• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XI PADA MATERI HIDROLISIS GARAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS DAN PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XI PADA MATERI HIDROLISIS GARAM."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Sherlin Julinda Zega NIM. 4122131020

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

Analisis dan Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI pada Materi Hidrolisis Garam

Sherlin Julinda Zega (NIM 4122131020)

ABSTRAK

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh penuntun praktikum yang standar untuk siswa kelas XI SMA/MA semester II pada materi hidrolisis garam. Populasi dalam penelitian ini adalah penuntun praaktikum kimia SMA yang beredar disekolah, seluruh guru kimia di SMA Negeri 1 Berastagi, seluruh dosen kimia di Universitas Negeri Medan dan seluruh siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Berastagi. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling. Penelitian ini bersifat deskriptif dan pengembangan eksperimen (development and research). Langkah penelitian meliputi : a) Analisis penuntun praktikum yang dipergunakan dikelas XI semester II; b) Pengembangan penuntun praktikum untuk materi hidrolisis garam; c) Validasi penuntun praktikum oleh dosen, guru dan siswa; d) Uji coba penggunaan penuntun praktikum dalam pembelajaran untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penuntun praktikum yang telah dikembangkan untuk siswa kelas XI SMA semester II pada materi hidrolisis garam telah layak/standar sesuai dengan BSNP. Penuntun praktikum untuk materi hidrolisis garam terdiri dari percobaan menentukan beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air, membedakan sifat garam yang terhidrolisis dan menentukan pH larutan. Standarisasi penuntun praktikum yang dilakukan oleh guru dan dosen memberikan respon yang positif terhadap penuntun praktikum yang telah dikembangkan yang terdiri dari 3 komponen yaitu kelayakan isi, kelayakan bahasa, dan kelayakan penyajian dengan nilai rata-rata dari dosen sebesar 3,53 adalah valid dan tidak perlu direvisi dan nilai rata-rata dari guru sebesar 3,67 adalah valid dan tidak perlu direvisi. Uji coba dilakukan pada percobaan menentukan jenis garam yang terhidrolisis dan membedakan sifat garam yang terhidrolisis. Hasil uji coba menunjukkan bahwa implementasi penuntun praktikum yang telah dikembangkan memberikan hasil pemahaman siswa pada SMA Negeri 1 Berastagi sangat tinggi pada percobaan hidrolisis garam dengan nilai pretest sebesar 38,438 sedangkan untuk postest sebesar 85,625. Itu menunjukkan bahwa penuntun praktikum yang telah dikembangkan baik dan layak digunakan untuk pembelajaran kimia di SMA/MA.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kasih dan berkatNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi yang berjudul “Analisis dan Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI pada Materi Hidrolisis Garam”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr.

Marham Sitorus, M.Si., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian

sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Ibu Dr. Ida Duma Riris, M.Si., Ibu Dr. Ir. Nurfajriani,

M.Si., Ibu Junifa Layla Sihombing, S.Si, M.Sc., selaku dosen penguji yang memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai

penyusunan skripsi ini, serta kepada Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd., selaku

dosen pembimbing akademis dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf

Pegawai Jurusan Kimia UNIMED yang sudah membantu penulis. Penghargaan

juga disampaikan kepada guru-guru Kimia dan Kepala SMA Negeri 1 Berastagi

yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada ayahanda Arozatulo Zega

dan ibunda Peringanwati Harefa yang telah membesarkan, mendidik,

memberikan dukungan, doa serta dana bagi penulis untuk menyelesaikan studi di

Unimed. Dan kepada Adik-adik tersayang (Sepriani Zega, Fince Zega dan Fidel

Zega) yang terus memberikan semangat dan doa kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang terkasih yaitu Ikhtiar

Zebua yang selalu setia membantu dan menemani penulis selama ini, sama-sama

berjuang dalam pencapaian gelar ini dan menghibur penulis saat mengalami kejenuhan. Terima kasih kepada Sahabat tersayang “STRATEIA” (Eka, Evalita, Feni, Fitri, Florentina, Irma, Ria dan Wanda), teman-teman se-PS (Fridayuni,

(5)

Pendidikan Kimia Dik B 2012, yang telah memberikan semangat, motivasi selalu

berbagi pengalaman, canda tawa selama menjalani perkuliahan ini dan telah banyak

membantu dan sama-sama berjuang dalam pengerjaan skripsi.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari

segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi

ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2016

Penulis,

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Hakikat dan Proses Belajar Mengajar 7

2.2. Hasil Belajar 8

2.3. Aktivitas Belajar 9

2.4. Pengertian dan Pengembangan Bahan Ajar 10

2.5. Kegiatan Laboratorium/Praktikum 20

2.6. Materi Hidrolisis Garam 24

2.7. Kerangka Konseptual 28

(7)

BAB III METODE PENELITIAN 30

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 30

3.2. Populasi dan Sampel 30

3.3. Instrumen Penelitian 30

3.4. Jenis Penelitian 31

3.5. Prosedur Penelitian 31

3.6. Teknik Pengumpulan Data 35

3.7. Teknik Analisis Data 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 37

4.1. Analisis Penuntun Praktikum Pokok Bahasan Hidrolisis Garam

Penerbit Duta Nusantara Berdasarkan BSNP 37

4.2. Analisis Penuntun Praktikum yang Telah Dikembangkan 39

4.3. Hasil Uji Coba Penuntun Praktikum yang Telah Dikembangkan 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 53

5.1. Kesimpulan 53

5.2. Saran 53

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Kriteria Validasi Analisis Nilai Rata-rata Penuntun

Praktikum Kimia 36

Tabel 4.1. Data Baku Penutun Praktikum 39

Tabel 4.2. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Sebelum dan Sesudah

Dikembangkan 49

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Prosedur dan Tahapan Penelitian Analisis dan

Pengembangan, validasi dan Uji Coba Penuntun

Praktikum Pada Materi Hidrolisis Garam 33

Gambar 4.1. Hasil Analisis Penuntun Praktikum 38

Gambar 4.2. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Oleh Guru dan Dosen 41

Gambar 4.3. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Oleh Siswa 42

Gambar 4.4. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia Berdasarkan

Aspek Umum 43

Gambar 4.5. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia Berdasarkan

Aspek Isi 44

Gambar 4.6. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia Berdasarkan

Aspek Kedalaman 45

Gambar 4.7. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia Berdasarkan

Aspek Tampilan Fisik 46

Gambar 4.8. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia Berdasarkan

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran Kimia 58

Lampiran 2. Angket Penilaian Penuntun Praktikum Kimia untuk

Dosen dan Guru 61

Lampiran 3. Penjabaran Angket Penilaian Penuntun Praktikum 68

Lampiran 4. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia Kelas XI Pada

Materi Hidrolisis Garam Penerbit Duta Nusantara 77

Lampiran 5. Hasil Analisis Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI

Pada Materi Hidrolisis Garam Oleh Dosen 82

Lampiran 6. Hasil analisis Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI

Pada Materi Hidrolisis Garam Oleh Guru 87

Lampiran 7. Angket Penilaian Penuntun Praktikum Kimia untuk Siswa 92

Lampiran 8. Hasil analisis Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI

Pada Materi Hidrolisis Garam Oleh Siswa Kelas XI–MIPA

Di SMA Negeri 1 Berastagi 94

Lampiran 9. Kisi-kisi Instrument Tes 95

Lampiran 10. Instrumen Tes 103

Lampiran 11. Nilai Pretest Siswa Pada Soal Hidrolisis Garam 107

Lampiran 12. Nilai Postest Siswa Pada Soal Hidrolisis Garam 108

Lampiran 13. Penuntun Praktikum Kimia 109

(11)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Lingkungan pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada penggunaan atau

penurunan dan teori saja, melainkan merupakan produk dari sekumpulan fakta yang

diperoleh yang dikembangkan berdasarkan serangkaian kegiatan (praktikum) yang

mencari jawaban atas apa, mengapa, dan bagaimana. Secara garis besar kimia

mencakup dua bagian, yakni kimia sebagai proses dan kimia sebagai produk. Kimia

sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta,

konsep-konsep, dan prinsip-prinsip ilmu kimia. Sedangkan kimia sebagai proses

meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan

untuk memperoleh dan mengembangkan produk kimia. Hal tersebut berarti dalam

pembelajaran kimia tidak cukup hanya meliputi aspek kognitifnya saja, tetapi aspek

afektif (sikap ilmiah) dan aspek psikomotorik (unjuk kerja) (Zakiah, 2015).

Salah satu metode yang sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran ilmu

kimia yaitu praktikum, karena memberi peluang lebih besar kepada siswa untuk

melatih daya nalar, berpikir rasional, menerapkan sikap dan metode ilmiah dalam

usaha mencari kebenaran atau bukti dari suatu teori yang dipelajarinya (Jahro,

2009). Praktikum bertujuan untuk membantu proses belajar mengajar agar lebih

mudah di pahami dan di ingat oleh siswa SMA, sehingga akan memberikan kesan

pembelajaran yang lebih lama. Melalui kegiatan praktikum, siswa mendapat

kesempatan untuk melatih keterampilan ilmiahnya yang melibatkan pada

keterampilan berpikir (minds-on activities) dan melatih hand-on activities

siswa.Jadi, praktikum mencakup semua kompetensi pendidikan yaitu kompetensi

pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Kegiatan

praktikum juga dapat membantu siswa ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran,

karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajarannya (umah, 2014).

Jahro (2009) mengatakan metode praktikum merupakan salah satu metode

yang sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran Ilmu Kimia karena memiliki

(12)

2

a. Mengurangi bahaya verbalisme (ceramah) dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran dengan monoton metode ceramah, dimana guru

mendominasi pembicaraan sementara siswa terpaksa atau bahkan dipaksa

untuk duduk tenang mendengarkan dan mencatat sangat tidak dianjurkan,

karena menurut Dale hasil belajar lebih efektif diperoleh melalui indera

pandangan kira-kira 75%, sedangkan hasil belajar yang hanya diperoleh dari

indera dengar hanya 13%. Sementara itu menurut Baugh perbandingan hasil

belajar yang diperoleh melalui indera pandangan dan pendengaran adalah

9:1.

b. Memberi peluang lebih besar kepada siswa untuk melatih daya nalar,

imajinasi dan berpikir rasional dalam mencapai kebenaran.

c. Melatih siswa menerapkan sikap dan metode ilmiah dalam menghadapi

segala persoalan sehingga tidak mudah percaya terhadap sesuatu yang

belum pasti kebenarannya.

d. Menjadikan siswa lebih aktif berpikir dan berbuat dalam berusaha mencari

kebenaran atau bukti dari suatu teori yang dipelajariny

Namun sampai saat ini, banyak SMA yang tidak melaksanakan praktikum

pada proses pembelajaran kimia. Beberapa faktor penyebabnya adalah kurangnya

tenaga penyelenggara praktikum, kurangnya alat dan bahan praktikum, serta

kurangnya waktu yang tersedia untuk praktikum. Selain itu, dalam pelaksanaan

praktikum memerlukan persiapan yang matang seperti menentukan tujuan

praktikum, menyiapkan prosedur, lembar pengamatan, alat dan bahan, dan lembar

observasi kegiatan praktikum. Komponen penuntun praktikum yang harus

dipersiapkan secara optimal adalah prosedur praktikum. Pelaksanaan prosedur

praktikum yang tidak optimal dapat menyebabkan diperolehnya hasil yang tidak

sesuai dengan tujuan praktikum yang hendak dicapai (Jahro dan Susilawati. 2008).

Selain itu, survei yang dilakukan oleh Rosmalinda (2013) menunjukkan

bahwa, keinginan menciptakan kegiatan belajar mengajar di kelas secara ideal serta

tuntutan banyaknya materi yang harus dikuasai siswa, terkadang membuat para

guru kesulitan memfokuskan perhatian terhadap kualitas praktikum yang dilakukan

(13)

praktikum siswa. Berdasarkan penuturannya kegiatan praktikum belum bisa

dilaksanakan secara optimal karena belum tersedianya penuntun praktikum kimia

yang dapat membantu mengarahkan siswa ketika praktikum.

Darsana (2014) juga menyebutkan bahwa, pelaksanaan praktikum kimia

khususnya di SMA masih jarang dilakukan. Hal ini disebabkan oleh

ketidaksesuaian penuntun praktikum dengan kebutuhan siswa dan keberadaan

laboratorium sekolah, keberadaan alat dan bahan praktikum di laboratorium,

kurangnya keterampilan guru dalam mengatasi keterbatasan alat dan bahan,dan

tidak tersedianya petugas laboratorium yang memiliki kualifikasi pendidikan

laboran, serta tidak adanya perhatian pemerintah terhadap Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP) untuk mendorong melaksanakan pelatihan pemanfaatan

laboratorium dalam pembelajaran.

Dari hasil wawancara dengan beberapa guru kimia yang mengajar di SMA,

diperoleh fakta bahwa dalam proses pembelajaran kimia disekolah jarang

melakukan praktikum, hal ini dikarenakan berbagai permasalahan yang berkaitan

dengan ketidaklengkapan sarana dan prasarana dilaboratorium, kurang tersedianya

alat dan bahan yang dibutuhkan, tidak tersedianya penuntun praktikum Kimia,

lembar keja praktikum masih sangat terbatas dan tergantung kepada guru dan buku

pegangan siswa, ketiadaan jadwal praktikum yang tetap serta keterbatasan waktu

pembelajaran yang ada.

Selain itu, berdasarkan hasil observasi penuntun praktikum kimia di SMA

Negeri 7 Medan menunjukkan bahwa, penuntun praktikum yang ada di sekolah

tersebut yaitu penuntun praktikum penerbit Duta Nusantara yang diberikan oleh

pemerintah. Tetapi, penuntun praktikum yang digunakan oleh guru-guru kimia

tersebut yaitu penuntun praktikum yang mereka buat sendiri. Hal itu dikarenakan,

penuntun praktikum penerbit Duta Nusantara tidak sesuai dengan kondisi

laboratorium yang ada di sekolah. Berdasarkan penuturan salah satu guru,

ketidaksesuaian penuntun praktikum dengan kondisi laboratorium sekolah yaitu

penggunaan bahan yang sulit didapatkan karena tidak dijual bebas dipasaran, dan

(14)

4

Julaiha (2014) juga mengatakan penggunaan bahan ajar penting sebagai

penunjang dalam proses pembelajaran kimia untuk mendapatkan pengalaman

belajar berupa keterampilan sains. Mengingat pentingnya bahan ajar kimia dalam

proses pembelajaran yang berupa buku penuntun praktikum kimia, kebanyakan

guru-guru kimia SMA hanya menggunakan penuntun praktikum atau buku LKS

yang belum standar, maka perlu sekiranya dilakukan pengembangan penuntun

praktikum kimia agar dapat digunakan oleh siswa SMA serta sebagai salah satu

bahan ajar kimia SMA bagi guru-guru kimia.

Melihat kondisi yang memprihatinkan ini, kita diingatkan untuk kembali pada

prinsip pembelajaran kimia yaitu pembelajaran berlandaskan eksperimen (Siagian,

2012).Penuntun praktikum yang diadopsi dari luar dan tidak disesuaikan dengan

keadaan laboratorium sekolah juga sering menjadi kendala,karena penuntun

praktikum merupakan suatu pedoman dalam melaksanakan praktikum dan juga

sebagai alat evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar.Oleh karena itu, penuntun

praktikum perlu didesain sedemikian rupa sehingga menarik, sesuai dengan

kebutuhan siswa, mudah dilaksanakan dan tidak terlalu banyak membutuhkan alat

dan bahan. Untuk itu, perlu disusun suatu penuntun praktikum kimia dengan cara

mereview semua dokumen/buku tentang pengelolaan laboratorium kimia yang

telah ada selama ini.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mencoba mengembangkan

penuntun praktikum dalam pembelajaran kimia dan akan melakukan

validasipenuntun praktikum ini kepada beberapa dosen kimia, guru kimia, dan

siswa SMA/MA. Untuk menunjang keberhasilan dalam kegiatan praktikum, maka

(15)

1.2. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat di identifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Sarana dan prasarana di laboratorium yang kurang memadai termasuk

bahan dan alat praktikum.

2. Penggunaan penuntun praktikum kimia atau buku-buku paket yang belum

standar berdasarkan BSNP.

3. Ketidaksesuaian penuntun praktikum kimia yang dipakai dengan

kebutuhan siswa dan keberadaan laboratorium sekolah.

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan pada penelitian ini, maka diperlukan batasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis penuntun praktikum kimia kelas XI pada materi Hidrolisis

Garam berdasarkan kriteria BSNP.

2. Menyusun, dan mengembangkan penuntun praktikum kimia SMA kelas

XI berdasarkan kurikulum 2013 pada materi hidrolisis garam.

3. Uji coba penuntun praktikum kimia dilakukan di laboratorium SMA

Negeri 1 Berastagi.

4. Melihat tingkat pemahaman siswa terhadap penggunaan penuntun

praktikum kimia yang telah dikembangkan sebelum dan sesudah

praktikum.

1.4. Rumusan Masalah

Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah penuntun praktikum kimia untuk kelas XI SMA/MA pada materi

hidrolisis garam yang beredar di sekolah telah memenuhi standar Badan

(16)

6

2. Apakah penuntun praktikum kimia yang telah dikembangkan untuk kelas

XI SMA/MA pada materi hidrolisis garam telah layak/standar berdasarkan

BSNP ?

3. Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap penggunaan penuntun

praktikum kimia yang telah dikembangkan sebelum dan sesudah

praktikum?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk memperoleh data atas kelayakan penuntun praktikum kimia untuk

kelas XI SMA/MA pada materi hidrolisis garam yang beredar di sekolah.

2. Untuk memperoleh penuntun praktikum kimia kelas XI SMA/MA pada

materi hidrolisis garam yang layak berdasarkan BSNP.

3. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap penggunaan

penuntun praktikum kimia yang telah dikembangkan sebelum dan sesudah

praktikum.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat setelah dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk menyusun

penuntun praktikum kimia SMA/MA kelas XI pada materi hidrolisis garam.

2. Untuk memperoleh penuntun praktikum kimia yang layak dan menarik,

mudah dilaksanakan dan dapat membantu siswa dalam mempelajari kimia

khususnya melakukan praktikum kimia.

3. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para guru kimia tingkat SMA/MA

dalam mengembangkan penuntun praktikum kimia.

4. Memberikan pedoman bagi para guru sains terutama guru bidang kimia

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Penuntun praktikum penerbit Duta Nusantara oleh Nani Herawati S.P. pada

hidrolisis garam berdasarkan analisis peneliti menggunakan angket BSNP

(Badan Standar Nasional Pendidikan) sudah valid dan layak digunakan.

Namun, ada beberapa kekurangannya yang harus diperbaiki seperti : submateri

praktikum yang tidak sesuai dengan silabus, teori yang ada pada penuntun

praktikum yang terlalu singkat, dan materi yang disajikan tidak mencerminkan

jabaran substansi materi yang terkandung dalam Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar.

2. Standarisasi penuntun praktikum yang dilakukan oleh dosen dan guru

memberikan respon yang positif terhadap penuntun praktikum yang telah

dikembangkan berdasarkan penilaian BSNP (Badan Standar Nasional

Pendidikan) yang terdiri dari 3 komponen yaitu kelayakan isi, kelayakan

bahasa, dan kelayakan penyajian adalah sudah layak atau standar dengan nilai

rata-rata dari dosen sebesar 3,53 artinya sudah valid dan tidak perlu direvisi

dan nilai rata-rata dari guru sebesar 3,67 artinya sudah valid dan tidak perlu

direvisi.

3. Tingkat pemahaman siswa terhadap isi atau konten dengan menggunakan

penuntun praktikum yang telah dikembangkan pada materi hidrolisis garam

sangat tinggi.

5.2. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi guru tidak hanya mengajarkan teori tetapi juga memberikan praktikum

sehingga siswa dapat lebih memahami bahwa kimia bukan merupakan

(18)

54

2. Bagi sekolah SMA sebaiknya menggunakan penuntun praktikum kimia karena

dapat meningkatkan hasil belajar dan kreaktifitas siswa dalam pembelajaran

kimia terutama dalam praktikum.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan pengembangan lebih

lanjut terhadap penelitian ini untuk peningkatan hasil belajar baik dari segi

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M., (1994), Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia, Airlangga Press, Surabaya.

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI), Rineka Cipta, Jakarta.

BSNP, (2008), Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

Darsana, W., Wayan, S., dan Nyoman, T., (2014), Analisis Standar Kebutuhan Laboratorium Kimia dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada SMA Negeri di Kabupaten Bangli, E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4:1-10.

Depdiknas, (2006), Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah, Depdiknas, Jakarta.

Djamarah, S.B., (2002), Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Haryati, M., ( 2009), Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, Gaung Persada Press, Jakarta.

Jahro, I.S., (2009), Desain Praktikum Alternatif Sederhana (PAS) Wujud Kreaktifitas Guru dalam Pelaksanaan Kegiatan Praktikum Pada Pembelajaran Kimia, Jurnal Pendidikan Kimia, Prodi Kimia, Program Pasca Sarjana, Unimed.

Jahro, I.S., Susilawati, (2008), Analisis Penerapan Model Praktikum dan Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Pendidikan Kimia, Prodi Kimia, Program Pascasarjana, Unimed.

Julaiha, Hartono, Rachman, I., (2014), Pengembangan Buku Panduan Praktikum Kimia Hidrokarbon Berbasis Keterampilan Proses Sains di SMA, Jurnal Pendidikan Kimia, 1:87-93.

Maharani, M.U., (2013), Pengembangan Petunjuk Praktikum IPA Terpadu Tema Fotosintesis Bebasis Learning Cyrcle untuk Siswa SMP, Pendidikan IPA, FMIPA, Skripsi, Universitas, Negeri Semarang.

(20)

56

Nugraha, A.W., (2005), Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses IPA pada Praktikum Kimia Fisika II di Jurusan Kimia FMIPA UNIMED melalui Kegiatan Praktikum Terpadu, Journal Penelitian Bidang Pendidikan, 11 : 107-112.

Nugraha, A.W., (2006), Penerapan Model Praktikum Semi Riset pada Praktikum Kimia Fisika 2, Laporan Hasil Penelitian, FMIPA, Universitas Negeri Medan.

Padmo, D., (2004), Teknologi Pembelajaran Peningkatan Kualitas Belajar Melalui Teknologi Pembelajaran, Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan, Ciputat.

Purba, M., dan Sunardi, (2006), Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI, PT. Gelora Aksara Pratama, Penerbit Erlangga.

Puskur, (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Depdiknas, Jakarta.

Rosmalinda, D., Rusdi, M., dan Haryadi, B., (2013), Pengembangan Modul Praktikum Kimia SMA Berbasis PBL, Edu-Sains, 2 : 1-7.

Rustaman, N., (2003), Strategi Belajar Mengajar, Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UPI, Bandung.

Salirawati, D., (2011), Materi Pelatihan Kepala Laboratorium Kimia Bagi Guru-Guru Kimia Kabupaten Kulon Progo, Disampaikan di Laboratorium FMIPA UNY Yogyakarta, 1 Oktober 2011.

Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta.

Sanjaya, W., (2008), Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta.

Sawitri, S., (2008), Model Pengembangan Buku Petunjuk Praktek Mata Kuliah Draping, Jurnal Penelitian Pendidikan, 24(1): 23-24

Siagian, H.S., (2012), Pengembangan dan Standarisasi Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas X Semester II Sesuai dengan Tuntutan KTSP, Jurusan Kimia, FMIPA, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Sihole, H.R., Situmorang, M., (2006), Efektifitas Metode Praktikum Pada Pengajaran Gugus Fungsional di SMA Toba Samosir, Journal Pendidikan Matematika dan Sains, 1 : 1-7.

(21)

Simare-mare, S., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Nilai-Nilai Spiritual pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp), Jurusan Kimia, FMIPA, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Sitorus, M., dan Sutiani, A., (2013), Pengelolaan dan Manajemen Laboratorium Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sudjana, N., (2008), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sugiarti., (2011), Perbedaan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik SMA Kelas X pada Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Tipe Make A Match (MAM)., Tesis, Program Pascasarjana, Unimed, Medan.

Sugiyono, (2014), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), Alfabeta, Bandung.

Umah, S.K., Sudirman, Novi, R.D., (2014), Pengembangan Petunjuk Praktikum IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Tema Makanan dan Kesehatan, Unnes Science Education Journal, 3:511-518.

Widodo, D.S., dan Lusiana (2010), Kimia Analisis Kuantitatif: Dasar Penguasaan Aspek Eksperimental, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Wiyanto, (2008), Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium, Unnes Press, Semarang.

Gambar

Tabel 3.1.   Kriteria Validasi Analisis Nilai Rata-rata Penuntun
Gambar 3.1.   Prosedur dan  Tahapan  Penelitian  Analisis  dan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh oleh ibu MH adalah beliau menjadi lebih sabar dan dapat mengontrol emosi negatif yang muncul serta pikiran juga jernih karena terus

Praktek Quality Control di UKM “Putri 21” Gunungkidul yang memproduksi mi mocaf dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses pembuatan mi mocaf, mengevaluasi dan

Metode analisis data yang digunakan yaitu menghitung pendapatan bersih usahatani, analisis efisiensi R/C ratio dan menggunakan model Regresi Linear Berganda bertujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak dan menganalisis pengaruh pengetahuan wajib pajak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat pengetahuan wanita Pasangan Usia Subur (PUS) tentang kanker serviks dengan pemanfaatan

[r]

Apabila dibanding dengan aplikasi sejenis yang ada, aplikasi ini lebih mudah digunakan tanpa harus membuat beberpa fail untuk data transaksi.. Anda tinggal memilih transaksi yang

PETA KONSEP SISTEM