ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN MOBIL KIJANG
(
Studi Kasus Pembelian Mobil Kijang di Karawang)
Oleh :
Cece Abdurrohman
102081026136
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL KIJANG
(Studi Kasus Pembelian Mobil Kijang di Karawang)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Cece Abdurrohman
NIM: 102081026136
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Heryanto SE, M.Si
NIP. 131 474 891 NIP. 131 569 931
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ABSTRACT By Cece Abdurrohman
The main purpose of this research is to analysis to what factors that influence consumer behavior decision on side purchase car of Kijang in Karawang area. The data used is primary. Although the object has been given in 80 respondent. The amount of variable is 30 variable. The data that had been taken, will be analysis in SPSS 13.0 Programming For Windows.
ABSTRAK Oleh Cece Abdurrohman
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap pembelian mobil Kijang di daerah Karawang. Data yang digunakan adalah data primer. Sampel yang diteliti sebanyak 80 responden. Jumlah variabel yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak 30 variabel. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis faktor pada program SPSS 13.0 For Windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari ke-30 variabel yang direduksi menjadi 27 variabel. Sisanya 3 variabel dikeluarkan dari model karena tidak memenuhi kriteria MSA > 0.5 yaitu variabel status sosial (X7) dengan nilai MSA (0.422) variabel mengikuti trend (X18) dengan nilai MSA (0.483) dan variabel mobil niaga (X24) dengan nilai MSA (0.408). Dari uji analisis faktor diperoleh hasil bahwa dari 27 variabel yang ditahan dalam model dan mengelompokkannya kedalam 8 faktor, merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap pembelian mobil Kijang. Faktor-faktor tesebut adalah faktor kelompok referensi dengan nilai eigen values 6.022, faktor ekonomi dengan eigen values 2.504, faktor sosial dengan nilai eigen values 2.305, faktor promosi dengan nilai eigen values 1.748, faktor harga dengan nilai eigen values
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobbil 'Aalamin, dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas segala limpahan taufik dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Rosulullah SAW, keluarga dan sahabatnya yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang benar.
Skripsi ini berjudul "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN
MOBIL KIJANG" (Studi Kasus Pembelian Mobil Kijang di Karawang). Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya kemampuan pengetahuan dan pengalaman penulis miliki. Namun demikian, penulis berusaha dengan kemampuan tersebut, dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penulis juga mengharapkan adanya saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam proses pembuatan skripsi ini, penulis menemui berbagai hambatan dan kesulitan. Tidak terkecuali, penulis juga mendapat berbagai dorongan dan bimbingan dari semua pihak. Akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan menyusun skripsi ini, diantaranya:
1. Kedua orang tuaku tercinta dan juga keluarga besarku yang telah memberikan limpahan kasih sayangnya, mendidik, membesarkan serta memberikan semangat yang luar biasa di saat-saat aku butuhkan serta bantuan secara materil sehingga aku mampu menyelesaikan skripsi ini
3. Bapak Heryanto SE, MSi. Selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan saran, petunjuk, ilmu pengetahuan yang begitu sabar meluangkan waktunya sehingga terselesaikannya skripsi ini. 4. Bapak Indoyama Nasarudin MAB selaku Ketua Jurusan Manajemen,
para staf dosen dan seluruh sivitas akademik Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah.
5. Bapak Ahmad Taufik S.Ag selaku guruku yang selalu bersedia membantu setiap kali aku mendapat kesulitan.
6. Keluarga besar Bp. Muhammad Ali (Alm), Umi, Pok Isah & Bang Umar, Bang Hasan & Ka Ela, Pok Ubay & Mas Ali, Bang Zaenal & Tita, Bang Jamil & Mba Santi, Sofyan & Yuli serta warga RT 003/07 yang telah banyak membantu saya selama kuliah di UIN Jakarta.
7. Terima kasih untuk teman-temanku: Fajar, Muhrim, Arif, Daniel, Eka, Farhan, Adoel, Ika, Bajay, Eet, Hamdi, Fandi, Acit, Husnul, Iyos, Leli, Ridwan, Bambang, Amel, Rita, Oyot, anak-anak KKN 19, serta semua anak Manajemen B angkatan 2002.
8. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Jakarta, Juni 2009
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Riwayat Hidup ... i
Abstract ... ii
Abstrak ... iii
Kata Pengantar... iv
Daftar Isi... vi
Daftar Tabel... viii
Daftar Gambar……….. x
Daftar Lampiran……… xi
BAB I Pendahuluan……….. 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
BAB II Tinjauan Pustaka……… 8
A. Tinjauan Pustaka... 8
1. Landasan Hasil Penelitian Sebelumnya ... 8
2. Landasan Teori ... 8
a. Definisi Pemasaran... 8
b. Manajemen Pemasaran... 10
c. Definisi Perilaku Konsumen ... 11
d. Model Perilaku Pembelian... 18
e. Keputusan Pembelian ... 18
3. Kerangka Pemikiran... 23
B. Hipotesis………. 24
BAB III Metode Penelitian... 25
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 25
C. Metode Pengumpulan Data……….. 26
D. Metode Analisis……….. 28
1. Uji Validitas... 29
2. Uji Reliabilitas ... 30
3. Analisis Faktor ... 31
E. Operasional Variabel ... 39
BAB IV Penemuan Dan Pembahasan……….. 40
A. Sekias Gambaran Umum Objek Penelitian ... 40
B. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ………. 42
C. Penemuan dan Pembahasan………. 44
1. Analisis Kuesioner………. 44
2. Hasil Analisis Faktor………. 61
BAB V Kesimpulan Dan Implikasi……… 79
A. Kesimpulan... 79
B. Implikasi... 81
Daftar pustaka ..……….. 84
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Kuesioner Penelitian ... 87
2 Tabel Jawaban Responden ... 91
3 Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 94
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Cece Abdurrohman
Tempat, Tanggal lahir : Karawang, 11 Agustus 1981 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Kampung Sawah RT 02/01 Jayakerta Karawang 41352
No. Telepon : 08569966629
Pendidikan :
• SDN Kampung Sawah I Karawang (1989-1995)
• MTs Mursyidul Falah Karawang (1995-1998)
• MAN Rengasdengklok Karawang (1999-2002)
• UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2002-2009)
Organisasi :
• Anggota PMR MAN Rengasdengklok (1999-2002)
• Bendahara OSIS MAN Rengasdengklok (2000-2001)
... DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Data Penjualan Mobil Kijang ... 6
3.1 Operasional Variabel Penelitian... 39
4.1 Item-Total Statistics ... 43
4.2 Reliability Statistics... 44
4.3 Hasil Jawaban Responden Yang Memilih Mobil Kijang ... 45
4.4 Distribusi jawaban responden terhadap Sudah Dikenal Masyarakat ... 46
4.5 Distribusi jawaban responden terhadap Mobil Ideal Untuk Keluarga.... 46
4.6 Distribusi jawaban responden terhadap Lebih Mendominasi ... 47
4.7 Distribusi jawaban responden terhadap Kemudahan Suku Cadang ... 47
4.8 Distribusi jawaban responden terhadap Kendaraan Kelas Menengah .... 48
4.9 Distribusi jawaban responden terhadap Pengaruh keluarga... 48
4.10 Distribusi jawaban responden terhadap Menaikkan Status Sosial... 49
4.11 Distribusi jawaban responden terhadap Kesepakatan Keluarga... 49
4.12 Distribusi jawaban responden terhadap Pengaruh Teman ... 50
4.13 Distribusi jawaban responden terhadap Pengaruh Tetangga... 50
4.14 Distribusi jawaban responden terhadap Pengaruh Teknologi ... 51
4.15 Distribusi jawaban responden terhadap Keadaan Politik... 51
4.16 Distribusi jawaban responden terhadap Dapat Dibeli Showroom Mobil Biasa ... 52
4.17 Distribusi jawaban responden terhadap Desain Pas Untuk Kaluarga ... 52
4.18 Distribusi jawaban responden terhadap Kemapanan Ekonomi... 53
4.20 Distribusi jawaban responden terhadap Hemat BBM... 53
4.21 Distribusi jawaban responden terhadap Keadaan Ekonomi... 54
4.22 Distribusi jawaban responden terhadap Mengikuti Trend ... 54
4.23 Distribusi jawaban responden terhadap Harga Jual Kembali Tinggi... 55
4.25 Distribusi jawaban responden terhadap Kepuasan Berkendara... 56
4.26 Distribusi jawaban responden terhadap Pameran Otomotif... 56
4.27 Distribusi jawaban responden terhadap Dapat Mengangkut Banyak penumpang... 57
4.28 Distribusi jawaban responden terhadap Mobil Niaga... 57
4.29 Distribusi jawaban responden terhadap Pengaruh Iklan TV ... 58
4.30 Distribusi jawaban responden terhadap dapat Menunjukkan Kelas Sosial ... 58
4.31 Distribusi jawaban responden terhadap Pengaruh tuntutan kerja... 59
4.31 Distribusi jawaban responden terhadap Mempunyai Banyak Tipe... 59
4.32 Distribusi jawaban responden terhadap Mobil Yang Tangguh ... 60
4.33 Distribusi jawaban responden terhadap Mudah Perawatannya ... 60
4.34 KMO Barlett's Test 1 ... 61
4.35 KMO Barlett's Test 2 ... 63
4.36 Communalities ... 65
4.37 Total Variance Explained ... 68
4.37 Component Matrix (a)... 69
4.37 Rotated Component Matrix (a) ... 71
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang1.1.1 Perkembangan industri otomotif dunia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, mulai dari motor sampai mobil. Perusahaan otomotif dunia saling berlomba-lomba untuk mendapatkan respon positif dari para konsumen. Berbagai cara mereka lakukan untuk menarik konsumen dengan cara menawarkan kecanggihan teknologi yang dipakai, sampai desain interior dan eksterior yang digunakan di mobil tersebut.
1.1.2 Produsen mobil yang ada di Indonesia jumlahnya lebih dari satu. Salah satu perusahaan otomotif yang ada di Indonesia yaitu perusahaan Toyota. Perusahaan otomotif Jepang ini masuk ke Indonesia sudah puluhan tahun yang lalu. Toyota memproduksi mobil tidak hanya satu jenis saja melainkan beberapa jenis. Mulai dari sedan sampai truk.
dalam negeri saja, tapi juga diekspor ke berbagai negara yang ada di dunia khususnya Asia Tenggara.
1.1.4 Sampai saat ini, dari segi penjualan Kijang masih memimpin di kelas mobil keluarga. Hal ini mungkin karena konsumen menganggap bahwa kijang memang mobil yang cocok untuk keluarga. Mengenai perkembangannya, mobil kijang telah mengalami 5 lima kali perubahan, dari pertama diluncurkan sampai sekarang.
1.1.5 Generasi I (1977-1980)
Kijang pertama kali muncul pada tahun 1977. Saat diluncurkan, ada
keraguan dari perancangnya sendiri apakah Kijang bisa diterima pasar, karena
saat itu Mitsubishi Colt masih dominan. Kijang ternyata menjadi populer.
Generasi I merupakan kendaraan pickup dan berbentuk kotak. Model ini sering dijuluki "Kijang Buaya" karena kap mesinnya yang dapat dibuka sampai ke samping. Kijang pada awalnya lahir sebagai kendaraaan dengan
konsep Basic Utility Vehicle (sederhana), sehingga kendaraan ini cocok sebagai kendaraan serba guna dan mudah untuk dirawat. Kijang generasi
pertama ini diproduksi hingga tahun 1980.
Pada tahun pertama peluncurannya, produksi Kijang hanya 1.168 unit.
Tahun berikutnya 1978, jumlahnya meningkat menjadi 4.624 unit. Setelah itu,
1.1.6
Generasi II (1981-1985)
Generasi II mulai dijual pada September 1981. Bentuk model ini tidak
terlalu berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya, namun memiliki
beberapa perubahan yang di antaranya adalah peningkatan kapasitas silinder
mesin menjadi 1.300 cc (naik 100 cc). Kapasitas ini kemudian dinaikkan lagi hingga 1.500 cc.
Mobil ini, walaupun disebut sebut memiliki banyak perubahan, bentuknya
masih ada kesamaan dengan Kijang Buaya. Lampu mobil masih bulat di samping depan kanan-kiri dan gril masih sederhana dengan tulisan TOYOTA
pada bagian depan. Garis pada bonnet juga masih simpel dan curam. Meski
bukaan pada tutup kap mesin tidak lagi bukaan penuh hingga bagian tepi
hidung mobil (bonnet) seperti halnya kijang sebelumnya.
Mobil dengan kode rangka KF20 ini akrab sebagai Doyok (sebutan bagi sebuah serial kartun bertokoh Doyok pada harian pos kota) sehingga dikenal
juga sebagai Kijang Doyok. Pintu lebih manis dengan dilengkapi kaca dengan engsel tidak lagi mirip engsel pintu rumah dan dilengkapi kunci pada tahun
1982. Dengan mesin 4K berkapasitas 1300 cc, transmisi masih 4 percepatan.
Suspensi masih double wishbone dengan per daun pada bagian depan dan per daun under axle (dibawah gardan) pada bagian belakang mobil.
Pada tahun 1986 model generasi ketiga dilempar ke pasaran. Kijang
generasi ini bentuknya lebih melengkung pada lekukannya sehingga tampak
lebih modern. Model ini hingga saat ini masih banyak digunakan di jalanan di
Indonesia meski tidak lagi diproduksi.
Pada generasi ini, konsep kijang sebagai kendaraan angkut mulai bergeser
sebagai kendaraan penumpang sekalipun banyak, Kijang generasi sebelumnya
juga dimodifikasi sebagai kendaraan penumpang. Pada masa ini, bisa
dikatakan sebagai generasi kejayaan Kijang sebagai mobil penumpang,
terutama sebelum banyak mobil penumpang Built Up impor meramaikan
pasar kendaraan di Indonesia serta puncak dominasi Toyota atas model-model
kuat seperti Mitsubishi Colt L300 dan minibus tanpa bonnet lainnya seperti
Suzuki Carry dan Daihatsu Zebra dimana Kijang menjadi pilihan kuat
konsumen saat itu. Toyota mengeluarkan dua tipe Kijang pada generasi ini
yakni tipe Kijang Super (1986-1992) dan Kijang Grand (1992-1996) dengan
memiliki life cycle cukup panjang (hampir satu dekade) dibandingkan generasi lalu.
Kijang Generasi IV (1997-2004)
Mulai generasi keempat kijang ini, dominasi Jepang semakin besar. Kalau
sebelumnya Toyota Astra Motor memanfaatkan perakitan bodi mobil banyak
dikenal sebagai kijang baru ini, Toyota mengeluarkan dua tipe mesin yakni Mesin bensin 1800cc (tipe 7K) seperti generasi-generasi sebelumnya dan
Mesin diesel 2500cc (tipe 2L) yang membuat persaingan dengan Isuzu
Panther untuk mobil keluarga bermesin diesel yang saat itu mendominasi
pasaran.
Generasi V (2004-saat ini)
Kijang Innova (Generasi Terakhir)
Kijang kembali diperbaharui pada tahun 2004 dan dijual dengan nama
"Kijang Innova". Selain di Indonesia, model ini juga dijual di luar negeri
dengan nama "Innova" (tanpa "Kijang"). Model ini mengalami perubahan yang cukup besar dibandingkan dengan model sebelumnya. Jika konsep awal
Kijang generasi pertama adalah basic utility vehicles atau kendaraan
sederhana, maka Kijang generasi V ini bukanlah kendaraan sederhana lagi
namun dapat dikategorikan sebagai kendaraan mewah. Bentuknya sudah jauh
lebih modern dibandingkan dengan generasi-generasi Kijang sebelumnya.
Kijang ini dikeluarkan oleh Toyota Astra Motor pada akhir tahun 2004.
Mobil ini keluar dengan model mobil keluarga masa kini dengan jenis MPV
(Multi Purposes Vehicle) masa kini dengan bodi yang lebih aerodinamis
dibandingkan generasi sebelumnya dengan kenyamanan mobil sedan. Posisi
pengendara cukup pas, letak shift knob terjangkau dan panel instrumen yang
dengan sistem Direct Ignition System (DIS) dan penerapan teknologi pedal gas tanpa kabel atau Throttle Control System-Inteligent). Posisi mesin membujur dengan gerak roda belakang (rear wheel system).
Perubahan mobil Kijang dari generasi ke generasi cukup signifikan. Jadi
tidak salah jika konsumen memilih kijang sebagai mobil keluarga yang serba
guna, bahkan sebagai mobil niaga.
Berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber khususnya Toyota,
data penjualan mobil Kijang sebagai berikut:
Tabel 1.1
Data Penjualan Mobil Kijang
Generasi I (1977-1980) 26.806 unit
Generasi II (1981-1985) 84.064 unit
Generasi III (1986-1996) 509.867 unit
Generasi IV (1997-2004) 429.674 unit
Generasi V (2005-2007*) 160.918 unit
Sumber: http://www.toyota.com
Berdasarkan uraian diatas, penjualan mobil Kijang dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Selain itu juga Toyota sebagai
perusahaaan otomotif terbesar sekaligus pemimpin pasar di Indonesia,
membuat saya tertarik untuk menganalisa hal tersebut, maka dengan ini
penulis akan mencoba mengangkat judul "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas yang menjadi pokok permasalahan pada
penelitian ini adalah: faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen
dalam melakukan pembelian mobil Kijang?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen
dalam melakukan pembelian mobil Kijang.
2. Manfaat
a. Penulis
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
perusahaan otomotif dan sebagai bahan perbandingan antara teori
dengan praktek.
b. Perusahaan
Diharapkan dari penelitian ini akan berguna bagi perusahaan Toyota,
sebagai bahan informasi untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian mobil
c. Akademis
Semoga skripsi ini dapat menjadi bahan acuan penelitian lanjutan yang
berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Landasan Hasil Penelitian Sebelumnya
Untuk memberikan gambaran dan kerangka pemikiran dalam
penelitian, maka perlu kiranya untuk membahas hasil-hasil penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Fajar Suryo Saputro (2007), dalam
penelitiannya yang berjudul "Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konsumen dalam Memilih Warnet Clik Net Ciputat". Alat analisis yang
digunakan adalah analisis faktor. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen
dalam memilih warnet, serta faktor-faktor apa saja yang mempunyai
pengaruh paling dominan dalam keputusan pembelian produk mobil Kijang.
Hasil dari penelitiannya dapat diketahui bahwa faktor pelayanan dan
kenyamanan, promosi dan bukti fisik, produk, tempat, dan harga
mempengaruhi konsumen dalam memilih warnet. Sedangkan faktor
pelayanan dan kenyamanan menjadi faktor yang paling dominan yang
mempengaruhi konsumen dalam memilih warnet.
2. Landasan Teori
a. Definisi Pemasaran
Pemasaran secara umum diartikan sebagai kegiatan penjualan dan
pembelian antara dua belah pihak yaitu penjual dan pembeli. Kegiatan
meliputi produk, penetapan harga, promosi dan distribusi. Setiap
perusahaan dipastikan memerlukan kegiatan pemasaran untuk
meningkatkan hasil usaha dari perusahaan.
Menurut Kotler (1997:8) Pemasaran adalah suatu proses sosial
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu
yang bernilai satu sama lain.
Menurut Gary Armstrong dan Philip Kotler (2001) "Pemasaran adalah
suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan
dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain".
Menurut Mc Daniel, Carl dan Roger Gates (2001), pemasaran adalah
proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberi harga,
melakukan promosi dan mendistribusikan ide barang dan jasa, untuk
menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi.
"Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain".(Kotler,2002:9)
Menurut Husein Umar (2003:31) Pemasaran diartikan sebagai
“kegiatan yang meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan
kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan
yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang
potensial”.
Menutrut Philip Kotler (2004), pemasaran adalah suatu proses sosial
yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut Ali Hasan (2008:1) pemasaran adalah sebuah konsep ilmu
dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan
berkelanjutan bagi stakeholder (pelanggan, karyawan, pemegang saham).
Menurut Freddy Rangkuti (2009:22) pemasaran adalah kegiatan
manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
melalui proses pertukaran.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pemasaran merupakan proses pertukaran barang dan jasa yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan, keinginan serta kepuasan pelanggan melalui
prinsip penetapan harga, promosi, distribusi kepada konsumen.
b. Definisi Manjemen Pemasaran
Menurut Basu Swastha (2000:4) "Manajemen pemasaran adalah
penganalisaan, perencanaan, dan pengawasan program-program yang
bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan
maksud untuk mencapai tujuan perusahaan".
Sedangkan menurut Kotler (2002:34) "Manajemen Pemasaran adalah
penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
bertujuan untuk memuaskan individu dan organisasi".
Mamajemen pemasaran merupakan suatu proses manajemen yang
meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan pemikiran, penetapan
harga, promosi, penyaluran gagasan, pengawasan kegiatan pemasaran oleh
perusahaan untuk memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.
c. Definisi Perilaku Konsumen
Menurut Engel dkk (1995:3) Perilaku konsumen didefinisikan sebagai
tindakan langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan
menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang
mendahului dan menyusul tindakan itu.
Menurut American Marketing Association (AMA) dalam buku J. Paul
Peter & Jerry C. Olson (1996:18) Perilaku konsumen didefinisikan sebagai
interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di
sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup
mereka.
Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan yang individu yang
secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan
jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan
dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Swastha dkk.,1997)
Menurut Mangkunegara (2002) Perilaku konsumen adalah
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau orang yang
menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi
oleh lingkungan.
Menurut Hawkins, dkk (2007:6) menyatakan: "Consumer behavior is the study if individuals, groups or organizations, and the processes they use to select, secure, use, and dispose of products, services, experiences or ideas to satisfy needs and the impact that these processes have on the consumer and sosiety".
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) bahwa perilaku konsumen
merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan
membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang dan
usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan
dikonsumsi.
Sedangkan menurut Suryani (2008:6) perilaku konsumen merupakan
studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi dan proses
yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan
menghentikan produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan
kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat.
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
konsumen baik individu, kelompok atau organisasi dalam mendapatkan
dan menggunakan produk atau jasa termasuk didalamnya proses
pengambilan keputusan yang mengawali tindakan tersebut.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Gambar 2.1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Sumber: Kotler, Philip, 2002, "Manajemen Pemasaran Edisi Millenium" PrenHallindo, Jakarta
Kotler dan Armstrong (1997:144) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkah laku konsumen adalah sebagai berikut:
1) Faktor Budaya
Pada setiap kelompok masyarakat pasti memiliki budaya, dimana
budaya tersebut bisa digunakan sebagai aturan, kebiasaan dan ciri khas
dari suatu kelompok masyarakat. Faktor dari budaya adalah budaya, sub
budaya dan kelas sosial.
(a) Budaya
Budaya diartikan sebagai kmlek yang menyeluruh yang mencakup
pengetahuan, keyakinan, seni, hukum, moral, kebiasaan dan
kapabilitas lainnya serta kebiasaan-kebiasaan yang dikuasai oleh
(b)Subbudaya
Setiap kebudayaan mengandung sub-kebudayaan yang lebih kecil,
atau kelompok orang-orang yang mempunyai sistem nilai yang sama
berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub
kebudayaan meliputi kewarganegaraan, agama, kelompok ras, dan
daerah geografis. Subbudaya adalah sekelompok orang yang
mempunyai sistem nilai sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan
situasi.
(c) Kelas Sosial
Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif homogen dan tetap
dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hirarki dan
anggota-anggotanya memiliki tata nilai, minat dan perilaku serupa.
2) Faktor Sosial
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial antara lain:
(a) Kelompok acuan
Perilaku konsumen umumnya dipengaruhi oleh individu yang
lainnya, individu yang mempengaruhi tersebut dapat dimasukkan
sebagai kelompok primer yang terdiri atas kelompok terdekat dari
individu tersebut. Misalnya; keluarga, teman dan tetangga. Sedangkan
kelompok kedua adalah kelompok sekunder yang mempunyai interaksi
yang lebih formal dan memiliki sedikit interaksi. Kelompok sekunder
(b)Keluarga
Anggota keluarga sangat mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan pembelian individu, keluarga mempunyai peran yang sangat
penting, dimana setiap anggota keluarga saling mempengaruhi.
(c) Peran dan status
Dalam kehidupan bermasyarakat, peran dan status selalu mengikuti
setiap individu. Peran dan status seorang individu dalam kelompok
tertentu misalnya keluarga sangat mempengaruhi dalam perilaku
pembelian.
3) Faktor Pribadi
Dalam perilaku pembelian faktor pribadi juga mempengaruhi seorang
individu. Faktor tersebut terdiri dari:
(a) Umur dan Tahap Siklus
Dalam kehidupan, perjalanan usia tidak dapat dihindarkan.
Dengan berjalan usia maka juga terjadi perubahan pola konsumsi
untuk masing-masing.
(b)Pekerjaan
Pekerjaan juga dapat mempengaruhi seorang individu dalam
perilaku konsumsinya, misalnya seorang pekerja kasar akan
cenderung membeli pakaian untuk pekerjaan kasar, sedangkan
pekerja kantoran akan cenderung untuk membeli setelan kemeja
(c) Situasi Ekonomi
Dalam perilaku pembelian sedikit banyak juga dipengaruhi
oleh situasi ekonomi, dengan berubahnya situasi ekonomi, maka
biasanya akan merubah perilaku konsumen dalam melakukan
pembelian.
(d)Gaya Hidup
Individu dengan latar belakang gaya hidup yang berbeda,
memiliki kecenderungan berbeda dalam dalam perilaku
pembeliannya. Gaya hidup dapat dipengaruhi oleh keluarga,
situasi, pekerjaan, hobi dan masih banyak lagi yang lainnya.
(e) Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian dapat mempengaruhi perilaku pembelian,
kepribadian adalah karakteristik psikilogis yang berbeda dari
seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan
tetap terhadap lingkungannya. (Kotler,1997)
4) Faktor Psikologis
Pilihan-pilihan seseorang dalam melakukan pembelian dipengaruhi
juga oleh faktor psikologis yaitu:
(a) Motivasi
Seorang individu dalam kehidupan bermasyarakat juga
memerlukan motivasi untuk menjalani hidupnya, motivasi sendiri
pembelian. Motivasi ini pula yang membangun seseorang untuk
melakukan perilaku pembelian.
(b)Persepsi
Setiap hari seorang individu mempunyai motivasi untuk
melakukan pembelian, tetapi faktor lain yang mempengaruhi
setelah seorang individu tersebut mempunyai motivasi dalam
melakukan pembelian adalah persepsi. Seringkali seorang individu
dihadapkan pada suatu pilihan dalam pemilihan suatu barang
misalnya, dengan adanya persepsi maka seorang individu dapat
memilih sesuai dengan persepsi yang tertanam dalam dirinya.
(c) Pembelajaran
Dalam melakukan tindakan seorang individu lepas dari
pembelajaran, perubahan perilaku individu dalam pembelian juga
dipengaruhi oleh pengalaman dan pembelajaran dari pembelian
sebelumnya. Ahli teori ilmu pengetahuan mengatakan bahwa
pengetahuan seseorang dihasilkan melalui suatu proses yang saling
mempengaruhi dari drive (dorongan), stimulus (rangsangan), clues (petunjuk), response (tanggapan) dan reinforcement (penguatan).
(d)Keyakinan dan Sikap
Seorang pemasar biasanya memperhatikan keyakinan
merubah iklannya untuk membentuk keyakinan seiring individu
dalam pemilihan suatu produk.
d. Model Perilaku Pembelian
Perilaku konsumen adalah suatu aktivitas yang sangat kompleks,
dalam perilaku pembelian didukung pula oleh beberapa variabel-variabel
yang satu dengan yang lainnyan tidak dapat dipisahkan. Variabel-variabel
itu sendiri dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal berasal dari pengaruh diri sendiri individu tersebut, sedangkan
faktor eksternal adalah pengaruh yang datangnya dari luar seperti
lingkungan ekternal, misalnya lingkungan dari konsumen dan bauran
pemasaran. Model perilaku konsumen sebagai berikut:
Gambar 2.2
Model Perilaku Pembelian
Dan marketer
Sumber: Kotler (2002)
e. Keputusan Pembelian
Dalam proses pengambilan keputusan pembelian suatu produk,
menurut Kotler, umumnya konsumen melalui lima tahap. Tapi hal ini tidak
Rangsangan Perilaku pasca pembelian
terjadi pada semua kasus, terutama dalam pembelian dengan keterlibatan
rendah. Konsumen mungkin melewatkan tahap-tahap tertentu, lima tahap
tersebut yaitu:
1) Pengenalan Masalah
2) Pencarian Informasi
3) Evaluasi Alternatif
4) Keputusan Pembelian
5) Perilaku Pasca Pembelian
Gambar 2.3
Model Proses Pembelian Lima Tahap
Sumber: Kotler, Philip, "Manajemen Pemasaran di Indonesia Analisis,
Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian", Salemba Empat, Jakarta: 2000
1) Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan dia yang
nyata dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh
stimuli intern atau ekstern. Dari pengalaman sebelumnya, seseorang telah
mempelajari bagaimana menghadapi dorongan ini dan termotivasi menuju
suatu kelas obyek yang akan memuaskan dorongan ini Pengenalan
Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Perilaku Pasca Pembelian Keputusan
2) Pencarian Informasi
Setelah tahap mengidentifikasi masalah/kebutuhan, individu akan
memutuskan memilih suatu produk tersebut untuk dikonsumsi, tetapi
dalam kenyataannya tipe, varian atau jenis dari produk tersebut banyak di
pasar. Untuk itu konsumen perlu mencari informasi terlebih dahulu untuk
memilih dari sekian banyak tipe, jenis atau varian yang ada di pasar.
3) Evaluasi Alternatif
Setelah melalui tahapan idntifikasi masalah dan pencarian
informasi langkah selanjutnya adalah tahap evaluasi alternatif. Dalam
tahap ini seseorang dituntut untuk memutuskan memilih barang atau jasa
yang akan dibeli setelah mengevaluasi alternatif yang sudah ada.
4) Keputusan Pembelian
Setelah mengevaluasi alternatif, langkah selanjutnya adalah
konsumen dapat memilih dan mengkonsunsi barang atau jasa yang
diinginkan sesuai dengan pilihan hatinya.
5) Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu
tingkat kepuasan atau ketidak-puasan tertentu. Konsumen juga akan
yang mendapat perhatian dari pemasar. Tugas pemasar tidak berakhir
ketika produk dibeli tetapi terus sampai periode setelah pembelian.
(a) Kepuasan setelah pembelian
Setelah membeli suatu produk, seorang konsumen mungkin
menemukan suatu kekurangan atau cacat. Sebagian pembeli tidak akan
mau produk yang cacat, sementara yang lain mungkin indeferen
terhadap kekurangan tersebut, dan sebagian lagi bahkan mungkin
melihat kekurangan tersebut menambah nilai produknya. Sebagian
kekurangan mungkin bersifat bahaya terhadap konsumen. Perusahaan
mobil, mainan, dan farmasi dengan cepat menarik kembali produk yang
memiliki kemungkinan melukai/mencelakai pemakai yang terkecil
sekalipun.
(b) Tindakan setelah pembelian
Kepuasan atau ketidak-puasan konsumen dengan suatu produk
akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen merasa puas,
dia akan menunjukkan probabilita yang lebih tinggi untuk membeli
produk itu lagi.
Konsumen yang merasa puas juga cenderung akan mengatakan
hal-hal yang baik mengenai suatu merek kepada orang lain. Para
pemasar mengatakan: "iklan terbaik kita adalah pelanggan yang merasa
(c) Penggunaan dan pembuangan setelah pembelian
Para pemasar juga memonitor bagaimana pembeli menggunakan
dan membuang suatu produk. Jika konsumen menemukan keguanaan
baru dari suatu produk, ini akan menarik perhatian pemasar karena
kegunaan ini dapat dijadikan iklan. Jika konsumen menyimpan
produknya di dalam lemari mereka, ini menunjukan bahwa produk
tersebut kurang memuaskan, dan promosi secara lisan pada konsumen
tersebut tidak kuat. Jika mereka menjual dan memperdagangkan produk
tersebut, penjualan produk baru akan menurun. Jika mereka membuang
produk tersebut, pemasar perlu mengetahui bagaimana mereka
membuang terutama jika dapat merusak lingkungan, seperti halnya kasus
kaleng minuman dan popok sekali pakai. Akhirnya, pemasar perlu
mempelajari pengguanaan pembuangan produk untuk memperoleh
3. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
dominan 1. Dikenal masyarakat indonesia 2. Mobil ideal untuk keluarga 3. Lebih mendominasi
4. Mudah Mendapatkan Suku Cadang
5. Kendaran Masyarakat Kelas Menengah
6. Pengaruh Keluarga 7. Menaikkan Status Sosial 8. Kesepakatan Keluarga 14. Desain Pas Untuk Keluarga 15. Kemapanan Ekonomi 16. Kijang Cukup Hemat BBM 17. Keadaan Ekonomi Negara
Baik
18. Mengikuti Trend/Musim 19. Harga Jual Kembali Tinggi 20. Mobil Serba Guna
21. Motivasi Kepuasan Berkendara
22. Terpengaruh Pameran Otomotif
B. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
belum jawaban yang empirik. Berdasarkan uraian diatas maka penulis
membuat kesimpulan sementara yaitu; bahwa faktor keluarga, kelompok
referensi, komsumsi BBM, harga, perawatan, model yang pas untuk keluarga
adalah faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam proses pembelian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Objek Penelitian skripsi ini adalah pemilik mobil Kijang yang berada
di daerah Karawang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi konsumen dalam memilih mobil Kijang.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2004:72).
Populasi dalam penelitian ini adalah orang-orang yang mempunyai
mobil Kijang di Karawang. Dalam penelitian ini tidak semua anggota
populasi, namun hanya terhadap anggota populasi yang terpilih sebagai
sampel.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tertentu (Sugiyono, 2004: 73).
Sampel adalah sebagian dari jumlah data dan karakteristik yang
dimiliki poulasi tersebut berupa tanggapan atau persepsi dari pelanggan
tertutup. Sampling banyak dilakukan dalam penelitian-penelitian,
disebabkan karena adanya kebaikan-kebaikan. Diantaranya adalah
menghemat waktu, biaya dan tenaga, memungkinkan penelitian yang
merusak, memungkinkan penelitian terhadap data yang jumlah
populasinya tak terhingga (Pangestu Subagyo, 2004).
3. Metode Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Simple Random Sampling. Teknik ini merupakan salah satu metode penarikan sampel probabilitas dilakukan dengan cara acak sederhana dan setiap responden
memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai responden.
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu (Sugiyono, 2004: 74).
Sampel yanng digunakan dalam penelitian ini sebanyak 80
responden yang merupakan pemilik mobil Kijang di Karawang, karena
cukup mewakili jumlah poulasi dan tingkat kesalahan yang lebih rendah
(Sugiyono,1999).
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data, penulis menggunakan data primer dan data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara:
• Angket (kuesioner)
Yaitu dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk menjawab. Kuisioner ini terdiri
dari pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang memberikan
kebebasan menjawab kepada responden karena alternatif jawaban
tersedia.
• Wawancara (interview)
Yaitu dengan memberikan berbagai pertanyaan kepada pihak-pihak
yang terkait dengan produk Toyota khususnya produk mobil
Kijang.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh
peneliti dari sumbernya, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen.
a. Riset kepustakaan (library research)
Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh bahan yang diperlukan
antara lain melalui buku, jurnal, media massa, dan internet yang berkaitan
dengan topik penelitian.
Penelitian langsung ke dealer Toyota untuk mendapatkan data primer yang
meliputi sejarah perusahaan (company profile), data penjualan dan lain-lain.
D. Metode Analisis Data
Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah bersifat eksploratif, yang
berguna untuk menjawab pertanyaan, sehingga dengan memperoleh jawaban
atas pertanyaan tersebut akan memberikan pemahaman dan pengartian secara
mendalam terhadap suatu objek.
Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
keputusan konsumen dalam melakukan pembelian mobil Kijang, maka
dilakukan dengan menggunakan skala likert.
Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam pengukuran,
sehingga bila alat ukur itu digunakan dalam pengukuran maka akan bisa
menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai
variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam
bentuk angka sehingga lebih akurat, efisien, dan komunikatif. Cara yang
paling sering digunakan dalam menentukan skor adalah dengan menggunakan
skala likert. Cara pengukurannya adalah dengan memberikan jawaban,
misalnya: sangat setuju, setuju, ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Jawaban
ini diberi skor dari 1 sampai 5. Skala likert digunakan untuk sikap, pendapat,
Dalam penelitian ini digunakan lima tingkat (likert) dengan bobot nilainya adalah sebagai berikut:
• Jawaban sangat setuju diberi bobot 5 (lima) • Jawaban setuju diberi bobot 4 (empat)
• Jawaban ragu diberi bobot 3 (tiga) • Jawaban tidak setuju diberi bobot 2 (dua) • Jawaban sangat tidak setuju diberi bobot 1(satu)
Dalam penulisan angket atau kuisioner ada dua syarat penting yang
berlaku, yaitu validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Menurut Marsi Singarimbun (1995:124) validitas menunjukkan
sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin
diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner dalam
pengumpulan data penelitian, maka kuesioner disusunnya harus
mengukur apa yang ingin diukurnya. Untuk mengukur validitas
instrumen menggunakan rumus teknik korelasi produk moment
yang rumusnya sebagai berikut:
r = korelasi produk moment
xy = jumlah perkalian skor item dengan skor
2
y = jumlah skor kuadrat item
n = jumlah sampel
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal
maupun interanal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan
dengan test retest, equivalen, dan gabungan keduanya. Secara
interanal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis
konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik
tertentu (Sugiyono, 2004:122)
Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap
berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat ukur. Sebagai
ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam
mengukur gejala yang sama dilain kesempatan. Untuk melihat
reliabilitas, maka dihitung cronbach alpha masing-masing instrumen variabel.
Variabel-variabel tersebut dikatakan reliabel jika cronbach alphanya memiliki nilai lebih besar dari 0,06. Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan digunakan,
3. Analisis Faktor
Dalam penelitian yang akan penulis lakukan, alat analisis data yang
penulis gunakan adalah analisis faktor. Metode analisis faktor
pertama kali digunakan oleh Charles Spearmen untuk memecahkan masalah psikologi dalam tulisannya di American Journal of Psychology pada tahun 1904, mengenai penetapan dan pengukuran intelektual. Analisis faktor menyederhanakan
hubungan yang beragam dan kompleks pada set data/variabel
amatan dengan menyatukan faktor atau dimensi yang saling
berhubungan/mempunyai korelasi ke dalam suatu struktur data
yang baru, yang mempunyai set faktor yang lebih kecil
(Dermawan, 2006:152).
Analisis faktor adalah istilah umum untuk bagian dari data teknik
analisis statistik mengenai pengurangan (reduction) sesuatu kelompok variabel yang tampak dari sedikit jumlah faktor yang
tersembunyi. Tujuan utama dari analisis faktor adalah menjelaskan
hubungan diantara banyak variabel dalam bentuk beberapa faktor,
dimana faktor-faktor tersebut merupakan besaran acak (random quantities) yang tidak dapat diamati atau diukur secara langsung (Gasperz dalam Nani Iryani,2005)
Rumus dari analisis faktor adalah:
Xi = Ai1 F1 + Ai2 F2 + Ai3 F3 + Ai1 F1+ …….+ Vi Ui
Xi = Variabel terstandar ke-i
Ai1 = koefisien regresi dari variabel ke-I pada commom faktor ke-i
F = common faktor
Vi = koefisien regresi terstandar dari variabel I pada faktor
unik ke-i
Ui = variabel unik untuk variabel ke-i
M = jumlah common factor
Secara jelas common faktor dapat diformulasikan sebagai berikut:
Fi = Wi1 X1 + Wi2 X2 + Wi3 X3 = … + Wik Xk
Dimana:
Fi = Faktor ke i estimasi
W = bobot faktor atau skor koefisien faktor
k = jumlah variabel
Menurut Wibisono (2006:153) fungsi dari analisis faktor adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan himpunan dari dimensi yang tidak mudah diamati dalam
himpunan variabel (R factor analysis)
b. Mengelompokkan orang-orang (misalnya, responden kuis) ke dalam
c. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis
lanjutan (regresi, korelasi, atau diskriminan)
d. Membentuk himpunan dari variabel (dengan jumlah yang lebih sedikit)
untuk menggantikan (sebagian/seluruh) himpunan variabel awal
e. Menganalisis suatu fenomena dengan data yang sangat besar.
f. Menjabarkan/menguraikan suatu kaitan yang kompleks diantara fenomena
ke dalam fungsi kesatuan-kesatuan atau ke dalam bagian-bagiannya, dan
dapat mengidentifikasi pengaruh dari luar (independent).
Menurut Singgih Santoso (2003:95), untuk menganalisis faktor ada beberapa
proses dasar, yaitu:
a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.
b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, dengan menggunakan
MSA (Measure of sampling Adequacy)
c. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos
pada uji variabel sebelumnya.
d. Melakukan proses factoring rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi adalah untuk memperjelas variabel yang masuk ke
dalam faktor tertentu. Beberapa metode rotasi yaitu:
1) ORTHOGONAL ROTATION, yakni memutar sumbu 90o. Orthogonal Rotation digunakan bila analisis bertujuan untuk
berartinya faktor yang diekstraksi. Menurut Wibisono (2006: 160),
proses rotasi dengan metode orthogonal masih bisa dibedakan menjadi:
(a) QUARTIMAX, metode ini bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi, sehingga akhirnya diperoleh hasil
rotasi, dimana setiap variabel memberi bobot yang tinggi
di satu faktor dan sekecil mungkin pada faktor lain.
(b) VARIMAX, bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi, sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi,
dimana dalam satu kolom, nilai yang ada sebanyak
mungkin mendekati nol. Hal ini berarti di dalam setiap
faktor tercakup sedikit mungkin variabel.
(c) EQUIMAX, bertujuan untuk mengkombinasikan metode quartimax dan varimax.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode varimax.
2) OBLIQUE ROTATION, yakni memutar sumbu ke kanan, namun tidak harus 90o. Dengan rotasi ini, korelasi antar faktor masih
diperhitungkan, karena sumbu faktor tidak saling tegak lurus satu
dengan yang lainnya. Oblique Rotation digunakan untuk memperoleh sejumlah faktor yang secara teoritis cukup berarti.
Proses rotasi dengan metode oblique masih bisa dibedakan
e. Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama
atas faktor yang telah terbentuk tersebut, yang dianggap dapat mewakili
variabel-variabel anggota faktor tersebut.
Menurut Wibisono (2006:160), terdapat empat tahapan dalam
menginterpretasikan sebuah faktor yang terbentuk, yaitu:
1) Dimulai dari variabel urutan pertama. Interpretasi dimulai dengan
bergerak dari faktor paling kiri ke faktor paling kanan pada setiap
baris untuk mencari bilangan yang nilai mutlaknya paling besar
dalam baris tersebut.
2) Bilangan yang paling besar menunjukan dalam faktor mana setiap
variabel termasuk. Dengan demikian dapat diketahui
variabel-variabel mana yang masuk dalam suatu faktor.
3) Poin 1 dan 2 dilakukan berulang kali, sehingga semua variabel
telah tercakup dalam faktor-faktor hasil ekstraksi.
4) Bila ada variabel yang belum termasuk dalam salah satu faktor
(karena bobotnya kurang dari batas keberartian), terdapat dua
pilihan yang dapat dilakukan, yaitu:
(a) Menginterpretasikan solusi apa adanya tanpa mengikuti
variabel yang bobotnya tidak signifikan.
(b) Mengevaluasi variabel yang tidak memiliki bobot signifikan
tersebut. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui
f. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk
telah valid. Validasi analisis faktor dimaksudkan untuk mengetahui apakah
hasil analisis faktor tersebut bisa digeneralisasikan ke populasi. Validasi
dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:
1) Membagi sampel awal menjadi dua bagian, kemudian membagikan
hasil faktor sampel satu dengan sampel dua. Jika hasil tidak banyak
perbedaan, bisa dikatakan faktor yang terbentuk telah valid.
2) Dengan melakukan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan cara Structurall Equation Modelling. Model ini dapat dibantu dengan menggunakan software khusus seperti LISREL. g. Setelah faktor yang terbentuk dikatakan stabil dan bisa untuk
menggeneralisasikan populasinya, maka selanjutnya bisa dilakukan
pembuatan factor scores. Pada dasarnya Factor Scores adalah upaya untuk membuat satu atau beberapa variabel yang lebih sedikit dan berfungsi
untuk menggantikan variabel asli yang sudah ada. Pembuatan factor scores akan berguna jika dilakukan analisis lanjutan, seperti analisis regresi atau analisis diskriminan.
Dalam penelitian ini proses analisis dilakukan hanya sampai pada
langkah menginterpretasikan faktor yang telah terbentuk dan memberikan
nama atas faktor yang terbentuk. Penulis tidak melakukan pada langkah
tujuan dalan penelitian ini hanya sebatas ingin mengetahui faktor-faktor
yang akan terbentuk atas variabel-variabel yang ada.
Menurut Ety Rochaety dkk (2007: 186) ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi dalam melakukan analisis faktor, yaitu:
a. KMO dan Bartlett's Test
KMO merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi
observasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Jika nilai kuadrat
koefisien korelasi parsial dari semua pasangan variabel lebih kecil
daripada jumlah kuadrat koefisien korelasi, maka harga KMO akan
mendekati satu, yang menunjukan kesesuaian penggunaan analisis
faktor. Menurut Kaiser dan Wibisono (2006: 153):
Harga KMO sebesar 0.9 adalah sangat memuaskan
Harga KMO sebesar 0.8 adalah memuaskan
Harga KMO sebesar 0.7 adalah harga menengah
Harga KMO sebesar 0.6 adalah cukup
Harga KMO sebesar 0.5 adalah kurang memuaskan
Harga KMO sebesar 0.4 adalah tidak dapat diterima
Angka KMO dan Bartlett's Test harus diatas 0,5. Ketentuan
tersebut didasarkan pada kriteria sebagai berikut:
Jika probabilitas (sig) < 0,05 maka variabel penelitian dapat dianalisis
lebih lanjut.
Jika probabilitas (sig) > 0,05 maka variabel penelitian tidak dapat
b. Anti-ImageMatrices
Besarnya angka Measure of Sampling Adequacy (MSA) berkisar antara 0-1, dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi
tanpa kesalahan oleh variabel lain.
2) Jika MSA > 0.05, maka variabel tersebut masih dapat
dianalisa lebih lanjut.
3) Jika MSA < 0.05, maka variabel tersebut tidak dapat
diprediksi dan tidak dapat dianalisa lebih lanjut, sehingga
E. Operasional Variabel
- Harga Jual Kembali Tinggi - Pameran Otomotif
- Pengaruh Iklan TV
- Kijang Kendaraan Serba Guna - Desain Kijang Pas untuk
- Kijang Mendominasi Kelas Mobil Keluarga - Dapat Mengangkut Banyak
Penumpang - Mobil Niaga - Tuntutan Kerja
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.
1. Sejarah tentang Kijang
Kijang ganerasi I pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat
tahun 1977. Pada awal peluncuran perdananya sempat ada keraguan dari
perancangnya sendiri apakah Kijang dapat diterima dipasar, karena pada
saat itu Mitsubishi Colt masih dominan. Tapi, kenyataannya kijang
menjadi populer. Kijang generasi I ini sering mendapat julukan "Kijang
Buaya" karena kap mesinnya dapat dibuka sampai ke samping. Kijang
generasi I ini diproduksi sampai tahun 1980.
Pada tahun pertama peluncurannya, kijang ini hanya diproduksi
sebanyak 1.168 unit. Tahun berikutnya 1978, produksi mobil kijang
menjadi 4.624 unit. Setelah itu produksi mobil Kijang mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun.
Kijang generasi II diproduksi dari tahun 1981-1985. Kijang
generasi ini tidak banyak mengalami perubahan yang signifikan dari
bentuk bodi, tapi mengalami peningkatan kapasitas silinder mesin menjadi
1.300 cc (naik 100 cc). Kapasitas mesin kijang ini kemudian dinaikkan
lagi menjadi 1.500 cc. Mobil dengan kode KF20 ini akrab sebagai Doyok
(sebutan bagi sebuah serial kartun pada harian pos kota) sehingga dikenal
Kijang generasi III (1986-1996) mempunyai bentuk bodi yang
lebih melengkung pada lekukannya sehingga tampak lebih modern
dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Pada generasi ini, konsep
kijang sebagai kendaraan angkut mulai bergeser sebagai kendaraan
penumpang sekalipun banyak.
Kijang generasi IV (1997-2004) mulai generasi keempat ini,
dominasi jepang semakin besar. Sebelumnya Toyota Astra Motor (TAM)
memanfaatkan perakitan bodi mobil lebih banyak menggunakan karoseri.
Pada generasi ini desain bodi mobil membulat seperti kapsul dan lebih
aerodinamis dan menjadi loncatan desain pada masanya.
Kijang generasi V dikenal dengan sebutan Kijang Innova. Model
kijang ini mengalami perubahan yang cukup besar dibandingkan dengan
model sebelumnya. Jika konsep awal kijang generasi pertama adalah basic
utility vehicles atau kendaraan sederhana, maka kijang generasi V ini
bukanlah kendaraan sederhana lagi namun dapat dikategorikan sebagai
kendaraan mewah.
Kijang ini dikeluarkan oleh Toyota Astra Motor (TAM) pada akhir
tahun 2004. Mobil ini keluar dengan model keluarga masa kini dengan
jenis MPV (Multi Purposes Vehicle) masa kini dengan bodi yang lebih
aerodinamis dibandingkan generasi sebelumnya dengan kenyamanan
seperti sedan. Mobil ini menggunakan mesin VVT-i 2000 cc dengan tipe
1TR-FE 16 katup DOHC menggantikan tipe K/RZ pada generasi
2. Perkembangan Perusahaan
Perkembangan mobil Kijang dari tahun ke tahun mengalami
perubahan yang cukup signifikan baik dari eksterior maupun interior.
Seiring persaingan yang sangat ketat di bidang industri otomotif, Toyota
sebagai produsen mobil terbesar di indonesia tidak mau meninggalkan
citranya sebagai pemimpin pasar. Toyota selalu melakukan
terobosan-terobosan yang tidak ada hentinya.
Untuk menyikapi kondisi persaingan yang ada, maka strategi
persaingan yang diterapkan oleh Toyota adalah dengan melengkapi dan
menyempurnakan mobil Kijang dari generasi ke generasi. Salah satu
keunggulan dari mobil Kijang adalah:
1). Mudah perawatannya
2). Harga mobil yang cukup terjangkau
3). Memiliki variasi harga, sesuai dengan tipe dan tahun pembuatan
4). Spesifikasi mobil cukup bagus
5). Tersedia layanan servis 24 jam.
B. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang valid adalah alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan mengukur apa yang hendak
diukur. Masrun 1979 dalam Sugiyono 2004, menyatakan bahwasanya didalam
analisis item, teknik korelasi dalam menentukan validitas item ini sampai
minimum untuk dapat dianggap memenuhi syarat adalah apabila r = positif
(+). Jadi jika korelasi antar butir dengan skor total negatif (-) maka butir dalam
instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Berikut ini adalah hasil tryout yang dibagikan kepada 15 responden
untuk mengukur tingkat validitas masing-masing instrumen yang dijelaskan
dalam tabel 4.1 dibawah ini.
.871
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua pernyataan dianggap valid
karena nilai Corrected Item-Total Correllation tidak ada yang negatif. Pernyataan yang valid tadi selanjutnya akan dibagikan kepada 80 responden
dengan 30 pernyataan untuk melakukan analisis faktor.
Pengujian reliabilitas adalah berkaitan dengan masalah adanya
kepercayaan terhadap alat tes (instrumen). Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi apabila hasil dari pengujian tersebut
menunjukan hasil tetap. Dengan demikian, masalah reliabilitas tes atau
instrumen berhubungan dengan masalah ketetapan hasil. Jika terjadi
perubahan hasil tes atau instrumen, maka perubahan itu dianggap tidak berarti.
Jadi Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama.
Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach
Alpha lebih besar dari 0.6. Reliabilitas dapt dilihat pasa tabel 4.2 berikut ini.
Standardized Items
.878 .883 30
Sumber: Hasil Output dari SPSS
Berdasarkan tabel 4.2 nilai Cronbach Alpha 0.878 > 0.6. Dapat disimpulkan bahwa ke-30 variabel untuk mengukur faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian mobil Kijang dinyatakan
valid dan reliabel.
C. Penemuan dan Pembahasan
1. Analisis Kuesioner
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 80 responden. 15
diantaranya digunakan untuk menguji valiliditas dan reliabilitas,
sedangkan sisanya sebanyak 65 kuesioner digunakan untuk analisis
faktor.
Tabel 4.3
Hasil Jawaban Responden Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Kijang
Kuesioner Nilai
Item 5 4 3 2 1 Total
X1 21 50 8 1 0 80
X2 18 52 8 2 0 80
X3 16 31 9 20 4 80
X4 8 44 13 14 1 80
X5 4 49 8 16 3 80
X6 6 46 9 17 2 80
X7 12 45 8 14 1 80
X8 17 46 9 8 0 80
X9 14 40 9 13 4 80
X10 9 38 9 21 3 80
X12 10 51 8 10 1 80
Berdasarkan hasil output dari kuesioner yang telah dibagikan kepada
pemilik mobil Kijang di daerah Karawang, maka diperoleh data sebagai
berikut:
a. Dikenal Masyarakat Indonesia
Tabel 4.4 Dikenal Masyarakat
Pernyataan Jumlah Prosentase
Sangat Setuju 21 26,25
Setuju 50 62.50
Ragu 8 10.00
Sangat Tidak Setuju 0 0.00
Total 80 100.00
Sumber: Data primer yang telah diolah
Salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih suatu
produk adalah yang sudah terkenal. Hal ini dibuktikan oleh jumlah
responden yang menyatakan setuju sebanyak 50 responden atau 62.5%, 21
responden atau 26.25% menyatakan sangat setuju, 8 resonden atau 10%
menyatakan ragu, dan 1 responden atau 1.25% menyatakan sangat tidak
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mobil Kijang sudah dikenal luas oleh
masyarakat Indonesia.
b. Mobil Ideal Untuk Keluarga
Tabel 4.5
Mobil Ideal Untuk Keluarga
Pernyataan Jumlah Prosentase
Sangat Setuju 18 22.50
Setuju 52 65.00
Ragu 8 10.00
Tidak Setuju 2 2.50
Sangat Tidak Setuju 0 0.00
Total 80 100.00
Sumber: Data primer yang telah diolah
Tabel diatas menunjukkan 65% responden menyatakan setuju, 22.50%
responden menyatakan sangat setuju, 10% responden menyatakan ragu,
dan 2.5% reponden menyatakan tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa mobil Kijang merupakan kendaraan yang ideal untuk keluarga.
c. Mobil Kijang Lebih Mendominasi
Tabel 4.6
Mobil Kijang Lebih Mendominasi
Sangat Setuju 16 20.00
Setuju 31 38.75
Ragu 9 11.25
Tidak Setuju 20 25.00
Sangat Tidak Setuju 4 5.00
Total 80 100.00
Sumber: Data primer yang telah diolah
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 20% responden menyatakan
sangat setuju, 38,75% menyatakan setuju, 11.25% responden mrnyatakan
ragu, 25% responden menyatakan tidak setuju dan 5% responden
menyatakan sangat tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mobil
Kijang mendominasi di kelas mobil keluarga.
d. Mudah Mendapatkan Suku Cadang
Tabel 4.7 Suku Cadang
Pernyataan Jumlah Prosentase
Sangat Setuju 8 10.00
Setuju 44 55.00
Ragu 13 16.25
Tidak Setuju 14 17.50
Sangat Tidak Setuju 1 1.25
Total 80 100.00
Sumber: Data primer yang telah diolah
Kemudahan mendapatkan suku cadang, 55 % responden menyatakan
setuju, 10% responden menyatakan setuju, 16.25% responden menyatakan
ragu, 17,5% menyatakan tidak setuju dan 1.25% responden menyatakan
sangat tidak setuju. Ini berarti dapat disimpulkan bahwa suku cadang
mobil Kijang mudah dibeli selain di bengkel resmi Toyota.