• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kadar Logam Besi (Fe),Tembaga (Cu) Dan Mangan (Mn) Pada Produk Kulit Manggis (Garcinia Mangostana, L)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penentuan Kadar Logam Besi (Fe),Tembaga (Cu) Dan Mangan (Mn) Pada Produk Kulit Manggis (Garcinia Mangostana, L)"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN KADAR LOGAM BESI (Fe), TEMBAGA

(Cu) DAN MANGAN (Mn) PADA PRODUK KULIT

MANGGIS(

Garcinia Mangostana, L)

SKRIPSI

HELEN G SITUMORANG

120822030

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENENTUAN KADAR LOGAM BESI (Fe), TEMBAGA

(Cu) DAN MANGAN (Mn) PADA PRODUK KULIT

MANGGIS(

Garcinia Mangostana, L)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

HELEN G SITUMORANG

120822030

DEPARTEMEN KIMIA

(3)

MEDAN

2014

PERSETUJUAN

Judul : PENENTUAN KADAR LOGAM BESI (Fe), TEMBAGA (Cu) DAN MANGAN (Mn) PADA PRODUK KULIT MANGGIS

(

Garcinia Mangostana, L)

Nama : HELEN G SITUMORANG

Nomor Induk Mahasiswa : 120822030

Program Studi : S1- Kimia Ekstensi

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUA ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di

Medan, Agustus 2014

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Prof.Dr. Zul Alfian,M.Sc Drs.Chairuddin M,Sc

NIP. 195504051983031002 NIP.195912311987011001

Diketahui/Disetujui oleh : Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,

(4)

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR LOGAM BESI (Fe), MANGAN (Cu) DAN

MANGAN (Mn) PADA PRODUK KULIT MANGGIS

(

Garcinia Mangostana, L)

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2014

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Sains di Fakultas MIPA USU. Adapun judul skripsi ini adalah “ Penentuan Kadar Logam Besi (Fe),Tembaga (Cu) dan Mangan (Mn) pada Produk Kulit Manggis

(

GarciniaMangostana, L) “

Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs.Chairuddin M.Sc dan Bapak Prof.Dr. Zul Alfian, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan panduan serta pemikiran dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS, selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU.

3. Bapak Drs. Albert Pasaribu,MSc, selaku Sekretaris Departemen Kimia FMIPA USU.

4. Bapak Dr. Darwin Yunus Nst, M.S, selaku Koordinator Kimia Ekstensi. 5. Bapak dan Ibu staf pengajar FMIPA USU serta staf pegawai di Jurusan kimia. 6. Teman-teman penulis : Siska,Valen, Nina dan juga semua Mahasiswa Kimia

Ekstensi 012 yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

Secara khusus penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ayahanda J Situmorang dan Ibunda T Tambunan yang senantiasa memberikan doa serta dukungan moril dan materil hingga akhirnya penulis menyelesaikan studi. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada kakak saya Marlina Situmorang,ade saya Sulastri Situmorang dan abang saya Sahat Situmorang, yang selalu memberi dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang ada, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan segala saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2014

(6)

PENENTUAN KADAR LOGAM BESI (Fe), TEMBAGA (Cu) DAN

MANGAN (Mn) PADA PRODUK KULIT MANGGIS

(

Garcinia Mangostana, L)

ABSTRAK

(7)

THE DETERMINATION OF Fe, Cu AND Mn IN MANGOSTEEN

PEEL PRODUCT

ABSTRACT

(8)

DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN PERNYATAAN PENGHARGAAN ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB 1. PENDAHULUAN ... .. 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Permasalahan ... 3

1.3. Pembatasan Masalah ... 3

1.4. Tujuan Penelitian ... 3

1.5. Manfaat Penelitian ... 3

1.6. Lokasi Penelitian ... 3

1.7. Metodologi Penelitian ... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... .. 4

2.1. Manggis ... 4

2.1.1. Buah Manggis ... 4

a. Klasifikasi Manggis ... 4

b. Kandungan gizi pada Manggis ... 5

c. Manfaat buah Manggis ... 6

2.1.2. Kemasan Manggis ... 9

a. Kapsul Garcia ... 9

b. Jus Magosteen ... 10

c. Serbuk ... 13

2.2. Karakteristik Logam Berat ... 15

2.2.1. Besi (Fe) ... 17

2.2.2. Tembaga (Cu) ... 17

2.2.3. Mangan (Mn) ... 17

2.3. Destruksi ... 18

2.8.1. Jenis-Jenis Destruksi ... 18

2.4. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) ... 19

2.9.1. Prinsip Dasar SSA... 19

2.9.2. Instrumentasi Spektrofotometer Serapan Atom ... 20

(9)

BAB 3. BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... .. 21

3.1. Bahan-Bahan yang Digunakan ... 21

3.2. Alat-Alat yang Digunakan ... 21

3.3. Prosedur Penelitian ... 22

3.3.1. Pembuatan Larutan Standar Fe ... 22

3.3.2. Pembuatan Larutan Standar Mn ... 22

3.3.3. Pembuatan Larutan Standar Cu ... 23

3.3.4. Preparasi sampel ... 24

3.3.4.1. Penyediaan Sampel ... 24

3.3.4.2. Pengabuan Sampel ... 24

3.3.4.3. Penyediaan Larutan Sampel ... 24

3.4. Bagan Penelitian ... 25

3.4.1. Penyediaan dan Pengabuan Sampel ... 25

a. Kapsul Garcia ... 25

b. Jus Magosteen ... 27

c. Serbuk ... ....29

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1. Hasil Penelitian ... 31

4.1.1. Kapsul Garcia ... 31

4.1.1.1. Logam Besi ( Fe ) ... 31

4.1.1.1.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva Kalibrasi untuk Larutan Stándar Fe3+ ... 32

4.1.1.1.2. Penentuan Koefisien Korelasi ... 33

4.1.1.1.3. Penentuan Kandungan Besi pada Sampel ... 33

4.1.1.1.4. Penentuan Kandungan Besi yang terkandung Pada Kapsul Garcia dalam mg/L ... 33

4.1.1.1.5. Penentuan Kandungan Besi yang terkandung Pada Kapsul Garcia dalam mg/Kg... 35

4.1.1.2. Logam Tembaga (Cu) ... 36

4.1.1.2.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva Kalibrasi untuk Larutan Stándar Cu2+ ... 36

4.1.1.2.2. Penentuan Koefisien Korelasi ... 37

4.1.1.2.3. Penentuan Kandungan Tembaga pada Sampel . 38 4.1.1.2.4. Penentuan Kandungan Tembaga yang Terkandung Pada Kapsul Garcia dalam mg/L .. 39

4.1.1.2.5. Penentuan Kandungan Tembaga yang terkandung Pada Kapsul Garcia dalam mg/Kg. 40 4.1.1.3. Logam Mangan (Mn) ... 41

4.1.1.3.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva Kalibrasi untuk Larutan Stándar Mn3+ ... 42

4.1.1.3.2. Penentuan Koefisien Korelasi ... 42

4.1.1.3.3. Penentuan Kandungan Mangan pada Sampel ... 43

(10)

4.1.1.3.5. Penentuan Kandungan Mangan yang

terkandung Pada Kapsul Garcia dalam mg/Kg. 45

4.2. Pembahasan ... 46

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 48

5.2. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Table 4.1.Data hasil pengukuran absorbansi larutan seri standar Fe3+

pada kapsul ( Garcia ) dengan metode SSA pada��������� = 248,33 nm 31 Tabel 4.2. Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi untuk Larutan

Seri standar Fe3+ 32 Tabel 4.3.Data hasil pengukuran absorbansi besi pada kapsul ( Garcia )

dengan metode SSA pada��������� = 248,33 nm 33 Tabel 4.4.Data hasil pengukuran absorbansi larutan Cu2+pada kapsul

( Garcia ) dengan metode SSA pada���������= 324,73 nm 36 Tabel 4.5. Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi untuk Larutan

Seri standar Cu2+ 37 Tabel 4.6.Data hasil pengukuran absorbansi tembaga pada kapsul ( Garcia ) dengan metode SSA pada��������� = 248,33 nm 38

Tabel 4.7.Data hasil pengukuran absorbansi larutan Mn2+ pada kapsul

( Garcia ) dengan metode SSA pada���������= 248,33 nm. 41 Tabel 4.8. Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi untuk Larutan

Seri standar Mn2+ 42 Tabel 4.9.Data hasil pengukuran absorbansi tembaga pada kapsul ( Garcia ) dengan metode SSA pada��������� = 248,33 nm 43

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.Gambar 1 Alat Spektrofotometer Serapan Atom

(SSA) Type Shimadzu AA-6300………. 52

Lampiran.2.Tabel 1.KandunganLogamFepadaSampel……… 53

Lampiran 3.Tabel 2. Kandungan Logam Cu pada Sampel………..53

Lampiran 4Tabel 3. Kandungan Logam Mn pada Sampel………..…53

Lampiran 5. Tabel 4. Daftar Harga Distribusi t – Student………...54

Lampiran 6.Tabel 5. Kondisi alat SSA Tipe Shimadzu AA-6300 Pada Pengukuran Konsentrasi ………..55

Lampiran 7. Tabel 6. Kondisi alat SSA Tipe Shimadzu AA-6300 Pada Pengukuran Konsentrasi Logam Cu……….55

Lampiran 8 Tabel 7. Kondisi alat SSA Tipe Shimadzu AA-6300 Pada Pengukuran Konsentrasi Logam Mn ………...55

(14)

PENENTUAN KADAR LOGAM BESI (Fe), TEMBAGA (Cu) DAN

MANGAN (Mn) PADA PRODUK KULIT MANGGIS

(

Garcinia Mangostana, L)

ABSTRAK

(15)

THE DETERMINATION OF Fe, Cu AND Mn IN MANGOSTEEN

PEEL PRODUCT

ABSTRACT

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manggis merupakan buah yang eksotis karena memiliki warna yang menarik, rasa yang lezat, dan memiliki kandungan gizi yang tinggi serta memiliki banyak kandungan kimia yang berguna bagi kesehatan. Bagian manggis yang paling memiliki fungsi yang sangat besar terhadap kesehatan adalah bagian kulitnya. Kulit manggis yang dahulu hanya dibuang, ternyata menyimpan kandungan ajaib utuk dikembangkan sebagai obat. Kulit buah manggis setelah diteliti ternyata mengandung beberapa senyawa dengan aktifitas farmakologi, misalnya antiinflamasi, antihistamin, pengobatan penyakit jantung, akti bakteri, anti jamur bahkan bisa digunakan untuk pengobatan atau terapi pengobatan HIV.

Jika dilihat catatan sejarah, pemanfaatan kulit buah manggis sebenarnya sudah dilakukan sejak dahulu. Menurut ICUC ( 2003 ), kulit buah manggis secara tradisional digunakan pada berbagai pengobatan di Negara India, Myanmar, sri Lanka dan Thailand, secara luas masyarakat Thailand memanfaatkan kuluit buah manggis untuk pengobatan

penyakit sariawan, disentri, cystitis, diare, gonorrhea dan eksem ( Hamid P, 2013) Dengan diketahuinya kulit manggis memiliki kandungan antioksidan yang tinggi,

mulai berkembang berbagai produk olahan, baik dari daging buah, kulit buah maupun campuran keduanya dalam bentuk jus, ekstrak kulit manggis dalam bentuk serbuk, kapsul, konsentrat atau suplemen, herbal dll.

(17)

Menurut penelitian Dr.Kenneth Findsann di Hawai ( 1981 ), produk ekstrak kulit buah manggis merupakan obat herbal yang sangat berkhasiat. Dia mengalami cedera punggung yang membuat tubuhnya bengkok dan bagian tulang punggungnya patah. Setelah mengkonsumsi juice kulit manggis secara intensif dan teratur, dia lepas dari rasa nyeri yang dideritanya dan menyembuhkan peradangan kronis pada sel-sel tubuh (Setiawan B, 2011)

Di tanah air, beberapa produsen seperti PT. Industri Jamu Borobudur memproduksi kapsul ekstrak kulit manggis merek Mastin sejak 2007. PT. Inti Kiat Alam, mengolah jus kulit manggis bermerek Xanthone Plus sejak 2008. Produk ekstrak kulit manggis ini banyak diminati masyarakat di tanah air (Fanany, 2013)

Menurut Hamid Prasetya (2003), mengonsumsi 252 gr juice manggis dengan frekuensi dua kali sehari dapat mengurangi inflamasi. Dia melakukan penelitian pada 40 penderita obesitas usia 30-75 tahun di kota Yogjakarta. Peradangan tersebut merupakan precursor kelainan metabolisme yang memacu penyakit jantung, misalnya diabetes. Terbukti bahwa jus kulit manggis dapat menurunkan kadar gula dalam darah pada penderita diabetes dengan mengonsumsi secara teratur, meskipun penurunan terjadi secara bertahap.

Reset PT. Industri Jamu Borobudur yang bekerja sama dengan Universias Muhamadyah Surakarta membuktikan ekstrak kulit manggis tidak toksik. Melalui uji toksisitas subkronik terbukti ekstrak kulit manggis tidak mempengaruhi profil kimia darah, ginjal, maupun hati. Hingga dosis 750 gr masih aman konsumsi. Tetapi ekstrak kulit manggis ini bisa berbahaya baik kulit manggis yang dikonsumsi secara langsung ataupun olahan dalam bentuk kemasan jika dosisnya berlebihan. (Fanany, 2013)

Logam berat umumnya bersifat racun terhadap makhluk hidup, walaupun beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah kecil. Logam dapat terdistribusi ke bagian tubuh manusia dan sebagian akan terakumulasikan. Jika keadaan ini berlangsung terus menerus, dalam jangka waktu lama dapat mencapai jumlah yang membahayakan kesehatan manusia.

Besi ( Fe ), Tembaga ( Cu ) dan Mangan ( Mn) merupakan mineral mikro essensial yaitu logam dalam satuan milligram atau microgram perkilogram berat badan yang peranannya sangat dibutuhkan dalam proses metabolism. Namun dalam jumlah berlebihan kadar logam besi ( Fe), tembaga ( Cu ), dan Mangan ( Mn ) dapat menjadi toksik bagi tubuh (Supriharyono, 2000)

(18)

1.2Permasalahan

1. Berapakah kadar logam Fe,Cu dan Mn pada Kapsul Garcia, Jus Magosteen dan Serbuk

2. Apakah kadar logam Fe, Cu dan Mn dalam Kapsul, Jus dan Serbuk sesuai Standar POM

1.3Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini dibatasi pada penentuan kadar logam Fe, Cu dan Mn pada Kapsul Garcia, Jus Magosteen dan Serbuk

2. Sampel yang digunakan hanya dalam bentuk Kapsul, Jus dan Serbuk

1.4Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui berapa kadar logam Fe,Cu dan Mn pada Kapsul Garcia, Jus Magosteen dan Serbuk

2. Untuk mengetahui apakah kadar logam Fe, Cu dan Mn sesuai Standar POM

1.5 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kadar logam seperti Fe,Cu dan Mn pada Kapsul Garcia, Jus Magosteen dan Serbuk 2. Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai

kadar Logam Fe, Cu dan Mn sesuai Standar POM

1.6.Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik dan di Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

1.7.Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Laboratorium dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Analisa sampel dilakukan pada produk kemasan yaitu Kapsul Garcia, Jus Magosteen

dan Serbuk

2. Pengambilan sampel diperleh dari Mobrouk Herbal Jawa Barat 3. Sampel dipreparasi dengan menggunakan metode destruksi kering..

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manggis

2.1.1. Buah Manggis

Manggis ( Garcinia Mangostana L ) merupakan salah satu tanaman buah asli Indonesia. Sebagian besar kepustakaan mengenai tanaman manggis menunjuk Asia Tenggara, khususnya Kepulauan Sunda Besar sebagai tanah asal tumbuhnya Manggis. Pertumbuhan secara alamiah ditemukan juga di semenanjung Malasya, Myanmar, Thailand, Kamboja, Vietnam hingga kepulauan Maluku. Penyebarannya kemudian meliputi juga Srilanka, Filipina dan India bagian Selatan. Bahkan kini kebun manggis sudah bisa ditemui di Australia bagian Utara, Amerika Tengah hingga ke Florida.( Alida,2013 )

Para peneliti hortikultura di awal abad ini pernah mengemukakan pendapat bahwa tanaman manggis hanya bisa tumbuh baik bila di tanam dalam jangkauan lima derajat diutara maupun selatan Khatulistiwa, akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya introduksi tanaman ini keluar daerah asalnya ternyata cukup berhasil walaupun belum dalam skala komersial.

Meskipun penyebaran pohonnya masih terbatas di daerah – daerah sekitar Khatulistiwa, ternyata buah manggis telah lebih dahulu dikenal di daratan Eropa. Ini berkat para cerita penjelajah yang telah merasakan kelezatan buah manggis.

( Rismunandar,1996)

a. Klasifikasi Manggis

Kedudukan tanaman manggis dalam sistematika tumbuhan ( taksonomi ) diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

(20)

Spesies : Garcinia Mangostana L Nama umum : Manggis

Nama Latin : Garcinia Mangostana, L ( Setiawan )

Spesies lain yang termasuk kerabat dekat manggis adalah Mundu atau Jawura ( G,dulcis ( Roxb ).Kuurz ), Ceuri atau Kiceuri (G.livingstonei T.Anders ), Baros ( G.celebica L ) dan Menjing ( G.dioicia Bl ). Semua jenis tanaman ini pada umumnya masih tumbuh liar dihutan – hutan belantara terutama dikawasan hutan Kalimantan. Sumber genetik manggis terdapat juga di Malaysia yaitu G.hombroniana Pierre dan G. malaccensis T. Anderson atau dikenal sebagai manggis liar. ( Catur, 2013 )

Buah manggis berbentuk bulat dan berjuring ( bercupat ), sewaktu ,asih muda permukaan kulit buah berwarna hujau namun setelah tua atau matang berubah menjadi ungu kemerah - merahan atau merah muda. Pada bagian ujung buah terdapat juring atau cupat berbentuk bintang sekaligus menunjukkan cirri dari jumlah segmen daging buah, jumlahjuring buah ini berkisar 5 – 8 buah

Kulit buah manggis ukurannya tebal mencapai proporsi sepertiga bagian dari buahnya, kulit buah ini banyak mengandung pektin,tannin katechin, rosin dn zat pewarna sehingga sering didayagunakan sebagai bahan pembuat cat anti karat dan penyamak kulit. Disamping itu kulit buah mengandung getah yang warnanya kuning dan cita rasamya pahit. ( Rahmat, 1995 )

b. Kandungan Gizi Pada Manggis

Biji buah manggis diselimuti oleh aril yang berwarna putih susu, lunak dan banyak mengandung sari buah, kadang – kadang warna aril tidak putih susu tetapi putih bening atau transparan.

Kandungan gizi yang terdapat dalam daging buah manggis antara lain, sakrosa, dekstrosa, dan levulosa. Dalam setiap 100 gr buah manggis mengandung 79,2 gram air, 0,5 gr protein, 19,8 gr karbohidrat, 0,3 gram serat, 11 mg kalsium, 17 mg Fosfor, 0,9 mg besi.14 IU vitamin A. 66 mg vitamin C, 0,09 mg vitamin B1 (thiamin), 0,06 vitamin B2 (riboflavin), dan 0,1 mg vitamin B5 (niasin).

(21)

62,05%. Abu 1,01%, lemak 0,63%, Magnesium 3,3%, Tembaga 0,7%, Mangan 1,3%,protein 0,71%, total gula 1,17% dan karbohidrat 35,61%. Lipid 1%( Setiawan,2011 )

Menurut M.Soedibyo ( 1998 ), kandungan kimia kulit manggis antara lain Xantone, Mangostin, garsinon, Flavonoid dan tanin. Namun pada keterangan di Lina Mardiana ( 1011 ), justru semua senyawa tesebut semua adalah bagian dari xanton itu sendiri. Artinya kandungan kulit manggis didominasi oleh xanton, sebab setidaknya ada 40 jenis xanton yang terdapat didalamnya. Diantaranya , mangostin, mangosttenol, alpha mangostin, gamma mangostin, dan masih banyak lagi.

c. Manfaat Kulit Buah Manggis

Berikut merupakan manfaat dari buah Manggis yang sangat berguna terhadap kesehatan tuhuh kita

a.

Secara definitif, bakteri merupakan makhluk hidup yang terkecil bersel tunggal yang dapat berkembang biak dengan sangat cepat. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kandungan senyawa xanthon dalam kulit manggis dapat menghambat reproduksi beberapa jenis bakteri. Kandungan Mangostinnya menunjukkan aktivitas antibakteri yang tinggi terhadap bakteri S,aureus, P.aeruginosa, Salmonella typhymurium dan Bacillus subtilis serta aktivitas antibakteri yang sedang terhadap Proteus sp,Kleibsella sp, dan Escherhia coli.

Antibakteri

Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Masniari dan Praptiwi (2010), kulit buah manggis mengandung alkaloid, saponin, triterpenoid, tanin, fenolik, flavonoid yang merupakan senyawa pada tumbuhan yang mempunyai aktivitas antibakteri. Sapononin merupakan zat aktif yang dapat meningkatkan permeabilitas membran sehingga terjadi homolisis sel, apabila saponin berinteraksi dengan sel kuman, kuman tersebut akan pecah atau lisis,.

(22)

kulit manggis, bahkan kulit sari manggis dapat mengatasi kelebihan bakteri dan menyeimbangkan kembali kerja sistem pencernaan.

b.

Jamur merupakan suatu mikroorganisme eukaryotic yaitu memiliki inti sel, memproduksi spora, tidak mempunyai klorofil dan tidak dapat berkembang biak secara aseksual.

Antijamur

Salah satu jamur yang berbahaya adalah fusarium oxysporum.jamur ini dapat ditumpas atau dihambat pertumbuhannya dengan sari kulit manggis. Jamur ini sering menyerang tanaman dan membuat layu tanaman. Untuk membuktikan kandungan kulit manggis yang berguna sebagai obat dan pembunuh jamur serta bakteri dapat dilakukan percobaan sederhana. Setelah selesai memakan isinya, buanglah kulit manggis di tong sampah dengan beberapa sampah organik lainnya. Kemudian biarkan kulit manggis tersebut selama kurang lebih 1 bulan, setelah itu lihatlah kembali kulit manggis yang sudah dibuang. Ternyata kulit manggis tersebut tidak mengalami pembusukan tidak di selimuti jamur sebagaimana sampah organik lainnya. Hal ini terjadi karena adanya kandungan senyawa xanton yang dapat menyangkal semua bakteri dan jamur penyebab kebusukan.

c.

Inflamasi atau peradangan merupan respons dari suatu organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar atau terinfeksi. Xanton dalam kulit manggis ternyata mampu menangkal dan menyembuhkan perangan tersebut, sejak ber abad-abad yang lalu manggis telah dimanfaatkan penduduk Asia Tenggara untuk mengobati inflamasi dengan cara diminum. Antioksidan manggis mencegah pembengkakan dan memperbaiki komunikasi antar se-sel tubuh untuk melawan serangan dan perkembangan penyakit serta penyembuhan dan pemulihan,

Antiinflamasi

d.

Antioksidan berhubungan erat dengan radikal bebas didalam tubuh. Agung Endrohodori Farmasi UGM melakukan penelitian aktivitas antioksidan beberapa ektrak kulit buah manggis, yaitu ekstrak air, etanol 50 dan 90 % serta etil asetat. Metode yang digunakan adalah penangkatapan radikal bebas 2,2-difenil-1-pikrilhidradzil. Hasil penelitian tersebut

(23)

menunjukkan bahwa semua ekstrak mempunyai potensi sebagai penangkal radikal bebas, serta ekstrak air dan etanol mempunyai potensi lebih besar, berkaitan dengan aktivitas antioksidan, kedua ekstrak tersebut mampu menunjukkan aktivitas neuroprotektif pada sel NG108-15.

e.

Menurut keterangan di Wikipedia, kanker merupakan segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali, sehingga sel yang tidak terkendali tersebut menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung dijaringan yang bersebelahan atau dengan migrasi sel ketempat yang jauh.

Antikanker

Hingga saat ini, pengobatan kanker masih belum menunjukkan hasil memuaskan,oleh karena itu penelitian untuk menemukan obat kanker masih gencar dilakukan. Salah satu tanaman obat yang menjadi objek kajian adalah kulit buah manggis. Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian salah satunya oleh tim dari Tumor Pathology University di Okinawa, Jepang. Dalam penelitian tersebut dilakukan percobaan terhadap mencit untuk melihat kemampuan alpha mangostin dalam menghambat pertumbuhan sel-sel kanker kolon selama lima minggu perlakuan, ternyata hasilnya menunjukkan bahwa senyawa dari bagian senyawa xanton tersebut sangat berpotensi untuk digunakan sebagai penghambat pertumbuhan kanker. ( Setiawan, 2011 )

. 2.1.2. Kemasan Buah Manggis

(24)

a. Kapsul (Garcia)

Gambar 2.1. Kapsul Garcia

Garcia merupakan ekstrak kulit manggis yang dikemas dalam bentuk serbuk ekstrak kapsul sehingga lebih praktis di konsumsi dan memiliki kandungan xanthone yang dapat mencegah berbagai macam penyakit. Selain Garcia ada juga ekstrak kulit manggis dalam bentuk kapsul, antara lain: 5m Garcinia extract, inayah kapsul kulit manggis,extract kulit manggis samawi,mangostana 88,kapsul kulit manggis dll.

Garcia memiliki kandungan xanthone yang dapat mencegah berbagai macam penyakit. Garcia Ekstrak Kulit Manggis terdiri dari 60 kapsul @400 mg. Garcia diproduksi oleh PT. Zena Nirmala Sentosa, Bogor - Indonesia

Adapun kandungan garcia (dalam 400 mg ekstrak) : Vitamin A 0.01592 mg, Vitamin B1 0.0002 mg, Vitamin B6 0.00012 mg, Vitamin E 0.00224 mg, Vitamin C 0.0034 mg, Serat 0.01716 mg. Sedangkan komposisinya antara lain Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana) 420 mg dan Gula Sukrosa 450 mg. (POM TR. 113 328 811 ).Untuk memelihara kesehatan dapat diminum 3x1 kapsul perhari dan untuk pengobatan 3x2 kapsul perhari. Untuk mempertahankan masa simpan, kapsul ini sebaiknya disimpan di tempat yang kering dan bersuhu kamar, sekitar 250C.

(25)

b. Jus Magosteen

Gambar 2.2. Jus Magosteen

Khasiat kulit manggis telah menjadi produk yang banyak beredar di masyarakat karena dapat memberikan manfaat optimal bagi kesehatan tubuh dan juga menyembuhkan berbagai penyakit. Khasiat kulit manggis ini bisa dinikmati dalam bentuk jus. Kulit manggis yang terasa pahit dan sepat dapat diolah menjadi jus dengan campuran bahan – bahan lain agar lebih enak rasanya seperti buah-buahan, kulit manis, madu dan lainnya. Adapun jenis produk kulit manggis dalam bentuk jus antara lain : Magosteen, Alive Jus Mastin, xango, Focco mangosteen juice, magostin plus, xan max, organic mangosteen 100, mangho xan, MTX, charge, mangosten with promeganate.

(26)

Jus ini dapat diminum setiap harinya yaitu pagi dan malam. Caranya dengan menuangkan 2-3 sendok makan dalam 1 gelas (+200ml), aduk sampai rata dan siap disajikan. Jika tubuh manusia dalam kondisi normal tidak ada penyakit, maka jus magosteen paling ambang batas bisa dikonsumsi sampai 2 botol. Jika ada penyakit tertentu dalam tubuh yang mungkin mempengaruhi, maka harus tetap konsultasi dengan dokter. Karena dosis adalah 750 gram.

(http://mangosteenplus.blogspot.com/2011/04/manfaat-ekstrak-kulit-mangosteen.html)

Berikut merupakan cara membuat Jus :

Cara membuat:

Pertama, siapkan bahan – bahan yang diperlukan: • Kulit manggis sebanyak 2-3 butir

• Air secukupnya

• Madu atau pemanis lain yang rendah kalori secukupnya

• Bersihkan kulit manggis terlebih dahulu, lalu keluarkan kulit bagian dalamnya dengan cara mengeruknya dengan menggunakan sendok. Buang kulit bagian luar yang keras.

• Rebus kulit manggis beberapa saat agar dapat mengurangi rasa pahit dan sepatnya.

• Dinginkan kulit manggis yang telah direbus.

• Setelah dingin, blender kulit manggis tersebut dengan mencampurkan madu atau pemanis lain.

• Gunakan air rebusan untuk memblender atau air matang sebanyak satu gelas.

• Setelah halus, jus kulit manggis pun siap dikonsumsi.

Jus kulit manggis merupakan cara terbaik yang dapat Anda lakukan untuk menikmati khasiat kulit manggis dengan nikmat. Jika rasa pahit atau sepat masih begitu pekat, Anda bisa mencampur jus kulit manggis ini dengan buah – buahan lainnya seperti pisang, apel, strawberry, mangga, dan lain sebagainya sehingga lebih terasa segar dan nikmat. Untuk mengkonsumsinya, cukup minum 3-4 sendok makan jus sebanyak 3 kali sehari setelah makan. Simpan sisa jus di dalam didalam wadah tertutup dan lebih bagus jika disimpan

(27)

Untuk merasakan khasiat kulit manggis tentunya kita harus dapat meluangkan waktu untuk mempersiapkan bahan dan mengolahnya. Namun jika dirasa cukup merepotkan, Anda bisa memilih untuk mengkonsumsi jus kulit manggis botolan, Mangosteen. Jus kulit manggis ini sudah siap minum setiap saat, dan mengandung khasiat untuk meringankan gejala berbagai penyakit.

Manfaatnya bagi kesehatan tubuh antara lain, memelihara kesehatan, kekebalan tubuh, memelihara sel tubuh dari inisiasi kanker dan pertumbuhan tumor, menghilangkan rasa nyeri pada tubuh dan persendian, mempercantik dan menghaluskan kulit, awet muda kulit mulus bebas jerawat, memperlancar BAB lancar, baik untuk wanita manapouse, memulihkan kondisi badan pegal-pegal, lelah, baik untuk penderita kencing manis, mengobati Darah tinggi , jantung, asam urat dan rematik. (Dea,E.2012)

c. Serbuk

Gambar 2.3. Serbuk Kulit Manggis

Serbuk kulit manggis terbuat dari buah manggis tanpa campuran. Serbuk ini merupakan olahan kulit manggis ini yang cukup praktis untuk dikonsumsi. Caranya dengan menyeduh 20 gram serbuk dengan 240 mililiter air matang bersuhu 150°C. Seduhan dikonsumsi beserta ampasnya dengan harapan kandungan senyawa yang larut bersama lemak juga ikut diserap tubuh. Bila ingin lebih praktis, serbuk kulit manggis dikemas dalam kantong menyerupai teh celup. Caranya dengan memasukkan serbuk ke dalam kantong, lalu rekatkan hingga rapat. Setiap kantong berisi 10 gram serbuk kulit manggis. Untuk mengonsumsinya cukup seduh kantong dengan air mendidih, dan teh kulit manggis pun dikonsumsi.

(28)

Serbuk Serbuk ini dapat diolah dengan cara memotong kulit manggis, mengeringkan dengan cara menjemur, lalu menghancurkan dengan gilingan cabai menjadi serbuk. Kemudian menyimpannya di wadah kedap udara atau lemari pendingin supaya lebih awet.

Adapun cara membuat serbuk kulit manggis antara lain sebagai berikut :

Gambar 2.4. Kulit Manggis dipotong kecil

Pertama kali yang harus kita lakukan adalah memotong atau mencacah kulit manggis sampai berukuran 4cm.

Gambar 2.5. Potongan Kulit Manggis dijemur dibawah matahari

(29)

Gambar 2.6. Kulit manggis dihaluskan

Selanjutnya potongan kulit manggis yang telah kering dihancurkan dengan ditumbuk sampai menjadi serbuk atau bubuk, kemudian dimasukkan dalam plastik kemasan, agar awet, simpan serbuk di wadah kedap udara atau lemari pendingin.

2.2. Karakteristik Logam Berat

Akhir-akhir ini kasus keracunan logam berat yang berasal dari bahan pangan semakin meningkat jumlahnya. Pencemaran logam berat terhadap alam lingkungan merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan bahan tersebut oleh manusia.

Cemaran logam Cu pada bahan pangan pada awalnya terjadi karena penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan. Meskipun demikian, pengaruh proses pengolahan akan dapat mempengaruhi status keberadaan tersebut dalam bahan pangan. Sumber utama kontaminan logam berat sesungguhnya berasal dari udara dan air yang mencemari tanah. Selanjutnya semua tanaman yang tumbuh di atas tanah yang telah tercemar akan mengakumulasikan logam-logam tersebut pada semua bagian (akar, batang, daun dan buah).

Logam berat dapat terakumulasi dalam jumlah yang cukup besar pada tanaman seperti padi, rumput, beberapa jenis leguminosa untuk pakan ternak, dan sayuran. Logam berat seperti Pb, Cd, Cu, dan Zn sering terakumulasi pada komoditi tanaman. emaran tembaga (Cu) terdapat pada sayuran dan buah-buahan yang disemprot dengan pestisida secara berlebihan.

(30)

Sesungguhnya, istilah logam berat hanya ditujukan kepada logam yang mempunyai berat jenis lebih besar dari 5 g/cm3. Namun, pada kenyataannya, unsur-unsur metaloid yang mempunyai sifat berbahaya juga dimasukkan ke dalam kelompok tersebut. Dengan demikian, yang termasuk ke dalam kriteria logam berat saat ini mencapai lebih kurang 40 jenis unsur. Beberapa contoh logam berat yang beracun bagi manusia adalah: arsen (As), kadmium (Cd), tembaga (Cu), timbal (Pb), merkuri (Hg), nikel (Ni), dan seng (Zn).

Logam Cu dan Zn adalah jenis logam yang dibutuhkan oleh tubuh (Supriyanto, 2007). Oleh karena itu, logam-logam ini diperlukan tubuh dalam jumlah tertentu. Namun, apabila manusia mengkonsumsi makanan dengan konsentrasi Cu dan Zn yang berlebih maka dapatmenimbulkan penyakit. Tingginya konsentrasi Cu dan Zn dalam makanan dapat terjadi dikarenakan adanya kontaminasi dari lingkungan. Makanan yang dijajakan oleh penjual jajanan umumnya tidak dipersiapkan secara baik dan bersih. Kebanyakan penjual jajanan mempunyai pengetahuan yang rendah tentang penanganan pangan yang aman, mereka juga kurang mempunyai akses terhadap air bersih serta fasilitas cuci dan buang sampah. Terjadinya EM 1-3 kontaminasi pada jajanan kaki lima dapat berupa kontaminasi baik dari bahan baku, penjamah makanan yang tidak sehat, atau peralatan yang kurang bersih, juga waktu dan temperatur penyimpanan yang tidak tepat.

2.2.1. Besi (Fe)

Besi yaitu logam berwarna putih perak kukuh dan liat, yang melebur pada 15350C dan mengandung sejumlah kecil karbida, salisida, serta sedikit grafit.

(31)

2.2.2 Tembaga (Cu)

Tembaga merupakan logam berbentuk kristal dengan warna kemerahan dan mempunyai titik didh 26000C dan titik leleh 10800C. Fungsi dari tembaga untuk kesehatan tubuh yaitu membentuk hemoglobin, kolagen dan menjaga kesehatan saraf,jika dalam tubuh kita kekurangan Tembaga bisa mengakibatkan penyakit seperti Anemia, radanng sendi dan mudah lelah, namun jika kelebihan juga dapat menyebabkan keracunan yang ditandai dengan muntah, pusing, lemas, sakit perut dan diare. Jika terjadi terus-menerus dapat menyebabkan sakit jantung dan kerusakan hati yang berakibat pada kematian, Tembaga bisa diperoleh dari bahan makanan misalnya Seafood, gandum, jagung, polong-polongan.

2.2.3. Mangan ( Mn )

Mangan adalah logam dengan berwarna putih keabu-abuan dengan sifat yang keras tapi rapuh, secara kimia mangan sangat reaktif dan terurai oleh air dingin secara perlahan, Fungsi mangan tuntuk tubuh kita sangat penting untuk menjaga kesehatan otak, tulang, berperan dalam pertumbuhan rambut dan kuku, dan membantu menghasilkan enzim untuk metabolisme tubuh untuk mengubah karbohidrat dan protein membentuk energi yang akan digunakan.jika kekurangan Mangan dapat beresiko terkena diabetes, osteoporosis, rematik dan kolesterol tinggi namun jika kelebihan Mangan juga dapat menyebabkan kadar besi dalam tubuh menurun sehingga meningkatkan resiko terkena anemia, gangguan kulit, jantung, hati, pembuluh darah dan kerusakan otak. Selain itu, mangan yang berlebihan dapat mencegah penyerapan zat tembaga untuk tubuh. Mangan dapat kita peroleh dari makanan misalnya telur, kacang-kacangan, polong-polongan, sayuran berdaun hijau, daging merah. Pada buah-buahan terdapat pada buah strawberry, nanas, anggur.

2.3. Destruksi

(32)

kering).Kedua destruksi ini memiliki teknik pengerjaan dan lama pemanasan atau pendestruksian yang berbeda.

2.3.1. Jenis-jenis Destruksi

a) Metode destruksi basah

Destruksi basah merupakan perombakan sampel dengan asam kuat baik tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat oksidator.Pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah adalah asam nitrat, asam sulfat, asam perkhlorat, asam klorida dan dapat digunakan secara tunggal maupun campuran.

b) Metode destruksi kering

Destruksi kering merupakan perombakan logam organik dalam sampel menjadi logam anorganik dengan jalan pengabuan sampel dan memerlukan suhu pemanasan tertentu. Pada umumnya dalam destruksi kering ini dibutuhkan suhu pemanasan antara 400-500oC, tetapi suhu ini sangat tergantung terhadap jenis sampel yang akan dianalisis. Untuk menentukan suhu pengabuan dengan sistem ini terlebih dahulu ditinjau jenis logam yang akan dianalisis. Bila oksida-oksida logam yang terbentuk mudah menguap, maka perlakuan ini tidak memberikan hasil yang baik, disebabkan pada suhu tertentu oksida logam tersebut sudah habis menguap. (sumber: Vivianti, 2003)

2.4. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

Spektrofotometer serapan atom adalah suatu metode pengukuran kuantitatif suatu unsur yang terdapat dalam suatu cuplikan berdasarkan penyerapan cahaya pada panjang gelombang tertentu oleh atom-atom bentuk gas dalam keadaan dasar.Telah lama ahli kimia menggunakan pancaran radiasi oleh atom yang dieksitasikan dalam suatu nyala sebagai alat anlisis. Suatu nyala yang lain, kebanyakan atom berada dalam keadaan tereksitasi. Fraksi atom-atom yang tereksitasi berubah secara eksponensial dengan temperatur.Teknik ini digunakan untuk penetapan sejumlah unsur, kebanyakan logam dan sampel yang sangat beraneka ragam.

2.4.1. Prinsip Dasar SSA

(33)

2.4.2. Instrumentasi Spektrofotometer Serapan Atom

A C D E F

[image:33.595.79.468.145.204.2]

B

Gambar 2. Skema Peralatan Ringkas Spektrofotometer Serapan Atom

Keterangan Gambar:

A = Lampu Katoda Berongga B = Nyala

C = Monokromator D = Detektor E = Amplifier F = Rekorder

(Sumber: Purworini, 2006)

2.4.3. Cara Kerja Spektrofotometer Serapan Atom

Cara kerja Spektroskopi Serapan Atom ini adalah berdasarkan atas penguapan larutan sampel, kemudian logam yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengapsorbsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda (Hollow Cathode Lamp) yang mengandung unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu menurut jenis logamnya. (Darmono, 1995).

Atomisasi dapat dilakukan baik dengan nyala maupun dengan tungku.Untuk mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan energi panas. Temperatur harus benar-benar terkendali dengan sangat hati-hati agar proses atomisasinya sempurna. Ionisasi harus dihindarkan dan ini dapat terjadi bila temperatur terlalu tinggi.

(34)

ke kamar pencampur.Dengan gas asetilen dan oksidator udara tekan, temperatur dapat dikendalikan secara elektris.Biasanya temperatur dinaikkan secara bertahap, untuk menguapkan dan sekaligus mendisosiasikan senyawa yang dianalisis.

(35)

BAB III

BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Bahan

- HNO3 p.a( E.Merck )

- H2O2 p.a( E.Merck )

- Aquadest

- Serbuk kulit manggis - Kapsul kulit manggis - Jus kulit manggis

3.2. Alat

- SSA

- NeracaAnalitik Mettler PM 400

- PeralatanGelas Pyrex

- Hot Plate Fisher

- Bola Karet - Pipet tetes - CawanKrusibel

- Oven Fisher

- Tanur Fisher

- Spatula

(36)

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1. Pembuatan Larutan Standart Fe 3+

Dilarutkan 4,9784 g FeSO4.7H2O dengan akuades dalam labu takar 1000 mL, lalu diencerkan hingga garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.1.1. Pembuatan Larutan Seri Standar Fe3+

Sebanyak 10 mL larutan standar Fe3+ 1000 mg/L dipipet lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, kemudian ditambahkan akuades sampai garis tanda untuk memperoleh larutan standar Fe3+100 mg/L.

Dari larutan standar Fe3+ 100 mg/L dipipet sebanyak 10 mL, dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, lalu ditambahkan akuades sampai garis tanda untuk memperoleh larutan standar Fe3+ 10 mg/L.

Kemudian dari larutan standar Fe3+ 10 mg/L dipipet masing-masing 0,5; 1; 1,5; 2 mL dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL, kemudian ditambahkan akuades sampai garis tanda untuk memperoleh larutan seri standar Fe3+ 0,1; 0,2; 0,3; 0,4 mg/L, selanjutnya ditentukan nilai absorbansinya dengan Spektrofotometer Serapan Atom pada panjang gelombang 248,33 nm. Pengukuran dilakukan tiga kali untuk setiap konsentrasi larutan seri standar Fe3+

3.3.2. Pembuatan Larutan Standart Cu2+

Dilarutkan 3,9291 g CuSO4.5H2O dengan akuades dalam labu takar 1000 mL, lalu diencerkan hingga garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.2.1. Pembuatan Larutan Seri Standar Cu2+

Sebanyak 10 mL larutan standar Cu2+ 1000 mg/L dipipet lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, kemudian ditambahkan akuades sampai garis tanda untuk memperoleh larutan Cu2+ 100 mg/L.

Dari larutan standar Cu2+ 100 mg/L dipipet sebanyak 10 mL, dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, lalu ditambahkan akuades sampai garis tanda untuk memperoleh larutan standar Cu2+ 10 mg/L.

(37)

3.3.3. Pembuatan Larutan Standart Mn2+

Dilarutkan 3,9291 g MnSO4.5H2O dengan akuades dalam labu takar 1000 mL, lalu diencerkan hingga garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.3.1. Pembuatan Larutan Seri Standar Mn2+

Sebanyak 10 mL larutan standar Mn2+ 1000 mg/L dipipet lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, kemudian ditambahkan akuades sampai garis tanda untuk memperoleh larutan standar Mn2+100 mg/L.

Dari larutan standar Mn2+ 100 mg/L dipipet sebanyak 10 mL, dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, lalu ditambahkan akuades sampai garis tanda untuk memperoleh larutan standar Mn2+ 10 mg/L.

Kemudian dari larutan standar Mn2+10 mg/L dipipet masing-masing 0,5; 1; 1,5; 2 mL dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL, kemudian ditambahkan akuades sampai garis tanda untuk memperoleh larutan seri standar Mn2+ 0,1; 0,2; 0,3; 0,4 mg/L, selanjutnya ditentukan nilai absorbansinya dengan Spektrofotometer Serapan Atom pada panjang gelombang 279,5 nm. Pengukuran dilakukan tiga kali untuk setiap konsentrasi larutan seri standar Mn2+

3.3.4.Preparasi Sampel

3.3.4.1. Penyediaan Sampel

Ekstrak kulit manggis telah disediakan dalam bentuk kemasan yaitu serbuk, kapsul dan jus

3.3.4.2. Pengabuan Sampel

Sebanyak 10 gram serbuk kulit manggis dimasukkan kedalam cawan krusibel diabukan pada suhu 550 - 600 0C selama 3 jam dalam tanur listrik lalu didinginkan dalam desikator

3.3.4.3. Penyediaan Larutan Sampel

(38)

3.4. Bagan Penelitian

3.4.1. Penyediaan dan Pengabuan Sampel a. Kapsul Garcia

ditimbang sebanyak 10 gram

dimasukkan ke dalam cawan krusibel diabukan pada suhu 550-6000C selama 3 jam didinginkan didalam desikator

(39)

dimasukkan kedalam beaker glass 250 mL ditambahkan 10 mL HNO3 pekat

dipanaskan diatas hot plate selama 30 menit didiamkan hingga dingin

ditambahkan 5 mL HNO3 pekat ditambahkan 3 mL H2O2 30%

dipanaskan diatas hot plate hingga setengah volume awal

didiamkan hingga dingin

disaring dengan kertas saring Whatmann No.42 dan dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL

D

diatur pH=3

ditambahkan aquadest hingga garis tanda dihomogenkan

ditentukan kadar Fe, Cu dan Mn dengan SSA

Larutan Sampel

Larutan Hitam Pekat

Filtrat Residu

Filtrat Residu

Hasil

(40)

b.Jus Magosteen

dimasukkan 10 gram kedalam beaker glass 250 mL ditambahkan 10 mL HNO3(p)

dipanaskan diatas hot plate selama 30 menit didiamkan hingga dingin

ditambahkan 5 mL HNO3 pekat ditambahkan 3 mL H2O2 30%

dipanaskan diatas hot plate hingga setengah volume awal

didiamkan hingga dingin

disaring dengan kertas saring Whatmann No.42 dan dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL

diatur pH=3

ditambahkan aquadest hingga garis tanda dihomogenkan

ditentukan kadar Fe, Cu dan Mn dengan SSA Larutan Sampel

Larutan Hitam Pekat

Filtrat Residu

Filtrat Residu

(41)

c. Serbuk

ditimbang sebanyak 10 gram

dimasukkan kedalam cawan krusibel

diabukan pada suhu 550-6000C selama 3 jam didinginkan didalam desikator

Serbuk Kering kulit buah Manggis

Abu kulit Buah

(42)

dimasukkan kedalam beaker glass 250 mL ditambahkan 10 mL HNO3 pekat

dipanaskan diatas hot plate selama 30 menit didiamkan hingga dingin

ditambahkan 5 mL HNO3 pekat ditambahkan 3 mL H2O2 30%

dipanaskan diatas hot plate hingga setengah volume awal

didiamkan hingga dingin

disaring dengan kertas saring Whatmann No.42 dan dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL

diatur pH=3

ditambahkanaquadesthinggagaristanda dihomogenkan

ditentukan kadar Fe, Cu dan Mn dengan SSA Larutan Sampel

Abu kulit Buah Manggis

Larutan Hitam Pekat

Filtrat Residu

Filtrat Residu

(43)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Kapsul (Garcia ) 4.1.1.1.Logam Besi ( Fe)

[image:43.595.223.436.241.369.2]

Data hasil pengukuran absorbansi larutan standar Fe3+ pada Kapsul Garcia dengan Metode SSA adalah seperti pada tabel 4.1.berikut :

Tabel 4.1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Fe3+ dengan Spektrofotometer Serapan Atom

Kadar mg/L Absorbansi (A)

0,0 0,0000

0,1 0,0140 0,2 0,0307 0,3 0,0456 0,4 0,0635

4.1.1.1.1. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva Kalibrasi untuk Larutan Standar ���+

[image:43.595.131.466.484.671.2]

Data absorbansi yang diperoleh untuk suatu seri larutan standar Fe3+ diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar sehingga diperoleh kurva kalibrasi berupa garis linear seperti pada gambar 4.1.berikut ini :

Gambar 4.1. Kurva Kalibrasi Larutan Seri standar Fe3+

y = 0.1586x + 0.0001 r = 0.998

0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5

A

bso

rba

nsi

(44)
[image:44.595.62.517.173.362.2]

Persamaan garis regresi ini diturunkan dengan metode Least Square, dimana konsentrasi dari larutan standar dinyatakan sebagai Xi dan absorbansi dinyatakan sebagai Yi seperti pada tabel 4.2.berikut:

Tabel 4.2. Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi untuk Larutan Seri standar Fe3+

No Xi Yi ( Xi – ��) (Yi – ��) (Xi – X)2 (Yi – Y)2 (Xi – X)(Yi – Y)

1 0,0 0,0000 -0,2 -0,0307 0,04 9,4249 x 10−4 0,614 x 10−2

2 0,1 0,0140 -0,1 -0,0167 0,01 2,7889 x 10−4 0,167 x 10−2

3 0,2 0,0307 0 0 0 0 0

4 0,3 0,0456 0,1 0,0149 0,01 2,2201 x 10−4 0,149 x 10−2

5 0,4 0,0635 0,2 0,0328 0,04 10,7584 x 10−4 0,656 x 10−2

1,0 0,1538 0,0 0,0003 0,1 25,1923 x ��−� 1,586 x ��−�

X

=

∑�� �

=

1,0

5

= 0,2

Y

=

Ʃ∑��

n

=

0,1538

5

= 0,0307

Penurunan persamaan garis regresi: Y = aX + b

Dimana a = slope b = intersept

�= Ʃ

(�� − ��)(�� − ��)

Ʃ∑

(�� − ��)2 =

1,586 �10−2

0,1 = 0,1586

�= �� − ���

= 0,0307 – (0,1586) (0,2) = 0,0001

(45)

4.1.1.1.2. Penentuan Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

=

Ʃ∑(��−��)(�−��)]

�Ʃ∑(��−��)2∑(�−��)2

=

1,586�10−2

�(0,10)(25,1923�10−4)

= 0,998

4.1.1.1.3.Penentuan Kandungan Besi pada Sampel

Kandungan besi dapat ditentukan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi dengan mensubstitusi nilai absorbansi yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi

4.1.1.1.4. Penentuan Kandungan besi yang terkandung pada sampel dalam mg/L

Dari data pengukuran absorbansi besi untuk sampel kapsul Garcia diperoleh absorbansi dalam tabel 4.3 sebagai berikut :

No Sampel Absorbansi

A1 A2 A3 Ā

1 Garcia 0,5268 0,5187 0,5289 0,5248

2 Magosteen 0,0722 0,0680 0,0606 0,0669

3 Serbuk 0,6782 0,6811 0,6751 0,6781

A1 = 0,5268 A2 = 0,5187 A3 = 0,5289

Dengan mensubstitusi nilai Y ( absorbansi ) ke persamaan garis regresi Y = 0,1586 X + 0,0001, maka diperoleh :

X1 = 3,3209 X2 = 3,2698 X3 = 3,3341

Dengan demikian kandungan besi pada kapsul Garcia dngan metode SSA adalah:

�� =

Ʃ∑

�� �
(46)

(�1− ����)2 = (3,3209−3,3082)2 = 1,6129 �10−4 (�2− ����)2 = (3,2698−3,3082)2 = 14,7456 �10−4

(�3− ����)2 = (3,3341−3,3082)2 = 6,7081 �10−4

Ʃ∑

(�� − �)2 = 23,0666 10−4+

Mak

a

=

Ʃ(��−��)2

�−1

=

23,0666�10−4

2

= 0,0339

Harga

=

√�

=

0,0339

√3

= 0,0195

Dari data hasil distribusi t student untuk n = 3, dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 2 untuk derajat kepercayaan 95% (p-0,05), t = 4,30 maka:

d = t (0,05 x (n – 1)) � d = 4,30 (0,5 x 2) x 0,0195 = 0,0083

Sehingga diperoleh hasil pengukuran kandungan besi dalam kapsul Garcia sebesar: 3,3082 ± 0,0083 mg/L

(47)

4.1.1.1.5. Penentuan Kandungan Besi yang terkandung dalam Kapsul Garcia dalam

mg/Kg

Untuk memperoleh kandungan besi dalam 1 kg kapsul Garcia dalam satuan mg/Kg dapat ditentukan melalui persamaan berikut:

kadarbesi = kadar� mg

L

� � x volume hasil destruksi (L)

massa sampel (mg) x 10

6mg/Kg

= 3,3082mg/Lx0,1L

(48)

4.1.1.2. Logam Tembaga( Cu )

[image:48.595.219.423.177.303.2]

Data hasil pengukuran absorbansi larutan standar Cu2+ pada Garcia dengan Metode SSA adalah seperti pada tabel 4.3. berikut :

Tabel 4.4. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Cu2+ dengan

Spektrofotometer Serapan Atom

Kadar mg/L Absorbansi (A)

0,0 0,0000

0,1 0,0089 0,2 0,0174 0,3 0,0264 0,4 0,0340

4.1.1.2.1.Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva Kalibrasi untuk

Larutan Standar ���+

[image:48.595.218.426.178.301.2]

Data absorbansi yang diperoleh untuk suatu seri larutan standar Cu2+ diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar sehingga diperoleh kurva kalibrasi berupa garis linear seperti pada gambar 4.2.berikut ini :

Gambar 4.2. Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standar Cu2+ y = 0.0855x + 0.0002

r = 0.999

0,0000 0,0050 0,0100 0,0150 0,0200 0,0250 0,0300 0,0350 0,0400

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5

A

bso

rba

nsi

[image:48.595.119.478.424.634.2]
(49)
[image:49.595.63.517.168.367.2]

Persamaan garis regresi ini diturunkan dengan metode Least Square, dimana konsentrasi dari larutan standar dinyatakan sebagai Xi dan absorbansi dinyatakan sebagai Yi seperti pada tabel 4.4berikut :

Table 4.4. Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi untuk Larutan Seri standar Cu2+

No Xi Yi ( Xi – ��) (Yi – ��) (Xi – X)2 (Yi – Y)2 (Xi – X)(Yi – Y)

1 0,0 0,0000 -0,2 -0,0173 0,0400 3,01 x 10−4 0,3468 x 10−2

2 0,1 0,0089 -0,1 -0,0084 0,0100 0,71 x 10−4 0,0844 x 10−2

3 0,2 0,0174 0 0,0001 0,0000 0 0

4 0,3 0,0264 0,1 0,0091 0,0100 0,82 x 10−4 0,0906x 10−2

5 0,4 0,0340 0,2 0,0167 0,0400 2,78 x 10−4 0,3332 x 10−2

1,0 0,0867 0,0 0,0003 0,1000 7,32 x ��−� 0,8550 x ��−�

��

=

Ʃ∑��

=

1,0

5

= 0,2

��

=

Ʃ∑��

=

0,0867

5

= 0,0173

Penurunan persamaan garis regresi: Y = aX + b

Dimana a = slope b = intersept

�=

Ʃ∑

(�� − ��)(�� − ��)

Ʃ∑

(�� − ��)2 =

0,8550 �10−2

0,1 = 0,0855

�= �� − ���

= 0,0173 – ( 0,0855 ) (0,2) = 0,0002

(50)

4.1.1.2.2. Penentuan Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

=

Ʃ∑(��−��)(�−��)]

�Ʃ∑(��−��)2∑ (�−��)2

=

0,8550 �10−2

�(0,1)(7,32 �10−4)

= 0,999

4.1.1.2.3. Penentuan Kandungan Tembaga pada Sampel

Kandungan Tembaga dapat ditentukan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi dengan mensubstitusi nilai absorbansi yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi

4.1.1.2.4. Penentuan Kandungan Tembaga yang terkandung pada sampel dalam mg/L

Dari data pengukuran absorbansi tembaga untuk sampel kapsul Garcia diperoleh absorbansi dalam tabel 4.6 sebagai berikut :

No Sampel Absorbansi

A1 A2 A3 Ā

1 Garcia 0,1248 0,1246 0,1253 0,1249

2 Magosteen 0,0023 0,0021 0,0028 0,0024

3 Serbuk 0,1745 0,1737 0,1742 0,1741

A1 = 0,1248 A2 = 0,1246 A3 = 0,1253

Dengan mensubstitusi nilai Y ( absorbansi ) ke persamaan garis regresi Y = 0,0855 X + 0,0002, maka diperoleh :

X1 = 1,4573 X2 = 1,4549 X3 = 1,4631

Dengan demikian kandungan Tembaga pada kapsul Garcia dengan metode SSA adalah:

�� =

�� �
(51)

(�1− ����)2 = (1,4573−1,4584)2 = 0,0121 �10−4 (�2− ����)2 = (1,4549−1,4584)2 = 0,1225 �10−4 (�3− ����)2 = (1,4631−1,4584)2 = 0,2209 �10−4

Ʃ∑

(�� − �)2 = 0,3555 10−4 +

Mak

a

=

Ʃ∑(��−��)2

�−1

=

0,3555�10−4

2

= 0,0059

Harga

=

√�

=

0,0059

√3

= 0,0034

Dari data hasil distribusi t student untuk n = 3, dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 2 untuk derajat kepercayaan 95% (p-0,05), t = 4,30 maka:

d = t (0,05 x (n – 1)) � d = 4,30 (0,05 x 2) x 0,0034 = 0,0014

Sehingga diperoleh hasil pengukuran kandungan tembaga dalam kapsul Garcia sebesar: 1,4584 ± 0,0014 mg/L

(52)

4.1.1.2.5. Penentuan kandungan Tembaga yang terkandung pada Kapsul Garcia dalam

mg/Kg

Untuk memperoleh kandungan Tembaga dalam 1 kg kapsul Garcia dalam satuan mg/Kg dapat ditentukan melalui persamaan berikut:

������� = �������� �� ��������ℎ������������� (�) ����������� (��) � 10

6��/��

= 1,4584��/��0,1�

(53)

4.1.1.3. Logam Mangan ( Mn)

[image:53.595.219.425.195.325.2]

Data hasil pengukuran absorbansi larutan standar Mn3+ pada Garcia dengan Metode SSA adalah seperti pada tabel 4.1.berikut :

Tabel 4.7..Data hasil pengukuran absorbansi larutan standar Mn3+ pada kapsul ( Garcia ) dengan metode SSA pada���������= 279,5 nm.

Kadar mg/L Absorbansi (A)

0,0 0,0000

0,1 0,1695 0,2 0,3517 0,3 0,5169 0,4 0,6732

4.1.1.3.1.Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Kurva Kalibrasi untuk

Larutan Standar ���+

[image:53.595.117.483.457.679.2]

Data absorbansi yang diperoleh untuk suatu seri larutan standar Mn3+ diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar sehingga diperoleh kurva kalibrasi berupa garis linear seperti pada gambar 4.1.berikut ini :

Gambar 4.3.Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standar Mn2+ y = 16,938x + 3,045

r = 0.998

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5

A

bso

rba

nsi

(54)
[image:54.595.62.518.174.369.2]

Persamaan garis regresi ini diturunkan dengan metode Least Square, dimana konsentrasi dari larutan standar dinyatakan sebagai Xi dan absorbansi dinyatakan sebagai Yi seperti pada tabel 4.8.berikut

Tabel 4.8. Data Hasil Penurunan Persamaan Garis Regresi untuk Larutan Seri standar Mn2+

No Xi Yi ( Xi – ��) (Yi – ��) (Xi – X)2 (Yi – Y)2 (Xi – X)(Yi – Y)

1 0,0 0,0000 -0,2 -0,3422 0,0400 1171,0084 x 10−4 68,44 x 10−2

2 0,1 0,1695 -0,1 -0,1727 0,0100 298,2529 x 10−4 17,27 x 10−2

3 0,2 0,3517 0 0,0095 0,0000 0,9025 x 10−4 0

4 0,3 0,5169 0,1 0,1747 0,0100 305,2009 x 10−4 17,47 x 10−2

5 0,4 0,6732 0,2 0,3310 0,0400 1095,6100 x 10−4 66,20 x 10−2

1,0 1,7113 0,0 0,0003 0,1000 2870,9747 x ��−� 169,38 x ��−�

��

=

Ʃ∑��

=

1,0

5

= 0,2

��

=

Ʃ∑��

=

1,7113

5

= 0,3422

Penurunan persamaan garis regresi: Y = aX + b

Dimana a = slope b = intersept

�=

Ʃ∑

(�� − ��)(�� − ��)

∑Ʃ

(�� − ��)2 =

169,38 �10−2

0,10 = 16,938

�= �� − ���

= 0,3422 – (16,938) (0,2) = 3,0454

(55)

4.1.1.3.2. Penentuan Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

=

Ʃ∑(��−��)(�−��)]

�Ʃ∑(��−��)2∑(�−��)2

=

169,38�10−2

�(0,10)(2870,9747�10−4)

= 0,998

4.1.1.3.3.Penentuan Kandungan Mangan pada Sampel

Kandungan mangan dapat ditentukan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi dengan mensubstitusi nilai absorbansi yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi

4.1.1.3.4. Penentuan Kandungan Mangan yang terkandung pada sampel dalam mg/L

Dari data pengukuran absorbansi Mangan untuk sampel diperoleh absorbansi dalam tabel 4,9 sebagai berikut :

No Sampel Absorbansi

A1 A2 A3 Ā

1 Garcia 0,1102 0,1158 0,1124 0,1128

2 Magosteen 0,0148 0,0147 0,0182 0,0159`

3 Serbuk 0,2204 0,2177 0,2230 0,2203

A1 = 0,1102 A2 = 0,1158 A3 = 0,1124

Dengan mensubstitusi nilai Y ( absorbansi ) ke persamaan garis regresi Y = 16,938 X + 3,0454 maka diperoleh :

X1 = 0,1732 X2 = 0,1729 X3 = 0,1731

Dengan demikian kandungan Mangan pada kapsul Garcia dngan metode SSA adalah:

�� =

Ʃ∑

�� �
(56)

(�1− ����)2 = (0,1732−0,1730)2 = 0,0004 �10−4 (�2− ����)2 = (0,1729−0,1730)2 = 0,0001 �10−4 (�3− ����)2 = (0,1731−0,1730)2 = 0,0001 �10−4

Ʃ∑

(�� − �)2 = 0,0006 10−4 +

Mak

a

=

Ʃ∑(��−��)2

�−1

=

0,0006�10−4

2

= 0,0001

Harga

=

√�

=

0,0001

√3

= 0,00005

Dari data hasil distribusi t student untuk n = 3, dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 2 untuk derajat kepercayaan 95% (p-0,05), t = 4,30 maka:

d = t (0,05 x (n – 1)) � d = 4,30 (0,5 x 2) x 0,00005 = 0,00002

Sehingga diperoleh hasil pengukuran kandungan Mangan dalam kapsul Garcia sebesar: 0,1730 ± 0,00002 mg/L

Hasil perhitungan untuk kandungan mangan pada Kapsul Garcia terlampir pada lampiran

4.1.1.3.5. Penentuan kandungan mangan yang terkandung dalam mg/Kg

Untuk memperoleh kandungan Mangan dalam 1 kg kapsul Garcia dalam satuan mg/Kg dapat ditentukan melalui persamaan berikut:

������� = �������� �� ��������ℎ������������� (�) ����������� (��) � 10

6��/��

= 0,1730��/��0,1�

(57)

4.3. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan kadar logam Fe, Cu dan Mn pada Kapsul Garcia, Jus Magosteen dan Serbuk.

Penentuan kadar logam Fe, Cu dan Mn pada Kapsul Garcia, Jus Magosteen dan Serbuk dapat dilakukan dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom dengan menggunakan cara metode destruksi kering. Sampel dimasukkan kedalam cawan krusibel untuk diabukan pada suhu 550-600 0Cdalam tanur listrik selama 3 jam. Abu yang tertinggal selama proses pengabuan dilarutkan dengan HNO3(p) secara perlahan- lahan hingga semua abu larut. Larutan sampel kemudian dipanaskan diatas hot plate dan diuapkan hingga volume awal dan disaring dengan kertas whatman no 42 hingga terpisah antara residu yang tidak terlarut dengan filtrat larutan. Filtrat larutan kemudian diuji dengan alat SSA dengan panjang gelombang besi (Fe) 248,33 nm, Tembaga (Cu) 324,75 nm dan Mangan (Mn) 279,5 nm

Kurva kalibrasi larutan standar Fe, Cu dan Mn, dibuat dengan memvariasikan konsentrasi larutan standar Fe, Cu dan Mn dengan menggunakan persamaan Least Square sehingga diperoleh persamaan garis linier untuk Fe, Y =0,1586 X + 0,0001, Cu, Y = 0,0855 X + 0,0002 dan untuk Mn, Y = 16,938 X + 3,0454 dengan grafik terlampir

Dalam penentuan apakah suatu penelitian memiliki titik yang sejajar pada kurva kalibrasi dengan harga slope positif dapat dilihat dari perhitungan koefisien korelasi untuk Fe = 0,998, Cu = 0,999 dan Mn = 0,998. Hal ini menunjukkan adanya hubungan atau korelasi positif antara konsentrasi dengan absorbansi. Pada penelitian analitik, grafik kurva kalibrasi yang baik ditunjukkan dengan harga r ≥ 0,99. (Miller J.C.N. 1986).

Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh kadar logam Fe, Cu dan Mn pada Kapsul Garcia, Magosteen dan Serbuk. Kandungan Fe dalam Kapsul Garcia sebesar 330,82 mg/Kg, Jus Magosteen 42,13 mg/Kg dan Serbuk 427,50 mg/Kg. Kandungan Cu pada Kapsul Garcia sebesar 145,84 mg/Kg, Jus Magosteen sebesar 2,57 mg/Kg dan Serbuk 203,42 mg/Kg. Kandungan Mn pada kapsul Garcia sebesar 17,30 mg/Kg, Jus Magosteen sebesar 17,56 dan Serbuk sebesar 16,67mg/Kg. Dari data yang diperoleh menunjukkan kandungan Fe, Cu dan Mn yang paling besar yaitu pada Serbuk, dan Kandungan Fe, Cu dan Mn paling sedikit yaitu pada Jus Magosteen. Kandungan logam yang terdapat dalam sampel yaitu kulit manggis, diperoleh dari pemeliharaan pohon manggis oleh petani didaerah pohon manggis yang menggunakan pupuk anorganik dan peptisida, sehingga adanya kandungan logam tersebut berasal dari tanah tempat pohon manggis tumbuh.

(58)

sampel sudah berbeda, misalnya Garcia dengan komposisi serbuk kulit manggis dan juga gula sukrosa. Jus Magosteen dengan komposisi madu, ekstrak kulit manggis, habbatussauda, rosella, kayu manis, air, sedangkan Serbuk tanpa ada campuran lain, Maka dengan demikian kadar logam setiap sampel diperoleh berbeda-beda.

Mengkonsumsi produk ini aman dalam jangka panjang,karena produk ini merupakan obat Herbal yang sudah diteliti dan sudah dibuktikan. Menurut PT. Industri Jamu Borobudur yang bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta membuktikan, ekstrak kulit Manggis tidak toksik. Melalui uji toksitas subkronik, terbukti ekstrak kulit Manggis tidak mempengaruhi profil kimia darah, ginjal maupun hati, hingga dosis 750 gram masih aman untuk dikonsumsi. Perlu diketahui kulit manggis mengandung kadar resin, serat kasar dan tanin yang bisa mengakibatkan gangguan pencernaan, mempengaruhi sistem kerja tubuh misalnya nyeri sendi, sakit kepala, nyeri otot, perut mual dan kembung, insomnia dan gangguan istirahat lainnya seperti jantung berdebar,selain itu dapat juga menimbulkan alergi ringan yaitu kulit kemerahan, terjadinya pembengkakan, gatal pada beberapa bagian tubuh dan kulit bersisik. Maka kita perlu berhati-hati mengkonsumsinya, jangan sampai melebihi dosis yang dibutuhkan tubuh.

(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian diperoleh kandungan Fe dalam Kapsul Garcia sebesar 330,82 ± 0,0081 mg/Kg, Jus Magosteen 42,13 ± 0,0090 mg/Kg dan Serbuk 427,50 ± 0,0044 mg/Kg. Kandungan Cu pada Kapsul Garcia sebesar 145,84 ± 0,0011 mg/Kg, Jus Magosteen sebesar 2,57 ± 0,0004 mg/Kg dan Serbuk 203,42 ± 0,0003 mg/Kg. Kandungan Mn pada kapsul Garcia sebesar 17,30 ± 0,00001 mg/Kg, Jus Magosteen sebesar 17,56 ± 0,0028 mg/Kg dan Serbuk sebesar 16,67 ± 0,00003 mg/Kg. Dari data yang diperoleh menunjukkan kandungan Fe, Cu dan Mn yang paling besar yaitu pada Serbuk, dan Kandungan Fe, Cu dan Mn paling sedikit yaitu pada Jus Magosteen.

2. Dari hasil penelitian diperoleh kandungan Logam dalam Produk kulit Manggis dalam bentuk Kapsul, Jus dan Serbuk masih memenuhi standar POM No.HK00.06.0511.

5.2. Saran

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Alida.2013.Terapi Herbal ragam Kanker pada Wanita.2013.Fashbook.Yogyakarta Arief,H.2012.Tumbuhan Obat dan Khasiatnya.Penebar Sudaya.Jakarta

Basset,J.1994.BukuAjar Vogel Kimia Analisa KuantitatifAnorganik.EGC:Jakarta Catur.2013.Tips memilih dan menyimpan buah-buahan.Suaka Media:Yogyakarata Day, R.A. 1986. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga: Jakarta

Dea,E.2012.Aneka Buah Kaya Vitamin Berkhasiat obat.Pinang Merah.Yoyakarta

Fanany.2013.Khasiat Selangit Ramuan Daun Sirsak dan Kulit Manggis Tumpas Beragam Penyakit Kronis.Araska.Yogyakarta

Hamid,P.2013.DahsyatnyaManggis Basmi Segala Penyakit.Flashbook.Yogyakarta Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press

Liska,Y.2011.41 Penyakit dengan buah Manggis.Pustaka Baru Press.Yogyakarta Muhammad,M.1995.Analisis Instrumental.Airlangga University Press.Surabaya

Nuerchasanah.2012.Khasiat Sakti Manggis Tumpas Berbagai Penyakit.Dunia Sehat.Jakarta Rahmat,R.1994.Budidaya Manggis.Kanisius: Jakarta

Rismunandar.1996.Mengenal Tanaman Buah – buahan.Sinar Baru Algensindo.Jakarta Setiawan,B.2011.Mengobati Kanker dengan Manggis.Second Hope.Yogyakarta Underwood, A.L.2001. Analisa Kimia Kualitatif Edisi Keenam.Erlangga.Jakarta

Purworini, P. 2006. Analisis Kadar Ion Logam Zinkum Dalam Berbagai Jenis Susu Kemasan Yang Diperdagangkan Secara Spektrofotometri Serapan Atom. Skripsi.Medan:Jurusan Kimia FMIPA-USU..

Vivianti. 2003. Studi Perbandingan Destruksi Logam Krom Total Menggunakan Metode Destruksi Basah dan Kering Dengan Pelarut HNO3(p) dan HCl(p) Dalam Limbah PadatIndustri Pelapisan Logam. Skripsi. Medan: Jurusan Kimia FMIPA-USU.

(61)

(62)
(63)
[image:63.595.107.486.101.299.2]

Lampiran 1

(64)
[image:64.595.79.512.82.487.2]

Lampiran2.

Tabel 1. Kandungan Logam Fe pada Sampel

No Sampel Kadar Logam Fe

(mg/L)

Kadar Logam Fe (mg/Kg)

1 Garcia 3,3082 ± 0,0083 330,82 ± 0,0081

2 Magosteen 0,4213 ±0,0091 42,13 ± 0,0090

3 Serbuk 4,2750 ± 0,0046 427,50 ± 0,0044

Lampiran 3.

Tabel 2. Kandungan Logam Cu pada Sampel

No Sampel Kadar Logam Cu

(mg/L)

Kadar Logam Cu (mg/Kg)

1 Garcia 1,4584 ± 0,0014 145,84 ± 0,0011

2 Magosteen 0,0257 ± 0,0005 2,57 ± 0,0004

3 Serbuk 2,0342 ± 0,0005 203,42 ± 0,0003

Lampiran 4.

Tabel 3. Kandungan Logam Mn pada Sampel

No Sampel Kadar Logam Mn

(mg/L)

Kadar Logam Mn (mg/Kg)

1 Garcia 0,1730 ± 0,00002 17,30 ± 0,00001

2 Magosteen 0,1756 ± 0,0029 17,56 ± 0,0028

[image:64.595.104.507.113.185.2]
(65)
[image:65.595.99.501.113.430.2]

Lampiran 5.

Tabel 4. Daftar Harga Distribusi t – Student

Derajat Kebebasan

(n – 2)

Tingkat Probabilitas

90% 95% 98% 99%

(66)
[image:66.595.79.512.128.274.2]

Lampiran 6.

Tabel 5. Kondisi alat SSA Tipe Shimadzu AA-6300 Pada Pengukuran Konsentrasi

Logam Fe

No Parameter Logam Fe

1 2 3 4 5 6

Panjang gelombang (nm) Tipe Nyala

Kecepatan aliran gas pembakar (L/min) Kecepatan aliran udara (L/min)

Lebar celah (nm)

Ketinggian tungku (mm)

248,3 nm Udara-C2H2

2,2 15,0

0,2 9

[image:66.595.79.511.354.499.2]

Lampiran 7

Tabel 6. Kondisi alat SSA Tipe Shimadzu AA-6300 Pada Pengukuran Konsentrasi

Logam Cu

No Parameter Logam Cu

1 2 3 4 5 6

Panjang gelombang (nm) Tipe Nyala

Kecepatan aliran gas pembakar (L/min) Kecepatan aliran udara (L/min)

Lebar celah (nm)

Ketinggian tungku (mm)

324,8 Udara-C2H2 1,8 15,0 0,7 7 Lampiran 8

Tabel 7. Kondisi alat SSA Tipe Shimadzu AA-6300 Pada Pengukuran Konsentrasi

Logam Mn

No Parameter Logam Mn

1 2 3 4 5 6

Gambar

Gambar 2.1. Kapsul Garcia
Gambar 2.2. Jus Magosteen
Gambar 2.3. Serbuk Kulit Manggis
Gambar 2.4. Kulit Manggis dipotong kecil
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh Universitas Kanjuruhan Malang maka strategi-strategi yang perlu untuk diterapkan oleh

Analysis of trapped myomorphous mammals indicates that the following species prevailed in the total number of trapped animals: yellow-necked field mouse 29.1%, black-striped field

Loyalitas konsumen atau Customer Loyalty juga merupakan aset penting yang senantiasa dipertahankan oleh perusahaan karena konsumen yang loyal akan memberikan

Matrik Skor Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Proses Pernbelajaran Berbasis Kompetensi Mata Diklat Program Produktif Bidang Iceahlian Tata Busana yang Bersifat Teori dan

Sosialisasi prinsip-prinsip dan praktek-praktek terbaik GCG serta kebijakan terkait lainnya, seperti corporate values dan corporate behaviours

Data primer yang meliputi karakteristik keluarga (kesejahteraan keluarga, tipe keluarga, suku keluarga, pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, umur orang tua,

(2020) melakukan penelitian mengenai dampak praktek menjaga jarak fisik di Wuhan untuk menghadapi wabah Covid-19. Pemerintah Tiongkok juga memberlakukan karantina di

Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama (Suprijono, 2009). Tekun menghadapi tugas; b). Ulet menghadapi