PENGARUH KEMAMPUAN AWAL DAN MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS
XI IPA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
Oleh : Saema NIM 4123131079
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PEN GETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PENGARUH KEMAMPUAN AWAL DAN MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS
XI IPA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
SAEMA (NIM 4123131079) Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan awal , model pembelajaran dan interaksi antara kemampuan awal dan model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa SMA pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA Negeri 18 Medan. Sampel kelas diambil 2 kelas secara teknik sampling sederhana, selanjutnya sampel siswa ditentukan dengan mengukur kemampuan awal siswa. Setiap kelas sampel diambil sebanyak 20 orang siswa masing- masing setiap kelas terdiri dari 10 orang siswa berkemampuan awal rendah dan 10 orang siswa berkemampuan awal tinggi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian 2 x 2. Ada dua faktor yang diujicobakan yaitu faktor A: kemampuan awal yang terdiri dari dua taraf yaitu kemampuan awal rendah (A1) dan kemampuan awal tinggi (A2), faktor B: model pembelajaran yang terdiri dari ada dua taraf yaitu discovery learning (B1) dan inkuiri terbimbing (B2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi bila dibelajarkan dengan model pembelajaran discovery learning memberikan rata-rata hasil belajar yang paling tinggi sebesar 91,8 ± 4,52 dan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah bila dibelajarkan dengan model pembelajaran discovery learning menunjukkan rata-rata hasil belajar yang paling rendah sebesar 80,3 ± 6,18. Siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi bila diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing menunjukkan rata-rata hasil belajar lebih tinggi sebesar 83,5 ± 5,99 dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah menunjukkan rata-rata hasil belajar sebesar 80,9 ± 6,54. Secara statistik dibuktikan bahwa ada perbedaan secara signifikan rataan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran discovery learning dan tidak ada perbedaan secara signifikan rataaan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk pengajaran yang menerapkan kemampuan awal rendah maupun tinggi. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji statistik anava dua jalur. Hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikan α sebesar 0,05 diperoleh hasil Fhit (AB) 5,78 ˃ Ftabel 4,11 bearti ada interaksi antara kemampuan awal dan model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa. Pada uji pengaruh sederhana siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi sebaiknya dibelajarkan dengan model discovery learning sedangkan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah sebaiknya dibelajarkan dengan model inkuiri terbimbimbing.
iv
KATA PENGAN TAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala
berkat dan kasih karunia-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi berjudul “Pengaruh Kemampuan Awal dan Model Pe mbelajaran Terhadap Hasil Belajar Kimia Sis wa SMA Kelas XI IPA Pada Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan K imia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Lisnawaty Simatupang, S.Si, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang
telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Bapak Drs.
Jasmadi, M.Si, Ibu Ratna Sari Dewi S.Si, M.Si, sebagai dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari penelitian sampai dengan
selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Dr. Ir.
Nurfajriani, M.Si selaku dosen pembimbing akademik (PA) dan kepada seluruh
Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan K imia FMIPA UNIMED yang
telah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga kepada guru-guru sekolah yang
telah mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar Sarjana. Ucapan
terima kasih kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha,
Guru K imia dan Siswa/i kelas XI IPA SMA Negeri 18 Medan yang telah banyak
membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada Almahrum Bapak
supertangguh yang selalu menjadi insipirasi dan teladan saya, Mama yang
superhebat, tante-tante terbaik dan selalu mengerti, kakak tersayang Ledya, Rani,
Uli dan adikku satu-satunya Daniel Christopher, adik sepupu Alincia kece, dan
semua keluarga besar yang senantiasa mendoakan saya sehingga saya dapat
v
Teristimewa juga saya ucapkan terimakasih untuk sahabat dan saudara
saya, Sabeth sayong, Eva sayong , Hotma sayong yang selalu menjadi penopang
dan tempat berbagi senang dan duka saya. Ucapan terima kasih juga kepada
koloters: Setia Ngambek yang super baik, Yoana Imut teman berkelana, Helen,
Melan, Yohana, Judika, terkhusus juga buat sahabatku Lila Gendut yang selalu
merindukan saya, Helmi Fauziah yang luarbiasa, teman-teman satu PS, Febri,
Mala, Erikson yang setia berjuang bersama, Ibrani komting yang hebat dan semua
warga Dik C 2012 yang super sekali. Terimakasih untuk partipasi, kerjasama, dan
motivasinya selama empat tahun. Semoga kita semua dapat bertemu kembali
dalam kesuksesan.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini. K iranya isi skripsi
saya ini bermanfaat bagi kita semua dalam memperkaya khazanah ilmu
pendidikan sains.
Medan, Juli 2016
Penulis,
vi
eDAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Ruang Lingkup 3
1.3. Rumusan Masalah 4
1.4. Batasan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 4
1.6. Manfaat Penelitian 5
1.7. Defininsi Operasional 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Hasil Belajar 6
2.2. Kemampuan Awal 7
2.3. Model Pembelajaran 8
2.3.1. Model Pembelajaran Discovery Learning 9
(Penemuan)
2.3.1.1.Langkah- langkah Model Pembelajaran 10 Discovery Learning (Penemuan)
2.3.1.2.Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran 11 Discovery Learning (Penemuan)
2.3.2. Model Pembelajaran Inkuiri 12
2.3.3. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 13 2.3.3.1. Langkah- langkah Penerapan Model 13
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
2.3.3.2. Kelebihan dan Kekurangan Model 14 Pembelajaran Inkuri Terbimbing
2.4. Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Dalam K urikulum 2013 15 2.5. Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan 15
2.6. Kerangka Berpikir dan Hipotesis 20
BAB III METODE PENELITIAN 21
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 21
vii
3.3. Variabel Penelitian 21
3.4. Rancangan Penelitian 21
3.5. Instrumen Penelitian 22
3.6. Teknik Pengumpulan Data 23
3.7. Teknik Analisis Data 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 27
4.1. Hasil Penelitian 27
4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 27
4.1.2. Hasil Uji Persyaratan Analisis 28
4.1.2.1.Uji Normalitas 28
4.1.2.2.Uji Homogenitas 29
4.2. Pembahasan 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 36
5.1. Kesimpulan 36
5.2. Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 38
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian 26
Gambar 4.1 Bentuk Interaksi Faktor Kemampuan Awal (Faktor A) dan Model Pembelajaran (Faktor B) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 14
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Pengaruh Kemampuan Awal dan
Model Pembelajaran
22
Tabel 4.1. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar
Kimia yang Diberi Kombinasi Perlakuan Kemampuan
Awal dan Model Pembelajaran
29
Tabel 4.2. Rataan Hasil Belajar K imia Siswa Yang Diberi
Kombinasi Perlakuan Kemampuan Awal dan Model
Pembelajaran
30
Tabel 4.3. Rangkuman Hasil Analisis Ragam Hasil Belajar K imia
Siswa yang Diberi Kombinasi Perlakuan Kemampuan
Awal dan Model Pembelajaran
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 42
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 44
Lampiran 3. Instrumen Tes Kemampuan Awal 65
Lampiran 4a. Analisis K isi-kisi Instrumen Tes (Sebelum Divalidasi) 69
Lampiran 4b. Analisis K isi-kisi Instrumen Tes (Sesudah Divalidasi) 70
Lampiran 5a. Kisi-kisi Instrumen Tes (Sebelum Divalidasi) 72
Lampiran 5b. Kisi-kisi Instrumen Tes (Sesudah Divalidasi) 80
Lampiran 6a. Instrumen Tes Hasil Belajar (Sebelum Divalidasi) 85
Lampiran 6b. Instrumen Tes Hasil Belajar (Setelah Divalidasi) 90
Lampiran 7. Penyelesaian Instrumen Tes (Sesudah Validasi) 93
Lampiran 8a. LKS Pertemuan I 95
Lampiran 8b. Jawaban LKS Pertemuan I 98
Lampiran 8c. LKS Pertemuan II 101
Lampiran 8d. Jawaban LKS Pertemuan II 103
Lampiran 8e. LKS Pertemuan III 105
Lampiran 8f. Jawaban LKS Pertemuan III 107
Lampiran 9. Tabel Validitas Instrumen Tes 109
Lampiran 10. Perhitungan Validitas Soal 110
Lampiran 11. Tabel Reliabilitas Instrumen Tes 111
Lampiran 12. Perhitungan Reliabilitas Soal 112
Lampiran 13. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 113
Lampiran 14. Perhitungan Tingkat Daya Beda Soal 114
Lampiran 15. Rekapitulasi Analisis Instrumen Tes 115
Lampiran 16. Data Hasil Penelitian 116
Lampiran 17. Uji Normalitas 117
Lampiran 18. Uji Homogenitas 119
Lampiran 19. Uji Hipotesis 120
xi
Lampiran 21. Tabel N ilai- nilai Chi K uadrat 129
Lampiran 22 Tabel N ilai- nilai untuk Distribusi F 130
Lampiran 23 Jadwal Penelitian 133
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek penting dalam mencerdaskan anak bangsa.
Pendidikan di era globalisasi bertujuan mengembangkan kemampuan dan sikap
dalam situasi yang berubah. Salah satu upaya yang sedang dilakukan pemerintah
adalah pembaharuan kurikukulum secara berkala yang mengarah pada
terwujudnya proses pembelajaran yang lebih baik (Istiana, dkk, 2015).
Berdasarkan hasil observasi, SMA Negeri 18 Medan adalah sekolah yang
menerapkan kurikulum 2013, namun aktivitas pembelajaran di kelas masih
cenderung berpusat pada guru.
Beberapa materi kimia SMA Kelas XI yang dianggap sukar oleh siswa
adalah ikatan kimia, thermokimia, titrasi asam basa, larutan penyangga, hidrolisis
garam dan kelarutan beserta hubungannya dengan hasil kali kelarutan. Materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan sulit karena berisi konsep yang bersifat abstrak
yang berhubungan dengan ion, molekul dan reaksi kesetimbangan yang tidak
dapat diamati oleh mata dan pemahamannya membutuhkan keterampilan
matematika.
Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan sekolah dewasa ini
adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil
belajar peserta didik yang sangat memprihatinkan. Dalam arti yang lebih
substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan
dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang
secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya (Trianto, 2011).
Prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran kimia di SMA Negeri 18
Medan masih rendah. Berdasarkan data nilai ulangan harian kimia pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan pada tahun 2014/2015 dapat diketahui bahwa
ketuntasan belajar kelas XI IPA 1 sebesar 51,25%, XI IPA 2 sebesar 48,75%, XI
IPA 3 sebesar 49% dan XI IPA 4 sebesar 60,75%. N ilai rata-rata ulangan harian
2
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru dan siswa yang
didukung oleh dokumen hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 18 Medan
menunjukkan bahwa proses pembelajaran kimia masih belum optimal dan siswa
kurang mampu menyerap materi yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya dapat
dirangkum permasalahan yang terjadi di SMA Negeri 18 Medan adalah sebagai
berikut: 1) Guru masih menggunakan metode konvensional dalam
belajar-mengajar sehingga siswa cenderung pasif, 2) Siwa berasumsi kimia merupakan
pelajaran yang sulit dalam memahami konsep karena keterlibatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran masih rendah sehingga menyebabkan hasil belajar siswa
rendah, dan 3) Salah satu materi pembelajaran yang sulit dipahami adalah materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan karena pada tahun ajaran 2014/2015 diperoleh
bahwa ketuntasan belajar siswa tidak lebih dari 60,75%.
Tercapainya tujuan pembelajaran salah satunya dipengaruhi oleh
ketepatan dalam pemilihan model pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran
yang tepat merupakan salah satu hal yang penting sebaga i sarana dalam kegiatan
belajar mengajar untuk menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa secara
efektif dan meningkatkan keberhasilan belajar siswa. Pemilihan model
pembelajaran dipengaruhi karakteristik siswa (Assriyanto, dkk, 2014).
Berdasarkan karakteristik materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang
menuntut pemahaman konsep dan kemamuan matematika, maka model
pembelajaran yang cocok, yaitu discovery learning (DL) dan inkuiri terbimbing
dengan mempertimbangkan kemampuan awal siswa. Menurut Ilahi pembelajaran
discovery learning mendorong siswa untuk belajar sendiri secara mandiri.
Selanjutnya Slavin menyatakan pembelajaran discovery learning mendorong
siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman dengan
melakukan kegiatan yang memungkinkan mereka menemukan konsep dan
prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri (Widiadnyana, dkk, 2014). Banerjee
dalam Setiowati (2015) menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri
terbimbing efektif membantu guru dalam memotivasi siswa untuk mengajukan
3
penyelidikan. Selain itu, dengan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan
rasa percaya diri siswa dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rohmawati
(2016) dengan menggunakan model inkuiri peningkatan kognitif rata-rata 83,33
dan 80,22. Sementara itu, Setioawati (2015) menyatakan bahwa penerapan inkuiri
terbimbing dilengkapi LKS menghasilkan prestasi kognitif sebesar 56% pada
siklus I dan 84% pada siklus II. Istiana (2015) dalam penelitiannya dengan
menggunakan model discovery learning diperoleh peningkatan prestasi belajar
sebesar 81%. Penggunaan model discovery learning dan inkuiri terbimbing
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selanjutnya Sulistyowati
(2012) dalam penelitian dengan menggunakan model discovery learning
menunjukkan kemampuan pemecahan masa lah kimia dengan nilai sangat baik
sebesar 81%.
Selain model pembelajaran, kemampuan awal juga perlu
dipertimbangkan dalam proses pembelajaran. Menurut Adam dan Bruce
konsep-konsep yang sudah ada dalam diri siswa merupakan kemampuan awal.
Kemampuan awal berpengaruh dalam proses pembentuka n pengetahuan siswa
sehingga perlu diperhatikan agar proses pembentukan pengetahuan dalam diri
siswa berjalan dengan baik. Sebagian besar guru jarang memperhatikan aspek
kemampuan awal siswa, sehingga pada saat pembelajaran kemampuan awal
belum dipertimbangkan (Irawati, 2014).
Berdasarkan latar belakang dan pemikiran tersebut, maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Awal dan Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Kimia Sis wa SMA Kelas XI
IPA Pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kelarutan”.
1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah interaksi kemampuan
awal dan model pembelajaran kimia serta pengaruhnya terhadap hasil belajar
4
1.3. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah ada pengaruh kemampuan awal terhadap hasil belajar kimia siswa?
2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa?
3. Apakah terdapat interaksi antara kemampuan awal dan model pembelajaran
terhadap hasil belajar kimia?
1.4. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus maka dilakukan batasan
batasan terhadap permasalahan yaitu:
1. Penelitian ini dilakuan pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 18 Medan
semester genap T.A 2015/2016.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran discovery
learning dan inkuiri terbimbing.
3. Kemampuan awal siswa dibedakan menjadi kemampuan awal tinggi dan
kemampuan awal rendah.
4. Pokok bahasannya adalah pokok bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusah masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan awal terhadap hasil belajar kimia
siswa.
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia
siswa.
3. Untuk mengetahui interaksi antara kemampuan awal dan model pembelajaran
5
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi Siswa
2. Dengan diberikan model pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan
minat dan prestasi belajar.
3. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran alternatif
berdasarkan karakteristik kemamampuan awal dan materi yang diajarkan
dalam proses belajar mengajar.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman
dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
1.7. Defenisi Ope rasional
Adapun defenisi operasional dari penelitian ini adalah :
1. Model pembelajaran discovery learning adalah model pembelajaran penemuan
konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui
pengamatan atau percobaaan.
2. Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran dengan
tujuan siswa melakukan kegiatan percobaan/ penyelidikan untuk menemukan
konsep yang telah ditetapkan guru dan sebagian besar perencanaannya dibuat
guru.
3. Kemampuan awal merupakan pengetahuan awal yang dimiliki siswa sebelum
mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
4. Hasil belajar merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan siswa dalam
belajar. Peningkatan hasil belajar dapat diketahui dari selisih antara nilai
37 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Dari analisis data yang sudah didapatkan, maka dapat disimpulkan :
1. Ada pengaruh kemampuan awal terhadap hasil belajar kimia siswa.
Berdasarkan hasil tes kemampuan awal siswa pada pokok bahasan
konsentrasi larutan, kelarutan, larutan elektrolit, asam, basa dan garam
dibedakan menjadi kemampuan awal rendah dan kemampuan awal tinggi.
Rata-rata nilai kemampuan awal rendah dan tinggi pada kelas eksper imen
I adalah sebesar 52,7 dan 80 . Sementara rata-rata nilai kemampuan awal
rendah dan tinggi pada kelas eksperimen II adalah sebesar 49,3 dan 77,3.
2. Ada pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa.
Rata-rata hasil belajar kimia siswa pada kelas eksperimen I yang
dibelajarkan melalui model discovery learning adalah 80,3 (kemampuan
awal rendah) dan 91,8 (kemampuan awal tinggi). Sementara pada kelas
eksperimen II yang dibelajarkan melalui model inkuiri terbimbing adalah
80,9 (kemampuan awal rendah) dan 83,5 (kemampuan awal tinggi).
Pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning
menunjukkan hasil belajar yang paling tinggi.
3. Ada interaksi antara kemampuan awal dan model pembelajaran terhadap
hasil belajar kimia siswa . Siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi
dengan model discovery learning memberikan rataan hasil belajar kimia
yang paling tinggi yaitu sebesar 91,8. Sebaliknya, siswa yang memiliki
kemampuan awal rendah dengan model discovery learning memberikan
rataan hasil belajar kimia siswa yang paling rendah yaitu sebesar 80,3.
Siswa yang memiliki kemampuan awal rendah maupun tinggi dengan
model inkuiri terbimbing menunjukkan hasil belajar yang tidak berbeda
38
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian diatas, maka
penulis memberikan beberapa saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar
siswa antara lain :
1. Model pembelajaran discovery learning sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan adanya pembelajaran discovery
learning maka siswa akan terlatih untuk menyelesaikan soal yang berkaitan
dengan materi yang sedang dipelajari secara mandiri sehingga akan
meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran.
2. Dalam menerapkan discovery learning dan inkuiri terbimbing, guru perlu
mengkombinasikan dengan kemampuan awal sehingga siswa akan lebih
terpacu dan tertarik dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Kemampuan awal tinggi sebaiknya dikombinasikan dengan model
pembelajaran discovery learning sementara kemampuan awal rendah
sebaiknya dikombinasikan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
3. Dalam proses pembelajaran, hendaknya guru selalu mengetahui kemampuan
awal siswa meskipun guru menerapkan metode atau model pembelajaran
yang berbeda-beda. Karena kemampuan awal memberikan peran yang sangat
39
DAFTAR PUSTAKA
Ambasari, W., Santosa, S., Maridi., (2013), Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar Pada Pelajaran Biologi Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Surakarta, Jurnal Pendidikan Biologi FKIP UNS 5 : 81-95.
Assriyanto, K. E., Sukardjo, J.S., Saputro, S., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen Dan Ikuiri Terbimbing Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan Penyangga Di SMA N 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014, , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3 : 89-97.
Efi, K. A., J.S. Sukardjo., Sulistyo, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui metode Eksperimen dan Inkuiri Terbimbing Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan Penyangga di SMAN 2 Sukoharjo T.A 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (PJK) UNS 3.
Hosnan, (2014), Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Graha Lia Indonesia, Bogor.
Irawati, K.R.,(2014), Pengaruh Model Problem Solving dan Problem Posing serta Kemampuan Awal terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Sains 2 : 184-192.
Istiana, G.A., Catur, S.A.N, Sukardjo, J.S.,(2015), Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Pokok Bahasan Larutan Penyangga Pada Siswa Kelas XI IPA Semester II SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 2 : 65-73.
Lee, M., (2007), The Effect of Guided Inqury Laboratory On Conceptual Understanding . Tesis. (Online). California state university, Northridge.
Lestari, T, (2010), Pembelajaran Kimia Dengan Inkuiri Terbimbing Melalui Metode Eksperimen Dan Deminstrasi Ditinjau Dari Kemampuan Awal Dan Sikap Ilmiah, Program Studi Pendidikan Sains, Tesis, Universitas Sebelas Maret.
40
Nasution, P.E, (2016), Pengaruh Model Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Belajar Terhadap Hasil Belajar K imia Siswa Pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Medan.
Rohmawati, A., Masykuri, M., Utomo, S.B., (2016), Implementasi Pembelajaran Kimia Dengan Inkuiri Bebas Termodifikasi Bermedia Riil Dan Virtual Kelas XI Pokok Bahasan Sistem Koloid, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 5 : 71-77.
Rokhmatika, S., Harlita., Baskoro, A.P, (2012), Pengaruh Model Inkuri Terbimbing Dipadu Kooperatif Jigsaw Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau Dari Kemampuan Akademik , Jurnal Pendidikan Biologi 4.
Rusman., (2011), Model-Model Pembelajaran, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta
Sanjaya, W, (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta.
, (2012), Perencanaan dan Desain Sistem Pemblajaran, Prenada Media Group, Jakarta.
Setiowati, H., N ugroho, A., Agustina, W., (2015), Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Dilengkapi LKS Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI MIA SMA Negeri 1 Banyudono, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4 : 54-60.
Siahaan, B., (2015), Pengaruh Model Dan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar K imia Siswa Kelas XI IPA Pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, Skripsi, Program Studi Pendidikan K imia, Universitas Negeri Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
, (2014), Statistik Teori Dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
Sulistyowati, N., Widodo, A.T., Sumarni, W, (2012), Efektivitas Model Pembelajaran Guided Discovery Learning Terhadap Pemecahan Masalah, Jurnal Pendidikan Kimia 2 : 49-54.
Suprihatiningrum, J., (2013), Strategi Pembelajaran, Penerbit Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.
41
Sutirman, (2013), Media dan Model-Model Pembelajaran Inovatif, Graha Ilmu, Yogyakarta
Sutresna, N., (2014), Kimia Untuk Kelas XI, Grafindo Media Pratama, Bandung.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
, (2013), Model Pembelajaran Terpadu, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.