• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pegawai Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Poltekkes Kemenkes Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pegawai Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Poltekkes Kemenkes Medan"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

Tabulasi Data Variabel X (Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)) NO Nilai Item Jawaban Responden

(2)

Tabulasi Data Variabel Y (Prestasi Kerja) NO Nilai Item Jawaban Responden

(3)
(4)

Hasil Transformasi Variabel X (Pendidikan dan Pelatihan /diklat) No.

Resp

Nilai Item Jawaban Responden Total Skor rhitung 0,46740 0,46606 0,70791 0,47015 0,60620 0,61835 0,56905

(5)

Hasil Transformasi Variabel Y (Prestasi Kerja) No.

Resp

Nilai Item Jawaban Responden Total Skor rhitung 0,56443 0,48304 0,4373 0,609191 0,52684 0,806851 0,4980

(6)

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) PEGAWAI

TERHADAP PRESTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA POLTEKKES

KEMENKES MEDAN

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Usia :

3. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan (Lingkari salah satu)

4. Pendidikan Terakhir : 1.SD 4.Diploma

2.SLTP 5.Sarjana (S1) 3.SMU 6.PascaSarjana (S2) (Lingkari salah satu)

5. Masa Kerja : 1. 1-10 tahun 2. 11-20 tahun 3. ≥ 21 tahun

6. Jabatan : Cara Pengisian Kuesioner:

1. Mohon memberi tanda silang (x) pada jawaban yang Saudara anggap benar 2. Setiap pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban saja

3. Mohon memberikan jawaban yang sebenar-benarnya

(7)

Variabel Bebas (X), Pedidikan dan Pelatihan (diklat) Frekwensi

1. Apakah Bapak/Ibu s e r i n g mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (diklat)? a. Sangat Sering mengikuti (4-5 kali)

b. Sering mengikuti (3 kali)

c. Kadang-kadang mengikuti (2 kali) d. Jarang mengikuti (hanya 1 kali) e. Tidak pernah sama sekali mengikuti Pelatih

2. Apakah instuktur benar-benar menguasai materi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) yang diajarkan kepada Bapak/Ibu?

3. Apakah selama kegiatan, komunikasi antara instruktur dan peserta Pendidikan dan Pelatihan (diklat) terjalin dengan baik?

a. Sangat baik benar sesuai dengan kebutuhan Bapak/Ibu dalam bekerja?

(8)

Peserta Diklat

6. Apakah Peserta yang mengikuti diklat selama ini benar- benar pegawai yang membutuhkan Diklat sesuai bidangnya?

a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu- ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

Sarana dan prasarana

7. Apakah sarana dan prasarana Diklat yang Bapak/Ibu ikuti sudah memadai? a. Sangat baik

(9)

Variabel terikat (Y) Prestasi Kerja

2. Apakah ketika ada masalah dalam suatu pekerjaan, Bapak/ibu sering memberikan waktu dan tenaga untuk mengatasinya?

a. Sangat sering b. Sering

c. Ragu-ragu d. sangat jarang

e. Tidak pernah sama sekali Kuantitas kerja

3. Apakah tingkat pencapaian volume kerja yang Bapak/Ibu hasilkan telah sesuai dengan harapan perusahaan?

4. Apakah kualitas hasil kerja Bapak/Ibu sesuai dengan yang standar yang telah ditetapkan?

5. Apakah bapak/Ibu menyelesaikan tugas dengan cekatan, cermat dan rapi? a. Sangat Sering

b. Sering c. Ragu-ragu d. Sangat jarang

(10)

Ketepatan Waktu

6. Apakah Bapak/ibu mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu? a. Sangat mampu

b. Mampu c. Ragu-ragu d. Kurang mampu e. Tidak mampu

7. Apakah Bapak/Ibu selalu hadir tepat waktu dan hampir tidak pernah terlambat untuk masuk bekerja?

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2007. Pengembangan SDM Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara.

Hani, T. Handoko. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:BPFE

Marthis, Robert L. dan Jackson, John H. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat

Martoyo, Susilo. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE

Moenir, A.S. 1983. Pendekatan Manusiawi Dan Organisasi Terhadap Pembinaan Pegawai. Jakarta : PT. Gunung Agung.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Prabu, Anwar Mangkunegara. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Prawirosentono, Suyadi. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta : BPFE

Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara

Siagian, Sondang P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Singarimbun,Masri. 1995 . MetodePenelitian Survei. Jakarta : LP3ES Soeroto. 1983. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : LP3ES

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Jakarta : Alfabeta

Sulistiyani, Ambar T. dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : Prenada Media.

(12)

Widjaja, A.W.1995. Administrasi Kepegawaian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Wursanto. 1989. Manajemen Kepegawaian. Yogyakarta : Kanisius.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

(13)

BAB III

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

3.1 Profil

Politeknik Kesehatan Medan Kemenkes RI, merupakan gabungan dari 9 institusi Akademi kesehatan yang ada di Sumatera Utara. Institusi akademi kesehatan tersebut adalah:

1. Akademi Keperawatan Medan

Akademi Keperawatan di Medan berdiri pada tahun 1995 dengan nama Pendidikan Ahli Madya (PAM) Keperawatan Medan, dan pada tahun 1999 melembaga menjadi Akademi Keperawatan.

2. Akademi Gizi

Akademi Gizi berawal dari Sekolah Pembantu Ahli Gizi (SPAG) yang didirikan pada tahun 1982 dan tahun 1992 dikonversi menjadi D-III Akademi Gizi. Tahun 1996 berubah namanya menjadi Pendidikan Ahli Madya (PAM) Gizi dan pada tahun 1999 melembaga menjadi Akademi Gizi.

3. Akademi Kesehatan Lingkungan

(14)

4. Akademi Kebidanan Medan

Akademi Kebidanan Medan berawal dari Sekolah Bidan yang didirikan pada tahun 1954, kemudian berubah menjadi Sekolah Juru Kesehatan tahun 1968 dan berubah menjadi Sekolah Sekolah Pengatur Rawat A (SPRA). Pada tahun 1975 berubah menjadi Sekolah Perawat Kesehatan (SPK), tahun 1998 dikonversi menjadi Akademi Kebidanan Depkes RI Medan

5. Akademi Kebidanan Pematang Siantar

Akademi Kebidanan Pematang Siantar berawal dari Sekolah Perawat Kesehatan Pemda TK.I Propinsi Sumatera Utara yang berdiri tahun 1977 sampai tahun 1990. Pada tahun 1990 statusnya berubah menjadi SPK Depkes R.I Pematang Siantar dan tahun 1998 dikonversi menjadi Akademi Kebidanan Depkes Pematang Siantar.

6. Akademi Kebidanan Padang Sidimpuan

Akademi Kebidanan Padang Sidimpuan, mulai tahun 1968 sampai tahun 1976, dari Sekolah Bidan dengan latar belakang siswa lulusan SMP. Pada tahun 1977 berubah mendidik siswa SPK, sedangkan Akademi Kebidanan adalah konversi dari SPK pada tahun 1988.

7. Akademi Farmasi

(15)

8. Akademi Kesehatan Gigi

Akademi Kesehatan Gigi berawal dari dari Sekolah Pengatur Rawat Gigi yang didirikan pada tahun 1962. Kemudian pada tahun 1998 dikonversi menjadi D-III Akademi Kesehatan Gigi.

9. Akademi Analis Kesehatan

Akademi Analis Kesehatan berawal dari Sekolah Pengatur Analis (SPA) yang didirikan pada tahun 1958. Masa pendidikan 2 tahun. Lulusannya dapat melanjutkan pendidikan kekhususan selama 2 tahun lagi yaitu jurusan kimia dan jurusan bakteri. Tahun 1982 berubah namanya menjadi Sekolah Menengah Analis Kesehatan dan tahun 1998 dikonversi menjadi D-III Akademi Analis Kesehatan.

Sebagai wujud kebijakan pemerintah dalam meningkatkan efektifitas penggunaan sumber daya dan sumber dana yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, maka dibentuklah Politeknik Kesehatan sesuai SK Menkes No. 298/SK/Menkes/2001 yang merupakan tindak lanjut dari PP No.60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.

3.2 Visi dan Misi

Visi Poltekkes Kemenkes Medan adalah menjadi institusi yang unggul dan kompetitif dalam menyediakan tenaga kesehatan di tingkat nasional tahun 2018.

Misi Poltekkes Kemenkes Medan adalah Sebagai berikut:

(16)

b. Mempersiapkan SDM di bidang kesehatan yang professional, bermoral dan beretika

c. Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk mendukung proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

d. Mempersiapkan sumber dana penyelenggaraan tri darma perguruan tinggi e. Mempersiapkan jejaring pendukung tri darma perguruan tinggi.

3.3 Data Monografi

Politeknik kesehatan medan memiliki tanah yang masih terpisah berdasarkan keberadaan tiap jurusan, dari seluruh tanah yang dimiliki baru 3 bidang tanah yang memiliki sertifikat atas nama Depkes, sedangkan sisanya merupakan tanah milik Provinsi Sumatera Utara yang dipinjamkan dan satu bidang tanah merupakan hibah dari masyarakat. Status gedung secara keseluruhan merupakan inventaris milik Negara.

3.4 Tugas Pokok

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan mempunyal tugas melaksanakan pendidilcan tenaga kesehatan yang professional dalam program Diploma I, Diploma II, Diploma Ill dan atau Program Diploma IV sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.5 Fungsi

Fungsi Politeknik Kesehatan Medan adalah :

(17)

b. Pelaksanaan penelitian dibidang pendidikan professional dan kesehatan

c. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat sesual dengan bidang yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya

d. Pelaksanaan pembinaan civitas akademika dalam hubungannya dengan lingkunganP

e. Pelaksanaan kegiatan pelayanan administratif.

3.6 Jenis-jenis Layanan

Jenis-jenis layanan yang ada di Politeknik Kesehatan Kemenkes RI adalah: a. Penyelenggarakan program D-IlI Analis Kesehatan

b. Menyelenggarakan program D-lll Farmasi c. Menyelenggarakan program D-lll dan D-IV Gizi

d. Menyelenggarakan program D-llI dan D-IV Keperawatan e. Menyelenggarakan program D-III Kesehatan Gigi

f. Menyelenggarakan program D-lll Kesehatan Lingkungan g. Menyelenggarakan program D-III dan D-IV Kebidanan h. Melaksanakan Riset Pembinaan Kesehatan

i. Melaksanakan Pengabdian masyarakat melalui praktek kerja lapangan

3.7 Struktur Organisasi

(18)

3.7.1 Dewan Pengawas (DEWAS)

a. Merupakan organ tertinggi Politeknik Kesehatan Kemenkes yang mewakili kepentingan pemerintah dan masyarakat, yang bertanggung jawab terhadap Menteri Kesehatan RI dan Menteni Keuangan RI.

(19)

Strategis Bisnis, Rencana Bisnis dan Anggaran dan peraturan perundangan

3.7.2 Komite Etik

3.7.3 Satuan Pemeriksa Internal (SPI)

a. Membantu pimpinan dalam kaitannya dengan pengawasan, pengendalian, dan evaluasi pengelolaan keuangan Poltekkes.

b. Melakukan Verifikasi keadaan keuangan dan prosedur operasional Poltekkes dengan serangkaian program audit yang sistematik.

3.7.4 Direktur

a. Diangkat dan diberhentikan oleh Sekretaris Jenderal melalui pertimbangan Kepala Badan PPSDM Kesehatan setelah diusulkan oleh senat Poltekkes Medan.

b. Memimpin penyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

c. Memimpin penyelenggaraan kegiatan administrasi umum, keuangan dan kepegawaian.

d. Memimpin pelaksanaan kegiatan pembinaan dan Iayanan mahasiswa dan alumni.

e. Memimpin pelaksanaan kerjasama dengan pihak lain diluar kegiatan terstruktur dalam kurikulum.

f. Menyiapkan rencana strategis bisnis BLU dan RBA tahunan g. Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis.

(20)

3.7.5 PUDIR I (bidang akademik, kemahasiswaan, perencanaan dan sistem

informasi)

a. Membantu direktur dalam memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

b. Membantu direktur dalam pengembangan s,stem informasi Poltekkes Depkes RI.

c. Membantu direktur dalam menyiapkan rencana strategis bisnis BLU yang berkaitan dengan bidang akademik, Kemahasiswaan, perencanaan dan sistem informasi.

d. Menyiapkan RBA tahunan sesuaj dengan rencana kegiatan pada bidangnya.

e. Menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan keuangan BLU yang berkaitan dengan bidang akademik, kemahasiswaan, perencanaan dan sistem informasi.

f. Pelaksanaannya di bantu oleh Ka.Sub bagian administrasi akademik, kemahasiswaan, perencanaan dan sistem informasi.

3.7.6 PUDIR II (bidang administrasi umum, keuangan, dan kepegawaian)

a. Membantu direktur dalam memimpin penyelenggaraan kegiatan administrasi umum, kepegawaian dan keuangan.

b. Melaksanakan kerjasama dengan pihak lain berkaitan dan atau diluar kegiatan terstruktur dalam kurikulum.

(21)

e. Menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan keuangan BLU.

f. Pelaksanaannya di bantu oleh Ka.Sub bagian administrasi umum, keuangan dan kepegawaian.

3.7.7 PUDIR Ill (bidang kemahasiswaan dan alumni)

a. Membantu direktur dalam memimpin pelaksanaan kegiatan pembinaan dan layanan mahasiswa dan alumni.

b. Membantu direktur dalam menyiapkan rencana strategis bisnis BLU utamanya berkaitan dengan unit penunjang.

c. Menyiapkan RBA tahunan bidang.

d. Menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional BLU di bidangnya.

e. Melaksanakan kerjasama dengan pihak lain khususnya yang berkaitan dengan kegiatan ekstra kurikuler.

3.7.8 Sub Bagian ADAK

1. Urusan Administrasi Akademik

a. Pelayanan penyusunan dan pegolahan kalender akademik, muatan kurikulum, pengelolaan Akademi Rencana Perkuliahan (RP) dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) setiap semester, Pengelolaan SK Penanggung Jawab / Dosen mata kuliah dan praktek

(22)

dan laporan tahunan, ujian akhir program, PKL dan kegiatan pendidikan lainnya

c. Pelayanan penyusunan SK Praktek Kunjungan Lapangan, Praktek Belajar Lapangan dan SK Ujian Akhir Program

d. Pelayanan pengelolaan lulusan, legislasi ijazah, dan transkrip e. Pelayanan kebutuhan dan pengadaan ijazah mahasiswa

f. Pengelolaan secara administrasi dalam pemilihan / penetapan mahasiswa / dosen berprestasi setiap tahunnya

2. Urusan Administrasi Kemahasiswaan

a. Pelayanan terhadap registrasi mahasiswa termasuk penetapan Nomor Induk Mahasiswa dan pelayanan terhadap kartu mahasiswa

b. Pelayanan terhadap cuti mahasiswa, perpindahan dan pemberhentian mahasiswa

c. Pencatatan dan penyajian data jumlah mahasiswa baru setiap jurusan

d. Pengelolaan SK mahasiswa baru, dan SK pembimbing akademik e. Pengelolaan asuransi mahasiswa

f. Pencatatan dan penyajian data mahasiswa lulusan g. Pengelolaan pelaksanaan PPS

h. Pengelolaan wisuda gabungan

(23)

3. Urusan Perencanaan dan Sistim Informasi

a. Pelayanan penyusunan dan pengolahan Laporan Perencanaan dan SIPTK secara berkala

b. Pelayanan penyusunan dan pegolahan rencana kegiatan akademikdengan cara memperlajari usulan rencana program terkait

c. Penyusunan / design brosur penerimaan mahasiswa baru setiap tahun

d. Pencatatan dan penyajian data mahasiswa setiap semester pada jurusan dan prodi

e. Pencatatan dan penyajian data jumlah dosen biasa, luar biasa dan tamu dari setiap jurusan / prodi

f. Pelayanan dan penyusunan promosi pendidikan Poltekkes kepada masyarakat

g. Pencatatan dan penyajian data lahan praktek mahasiswa

h. Pelayanan penyusunan kerja sama dalam proses belajar mengajar

3.7.9 Sub Bagian administrasi Umum (ADUM)

1. Pelaksana Ketatausahaan

(24)

b. Mengirim surat ke tujuan dan mencatat ke dalam buku ekspedisi tanda terima surat yang dikirimkan

c. Melaksanakan kegiatan lain yang berhubungan dengan kearsipan 2. Urusan Kerumahtanggaan

a. Mengkoordinir kebersihan kantor dan lingkungan kantor, pelayanan tamu, penyediaan konsumsi pegawai / tamu dan peserta rapat, menyiapkan ruang rapat

b. Pengaturan penggunaan kendaraan dinas untuk keperluan tamu, menyiapkan penginapan tamu, pelayanan pembuatan stint perjalanan dinas, lembur pegawai dan hubungan masyarakat (HUMAS) serta mengkoordinir keamanan kantor / lingkungan 3. Urusan BMN

a. Mengisi buku invantaris, buku harian, buku memorial, buku persediaan. Membukukan barang masuk dan menerima berita acara serah terima dilengkapi dengan bon faktur nan Nomor SPM dan SP2D dari Keuangan.

b. Membukukan barang keluar dan membuat tanda terima barang c. Membukukan barang habis pakai ke dalam buku harian

d. Membuat daftar barang persediaan di gudang

e. Membukukan barang invertaris ke dalam buku induk inventaris f. Menempel Daftar Inventaris Ruangan di setiap ruangan setiap

awal tahun berjalan

(25)

h. Membuat laporan mutasi barang triwulan secara berkseninambungan

i. Membuat Laporan Tahunan Inventaris barang secara keseluruhan setiap akhir tahun anggaran

j. Mengisi SABMN dari setiap jurusan / prodi k. Memonitor SABMN dari setiap jurusan / prodi

l. Membuat laporan semester dan tahunan SABMN tahun berjalan

4. Urusan Keuangan

Pelaksana Keuangan: a. Bendahara Pengeluaran b. Bendahara Penerimaan c. Pembuat daftar gaji

d. Menyusun kartu pengawasan dan mengecek ketersediaan dana untuk setiap kegiatan

e. Melaksanakan pengujian atas tagihan untuk pembuatan SPP

f. Melaksanakan pemeriksaan dan pengujian SPP untuk membuat SPM

g. Membuat laporan keuangan triwulan secara berkesinambungan h. Membuat laporan tahunan keuangan secara keseluruhan setiap

akhir tahun anggaran

i. Mengisi SAI dan melaporkan setiap bulannya ke Atasan

j. Memonitor SAI dan Unit Negara dan melaporkannya ke atasan sebagai UAW

(26)

l. Menyusun dan menganalisa rencana anggaran yang telah dibuat ke dalam RKAKL setiap tahunnya

5. Urusan Kepegawaian

a. Memuat formasi pengadaan pegawai

b. Membuat naskah yang berhubungan dengan penempatan pegawai c. Membuat naskah yang berhubungan dengan ijin, kawin, cerai

pegawai

d. Membuat naskah yang berhubunhan dengan tugas belajar dan tubel swadaya pegawai

e. Membuat naskah yang berhubungan dengan mutasi pegawai, kenaikan pengkat, kenaikan gaji berkala

f. Membuat naskah yang berhubungan dengan mutasi pegawai, kenaikan pagkat, kenaikan gaji berkala, pengangkatan dalam jabatan, SPMT, SPMJ

g. Membuat naskah yang berhubungan dengan pemberhentian pegawai (pension dinas / umur, janda / jumlah anak / orang tua, pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri tidak atas permintaan sediri

h. Membuat naskah yang berhubungan dengan cuti pegawai (cuti tahunan, sebelum dan sesudah bersalin, sakit besar di luar tanggungan Negara

(27)

6. Urusan Humas

a. Menyebarluaskan informasi tentang keberadaan Poltekkes Medan baik brosur ataupaun lainnya

b. Menyebarluaskan informasi tentang kegiatan poltekkes Medan ke dalam media massa atau cetak

c. Berfungsi terhadap pihak yang membutuhkan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku

d. Melaksanakan ketiatan-kegiatan yang ditugaskan dari pimpinan 7. Unit Laboratorium

Unit laboratorium mempunyai tugas memberikan layanan bahan dan peralatan laboratorium untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnnya secara teknis fungsional dibina oleh Pudir I.

Unit laboratorium berfungsi:

a. Penyediaan dan pengeolahan bahan laboratorium

b. Pemberian layanan dan pendayagunaan bahan dan peralatan laboratorium

c. Pemeliharaan peralatan laboratorium d. Pelaksanaan urusan tata usaha laboratorium 8. Unit Bengkel

(28)

Unit bengkel berfungsi:

a. Penyediaan dan pengolahan alat dan bahan bengkel

b. Pemberian layanan dan pendayagunaan alat dan bahan bengkel c. Pemeliharaan peralatan bengkel

d. Produksi berbagai barang dan jasa e. Pelaksanaan urusan tata usaha bengkel 9. Unit Perpustakaan

Unit perpustakaan mempunyai tugas memberikan layanan bahan pustaka untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya dibina oleh pudir III

Unit perpustakaan berfungsi sebagai:

a. Penyediaan dan pengolahan bahan pustaka

b. Pemberian layanan dan pendayagunaan bahan pustaka c. Pemeliharaan bahan pustaka

d. Pelaksanaan layanan referensi

e. Pelaksana urusan tata usaha perpustakaan 10.Unit Asrama

(29)

11.Unit Komputer

Unit computer mempunyai tugas mengumpulkan, mengelolah, menyajikan, menyimpan data dan informasi serta memberikan layanan untuk program-program pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya secara teknis fungsional dibina oleh Pudir III.

Unit computer mempunyai tugas:

a. Pengumpulan dan pengolahan data infomasi b. Penyajian dan penyimpanan data informasi c. Pelaksanaan urusan tata usaha unit computer 12.Unit Penjaminan Mutu

Unit penjaminan mutu pendidikan Poltekkes Medan terbentuk pada bulan Desember 2012 dengan dasar hokum:

1. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas

2. PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Permenkes No. 855 tentang susunan dan uraian Jabatan Unit penjaminan mutu bertugas:

a. Pembuatan Dokumen Penjaminan Mutu Pendidikan b. Sosialisasi Dokumen Penjaminan Mutu Pendidikan c. Evaluasi diri

d. Audit Internal

(30)

13.Unit Pemeliharaan dan Perbaikan

Unit pemeliharaan dan perbaikan mempunyai tugas melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan terhadap sarana penunjang di lingkungan Poltekkes. Dalam melaksanakan tugasnya secara teknis fungsional dibina oleh Pudir III.

Unit pemeliharaan dan perbaikan berfungsi: a. Pelaksanaan perbaikan sarana

(31)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menyebarkan kuesioner penelitian yang diberikan kepada responden yang merupakan Pegawai Negeri Sipil yang berada di Poltekkes Kemenkes Medan. Adapun kuesioner yang diberikan bersifat tertutup dimana setiap responden diharuskan memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia. Setiap jawaban akan diberikan nilai atau skor dan selanjutnya akan dianalisa dengan menggunakan perhitungan statistik yaitu dengan menggunakan rumus Koefisien Kolerasi Product Moment, Koefisien Determinan dan Regresi Linear Berganda.

Koefisien yang disebarkan terdiri dari tiga kelompok pertanyaan yang terdiri dari: Identitas responden terdiri dari enam pertanyaan, variabel penelitian Pendidikan dan Pelatihan (variabel x) terdiri dari tujuh pertanyaan, dan variabel Prestasi Kerja (variabel Y) yang terdiri dari tujuh pertanyaan.

Bagian ini dimaksudkan untuk mengetahui nilai masing-masing variabel yang diteliti tersebut yang kemudian akan dianalisa untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel pendidikan dan pelatihan (diklat) dengan variabel prestasi kerja pegawai dan sekaligus untuk menguji hipotesis, digunakan skala interval yng mengurutkan dari suatu tingkat sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Jadi nilai masing-masing alternatif lima jawaban yang telah disediakan adalah sebagai berikut:

(32)

3. Jawaban “c” bernilai 3 untuk tingkat sedang 4. Jawaban “d” bernilai 2 untuk tingkat rendah 5. Jawaban “e” bernilai 1 untuk tingkat sangat rendah 4.1 Data Umum Identitas Responden

Data umum identitas responden dimaksudkan untuk mengidentifikasi responden. Responden dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil yang merupakan staf yang ada di beberapa bidang yang ada di Poltekkes Kemenkes Medan yang berjumlah 30 orang. Karekteristik responden ini meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, masa kerja , dan jabatan dari para responden. Untuk lebih jelasnya dilihat pada tabel-tabel yang diuraikan peneliti di bawah ini:

Tabel 2 Data Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentase (%)

1 ≤ 25 tahun 1 3,33

2 26 – 30 tahun 5 16,67

3 31 – 35 tahun 8 26,67

4 ≥ 36 tahun 16 53,33 Jumlah 30 100 Sumber: Hasil Kuesioner 2016

(33)

Tabel 3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-laki 18 60

2 Perempuan 12 40

Jumlah 30 100

Sumber: Hasil Kuesioner 2016

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki-laki adalah berjumlah 18 orang (60%), sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 12 orang (40%). Berdasarkan hasil kuesioner yang didapat penulis maka dapat diketahui bahwa mayoritas PNS yang mengisi kuesioner berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 4 Data Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SD - -

(34)

Tabel 5 Data Responden Berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja Frekuensi Persentase (%)

1 1 – 10 tahun 17 56,67

2 11 – 20 tahun 9 30

3 ≥ 21 tahun 4 13,33

Jumlah 30 100 Sumber: Hasil Kuesioner 2016

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang masa kerjanya 1 – 10 tahun 17 orang (56,67%), responden yang masa kerjanya 11 – 20 tahun 9 orang (30%), dan responden yang masa kerjanya ≥ 21 tahun 4 orang (13,33%). Ini menunjukkan bahwa hampir kebanyakan responden masa kerjanya 1 – 10 tahun.

Tabel 6 Data Responden Berdasarkan Jabatan

No Jabatan/bidang Frekuensi Persentase (%)

1 Kemahasiswaan & Akademik

4 13,33

2 Kepegawaian, Keuangan & Umum

5 Komputer, Perpustakaan & UPM

4 13,33

Jumlah 30 100

Sumber: Hasil Kuesioner 2016

(35)

banyak adalah pegawai yang bekerja di bidang kepegawaian, keuangan dan umum.

4.2 Variabel Penelitian

4.2.1 Pendidikan dan Pelatihan (diklat) /Variabel X

a. Frekuensi

Tabel 7 Seberapa sering mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (diklat)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( %)

1 Sangat sering 11 36,67

Dari data di atas, 11 responden (36,67%) menyatakan sangat sering mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (diklat), 12 responden (40%) menyatakan sering mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (diklat), 6 responden (20%) menyatakan jarang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (diklat), dan 1 responden (3,33%) menyatakan jarang mengikuti. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Poltekkes Kemenkes Medan sering mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (diklat). b. Pelatih

Tabel 8 Kemampuan Instruktur menguasai dan mengajarkan materi

Pendidikan dan Pelatihan (diklat)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( %)

(36)

Dari data di atas, 12 responden (40%) menyatakan bahwa kemampuan instruktur dalam menguasai dan mengajarkan materi sangat menguasai, 16 responden (53,33%) menyatakan bahwa instruktur menguasai materi, dan 2 responden (6,67%) menyatakan bahwa mereka ragu-ragu apakah instruktur menguasai materi Pendidikan dan Pelatihan (diklat). Hal ini menunjukkan bahwa instruktur diklat sudah menguasai materi diklat yang diajarkan.

Tabel 9 Komunikasi instruktur dan peserta Pendidikan dan Pelatihan

(diklat) terjalin dengan baik

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( %)

1 Sangat baik 10 33,33

Dari data di atas, 10 responden (33,33%) menyatakan bahwa komunikasi instruktur dan peserta Pendidikan dan Pelatihan (diklat) terjalin sangat baik, 16 responden (53,33%) menyatakan baik, dan 4 responden (13,33%) menyatakan ragu-ragu. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi instruktur dan peserta diklat berjalan dengan baik.

c. Materi

Tabel 10 Materi Pendidikan dan Pelatihan (diklat) yang disampaikan sesuai

dengan kebutuhan dalam bekerja

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( %)

1 Sangat sesuai 16 53,33

2 Sesuai 12 40

3 Ragu-ragu 2 6,67

4 Kurang Sesuai - -

(37)

Dari data di atas, 16 responden (53,33%) menyatakan bahwa materi Pendidikan dan Pelatihan (diklat) yang disampaikan sangat sesuai dengan kebutuhan dalam bekerja, 12 responden (40%) menyatakan sesuai, dan 2 responden (6,67%) menyatakan ragu-ragu. Hal ini menunjukkan bahwa materi pendidikan dan Pelatihan (diklat) sudah sangat sesuai dengan kebutuhan pegawai dalam bekerja.

d. Metode

Tabel 11 Metode penyampaian materi diklat disampaikan instruktur dengan

baik

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( %)

1 Sangat baik 12 40

2 Baik 11 36,67

3 Ragu-ragu 6 20

4 Kurang baik 1 3,33

5 Tidak baik - -

Jumlah 30 100

Sumber: Hasil Kuesioner 2016

(38)

e. Peserta

Tabel 12 Peserta yang mengikuti diklat benar-benar pegawai yang

membutuhkan diklat

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( %)

1 Sangat setuju 9 30

Dari data di atas, 9 responden (30%) menyatakan sangat setuju bahwa peserta yang mengikuti diklat adalah benar-benar pegawai yang membutuhkan diklat, 15 responden (50%) menyatakan setuju, 5 responden (16,67%) menyatakan ragu-ragu, dan 1 responden (3,33%) menyatakan tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa peserta yang mengikuti diklat benar-benar pegawai yang membutuhkan diklat.

f. Sarana dan prasarana

Tabel 13 Sarana dan Prasarana Diklat sudah memadai

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( %)

1 Sangat baik 12 40

(39)

responden (6,67%) menyatakan ragu-ragu, dan 1 responden (3,33%) menyatakan kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana diklat sudah baik. 4.2.2 Prestasi Kerja/Variabel Y

a. Kreativitas

Tabel 14 Terampil di dalam bidang pekerjaan yang dipercayakan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( %)

1 Sangat sering 12 40

Dari data di atas, 12 responden (40%) menyatakan sangat sering terampil di dalam bidang pekerjaan yang dipercayakan, 11 responden (36,67%) menyatakan sering, 6 responden (20%) menyatakan ragu-ragu, dan 1 responden (3,33%) menyatakan sangat jarang. Ini menunjukkan bahwasanya Pegawai Poltekkes Kemenkes Medan sudah sangat terampil di dalam bidang pekerjaannya.

Tabel 15 Ketika ada masalah dalam suatu pekerjaan, sering memberikan

waktu dan tenaga untuk mengatasinya

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( %)

1 Sangat sering 12 40

(40)

responden (10%) menyatakan ragu-ragu. Ini menunjukkan bahwa ketika ada masalah dalam suatu pekerjaan maka pegawai Poltekkes Kemenkes Medan dapat mengatasinya dengan baik.

b. Kuantitas Kerja

Tabel 16 Tingkat volume kerja yang dihasilkan telah sesuai dengan harapan

perusahaan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( %)

1 Sangat sesuai 10 33,33

Dari data di atas, 10 responden (33,33%) menyatakan bahwa tingkat volume kerja yang dihasilkan sudah sangat sesuai dengan harapan perusahaan, 15 responden (50%) menyatakan sesuai, 5 responden (16,67%) menyatakan ragu-ragu. Ini menunjukkan bahwa tingkat volume kerja pegawai Poltekkes Kemenkes Medan sudah sesuai dengan harapan perusahaan.

c. Kualitas Kerja

Tabel 17 Kualitas Kerja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( %)

1 Sangat sesuai 16 53,33

(41)

responden (40%) menyatakan sesuai, 2 responden (6,67%) menyatakan ragu-ragu. Ini menunjukkan bahwa kualitas kerja pegawai Poltekkes Kemenkes Medan sudah sangat sesuai standar yang telah ditetapkan.

Tabel 18 Menyelesaikan tugas dengan cekatan, cermat dan rapi

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( %)

1 Sangat sering 12 40

Dari data di atas, 12 responden (40%) menyatakan bahwa mereka menyelesaikan tugas dengan cekatan, cermat dan rapi sudah sangat sering, 10 responden (33,33%) menyatakan sering, 7 responden (23,33%) menyatakan ragu-ragu, dan 1 responden (3,33%) menyatakan sangat jarang. Ini menunjukkan bahwa pegawai Poltekkes Kemenkes Medan dalam menyelesaikan tugas sudah sangat baik.

d. Ketepatan Waktu

Tabel 19 Mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( %)

1 Sangat mampu 9 30

(42)

pegawai Poltekkes Kemenkes Medan sudah mampu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan tepat waktu.

Tabel 20 Hadir tepat waktu dan hampir tidak pernah terlambat untuk

masuk bekerja

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase ( %)

1 Sangat sering 10 33,33

2 Sering 16 53,33

3 Ragu-ragu 3 10

4 Sangat jarang 1 3,33

5 Tidak Pernah sama sekali - -

Jumlah 30 100

Sumber: Hasil Kuesioner 2016

(43)

BAB V

ANALISA DATA

5.1 Rekapitulasi Data

Setelah seluruh data yang diperoleh dari hasil penelitian diuraikan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pembahasan dan interpretasi data untuk masing-masing variabel penelitian, yakni dengan membuat rekapitulasi data dari penilaian kinerja (variable X) dan prestasi kerja (variabel y).

5.1.1 Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk

Pendidikan dan Pelatihan (Variabel X)

Untuk mengetahui hasil rekapitulasi frekuensi klasifikasi jawaban responden maka selanjutnya data penelitian jawaban responden yang masih berbentuk skala ordinal dirubah menjadi skala interval yang tujuannya adalah untuk merubah data yang masih bersifat kualitatif menjadi data yang berbentuk kuantitatif sehingga data tersebut mempunyai jarak atau interval. Setelah data penelitian dianalisis dan dirubah dari skala ordinal menjadi skala interval, maka diperoleh nilai/skor tertinggi adalah 27,678 dan nilai /skor terendah adalah 9,727. Untuk menentukan jarak intervalnya maka digunakan rumus sebagai berikut (Sugiyono,2005:212) :

I=

I=

Skor tertinggi-Skor

Jumlah interval

27,678 - 9,727

(44)

I=

I = 3,590

Interval tersebut dapat digunakan untuk menyusun kategori sebagai berikut :

Untuk kategori sangat tinggi : 24,091 – 27,680 Untuk kategori tinggi : 20,500 – 24,090 Untuk kategori sedang : 16,909 – 20,499 Untuk kategori rendah : 13,318 – 16,908 Untuk kategori sangat rendah : 9,727 – 13,317

Untuk mengetahui pengaruh penilaian prestasi kerja di Poltekkes Kemenkes Medan, dapat dilihat rekapitulasi jawaban responden dalam tabel berikut ini:

17,951

(45)

Tabel 21

Rekapitulasi Klasifikasi Jawaban Responden Berdasarkan Pendidikan

dan Pelatihan (diklat)

Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tinggi 24,091 – 27,680 2 6,67

Tinggi 20,500 – 24,090 13 43,33

Sedang 16,909 – 20,499 10 33,33

Rendah 13,318 – 16,908 3 10

Sangat Rendah 9,727 – 13,317 2 6,67

Jumlah 30 100

Sumber: Kuesioner Penelitian 2016

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa Pendidikan dan Pelatihan (diklat) di Poltekkes Kemenkes Medan ,berada pada kategori tinggi yang ditunjukkan dari 13 responden (43,33%), kategori sedang 10 responden (33,33%), kategori rendah sebanyak 3 responden (10%), kategori sangat tinggi 2 responden (6,67%) dan kategori sangat rendah 2 responden (6,67%).

5.1.2 Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk Prestasi

Kerja (Variabel Y)

(46)

I=

I= 22,913 – 9,359

I=

I= 2,711

Interval tersebut dapat digunakan untuk menyusun kategori sebagai berikut :

Untuk kategori sangat tinggi : 20,206 – 22,917 Untuk kategori tinggi : 17,494 – 20,205 Untuk kategori sedang : 14,783 – 17,493 Untuk kategori rendah : 12,071 – 14,782 Untuk kategori sangat rendah : 9,359 – 12,070

Skor tertinggi-Skor

Jumlah interval

5

13,554

(47)

Tabel 22

Rekapitulasi Klasifikasi Jawaban Responden Berdasarkan Prestasi Kerja

Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tinggi 20,206 – 22,917 4 13,33

Tinggi 17,494 – 20,205 6 20

Sedang 14,783 – 17,493 10 33,33

Rendah 12,071 – 14,782 7 23,33

Sangat Rendah 9,359 – 12,070 3 10

Jumlah 30 100

Sumber: Kuesioner Penelitian 2016

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa prestasi kerja karyawan di Poltekkes Kemenkes Medan ,berada pada kategori sedang yang ditunjukkan dari 10 responden (13,33%), kategori rendah 7 responden (23,33%), kategori tinggi sebanyak 6 responden (20%), kategori sangat tinggi sebanyak hanya 4 responden (13,33%) dan kategori sangat rendah ada 3 responden (10%).

5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

5.2.1 Uji Validitas

(48)

ketentuan dk = n-2, 30-2 = 28 dan tingkat signifikan sebesar 5%, maka angka yang diperoleh dari nilai t-tabel adalah 2,048.

Berdasarkan pengujian atas 14 item pertanyaan yang terdiri dari tujuh item pernyataan yang terdiri dari tujuh item pertanyaan untuk variabel x (Pendidikan dan pelatihan/diklat) dan tujuh item pernyataan untuk variabel y (prestasi kerja) dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 dapat diperoleh validitas instrument masing-masing item pertanyaan sebagai berikut :

Tabel 23

Validitas Instrumen Untuk Variabel X (Pendidikan dan Pelatihan /diklat) No

Pertanyaan

T-hitung < atau > T-tabel Validitas

1 2,798 > 2,048 Valid

2 2,787 > 2,048 Valid

3 5,304 > 2,048 Valid

4 2,819 > 2,048 Valid

5 4,033 > 2,048 Valid

6 4,163 > 2,048 Valid

7 3,662 > 2,048 Valid

Sumber : Hasil data penelitian 2016 yang telah diolah

(49)

Tabel 24

Validitas Instrumen Untuk Variabel Y (Prestasi Kerja) No

Pertanyaan

T-hitung < atau > T-tabel Validitas

1 3,618 > 2,048 Valid

2 2,919 > 2,048 Valid

3 2,574 > 2,048 Valid

4 4,065 > 2,048 Valid

5 3,280 > 2,048 Valid

6 7,227 > 2,048 Valid

7 3,040 > 2,048 Valid

Sumber : Hasil data penelitian 2016 yang telah diolah

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua item pernyataan dinyatakan valid yang diperoleh dari t-hitung > t-tabel untuk dk = 30-2 = 28 dan alpha (α) =5%.

5.2.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.

(50)

kelompok instrumen ganjil dan genap dicari korelasinya dengan rumus Korelasi Product Momen pearson. Perhitungan korelasi ini dengan menggunakan program

Microsoft Excel 2007, sehingga diperoleh r= 0,860 untuk variabel X dan r= 0,763

untuk variabel Y. Kemudian nilai korelasi tersebut dimasukan kedalam rumus pengujian realibilitas instrumen dengan teknik belah dua dari Spaerman Brown.

Pengujian reliabilitas intrumen untuk variabel Pendidikan dan Pelatihan (diklat) (X) dengan rumus Spearman Brown yaitu :

ri

=

2rb 1+rb

ri

=

2 x 0,539 1+0,539

ri

=

1,078 1,539

ri

=

0,70

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas instrument untuk variabel X di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien reliabilitas instrument ri > nilai rtabel yaitu 0,70 > 0,361 sehingga instrument untuk variabel Penilaian Kinerja (X) dinyatakan reliabel.

Pengujian reliabilitas instrument untuk variabel Prestasi Kerja (Y) dengan rumus Spearman Brown yaitu :

ri

=

2rb 1+rb

ri

=

2 x 0,672 1+0,672

(51)

ri

=

0,804

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas instrumen untuk variabel Y di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien reliabilitas instrument ri > nilai rtabel yaitu 0,804 > 0,361sehingga instrument untuk variabel Prestasi Kerja (Y) dinyatakan reliabel.

5.3 Koefisien Korelasi Product Moment

Untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya hubungan antara Pendidikan dan Pelatihan (diklat) (variabel x) terhadap prestasi kerja (variabel y), maka dapat dilihat dengan menggunakan rumus Product Moment ( Sugiyono 2005:212).

= 30 x 9.787,112 – ( 594,945)(484,023)

�{(30 x 12.168,838)−(594,945)2}{(30 x 8.164,900)(9.787,112)²}

= 293.613,357−287.967,064

�{(365.065,130)−(353.959,809)}{(244.947,01)−(234.278,450)}

��� =

5.646,075

(52)

��� =

5.646,075 10.884,75

���=0,519

Hasil perhitungan korelasi yang didapat sebesar 0,519 bernilai positif, berarti ada hubungan antara pendidikan dan pelatihan (diklat) terhadap prestasi kerja PNS pada Poltekkes Kemenkes Medan . Maka hasil dari perhitungan korelasi sebelumnya perlu disesuaikan dengan tabel. Dari perhitungan korelasi diatas diperoleh nilai r-hitung adalah 0,519, bila dikonsultasikan dengan nilai r-tabel untuk n=30 dan kesalahan 5% maka r-tabel adalah 0,361. Dengan demikian korelasi itu signifikan dan hipotesis yang diajukan dapat diterima , karena nilai rxy masih bernilai positif. Untuk mengetahui kadar tinggi rendahnya koefisien korelasi, maka diperlukan interpretasi sebagai berikut (Sugiyono, 2005 :212 ).

Tabel 25

Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Antara 0,00 – 0,19 Sangat Rendah Antara 0,20 – 0,39 Rendah

Antara 0,40 – 0,59 Sedang

Antara 0,60 – 0,79 Tinggi

Antara 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

(53)

pada Poltekkes Kemenkes Medan. Maka hasil dari perhitungan korelasi dengan kata lain, apabila salah satu variabel terjadi peningkatan, maka akan diikuti dengan peningkatan variabel yang berkorelasi. Selain itu, dengan mengkonsultasikan r yang diperoleh dengan tabel pedomen interpretasi Sugiyono, maka dapat dilihat bahwa r=0,519 berada pada interval koefisen antara 0,40 – 0,59. Jadi, tingkat pengaruh antara Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terhadap prestasi kerja PNS pada Poltekkes Kemenkes Medan berada pada tingkat hubungan yang sedang.

5.4 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi (Uji “t”)

Untuk mengetahui apakah variabel X dan variabel Y terdapat hubungan atau tidak, maka dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi dengan menggunakan rumus uji-t dan dk= n-2 dengan α = 0,05 (uji dua pihak) adalah sebagai berikut :

�= �√� −2

√1− �2

�= 0,519√30−2

�1−0,5192

�= 0,519√28

√1−0,269

�= 0,519 � 5,292

√0,731

�= 2,747 0,855

(54)

Hasil perhitungan uji signifikansi koefisien korelasi didapat harga t-hitung adalah 3,213 selanjutnya dibandingkan dengan harga t-tabel. Jika dilihat pada tabel t untuk kesalahan 5% dan dk = 30 – 2 = 28, maka diperoleh t-tabel adalah 2,048.

Berdasarkan perhitungan diatas, t-hitung bernilai 3,213 dan t-tabel bernilai 2,048, maka dapat dinyatakan bahwa Ha diterima jika –ta < t-hitung > +ta (-2,048 < 3,213 dan 3,213 > 2,048) dan Ho ditolak. Dari penjelasan tersebut ada pengaruh signifikan antara Pendidikan dan Pelatihan (diklat) terhadap Prestasi Kerja PNS pada Poltekkes Kemenkes Medan.

5.5 Koefisien Determinasi

Tujuan koefisien determinan ini adalah untuk mengetahui persentase besarnya pengaruh variabel X (variabel bebas) terhadap variabel Y (variabel terikat), yang dapat dilakukan dengan menggunakan rumus :

D = (rxy)² x 100 % D = (0,519)² x 100 % D = 26,936 %

Dengan koefisien determinasi, maka diperoleh hasil sebesar 26,936%. Ini berarti pencapaian prestasi kerja pada Poltekkes Kemenkes Medan dipengaruhi oleh adanya Pendidikan dan Pelatihan sebesar 26,936%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini yakni sebesar 73,064%.

5.6 Regresi Linier Sederhana

(55)

sederhana juga digunakan untuk melihat bagaimana variabel independen (X) mempengaruhi variabel dependen (Y). untuk menguji regresi linier sederhana antara variabel X dengan variabel Y, maka digunakan rumus sebagai berikut:

�= (∑ ��)(∑ ��

2)(∑ ��)(∑ ����) �.∑ �2� −(∑ ��)2

�= (484,023)(12.168,838)− (594,945)(9.787,112) 30 � 12.168,838−(594,945)²

Berdasarkan perhitungan regresi linier sederhana, nilai Pendidikan dan Pelatihan (diklat) dan prestasi Kerja pada Poltekkes Kemenkes Medan adalah Y = 6,052 + 0,508 X . Hasil dari persamaan regresi di atas mempunyai makna:

(56)
(57)

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Setelah hasil penelitian ini di interpretasikan dan dianalisa maka dalam bab ini penulis dapat menarik kesimpulan yang menjadi inti dari penelitian yang telah dilakukan mengenai Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (diklat) terhadap Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil pada Poltekkes Kemenkes Medan, Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan dari tabel-tabel data yang didapatkan dari penyebaran kuesioner kepada para pegawai yang pernah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (diklat) pada Poltekkes Kemenkes Medan dikategorikan tinggi. Berdasarkan tabel frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk variabel X menunjukkan bahwa Pendidikan dan Pelatihan yang terdiri dari indikator frekuensi, pelatih, materi, metode, peserta, dan sarana dan prasarana berada pada kategori tinggi dengan persentase 43,33%.

2. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk variabel Y menunjukkan bahwa Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil pada kantor Poltekkes Kemenkes Medan berada pada kategori sedang dengan indikator kreativitas, kuantitas kerja, kualitas kerja, dan ketepatan waktu dengan persentase 33,33%.

(58)

dinyatakan valid, dan uji validitas instrumen untuk variabel Y (Prestasi Kerja) dapat diketahui bahwa semua pernyataan dinyatakan valid juga. 4. Berdasarkan uji reabilitas instrument untuk variabel X diketahui bahwa

nilai koefisien reliabilitas instrument ri > nilai rtabel yaitu 0,70 > 0,361 sehingga instrument untuk variabel Penilaian Kinerja (X) dinyatakan reliable, dan untuk uji reabilitas untuk variabel Y diketahui bahwa nilai koefisien reliabilitas instrument ri > nilai rtabel yaitu 0,804 > 0,361 sehingga instrument untuk variabel Prestasi Kerja (Y) dinyatakan reliable.

5. Berdasarkan analisa korelasi product moment diketahui bahwa terdapat pengaruh positif antara Pendidikan dan Pelatihan (diklat) terhadap Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil pada Poltekkes Kemenkes Medan dengan korelasi sebesar 0,519, dimana r berada pada interval koefisien antara 0,40 – 0,59, yang berarti bahwa tingkat pengaruh antara Pendidikan dan Pelatihan (diklat) terhadap Prestasi Kerja PNS pada Poltekkes Kemenkes Medan berada pada tingkat hubungan yang sedang. 6. Berdasarkan Uji Signifikansi koefisien korelasi (Uji “t”) diperoleh

(59)

hipotesa alternative dapat diterima, artinya koeisien tersebut dapat diterima dan generalisasikan atau dapat berlaku pada populasi dimana sampel yang diambil berjumlah 30 orang.

7. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh besar pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (diklat) terhadap Prestasi Kerja PNS pada Poltekkes Kemenkes Medan sebesar 26,936%, dan sisanya 73,064% dipengaruhi oleh faktor lain.

8. Dan berdasarkan analisis regresi linier sederhana dapat dilihat dari hasil perhitungan regresi linier sederhana tersebut diperoleh nilai konstanta (a) sebesar 6,052 dan nilai b 0,508 yang artinya jika variabel independen yaitu Pendidikan dan Pelatihan (diklat) tetap (X=0) maka perubahan prestasi kerja sebesar 6,052 atau 6 %. Koefisien regresi bernilai 0,508 mengakibatkan Pendidikan dan Pelatihan (diklat) berpengaruh positif terhadap Prestasi Kerja. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap adanya upaya penambahan satu satuan pada pendidikan dan pelatihan (diklat) atau variabel X ditingkatkan 100% maka prestasi kerja akan bertambah sebesar 0,508.

6.2 Saran

Setelah melihat hasil penelitian, maka penulis ingin memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Instansi

(60)

b. Faktor-faktor pendukung pendidikan dan pelatihan (diklat) perlu ditambah agar para pegawai semakin bersemangat mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat).

2. Bagi Pegawai selaku peserta Pendidikan dan Pelatihan (diklat)

(61)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu dengan pendekatan korelasional sebab-akibat yakni untuk meneliti sejauh mana variabel yang satu berpengaruh terhadap variabel lain.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada kantor Poltekkes Kemenkes Medan yang beralamat Jl. Djamin Ginting Km. 13,5 Kel. Lau cih Kec. Medan Tuntungan, Medan.

2.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiono,2005:90).

Jadi populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karekteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu seperti karakteristik orang.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada pada kantor Poltekkes Kemenkes Medan, dengan populasi 56 orang.

2. Sampel

(62)

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Pengambilan sampel dalam penelitian adalah teknik Total Sampling yaitu teknik penentuan sampel yang menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel di dalam melakukan penelitian Sugiono (2005:6). Maka sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pegawai yang ada di Kantor Poltekkes Kemenkes Medan yang berjumlah 30 orang.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data dan informasi penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke tempat penelitian untuk mencari dan mengetahui data yang lengkap serta data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.

Teknik ini dilakukan dalam bentuk:

a. Pengamatan atau observasi yaitu mengadakan pengamatan secara langsung pada objek penelitian yaitu pegawai yang ada pada Kantor Poltekkes Kemenkes Medan.

b. Kuesioner yaitu dengan cara memberikan angket pertanyaan kepada responden. Dalam hal ini disajikan alternatif jawaban sesuai dengan pertanyaan yang ada.

2. Data Sekunder

(63)

sendiri. Data sekunder ini dapat diperoleh melalui pustaka atau keterangan-keterangan. Data sekunder yang diperoleh penulis dalam penelitian ini adalah mengenai sejarah Poltekkes Kemenkes Medan, Struktur Organisasi serta penjabaran tugas dan fungsi Poltekkes Kemenkes Medan

2.5 Teknik Pengukuran Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini

menggunakan teknik penentuan skor. Teknik penentuan skor yang digunakan

adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner yang disebarkan

kepada responden.

Adapun format jawaban dari kuesioner menurut skala ordinal memiliki

lima alternatif jawaban. Tiap alternatif diberi skor dengan penilaian nilai skala

sebagai berikut:

1. Untuk alternatif jawaban a diberi skor 5

2. Untuk alternatif jawaban b diberi skor 4

3. Untuk alternatif jawaban c diberi skor 3

4. Untuk alternatif jawaban d diberi skor 2

5. Untuk alternatif jawaban e diberi skor 1

Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap

masing-masing alternatif terlebih dahulu skala ordinal ditransformasikan menjadi skala

interval, dengan cara sebagai berikut:

1. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan

2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4,

dan 5 yang dis ebut sebagai frekuensi.

(64)

proporsi.

4. menentukan nilai frekuensi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai

proporsi secara berurutan perkolom skor.

5. Menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi

kumulatif yang diperoleh.

6. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh

(dengan mengguna- kan tabel tinggi densitas).

7. Menentukan nilai skala (NS) dengan menggunakan rumus :

( Density at Lower Limit) – (Density at Upper Limit ) (Area Below Upper Limit) – (Area Below Lower limit)

8. Menentukan nilai transformasi dengan rumus :

Y = NS

[

1 + NS min

]

Perubahan skala ordinal menjadi skala interval ini telah dirancang

kedalam suatu program yang disebut Metode Successive Interval (MSI) oleh

Drs. Rasudyn Ginting, Msi untuk membantu mahasiswa dalam hal pengolahan

data dalam hal penelitian.

2.6 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kuantitatif yang digunakan untuk menguji hubungan/pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan perhitungan statistik.

(65)

2.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Kualitas pengumpulan data dengan menggunakan metode kuantitatif sangat ditentukan oleh kualitas atau instrumen alat pengumpulan data yang digunakan. Suatu instrumen data penelitian dikatakan berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan jika sudah terbukti validitas dan reliabilitasnya yang harus disesuaikan dengan instrumen yang digunakan dalam mengelola data penelitian.

a. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen dapat dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk (construct).

Uji Validitas digunakan rumus korelasi Product Moment Pearson(Arikunto, 2006 : 72)sebagai berikut :

��

=

[(.∑ �2).∑ �� −(∑ �)2(){(∑ �)(.∑ �∑ �2))(∑ �)2)]

Keterangan : rxy = Koefisien korelasi antara gejala x dan y N = Jumlah Sampel

∑x = Jumlah skor x ∑y = Jumlah skor y

∑xy = Jumlah hasil kali antara x dan y

(66)

� =�√� −2

√1− �2

Nilai thitung yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan ttabel. Bila thitung dari rumus di atas lebih besar dari ttabel (thitung> ttabel), maka dinyatakan valid, dan sebaliknya jika thitung lebih kecil dari ttabel (thitung< ttabel), maka dinyatakan tidak valid

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency dengan Teknik Belah Dua (Split Half) yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown, dimana butir-butir instrumen dibelah menjadi dua

kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok instrumen genap (Sugiyono, 2005 : 126)

Rumus Spearman Brown adalah sebagai berikut :

��− 2� 1 +�

Keterangan : ri = realiabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

(67)

diperoleh penulis serta adanya interval data yang berguna untuk melihat apakah jawaban responden tergolong tinggi, sedang atau rendah. Adapun rumus koefisien menurut Sugiono ( 2005 : 66) korelasi product moment adalah :

��

=

[(.∑ �2).∑ �� −(∑ �)2(){(∑ �)(.∑ �∑ �2))(∑ �)2)]

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara x dan y, yaitu bilangan yang menunjukkan besar kecilnya hubungan antara x dan y x1 = variabel bebas

y1 = variabel terikat n = jumlah sampel

Hasil penghitungan dengan menggunakan rumus di atas dapat memberikan tiga kemungkinan mengenai hubungan kedua variabel yaitu:

1. Nilai r yang positif menunjukkan kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh variabel yang lain.

2. Nilai r yang negative menunjukkan hubungan kedua variabel negative, artinya menurunnya nilai variabel yang satu yang diikuti dengan meningkatnya nilai variabel yang lain.

3. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak mempunyai hubungan, artinya variabel yang satu tetap

meskipun yang lain berubah.

(68)

digunakan penafsiran atau interpretasi dilihat dari angka- angka dan Sugiyono (2005:149) menyatakan sebagai berikut:

Tabel 1

Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 1,999 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Dengan nilai r yang kita peroleh, dapat kita lihat secara langsung melalui table korelasi, untuk menguji apakah nilai r yang kita dapat itu berarti atau tidak. Table korelasi ini mencantumkan batas- batas nilai r yang signifikan, artinya hipotesis kerja atau hipotesis alternatif dapat diterima..

2.6.3 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi (Uji “t”)

Untuk mengetahui apakah diantara dua variabel terdapat hubungan yang independen atau tidak, maka perlu dilakukan uji

independen. Hipotesis yang harus diujikan adalah Ho : ρ = 0, melawan Ha :

ρ≠ 0. Dimana sampel yang diambil dari populasi normal bervariabel dua

berukuran n memiliki koefisien korelasi r, maka dapat digunakan uji statistik t dengan rumus (Suharyadi, 2004 : 466) :

�= �√� −2

√1− �2

Keterangan : t = nilai hitung

(69)

Hasil thitung kemudian dikonfirmasi pada nilai ttabel untuk mengetahui sejauh mana hasil penelitian memenuhi syarat kelayakan data secara empiris. Kriteria pengujian adalah jika harga thitung< ttabel, maka hipotesis alternatif ditolak dan jika harga thitung> ttabel, maka hipotesis alternatif diterima. Selanjutnya untuk taraf nyata = α, maka hipotesis

diterima jika –�(11 2

� )�<t<�(1−1�2)�, dimana distribusi t yang digunakan

mempunyai dk = (n-2). Dalam hal lainnya Ho ditolak.

Bentuk alternatif untuk menguji hipotesis Ho bisa Ha : ρ> 0 atau

Ha : ρ< 0. Yang pertama merupakan uji pihak kanan sedangkan yang

kedua merupakan uji pihak kiri. Daerah kritis pengujian harus disesuaikan dengan alternatif yang diambil.

2.6.4 Penggunaan Koefisien Korelasi Determinan

Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Menurut Sugiono (2005:70) Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi product moment dan dikaitkan dengan 100%.

D = (rxy)2 x 100%

Keterangan :

D = Koefisien Determinan

r = Koefisien Korelasi Product Moment antara x dan y

2.6.5 Regresi Linier Sederhana

(70)

variabel dependen (variabel terikat). Persamaan umum regresi linier sederhana adalah (Sugiyono, 2005 : 204-206):

Y = a +bX Keterangan:

Y = Subjek dalam variabel dependen yang dipredisikan a = konstanta (nilai Y apabila X = 0 )

b = angka arah atau koefisien regresi peningkatan atau penurunan variabel

X = Subjek variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Harga a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

�= (∑ ��)(∑ ��

2)(∑ ��)(∑ ����) �.∑ �2� −(∑ ��)2

�=� ∑ ���� −(∑ ��)(∑ ��)

(71)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi yang penuh persaingan ini, telah terjadi reformasi di berbagai bidang kehidupan sebagai konsekuensi dari pesatnya pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pelaksanaan tugas dan pekerjaan merupakan suatu kewajiban bagi para anggota suatu organisasi, baik dalam organisasi pemerintah maupun non pemerintah. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban tersebut terdapat suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan suatu hasil yang baik serta memuaskan sesuai dengan apa yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk mendapatkan suatu hasil kerja yang baik sesuai dengan tujuan, maka setiap organisasi mempunyai suatu aturan yang dituangkan dalam bentuk kebijakan. Kebijakan ini dibuat dengan maksud agar tiap komponen organisasi melaksanakan tugas dengan tujuan yang ditetapkan.

(72)

satu alat perlengkapan tata usaha Negara sudah tentu mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengaturnya.

Hakekat pemerintah adalah pelayanan kepada masyarakat. Ia tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri, melainkan untuk melayani rakyat, dengan kata lain pemerintah adalah pelayan masyarakat. Pelayanan publik oleh birokrasi merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur Negara sebagai abdi masyarakat disamping sebagai abdi Negara (Kurniawan, 2005:4)

Dalam berbagai kajian dapat dilihat bahwa kritik masyarakat terhadap semakin buruknya kinerja, produktivitas, serta motivasi, pegawai pemerintah mulai dari pemerintah level atas hingga pemerintah level bawah sebagai penyedia layanan (service provider) kepada masyarakat. Masyarakat sebagai penerima layanan (service receipent) antara lain disebabkan karena kurangnya kesiapan sumber daya manusia bagi pegawai pemerintah sebagai penyedia layanan yang bertanggung jawab, professional, berdisiplin, berdayaguna, serta sadar sebagai penyedia layanan terhadap masyarakat. Untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik, seorang PNS harus memiliki, kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugasnya. Guna meningkatkan kemampuan, keterampilan dan sikap PNS dalam memberikan pelayanan dimaksud, ada dua jalur yang dapat ditempuh yaitu dari diri PNS itu sendiri secara internal dan dari luar dirinya secara eksternal.

(73)

dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas. Sedangkan peningkatan kemampuan diri secara eksternal berupa program yang diadakan remi oleh pemerintah, baik melalui pendidikan formal secara berjenjang seperti penyediaan beasiswa untuk mengikuti studi yang lebih tinggi maupun berupa kursus-kursus, atau secara kelembagaan dengan mengadakan Pendidikan dan Pelatihan .

Untuk dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi pegawai pemerintahan khususnya pegawai negeri sipil (PNS) diperlukan pendidikan dan pelatihan yang mengarah kepada 3 (tiga) aspek, yaitu: 1. Meningkatkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada kepentingan, masyarakat bangsa dan Negara, 2. Meningkatkan potensi teknik manjerial dan atau kepemimpinan, 3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas, dan kualitas, pelaksanaan tugas yag dilakukan dengan semangat kerja sama dan tanggung jawab sesuai dengan lingkungan kerja dan organisasinya.

(74)

pelatihan sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil itu sendiri.

Dalam kehidupan sosial dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terus berkembang dan mengalami banyak perubahan di berbagai bidang kehidupan. Hal tersebut dapat berpengaruh pada cara, metode kinerja dan alat di pergunakan akan mengalami perubahan, disisi lain, secara kualitatif dan kuantitatif beban kinerja pemerintah dapat pula berubah, berkembang sesuai kebutuhan zaman. Kondisi seperti ini harus diimbangi dengan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai sehingga mereka dapat melaksanakan tugas secara maksimal dengan prinsip-prinsip profesional. Untuk mewujudkan hal tersebut, pendidikan dan pelatihan merupakan jawaban pegawai pemerintah dalam meningkatkan tugas dan tanggung jawabnya sebagai penyedia layanan (service provider), pembinaan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan bagi Pegawai

Negeri Sipil (PNS) diharapkan dapat meningkatkan prestasi kerjanya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai penyedia layanan (service provider), dan dapat mengembangkan kemampuan yang telah diperolehnya melalui pendidikan dan pelatihan.

(75)

Berdasarkan hasil uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai diklat yang dilaksanakan pada Poltekkes Kemenkes Medan, dengan mengadakan penelitian ilmiah yang diberi judul “ Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Pegawai terhadap Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil pada

Poltekkes Kemenkes Medan”.

1.2Perumusan Masalah

Dalam mengadakan pembahasan terhadap objek tertentu maka selalu terdapat masalah yang menyebabkan perlunya diadakan pembahasan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut:

“Apakah Pendidikan dan Pelatihan Pegawai berpengaruh terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Poltekkes Kemenkes Medan”.

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah ada dasarnya memiliki tujuan penelitian, dalam maksud untuk memberikan arahan ataupun jalur tertentu terhadap penelitian itu sendiri.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Pendidikan dan Pelatihan yang dilaksanakan PNS pada Kantor Poltekkes Kemenkes Medan.

2. Untuk mengetahui Prestasi Kerja PNS pada Kantor Poltekkes Kemenkes Medan.

(76)

1.4Manfaat Penelitian

Dari kegiatan Penelitian tentunya akan diperoleh hasil yang diharapkan yang akan memberikan manfaat antara lain:

1. Secara Subyektif, sebagai suatu tahap untuk melatih dan mengmbangkan kemampuan berpikir secara ilmiah dan kemapuan untuk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdarkan kajian dan teori serta aplikasi yang diperleh dari Ilmu Administrasi Negara.

2. Secara Objektif, sebagi masukan atau sumbangan pemikiran bagi Poltekkes Kemenkes Medan.

3. Secara Akademis, sebagai bahan Referensi atau bacaan bagi Kepustakaan Ilmu Administrasi Negara, juga bagi peneliti lainnya yang tertarik dalam bidang yang sama.

1.5 Kerangka Teori

1.5.1 Pendidikan dan Pelatihan

1.5.1.1Pengertian Pendidikan dan Pelatihan

Gambar

Tabel 2 Data Responden Berdasarkan Usia
Tabel 3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 6 Data Responden Berdasarkan Jabatan
Tabel 7 Seberapa sering mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (diklat)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dengan tingkat signifikansi 5%, maka hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa likuiditas yang diukur dengan cash

Anugerah Mitra Gemilang Alamat : Plaza Kedoya Elok Blok DC-58

[r]

Ikon Justify yang terletak pada toolbar standart berfungsi untuk : a..

Lipoprotein Associated Phospholipase A2 Bound on High DEnsity Lipoprotein is Associated with Lower Risk of Cardiac Death In Stable Coronary Artery Disease

Di saat beberapa gerakan Islam lain menentang pasar neoliberal dengan mengeksploitasi Islam sebagai wacana politik untuk mengekspresikan kepentingannya, dan mereka menjadi

Proses hasil pencarian artikel merupakan proses yang dilakukan oleh sistem untuk mencari data yang ada pada website ini, sesuai dengan kata kunci yang dimasukkan oleh

Hasil Penelitian yang diperoleh ialah strategi pemasaran yang digunakan di Bank Syariah Bukopin Cabang Sidoarjo dalam memasarkan produk tabungan iB Multiguna