• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Konsentrasi Beta Karoten Minyak Kelapa Sawit Kasar dengan Teknik Saponitifikasi dan Diversifikasi Tingkat Polaritas Pelarut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Meningkatkan Konsentrasi Beta Karoten Minyak Kelapa Sawit Kasar dengan Teknik Saponitifikasi dan Diversifikasi Tingkat Polaritas Pelarut"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KONSENTWSI

BETA KAROTEN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR

DENGAN TEKNIK SAPONIFIKASI DAN DIVERSIFIKASI

TINGKAT POLARITAS PELARUT

MARYATI YUGO F. 30.0583

1997

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

MEN1

BETA KAROT

SAR

DENGAN TEMNIK SAPONIFIKASI CAN DIVERSIFIIUSI

TINGKAT FOLARITAS PELARUT

S I W P S I

Sebagai salah sa!:: syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNBLOGI PERTANIAN

pada jurusai~ Telu~ologi Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertailian

Institut Pertanian Bogor

1997

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

MENINGKATKAN KONSENTRASI

BETA KAROTEN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR

DENGAN SAPONIFIKASI DAN DIVERSIFIIWSI TINGKAT

POLARITAS PELARUT

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh Maryati Yugo

F. 30.0583

Disetuiui:

-

(4)

Penulis n~enyadari bahwa laporan iui ulasih jauh dari senlpurna. Untuk itu

penulis meilgharapkail saran da11 kritik deini kebaikan laporan h i . Akhir kata,

penulis berharap laporan ini dapat ber~nanfaat bagi yang membacanya.

(5)

Maryati Yugo. F. 30.0583. Mcningkatkan konscntrasi beta karoten minyak kelapa sawit kasar dengan teknik saponifikasi dan diversifiltasi tingltat polaritas pelarut. Di bawah bimbingan C.IIanny Wijaya dan Tien R. Muchtadi

RINGKASAN

Beta karoten merupakan pigrnen benvarna kuning kemerahan, umumnya

ditemukan dalanl buah dan sayuran, dan merupakan salah satu zat gizi mikro yang

berguna untuk kesehatan nmanusia Itarena memililci aktivitas sebagai provitainin A.

Peningkatan pekatan konsentrasi beta ltaroten dari minyak kelapa sawit

dimaksudkan untuk lneningkatlcan lcegunaan beta karoten rninyak kelapa sawit secara

optimum.

Penelitian dilakukail dalan dua tahap yaitu proses saponifikasi dan

pemunlian dengan kromatografi l<olom. Proses saponifikasi nlerupakan proses

penghilangan lemak, lilin dan fosfolipid. Setelah proses saponifikasi, sabun yang

terbentuk dipisahkm dengan rllenggunaka~l pelarut polar, sedanglean untuk

melarutkan beta karoten yang merupakan fraksi tak tersabunkan ditambahkan pelarut

non polar. Pada penelitian ini pelarut polar yang digunalcan adalall air dan pelarut

kurang polar yang digunakan adalah dietil eter.

Proses saponifikasi dilakukan dengal menggunalcan KOH dalam metanol

dengan perbandingan rnolar KOtI terhadap minyak lcelapa sawit sebesar 4:1,

kemudian dilakukai~ pemanasan selar~la satu jam pada suhu 60°C. Fraksi terlarut

dalam dietil eter kemudian dipekatltan dalanl keadaan vakun dan dianalisis dengan

menggunaltan HPLC. Pekatan hasil saponifikasi kemudian dilewatlcan pada

kromatografi kolom yang telah dipak dengan penjerap, berupa alumina 11-111 dan

dielusi menggunakan fase gerak berupa 10% dietil eter dalaul heksan. Pemilihan

fase gerak ini didasarkan pada percobaan dengan mengelusi sampel inenggunalcan

fase gerak yang berupa dietil eter dalan~ heksana dengan perbandingan berbeda,

dengan nlenanpung 10 ml per eluat dan diukur absorbansinya,maka nilai absorbansi

(6)

gerak untuk selanjutilya. Eluat dengall absorbansi tertinggi kemudian dipekatkan dan

dia~~alisa dengan mellggunalcan I-IPLC.

Proses saponifikasi n~enghasilkan total karotenoid sebesar 13.357,82 ppm dan

kadar beta karoten sebesar 10.524, 09 ppm. Hasil tersebut inerupakan peningkatan

total karotenoid sebesar 28,21 kali dari total karoten minyalc kelapa sawit dan beta

karoten sebesar 28,45 kali dari total karoten dan beta karoten minyak kelapa sawit

kasar. Pekatan eluat hasil lcroinatografi kolonl memiliki kadar beta karoten sebesar

283,421,749 ppm. Hasil yang didapatkan menunjuldcan kromatografi lcolom dapat

meningkatan beta karoten sebmyalc 684,36 kali dari minyak kelapa sawit kasar,

kadar beta learoten tersebut ~neildckati kadar beta karoten yang dijual komersial pada

saat ini, yaitu sebesar 30%.

Hasil elusi dari kroinatograli kolonl ternyata mengalldung kadar beta karoten

yang cukup tinggi, namun masih inengandullg beberapa karotenoid, karena itu

diperlukan suatu proses yang lebih lanjut untuk mendapatkan beta karoten yang

(7)

I U T A PENGANTAR

...

DAFTAR IS1 ...

DAFTAR TABEL

...

DAFTAR GAMBAR

...

DAFTAR LAMPIRAN

...

...

I . PENDAHULUAN

A

.

LATAR BELAKANG

...

B

.

TUJUAN PENELITIAN

...

...

I1

.

TINJAUAN PUSTAKA

...

.

.

...

A

.

TANAMAN KELAPA SAWIT

B

.

MINYAK ICELAPA SAWIT

...

C

.

ICAROTENOID

...

D

.

BETA KAROTEN

...

E

.

PENGGUNAAN BETA ICAROTEN

...

F

.

PENENTUAN KADAR ICAROTENOID

MINYAK ICELAPA SAWIT

...

...

G

.

PELARUT KIMIA

H

.

SAPONIFIKASI

...

...

...

I

.

PEMURNIAN

...

...

111

.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

... IV

.

MASIL DAN PEMBAHASAN

V

.

KESIMPULAN DAN SARAN

...

viii

(8)

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1

.

Koinponeil Asain Lemak Bebas Millyak Icelapa Sawit

...

05

Tabel 2

.

Komposisi Millyak Sawit Dibandingkan dengal Millyak nabati Lain

....

07 Tabel 3

.

I<oinposisi Senyawa-Senyawa yailg Tidak Dapat Disabnnkan

Dalam Mi~lyalc Sawit

...

12

Tabel 4

.

Beberapa Jeilis Pelaiut dan Sifat Fisiko Kimia

...

19
(9)

DAFTAR LAMPIRAN

...

Lanpiran 1

.

Rumus perhitungall ltadar beta karoten standar 51

Lanlpira~l 2 Rumus perhitungan total karotenoid minyak sawit

...

53

Lampiran 3

.

Rumus perhitungall beta ltarotell pada minyak sawit

...

54

Lanlpiran 4

.

Seleksi fase mobil kromatografi kolom

...

55

...

Lampiran 5

.

Kandungan beta karoten mi~lyak lcelapa sawit kasar 56

...

.

Lampiran 6 Pekatan Hasil Saponililtasi 57 Lampiran 7

.

Kandungan total karotenoid pekatan minyak hasil saponifikasi

...

57

...

Lampiran 8a

.

Luas Kromatogran~ pelcatan ininyak lcelapa sawit 57 Lampiran Sb . Ka~dungan beta karoten peltatan minyak hasil saponifikasi 57 Lanlpiran 9a

.

Luas Krolnatogram fraksi hasil kolonl ltromatografi

...

58

...

Lanpiran 9b

.

Kaldungan beta karoien hasil fraksinasi 55

...

Lanpiral 10a

.

Luas liromatogram fralisi hasil kolo~ll kromatografi 58

...

Lampirat1 10b

.

Kandu~>gan beta karoten hasil fraltsi~lasi 59

...

Lanpiran 1 1

.

Kromatogrsun peltatan 11asil saponifikasi ulangal I 59 Lampiran 12

.

Kromatogram pekatan hasil saponifikasi ulanga~ 11.

...

60

Lampiran 13

.

Kromatogran peltatan fraltsi I ulangal I (20 1x11)

...

60

Lampiiran 14

.

Kromatogran peltatan fraltsi I1 ulanga~l I (20n11)

...

61

Lampira~ 15

.

Kromatogran peltatan fraksi I11 u l a ~ g a n I (201111)

...

62

Lampiran 16

.

Kromatogranl peltaran fraksi I ula~gan I1 (201111)

...

62
(10)

Lampiran IS . Krolnatogram pekatan fraksi 111 ulangan I1 (20ml)

...

64

Lanlpira~ 19

.

fiomatogran peltatan fraltsi I ulallgall1 (1 0 ml)

...

64

Lanlpiran 20

.

Kromatogran pekatan fralcsi I1 ulalgall I (30 ml)

...

65

Lrunpiran 2 1

.

Krolllatogralll pckatan fraltsi I u l a ~ g a l I I ( l O ml)

...

66

Lanlpira~ 22 . Kronlatogram peltatan fraksi I1 ulangan I1 (30 1111)

...

66
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)

MENINGKATKAN KONSENTWSI

BETA KAROTEN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR

DENGAN TEKNIK SAPONIFIKASI DAN DIVERSIFIKASI

TINGKAT POLARITAS PELARUT

MARYATI YUGO F. 30.0583

1997

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(74)

MEN1

BETA KAROT

SAR

DENGAN TEMNIK SAPONIFIKASI CAN DIVERSIFIIUSI

TINGKAT FOLARITAS PELARUT

S I W P S I

Sebagai salah sa!:: syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNBLOGI PERTANIAN

pada jurusai~ Telu~ologi Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertailian

Institut Pertanian Bogor

1997

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(75)

MENINGKATKAN KONSENTRASI

BETA KAROTEN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR

DENGAN SAPONIFIKASI DAN DIVERSIFIIWSI TINGKAT

POLARITAS PELARUT

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh Maryati Yugo

F. 30.0583

Disetuiui:

-

(76)

Penulis n~enyadari bahwa laporan iui ulasih jauh dari senlpurna. Untuk itu

penulis meilgharapkail saran da11 kritik deini kebaikan laporan h i . Akhir kata,

penulis berharap laporan ini dapat ber~nanfaat bagi yang membacanya.

(77)

Maryati Yugo. F. 30.0583. Mcningkatkan konscntrasi beta karoten minyak kelapa sawit kasar dengan teknik saponifikasi dan diversifiltasi tingltat polaritas pelarut. Di bawah bimbingan C.IIanny Wijaya dan Tien R. Muchtadi

RINGKASAN

Beta karoten merupakan pigrnen benvarna kuning kemerahan, umumnya

ditemukan dalanl buah dan sayuran, dan merupakan salah satu zat gizi mikro yang

berguna untuk kesehatan nmanusia Itarena memililci aktivitas sebagai provitainin A.

Peningkatan pekatan konsentrasi beta ltaroten dari minyak kelapa sawit

dimaksudkan untuk lneningkatlcan lcegunaan beta karoten rninyak kelapa sawit secara

optimum.

Penelitian dilakukail dalan dua tahap yaitu proses saponifikasi dan

pemunlian dengan kromatografi l<olom. Proses saponifikasi nlerupakan proses

penghilangan lemak, lilin dan fosfolipid. Setelah proses saponifikasi, sabun yang

terbentuk dipisahkm dengan rllenggunaka~l pelarut polar, sedanglean untuk

melarutkan beta karoten yang merupakan fraksi tak tersabunkan ditambahkan pelarut

non polar. Pada penelitian ini pelarut polar yang digunalcan adalall air dan pelarut

kurang polar yang digunakan adalah dietil eter.

Proses saponifikasi dilakukan dengal menggunalcan KOH dalam metanol

dengan perbandingan rnolar KOtI terhadap minyak lcelapa sawit sebesar 4:1,

kemudian dilakukai~ pemanasan selar~la satu jam pada suhu 60°C. Fraksi terlarut

dalam dietil eter kemudian dipekatltan dalanl keadaan vakun dan dianalisis dengan

menggunaltan HPLC. Pekatan hasil saponifikasi kemudian dilewatlcan pada

kromatografi kolom yang telah dipak dengan penjerap, berupa alumina 11-111 dan

dielusi menggunakan fase gerak berupa 10% dietil eter dalaul heksan. Pemilihan

fase gerak ini didasarkan pada percobaan dengan mengelusi sampel inenggunalcan

fase gerak yang berupa dietil eter dalan~ heksana dengan perbandingan berbeda,

dengan nlenanpung 10 ml per eluat dan diukur absorbansinya,maka nilai absorbansi

(78)

gerak untuk selanjutilya. Eluat dengall absorbansi tertinggi kemudian dipekatkan dan

dia~~alisa dengan mellggunalcan I-IPLC.

Proses saponifikasi n~enghasilkan total karotenoid sebesar 13.357,82 ppm dan

kadar beta karoten sebesar 10.524, 09 ppm. Hasil tersebut inerupakan peningkatan

total karotenoid sebesar 28,21 kali dari total karoten minyalc kelapa sawit dan beta

karoten sebesar 28,45 kali dari total karoten dan beta karoten minyak kelapa sawit

kasar. Pekatan eluat hasil lcroinatografi kolonl memiliki kadar beta karoten sebesar

283,421,749 ppm. Hasil yang didapatkan menunjuldcan kromatografi lcolom dapat

meningkatan beta karoten sebmyalc 684,36 kali dari minyak kelapa sawit kasar,

kadar beta learoten tersebut ~neildckati kadar beta karoten yang dijual komersial pada

saat ini, yaitu sebesar 30%.

Hasil elusi dari kroinatograli kolonl ternyata mengalldung kadar beta karoten

yang cukup tinggi, namun masih inengandullg beberapa karotenoid, karena itu

diperlukan suatu proses yang lebih lanjut untuk mendapatkan beta karoten yang

(79)

I U T A PENGANTAR

...

DAFTAR IS1 ...

DAFTAR TABEL

...

DAFTAR GAMBAR

...

DAFTAR LAMPIRAN

...

...

I . PENDAHULUAN

A

.

LATAR BELAKANG

...

B

.

TUJUAN PENELITIAN

...

...

I1

.

TINJAUAN PUSTAKA

...

.

.

...

A

.

TANAMAN KELAPA SAWIT

B

.

MINYAK ICELAPA SAWIT

...

C

.

ICAROTENOID

...

D

.

BETA KAROTEN

...

E

.

PENGGUNAAN BETA ICAROTEN

...

F

.

PENENTUAN KADAR ICAROTENOID

MINYAK ICELAPA SAWIT

...

...

G

.

PELARUT KIMIA

H

.

SAPONIFIKASI

...

...

...

I

.

PEMURNIAN

...

...

111

.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

... IV

.

MASIL DAN PEMBAHASAN

V

.

KESIMPULAN DAN SARAN

...

viii

(80)

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1

.

Koinponeil Asain Lemak Bebas Millyak Icelapa Sawit

...

05

Tabel 2

.

Komposisi Millyak Sawit Dibandingkan dengal Millyak nabati Lain

....

07 Tabel 3

.

I<oinposisi Senyawa-Senyawa yailg Tidak Dapat Disabnnkan

Dalam Mi~lyalc Sawit

...

12

Tabel 4

.

Beberapa Jeilis Pelaiut dan Sifat Fisiko Kimia

...

19
(81)

DAFTAR LAMPIRAN

...

Lanpiran 1

.

Rumus perhitungall ltadar beta karoten standar 51

Lanlpira~l 2 Rumus perhitungan total karotenoid minyak sawit

...

53

Lampiran 3

.

Rumus perhitungall beta ltarotell pada minyak sawit

...

54

Lanlpiran 4

.

Seleksi fase mobil kromatografi kolom

...

55

...

Lampiran 5

.

Kandungan beta karoten mi~lyak lcelapa sawit kasar 56

...

.

Lampiran 6 Pekatan Hasil Saponililtasi 57 Lampiran 7

.

Kandungan total karotenoid pekatan minyak hasil saponifikasi

...

57

...

Lampiran 8a

.

Luas Kromatogran~ pelcatan ininyak lcelapa sawit 57 Lampiran Sb . Ka~dungan beta karoten peltatan minyak hasil saponifikasi 57 Lanlpiran 9a

.

Luas Krolnatogram fraksi hasil kolonl ltromatografi

...

58

...

Lanpiran 9b

.

Kaldungan beta karoien hasil fraksinasi 55

...

Lanpiral 10a

.

Luas liromatogram fralisi hasil kolo~ll kromatografi 58

...

Lampirat1 10b

.

Kandu~>gan beta karoten hasil fraltsi~lasi 59

...

Lanpiran 1 1

.

Kromatogrsun peltatan 11asil saponifikasi ulangal I 59 Lampiran 12

.

Kromatogram pekatan hasil saponifikasi ulanga~ 11.

...

60

Lampiran 13

.

Kromatogran peltatan fraltsi I ulangal I (20 1x11)

...

60

Lampiiran 14

.

Kromatogran peltatan fraltsi I1 ulanga~l I (20n11)

...

61

Lampira~ 15

.

Kromatogran peltatan fraksi I11 u l a ~ g a n I (201111)

...

62

Lampiran 16

.

Kromatogranl peltaran fraksi I ula~gan I1 (201111)

...

62
(82)

Lampiran IS . Krolnatogram pekatan fraksi 111 ulangan I1 (20ml)

...

64

Lanlpira~ 19

.

fiomatogran peltatan fraltsi I ulallgall1 (1 0 ml)

...

64

Lanlpiran 20

.

Kromatogran pekatan fralcsi I1 ulalgall I (30 ml)

...

65

Lrunpiran 2 1

.

Krolllatogralll pckatan fraltsi I u l a ~ g a l I I ( l O ml)

...

66

Lanlpira~ 22 . Kronlatogram peltatan fraksi I1 ulangan I1 (30 1111)

...

66

Referensi

Dokumen terkait

muan. Buku Bahasa Indone- sia klas II SD.. commit to user 2) Mendemonstrasi kan percakapan dan peristiwa Kata kerja Kalimat sederha- na Data diri Menirukan ucapan kata

CHAIRIL ANWAR,

[r]

Yang dimaksud dengan Surat Perjanjian Kerja Sama ini adalah perjanjian dimana PIHAK PERTAMA mengikat PIHAK KEDUA sebagaimana pula PIHAK KEDUA telah sepakat untuk

Karya Tulis Ilmiah dengan judul: “ PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POST FRAKTUR ANTEBRACHII 1/3 DISTAL SINISTRA DENGAN TERAPI LATIHAN DAN MASSAGE THERAPY DI

CHANGE): Apabila suatu aspek kehidupan sosial berubah secara cepat, hal itu akan menimbulkan masalah sosial.. TEORI CULTURAL LAG (OGBURN): Keadaan tidak adanya

Berdasarkan data yang telah disajikan dalam penelitian tentang perbedaan tingkat nyeri persalinan pada ibu primipara dengan ibu multipara pada kala I persalinan di

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut huruf a dipandang perlu menetapkan Keputusan Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Payakumbuh tentang