HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU
MENGENAI KEPUTIHAN DI DUSUN TUJUH DESA BANDAR
KHALIPAH KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2008
DISUSUN OLEH
075102068
EPA SAFRIYANTI
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul : Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Ibu Mengenai keputihan Nama : Epa Safriyanti
Program : D-IV Bidan Pendidik
Pembimbing Penguji
(Dr.Isti Ilmiati Fujiati, MSc (CMFM) (dr. Rina Amelia) Penguji I
( Hj. Djumiati, M.Kes) Penguji II
Penguji III (Dr.Isti Ilmiati Fujiati, MSc (CMFM)
Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sain Terapan pada program D-IV Bidan Pendidik
(Dewi Elizadiani Suza, S.Kp, MNS)
NIP. 132258269 NIP.130810201
(Dr. Murniati Manik, SpKK, MSc) Koordinator Karya Tulis Ilmiah Ketua Pelaksana
LEMBAR PERSETUJUAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU MENGENAI KEPUTIHAN DI DUSUN TUJUH DESA BANDAR KHALIPAH
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008
Diperiksa Dan Dinyatakan Untuk Disetujui Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Program D-IV Bidan Pendidik USU Medan
Medan , 28 Juni 2008
Diketahui Oleh
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah atas limpahan rahmat dan hidayahNya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Ibu Mengenai Keputihan di
Dusun Tujuh Desa Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Chairuddin Lubis DTM dan Sp. A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Gontar Alamsyah Siregar SpPD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan yang telah memberi kesempatan kepada penulis mengikuti program D-IV Bidan Pendidik.
3. Prof. dr. Guslihan Dasa Djipta, Sp.A (K) selaku Ketua Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK, selaku Ketua Program D-IV Bidan Pendidik FK USU.
6. Seluruh Dosen Pengajar pada Program D-IV Bidan Pendidik FK USU yang telah membekali penulis dengan ilmu dari awal kuliah sampai selesainya pendidikan ini.
7. Bapak dr. Isti Ilmiati Fujiati (MSc) (CMFM), selaku dosen pembimbing sekaligus Penguji III yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
8. Ibu dr. Rina Amelia , selaku Penguji I yang telah memberikan masukan dan arahan bagi penulis dalam menyelesaikan KTI ini.
9. Ibu Hj. Djumiati M.Kes, selaku penguji II yang telah banyak memberikan masukan dan arahan bagi penulis dalam menyelesaikan KTI ini.
10. Ibu Lisma, S.Sos yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Dusun Tujuh Desa Bandar Khalipa Kabupaten Deli Serdang 11. Kedua orang tuaku yang sangat kusayangi, Ayahanda Sarifuddin dan Ibunda
Rahmaniar yang selalu mendukung dalam doa dan moril serta materil selama mengikuti pendidikan
12. Kepada Adinda Gunawan, Tomi, Hengki dan Topan yang telah memberikan dukungan mental selama pendidikan
13. Sahabat-sahabat program D-IV bidan Pendidik FK USU, yang telah berbagai pengalaman, masukan dan dukungan dalam penyelesaian penyusunan karya tulis ilmiah ini.
bermanfaat bagi semua pihak dan kiranya Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayahNya bagi kita semua.
Medan, Mei 2008
Judul : Hubungan Pengetahuan Dan Tindakan Ibu Mengenai Keputihan Di Dusun Tujuh Desa Bandar Khalipah Deli Serdang Tahun 2008
Nama : Epa Safriyanti NIM : 075102068
ABSTRAK
Kanker servik adalah penyebab kematian terbanyak jumlahnya lebih besar dibandingkan penderita kanker payudara dan merupakan pembunuh wanita pertama di dunia. Kanker servik adalah penyakit yg sangat ditakuti perempuan. Diperkirakan setiap dua menit seorang wanita di dunia meninggal akibat kanker servik (kanker leher rahim). Di Indonesia diperkirakan 15.000 wanita penderita kanker leher rahim, 8.000 diantaranya meninggal setiap tahun. 90% kasus kanker servik ditandai dengan keputihan (Rahmi, 2007)
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan tindakan ibu mengenai keputihan. Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu yang pernah mengalami keputihan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang pernah mengalami keputihan sebayak 60 orang dan semuanya dijadikan sampel atau subjek.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh pengetahuan tinggi 23 orang (38.3%), rendah 37 orang (61.7%) tentang sikap setuju 43 orang (71.7%), tidak setuju 17 orang (28.3%) dan cara penanggulangannya baik 27 orang (45.0%), buruk 33 orang (55.0%).
Setelah melihat penelitian diatas, pengetahuan yang tinggi sangat berhubungan dengan tindakan ibu mengenai keputihan. Maki tinggi pengetahuan ibumekin baik tindakan ibu mengenai keputihan
DAFTAR ISI Lembar persetujuan Abstrak Pernyataan Kata pengantar Daftar isi Daftar table Daftar lampiran BAB 1
PENDAHULUAN……….………. 1
1.1 Latar belakang……… …….1
1.1 Rumusan masalah……….…2
1.3 Tujuan penelitian………..2
1.4 Tujuan penelitian………..2
1.5 Manfaat penelitian………2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……….3
2.1 Definisi keputihan……….3
2.2 Teori keputihan……….3
2.3. Pengetahuan………13
2.4. Tindakan……….16
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN……….18
3.1. Kerangka konsep……….18
3.2. Definisi konseptual………..18
3.3. Definisi operasional……….18
3.4. Hipotesis ……….19
BAB 4 METODE PENELITIAN………....20
4.1. Desainp penelitian……… ..20
4.2. Populasi dan sample……….20
4.3. Lokasi penelitian………..20
4.4. Pertimbangan etik………20
4.5. Analisa data 4.6. Pengumpulan data 4.7. Uji validitas dan reliabilitas BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN………..24
5.1. Karakteristik responden………...24
5.2. Analisa data bivariat………28
5.3. Pembahasan……….28
DAFTAR TABEL
1. Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Di Dusun Tujuh Desa Bandar Khalipah
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar kuesioner penelitian Lampiran 2 : Master data
Judul : Hubungan Pengetahuan Dan Tindakan Ibu Mengenai Keputihan Di Dusun Tujuh Desa Bandar Khalipah Deli Serdang Tahun 2008
Nama : Epa Safriyanti NIM : 075102068
ABSTRAK
Kanker servik adalah penyebab kematian terbanyak jumlahnya lebih besar dibandingkan penderita kanker payudara dan merupakan pembunuh wanita pertama di dunia. Kanker servik adalah penyakit yg sangat ditakuti perempuan. Diperkirakan setiap dua menit seorang wanita di dunia meninggal akibat kanker servik (kanker leher rahim). Di Indonesia diperkirakan 15.000 wanita penderita kanker leher rahim, 8.000 diantaranya meninggal setiap tahun. 90% kasus kanker servik ditandai dengan keputihan (Rahmi, 2007)
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan tindakan ibu mengenai keputihan. Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu yang pernah mengalami keputihan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang pernah mengalami keputihan sebayak 60 orang dan semuanya dijadikan sampel atau subjek.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh pengetahuan tinggi 23 orang (38.3%), rendah 37 orang (61.7%) tentang sikap setuju 43 orang (71.7%), tidak setuju 17 orang (28.3%) dan cara penanggulangannya baik 27 orang (45.0%), buruk 33 orang (55.0%).
Setelah melihat penelitian diatas, pengetahuan yang tinggi sangat berhubungan dengan tindakan ibu mengenai keputihan. Maki tinggi pengetahuan ibumekin baik tindakan ibu mengenai keputihan
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kanker servik (kanker leher rahim) adalah penyebab kematian terbanyak jumlahnya lebih besar dibandingkan penderita kanker payudara dan merupakan pembunuh wanita pertama di dunia. Diperkirakan setiap dua menit seorang wanita di dunia meninggal akibat kanker servik. Di Indonesia diperkirakan 15.000 wanita penderita kanker servik, 8.000 diantaranya meninggal setiap tahun. (Rahmi, 2007) Kanker servik disebabkan oleh HPV (Hiuman Papiloma Virus) disamping itu juga didukung oleh faktor resiko yaitu berganti-ganti pasangan, keputihan yang berkepanjangan dan tidak diobati, dan karena faktor lain yang belum diketahui. 90% kasus kanker servik ditandai dengan keputihan (Djauzi, 2005).
1.2. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yaitu untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Ibu Mengenai Keputihan di Dusun Tujuh Desa Bandar Khalipah Deli Serdang Tahun 2008.
1.3. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan tindakan ibu mengenai keputihan di dusun Tujuh Desa Bandar Khalipah Deli Serdang tahun 2008. 2. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu mengenai keputihan 2. Untuk mengetahui tindakan ibu mengenai keputihan
3. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan tidakan ibu mengenai keputihan
1.4Manfaat penelitian
1. Bagi ibu.
Hasil penelitian dapat menambah ilmu pengetahuan bagi ibu-ibu di Dusun Tujuh Desa Bandar Khalipah Kabupaten deli serdang.
2. Bagi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan masukan yang berguna dalam pendidikan khususnya kesehatan reproduksi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keputihan
2.1.1. Definisi keputihan
Keputihan atau fluor albus adalah istilah untuk menggambarkan gejala keluarnya cairan dari alat atau organ reproduksi melalui vagina, selain darah. Keputihan merupakan gejala yang paling sering di temukan pada penderita ginekologi, adanya gejala ini diketahui karena mengotori celana si penderita (Wishnuwardani, 2005).
Indikasi adanya masalah kesehatan jika keputihan tersebut mulai berubah warna, gatal dan mengeluarkan bau yang kurang enak. Hampir semua perempuan mengalami keputihan minimal satu atau dua kali seumur hidupnya (Boyke, 2007)
2.1.2. Teori keputihan
Keputihan adalah salah satu gejala telah terjadinya infeksi pada organ reproduksi melalui vagina yang ditandai dengan keluarnya cairan akibat infeksi, mengandung banyak leukosit, warna putih, kekuning-kuningan sampai kehijau-hijauan., biasanya kental dan berbau (Indarti, 2000).
memelihara netralitas tubuh untuk membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh (Almatsier, 2004) .
1. Penyebab keputihan : 1. Bakteri.
Bakteri yang masuk ke liang vagina, juga menjadi penyebab keputihan, Misalnya: Gonokokus, Chalamidya trachomatis, Gardnerella, dan Treponema pallidum.
2. Jamur.
Jamur ternyata punya peran pula sebagai penyebab keputihan, Penyebabnya yaitu spesie Candida . Ciri-cirinya cairan kental, putih susu, dan gatal. Akibat jamur ini vagina akan terlihat kemerahan akibat gatal.
3. Parasit dan Virus
Parasit yang sering ditemukan pada orang dewasa adalah Trichomonas vaginalis, sedangkan pada anak-anak Enterobiasis. Untuk virus
biasanya disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) dan Herpes simplex. Selain itu adanya benda asing dalam vagina, kanker, dan
menopause juga dapat menjadi penyebab datangnya keputihan.
4. Sisa kotoran buang air besar yang tertinggal karena pembasuhan yang kurang sempurna
Buang air besar yang tidak setiap hari juga merangsang sekresi lendir dari vagina karena adanya massa berupa kotoran di saluran poros usus yang berada di belakang vagina.
6. Karena kanker
Keputihan akibat kanker rahim dan kanker leher rahim 7. Diet
Diet ketat terhadap produk susu dan pemanis buatan 8. Celana yang ketat
Pemakaian celana yang ketat misalnya jeans jika sering digunakan dapat menyebabkan keputihan karena sirkulasi di daerah tersebut terganggu
9. Pakaian dalam dari bahan nylon
10. Karena kehamilan (Wishnuwardani, 2005).
2. Menurut Boyke dikenal dua jenis keputihan yaitu
1. Keputihan fisiologis ▪ Tidak gatal
▪ Tidak bau
▪ Datangnya menjelang masa subur
▪ Biasanya juga datang menjelang perempuan dewasa haid.
2. Keputihan patologis ▪ Gatal
▪ Berbau amis seperti ikan mentah atau anyir
3. Kondisi normal yang dapat menyebabkan sekret keluar berlebihan
1. Bayi baru lahir hingga berusia kira-kira 10 hari. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon estrogen dari ibunya.
2. Masa sekitar menarche atau pertama kalinya haid datang. Keadaan ini ditunjang oleh hormon estrogen.
3. Seorang perempuan yang mengalami kegairahan seksual. Hal ini berkaitan dengan kesiapan vagina untuk menerima penetrasi pada vagina.
4. Masa disekitar ovulasi karena produksi kelenjar-kelenjar mulut rahim
5. Kehamilan yang menyebabkan meningkatnya suplai darah ke daerah vagina dan mulut rahim serta penebalan dan melunaknya selaput lendir vagina.
6. Akseptor kontrasepsi pil dan akseptor spiral
7. Pengeluaran lendir yang bertambah pada perempuan yang sedang menderita penyakit kronik atau pada perempuan yang mengalami stress (Wishnuwardani, 2005)
4. Tampilan keputihan abnormal
1. Sekret berlebihan putih seperti kepala susu dan menyebabkan bibir kemaluan gatal.
2. Sekret berlebihan berwarna putih kehijau-hijauan atau kekuning-kuningan dengan bau yang tidak sedap.
4. Sekret sedikit atau banyak berupa nanah, rasa sakit dan rasa terbakar saat berkemih, terjadi beberapa waktu setelah berhubungan seksual dengan pasangan yang sedang ada keluhan pada kemaluannya kemungkinan gonorehoeae
5. Sekret kecoklatan seperti darah, terjadi setelah senggama kemungkinan penyebabnya adanya erosi pada mulut rahim (porsio)
6. Sekret bercampur darah terjadi ditengah siklus haid atau setelah senggama. Kemungkinan adanya polip pada servik.
7. Sekret bercampur darah disertai bau yang khas akibat banyaknya sel-sel yang mati kemungkinan penyebabnya adanya proses keganasan (kanker) (Wishnuwardani, 2005).
2.1.3. Diagnosis
Gatal (pruritis) dan duh (cairan) vagina. Karakter duh vagina seperti keju, lunak berwarna putih susu, mungkin bergumpal dan tidak berbau. Rasa nyeri pada vagina, sensasi terbakar pada vulva, dispareuni dan disuria juga dapat dikeluhkan (Felix, 2007).
Pemeriksaan kasus keputihan
Pemeriksaan dilakukan sebagai konfirmasi terhadap gejala yang disampaikan klien atau yang timbul pada waktu anamnesa.
1. Genetalia luar
Pemeriksaan untuk mengetahui ; a. Tanda kemerahan
c. Luka atau rasa nyeri kalau di sentuh d. Kelainan lain
2. Genetalia dalam
Pemeriksaan dalam spekulum steril, vagina dan servik diperiksa terhadap a. Tanda peradangan pada selaput lendir vagina atau servik dan adanya nanah b. Cairan vagina (duh tubuh vagina) (Sofyan, 2006).
2.1.4. Penanggulangan
Penanggulangan adalah berbagai obat penawar atau pamungkas dari yang murah sampai yang mahal untuk mengobati berbagai macam penyakit.
Pada penanganan keputihan dikenal beberapa cara : 1. Pengobatan
2. Sebagai penawar saja 3. Minum Susu
4. Obat pemusnah atau pamungkas
5. Melakukan penghancuran lokal pada adanya kutil dileher rahim, liang senggama atau bibir kemaluan atau melakukan pembedahan
6. Pemantauan 7. Penyembuhan 8. Jadwal kunjungan
1. Pengobatan.
pada pemeriksaan berkali-kali. Kasus ini sulit diobati beberapa perempuan menggunakan douche (pencuci) berulang kali untuk menjaga kebersihan vagina. Praktek ini dapat meningkatkan kemungkinan infeksi vagina karena mengurangi laktobasil vagina. Jika pasien memerlukan obat-obatan dapat diberikan jelli untuk mengasamkan vagina (acijell). Antibiotik harus dihindari karena dapat memperbanyak cairan dari pada menyembuhkannya (Llewellyn,2002)
2. Sebagai penawar saja
Banyak dijual dipasaran beberapa larutan antiseptik mulai dari Betadine vagina kit, Intima, Dettol yang digunakan untuk membersihkan cairan keputihan dari liang senggama, akan tetapi tidak untuk membunuh kuman penyebabnya. Pada kejadian kanker stadium lanjut seorang dokter akan memberikan pengobatan dengan melakukan penyinaran dengan radioaktif atau penyuntikan sitostatika dengan maksud tidak mengobati penyakitnya tetapi hanya menghambat pertumbuhan atau penyebaran kanker lanjut saja.
3. Minum Susu
4. Obat pemusnah atau pamungkas
Golongan Azol adalah pilihan untuk vaginitis candida akut. Apabila terdapat vulvitis juga dapat digunakan krim klotrimazole, econazole, atau miconazole. Krim Nystatin juga dapat digunakan tapi krim ini dapat mewarnai celana dalam. Pengobatan dilakukan selama satu sampai dua minggu atas resep dokter. Angka kesembuhan dengan menggunakan antimikotik golongan Azole mencapai 80-90% (Glasier, 2001).
5. Melakukan penghancuran lokal
Dilakukan operasi berupa pengangkatan sebagian jaringan leher rahim dengan menggunakan kawat berlubang yang dialiri listrik atau dipancung berbentuk kerucut ke bawah menggunakan pisau operasi yang disebut dengan konisasi. Juga dapat dilakukan pengangkatan seluruh badan kandungan yang disebut sebagai histerektomia pada adanya prakanker leher rahim dengan jumlah anak yang telah cukup atau adanya kanker leher rahim stadium Ia. Jika kanker leher rahim telah mencapai stadium klinik Ib atau Iia dilakukan histerektomia radikal dimana selain badan kandungan juga disertai oleh pengangkatan kelenjar getah bening sekitarnya (regional).
6.Pemantauan
7.Penyembuhan
Jika terjadi luka penyembuhan dapat terjadi setelah 7-10 hari dan pembengkakan akan hilang setelah 7-14 hari. Jika dilakukan tindakan pembedahan pada leher rahim atau liang senggama. Maka munculnya jaringan normal setelah 4-6 minggu dan jaringan baru tersebut merupakan jaringan perbaikan. Pada leher rahim selain ditandai pematangan sel epitel muda yang ditandai dengan inti yang besar juga tumbuh jaringan ikat (Sianturi, 2004).
8.Jadual kunjungan
Jika dilakukan tindakan pembedahan lokal pada leher rahim maka jadual kunjungan akan ditentukan pada kurang lebih 6 minggu dari saat tindakan. Pada saat itu akan dilakukan ulangan pemeriksaan papsmear dan juga mungkin disertai pemeriksaan mikrobiolgik untuk menilai apakah infeksi telah benar-benar sembuh atau masih ada atau timbul suatu infeksi yang baru. Kendala dari penyembuhan ini jika ada hubungan yang tak terduga dari suami yang belum diobati atau terjadi perdarahan akibat melakukan senggama segera setelah dilakukan tindakan pembedahan lokal (Sianturi, 2004).
2.1.5. Pencegahan
Pencegahan adalah mencegah terjadinya penyakit selama hal ini mungkin dilakukan.
1. Kebersihan daerah kemaluan
pula saat mengeringkannya, bila arah ini salah maka kuman dari daerah anus dapat mencemari sekitar vagina yang lebih sensitif untuk mengalami infeksi. 2. Dalam keadaan haid atau menggunakan pembalut, gunakanlah pakaian dalam
yang pas sehingga pembalut tidak bergeser dari belakang ke depan 3. Hati-hati menggunakan kloset umum basah.
4. Jangan gunakan handuk bersama orang lain dan hindari penggunaan pakaian renang basah bergantian.
5. Selain itu keputihan sering terjadi bersamaan dengan reaksi alergi pada daerah kemaluan terhadap bahan sintetis dari pakaian dalam atau pembalut perempuan, sebaiknya gunakan pakain dalam dari katun.
6. Hindari pula penggunaan celana panjang yang ketat dan tebal seperti jeans terus-menerus karena dapat menggangu sirkulasi atau peredaran darah, sehingga menimbulkan sekret berlebihan.
7. Buang air besar yang tidak setiap hari juga merangsang sekresi lendir dari vagina karena adanya massa disaluran poros usus yang berada di belakang vagina.
8. Jangan merutinkan penggunaan cairan pencuci vagina, deodoran vagina, menyabuni daerah kemaluan berlebihan sehingga kelembaban daerah tersebut terganggu.
9. Pemakaian jamu, berendam dengan air sirih, dan lain-lain pada umumnya mengurangi gejala. Bila ada jamur, kurangi konsumsi gula dan karbohidrat. 10. Memakai alat pelindung terhadap kemungkinan tertularnya penyakit kelamin
11. Pemeriksaan dini
Kanker leher rahim dapat dicegah secara dini dengan menggunakan
pemeriksaan papsmear secara berkala. Dengan pemeriksaan papsmear dapat diamati adanya perubahan sel-sel normal menjadi kanker yang terjadi berangsur-angsur, bukan secara mendadak yang ditandai dengan keputihan sebelum kanker leher rahim timbul maka akan melalui fase prakanker dulu untuk jangka panjang dan jika tidak diobati baru gejala kanker yang sesungguhnya dapat terlihat (Sianturi, 2004).
2.2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah mendapatkan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra yakni: penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2003).
Sebelum orang mengadopsi perilaku didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni:
1. Awarenes (kesadaran). Orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebuh dahulu terhadap stimulus (objek)
2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul
4. Trial dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan yang diinginkan stimulusnya.
5. Adoption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus (Roger dalam Notoatmojo, 2003).
Pengetahuan mempunyai enam tingkatan yaitu:
1. Tahu (know). Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumya masuk kedalam pengetahuan. Tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (Comprehension). Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar, mampu menjelaskan, menyimpulkan, memberi contoh, meramalkan dan sebagainya.
3. Aplikasi (Aplication). Diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya atau penggunaan hukum-hukum, rumus, prinsip dan sebagainya dalam situasi lain.
4. Analisis (Analysis). Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi kedalam komponen-kompenen tapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Misalnya dengan menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
yang baru. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumus-rumus yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation). Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi suatu materi atau objek. Penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya membandingkan antara anak-anak yang kurang gizi dengan anak-anak yang cukup gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare dan sebagainya (Notoatmojo, 2003)
2.3. Tindakan
Notoatmojo (2003) menyatakan bahwa suatu sikap belum optimis tewujud pada suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap menjadi perbuatan diperlukan faktor endukung dan kondisi yang memungkinkan.
Ada 4 tingkatan dari tindakan praktek yaitu:
a. Persepsi yaitu memilih suatu objek sesuai dengan tindakan yang diambil
b. Respon terpimpin yaitu mengurutkan suatu tindakan sesuai dengan contoh yang ada.
c. Mekanisme yaitu melakukan tindakan yang benar agar jadi kebiasaan.
d. Adaptasi yaitu tindakan berkembang baik atau dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan itu.
2.4. Karakteristik responden
Menurut BKKBN usia reproduksai dibagi atas 3 bagian kelompok kelompok usia remaja dengan umur 20 tahun, kelompok usia reproduksi sehat umur 20-30 tahun dan kelompok resiko tinggi dan lebih dari itu suddah memasuksi masa menopause. Walaupun ibu tersebut termasuk usia remaja, reproduksi sehat, ibu resiko tinggi dan ibu yang sudah lansia kemungkinan untuk mengalami penyakit kanker tetap ada yang salah satunya disebabkan oleh keputihan yang sudah tidak normal lagi (BKKBN, 2000)
2.4.2. Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap individu untuk meningkatkan sumber daya individu itu sendiri dan sumber daya negara. Pendidikan masyarakat yang rendah akan sangat merugikan individu itu sendiri, masyarakat maupun pemerintah atau negara (Notoatmojo, 2000)
2.4.3. Pekerjaan
Tindakan ibu mengenai Keputihan
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka konsep
Adapun kerangka konsep dari penelitian ini adalah melihat hubungan antara pengetahuan ibu sebagai variabel independen dengan tindakan ibu terhadap keputihan sebagai variabel dependen.
Variabel Independen Variabel Dependen
3.2 Definisi konseptual
1. Pengetahuan ibu adalah mendapatkan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukkan pengindraan terhadap suatu objek (Notoatmojo, 2003).
2. Tindakan adalah : menyatakan suatu sikap belum optimis terwujud pada suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap menjadi perbuatan diperlukan faktor pendukung (Notoatmojo, 2003)
3. Keputihan adalah salah satu gejala telah terjadinya infeksi pada organ reproduksi melallui vagina yang ditandai dengan keluarnya cairan akibat infeksi. Cairannya banyak mengandung leukosit warna kekuning-kuningan sampai kehijau-hijauan atau keabu-abuan biasanya kental dan berbau (Sianturi, 2004)
3.3Definisi operasional
Pertanyaan no : 1-11 Alat ukur : kuesioner Cara menilai jawaban :
Kalau benar nilainya satu (2), kalau salah nilainya dua (1) Nilai kuesioner
Tinggi : apa bila diperoleh nilai kuesioner 18-22 Rendah : apa bila diperoleh nilai kuesioner 1-17 Skala ukur: ordinal
2. Tindakan adalah setiap perlakuan yang diberikan oleh ibu untuk mencegah keputihan
Pertanyaan no: 12-29 Alat ukur : kuesioner Cara penilaian jawaban Jika benar nilainya dua (2) Jika salah nilainya satu (1) Nilai kuesioner :
Baik : apa bila diperoleh nilai kuesioner 35-54 Buruk : apa bila diperoleh nilai kuesioner 1-34
3.3. Hipotesis
H0 : tidak ada hubungan antara antara pengetahuan dan tidakan ibu mengenai keputihan
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan tindakan ibu mengenai penangggulangan keputihan.
4.2Populasi dan sampel
4.2.1 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu umur >20 tahun yang bertempat tinggal di Dusun Tujuh Desa Bandar Khalipah yang terletak di Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah 60 orang
4.2.2. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu umur >20 tahun yang bertempat tinggal di Dusun Tujuh Desa Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 dengan jumlah 60 orang dan semua dijadikan subjek penelitian (total sampling)
4.3Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di Dusun Tujuh Desa Bandar Khalipa yang terletak di Kabupaten Deli Serdang dengan pertimbangan di desa tersebut belum pernah dilakukan penelitian sejenis, yang dilaksanakan pada tanggal.
4.4Pertimbangan Etik
4.4.1. Surat Persetujuan
menjadi responden. Tujuan Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani, lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.
4.4.2. Jaminan
Memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama reponden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan inisial pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
4.4.3. Kerahasiaan
Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah kuesioner yanhg berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan masalah. Adapaun variabel dalam penyusunan pertanyaan diambil dari daftar pustaka dan kerangka konsep sebanyak 30 pertanyaan.
4.6 Analisa Data
Analisa data yang dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan SPSS12.0
1. Peneliti mengajukan permohonan izin untuk melakukan penelitian pada program D-IV Bidan Pendidik FK USU
2. Setelah mendapatkan surat izin dari pendidikan, peneliti mengajukan surat tersebut ke kantor kepala desa Bandar Khalipah
3. Setelah mendapatkan izin dari kepala desa peneliti mulai melakukan pengumpulan data dari responden
4. Setelah responden setuju untuk emjadi subjek penelitian, peneliti mengajukan surat persetujuan responden untuk ditanda tangani.
5. Peneliti meminta kesediaan responden untuk mengisi kuesioner yang berlangsung selama 15 menit
6. Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner pada responden
7. Setelah semua kuesioner dijawab oleh responden maka peneliti mohon izin dan mengucapkan terimakasih kepada responden
8. Semua data yang terkumpul diolah dan dianalisa
4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas
Pengukuran validitas dan reliabilitas instrumen pada penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik cronbach’s alpha. Teknik ini bertujuan untuk menguji apakah setiap item atau butir pertanyaan benar-benar mampu mengungkapkan faktor yang akan diukur atau konsistensi internal setiap item alat ukur dalam mengungkap faktor yang akan diukur.
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden
[image:33.595.97.484.382.512.2]Responden dalam penelitian ini adalah sampel ibu yang pernah mengalami keputihan di Dusun Tujuh Desa Bandar Khalipah yang teletak di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 yaitu sebanyak 60 orang. Untuk memperoleh gambaran karakteristik responden ini meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan tindakan
Tabel 5. 1.1. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik umur responden di Dusun Tujuh Desa Bandar Khalipah yang terletak di Kabupaten Deli Serdang
Karakteristik Jumlah Persen %
Umur
20-29 7 11,7
30-39 18 30,0
40-49 23 38,3
50-59 8 13,3
> 60 4 6,7
Total 60 100,0
[image:33.595.93.509.631.731.2]Berdasarkan data diatas yang paling banyak ibu berusia 40-49 tahun sebanyak 23 orang (38,3%), dan paling sedikit ibu berusia >60 tahun sebanyak 4 orang (6,7%) Tabel 5.1.2 Dari hasil pengolahan data diperoleh pendidikan ibu yang pernah
mengalami keputihan
Tabel 5.1.2. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik Pendidikan responden
2 Pendidikan jumlah Persen %
SD 23 38,3
SMP 19 31,7
SMA 13 21,7
Sarjana 5 8,3
Segi pendidikan paling banyak ibu berpendidikan SD sebanyak 23 orang atau (38,3%) dan paliang sedikit ibu berpendidikan tinggi sebanyak 5 orang (8,3%). Tabel 5.1.3 Dari hasil pengolahan data diperoleh pekerjaan ibu yang pernah
[image:34.595.97.485.232.333.2] [image:34.595.105.512.491.749.2]keputihan
Tabel 5.1.3. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik pekerjaan responden
Pekerjaan Jumlah Persen %
Ibu RT 53 88,3
Bekerja : PNS 4 6,6
Peg.Swasta 1 1,7 Wiraswasta 2 3,3 Total 60 100
Dari segi pekerjaan yang paling bayak ibu memepunyai pekerjaan sabagai ibu rumah tangga sebanyak 53 orang (88,3%) dan yang paling sedikit mempunyai pekerjaan sabagai pegawai swasta 1 orang (1,7%)
5.2.Pengetahuan
5.2.1. Distribusi kategori jawaban responden mengenai pengetahuan tentang keputihan
No
Pertanyaan Jawaban
A. Pengetahuan Benar % Salah %
1 Pengertian keputihan menurut pendidikan
38 66.7 22 33.3
2 Pada saat kapan anda mengalami keputihan
37 61.7 23 38.3
3 Keluarnya cairan keputihan dari daerah kemaluan disebut
39 65.0 21 35.0
4 Jenis-jenis keputihan 36 60.0 24 40.0 5 Ciri-ciri keputihan yang
normal
6 Cirri-ciri keputihan yang tidak normal
35 59.3 25 41.7
7 Keputihan pada ibu hamil adalah normal
34 56.7 26 43.3
8 Penyebab keputihan 36 60.0 24 40.0 9 Akibat keputihan yang tidak
diobati
38 66.7 22 33.3
10 Tanda-tanda keputihan yang tidak normal
33 55.0 22 45.0
11 Apakah penyakit keputihan bisa diobati
32 54.3 28 46.7
Tabel 5.2.2. Distribusi kategori responden menurut pengetahuan
No Pengetahuan Jumlah (orang) Persen (%)
1 Tinggi 23 38,3
2 Rendah 37 61,7
[image:35.595.101.513.110.342.2]Jumlah 60 100,0
Tabel 2 menunjukkan paling banyak responden berpengetahuan rendah 61,7 %. paling responden berpengetahuan tinggi 38,3%.
5.2.3. Tabel distribusi jwaban responden menurut tindakan ibu
B. Tindakan
12 Obat keputihan yang tepat 36 60.0 24 40.0 13 Mengganti pakaian dalam pada
keputihan
31 52.7 29 48.3
14 Pencuci vagina pada keputihan 35 59.3 25 41.7 15 Menggunakan amoxicillin pada
keputihan
44 74.3 16 26.7
16 Jenis minuman yang dapat mengobati keputihan adalah
46 76.7 14 23.3
18 Penggunaan handuk kecil di kamar mandi
46 80.0 14 20.0
19 Jenis celana yang dipakai bila keputihan
45 76.7 15 23.3
20 Yang dilakukan sehabis buang air kecil untuk menghindari keputihan
43 75.0 17 25.0
21 Pada keputihan barang yang tidak boleh dipakai bersama dengan orang lain
42 72.7 18 28.3
22 Bahan pakaian dalam yang menghindari keputihan
32 70.0 21 30.0
23 Bahan pakaian dalam yang menyebabkan keputihan
39 69.3 21 31.7
24 Apakah alergi dapat menyebabkan keputihan
33 66.7 22 33.3
25 Penggunaan pakaian dalam pada saat haid
32 55.0 28 45.0
26 Berbagi cerita pada saat keputihan
47 54.3 13 46.7
27 Tindakan pada keputihan 36 60.0 24 40.0 28 Dampak pada kegiatan
sehari-hari jika keputihan
31 52.7 29 48.3
29 Ibu hamil yang mengalami keputihan
[image:36.595.97.525.671.734.2]35 59.3 25 41.7
Tabel 5.2.4. Distribusi kategori responden menurut tindakan ibu tentang keputihan
No Tindakan Jumlah (orang) Persen (%)
1 Baik 43 71,7
2 Buruk 17 28,3
Tabel 3 menunjukkan paling bayak responden melakukan tindakan baik 71,7%. Paling sedikit responden melakukan tindakan buruk 28,3%.
5.3. Analisis Bivariat
[image:37.595.132.493.370.497.2]Analisis bivariat bermaksud untuk mengetahui kemaknaan hubungan antara 2 variabel independen dan variabel dependent dengan uji chi square.Tujuan menggunakan uji chi square ialah untuk menguji perbedaan persentase antara beberapa data. Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah tindakan mengenai keputihan. Dalam hal ini variabel independen adalah pengetahuan ibu.
Tabel 5.Pengaruh Pengetahuan dengan tindakan Ibu mengenai keputihan
No Pengetahuan
Tindakan keputihan
Buruk Baik Total
n % n % n %
1 Tinggi 8 24,2 15 55,6 23 38,3 2 Rendah 25 75,8 12 44,4 37 61,7
Total 33 100,0 27 100,0 60 100,0
Uji statistik dengan uji Chi-Square p=0,013
Pada tabel 5 hasil uji chi square menunjukkan pengetahuan tinggi persentase penanganan kategori baik lebih besar dibanding responden berpengetahuan rendah dan secara statistik ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan tindakan mengenai keputihan karena p value (0,013)< dari α (0,05).
6.2 Pembahasan
6.2.1. Usia Ibu
Menurut BKKBN usia reproduksai dibagi atas 3 bagian kelompok kelompok usia remaja dengan umur 20 tahun, kelompok usia reproduksi sehat umur 20-30 tahun dan kelompok resiko tinggi 31-40 tahun dan lebih dari itu >40 tahun sudah memasuki masa menopause. Dikarenakan bu suddah memasuki usia lanjut dan ketahanan tubuh ibu sudah mulai erkurang sehingga ibu akan lebih rrentan untuk terkena penyakit keputihan karena biasanya pada usia tersebut ibu sering
mengalami stres baik masalah keluarga. Anak-anak maupun masa menopause yang sedang dijalaninya (BKKBN, 2002)
Menurut asumsi peneliti, keputihan paling banyak terjadi pada umur 40-49 tahun karena ibu sudah memasuki usia lanjut dan ketahanan tubuh ibu mulai berkurang dan pada usia tersebut ibu sering mengalami stres, baik masalah pribadi, maupun masalah keluarga dan masa menopause yang sedang dijalaninya
6.2.2. Pendidikan
Segi pendidikan yang paling banyak ibu berpendidikan rendah sebanyak 23 orang (38,3%) dan paling sedikit ibu berpendidikan tinggi sebanyak 5 orang 8,3%) Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap individu. Pendidikan masyarakat yang rendah akan sangat merugikan individu itu sendiri, masyarakat maupun pemerintah atau negara. Sehingga karena rendahnya
Asumsi peneliti keputihan palig banyak terjadi pada ibu yang berpendidikan rendah, karena rendahnya pendidikan ibu sehingga ibu tidak dapat mengetahui tentang kesehatan.
6.2.3. Pekerjaan
Segi pekerjaan yang paling banyak ibu mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 53 orang (88,3%) dan paling sedkit mempunyai pekerjaan sabagai pegawai swasta 1 orang (1,7%)
Pekerjaan merupakan hal yang turut serta menentukan kesehatan seseorang. Apabila individu tersebut bekerja di kantor, wiraswasta ataupun ibu rumah tangga, ataupun seorang buruh. Karena stres yang diakibatkan oleh pekerjaan sering terjadi pada masyarakat terutama para wanita karena berhubungan dengan fisik, serta daya tahan tubuhnya. Belum lagi para ibu yang sudah berumah tangga harus harus melaksanakan kewajibannya sebagai istri dan ibu sesampai di rumah, mengurus suami dan anak-anaknya setelah lelah bekerja, sehingga karena kelelahan dan tidak bisa mengurus kesehatan dan kebersihan dirinya, sehingga meningkatkan tejadinya keputihan (Notoatmojo, 2000)
Menurut asumsi peneliti keputihan banyak terjadi pada ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga karena kewajibannya sehigga karena kelelahannya ibu tidak bisa mengurus kesehatan dan kebersihan dirinya sehingga meningkatkan terjadinya keputihan
6.3 Pengaruh Pengetahuan dan tindakan ibu mengenai keputihan
pengetahuan Ibu makin baik tindakan mengenai keputihannya. Makin rendah pengetahuan makin buruk tindakan ibu mengenai keputihan.
Pada tabel 5 terlihat dari 23 pengetahuan tinggi, 15 orang (55,6%) bertindak baik sisanya 8 orang (24,2%) bertindak buruk. Dari 37 pengetahuan rendah, 25 orang (75,8%) bertindak buruk hanya 12 orang (44,4%) bertindak baik . Pada tabel 5 hasil uji chi square terlihat persentase pengetahuan tinggi tindakan kategori baik lebih besar dibanding pengetahuan rendah dan secara statistik ada hubungan bermakna antara pengetahuan terhadap tindakan Ibu karena p value (0,013) < dari α (0,05).
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan tindakan ibu mengenai keputihan:
7.1.1. Ibu-ibu banyak yang berpengetahuan rendah yatiu 32 orang (61,7%) dan yang paling sedikit berpengetahuan tinggi yaitu 23 orang (38,3%)
7.1.2. Ibu-ibu yang paling banyak melakukan tindakan dengan baik yaitu 43 orang (71,7%), dan paling sedikit melakukan tindakan dengan buruk yaitu 17 orang (28,3%
7.1.3. Ada hubungan antara pengetahuan dan tindakan ibu mengenai keputihan
7.2. Saran
1. Kepada Pemerintahan Dusun Tujuh Desa Bandar Khalifah
Sebaiknya mengadakan kerjasama lintas sektoral dan lintas program
tahu membedakan mana pengetahuan yang benar sebagai acuan bertindak benar dan sesuai menurut kaedah ilmu pengetahuan.
2. Kepada Puskesmas di Desa Bandar Khalifah
Melakukan motivasi bagi petugas penyuluh kesehatan di Puskesmas agar secara kontiniu memberi penyuluhan kesehatan bagi Ibu-ibu di wilayah kerja Puskesmas secara merata khususnya Dusun Tujuh guna meningkatkan pemberdayaan perempuan di Desa agar tidak mudah terpengaruh dengan informasi yang tidak jelas dari lingkungan sekitarnya sehingga lebih mudah merubah perilaku masyarakat untuk lebih memilih menangani masalah keputihan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan mendeteksi dini kanker serviks dimasa mendatang.
3. Kepada Peneliti sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, 1997. Psikologi Sosial untuk Perawat. Jakarta: EGC
Ajen, D, 2006. Pendidikan Sex untuk Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka
Alexander,JO (Ed), 2003. Praktik Kebidanan Riset dan Isu. Jakarta:
EGC
Almatsier,S, 2004. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Utama
Daili,S, 2005. Infeksi Menular Seksual. Jakarta: FKUI
Darwis,S, 2003. Metode Penelitian Kebidanan Prosedur Kebijakan dan
Etik. Jakarta: EGC
Felix, 2007. Kandidiasis Vulvo Vagina Risihnya Keputihan Gara-gara
Jamur.
Glasier,A, 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: EGC
Hidayat,A, (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika
Indarti,J, (2000). Keputihan Mengurangi Rasa Pede.
Llwelyn,J, (2001). Dasar-dasar Obstetrik dan Ginekologi. Jakarta:
Hipokrates
Notoatmojo,S (2003). Ilmu Kesehatan Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta:
Rinika Cipta
Nugraha,B, (2000). Jangan Sepelekan Keputihan.www.kespro.com
Owen,E, (2005). Panduan Kesehatan Bagi Wanita. Jakarta: Prestasi
Pustaka
Rayburn,W, (Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika
Saifuddin,A (Ed), (2002) Buku Panduan Kesehatan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Schaffer,S, (2000). Pencegahan Infeksi dan Praktek yang Aman. Jakarta:
EGC
Sianturi, MHR, (2003). Keputihan Suatu Kemelut Kenyataan di Balik
Suatu Kemelut. Jakarta: FKUI
Soemanto,W, (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Sofyan dkk, (2006). Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta: IBI
Suraccman, A, (2004). Pengemasan Informasi.
informasi.com,
Wishnuwardani,S, (2005). Siputih yang Meresahkan. www.kespro.com
Kuesioner penelitian
Hubungan pengetahuan dan tindakan ibu mengenai keputihan di Dusun Tujuh Desa Bandar Khalipah Kabupaten Deli Serdang tahun 2008
A. Pengetahuan
1. Pengertian keputihan menurut pendidikan
a. Darah
b. cairan lender berwarna putih
2. Pada saat kapan anda mengalami keputihan
a. Remaja
b. Dewasa
3.Keluarnya cairan keputihan dari daerah kemaluan disebut a. haid
b. keputihan
4. Jenis-jenis keputihan
a. normal dan tidak normal b. normal
5. Ciri-ciri keputihan yang normal a. tidak bau, tidak gatal
b.kuning, gatal dan berbau
6. Ciri-ciri keputihan yang tidak normal a. putih dan tidak berbau
7. Keputihan pada ibu hamil adalah normal a. tidak
b. ya
8. Penyebab keputihan a. kurang gizi b. kuman
9. Akibat keputihan yang tidak diobati a. vagina berdarah
b. mandul dan kanker
10. Tanda-tanda keputihan yang tidak normal t menyebabkan a. menopause
b. mandul dan kanker
11. Apakah penyakit keputihan bisa diobati a. tidak
b. ya
B. Tindakan
12. Obat keputihan yang tepat
a. membasuh kemaluan pakai air sirih b. minum pil si put ih
13. Mengganti pakaian dalam pada keputihan a. 1 kali
14. Pencuci vagina pada keputihan a. boleh
b. tidak boleh
15. Menggunakan amoxicillin pada keputihan a. bisa
b. tidak bisa
16. Jenis minuman yang dapat mengobati keputihan adalah a. kopi
b. susu
17. Cara mencegah keputihan yang benar a. menggunakan pakaian dalam yang tebal b. menjaga kebersihan kemaluan
18. Penggunaan handuk kecil di kamar mandi a. ada
b. tidak ada
19. Jenis celana yang dipakai bila keputihan a. jeans ketat
b. celana yang longgar
20. Yang dilakukan sehabis buang air kecil untuk menghindari keputihan a. langsung menggunakan pakaian
b. mengeringkan kemaluan lebih dulu
22. Bahan pakaian dalam yang menghindari keputihan a. wol
b. nilon
23. Bahan pakaian dalam yang menyebabkan keputihan a. tidak
b. ya
24. Apakah alergi dapat menyebabkan keputihan a. tidak
b. ya
25. Penggunaan pakaian dalam pada saat haid
a. pakaian dalam yang longgar karena nyaman dipakai b. pakaian dalam yang pas sehingga tidak bergeser
26. Berbagi cerita pada saat keputihan a. suami
b. dokter
27. Tindakan pada keputihan a. malu dan minder b. biasa-biasa saja
28. Dampak pada kegiatan sehari-hari jika keputihan a. malas dan sirih
b. aktifitas terganggu