• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilakau konsumen terhadap keputusan pembelian mobil kijang : studi kasus pembelian mobil kijang di Karawang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilakau konsumen terhadap keputusan pembelian mobil kijang : studi kasus pembelian mobil kijang di Karawang"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN MOBIL KIJANG

(

Studi Kasus Pembelian Mobil Kijang di Karawang)

Oleh :

Cece Abdurrohman

102081026136

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL KIJANG

(Studi Kasus Pembelian Mobil Kijang di Karawang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Cece Abdurrohman

NIM: 102081026136

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Heryanto SE, M.Si

NIP. 131 474 891 NIP. 131 569 931

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

ABSTRACT By Cece Abdurrohman

The main purpose of this research is to analysis to what factors that influence consumer behavior decision on side purchase car of Kijang in Karawang area. The data used is primary. Although the object has been given in 80 respondent. The amount of variable is 30 variable. The data that had been taken, will be analysis in SPSS 13.0 Programming For Windows.

(4)

ABSTRAK Oleh Cece Abdurrohman

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap pembelian mobil Kijang di daerah Karawang. Data yang digunakan adalah data primer. Sampel yang diteliti sebanyak 80 responden. Jumlah variabel yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak 30 variabel. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis faktor pada program SPSS 13.0 For Windows.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari ke-30 variabel yang direduksi menjadi 27 variabel. Sisanya 3 variabel dikeluarkan dari model karena tidak memenuhi kriteria MSA > 0.5 yaitu variabel status sosial (X7) dengan nilai MSA (0.422) variabel mengikuti trend (X18) dengan nilai MSA (0.483) dan variabel mobil niaga (X24) dengan nilai MSA (0.408). Dari uji analisis faktor diperoleh hasil bahwa dari 27 variabel yang ditahan dalam model dan mengelompokkannya kedalam 8 faktor, merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap pembelian mobil Kijang. Faktor-faktor tesebut adalah faktor kelompok referensi dengan nilai eigen values 6.022, faktor ekonomi dengan eigen values 2.504, faktor sosial dengan nilai eigen values 2.305, faktor promosi dengan nilai eigen values 1.748, faktor harga dengan nilai eigen values

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirobbil 'Aalamin, dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas segala limpahan taufik dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Rosulullah SAW, keluarga dan sahabatnya yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang benar.

Skripsi ini berjudul "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN

MOBIL KIJANG" (Studi Kasus Pembelian Mobil Kijang di Karawang). Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya kemampuan pengetahuan dan pengalaman penulis miliki. Namun demikian, penulis berusaha dengan kemampuan tersebut, dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penulis juga mengharapkan adanya saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam proses pembuatan skripsi ini, penulis menemui berbagai hambatan dan kesulitan. Tidak terkecuali, penulis juga mendapat berbagai dorongan dan bimbingan dari semua pihak. Akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan menyusun skripsi ini, diantaranya:

1. Kedua orang tuaku tercinta dan juga keluarga besarku yang telah memberikan limpahan kasih sayangnya, mendidik, membesarkan serta memberikan semangat yang luar biasa di saat-saat aku butuhkan serta bantuan secara materil sehingga aku mampu menyelesaikan skripsi ini

(6)

3. Bapak Heryanto SE, MSi. Selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan saran, petunjuk, ilmu pengetahuan yang begitu sabar meluangkan waktunya sehingga terselesaikannya skripsi ini. 4. Bapak Indoyama Nasarudin MAB selaku Ketua Jurusan Manajemen,

para staf dosen dan seluruh sivitas akademik Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah.

5. Bapak Ahmad Taufik S.Ag selaku guruku yang selalu bersedia membantu setiap kali aku mendapat kesulitan.

6. Keluarga besar Bp. Muhammad Ali (Alm), Umi, Pok Isah & Bang Umar, Bang Hasan & Ka Ela, Pok Ubay & Mas Ali, Bang Zaenal & Tita, Bang Jamil & Mba Santi, Sofyan & Yuli serta warga RT 003/07 yang telah banyak membantu saya selama kuliah di UIN Jakarta.

7. Terima kasih untuk teman-temanku: Fajar, Muhrim, Arif, Daniel, Eka, Farhan, Adoel, Ika, Bajay, Eet, Hamdi, Fandi, Acit, Husnul, Iyos, Leli, Ridwan, Bambang, Amel, Rita, Oyot, anak-anak KKN 19, serta semua anak Manajemen B angkatan 2002.

8. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Jakarta, Juni 2009

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Riwayat Hidup ... i

Abstract ... ii

Abstrak ... iii

Kata Pengantar... iv

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel... viii

Daftar Gambar……….. x

Daftar Lampiran……… xi

BAB I Pendahuluan……….. 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II Tinjauan Pustaka……… 8

A. Tinjauan Pustaka... 8

1. Landasan Hasil Penelitian Sebelumnya ... 8

2. Landasan Teori ... 8

a. Definisi Pemasaran... 8

b. Manajemen Pemasaran... 10

c. Definisi Perilaku Konsumen ... 11

d. Model Perilaku Pembelian... 18

e. Keputusan Pembelian ... 18

3. Kerangka Pemikiran... 23

B. Hipotesis………. 24

BAB III Metode Penelitian... 25

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 25

(8)

C. Metode Pengumpulan Data……….. 26

D. Metode Analisis……….. 28

1. Uji Validitas... 29

2. Uji Reliabilitas ... 30

3. Analisis Faktor ... 31

E. Operasional Variabel ... 39

BAB IV Penemuan Dan Pembahasan……….. 40

A. Sekias Gambaran Umum Objek Penelitian ... 40

B. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ………. 42

C. Penemuan dan Pembahasan………. 44

1. Analisis Kuesioner………. 44

2. Hasil Analisis Faktor………. 61

BAB V Kesimpulan Dan Implikasi……… 79

A. Kesimpulan... 79

B. Implikasi... 81

Daftar pustaka ..……….. 84

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 87

2 Tabel Jawaban Responden ... 91

3 Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 94

(10)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Cece Abdurrohman

Tempat, Tanggal lahir : Karawang, 11 Agustus 1981 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Kampung Sawah RT 02/01 Jayakerta Karawang 41352

No. Telepon : 08569966629

Pendidikan :

• SDN Kampung Sawah I Karawang (1989-1995)

• MTs Mursyidul Falah Karawang (1995-1998)

• MAN Rengasdengklok Karawang (1999-2002)

• UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2002-2009)

Organisasi :

• Anggota PMR MAN Rengasdengklok (1999-2002)

• Bendahara OSIS MAN Rengasdengklok (2000-2001)

(11)

... DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Data Penjualan Mobil Kijang ... 6

3.1 Operasional Variabel Penelitian... 39

4.1 Item-Total Statistics ... 43

4.2 Reliability Statistics... 44

4.3 Hasil Jawaban Responden Yang Memilih Mobil Kijang ... 45

4.4 Distribusi jawaban responden terhadap Sudah Dikenal Masyarakat ... 46

4.5 Distribusi jawaban responden terhadap Mobil Ideal Untuk Keluarga.... 46

4.6 Distribusi jawaban responden terhadap Lebih Mendominasi ... 47

4.7 Distribusi jawaban responden terhadap Kemudahan Suku Cadang ... 47

4.8 Distribusi jawaban responden terhadap Kendaraan Kelas Menengah .... 48

4.9 Distribusi jawaban responden terhadap Pengaruh keluarga... 48

4.10 Distribusi jawaban responden terhadap Menaikkan Status Sosial... 49

4.11 Distribusi jawaban responden terhadap Kesepakatan Keluarga... 49

4.12 Distribusi jawaban responden terhadap Pengaruh Teman ... 50

4.13 Distribusi jawaban responden terhadap Pengaruh Tetangga... 50

4.14 Distribusi jawaban responden terhadap Pengaruh Teknologi ... 51

4.15 Distribusi jawaban responden terhadap Keadaan Politik... 51

4.16 Distribusi jawaban responden terhadap Dapat Dibeli Showroom Mobil Biasa ... 52

4.17 Distribusi jawaban responden terhadap Desain Pas Untuk Kaluarga ... 52

4.18 Distribusi jawaban responden terhadap Kemapanan Ekonomi... 53

4.20 Distribusi jawaban responden terhadap Hemat BBM... 53

4.21 Distribusi jawaban responden terhadap Keadaan Ekonomi... 54

4.22 Distribusi jawaban responden terhadap Mengikuti Trend ... 54

4.23 Distribusi jawaban responden terhadap Harga Jual Kembali Tinggi... 55

(12)

4.25 Distribusi jawaban responden terhadap Kepuasan Berkendara... 56

4.26 Distribusi jawaban responden terhadap Pameran Otomotif... 56

4.27 Distribusi jawaban responden terhadap Dapat Mengangkut Banyak penumpang... 57

4.28 Distribusi jawaban responden terhadap Mobil Niaga... 57

4.29 Distribusi jawaban responden terhadap Pengaruh Iklan TV ... 58

4.30 Distribusi jawaban responden terhadap dapat Menunjukkan Kelas Sosial ... 58

4.31 Distribusi jawaban responden terhadap Pengaruh tuntutan kerja... 59

4.31 Distribusi jawaban responden terhadap Mempunyai Banyak Tipe... 59

4.32 Distribusi jawaban responden terhadap Mobil Yang Tangguh ... 60

4.33 Distribusi jawaban responden terhadap Mudah Perawatannya ... 60

4.34 KMO Barlett's Test 1 ... 61

4.35 KMO Barlett's Test 2 ... 63

4.36 Communalities ... 65

4.37 Total Variance Explained ... 68

4.37 Component Matrix (a)... 69

4.37 Rotated Component Matrix (a) ... 71

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1.1.1 Perkembangan industri otomotif dunia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, mulai dari motor sampai mobil. Perusahaan otomotif dunia saling berlomba-lomba untuk mendapatkan respon positif dari para konsumen. Berbagai cara mereka lakukan untuk menarik konsumen dengan cara menawarkan kecanggihan teknologi yang dipakai, sampai desain interior dan eksterior yang digunakan di mobil tersebut.

1.1.2 Produsen mobil yang ada di Indonesia jumlahnya lebih dari satu. Salah satu perusahaan otomotif yang ada di Indonesia yaitu perusahaan Toyota. Perusahaan otomotif Jepang ini masuk ke Indonesia sudah puluhan tahun yang lalu. Toyota memproduksi mobil tidak hanya satu jenis saja melainkan beberapa jenis. Mulai dari sedan sampai truk.

(14)

dalam negeri saja, tapi juga diekspor ke berbagai negara yang ada di dunia khususnya Asia Tenggara.

1.1.4 Sampai saat ini, dari segi penjualan Kijang masih memimpin di kelas mobil keluarga. Hal ini mungkin karena konsumen menganggap bahwa kijang memang mobil yang cocok untuk keluarga. Mengenai perkembangannya, mobil kijang telah mengalami 5 lima kali perubahan, dari pertama diluncurkan sampai sekarang.

1.1.5 Generasi I (1977-1980)

Kijang pertama kali muncul pada tahun 1977. Saat diluncurkan, ada

keraguan dari perancangnya sendiri apakah Kijang bisa diterima pasar, karena

saat itu Mitsubishi Colt masih dominan. Kijang ternyata menjadi populer.

Generasi I merupakan kendaraan pickup dan berbentuk kotak. Model ini sering dijuluki "Kijang Buaya" karena kap mesinnya yang dapat dibuka sampai ke samping. Kijang pada awalnya lahir sebagai kendaraaan dengan

konsep Basic Utility Vehicle (sederhana), sehingga kendaraan ini cocok sebagai kendaraan serba guna dan mudah untuk dirawat. Kijang generasi

pertama ini diproduksi hingga tahun 1980.

Pada tahun pertama peluncurannya, produksi Kijang hanya 1.168 unit.

Tahun berikutnya 1978, jumlahnya meningkat menjadi 4.624 unit. Setelah itu,

(15)

1.1.6

Generasi II (1981-1985

)

Generasi II mulai dijual pada September 1981. Bentuk model ini tidak

terlalu berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya, namun memiliki

beberapa perubahan yang di antaranya adalah peningkatan kapasitas silinder

mesin menjadi 1.300 cc (naik 100 cc). Kapasitas ini kemudian dinaikkan lagi hingga 1.500 cc.

Mobil ini, walaupun disebut sebut memiliki banyak perubahan, bentuknya

masih ada kesamaan dengan Kijang Buaya. Lampu mobil masih bulat di samping depan kanan-kiri dan gril masih sederhana dengan tulisan TOYOTA

pada bagian depan. Garis pada bonnet juga masih simpel dan curam. Meski

bukaan pada tutup kap mesin tidak lagi bukaan penuh hingga bagian tepi

hidung mobil (bonnet) seperti halnya kijang sebelumnya.

Mobil dengan kode rangka KF20 ini akrab sebagai Doyok (sebutan bagi sebuah serial kartun bertokoh Doyok pada harian pos kota) sehingga dikenal

juga sebagai Kijang Doyok. Pintu lebih manis dengan dilengkapi kaca dengan engsel tidak lagi mirip engsel pintu rumah dan dilengkapi kunci pada tahun

1982. Dengan mesin 4K berkapasitas 1300 cc, transmisi masih 4 percepatan.

Suspensi masih double wishbone dengan per daun pada bagian depan dan per daun under axle (dibawah gardan) pada bagian belakang mobil.

(16)

Pada tahun 1986 model generasi ketiga dilempar ke pasaran. Kijang

generasi ini bentuknya lebih melengkung pada lekukannya sehingga tampak

lebih modern. Model ini hingga saat ini masih banyak digunakan di jalanan di

Indonesia meski tidak lagi diproduksi.

Pada generasi ini, konsep kijang sebagai kendaraan angkut mulai bergeser

sebagai kendaraan penumpang sekalipun banyak, Kijang generasi sebelumnya

juga dimodifikasi sebagai kendaraan penumpang. Pada masa ini, bisa

dikatakan sebagai generasi kejayaan Kijang sebagai mobil penumpang,

terutama sebelum banyak mobil penumpang Built Up impor meramaikan

pasar kendaraan di Indonesia serta puncak dominasi Toyota atas model-model

kuat seperti Mitsubishi Colt L300 dan minibus tanpa bonnet lainnya seperti

Suzuki Carry dan Daihatsu Zebra dimana Kijang menjadi pilihan kuat

konsumen saat itu. Toyota mengeluarkan dua tipe Kijang pada generasi ini

yakni tipe Kijang Super (1986-1992) dan Kijang Grand (1992-1996) dengan

memiliki life cycle cukup panjang (hampir satu dekade) dibandingkan generasi lalu.

Kijang Generasi IV (1997-2004)

Mulai generasi keempat kijang ini, dominasi Jepang semakin besar. Kalau

sebelumnya Toyota Astra Motor memanfaatkan perakitan bodi mobil banyak

(17)

dikenal sebagai kijang baru ini, Toyota mengeluarkan dua tipe mesin yakni Mesin bensin 1800cc (tipe 7K) seperti generasi-generasi sebelumnya dan

Mesin diesel 2500cc (tipe 2L) yang membuat persaingan dengan Isuzu

Panther untuk mobil keluarga bermesin diesel yang saat itu mendominasi

pasaran.

Generasi V (2004-saat ini)

Kijang Innova (Generasi Terakhir)

Kijang kembali diperbaharui pada tahun 2004 dan dijual dengan nama

"Kijang Innova". Selain di Indonesia, model ini juga dijual di luar negeri

dengan nama "Innova" (tanpa "Kijang"). Model ini mengalami perubahan yang cukup besar dibandingkan dengan model sebelumnya. Jika konsep awal

Kijang generasi pertama adalah basic utility vehicles atau kendaraan

sederhana, maka Kijang generasi V ini bukanlah kendaraan sederhana lagi

namun dapat dikategorikan sebagai kendaraan mewah. Bentuknya sudah jauh

lebih modern dibandingkan dengan generasi-generasi Kijang sebelumnya.

Kijang ini dikeluarkan oleh Toyota Astra Motor pada akhir tahun 2004.

Mobil ini keluar dengan model mobil keluarga masa kini dengan jenis MPV

(Multi Purposes Vehicle) masa kini dengan bodi yang lebih aerodinamis

dibandingkan generasi sebelumnya dengan kenyamanan mobil sedan. Posisi

pengendara cukup pas, letak shift knob terjangkau dan panel instrumen yang

(18)

dengan sistem Direct Ignition System (DIS) dan penerapan teknologi pedal gas tanpa kabel atau Throttle Control System-Inteligent). Posisi mesin membujur dengan gerak roda belakang (rear wheel system).

Perubahan mobil Kijang dari generasi ke generasi cukup signifikan. Jadi

tidak salah jika konsumen memilih kijang sebagai mobil keluarga yang serba

guna, bahkan sebagai mobil niaga.

Berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber khususnya Toyota,

data penjualan mobil Kijang sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data Penjualan Mobil Kijang

Generasi I (1977-1980) 26.806 unit

Generasi II (1981-1985) 84.064 unit

Generasi III (1986-1996) 509.867 unit

Generasi IV (1997-2004) 429.674 unit

Generasi V (2005-2007*) 160.918 unit

Sumber: http://www.toyota.com

Berdasarkan uraian diatas, penjualan mobil Kijang dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Selain itu juga Toyota sebagai

perusahaaan otomotif terbesar sekaligus pemimpin pasar di Indonesia,

membuat saya tertarik untuk menganalisa hal tersebut, maka dengan ini

penulis akan mencoba mengangkat judul "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP

(19)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas yang menjadi pokok permasalahan pada

penelitian ini adalah: faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen

dalam melakukan pembelian mobil Kijang?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen

dalam melakukan pembelian mobil Kijang.

2. Manfaat

a. Penulis

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai

perusahaan otomotif dan sebagai bahan perbandingan antara teori

dengan praktek.

b. Perusahaan

Diharapkan dari penelitian ini akan berguna bagi perusahaan Toyota,

sebagai bahan informasi untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian mobil

(20)

c. Akademis

Semoga skripsi ini dapat menjadi bahan acuan penelitian lanjutan yang

berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Landasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Untuk memberikan gambaran dan kerangka pemikiran dalam

penelitian, maka perlu kiranya untuk membahas hasil-hasil penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Fajar Suryo Saputro (2007), dalam

penelitiannya yang berjudul "Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Konsumen dalam Memilih Warnet Clik Net Ciputat". Alat analisis yang

digunakan adalah analisis faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen

dalam memilih warnet, serta faktor-faktor apa saja yang mempunyai

pengaruh paling dominan dalam keputusan pembelian produk mobil Kijang.

Hasil dari penelitiannya dapat diketahui bahwa faktor pelayanan dan

kenyamanan, promosi dan bukti fisik, produk, tempat, dan harga

mempengaruhi konsumen dalam memilih warnet. Sedangkan faktor

pelayanan dan kenyamanan menjadi faktor yang paling dominan yang

mempengaruhi konsumen dalam memilih warnet.

2. Landasan Teori

a. Definisi Pemasaran

Pemasaran secara umum diartikan sebagai kegiatan penjualan dan

pembelian antara dua belah pihak yaitu penjual dan pembeli. Kegiatan

(22)

meliputi produk, penetapan harga, promosi dan distribusi. Setiap

perusahaan dipastikan memerlukan kegiatan pemasaran untuk

meningkatkan hasil usaha dari perusahaan.

Menurut Kotler (1997:8) Pemasaran adalah suatu proses sosial

manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan

keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu

yang bernilai satu sama lain.

Menurut Gary Armstrong dan Philip Kotler (2001) "Pemasaran adalah

suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan

dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain".

Menurut Mc Daniel, Carl dan Roger Gates (2001), pemasaran adalah

proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberi harga,

melakukan promosi dan mendistribusikan ide barang dan jasa, untuk

menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi.

"Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang

bernilai dengan pihak lain".(Kotler,2002:9)

Menurut Husein Umar (2003:31) Pemasaran diartikan sebagai

“kegiatan yang meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan

kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan

(23)

yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang

potensial”.

Menutrut Philip Kotler (2004), pemasaran adalah suatu proses sosial

yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara

bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Ali Hasan (2008:1) pemasaran adalah sebuah konsep ilmu

dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan

berkelanjutan bagi stakeholder (pelanggan, karyawan, pemegang saham).

Menurut Freddy Rangkuti (2009:22) pemasaran adalah kegiatan

manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

melalui proses pertukaran.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pemasaran merupakan proses pertukaran barang dan jasa yang ditujukan

untuk memenuhi kebutuhan, keinginan serta kepuasan pelanggan melalui

prinsip penetapan harga, promosi, distribusi kepada konsumen.

b. Definisi Manjemen Pemasaran

Menurut Basu Swastha (2000:4) "Manajemen pemasaran adalah

penganalisaan, perencanaan, dan pengawasan program-program yang

bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan

maksud untuk mencapai tujuan perusahaan".

Sedangkan menurut Kotler (2002:34) "Manajemen Pemasaran adalah

(24)

penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

bertujuan untuk memuaskan individu dan organisasi".

Mamajemen pemasaran merupakan suatu proses manajemen yang

meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan pemikiran, penetapan

harga, promosi, penyaluran gagasan, pengawasan kegiatan pemasaran oleh

perusahaan untuk memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.

c. Definisi Perilaku Konsumen

Menurut Engel dkk (1995:3) Perilaku konsumen didefinisikan sebagai

tindakan langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan

menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang

mendahului dan menyusul tindakan itu.

Menurut American Marketing Association (AMA) dalam buku J. Paul

Peter & Jerry C. Olson (1996:18) Perilaku konsumen didefinisikan sebagai

interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di

sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup

mereka.

Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan yang individu yang

secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan

jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan

dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Swastha dkk.,1997)

Menurut Mangkunegara (2002) Perilaku konsumen adalah

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau orang yang

(25)

menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi

oleh lingkungan.

Menurut Hawkins, dkk (2007:6) menyatakan: "Consumer behavior is the study if individuals, groups or organizations, and the processes they use to select, secure, use, and dispose of products, services, experiences or ideas to satisfy needs and the impact that these processes have on the consumer and sosiety".

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) bahwa perilaku konsumen

merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan

membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang dan

usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan

dikonsumsi.

Sedangkan menurut Suryani (2008:6) perilaku konsumen merupakan

studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi dan proses

yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan

menghentikan produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan

kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat.

Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

konsumen baik individu, kelompok atau organisasi dalam mendapatkan

dan menggunakan produk atau jasa termasuk didalamnya proses

pengambilan keputusan yang mengawali tindakan tersebut.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

(26)

Gambar 2.1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Sumber: Kotler, Philip, 2002, "Manajemen Pemasaran Edisi Millenium" PrenHallindo, Jakarta

Kotler dan Armstrong (1997:144) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkah laku konsumen adalah sebagai berikut:

1) Faktor Budaya

Pada setiap kelompok masyarakat pasti memiliki budaya, dimana

budaya tersebut bisa digunakan sebagai aturan, kebiasaan dan ciri khas

dari suatu kelompok masyarakat. Faktor dari budaya adalah budaya, sub

budaya dan kelas sosial.

(a) Budaya

Budaya diartikan sebagai kmlek yang menyeluruh yang mencakup

pengetahuan, keyakinan, seni, hukum, moral, kebiasaan dan

kapabilitas lainnya serta kebiasaan-kebiasaan yang dikuasai oleh

(27)

(b)Subbudaya

Setiap kebudayaan mengandung sub-kebudayaan yang lebih kecil,

atau kelompok orang-orang yang mempunyai sistem nilai yang sama

berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub

kebudayaan meliputi kewarganegaraan, agama, kelompok ras, dan

daerah geografis. Subbudaya adalah sekelompok orang yang

mempunyai sistem nilai sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan

situasi.

(c) Kelas Sosial

Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif homogen dan tetap

dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hirarki dan

anggota-anggotanya memiliki tata nilai, minat dan perilaku serupa.

2) Faktor Sosial

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial antara lain:

(a) Kelompok acuan

Perilaku konsumen umumnya dipengaruhi oleh individu yang

lainnya, individu yang mempengaruhi tersebut dapat dimasukkan

sebagai kelompok primer yang terdiri atas kelompok terdekat dari

individu tersebut. Misalnya; keluarga, teman dan tetangga. Sedangkan

kelompok kedua adalah kelompok sekunder yang mempunyai interaksi

yang lebih formal dan memiliki sedikit interaksi. Kelompok sekunder

(28)

(b)Keluarga

Anggota keluarga sangat mempengaruhi dalam pengambilan

keputusan pembelian individu, keluarga mempunyai peran yang sangat

penting, dimana setiap anggota keluarga saling mempengaruhi.

(c) Peran dan status

Dalam kehidupan bermasyarakat, peran dan status selalu mengikuti

setiap individu. Peran dan status seorang individu dalam kelompok

tertentu misalnya keluarga sangat mempengaruhi dalam perilaku

pembelian.

3) Faktor Pribadi

Dalam perilaku pembelian faktor pribadi juga mempengaruhi seorang

individu. Faktor tersebut terdiri dari:

(a) Umur dan Tahap Siklus

Dalam kehidupan, perjalanan usia tidak dapat dihindarkan.

Dengan berjalan usia maka juga terjadi perubahan pola konsumsi

untuk masing-masing.

(b)Pekerjaan

Pekerjaan juga dapat mempengaruhi seorang individu dalam

perilaku konsumsinya, misalnya seorang pekerja kasar akan

cenderung membeli pakaian untuk pekerjaan kasar, sedangkan

pekerja kantoran akan cenderung untuk membeli setelan kemeja

(29)

(c) Situasi Ekonomi

Dalam perilaku pembelian sedikit banyak juga dipengaruhi

oleh situasi ekonomi, dengan berubahnya situasi ekonomi, maka

biasanya akan merubah perilaku konsumen dalam melakukan

pembelian.

(d)Gaya Hidup

Individu dengan latar belakang gaya hidup yang berbeda,

memiliki kecenderungan berbeda dalam dalam perilaku

pembeliannya. Gaya hidup dapat dipengaruhi oleh keluarga,

situasi, pekerjaan, hobi dan masih banyak lagi yang lainnya.

(e) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian dapat mempengaruhi perilaku pembelian,

kepribadian adalah karakteristik psikilogis yang berbeda dari

seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan

tetap terhadap lingkungannya. (Kotler,1997)

4) Faktor Psikologis

Pilihan-pilihan seseorang dalam melakukan pembelian dipengaruhi

juga oleh faktor psikologis yaitu:

(a) Motivasi

Seorang individu dalam kehidupan bermasyarakat juga

memerlukan motivasi untuk menjalani hidupnya, motivasi sendiri

(30)

pembelian. Motivasi ini pula yang membangun seseorang untuk

melakukan perilaku pembelian.

(b)Persepsi

Setiap hari seorang individu mempunyai motivasi untuk

melakukan pembelian, tetapi faktor lain yang mempengaruhi

setelah seorang individu tersebut mempunyai motivasi dalam

melakukan pembelian adalah persepsi. Seringkali seorang individu

dihadapkan pada suatu pilihan dalam pemilihan suatu barang

misalnya, dengan adanya persepsi maka seorang individu dapat

memilih sesuai dengan persepsi yang tertanam dalam dirinya.

(c) Pembelajaran

Dalam melakukan tindakan seorang individu lepas dari

pembelajaran, perubahan perilaku individu dalam pembelian juga

dipengaruhi oleh pengalaman dan pembelajaran dari pembelian

sebelumnya. Ahli teori ilmu pengetahuan mengatakan bahwa

pengetahuan seseorang dihasilkan melalui suatu proses yang saling

mempengaruhi dari drive (dorongan), stimulus (rangsangan), clues (petunjuk), response (tanggapan) dan reinforcement (penguatan).

(d)Keyakinan dan Sikap

Seorang pemasar biasanya memperhatikan keyakinan

(31)

merubah iklannya untuk membentuk keyakinan seiring individu

dalam pemilihan suatu produk.

d. Model Perilaku Pembelian

Perilaku konsumen adalah suatu aktivitas yang sangat kompleks,

dalam perilaku pembelian didukung pula oleh beberapa variabel-variabel

yang satu dengan yang lainnyan tidak dapat dipisahkan. Variabel-variabel

itu sendiri dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor

internal berasal dari pengaruh diri sendiri individu tersebut, sedangkan

faktor eksternal adalah pengaruh yang datangnya dari luar seperti

lingkungan ekternal, misalnya lingkungan dari konsumen dan bauran

pemasaran. Model perilaku konsumen sebagai berikut:

Gambar 2.2

Model Perilaku Pembelian

Dan marketer

Sumber: Kotler (2002)

e. Keputusan Pembelian

Dalam proses pengambilan keputusan pembelian suatu produk,

menurut Kotler, umumnya konsumen melalui lima tahap. Tapi hal ini tidak

Rangsangan Perilaku pasca pembelian

(32)

terjadi pada semua kasus, terutama dalam pembelian dengan keterlibatan

rendah. Konsumen mungkin melewatkan tahap-tahap tertentu, lima tahap

tersebut yaitu:

1) Pengenalan Masalah

2) Pencarian Informasi

3) Evaluasi Alternatif

4) Keputusan Pembelian

5) Perilaku Pasca Pembelian

Gambar 2.3

Model Proses Pembelian Lima Tahap

Sumber: Kotler, Philip, "Manajemen Pemasaran di Indonesia Analisis,

Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian", Salemba Empat, Jakarta: 2000

1) Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau

kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan dia yang

nyata dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh

stimuli intern atau ekstern. Dari pengalaman sebelumnya, seseorang telah

mempelajari bagaimana menghadapi dorongan ini dan termotivasi menuju

suatu kelas obyek yang akan memuaskan dorongan ini Pengenalan

Masalah

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Perilaku Pasca Pembelian Keputusan

(33)

2) Pencarian Informasi

Setelah tahap mengidentifikasi masalah/kebutuhan, individu akan

memutuskan memilih suatu produk tersebut untuk dikonsumsi, tetapi

dalam kenyataannya tipe, varian atau jenis dari produk tersebut banyak di

pasar. Untuk itu konsumen perlu mencari informasi terlebih dahulu untuk

memilih dari sekian banyak tipe, jenis atau varian yang ada di pasar.

3) Evaluasi Alternatif

Setelah melalui tahapan idntifikasi masalah dan pencarian

informasi langkah selanjutnya adalah tahap evaluasi alternatif. Dalam

tahap ini seseorang dituntut untuk memutuskan memilih barang atau jasa

yang akan dibeli setelah mengevaluasi alternatif yang sudah ada.

4) Keputusan Pembelian

Setelah mengevaluasi alternatif, langkah selanjutnya adalah

konsumen dapat memilih dan mengkonsunsi barang atau jasa yang

diinginkan sesuai dengan pilihan hatinya.

5) Perilaku Pasca Pembelian

Setelah pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu

tingkat kepuasan atau ketidak-puasan tertentu. Konsumen juga akan

(34)

yang mendapat perhatian dari pemasar. Tugas pemasar tidak berakhir

ketika produk dibeli tetapi terus sampai periode setelah pembelian.

(a) Kepuasan setelah pembelian

Setelah membeli suatu produk, seorang konsumen mungkin

menemukan suatu kekurangan atau cacat. Sebagian pembeli tidak akan

mau produk yang cacat, sementara yang lain mungkin indeferen

terhadap kekurangan tersebut, dan sebagian lagi bahkan mungkin

melihat kekurangan tersebut menambah nilai produknya. Sebagian

kekurangan mungkin bersifat bahaya terhadap konsumen. Perusahaan

mobil, mainan, dan farmasi dengan cepat menarik kembali produk yang

memiliki kemungkinan melukai/mencelakai pemakai yang terkecil

sekalipun.

(b) Tindakan setelah pembelian

Kepuasan atau ketidak-puasan konsumen dengan suatu produk

akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen merasa puas,

dia akan menunjukkan probabilita yang lebih tinggi untuk membeli

produk itu lagi.

Konsumen yang merasa puas juga cenderung akan mengatakan

hal-hal yang baik mengenai suatu merek kepada orang lain. Para

pemasar mengatakan: "iklan terbaik kita adalah pelanggan yang merasa

(35)

(c) Penggunaan dan pembuangan setelah pembelian

Para pemasar juga memonitor bagaimana pembeli menggunakan

dan membuang suatu produk. Jika konsumen menemukan keguanaan

baru dari suatu produk, ini akan menarik perhatian pemasar karena

kegunaan ini dapat dijadikan iklan. Jika konsumen menyimpan

produknya di dalam lemari mereka, ini menunjukan bahwa produk

tersebut kurang memuaskan, dan promosi secara lisan pada konsumen

tersebut tidak kuat. Jika mereka menjual dan memperdagangkan produk

tersebut, penjualan produk baru akan menurun. Jika mereka membuang

produk tersebut, pemasar perlu mengetahui bagaimana mereka

membuang terutama jika dapat merusak lingkungan, seperti halnya kasus

kaleng minuman dan popok sekali pakai. Akhirnya, pemasar perlu

mempelajari pengguanaan pembuangan produk untuk memperoleh

(36)

3. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran

dominan 1. Dikenal masyarakat indonesia 2. Mobil ideal untuk keluarga 3. Lebih mendominasi

4. Mudah Mendapatkan Suku Cadang

5. Kendaran Masyarakat Kelas Menengah

6. Pengaruh Keluarga 7. Menaikkan Status Sosial 8. Kesepakatan Keluarga 14. Desain Pas Untuk Keluarga 15. Kemapanan Ekonomi 16. Kijang Cukup Hemat BBM 17. Keadaan Ekonomi Negara

Baik

18. Mengikuti Trend/Musim 19. Harga Jual Kembali Tinggi 20. Mobil Serba Guna

21. Motivasi Kepuasan Berkendara

22. Terpengaruh Pameran Otomotif

(37)

B. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan

masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan

baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat

dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,

belum jawaban yang empirik. Berdasarkan uraian diatas maka penulis

membuat kesimpulan sementara yaitu; bahwa faktor keluarga, kelompok

referensi, komsumsi BBM, harga, perawatan, model yang pas untuk keluarga

adalah faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam proses pembelian

(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Objek Penelitian skripsi ini adalah pemilik mobil Kijang yang berada

di daerah Karawang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi konsumen dalam memilih mobil Kijang.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2004:72).

Populasi dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mempunyai

mobil Kijang di Karawang. Dalam penelitian ini tidak semua anggota

populasi, namun hanya terhadap anggota populasi yang terpilih sebagai

sampel.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tertentu (Sugiyono, 2004: 73).

Sampel adalah sebagian dari jumlah data dan karakteristik yang

dimiliki poulasi tersebut berupa tanggapan atau persepsi dari pelanggan

(39)

tertutup. Sampling banyak dilakukan dalam penelitian-penelitian,

disebabkan karena adanya kebaikan-kebaikan. Diantaranya adalah

menghemat waktu, biaya dan tenaga, memungkinkan penelitian yang

merusak, memungkinkan penelitian terhadap data yang jumlah

populasinya tak terhingga (Pangestu Subagyo, 2004).

3. Metode Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Simple Random Sampling. Teknik ini merupakan salah satu metode penarikan sampel probabilitas dilakukan dengan cara acak sederhana dan setiap responden

memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai responden.

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu (Sugiyono, 2004: 74).

Sampel yanng digunakan dalam penelitian ini sebanyak 80

responden yang merupakan pemilik mobil Kijang di Karawang, karena

cukup mewakili jumlah poulasi dan tingkat kesalahan yang lebih rendah

(Sugiyono,1999).

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data, penulis menggunakan data primer dan data

(40)

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

sumbernya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara:

• Angket (kuesioner)

Yaitu dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk menjawab. Kuisioner ini terdiri

dari pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang memberikan

kebebasan menjawab kepada responden karena alternatif jawaban

tersedia.

• Wawancara (interview)

Yaitu dengan memberikan berbagai pertanyaan kepada pihak-pihak

yang terkait dengan produk Toyota khususnya produk mobil

Kijang.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh

peneliti dari sumbernya, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen.

a. Riset kepustakaan (library research)

Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh bahan yang diperlukan

antara lain melalui buku, jurnal, media massa, dan internet yang berkaitan

dengan topik penelitian.

(41)

Penelitian langsung ke dealer Toyota untuk mendapatkan data primer yang

meliputi sejarah perusahaan (company profile), data penjualan dan lain-lain.

D. Metode Analisis Data

Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah bersifat eksploratif, yang

berguna untuk menjawab pertanyaan, sehingga dengan memperoleh jawaban

atas pertanyaan tersebut akan memberikan pemahaman dan pengartian secara

mendalam terhadap suatu objek.

Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

keputusan konsumen dalam melakukan pembelian mobil Kijang, maka

dilakukan dengan menggunakan skala likert.

Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan

menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam pengukuran,

sehingga bila alat ukur itu digunakan dalam pengukuran maka akan bisa

menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai

variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam

bentuk angka sehingga lebih akurat, efisien, dan komunikatif. Cara yang

paling sering digunakan dalam menentukan skor adalah dengan menggunakan

skala likert. Cara pengukurannya adalah dengan memberikan jawaban,

misalnya: sangat setuju, setuju, ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Jawaban

ini diberi skor dari 1 sampai 5. Skala likert digunakan untuk sikap, pendapat,

(42)

Dalam penelitian ini digunakan lima tingkat (likert) dengan bobot nilainya adalah sebagai berikut:

• Jawaban sangat setuju diberi bobot 5 (lima) • Jawaban setuju diberi bobot 4 (empat)

• Jawaban ragu diberi bobot 3 (tiga) • Jawaban tidak setuju diberi bobot 2 (dua) • Jawaban sangat tidak setuju diberi bobot 1(satu)

Dalam penulisan angket atau kuisioner ada dua syarat penting yang

berlaku, yaitu validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Menurut Marsi Singarimbun (1995:124) validitas menunjukkan

sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin

diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner dalam

pengumpulan data penelitian, maka kuesioner disusunnya harus

mengukur apa yang ingin diukurnya. Untuk mengukur validitas

instrumen menggunakan rumus teknik korelasi produk moment

yang rumusnya sebagai berikut:

r = korelasi produk moment

xy = jumlah perkalian skor item dengan skor

(43)

2

y = jumlah skor kuadrat item

n = jumlah sampel

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal

maupun interanal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan

dengan test retest, equivalen, dan gabungan keduanya. Secara

interanal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis

konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik

tertentu (Sugiyono, 2004:122)

Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap

berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat ukur. Sebagai

ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam

mengukur gejala yang sama dilain kesempatan. Untuk melihat

reliabilitas, maka dihitung cronbach alpha masing-masing instrumen variabel.

Variabel-variabel tersebut dikatakan reliabel jika cronbach alphanya memiliki nilai lebih besar dari 0,06. Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan digunakan,

(44)

3. Analisis Faktor

Dalam penelitian yang akan penulis lakukan, alat analisis data yang

penulis gunakan adalah analisis faktor. Metode analisis faktor

pertama kali digunakan oleh Charles Spearmen untuk memecahkan masalah psikologi dalam tulisannya di American Journal of Psychology pada tahun 1904, mengenai penetapan dan pengukuran intelektual. Analisis faktor menyederhanakan

hubungan yang beragam dan kompleks pada set data/variabel

amatan dengan menyatukan faktor atau dimensi yang saling

berhubungan/mempunyai korelasi ke dalam suatu struktur data

yang baru, yang mempunyai set faktor yang lebih kecil

(Dermawan, 2006:152).

Analisis faktor adalah istilah umum untuk bagian dari data teknik

analisis statistik mengenai pengurangan (reduction) sesuatu kelompok variabel yang tampak dari sedikit jumlah faktor yang

tersembunyi. Tujuan utama dari analisis faktor adalah menjelaskan

hubungan diantara banyak variabel dalam bentuk beberapa faktor,

dimana faktor-faktor tersebut merupakan besaran acak (random quantities) yang tidak dapat diamati atau diukur secara langsung (Gasperz dalam Nani Iryani,2005)

Rumus dari analisis faktor adalah:

Xi = Ai1 F1 + Ai2 F2 + Ai3 F3 + Ai1 F1+ …….+ Vi Ui

(45)

Xi = Variabel terstandar ke-i

Ai1 = koefisien regresi dari variabel ke-I pada commom faktor ke-i

F = common faktor

Vi = koefisien regresi terstandar dari variabel I pada faktor

unik ke-i

Ui = variabel unik untuk variabel ke-i

M = jumlah common factor

Secara jelas common faktor dapat diformulasikan sebagai berikut:

Fi = Wi1 X1 + Wi2 X2 + Wi3 X3 = … + Wik Xk

Dimana:

Fi = Faktor ke i estimasi

W = bobot faktor atau skor koefisien faktor

k = jumlah variabel

Menurut Wibisono (2006:153) fungsi dari analisis faktor adalah sebagai

berikut:

a. Menentukan himpunan dari dimensi yang tidak mudah diamati dalam

himpunan variabel (R factor analysis)

b. Mengelompokkan orang-orang (misalnya, responden kuis) ke dalam

(46)

c. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis

lanjutan (regresi, korelasi, atau diskriminan)

d. Membentuk himpunan dari variabel (dengan jumlah yang lebih sedikit)

untuk menggantikan (sebagian/seluruh) himpunan variabel awal

e. Menganalisis suatu fenomena dengan data yang sangat besar.

f. Menjabarkan/menguraikan suatu kaitan yang kompleks diantara fenomena

ke dalam fungsi kesatuan-kesatuan atau ke dalam bagian-bagiannya, dan

dapat mengidentifikasi pengaruh dari luar (independent).

Menurut Singgih Santoso (2003:95), untuk menganalisis faktor ada beberapa

proses dasar, yaitu:

a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.

b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, dengan menggunakan

MSA (Measure of sampling Adequacy)

c. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos

pada uji variabel sebelumnya.

d. Melakukan proses factoring rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi adalah untuk memperjelas variabel yang masuk ke

dalam faktor tertentu. Beberapa metode rotasi yaitu:

1) ORTHOGONAL ROTATION, yakni memutar sumbu 90o. Orthogonal Rotation digunakan bila analisis bertujuan untuk

(47)

berartinya faktor yang diekstraksi. Menurut Wibisono (2006: 160),

proses rotasi dengan metode orthogonal masih bisa dibedakan menjadi:

(a) QUARTIMAX, metode ini bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi, sehingga akhirnya diperoleh hasil

rotasi, dimana setiap variabel memberi bobot yang tinggi

di satu faktor dan sekecil mungkin pada faktor lain.

(b) VARIMAX, bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi, sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi,

dimana dalam satu kolom, nilai yang ada sebanyak

mungkin mendekati nol. Hal ini berarti di dalam setiap

faktor tercakup sedikit mungkin variabel.

(c) EQUIMAX, bertujuan untuk mengkombinasikan metode quartimax dan varimax.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode varimax.

2) OBLIQUE ROTATION, yakni memutar sumbu ke kanan, namun tidak harus 90o. Dengan rotasi ini, korelasi antar faktor masih

diperhitungkan, karena sumbu faktor tidak saling tegak lurus satu

dengan yang lainnya. Oblique Rotation digunakan untuk memperoleh sejumlah faktor yang secara teoritis cukup berarti.

Proses rotasi dengan metode oblique masih bisa dibedakan

(48)

e. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama

atas faktor yang telah terbentuk tersebut, yang dianggap dapat mewakili

variabel-variabel anggota faktor tersebut.

Menurut Wibisono (2006:160), terdapat empat tahapan dalam

menginterpretasikan sebuah faktor yang terbentuk, yaitu:

1) Dimulai dari variabel urutan pertama. Interpretasi dimulai dengan

bergerak dari faktor paling kiri ke faktor paling kanan pada setiap

baris untuk mencari bilangan yang nilai mutlaknya paling besar

dalam baris tersebut.

2) Bilangan yang paling besar menunjukan dalam faktor mana setiap

variabel termasuk. Dengan demikian dapat diketahui

variabel-variabel mana yang masuk dalam suatu faktor.

3) Poin 1 dan 2 dilakukan berulang kali, sehingga semua variabel

telah tercakup dalam faktor-faktor hasil ekstraksi.

4) Bila ada variabel yang belum termasuk dalam salah satu faktor

(karena bobotnya kurang dari batas keberartian), terdapat dua

pilihan yang dapat dilakukan, yaitu:

(a) Menginterpretasikan solusi apa adanya tanpa mengikuti

variabel yang bobotnya tidak signifikan.

(b) Mengevaluasi variabel yang tidak memiliki bobot signifikan

tersebut. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui

(49)

f. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk

telah valid. Validasi analisis faktor dimaksudkan untuk mengetahui apakah

hasil analisis faktor tersebut bisa digeneralisasikan ke populasi. Validasi

dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

1) Membagi sampel awal menjadi dua bagian, kemudian membagikan

hasil faktor sampel satu dengan sampel dua. Jika hasil tidak banyak

perbedaan, bisa dikatakan faktor yang terbentuk telah valid.

2) Dengan melakukan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan cara Structurall Equation Modelling. Model ini dapat dibantu dengan menggunakan software khusus seperti LISREL. g. Setelah faktor yang terbentuk dikatakan stabil dan bisa untuk

menggeneralisasikan populasinya, maka selanjutnya bisa dilakukan

pembuatan factor scores. Pada dasarnya Factor Scores adalah upaya untuk membuat satu atau beberapa variabel yang lebih sedikit dan berfungsi

untuk menggantikan variabel asli yang sudah ada. Pembuatan factor scores akan berguna jika dilakukan analisis lanjutan, seperti analisis regresi atau analisis diskriminan.

Dalam penelitian ini proses analisis dilakukan hanya sampai pada

langkah menginterpretasikan faktor yang telah terbentuk dan memberikan

nama atas faktor yang terbentuk. Penulis tidak melakukan pada langkah

(50)

tujuan dalan penelitian ini hanya sebatas ingin mengetahui faktor-faktor

yang akan terbentuk atas variabel-variabel yang ada.

Menurut Ety Rochaety dkk (2007: 186) ada beberapa persyaratan yang

harus dipenuhi dalam melakukan analisis faktor, yaitu:

a. KMO dan Bartlett's Test

KMO merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi

observasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Jika nilai kuadrat

koefisien korelasi parsial dari semua pasangan variabel lebih kecil

daripada jumlah kuadrat koefisien korelasi, maka harga KMO akan

mendekati satu, yang menunjukan kesesuaian penggunaan analisis

faktor. Menurut Kaiser dan Wibisono (2006: 153):

Harga KMO sebesar 0.9 adalah sangat memuaskan

Harga KMO sebesar 0.8 adalah memuaskan

Harga KMO sebesar 0.7 adalah harga menengah

Harga KMO sebesar 0.6 adalah cukup

Harga KMO sebesar 0.5 adalah kurang memuaskan

Harga KMO sebesar 0.4 adalah tidak dapat diterima

Angka KMO dan Bartlett's Test harus diatas 0,5. Ketentuan

tersebut didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

Jika probabilitas (sig) < 0,05 maka variabel penelitian dapat dianalisis

lebih lanjut.

Jika probabilitas (sig) > 0,05 maka variabel penelitian tidak dapat

(51)

b. Anti-ImageMatrices

Besarnya angka Measure of Sampling Adequacy (MSA) berkisar antara 0-1, dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi

tanpa kesalahan oleh variabel lain.

2) Jika MSA > 0.05, maka variabel tersebut masih dapat

dianalisa lebih lanjut.

3) Jika MSA < 0.05, maka variabel tersebut tidak dapat

diprediksi dan tidak dapat dianalisa lebih lanjut, sehingga

(52)

E. Operasional Variabel

- Harga Jual Kembali Tinggi - Pameran Otomotif

- Pengaruh Iklan TV

- Kijang Kendaraan Serba Guna - Desain Kijang Pas untuk

- Kijang Mendominasi Kelas Mobil Keluarga - Dapat Mengangkut Banyak

Penumpang - Mobil Niaga - Tuntutan Kerja

(53)

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.

1. Sejarah tentang Kijang

Kijang ganerasi I pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat

tahun 1977. Pada awal peluncuran perdananya sempat ada keraguan dari

perancangnya sendiri apakah Kijang dapat diterima dipasar, karena pada

saat itu Mitsubishi Colt masih dominan. Tapi, kenyataannya kijang

menjadi populer. Kijang generasi I ini sering mendapat julukan "Kijang

Buaya" karena kap mesinnya dapat dibuka sampai ke samping. Kijang

generasi I ini diproduksi sampai tahun 1980.

Pada tahun pertama peluncurannya, kijang ini hanya diproduksi

sebanyak 1.168 unit. Tahun berikutnya 1978, produksi mobil kijang

menjadi 4.624 unit. Setelah itu produksi mobil Kijang mengalami

kenaikan dari tahun ke tahun.

Kijang generasi II diproduksi dari tahun 1981-1985. Kijang

generasi ini tidak banyak mengalami perubahan yang signifikan dari

bentuk bodi, tapi mengalami peningkatan kapasitas silinder mesin menjadi

1.300 cc (naik 100 cc). Kapasitas mesin kijang ini kemudian dinaikkan

lagi menjadi 1.500 cc. Mobil dengan kode KF20 ini akrab sebagai Doyok

(sebutan bagi sebuah serial kartun pada harian pos kota) sehingga dikenal

(54)

Kijang generasi III (1986-1996) mempunyai bentuk bodi yang

lebih melengkung pada lekukannya sehingga tampak lebih modern

dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Pada generasi ini, konsep

kijang sebagai kendaraan angkut mulai bergeser sebagai kendaraan

penumpang sekalipun banyak.

Kijang generasi IV (1997-2004) mulai generasi keempat ini,

dominasi jepang semakin besar. Sebelumnya Toyota Astra Motor (TAM)

memanfaatkan perakitan bodi mobil lebih banyak menggunakan karoseri.

Pada generasi ini desain bodi mobil membulat seperti kapsul dan lebih

aerodinamis dan menjadi loncatan desain pada masanya.

Kijang generasi V dikenal dengan sebutan Kijang Innova. Model

kijang ini mengalami perubahan yang cukup besar dibandingkan dengan

model sebelumnya. Jika konsep awal kijang generasi pertama adalah basic

utility vehicles atau kendaraan sederhana, maka kijang generasi V ini

bukanlah kendaraan sederhana lagi namun dapat dikategorikan sebagai

kendaraan mewah.

Kijang ini dikeluarkan oleh Toyota Astra Motor (TAM) pada akhir

tahun 2004. Mobil ini keluar dengan model keluarga masa kini dengan

jenis MPV (Multi Purposes Vehicle) masa kini dengan bodi yang lebih

aerodinamis dibandingkan generasi sebelumnya dengan kenyamanan

seperti sedan. Mobil ini menggunakan mesin VVT-i 2000 cc dengan tipe

1TR-FE 16 katup DOHC menggantikan tipe K/RZ pada generasi

(55)

2. Perkembangan Perusahaan

Perkembangan mobil Kijang dari tahun ke tahun mengalami

perubahan yang cukup signifikan baik dari eksterior maupun interior.

Seiring persaingan yang sangat ketat di bidang industri otomotif, Toyota

sebagai produsen mobil terbesar di indonesia tidak mau meninggalkan

citranya sebagai pemimpin pasar. Toyota selalu melakukan

terobosan-terobosan yang tidak ada hentinya.

Untuk menyikapi kondisi persaingan yang ada, maka strategi

persaingan yang diterapkan oleh Toyota adalah dengan melengkapi dan

menyempurnakan mobil Kijang dari generasi ke generasi. Salah satu

keunggulan dari mobil Kijang adalah:

1). Mudah perawatannya

2). Harga mobil yang cukup terjangkau

3). Memiliki variasi harga, sesuai dengan tipe dan tahun pembuatan

4). Spesifikasi mobil cukup bagus

5). Tersedia layanan servis 24 jam.

B. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang valid adalah alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan mengukur apa yang hendak

diukur. Masrun 1979 dalam Sugiyono 2004, menyatakan bahwasanya didalam

analisis item, teknik korelasi dalam menentukan validitas item ini sampai

(56)

minimum untuk dapat dianggap memenuhi syarat adalah apabila r = positif

(+). Jadi jika korelasi antar butir dengan skor total negatif (-) maka butir dalam

instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Berikut ini adalah hasil tryout yang dibagikan kepada 15 responden

untuk mengukur tingkat validitas masing-masing instrumen yang dijelaskan

dalam tabel 4.1 dibawah ini.

(57)

.871

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua pernyataan dianggap valid

karena nilai Corrected Item-Total Correllation tidak ada yang negatif. Pernyataan yang valid tadi selanjutnya akan dibagikan kepada 80 responden

dengan 30 pernyataan untuk melakukan analisis faktor.

Pengujian reliabilitas adalah berkaitan dengan masalah adanya

kepercayaan terhadap alat tes (instrumen). Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi apabila hasil dari pengujian tersebut

menunjukan hasil tetap. Dengan demikian, masalah reliabilitas tes atau

instrumen berhubungan dengan masalah ketetapan hasil. Jika terjadi

perubahan hasil tes atau instrumen, maka perubahan itu dianggap tidak berarti.

Jadi Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama.

Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach

Alpha lebih besar dari 0.6. Reliabilitas dapt dilihat pasa tabel 4.2 berikut ini.

(58)

Standardized Items

.878 .883 30

Sumber: Hasil Output dari SPSS

Berdasarkan tabel 4.2 nilai Cronbach Alpha 0.878 > 0.6. Dapat disimpulkan bahwa ke-30 variabel untuk mengukur faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian mobil Kijang dinyatakan

valid dan reliabel.

C. Penemuan dan Pembahasan

1. Analisis Kuesioner

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 80 responden. 15

diantaranya digunakan untuk menguji valiliditas dan reliabilitas,

sedangkan sisanya sebanyak 65 kuesioner digunakan untuk analisis

faktor.

Tabel 4.3

Hasil Jawaban Responden Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Kijang

Kuesioner Nilai

Item 5 4 3 2 1 Total

X1 21 50 8 1 0 80

X2 18 52 8 2 0 80

X3 16 31 9 20 4 80

X4 8 44 13 14 1 80

X5 4 49 8 16 3 80

X6 6 46 9 17 2 80

X7 12 45 8 14 1 80

X8 17 46 9 8 0 80

X9 14 40 9 13 4 80

X10 9 38 9 21 3 80

(59)

X12 10 51 8 10 1 80

Berdasarkan hasil output dari kuesioner yang telah dibagikan kepada

pemilik mobil Kijang di daerah Karawang, maka diperoleh data sebagai

berikut:

a. Dikenal Masyarakat Indonesia

Tabel 4.4 Dikenal Masyarakat

Pernyataan Jumlah Prosentase

Sangat Setuju 21 26,25

Setuju 50 62.50

Ragu 8 10.00

(60)

Sangat Tidak Setuju 0 0.00

Total 80 100.00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih suatu

produk adalah yang sudah terkenal. Hal ini dibuktikan oleh jumlah

responden yang menyatakan setuju sebanyak 50 responden atau 62.5%, 21

responden atau 26.25% menyatakan sangat setuju, 8 resonden atau 10%

menyatakan ragu, dan 1 responden atau 1.25% menyatakan sangat tidak

setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mobil Kijang sudah dikenal luas oleh

masyarakat Indonesia.

b. Mobil Ideal Untuk Keluarga

Tabel 4.5

Mobil Ideal Untuk Keluarga

Pernyataan Jumlah Prosentase

Sangat Setuju 18 22.50

Setuju 52 65.00

Ragu 8 10.00

Tidak Setuju 2 2.50

Sangat Tidak Setuju 0 0.00

Total 80 100.00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Tabel diatas menunjukkan 65% responden menyatakan setuju, 22.50%

responden menyatakan sangat setuju, 10% responden menyatakan ragu,

dan 2.5% reponden menyatakan tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa mobil Kijang merupakan kendaraan yang ideal untuk keluarga.

c. Mobil Kijang Lebih Mendominasi

Tabel 4.6

Mobil Kijang Lebih Mendominasi

(61)

Sangat Setuju 16 20.00

Setuju 31 38.75

Ragu 9 11.25

Tidak Setuju 20 25.00

Sangat Tidak Setuju 4 5.00

Total 80 100.00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 20% responden menyatakan

sangat setuju, 38,75% menyatakan setuju, 11.25% responden mrnyatakan

ragu, 25% responden menyatakan tidak setuju dan 5% responden

menyatakan sangat tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mobil

Kijang mendominasi di kelas mobil keluarga.

d. Mudah Mendapatkan Suku Cadang

Tabel 4.7 Suku Cadang

Pernyataan Jumlah Prosentase

Sangat Setuju 8 10.00

Setuju 44 55.00

Ragu 13 16.25

Tidak Setuju 14 17.50

Sangat Tidak Setuju 1 1.25

Total 80 100.00

Sumber: Data primer yang telah diolah

Kemudahan mendapatkan suku cadang, 55 % responden menyatakan

setuju, 10% responden menyatakan setuju, 16.25% responden menyatakan

ragu, 17,5% menyatakan tidak setuju dan 1.25% responden menyatakan

sangat tidak setuju. Ini berarti dapat disimpulkan bahwa suku cadang

mobil Kijang mudah dibeli selain di bengkel resmi Toyota.

Gambar

Gambar 2.2 Model Perilaku Pembelian
Gambar 2.3  Model Proses Pembelian Lima Tahap
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1 Operasional Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

[r]

geothermal tersebut. Jika pengambilan sample manifestasi dilakukan dengan benar, maka.. 14 perkiraan temperature yang diambil dari sample manifestasi tidak akan jauh berbeda

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga

(2) Kompetensi Inti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

Adanya kecenderungan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta juga dibuktikan dengan hasil pra survey kepada 30 mahasiswa