan perabot kelas misalnya, papan tulis, meja dan kursi guru, meja dan kursi murid, lemari kelas, papan daftar hadir murid,

(32)

30

semua kebutuhan terkait dengan kepentingan efektifitas proses belajar mengajar

dikelas. Termasuk kebutuhan biaya media pengajaran, diantaranya media pandang diproyeksikan, media pandang tidak di proyeksikan, media dengar, dan media pandang dengar. Selain itu, juga dibutuhkan biaya gaji tenaga pendidikan (guru

dan kepalasekolah) yang juga sebagai bagian dari biaya program pembelajaran.

E. Pengangguran

Pengangguran atau Tuna Karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang

mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam

perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan

dan masalah-masalah sosial lainnya.

Pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini sering diartikan sebagai keadaan

(33)

31

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah

pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan

kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.

Dari sisi nasional, tingkat pengangguran yang terlalu tinggi dapat menyebabkan

ketidakstabilan politik, keamanan, dan sosial sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan pembangunan suatu negara. Akibat jangka panjangnya adalah

menurunnya Produk Nasional Bruto dan pendapatan per kapita suatu Negara. BPS (2009) dalam publikasi analisis kemiskinan, ketenagakerjaan dan distribusi pendapatan menyebutkan bahwa pengangguran dilihat dari penyebabnya

dikelompokkan menjadi beberapa jenis:

a. Pengangguran struktural yaitu pengangguran yang terjadi karena adanaya

perubahan dalam struktur perekonomian. Penduduk tidak mempunyai keahlian yang cukup untuk memasuki sektor baru sehingga mereka menganggur. Contoh: para petani kehilangan pekerjaan karena daerahnya

berubah dari daerah agraris ke daerah industri.

b. Pengangguran siklus yaitu pengangguran yang terjadi karena menurunnya

kegiatan perekonomian (misal terjadi resesi) sehingga menyebabkan berkurangnya permintaan masyarakat (agregat demand).

c. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena adanya

(34)

32

d. Pengangguran friksional yaitu pengangguran yang muncul akibat adanya

ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja.

e. Pengangguran teknologi yaitu pengangguran yang terjadi karena adanya penggunaan alat-alat teknologi yang semakin modern menggantikan

tenaga kerja manusia.

Indikator pengangguran terbuka yang digunakan oleh BPS adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).

Masalah yang sering dihadapi adalah masalah setengah menganggur atau pengangguran tidak kentara, yang pengertiannya adalah sebagai berikut :

1. Setengah menganggur

Keadaan setengah menganggur (underemployment) terletak antara full employment dan sama sekali menganggur. Pengertian yang digunakan ILO, Underemployment yaitu perbedaan antara jumlah pekerjaan yang betul dikerjakan

seseorang dalam pekerjaannya dengan jumlah pekerjaan yang secara normal mampu dan ingin dikerjakannya.

Konsep ini dibagi dalam :

a) Setengah menganggur yang kentara: Setengah menganggur yang kentara (visible underemployment) adalah jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) di luar keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih

(35)

33

b) Setengah menganggur yang tidak kentara: Setengah menganggur yang

tidak kentara (invisible underemployment) adalah jika seseorang bekerja secara penuh (full time) tetapi pekerjannya itu dianggap tidak mencukupi karena pendapatannya terlalu rendah atau pekerjaan tersebut tidak

memungkinkan ia untuk mengembangkan seluruh keahliannya.

2. Pengangguran tidak kentara

Pengangguran tidak kentara (disguised unemployment), dalam angkatan kerja

mereka dimasukkan dalam kegiatan bekerja, tetapi sebetulnya mereka

menganggur jika dilihat dari segi produktivitasnya. Jadi di sini mereka sebenarnya tidak mempunyai produktivitas dalam pekerjaannya. Misalnya mereka terdiri dari

4 orang yang bersama-sama bekerja dalam jenis pekerjaan yang sesungguhnya

dapat dikerjakan oleh 3 orang sehingga 1 orang merupakan „disguised

unemployment‟.

3. Pengangguran friksional

Pengangguran friksional yaitu pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan akibatnya harus mempunyai

waktu tenggang dan berstatus sebagai penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut.

Menurut Lincolin Arsyad (1999: 35), untuk memperoleh pengertian sepenuhnya tentang arti penting dari masalah ketenagakerjaan (employment) di perkotaan, kita

(36)

34

ekonomis sebenarnya mereka tidak bekerja secara penuh (underutilized). Untuk

mengelompokkan masing-masing pengangguran, menurut Edgar O. Edward (tahun 1974 ) buku Ekonomi Pembangunan (Lincolin Arsyad, 1999: 35) perlu diperhatikan dimensi-dimensi:

1. Waktu (banyak di antara mereka yang bekerja lebih lama, misalnya jam kerjanya per hari, per minggu, atau per tahun).

2. Produktivitas (kurangnya produktivitas seringkali disebabkan oleh kurangnya sumber daya-sumber daya komplementer Untuk melakukan

pekerjaan).

3. Intensitas pekerjaan (yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi makanan)

Menurut Edgar O. Edward (tahun 1974 ) pengangguran dibagi kedalam 5 bentuk:

1. Pengangguran terbuka: baik sukarela (mereka yang tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik) maupun secara terpaksa

(mereka yang mau bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan). 2. Setengah menganggur (underemployment): yaitu mereka yang bekerja

lamanya (hari, minggu, musiman) kurang dari yang mereka biasa kerjakan.

3. Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh: yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah

pengangguran, termasuk di sini adalah: a. Pengangguran tak kentara (disguised unemployment), misalnya para petani yang bekerja di lading selama sehari penuh, apdahal pekerjaan itu sebenarnya tidak memerlukan

waktu selama sehari penuh. b. Pengangguran tersembunyi (hidden

(37)

35

atau jenis pendidikannya. c. Pensiun lebih awal, fenomena ini merupakan

kenyataan yang terus berkembang di kalngan pegawai pemerintah. Di beberapa negara, usia pensiun dipermuda sebagai alat menciptakan peluang bagi yang muda untuk menduduki jabatan di atasnya.

4. Tenaga kerja yang lemah (impaired): yaitu mereka yang mungkin bekerja full time, tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakitan.

5. Tenaga kerja yang tidak produktif : yaitu mereka yang mampu untuk bekerja secara produktif tetapi karena sumber daya-sumber daya penolong

kurang memadai maka mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu dengan baik.

1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Pendidikan

Kualitas mutu dan kompetensi sumber daya manusia dalam pasar tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui sarana transformasi pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang yang termasuk angkatan kerja akan mempengaruhi dan

meningkatkan tingkat produktivitas dalam pekerjaannya. Untuk itu analisis pengangguran menurut tingkat pendidikan dapat digunakan sebagai indikator

ketidakmampuan pasar tenaga kerja memanfaatkan supply angkatan kerja. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi angka

pengangguran. Secara umum kesempatan kerja akan lebih besar didapat oleh

(38)

36

akan timbul di antara mereka yang sebenarnya mempunyai tingkat pendidikan

cukup tinggi.

Tingkat pengangguran terdidik merupakan indikator dari besarnya jumlah dan persentase pengangguran yang memiliki tingkat pendidikan cukup tinggi di suatu

wilayah. Indikator ini mampu menggambarkan perbandingan jumlah pencari kerja yang berpendidikan tingkat atas (SMA) dan yang setara ditambah dengan yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi (perguruan tinggi/universitas), yang

dianggap kelompok terdidik, terhadap besarnya angkatan kerja pada kelompok tersebut.

F. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU

No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika

penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat

(39)

37

Klasifikasi Tenaga Kerja berdasarkan penduduknya dapat dibagi 2 yaitu tenaga kerja: Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja

dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka

yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun dan yang 2) Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja,

meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13

Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para

pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.

Berdasarkan batas kerja dibagi 2 yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. 1) Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang

sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan. 2) Bukan angkatan kerja, bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah,

mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah: a) anak sekolah dan mahasiswa, b) para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan, c) para

pengangguran sukarela

Berdasarkan kualitasnya: tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau

(40)

38

bidang tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini

dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain, dan Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga

saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.

Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.

1. Rendahnya kualitas tenaga kerja, Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara

dapat ditentukan denganmelihat tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih

rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan

berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.

2. Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja, Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan

lapangan kerja akan membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung dalam lapangan kerja akan

menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah, semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan ekonomi.

3. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata, Sebagian besar tenaga kerja di

(41)

39

dan kehutanan.Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi

pengangguran, sementara di daerah lain masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.

4. Pengangguran, Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak

mengakibatkan industri di Indonesia mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya lapangan

kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian pengangguran akan semakin banyak.

G. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Industri

Peningkatan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993sebagai rangkaian upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya mencakup

pembangunan manusia, baik sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan, yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Pembangunan manusia sebagai insan, menekankan harkat, martabat, hak dan kewajiban manusia, yang tercermin dalam nilai-nilai yang terkandung dalam diri manusia, baik etika, estetika maupun logika, yang meliputi nilai-nilai

rohaniah, kepribadian, dan kejuangan. Nilai-nilai tersebut antara lain adalah beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

mengamalkan ajaran agama dan ilmunya, bersikap amanah, radar akan harga

(42)

40

demokratis, dan memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara. Selain itu,

pembangunan manusia sebagai insan meliputi juga aspek jasmaniah, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, dan keadaan gizinya.

Secara lebih sederhana pengertian mutu atau kualitas perlu dirumuskan secara

jelas sehingga menjadi acuan untuk mencapainya. Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu. Istilah ini banyak digunakan dalam dalam bisnis, rekayasa, dan manufaktur dalam kaitannya dengan teknik dan

konsep untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa atau sumber daya manusia yang dihasilkan. http://id.wikipedia.org/wiki/Kualitas

Kualitas dapat diberi pengertian sesuatu yang cocok/sesuai dengan selera

seseorang (fitness for use), barang atau jasa yang dapat menaikkan status pemakai,

kualitas adalah barang atau jasa yang memberikan manfaat pada pemakai. Sedangkan untuk kemampuan seseorang kualitas adalah suatu standar khusus

dimana kemampuannya (availability), kinerja (performance), keandalannya (reliability) kemudahan pemeliharaan (maintainability) dan karakteristiknya dapat diukur (Juran, 2008:1)

Kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, atau kualitas sebagai kesesuaian dengan . Dengan menggabungkankan beberpa definisi tersebut UGM (2002)

(43)

41

telah ditentukan. Secara luas pengertian kualitas sumber daya manusia dapat

mencakup aspek sarana / prasarna, organisasi, manajemen, masukan, proses, keluaran yang dapat memuaskan pelanggan internal (guru, staf administrasi, pengelola universitas) serta pelanggan eksternal (mahasiswa, orang tua,

masyarakat pengguna serta masyarakat yang lebih luas). Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.

Salah satu indikator kualitas SDM Industri yang baik adalah memiliki kompetensi baik pengetahuan dan ketrampilan, sikap, dan tingkat keterserapan yang tinggi

baik disunia kerja maupun didunia industri. Keterserapan lulusan memberikan gambaran jumlah perbandingan jumlah siswa yang lulus dengan yang diterima diperusahaan dalam masa tunggu tertentu.

Dalam membantu keterserapan lulusan di dunia kerja, dimana siswa telah diberikan pembekalan menjelang lulus dengan pengetahuan dan keterampilan menghadapi dunia kerja. Selain itu lulusan juga dibantu memperoleh akses ke

industri melalui berbagai program kerja antara lain dengan perusahaan mengadakan tes dan seleksi di sekolah melalui Bursa Kerja Khusus di bawah

waka bidang humas berupa kerjasama dengan beberapa perusahaan dibuktikan dengan MoU.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas sesuai dengan kualitas yang ada di sekolah dapat diukur melalui

(44)

42

2. Sikap baik dari sisi kedisiplinan, kerajinan, dan kerapihan dan kelakuan

3. Keterserapan lulusan di dunia industri atau dunia kerja

H. Studi Empiris

1. Berdasarkan telaah kepustakaan yang peneliti lakukan, ditemukan beberapa

hasil penelitian yang relevan dan berkaitan dengan variabel penelitian ini, antara lain hasil penelitian Armida (2012) dengan Judul ”Sistem

Penganggaran Pendidikan dan Efektivitas Penggunaan Biaya Pendidikan serta Dampaknya Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah Aliyah di Kota Jambi) tahun 2012”.

Yang berbeda dari penelitian ini ialah hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber penerimaan anggaran madrasah hanya mengandalkan anggaran

APBN yang bersumber dari Pemerintah Kementrian Agama dan sumber masyarakat (Komite Madrasah), baik di madrasah yang berstatus negeri maupun di madrasah yang berstatus swasta.

2. Satriana Maraya (2010), berjudul “Evaluasi Penyelenggaraan Program Pelatihan Reguler Di UPTP Balai Latihan Kerja Industri Makassar Periode

2010“.

Yang berbeda dari penelitian ini adalah penelitian ini memberi kontribusi dan

(45)

43

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) / Daftar Isian Pengguna

Anggaran (DIPA). Program APBN (regular) ini ditujukan untuk para pencari kerja khususnya masyarakat yang kurang mampu dan juga untuk yang telah putus sekolah .

Tabel 2. Daftar Penelitian Terdahulu

No Penulis/Tahun Penelitian

(46)

44

(47)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian ini adalah penelitian kwantitatif yaitu yaitu salah satu jenis penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat pengaruh antara variabel-variabel yang berbeda dalam suatu hubungan, maka untuk itu dilakukan analisis

korelasi guna melihat hubungan antara variabel bebas (Y) dan variabel terikat (X1, X2, dan X3) baik secara satu persatu menggunakan korelasi sederhana

ataupun secara bersamaan dengan korelasi ganda. Pertimbangan digunakan metode ini adalah karena penelitian ini berusaha melihat sejauh mana pengaruh efektifitas variabel komponen keuangan yang ada terhadap kualitas SDM Industri

yang dihasilkan.

Penelitian ini termasuk metode ex post facto, Riduan (2004: 50) yaitu penelitian

dimana variabelnya sudah terjadi sebelunya dan tidak memberikan perlakuan lagi. Data diambil pada deret tahun selama 10 tahun dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok tentang nilai keuangan dan nilai

kualitas SDM Industri.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

(48)

46

dan humas dan berbagai sumber baik literatur pendukung, makalah, dan karya

ilmiah lainnya yang mendukung penelitian ini.

B. Batasan Peubahan Variabel

Variabel-variabel yang digunakan meliputi:

a. Struktur DIPA diperoleh dari data keuangan Pada Sekolah Menengah Kejuruan SMTI Bandar Lampung yang terdiri atas:

1. Penyelengaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran 2. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan SDM Industri 3. Penguatan lembaga/sarana dan prasarana

b. Kualitas SDM Industri dengan indikator besarnya nilai rata-rata hasil ujian, kedisiplinan dan sikap siswa, dan banyaknya lulusan tenaga kerja di Sekolah

Menengah Kejuruan SMTI Bandar Lampung selama masa tunggu 1 tahun setelah mereka lulus.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 1 variabel terikat atau Independent yaitu Kualitas SDM Industri (Y) yang dilihat dari kompetensi siswa yang dilihat dari rata-rata ujian dan nilai sekolah, nilai kedisiplinan, dan

keterserapan kerja dan tiga variabel bebas atau dependent (X) dilihat dari alokasi dana pada DIPA untuk alokasi dana untuk layanan pendidikan kejuruan meliputi:

yaitu Penyelengaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran (X1),

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan SDM Industri (X2),Penguatan

(49)

47

C. Teknik Analisis dan Pengolahan Data

1. Analisis Regresi

Selanjutnya untuk melihat hubungan fungsional variabel bebas dengan variabel terikat maka data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi yang di dasarkan pada persamaan estimasi menggunakan teknik Least Squares (Usman,

2003: 216).

Persamaan estimasi regresi untuk memperkirakan kenaikan Y atas variabel X adalah :

Ŷ = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan analisis kuantitatif yaitu dengan menggunakan korelasi dan regresi dan teknik metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square).

Data-data yang digunakan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik yaitu persamaan regresi sederhana dan linier berganda dipergunakan untuk mengestimasi kenaikan Y atas X dengan bentuk persamaannya adalah :

Kualitas SDM Industri = f (OP, PPP dan PL)

Dari persamaan diatas dibuat model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

(50)

48

Keterangan :

KSI = Kualitas SDM Industri (Y)

OP = Penyelengaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran

PPP = Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan SDM Industri PL = Penguatan lembaga/sarana dan prasarana

β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien Regresi

α = Konstanta

et = Error term

Untuk mengetahui efektifitas dari masing-masing komponen anggaran digunakan besarnya komponen dibagi anggaran total x 100. Data-data yang digunakan

dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan persamaan:

Realisasi anggaran tiap bidang

Efektifitas anggaran = x 100%

Total anggaran

Sedangkan untuk kualitas SDM Industri konversi dalam skala 1-5 untuk merubah dalam bentuk interval, berdasarkan nilai minimal dan maksimal yang diperoleh kemudian dibuat tabel distribusi.

Jangkauan = nilai maksimal – nilai minimal Rentang (r) Panjang Interval = ---

Banyaknya skala

(51)

49

2. Uji Signifikansi

a. Uji Keseluruhan (Uji-F)

Pengujian hipotesis untuk koefisien determinasi (R2) dilakukan dengan uji F (Fisher test). Pada tingkat kepercayaan 95 persen atau α=0,05 dan derajat

kebebasan df1 = k – 1 dan df2 = n – k. R2 didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah kuadrat yang dijelaskan (explained sum of square) dengan total

jumlah kuadrat (total sum of square). Besarnya R2 selalu antara 0 dan 1. Semakin R2 mendekati angka 1 berarti semakin sesuai juga hasil regresi dengan data. Sedangkan R2 yang semakin mendekati 0 berarti semakin tidak ada hubungan

antara hasil regresi dengan sampel data.

Ho : bi = 0 ; diduga ada pengaruh signifikan antara variabel X terhadap Y

Ha : bi ≠ 0 ; diduga tidak ada pengaruh signifikan antara variabel X terhadap Y

Kriteria uji yang digunakan

F hitung ≤ F tabel : Ho diterima dan Ha ditolak F hitung > F tabel : Ho ditolak dan Ha diterima

Jika Ho diterima berarti peubah bebas tidak berpengaruh nyata terhadap peubah

terikat. Sebaliknya, jika Ho ditolak berarti peubah bebas berpengaruh nyata terhadap peubah terikat.

b. Uji Partial (Uji-t)

Pengujian hipotesis untuk setiap koefisien regresi dilakukan dengan uji t (t

(52)

50

hasil regresi setelah t hitung dari koefisien regresi diketahui. Langkah selanjutnya

dalam uji t adalah menentukan arti penting statistik bila t hitungnya terletak diluar daerah penerimaan hipotesis nol.

Ho : bi = 0 ; bi tidak berpengaruh

Ha : bi ≠ 0 ; bi berpengaruh

Apabila :

t hitung ≤ t tabel : Ho diterima Ha ditolak

t hitung > t tabel : Ho ditolak Ha diterima

Jika Ho diterima berarti peubah bebas (X) yang diuji tidak berpengaruh nyata

terhadap peubah terikat (Y) Sebaliknya, jika Ho ditolak, berarti peubah bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

D. Gambaran Umum SMK-SMTI Bandar Lampung

1. Sejarah Singkat SMTI Bandar Lampung

SMK-SMTI Bandar Lampung didirikan oleh Dinas Perindustrian Provinsi Lampung berdasarkan SK No. 217/D/1968 dengan nama Sekolah Perindustrian Menengah Atas (SPMA) Bandar Lampung.

Berdasarkan SK Gubernur No. 5/G/TU/68 diubah menjadi Sekolah Teknik Industri dan Kerajinan Menengah Atas (STIKMA) dan berdasarkan SK Gubernur No. 6/SS/TU/1968 diubah menjadi Sekolah Teknologi Menengah Atas (STMA)

(53)

51

hingga saat ini dengan alamat di Jl. Jenderal Sudirman No. 43 Rawa Laut Bandar

Lampung.

SMK-SMTI Bandar Lampung merupakan sekolah Menengah Kejuruan milik

pemerintah di bawah naungan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dan merupakan sekolah menengah kejuruan negeri yang telah terakreditasi dengan

Peringkat “A” dan bersertifikat ISO. 9000 : 2008 mempunyai visi dan misi

sebagai berikut.

1. Visi

Menjadi sekolah terbaik di Indonesia Bidang Kimia Analis dan Industri Tahun 2015.

2. Misi

Mencetak sumber daya manusia yang terbaik di Bidang Kimia Analis dan Industri, mampu berwirausaha melalui:

1) Penerapan kurikulum berbasis Dunia Usaha / Dunia Industri 2) Peningkatan sumber daya dan sarana prasarana

3) Peningkatan hubungan kerja sama Dunia Usaha / Dunia Industri

4) Peningkatan sistem manajemen mutu

5) Peningkatan kualitas dan daya saing lulusan guna mempercepat

pertumbuhan industri daerah dan nasional.

Hingga saat ini alumni/lulusan SMTI Bandar Lampung telah bekerja di lebih dari 142 instansi di seluruh Indonesia.Struktur Organisasi SMTI Bandar Lampung

(54)

52

Gambar 2. Struktur Organisasi SMTI Bandar Lampung Sumber : SMTI Bandar Lampung, 2013

2. Kurikulum dan Program Keahlian

Kurikulum yang digunakan di SMTI Bandar Lampung adalah Kurikulum

Nasioanal berdasarkan SK Menteri Nomor : 77/SJ.6-IND/PERJ9/2012.

SMTI Bandar Lampung memiliki 2 (dua) Program Keahlian yaitu :

a. Program Keahlian Analisis Kimia

Secara umum mengacu pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan

Pasal 15 yang menyebutkan bahwa Pendidikan Kejuruan merupakan Pendidikan Menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk

bekerja pada bidang tertentu. Sedangkan secara khusus bertujuan untuk membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan agar

(55)

53

1. Mengelola laboratorium

2. Melakukan sampling larutan 3. Membuat larutan

4. Melakukan analisis bahan

5. Melakukan verifikasi dan validasi

6. Mengelola usaha di bidang Analisis Kimia.

b. Kimia Industri

Secara umum mengacu pada isi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional,

yaitu pada Pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan Pasal 15 yang menyebutkan bahwa Pendidikan Kejuruan merupakan Pendidikan Menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja pada

bidang tertentu. Sedangkan secara khusus bertujuan untuk membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan agar kompeten dalam :

1. Melakukan pengawasan Proses Produksi 2. Melaksanakan Operasional Proses Produksi 3. Melaksanakan Pekerjaan Laboratorium

(56)

54

3. Kegiatan Pendidikan

1. Intrakurikuler a. Pembelajaran

1) Lama belajar diberikan selama 3 tahun/6 semester. Selama masa tersebut siswa mengikuti kegiatan berupa pelajaran teori dan praktikum.

2) Mata diklat teori diberikan di ruang-ruang belajar teori sesuai dengan jurusannya masing-masing.

3) Mata diklat praktikum terdiri dari kelompok produktif yang berbeda sesuai dengan program keahlian yang dipilih dan dibimbing oleh para tenaga pengajar yang kompeten di bidangnya masing-masing.

Kegiatan praktek tersebut diberikan di laboratorium yang berbeda sesuai dengan peruntukannya.

4) Waktu pembelajaran dimulai dari Pkl. 07.15 WIB dan berakhir pada Pkl. 16.00 WIB untuk praktikum. Adapun perbandingan antara pelajaran teori dan praktikum adalah sebagai berikut :

- Kelas I dan II 60% teori, 40% praktikurn - Kelas III 40% teori, 60% praktikum

b. Sistem penilaan di SMTI Bandar Lampung dilakukan dengan sistem semester yang dilakukan pada tiap-tiap bulan Desember untuk semester

Gambar

Tabel 1. DIPA SMK SMTI Bandar Lampung
Tabel 2. Data Keterserapan Lulusan SMK SMTI Bandar Lampung
Gambar 1. Kerangka Pikir
Tabel 2. Daftar Penelitian Terdahulu
+2

Referensi

Dokumen terkait

I Nyoman Gede Budiana, SpOG(K) sebagai Sekretaris Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, atas segala bimbingan

Juga diperlukan suatu tempat untuk berdiskusi, memamerkan berbagai karya dan memikat hati masyarakat awam dari berbagai kalangan untuk lebih mengenal seni rupa

Dengan tujuan mendorong interaksi sosial dan taranan masyarakat yang mengakui, dan terciptanya ruang yang setara bagi untuk berkontribusi bagi pembangunan desa, desa inklusi

review ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi..

Melakukan pendekatan yang menekankan pada pencegahan, dengan cara mengidentifkasi bahaya dan mengambil tindakan- tindakan yang mengurangi resiko sebelum peristiwa yang.

- Hukum Publik Internasional (Hukum Antar Negara) yaitu hukum yang mengatur hubungan antar negara yang satu dengan negara- negara yang lain dalam hubungan internasional..

Berdasarkan jurnal penelitian terdahulu hal ini dikarenakan konsumen atau pelanggan merasa senang terhadap suatu merek produk atau layanan, konsumen akan mudah

Kepada semua teman-teman seangkatan yang lulus pada semester ini yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu, terimakasih atas segala informasi yang membantu selama