PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PABRIK
GULA KREMBOONG SIDOARJO
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi
Oleh :
Suranto Setio Purnomo 201010160311328
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PABRIK
GULA KREMBOONG SIDOARJO
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi
Oleh :
Suranto Setio Purnomo 201010160311328
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjadkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-NYA peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Pengaruh Keselamatan dan kesehatan kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pabrik Gula Kremboong di Sidoarjo.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar kesarjanaan di bidang Ekonomi, progam studi Manajemen pada Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha sebaik mungkin namun demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dra. Sandra Irawati, M.M dan Dra. Titik Ambarwati, M.M selaku dosen pembimbing I dan II yang telah banyak memberikan pengarahan serta membimbing dengan sabar dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Dra. Dewi Nurjannah, M.M selaku Dosen Wali yang telah banyak membantu penulis selama kuliah di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Manajemen. 5. Bapak/ibu Dosen Jurusan Mananjemen yang banyak memberikan berbagai
materi perkuliahan hingga penulis selesai dalam menempuh gelar Sarjana Ekonomi.
6. Pandu Nuswantara, SH dan Novian Maulanan P.P, ST yang selalu membantu dalam memberikan data yang dibutuhkan dalam penelitan ini.
7. Ayahanda (Alm Ratim) dan Ibu tercinta (Miati), serta kakak-kakak dan adikku tersayang (Susiati, Rudianto dan melinda sustia Ningrum) yang selalu memberikan bantuan materil dan do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan
kuliah ini.
8. Temen-temen Manajemen F 2010, serta temen perjuangan (Bayu, Abrianto Ganda, Alif Dewantara, Tegar Aprianto, Darma Rahman, Aris Augusta, Zeki Kurniawan, Alif Carira, Rian Hendri, cukup Triyugo, radwidtya, zulfahri Yusuf, nizar, Pandu Wicaksna) yang selalu mensurpot saya.
9. Temen-temen Kost 14 (Hasan, Mahyu Dwi, Jihad, Jackson, Danang, Devy, Iqbal, Rio, Agus, Ibu kost) yang selalu mendoakan dan mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
keterbatasan pengetahuan, kekurangan-kekurangan yang lain serta pengalaman penulis dalam menyusun skripsi ini maka dari itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang,16 Maret 2014
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumuasan Masalah ... 9
C. Batasan Masalah... 9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 11
B. Landasan Teori ... 16
a. Keselamatan Kerja ... 16
1. Pengertian Keselamatan Kerja ... 16
2. Pentingnya Program Keselamtan Kerja ... 17
3. Penyebab Utama Timbulnya Kecelakaan kerja ... 18
4. Syarat-Syarat Keselamatan Kerja ... 20
b. Kesehatan Kerja ... 21
1. Pengertian Kesehatan Kerja ... 21
2. Pentingnya Program Kesehatan Kerja... 22
3. Penyakit Akibat Kerja ... 22
4. Faktor Yang Mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 24
c. Kinerja ... 29
1. Pengertian Kinerja ... 29
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 30
3. Pengukuran Kinerja ... 31
4. Penilaian Kinerja ... 32
d. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Kinerja Karyawan ... 32
C. Kerangka Pikir... 33
D. Hipotesis ... 35
BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 36
B. Jenis Penelitian ... 36
C. Definisi Operasionel Variabel dan Indikator ... 36
D. Populasi dan Sampel ... 39
E. Jenis Sumber Data ... 40
F. Teknik Pengumpulan Data ... 41
G. Skala Pengukuran Variabel ... 41
H. Uji Instrumen... 43
I. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 45
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 49
1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 49
2. Lokasi Perusahaan ... 50
3. Struktur Organisasi ... 51
4. Sumber Daya Manusia ... 55
B. Hasil Temuan ... 66
C. Hasil Uji Instrumen ... 72
1. Uji Validitas ... 72
2. Uji Reliabilitas... 73
D. Hasil Analisis Data ... 74
2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 81 3. Uji Hipotesis ... 84 4. Pembahasan ... 86 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Kecelakaan dan Gangguan Kesehatan Kerja Karyawan
Bagian Produksi Tahun 2013 ... 4
Tabel 1.2 Data Produksi Gula Pabrik Gula Kremboong Tahun 2013 ... 6
Tabel 2.1 perbandingan Penelitian Terdahulu ... 11
Tabel 3.1 Rentang Skala ... 46
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 67
Tabel 4.3 Karakteristik Respondn Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 68
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 69
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 70
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Bagian Dalam Bekerja ... 71
Tabel 4.7 Hasil Uji Validits ... 72
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 74
Tabel 4.9 Variabel Keselamatan Kerja ... 75
Tabel 4.10 Variabel Kesehatan Kerja ... 77
Tabel 4.11 Variabel Kinerja Karyawan ... 79
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 81
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pikir Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Serta Kinerja Karyawan ... 34
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pabrik Gula Kremboong ... 52
Gambar 4.2 Hasil Kurva Uji F ... 84
DAFTAR LAMPIRAN Daftar Keterangan
Lampiran 1 Kuesioner.
Lampiran 2 Skor Jawaban Responden.
Lampiran 3 Hasil Temuan Karakteristik Responden. Lampiran 4 Hasil Frekuensi Tabel.
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas. Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharmin. 2006, Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga. Dharma, Agus. 2003. Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta: CV Rajawali.
http://www. Crayonpedia.org/mw/melaksanakan kesehatan dan keselamtan kerja/ mei, 05, 2014.
Mangkunegara, Prabu Anwar. 2006. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT Refika Aditama.
2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Manullang. 2001. Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Rivai, Veithzal. 2005. Performance Appraisal. Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Schuller, Randall S, Susan E Jackson dan Steve Werner. 2011. Pengelolaan Sumber Daya Manusia. Diterjemahkan oleh Benny Prihartanto, Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.
Sedarmayanti. 2011. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV Mandar Maju
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang paling menentukan sukses tidaknya suatu organisasi. Diera globalisasi saat ini menunjukan bahwa sumber daya manusia sangat dibutuhkan oleh organisasi sebagai ujung tombak bagi kehidupan sebuah organisasi, karena dari semua faktor produksi, manusia merupakan faktor yang paling utama berperan dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, organisasi dituntut untuk mengelola sumber daya manusia yang dimiliki secara baik demi kelangsungan hidup dan kemajuan organisasi, sebab keberhasilan dalam proses operasional organisasi sangat ditentukan oleh kinerja sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah tenaga kerja atau karyawan.
2
Keselamatan dan kesehatan kerja sebagai salah satu unsur perlindungan tenaga kerja dan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pengembangan sumber daya manusia untuk mendukung peningkatan kinerja pada perusahaan. Pada dasarnya program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas, dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu persyaratan untuk meningkatkan kinerja karyawan, dimana keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan kebijakan yang dibuat pemerintah untuk melindungi tenaga kerja dan mengatur hak-hak serta kewajiban pegawai terhadap perusahaan. Hal ini juga didukung oleh Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 bahwa manusia memiliki hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral, dan kesusilaan, serta perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia dan nilai-nilai agama.
3
Namun masalah kesehatan karyawan juga tidak kalah penting karena hal ini sangat berpengaruh besar terhadap kondisi sehat tidaknya karyawan didalam melaksanakan tugasnya, jika kesehatan karyawan dalam kondisi sempurna (tidak sedang sakit), maka dapat menekan frekuensi terjadi kecelakaan kerja. Oleh karena itu pihak perusahaan harus lebih memperhatikan keadaan karyawan didalam melaksanakan tugasnya terutama yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo merupakan salah satu bagian dari 11 pabrik gula di Jawa Timur yang merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Perkebunan Nusantara X yang berlokasi di Surabaya, berbentuk perseroan terbatas (persero) yang bergerak dalam bidang industri gula pasir yang bertempat di kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur.
4
terjadinya kecelakaan kerja dalam pengoperasiannya tetapi juga pada gangguan kesehatan yang dialami oleh karyawan Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo. Adapun data sistematis mengenai kecelakaan dan kesehatan kerja pada tahun 2013 dapat di sajikan pada tabel 1.1.
Tabel 1.1
Data Kecelakaan dan Gangguan Kesehatan Kerja karyawan bagian produksi tahun 2013
Agustus 1 Luka bakar akibat
ledakan mesin
November 1 Tersengat Listrik -
-desember - 2 ISPA, Tifes
Sumber: Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo
5
karena ledakan mesin dan selebihnya juga menyebabkan luka yang cukup serius yang memerlukan perawatan dan waktu penyembuhan yang cukup lama. Disamping itu juga telah tercatat beberapa gangguan kesehatan yang sering dialami oleh karyawan yaitu infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), tifes, demam dan gangguan pendengaran.
Terjadinya kecelakan tersebut banyak dikarenakan faktor dari kelalaian pekerja itu sendiri yang dimana mereka tidak mentaati peraturan-peraturan yang diberikan oleh pihak perusahaan, sperti tidak menggunakan helm, masker, penutup telinga dan sarung tangan saat bekerja. Meskipun peraturan sudah dibuat akan tetapi masih banyak para pekerja yang melanggar dan mengabaikan peraturan tersebut. Sedangkan dari gangguan kesehatan dikarenakan kurangnya kebersihan lingkungan pada perusahaan tersebut yang dimana terdapat banyak debu dan limbah tebu yang berserakan serta kondisi kerja yang bising dengan suara mesin.
6
menyediakan perlengkapan seperti: P3K, poliklinik, alat penutup telinga, kamar mandi, air bersih, sarana olahraga seperti lapangan tenis, lapangan voli dan tempat untuk senam serta jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK).
Berdasarkan kasus-kasus kecelakaan dan kesehatan kerja yang terjadi pada Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo menunjukan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja karyawan masih perlu mendapat perhatian, meskipun perusahaan juga sudah melakukan berbagai langkah-langkah untuk mengantisipasinya. Dengan banyaknya kasus kecelakaan dan gangguan kesehatan akibat kerja dapat berdampak pada kinerja karyawan dan karyawan merasa tidak aman dalam bekerja sehingga mereka tidak tenang yang dapat mengakibatkan kinerjanya kurang maksimal. Hal ini diketahui pada tahun 2013 jumlah produksi gula perperiode mengalami fluktuasi selain itu jumlah produksi gula yang terealisasi juga belum mencapai dari yang ditargetkan, berikut data produksi gula Pabrik Gula Kremboong perperiode selama tahun 2013:
Tabel 1.2
7
Lanjutan tabel 1.2
periode Total Per Periode (dalam ton)
Waktu Giling/Produksi
10 1.902,50 10/11/2013-24/11/2013
11 1.708,50 25/11/2013-09/12/2013
12 1.856,50 10/12/2013-26/12/2013
Total produksi 2013 18.930,70
-Target produksi 2013 27.879,34
-deviasi (8.948,64)
-Tingkat toleransi 15%
-Sumber: Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo
8
karena dapat menyelesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan yaitu dengan awal giling 27 juni hingga 26 desember 2013. Secara kualitas, kinerja karyawan dapat dilihat dari hasil gula yang telah diproduksi, yang dimana kualitas gula yang dihasilkan oleh PG Kremboong dengan mutu SHS (superior high
sugar) dengan kadar keputihan sesuai dengan standar ICUMSA (international
commission for uniform methods of sugar analysis) atau standar kelas mutu
(grade) warna gula yang ditentukan lewat satuan IU atau inetrnational unit.
Berdasarkan hal tersebut kinerja karyawan secara kualitas dapat dikatakan baik. Tujuan dari Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo dalam penggunaan teknologi mesin dalam memproduksi gulanya merupakan salah satu usaha dalam rangka memaksimalkan kinerja karyawan, namun semakin berkembangnya teknologi dalam proses produksi, maka akan memberikan kemungkinan yang besar timbulnya pengaruh terhadap tenaga kerja. Adanya teknologi yang disertai peralatan modern disamping membawa kemudahan dalam berproduksi juga mempunyai tingkat resiko kecelakaan dan penyakit yang tinggi. Oleh karena itu permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan permasalahan yang harus menjadi perhatian dari semua pihak. Sebesar apapun motivasi untuk meningkatkan kinerja, namun masalah keselamatan dan kesehatan kerja harus diperhatikan untuk kesejahteraan manusia itu sendiri. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik mengambil judul penelitian mengenai Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keselamatan dan kesehatan kerja pada Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo?
2. Bagaiamana kinerja karyawan bagian produksi Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo?
3. Apakah keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo?
4. Diantara variabel keselamatan dan kesehatan kerja manakah yang berpengaruh lebih kuat terhadap kinerja karyawan?
C. Batasan Masalah
10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian:
a. Untuk mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja pada Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo.
b. Untuk mendeskripsikan kinerja karyawan bagian produksi pada Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo.
c. Untuk menganalisis apakah variabel keselamatan dan kesehataan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Pabrik Gula Krembong Sidoarjo.
d. Untuk mengetahui manakah diantara variabel keselamatan dan kesehatan kerja yang kuat pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.
2. Manfaat Penelitian: a. Bagi perusahaan
Diharapkan penelitian ini dapat memberika informasi dan masukan bagi pihak perusahaan dalam mengevaluasi masalah keselamatan dan kesehatan kerja serta kinerja karyawan.
b. Bagi pihak lain
11
✁ ✂✂
✄✂☎✆✁✝✁☎✞✝ ✟✄✁✠✁
✁. ✄✡☛☞ ✌✍ ✌☛ ✞✎☛ ✎✏✡ ✑✡✌☛✄ ✎✒✓ ✌✔✍ ✏✍.
Banyak penelitian terdahulu yang mencoba untuk mengungkapkan
pentingnya mempertahankan karyawan dengan memberikan jaminan keselamatan
dan kesehatan kerja kepada karyawan disuatu perusahaan. Untuk lebih jelas akan
diuraikan dalam bentuk tabel berikut:
14
penelitian yang dilakukan oleh Annita Yuraida (2005) dengan judul
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian
Produksi Pabrik Gula Pesantren Kediri . Dengan variabel bebas keselamatan kerja
dan kesehatan kerja yang terdiri dari pelaksanaan program pelaksanaan kerja (X1)
dan pelaksanaan program kesehatan kerja (X2) serta variabel terikatnya adalah
kinerja yang terdiri dari kiantitas(Y1), kualitas (Y2) dan ketepatan waktu (Y3)
Dengan tujuan penelitian untuk mendeskripsikan pelaksanaan program
keselamatan kerja dan kesehatan kerja Pabrik Gula pesantren Kediri, untuk
mendskripsikan kinerja karyawan bagian produksi pabrik Gula Pesantren Kediri
dan untuk mengetahui pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja
15
regresi linear berganda, uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukan bahwa
pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja karyawan kurang baik,
kinerja pada karyawan tinggi dan terdapat pengaruh yang signifikan antara
pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan karyawa.
Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Radix Pratama (2012) dengan
judul pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan
perusahaan keripik singkong lumba-lumba turen . Dengan variabel bebas
keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2), sedangkan variabel terikatnya
yaitu kinerja (Y). Dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui keselamatan
dan kesehatan kerja pada perusahaan keripik singkong lumba-lumba turen, untuk
mengetahui manakah yang paling berpengaruh diantara variabel keselamatan dan
kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan. Alat analisis yang digunakan adalah
rentang skala, regresi linier berganda, uji F dan uji t. Dengan hasil penelitian
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel keselamtan dan kesehatan kerja
terhadap kinerja karyawan, dan keselamatan kerja paling berpengaruh terhadap
kinerja karyawan.
Penelitian yang dilakukan oleh Suryadi Rahman (2013) dengan judul
pengaruh kesehatan dan keselamtan kerja terhadap kinerja karyawan bagian
produksi PT Indohamafish Bali . Dengan variabel bebas kesehatan kerja (X1) dan
keselamatan kerja (X2) sedangkan variabel terikatnya yaitu kinerja (Y). Dengan
tujuan penelitian untuk mendeskripsikan kesehatan dan keselamatan kerja pada
PT indohamafish Bali, untuk mendeskripsikan kinerja karyawan bagian produksi
16
keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT
indohamafish Bali dan untuk mengetahui manakah diantara kesehatan dan
keselamatan kerja yang paling kuat pengaruhnya terhadap kinerja karyawan. Alat
analisis yang digunakan adalah rentang skala, regresi linear berganda, uji F dan uji
t. Dengan hasil penelitian menunjukan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja
karyawan bagian produksi pada PT Indohamafish dalam kondisi baik, kinerja
pada karyawan bagian produksi dalam kondisi baik, variabel kesehatan dan
keselamatan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
karyawan. Variabel kesehatan mempunyai pengaruh yang dominan terhadap
kinerja karyawan.
Perbedaan penelitian yang sekarang dengan penelitian terdahulu terletak
pada objek dan jumlah sampel penelitian, sedangkan untuk persamaan penelitian
yaitu mengenai variabel yang terdiri dari keselamatan dan kesehatan kerja serta
kinerja dan metode analisis yang digunakan yaitu rentang skala, regresi linier
berganda, uji F dan uji t.
B. Landasan Teori
a. Keselamatan Kerja
1. Pengertian Keselamatan Kerja
Menurut Megginson dalam Mangkunegara (2007:161) keselamatan
kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan,
kerusakan atau kerugian di tempat kerja. menurut Suma mur dalam Yuli
(2003:211) keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan
17
tempat kerja dan perlingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan. Dari
uraian diatas dapat diketahui bahwa keselamatan kerja adalah keadaan
dimana tenaga kerja merasa aman dan nyaman, dengan perlakuan yang
didapat dari lingkungan dan berpengaruh pada kualitas kerja, apakah dia
nyaman dengan peralatan keselamatan kerja, peralatan yang dipergunakan,
dan tata letak ruang kerja yang didapat.
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja menyatakan bahwa setiap pekerja akan diberikan jaminan
dan perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional. Dalam undang-undang tersebut telah diatur pula tentang
kewajiban pemberi kerja dan pekerja itu sendiri dalam melaksanakan
keselamatan kerja. Perlindungan ditunjukan pada berbagai tempat
pekerjaan baik di darat, di dalam tanah, permukaan air, di dalam air,
maupun di udara di wilayah Republik Indonesia.
2. Pentingnya Program Keselamatan Kerja
Menurut bangun (2012:378), ada tiga alasan pentingnya program
keselamatan kerja:
1. Moral
Manusia merupakan mahluk termulia di dunia, oleh karena itu sepatutnya
manusia memperoleh perlakuan yang terhormat dalam organisasi. Manusia
memiliki hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
18
harkat dan martabat manusia dan nilai-nilai agama. Para pemberi kerja
melaksanakan perlindungan atas pekerjanya atas dasar kemanusiaan.
Mereka melakukan itu untuk membantu dan memperingan beban
penderitaan atas musibah kecelakaan kerja yang dialami para karyawan
dan keluarganya.
2. Hukum
Alasan lain yang sama pentingnya dengan moral, terdapat juga alasan
hukum yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Para
pemberi kerja yang lalai atsa tanggung jawabnya dalam melindungi
pekerja yang mengakibatkan kecelakan kerja akan mendapat hukuman
yang setimpal sesuai dengan undang-undang ketenaga kerjaan.
3. Ekonomi
Alasan ekonomi akan dialami oleh banyak perusahaan karena
mengeluarkan biaya-biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat kecelakaan
kerja yang dialami pekerja. Semakin tinggi tingkat kecelakaan kerja maka
akan berdampak pada rendahnya produktivitas yang berakibat pada
kerugian yang dialami pihak perusahaan. Disamping biaya pengobatan
yang merupakan tanggungan perusahaan, biaya pemeriksaan lanjutan, dan
gaji yang dibayar penuh walaupun tidak bekerja.
3. Penyebab Utama Timbulnya Kecelakaan kerja
Menurut Sedarmayanti (2011:131) pada dasarnya terdapat tiga
faktor penyebab utama timbulnya kecelakaan kerja:
19
b. Faktor manusia.
1) Faktor fisik dan mental yang meliputi: kurang
penglihatan/pendengaran, otot lemah, reaksi mental lambat,
lemah jantung atau lemah organ lain, emosi dan syaraf tidak
stabil, dan lemah badan.
2) Pengetahuan keterampilan yang meliputi: kurang
memperhatikan metode kerja yang aman atau baik, kebiasaan
yang salah dan kurang pengalaman.
3) Sikap yang meliputi: kurang minat atau perhatian, kuarang
teliti, malas, sombong, tidak peduli akan suatu akibat dan
hubungan yang kurang baik.
4) Faktor mesin/alat yang meliputi: penerangan yang kurang,
mesin yang tidak dijaga dan kerusakan teknis.
Menurut bangun (2012:377) pada umumnya kecelakaan kerja
disebabkan oleh dua faktor utama antara lain:
a. Faktor manusia
Faktor manusia berkaitan dengan tindakan tidak aman karena
mengabaikan peraturan dan ketentuan kerja. Para pekerja pada
umumnya tidak patuh terhadap prosedur dan waktu kerja sesuai
dengan persyaratan pekerjaan. Kebanyakan pekerja mengalami
kecelakaan kerja akibat kecerobohan, misalnya bekerja dibawah beban
20
menggunakan peralatan kerja yang semestinya digunakan seperti helm,
penutup hidung dan mulut.
b. Faktor lingkungan
Kecelakaan kerja dapat juga terjadi akibat kondisi tidak aman dari
lingkungan kerja seperti kurangnya penyinaran, ventilasi yang tidak
memadai, ruangan yang sumpek atau terlalu penuh dan yang
menyangkut peralatan-peralatan kerja yang memberikan kejadian yang
lebih tinggi frekuensinya dibandingkan dengan faktor manusia seperti
alat pelindung yang rusak atau tidak memadai.
1. Syarat-Syarat Keselamatan Kerja
Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Pasal 3 Ayat 1
ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja yaitu untuk:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi peledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran aau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul dan menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
21
h. Mencgah dan mengendalikan tmbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab usara yang baik.
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l. Memelihara kesehatan dan ketertiban.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya.
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang.
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p. Mengamankan dan memperlancar pkerjaan bongkar muat, perlakuan
dan penyimpanan barang.
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambahtinggi.
b. Kesehatan Kerja
1. Pengertian Kesehatan Kerja
Menurut Megginson dalam Mangkunegara (2007:161) kesehatan
kerja menunjukan pada kondisi yang bebas dari ganguan fisik, mental,
emosi atau rasa sakit yang disebabkan lingkungan kerja. Menurut
Manulang (2001:88) kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan
22
sempurna baik fisik, mental maupun sosial sehingga memungkinkan dapat
bekerja secara optimal. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang
kesehatan kerja yang menyatakan bahwa setiap perusahaan berkewajiban
melaksanakan pemeriksaaan atas kesehatan fisik dan mental para
pekejanya. Demikian pula, para pekerja berkewajiban untuk menggunakan
alat pelindung diri sesuai peraturan serta mematuhi semua persyaratan
tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan oleh
perusahaan.
2. Pentingnya Program Kesehatan Kerja
Sedarmayanti (2011:120) menyatakan bahwa adanya program
kesehatan yang baik dan memenuhi syarat akan menguntungkan pegawai
secara material, karena pegawai jarang absen bekerja dengan lingkungan
yang lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan akan mampu
bekerja lebih lama, berarti lebih produktif. Program kesehatan kerja dapat
dilakukan dengan menciptakan lingkunga kerja yang sehat. Hal ini
dilakukan untuk menjaga kesehatan pegawai dari gangguan penglihatan,
pendengaran, kelelahan dan lain-lain. Penciptaan lingkungan kerja yang
sehat secara tidak langsung akan mempertahankan atau bahkan
meningkatkan kinerja pegawai.
3. Penyakit Akibat Kerja
Salah satu hambatan dalam proses kerja adalah penyakit yang erat
hubungannya dengan masalah kesehatan kerja. Adapun penyakit yang
23
a. Penyakit umum
Penyakit umum merupakan penyakit yang dapat diderita oleh setiap
orang baik itu seorang pekerja maupun pengnggur, seorang anak
maupun orang lanjut usia.
b. Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang timbul karena
pekerjaannya. Menurut Silalahi yang dikutip dari (http://www.
Crayonpedia.org/melaksanakan kesehatan dan keselamtan kerja/) Pada
umumnya penyakit akibat kerja disebabkan beberapa faktor:
1. Faktor Fisik
a. Bunyi atau getaran yang bisa menyebabkan ketulian atau peka.
b. Suhu ruang kerja.
c. Radiasi sinar rontgen atau sinar-sinar radio aktif yang
menyebabkan kelainan pada kulit, mata, bahkan susunan darah.
d. Takanan udara yang tinggi menyebabkan ketulian permanen.
Caisson Discase(keadaan yang di tandai dengan kelumpuhan, rasa
sakit karena panas udara) dan lain-lain.
2. Faktor Kimia
a. Debu dan serbuk yang menyebabkan penyakit pada saluran
pernafasan.
b. Kabut dan racun serangga yang menimbulkan keracunan.
c. Gas, misalnya keracunan karbon monoksida, hidrogen sulfide dan
24
d. Uap yang menyebabkan keracunan atau penyakit kulit.
e. Cairan beracun.
3. Faktor Biologis
a. Tumbuh-tumbuhan yang beracun atau menimbulkan alergi.
b. Penyakit✣ ✤✥✦✣ ✧ ✣ ★(semacam infeksi) dari hewan ataubrucelapada
karyawan penyakit kulit.
4. Faktor fisiologis
a. Konstruksi mesin atau peralatan yang tidak sesuai dengan
mekanisme tubuh manusia.
b. Sikap kerja yang menyebabkan keletihan dan kelainan fisik.
c. Cara kerja yang membosankan atau meletihkan.
5. Faktor psikologis
a. Proses kerja yang rutin dan membosankan.
b. Hubungan kerja yang terlalu menekan/sangat menuntun.
c. Suasana kerja yang serba kurang nyaman.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut Sedarmayanti (2011:125) faktor-faktor yang
mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja adalah:
a. Kebersihan
Kebersihan merupakan syarat utama bagi pegawai agar tetap sehat.
Untuk menjaga kesehatan, semua ruangan hendaknya tetap dalam
keadaan bersih. Penumpukan abu dan kotoran tidak boleh terjadi dan
25
setiap hari. Perlu disediakan tempat sampah dalam jumlah yang cukup,
bersih dan bebas hama, tidak bocor dan dapat dibersihkan dengan
mudah.
b. Air minum dan kesehatan
Air minum yang bersih dari sumber yang sehat secara teratur
hendaknya diperiksa dan harus disediakan secara cuma-cuma dekat
tempat kerja. Hal ini penting karena di tempat persediaan air yang
disangsikan kebersihannya, dan di tempat kerja terbuka, apabila tidak
ada persediaan air bersih, pegawai akan cenderung untuk menyegarkan
diri dengan air kotor.
c. Urusan rumah tangga
Kerapihan dalam ruang kerja membantu pencapaian produktivitas
dan mengurangi kemungkinan kecelakaan. Jika jalan sempit dan tidak
bebas dari tumpukan bahan dan barang lain, maka waktu akan
terbuang untuk menggeser hambatan tersebut sewaktu bahan dibawa
ke dan dari tempat kerja atau mesin. Tampat penyimpanan harus diberi
tanda dan bahan harus disusun dalam tempat tertentu, serta diberi
tanda pengenal seperlunya. Demikian juga perkakas dan perabot
ditempat kerja, hendaknya selalu dikembalikan ke tempat
penyimpanan atau ditempatkan di rak yang letaknya dilingkungan
26
d. Ventilasi, pemanas dan pendingin
Ventilasi yang menyeluruh perlu untuk kesehatan dan rasa
keserasian para pegawai, oleh karenanya merupakan faktor yang
mempengaruhi efisiensi kerja. Pengaruh udara panas dan akibatnya
dapat menyebabkan banyak waktu hilang karena pegawai tiapkali
harus pergi keluar akibat keadaan kerja yang tidak tertahan. Laju
perbaikan udara, suhu udara dan kelembapan merupakan faktor yang
memungkinkan terjadinya suhu udara yang efektif. Karena dengan
adanya ventilasi udara yang baik dapat terjadi pertukaran udara yang
baik pula, sehingga abu, asap, gas dan uap yang timbul dan disebarkan
oleh proses industri yang dapat menyebabkan penyakit dapat ditukar
dengan udara yang baru sehingga kondisi ruang kerja tetap bersih.
e. Tempat kerja, ruang kerja dan tempat duduk
Seorang pegawai tak mungkin bekerja jika bagiannya tidak tersedia
cukup tempat untuk bergerak tanpa mendapat gangguan dari teman
sekerjanya, gangguan dari mesin, ataupun dari tumpukan bahan.
Dalam keadaan tertentu kepadatan tempat kerja dapat berakibat buruk
bagi kesehatan. Bekerja dengan berdiri terus-menerus merupakan salah
satu sebab merasa letih. Maka dari itu perusahaan harus menyediakan
tempat duduk, sehingga waktu bekerja, ia dapat duduk atau jika
pekerjaan tidak dapat dilakukan sambil duduk, tempat duduk dapat
27
f. Pencegahan kecelakaan
Pencegahan kecelakaan harus diusahakan dengan meniadakan
penyebabnya, apakah sebab itu merupakan sebab teknis atau sebab
yang datang dari manusia. Upaya ke arah ini terlampau beraneka
ragam untuk dibahas, yakni mencangkup upaya memenuhi peraturan
dan standar teknis, antara lain meliputi pengawasan dan pemeliharaan
tingkat tinggi, memelihara hubungan industri yang baik, perawatan
kesehatan dan kesejahteraan, pendidikan pegawai di unit kerja.
Pengumuman dapat berupa pemberitahuan, peringatan atau dengan
cara menggunakan penggunaan warna jelas/menyolok agar dapat
menarik perhatian kepada hal yang dapat menimbulkan bahaya.
g. Pencegahan kebakaran
Kebakaran yang tidak terduga, kemungkinan terjadi di daerah yang
beriklim panas dan kering serta lingkungan industri tertentu.
Pencegahan kebakaran merupakan salah satu masalah untuk semua
yang bersangkutan dan perlu dilaksanakan dengan cepat menurut
peraturan pencegahan kebakaran, seperti larangan merokok di tempat
yang mudah timbul kebakaran dan tersedianya peralatan pemadam
kebakaran yang memadai.
h. Gizi
Pembahasan lingkungan kerja tidak dapat lepas tanpa
menyinggung tentang masalah jumlah dan nilai gizi makanan para
28
sedikit melebihi yang diperlukan badnnya, jadi hana cukup untuk
hidup dan sama sekali kurang untuk dapat mengimbangi pengeluaran
tenaga selama menjalankan pekerjaan yang berat. Dalam keadan yang
demikian tidak dapat diharapkan bahwa pegawai akan sanggup
menghasilkan keluaran yang memerlukan energi berat, yang biasanya
dapat dihasilkan oleh pegawai yang sehat, cukup makan, lepas dari
kesulitan iklim yang harus dihadapi.
i. Penerangan/cahaya, warna, dan suara bising di tempat kerja
Pemanfaatan penerangan/cahaya dan warna ditempat kerja dengan
setepat-tepatnya dapat menunjang keselamatan dan kesehatan kerja.
Cahaya yang kuarang jelas mengakibatkan penglihatan menjadi kurang
jelas, sehingga pekerjaan akan menjadi lambat, banyak mengalami
kesalahan serta dapat menimbulkan kecelakaan dan pada akhirnya
menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan. Begitu
juga dengan warna, warna dapat memantulkan sinar yang diterimanya
yang juga dapat menunjang adanya pencahayaan. Kebisingan ditempat
kerja merupakan faktor yang perlu dicegah karena dapat
mengakibatkan gangguan pada telinga, selain itu bunyi juga dapat
mengganggu ketenangan dalam bekerja, maka suara bising hendaknya
dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan
29
5. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Mangkunegara (2007:162) tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah
sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamtan dan kesehatan
kerja baik secara fisik, sosial dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan
sebaik-baiknya, seefektig mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adnya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
e. Agar meningkat kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
c. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Menurut mangkunegara (2007:67) kinerja (prestasi kerja) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Sedangkan menurut Bangun (2012:231) kinerja
(✩ ✪✫ ✬✭ ✮✯ ✪orm ) adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan
30
menurut Rivai (2005:14) kinerja adalah hasil atau tingkat
keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di
dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Dengan
demikian, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk
melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan
tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Simamora dalam Mangkunegara (2006:14) kinerja
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
a. Faktor individual yang terdiri dari:
1. Kemampuan dan keahlian
2. Latar belakang
3. Demografi
b. Faktor psikologis yang terdiri dari:
1. Persepsi
2. Atittude
3. Personality
4. Pembelajaran
5. Motivasi
c. Faktor organisasi yang terdiri dari:
31
2. Kepemimpinan
3. Penghargaan
4. Struktur
5. Job design
3. Pengukuran Kinerja
Menurut Dharma (2003:355) menyatakan bahwa kriteria dalam
pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Kualitas, yang berkaitan dengan mutu yang dihasilkan (baik
buruknya). Ukuran kualitas yang mencerminkan tingkat kepuasan
yaitu seberapa baik penyelesaian, hal ini berkaitan dengan bentuk
keluaran. Walaupun standar kualitas sulit diukur atau ditentukan tetapi
hal ini penting sebagai acuan pencapaian sasaran penyelesaian suatu
pekerjaan.
2. Kuantitas, berapa banyak yang harus dikerjakan. Merupakan
perhitungan kuantitatif yang melibatkan pengukuran pelaksanaan
kegiatan. Hal ini menyangkut soal jumlah keluaran kegiatan. Dalam
kaitannya dengan jumlah yang dihasilkan, sehingga dapat mengetahui
tinggi rendahnya prestasi kerja karyawan tersebut dibandingkan
dengan standar kuantitas yang ditetapkan oleh perusahaan.
3. Ketepatan waktu, yang berkaitan dengan sesuai tidaknya dengan waktu
yang telah direncanakan. Merupakan satu jenis khusus dari ukuran
kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu
32
4. Penilaian Kinerja
Menurut Rivai (2005:18) penilaian kinerja merupakan kajian
sistematis tentang kondisi kerja karyawan yang dilaksanakan secara
formal yang dikaitkan dengan standar kerja yang telah ditentukan
perusahaan. Menurut Mengginson dalam Mangkunegara (2006:10)
penilaian prestasi kerja (✰ ✱✲ ✳✴ ✵✶ ✱orm ✴✰ ✰✲ ✴ ✷✸✴ ✹ ) adalah suatu proses yang
digunakan pemimpin untuk menentukan apakah seorang karyawan
melakukan pekerjaanya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Rivai
(2005:19) menyimpulkan bahwa penilaian kinerja merupakan:
a. Alat yang paling baik untuk menentukan apakah karyawan telah
memberikan hasil kerja yang memadai dan melaksanakan aktivitas
kinerja sesuai dengan standar kinerja.
b. Salah satu cara untuk penilaian kinerja dengan melakukan penilaian
mengenai kekuatan dan kelemahan karyawan.
c. Alat yang baik untuk menganalisis kinerja karyawan dan membuat
rekomendasi perbaikan.
d. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Kinerja
Karyawan
Schuler, Jackson dan Werner (2011:264) menyatakan jika
perusahaan dapat melaksanakan program keselamtan dan kesehatan kerja
dengan baik, maka perusahaan akan dapat memperoleh manfaat sebagai
33
1. Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang
hilang.
2. Meningkatnya efesiensi dan kinerja para pekerja yang lebih berkomitmen.
3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah
karena menurunnya pengajuan klaim.
5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari
meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.
6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra
perusahaan.
Dengan demikian keselamatan dan kesehatan kerja sangat berhubungan
erat dengan kinerja karyawan, apabila perusahaan dapat menciptakan suasana
kerja yang dapat menunjang keselamatan dan kesehatan saat bekerja, maka
karyawan akan merasa dihargai dan diperhatikan. Sehingga karyawan akan
mempunyai loyalitas dan gairah bekerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kinerja.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disusun suatu kerangka pikir
yang menggambar hubungan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja
34
Gambar 2.1
Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Kinerja Karyawan
Keterangan:
: berpengaruh secara simultan
: berpengaruh secara parsial
Dari kerangka pikir diatas menunjukan adanya hubungan konseptual
antara keselamatan kerja yang terdiri dari tata ruang kerja/layout, peraturan
ditempat kerja, adanya alat pengaman dan pencahayaan serta kesehatan kerja yang
terdiri dari faktor tersedianya pelayanan kesehatan, tersedianya air bersih, adanya
ventilasi udara dan kebersihan lingkungan kerja dapat berpengaruh terhadap
kinerja karyawan yang terdiri dari kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu.
35
dapat melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik, maka
perusahaan akan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut::
1. Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja
yang hilang.
2. Meningkatnya efesiensi dan kinerja para pekerja yang lebih
berkomitmen.
3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih
rendah karena menurunnya pengajuan klaim.
5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari
meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.
6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra
perusahaan.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah merupakan jawaban atau dugaan sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Dimana hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
1. Keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan.