ABSTRAK
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEMPAR TANGKAP BOLA KASTI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA JAYA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh ADI PRATOMO
Penelitian ini bertujuan untuk 1) meningkatkan pembelajaran lempar tangkap bola kasti dengan bola berekor, bola plastik pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya; 2) meningkatkan keterampilangerak dasar lempar tangkap bola kasti pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya; 3) meningkatkan keterampilan bermain bola kasti dengan modifikasi pembelajaran yang tepat pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitiantindakankelas (Classroom Action Research). Dengan subjekpenelitianadalahsiswakelas V di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya tahunpelajaran
2011/2012. Instrumen yang
dipakaiadalahpenilaiankualitasgerakdasarlempartangkapdenganrentangnilai 1-5.Teknik analisis data menggunakan prosentasiketuntasanbelajarsetiapsiklusnya.
Hasil penelitian menunjukkanbahwadenganpenggunaanmodifikasiberupa bola berekor, bola kertasdan bola plastikkecildapatmeningkatkanketerampilangerakdasarlempartangkap bola kastisiswa kelas V di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya tahun pelajaran 2011/2012.
Berdasarkanhasilpenelitian,
I. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan pembentukan watak, serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.
Kurikulum Pendidikan Jasmani tahun 2004 yang dijelaskan dalam Samsudin (2008: 10) bahwa Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.
Dalam proses belajar Pendidikan Jasmani lingkungan belajar harus diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif.
Menurut Muhajir (2007:8) bahwa Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta
Jadi dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas gerak yang direncanakan secara sistematik guna meningkatkan individu menyangkut tiga aspek: kognitif, afektif dan
psikomotor. Disinilah pentingnya Pendidikan Jasmani, karena menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan kemudian mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.
B. Belajar Gerak
Belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau latihan. (Nana Sujana, 1991: 5). Menurut Thorndike dalam Arma Abdulllah dan Agus Manadji (1994: 162) belajar adalah asosiasi antara kesan yang diperoleh alat indera (stimulus) dan impuls untuk berbuat (respons).Ada tiga aspek penting dalam belajar, yaitu hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum pengaruh. a. Hukum kesiapan
Berarti bahwa individu akan belajar jauh lebih efektif dan cepat bila ia telah siap atau matang untuk belajar dan seandainya ada kebutuhan yang dirasakan. Ini berarti dalam aktivitas Pendidikan Jasmani guru seharusnyalah dapat menentukan materi-materi yang tepat dan mampu dilakukan oleh anak. Guru harus memberikan pemahaman mengapa manusia bergerak dan cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif sehingga kegiatan belajar akan memuaskan.
b. Hukum latihan
dengan melakukan. Melakukan berulang-ulang tidak berarti mendapatkan kesegaran atau keterampilan yang lebih baik. Melalui pengulangan yang dilandasi dengan konsep yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan dan dilakukan secara teratur akan menghasilkan kemajuan dalam pencapaian tujuan yang dikehendaki. Ini berarti guru harus menerapkan latihan atau pengulangan dengan penambahan beban agar meningkatnya kesegaran jasmani anak, dengan memperhatikan pula fase pertumbuhan dan perkembangan anak. c. Hukum pengaruh
Bahwa seseorang individu akan lebih mungkin untuk mengulangi pengalaman-pengalaman yang memuaskan daripada pengalaman-pengalaman-pengalaman-pengalaman yang mengganggu. Hukum ini seperti yang berlaku pada Pendidikan Jasmani mengandung arti bahwa setiap usaha seharusnya diupayakan untuk menyediakan situasi-situasi agar siswa mengalami keberhasilan serta mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan. Guru harus merencanakan model-model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, akan lebih baik jika disesuaikan dengan fase pertumbuhan dan perkembangan anak, pada usia remaja, anak akan menyukai permainan, bermain dengan kelompok-kelompok dan menunjukkan prestasinya sehingga mendapat pengakuan diri dari orang lain.
Menurut Lutan (1988) belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri seseorang yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan dan dapat diamati melalui penampilannya. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki pengertian yang luas, bisa berupa keterampilan fisik, verbal, intelektual, maupun sikap. Menurut Bloom dalam Lutan (1988: 102) perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam 3 ranah, yaitu: a) kognitif, b) afektif, c) psikomotor.
Menurut Schmidt dalam Lutan (1988: 102) belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku gerak.
penerimaan segala informasi yang relevan tentang gerakan-gerakan yang dipelajari,
kemudian mengolah dan menyusun informasi tersebut memungkinkan suatu realisasi secara optimal.
C. Tahapan Belajar Gerak
Menurut Lutan (1988: 101) belajar motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif permanen, yaitu perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama. Dalam menyempurnakan suatu keterampilan motorik ada tiga tahapan yaitu:
1. Tahap Kognitif
Merupakan tahap awal dalam belajar motorik, dalam tahap ini seseorang harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang dilakukan dan juga harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat.Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang harus dilakukan adalah memberikan informasi untuk menanamkan konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik. Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaimana cara melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merencanakan cara
melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru untuk menghasilkan anak yang terampil mempraktikkan aktivitas gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.
2. Tahap Asosiatif/Fiksasi
Pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan melalui adanya praktek secara teratur agar perubahan prilaku gerak menjadi permanen. Selama latihan harus adanya semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan semakin meningkat.Apabila siswa telah melakukan latihan keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharapkan telah memiliki keterampilan yang memadai.
3. Tahap Otomatis
dilakukan. Secara fisiologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri seseorang tersebut telah terjadi kondisi reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap
penampilan gerakan semakin tepat dan konsisten, siswa telah dapat mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang dilakukan dengan hasil yang baik dan benar.
Untuk mempelajari gerak maka guru Pendidikan Jasmani perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kesiapan belajar. Bahwa pembelajaran harus mempertimbangkan hukum kesiapan. Anak yang lebih siap akan lebih unggul dalam menerima pembelajaran. (Arma Abdullah, 1994) 2. Menurut Lutan (1988) dalam mempelajari gerak faktor kesempatan belajar merupakan
hal yang penting. Pemberian kesempatan yang cukup banyak bagi anak sejak usia dini untuk bergerak atau melakukan aktivitas jasmani dalam mengeksporasi lingkungannya sangat penting. Bukan saja untuk perkembangan yang normal kelak setelah dewasa, tapi juga untuk perkembangan mental yang sehat. Jadi penting bagi orangtua atau guru untuk memberikan kesempatan anak belajar melalui gerak.
3. Kesempatan latihan. Anak harus diberi waktu untuk latihan sebanyak yang diperlukan untuk menguasai. Semakin banyak kesempatan berlatih, semakin banyak pengalaman gerak yang anak lakukan dan dapatkan. Meskipun demikian, kualitas latihan jauh lebih penting ketimbang kuantitasnya. (Arma Abdullah, 1994)
4. Model yang baik. Dalam mempelajari motorik, meniru suatu model memainkan peran yang penting, maka untuk mempelajari suatu dengan baik, anak harus dapat mencontoh yang baik. Model yang ada harus merupakan replika dari gerakan-gerakan yang
5. Bimbingan. Untuk dapat meniru suatu model dengan betul, anak membutuhkan bimbingan. Bimbingan juga membantu anak membetulkan sesuatu kesalahan sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari dengan baik sehingga sulit dibetulkan kembali. Bimbingan dalam hal ini merupakan umpan balik.
6. Motivasi. Besar kecilnya semangat usaha seseorang tergantung pada besar kecilnya motivasi yang dimilikinya.
D. Bermain Bola Kasti
Hananto dan Tim Penjas SD (2007: 70) menyebutkan bahwa kasti adalah jenis permainan bola kecil yang dimainkan beregu. Dalam bermain kasti tercakup gerak lokomotor,
nonlokomotor dan manipulatif. Gerak lokomotor dalam bermain kasti ialah gerak berpindah tempat seperti jalan, lari dan lompat. Gerak nonlokomotor adalah gerak di tempat seperti menekuk, menarik, mendorong, dan meliuk. Sedangkan gerak manipulatif adalah gerak dengan menggunakan alat seperti melempar, menangkap dan memukul bola.
Dalam bermain kasti digunakan sebuah bola kecil dan satu alat pemukul. Jumlah pemain terdiri dari 12 anak, dimana terdapat dua regu, yaitu regu pemukul dan regu penjaga. Tiap babak berlangsung selama 2 x 30 menit yang terdiri dari dua babak dan diselingi waktu istirahat selama 10 menit. Tiang hinggap dalam bermain kasti ada dua buah, yang
Bola kasti termasuk olahraga tradisional yang banyak diminati anak-anak, maupun remaja karena dalam bermain kasti meningkatkan ketangkasan dan kekompakan regu atau pemain. Sehingga melalui bermain kasti dapat menjalin hubungan persahabatan dan kerjasama yang baik. Biasanya bermain bola kasti kebanyakan dilakukan pada waktu sore hari dan kegiatan bola kasti dapat dilakukan oleh siapapun.
Dalam Hananto dan Tim Penjas SD (2007: 69) bahwa kasti adalah permainan tradisional dari Indonesia yang perlu diberikan kepada siswa. Hal ini perlu menjadi perhatian dari guru Pendidikan Jasmani dikarenakan banyak sekali unsur-unsur pendidikan yang terdapat dalam bermain kasti tersebut. Sebagai bangsa Indonesia kita perlu menanamkan rasa bangga pada siswa didik kita betapa kaya dan memberikan nilai yang diperlukan dalam kehidupan dari bermain warisan nenek moyang kita dahulu. Dimensi cinta kebangsaan dan unsur
pendidikan yang terkandung dalam bermain kasti ini menjadi hal penting dan perlu diteruskan kepada para siswa.
Perkembangan siswa akan lebih sempurna jika dimensi–dimensi kecerdasan siswa dapat dikembangkan dalam suatu program mengajar belajar. Hampir semua dimensi kecerdasan siswa dapat dikembangkan dalam bermain kasti mulai dari bodly, interpersonal, intra personal, kejujuran, amanah, rasa syukur dan lain-lain. Dalam tulisan kami hanya memfokuskan pada satu contoh kecil dari dimensi bodly dari bermain kasti. Satu sampel kecil dari manfaat bermain kasti akan dapat menjadi pembuka pemikiran betapa besar manfaat bermain ini bagi siswa.
menang. Untuk memperoleh kemenangangan, suatu tim harus memiliki stategi. Salah satu strateginya adalah bagaimana satu selalu menjadi regu pemukul. Regu pemukul berusaha untuk memukul bola yang susah dijangkau lawan agar pemukul atau teman satu timnya dapat kemabali ke base tempat memukul. Hasil kembali ke tempat pemukul baik dengan pukulan sendiri ataupun bantuan teman pemukul yang lain akan mendapat nilai. Unsur memukul dengan tepat dan akurat menjadi salah satu kunci kemenangan bermain kasti.
Agar dapat bermain kasti diperlukan alat untuk dapat bermain kasti yaitu : tongkat pemukul, bola dan base untuk berhenti. Cara bermain kasti untuk pemanasan ini ada sedikit
modifikasi. Modifikasi dalam bermain kasti ini yaitu tongkat pemukul di hilangkan dan diganti dengan dua lengan lurus di depan badan sedangkan dua telapak tangan menjadi satu. Prinsip dari tongkat pemukul yang lurus harus ditekankan agar menjadi perhatian dari dua lengan yang lurus sedangkan bola kasti kita ganti dengan bola terbuat dari karet dengan ukuran besar antara bola tangan sampai bola voli. Peran guru sangatlah penting untuk memberikan intruksi agar siswa bersiap memukul juga regu bertahan siap mengambil bola, di samping itu juga guru perlu terus memberikan koreksi agar dua tangan selalu lurus dan selalu mengejar bola yang dilemparkan oleh guru. Perlu juga untuk memberikan taktik penempatan bola agar sulit dijangkau oleh regu penjaga. Untuk peraturan yang lain masih tetap mempergunakan peraturan bermain kasti.
E. Gerak Dasar Bermain Kasti
Muhajir (2008) menjelaskan bahwa sebelum bermain kasti terlebih dahulu harus menguasai gerak dasar bermain bola kasti adalah sebagai berikut:
Melempar bola perlu dikuasai oleh pemain karena gerak dasar ini salah satu yang menentukan dalam bermain, agar
lain:
a. Melemparkan Bola Rendah
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Berdiri dengan salah satu kaki di depan (kaki kanan /kiri). 2. Pegang bola dengan tangan kanan, sejajar dengan dada. 3. Bola berada pada pangkal
menghadap ke atas.
4. Tangan kanan di depan dada dengan siku sedikit ditekuk dan tangan kiri di depan dada.
5. Tarik tangan kanan ke bawah hingga di samping belakang lutut. 6. Condongkan badan agak ke depan dan tekuklah
7. Ayunkan tangan dari belakang ke depan sambil melepaskan bola 8. Lepas bola berguling ke bawah.
Melempar bola perlu dikuasai oleh pemain karena gerak dasar ini salah satu yang menentukan dalam bermain, agar dapat melemparkan bola dengan baik gerak
Rendah
langkahnya sebagai berikut:
Berdiri dengan salah satu kaki di depan (kaki kanan /kiri). Pegang bola dengan tangan kanan, sejajar dengan dada.
Bola berada pada pangkal jari-jari, tangan kanan membuat cekungan dan menghadap ke atas.
Tangan kanan di depan dada dengan siku sedikit ditekuk dan tangan kiri di depan
Tarik tangan kanan ke bawah hingga di samping belakang lutut. Condongkan badan agak ke depan dan tekuklah kedua lutut.
dari belakang ke depan sambil melepaskan bola. berguling ke bawah.
Gambar 1. Gerakan Melempar Bola Rendah. (Sumber : Hananto, 2007)
Melempar bola perlu dikuasai oleh pemain karena gerak dasar ini salah satu yang dapat melemparkan bola dengan baik geraknya antara
jari, tangan kanan membuat cekungan dan
b. Melempar Bola Datar
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Berdiri dengan kaki
2. Tangan kanan memegang bola.
3. Tangan kanan yang memegang bola lurus berada di samping paha. 4. Posisi bola terletak pada pangkal jari
5. Selanjutnya tarik tangan kanan lurus ke belakang. 6. Tekuk kedua lutut da
7. Ayunkan tangan yang memegang bola ke arah depan, langkahkan kaki kanan dan luruskan lutut kiri.
c. Melempar Bola Lambung
Lemparan bola dari arah atas biasanya digunakan dari jarak yang jauh dari pemukul atau pemain yang berlari. Adapun tahapan geraknya ialah:
1. Berdiri dalam sikap siap melempar.
Datar
langkahnya adalah sebagai berikut: Berdiri dengan kaki kiri di depan.
Tangan kanan memegang bola.
Tangan kanan yang memegang bola lurus berada di samping paha.
Posisi bola terletak pada pangkal jari-jari dan telapak tangan membuat cekungan. Selanjutnya tarik tangan kanan lurus ke belakang.
Tekuk kedua lutut dan badan condong ke depan (badan tidak membungkuk). Ayunkan tangan yang memegang bola ke arah depan, langkahkan kaki kanan dan
Gambar 2. Gerak Melempar Bola Datar. (Sumber : Hananto, 2007)
Lambung
arah atas biasanya digunakan dari jarak yang jauh dari pemukul atau pemain yang berlari. Adapun tahapan geraknya ialah:
Berdiri dalam sikap siap melempar.
jari dan telapak tangan membuat cekungan.
n badan condong ke depan (badan tidak membungkuk). Ayunkan tangan yang memegang bola ke arah depan, langkahkan kaki kanan dan
2. Posisi bola terletak pada pangkal jari
bola, ibu jari dan jari kelingking berada di samping bola.
3. Tariklah tangan ke belakang bersama dengan gerakan memutar ke samping dan langkahkan kaki kiri ke depan.
4. Badan condong ke belakang lalu ayunkan tangan yang memegang bola dari belakang dan lemparkan dengan kaki kanan
Gambar 3. Gerakan Melempar Bola Lambung.
2. Menangkap Bola
Ada beberapa gerak dasar menangkap bola dalam bermain kasti, yaitu:
a. Menangkap Bola Dari Bawah
Gerak dasarnya sebagai berikut: 1. Kedua tangan siap menerima
2. Jari-jari tangan berada di bawah sejajar arah bola yang akan dat 3. Pandangan lurus ke arah bola agar dapat melihat arah bola dat
bola terletak pada pangkal jari-jari, ketiga jari-jari berada pada belakang jari kelingking berada di samping bola.
Tariklah tangan ke belakang bersama dengan gerakan memutar ke samping dan langkahkan kaki kiri ke depan.
Badan condong ke belakang lalu ayunkan tangan yang memegang bola dari belakang dan lemparkan dengan kaki kanan ikut maju.
Gambar 3. Gerakan Melempar Bola Lambung. (Sumber : Hananto, 2007)
Ada beberapa gerak dasar menangkap bola dalam bermain kasti, yaitu:
Menangkap Bola Dari Bawah
Gerak dasarnya sebagai berikut:
Kedua tangan siap menerima bola dengan berjongkok.
jari tangan berada di bawah sejajar arah bola yang akan datang Pandangan lurus ke arah bola agar dapat melihat arah bola datang.
jari berada pada belakang
Tariklah tangan ke belakang bersama dengan gerakan memutar ke samping dan
Badan condong ke belakang lalu ayunkan tangan yang memegang bola dari
Gambar 4. Gerakan Menangkap Bola Dari Bawah.
b. Menangkap Bola Depan Da
Gerak dasar menangkapnya sebagai berikut.
1. Berdiri dengan kaki sedikit kangkang, lutut sedikit ditekuk pandangan mata tertuju ke arah datangnya bola.
2. Posisi kedua telapak tangan, kedua lengan lurus di depan dada 3. Tangan kanan atau tangan kiri yang di atas
Gambar 5. Gerakan Menangkap Bola Depan Dada.
c. Menangkap Bola Lambung
Gambar 4. Gerakan Menangkap Bola Dari Bawah. (Sumber : Hananto, 2007)
Depan Dada
Gerak dasar menangkapnya sebagai berikut.
Berdiri dengan kaki sedikit kangkang, lutut sedikit ditekuk pandangan mata tertuju ke arah datangnya bola.
Posisi kedua telapak tangan, kedua lengan lurus di depan dada
Tangan kanan atau tangan kiri yang di atas seperti bentuk tepuk tangan dari atas.
Gambar 5. Gerakan Menangkap Bola Depan Dada. (Sumber : Hananto, 2007)
Menangkap Bola Lambung
Berdiri dengan kaki sedikit kangkang, lutut sedikit ditekuk pandangan mata tertuju
seperti bentuk tepuk tangan dari atas.
Langkah-langkahnya adalah:
1. Berdiri dengan kedua kaki terbuka tertuju ke arah datangnya bola.
2. Julurkan tangan ke atas depan kepala badan sedikit condong ke depan. 3. Kedua telapak tangan membuka menyerupai bunga yang merekah dan siap
menangkap bola, pandangan tetap ke bola.
Gambar 6. Gerakan Menangkap Bola Lambung.
2. Memukul Bola
Memukul bola, gerak dasar ini merupakan gerak dasar yang harus dikuasai setiap pemain karena sebuah pukulan yang dapat menentukan berhasil tidaknya bermain. Ada beberapa gerak dasar memukul yang harus dikuasai pemain kasti an
memukul bola mendatar, 2) memukul bola merendah atau menyusur tanah, dan 3) memukul bola atas kepala.
langkahnya adalah:
edua kaki terbuka, lutut sedikit ditekuk kemudian pandangan mata arah datangnya bola.
Julurkan tangan ke atas depan kepala badan sedikit condong ke depan. Kedua telapak tangan membuka menyerupai bunga yang merekah dan siap menangkap bola, pandangan tetap ke bola.
Gambar 6. Gerakan Menangkap Bola Lambung. (Sumber : Hananto, 2007)
Memukul bola, gerak dasar ini merupakan gerak dasar yang harus dikuasai setiap pemain karena sebuah pukulan yang dapat menentukan berhasil tidaknya bermain. Ada beberapa gerak dasar memukul yang harus dikuasai pemain kasti antara lain: 1)
memukul bola mendatar, 2) memukul bola merendah atau menyusur tanah, dan 3) memukul bola atas kepala.
pandangan mata
Julurkan tangan ke atas depan kepala badan sedikit condong ke depan. Kedua telapak tangan membuka menyerupai bunga yang merekah dan siap
Memukul bola, gerak dasar ini merupakan gerak dasar yang harus dikuasai setiap pemain karena sebuah pukulan yang dapat menentukan berhasil tidaknya bermain. Ada
3. Gerak Dasar Berlari
Berlari, gerak dasar berlari merupakan gerak dasar yang
pemain. Alangkah baiknya bila gerak dasar berlari bagi pemain kasti di perdalam lagi agar tidak kecapean bila sedang berlari. Ada beberapa gerak dasar berlari seperti berlari lurus dan berlari zig-zag.
Gambar 7. Gerakan Memukul Bola. (Sumber : Hananto, 2007)
Berlari, gerak dasar berlari merupakan gerak dasar yang dapat dilakukan oleh setiap pemain. Alangkah baiknya bila gerak dasar berlari bagi pemain kasti di perdalam lagi agar tidak kecapean bila sedang berlari. Ada beberapa gerak dasar berlari seperti berlari
zag.
Gambar 8. Gerak Lari Bermain Kasti. (Sumber : Hananto, 2007)
F. Peraturan Bermain Kasti
1. Pergantian Jaga
Pergantian jaga dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Bola yang dilempar mengenai badan lawan
b. Menangkap bola sebanyak tiga kali berturut-turut selama menjadi regu penjaga c. Setelah pemain terakhir dalam regu pemukul habis, yang disebut membakar atau
disebut juga mebakar ruang bebas
d. Melanggar peraturan yang sudah ditentukan sebelum bermain, misalnya: 1) Pemukul terlepas (membahayakan)
2) Pemujul bola jatuh di luar batas yang telah ditentukan (keluar lapangan)
2. Kemenangan
Kemenangan dalam permainan kasti ditentukan oleh jumlah angka atau nilai dengan aturan sebagai berikut :
a. Regu penjaga berhasil menangkap langsung bola yang dipukul mendapat nilai satu. b. Jika pukulan benar seseorang pemukul dapat kembali ke ruang bebas tanpa berhenti
pada tiang-tiang perhentian mendapat nilai dua.
G. Modifikasi Pembelajaran Kasti
kondisi lingkungan, dan evaluasi, keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran pendidikan jasmani yang dimiliki oleh sekolah itu sendiri.
Minimnya sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidIkan Jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran Pendidikn Jasmani yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru Pendidikan Jasmani untuk kelancaran jalannya pembelajaran Pendidikan Jasmani.Seperti halnya halaman sekolah, taman, ruangan kosong, parit, selokan dan sebagainya yang ada dilingkungan sekolah, sebenarnya dapat direkayasa dan dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Dengan melakukan modifikasi sarana maupun prasarana, tidak akan mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran Pendidikan Jasmani. Bahkan sebaliknya, karena siswa bisa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak, melalui pendekatan bermain dalam suasana riang gembira. Jangan lupa bahwa kata kunci pendidikan jasmani adalah “bermain – bergerak – ceria”. Senada dengan yang dikemukakan Lutan (1988:96) bahwa “kemampuan gerak dasar itulah yang berperan sebagai landasan bagi perkembangan keterampilan”.
lapangan dengan ketinggian tertentu. Beberapa peraturan utama di dalam bermain dibuat untuk mengatur bagaimana cara memecahkan “berbagai permasalahan dasar” dalam bermain tersebut. Bila aturan utama diubah, maka bermain juga akan berubah atau tidak sesuai lagi dengan hakikat dari bermain tersebut.
Berbeda halnya bila yang diubah adalah peraturan yang “secondary” atau peraturan yang bukan merupakan aturan utama. Misalnya bermain kasti, hakikat bermain ini adalah
‘lempar-tangkap bola’ atau aturan utamanya adalah melempar bola ke arah teman satu regu dan/atau menangkap bola yang dilempar teman seregu dalam rangka ‘mendekatkan’ bola sedekat mungkin ke arah lawan yang sedang berlari agar dapat dimatikan. Bila aturan utama ‘lempar-tangkap’ ini diubah menjadi ‘tendang bola’, maka nama bermain tersebut bukan lagi kasti. Tetapi bila yang diubah atau yang dimodifikasi adalah bukan aturan utama seperti ukuran lapangan, jenis bola yang digunakan, sasaran atau bagian tubuh yang boleh dilempar untuk mematikan lawan, maka bermain tersebut tetap dapat disebut sebagai kasti.
Modifikasi bermain cabang olahraga, tidak ditujukan untuk mengubah hakikat cabang olahraga tersebut, tetapi untuk menyesuaikan situasi dan kondisi bermain agar dapat dimainkan dan dinikmati oleh kelompok pemain tertentu, yang dalam hal ini adalah anak-anak usia sekolah dasar. Modifikasi dilakukan semata untuk mengurangi ‘tingkat tantangan’ dari bermain tersebut agar sesuai untuk dimainkan anak-anak dalam kelas pendidikan jasmani. Dan modifikasi hendaknya memang diarahkan pada aturan yang kedua agar ciri khas dari bermain tersebut tidak hilang.
1. Ukuran, berat, bahan atau bentuk peralatan yang digunakan 2. Area atau tempat bermain serta ukuran lapangan
3. Lamanya waktu bermain 4. Jumlah pemain dalam satu regu 5. Peraturan dalam bermain
6. Besarnya gawang/keranjang, tinggi net atau rintangan 7. Rotasi atau posisi pemain
8. Cara memperoleh nilai
Maka dalam penelitian akan mengadakan modifikasi bola kasti, adapun bola standar bermain bola kasti memiliki ketentuan berikut:
a. Dibuat dari karet atau kulit yang di dalamnya diisi sabut kelapa atau injuk b. Ukuran keliling bola 19 - 21 cm
c. Berat 30 - 70 gram atau 70 - 80 gram d. Diameternya 8 cm.
Modifikasi bola yang pertama adalah menggunakan bola kasti berekor dengan harapan siswa akan semakin bersemangat dalam bermain kasti. Modifikasi kedua adalah bola berisi kertas dan plastik guna menimbulkan effek suara saat digunakan. Dan selanjutnya pada siklus ketiga menggunakan bola plastik kecil.
Tabel 1. Peralatan Modifikasi Pembelajaran Lempar Tangkap Bola Kasti.
I Bola
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa itu sendiri tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan sangat membantu dalam tercapainya efektivitas suatu pembelajaran. Peneliti menekankan pemilihan bantuan pembelajaran dengan penggunaan alat bermain kasti berupa bola yang dimodifikasi menjadi bola berekor, bola kertas dan plastik, serta bola plastik kecil dengan harapan penggunaan metode, teknik maupun model pembelajaran yang tepat akan tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pendidikan Jasmani yaitu siswa mampu mempraktikkan gerak dasar melempar dan menangkap bola kasti dengan baik dan benar maka pembelajaran harus dibuat semenarik mungkin dengan pemanfaatan alat-alat yang efektif sehingga dapat membantu siswa dalam belajar lempar tangkap bola.
Saat pembelajaran kasti, yaitu lempar dan tangkap bola kasti guru menemukan kendala untuk memodifikasi pembelajaran agar lebih menarik atau tidak monoton. Siswa lebih tertarik jika langsung melakukan permainan, sedangkan siswa kemampuannya masih kurang sehingga jika bermain tidak maksimal. Maka dengan inilah peneliti merasaperlu menempuh pendekatan baru dengan menerapkan serta memanfaatkan media atau alat bantu
pembelajaran yang belum dipergunakan saat proses pembelajaran sehingga anak dapat berinteraksi secara efektif dengan lingkungan belajar yang khusus.
Dalam penelitian ini peneliti melihat bahwa menggunakan bola-bola modifikasi yang unik dan menarik untuk mengajarkan konsep gerak pada diri siswa dapat dapat membantu dan juga memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran lampar tangkap bola kasti.
Penggunaan modifikasi yang tidak biasa akan menarik karena siswa merasakan hal yang baru, sehingga pada akhirnya siswa akan melakukan tugas gerak dengan konsep mendalam dan tercapailah efektivitas pembelajaran karena siswa telah mencapai ketuntasan belajar.
I. Hipotesis Tindakan
V. SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkanhasilpenelitian yang telahdilakukandapatdiambilkesimpulanbahwa : “Denganpenggunaanmodifikasiberupa bola berekor, bola kertasdan bola
plastikkecildapatmeningkatkanketerampilangerakdasarlempartangkap bola kastisiswaKelas V SD Negeri 1 Rajabasa Jaya TahunPelajaran 2011/2012”.
B.Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah :
1. Pada pembelajaran lempar tangkap bola kasti dapat digunakan alat modifikasi berupa bola berekor, bola kertas maupun bola plastik kecil untuk mengefektifitaskan pembelajran di kelas serta meningkatkan gerak dasar siswa.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan bagian dari program pendidikan umum yang
memberi kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh. Tujuan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan adalah
untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir
kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup
sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui
aktivitas jasmani. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina
pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola
hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang
mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak , dan karya yang
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan sebagai pendidikan gerak dan pendidikan melalui gerak
memiliki aspek-aspek gerak yang ingin dicapai. Adapun klasifikasi aspek tersebut meliputi:
teknik/keterampilan dasar bermain dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji diri/ senam;
aktivitas ritmik; aquatik (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas (out door).Materi Pendidikan Jasmani Sekolah dasar (SD), untuk aspek keterampilan dasar permainan dan
olahraga termasuk diantaranya mempraktikkan gerak dasar bermain bola kecil salah satunya
kasti berdasarkan konsep gerak yang benar serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Ini
berarti siswa harus mampu mempraktikkan beberapa gerak dasar dalam bermain kasti agar
dapat bermain kasti dengan baik, salah satunya adalah menguasai gerak dasar lempar dan
tangkap bola kasti.
Materi kasti diberikan pada siswa sekolah dasar kelas V. Indikator yang akan dicapai adalah
siswa dapat melempar bola, menangkap bola, memukul bola dan mempraktikkan strategi
berlari yang menguntungkan dalam bermain kasti. Selain itu siswa juga diharapkan dapat
mempraktekkan nilai-nilai yang terkandung dalam bermain bola kasti seperti kejujuran,
sportivitas, kerjasama, dan percaya kepada teman. Untuk dapat mencapai indikator-indikator
tersebut maka pembelajaran yang efektif akan sangat dibutuhkan. Model pembelajaran yang
dipakai juga harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan siswa sekolah
dasar, sehingga anak akan tertarik dan memahami materi yang diberikan sesuai dengan
kemampuan meresponnya.
Berdasarkan observasi peneliti selama pembelajaran berlangsung, dapat dilihat bahwa SDN 1
Rajabasa Jaya memiliki ukuran lapangan yang tidak luas atau memadai jika ingin bermain
fasilitas seperti bola dan pemukulnya. Dari hasil pengamatan peneliti, rata-rata nilai siswa
belum mencapai ketuntasan belajar yang ditentukan kompetensi materi bermain kasti. Dari
30 siswa yang mendapat nilai lebih atau sama dengan 65 hanya 2 orang siswa, sedangkan
yang mendapat nilai kurang dari 65 berjumlah 28 siswa. Sedangkan pembelajaran dikatakan
berhasil jika lebih dari 50% siswa telah mencapai ketuntasan belajar.
Peneliti mengidentifikasi rendahnya rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah pada
kemampuan melakukan gerak dasar lempar dan tangkap bola kasti yang benar. Siswa masih
asal-asalan dalam melakukan gerak lempar dan tangkap, padahal guru telah
mendemonstrasikan contoh gerakan yang benar. Minimnya sarana dan prasarana ataupun
modifikasi yang digunakan guru dalam pembelajaran menyebabkan anak-anak kurang
tertarik untuk melaksanakan tugas gerak dengan benar. Akibatnya siswa kurang terlatih
dalam mempraktikkan gerak dasar bermain kasti, terutama pada gerak melempar dan
menangkap bola kasti.
Untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan di atas maka guru perlu mengadakan
perbaikan dalam metode atau model pembelajaran dengan memodifikasi hal-hal yang
dianggap perlu guna menimbulkan minat dalam bermain kasti. Dengan tertariknya siswa
bermain kasti, maka gerak-gerak dasar yang perlu dikuasai dalam kasti akan mulai dikenal
oleh siswa. Semakin banyaknya jam bermain atau semakin seringnya siswa melakukan
aktivitas bermain kasti maka kemampuannya untuk memukul, melempar, menerima dan
kelincahan berlari menghindar bola akan ikut menunjukkan peningkatan. Pentingnya
menyediakan atau membuat atau memperbanyak alat-alat sederhana dan memodifikasi dari
ikut berpartisipasi atau bergerak dalam situasi yang menarik dan gembira tanpa kehilangan
arti Pendidikan Jasmani itu sendiri. Dengan demikian proses pembelajaran dapat berjalan
efektif sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan latar belakang inilah peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Efektivitas Pembelajaran Lempar Tangkap Bola Kasti Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1
Rajabasa Jaya Tahun Pelajaran 2011/2012”, dengan harapan melalui penelitian ini akan
tercapai ketuntasan pembelajaran kasti.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Rata-rata siswa masih rendah keterampilan gerak lemparanbola lurus
2. Rata-rata siswa masih rendah keterampilan gerak tangkap bola depan dada
3. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran bermain kasti
4. Minimnya sarana dan prasarana bermain kasti di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya
5. Kurangnya penggunaan modifikasi dalam pembelajaran kasti agar siswa tertarik untuk
bermain kasti
6. Anak takut menangkap bola kasti
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk memudahkan penelitian
maka perlu ada pembatasan masalah. Adapun penelitian ini difokuskanpada kemampuan
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
“Apakah dengan modifikasi berupa bola berekor, bola kertas dan bola plastik kecil dapat
meningkatkan keterampilan gerak dasar lempar tangkap bola kasti pada siswa Kelas V SD
Negeri 1 Rajabasa Jaya Tahun Pelajaran 2011/2012?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pembelajaran lempar tangkap bola kasti dengan bola berekor, bola kertas
dan bola plastik pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya.
2. Meningkatkan keterampilan gerak dasar lempar tangkap bola kasti siswa kelas V di SD
Negeri 1 Rajabasa Jaya.
3. Meningkatkan keterampilan bermain bola kasti dengan modifikasi pembelajaran yang
tepat pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Rajabasa Jaya.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Upaya meningkatkan dan memperbaiki keterampilan gerak dasar dalam bermain bola
kasti.
Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha menciptakan pembelajaran yang
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEMPAR TANGKAP BOLA KASTI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA JAYA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Skripsi)
Oleh ADI PRATOMO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
I.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Menurut Arikunto dkk
tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di
kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila
perlakuan dilakukan pada responden maka
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar
muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah
yang diteliti harus datang dari g
rendahnya hasil kemampuan
dari proses pembelajaran di kelas dan kemudian dicari pemecahannya oleh peneliti
guru kemudian direncanakan
penelitian berlangsung dan pada akhir tindakan dilakukan penilaian guna mengetahui
pada
METODOLOGI PENELITIAN
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Arikunto dkk (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian
tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di
kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila
perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar
muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah
yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya. Masalah
rendahnya hasil kemampuan lempar tangkap bolakasti siswa adalah masalah yang muncul
di kelas dan kemudian dicari pemecahannya oleh peneliti
rencanakan tindakan, kemudian dilakukan pengamatan se
pada akhir tindakan dilakukan penilaian guna mengetahui
keberhasilan yang dicapai oleh
penggunaan modifikasi bola
pembelajaran.
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
(2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian
tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di
kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila
juga merasakan hasil perlakuan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar nyata
muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah
uru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya. Masalah
siswa adalah masalah yang muncul
di kelas dan kemudian dicari pemecahannya oleh peneliti selaku
lama proses
pada akhir tindakan dilakukan penilaian guna mengetahui
keberhasilan yang dicapai oleh
penggunaan modifikasi bola
Gambar 9. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Sumber : Arikunto, 2007)
PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat
kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencaaan tindakan
(planning), (b) penerapan tindakan (action), (c) observasi dan mengevaluasi proses
dan hasil tindakan, (d) refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang
diharapkan tercapai.
Menurut Arikunto dkk (2007: 61) tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai
tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran, sehingga
dihasilkan hal-hal sebagai berikut :
1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.
3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu, dan sumber
4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan
untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa
5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah
6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan
kompetensi siswa di sekolah.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V di Sekolah Dasar Ngeri 1 Rajabasa Jaya Bandar
Lampung tahun pelajaran 2011/2012. Siswa kelas V berjumlah 30siswa yang terdiri dari 15
laki-laki dan 15 perempuan.
C. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian ialah di lapangan SD Negeri 1 Rajabasa Jaya
2. Pelaksanaan Penelitian
Lama penelitian yang akan dilakukan adalah satu bulan dengan 3 siklus. Dalam 1 siklus
dilakukan tiga kali pertemuan, dimana siklus pertama digunakan modifikasi berupa bola
berekor, siklus kedua menggunakan modifikasi bola kertas dan siklus ketiga
menggunakan modifikasi bola plastik.
D. Rencana Tindakan
1. Siklus I
Rencana
a. Merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus pertama meliputi
Tabel 2. Kegiatan Pembelajaran Siklus Pertama.
No Kegiatan Rincian Kegiatan Formasi alokasi waktu
1
Pendahu-luan - Berbaris - Berdoa 15 menit
- Pemanasan melakukan bermain lempar tangkap mangsa
2 Inti - Guru menerangkan bentuk latihan lempar tangkap bola kasti dengan bola kasti berekor panjang
40 menit - Siswa dibariskan sesuai jumlah
sasaran di dinding yang disiapkan - Siswa melakukan formasi latihan
melempar bola ke sasaran yang ada di dinding
- Siswa melakukan formasi latihan melempar bola kasti berekor panjang berpasangan dari sikap berdiri
- Siswa dibagi menjadi empat sudut dan melakukan lempar tangkap posisi 4 sudut (tanpa lari) - Siswa melakukan formasi latihan
melempar tangkap estapet - Setelah semua siswa mencoba,
siswa diberi kesempatan bertanya letak kesulitan melakukan gerakan. - Dilakukan koreksi oleh guru dan
siswa menilai diri sendiri. - Siswa diperintahkan kembali
mencoba gerakan yang benar sebanyak lima kali.
3 Penutup - Berbaris
15 menit - Evaluasi proses pembelajaran
- Berdoa
- Bubar
b. Mempersiapkan instrumen keterampilan lempar-tangkap bola kasti untuk penilaian di
akhir proses pembelajaran.
c. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
d. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.
a. Menjelaskan modifikasi yang dilakukan pada siklus pertama, yaitu memodifikasi bola
kasti standar dengan bola kasti yang diberi ekor . Panjangnya ekor dibuat 30 cm
dengan bahan pita atau tali rafia.
Gambar 10. Bola Berekor.
Banyaknya bola berekor ada 10 buah guna menyesuaikan dengan komposisi siswa
agar tidak terlalu sering siswa menunggu giliran melakukan lempar tangkap bola
berekor.
b. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak 5
kali lempar dan 5 kali tangkap pada setiap formasi yang dilakukan seperti yang
dijelaskan pada tabel 2.
c. Setelah melakukan gerakan lempar dan tangkap, selalu diberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengoreksi kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki
gerakan-gerakan yang masih salah.
Observasi
Dilakukan observasi selama berlangsungnya proses pembelajaran, hasil pengamatan
tersebut akan menjadi bahan koreksi dan evaluasi dari pembelajaran siklus pertama.
Tabel 3. Tabel Observasi Kegiatan Siswa.
1 Disiplin siswa saat memulai pelajaran 2 Keseriusan siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh peneliti
3 Antusias/aktif siswa melaksanakan tugas gerak yang diberikan oleh peneliti
4 Interaksi antara peneliti dan siswa dalam proses pembelajaran
5 Kemampuan siswa untuk mempraktikkan konsep gerak dasar lempar tangkap bola kasti yang diberikan peneliti
Refleksi
a. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
b. Merumuskan tindakan untuk siklus kedua
2. Siklus II
Rencana
a. Merancang kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua meliputi kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup.
Tabel 4. Kegiatan Pembelajaran Siklus Ked
No Kegiatan Rincian Kegiatan
1
Pendahu-luan - Berbaris - Berdoa
- Pemanasan melakukan mencari pasangan
2 Inti - Guru menerangkan bentuk latihan lempar tangkap bola kasti dengan bola kertas dan plastik
digulung menyerupai bola - Siswa dibariskan sesuai jumlah
sasaran kardus yang disiapkan - Siswa melakukan formasi latihan
melempar bola ke sasaran yang diletakkan di bangku
- Siswa melakukan formasi latihan melempar bola kasti
plastik berpasangan dari
Baik Cukup Kurang Disiplin siswa saat memulai pelajaran
Keseriusan siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh peneliti
Antusias/aktif siswa melaksanakan tugas diberikan oleh peneliti Interaksi antara peneliti dan siswa dalam proses pembelajaran
Kemampuan siswa untuk mempraktikkan dasar lempar tangkap bola yang diberikan peneliti
Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
Merumuskan tindakan untuk siklus kedua
kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua meliputi kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup.
Tabel 4. Kegiatan Pembelajaran Siklus Kedua.
Rincian Kegiatan Formasi alokasi waktu
15 menit Pemanasan melakukan bermin
Guru menerangkan bentuk latihan lempar tangkap bola kasti dengan
kertas dan plastik yang digulung menyerupai bola
40 menit
Siswa dibariskan sesuai jumlah yang disiapkan Siswa melakukan formasi latihan
melempar bola ke sasaran kardus diletakkan di atas meja atau
Siswa melakukan formasi latihan melempar bola kasti kertas atau plastik berpasangan dari
Kurang
kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua meliputi kegiatan
alokasi waktu
15 menit
sikapberdiri
- Siswa dibagi menjadi empat sudut dan melakukan lempar tangkap posisi 4 sudut (tanpa lari) - Siswa melakukan formasi latihan
melempar tangkap estapet - Setelah semua siswa mencoba,
siswa diberi kesempatan bertanya letak kesulitan melakukan gerakan. - Dilakukan koreksi oleh guru dan
siswa menilai diri sendiri. - Siswa diperintahkan kembali
mencoba gerakan yang benar sebanyak lima kali.
3 Penutup - Berbaris
15 menit - Evaluasi proses pembelajaran
- Berdoa
- Bubar
b. Mempersiapkan instrumen keterampilan lempar-tangkap bola kasti untuk penilaian di
akhir proses pembelajaran.
c. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
d. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.
Tindakan
a. Menjelaskan modifikasi alat yang digunakan pada siklus kedua,yaitu memodifikasi
bola kasti standar dengan bola kasti yang terbuat dari kertas atau plastik yang digulung
menyerupai bola.
Banyaknya bola ada 10 diharapkan dengan itu proses belajar efektif dan efisien karena
siswa tidak terlalu banyak menunggu giliran melakukan lempar tangkap bola kasti
sehingga pengalaman gerak semakin banyak.
b. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak 5
kali lempar dan 5 kali tangkap pada setiap formasi yang dilakukan seperti yang
dijelaskan pada tabel 4.
c. Setelah melakukan gerakan lempar dan tangkap, selalu diberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengoreksi kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki
gerakan-gerakan yang masih salah.
Observasi
Dilakukan observasi dengan menggunakan tabel observasi kegiatan siswa (dapat dilihat
pada tabel 3). Observasi dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran, hasil
pengamatan tersebut menjadi bahan koreksi dan evaluasi dari pembelajaran siklus kedua.
Refleksi
a. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
b. Merumuskan tindakan untuk siklus ketiga
3. Siklus III
Rencana
a. Merancang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup.
Tabel 5. Kegiatan Pembelajaran Siklus Ketiga.
No Kegiatan Rincian Kegiatan Formasi alokasi waktu
1
- Pemanasan melakukan lompat katak
2 Inti - Guru menerangkan bentuk latihan lempar tangkap bola kasti dengan bola kecil berbahan plastik - Siswa dibariskan sesuai jumlah
plastik yang disiapkan
- Siswa melakukan formasi latihan melempar bola ke sasaran yang diletakkan di atas meja atau bangku
- Siswa melakukan lempar
plastik ke lingkaran yang digantung dari posisi berdiri
- Siswa melakukan me
di tanah dengan tujuan menggesar sasaran semakin jauh atau mendekati lawan
- Siswa melakukan formasi latihan melempar tangkap estapet - Setelah semua siswa mencoba,
siswa diberi kesempatan bertanya letak kesulitan melakukan gerakan. - Dilakukan koreksi oleh guru dan
siswa menilai diri sendiri. - Siswa diperintahkan kembali
mencoba gerakan yang benar sebanyak lima kali.
3 Penutup - Berbaris
- Evaluasi proses pembelajaran - Berdoa
- Bubar
b. Mempersiapkan instrumen
akhir proses pembelajaran.
c. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau
d. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.
Tindakan
a. Menjelaskan modifikasi alat yang digunakan pada siklus
plastik berukuran kecil seperti ukuran bola kasti. Pemanasan melakukan bermain
Guru menerangkan bentuk latihan lempar tangkap bola kasti dengan
kecil berbahan plastik 40 menit
Siswa dibariskan sesuai jumlah bola yang disiapkan
Siswa melakukan formasi latihan melempar bola ke sasaran kardus diletakkan di atas meja atau
Siswa melakukan lemparan bola lingkaran yang digantung
melempar sasaran di tanah dengan tujuan menggesar sasaran semakin jauh atau
Siswa melakukan formasi latihan melempar tangkap estapet Setelah semua siswa mencoba,
siswa diberi kesempatan bertanya letak kesulitan melakukan gerakan. Dilakukan koreksi oleh guru dan
siswa menilai diri sendiri. Siswa diperintahkan kembali
mencoba gerakan yang benar sebanyak lima kali.
15 menit Evaluasi proses pembelajaran
Mempersiapkan instrumen keterampilan lempar-tangkap bola kasti untuk penilaian di
akhir proses pembelajaran.
Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.
Menjelaskan modifikasi alat yang digunakan pada siklus ketiga, yaitu bola berbahan
plastik berukuran kecil seperti ukuran bola kasti.
40 menit
15 menit
untuk penilaian di
Gambar 12. Bola Plastik.
Banyaknya bola plastik disediakan 10 buah, dengan tujuan memberdayakan semua
siswa untuk aktif bergerak dan mendapatkan giliran melakukan tugas gerak lebih
banyak. Sehingga tercapailah proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
b. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak 5
kali lempar dan 5 kali tangkap.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan gerakan yang
dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah.
Observasi
Dilakukan observasi dengan menggunakan tabel observasi kegiatan siswa (dapat dilihat
pada tabel 3). Observasi dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran, hasil
pengamatan tersebut menjadi bahan koreksi dan evaluasi dari pembelajaran siklus ketiga.
Refleksi
Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur hasil penelitian pada tiap siklusnya.
Alat ini berupa indicator penilaian keterampilan gerak dasarlempar tangkap bola kasti. Untuk
sekali (KS), angka 2 : kurang (K), angka 3: sedang (S), angka 4 :baik (B) dan angka 5 : baik
sekali (BS).
Tabel 6. Format Penilaian Keterampilan Lempar-Tangkap Bola Kasti.
No Aspek (Indikator) Kriteria Gerak (Deskriptor) Nilai
1 Gerakan
Melempar Bola Mendatar
Berdiri dengan kaki kiri di depan. Bola berada pada pangkal jari-jari, tangan kanan membuat cekungan dan menghadap ke atas. Ayunkan tangan yang memegang bola ke arah depan dada, langkahkan kaki kanan dan luruskan lutut kiri.
5
Berdiri dengan kaki kiri di depan. Bola berada pada pangkal jari-jari, tangan kanan membuat cekungan dan menghadap ke atas. Ayunkan tangan yang memegang bola ke arah depan dada, tidak
melangkahkan kaki kanan setelah melempar.
4
Berdiri dengan kedua kaki sejajar. Bola berada pada pangkal jari-jari, tangan kanan membuat cekungan dan menghadap ke atas. Ayunkan tangan yang memegang bola ke arah depan dada, langkahkan kaki kanan dan luruskan lutut kiri.
3
Berdiri dengan kedua kaki sejajar. Bola berada pada pangkal jari-jari, tangan kanan membuat cekungan dan menghadap ke atas. ayunan bola tidak mengarah ke depan, kaki kanan tidak melangkah setelah melempar.
2
Berdiri dengan kedua kaji sejajar, ayunan bola tidak mengarah ke depan atau tidak
tepat sasaran. 1
2 Gerakan
Menangkap di depan dada
Posisi badan tegak dengan kedua kaki terbuka. Sikap siap menerima bola dari segala arah. Kedua tangan dilipat,
kemudian kedua telapak tangan membuka menyerupai bunga yang merekah dan siap menangkap bola, Pandangan ke depan.
5
Posisi badan tegak dengan kedua kaki rapat sehingga kesigapan saat bola datang kurang. Kedua tangan dilipat, kemudian kedua telapak tangan membuka
menyerupai bunga yang merekah dan siap menangkap bola, Pandangan ke depan.
Posisi badan tegak, kedua tangan tidak dilipat, kemudian kedua telapak tangan terlalu terbuka, tidak membentuk tangkupan. Pandangan ke depan.
3
Tidak berdiri dengan tegak, tangan tidak dilipat, saat bola datang bola masih bisa
ditangkap bola 2
Tidak berdiri dengan tegak, tangan tidak dilipat, saat bola datang tidak bisa
menangkap bola 1
(Adaptasi Hananto dan Tim Penjas SD, 2007)
F. Teknik Analisis Data
Untuk menghitung prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :
100%
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah yang melakukan benar
n : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Sedangkan untuk melihat tingkat efektivitas tindakan yang dilakukan dapat menggunakan
rumus :
E : Efektivitas tindakan yang dilakukan
X i : Rerata temuan awal
Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEMPAR TANGKAP BOLA KASTI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 RAJABASA JAYA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
ADI PRATOMO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gerakan Melempar Bola Rendah ... 16
2. Gerakan Melempar Bola Datar ... 17
3. Gerakan Melempar Bola Lambung ... 18
4. Gerakan Menangkap Bola Dari Bawah ... 19
5. Gerakan Menangkap Bola Depan Dada ... 19
6. Gerakan Menangkap Bola Lambung ... 20
7. Gerakan Memukul Bola ... 21
8. Gerak Lari Bermain Kasti ... 21
9. Spiral PTK ... 30
10.Bola Berekor ... 33
11.Bola Kertas dan Plastik ... 35
12.Bola Plastik ... 37
DAFTAR ISI
G. Modifikasi PembelajaranKasti ... 22
H. KerangkaPikir ... 26
I. Hipotesis Tindakan ... 28
III.METODOLOGI PENELITIAN... 29
A. Jenis Penelitian... 29
B. SubjekPenelitian ... 31
C. Setting Penelitian ... 31
D. Rencana Tindakan ... 31
E. InstrumenPenelitian ... 38
1
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, ArmadanManadji, Agus. 1994. Dasar-
DasarPendidikanJasmani.DepartemenPendidikandanKebudayaan. Jakarta.
Arikunto, Suharsimidkk. 2007. PenelitianTindakanKelas. PT BumiAksara. Jakarta.
Bahagia, Yoyo. 1999/2000. Pengembangan Media PengajaranPenjas. DepdiknasDirjenpendidikandasardanmenengah. Jakarta.
DepartemenPendidikanNasional. 2004. KurikulumPendidikanJasmani. Jakarta.
Hananto, Tri dan Tim Penjas SD. 2007. PendidikanJasmani, OlahragadanKesehatanKelas V. Yudistira. Jakarta.
Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.
Muhajir. 2007. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. PT Erlangga. Bandung.
______. 2008. Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani. Yudistira. Jakarta.
Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP/ MTs. Litera. Jakarta.
Sujana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Peralatan Modifikasi ... 26
2. Kegiatan Pembelajaran Siklus Pertama ... 32
3. Tabel Observasi Kegiatan Siswa ... 33
4. Kegiatan Pembelajaran Siklus Kedua ... 34
5. Kegiatan Pembelajaran Siklus Ketiga ... 36
6. Format Penilaian Keterampilan Lempar dan Tangkap Bola Kasti ... 38
7. Deskripsi Hasil PTK ... 41
8. Analisis Rekapitulasi Hasil Tes Siklus Pertama ... 44
9. Analisis Rekapitulasi Hasil Tes Siklus Kedua ... 45
10.Analisis Rekapitulasi Hasil Tes Siklus Ketiga... 47
Judul Skripsi: EfektivitasPembelajaranLemparTangkap Bola Kasti
PadaSiswaKelas V SD Negeri 1 Rajabasa JayaTahunPelajaran 2011/2012.
Nama Mahasiswa : AdiPratomo
Nomor Pokok Mahasiswa : 0913068003
Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
KetuaJurusanIlmuPendidikan Pembimbing I
Drs. BaharuddinRisyak, M.Pd Drs. Hi.Sudirman Husin, M.Pd
NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19510507
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Hi. Sudirman Husin, M.Pd …………
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Usman Adam, M.Pd.
…………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 196003151985031003
MOTTO
HIDUP ADALAH PERJUANGAN
RIWAYAT HIDUP
Penulisdilahirkan di PugungRaharjo, padatanggal12 Februari 1978, anakPertamadaritigabersaudarapasanganBapakMarimandanIbuKartini
Pendidikan formal yang pernahditempuhpenulisadalahSekolahDasar (SD) di SD Kristen 5 PugungRaharjo, melanjutkanpendidikan di SLTP Kristen 3 PugungRaharjotamatpadatahun 1995danmelanjutkanSekolahMenengahAtas (SMA) Kristen 3 PugungRaharjo.
Padatahun1999penulisditerimasebagaimahasiswapadaProgram Diploma II Program
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
PujisyukurAlhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasamelimpahkanrahmat dan
hidayah-Nya, hinggaakhirnyapenulisdapatmenyelesaikanskripsiini. Sholawat dan
SalamsemogaselalutercurahkepadabagindaRasulullah SAW yang mulia.
Skripsidenganjudul”EfektivitasPembelajaranLemparTangkap Bola KastiPadaSiswaKelas V SD
Negeri 1 Rajabasa JayaTahunPelajaran
2011/2012”adalahdalamrangkamemenuhisalahsatusyaratuntukpencapaiangelarSarjanaPendidikan
di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Siselaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan (IP) FKIP
Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Wiyono, M. Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
FKIP Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Hi. Sudirman Husin, M. Pd selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.
5. Bapak Drs. Usman Adam, M. Pd selaku penguji utama yang
telahmemberikanperbaikandanpengarahanpenulisanskripsipenulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
7. Kepala SDN 1 Rajabasa Jayayang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian
pada siswakelas V tahun pelajaran 2011/2012.
8. Siswa-siswi kelas Vdi SDN 1 Rajabasa Jaya tahun pelajaran 2011/2012 atas kerjasama
dalam pelaksanaan penelitian.
9. Istriku tercinta Riskania Galuh yang selalu setia menemani dan memberikan semangat
sampai terselesaikannya skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian
Penulis
PERSEMBAHAN
DenganmengucapBissmillahirrahmanirrahim
PujisyukurpenulispanjatkankepadaAllah SWT yang telah memberikunikmat yang begitubanyaksehinggapenulis
bisamempersembahkankaryaterbaikini :
kepadaistri tercintaRiskania Galuh yang sangatpenuliscintai.
Anak-anak ku yang tersayang yang selalu menjadi motivator keberhasilan penulis.
SURAT PERNYATAAN
Bahwasaya yang bertandatangan di bawahini :
Nama : Adi Pratomo
NPM : 0913068003
TempatTanggalLahir : PugungRaharjo 12 Februari 1978
denganinimenyatakanbahwaskripsidenganjudul“EfektivitasPembelajaranLemparTangkap Bola
KastiPadaSiswaKelas V SD Negeri 1 Rajabasa JayaTahunPelajaran
2011/2012”adalahbenarhasilkaryapenulis, bukanhasilmenjiplak, danatauhasilkarya orang lain. Dan
jikadikemudianhariternyataadahal yang
melanggardariketentuanakademikuniversitasmakasayabersediabertanggungjawabdandisanksisesuaipe raturan yang berlaku.
Demikianpernyataaninipenulisbuatdengansebenarnya,
apabilaternyatatidakbenarsayabersediadituntutdanmenerimasanksi.
Bandar Lampung, Mei 2012