• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION BERBASIS PORTOFOLIO DI SMP KOTA SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION BERBASIS PORTOFOLIO DI SMP KOTA SURAKARTA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan dan Humaniora

LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN I

HIBAH PENELITIAN TIM PASCASARJANA-HPTP

(HIBAH PASCA)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

BERBASIS PORTOFOLIO DI SMP KOTA SURAKARTA

Oleh :

Dr. Sutama, M.Pd.

Prof. Dr. Markhamah, M.Hum

Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Kom

Dibiayai DP2M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Dikdas

Surat Perjanjian No : 188/SP2H/PP/DP2M/III/2008, Tertanggal 06 Maret 2008

Direktorat Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan Nasional

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN... i

RINGKASAN DAN SUMMARY... ii

PRAKATA... viii

DAFTAR ISI... x

I PENDAHULUAN ... 1

II TUJUAN DAN MANFAAAT PENELITIAN TAHUN KE I... 7

III TINJAUAN PUSTAKA ... 9

IV METODE PENELITIAN... 53

V HASIL DAN PEMBAHASAN... 60

VI KESIMPULAN DAN SARAN... 105

VII RENCANA PENELITIAN TAHAP II ... 113

A. Tujuan Khusus ... 113

B. Metode Penelitian ... 115

C. Jadwal Kerja... 124

VIII DRAF ARTIKEL ILMIAH ... 126

DAFTAR PUSTAKA ... 145

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad dan Ariadie Chandra Nugraha. 2007. “Pengembangan dan Implementasi Sistem Euntuk Meningkatkan Kualitas Pembmelajaran di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY”. Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Anwar. 2006. “Penggunaan Peta Konsep Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk meningkatkan Proses, Hasil Belajar, dan Respons pada Konsep Ekosistem”. Dalam Jurnal Penelitian Kependidikan. Tahun 16 Nomor 1 Desember. Hal. 217-244.

Arifin, Rusjdy S. and Uwea A. Chaeruman. 2007. “E-Dukasi.Net: A Showcae of Virtual Learning Resources Center (VLRC) for Secondary Education”.

Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat

Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Asikin, Mohammad. 2003. “Peningkatan Keefektifan Pembelajaran Pembuktian Matemamtika Melalui Model Belajar Perubahan Konseptual dengan CLS (Cooperative Learning Strategies). Dalam Jurnal Penelitian Pendidikan.

Vol. XIX, No. 2. 2003. Hal. 112-126.

Astuti, Siti Irene. 2007. ”Desentralisasi Pendidikan dan Ketimpangan Mutu papda Tingkat Satuan Pendidikan”. Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Beauchamp, G. (1975). Curriculum Theory. Willmette, Illionis: The Kagg Press. Criswell, Eleanor L. (1989). The design of computer-based instruction, New

York: Macmillan Publishing Company.

Daryanti. Tri. 2003. “Model Pembelajaran Bermakna dengan Peta Konsep untuk Mengoptimalkan Aktiivitas Guru dan Siswa di Sekolah Dasar”. Dalam

Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. XIX, No. 1. 2003. Hal. 24-37.

Depdiknas. 2002. Kegiatan belajar mengajar kurikulum berbasis kompetensi. Jakarta: Puskur Balitbang.

Elida, T. & W. Nugroho (2003). Pengembangan computer assisted instruction (CAI) pada Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer, Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol. 5 no. 1. ISSN 1441-2744.

Firdaus, L.N., Gunawan Tabrani, dan Adiwirman. 2007. “Implementasi Pendekatan Contextual-Teaching and Learning (CTL) dalam Pembelajaran dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Kabupaten Bengkalis Privinsi Riau”. Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia

(5)

146

Hasibuan, Zainal A . dan Harry B. Santosa. 2007. ”Analisis dan Perancangan Modul Representasi Knowledge Building dalam Student Centered E-Learning Environment”. MakalahSimposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Hastjarjo, Sri dan Soekartawi. 2007. ”Aplikasi E-Learning dan Kualitas Hasil Belajar”. MakalahSimposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Herman, Tatang. 2007. “Membangun Pengetahuan Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah”. Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Hermawan, Sainul. 2007. “Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Teknologi

Informasi dan Komunikasi”. Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Hidayat, Agus dan Gatot Prabantoro. 2007. ”Memanfaatkan Fasilitas Gratis di Internet untuk Mengembangkan Media E-Learning Murah”. Makalah

Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat Penelitian

Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Iskandar, Srini M. 2006. ” Peningkatan Kualitas Pembelajaran Dasar-Dasar Sains dengan Mengggunakan Pembelajaran Berkelompok (Learning Together) dan Pembelajaran Timbal Balik (Reciprokal Teaching)”. Dalam Jurnal Penelitian Kependidikan. Tahun 16 Nomor 1 Juni.

Joyce, B & Weils, M. (1992). Models of teaching. (Fourth Edition). Needham Heights Massachusetts: Allyn & Bacon.

Juanda, Enjang A. 2007. “Pertimbangan-pertimbangan (Constraints) Perancangan Kelas Virtual pada Aplikasi E-Learning untuk Bidang Ilmu Keteknikan”.

Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat

Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Martini, dkk. 2006. “Meningkatkan Kemampuan Aspek Psikomotr Melalui

Pembelajaran Berbasis Laboratorium pada siswa Kelas XI IPA I SMA Negeri I Jombang.” Dalam Jurnal Penelitian Kependidikan. Tahun 16 Nomor 2 Desember. Hal. 245-255.

Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Terjemahan Tjetjep Rohendi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(6)

Saylor J.G. dan kawan-kawan. 1981. Curriculum Planning for Better Teaching and Learning. Fourth Edition. Japan: Holt, Rinehart and Winston.

Siswono, Tatak Yuli Eko. 2007. “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah dan Pemecahan Masalah Matematika”.

Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat

Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Soekartawi. 2007. “E-Learning: Teori, Aplikasi, dan Potensinya dalam Meningkatkan Akses dan Pemerataan Pendidikan Bermutu di Indonesia”.

Makalah Simposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat

Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeda.

Sujoko, Anang, Reza Savitri, dan Ratya Anindita. 2007. “Pemanfaatan Multimedia dalam Pembelajaran sebagai Alternatif Optimalisasi Kkeseimbangan Kkerja Otak Kiri dan Kanan Guna Meningkatkan Kualitas dan Daya Saaing Lulusan”. MakalahSimposium Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007. Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Sukmadinata, N. S. 1988. Prinsip dan landasan pengembangan kurikulum. Jakarta: P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud.

(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbagai upaya untuk peningkatan mutu pendidikan telah dilakukan. Namun,

ketimpangan mutu pendidikan masih saja terjadi. Hasil penelitian Astuti (2007)

menunjukkan masih adanya ketimpangan mutu pendidikan walaupun sekolah

yang bersangkutan telah menjadi ujicoba desentralisasi pendidikan.

Upaya peningkatkan mutu pendidikan perlu dibuat kebijakan pendidikan

yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Kebijakan itu antara lain

perlunya melengkapi bahan ajar yang berbasiskan multi media dan memberikan

bekal penguasaan TIK kepada guru, agar guru mampu melaksanakan

pembelajaran berbasiskan multimedia (Sujoko, dkk., 2007). Kebijakan perlunya

pemanfaatan multimemdia juga dinyatakan oleh Nirwana (2007). Kebijakan

lainnya adalah perlunya pelatihan untuk sampai kepada substansi bidang studi.

Hal ini mengingat pelatihan yang telah dilakukan, berdasarkan penelitian Dasna

dan Umi Dayati (2007), telah memberikan sumbangan terhadap peningkatan

kompetensi pedagogis, terutama membuat perangkat kurikulum, tetapi belum

sampai pada substandi bidang studi.

Matematika sekolah diberikan kepada siswa pendidikan dasar (SMP) untuk

membekali siswa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta

mampu bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki

(8)

bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Sementara itu, penguasaan matematika siswa di Indonesia masih rendah. Hal ini

dapat diketahui dari rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa Indonesia yang

menduduki peringkat ke 32 dari 38 negara peserta pada tahun 1999 dan peringkat

37 dari 46 negara peserta pada tahun 2003. salah satu penyebabnya adalah belum

efektifnya proses pembelajaran (Sediadi dan Awaludin Tjalla, 2007).

Untuk menguasai matematika sekolah secara baik diperlukan model

pembelajaran yang memperhatikan keragaman individu siswa. Hal ini sesuai

dengan prinsip pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP 2006),

yakni siswa harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta

memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis,

dan menyenangkan.

Keberhasilan implementasi KTSP banyak dipengaruhi oleh kemampuan

guru. Artinya, pada diri gurulah keberhasilan implementasi KTSP dibebankan.

Makna lebih lanjutnya, sebaik apapun desain KTSP jika guru tidak mampu

mengimplementasikannya desain KTSP tersebut tidak akan pernah terwujud di

dalam proses pembelajaran.

Realitasnya di lapangan, ada kesan umum bahwa kemampuan guru

matematika dalam implementasi KTSP masih kurang memadai. Sebagian besar

dari mereka masih berpredikat sebagai pelaksana KTSP dan bahkan

kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan lebih bersifat rutinitas. Guru belum siap

menghadapi berbagai perubahan, akses pada materi mutakhir terbatas; wawasan

(9)

3

hanya menekankan pada pengembangan pengetahuan yang bersifat fakta dan

ingatan, dan melupakan aspek proses dan konteks dalam pembelajaran.

Kompetensi guru-guru di Indonesia saat ini masih mempihatinkan (Sediadi dan

Awaludin Tjalla, 2007). Motivasi dan kesiapan belajar siswa rendah. Di samping

itu, waktu belajar kurang, lingkup materi sangat luas, serta akselerasi di bidang

ilmu sangat cepat, teknologi dan seni begitu cepat. Keterbatasan media

pembelajaran baik jenis maupun jumlahnya, serta kemampuan memanfaatkan

media masih kurang. Suasana kelas kurang memotivasi siswa melakukan kegiatan

belajar. Interaksi pembelajaran belum optimal. Kemampuan guru dalam

mengembangkan pembelajaran dengan metode yang variatif juga kurang.

Kebijakan dan strategi diseminasi kurang mendukung. Monitoring, evaluasi dan

kendali mutu masih lemah. Ini semua diperlukan upaya mengatasinya jika kualitas

pembelajaran menjadi tuntutan utama. Model pembelajaran apapun yang

dikembangkan dan strategi apapun yang dipilih untuk keperluan pembelajaran

haruslah berpijak pada permasalahan yang ada. Jika tidak, model apapun atau

strategi pembelajaran manapun tidak akan bermakna.

Memperhatikan fenomena di atas, betapa kemampuan guru matematika masih

sangat memprihatinkan terutama jika dikaitkan dengan tuntutan tugas guru di era

global ini yang ditandai oleh semakin meluasnya penggunaan teknologi komputer

hampir pada seluruh segi kehidupan, khususnya di bidang pendidikan. Padahal,

perkembangan pendidikan saat ini yang ditunjang oleh perkembangan ICT

memerlukan peran pengajar yang kompeten dan profesional. Indonesia sebagai

(10)

keterampilan dan keahlian khusus dalam bidang pengetahuan, terutama ICT

(Hasbullah, 2007).

Pertanyaan yang perlu segera dikemukakan adalah bagaimana cara

meningkatkan kemampuan guru dalam pengembangan model pembelajaran?

Pendekatan pembelajaran mana yang dipilih oleh guru? Apakah model

pembelajaran dengan pendekatan aptitude treatment interaction berbasis

portofolio dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, peningkatan mutu

pembelajaran, dan melakukan optimalisasi implementasi KTSP mata pelajaran

matematika SMP?

Banyak model pengembangan pembelajaran berbasis kompetensi yang telah

dikembangkan oleh para ahli, baik melalui penelitian maupun kajian konseptual.

Namun demikian, tatkala model-model diterapkan guru-guru di sekolah seringkali

hasilnya kurang efektif dan kurang adaptabel yang disebabkan oleh belum adanya

model yang bisa dijadikan contoh oleh guru. Oleh karena itu, melalui penelitian

dan pengembangan ini diharapkan diperoleh pengembangan model pembelajaran

dengan pendekatan aptitude treatment interaction berbasis portofolio untuk

peningkatan kompetensi guru dan untuk mengoptimalkan implementasi KTSP

mata pelajaran matematika di SMP. Peningkatan kompetensi guru adalah

peningkatan kemampuan guru dalam beradaptasi dengan lingkungan

pembelajaran yang semakin baru (TIK), mengintegrasikan kurikulum dengan

TIK, mengintergrasikan beragam keterampilan guru di sekolah, dan

mengakomodasi beragam bahan pembelajaran dari kenyataan yang teraktual

(11)

5

Apabila para guru telah mengetahui model pengembangan pembelajaran

sebagai contoh guru dipastikan akan mampu mengembangkan pembelajaran

dengan pendekatan aptitude treatment interaction berbasis portofolio. Pada

gilirannya mutu pembelajaran dapat meningkat lebih baik dan peningkatan mutu

pembelajaran ini diyakini akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini juga

berarti para guru memiliki kompetensi dalam mengajar lebih baik dan sesuai

dengan tuntutan era teknologi informasi yang mendukung optimalisasi

implementasi KTSP. Kompetensi guru adalah kemampuan Keyakinan ini

didukung oleh pengalaman peneliti-peneliti terdahulu. Misalnya, penelitian yang

dilakukan Asikin (2003:136) yang menemukan bahwa pengembangan modul

bahan bacaan dengan desain khusus, diberikan dua minggu sebelum pelaksanaan,

dan tetap didampingin guru untuk memahami isinya dapat meningkatkan

kemandirian siswa secara maksimal. Penelitian yang dilakukan oleh Daryanti

(2003: 36) juga menunjukkan hal yang sama. Artinya, model pembelajaran

dengan peta konsep: (1) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, dan (2) dapat

mengoptimalkan aktivitas guru dan siswa.

Bertolak dari pemikiran di atas, peneliti menawarkan alternatif

pengembangan model pembelajaran aptitude treatment interaction berbasis

portofolio karena model ini diyakini dapat memberi peluang siswa untuk terlibat

dalam diskusi, berpikir kritis, berani dan mau mengambil tanggung jawab untuk

pembelajaran mereka sendiri (Fajar, 2002:46). Di samping itu, model ini diyakini

dapat mendukung implementasi KTSP karena model yang dikembangkan ini juga

(12)

kompetensinya sesuai dengan tuntutan KTSP. Hakekatnya, model pembelajaran

dengan pendekatan aptitude treatment interaction (ATI) berbasis portofolio ini, di

samping siswa memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam pembelajaran,

ia juga memperoleh pengalaman atau terlibat langsung secara mental dalam

pembelajaran. Meskipun model pembelajaran dengan pendekatan ATI berbasis

portofolio mengutamakan peran aktif siswa, bukan berarti guru tidak

berpartisipasi. Dalam proses pembelajaran guru berperan sebagai perancang,

fasilitator dan pembimbing proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran

itulah peran guru.

B. Fokus dan pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dikemukakan fokus yang akan

dikaji dalam penelitian, yaitu ”Bagaimana model pembelajaran mata pelajaran

matematika di SMP dengan pendekataan ATI berbasis portofolio? ”

Secara lebih spesifik, fokus ini dirinci menjadi tiga pertanyaan penelitian

sabagai berikut:

1. Bagaimana pembelajaran matematika yang dilaksanakan oleh guru SMP di

Surakarta dan pendekatan apa yang dipakai ?

2. Bagaimana konsep pengembangan materi ajar matematika SMP dengan

pendekatan ATI berbasis portofolio?

3. Bagaimana konsep pengembangan pembelajaran matematika SMP dengan

pendekatan ATI berbasis portofolio ?

(13)

ii

RINGKASAN

Penelitian dan pengembangan ini dilatarbelakangi oleh, hasil penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2007) menunjukkan masih adanya ketimpangan mutu pendidikan walaupun sekolah yang bersangkutan telah menjadi ujicoba desentralisasi pendidikan. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu dibuat kebijakan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan. Kebijakan itu di antaranya: perlunya melengkapi bahan ajar yang berbasiskan multi media dan memberikan bekal penguasaan TIK kepada guru agar guru mampu melaksanakan pembelajaran berbasiskan multimedia (Sujoko,dkk.,2007). Kebijakan perlunya pemanfaatan multimemdia juga dinyatakan oleh Nirwana (2007). Kebijakan lainnya adalah perlunya pelatihan untuk sampai kepada substansi bidang studi. Hal ini mengingat pelatihan yang telah dilakukan, berdasarkan penelitian Dasna dan Umi Dayati (2007), telah memberikan sumbangan terhadap peningkatan kompetensi pedagogis, terutama membuat perangkat kurikulum, tetapi belum sampai pada substansi bidang studi. Matematika sekolah diberikan kepada siswa pendidikan dasar (SMP) untuk membekali siswa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta mampu bekerja sama. Sementara itu, penguasaan matematika siswa di Indonesia masih rendah. Hal ini dapat diketahui dari rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa Indonesia yang menduduki peringkat ke 32 dari 38 negara peserta pada tahun 1999 dan peringkat 37 dari 46 negara peserta pada tahun 2003. Salah satu penyebabnya adalah belum efektifnya proses pembelajaran (Sediadi dan Awaludin Tjalla, 2007).

Penelitian dan pengembangan tahun 1 ini, bertujuan menyusun model pembelajaran mata pelajaran matematika di SMP dengan pendekataan aptitude treatment interaction (ATI) berbasis portofolio. Secara khusus tujuan penelitian dan pengembangan ini dirinci untuk : (1) mengetahui pembelajaran matematika yang dilaksanakan oleh guru SMP tempat penelitian dan pendekatan yang digunakan oleh guru, (2) menyusun konsep pengembangan materi ajar matematika SMP dengan pendekatan ATI berbasis portofolio, dan (3) menyusun konsep pengembangan pembelajaran matematika SMP dengan pendekatan ATI

berbasis portofolio.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan FGD. Subjek penelitian adalah guru, siswa, ahli pendidikan, dan pengambil kebijakan. Lokasi penelitian dilakukan di empat SMP negeri dan di empat SMP swasta di Kota Surakarta. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif. Analisis ini dilakukan dalam bentuk siklus dari pengumpulan data, redukasi data, penyajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi.

(14)
(15)

iv

(16)

SUMMARY

These research and development are based on the research result that is performed by Astuti (2007). This research shows that there is still a gap of education quality although the school has become the test of education decentralization. The effort to develop education quality need to make an education policy in accordance with the need of demand. The policies are: need to complete learning material that is based on multimedia and to give TIK skill capability to the teacher, so the teacher is able to do a learning based on multimedia (Sujoko, dkk, 2007). The policy about the using of multimedia is also stated by Nirwana (2007). The other policy is about the need of training toward field substance. It connects with the Dasna and Umi Dayati research that has given contribution toward the development of pedagogic competence, particularly in making of curriculum, however, it has not ran to the field substance yet. Mathematic in school is given to the Junior High School students in order they can think logically, analytically, systematically, critically and creatively and can cooperate. Meanwhile, the student mathematic capability in Indonesia is still low. It can be known from the low of the Indonesian’s student achievement that placed in 32nd rank of 38 participant’s countries in year 1999 and placed in 37th rank of 46 participant’s countries in year 2003. One of the causes is the learning process isn’t effective yet. (Sediadi and Awaludin Tjalla, 2007).

These research and development in the first year are to arrange the learning model of mathematic subject in Junior High School with aptitude treatment interaction (ATI) way based on portfolio. Particularly, the research and development objectives are: (1) to know mathematic learning performed by Junior High School teacher and the location of the research and the way used by the teacher., (2) to arrange concept of mathematic learning material in Junior High School with ATI based on portfolio, and to arrange concept of mathematic learning development in Junior High School with ATI based on portfolio.

Data collection is performed by using observation method, interview, and FGD. The research subjects are teacher, student, education expert and policy maker. The research location is performed in four government Junior High Schools and in four private Junior High Schools in Surakarta City. The data analysis uses interactive analysis. This analysis is performed in cycle form of the data collection, data reduction, data served, and taking the conclusion/verification.

(17)

vi

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk Pekerjaan: PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN SUNGAI KANAN.. Pagu Anggaran : Rp 340.000.000,00 Nilai Total HPS: Rp

Pada penelitian lanjutan ini penulis mendapatkan hasil penelitian yang mengindikasikan koefisien perpindahan kalor konveksi nanofluida mengalami peningkatan sebesar 31-48%

Untuk Pekerjaan: PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KAWASAN PERKOTAAN KECAMATAN TORGAMBA.. Pagu Anggaran : Rp 340.000.000,00 Nilai Total HPS: Rp

Penangkapan tersangka tindak pidana terorisme oleh Densus 88 Anti teror pada. prinsipnya telah memiliki landasan hukum (legalitas) selain itu

[r]

Berdasar hasil penelitian dan pembahasan yang dilaku- kan, dapat disimpulkan sebagai berikut, 1) Product, place, promotion, dan process tidak berpengaruh sig- nifikan pada

Berdasarkan Penetapan Pemenang Nomor: 18-28/PPBJ-konsultansi/IX/BLUD RS HB/2011 tanggal 27 September 2011, Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi BLUD RS H

[r]