UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MINAT MENABUNG DI BANK SYARIAH
KOTA LHOKSEUMAWE
(Studi Kasus : Bank Syariah di Kota Lhokseumawe)
Skripsi Diajukan oleh : Zia Muhammad
0 6 0 5 0 1 0 6 5 Ekonomi Pembangunan
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Sarjana Ekonomi
ABSTRACT
This study aims to determine the extent to which service factors, profit sharing, conviction, and the location customers encourage saving decisions on Islamic Banking in the town of Lhokseumawe and where the most dominant factor pushing customers saving decisions.
This was a descriptive case study approach supported by a survey method. Data used in this study are primary and secondary data. Primary data obtained from respondents that customers who save money in Islamic banking in the City Lhoseumawe with questionnaires answered by 50 respondents drawn randomly. The secondary data obtained from company documents, just as company history, annual reports and the number of Islamic banks in the city of Lhokseumawe.
Results from the research include the development of Islamic banking in the city of Lhokseumawe, which showed an upward trend in terms of assets, financing, savings, deposits and number of customers. Utuk decided to save money in Islamic banking in the city of Lhokseumawe, the respondent agrees in advance to obtain information and consult on the bank . Variable confidence and profit-sharing is the dominant factor in encouraging the saving decision in Islamic banking in the city of Lhokseumawe, followed by service and location variables.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana faktor pelayanan, bagi hasil, keyakinan, dan lokasi mendorong keputusan menabung nasbah di Perbankan syariah di Kota Lhokseumawe serta faktor mana yang paling dominan mendorong keputusan menabung nasabah.
Penelitian ini bersifat deskriftif dengan pendekatan studi kasus yang didukung oleh metode survey. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer didapat dari responden yaitu nasabah yang menabung di perbankan syariah di Kota Lhoseumawe dengan kuesioner yang dijawab oleh 50 responden yang diambil secara random. Data sekunder didapat dari dokumen perusahaan, sperti sejarah perusahaa, laporan tahunan dan jumlah bank syariah yang ada di Kota Lhokseumawe.
Hasil dari penelitian diantaranya perkembangan perbankan syariah di Kota Lhokseumawe yang menunjukkan tren yang meningkat dari sisi asset, pembiayaan, tabungan, deposito dan jumlah nasabah. Utuk memutuskan menabung di perbankan syariah di Kota Lhokseumawe, responden setuju terlebih dahulu memperoleh informasi dan bekonsultasi pada piha bank. Variabel keyakinan dan bagi hasil merupakan faktor yang dominan dalam mendorong keputusan menabung di perbankan syariah di Kota Lhokseumawe diikuti oleh variabel pelayanan dan lokasi.
Kata kunci: Keputusan menabung, Pelayanan, Bagi Hasil, Keyakinan dan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, atas rahmatNya yang dilimpahkan memberikan kekuatan, kesabaran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan umat manusia ke jalan yang lurus.
Skripsi ini diberi judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Menabung di Bank Syariah” (Studi Kasus Bank Syariah di Kota Lhokseumawe) yang disusun berdasarkan hasil riset yang penulis peroleh selama penulis melakukan penelitian di Bank Indonesia, guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan oleh berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah banyak memberikan dorongan, masukan dan saran yang berguna dalam penyempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Paidi Hidayat, MSi, sebagai Dosen penguji I yang telah memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Walad Al-tsani, MSi, sebagai Dosen penguji II yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun guna terselesaikannya skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan ikhlas memberikan ilmunya kepada penulis beserta staff administrasi pada Fakultas Ekonomi, khususnya untuk Departemen Ekonomi Pembangunan.
8. Kepada Orang Tua tercinta yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin kepada penulis dan tidak henti-hentinya mendorong serta memanjatkan do’a untuk keselamatan dan keberhasilan penulis.
9. Kepada Bapak pimpinan Bank Indonesia Kota Lhokseumawe beserta jajarannya yang telah membantu dalam proses penelitian penulis demi menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada sahabat-sahabat sejatiku Gawi, Bulex, Hamon, delvin, Doly, Liza, Ariep pal, Ibel, dan seluruh sahabat karib tercinta saya di Fakultas Ekonomi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, berkat doa dan motivasi kalian semua penulis bisa tabah dalam proses penyelesaian skripsi ini.
miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca.
Akhirul kalam, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal ‘alamin.
Medan, 11 Februari 2011
Hormat Penulis,
(ZIA MUHAMMAD)
DAFTAR ISI
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR SINGKATAN ………... xi
BAB I PENDAHULUAN………. 1
1.1 Latar Belakang ... . 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan penelitian ... 5
1.4 Manfaat penelitian ... 5
1.5 Batasan Penelitian ... 6
BAB II URAIAN TEORITIS………. 7
2.1 Pengertian Bank ... 7
2.2 Bank Umum dan Jenis Kegiatan Usahanya ... 10
2.3.1 Fungsi dan Peran Bank Syariah ……….. 13
2.3.2 Tujuan Bank Syariah ……….. 13
2.4 Perbedan Bank Syariah dengan Bank Konvensional …….... 14
2.5 Faktor yang Mendorong Keputusan Membeli ……….. 15
2.6 Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Membeli ………… 17
2.7 Pelayanan ... 19
2.8 Bagi Hasil ... 21
2.8.1 Jenis-Jenis Mudharabah ……….. 22
2.8.2 Jenis-Jenis Musyarakah ………... 22
2.9 Bagi Hasil Sebagai Karakteristik Dasar Bank Syariah …….. 23
2.10 Pola Tabungan Islami ………... 24
2.11 Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga ………. 25
2.12 Pandangan Agama ….………...…. 26
2.13 Pandangan Keyakinan Tentang Bunga ……… 27
2.14 Lokasi ……….. 29
2.15 Studi Terdahulu ……… 30
2.16 Kerangka Pemikiran ………. 31
BAB III METODE PENELITIAN……… .... 32
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 32
3.2 Jenis Sumber Data ... 32
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.4 Metode Pemilihan sampel ... 34
3.5 Metode Analisa Yang Digunakan ... 34
3.6 Defenisi Operasional ... 3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 36
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 36
4.2 Sejarah Singkat Bank Indonesia Kota Lhokseumawe ... 39
4.2.1 Wilayah Kerja Kantor BI Lhokseumawe …………... 41
4.2.2 Struktur Organisasi KBI Lhokseumawe ………. 42
4.3 Perbankan Syariah Di Kota Lhoseumawe ... 42
4.4 Perkembangan Perbankan Syariah di Kota Lhokseumawe .. 46
4.5 Perkembangan Jumlah Tabungan di Perbankan Syariah di Kota Lhokseumawe ………... 49
4.6 Karakteristik Responden ... 50
4.6.1 Karakterisitik Responden Berdasarkan Usia ……….. 50
4.6.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.. 52
4.6.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan …… 55
4.6.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan … 56 4.6.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah ……… 58
4.7 Penyajian dan Analisis Deskriptif Data ………. 59
4.7.1 Keputusan menabung ……….. 59
4.7.2 Pelayanan ……… 61
4.7.3 Bagi Hasil ……… 63
4.7.4 Keyakinan ……… 65
4.7.5 Lokasi ……….. 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68
5.1 Kesimpulan ... 68
5.2 Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MINAT MENABUNG DI BANK SYARIAH
KOTA LHOKSEUMAWE
(Studi Kasus : Bank Syariah di Kota Lhokseumawe)
Skripsi Diajukan oleh : Zia Muhammad
0 6 0 5 0 1 0 6 5 Ekonomi Pembangunan
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Sarjana Ekonomi
Medan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, atas rahmatNya
yang dilimpahkan memberikan kekuatan, kesabaran kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat beserta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan umat
manusia ke jalan yang lurus.
Skripsi ini diberi judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Minat Menabung di Bank Syariah” (Studi Kasus Bank Syariah di Kota
Lhokseumawe) yang disusun berdasarkan hasil riset yang penulis peroleh selama
penulis melakukan penelitian di Bank Indonesia, guna memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan pada program sarjana di Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan dorongan oleh berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syahrir Hakim Nasution, MSi,, selaku Sekertaris Departemen Ekonomi
4. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Dosen Pembimbing penulis
yang telah banyak memberikan dorongan, masukan dan saran yang berguna
dalam penyempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Paidi Hidayat, MSi, sebagai Dosen penguji I yang telah memberikan
saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Walad Al-tsani, MSi, sebagai Dosen penguji II yang telah memberikan
kritik dan saran yang membangun guna terselesaikannya skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan ikhlas memberikan ilmunya kepada
penulis beserta staff administrasi pada Fakultas Ekonomi, khususnya untuk
Departemen Ekonomi Pembangunan.
8. Kepada Orang Tuatercinta yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin
kepada penulis dan tidak henti-hentinya mendorong serta memanjatkan do’a
untuk keselamatan dan keberhasilan penulis.
9. Kepada Bapak pimpinan Bank Indonesia Kota Lhokseumawe beserta
jajarannya yang telah membantu dalam proses penelitian penulis demi
menyelesaikan skripsi ini.
10.Kepada sahabat-sahabat sejatiku Gawi, Bulex, Hamon, delvin, Doly, Liza,
Ariep pal, Ibel, dan seluruh sahabat karib tercinta saya di Fakultas Ekonomi
yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, berkat doa dan motivasi kalian
semua penulis bisa tabah dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekuranagan dalam
miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca.
Akhirul kalam, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin ya rabbal ‘alamin.
Medan, 11 Februari 2011
Hormat Penulis,
(ZIA MUHAMMAD)
DAFTAR ISI
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR SINGKATAN ………... xi
BAB I PENDAHULUAN……….1
1.1 Latar Belakang ... . 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan penelitian ... 5
1.4 Manfaat penelitian ... 5
1.5 Batasan Penelitian ... 6
BAB II URAIAN TEORITIS………. 7
2.1 Pengertian Bank ... 7
2.2 Bank Umum dan Jenis Kegiatan Usahanya ... 10
2.3.1 Fungsi dan Peran Bank Syariah ……….. 13
2.3.2 Tujuan Bank Syariah ……….. 13
2.4 Perbedan Bank Syariah dengan Bank Konvensional …….... 14
2.5 Faktor yang Mendorong Keputusan Membeli……….. 15
2.6 Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Membeli ………… 17
2.7 Pelayanan ... 19
2.8 Bagi Hasil ... 21
2.8.1 Jenis-Jenis Mudharabah ……….. 22
2.8.2 Jenis-Jenis Musyarakah ………... 22
2.9 Bagi Hasil Sebagai Karakteristik Dasar Bank Syariah …….. 23
2.10 Pola Tabungan Islami ………... 24
2.11 Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga ………. 25
2.12 Pandangan Agama ….………...…. 26
2.13 Pandangan Keyakinan Tentang Bunga ……… 27
2.14 Lokasi ……….. 29
2.15 Studi Terdahulu ……… 30
2.16 Kerangka Pemikiran ………. 31
BAB III METODE PENELITIAN……… .... 32
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 32
3.2 Jenis Sumber Data ... 32
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.4 Metode Pemilihan sampel ... 34
3.5 Metode Analisa Yang Digunakan ... 34
3.6 Defenisi Operasional ... 3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 36
4.1 Deskripsi Objek Penelitian... 36
4.2 Sejarah Singkat Bank Indonesia Kota Lhokseumawe ... 39
4.2.1 Wilayah Kerja Kantor BI Lhokseumawe …………... 41
4.2.2 Struktur Organisasi KBI Lhokseumawe ………. 42
4.3 Perbankan Syariah Di Kota Lhoseumawe ... 42
4.4 Perkembangan Perbankan Syariah di Kota Lhokseumawe .. 46
4.5 Perkembangan Jumlah Tabungan di Perbankan Syariah di Kota Lhokseumawe ………... 49
4.6 Karakteristik Responden ... 50
4.6.1 Karakterisitik Responden Berdasarkan Usia ……….. 50
4.6.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.. 52
4.6.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan …… 55
4.6.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan … 56 4.6.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah ……… 58
4.7 Penyajian dan Analisis Deskriptif Data ………. 59
4.7.1 Keputusan menabung ……….. 59
4.7.2 Pelayanan ……… 61
4.7.3 Bagi Hasil ……… 63
4.7.4 Keyakinan ……… 65
4.7.5 Lokasi ……….. 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68
5.1 Kesimpulan ... 68
5.2 Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal
2.1. Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional…………...…… 14
2.2. Perbedaan Bunga Dengan Bagi Hasil………...……….. 26
3.1. Identifikasi dan Operasional Variabel…..……… 35
4.1. Jumlah Desa dan Penduduk per Kecamatan Tahun 2009……… 38
4.2. Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk Per kecamatan
dan Luas Daerah Tahun 2009……….. 39
4.3. Daftar Nama Pemimpin Bank Indonesia Lhokseumawe………. 41
4.4. Daftar Bank Syariah di Kota Lhoseumawe Priode Desember 2010... 43
4.5. Perkembangan Perbankan Syariah di Kota Lhokseumawe
tahun 2007-2010………... 47
4.6. Perkembangan Jumlah Tabungan di Perbankan Syariah di Kota
Lhokseumawe Tahun 2009 – 2010……….. 49
4.7. Karakteristik Reesponden Berdasarkan Usia……….. 51
4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………. 52
4.9. Karakteristik Responden Baerdasarkan Tingkat Pendidikan………….. 53
4.10. Karakteristik Responden Baerdasarkan Tingkat Pekerjaan………….. 54
4.11. Karakteristik Responden Baerdasarkan Tingkat Pendapatan…………. 56
4.12. Karakteristik Responden Baerdasarkan Lama Menjadi Nasabah……... 58
4.13. Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Menabung……… 60
4.14. Tanggapan Responden Terhadap varibel Pelayanan (sarana, alat dan
kelengkapan dalam bertransaksi)……… 61
4.15. Tanggapan Responden Terhadap varibel Pelayanan (bertransaksi)…… 62
4.16. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Bagi Hasil…………... 63
4.17. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keyakinan (agama)………. 65
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal
2.1. Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional…………...…… 14
2.2. Perbedaan Bunga Dengan Bagi Hasil………...……….. 26
3.1. Identifikasi dan Operasional Variabel…..……… 35
4.1. Jumlah Desa dan Penduduk per Kecamatan Tahun 2009……… 38
4.2. Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk Per kecamatan
dan Luas Daerah Tahun 2009……….. 39
4.3. Daftar Nama Pemimpin Bank Indonesia Lhokseumawe………. 41
4.4. Daftar Bank Syariah di Kota Lhoseumawe Priode Desember 2010... 43
4.5. Perkembangan Perbankan Syariah di Kota Lhokseumawe
tahun 2007-2010………... 47
4.6. Perkembangan Jumlah Tabungan di Perbankan Syariah di Kota
Lhokseumawe Tahun 2009 – 2010……….. 49
4.7. Karakteristik Reesponden Berdasarkan Usia……….. 51
4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………. 52
4.9. Karakteristik Responden Baerdasarkan Tingkat Pendidikan………….. 53
4.10. Karakteristik Responden Baerdasarkan Tingkat Pekerjaan………….. 54
4.11. Karakteristik Responden Baerdasarkan Tingkat Pendapatan…………. 56
4.12. Karakteristik Responden Baerdasarkan Lama Menjadi Nasabah……... 58
4.13. Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Menabung……… 60
4.14. Tanggapan Responden Terhadap varibel Pelayanan (sarana, alat dan
kelengkapan dalam bertransaksi)……… 61
4.15. Tanggapan Responden Terhadap varibel Pelayanan (bertransaksi)…… 62
4.16. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Bagi Hasil…………... 63
4.17. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keyakinan (agama)………. 65
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal
2.1. Proses pengambilan Keputusan Pembelian...……...…… 17
2.2. Kerangka Pemikiran Faktor yang Mempengaruhi Minat Menabung... 31
4.1. Struktur Organisasi KBI Lhokseumawe………..………… 42
4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia…………..……….. 52
4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………. 53
4.4. Karakteristik Responden Baerdasarkan Tingkat Pendidikan………….. 54
4.5. Karakteristik Responden Baerdasarkan Tingkat Pekerjaan...………….. 56
4.6. Karakteristik Responden Baerdasarkan Tingkat Pendapatan…………. 57
DAFTAR SINGKATAN
SB = Sangat Baik
B = Baik
CB = Cukup Baik
KB = Kurang Baik
TB = Tidak Baik
SM = Sangat Memuaskan
M = Memuaskan
CM = Cukup Memuaskan
KM = Kurang Memuaskan
TM = Tidak Memuaskan
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
KBI = Kantor Bank Indonesia
KC = Kantor Cabang
KP = Kantor Pusat
KCP = Kantor Cabang Pembantu
SD = Sekolah Dasar
SMP = Sekolah Menengah Pertama
SMA = Sekolah Menengah Atas
S1 = Sarjana
ABSTRACT
This study aims to determine the extent to which service factors, profit sharing, conviction, and the location customers encourage saving decisions on Islamic Banking in the town of Lhokseumawe and where the most dominant factor pushing customers saving decisions.
This was a descriptive case study approach supported by a survey method. Data used in this study are primary and secondary data. Primary data obtained from respondents that customers who save money in Islamic banking in the City Lhoseumawe with questionnaires answered by 50 respondents drawn randomly. The secondary data obtained from company documents, just as company history, annual reports and the number of Islamic banks in the city of Lhokseumawe.
Results from the research include the development of Islamic banking in the city of Lhokseumawe, which showed an upward trend in terms of assets, financing, savings, deposits and number of customers. Utuk decided to save money in Islamic banking in the city of Lhokseumawe, the respondent agrees in advance to obtain information and consult on the bank . Variable confidence and profit-sharing is the dominant factor in encouraging the saving decision in Islamic banking in the city of Lhokseumawe, followed by service and location variables.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana faktor pelayanan, bagi hasil, keyakinan, dan lokasi mendorong keputusan menabung nasbah di Perbankan syariah di Kota Lhokseumawe serta faktor mana yang paling dominan mendorong keputusan menabung nasabah.
Penelitian ini bersifat deskriftif dengan pendekatan studi kasus yang didukung oleh metode survey. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer didapat dari responden yaitu nasabah yang menabung di perbankan syariah di Kota Lhoseumawe dengan kuesioner yang dijawab oleh 50 responden yang diambil secara random. Data sekunder didapat dari dokumen perusahaan, sperti sejarah perusahaa, laporan tahunan dan jumlah bank syariah yang ada di Kota Lhokseumawe.
Hasil dari penelitian diantaranya perkembangan perbankan syariah di Kota Lhokseumawe yang menunjukkan tren yang meningkat dari sisi asset, pembiayaan, tabungan, deposito dan jumlah nasabah. Utuk memutuskan menabung di perbankan syariah di Kota Lhokseumawe, responden setuju terlebih dahulu memperoleh informasi dan bekonsultasi pada piha bank. Variabel keyakinan dan bagi hasil merupakan faktor yang dominan dalam mendorong keputusan menabung di perbankan syariah di Kota Lhokseumawe diikuti oleh variabel pelayanan dan lokasi.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Krisis ekonomi yang telah melanda Tanah air kita selama hampir satu tahun
yaitu tahun 1998 ditandai dengan terdepresiasinya nilai tukar rupiah dari Rp.
3000/US$ menjadi Rp. 10.538/US$. Selanjutnya krisis nilai tukar, krisis
likuiditas, dan krisis kepercayaan itu juga membawa dampak pada kinerja pasar
modal. Anjloknya nilai tukar mata uang lokal ini menyebabkan terjadinya
ketimpangan bagi struktur ekonomi yang didominasi impor. Tingginya tingkat
bunga menyebabkan ekonomi kekurangan likuiditas yang akibatnya kegiatan
dunia usaha menjadi stagnan, sehingga berakibat meningkatnya jumlah
pengangguran.
Gejolak yang terjadi ini merupakan konsekuensi logis dari lepasnya
keterkaitan sektor moneter dengan sektor riil. Sektor moneter telah berkembang
sedemikian cepatnya melampaui batas-batas Negara, sedangkan sektor riil selalu
tertinggal di belakang karena production time requirement dari input menjadi
output. Uang tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar melainkan telah menjadi
barang komoditas, sebagai akibat adanya motif spekulasi dari pemegang uang.
Hal ini berbeda dengan konsep yang mendasari sistem keuangan syariah
yang menganggap uang sebagai alat tukar. Sebagai alat tukar, uang tidak tidak
menghasilkan nilai tambah apapun kecuali apabila uang dikonversi menjadi
barang atau jasa. Dengan demikian, setiap transaksi keuangan didasari atau
dilatarbelakangi oleh transaksi sektor rill. Berdirinya pebankan dengan system
bagi hasil didasarkan pada dua alasan utama yaitu (1) adanya pandangan bahwa
katagori riba yang dilarang dalam agama, bukan saja dalam agama Islam tetapi
oleh agama samawi lainnya, (2) dari aspek ekonomi, penyerahan resiko usaha
terhadap salah satu pihak dinilai melanggar norma keadilan. Prinsip bagi hasil
(profit sharing) merupakan sebuah karakteristik dari suatu perbankan syariah dan
dasar bagi operasional bank syariah secara keseluruhan. Secara syariah prinsip ini
didasarkan pada kaidah al-mudharabah, dengan hal ini bank syariah akan
bertindak sebagai mitra antara orang yang memiliki kelebihan dana dan orang
yang kekurangan dana, dengan bank akan bertindak sebagai pengelola dana
(mudharib), sementara penabung akan bertindak sebagai pemilik dana (shahibul
maal). Antara keduanya diadakan akad mudharabah, yang menyatakan
pembagian keuntungan masing-masing pihak yang terkait. Dalam jangka panjang
sistem perbankan konvensioanl akan menyebabkan penumpukan kekayaan pada
segelintir orang yang memilikimodal besar (Sjahdeini, S. Remmy, 1999).
Faktor utama yang membedakan bank kovensioanl dengan bank syariah
adalah suku bunga (interest) sebagai balas jasa atas penyertaan modal yang
diterapkan pada bank konvensional, sementara pada bank syariah balas jasa atas
penyertaan modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau kerugian yang
diperoleh yang didasarkan pada “akad”. Prinsip utama dari “akad” ini adalah
keadilan antara pemilik modal (shohibul maal) dan pengelola modal (mudharib).
Prinsip ini berlaku baik bagi debitur maupun kreditur.
Kelahiran perbankan syariah di Indonesia didorong oleh keinginan
masyarakat Indonesia (terutama masyarakat Islam) yang berpandangan bunga
merupakan riba, sehingga dilarang oleh agama. Dari aspek hukum, yang
1992. Dalam undang-undang tersebut prinsip syariah masih samar, yang
dinyatakan sebagai prinsip bagi hasil. Prinsip perbankan syariah secara tegas
dinyatakan dalm UU No. 10 Tahun 1998, yang kemudian diperbaharui dengan
UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan UU No. 3 Tahun 2004.
Dengan demikian, perkembangan lembaga keuangan yang menggunakan prinsip
syariah dimulai pada tahun 1992, yang diawali dengan berdirinya Bank Muamalat
(BMI) sebagai bank yang menggunakan prinsip syariah pertama di Indonesia.
Bank syariah adalah salah satu alternatif bank yang dianggap aman oleh
masyarakat untuk menyimpan dananya. Hal itu ditunjukkan dengan hasil survey
Bank Indonesia. Hasil survey di daerah-daerah menggambarkan 1/3 dari 180 juta
umat Islam tidak mau menabung di bank konvensional. Dengan perincian 60 juta
orang tidak mempermasalahkan, 60 juta orang ragu-ragu, 60 juta orang tidak mau
sama sekali. (media Indonesia, 29 Juli1999).
Kota Lhokseumawe merupakan bagian sebelah Utara dari propinsi Nangroe
Aceh Darussalam (NAD) memiliki luas wilayah 253,87 Km2 dan memiliki 153.147 jiwa sangat strategis dan berpotensi untuk pengembangan bisnis
perbankan khususnya perbankan syariah. Perkembanagn perbankan syariah di
Kota Lhokseumawe baru muncul pada tahun 2007, keterlambatan perkembangan
perbankan syariah di Kota Lhokseumawe disebabkan terjadinya konflik politik
yang terjadi sehingga mengakibatkan kondisi aktivitas perekonomian khususnya
perbankan secara umum tidak kondusif. Pasca konflik Perkembangan perbankan
syariah terjadi di Kota Lhokseumwe dengan baik, dimana sejak tahun 2007
perbankan syariah semakin semarak hingga sekarang tahun 2011 jumlah
perbankan syariah di Kota Lhokseumawe sudah terdapat 6 (enam) bank syariah.
Basri (2003) dan Rahmansyah (2002) menyatakan menabung di bank
syariah karena menjalankan syariah dan sunnatullah maka memperoleh bagi hasil
lebih menguintungkan dibanding bank konvensional dan yang namanya bunga
bank sudah jelas haram. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan masyarakat untuk
menabung dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari prilaku konsumen yang
mempengaruhi sikap dalam diri individual sampai kepada nilai-nilai yang
diberikan pihak bank kepada nasabahnya, seperti faktor ekonomi yaitu
keuntungan, efisiensi pelayanan, pendapatan konsumen, kredibilitas dan kesan
yang mempengaruhi masyarakat untuk menyimpan dananya di bank syariah.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Menabung
di Perbankan Syariah Kota Lhokseumawe.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang dapat diambil
sebagai dasar dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perkembangan perbankan syariah di Kota Lhokseumawe di
tinjau dari jumlah nasabah, jumlah simpanan dan jumlah pinjaman?
2. Faktor-faktor apakah yang mendorong keputusan masyarakat menabung di
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan perbankan Syariah di Kota
Lhokseumawe.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang apa yang mendorong keputusan
masyarakat menabung di perbankan Syariah di Kota Lhokseumawe.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan, memberikan informasi bagi perbankan Syariah di Kota
Lhokseumawe di dalam pengambilan keputusan pemasaran untuk
meningkatkan jumlah nasabah.
2. Bagi peneliti, untuk dapat mengaplikasikan antara teori yang diperoleh
dalam perkuliahan dan membandingkannya dengan kondisi rill di dunia
usaha sehingga melatih kemampuan menganilisis dengan sistematis.
3. Bagi pihak lain, dapat menjadi rujukan bagi peneliti lain yang
menfokuskan studi penelitian pada bidang yang sama dengan penulis.
4. Bagi akademisi, sebagai informasi dan masukan untuk lembaga akademis
sehingga dapat dijadikan bahan referensi untuk menambah khazanah ilmu
1.5. Batasan Penelitian
Untuk menghindari meluasnya rumusan masalah, penelitian hanya
dilakukan dengan membatasi faktor-faktor yang mendorong keputusan
masyarakat untuk menabung di perbankan Syariah di Kota Lhokseumawe yaitu
sebatas variabel:
1. Pelayanan
2. Bagi hasil
3. Keyakinan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November
1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak (Kasmir, 2002; 23).
Sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-harinya tidak akan
terlepas dari bidang keuangan. Kegiatan pihak perbankan secara sederhana dapat
dikatakan adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat
umum.
Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia dewasa ini adalah:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan
dan deposito.
2. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit investasi, kredit
modal kerja maupun kredit perdagangan.
3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya.
Dalam praktek perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis
perbankan yang diatur dalam Undang Perbankan. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 jenis-jenis perbankan dapat ditinjau dari berbagai
segi yaitu:
1. Dilihat dari Segi Fungsinya
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa
yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa
perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat
dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum juga sering disebut bank
komersil (commercial bank).
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya di sini
kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank
umum.
2. Dilihat dari Segi Kepemilikan
Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang
memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian
dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan.
3. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah:
a. Bank Milik Pemerintah
Bank milik pemerintah yaitu bank yang baik akte pendirian
maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh
keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh: BRI, BNI,
b. Bank Milik Swasta Nasional
Bank jenis ini merupakan bank yang seluruh atau sebagian
besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya
didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk
keuntungan swasta pula. Contoh: Danamon, Bank Niaga, BCA,
Muamalat dan sebagainya.
c. Bank Milik Koperasi
Kepemilikan saham-saham pada bank ini dimiliki oleh perusahaan
yang berbadan hukum koperasi. Contoh : Bank Umum Koperasi
Indonesia.
d. Bank Milik Asing
Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar
negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Contoh: ABN
AMBRO Bank, City Bank, Hongkong Bank, Bangkok Bank dan
sebagainya.
4. Dilihat dari Segi Status
Status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani
masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas layanannya.
Status bank yang dimaksud adalah :
a. Bank Devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan
transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang
asing. Contoh: transfer ke luar negeri, pembukaan dan pembayaran
b. Bank Non Devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat
melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.
5. Dilihat dari Segi Harga
Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan
harga baik harga jual maupun harga beli terdiri dari :
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional.
b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah.
2.2. Bank Umum dan Jenis Kegiatan Usahanya
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bank umum adalah bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Hal ini menunjukkan bahwa bank umum menjalankan usaha di
bidang jasa yang bersifat umum meliputi seluruh jasa perbankan, sebagai
lembaga keuangan, dalam menjalankan usahanya di bidang jasa yang bersifat
umum meliputi seluruh jasa perbankan sebagai lembaga keuangan.
Bank umum menerapkan dua cara dalam menjalankan usahanya di bidang
jasa perbankan, yaitu :
a. Bank Konvensional
Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia merupakan bank
yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari
sejarah bangsa Indonesia, dimana asal mula bank di Indonesia dibawa
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para
nasabahnya, bank konvensional menggunakan dua metode yaitu:
1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan
seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk
produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat
suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah
spread based. Apabila suku bunga simpanan lebih tinggi dari suku
bunga pinjaman maka dikenal dengan nama negative spread (Kasmir,
2002; 38).
2. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan Barat menggunakan
atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase
tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah
Bank yang berdasarkan prinsip syariah yaitu bank yang dalam
aktivitasnya, baik dalam penghimpunan dana maupun dalam rangka
penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar
prinsip syariah.
Pada dasarnya ketiga fungsi utama perbankan (menerima titipan
dana, meminjamkan uang dan jasa pengiriman uang) adalah boleh
dilakukan, kecuali bila dalam melaksanakan fungsi perbankan yang
dilarang syariah. Dalam praktik perbankan konvensional yang dikenal
saat ini, fungsi tersebut dilakukan berdasarkan sistem bunga. Bank
kebanyakan praktik bank konvensional dapat digolongkan sebagai
transaksi riba (Rodoni dan Hamid, 2007; 14).
2.3. Pengertian Bank Syariah
Pada umumnya yang dimaksud dengan bank syariah adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam lalulintas
pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan
prinsip-prinsip syariah (Heri Sudarsono, 2004). Mudrajad Kuncoro (2002) mendefinisikan
bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
Islam yaitu mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang ada dalam Al-Quran dan
Al-Hadits. Dengan mengacu kepada Al-Quran dan Al-Hadits, maka bank syariah
diharapkan dapat menghindari kegiatan-kegiatan yang mengandung unsur-unsur
riba dan bertentangan dengan syariat Islam. Syaikh Mahmud Syalthut mengatakan
bahwa syariah adalah peraturan dan hukum yang telah digariskan oleh Allah SWT
untuk dipatuhi oleh kaum muslimin. Syariah ini merupakan salah satu
penghubung antara Allah dengan umat manusia, maka jelas bahwa bank syariah
merupakan bank yang berdasarkan aturan-aturan yang ada pada Syariah Islam.
Prinsip utama yang diikuti oleh bank syariah adalah :
1. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi
2. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan
3. Memberikan zakat.
2.3.1. Fungsi dan Peran Bank Syariah
Dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh Accounting and
Auditing Organization for Islamic Institution (AAOIFI) dijelaskan tentang fungsi
1. Manager investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dan nasabah.
2. Investor bank syariah, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang
dimiliki maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
3. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat
melakukan kegiatan-kegiatan dan jasa-jasa layanan perbankan
sebagaimana lazimnya.
4. Pelaksanaan kegiatan sosial sebagai ciri yang melekat pada identitas
keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk
mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan dan
mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya.
2.3.2. Tujuan Bank Syariah
Beberapa tujuan bank syariah diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan meratakan
pendapatan melalui kegiatan investasi agar tidak terjadi kesenjangan yang
besar antara pemilik modal (shahibul maal) dengan pihak yang
membutuhkan modal (mudharib).
2. Meningkatkan kualitas hidup umat dengan membuka peluang berusaha
lebih besar terutama kelompok miskin, yang diarahkan kepada kegiatan
usaha yang produktif menuju terciptanya kemandirian usaha.
3. Menanggulangi masala kemiskinan,berupa pembinaan nasabah yang lebih
menonjol sifat kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap, seperti
program pembinaan pengusaha produsen, pembianaan konsumen,
4. Menyelamatkan ketegantungan umat Islam terhadap non syariah
(konvensional)
2.4.Perbedan Bank Syariah dengan Bank Konvensional
Tabel 2.1.
Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah
NO ITEM BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH
1. Bunga Berbasis bunga Berbasis revenue/profit loss
sharing
2. Resiko Anti risk Risk sharing
3. Operasional Beroperasi dengan Pendekatan sektor keuangan, tidak terkait langsung dengan sektor riil
Beroperasi dengan pendekatan sektor riil
4. Produk Produk tunggal (kredit) Multi produk (jual beli, bagi hasil, jasa)
5. Pendapatan Pendapatan yang diterima
deposan tidak terkait dengan pendapatan yang diperoleh bank dari kredit
Pendapatan yang diterima deposan terkait langsung dengan pendapatan yang diperoleh bank dari pembiayaan
6. Negative Spread
Mengenal negative Spread Tidak Mengenal negative spread
7. Dasar Hukum
Bank Indonesia dan pemerintah Al-quran, sunnah, fatwa ulama, Bank Indonesia dan pemerintah
8. Falsafah Berdasarkan atas bunga (riba) Tidak berdasarkan bunga (riba), spekulasi (maisir) dan ketidak jelasan (gharar)
9. Operasional -Dana masyarakat (dana pihak ketiga/DPK) berupa titipan simpanan yang harus dibayar bunganya pada saat jatuh tempo
-Penyaluran dana pada sektor yang menguntungkan, aspek halal tidak menjadi pertimbangan agama
-Dana masyarakat (dana pihak ke tiga/DPK) berupa titipan
(wadiah dan investasi (mudharabah) yang baru akan mendapatkan hasil jika ‘diusahakan’terlebih dahulu
-Penyaluran dana (financing)
Pada usaha yang halal dan menguntungkan
10. Aspek sosial
Sumber : Rodoni dan Hamid (2008).
2.5.Prilaku Konsumen, Faktor yang Mendorong Keputusan Membeli
Bervariasinya jumlah penawaran memberikan dorongan kepada konsumen
untuk menentukan sikap dalam menentukan keputusan membeli yang sesuai
dengan keinginannya. Pengalaman dan pengaruh dari orang lain akan sangat
mempengaruhi masyarakat di dalam prilakunya. Adapun maksud dari prilaku
konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan membeli,
juga menggunakan dan membuang barang-barang dan jasa yang di beli, juga
termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan
produk dan jasa. (Lamb, Hair dan Mcdaniel, 2001).
Prilaku yang dimaksud sebagai prilaku konsumen akhir. Konsumen akhir
ialah baik individu maupun rumah tangga yang berinteraksi dinamis antara afeksi
dan kognisi, prilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan pertukaran
dalam hidup mereka, dengan membeli produk atau jasa untuk konsumsi personal.
(Kotler, 1999 dan Stiadi, 2003). Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan
unsur-unsur prilaku konsumen adalah sebagai berikut :
1. Prilaku konsumen menyoroti prilaku individu.
2. Prilaku konsumen menyakut proses keputusan memakai dan
menghabiskan produknya.
3. Mengetahui prilaku konsumen meliputi prilaku yang dapat diamati kapan,
dengan siapa, oleh siapa dan bagaimana barang yang telah dibeli
dikonsumsi, juga termasuk variable-variabel yang tidak dapat diamati
11. Organisasi Tidak memiliki dewan pengawas syariah (DPS)
Harus memiliki dewan pengawas syariah
12. Uang Uang adalah komoditi selain sebagai alat pembayaran
seperti nilai-nilai yang diinginkan konsumen, kebutuhan pribadi, persepsi
dan bagaimana mereka mengevaluasi alternatif dan apa yang mereka
rasakan tentang kepemilikan dan penggunaan produk yang
bermacam-macam.
Konsumen yang termotivasi siap untuk bertindak dalam hal melakukan
pembelian. Tindakan tersebut dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi dan
setiap individu menerima, mengatur dan menginterpretasiakan informasi dengan
cara masing-masing. Melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapat
keyakinan dan sikap yang kemudian mempengaruhi prilaku pembelian.
Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai
sesuatu. Sikap menggambarkan penilaian ognitif yang baik maupun tidak baik,
perasaan-perasaan emosional dan kecendrungan berbuat yang bertahan selama
waktu tertentu terhadap obyek dan gagasan. Setiap orang mempunyai sikap
terhadap sesuatu seperti agama, kebutuhan dan sebagainya.
2.6.Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Membeli
Setiadi (2003) menyatakan bahwa “ada lima tahpan yang dilalui konsumen
dalam proses pembelian suatu jasa atau produk yang diinginkannya yaitu mulai
dari pengenalan produk, pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan
pembelian, dan terkhir adalah prilaku setelah pembelian”. Jelasnya proses
keputusan pembelian dapat dilihat dari gambar berikut ini :
Gambar 2.1 Proses pengambilan Keputusan Pembelian
Sumber : Setiadi (2003)
Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan proses pengambilan
keputusan pembelian sebagai berikut :
1. Pengenalan produk yaitu proses dimulainya saat memilih barang atau jasa
dengan menyadari adanya banyak pilihan dalam memperoleh kebutuhan
yang diinginkan.
2. Pencarian informasi adalah melakukan pecarian informasi sebanyak
mungkin yang dibutuhkan yang berhubungan dengan kebutuhan yang
diharapkan atau diinginkan. Tingkatan pencarian ini dibagi menjadi dua
tingkat. Tingkat pertama adanya perhatian yang meningkat dan yang
kedua adalah pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan
mencari dari segala sumber.
3. Penilaian alternatif yaitu konsumen memproses informasi tentang pilihan
mereka untuk membuat keputusan akhir. Konsumen akan mencari
manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut dari produk atau
jasa.
4. Keputusan membeli yaitu pada tahap ini konsumen menyusun
merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian dan akan
menjatuhkan pilihan dengan apa yang ia sukai.
5. Prilaku setelah pembelian yaitu konsumen akan mengalami dua hal yaitu
akan mengalami tingkat kepuasan dan atau ketidakpuasan sama sekali.
Proses pengambilan keputusan konsumen tidak biasa terjadi dengan
sendirinya, sebaliknya masalah kebudayaan, sosial, individu dan psikologi secara
kuat mempengaruhi proses keputusan tersebut. Menurut Lamb, Hair dan Mcdaniel
(2001) menyatakan bahwa prilaku konsumen dalam mengambil keputusan
a. Faktor Budaya
Budaya merupakan karakter yang penting dari suatu sosial yang
membedakan dari kelompok kultur yang lainnya. Elemen yang perlu
digarisbawahi atas setiap kultur nilai, adat, dan norma yang
mempertajamprilaku atas kultur, sebaik benda-benda yang dimliki, atau
produk-produk dari prilaku seperti mereka yang mewariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
b. Faktor Sosial
Kebanyakan konsumen lebih suka mencari pendapat (opini) orang lain
untuk mengurangi usaha pencarian dan evaluasi atau ketidakpastian,
terutama ketika resiko yang diperkirakan atas keputusan meningkat.
Secara khusus, konsumen berinteraksi sosial dengan kelompok yang
memberikan pengaruh, pemimpin opini, dan anggota keluarga untuk
memperoleh informasi atas produk dan persetujuan keputusan.
c. Faktor Individu
Keputusan seseorang untuk membeli juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
psikologis : persepsi, motivasi, pembelajaran, dan kepercayaan serta
sikap. Faktor-faktor tersebut adalah hal yang digunakan oleh konsumen
dalam berinteraksi. Faktor-faktor tersebut juga merupakan alat bagi
konsumen untuk mengenali perasaan mereka, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, merumuskan pikiran dan pendapat (opini) dan
d. Faktor psikologis
Keputusan seseorang untuk membeli juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
psikologis : persepsi, motivasi, pembelajaran, dan kepercayaan serta
sikap. Faktor-faktor tersebut adalah hal yang digunakan oleh konsumen
dalam berinteraksi. Faktor-faktor tersebut juga merupakan alat bagi
konsumen untuk mengenali perasaan mereka, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, merumuskan pikiran dan pendapat (opini) dan
mengambil tindakan.
2.7.Pelayanan
Pelayanan atau disebut saja jasa yang sering dilihat sebagai suatu fenomena
yang rumit. Jasa sering diartikan sebagai pelayanan personal (personal service)
sampai jasa sebagai produk. Lupiyoadi (2001) menyatakan jasa adalah setiap
layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat
untuk dimamfaatkan konsumen.
Jasa diartikan sebagai tindakan, perbuatan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan setiap pihak kepada pihak lain. Jasa pada dasarnya bersiafat intangible
(tiadak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan maupun meningkatkan
kepemilikan sesuatu. (Tjipto, 1996, Kotler dan Susanto, 2001).
Menurut Kecgan dan Warren (2003) jasa atau pelayanan adalah suatu
paradigma yang merupakan semangat dari perusahaan, sikap untuk menyokong
dan memenangkan persaingan di masa depan. Teori ini menunjukkan setiap
perusahaan apabila ingin unggul dalam persaingan harus dapat mengutamakan
pelayanan. Perusahaan yang tidak memikirkan pelayanan akan kalah dalam
Ada lima dimensi pelayanan yang sering digunakan untuk menilai kualitas
pelayanan, menurut Parasuaraman, et al dalam Luriyoadi (1985):
1. Tangible (bukti fisik) yaitu kemampuan perusahaan dalam menunjukkan
eksistensinya kepada pihak eksternal meliputi fasilitas fisik, perlengkapan
dan peralatan yang dipergunakan (teknologi), serta penampilan
pegawainya.
2. Reliability (keandalan) yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan sesuai yang dijanjikan secar akurat dan terpercaya.
3. Responsiveness ( ketanggapan) yaitu kemauan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan
penyampaian informasi yang jelas.
4. Assurance (jaminan) yaitu pengetahuan, kesopanan, dan kemampuan para
pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan
kepada perusahaan.
5. Emphaty (perhatian) yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individual kepada para pelanggan dengan berupaya memahami
keinginannya.
2.8.Bagi Hasil
Konsumen dalam membeli produk juga didorong oleh faktor tingkat
keuntungan atau mamfaat yang akan diperolehnya dalam menggunakan suatu
produk atau jasa. Adapun tingkat keuntungan yang akan diperoleh konsumen pada
jasa bank terutama bank syariah adalah bagi hasil. Menurut Al-Qardhawi bagi
hasil adalah dimana kedua belah pihak akan berbagi keuntungan sesuai dengan
Selanjutnya Wiroso (2005) menyatakan “dalam bank syariah, imbalan yang
diberikan kepada deposan (penghimpun dana) sangat tergantung pada pendapatan
yang diperoleh atas pengelolaan atau penyaluran dana yang dilakukan oleh bank
syariah, khususnya pendapatan yang telah diikuti dengan aliran kas masuk (cash
basis) sehingga dari bulan ke bulan berikutnya penghasilan tidak selalu sama.
Menurut Didin dan Hamidi (2003) bagi hasil dalam syariah tidak mengenal
pemberlakuan keuntungan mutlak dimuka kepada investornya. Keuntungan bagi
hasil yang diterima tidak tetap tetapi sesuai dengan keuntungan yang diperoeh
bank. Sebaliknya, diperjanjikan pula apabila usaha mengalami kerugian maka
investor maupun pengelola dana yang menjalankan proyek akan menanggung
secara bersama-sama sesuai dengan share yang dimiliki.
Prinsip bagi hasil (profit sharing) berdasarkan kaidah al-mudharabah dan
al-musyarakah. Al-mudharabah yaitu akad kerja sama usaha antara dua belah
pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal,
sedangkan pihak lain menjadi anggota pengelola atas suatu jenis kerjasama
dimana pihak pertama menyediakan dana dan pihak kedua (mudharib)
bertanggung jawab atas pengelolaan dana. Al-musyarakah yaitu akad kerja sama
anatara dua belah pihak memberikan konstribusi dana dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
(Antonio, 2001 dan Wiroso, 2005).
2.8.1. Jenis-Jenis Mudharabah
Menurut Antonio (1999;137) mudharabah terbagi dalam dua jenis yaitu :
Transaksi mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antar shibul
maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi
spesifikasi jenis usaha waktu dan daerah bisnis.
2. Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted
mudharabah/specified. Mudharabah muqayyadah adalah kebalikan dari
mudharabah mutalaqah. Pihak mudharib dibatasi dengan batasan jenis
usaha, waktu atau tempat usaha.
2.8.2. Jenis-Jenis Musyarakah
Menurut Antonio (1999;137) Musyarakah terbagi dalam dua jenis yaitu :
1). Musyarakah pemilikan, tercipta karena warisan, wasiat, atau kondisi
lainnya yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang atau
lebih.
2). Musyarakah akad, tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua orang
atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal
musyarakah.
2.9. Bagi Hasil (Profit Sharing) Sebagai Karakteristik Dasar Bank Syariah
Prinsip bagi hasil (profit sharing) merupakan karakteristik umum dan
landasan dasar bagi operasional bank Islam secara keseluruhan. Berdasarkan
prinsip ini, bank Islam akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung
maupun dengan pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung bank akan
berfungsi sebagai mudharib (pengelola), sedangkan penabung bertindak sebagai
shahibul maal (penyandang dana). Antara keduanya diadakan akad mudharabah
dengan pengusaha/peminjam dana, banksyariah berfungsi sebagai shahibul maal
sementara pengusaha sebagai mudharib dengan mengelola dana bank.
Pengertian lain menyatakan bahwa bagi hasil adalah suatu sistem yang
meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola
dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan nasabah,
maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang
berdasarkan prinsip bagi hasil ini adalah mudharabah dan musyarakah, lebih jauh
prinsip mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk produk
pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan, sedangkan musyarakah
lebih banyak untuk pembiayaan.
Besarnya bagi hasil (Profit Sharing) ini ditentukan di awal perjanjian.
Berbeda dengan bunga, prosentase bagi hasil ini belum tentu sama tiap bulannya.
Sedangkan nominal yang diterima tentunya menyesuaikan dengan besarnya
keuntungan yang didapat oleh peminjam itu sendiri. Konsekuensi dari konsep ini
adalah adanya untung dan rugi. Jika hasil usaha peminjam menunjukkan
keuntungan yang besar, maka bagi hasilnya pun akan besar dan sebaliknya jika
keuntungan kecil atau bahkan merugi maka pihak peminjam harus ikut pula
menanggung kerugian tersebut. Berdasarkan hasil penelitian (Center for Business
and Islamic Economic Studies,1999 dalam Muhamad, 2002:125).
2.10. Pola Tabungan Islami
Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan
menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan
perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang
telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih
baik, seperti dalam Q.S An-Nisa ayat 9 dan Q.S Al-Baqarah ayat 266 yang
menyatakan bahwa “ Allah memerintahkan manusia untuk mengantisipasi dan
mempersiapkan masa depan untuk keturunan baik secara rohani / iman maupun
secara ekonomi“. Menabung adalah salah satu langkah dari persiapan tersebut .
Alokasi anggaran konsumsi seorang muslim akan mempengaruhi
keputusannya dalam menabung dan investasi. Seseorang biasanya akan menabung
sebagian dari pendapatannya dengan beragam motif, antara lain: (1) untuk
berjaga-jaga terhadap ketidakpastian masa depan, (2) untuk persiapan pembelian
suatu barang konsumsi di masa depan, serta (3) untuk mengakumulasikan
kekayaannya.
Demikian pula, seseorang akan mengalokasikan sebagian dari anggarannya
untuk investasi, yaitu menanamkannya pada sektor produktif. Dengan investasi
maka seseorang rela mengorbankan konsumsinya sekarang dengan harapan akan
mendapat hasil (return) di masa datang. Dengan adanya return di masa datang
berarti akan terjadi akumulasi kekayaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan
hidup.
Bukti lain bahwa Islam sangat mendorong kegiatan menabung dan investasi
adalah bahwa dalam berbagai aturan Islam dalam mengelola harta membawa
implikasi positif pada tabungan dan investasi ini, misalnya larangan terhadap
penumpukan harta, pengenaan zakat pada harta yang menganggur melebihi batas
waktu tertentu dan penghapusan bunga. Hal terakhir ini kemudian dijadikan
alternatif sistem bagi hasil yang diperoleh melalui kerjasama investasi
2.11. Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga
Terdapat banyak perbedan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional,
Perbedaan yang sangat mendasar antar ke dua bank tersebut terletak pada
pembagian tingkat bagi hasil yang diterapkan pada Bank Syariah dengan bunga
yang diterapkan pada Bank Konvensional.
Tabel 2.2
Perbedaan Antara Bagi Hasil dan Bunga
Bagi Hasil Bunga
Penentuan besarnya rasio atau nishab bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.
Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi selalu untung.
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.
Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.
Pembayaran bunga tetap seperti dijanjikan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.
Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.
Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming.
Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.
Eksistensi bunga diragukan oleh semua agama termasuk Islam. Sumber: Sudarsono dalam Raditya:2007
2.12. Keyakinan (Pandangan Agama)
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk dengan berbagai
keyakinan yang beragam. Keyakinan yang berbeda ditunjukkan dengan
kemajemukan dalam agama dan keyakinan yang dianut yang dinyatakan Nasikum
dan Taneko (1999) bahwa “hasil final daripada semua pengaruh kebudayaan
bahwa keyakinan yang dianut masyarakat pada umumnya adalah Islam, Kristen
(katolik dan protestan), Budha dan Hindu”.
Menurut Setiadi (2003) “keyakinan adalah deskriptif yang dianut seseorang
tentang suatu hal”. Berarti keyakinan mempengaruhi konsumen terhadap sesuatu
yang menjadi keinginannya. Dalam hal ini produk yang ditawarkan akan dapat
mendorong konsumen jika produk yang ditawarkan tersebut sesuai dengan yang
diinginkannya.
Menabung adalah tindakan yang dianjurkan dalam agama kepada umat
manusia. Menabung berarti seseorang mempersiapkan diri untuk pelaksanaan
perencanaan masa depan sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak
diinginkan.
Al-Quran surat An-Nissa’ 9 dalam Antonio (2001) yang menyatakan
hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang meninggalkan dibelakang
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan kata yang benar.
Agama adalah suatu sistem kepercayaan yang disatukan oleh praktk yang
berkaian dengan hal-hal suci, hal-hal yang dibolehkan dan dilarang, kepercayaan
dan praktek yang mempersatukan komunitas moral yang disebut Mesjid, Gereja,
Wihara, Pura dan sebagainya.(Fatah, 2004). Hal ini menunjukkan bahwa agama
sebagai suatu keyakinan memiliki makna yang luas, pada satu sisi agama sebagai
suatu system kepercayaan dengan menetapkan aturan ritual ibadah yang
dan mencakup segala aspek kehidupan, termasuk masalah pembangunan ekonomi
serta industri perbankan sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian.
2.13. Pandangan Keyakinan Tentang Bunga
Semenjak dahulu sistem bunga dalam suatu transaksi sudah menjadi
polemik di kalangan filosif Yunani dan Romawi. Menuru Plato dan Aristoteles
dalam Zulkifli (2003) “bunga merupakan alat eksploitasi kaum kaya terhadap
kaum miskin. Bahkan sistem bunga menjadi penyebab perpecahan dalam
masyarakat dan fungsi uang adala sebagai alat tukar bukan sebagai alat
mengahsilkan tambahan melalui bunga.
Demikian pula di kalangan Yahudi melarang implementasi sistem bunga.
Mereka mengecam keras sistem tersebut dalam transaksi apapun, seperti termua
dalam kitab-kitab Yahudi. Kitab Eksodus (keluaran) pasal 22 ayat 25 dikatakan
jika engkau meminjam uang kepada salah seorang umatku, orang yang miskin
diantara kamu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang
terhadap dia, janganlah engkau bebankan bunga terhadapnya.(Zulkifli, 2002).
Agama Kristen juga berpandangan bahwa menetapkan bunga adalah sebagai
tindakan kriminal. Mereka menyatakan dalam kitabnya Lukas pasal 6 ayat 34-35
“Dan, jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap
akan menerima sesuatu daripadanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun
meminjamkan kepada orang-orang berdoasa, supaya mereka menerimakembali
sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuat baik kepada mereka
dan pimjamkanlah dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar
terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang
yang jahat”.(Mutasowifin, 2003 : 10).
Agama Islam berpandangan bahwa menetapkan bunga adalah riba yang
berlipat ganda sebagaimana yang dibahas dalam Al-quran banyak membahas
tetang riaba, firman Allah Swt. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya
kamu mendapat keberuntungan (QS : Ali-imron130), dalam surah lain yaitu surah
Ar-rum ayat 39 Allah Swt. berfirman “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu
berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah
pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan
untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)”.(Antonio: 2001).
2.14. Lokasi
Teori lokasi adalah suatu penjelasan teoritis yang dikaitkan dengan tata
ruang dari kegiatan ekonomi. Hal ini selalu dikaitkan pula dengan alokasi
geografis dari sumber daya yang terbatas yang pada gilirannya akan berpengaruh
dan berdampak lokasi berbagai aktivitas baik ekonomi maupun sosial. Lokasi
dilihat dengan luas sebagai produk perbedaan biaya spatial dengan variasi dari
tempat ke tempat pada penjualan potensial yang pada dasarnya diabaikan.
Seorang ahli teori lokasi August Losch mengemukakan pendapatnya tentang
keterkaitan lokasi dengan kegiatan ekonomi, dimana dia berusaha
memperlihatkan bagaimana aktivitas ekonomi harus disusun dalam suatu ruangan
produsen, dan konsumen yang ada. Untuk mencapai kesimbangan, ekonomi
ruangan Losch memiliki syarat sebagai berikut:
1. Lokasi dari setaip orang haruslah mendapat keuntungan sedapat mungkin,
terutama dalam kaitannya dengan profit untuk produsen dan juga
perolehan bagi konsumen.
2. Lokasi produksi haruslah banyak sehingga keseluruhan ruangan akan
ditemapati.
3. Dalam aktivitas yang terbuka bagi setiap orang sehingga tidak ada profit
dari industri-industri yang baru.
4. Bidang pasokan, produksi, dan penjualan haruslah sekecil mungkin,
karena hanya ada sejumlah industri yang akan dapat bertahan untuk
mencapai nilai maksimumnya.
5. Pada berbagai batasan luas pasar konsumen akan dapat diberikan terhadap
mana aka menghasilkan lokasi yang akan mendapat suplai.
Kondisi ini haruslah diisi jika order spatial dari ekonomi adalah untuk
mendapatkan suatu pengertian dan permanensi yang lain. Losch menguraikan
kondisi kesetimbangan dalam lima persmaan, dari mana akan membentuk
ekonomi ruangan yang dapat dikerjakan (Sirojuzilam: 2006: 60).
2.15. Studi Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Direktorat perbankan syariah Bank Indonesia
dengan Institut Pertanian Bogor (2004) dengan judul “Potensi, Preferensi dan
Prilaku masyarakat terhadap Bank syariah di Sumatera Selatan”, menunjukkan
bahwa persepsi dan prilaku terhadap perbankan syariah, faktor utama yang
syariah agama, faktor sekundernya adalah kredibilitas dan kemudahan aksesbilitas
dan pertimbangan bagi hasil. Selanjutnya penelitian Afrizal (2004) dalam
skripsinya dengan menggunakan metode deskriptif menyatakan bahwa kualitas
pelayanan sangat berpengaruh terhadap keputusan masyarakat menabung di Bank
Syariah.
Penelitian oleh Wheny Khristianto dan Ahmad Rifa’i (2004) yang berjudul
“Pengaruh Beberapa Faktor Psikologi pada Pengambilan Keputusan Masyarakat
Untuk Menjadi Anggota Bank Perkreditan Syariah (BPRS)” menunjukkan adanya
hubungan yang bersifat positif dan signifikan antara motivasi dan keputusan
masyarakat untuk menggunakan jasa BPRS. Hal lain juga mengindikasikan jika
motivasi masyarakat untuk menggunakan jasa BPRS cukup tinggi, maka
kecendrungan untuk mengambil keputusan menabung cukup tinggi.
2.17. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan batasan penelitian ada beberapa variabel yang mendorong
keputusan masyarakat untuk menabung di bank syariah. Maka kerangka
Gambar 2.2.
Kerangka Pemikiran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Menabung
b
Keputusan
Menabung
PelayananBagi Hasil
Keyakinan
Lokasi