• Tidak ada hasil yang ditemukan

Grand Desain Pengembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) Kabupaten Situbondo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Grand Desain Pengembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) Kabupaten Situbondo"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN

:

1978

4961

ffiIMA

'*''u

,

ffiilp,pqeffian

9kuntansi

VNIVE

M

tu,

L

AlAPArlff

Mojokerto (LINIM)

konomi Univcrsitas Is

i

Uniffiit&,Brawija

7.

RAW)

lurnaI

Diterbitkan

:

(2)

Ketua Penyunting

Eny Setyariningsih, SE.,

MM

Wakil

Ketua Penyunting

Ani

Wijaya, SE.,

MM.

Penyunting

Pelaksana

Hartono,

SE.,

MM.

Hari

Setiono, SE., M.Si. Budi Utami, SE.,

MM.

Titik

Inayati, SE.,

MM.

Penyunting

Ahli

Prof. Dr. H.

Mulyadi

PS., SE., SU. (Guru Besar FE

UNBRAW)

Prof. Dr. H. Iman Syakir, SE. (Guru Besar FE

LINAIR)

Prof. Dr. Agus Suroso, SE.,

M.Si.

(Guru Besar FE UNSOED) Dr. H. Djumahir, SE.,

MM.

(Doktor FE

UNBRAW)

Dr. Hari Sukarno, SE.,

MM.

(Doktor FE UNEJ)

Pelaksana

Tata

Usaha Sapto Kurniawan, SE.

Alamat

Penyunting

dan

Tata

Usaha

Redaksi

:

Gedung Andalusia, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Majapahit

(UNIM)

Jl. Ray'a Jabon Km. 0,7. Mojokerto Terp. (032

t)

399474 Fax (032

1)

399471

Email : fe_unim@vahoo.com

BIMA

JURI\AL

BISNIS,

MAI{AJEMEN

DAl\

AKUi\T.I\SI

BIS:{IS,

]\IANAJENIEN

DAN

AKUNTANSI (BIMA)

: Prof. Dr. H. Machmoed

Zain,

AptJ. (Rektor)

:

Dr.

Hj. Filia

Dana Tyasingsih, drg., M.Kes (pembantu Rektor)

: Enl'Setyariningsih, SE.,

MM.

(Dekan FE)

JUR\AL

Pelindung Pembina

(3)

JI[.

R\

\L

BISNIS, N{ANAJEMEN DAN

AKUNTANSI

(BIN{A)

FAKULTAS

EKONOMI

L

\I\-ERSITAS

ISLAM NIAJAPAHIT

N{OJOKERTO

Volume

8,

No.

1, Desember 2014

DAFTAR

ISI

Sumani

Analisis

kredit dan

implikasinya terhadap

tingkat Rentabilitas pada perusahaan perbankan yang

listing Di

bursa efek indonesia, 1

-

1 1

Hartono

Pengaruh Earning

Per

Share (Eps), Price Earning Ratio (Per), Dan Dividend Payout Ratio

(Dpr)

Terhadap Harga

Saham

(Studi

Empiris

Pada

Perusahaan

Food

&

Beverages Yang Terdaftar di

BEI),

12

-

18

::--. Seq.ainingsih

Analisa

strategi pemasaran dengan metode analisa swot pada

pt.

Federal intemational finance cabang mojokerlo,

r9-39

I

Handriyono

Grand desain pengembangan

umkm

(usaha

mikro,

kecil,

f

dan menengah) kabupaten situbondo,40

-

53

J',r**rih,wiji

Pengaruh

Penilaian Prestasi

Kerja

Dan

Beban

Keria

I

Utami

Terhadap

Kinerja

Karyawan

Melalui

Promosi

Jabatan

I

';^??;;i;:tr:\:::,#xln'ffj;'ff:o'*";;z

I

'#;':i,ff"",{;*.:;;r'i,,,,7,?Jil",),'#:;:""

In

J

Budi

Utami

Pengaruh Citra Perusahaan (Corporate ImagelTer-hadap

f

Loyalitas Pelajar Pada

Lembaga

Bimbingan

Belajar

I

(Lbb) Ganesha Operation

Di Mojokerto,64

- 68

I

Imam

Suroso

Pengaruh

kekuasaan, kemitraan dan

kewirausahaan

I

r,HTlf';:11ffi*H,*:ffi-:';rlfl"orou'u

ramur

---r--:rg

Kurniatin (The

Analysis

of

Implementing

Standar

Akuntansi

Keuangan

Entitcts Tanpa Ahmtabilitas

Publik

(SAK

ETAP) on The

Financial

Statement Preparation of SMEs

on Jember

District

(Cose Study on Perusahaan Doerah

Perkebunctn Kahyangan Jember)),86

-

94

r,!i---:::-:r3d

Dimyati

Pengaruh

Nilai

Pelanggan Dan Kualitas Sistem Terhadap

Kepercayaan

Dan

Intensitas

penggunaan

Electronic Banking,95

-

106

-:;::"ian

Purnama

The

Strategic

Experiential Models and

Providers in

Improving Customer Satisfaction and

Loyalty

(Study Beverage

Bottle

Ready

to

Serve Tea Sosro),

707-119

(4)

Bima, Vol. 8, No. 1, Desember 2014

GRAND

DESAIN PENGEMBAI{GAN

UMKM

(USAHA

MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH) KABUPATEN

SITUBONDO

Handriyono

Fakultas

Ekonomi [lniversitas

Jember

Keywords

:

small

Medium Enterprice (sMEs), diamond cluster

model,

swor

analysis

Abstract:

Goals

to

be

achieved

in

this

research

is to

analyze

the

potential

and

problems

of

any existing SME sector

to initiate

the SME

,"ito.

whici

is

a

priority

for

development;

identify

the factors tirat became competitive advantag"

of SVtrr;

and

formulate

strategies

leading sectoi sME

dlvelopment.

The results obtained

by

the analysis

of

some issues faced

by

SMEs

in

Situbondo,

lTorg

others:

(1) Marketing; (2)

capital and

financing;

(3)

Innovation

and use

of

information

technology;

(4)

use of

raw

materials;

(sirrre

production

equipment;

(6) Absorption and empowernent

of

labor; (7) business development plan; and (g) readiness to face the challenges of the external environment.

ln

connection

with

the

various problerns faced

by

SMEs,

it

is

necessary strategies

to

overcome them.

To

develop SMEs certainly

not

simply imposed

on

SMEs

ilemselves but

must obtain

the support

of

all stake-holders.

Pendahuluan

Sektor industri

kecil

(dan

mene_

ngah)

memiliki

kontribusi yang

nyata

bagi pengatasan masalah pengangguran dan ma_

salah

perekonomian kawasan

perkota-an.ILO

melaporkan

bahwa 60% buruh

di kota-kota Negara berkembang diserap oleh

sektor

informal

dan

kegiatan pada usaha

mikro kecil

dan menengah

(UMKM).

Di-laporkan

juga

bahwa peran sektor

UMKM

sangat penting karena mampu menciptakan

pasar-pasar, mengembangkan perdagang_

an, mengelola sumber alam,

mengurangi

kemiskinan, membuka lapangan

kerja,

membangun masyarakat

dan

menghidupi

keluarga mereka tanpa control dan fasilitas

dari pihak

pemerintah

daerah

yang

me-madai

(ILO,

1991 dan Reddy et.al.,2OO2).

Di

Indonesia, sektor

UMKM

bahkan

men-jadi

tumpuan kehidupan yang semakin

be-Jurnal Bisnis, Manajemen dan Akuntansi

(BIMA)

40 Fakultas Ekonomi LINIM

sar

sejak terjadinya

krisis

ekonomi

yang

dimulai pada tahun 1997 (Sarosa, 2000).

Di

Indonesia

UMKM

telah

membe-rikan kontribusi

terhadap penyerapan

tena-ga

kerja

sebesar 99,74yo dari

total

serapan

nasional dan memberikan

kontribusi

terha-dap

PDB

sebesar

Rp

1.013,5

triliun

atau

56,73yo. Besarnya

kontribusi

ini,

menun-jukkan

bahwa

UMKM

mempunyai

ke-mampuan untuk memperkuat strukfur pere_

konomian nasional (Prawirokusumo,200 i ).

Pengembangan

UMKM

menjadi

suatu hal

yang krusial

mengingat

UMKM

mem-punyai peranan yang demikian penting

un-tuk

pertumbuhan

ekonomi

sebuah negara

termasuk

di

negara Indonesia

(Husband and Purnen

dt,

1999 ; Tambunan, 2005).

Kondisi

umum

UMKM di

Kabupa-ten

Situbondo

lebih

kurang

sebanyak 12.940

(Diskop

dan

UKM,

2010) yang

ter-l

(5)

Bima, Vol. 8, No. 1, Desember 2014

sebar

di

17

kecamatan

baik

di

pedesaan

maupun perkotaan.

Dari jumlah

yang

ada

dan tersebar

di

Kabupaten Situbondo

ter-diri

dari

UMKM

bidang

perdagangan,

in-dustri

dan

jasa. Bidang

perdagangan

me-liputi

perdagangan hasil perlanian dan

per-kebunan, perdagangan

hasil

hutan,

perda-gangan

hasil industri,

perdagangan hasil

laut,

perdagangan

hasil

tambang, dan per-dagangan jasa.

Bidang industri

terdiri

dari

industri pertanian dan perkebunan, industri

makanan minuman,

industri

logam,

indus-tri

kerajinan dan

industri

hasil tambang,

bi-dang aneka

jasa

terdiri

dari jasa

perbeng-kelan, salon,

bordir,

konveksi, jasa

angku-tan dan

percetakan.

Dengan

kondisi

ter-sebut

menunjukkan

bahwa

keberadaan

UMKM

di

Kabupaten Situbondo

merupa-kan

potensi

yang

sangat

strategis

dalam

pembanguan perekonomian kabupaten yg

pada

akhirnya

dapat meningkatkan penda-patan dan kesempenda-patan kerja.

Meskipun

secara

ekonomi

UMKM

mempunyai

kontribusi

yang

signifikan

ter-hadap pertumbuhan

ekonomi, namun

da-1am pengembangnnya menghadapi

berba-gai permasalahan.

Menurut

penelitian

Wi-nami

(2006)

dan

Situmorang

(2008)

per-masalahan

yang dihadapi

UMKM,

disari-kan

sebagai

berikut:

(a)

kurang

peflno-dalan,

(b)

kesulitan dalam

pemasaran, (c)

struktur organisasi sederhana dengan

pem-bagian

kerja

yang

tidak baku, (d)

kualitas

manajemen rendah,

(e) SDM

terbatas dan

kualitasnya

rendah,

(g)

kebanyakan tidak

mempunyai laporan

keuangan,

(h)

aspek

legalitas lemah, dan

O

rendahnya kualitas

teknologi.

Permasalahan

ini

mengakibat-kan lemahnya

jaingan

usaha, keterbatasan

kemampuan penetrasi pasar

dan

diversifi-kasi pasar, skala

ekonomi terlalu

kecil

se-hingga

sukar menekan

biaya, margin

ke-untungan sangat

kecil,

dan

lebih

jauh

lagi

UMKM

tidak

memiliki

keunggulan

kom-petitif.

Melihat

berbagai permasalahan yg

dihadapi dalam

pengembangan

UMKM,

maka dibutuhkan suatu strategi pengemba-ngan

UMKM

agar perkembangan

UMKM

di

Indonesia berjalan dengan cepat,

peflna-Jumal Bisnis, Manajemen dan Akuntansi (BIMA)

Fakultas Ekonomi UNIM

-i-salahan

yang dihadapi

UMKM

dapat

di-reduksi, dan

UMKM

mempunyai

keung-gulan yang

lebih

kompetitif

(Hafsah.

2004). Dengan

demikian, serlua

perrna-salahan

yang dihadapi

UMKM

sebaiknl'a

dijadikan input

atau bahan pertimbangan

dalam

merumuskan

strategi

pengemba-ngannya agar strategi tersebut

bersifat

komprehensif

dan dapat berjalan

secara

efektif dan efisien.

Penelitian

ini

mencoba

membuat suatu strategi pengembangan

UMKM

yang mengintegrasikan keunggulan atau potensi

lokal

UMKM

dengan peluang-peluang

eks-ternal yang

ada.

Secara

makro,

strateg:

yang

dirumuskan

dalam penelitian

ini

diawali

dengan melakukan analisis potensi dan masalah terhadap setiap sektor UMKIVI

yang

ada,

sehingga

mampu

mengidenti-fikasi

sektor

UMKM

mana yang

lebih berpotensi dan tepat

untuk

dikembangkan,

kemudian dirumuskan strategi pengemba-ngannya.

Metodologi

Penelitian

ini

menggunakan strategi

penelitian

studi

kasus (case

study).

Studi

kasus

ini

dilaksanakan di beberapa

UMKM

yang

secara spasial berada

di

Kabupaten

Situbondo,

Propinsi

Jawa

Timur. UMKM

yang

dipilih

menjadi

sampel

adalah

UMKM

yang

berada

pada sektor

basis.

Berdasarkan

tujuan penelitian yang ingin

dicapai,

maka

terdapat beberapa

alat

ana-lisis

yang digunakan

penelitian

ini.

Bebe-rapa alat analisis

tersebut adalah sebagai

berikut:

a.

Identifikasi

UMKM

Sektor

Prioritas

Miller

dan

Wright

(1991), Isserman

(1991), dan

Hood

(1998)

mengemukakan

bahwa metode Location Quotient

(LQ)

digunakan

untuk

mengidentifikasi

sektor unggulan

di

suatu wilayah.

Teknik LQ

me-rupakan salah satu pendekatan yang umum

digunakan

dalam

model

ekonomi

basis

sebagai

langkah

awal untuk

memahami

sektor kegiatan

yang

menjadi

pemacu pertumbuhan. Jika memakai

nilai

produksi
(6)

perhi-41

r

di-

ung-tah,

ma-nya

gan

ba-ifat

ara

Bima, Vol. 8, No. l, Desember 2014

tungan

LQ,

Le

lebih besar

daipada

1

(Le

merupakan sektor basis.

Le

lebih

kecil

dari

pada 1

(LQ

<

1), mempunyai

artiproduksi

sektor

tersebut

belum

mencukupi

kebu_

tuhan konsumsi

di

daerah

yang

bersang_

lutan

dan pemenuhannya didatangkan dari

daerah

lain.

Le

sama dengan

t

1iq =

t;,

mempunyai

arti produksi

sektor yang ber_ sangkutan

hanya cukup

untuk

kebuluhan daerah setempat.Rumus

Le

dengan dasar

pertimbangan

nilai

PDRB

adalai

sebagai berikut:

LQ:

Di

mana:

_

V**:

jumlah PDRB pada suatu sektor

x di

Situbondo

V\umlah

PDRB seluruh sektor di

Jawa

Timur

_

V,.N: jumlah

PDRB pada suatu

sektor

x

di

Situbondo

YN:3umlah PDRB seluruh sektor di Jawa

Timur

b. Identifikasi Faktor-faktor

daya

saing

I}MKM

Clusters menunjukkan

hubungan

antarl

perusahaan yang

juga

menyediakan

complementarys ervice, termasuk jasa kon_

sultan, penyedia jasa pendi

dikan

dan traf_

ning,

lembaga-lembaga keuangan, profe_

Jurnal Bisnis, Manajemen dan Akuntansi (BIMA)

Fakultas Ekonomi TINIM

42

ssional

associations

dan

institusi_institusi

pemerintah.Dari

Diamond

Cluster

Moclel

seperti yang tersaji pada Gambar 1, dapat

diidentifikasi

terdapat 4(empat) komponen,

yaitu: pertama, faktor

input(input

factor)

yang

merupakan variabel_variabel

yang

sudah ada dalam

cluster industri

seperli

sumberdaya manusia, sumber daya modal,

infrastruktur

fisik,

infrastruktur

informasi,

infrastruktur

ilmu

pengetahuan dan tekno_

logi,infrastruktur

administrasi, dan sumber d_aya alam (naturalres ourc

e).Kedua,

kon_

disi

permintaan (demandcondition)

yang

berkaitan dengan sophisticated ancldeman_

ding local

customer. Semakin

maju

suatu

masyarakat

dan

semakin

demaniing

pe_ langgan dalam negeri, maka

industJakan

selalu berupaya

untuk

meningkatkan kua_

litas produk

atau melakukan

inovasi

guna

memenuhi keinginan pelanggan

lokal

yang

tinggi.Ketiga,

industri p"ndrrkrrg

dan

terkait(related

and

supporting indistries)

untuk

efisiensi

dan sinergitas d,alam clus_

ters,

terutama

dalam haltransaction

cost,

sharing teknologi, informasi,

dan keahlian

tertentu

yang

dapat

dimanfaatkan

oleh

industri

atau

perus ahaan

lainnnya,

yaitu

ynlrk

meningkatkan

daya

saing dan pro_

duktivitas.Keempat, strategi

ferusahaan

dan pesain

g

(contextfo,

firi,

stiategy, and

rivalry)

yang dapat mendorong peru"sahaan

untuk

melakukan peningkaLn

kualitas

produk

dan inovasi.

Dengan adanya

per_

saingan

yang

sehat dan

kitat,

perusahaan

akan mencari strategi yang cocok

dan berupaya untuk

meningkatkai

efi siensi.

nt

ng

rsi

S-gi

ri

si

4

v"

xl

,/

/v"

(7)

Bima, Vol. 8, No. l, Desember 2014

Fal*tor K.on*lisi

Sft'ategi Peru:;lhaae tlau

F

Iiondisi

Fer:uintaan

Ildustri

Penclulmrg dan

Tet'kait

Gambarl.

Diamond Clus ter Mo de I Sumber: Porter, (.t990)

c.

Strategi

Pengembangan

UNIKM

Untuk

men)rusun strategi pengem-bangan

UMKM

digunakan analisis SWOT.

Untuk

memudahkan

dalam

implementasi

analisis

SWOT diperlukan

konstruksi

ma-triks

SWOT,

dengan

mengkornbinasikan

factor

kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman.Secara

khusus,

model

analisis

SWOT yang akan

digunakan dalam

pe-nelitian

ini

adalah yang diperkenalkan oleh

Krans

pada

tahun

1992,

sepefii yang

ter-lihat

dalam diagram (Gambar2).

Dari

ma-triks

analisis SWOT

dapat diidentifikasi

Jurnal Bisnis. Manajemen dan Akuntansi (BIMA)

Fakultas Ekonomi UNIM

terdapat 4(empat) strategi,

yaitu:

Pertama. strategi SO yang merupakan strategi untuk

menggunakan semua kekuatan yang

dimili-ki

untuk

memanfaatkan peluang yang ada.

Kedua,

strategi

WO

yang merupakan

stra-tegi

mengatasi semua kelemahan dengan

memanfaatkan peluang

yang

ada.

Ketiga.

strategi ST yang merupakan strategi

meng-gunakan

semua

kekuatan

untuk

meng-hindari

dari

semua

ancaman. Keempat, strategi

WT

yang merupakan strategi me-nekan semua kelemahan dan mencegah [image:7.597.166.503.78.292.2]

se-mua ancaman.

Gambar

2.

Matriks

analisis SWOT

Faktor Eksternal

OPPORT[]NITIES

(o)

THREATS

(r)

STRENGIITS (s)

Strutegi SO

(Growth)

Strategi WO (stqbility)

WEAKNESSES

(!v)

Strategi ST

(Diversification)

Strategi IYT (Defend)

(8)

:

:ra. Vol. 8, No. l, Desember 2014

Hasil

Analisis

dan Pembahasan

.r.

Peta

dan

Profil UMKM

Kabupaten

Situbondo

Kondisi

UMKM

yang

berada

di-:-..rah

dinas Koperasi dan

UMKM

Kabu-:

j:en

Situbondo

pada tahun 2010

ber--::rlah

12.940

unit

usaha, dengan

jumlah

r:r1\-erop?r} tenaga

kerja

sebesar 709

tena-..

kerja dan

total

omset rnencapai

Rp. : 1 5.050.000 perbulan. Sedangkan

distri-44

busi

spasial nya

hampir

merata

di

seluruh kecamatan namun demikian dengan tingkat konsentrasi yang berbeda. Kecamatan de-ngan

jumlah

UMKM

cukup

tinggr

adalah

Kecamatan

Sumber Malang,

Mangaran,

Paryi, dan

Situbondo. Kecamatan

Banyu-glugur

adalah kecamatan dengan

jumlah

UMKM

terkecil hanya

331

UMKM

atau 2,56 Yo dari jumlah total.

Tabel

l.

Sebaran

UMKM

(Dinas Koperasi dan

HrT*,

di

Kabupaten Situbondo

JUMTAH Jumlah

NO KECAMATAN UMKM % TK % Total Omzet (bulan) %

1 BANYUPUTIH 511 3,95 565 7,62 59.500.000 3,83

2 ASEMBAGUS 4,32 94.000.000 5,18

3 JANGKAR 348 2,69 384 5,08 94.500.000 5,2t

4 AR]ASA 5,87 6,3s 141.500.000 7,80

5 KAPONGAN 410 3,r7 67.7,O.OOO a,tJ

6 PANI l-560 72,06 1593 4,65 90.000.000 4,96

7 MANGAMN 1690 1725 4,94 17.000.000 0,94

8 SITUBONDO tO72 8,28 1104 4,57 135.500.000 7,4-l

9 PANARUKAN 576 4,45 606 4,23 87.500.000 4,82

KENDIT 3,45 6,21 260.000.000 L4,32

11 BUNGATAN 367 2,84 135.000.000 7,44

T2 MLANDINGAN 353 2,73 5,08 98.900.000 5,45

13 SUBOH 8L2 6,28 123.900.000 6,83

14 BESUKT 808 6,24 846 5,36 34.500.000 1,90

15 JATI BANTENG 5,O7 4,09 125.500.000 6,91

16 SUMBER MALANG 7682 13,00 t7t3 4,37 114.500.000 6,3L

L7 BANYUGLUGUR 33]. 2,56 363 4,5L 125.500.000 6,9L

L2940 100,00 13649 : -nber: Dinas Kopemsi dan UMKM Kab. Situbondo

Secara umum kelembagaan

UMKM

:.

Kabupaten Situbondo

masih

relatif

se-:;rhana,

hal

ini

terlihat

dari

beberapa hal

.:nerti

manajemen pengelolaan

UMKM

.:ng

sederhana, pelaporan kegiatan

opera-.-,rnal

dan

keuangan

UMKM

yang juga

-asih

sangat sederhana bahkan cenderung

:.iak

terdapat pembukuan

yang

standar,

i.rta

sarana

dan

prasarana

UMKM

yang

-.:derhana.

Secara eksternal,

kerjasama ',

\IKM

dengan

pihak

luar

juga

masih sa-:.*rat terbatas, hal

ini

menjadi penyebab

pa--.:r

UMKM

Kabupaten Situbondo menjadi

::rbatas. Hubungan dengan pihak bank

da-.:rn

kaitan permodalan

juga

terbatas

teru-.rma pada

UMKM

produk-produk

mu--i1nan (pertanian)

dimana kebijakan

per-::nkan

tidak sama dengan pola atau musim

:.rdidaya.

" :rnal Bisnis, Manajemen dan Akuntansi (BIMA)

- akultas Ekonomi LINIM

1.815.050.000 100,00

Sebagian besar

UMKM

di

Kabu-paten

Situbondo

tergolong dalam

kelom-pok

Micro

Enterprise,

dapat

kita lihat

ba-gaimana

UMKM di

Kabupaten Situbondo

tidak

hanya merupakan

UMKM

yang

di-gunakan

untuk

sekedar berdagang dalam

rangka mencari nafkah

(sebagai

sektor

informal) tetapi

juga

sudah

mengelolah

bahan

baku

menjadi

bahan

jadi

atau

se-tengah

jadi

yang berarti

UMKM di

Kabu-paten Situbondo sudah

memiliki

sifat

peng-rajin. Disisi

lain,

belum

adanya sifat

kewi-rausahaan (atau

masih

terbatas) serta

ke-tidakmampuan menerima pekerjaan

sub

kontrak dan ekspor yang disebabkan masih terbatasnya sarana prasarana

produksi

se-hingga

tidak

dapat menghasilkan produk
(9)

Bima, Vol. 8, No. l, Desember 2014

Bagaimana keragaan

UMKM

yang

berada

di

bawah dinas

Perindustrian dan

Perdagangan

Kabupaten Situbondo

pada

tahun 2013

berjumlah

654

unit

usaha,

de-ngan

jumlah

penyerapan

tenaga ke{a

sebesar 6034 tenaga

kerja

dan

total

omset

mencapai

Rp.

915.598.897.000per tahun.

Sedangkan

distribusi

spasial

nya

hampir

+)

merata

di

seluruh

kecamatan

namun

de-mikian

dengan

tingkat

konsentrasi

yang

berbeda. Kecamatan

dengan

jumlah

UMKM

paling sedikit

adalah Kecamatan

Banyuglugur dengan

jumlah

UMKM

terke-cil

hanya

2 unit

UMKM

atau 0,31 o/o dan

jumlah

total.

Tabel2.

Sebaran

UMKM

(Dinas Perindustrian dan Perdagangan)

di Kabupaten Situbondo Tahun 2013

NO t KECAMATAN BANYUPUTIH ASEMBAGUS JUMLAH UMKM Jumlah TK 323

Total Omzet

sns 0 0.000hun)

9.847.510.000 JANGKAR 9 4 5 ,08 ,46 -L q 0. 3 1 1 o) 28 ,50 18

a

34 4.222.s50.000 ARJASA 6.019.200.000

KAPONGAN 34 9.675.,+60.000

PANJI 58 ,06 ,40 I ) T 356

:

)6/ 49.404.650.000 269 5X 21

n

3 s DO 8 237 249

M 2l 9.438.550.000

51 6l .999.240.000 44.855.350.000 15.293.975.000

I . 130.900.000 12.2t

9

PANARUKAN

10

KENDIT

I1

BUNGATAN

12 MLANDINGAN

13

SUBOH

14

BESUKI

599

9,93

I t.963.460.000 1

15

JATIBANTENG .351 .890.000

16

SUMBERMALANG 50s

231

3 5.957.500.000 0.65

17 BANYUGLUGUR

2

O,3I

67

T.IW

'r

o'tAL

654 100,00 6034 100,00

915.598.897.000

100,00

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Situbondo Pada Subsektor perikanan, pada

pe-nelitian

ini

hanya dapat

diidentifikasi

Jum-lah

Usaha

UMKM

berdasarkan Jenis Usa-ha. Terdapat beberapa

jenis

usaha dibidang

perikanan

di

Kabupaten Situbondo. Jenis Usaha yang Keramba Jaring apung

berjum-lah

19

unit

Usaha

yang berlokasi

di

Kp.

Gundil,

Usaha Tambak

berjumlah 64 unit

usaha dan menyebar

di

Kecamatan

Asem-bagus,

Bayrputih,

Jangkar,

Arjasa,

Kapo-ngan, Mangaran,

Panji,

Situbondo, Kendit,

Panarukan, Mlandingan, Bungatan, Suboh,

Besuki,

Banyuglugur. Usaha

Pengolahan

ikan berjulah 63

unit

usaha dan tersebar di Kecamatan

Banyuputih,

Jangkar,

Manga-ran, Kapongan, Bungatan, Mlandingan,

Su-boh,

Besuki,

Panji,

Situbondo, Panarukan. Usaha Budidaya rumput laut berjumlah 88

unit usaha berlokasi

di

Kecamatan Jangkar,

Mlandingan, Suboh,

Besuki.

Usaha

Hat-chery

berjumlah

130 yang

dikelolah

peru-sahaan dan perorangan, usaha

ini

tersebar

di

Banyuglugur, Besuki, Bungatan, Kendit,

Panarukan, Kapongan.

Yang terakhir

ada-lah

jenis

Kelompok Usaha Bersama

(KUB)

yang berjumlah 75

unit

usaha dan tersebar

di

Kecamatan

Banyuglugur, Besuki,

Su-boh, Mlandingan,

Kendit,

Panarukan, ma-ngaran, Kapongan, Jangkar, Arjasa, Asem-bagus, Banyuputih.

Jumal Bisnis, Manajemen dan Akuntansi (BIMA)

(10)

46

Bima, Vol. 8, No. 1, Desember 2014

Tabel

3.

di Kabu

Sebaran

UMKM

(Sub Sektor Perikanan ten Situbondo Tahun 2013

No. Jenis Usaha

Jumlah

Usaha

Lokasi

KerambaJarin

t9

Kp.

Gundil

Tambak 64 Asembagus, BayuPutih, Jangkar, Arjasa, Kapongan, Mangaran, Panji, Situbondo, Kendit, Panarukan,

Mlandingan, Bungatan, Suboh,

Kapongan, Bungatan, Mlandingan,

Suboh, Besuki, Panji, Situbonmdo, Panarukan

RumputLaut 88 Janekar. Mlandingan, Suboh, Besuki

Hatchery 130 Banyuglugur, Besuki, Bungatan,

KUB

75

Kendit. Panarukan, Ka Banyuglugur, Besuki, Suboh,

Mlandingan, Kendit, Panarukan, mangaran, Kapongan, Jangkar, Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.

b.Identifikasi

UMKM

Sektor

Prioritas

Ada

9

(sembilan) sektor

ekonomi

UMKM

yang

akan

dikembangkan, Yaitu:

(a)

pertanian

(b)

pertambangan dan

peng-galian,

(c)

industri

pengolahan,

(d)

listrik,

gas dan air bersih, (e) konstruksi,

(f)

perda-gangan, hotel dan restoran, (g)

pengangku-tan

dan

komunikasi,

(h)

keuangan, perse-waan dan jasa perusahaan, dan (i) jasa-jasa.

Untuk

menentukan sektor

UMKM

unggu-lan dari 9 sektor tersebut digunakan indeks

LQ.

Perhitungan dan analisis

LQ

didasar-kan

dengan membandingkan

data

PDRB

setiap

sektor

UMKM

dengan

akumulasi

data

PDRB

untuk

semua sektor

di

Kabu-paten

Situbondo.

Nilai

PDRB

yang

men-jadi

dasar perhitungan digunakan

nilai

PDRB

atas dasar hatga konstan.

Berdasar-i asa. Asembagus, BanYuPutih

Situbondo

kan hasil hitungan yang tersaji pada Tabel

4,hanya

terdapat dua sektor

UMKM

yang

menjadi unggulan

untuk

dikembangkan

yaitu

sektor perlanian

dan

sektor

perda-gangan,

hotel

dan

restoran.

Sektor

pefia-nian

dengan besarnya

nilai

indeks

LQ

adalah 2,11.

Nilai

indeks

LQ

UMKM

sek-tor

pertanian merupakan

nilai

terbesar di

antara indeks sektor-sektor lainnya. Sektor

lain

yang

memiliki

indeks

LQ

lebih

besar

dari

1 adalah sektor

ke

6 yaitu

sektor per-dagangan,

hotel

dan restoran dengan

nilai

indeks

LQ

sebesar 1,13. Dengan demikian,

berclasarkan

nilai

indeks

LQ

ini

dapat

ditarik

sebuah kesimpulan bahwa

UMKM

sektor

pertanian

dan sektor

perdagangan,

hotel

dan

restoran

yang paling

memiliki

potensi untuk terus dikembangkan.

Jurnal Bisnis, Manajemen dan Akuntansi (BIMA)

[image:10.612.66.508.88.389.2]
(11)

l, Desember 2014

Tabel4.

Sektor

UMKM

aten Situbo ndo, 2007 -201

I

Sektor

2007 2008 2009 2010

LQ

LQ

LQ

LQ

20ll

LQ

Rerata

Perlanian

2,02 2,07 2,t1 2,18 2,19 2l

Pertambangan dan

Penggalian

1,02 0,99 0,95 0,90 0,88

0,95

Industri

Pengolahan

0,31 0,38 0,39 0,40 0,40

0,39

Listrik,

Gas, dan

Air

Bersih

0,65 0,65 0,66 0,66 0,66

0,Q6

Kontruksi

0,88 0,92 0,92 0,90 0,88

0,90

Perdagangan, Hotel dan

Restauran 1,15 1,13 1,13

1,11

1,11

1,13

Pen utan dan Komunikasi 0,82 0,78 0,72 0,69 0,68

a,l4

Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 0,69 0,67 0.65 0,64 0,65 0,66 0.95 0,95 0,95 0,97 0,96

Jasa-iasa 0,95

Sumber: Hasil Analisis

Untuk

menentukan strategi Pengem

bangan

UMKM

di

Kabupaten Situbondo secara tepat,

maka

atas dasar

hasil

survei

dapat diketahui berbagai

masalah

yang dihadapi oleh pelaku

UMKM.

Berbagai ma

salah tersebut dapat

diklasifikasikan

dalam

dua

aspek,

yaitu

aspek

internal

yang

di-hadapi dalam

UIvlKM,

dan aspek eksternal yang berasal dari luar

UMKM.

Tabel5.

Berbasai Masalah Internal dan Eksternal

UMKM

di

Situbondo, 2007-2011

No.

1

Aspek

Internal

Kurangnya kemampuan dalam melakukan inovasi produk

Aspek

Eksternal

Kesulitan memperluas pangsa pasar baru,

Keterb atasan kapasitas produksi untuk

memenuhi permintaan pada waktu yang

khususnya pasar ek

Ancaman produk-produk sejenis yang

subtitutif

sinskat

3

Terbatasnya ketersediaan sumber dana

untuk pengembangan usaha

Kondisi

ekonomi yang kurang stabil sehingga sangat mempengaruhi har ga

sehingga kualitas produk belum optimal

baku,

Kurangnya kontribusi pihak eksternal,

4

Keterbatasan teknologi proses produksi

memenuhi ntaan pasar

Kualitas SDM yangbelum

memiliki

skill&eterampilan yang diperlukan

khususnya untuk memenuhi Pembeli skalabesar (big buyer)

bahan baku dan har

Kondisi perbankan dengan tingkat

bunga

tinggi

dan proses kredit Yan berbelit

Infrastruktur yang buruk sehingga menambah biaya distribusi

seperti asosiasi, investor, dan pihak

swasta lainnya dalam mendukung pengembangan

UMKM

sehingga kualitas produk belum

mampu

bunga

tinggi

dan proses kredit yang

Tingkat

sebagai

Sumber: Data primer (diolah)

Jurnal Bisnis, Manajemen dan Akuntansi (BIMA)

Fakultas Ekonomi UNIM

harga

prod"Lyang relatif

tinggi

Kebijakan pemerintah yang kurang akibat biaya produksi yang

mahal

kondusif, khususnya dalam

perpajakan

(12)

47

a

Bima, Vol. 8, No. l, Desember 2014

c. Identifikasi Faktor-faktor daya

saing

UMKM

Keunggulan bersaing

UMKM

sek_ tor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoranberdasarkarr

Diaioid

Cluster

Model

yang

meliputi

faktor input,

kondisi

permintaan,

industri

pendukung

dan

ter_

fajt,

da3

strategi perusahaan

dal

pesaing.

Faktor

input

atau

kondisi

terdiri

atas tek_

nologi

p_roses

produksi, tingkat

penjualan,

mengandalkan

modal sendiri,

Aan aaanya

gap kemampuan antara pimpinan dan kar_

yawan. Faktor

kondisi

permintaan

terdiri

atas permintaan akhir dan permintaan anta_

ra, produk

variatif

dan berkualitas. Faktor

strategi perusahaan dan pesaing

terdiri

atas pengembangan sistem penjaminan kualitas, pembuatan

produk

sesuai permintaan,

pe_

manfaatan

teknologi,

mampu

melakukan

efisiensi

unfuk

meningkatkan produktivi_

tas, serta sistem manajemen yang terstruk_

-tur. Sementara

itu,

faktor

industri

pendu_ kung dan terkait

terdiri

atas sebagai indus_

tri

hulu bagi industri lain,

keterse-diaan ba_

lT bfu,

akses

promosi yang luas,

dan

Janngan yang mapan. Keempat

faktor

ke_

unggulan bersaing beserta komponen_kom_ ponennya divisualisasikan pada Gambar 3.

Keunggulan bersaing

UMKM

diklasifika_

*fan

mdadi

faktor internal yang

meiiputi

faktor

kekuatan dan kelemahan, -serta iak_

48

tor

ekstemal yang

meliputi

faktor peluang,

dan

ancaman.

pertama, faktor

kekuatan

Uym4

sektor pertanian, perdagangan, ho_

tel,

dan

restoran

adalah:

produk

tUf<ff{

bersifat khas dan

unik,

Ketersediaan bahan baku lokal, Ketersediaan tenaga kerja yang

memadai.

Kedua,

faktor_faktor kelemahan

UyroI

sektor pertanian, perdagangan,

ho-tel,

dan

restoran adalah: Desiin

"produk

yang relative sederhana, Mesin dan perala_

tan produksi

yang

relative tertinggal,

Ku_

rangnya kontribusi pihak

eksternal.ketiga,

faktor-faktor

peluang

bagi

UMKM

sektor pertanian, Perdagangan, hotel, dan restoran

adalah:

Terbukanya peluang pasar ekspor

dan domestik, peningkatan

plrminia*

p.o_

duk

yang

variatif

dan berorientasi kualitas,

Diferensiasi

dan

pengembangan produk

yang

beorientasi

kualitas,

Segmentasi pa_

sar,

khususnya pada pasar

domestik,

pe_

ngembangan

produksi berbasis

sumber

daya

lokal,

pengembangan desain produk Vanq _lebih

variati{

pengembang*^pror",

produksi

denganrevitalisasi

*"ri,

dan pe_ ralatan yang

lebih

modern.

Keempat,

fak_

tor-faktor

yang

mdadi

uo"u--u,

bagi

UyfuI

sektor pertanian, perdagangan,

ho-tel,

dan

restoran

ad,alah: ancaman- libera_

lisasi perdagangan, Lingkungan makro, per

bankan

dan infrastruktur yang

tidak

i(on_

dusif.

n

[image:12.612.97.504.527.772.2]

I

Gambar

3.

Keunggulan bersaing

UMKM

berdasarkan Diamond cruster Moder

lrt;=;[' o""= " " sirtim penjamina n kua I iE r

:

[i-=.n.,::::i:ti#;:;rrr:i;;;

Pemanfaatn teknologi

P^1:llF_Y rnelakukan eflsiensi Ean

vitas

. Tektrotoei

prote5 Eroduk:i

' PEnjualEE

surnb€r da}.a

rfiodal

Kpm amtruEn kan;avr a n

--*[,ffil

l,Petrninta I

-F

,/

Fermintaan akhir dan

iEt=rm --CiBte pErm i EtE an produk 5e5uai kon5umeB

mErladi pen?upl ai in{:u5tri

Its in

KEteriadiaan baFiaE baku

rnernilihj akses FlEniosi

!.ang luas

\+

\

l-

*{+.r.'

I

I

eenduku I

-Jurnal Bisnis, Manajemen dan Akuntansi (BIMA)

(13)

Bima, Vol. 8, No. l, Desember 2014

d.

Strategi

Pengembangan

UMKM

Untuk

menemukan rancangan

stra-tegi pengembangan

UMKM

yang

perlu

di-lakukan, maka dapat diderivasikan dari

ha-sil

analisis SWOT seperti dipaparkan pada

Tabel 6. Berdasarkan

hasil

analisis SWOT

tersebut,

maka

strategi

pengembangan

UMKM meliputi: (1)

Diferensiasi dan pe-ngembangan

produk

yang beorientasi

kua-litas; (2) Segmentasi pasar, khususnya pada

pasar

domestik;

(3)

Pengembangan pro-duksi berbasis sumber daya

lokal; (4)

pe-ngembangan desain

produk

yang

lebih

va-tr:

riatif;

(5)

Pengembangan proses produks.

dengan

revitalisasi mesin dan

peralata:

yang lebih modern; (6) pengembangan

pro-duk

yang berdaya saing

tinggi

denga:

muatan

ciri

khas

lokal; (7)

Kebijakan

kre-dit

dengan bunga

lebih

murah dan prose)

lebih

sederhana;

(8)

Peningkatan kualitas

infrastruktur

fisik

maupun

nonfisik;

(9) pe-ngembangan

promosi

ke

pasar ekspor

de-ngan media

yang

lebih

modern;

(10)

pe-ningkatan peran lernbaga ektemal, asosiasi

pengusaha besar dalam pengembangan usa

ha

UMKM,

[image:13.601.113.572.275.772.2]

Tabel6.

Matriks

AnalisiS

SWOT

Kekuatan (S) Kelemahan

w

-

ProdukUMKM bersifat

khas dan unik

-

Ketersediaan bahan baku lokal

-

Ketersediaan tenaga kerja

yang memadai

-

Desain produk yang

relatifsederhana

-

Mesin dan peralatan

produksi yang relatif

tertinggal

-

Kurangnya kontribusi pihak eksternal

Peluang (O) Strategi S-O Strateoi W-O

Terbukanya peluang pasar ekspor dan domestik

Peningkatan permintaan produk yang variatif dan berorientasi kualitas Diferensiasi dan pengembangan produk

yang beorientasi kualitas

Segmentasi pasar, khsusunya pada pasar

domestik

Pengembangan produksi

berbasis sumber daya

lokal

Pengembangan desain

produk yang lebih variatif

Pengembangan proses

produksi dengan

revitalisasi mesin dan peralatan yang lebih

modern

Diferensiasi dan pengembangan produk

yang beorientasi kualitas

Segmentasi pasar, khususnya pada pasar

domestik

Pengembangan produksi

berbasis sumber daya lokal

Pengembangan desain

produk yang lebih variatif

Pengembangan proses

produksi dengan

revitalisasi mesin dan peralatan yang lebih modem

Ancaman (T) Stratesi S-T Strateei

W-T

-

Ancaman liberalisasi

perdagangan

-

Lingkungan makro,

perbankan dan

in&astruktur yang tidak

Pengembangan produk yang berdaya saing tinggi dengan muatan ciri khas lokal Kebijakan kredit dengan

lqrga

lebih murah dan

Pengembangan promosi

ke pasar ekspor dengan media yang lebih modem

Peningkatan peran lembaga ekternal, asosiasi

Jurnal Bisnis, Manajemen dan Akuntansi (BIMA)

(14)

49

(Si an

'o-an

e-ES 1S

;i

a

Bima, Vol. 8, No. l, Desember 2014

Penetapan

prioritas

Strategi

pengem_

bangan

UMKM

,

l:Ietaan

prioritas strategi pengem_

bangan

UMKM

Sektor pengolahan

aifa_

bupaten Situbondo

dilakuk"an

;;il;rr._

kan

analisis terhadap

Faktor Internal

dan

Eksteraal, yaitu

Internal Factor

Analysis

t!*yr*

(rFAS)

dan Eksrerrot-

ii"ro,

lyaUs.is

Summary

GFAS). Oart

taUet Z

drperoleh

hasil

bahwa

nilai

skor

untuk

faktor kekuatan ad,atah 1,g00 dan

nilai

skor

untuk faktor

kelemahan adalah O,SSO.

Se_

mentara

itu,

dari Tabel

g

diperoleh

hasil bahwa

nilai

skor untuk faktor pelu-ang ada_

lah

1,850 dan

nilai

skor

untuk'f.k;';"u_

man adalah 1,200.

Nilai

skor kekuatan ter_ nyata

di

atas

nilai

skor kelemahan dengan

selisih

nilai (+)

1,250, sedangkan

"ifui^.to,

peluang ternyata

di

bawah

,Ifui

.f.o.-un"u_ man dengan selisih

nilai

(_) 0,950.

Tabel

T.

Matriks Internal Factor Analysis Summary

proses Iebih sederhana Peningkatan kualitas

infrastruktur fi sik maupun nonfisik

pengusaha besar dalam pengembangan usaha

Faktor-faktoi

f .,

t..rr.rt

Bobot

Rating

Kekuatan

NiIai

Skor

0,250 0,750

0.1s0

Ket ers edi aanten

a-Ferii

yan

Sub

Total

0,150

0,600 0.4s0

Kelemahan

1,900

Desainproduk relatifsederhana

0,200

Mesinda atan

relatiftertin

0,100 0,200

Kurangnya6nt

id;

ihakeksternal

Sub

Total

0,150

0,200

0,150

TotaI

50 0,550

50

l

Matriks

Eksternal

Faktor

An,

Faktor-faktor Ekternal

P.rrirgkut@

variatifclanberorientasikualitas

a

Pl:-t':':":iaa@

oeonentasikualitas

bangandesain

Lyung lebihvariatif

PengembangunlrorE

produ&si denganrevitali sasimesindanperal atan yang lebih modern

Jurnal Bisnis, Manajemen

dan Akuntansi (BIMA)

Fakultas Ekonomi TINIM

[image:14.612.81.511.332.775.2]
(15)

Bima, Vol. 8, No. l, Desember 2014

Nilai

skor dari masing_masing kom

Yiur.i

strategi

seperli

yang disajikan'pada

Tabel

9.

Berdasarkan

diagrarn

kartesius

SWOT

yang disajikan

padi

Gambar

4

di_

hasilkan bahwa

UMKM

berada pada kua_

dran

I

artinya bahwa strategi pengembang_

an

UMKM

adalah strategi SO,

yaitu

s:.,-tegi

menggunakan kekuatan

(stu;ngh)

-.

_ tyk.

lengatasi

peluang(Oporlunity;l

Sir;:

_-gi ini

dikenal

pula

dengan

istilah

strarr:-peftumbuhan (Growth).

Kombinasi

strategi,

yang

disajikan

pada

Tabel

9,

merupakan anal]sis model

kuantitatif

perumusan strategi,

yang

dida_

sarkan pada

jumlah

nilai skoipaiu

riusing_

masing

faktor

yang

ada pada

masing_ma-sing

strategi

baik

itu

untuk

strategf

SO,

WO, ST,

dan

WT.

Berdasarkan

f"atet

q

tersebut, maka

UMKM

sebaiknya meman_ faatkan strategi S0 karena

*.-prrryui

nilai

skor tertinggi

jika

dibandingkan

dengan

yang

lain

yaitu

sebesar 3,650. Selanjutnya

diikuti

dengan

strategi

ST

dengan

nilai

2,700;

WO

dengan

nilai 2,400;1an WT

dengan

nilai

1,450. Mendasari pada hasi.

analisis

matrik

SWOT dengan analisis mo_

del

kuantitatif

untuk mendapatkan perumu_

san

yang efektif, yaitu

strategi

SO

yairu

strategi strategi

menggunakan

kekuatan

(strength)

untuk

meminfaatkan

peluan.e

(opportunity),

maka implementasi

stratej

S0

adalah

(1)

Diferensiasi

dan

pengem_

bangan

produk

yang

beorientasi t

rjitur.

(2)

Segmentasi pasar,

khususny

apada

pa_

sar-domestik,

(3)

pengembangin produksi

berbasis sumberdaya lokal.

Jurnal Bisnis, Manajemen dan Akuntansi (BIMA) Fakultas Ekonomi I_INIM

Sub

Total

Ancaman

A ,|

0,550 1,85t,r

r urvau4rru ut,r ausaslperoagallgan

Lingkunganmukro, p

yang

tidakkondusif

-Sub

Total

Total

0,250 2 0,5t'l

0,4{,r

0,200 2

0,450 0.90[r 1,000 2,750

Tabel

9. Kombinasi Strategi

Kuantitatif

Kekuatan

(Strength) - S

Kelemahan

(Weakness) -

W

Peluang

(Opportunifi

-

O

:1,800+1,850

Strategi SO:

:3,650

Strategi WO:

= 0,550+1,850

:2,400

Ancaman

(Threat)

-T

:

Strategi ST:1,800+0,900 Strategi

WT:

= 0,550*0,900 [image:15.612.159.596.85.194.2] [image:15.612.142.565.314.453.2]
(16)

Bima, Vol. 8, No. 1, Desember 2014

Kelemahan

[image:16.612.62.547.74.738.2]

(-0,45)

Gambar

4. Diagram Kartesius SWOT

Peluang

(+1,95)

ll.

Stability

(+) 0,950

Defend

Ancaman

(-0,90)

1.

l. Growth

(+) 1,250

Kekuatan

(+1,90)

Diversification

Kesimpulan

dan Saran a.

Kesimpulan

Dari

hasil

survei diperoleh bebera_

pa masalah yang dihadapi oleh

UMKM

di

Kabupaten

Situbondo,

antara

lain: (1)

pe_

masaran;

(2)

Modal dan

pendanaan; (3)

lnovasi

dan pemanfaatan

teknologi

infor_

masi;

(4)

Pemakaian bahan baku; (5) pera_

latan produksi;

(6)

penyerapan dan

pem-berdayaan tenaga

kerja;

(7)

Rencanu p"_ ngembangan usaha; dan (8) Kesiapan meng

hadapi

tantangan

lingkungan

eksternal.

Berkaitan

dengan berbagai masalah yang

dihadapai

UMKM,

maka diperlukan stiate_

gi

untuk

mengatasinya.Untuk

mengem-bangkan

UMKM

tentu saja

tidak

hanya di_

bebankan

pada

UMKM

sendiri

namun harus memperoleh dukungan seluruh stake_

holders.

b. Saran

Dalam

rangka pengembangan

UM

KM,

maka direkomendasikan berbagai ke_ bijakan dan strategi

meliputi:

Jurnal Bisnis, Manajemen dan Akuntansi (BIMA)

Fakultas Ekonomi I_INIM

Berbagai pelatihan dalam

pengem-bangan

produk

yang

lebih variatif

dan

berorientasi

kualitas

dengan berbasis sumber daya lokal;

Dukungan

pemerintah pada

pengem-bangan proses

produksi

dengan

ievi-talisasi mesin dan peralatan yang lebih modeml

Pengembangan

produk

yang

berdaya

saing

tinggi

dengan muatan

ciri

khas

lokal;

Revitalisasi peran

klinik UMKM

yang

telah

ada

untuk

percepatan pengem-bangan

UMKM

Kabupaten Situbondo;

Kebijakan

kredit oleh

perbankan

de-ngan bunga

lebih

murah dan

proses

lebih

sederhana sehingga akan

mendu-kung percepatan proses produksi; serta

kebijakan scheme

kredit

yang

disesuai-kan

pola

musim produk-produk

perta-nian (perbankan pefianian/ agro bank) Peningkatan kualitas infrastruktur fi sik

maupun

nonfisik

(infrastruktur fisik

meliputi

peningkatan

jaringan

jalan

2.

J.

4.

5.

(17)

Bima, Vol. 8, No. 1, Desember 2014

serta sarana transportasi,

non-fisik

me-liputi

penyederhanan

regulasi

kebija-kan

UMKM

dapat berupa

peizinan,

pajak, dan retribusi)

untuk

menurun-kan biaya distribusi

sehingga produk

UMKM

akan

memiliki

daya saing le-bih

tinggi;

7.

Dukungan kebijakan

pengembangan

promosi

ke

pasar ekspor maupun

do-mestik dengan berbagai media yang le-bih modern dan bervariatif.

8.

Dukungan pemerintah daerah sebagai

penjamin

kredit

dan kebijakan

perban-kan lainnya guna mendukung pengem-bangan

UMKM

kabupaten Situbondo.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Koperasi. 2008.

PDB,

Inves-tasi,

Tenaga

Kerja, Nilai

Ekspor

UMKM

di

Indonesia.

Depkop. Ja-karta.

Hafsah,

M.1.,

2004.

Upaya

Pengembang-an

Usaha

Kecil dan

Menengah

(UKM),

Infokop, Nomor 25 Tahun

XX,

hal

4M4.

Husband,

S.

and

Purnendu,

M.,

1999.

A

Conceptual Model

for

Quality

In-tegrated Management

in

Small

and Medium

Size

Enterprise,

In-ternational Journal of

Quality

&

Re-liability

Management,

Vol.

16 No.

7,pp.699-713.

Hood,

1998.

Economic

Analysis:

A

Lo-cation

Quotient, Primer,

Principal

Sun Region Associates, Inc.

ILO,

1991, The

Dilemma

of

the

Informal

Sector.

Report

of

the

Director

Ge-neral, Part

I,

the 78th

Session

of

the lnternational Labour

Conferen-ce, Geneva

Isserman,

Andrew,

M.,

1997.

The

Loca-tion

Quotient Approach

for

Esti-mating

Regional Economic

Im-pacts,

AIP

Journal.

Jurnal Bisnis, Manajemen dan Akuntansi (BIMA)

Fakultas Ekonomi UNIM

53

Miller,

M.M,

and

Wright, G.N.,

l99l.Lo-cation Quotient Basic

Tool

for

Economic Development Analysis,

Economic Development

Riview,

9(2),6s.

Porter, 1990.

Keunggulan Bersaing: Men

ciptakan

dan

Mempertahankan

Kinerja

Unggul,

Binarupa Aksara, Jakarta.

Prawirokusumo, S., 2001.

Ekonomi

Rak-yat:

Konsep,

Kebijakan,

dan

Strategi,

BPPE, Yogyakarta.

Sarosa,

Wicaksono,

2000,

"Menyoroti

Sektor

Informal

Perkotaan,"

Re-search

and

Development Director

Urban

and Regional

Development

Institute

(URDD

diaksespada

7

Agustus

2004

dari

http://www.urdi.

org/urdi/bull etin/vo lum e- I 2 a.php

Situmorang,

J.,2008. Strategi

UMKM

da-Iam

Menghadapi

Iklim

Usaha

yang

Tidak

Kondusif,

Infokop,

Volume

16,

Hal

88-101.

Tambunan,

T.,

2005.

Promoting

Small

and Medium Enterprises

with

a

Clustering

Approach:

A

Policy

Experience

from

fndonesia,

Jour-nal

of

Small Business Managernent,

Vol43

No. 2,

pp.

138-154.

Winarni,

8.S., 2006.

Strategi

Pengemba-ngan

Usaha

Kecil melalui

Pening-katan

Aksesibilitas

Kredit

Per-bankan, Infokop Nomor

29, Tahun

XXII

Gambar

Gambar 2. Matriks analisis SWOT
Tabel 3.
Gambar 3.Keunggulan bersaing UMKM berdasarkan Diamond cruster Moder
Matriks Tabel6.AnalisiS SWOT
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu implementasi kebijakan UMKM di Kabupaten Sragen ternyata belum efektif, dilihat dari 13 variabel kebijakan yang

Dalam proses pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah pemerintah kota saling bekerjasama dalam menyalurkan bantuan kepada para pelaku usaha dalam bentuk

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis pada permasalahan serta solusi masing-masing aspek dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di

Populasi dalam penelitian ini yaitu pedagang yang sudah menggunakan kredit usaha rakyat terhadap pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Medan

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis pada permasalahan serta solusi masing-masing aspek dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di

Sedangkan untuk menentukan strategi pengembangan usaha yang sesuai dengan UMKM di Kabupaten Sukoharjo dimulai dengan analisis faktor strategis internal dan eksternal

Pemikiran untuk melakukan inovasi marketing seharusnya mulai dilakukan mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh UMKM tidak hanya pada akses ke lembaga kredit

SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan diatas, sehingga dapat dirumuskan kesimpulan untuk menentukan strategi pemasaran bagi UMKM untuk meningkatkan daya saing UMKM