• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan Jasa Kereta Api Ekspres Pakuan Jabodetabek (Studi Kasus Kereta Api Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan Jasa Kereta Api Ekspres Pakuan Jabodetabek (Studi Kasus Kereta Api Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta)"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYURAN ORGANIK

DI PERMATA HATI

ORGANIC FARM

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

SKRIPSI

FIRMAN KAMIL RACHMAN H 34066051

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

FIRMAN KAMIL RACHMAN Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik Di Permata Hati Organic Farm Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan SUHARNO)

Potensi dan peluang perkembangan pertanian organik pada subsektor hortikultura terutama pada tanaman sayuran memiliki prospek yang baik dan telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Dengan kemajuan per ekonomian, pendidikan, peningkatan pendapatan dan kesadaran masyarakat untuk kesehatan dan lingkungan menyebabkan permintaan produk sayuran organik semakin meningkat, sehingga potensi dan peluang pengembangan pertanian organik di bidang hortikultura untuk sayuran organik cukup terbuka di masa mendatang. Permata Hati Organic Farm merupakan salah satu produsen yang menerapkan sistem bertaninya secara organik. Saat ini Permata Hati Organic Farm dihadapkan pada beberapa permasalahan internal diantaranya: 1) volume produksi perusahaan mengalami penurunan 2) keterbatasan modal untuk mengembangkan usahanya 3) belum adanya sertifikasi dari produk yang dihasilkan 4) persaingan yang semakin kompetitif.

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha sayuran organik Permata Hati Organic Farm. 2) Merumuskan dan memprioritaskan stategi terbaik yang dapat diterapkan dan direkomendasikan kepada Permata Hati Organic Farm. Penelitian ini hanya sampai kepada tahap formulasi dari manajemen strategis. Untuk tahap implementasi dan evaluasi strategi merupakan wewenang dari manajemen Permata hati Organic Farm.Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2009 sampai dengan November 2010 di Permata Hati Organic Farm, Desa Ciburial Baru Jeruk, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan tiga orang responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan-laporan lembaga yang erat kaitannya dengan usaha sayuran organik. Data penunjang lainnya didapat dari situs internet, artikel majalah, surat kabar, penelitian terdahulu sebagai bahan pembanding serta kumpulan informasi dai instansi-instansi yang terkait seperti Badaan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian.

Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini mengidentifikasikan lingkungan faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi Permata Hati Organic Farm, sedangkan untuk merumuskan dan menyusun strategi usaha yang tepat terdapat tiga tahapan yang akan ditempuh yaitu tahap masukan the

(3)

Berdasarkan hasil identifikasi bahwa kekuatan utama dan paling berpengaruh bagi Permata Hati Organic Farm adalah produk yang berkualitas dengan nilai skor sebesar 0.307, sedangkan kelemahan utama yang dimiliki oleh perusahaan adalah volume produksi perusahaan yang menurun dengan nilai skor sebesar 0.061. Peluang utama yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah pangsa pasar sayuran organik yang masih luas dengan nilai skor 0.388. Ancaman utama yang dihadapi oleh perusahaan adalah tingkat persaingan cukup tinggi dengan nilai skor sebesar 0.287.

Berdasarkan hasil analisis matriks IFE didapat total skor sebesar 2,522 dan hasil analisis matriks EFE didapatkan total skor sebesar 3,061. Hasil analisis matriks IE menempatkan Permata hati Organic Farm pada kuadran II, yaitu strategi grow and build (tumbuh dan kembang). Strategi yang dapat diterapkan pada posisi ini adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk.

Hasil analisis SWOT menghasilkan sembilan alternatif strategi yang dapat dijalankan Permata Hati Organic Farm, yaitu : 1) Mempertahankan kualitas produk dan mutu pelayanan kepada konsumen dan distributor; 2) Memperluas pasar untuk meningkatkan penjualan; 3) Meningkatkan dan mengoptimalkan volume produksi perusahaan dengan memanfaatkan teknologi dan informasi di bidang pertanian; 4) Meningkatkan kemampuan manajerial melalui pelatihan dan seminar; 5) Memperbaiki kemasan dan label produk untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas konsumen dan distributor; 6) Mengusahakan sertifikasi organik dengan memanfaatkan modal pinjaman yang ditawarkan pemerintah atau lembaga keuangan lain; 7) Mempertahankan dan meningkatkan kerjasama dengan distibutor dan pemasok; 8) Melakukan riset pasar untuk memantau perkembangan pemasaran produk dan tingkat persaingan; 9) Melakukan diversifikasi terhadap produk yang tidak terjual atau tidak layak jual untuk meningkatkan keuntungan.

(4)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAYURAN ORGANIK

DI PERMATA HATI

ORGANIC FARM

KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

FIRMAN KAMIL RACHMAN H 34066051

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik di Permata Hati

Organic Farm, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Nama : Firman Kamil Rachman

NRP : H340666051

Menyetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Suharno, M.Adev

NIP. 19610610 198611 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 19580908 198403 1 002

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik di Permata Hati Organic Farm, Kabupaten Bogor, Jawa Barat”

adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Januari 2011

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 1 Januari 1985. Penulis adalah

anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak H. Abdurachman dan

Ibunda (Alm) Hj. Iis Sulaisah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Babakan Gunung Gede

pada tahun 1997 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000

di SLTPN 3 Bogor. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 8 Bogor

diselesaikan pada tahun 2003.

Selepas menyelesaikan pendidikan SMU, Penulis berkesempatan

melanjutkan pendidikannya di Diploma III pada Program Studi Teknologi Benih,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur reguler pada tahun 2003.

Pendidikan Diploma diselesaikan penulis pada tahun 2006. Pada tahun 2006

penulis melanjutkan pendidikan pada Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor. Semasa mengikuti pendidikan penulis tercatat sebagai pengurus Badan

(8)

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai

bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih

dan penghargaan kepada:

1. Ayah dan Ibu (Alm) tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang

diberikan. Semoga ini menjadi persembahan yang terbaik.

2. Dr. Ir Suharno, M.Adev selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan,

waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si selaku dosen penguji utama pada ujian sidang

yang telah berkenan meluangkan waktunya serta memberikan masukan dan

saran demi perbaikan skripsi ini.

4. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen penguji dari wakil komisi pendidikan pada

ujian sidang yang telah berkenan meluangkan waktunya serta memberikan

masukan dan saran demi perbaikan skripsi ini.

5. Muhammad Zeini selaku pembahas dalam seminar atas saran dan masukan

yang telah diberikan untuk membangun skripsi ini.

6. Dr. Soedarso selaku pemilik Permata Hati Organic Farm yang telah memberi izin penulis untuk melaksanakan penelitian.

7. Seluruh karyawan Permata hati Organic Farm, Mas Adi, Pak Asep Mirwan Pak Irin, Pak Agus atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang

diberikan.

8. Teman-teman kosan unyil yang telah memberikan semangat dan motivasi selama penelitian hingga penulisan skripsi: Imam, Arief Rivai, dan Ananda

Riziki Ramdani, Teh Yeni.

9. Teman senasib sepenanggungan, Hary Wibowo, Risno, Darius, Chancan,

Arief Lesmana. terimakasih atas kebersamaan dan motivasinya.

10. Seorang yang selalu menemani penulis dalam kondisi suka ataupun duka

Renila Puti Setyadi terimakasih atas perhatian dan motivasinya selama

penyusunan skripsi ini.

(9)

12. Kepada seluruh staf pengajar dan tata usaha Program Sarjana Agribisnis

Penyelenggaran Khusus.

13. Rekan-Rekan mahasiswa AGB serta seluruh pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi in.

Bogor, Januari 2011

Firman Kamil Rachman

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik di Permata Hati Organic Farm, Kabupaten Bogor, Jawa Barat”. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari alternatif strategi yang paling tepat yang dapat di terapkan oleh Permata Hati

Organic Farm.

Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan dalam

penulisan skripsi ini karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan

pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2011

(11)

DAFTAR ISI

2.1.2 Prinsip Pertanian Organik ... 7

2.1.3 Tujuan Pertanian Organik ... 9

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 17

3.1.1 Strategi ... 17

3.1.2 Definisi Manajemen Strategi ... 18

3.1.3 Proses Manajemen Strategi ... 18

3.1.4 Formulasi Strategi... 19

3.1.4.1 Pernyataan Visi dan Misi dan Tujuan ... 19

3.1.4.2 Analisis Lingkungan Internal ... 20

3.1.4.3 Analisis Lingkungan Eksternal ... 22

3.1.4.4 Menentukan Alternatif Strategi ... 25

3.1.5 Matrik IFE dan Matrik EFE ... 26

3.1.6 Matrik IE ... 27

3.1.7 Analisis SWOT ... 27

3.1.8 Matriks QSP ... 27

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 27

IV. METODE PENELITIAN ... 30

(12)

4.4.2.1 Tahap Masukan. ... 32

4.4.2.2 Tahap Pencocokan ... 36

4.4.2.3 Tahap Keputusan.. ... 38

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 41

5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 41

5.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ... 42

5.3 Lokasi Perusahaan ... 42

5.4 Struktur Organisasi Perusahaan ... 43

5.5 Sumberdaya Perusahaan ... 45

VI. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL . 51 6.1 Analisis Lingkungan Internal ... 51

6.1.1 Manajemen ... 51

6.1.2 Pemasaran ... 52

6.1.3 Keuangan dan Akuntansi ... 51

6.1.4 Produksi dan Operasi ... 53

6.1.5 Penelitian dan Pengembangan ... 56

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 56

6.2.1 Lingkungan Makro ... 57

6.2.1.1 Ekonomi ... 57

6.2.1.2 Politik ... 58

6.2.1.3 Sosial Budaya dan Lingkungan ... 59

6.2.1.4 Teknologi ... 59

6.2.1.5 Ekologi ... 60

6.2.2 Lingkungan Industri (Model Lima Kekuatan Porter) ... 61

6.2.2.1 Produk Subsitusi ... 61

6.2.2.2 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok ... 61

6.2.2.3 Ancaman Pendatang Baru ... 62

6.2.2.4 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli ... 63

6.2.2.5 Persaingan Antar Kompetitor ... 63

VII. FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI ... 65

7.1 Tahap Masukan (The Input Stage) ... 65

7.1.1 Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 65

7.1.2 Analisis Matriks EFE(External Factor Evaluation ) ... 67

7.2 Tahap Pencocokan (The Maching Stage) ... 69

7.2.1 Analisis Matriks IE (Internal-External)... 69

7.2.2 Analisis SWOTStrength –Weakness- Opportunities –Threats ... 70

(13)

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

8.1 Kesimpulan ... 78

8.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Sayuran di Indonesia

2005-2008... .... 1

2. Perbandingan Tingkat Kandungan Beberapa Sayuran Organik dengan Sayuran Konvensional... 3

3. Produksi dan Permintaan Sayuran Organik Permata Hati Organic Farm Tahun 2008-2010 ... .. 5

4. Penelitian Terdahulu ... ... 16

5. Jenis Data yang Dikumpulkan dalam Kajian Penelitian di Perusahaan Permata Hati Organic Farm... ... 31

6. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Organisasi ... ... 33

7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Organisasi ... ... 33

8. Bentuk Matriks EFE (External Factor Evaluation) ... ... 35

9. Bentuk Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)... ... 35

10.Matriks SWOT ... ... 38

11.Matriks QSP ... ... 49

12.Peralatan Pembenihan, Persemaian, Penanaman dan Panen Permata Hati Organic Farm ... 47

13.Analisisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 66

14.Analisis Matriks EFE( Eksternal Factor Evaluation) ... 68

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Model Komperehensif Manajemen Strategis ... 18

2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 29

3. Matrik IE ... 37

4. Struktur Organisasi Permata Hati Organic FarmTahun 2009 ……. 44 5. Saluran Distribusi Langsung ... 49

6. Saluran Distribusi Tidak Langsung... 49

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Daftar Harga Produk Sauran Oraganik ... 84

2. Pembobotan Terhadap Kekuatan dan Kelemahan Permata Hati Organic Farm ... 85

3. Pembobotan Terhadap Peluang dan Ancaman Permata Hati Organic Farm ... 88

4. Penilaian Bobot Rata- Rata Faktor Strategis Internal ... 90

5. Penilaian Bobot Rata-Rata Faktor Strategis Eksternal ……. .... 91

6. Penilaian Rating Rata- Rata Faktor Strategis Internal ... 92

7. Penilaian Rating Rata-Rta Faktor Strategis Eksternal ... 93

8. Analisis Matriks SWOT ... 94

9. Analisis Matriks QSP Responden 1 ... 95

10.Analisis Matriks QSP Responden 2 ... 96

11.Foto Kegiatan Budidaya Sayuran Organic di Permata Hati Organic Farm ... 97

(17)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam memproduksi

komoditas hayati, yakni komoditas sektor pertanian. Potensi tersebut dapat dilihat

dari keadaan iklim dan geografis Indonesia yang sangat menguntungkan, seperti

lahan yang subur, klimatologi yang baik, serta ketersedian air yang memadai.

Sektor pertanian terbagi menjadi beberapa subsektor. Subsektor–subsektor tersebut diantaranya tanaman pangan, hortikultura, perkebunanan, dan peternakan.

Pengembangan usaha di bidang hortikultura merupakan salah satu upaya yang

didukung pengembangannya oleh pemerintah untuk meningkatkan sektor

pertanian. Salah satunya hortikultura bisa menjadi program diversifikasi,

ekstensifikasi, intensifikasi dan rehabilitasi pertanian yang merupakan inti dari

kegiatan pembangunan pertanian.

Salah satu komoditi hortikultura yang memiliki potensi besar untuk

dikembangkan adalah sayuran. Potensi tersebut meliputi nilai ekonomi,

kandungan nutrisi yang lebih tinggi dan kemampuan menyerap tenaga kerja yang

lebih tinggi. Sayuran merupakan salah satu pangan yang biasa dikonsumsi

masyarakat hampir setiap hari karena sayuran merupakan sumber protein,

vitamin, mineral dan serat yang berguna bagi kesehatan tubuh. Banyaknya

manfaat sayuran ini menyebabkan sayuran menjadi bagian dari komoditas

hortikultura yang terus diproduksi. Tabel 1 menunjukkan perkembangan produksi

dan luas panen di Indonesia Tahun 2005-2008.

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi Sayuran di Indonesia Tahun 2005-2008

Tahun Produksi Luas Panen

2005 9.101.987 944.695

2006 9.527.463 1.007.839

2007 9.455.464 1.001.606

2008 9.563.075 990.915

Sumber : Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura, 2009

Pada tahun 2005 luas panen sayuran Indonesia sebesar 944.695 ha.

Sedangkan tahun 2006 mengalami peningkatan kembali menjadi 1.007.839 ha.

(18)

peningkatan luas panen. Pada tahun 2005 produksi sayuran di Indonesia

berjumlah 9.105.987 ton. Sedangkan tahun 2006 produksi Indonesia mengalami

peningkatan menjadi 9.527.463 ton. Meskipun pada tahun 2007 luas panen dan

produksi mengalami penurunan tetapi penurunan tersebut tidak signifikan.

Produksi sayuran Indonesia kembali mengalami peningkatan pada tahun 2008

sebesar 9.563.075 ton, meskipun luas panennya turun menjadi 990.915 hektar dari

1.001.606 pada tahun 2007. Penurunan luas panen disebabkan karena adanya

perubahan lahan pertanian menjadi pemukiman, sehingga lahan pertanian menjadi

berkurang. Budidaya sayuran di Indonesia pada umumnya intensif, ditandai

dengan keberadaan pertanaman sayuran yang hampir ada terus menerus sepanjang

tahun. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak

temuan-temuan baru yang menggeser budidaya sayuran dengan sistem pertanian

konvensional menjadi sitem pertanian organik.

Sistem pertanian konvensional dicirikan dengan penggunaan input-input

anorganik dan bahan-bahan kima pertanian dalam proses budidayanya sehingga

membawa dampak negatif terhadap lingkungan yaitu pencemaran air oleh

bahan-bahan kimia pertanian, menurunnya kualitas dan produktifitas sayuran, serta

adanya ketergantungan terhadap bahan kimia pertanian seperti pupuk dan

pestisida. Dampak lain sistem pertanian konvensional ini adalah gangguan

kesehatan yang diakibatkan adanya residu kimia yang terkandung dalam produk.

Kesadaran masyarakat akan dampak negatif pertanian konvensional baik terhadap

lingkungan maupun kesehatan telah memunculkan tren baru dalam masyarakat

yang bertemakan back to nature. Masyarakat mulai beralih dari mengkonsumsi sayuran hasil dari pertanian konvensional ke sayuran hasil pertanian organik.

Sayuran organik merupakan sayuran yang dihasilkan dari pertanian

organik yang bersifat ramah lingkungan dan lebih mendekatkan diri kepada

konsep alam. Budidaya pertanian yang dilakukan tanpa menggunakan pupuk dan

pestisida, hal ini membuat sayuran organik bebas dari residu kimia sehingga

layak untuk dikonsumsi dan menyehatkan. Selain itu hasil penelitian

menunjukkan bahwa sayuran organik memiliki kandungan nutrisi yang lebih

tinggi dibandingkan sayuran konvensional (anorganik). Penelitian yang diawasi

(19)

Australia, menunjukkan tingkat kalsium, potassium, magnesium, sodium, zat besi dan seng pada sayuran organik 10 persen lebih tinggi.

Tabel.2 Perbandingan Tingkat Kandungan Beberapa Sayuran Organik dengan Sayuran Konvensional

Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan

keamanan mengkonsumsi sayuran organik, menyebabkan kebutuhan dan

permintaan akan sayuran organik di pasar semakin meningkat. Hal ini memicu

para petani dan perusahaan agribisnis mulai membudidayakan sayuran organik

untuk memenuhi permintaan tersebut. Sampai awal tahun 2006, terdapat sekitar

40 produsen organik didaerah JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok

Tanggerang, dan Bekasi) yang terdaftar di Dinas Pertanian dan Asosiasi Pertanian

Organik (APO, Maporina atau Masyarakat Pertanian Organik Indonesia) dimana

24 produsen diantaranya bergerak di bidang usaha sayuran organik (Deptan dalam

Yanti, 2006). Semakin banyaknya petani dan perusahaan agribisnis yang

bergerak dalam industri sayuran organik, menyebabkan semakin tingginya tingkat

persaingan. Oleh karena itu, petani dan perusahaan yang bergerak dalam industri

ini harus memiliki strategi yang tepat agar dapat memperoleh keuntungan dan

terus mempertahankan eksistensinya.

Sentra produksi sayuran organik di Indonesia sebagian besar berpusat di

Jawa Barat termasuk daerah Bogor. Beberapa sentra produksi di daerah Bogor

diantaranya adalah Mega Mendung, Ciawi, Cisarua, dan Puncak. Permata Hati

(20)

Kelurahan Tugu Utara Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor yang mulai

membudidayakan sayuran organik sejak tahun 2002 dan mampu menghasilkan 52

jenis sayuran organik. Saat ini Permata Hati Organic Farm dihadapkan pada beberapa permasalahan internal dan persaingan yang semakin kompetitif. Oleh

karena itu untuk menjaga keberlangsungan perusahaan dalam menjalankan

usahanya, diperlukan penyusunan rencana dan strategi usaha yang handal dan

efektif dalam mempertahankan pasar yang ada selama ini maupun meraih pasar

baru yang menjadi peluang bagi perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah

Potensi dan peluang perkembangan pertanian organik pada subsektor

hortikultura terutama pada tanaman sayuran memiliki prospek yang baik dan telah

berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Dengan kemajuan per ekonomian,

pendidikan, peningkatan pendapatan dan kesadaran masyarakat untuk kesehatan

dan lingkungan menyebabkan permintaan produk sayuran organik semakin

meningkat, sehingga potensi dan peluang pengembangan pertanian organik di

bidang hortikultura untuk sayuran organik cukup terbuka di masa mendatang.

Permata Hati Organic Farm merupakan salah satu usaha yang bergerak di bidang budidaya sayuran organik. Usaha tersebut masih merupakan usaha

perorangan. Sayuran organik yang diproduksi diantaranya wortel, brokoli,

pakchoy, buncis, kacang merah, kacang tanah, caisim, bayam hijau, kacang

panjang, tomat. Selama ini hasil sayuran tersebut biasa dipasarkan kepada agen

atau distributor. Perusahaan juga memasarkan produknya dengan menawarkan

secara langsung kepada konsumen yang telah menjadi langganan tetap

perusahaan, konsumen yang memesan lewat telefon atau internet, serta konsumen

yang datang langsung ke kebun dalam hal ini pengunjung resort. Saat ini dalam menjalankan usahanya Permata Hati Organic Farm dihadapkan pada permasalahan internal diantaranya yaitu volume produksi perusahaan mengalami

penurunan. Data permintaan dan produksi sayuran organik perusahaan dapat

(21)

Tabel 3. Produksi dan Permintaan Sayuran Organik Permata Hati Organic Farm

Tahun 2008-2010

NO Tahun Produksi (Kg) Permintaan (Kg)

1 2008 24.565 25.358

2 2009 26.945 27.535

3 2010 15.387 25.100

Sumber : Permata Hati Organic Farm

Berdasarkan Tabel 3 pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 produksi

perusahaan mengalami peningkatan yaitu dari 24.565 kg menjadi 26.945 kg.

Sedangkan pada tahun 2010 produksi perusahaan mengalami penurunan yang

hanya mencapai 15.387 kg. Sementara tingkat permintaan akan sayuran organik di

pasar mencapai 25.100 kg. Artinya perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan

sayuran organik yang cukup besar. Perubahan iklim dan hama penyakit tanaman

merupakan faktor terbesar yang mengakibatkan volume produksi perusahaan

menurun. Permasalahan lain yang sedang berkembang pada perusahaan adalah

keterbatasan modal untuk mengembangkan usahanya dan belum adanya sertifikasi

dari produk yang dihasilkan.

Usahatani sayuran organik sudah cukup banyak berkembang yang

berimplikasi dengan semakin tingginya tingkat persaingan. Usahatani sayuran

organik yang dijalankan oleh Permata Hati Organic Farm pun tidak luput dari persaingan yang ditunjukkan dengan pangsa pasar perusahaan relatif masih kecil

(hasil wawancara), karena perusahaan belum mampu memasarkan produknya ke

swalayan sedangkan pesaing relatif besar dan sudah mampu memasuki swalayan

ataupun pasar internasional. Pesaing yang cukup potensial bagi perusahaan yaitu

produsen sayuran organik yang lebih dahulu menjalankan usaha sayuran organik

dan telah menjadi leader di daerah Jawa Barat diantaranya yaitu PT Amani Mastra, Parung Farm dan RR Organic.

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas dan persaingan yang semakin

kompetitif, maka Permata Hati Organic Farm membutuhkan strategi yang komprehensif agar mampu bertahan dan terus berkembang. Salah satunya dengan

cara merumuskan strategi usaha yang tepat dengan mengenali lingkungan internal

dan eksternal yang mempengaruhi usaha perusahaan untuk mencapai tujuan

(22)

1. Faktor internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi pengembangan

usaha sayuran organik Permata Hati Organic Farm.

2. Bagaimana strategi yang tepat diterapkan guna pengembangan usaha sayuran

organik Permata Hati Organic Farm dan bagaimana prioritas strategi yang dapat direkomendasikan kepada Permata Organic FarmI.

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang

mempengaruhi pengembangan usaha sayuran organik Permata Hati Organic Farm?

2. Merumuskan dan memprioritaskan stategi terbaik yang dapat diterapkan dan

direkomendasikan kepada Permata Hati Organic Farm?

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain :

1. Bagi Permata Hati Organic Farm sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan usaha sayuran organik.

2. Bagi pembaca, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan dan informasi mengenai usaha sayuran organik serta sebagai

referensi bagi penelitian selanjutnya

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian mengenai manajemen strategi ini mencangkup didalamnya apa

saja yang akan dilakukan pada tahap perencanaan. Akan tetapi, tidak semua alat

analisis dalam manajemen strategi dipakai. Ada beberapa alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu matrik IFE dan EFE, matrik IE, matrik

SWOT, dan matriks QSP.

Penelitian ini hanya sampai kepada tahap formulasi dari manajemen

strategis. Untuk tahap implementasi dan evaluasi strategi merupakan wewenang

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertanian Organik

2.1.1 Pengertian Pertanian Organik

Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi yang mendukung dan memperkaya keanekaragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biolologi

tanah. Pertanian organik didasarkan pada penggunaan residu kimia secara

minimal dan praktek pengelolaan yang mengembalikan, menjaga, dan

memperkaya keharmonisan ekologis1.

Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang menjaga keselarasan

antara kegiatan pertanian dan lingkungan dengan pemanfaatan proses alami secara

maksimal, tidak menggunakan pupuk buatan. Sistem pertanian ini sering disebut

sebagai sistem pertanian daur ulang. Pertanian organik menggunakan cara-cara

tertentu dalam upaya mengurangi polusi udara, tanah, dan air.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pertanian organik

adalah suatu sistem pertanian yang mengusahakan keseimbangan lingkungan,

yakni dengan memelihara kesuburan tanah, melakukan pengendalian hama dan

penyakit serta merupakan praktek bertani alternatif secara alami tanpa pupuk

buatan dan pestisida.

2.1.2 Prinsip Pertanian Organik

Menurut IFOAM (International Federation of Agriculture Movements) prinsip-prinsip pertanian organik terdiri dari2 :

a. Prinsip Kesehatan

Pada dasarnya pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan

kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan yang

tidak terpisahkan.

b. Prinsip Keadilan

Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin

keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama. Prinsip ini

menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian organik harus

membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi

semua pihak disegala tingkatan seperti: petani, pekerja, penyalur, pedagang, dan

1

(24)

konsumen. Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang baik bagi

setiap orang yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan pangan, dan

pengurangan kemiskinan.

c. Prinsip Perlindungan

Dalam melakukan pertanian organik perlindungan terhadap pelaku,

pengguna, dan lingkungan juga harus diperhatikan, oleh karena itu diperlukan

ilmu pengetahuan yang mendukung pertanian organik agar produk yang

dihasilkan bersifat organik, menyehatkan, aman, serta ramah terhadap lingkungan.

d. Prinsip Kesaling ketergantungan

Para petani organik harus menganggap unit usahatani sebagai sebuah

ekosistem dan menyadari bahwa merubah satu bagian dari ekosistem tersebut

dapat mengganggu hubungan-hubungan yang kompleks dalam unit tersebut.

e. Prinsip Keragaman

Ekosistem alami memiliki keragaman dan jaring kehidupan yang rumit

serta menciptakan keseimbangan hayati, sehingga dapat mencegah datangnya

hama, karena kebutuhan tenaga kerja dan keterbatasan sumberdaya, tidaklah

praktis untuk meniru keragaman sistem alamiah. Pertanian organik menyiasatinya

dengan rotasi berbagai jenis tanaman, menjaga kelestarian habitat alamiah dalam

usahatani dan ternak, sehingga keseimbangan antara tanaman dan ternak dapat

terjaga.

f. Prinsip Pendaur ulangan

Usahatani organik tidak dapat sepenuhnya meniru sitem pendaurulangan

hara sebagaimana pada ekosistem alamiah, namun pertanian organik

menggunakan sistem alami sebagai model dan mengarah kepada swasembada

(self-suffiency) dengan mendaur ulang hara pada usahatani. Residu tanaman dan ternak dikembalikan pada tanah untuk membantu membangun kesuburan tanah.

2.1.3 Tujuan Pertanian Organik

Tujuan utama dilaksanakannya pertanian organik adalah untuk

mengoptimalkan kesehatan dan produktifitas komunitas tanah, tanaman, hewan

(25)

Movements), tujuan yang hendak dicapai dengan penggunaan sistem pertanian organik adalah:

a. Menghasilkan bahan pangan dengan kualitas nutrisi tinggi serta dalam jumlah

yang cukup.

b. Melaksanakan interaksi efektif dengan sistem dan daur alamiah yang

mendukung semua bentuk kehidupan yang ada.

c. Mendorong dan meningkatkan daur ulang, dalam sistem usaha tani dengan

mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna, tanah, tanaman, serta

hewan.

d. Memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan.

e. Menggunakan sebanyak mungkin sumber-sumber terbaru yang berasal dari

sistem usahatani itu sendri.

f. Memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didaur ulang baik di dalam maupun

di luar usahatani.

g. Menciptakan keadaan yang memungkinkan ternak hidup sesuai dengan

perilaku yang hakiki.

h. Membatasi terjadinya semua bentuk pencemaran lingkungan yang mungkin

dihasilkan oleh kegiatan pertanian.

i. Mempertahankan keanekaragaman hayati termasuk pelestarian habitat

tanaman dan hewan.

j. Memberikan jaminan yang semakin baik bagi para produsen pertanian

(terutama petani) dengan kehidupan yang lebih baik sesuai dengan hak asasi

manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memperoleh penghasilan dan

kepuasan kerja, termasuk lingkungan kerja yang aman dan sehat.

k. Mempertimbangkan dampak yang lebih luas dari kegiatan usahatani terhadap

kondisi fisik sosial.

2.1.4 Prospek Pertanian Organik di indonesia

Salah satu persyarat pelaksanaan pertanian organik adalah ketersedian

material organik dalam jumlah yang cukup untuk dimasukkan ke dalam tanah

dalam proses daur ulang. Kecukupan akan bahan-bahan ini akan dapat membantu

upaya pemecahan yang tepat pada masalah kekurangan pangan sekalipun

(26)

10 mengurangi pemakaian pupuk yang mahal sehingga dapat mengurangi biaya

produksi.

Indonesia memiliki areal pertanian yang luas dengan tingkat kesuburan

tanah yang relatif cukup baik. Selain itu banyak tercapat sisa-sisa pertanian yang

potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan organik melalui proses daur ulang

dalam tanah, sehingga dapat menghasilkan nitrogen dalam jumlah yang besar3.

Dengan demikian, Indonesia mempunyai peluang yang besar untuk berhasil dalam

penerapan pertanian organik dan dapat menjawab tantangan masalah ketahanan

pangan secara berkelanjutan.

Pertanian organik merupakan alternatif yang baik untuk mengatasi

keterbatasan skala usaha dan dapat membuka peluang baru dalam proses produksi.

Dalam jangka panjang, teknologi ini dianggap sesuai untuk pengembangan dan

perluasan skala usaha pertanian. Apabila dihubungkan dengan permintaan produk

pertanian akan selalu meningkat baik dari sisi kualitas maupun kuantitas, maka

pada dekade terakhir telah terjadi peningkatan yang cukup tajam terhadap produk

pertanian segar Indonesia, baik di pasar domestik maupun pasar internasional.

2.1.5 Keuntungan dan Kelemahan Pertanian Organik

Menurut Pracaya (2004) Penerapan sistem pertanian organik memiliki

keuntungan dan kelemahannya dalam pelaksanaannya. Keuntungan dari pertanian

organik adalah sebagai berikut :

1. Penerapan pertanian organik memungkinkan keseimbangan tanah terjaga,

karena tidak adanya penggunaan pupuk buatan pabrik dan pestisida maupun

bahan kimia lainnya, misalnya dengan penggunaan pupuk organik seperti

pupuk kandang, pupuk hijau, dan sisa tanaman.

2. Tanpa penggunaan pupuk dan pestisida sintetik akan dapat menghemat biaya

operasional.

3. Menghindari pemakaian pestisida secara berlebihan akan dapat menguragi

resiko keracunan zat pembasmi hama penyakti dan masyarakat dapat

mengkonsumsi makanan yang lebih sehat.

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan jaminan kesehatan produk pertanian

sehingga menaikkan jumlah yang ingin dibayar terhadap komoditi tersebut.

Hal ini akan dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

3

(27)

Di sisi lain terdapat kelemahan dalam penetapan pertanian organik, antara

lain :

1. Membutuhkan pengelolaan yang cukup rumit.

2. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat melihat hasilnya.

3. Pada awal pengolahan dengan sistem ini membutuhkan biaya yang cukup

besar

Kelemahan-kelemahan tersebut dapat diminimalisasikan melalui upaya

penyuluhan dan pendidikan kepada para petani tentang teknik budidaya yang

lebih efisien. Salah satu contohnya adalah peningkatan efisiensi pupuk yang dapat

mengurangi pemakaian pupuk dan biaya produksi lainya.

2.1.6 Sayuran Organik

Sayuran organik merupakan sayuran yang dihasilkan dari pertanian yang

bersifat ramah lingkungan dan lebih mendekatkan diri kepada konsep alam (back to nature). Budidaya pertanian yang dilakukannya pun tanpa menggunakan pupuk dan pestisida kimia sehingga layak untuk dikonsumsi dan menyehatkan.

Bagi para petani tradisional yang memiliki modal dan lahan terbatas, usaha

bertani sayuran organik dapat dilakukan secara terpadu dengan kegiatan

peternakan/perikanan seperti yang dilakukan petani tempo dulu, misalnya : ternak

ayam dipadukan dengan kolam ikan (longyam), dan kotoran ayam dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. Hal ini bertujuan agar pada proses awal

peralihan bercocok tanam ke organik, petani tidak akan mengalami kerugian yang

dapat berpengaruh langsung terhadap penghasilannya.

Kegiatan membudidayakan sayuran secara sehat dan alami untuk

menghasilkan produk yang organik maupun penggunaan sarana produksi

pertaniannya secara umum memiliki kelemahan dan kelebihan dibandingkan

budidaya sayuran secara konvensional. Adapun kelebihan sayuran organik adalah

produknya menyehatkan, tidak mengandung residu pestisida, memiliki rasa yang

lebih renyah (crispy), lebih manis, enak, tidak cepat busuk, memberikan nilai tambah yang tinggi bagi kesehatan tubuh petani maupun konsumen, merupakan

saranana pertanian organik (pupuk kandang, bio-pestisida), tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. aman bagi kesehatan pengguna, mudah terurai di dalam

(28)

dan menguntungkan secara ekonomi dalam jangka panjang. Sedangkan

kelemahan dari sayuran organik yaitu kebutuhan tenaga kerja lebih banyak untuk

kegitan pemupukan, pengendalian hama, penyiangan, proses penerapan unsur dari

pupuk organik secara langsung lebih lambat dan membutuhkan pemeliharaan

lebih intensif.

2.2 Penelitian Terdahulu

Strategi pengembangan usaha banyak menjadi penelitian bagi para peneliti

sebelumnya. Ini menggambarkan bahwa perusahaan harus dapat mengikuti

perubahan lingkungan yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung

terhadap perkembangan usahanya untuk dapat bersaing dipasar. Penelitian

terdahulu yang menjadi literatur penelitian strategi pengembangan sayuran

organik di Permata Hati Organic Farm sebagai berikut:

Penelitian Putri (2006) yang berjudul ”Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik pada Kelompok Tani ”Usahatani bersama” di Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat menjelaskan penerapan konsep manajemen strategi dalam

pengembangan usaha. Alat analis yang digunakan adalah matrik IFE, EFE,SWOT,

dan QSPM. Berdasarkan identifikasi faktor internal dan eksternal maka skor total analisis internal adalah 2.312 menunjukkan kemampuan ”Usahatani Bersama” mengatasi kelemahan dengan menggunakan kekuatan yang ada berada di bawah

rata-rata. Skor pada analisis eksternal sebesar 3.324 berarti kemampuan kelompok tani ”Usahatani Bersama’ dalam memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman tergolong tinggi. Peluang yang paling direspon oleh kelompok tani

adalah program kawasan agropolitan (0.476). Ancaman utamanya persaingan

cukup tinggi (0.454). Inti strategi yang dapat diterapkan adalah strategi tumbuh

kembangkan. Salah satu alternatif yang dapat diimplementasikan dan

dikembangkan adalah strategi intensif atau strategi integrasi.

Poernomo (2006) melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Ikan Hias Air Tawar di CV Colisa Aquaria Bogor Jawa Barat”. Dengan alat analisis matriks IFE-EFE dikemukakan bahwa berdasarkan matriks IE posisi perusahaan berada pada kuadran ke V dengan strategi yang

dapat dikembangkan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

(29)

dengan kondisi lingkungan dalam perusahaan adalah meningkatkan penjualan

dalam dan luar negeri, meningkatkan promosi melalui perkembangan teknologi

yang tersedia, meningkatkan hubungan kerja sama dengan pemerintah dan

lembaga yang terkait, memperbaiki sistem manajemen perusahaan, meningkatkan

kualitas produk, mengoptimalkan sarana yang tersedia, menjaga dan

meningkatkan hubungan baik dengan pelanggan dan pemasok, dan turut serta

dalam pameran perikanan di dalam dan luar negeri. Berdasarkan analisis QSPM,

prioritas strategi yang dipilih untuk dilakukan perusahaan adalah meningkatkan

penjualan di dalam dan luar negeri.

Penelitian yang dilakukan Rahmawati (2007) yang berjudul ”Analisis Usahatani Sayuran Organik pada perusahaan Benny’s Organic Garden

Bogor-Jawa Barat. Analisis keragaan usahatani dianalisis secara deskriptif dengan

membandingkan keragaan antara usahatani milik sendiri dengan usahatani sitem

bermitra sedangkan analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C) unutk kedua

jenis lahan yang diusahakan. Hasil analisis pendapatan usahatani pada luasan

lahan yang sama yaitu 250 m untuk 24 kali penanaman dalam satu tahun. Total

luas lahan yang dianalis yaitu seluas 500 m dari 2,1 Ha total luas lahan yang

dimiliki perusahaan. Analisis tersebut memperlihatkan bahwa usaha sayuran

organik dilahan milik pribadi memperoleh pendapatan perusahaan yang lebih

tinggi yaitu sebesar Rp 27.000.616 jika dibandingkan dengan pendapatan yang

diterima pada lahan bermitra yaitu sebesar Rp 9.192.551. Nilai R/C pada

usahatani dengan lahan pribadi lebih besar yaitu sebesar 1,32 dibandingkan

dengan R/C untuk lahan bermitra yaitu sebesar 1,27. Nilai R/C rasio menunjukkan

bahwa nilai tersebut lebih dari satu, hal ini mengidentifikasikan bahwa usahatani

tersebut pada lahan pribadi maupun bermitra layak untuk diusahakan karena

penerimaan yang didapat lebih besar dari biaya yang dikeluarkan serta usahatani

tersebut juga menguntungkan .

Nursyamsiah (2008) dalam penelitiannya mengenai “Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik di PT. Amani Mastra, Jakarta.

Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE dan matriks EFE, kemudian

untuk mengetahui posisi perusahaan menggunakan matriks I-E, dengan matriks

(30)

perioritas strategi dianalisis dengan menggunakan QSPM. Dari hasil analisis

matriks IFE, faktor yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah memiliki

sertifikasi produk, sedangkan kelemahan utama perusahaan adalah keuntungan

yang masih sedikit. Berdasarkan hasil analisis matriks EFE, faktor yang menjadi

peluang utama adalah perekonomian negara yang berangsur-angsur stabil.

Ancaman utama yang dihadapi perusahaan adalah perubahan cuaca dan isu

bencana alam yang terjadi di Indonesia. Kemudian dengan menggunakan matriks

I-E diperoleh posisi perusahaan pada sel V yaitu sel pertahankan dan pelihara

(hold and maintain) dengan strategi penetrasi pasar (market penetration) dan strategi pengembangan produk (product development).

Perumusan strategi dengan matriks SWOT menghasilkan sembilan

alternatif strategi pengembangan usaha. Penentuan urutan perioritas strategi

terpilih dilakukan dengan menggunakan matiks QSPM. Strategi yang paling baik

diterapkan perusahaan adalah mengembangkan jenis produk yang belum

dipasarkan oleh perusahaan. Sedangkan strategi-strategi lain yang dapat

diterapkan perusahaan antara lain, melakukan diversifikasi konsentris (yaitu

menambah produk atau jasa baru yang masih terkait) terhadap produk yang tidak

terjual atau tidak layak jual, memperluas area tanam dan meningkatkan kerjasama

dengan petani mitra, melakukan difersifikasi horizontal (yaitu menambah produk

atau jasa baru yang tidak terkait dengan pelanggan baru) dengan memanfaatkan

fasilitas perkebunan yang ada, mempelajari perkembangan teknologi pertanian

untuk meningkatkan produksi, melakukan riset pasar melalui asosiasi pertanian

organk yang ada, mencari dan mempelajari berbagai informasi tentang jenis hama

dan penyakit tanaman serta menemukan tindakan pencegahan dan

penyembuhannya, memanfaatkan fasilitas litbang yang dimiliki pemerintah,

memanfaatkan modal pinjaman yang ditawarkan pemerintah dan lembaga

keuangan yang ada.

Penelitan yang dilakukan oleh Rohmitin Elmi (2006) mengenai “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Beras Organik Lembaga Pertanian Sehat di Desa

Pasir Buncit Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil penelitian

yang didasarkan pada IFE dan EFE, dimana total skor bobot hasil dari matriks

(31)

matriks V. Posisi ini menggambarkan posisi LPS pada respon unit-unit usaha

yang ada terhadap faktor-faktor eksternal yang dihadapinya tergolong sedang.

Hasil dari matriks analisis SWOT diperoleh alternatif SO yaitu membantu proses

sertifikasi kegiatan produk organik bagi petani binaan menjadi pengawas kegiatan

pertanian organik dhuafa. Strategi ST yaitu meningkatkan mutu dan kemasan

produk agar sulit dipalsukan. Strategi WO yaitu menjalin kerjasama dengan

kelompok tani sehat dan dinas pertanian daerah dalam sosialisai dan promosi

produk. Strategi WT yaitu meningkatkan kualitas produk beras organik dengan

penambahan sarana dan prasarana yang mendukung. Berdasarkan hasil matriks

QSP diperoleh bahwa strategi menjalin kerjasama dengan kelompok tani sehat

dan dinas pertanian daerah dalam sosialisasi dan promosi produk merupakan

strategi perioritas, dengan nilai TAS terbesar yaitu 6,19.

Berdasarkan kelima tinjauan penelitian diatas, khususnya penelitian

mengenai strategi, seperti yang dilakukan oleh Putri dan Nuryamsiah memiliki

kesamaan dalam hal komoditas yang diteliti dan alat analisis yang digunakan

tetapi memiliki perbedaan pada tempat penelitian. Sementara penelitian yang

dilakukan Poernomo dan Elmi memiliki perbedaan dalam komoditas yang diteliti

tetapi memliki kesamaan dalam alat analisis yang digunakan. Sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati memiliki kesamaan dalam hal

komoditi yang diteliti tetapi memliki perbedaan dari alat anasisis yang digunakan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4. Adapun kelebihan penelitian ini

terletak pada faktor-faktor berikut:

1. Belum adanya penelitian serupa yang dilakukan di Permata Hati Organic Farm

2. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi

perusahaan, sehingga dapat memberi masukan yang berharga bagi perusahaan

(32)

Tabel 4. Penelitian Terdahulu

N0 Nama Tahun Judul Alat Analisis

1 Poernomo 2006 Strategi Pengembangan

Usaha Ikan Hias Air

2 Putri 2006 Strategi Pengembangan

Usaha Sayuran Organik Pada Kelompok Tani “ Usahatani Bersama”

Matriks IFE, EFE, IE, SWOT. QSPM

3 Rahmawati 2007 Analisis Usahatani

Sayuran Organik pada

(33)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam

kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas

alokasi sumber daya. Strategi merupakan respon secara terus menerus maupun

adiktif terhadap peluang dan ancaman ekternal serta kekuatan dan kelemahan

internal yang dapat mempengaruhi organisasi (Rangkuti, 2000).

Tujuan utama strategi dalam setiap kegiatan adalah mencapai

keberhasilan. Terdapat elemen strategi yang harus dipenuhi untuk menjamin

keberhasilan kegiatan. Pertama, tujuan yang diformulasikan secara sederhana

konsisten dan berjangka panjang. Kedua, pengertian mendalam terhadap

lingkungan persaingan. Ketiga, penilaian objektif terhadap sumberdaya dan

implementasi yang efektif. (David, 2004).

3.1.2 Definisi Manajemen Strategi

Era informasi dan globalisasi telah menciptakan suatu lingkungan bisnis

yang kompetitif. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan tipe perencanaan yaitu

manajemen strategi yang tidak sekedar untuk merespon perubahan yang

diperkirakan akan terjadi di masa depan, namun lebih dari itu perusahaan

memerlukan tipe perencanaan untuk menciptakan masa depan melalui

perubahan-perubahan yang dilakukan sekarang.

Menurut David (2004), manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai

seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan

mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu

mencapai obyektifnya. Tujuan utama manajemen strategi adalah untuk

mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa

(34)

3.1.3 Proses Manajemen Strategi

Proses manajemen strategi merupakan serangkaian komitmen, keputusan,

dan tindakan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memperoleh strategi

persaingan dalam menghasilkan keuntungan diatas rata-rata. Proses ini

berhubungan erat dengan keunggulan bersaing yang berkesinambungan

(sustanaible competitive advantage) dan resiko yang dimiliki oleh perusahaan. Proses manajemen strategi bersifat dinamis dan berkelanjutan. Adanya

suatu perubahan pada komponen utama dalam model, dapat menyebabkan

perubahan pada salah satu atau semua komponen lainya. Model manajemen

strategis menggambarkan perubahan pendekatan yang jelas dan praktis mengenai

formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi. Hubungan antar bagian utama

dalam proses manajemen strategi ditampilkan dalam model berikut.

Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategis

(35)

1. Perumusan atau formulasi stategi

Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi,

mengidentifikasikan peluang dan ancaman ekternal perusahaan, menentukan

kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang,

merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan

dilaksanakan.

2. Implementasi strategi

Tahap implementasi strategi yaitu mengimplementasikan pilihan strategi

dengan maksud mengalokasikan sumberdaya dan mengorganisirnya sesuai dengan

strategi. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya yang

mendukung strategi, menciptakan struktur organisai yang efektif dan

mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan

memberdayakan sistem informasi, serta menghubungkan kinerja karyawan

dengan kinerja organisasi.

3. Evaluasi strategi

Tahap evaluasi strategi berarti mengevaluasi hasil implementasi dan

memastikan bahwa strategi yang telah disesuaikan dapat mencapai tujuan

perusahaan (Jauch dan Glueck, 1988). Evaluasi strategi adalah tahap final dalam

manajemen strategi. Tiga aktifitas dasar evalusi strategi, yaitu (1) meninjau ulang

faktor eksternal dan internal, (2) mengukur kinerja, dan (3) mengambil tindakan

korektif .

3.1.4 Formulasi Strategi

Formulasi strategi adalah menentukan aktivitas-aktivitas yang

berhubungan dengan pencapaian tujuan. Tahap formulasi strategi terdiri dari: 1)

pernyataan visi, misi, dan tujuan, 2) analisis lingkungan eksternal, 3) analisis

lingkungan internal, 4) alternatif strategi.

3.1.4.1 Pernyataan Visi, Misi, dan Tujuan

Penentuan visi dan misi merupakan langkah awal dalam proses

perencanaan, sedangkan penentuan tujuan mengikuti formulasi strategi. Ketiga

komponen tersebut mempunyai hubungan yang saling menunjang dan mempunyai

(36)

Visi adalah cita-cita masa depan yang ada dalam benak pendiri yang

kira-kira mewakili seluruh anggota perusahaan. Sebuah visi berisi pernyataan yang

singkat dan jelas mengenai tujuan organisasi dan bagaimana mencapainya pada

suatu titik waktu dimasa depan, sering dinyatakan dalam kata-kata atau istilah

yang bersifat kompetitif. Visi adalah sebuah gambaran mengenai tujuan dan

cita-cita di masa depan yang harus dimiliki organisasi sebelum disusun rencana

bagaimana mencapainya (Susanto, 2008).

Menurut Hunger dan Wheelen (2003), misi organisasi adalah tujuan atau

alasan mengapa organisasi hidup. Misi merupakan penjabaran secara tertulis

mengenai visi, agar visi menjadi lebih mudah dimengertti atau jelas bagi seluruh

bagian perusahaan. Pearce dan Robinson (1997) menyatakan bahwa misi suatu

perusahan adalah tujuan yang unik dan dapat membedakannya dari

perusahaan-perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan operasinya.

Perencanaan misi dirancang untuk memberikan tuntunan yang teguh dalam

pengambilan keputusan manajemen yang penting.

Pernyataan misi adalah pernyataan jangka panjang mengenai tujuan yang

membedakan sebuah bisnis dari perusahaan lain yang serupa. Suatu pernyataan

misi secara luas menggambarkan arah suatu organisasi dimasa depan (David,

2004).

Tujuan merupakan titik sentral semua kegiatan perusahaan yang dapat

dipakai menjadi alat untuk penilaian prestasi, pengendalian, koordinasi, dan juga

untuk keputusan strategi. Tujuan didefinisikan sebagai hasil tertentu yang

berusaha dicapai oleh organisasi (David, 2004). Tujuan merumuskan apa yang

diselesaikan dan kapan akan diselesaikan. Pencapaian tujuan perusahaan

merupakan hasil dari penyelesaian misi.

3.1.4.2 Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal adalah analisis yang dilakukan terhadap

situasi dalam perusahaan. Lingkungan internal perusahaan menggambarkan

kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia, fisik, finansial perusahaan dan juga

(37)

Pendekatan fungsional diperlukan untuk menganalisis lingkungan internal

perusahaan. Menurut David (2004), bidang fungsional yang menjadi variabel

dalam analisis internal adalah :

1. Manajemen

Manajemen merupakan suatu tingkatan sistem pengaturan organisasi yang

mencangkup sistem produksi, pemasaran, pengelolaan sumberdaya manusia dan

keuangan. Fungsi manajemen diterapkan pada struktur organisasi perusahaan

secara keseluruhan mencakup lima aktivitas dasar yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pemotivasian, penunjukan staf serta pengendalian/kontrol.

2. Pemasaran

Pemasaran merupakan proses menetapkan, mengantipasi, menciptakan,

memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan jasa. (David,

2004). Ada tujuh fungsi pemasaran, yaitu analis pelanggan, penjualan produk/jasa,

perencanaan produk dan jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran, dan

analisis peluang. Pemahaman terhadap fungsi pemasaran membantu penyusun

strategi mengidentifikasikan dan mengevaluasi kelemahan pemasaran.

3. Keuangan

Kondisi keuangan sering dijadikan ukuran tunggal terbaik dalam

menentukan posisi persaingan. Selain itu, kondisi keuangan perusahaan juga dapat

menjadi daya tarik bagi investor. Penetapan kekuatan dan kelemahan finansial

sebuah perusahaan sangat penting untuk memformulasikan strategi secara efektif.

4. Produksi/Operasi

Produksi dan operasi dalam suatu perusahaan merupakan seluruh aktivitas

yang merubah input menjadi output yang berupa barang dan jasa. Manajemen

produksi dan operasi erat kaitannya dengan input, proses dan output. Manajemen

produksi/ operasi terdiri dari lima fungsi atau bidang keputusan yaitu proses,

kapasitas, persedian, tenaga kerja dan mutu. Kekuatan dan kelemahan dalam lima

fungsi produksi tersebut dapat berarti sukses atau gagal dari suatu usaha.

5. Penelitian dan Pengembangan

Bidang utama kelima dari operasi internal yang harus diteliti kekuatan dan

kelemahannya yaitu penelitian dan pengembangan (Litbang). Banyak perusahaan

(38)

kesuksesan aktifitas litbang agar bertahan. Perusahaan menjalankan stategi

pengembangan produk harus mempunyai orientasi litbang yang kuat. Litbang

diarahkan pada pengembangan produk baru sebelum pesaing melakukannya,

memperbaiki mutu produk atau memperbaiki proses manufaktur untuk menekan

biaya..

3.1.4.3 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan para

perencana strategi untuk memantau faktor lingkungan eksternal dalam

menentukan peluang dan ancaman terhadap perusahaan. Dengan demikian

perusahaan dapat memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan

dapat menangani ancaman dari luar. Menurut Purwanto (2006), Analisis

lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari analisis lingkungan umum dan

analisis lingkungan industri

1. Lingkungan Umum

Lingkungan umum merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar

perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja

perusahaan. Lingkungan tersebut memberikan peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Lingkungan umum terdiri atas faktor ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan, politik, teknologi, dan ekologi/alam.

a) Faktor Ekonomi

Kondisi ekonomi suatu daerah atau Negara dapat mempengaruhi iklim

bisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula

iklim bisnis. Jauch and Glueck (1988) mengatakan bahwa keadaan perekonomian

pada waktu sekarang dan dimasa yang akan dapat mempengaruhi keuntungan dan

strategi perusahaan. Faktor-faktok ekonomi spesifik yang dianalisis dan

diagnostik kebanyakan perusahaan, yaitu (1) tahapan siklus bisnis, (2) gejala

inflasi dan deflasi dalam harga barang dan jasa, (3) kebijakan keuangan, suku

bunga dan devaluasi atau revaluasi uang dalam hubungannya dengan uang asing,

(4) kebijakan fiscal, dan (5) neraca pembayaran, dan surplus.

b) Faktor Sosial, Budaya dan Lingkungan

Perubahan sosial, budaya, dan lingkungan memiliki pengaruh besar

(39)

pun besar beroreintasi laba dan nirlaba dalam semua industri telah dikejutkan dan

ditantang oleh peluang dan ancaman yang berasal dari perubahan variebel sosial,

budaya, demografi, dan lingkungan. Tren sosial, budaya, demografi, dan

lingkungan membentuk cara masyarakat hidup, berproduksi, dan mengkonsumsi.

Tren baru menciptakan tipe konsumen yang berbeda, ini mengakibatkan

kebutuhan akan barang dan jasa serta strategi yang berbeda.

c) Faktor Politik

Arah dan stabilitas dari faktor politik merupakan pertimbangan utama

dalam memformulasikan strategi perusahaan. Kendala-kendala politik

diberlakukan terhadap perusahaan melalui keputusan perdagangan yang wajar,

program perpajakan, perundangan gaji minimum, kebijakan polusi dan penetapan

harga, batasan administratif serta banyak tindakan lain yang bertujuan untuk

melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan. Kebijakan

pemerintah untuk memberi subsidi pada industri dan perusahaan tertentu akan

mempengaruhi keberadaan industri atau perusahaan lain. Kebijakan pemerintah

dalam hubungannya dengan perusahaan dapat berubah sewaktu-waktu sehingga

tindakan pemerintah dapat mempengaruhi pilihan strategi usaha.

d) Faktor Teknologi

Menurut Peare dan Robinson (1997), untuk menghindari keuangan dan

mendorong inovasi, perusahaan harus mewaspadai perubahan teknologi yang

mungkin mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat

membuka kemungkinan terciptanya produk baru, penyempurnaan produk yang

sudah ada, atau penyempurnaan dalam teknik produksi pemasaran.

e.) Faktor Ekologi atau Alam

Istilah ekologi mengacu pada hubungan antar manusia dan mahluk hidup

lainya dengan udara, tanah, dan air yang mendukung kehidupan mereka. Perhatian

perusahaan yang semakin besar untuk melindungi lingkungan dibuktikan oleh

upaya perusahaan untuk menetapkan kebijakan yang mendukung ekologi.

Perusahaan juga harus mewaspadai ancaman dan peluang yang berhubungan

dengan kecendrungan dalam lingkungan alam seperti: kekurangan bahan baku,

peningkatan biaya energi, peningkatan level produksi, dan perubahan peran

(40)

2. Lingkungan Industri

Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal

perusahaan atau organisasi yang memiliki implikasi relatif lebih spesifik dan

langsung terhadap operasional perusahaan.

1. Ancaman Pendatang Baru

Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan

untuk merebut bagian pasar.Akibatnya harga menjadi turun atau biaya

membengkak sehingga mengurangi kemampulabaan. Ancaman masuknya

pendatang baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada,

digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada sehingga dapat

diperkirakan oleh pendatang baru.

2. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun, tawar

menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta

berperan sebagai pesaing satu sama lain dengan mengorbankan kemampulabaan

industri. Kekuatan dari tiap-tiap kelompok pembeli yang penting dalam industri

tergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya dan pada kepentingan

relatif pembelinya dari industri yang bersangkutan dibandingkan dengan

keseluruhan bisnis tersebut.

3. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Kekuatan tawar menawar pemasok dapat menaikkan harga atau

menurunkan kualitas barang dan jasa yang dijualnya. Kelompok pemasok yang

terkuat menurut Pearce dan Robinson (1997), adalah jika: 1) dominasi oleh sedikit

perusahaan dan lebih konsentrasi daripada industri di tempat mereka menjual

produknya, 2) produk pemasok bersifat unik atau terdeferensiasi apabila terdapat

biaya pengalihan, 3) pemasok tidak bersaing dengan produk-produk lain dalam

industri, 4) pemasok memiliki kemampuan untuk melakukan integrasi maju ke

industri pembelinya, 5) industri bukan merupakan pelanggan penting bagi

pemasok.

4. Ancaman Produk Pengganti (Produk Subsitusi)

Industri akan bersaing dengan industri produk pengganti dalam merebut

(41)

mendapat perhatian besar adalah produk lain yang menjalankan fungsi yang sama

atau produk yang mempunyai kecendrungan memiliki harga atau prestasi yang

lebih baik dari produk lainnya.

5. Persaingan Di Antara Perusahaan Yang ada

Kekuatan ini paling berpengaruh dibandingkan dengan empat kekuatan

lainya. Strategi yang dijalankan oleh satu perusahaan dapat berhasil hanya jika

strategi itu memiliki keunggulan komperatif dibandingkan dengan strategi yang

dijalankan perusahaan pesaing (David,2004). Persaingan dikalangan anggota

industri terjadi karena ada perebutan posisi dengan menggunakan taktik seperti

persaingan harga, introduksi produk, dan perang iklan.

31.4.5 Menentukan Alternatif Strategi

Strategi alternatif yang dapat diambil perusahaan dapat dikelompokkan

menjadi empat bagian dan 12 tindakan yaitu (David, 2004):

a. Strategi Integratif

Strategi ini memungkinkan perusahan dapat mengendalikan para

distributor, pemasok, dan pesaing yaitu terdiri dari:

1. Integrasi ke depan yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor

atau pengecer.

2. Integrasi kebelakang yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali atas

perusahaan pemasok.

3. Integrasi horizontal yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali atas

para pesaing.

b. Strategi Intensif

Strategi ini memerlukan usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi

persaingan perusahaan dengan produk yang ada, yaitu terdiri dari:

1. Penetrasi pasar yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar dari produk atau

jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar.

2. Pengembangan pasar yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang telah ada

ke wilayah geografi baru.

3. Pengembangan produk yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan

memperbaiki produk jasa yang sudah ada atau mengembangkan yang baru.

(42)

Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk baru. Strategi ini

kurang begitu popular, paling tidak ditinjau dari sisi tingginya tingkatan kesulitan

manajemen dalam mengendalikan aktivitas perusahaan yang berbeda, yaitu terdiri

dari:

1. Diversifikasi konsentrik yaitu menambah produk atau jasa baru, tetapi masih

terkait.

2. Diversifikasi konglomerat yaitu menambah produk atau jasa baru, yang tidak

terkait, untuk para pelanggan baru.

3. Diversifikasi horizontal yaitu menambah produk atau jasa baru, tidak terkait,

untuk pelanggan yang sudah ada.

d. Strategi Defensif

1. Rasionalisasi biaya yaitu merestrukturisasi dengan cara mengurangi biaya.

2. Aset agar dapat meningkatkan penjualan dan keuntungan.

3. Divestasi yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi.

4. Likuidasi yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai

dengan nilainya yang terlibat.

3.1.5 Matrik IFE dan Matrik EFE

Menurut David (2004), matrik IFE (Internal Factor Evaluation) meliputi faktor-faktor internal organisasi sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan

organisasi yang merupakan petunjuk dasar untuk menentukan posisi perusahaan.

Hal yang sama juga berlaku untuk matrik EFE (External Factor Evaluation) yang merupakan ringkasan dari ancaman dan peluang yang dihadapi organisasi. Matrik

IFE dan EFE terdiri dari kolom bobot, rating, dan total nilai yang merupakan hasil

kali dari bobot dan rating. Untuk kolom bobot dan rating diisi dengan nilainya

yang merupakan hasil dari pengelompokan faktor-faktor internal dan eksternal

berdasarkan tingkat kepentingannya.

3.1.6 Matrik I-E

Matrik I-E (Internal- External) merupakan salah satu parameter yang meliputi matrik parameter kekuatan internal dan pengaruh eksternal perusahaan

yang masing-masing akan diidentifikasikan ke dalam elemen eksternal dan

Gambar

Tabel 4. Penelitian Terdahulu
Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategis
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional
Tabel 5. Jenis Data yang Dikumpulkan dalam Kajian Penelitian di Perusahaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kualitas pelayanan dan harga terhadap kepuasan pelanggan kereta api kelas argo jurusan

Berdasarkan uji F yang dilakukan, diketahui bahwa nilai F hitung (42,459) > F tabel (3,9391), sehingga hipotesis keempat yaitu ada pengaruh yang signifikan

4.4.2 Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa yang Paling Berpengaruh Terhadap Kepuasan Pelanggan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Sub Divre III.1 Kertapati

Terhadap Kepuasan Pelanggan pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Sub D ivisi Regional III.1 Kertapati”.. 1.2

Rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain adalah bagaimana Pengaruh Kualitas Pelayanan Yang Diberikan PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional IV Tanjung Karang terhadap

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan empati terhadap kepuasan konsumen berdasarkan

hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh Harga terhadap Kepuasan Pelanggan pengguna jasa kereta api sribilah kelas exsekutif Medan.. karakteristik dasar dalam orientasi