BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini maka kebutuhan sarana
dan prasarana yang terkait dengan transportasi guna mendukung produktifitas
di berbagai bidang yang menggunakan sarana jalan raya semakin meningkat
yang akan memberi dampak positif dan negative.
Masalah lalu lintas merupakan masalah yang dihadapi oleh negara‐negara yang maju dan juga negara‐negara berkembang seperti Indonesia. Namun, di Indonesia, permasalahan yang sering dijumpai pada masa sekarang menjadi
lebih parah dan lebih besar dari tahun‐tahun sebelumnya, baik mencakup kecelakaan, kemacetan dan polusi udara serta pelanggaran lalu lintas.1 Oleh karena itu upaya preventif dalam menjaga keamanan dan keselamatan di jalan
harus menjadi prioritas yang diutamakan.
Aparat penegak hukum (polisi lalu lintas) berperan sebagai pencegah (politie toezicht) dan sebagai penindak (politie dwang) dalam fungsi politik. Di samping itu polisi lalu lintas juga melakukan fungsi regeling (misalnya, pengaturan tentang kewajiban bagi kendaraan bermotor tertentu untuk melengkapi dengan segitiga pengaman) dan fungsi bestuur khususnya dalam hal perizinan atau begunstiging (misalnya, mengeluarkan (SIM) Surat Izin Mengemudi).2
Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan mengamanatkan bahwa peran dan fungsi polisi dibidang lalu lintas adalah
pendidikan masyarakat lantas (education), rekayasa lantas (enginering),
penegakan hukum (law enforcement), registrasi dan identifikasi pengemudi dan
kendaraan bermotor (regestration and identification), dan sebagai pusat K3I
(komando, kendali, koordinasi dan informasi) lalu lintas.
Fungsi dan peran tersebut bertujuan untuk mewujudkan keamanan,
keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas, meminimalisisir korban
fatalitas sebagai akibat terjadinya kecelakaan lalu lintas, kepatuhan masyarakat
terhadap hukum dan peraturan lalu lintas, serta meningkatkan pelayanan
masyarakat dibidang lalu lintas.
Tata cara berlalu lintas secara umum telah diatar dalam Bab IX Bagian
Keempat Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan. Dalam bagian keempat tersebut, telah diatur bahwa setiap
orang yang menggunakan jalan wajib berperilaku tertib dan/atau mencegah
hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan keamanan dan keselamatan lalu
lintas dan angkutan jalan, atau yang dapat menimbulkan kerusakan jalan (pasal
105). Ketentuan yang diatur dalam pasal 105 secara umum bertujuan untuk
menjaga keselamatan dan kelancaran berlalu lintas.
Berkaitan keselamatan dan kelancaran lalu lintas, banyak kondisi dimana
pengguna jalan tidak mampu menjaga keduanya ketika menggunakan jalan.
Bahkan, pengaturan lalu lintas pun kadang tidak mencerminkan untuk menjaga
dua kondisi tersebut secara bersamaan. Banyak sekali dijumpai permasalahan
yang berkaitan dengan pelanggaran hukum, mulai dari yang ringan hingga
yang berat.3
Beberapa contohnya adalah (1) pengendara kendaraan bermotor yang
berhenti di persimpangan pada saat fase lampu merah; (2) pengendara
kendaraan bermotor yang akan masuk ke jalur utama; dan (3) ketentuan belok
kiri jalan terus.
Namun demikian, masih banyak yang melanggar adanya aturan tersebut,
misalnya mengenai aturan belok kiri ikuti isyarat lampu lalu lintas atau belok
kiri langsung. Banyak kita jumpai rambu - rambu, “belok kiri boleh jalan terus”, atau “belok kiri ikuti isyarat lampu APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu
Lintas)”. Tujuan utama pemasangan rambu - rambu ini adalah untuk
meningkatkan kelancaran lalu lintas di persimpangan. Dengan adanya rambu -
rambu ini, pengemudi yang akan berbelok kiri boleh langsung berbelok kiri
tanpa harus menunggu lampu menyala hijau.
Memang tidak semua persimpangan diberikan rambu - rambu belok kiri
jalan terus atau belok kiri ikuti isyarat lampu lalu lintas. Hal ini menyebabkan
pengendara menjadi bingung, apakah akan langsung berbelok atau menunggu
lampu hijau. Untuk itulah, sebaiknya pengaturan setiap simpang diseragamkan
dengan menggunakan lampu. Selain itu, perlu disosialisasikan aturan ketika berbelok kiri yaitu “boleh langsung belok kiri jika kendaraan dari arah kanan
tidak ada yang melaju”. Dengan demikian, marka “belok kiri jalan terus”
tersebut berlaku dengan syarat “tidak ada kendaraan yang melaju dari arah
kanan atau depan”.
Memang demikian adanya, banyak pengemudi yang langsung berbelok
dengan kendaraan yang melaju dari arah kanan atau depan agar bisa tetap
langsung berbelok kiri dan terus melaju. Walaupun terkadang berbeda antara
mobil dengan motor. Mobil kadang ada yang berhenti terlebih dahulu dan ada
juga yang langsung berbelok kiri, sedangkan motor semuanya langsung
berbelok kiri.
Dalam aturan lalu lintas yang lama pasal 59 ayat 3 PP No.43 Tahun 1993
tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, bahwa pengemudi dapat langsung
belok kiri pada setiap persimpangan jalan, kecuali ditentukan oleh rambu –
rambu atau alat pemberi isyarat lalu lintas pengatur belok kiri. Dalam konteks
ini menimbulkan permasalahan yang diantaranya kesulitan bagi pejalan kaki
yang akan menyeberang di persimpangan tersebut atau seringkali kendaraan
yang belok kiri langsung mengabaikan kendaraan lain dari arah yang
mendapatkan lampu hijau.
Namun dalam hal keselamatan jalan, hal ini perlu ditinjau kembali.
Bilamana terjadi kecelakaan antara kendaraan yang berbelok kiri dengan
kendaraan yang melaju dari arah kanan karena fase lampu hijau, maka yang
harus bertanggung jawab adalah kendaraan yang berbelok kiri. Ini tentunya
tanpa syarat, karena kendaraan yang dari arah kanan memang seharusnya
diutamakan hak jalannya. Ketika tidak ada rambu - rambu “belok kiri jalan terus”, maka aturan yang berlaku adalah kendaraan (baik mobil maupun motor)
boleh berbelok kiri ketika tidak ada kendaraan yang melaju dari arah kanan.
Hal ini sama dengan ketika dipasang rambu-rambu stop atau beri kesempatan.
dengan yang baru yaitu UU.No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
Hal ini sudah di atur di dalam pasal 112 ayat (3) yang dimana “pada
persimpangan Jalan yang dilengkapi APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu
Lintas), pengemudi kendaraan dilarang langsung berbelok kiri, kecuali
ditentukan lain oleh Rambu Lalu Lintas atau APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu
Lintas)”. Namun masih banyak yang tidak mengetahui adanya aturan tersebut
sehingga banyak yang mengabaikan dan melanggar aturan tersebut.
Padahal dalam sanksinya yang dimana diatur didalam pasal 106 ayat (4) huruf c juncto pasal 287 ayat (2) UU. No.22 Tahun 2009 “ Setiap orang yang
mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang melanggar aturan perintah
atau larangan yang dinyatakan dengan APPIL (Alat Pemberi Isyarat Lalu
Lintas) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf c dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak
Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)”.
Adapun contoh kasus yang pernah terjadi sebagai berikut :
Polisi menjelaskan bahwa kalau lampu merah menyala di perempatan, pengemudi harap berhenti. Tapi Salamet Wahedi juga bersikukuh bahwa dia sengaja jalan terus belok kiri. Alasannya (1) Salamet Wahedi tidak tahu bahwa di perempatan itu, belok kiri harus mengikuti isyarat lampu. Karena menurutnya, Salamet wahedi tidak melihat rambu itu. Untuk alasan ini, polisi sedikit berang. Menurutnya, di perempatan itu sudah terpasang rambu yang menunjukkan belok kiri ikuti isyarat lampu. Tapi Salamet Wahedi bersikukuh bahwa dia dari arah barat tidak melihat itu. Sehingga, dengan mengingat rambu lampu merah perempatan di jalan Dr. Cipto, yang berbunyi belok kiri jalan terus, Salamet Wahedi memutuskan untuk jalan terus dengan belok kiri. Polisi dan Salamet Wahedi pun bersitegang. Keduanya pun meluncur ke lampu merah di jalan Pandian. Ternyata plang rambu “Belok Kiri Mengikuti Isyarat Lampu” itu memang ada, tapi pemasangannya tidak sebagaimana mestinya. Plang itu terletak di atas lampu merah-hijau-kuning dan menghadap ke arah selatan, sehingga kalau dari arah barat tidak terlihat.
Di pos Polisi Halim Perdana Kusumah, Salamet Wahedi menjelaskan bahwa dia benar-benar tidak melihat plang rambu itu, dan mengambil keputusan untuk jalan terus dengan belok kiri seperti yang biasa ia lakukan di lampu perempatan jalan Dr. Cipto, karena di perempatan Dr. Cipto terpasang rambu “Belok Kiri Jalan Terus”. Salamet wahedi menjelaskan bahwa dirinya benar-benar tidak tahu karena sudah lama ia tidak pulang kampung. Sehingga ia tidak mengetahui kebijakan rambu-rambu lalu-lintas di Sumenep, apalagi plang rambu di perempatan Jalan Pandian itu terpasang salah. Penjelasan Salamet Wahedi, ternyata tak membuat polisi untuk mengendurkan presurenya. Polisi tetap bersikukuh untuk menilang Salamet Wahedi, dan Salamet Wahedi tetap bersikukuh tidak mau ditilang karena keputusannya semata-mata tidak disengaja dan juga karena salahnya pemasangan plang rambu itu.4
Ketika melihat kasus diatas, maka kemungkinan yang terjadi bahwa
banyak yang melanggar aturan tersebut dikarenakan tidak tahu mengenai
aturan yang menjelaskan tentang belok kiri ikuti isyarat lampu lalu lintas
kecuali ditentukan dengan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) dan juga
tidak ada pemasangan rambu pada setiap persimpangan yang menjelaskan
belok kiri ikuti lampu lalu lintas, sehingga banyak sekali yang
mengabaikannya.
Dan juga tidaklah efektif meskipun sudah ada aturan tersebut tetapi
kebiasaan masyarakat masih tidak mentaatinya. Selain itu ketika banyak sekali
pengemudi sepeda motor yang melanggar, tidak ada penegak hukum (polisi
lalu lintas) yang melakukan pengawasan atau yang berjaga pada setiap
persimpangan yang dimana rasio penegak hukum disini sangat kurang
dibanding jumlah pengemudi sepeda motor yang sangat banyak.
Berdasarkan adanya kenyataan tersebut diatas yang melatar belakangi
penulis untuk memilih judul : TINJAUAN TERHADAP PENEGAKAN
HUKUM PERKARA PELANGGARAN PASAL 112 AYAT (3)
TENTANG ATURAN BELOK KIRI IKUTI ISYARAT LAMPU LALU
LINTAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN
2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (STUDI DI
WILAYAH HUKUM KOTA MALANG)
B.Rumusan Masalah
Dalam suatu penelitian, perumusan masalah merupakan hal yang penting,
agar dalam penelitian dapat lebih terarah dan terperinci sesuai dengan tujuan
yang dikehendaki. Adapun perumusan masalah dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan penegakan hukum dalam hal aturan belok kiri ikuti
isyarat lampu lalu lintas yang banyak dilanggar oleh pengendara kendaraan
bermotor?
2. Apa faktor – faktor yang menyebabkan lemahnya penegakan hukum dalam
C.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penegakan hukum
dalam hal aturan belok kiri ikuti isyarat lampu lalu lintas yang banyak
dilanggar oleh pengendara kendaraan bermotor.
2. Peneitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan
lemahnya penegakan hukum dalam hal aturan belok kiri iktuti isyarat lampu
lalu lintas.
D.Manfaat dan Kegunaan Penelitian
Manfaat dan kegunaan yang ingin dicapai oleh penulis dalam skripsi ini
adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat akademis,
dengan memberikan sebuah wawasan baru atau memberikan gambaran
yang berguna bagi pengembangan dan penelitian secara lebih jauh
terhadap ilmu hukum, sehingga diharapkan akan mendapatkan hasil yang
bermanfaat dan berguna untuk masa yang akan datang.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan informatif yaitu
pemaparan dan pengetahuan kepada para pengguna jalan raya tentang
aturan mengenai belok kiri ikuti isyarat lampu lalu lintas.
2. Kegunaan Penulisan
a. Bagi Penulis
Selain sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum,
harapannya melalui penelitian ini dapat menambah wawasan penulis
tentang berlalu lintas di jalan raya, sehingga nantinya dapat dimanfaatkan
untuk penegakkan hukum yang lebih baik.
b. Bagi Penegak Hukum
Dengan diadakannya penelitian ini, harapannya penelitian ini akan
menjadi sebuah informasi kepada para penegak hukum. Menyajikan
bahan pertimbangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam
bidang transportasi, terlebih kepada instansi pemerintahan yang bergerak
di bidang transportasi.
c. Bagi Masyarakat
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, harapannya masyarakat dapat
memahami lebih baik tentang tertib berlalu lintas dan masyarakat
memahami aturan belok kiri ikuti isyarat lampu lalu lintas.
E.Metode Penelitian
Untuk memperoleh data-data yang dihubungkan dengan penulisan skripsi
ini, penulis mengunakan metode sebagai berikut :
Sebagai penelitian hukum, maka penelitian ini termasuk penelitian
yuridis sosiologis. Secara Yuridis yaitu pendekatan `dari peraturan –
peraturan hukum positif di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
khususnya aturan belok kiri ikuti isyarat lampu lalu lintas bagi pengendara
sepeda motor dalam berlalu lintas di jalan raya. Secara Sosiologis yaitu
pendekatan yang dilakukan dengan menghubungkan dengan kenyataan yang
ada dalam praktek dan aspek hukum yang digunakan untuk mengkaji
permasalahan yang berhubungan dengan pelaksanaan penegakan hukum
dalam hal aturan belok kiri ikuti isyarat lampu lalu lintas yang banyak
dilanggar oleh pengendara kendaraan bermotor dan faktor – faktor yang
mendorong pengendara kendaraan bermotor melakukan pelanggaran
mengenai aturan belok kiri ikuti isyarat lampu lalu lintas.
2. Penentuan Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah hukum Kota Malang. Beberapa
lokasi yang dijadikan pengambilan data adalah sebagai berikut :
a. Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang yang beralamat
di Jalan Raden Intan No. 1 Kota Malang.
b. Markas Polisian Resort (Malpores) Kota Malang yang beralamat di
Jalan Jaksa Agung Suprapto No. 19 Kota Malang yakni di bagian
Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kota Malang.
c. Beberapa Jalan yang terdapat persimpangan di Kota Malang yaitu :
1) Jalan Sumbersari, Simpang ITN Kota Malang.
3) Jalan Ahmad Yani, Simpang Blimbing Kota Malang.
4) Jalan Ahmad Yani, Simpang Borobudur Kota Malang.
5) Jalan Panglima Sudirman, Simpang Rampal Kota Malang.
6) Jalan Plaosan, Simpang Plaosan Kota Malang.
7) Jalan Raya Dieng, Simpang Dieng Kota Malang.
8) Jalan R. Panji Suroso, Simpang Araya Kota Malang.
9) Jalan Basuki Rahmad, Simpang Sarinah Kota Malang.
10)Jalann Basuki Rahmad, Simpang Rajabali Kota Malang.
Lembaga / Instansi yang disebutkan diatas berkaitan dengan pelaksanaan
penegakan hukum dalam hal aturan belok kiri ikuti isyarat lampu lalu lintas
yang banyak dilanggar oleh pengendara kendaraan bermotor dan faktor –
faktor yang mendorong pengendara kendaraan bermotor melakukan
pelanggaran mengenai aturan belok kiri ikuti isyarat lampu lalu lintas.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan para
informan sebagai data primer dan tulisan atau dokumen - dokumen yang
mendukung pernyataan informan. Untuk memperoleh data data yang
relavan dengan tujuan penelitian, maka digunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut :
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari lokasi penelitian yang
diperoleh dari waktu Bulan Januari Tahun 2015 sampai Bulan Agustus
dengan Penegakan Hukum Perkara Pelanggaran Pasal 112 Ayat (3)
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan yang dimana didapat dari penyebaran questioner kepada
100 responden dari pengendara sepeda motor di Kota Malang, hasil
wawancara dan data pelanggaran mengenai aturan belok kiri ikuti isyarat
lampu lalu lintas yang terjadi selama Tahun 2014 yang diperoleh dari
Satlantas Polresta Malang, serta hasil wawancara dan data jumlah
pemasangan rambu belok kiri ikuti isyarat lampu lalu lintas di setiap
persimpangan Kota Malang yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota
Malang selama Tahun 2015.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data pelengkap yang diperoleh dari literatur, hasil
penelitian, jurnal ilmiah, dokumen dokumen, buku, majalah, buletin,
peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang No.22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dang Angkutan Jalan, maupun berita-berita sajian
media cetak yang berkaitan dengan masalah penelitian yang dibahas.
4. Metode Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Yaitu penulis melakukan kegiatan pengamatan secara langsung pada
melangggar rambu – rambu belok kiri jalan terus atau ikuti isyarat lampu
lalu lintas.
b. Interview / Wawancara
Interview/Wawancara yaitu suatu cara untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data melalui tanya jawab dan dialog atau diskusi dengan
Responden yang dianggap mengetahui banyak tentang masalah
penelitian, dengan menggunakan Daftar Pertanyaan / Questioner. Daftar
Pertanyaan / Quesioner adalah daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan
yang terkait dengan masalah penelitian.yang nantinya untuk dijawab.
Wawancara yang akan peneliti lakukan, yaitu :
1) Pihak Satlantas Kota Malang yang diwakili oleh Brigadir Adi
Candra selaku Anggota Satlantas Kota Malang,
2) Pihak Dinas Perhubungan Kota Malang yang diwakili oleh Bapak
Oong Ngodjiono selaku Kasi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas
Dishub Kota Malang.
3) Pengendara Sepeda Motor yang menjadi responden yang dipilih
dengan metode random sampling (sampel acak).
c. Studi Dokumen
Studi Dokumen, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengambil /
mempelajari data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan (Dishub) dan
Satuan Lalu Lintas (Satlantas) yaitu data - data terkait pelanggaran lalu
berupa penilangan dan / atau peneguran, serta data jumlah rambu yang
menunjukkan belok kiri ikuti isyarat lampu lalu lintas.
5. Metode Analisa data
Metode yang digunakan adalah metode analisa Deskriptif yaitu
menjelaskan, menguraikan, dan menggambarkan sesauai dengan
permasalahan yang erat kaitannya dengan penelitian ini. Analisa data dalam
penelitian ini nantinya juga akan dikaitkan dengan semakin banyaknya
pengguna sepeda motor, sementara tidak diimbangi dengan sosialisasi
mengenai adanya pengaturan mengenai aturan belok kiri tersebut sehingga
banyak terjadi pelanggaran.
F.Rencana Sistematika Penulisan
Pada penelitian ini, penulis membagi pembahasan ke dalam empat bab,
dimana setiap bab dibagi atas beberapa sub-bab, sistematika penulisannya
secara singkat adalah sebagai berikut :
BAB I Bab ini memuat hal-hal yang melatarbelakangi pemilihan topik dari
penulisan skripsi dan sekaligus menjadi pengantar umum di dalam
memahami penulisan secara keseluruhan yang terdiri dari latar
belakang masalah, identifikasi masalah\, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Bab ini akan menguraikan dan menjelaskan berbagai teori-teori
menjawab rumusan mengenai Penegakan Hukum Perkara
Pelanggaran Pasal 112 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.
BAB III Bab ini berisi penulis akan menjawab, menguraikan dan
menganalisa secara rinci dan jelas terkait rumusan masalah yang
berhubungan dengan objek yang diteliti yaitu berkenaan dengan
Penegakan Hukum Perkara Pelanggaran Pasal 112 Ayat (3)
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan.
BAB IV Bab terakhir ini adalah kesimpulan yang merupakan kristalisasi
hasil analisis dan intepretasi yang dirumuskan dalam bentuk
(Studi di Wilayah Hukum Kota Malang)
PENULISAN HUKUM
Oleh :
DEKA AGASTYA LAKTAMA 201110110311036
FAKULTAS HUKUM
KIRI IKUTI ISYARAT LAMPU LALU LINTAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS
DAN ANGKUTAN JALAN
(Studi di Wilayah Hukum Kota Malang)
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan
Dalam Bidang Ilmu Hukum
Oleh :
DEKA AGASTYA LAKTAMA 201110110311036
FAKULTAS HUKUM
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Tinjauan
Terhadap Penegakan Hukum Perkara Pelanggaran Pasal 112 Ayat (3) Tentang
Aturan Belok Kiri Ikuti Isyarat Lampu Lalu Lintas Ditinjau Dari Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (Studi Di
Wilayah Hukum Kota Malang)” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang dengan naungan Ilahi dan kesucian ilmu
pengetahuan.
Terima kasih juga sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan sumbangsihnya selama penulisan skripsi ini dibuat, terutama kepada:
1. Kedua Orang Tua Penulis, yakni Agus Sujiartono, S.Pd dan Lilis Wardiyani.
Terimakasih atas segala doa, cinta dan kasih sayang, dukungan, motivasi, dan
semangat yang telah diberikan sepenuhnya untuk Penulis. Terimakasih atas
segala hal yang telah beliau ajarkan kepada Penulis.
2. Kedua Adik Penulis, Rifki Lestyana Putra dan Ryan Roufi Ghazalih.
Terimakasih karena sudah menjadi adik yang baik bagi Penulis, menyayangi
dan mencintai Penulis, dan terimakasih atas segala dukungan dan semangat
4. Bapak Dekan FH-UMM Dr. Sulardi, SH. M.Si., Bapak Pembantu Dekan I
FH-UMM Dr. Tongat, SH., M.Hum., Ibu Pembantu Dekan II FH-UMM Fifik
Wirayani, SH. M.Si., M.Hum dan Bapak Pembantu Dekan III FH-UMM
Sofyan Arief, SH., M.Kn
5. Bapak Wasis Suprayitno, SH., M.Si, selaku Dosen Pembimbing I, dan Bapak
Bayu Dwiwiddy Jatmiko, S.H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing II, yang
senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dam masukan
dalam penulisan skripsi ini.
6. Kepala Kepolisian Resort Kota Malang dan Kepala Dinas Perhubungan Kota
Malang, yang telah memberikan izin kepada Penulis untuk melakukan
penelitian.
7. Para Narasumber yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membantu
penulis dalam melakukan penelitian, yakni Brigadir Adi Candra selaku
Anggota Satlantas Polresta Malang dan Bapak Oong Ngoedijono selaku Kasi
Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Dishub Kota Malang.
8. Para responden yang telah berkenan untuk berpartisipasi dalam pengisian
questioner yang Penulis bagikan.
9. Ibu Catur Wido Haruni, SH., M.Si., M.Hum, selaku Dosen Wali Penulis
11. Para Staff Perpustakaan, Tata Usaha Fakultas Hukum, dan Laboratorium
Fakultas Hukum, terimakasih atas waktu dan pelayanan yang baik serta
bantuan dan arahannya selama penulis mengurus administrasi akademik di
Fakultas Hukum.
12. Orang terdekat Penulis Vicke Agnes Setya Wardani, terimakasih atas waktu,
semangat, perhatian, kasih sayang dan motivasinya selama proses penulisan.
13. Sahabat Penulis, Chikka Adistya Krisi, Anggi Febrina Venifera, Ridho
Alfian, Suliswanto, Yulisha Eva Oktaviani terimakasih atas, cerita,
persaudaraan, perhatian, dan dukungan yang diberikan kepada Penulis.
14. Teman-teman seperjuangan penulis, Aininia Azizah, Gasandi Rahman
Renfaan, Faradilla Astikasari Imaniar, Ikhsan Kabir, Agus Sudiro, Arief
Arjuna, Alamsyah, Nursalim, Noka Novita, Dwi Fitri Handayani, Angga Eka,
Firman Faruk yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan studi dengan
baik dan tepat waktu.
15. Teman-teman kelas A angkatan 2011, Ridho Alfian, Vivi Agustina,
Nusantoro Ajie B. K, Aditya Arief Pratama, Fadhil Firmansyah, Putri Yunita,
Eviana Anggraeni, Ferary Ayu. N, Sri Retno, Zubaidi, Furqon, Syaiful Bahri,
Faisol Akbar, A. Safik, Yekti Karunia, Des Yandra A. P, Sony Akbar A. P,
Ferry Prasetyo. Chandra Dewangga, Anggun Fadhillah Sumenda, Nusantoro
penulis mengalami kesulitan, dan terimakasih untuk motivasinya.
Serta semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas segala
kebaikan dalam bentuk yang lebih baik. Dengan segala keterbatasan dan
kerendahan hati Penulis yang menyadari bahwa karya ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat Penulis
harapkan demi kelayakan dan kesempurnaan untuk kedepannya agar bisa diterima
secara penuh oleh khalayak umum.
Malang, 29 Agustus 2015 Penulis,
Lembar Cover / Sampul Dalam ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Surat Pernyataan Penulisan Hukum Bukan Hasil Plagiat ... iv
Ungkapan Pribadi / Motto ... v
Abstraksi ... vi
Abstract ... vii
Kata Pengantar ... viii
Daftar isi ... xii
Daftar Tabel / Bagan ... xiv
Daftar Lampiran ... xv
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B.Rumusan Masalah ... 7
C.Tujuan Penulisan ... 8
D.Manfaat dan Kegunaan Penelitian ... 8
E.Metode Penelitian ... 10
F. Sistematika Penulisan ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Tinjauan Umum Penegakan Hukum ... 16
A.1.Pengertian Penegakan Hukum ... 16
A.2.Penegakan Hukum Lalu Lintas ... 20
A.3.Faktor Penegakan Hukum ... 22
B.Tinjauan Tentang Lalu Lintas dan AngkutanJalan ... 23
B.1.Pengertian Lalu Lintas ... 23
B.2.Komponen Lalu Lintas ... 24
B.3.Asas dalam Lalu Lintas ... 25
B.4.Tujuan diselenggarakannya Lalu Lintas ... 26
D. Tinjauan Pasal 112 Ayat (3) UU. No. 2009... 31
D.1. Pengertian APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas) ... 31
D.2. Belok Kiri Dalam UU. No.22 Tahun 2009 ... 32
D.3. Pengemudi Kendaraan Bermotor ... 33
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Tentang Lokasi Penelitian ... 34
A.1.Kota Malang ... 34
A.2.Polresta Malang ... 35
A.3.Dinas Perhubungan Kota Malang ... 40
B.Pelaksanaan Penegakan Hukum Bagi Pengendara Kendaraan Bermotor Dalam Hal Pelanggaran Aturan Belok Kiri Ikuti Isyarat Lampu Lalu Lintas ... 43
C.Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Lemahnya Penegakan Hukum Dalam Hal Aturan Belok Kiri Iktuti Isyarat Lampu Lalu Lintas ... 52
C.1.Faktor Pengemudi Sepeda Motor ... 53
C.2.Faktor Penegak Hukum Lalu Lintas……… ... 72
C.3.Faktor Dishub Sebagai Pelaksana Pemasangan Rambu Lalu Lintas ... 73
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 78
Daftar Pustaka ... 80
Lampiran 2. Kartu Kendali
Lampiran 3. Bukti Penelitian dari Polresta Malang.
Achmad Ali. 1998. Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum. Jakarta.
Penerbit PT Yarsif Watampone.
Arief Barda Nawawi. 1998. Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan
Pengembangan Hukum Pidana. Bandung. Penerbit PT.Citra Aditya Bakti.
Arif Budiarto dan Mahmudal, 2007. Rekayasa Lalu Lintas, Penerbit UNS Press.
Baharuddin Lopa. 2001. Permasalahan Pembinaan dan Penegakan Hukum.
Jakarta. Penerbit Bulan Bintang.
Beni Ahmad Saebani. 2007. Sosiologi Hukum. Bandung. Penerbit Pustaka Setia.
Bernard Arief Sidharta. 1999. Refleksi Tentang Struktur Hukum Sebuah
Penelitian Tentang Kefilsafatan dan Sifat Keilmuan Hukum Sebagai
Landasan Pengembangan Ilmu Hukum Nasional Indonesia. Bandung.
Penerbit Mandar Maju.
C.S.T.Kansil. 1989. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonessia. Jakarta.
Penerbit Balai Pustaka.
Desi Anwar. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya. Penerbit Amelia.
Drs. Farouk Muhammad. 1999. Praktik Penegak Hukum (Bidang Lalu Lintas).
Jakarta. Penerbit Balai Pustaka.
Drs. Kunarto. 2007. Merenungi Kritik Terhadap Polri (Masalah Lalu Lintas).
Penerbit Cipta Manunggal.
Eko Hadi Wiyono. Wiyono. 2007. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Jakarta.
Dan Pengembangan Perhubungan. Jakarta. Penerbit Warta Penelitian
No.4,5,6/Th V/Juli,Agustus, September.
Hessel Nogi S. Tangkilisan. 2005. Manajemen Publik. Jakarta. Penerbit PT.
Grasindo
Mahmud Mulyadi. Politik Hukum Pidana. Bahan Kuliah di Fakultas Hukum
USU.
Marka. 2004. Keselamatan Lalu Lintas. Edisi XXV.
Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia Akademi Kepolisian. 2009.
Fungsi Teknis Lalu Lintas. Semarang. Penrbit Kompetensi Utama.
Moeljatno. 1992. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jakarta. Penerbit Bumi
Aksara.
Muslan Abdurrahman. 2009. Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum. Malang.
Penerbit UMM Press.
Otje Salman dan Anthon F. Susanto. 2004. Beberapa Aspek Sosiologi Hukum.
Bandung. Penerbit PT. Alumni, Edisi Kedua, Cetakan Kesatu.
Satjipto Rahardjo. 1987. Permasalahan Hukum Di Indonesia. Bandung. Alumni.
Satjipto Rahardjo. Satjipto Rahardjo. 2009. Hukum Progresif Sebuah Sistesa
Hukum Indonesia Yogyakarta. Penerbit Genta Publishing.
Soerjono Soekanto dan Mustafa Abdullah. 1982. Sosiologi Hukum dalam
Penerbit Bina Aksara.
Soerjono Soekanto 2. 1989. Suatu Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap Masalah
– Masalah Sosial. Bandung. Penerbit Citra Aditya Bakti
Soerjono Soekanto. 2004. Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan
Hukum. Jakarta. Penerbit PT.Raja Grafindo Persada.
Sudikno Mertokusumo. Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum. Yogyakarta.
Penerbit PT Citra Aditya Bhakti.
Wirjono Prodjodikoro. 2003. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia. Bandung.
Penerbit Refika Aditama.
W.J.S. Poerwodarminto. 1976. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
Penerbit Balai Pustaka.
Undang-Undang :
Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945.
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Internet :
Wikipedia. Lampu Lalu Lintas. http://id.wikipedia.org/wiki. Diakses: Tanggal 14
Januari 2014. Pukul 21.00 WIB.
Wikipedia. Kota Malang. http://id.wikipedia.org/wiki. Diakses : Tanggal 16
Laksamana (Staf Pengajar STIH Swadaya Medan). 2010. Kesadaran Berlalu
Lintas Untuk Mencegah Angka Kecelakaan. Medan. Jurnal Ilmiah Abdi
Ilmu. Vol. III No. 1. https://library.pancabudi.ac.id. Diakses : Tanggal 09
Desember 2014. Pukul 22.45 WIB.
Slamet Wahedi. Enggan ditilang SIM ditahan. http://www.OkaraSetWahedi.com.