STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYURAN ORGANIK
DI PERMATA HATI
ORGANIC FARM
KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT
SKRIPSI
FIRMAN KAMIL RACHMAN H 34066051
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
RINGKASAN
FIRMAN KAMIL RACHMAN Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik Di Permata Hati Organic Farm Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan SUHARNO)
Potensi dan peluang perkembangan pertanian organik pada subsektor hortikultura terutama pada tanaman sayuran memiliki prospek yang baik dan telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Dengan kemajuan per ekonomian, pendidikan, peningkatan pendapatan dan kesadaran masyarakat untuk kesehatan dan lingkungan menyebabkan permintaan produk sayuran organik semakin meningkat, sehingga potensi dan peluang pengembangan pertanian organik di bidang hortikultura untuk sayuran organik cukup terbuka di masa mendatang. Permata Hati Organic Farm merupakan salah satu produsen yang menerapkan sistem bertaninya secara organik. Saat ini Permata Hati Organic Farm dihadapkan pada beberapa permasalahan internal diantaranya: 1) volume produksi perusahaan mengalami penurunan 2) keterbatasan modal untuk mengembangkan usahanya 3) belum adanya sertifikasi dari produk yang dihasilkan 4) persaingan yang semakin kompetitif.
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha sayuran organik Permata Hati Organic Farm. 2) Merumuskan dan memprioritaskan stategi terbaik yang dapat diterapkan dan direkomendasikan kepada Permata Hati Organic Farm. Penelitian ini hanya sampai kepada tahap formulasi dari manajemen strategis. Untuk tahap implementasi dan evaluasi strategi merupakan wewenang dari manajemen Permata hati Organic Farm.Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2009 sampai dengan November 2010 di Permata Hati Organic Farm, Desa Ciburial Baru Jeruk, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan tiga orang responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan-laporan lembaga yang erat kaitannya dengan usaha sayuran organik. Data penunjang lainnya didapat dari situs internet, artikel majalah, surat kabar, penelitian terdahulu sebagai bahan pembanding serta kumpulan informasi dai instansi-instansi yang terkait seperti Badaan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian.
Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini mengidentifikasikan lingkungan faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi Permata Hati Organic Farm, sedangkan untuk merumuskan dan menyusun strategi usaha yang tepat terdapat tiga tahapan yang akan ditempuh yaitu tahap masukan the
Berdasarkan hasil identifikasi bahwa kekuatan utama dan paling berpengaruh bagi Permata Hati Organic Farm adalah produk yang berkualitas dengan nilai skor sebesar 0.307, sedangkan kelemahan utama yang dimiliki oleh perusahaan adalah volume produksi perusahaan yang menurun dengan nilai skor sebesar 0.061. Peluang utama yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah pangsa pasar sayuran organik yang masih luas dengan nilai skor 0.388. Ancaman utama yang dihadapi oleh perusahaan adalah tingkat persaingan cukup tinggi dengan nilai skor sebesar 0.287.
Berdasarkan hasil analisis matriks IFE didapat total skor sebesar 2,522 dan hasil analisis matriks EFE didapatkan total skor sebesar 3,061. Hasil analisis matriks IE menempatkan Permata hati Organic Farm pada kuadran II, yaitu strategi grow and build (tumbuh dan kembang). Strategi yang dapat diterapkan pada posisi ini adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk.
Hasil analisis SWOT menghasilkan sembilan alternatif strategi yang dapat dijalankan Permata Hati Organic Farm, yaitu : 1) Mempertahankan kualitas produk dan mutu pelayanan kepada konsumen dan distributor; 2) Memperluas pasar untuk meningkatkan penjualan; 3) Meningkatkan dan mengoptimalkan volume produksi perusahaan dengan memanfaatkan teknologi dan informasi di bidang pertanian; 4) Meningkatkan kemampuan manajerial melalui pelatihan dan seminar; 5) Memperbaiki kemasan dan label produk untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas konsumen dan distributor; 6) Mengusahakan sertifikasi organik dengan memanfaatkan modal pinjaman yang ditawarkan pemerintah atau lembaga keuangan lain; 7) Mempertahankan dan meningkatkan kerjasama dengan distibutor dan pemasok; 8) Melakukan riset pasar untuk memantau perkembangan pemasaran produk dan tingkat persaingan; 9) Melakukan diversifikasi terhadap produk yang tidak terjual atau tidak layak jual untuk meningkatkan keuntungan.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYURAN ORGANIK
DI PERMATA HATI
ORGANIC FARM
KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT
FIRMAN KAMIL RACHMAN H 34066051
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik di Permata Hati
Organic Farm, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Nama : Firman Kamil Rachman
NRP : H340666051
Menyetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Suharno, M.Adev
NIP. 19610610 198611 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS
NIP. 19580908 198403 1 002
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik di Permata Hati Organic Farm, Kabupaten Bogor, Jawa Barat”
adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Januari 2011
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 1 Januari 1985. Penulis adalah
anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak H. Abdurachman dan
Ibunda (Alm) Hj. Iis Sulaisah.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Babakan Gunung Gede
pada tahun 1997 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000
di SLTPN 3 Bogor. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 8 Bogor
diselesaikan pada tahun 2003.
Selepas menyelesaikan pendidikan SMU, Penulis berkesempatan
melanjutkan pendidikannya di Diploma III pada Program Studi Teknologi Benih,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur reguler pada tahun 2003.
Pendidikan Diploma diselesaikan penulis pada tahun 2006. Pada tahun 2006
penulis melanjutkan pendidikan pada Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor. Semasa mengikuti pendidikan penulis tercatat sebagai pengurus Badan
UCAPAN TERIMAKASIH
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai
bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih
dan penghargaan kepada:
1. Ayah dan Ibu (Alm) tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang
diberikan. Semoga ini menjadi persembahan yang terbaik.
2. Dr. Ir Suharno, M.Adev selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan,
waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si selaku dosen penguji utama pada ujian sidang
yang telah berkenan meluangkan waktunya serta memberikan masukan dan
saran demi perbaikan skripsi ini.
4. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen penguji dari wakil komisi pendidikan pada
ujian sidang yang telah berkenan meluangkan waktunya serta memberikan
masukan dan saran demi perbaikan skripsi ini.
5. Muhammad Zeini selaku pembahas dalam seminar atas saran dan masukan
yang telah diberikan untuk membangun skripsi ini.
6. Dr. Soedarso selaku pemilik Permata Hati Organic Farm yang telah memberi izin penulis untuk melaksanakan penelitian.
7. Seluruh karyawan Permata hati Organic Farm, Mas Adi, Pak Asep Mirwan Pak Irin, Pak Agus atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang
diberikan.
8. Teman-teman kosan unyil yang telah memberikan semangat dan motivasi selama penelitian hingga penulisan skripsi: Imam, Arief Rivai, dan Ananda
Riziki Ramdani, Teh Yeni.
9. Teman senasib sepenanggungan, Hary Wibowo, Risno, Darius, Chancan,
Arief Lesmana. terimakasih atas kebersamaan dan motivasinya.
10. Seorang yang selalu menemani penulis dalam kondisi suka ataupun duka
Renila Puti Setyadi terimakasih atas perhatian dan motivasinya selama
penyusunan skripsi ini.
12. Kepada seluruh staf pengajar dan tata usaha Program Sarjana Agribisnis
Penyelenggaran Khusus.
13. Rekan-Rekan mahasiswa AGB serta seluruh pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi in.
Bogor, Januari 2011
Firman Kamil Rachman
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik di Permata Hati Organic Farm, Kabupaten Bogor, Jawa Barat”. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari alternatif strategi yang paling tepat yang dapat di terapkan oleh Permata Hati
Organic Farm.
Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan dalam
penulisan skripsi ini karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan
pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Januari 2011
DAFTAR ISI
2.1.2 Prinsip Pertanian Organik ... 7
2.1.3 Tujuan Pertanian Organik ... 9
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 17
3.1.1 Strategi ... 17
3.1.2 Definisi Manajemen Strategi ... 18
3.1.3 Proses Manajemen Strategi ... 18
3.1.4 Formulasi Strategi... 19
3.1.4.1 Pernyataan Visi dan Misi dan Tujuan ... 19
3.1.4.2 Analisis Lingkungan Internal ... 20
3.1.4.3 Analisis Lingkungan Eksternal ... 22
3.1.4.4 Menentukan Alternatif Strategi ... 25
3.1.5 Matrik IFE dan Matrik EFE ... 26
3.1.6 Matrik IE ... 27
3.1.7 Analisis SWOT ... 27
3.1.8 Matriks QSP ... 27
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 27
IV. METODE PENELITIAN ... 30
4.4.2.1 Tahap Masukan. ... 32
4.4.2.2 Tahap Pencocokan ... 36
4.4.2.3 Tahap Keputusan.. ... 38
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 41
5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 41
5.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ... 42
5.3 Lokasi Perusahaan ... 42
5.4 Struktur Organisasi Perusahaan ... 43
5.5 Sumberdaya Perusahaan ... 45
VI. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL . 51 6.1 Analisis Lingkungan Internal ... 51
6.1.1 Manajemen ... 51
6.1.2 Pemasaran ... 52
6.1.3 Keuangan dan Akuntansi ... 51
6.1.4 Produksi dan Operasi ... 53
6.1.5 Penelitian dan Pengembangan ... 56
6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 56
6.2.1 Lingkungan Makro ... 57
6.2.1.1 Ekonomi ... 57
6.2.1.2 Politik ... 58
6.2.1.3 Sosial Budaya dan Lingkungan ... 59
6.2.1.4 Teknologi ... 59
6.2.1.5 Ekologi ... 60
6.2.2 Lingkungan Industri (Model Lima Kekuatan Porter) ... 61
6.2.2.1 Produk Subsitusi ... 61
6.2.2.2 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok ... 61
6.2.2.3 Ancaman Pendatang Baru ... 62
6.2.2.4 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli ... 63
6.2.2.5 Persaingan Antar Kompetitor ... 63
VII. FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI ... 65
7.1 Tahap Masukan (The Input Stage) ... 65
7.1.1 Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 65
7.1.2 Analisis Matriks EFE(External Factor Evaluation ) ... 67
7.2 Tahap Pencocokan (The Maching Stage) ... 69
7.2.1 Analisis Matriks IE (Internal-External)... 69
7.2.2 Analisis SWOTStrength –Weakness- Opportunities –Threats ... 70
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 78
8.1 Kesimpulan ... 78
8.2 Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 81
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Sayuran di Indonesia
2005-2008... .... 1
2. Perbandingan Tingkat Kandungan Beberapa Sayuran Organik dengan Sayuran Konvensional... 3
3. Produksi dan Permintaan Sayuran Organik Permata Hati Organic Farm Tahun 2008-2010 ... .. 5
4. Penelitian Terdahulu ... ... 16
5. Jenis Data yang Dikumpulkan dalam Kajian Penelitian di Perusahaan Permata Hati Organic Farm... ... 31
6. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Organisasi ... ... 33
7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Organisasi ... ... 33
8. Bentuk Matriks EFE (External Factor Evaluation) ... ... 35
9. Bentuk Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)... ... 35
10.Matriks SWOT ... ... 38
11.Matriks QSP ... ... 49
12.Peralatan Pembenihan, Persemaian, Penanaman dan Panen Permata Hati Organic Farm ... 47
13.Analisisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 66
14.Analisis Matriks EFE( Eksternal Factor Evaluation) ... 68
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Model Komperehensif Manajemen Strategis ... 18
2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 29
3. Matrik IE ... 37
4. Struktur Organisasi Permata Hati Organic FarmTahun 2009 ……. 44 5. Saluran Distribusi Langsung ... 49
6. Saluran Distribusi Tidak Langsung... 49
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Daftar Harga Produk Sauran Oraganik ... 84
2. Pembobotan Terhadap Kekuatan dan Kelemahan Permata Hati Organic Farm ... 85
3. Pembobotan Terhadap Peluang dan Ancaman Permata Hati Organic Farm ... 88
4. Penilaian Bobot Rata- Rata Faktor Strategis Internal ... 90
5. Penilaian Bobot Rata-Rata Faktor Strategis Eksternal ……. .... 91
6. Penilaian Rating Rata- Rata Faktor Strategis Internal ... 92
7. Penilaian Rating Rata-Rta Faktor Strategis Eksternal ... 93
8. Analisis Matriks SWOT ... 94
9. Analisis Matriks QSP Responden 1 ... 95
10.Analisis Matriks QSP Responden 2 ... 96
11.Foto Kegiatan Budidaya Sayuran Organic di Permata Hati Organic Farm ... 97
I. PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangIndonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam memproduksi
komoditas hayati, yakni komoditas sektor pertanian. Potensi tersebut dapat dilihat
dari keadaan iklim dan geografis Indonesia yang sangat menguntungkan, seperti
lahan yang subur, klimatologi yang baik, serta ketersedian air yang memadai.
Sektor pertanian terbagi menjadi beberapa subsektor. Subsektor–subsektor tersebut diantaranya tanaman pangan, hortikultura, perkebunanan, dan peternakan.
Pengembangan usaha di bidang hortikultura merupakan salah satu upaya yang
didukung pengembangannya oleh pemerintah untuk meningkatkan sektor
pertanian. Salah satunya hortikultura bisa menjadi program diversifikasi,
ekstensifikasi, intensifikasi dan rehabilitasi pertanian yang merupakan inti dari
kegiatan pembangunan pertanian.
Salah satu komoditi hortikultura yang memiliki potensi besar untuk
dikembangkan adalah sayuran. Potensi tersebut meliputi nilai ekonomi,
kandungan nutrisi yang lebih tinggi dan kemampuan menyerap tenaga kerja yang
lebih tinggi. Sayuran merupakan salah satu pangan yang biasa dikonsumsi
masyarakat hampir setiap hari karena sayuran merupakan sumber protein,
vitamin, mineral dan serat yang berguna bagi kesehatan tubuh. Banyaknya
manfaat sayuran ini menyebabkan sayuran menjadi bagian dari komoditas
hortikultura yang terus diproduksi. Tabel 1 menunjukkan perkembangan produksi
dan luas panen di Indonesia Tahun 2005-2008.
Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi Sayuran di Indonesia Tahun 2005-2008
Tahun Produksi Luas Panen
2005 9.101.987 944.695
2006 9.527.463 1.007.839
2007 9.455.464 1.001.606
2008 9.563.075 990.915
Sumber : Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura, 2009
Pada tahun 2005 luas panen sayuran Indonesia sebesar 944.695 ha.
Sedangkan tahun 2006 mengalami peningkatan kembali menjadi 1.007.839 ha.
peningkatan luas panen. Pada tahun 2005 produksi sayuran di Indonesia
berjumlah 9.105.987 ton. Sedangkan tahun 2006 produksi Indonesia mengalami
peningkatan menjadi 9.527.463 ton. Meskipun pada tahun 2007 luas panen dan
produksi mengalami penurunan tetapi penurunan tersebut tidak signifikan.
Produksi sayuran Indonesia kembali mengalami peningkatan pada tahun 2008
sebesar 9.563.075 ton, meskipun luas panennya turun menjadi 990.915 hektar dari
1.001.606 pada tahun 2007. Penurunan luas panen disebabkan karena adanya
perubahan lahan pertanian menjadi pemukiman, sehingga lahan pertanian menjadi
berkurang. Budidaya sayuran di Indonesia pada umumnya intensif, ditandai
dengan keberadaan pertanaman sayuran yang hampir ada terus menerus sepanjang
tahun. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak
temuan-temuan baru yang menggeser budidaya sayuran dengan sistem pertanian
konvensional menjadi sitem pertanian organik.
Sistem pertanian konvensional dicirikan dengan penggunaan input-input
anorganik dan bahan-bahan kima pertanian dalam proses budidayanya sehingga
membawa dampak negatif terhadap lingkungan yaitu pencemaran air oleh
bahan-bahan kimia pertanian, menurunnya kualitas dan produktifitas sayuran, serta
adanya ketergantungan terhadap bahan kimia pertanian seperti pupuk dan
pestisida. Dampak lain sistem pertanian konvensional ini adalah gangguan
kesehatan yang diakibatkan adanya residu kimia yang terkandung dalam produk.
Kesadaran masyarakat akan dampak negatif pertanian konvensional baik terhadap
lingkungan maupun kesehatan telah memunculkan tren baru dalam masyarakat
yang bertemakan back to nature. Masyarakat mulai beralih dari mengkonsumsi sayuran hasil dari pertanian konvensional ke sayuran hasil pertanian organik.
Sayuran organik merupakan sayuran yang dihasilkan dari pertanian
organik yang bersifat ramah lingkungan dan lebih mendekatkan diri kepada
konsep alam. Budidaya pertanian yang dilakukan tanpa menggunakan pupuk dan
pestisida, hal ini membuat sayuran organik bebas dari residu kimia sehingga
layak untuk dikonsumsi dan menyehatkan. Selain itu hasil penelitian
menunjukkan bahwa sayuran organik memiliki kandungan nutrisi yang lebih
tinggi dibandingkan sayuran konvensional (anorganik). Penelitian yang diawasi
Australia, menunjukkan tingkat kalsium, potassium, magnesium, sodium, zat besi dan seng pada sayuran organik 10 persen lebih tinggi.
Tabel.2 Perbandingan Tingkat Kandungan Beberapa Sayuran Organik dengan Sayuran Konvensional
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan
keamanan mengkonsumsi sayuran organik, menyebabkan kebutuhan dan
permintaan akan sayuran organik di pasar semakin meningkat. Hal ini memicu
para petani dan perusahaan agribisnis mulai membudidayakan sayuran organik
untuk memenuhi permintaan tersebut. Sampai awal tahun 2006, terdapat sekitar
40 produsen organik didaerah JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok
Tanggerang, dan Bekasi) yang terdaftar di Dinas Pertanian dan Asosiasi Pertanian
Organik (APO, Maporina atau Masyarakat Pertanian Organik Indonesia) dimana
24 produsen diantaranya bergerak di bidang usaha sayuran organik (Deptan dalam
Yanti, 2006). Semakin banyaknya petani dan perusahaan agribisnis yang
bergerak dalam industri sayuran organik, menyebabkan semakin tingginya tingkat
persaingan. Oleh karena itu, petani dan perusahaan yang bergerak dalam industri
ini harus memiliki strategi yang tepat agar dapat memperoleh keuntungan dan
terus mempertahankan eksistensinya.
Sentra produksi sayuran organik di Indonesia sebagian besar berpusat di
Jawa Barat termasuk daerah Bogor. Beberapa sentra produksi di daerah Bogor
diantaranya adalah Mega Mendung, Ciawi, Cisarua, dan Puncak. Permata Hati
Kelurahan Tugu Utara Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor yang mulai
membudidayakan sayuran organik sejak tahun 2002 dan mampu menghasilkan 52
jenis sayuran organik. Saat ini Permata Hati Organic Farm dihadapkan pada beberapa permasalahan internal dan persaingan yang semakin kompetitif. Oleh
karena itu untuk menjaga keberlangsungan perusahaan dalam menjalankan
usahanya, diperlukan penyusunan rencana dan strategi usaha yang handal dan
efektif dalam mempertahankan pasar yang ada selama ini maupun meraih pasar
baru yang menjadi peluang bagi perusahaan.
1.2 Perumusan Masalah
Potensi dan peluang perkembangan pertanian organik pada subsektor
hortikultura terutama pada tanaman sayuran memiliki prospek yang baik dan telah
berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Dengan kemajuan per ekonomian,
pendidikan, peningkatan pendapatan dan kesadaran masyarakat untuk kesehatan
dan lingkungan menyebabkan permintaan produk sayuran organik semakin
meningkat, sehingga potensi dan peluang pengembangan pertanian organik di
bidang hortikultura untuk sayuran organik cukup terbuka di masa mendatang.
Permata Hati Organic Farm merupakan salah satu usaha yang bergerak di bidang budidaya sayuran organik. Usaha tersebut masih merupakan usaha
perorangan. Sayuran organik yang diproduksi diantaranya wortel, brokoli,
pakchoy, buncis, kacang merah, kacang tanah, caisim, bayam hijau, kacang
panjang, tomat. Selama ini hasil sayuran tersebut biasa dipasarkan kepada agen
atau distributor. Perusahaan juga memasarkan produknya dengan menawarkan
secara langsung kepada konsumen yang telah menjadi langganan tetap
perusahaan, konsumen yang memesan lewat telefon atau internet, serta konsumen
yang datang langsung ke kebun dalam hal ini pengunjung resort. Saat ini dalam menjalankan usahanya Permata Hati Organic Farm dihadapkan pada permasalahan internal diantaranya yaitu volume produksi perusahaan mengalami
penurunan. Data permintaan dan produksi sayuran organik perusahaan dapat
Tabel 3. Produksi dan Permintaan Sayuran Organik Permata Hati Organic Farm
Tahun 2008-2010
NO Tahun Produksi (Kg) Permintaan (Kg)
1 2008 24.565 25.358
2 2009 26.945 27.535
3 2010 15.387 25.100
Sumber : Permata Hati Organic Farm
Berdasarkan Tabel 3 pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 produksi
perusahaan mengalami peningkatan yaitu dari 24.565 kg menjadi 26.945 kg.
Sedangkan pada tahun 2010 produksi perusahaan mengalami penurunan yang
hanya mencapai 15.387 kg. Sementara tingkat permintaan akan sayuran organik di
pasar mencapai 25.100 kg. Artinya perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan
sayuran organik yang cukup besar. Perubahan iklim dan hama penyakit tanaman
merupakan faktor terbesar yang mengakibatkan volume produksi perusahaan
menurun. Permasalahan lain yang sedang berkembang pada perusahaan adalah
keterbatasan modal untuk mengembangkan usahanya dan belum adanya sertifikasi
dari produk yang dihasilkan.
Usahatani sayuran organik sudah cukup banyak berkembang yang
berimplikasi dengan semakin tingginya tingkat persaingan. Usahatani sayuran
organik yang dijalankan oleh Permata Hati Organic Farm pun tidak luput dari persaingan yang ditunjukkan dengan pangsa pasar perusahaan relatif masih kecil
(hasil wawancara), karena perusahaan belum mampu memasarkan produknya ke
swalayan sedangkan pesaing relatif besar dan sudah mampu memasuki swalayan
ataupun pasar internasional. Pesaing yang cukup potensial bagi perusahaan yaitu
produsen sayuran organik yang lebih dahulu menjalankan usaha sayuran organik
dan telah menjadi leader di daerah Jawa Barat diantaranya yaitu PT Amani Mastra, Parung Farm dan RR Organic.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas dan persaingan yang semakin
kompetitif, maka Permata Hati Organic Farm membutuhkan strategi yang komprehensif agar mampu bertahan dan terus berkembang. Salah satunya dengan
cara merumuskan strategi usaha yang tepat dengan mengenali lingkungan internal
dan eksternal yang mempengaruhi usaha perusahaan untuk mencapai tujuan
1. Faktor internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi pengembangan
usaha sayuran organik Permata Hati Organic Farm.
2. Bagaimana strategi yang tepat diterapkan guna pengembangan usaha sayuran
organik Permata Hati Organic Farm dan bagaimana prioritas strategi yang dapat direkomendasikan kepada Permata Organic FarmI.
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang
mempengaruhi pengembangan usaha sayuran organik Permata Hati Organic Farm?
2. Merumuskan dan memprioritaskan stategi terbaik yang dapat diterapkan dan
direkomendasikan kepada Permata Hati Organic Farm?
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain :
1. Bagi Permata Hati Organic Farm sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan usaha sayuran organik.
2. Bagi pembaca, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan dan informasi mengenai usaha sayuran organik serta sebagai
referensi bagi penelitian selanjutnya
1.5Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian mengenai manajemen strategi ini mencangkup didalamnya apa
saja yang akan dilakukan pada tahap perencanaan. Akan tetapi, tidak semua alat
analisis dalam manajemen strategi dipakai. Ada beberapa alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu matrik IFE dan EFE, matrik IE, matrik
SWOT, dan matriks QSP.
Penelitian ini hanya sampai kepada tahap formulasi dari manajemen
strategis. Untuk tahap implementasi dan evaluasi strategi merupakan wewenang
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertanian Organik2.1.1 Pengertian Pertanian Organik
Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi yang mendukung dan memperkaya keanekaragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biolologi
tanah. Pertanian organik didasarkan pada penggunaan residu kimia secara
minimal dan praktek pengelolaan yang mengembalikan, menjaga, dan
memperkaya keharmonisan ekologis1.
Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang menjaga keselarasan
antara kegiatan pertanian dan lingkungan dengan pemanfaatan proses alami secara
maksimal, tidak menggunakan pupuk buatan. Sistem pertanian ini sering disebut
sebagai sistem pertanian daur ulang. Pertanian organik menggunakan cara-cara
tertentu dalam upaya mengurangi polusi udara, tanah, dan air.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pertanian organik
adalah suatu sistem pertanian yang mengusahakan keseimbangan lingkungan,
yakni dengan memelihara kesuburan tanah, melakukan pengendalian hama dan
penyakit serta merupakan praktek bertani alternatif secara alami tanpa pupuk
buatan dan pestisida.
2.1.2 Prinsip Pertanian Organik
Menurut IFOAM (International Federation of Agriculture Movements) prinsip-prinsip pertanian organik terdiri dari2 :
a. Prinsip Kesehatan
Pada dasarnya pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan
kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan yang
tidak terpisahkan.
b. Prinsip Keadilan
Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin
keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama. Prinsip ini
menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian organik harus
membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi
semua pihak disegala tingkatan seperti: petani, pekerja, penyalur, pedagang, dan
1
konsumen. Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang baik bagi
setiap orang yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan pangan, dan
pengurangan kemiskinan.
c. Prinsip Perlindungan
Dalam melakukan pertanian organik perlindungan terhadap pelaku,
pengguna, dan lingkungan juga harus diperhatikan, oleh karena itu diperlukan
ilmu pengetahuan yang mendukung pertanian organik agar produk yang
dihasilkan bersifat organik, menyehatkan, aman, serta ramah terhadap lingkungan.
d. Prinsip Kesaling ketergantungan
Para petani organik harus menganggap unit usahatani sebagai sebuah
ekosistem dan menyadari bahwa merubah satu bagian dari ekosistem tersebut
dapat mengganggu hubungan-hubungan yang kompleks dalam unit tersebut.
e. Prinsip Keragaman
Ekosistem alami memiliki keragaman dan jaring kehidupan yang rumit
serta menciptakan keseimbangan hayati, sehingga dapat mencegah datangnya
hama, karena kebutuhan tenaga kerja dan keterbatasan sumberdaya, tidaklah
praktis untuk meniru keragaman sistem alamiah. Pertanian organik menyiasatinya
dengan rotasi berbagai jenis tanaman, menjaga kelestarian habitat alamiah dalam
usahatani dan ternak, sehingga keseimbangan antara tanaman dan ternak dapat
terjaga.
f. Prinsip Pendaur ulangan
Usahatani organik tidak dapat sepenuhnya meniru sitem pendaurulangan
hara sebagaimana pada ekosistem alamiah, namun pertanian organik
menggunakan sistem alami sebagai model dan mengarah kepada swasembada
(self-suffiency) dengan mendaur ulang hara pada usahatani. Residu tanaman dan ternak dikembalikan pada tanah untuk membantu membangun kesuburan tanah.
2.1.3 Tujuan Pertanian Organik
Tujuan utama dilaksanakannya pertanian organik adalah untuk
mengoptimalkan kesehatan dan produktifitas komunitas tanah, tanaman, hewan
Movements), tujuan yang hendak dicapai dengan penggunaan sistem pertanian organik adalah:
a. Menghasilkan bahan pangan dengan kualitas nutrisi tinggi serta dalam jumlah
yang cukup.
b. Melaksanakan interaksi efektif dengan sistem dan daur alamiah yang
mendukung semua bentuk kehidupan yang ada.
c. Mendorong dan meningkatkan daur ulang, dalam sistem usaha tani dengan
mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna, tanah, tanaman, serta
hewan.
d. Memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan.
e. Menggunakan sebanyak mungkin sumber-sumber terbaru yang berasal dari
sistem usahatani itu sendri.
f. Memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didaur ulang baik di dalam maupun
di luar usahatani.
g. Menciptakan keadaan yang memungkinkan ternak hidup sesuai dengan
perilaku yang hakiki.
h. Membatasi terjadinya semua bentuk pencemaran lingkungan yang mungkin
dihasilkan oleh kegiatan pertanian.
i. Mempertahankan keanekaragaman hayati termasuk pelestarian habitat
tanaman dan hewan.
j. Memberikan jaminan yang semakin baik bagi para produsen pertanian
(terutama petani) dengan kehidupan yang lebih baik sesuai dengan hak asasi
manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memperoleh penghasilan dan
kepuasan kerja, termasuk lingkungan kerja yang aman dan sehat.
k. Mempertimbangkan dampak yang lebih luas dari kegiatan usahatani terhadap
kondisi fisik sosial.
2.1.4 Prospek Pertanian Organik di indonesia
Salah satu persyarat pelaksanaan pertanian organik adalah ketersedian
material organik dalam jumlah yang cukup untuk dimasukkan ke dalam tanah
dalam proses daur ulang. Kecukupan akan bahan-bahan ini akan dapat membantu
upaya pemecahan yang tepat pada masalah kekurangan pangan sekalipun
10 mengurangi pemakaian pupuk yang mahal sehingga dapat mengurangi biaya
produksi.
Indonesia memiliki areal pertanian yang luas dengan tingkat kesuburan
tanah yang relatif cukup baik. Selain itu banyak tercapat sisa-sisa pertanian yang
potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan organik melalui proses daur ulang
dalam tanah, sehingga dapat menghasilkan nitrogen dalam jumlah yang besar3.
Dengan demikian, Indonesia mempunyai peluang yang besar untuk berhasil dalam
penerapan pertanian organik dan dapat menjawab tantangan masalah ketahanan
pangan secara berkelanjutan.
Pertanian organik merupakan alternatif yang baik untuk mengatasi
keterbatasan skala usaha dan dapat membuka peluang baru dalam proses produksi.
Dalam jangka panjang, teknologi ini dianggap sesuai untuk pengembangan dan
perluasan skala usaha pertanian. Apabila dihubungkan dengan permintaan produk
pertanian akan selalu meningkat baik dari sisi kualitas maupun kuantitas, maka
pada dekade terakhir telah terjadi peningkatan yang cukup tajam terhadap produk
pertanian segar Indonesia, baik di pasar domestik maupun pasar internasional.
2.1.5 Keuntungan dan Kelemahan Pertanian Organik
Menurut Pracaya (2004) Penerapan sistem pertanian organik memiliki
keuntungan dan kelemahannya dalam pelaksanaannya. Keuntungan dari pertanian
organik adalah sebagai berikut :
1. Penerapan pertanian organik memungkinkan keseimbangan tanah terjaga,
karena tidak adanya penggunaan pupuk buatan pabrik dan pestisida maupun
bahan kimia lainnya, misalnya dengan penggunaan pupuk organik seperti
pupuk kandang, pupuk hijau, dan sisa tanaman.
2. Tanpa penggunaan pupuk dan pestisida sintetik akan dapat menghemat biaya
operasional.
3. Menghindari pemakaian pestisida secara berlebihan akan dapat menguragi
resiko keracunan zat pembasmi hama penyakti dan masyarakat dapat
mengkonsumsi makanan yang lebih sehat.
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan jaminan kesehatan produk pertanian
sehingga menaikkan jumlah yang ingin dibayar terhadap komoditi tersebut.
Hal ini akan dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
3
Di sisi lain terdapat kelemahan dalam penetapan pertanian organik, antara
lain :
1. Membutuhkan pengelolaan yang cukup rumit.
2. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat melihat hasilnya.
3. Pada awal pengolahan dengan sistem ini membutuhkan biaya yang cukup
besar
Kelemahan-kelemahan tersebut dapat diminimalisasikan melalui upaya
penyuluhan dan pendidikan kepada para petani tentang teknik budidaya yang
lebih efisien. Salah satu contohnya adalah peningkatan efisiensi pupuk yang dapat
mengurangi pemakaian pupuk dan biaya produksi lainya.
2.1.6 Sayuran Organik
Sayuran organik merupakan sayuran yang dihasilkan dari pertanian yang
bersifat ramah lingkungan dan lebih mendekatkan diri kepada konsep alam (back to nature). Budidaya pertanian yang dilakukannya pun tanpa menggunakan pupuk dan pestisida kimia sehingga layak untuk dikonsumsi dan menyehatkan.
Bagi para petani tradisional yang memiliki modal dan lahan terbatas, usaha
bertani sayuran organik dapat dilakukan secara terpadu dengan kegiatan
peternakan/perikanan seperti yang dilakukan petani tempo dulu, misalnya : ternak
ayam dipadukan dengan kolam ikan (longyam), dan kotoran ayam dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. Hal ini bertujuan agar pada proses awal
peralihan bercocok tanam ke organik, petani tidak akan mengalami kerugian yang
dapat berpengaruh langsung terhadap penghasilannya.
Kegiatan membudidayakan sayuran secara sehat dan alami untuk
menghasilkan produk yang organik maupun penggunaan sarana produksi
pertaniannya secara umum memiliki kelemahan dan kelebihan dibandingkan
budidaya sayuran secara konvensional. Adapun kelebihan sayuran organik adalah
produknya menyehatkan, tidak mengandung residu pestisida, memiliki rasa yang
lebih renyah (crispy), lebih manis, enak, tidak cepat busuk, memberikan nilai tambah yang tinggi bagi kesehatan tubuh petani maupun konsumen, merupakan
saranana pertanian organik (pupuk kandang, bio-pestisida), tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. aman bagi kesehatan pengguna, mudah terurai di dalam
dan menguntungkan secara ekonomi dalam jangka panjang. Sedangkan
kelemahan dari sayuran organik yaitu kebutuhan tenaga kerja lebih banyak untuk
kegitan pemupukan, pengendalian hama, penyiangan, proses penerapan unsur dari
pupuk organik secara langsung lebih lambat dan membutuhkan pemeliharaan
lebih intensif.
2.2 Penelitian Terdahulu
Strategi pengembangan usaha banyak menjadi penelitian bagi para peneliti
sebelumnya. Ini menggambarkan bahwa perusahaan harus dapat mengikuti
perubahan lingkungan yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung
terhadap perkembangan usahanya untuk dapat bersaing dipasar. Penelitian
terdahulu yang menjadi literatur penelitian strategi pengembangan sayuran
organik di Permata Hati Organic Farm sebagai berikut:
Penelitian Putri (2006) yang berjudul ”Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik pada Kelompok Tani ”Usahatani bersama” di Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat menjelaskan penerapan konsep manajemen strategi dalam
pengembangan usaha. Alat analis yang digunakan adalah matrik IFE, EFE,SWOT,
dan QSPM. Berdasarkan identifikasi faktor internal dan eksternal maka skor total analisis internal adalah 2.312 menunjukkan kemampuan ”Usahatani Bersama” mengatasi kelemahan dengan menggunakan kekuatan yang ada berada di bawah
rata-rata. Skor pada analisis eksternal sebesar 3.324 berarti kemampuan kelompok tani ”Usahatani Bersama’ dalam memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman tergolong tinggi. Peluang yang paling direspon oleh kelompok tani
adalah program kawasan agropolitan (0.476). Ancaman utamanya persaingan
cukup tinggi (0.454). Inti strategi yang dapat diterapkan adalah strategi tumbuh
kembangkan. Salah satu alternatif yang dapat diimplementasikan dan
dikembangkan adalah strategi intensif atau strategi integrasi.
Poernomo (2006) melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar di CV Colisa Aquaria Bogor Jawa Barat”. Dengan alat analisis matriks IFE-EFE dikemukakan bahwa berdasarkan matriks IE posisi perusahaan berada pada kuadran ke V dengan strategi yang
dapat dikembangkan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
dengan kondisi lingkungan dalam perusahaan adalah meningkatkan penjualan
dalam dan luar negeri, meningkatkan promosi melalui perkembangan teknologi
yang tersedia, meningkatkan hubungan kerja sama dengan pemerintah dan
lembaga yang terkait, memperbaiki sistem manajemen perusahaan, meningkatkan
kualitas produk, mengoptimalkan sarana yang tersedia, menjaga dan
meningkatkan hubungan baik dengan pelanggan dan pemasok, dan turut serta
dalam pameran perikanan di dalam dan luar negeri. Berdasarkan analisis QSPM,
prioritas strategi yang dipilih untuk dilakukan perusahaan adalah meningkatkan
penjualan di dalam dan luar negeri.
Penelitian yang dilakukan Rahmawati (2007) yang berjudul ”Analisis Usahatani Sayuran Organik pada perusahaan Benny’s Organic Garden
Bogor-Jawa Barat. Analisis keragaan usahatani dianalisis secara deskriptif dengan
membandingkan keragaan antara usahatani milik sendiri dengan usahatani sitem
bermitra sedangkan analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C) unutk kedua
jenis lahan yang diusahakan. Hasil analisis pendapatan usahatani pada luasan
lahan yang sama yaitu 250 m untuk 24 kali penanaman dalam satu tahun. Total
luas lahan yang dianalis yaitu seluas 500 m dari 2,1 Ha total luas lahan yang
dimiliki perusahaan. Analisis tersebut memperlihatkan bahwa usaha sayuran
organik dilahan milik pribadi memperoleh pendapatan perusahaan yang lebih
tinggi yaitu sebesar Rp 27.000.616 jika dibandingkan dengan pendapatan yang
diterima pada lahan bermitra yaitu sebesar Rp 9.192.551. Nilai R/C pada
usahatani dengan lahan pribadi lebih besar yaitu sebesar 1,32 dibandingkan
dengan R/C untuk lahan bermitra yaitu sebesar 1,27. Nilai R/C rasio menunjukkan
bahwa nilai tersebut lebih dari satu, hal ini mengidentifikasikan bahwa usahatani
tersebut pada lahan pribadi maupun bermitra layak untuk diusahakan karena
penerimaan yang didapat lebih besar dari biaya yang dikeluarkan serta usahatani
tersebut juga menguntungkan .
Nursyamsiah (2008) dalam penelitiannya mengenai “Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik di PT. Amani Mastra, Jakarta.
Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE dan matriks EFE, kemudian
untuk mengetahui posisi perusahaan menggunakan matriks I-E, dengan matriks
perioritas strategi dianalisis dengan menggunakan QSPM. Dari hasil analisis
matriks IFE, faktor yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah memiliki
sertifikasi produk, sedangkan kelemahan utama perusahaan adalah keuntungan
yang masih sedikit. Berdasarkan hasil analisis matriks EFE, faktor yang menjadi
peluang utama adalah perekonomian negara yang berangsur-angsur stabil.
Ancaman utama yang dihadapi perusahaan adalah perubahan cuaca dan isu
bencana alam yang terjadi di Indonesia. Kemudian dengan menggunakan matriks
I-E diperoleh posisi perusahaan pada sel V yaitu sel pertahankan dan pelihara
(hold and maintain) dengan strategi penetrasi pasar (market penetration) dan strategi pengembangan produk (product development).
Perumusan strategi dengan matriks SWOT menghasilkan sembilan
alternatif strategi pengembangan usaha. Penentuan urutan perioritas strategi
terpilih dilakukan dengan menggunakan matiks QSPM. Strategi yang paling baik
diterapkan perusahaan adalah mengembangkan jenis produk yang belum
dipasarkan oleh perusahaan. Sedangkan strategi-strategi lain yang dapat
diterapkan perusahaan antara lain, melakukan diversifikasi konsentris (yaitu
menambah produk atau jasa baru yang masih terkait) terhadap produk yang tidak
terjual atau tidak layak jual, memperluas area tanam dan meningkatkan kerjasama
dengan petani mitra, melakukan difersifikasi horizontal (yaitu menambah produk
atau jasa baru yang tidak terkait dengan pelanggan baru) dengan memanfaatkan
fasilitas perkebunan yang ada, mempelajari perkembangan teknologi pertanian
untuk meningkatkan produksi, melakukan riset pasar melalui asosiasi pertanian
organk yang ada, mencari dan mempelajari berbagai informasi tentang jenis hama
dan penyakit tanaman serta menemukan tindakan pencegahan dan
penyembuhannya, memanfaatkan fasilitas litbang yang dimiliki pemerintah,
memanfaatkan modal pinjaman yang ditawarkan pemerintah dan lembaga
keuangan yang ada.
Penelitan yang dilakukan oleh Rohmitin Elmi (2006) mengenai “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Beras Organik Lembaga Pertanian Sehat di Desa
Pasir Buncit Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil penelitian
yang didasarkan pada IFE dan EFE, dimana total skor bobot hasil dari matriks
matriks V. Posisi ini menggambarkan posisi LPS pada respon unit-unit usaha
yang ada terhadap faktor-faktor eksternal yang dihadapinya tergolong sedang.
Hasil dari matriks analisis SWOT diperoleh alternatif SO yaitu membantu proses
sertifikasi kegiatan produk organik bagi petani binaan menjadi pengawas kegiatan
pertanian organik dhuafa. Strategi ST yaitu meningkatkan mutu dan kemasan
produk agar sulit dipalsukan. Strategi WO yaitu menjalin kerjasama dengan
kelompok tani sehat dan dinas pertanian daerah dalam sosialisai dan promosi
produk. Strategi WT yaitu meningkatkan kualitas produk beras organik dengan
penambahan sarana dan prasarana yang mendukung. Berdasarkan hasil matriks
QSP diperoleh bahwa strategi menjalin kerjasama dengan kelompok tani sehat
dan dinas pertanian daerah dalam sosialisasi dan promosi produk merupakan
strategi perioritas, dengan nilai TAS terbesar yaitu 6,19.
Berdasarkan kelima tinjauan penelitian diatas, khususnya penelitian
mengenai strategi, seperti yang dilakukan oleh Putri dan Nuryamsiah memiliki
kesamaan dalam hal komoditas yang diteliti dan alat analisis yang digunakan
tetapi memiliki perbedaan pada tempat penelitian. Sementara penelitian yang
dilakukan Poernomo dan Elmi memiliki perbedaan dalam komoditas yang diteliti
tetapi memliki kesamaan dalam alat analisis yang digunakan. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati memiliki kesamaan dalam hal
komoditi yang diteliti tetapi memliki perbedaan dari alat anasisis yang digunakan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4. Adapun kelebihan penelitian ini
terletak pada faktor-faktor berikut:
1. Belum adanya penelitian serupa yang dilakukan di Permata Hati Organic Farm
2. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi
perusahaan, sehingga dapat memberi masukan yang berharga bagi perusahaan
Tabel 4. Penelitian Terdahulu
N0 Nama Tahun Judul Alat Analisis
1 Poernomo 2006 Strategi Pengembangan
Usaha Ikan Hias Air
2 Putri 2006 Strategi Pengembangan
Usaha Sayuran Organik Pada Kelompok Tani “ Usahatani Bersama”
Matriks IFE, EFE, IE, SWOT. QSPM
3 Rahmawati 2007 Analisis Usahatani
Sayuran Organik pada
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas
alokasi sumber daya. Strategi merupakan respon secara terus menerus maupun
adiktif terhadap peluang dan ancaman ekternal serta kekuatan dan kelemahan
internal yang dapat mempengaruhi organisasi (Rangkuti, 2000).
Tujuan utama strategi dalam setiap kegiatan adalah mencapai
keberhasilan. Terdapat elemen strategi yang harus dipenuhi untuk menjamin
keberhasilan kegiatan. Pertama, tujuan yang diformulasikan secara sederhana
konsisten dan berjangka panjang. Kedua, pengertian mendalam terhadap
lingkungan persaingan. Ketiga, penilaian objektif terhadap sumberdaya dan
implementasi yang efektif. (David, 2004).
3.1.2 Definisi Manajemen Strategi
Era informasi dan globalisasi telah menciptakan suatu lingkungan bisnis
yang kompetitif. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan tipe perencanaan yaitu
manajemen strategi yang tidak sekedar untuk merespon perubahan yang
diperkirakan akan terjadi di masa depan, namun lebih dari itu perusahaan
memerlukan tipe perencanaan untuk menciptakan masa depan melalui
perubahan-perubahan yang dilakukan sekarang.
Menurut David (2004), manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai
seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu
mencapai obyektifnya. Tujuan utama manajemen strategi adalah untuk
mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa
3.1.3 Proses Manajemen Strategi
Proses manajemen strategi merupakan serangkaian komitmen, keputusan,
dan tindakan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memperoleh strategi
persaingan dalam menghasilkan keuntungan diatas rata-rata. Proses ini
berhubungan erat dengan keunggulan bersaing yang berkesinambungan
(sustanaible competitive advantage) dan resiko yang dimiliki oleh perusahaan. Proses manajemen strategi bersifat dinamis dan berkelanjutan. Adanya
suatu perubahan pada komponen utama dalam model, dapat menyebabkan
perubahan pada salah satu atau semua komponen lainya. Model manajemen
strategis menggambarkan perubahan pendekatan yang jelas dan praktis mengenai
formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi. Hubungan antar bagian utama
dalam proses manajemen strategi ditampilkan dalam model berikut.
Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategis
1. Perumusan atau formulasi stategi
Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi,
mengidentifikasikan peluang dan ancaman ekternal perusahaan, menentukan
kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang,
merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan
dilaksanakan.
2. Implementasi strategi
Tahap implementasi strategi yaitu mengimplementasikan pilihan strategi
dengan maksud mengalokasikan sumberdaya dan mengorganisirnya sesuai dengan
strategi. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya yang
mendukung strategi, menciptakan struktur organisai yang efektif dan
mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memberdayakan sistem informasi, serta menghubungkan kinerja karyawan
dengan kinerja organisasi.
3. Evaluasi strategi
Tahap evaluasi strategi berarti mengevaluasi hasil implementasi dan
memastikan bahwa strategi yang telah disesuaikan dapat mencapai tujuan
perusahaan (Jauch dan Glueck, 1988). Evaluasi strategi adalah tahap final dalam
manajemen strategi. Tiga aktifitas dasar evalusi strategi, yaitu (1) meninjau ulang
faktor eksternal dan internal, (2) mengukur kinerja, dan (3) mengambil tindakan
korektif .
3.1.4 Formulasi Strategi
Formulasi strategi adalah menentukan aktivitas-aktivitas yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan. Tahap formulasi strategi terdiri dari: 1)
pernyataan visi, misi, dan tujuan, 2) analisis lingkungan eksternal, 3) analisis
lingkungan internal, 4) alternatif strategi.
3.1.4.1 Pernyataan Visi, Misi, dan Tujuan
Penentuan visi dan misi merupakan langkah awal dalam proses
perencanaan, sedangkan penentuan tujuan mengikuti formulasi strategi. Ketiga
komponen tersebut mempunyai hubungan yang saling menunjang dan mempunyai
Visi adalah cita-cita masa depan yang ada dalam benak pendiri yang
kira-kira mewakili seluruh anggota perusahaan. Sebuah visi berisi pernyataan yang
singkat dan jelas mengenai tujuan organisasi dan bagaimana mencapainya pada
suatu titik waktu dimasa depan, sering dinyatakan dalam kata-kata atau istilah
yang bersifat kompetitif. Visi adalah sebuah gambaran mengenai tujuan dan
cita-cita di masa depan yang harus dimiliki organisasi sebelum disusun rencana
bagaimana mencapainya (Susanto, 2008).
Menurut Hunger dan Wheelen (2003), misi organisasi adalah tujuan atau
alasan mengapa organisasi hidup. Misi merupakan penjabaran secara tertulis
mengenai visi, agar visi menjadi lebih mudah dimengertti atau jelas bagi seluruh
bagian perusahaan. Pearce dan Robinson (1997) menyatakan bahwa misi suatu
perusahan adalah tujuan yang unik dan dapat membedakannya dari
perusahaan-perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan operasinya.
Perencanaan misi dirancang untuk memberikan tuntunan yang teguh dalam
pengambilan keputusan manajemen yang penting.
Pernyataan misi adalah pernyataan jangka panjang mengenai tujuan yang
membedakan sebuah bisnis dari perusahaan lain yang serupa. Suatu pernyataan
misi secara luas menggambarkan arah suatu organisasi dimasa depan (David,
2004).
Tujuan merupakan titik sentral semua kegiatan perusahaan yang dapat
dipakai menjadi alat untuk penilaian prestasi, pengendalian, koordinasi, dan juga
untuk keputusan strategi. Tujuan didefinisikan sebagai hasil tertentu yang
berusaha dicapai oleh organisasi (David, 2004). Tujuan merumuskan apa yang
diselesaikan dan kapan akan diselesaikan. Pencapaian tujuan perusahaan
merupakan hasil dari penyelesaian misi.
3.1.4.2 Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal adalah analisis yang dilakukan terhadap
situasi dalam perusahaan. Lingkungan internal perusahaan menggambarkan
kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia, fisik, finansial perusahaan dan juga
Pendekatan fungsional diperlukan untuk menganalisis lingkungan internal
perusahaan. Menurut David (2004), bidang fungsional yang menjadi variabel
dalam analisis internal adalah :
1. Manajemen
Manajemen merupakan suatu tingkatan sistem pengaturan organisasi yang
mencangkup sistem produksi, pemasaran, pengelolaan sumberdaya manusia dan
keuangan. Fungsi manajemen diterapkan pada struktur organisasi perusahaan
secara keseluruhan mencakup lima aktivitas dasar yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pemotivasian, penunjukan staf serta pengendalian/kontrol.
2. Pemasaran
Pemasaran merupakan proses menetapkan, mengantipasi, menciptakan,
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan jasa. (David,
2004). Ada tujuh fungsi pemasaran, yaitu analis pelanggan, penjualan produk/jasa,
perencanaan produk dan jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran, dan
analisis peluang. Pemahaman terhadap fungsi pemasaran membantu penyusun
strategi mengidentifikasikan dan mengevaluasi kelemahan pemasaran.
3. Keuangan
Kondisi keuangan sering dijadikan ukuran tunggal terbaik dalam
menentukan posisi persaingan. Selain itu, kondisi keuangan perusahaan juga dapat
menjadi daya tarik bagi investor. Penetapan kekuatan dan kelemahan finansial
sebuah perusahaan sangat penting untuk memformulasikan strategi secara efektif.
4. Produksi/Operasi
Produksi dan operasi dalam suatu perusahaan merupakan seluruh aktivitas
yang merubah input menjadi output yang berupa barang dan jasa. Manajemen
produksi dan operasi erat kaitannya dengan input, proses dan output. Manajemen
produksi/ operasi terdiri dari lima fungsi atau bidang keputusan yaitu proses,
kapasitas, persedian, tenaga kerja dan mutu. Kekuatan dan kelemahan dalam lima
fungsi produksi tersebut dapat berarti sukses atau gagal dari suatu usaha.
5. Penelitian dan Pengembangan
Bidang utama kelima dari operasi internal yang harus diteliti kekuatan dan
kelemahannya yaitu penelitian dan pengembangan (Litbang). Banyak perusahaan
kesuksesan aktifitas litbang agar bertahan. Perusahaan menjalankan stategi
pengembangan produk harus mempunyai orientasi litbang yang kuat. Litbang
diarahkan pada pengembangan produk baru sebelum pesaing melakukannya,
memperbaiki mutu produk atau memperbaiki proses manufaktur untuk menekan
biaya..
3.1.4.3 Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan para
perencana strategi untuk memantau faktor lingkungan eksternal dalam
menentukan peluang dan ancaman terhadap perusahaan. Dengan demikian
perusahaan dapat memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan
dapat menangani ancaman dari luar. Menurut Purwanto (2006), Analisis
lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari analisis lingkungan umum dan
analisis lingkungan industri
1. Lingkungan Umum
Lingkungan umum merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar
perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan. Lingkungan tersebut memberikan peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Lingkungan umum terdiri atas faktor ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan, politik, teknologi, dan ekologi/alam.
a) Faktor Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau Negara dapat mempengaruhi iklim
bisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula
iklim bisnis. Jauch and Glueck (1988) mengatakan bahwa keadaan perekonomian
pada waktu sekarang dan dimasa yang akan dapat mempengaruhi keuntungan dan
strategi perusahaan. Faktor-faktok ekonomi spesifik yang dianalisis dan
diagnostik kebanyakan perusahaan, yaitu (1) tahapan siklus bisnis, (2) gejala
inflasi dan deflasi dalam harga barang dan jasa, (3) kebijakan keuangan, suku
bunga dan devaluasi atau revaluasi uang dalam hubungannya dengan uang asing,
(4) kebijakan fiscal, dan (5) neraca pembayaran, dan surplus.
b) Faktor Sosial, Budaya dan Lingkungan
Perubahan sosial, budaya, dan lingkungan memiliki pengaruh besar
pun besar beroreintasi laba dan nirlaba dalam semua industri telah dikejutkan dan
ditantang oleh peluang dan ancaman yang berasal dari perubahan variebel sosial,
budaya, demografi, dan lingkungan. Tren sosial, budaya, demografi, dan
lingkungan membentuk cara masyarakat hidup, berproduksi, dan mengkonsumsi.
Tren baru menciptakan tipe konsumen yang berbeda, ini mengakibatkan
kebutuhan akan barang dan jasa serta strategi yang berbeda.
c) Faktor Politik
Arah dan stabilitas dari faktor politik merupakan pertimbangan utama
dalam memformulasikan strategi perusahaan. Kendala-kendala politik
diberlakukan terhadap perusahaan melalui keputusan perdagangan yang wajar,
program perpajakan, perundangan gaji minimum, kebijakan polusi dan penetapan
harga, batasan administratif serta banyak tindakan lain yang bertujuan untuk
melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan. Kebijakan
pemerintah untuk memberi subsidi pada industri dan perusahaan tertentu akan
mempengaruhi keberadaan industri atau perusahaan lain. Kebijakan pemerintah
dalam hubungannya dengan perusahaan dapat berubah sewaktu-waktu sehingga
tindakan pemerintah dapat mempengaruhi pilihan strategi usaha.
d) Faktor Teknologi
Menurut Peare dan Robinson (1997), untuk menghindari keuangan dan
mendorong inovasi, perusahaan harus mewaspadai perubahan teknologi yang
mungkin mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat
membuka kemungkinan terciptanya produk baru, penyempurnaan produk yang
sudah ada, atau penyempurnaan dalam teknik produksi pemasaran.
e.) Faktor Ekologi atau Alam
Istilah ekologi mengacu pada hubungan antar manusia dan mahluk hidup
lainya dengan udara, tanah, dan air yang mendukung kehidupan mereka. Perhatian
perusahaan yang semakin besar untuk melindungi lingkungan dibuktikan oleh
upaya perusahaan untuk menetapkan kebijakan yang mendukung ekologi.
Perusahaan juga harus mewaspadai ancaman dan peluang yang berhubungan
dengan kecendrungan dalam lingkungan alam seperti: kekurangan bahan baku,
peningkatan biaya energi, peningkatan level produksi, dan perubahan peran
2. Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal
perusahaan atau organisasi yang memiliki implikasi relatif lebih spesifik dan
langsung terhadap operasional perusahaan.
1. Ancaman Pendatang Baru
Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan
untuk merebut bagian pasar.Akibatnya harga menjadi turun atau biaya
membengkak sehingga mengurangi kemampulabaan. Ancaman masuknya
pendatang baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada,
digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada sehingga dapat
diperkirakan oleh pendatang baru.
2. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun, tawar
menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta
berperan sebagai pesaing satu sama lain dengan mengorbankan kemampulabaan
industri. Kekuatan dari tiap-tiap kelompok pembeli yang penting dalam industri
tergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya dan pada kepentingan
relatif pembelinya dari industri yang bersangkutan dibandingkan dengan
keseluruhan bisnis tersebut.
3. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Kekuatan tawar menawar pemasok dapat menaikkan harga atau
menurunkan kualitas barang dan jasa yang dijualnya. Kelompok pemasok yang
terkuat menurut Pearce dan Robinson (1997), adalah jika: 1) dominasi oleh sedikit
perusahaan dan lebih konsentrasi daripada industri di tempat mereka menjual
produknya, 2) produk pemasok bersifat unik atau terdeferensiasi apabila terdapat
biaya pengalihan, 3) pemasok tidak bersaing dengan produk-produk lain dalam
industri, 4) pemasok memiliki kemampuan untuk melakukan integrasi maju ke
industri pembelinya, 5) industri bukan merupakan pelanggan penting bagi
pemasok.
4. Ancaman Produk Pengganti (Produk Subsitusi)
Industri akan bersaing dengan industri produk pengganti dalam merebut
mendapat perhatian besar adalah produk lain yang menjalankan fungsi yang sama
atau produk yang mempunyai kecendrungan memiliki harga atau prestasi yang
lebih baik dari produk lainnya.
5. Persaingan Di Antara Perusahaan Yang ada
Kekuatan ini paling berpengaruh dibandingkan dengan empat kekuatan
lainya. Strategi yang dijalankan oleh satu perusahaan dapat berhasil hanya jika
strategi itu memiliki keunggulan komperatif dibandingkan dengan strategi yang
dijalankan perusahaan pesaing (David,2004). Persaingan dikalangan anggota
industri terjadi karena ada perebutan posisi dengan menggunakan taktik seperti
persaingan harga, introduksi produk, dan perang iklan.
31.4.5 Menentukan Alternatif Strategi
Strategi alternatif yang dapat diambil perusahaan dapat dikelompokkan
menjadi empat bagian dan 12 tindakan yaitu (David, 2004):
a. Strategi Integratif
Strategi ini memungkinkan perusahan dapat mengendalikan para
distributor, pemasok, dan pesaing yaitu terdiri dari:
1. Integrasi ke depan yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor
atau pengecer.
2. Integrasi kebelakang yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali atas
perusahaan pemasok.
3. Integrasi horizontal yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali atas
para pesaing.
b. Strategi Intensif
Strategi ini memerlukan usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi
persaingan perusahaan dengan produk yang ada, yaitu terdiri dari:
1. Penetrasi pasar yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar dari produk atau
jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar.
2. Pengembangan pasar yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang telah ada
ke wilayah geografi baru.
3. Pengembangan produk yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan
memperbaiki produk jasa yang sudah ada atau mengembangkan yang baru.
Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk baru. Strategi ini
kurang begitu popular, paling tidak ditinjau dari sisi tingginya tingkatan kesulitan
manajemen dalam mengendalikan aktivitas perusahaan yang berbeda, yaitu terdiri
dari:
1. Diversifikasi konsentrik yaitu menambah produk atau jasa baru, tetapi masih
terkait.
2. Diversifikasi konglomerat yaitu menambah produk atau jasa baru, yang tidak
terkait, untuk para pelanggan baru.
3. Diversifikasi horizontal yaitu menambah produk atau jasa baru, tidak terkait,
untuk pelanggan yang sudah ada.
d. Strategi Defensif
1. Rasionalisasi biaya yaitu merestrukturisasi dengan cara mengurangi biaya.
2. Aset agar dapat meningkatkan penjualan dan keuntungan.
3. Divestasi yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi.
4. Likuidasi yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai
dengan nilainya yang terlibat.
3.1.5 Matrik IFE dan Matrik EFE
Menurut David (2004), matrik IFE (Internal Factor Evaluation) meliputi faktor-faktor internal organisasi sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan
organisasi yang merupakan petunjuk dasar untuk menentukan posisi perusahaan.
Hal yang sama juga berlaku untuk matrik EFE (External Factor Evaluation) yang merupakan ringkasan dari ancaman dan peluang yang dihadapi organisasi. Matrik
IFE dan EFE terdiri dari kolom bobot, rating, dan total nilai yang merupakan hasil
kali dari bobot dan rating. Untuk kolom bobot dan rating diisi dengan nilainya
yang merupakan hasil dari pengelompokan faktor-faktor internal dan eksternal
berdasarkan tingkat kepentingannya.
3.1.6 Matrik I-E
Matrik I-E (Internal- External) merupakan salah satu parameter yang meliputi matrik parameter kekuatan internal dan pengaruh eksternal perusahaan
yang masing-masing akan diidentifikasikan ke dalam elemen eksternal dan