ABSTRAK
STUDI TENTANG PENYEBAB BANYAKNYA JUMLAH ANAK YANG DIMILIKI KELUARGA PUS BURUH PENDERES KARET DI DESA
PANARAGAN JAYA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012
Oleh
DATA NIDAR SARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang: Penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Tahun 2012. Titik tekan kajiannya pada usia kawin pertama wanita, lama status perkawinan, jumlah anak yang diinginkan, keikutsertaan KB, dan pandangan PUS terhadap nilai anak dalam keluarga.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian ini sebanyak 56 PUS, semua menjadi responden (penelitian populasi). Pengambilan data dengan teknik observasi, wawancara berstruktur dan dokumentasi. Analisis data dengan tabel tunggal, sebagai dasar interpretasi dan deskripsi dalam pembuatan laporan penelitian ini.
STUDI TENTANG PENYEBAB BANYAKNYA JUMLAH ANAK YANG DIMILIKI KELUARGA PUS BURUH PENDERES KARET DI DESA
PANARAGAN JAYA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012
(Skripsi)
Oleh
DATA NIDAR SARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : Studi Tentang Penyebab Banyaknya Jumlah Anak Yang Dimiliki Keluarga PUS Buruh Penderes Karet Di Desa Panaragan Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012
Nama Mahasiswa : Data Nidar Sari No. Pokok Mahasiswa : 0853034012 Jurusan : Pendidikan IPS Program Studi : Pendidikan Geografi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,
Drs. Budiyono, M.S. Drs. Edy Haryono, M.Si.
NIP 19521022 198103 1 003 NIP 19571218 198503 1 002
2. Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Budiyono, M.S. ...
Penguji Utama : Dra. Hj. Nani Suwarni, M.Si ...
Sakretaris : Drs. Edy Haryono, M.Si. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.S. NIP : 19600315 1 198503 1 003
PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
1. Nama : Data Nidar Sari 2. NPM : 0853034012
3. Program Studi : Pendidikan Geografi 4. Jurusan /Fakultas : Pendidikan IPS/KIP
5. Alamat : Panaragan Jaya RT 4 RK 1 Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam suatu Perguruan Tinggi dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, 12 Desember 2012
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap rasa syukur kupersembahkan karyaku ini kepada Bapak dan Ibu tersayang untuk perjuangannya yang dengan penuh kesabaran, membesarkan,
memberikan doa dan materi untuk keberhasilanku.
SANWACANA
Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Tentang Penyebab
Banyaknya Jumlah Anak Yang Dimiliki PUS Keluarga Buruh Penderes Karet di
Desa Panaragan Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012”
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Bapak Drs. Budiyono, M.S. selaku pembimbing utama, Bapak Drs. Edy Haryono, M.Si. selaku pembimbing pembantu, serta Ibu Dra. Hj. Nani Suwarni, M.Si. selaku penguji yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, ilmu, saran serta kesabaran yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.
Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Hi. M. Thoha B. S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
8. Bapak Ngadino selaku Kepala Desa Panaragan Jaya yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
Semoga Allah SWT selalu memberikan limpahan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada kita semua. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, 12 Desember 2012 Penulis,
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Persebaran PUS Keluarga Buruh Penderes Karet di Desa
Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat Tahun 2012 ... 4 2. Umur, Lama Masa Perkawinan, Usia Kawin Pertama, dan
Jumlah Anak yang Dimiliki Wanita PUS Buruh Penderes Karet
di Desa Panaragan Jaya Tahun 2012 ... 5 3. Penggunaan Lahan di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang
Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 29 4. Data Curah Hujan Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang
Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun
2001-2010……….. ... 33 5. Klasifikasi Iklim Menurut Schmidth – Ferguson ... 35 6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa
Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2012 ... 37 7. Persebaran Penduduk Per Dusun di Desa Panaragan Jaya
Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang
Bawang Barat Tahun 2012 ... 38 8. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa
Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 ... 41 9. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2011 ... 43 10.Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa
Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah
Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2011 ... 44
11.Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang
Bawang Barat Tahun 2011 ... 45 12.Jumlah Wanita PUS Berdasarkan Umur di Desa Panaragan
Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang
Bawang Barat Tahun 2012 ... 46 13.Jumlah Anak yang Dimiliki Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Wanita PUS Keluarga Buruh Penderes Karet di Desa
Panaragan Jaya Tahun 2012 ... 47 14.Jumlah Anak yang Dimiliki Berdasarkan Usia Kawin Pertama
Wanita PUS Buruh Penderes Karet di Desa Panaragan Jaya
17.Jumlah Anak yang Dimiliki Berdasarkan Lamanya Status Perkawinan Pada PUS Keluarga Buruh Penderes Karet di
Desa Panaragan Jaya Tahun 2012 ... 52 18.Jumlah Anak yang Diinginkan PUS Keluarga Buruh Penderes
Karet di Desa Panaragan jaya Kecamatan Tulang Bawang 20.Jumlah Anak yang Dimiliki Responden Berdasarkan
Keikutsertaan Wanita PUS Keluarga Buruh Penderes Karet di
Desa Panaragan Jaya Tahun 2012 ... 57 21.Jawaban Wanita PUS Mengenai Pandangan Nilai Anak
Dalam Keluarga Buruh Penderes Karet di Desa Panaragan
Jaya Tahun 2012 ... 58
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Bagan Kerangka Pikir ... 20 2. Peta Persebaran Responden di Desa Panaragan Jaya
Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang
Bawang Barat Tahun 2012 ... 23 3. Peta Administratif Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang
Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun
2012 ... 31 4. Diagram Batas Besar Nilai Q Dari Masing-masing Tipe Curah
Hujan Schmidth - Ferguson ... 34
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1. Data Mengenai Umur Responden, Tingkat Pendidikan
Responden, Usia Kawin Pertama Wanita PUS, Lamanya Status Perkawinan Responden, Jumlah Anak Yang Dimiliki PUS, Jumlah Anak Yang Diinginkan PUS Di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang
Bawang Barat Tahun 2012 ... 69
2. Rekapitulasi Pandangan PUS terhadap Nilai Anak Dalam Keluarga Pada Wanita PUS Buruh Penderes Karet Di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 ... 72
3. Kuisioner Penelitian ... 75
4. Surat Penelitian Pendahuluan ... 79
5. Surat Izin Penelitian ... 80
6. Surat Keterangan Penelitian ... 81
7. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Masgar Lampung ... 82
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat dan persebaran penduduk yang tidak merata masih merupakan masalah yang cukup serius apabila tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal, namun dapat pula menjadi beban dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang semakin bertambah dari tahun ke tahun akan menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237.556.363 jiwa, bila dilihat dari tahun 1990-2010 jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan. Perkembangan jumlah penduduk Indonesia sejak tahun 1990-2010 yaitu, pada tahun 1990 penduduk Indonesia sebanyak 179,4 juta jiwa. Jumlah ini bertambah mencapai 205,1 juta jiwa pada tahun 2000, yang berarti mengalami laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,40 persen pertahun antara 1990-2000. Pada periode sepuluh tahun terakhir ini yaitu tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49 persen pertahun (BPS, 2010:8).
Pada tahun 2005 penduduknya berjumlah 7.116.177 jiwa dan di tahun 2007 bertambah menjadi 7.289.767 jiwa, bahkan di tahun 2010 berjumlah 7.596.115 jiwa. Jumlah penduduk di Kabupaten Tulang Bawang Barat pada tahun 2010 yaitu 253.383 jiwa sedangkan jumlah di Kecamatan Tulang Bawang Tengah pada tahun 2010 yaitu 76.665 jiwa (BPS, 2010:23).
Berkaitan dengan masih bertambahnya jumlah penduduk tersebut, menurut Ninik Widiyanti (1987:145) jumlah penduduk yang demikian besarnya dengan tidak diimbangi oleh adanya kebutuhan hidup manusia, mengakibatkan setiap manusia yang sadar akan ternganga bila hal tersebut tidak mendapat perhatian, justru akan memusnahkan manusia itu sendiri.
Pernyataan tersebut di atas, adalah suatu gambaran yang menunjukkan ketimpangan jumlah penduduk yang terjadi akibat kelahiran yang terus menerus dan tidak diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan pangan. Hal ini selain diakibatkan dari adanya kelahiran yang terus menerus terjadi, juga diakibatkan oleh meningkatnya jumlah penduduk non-produktif, yang akan menambah besarnya jumlah beban tanggungan setiap kepala keluarga.
untuk mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) (Hanafi Hartanto 2004:12). Artinya bahwa setiap keluarga agar memiliki dua anak, laki atau perempuan sama saja. Sebagaimana tujuan pokok dari program keluarga berencana ialah:
1. meningkatkan derajat kesehatan serta kesejahteraan ibu dan anak, keluarga dan bangsa pada umumnya; dan
2. meningkatkan taraf kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran sedemikian rupa, sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan kita untuk menaikkan produksi (Ninik Widiyanti, 1987:156).
Sejak tahun 1970-an pemerintah memberlakukan program untuk mengatur jumlah anak yang ideal pada setiap keluarga yaitu berjumlah tiga orang anak yang berlaku sampai tahun 1994. Namun, untuk tahun berikutnya pemerintah memprogramkan anak, setiap PUS bukan tiga orang anak tetapi dua anak saja, yang diberlakukan setelah Tahun 1994 sampai dengan sekarang.
Gerakan keluarga berencana selain berfungsi menurunkan dan mengendalikan pertumbuhan penduduk, juga diharapkan sebagai upaya untuk menciptakan dan mewujudkan “Norma Keluarga Kecil” dua anak laki-laki dan perempuan sama
saja, guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran setiap keluarga.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, melalui gerakan KB pemerintah telah berusaha untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia namun belum berhasil, masih banyak hambatan dalam mewujudkan dua anak setiap keluarganya. Berdasarkan pra survei yang telah dilakukan diketahui bahwa Desa Panaragan Jaya terdiri dari tiga dusun dengan jumlah penduduk tahun 2011 sebanyak 5.395 jiwa. Terdiri dari jumlah penduduk laki-laki 2.601 jiwa, dan jumlah penduduk perempuan 2.794 jiwa dengan luas wilayah 884 hektar. Serta terdapat 1.133 kepala keluarga yang terdiri dari 587 kepala keluarga PUS (51,80%), dengan jumlah tanggungan empat sampai lima orang per KK (Monografi Desa Panaragan Jaya Tahun 2011).
Berdasarkan banyaknya jumlah PUS yaitu 587 pasangan usia subur, terdapat 119 PUS yang bermata pencaharian sebagai buruh penderes karet, dan terdapat 56 PUS keluarga buruh penderes karet yang memiliki anak lebih dari dua. Adapun persebarannya di tiga dusun, hal ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Persebaran PUS Keluarga Buruh Penderes Karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa terdapat PUS keluarga buruh penderes karet yang memiliki jumlah anak lebih dari dua, yaitu sebanyak 56 PUS yang tersebar di tiga dusun, yaitu dusun I, II, dan III. Sebanyak 56 PUS tersebut
diantaranya adalah suami dan istri dari keluarga PUS buruh penderes karet yang bekerja pada buruh petani karet yakni pemilik perkebunan karet. Hal ini
merupakan gambaran dari tidak terwujudnya “Norma Keluarga Kecil” pada PUS
keluarga buruh penderes karet. Berdasarkan pra survei kepada 10 wanita PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya, jumlah rata-rata anak yang dimiliki PUS yaitu 4,1 orang anak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 2. Umur, Lama Masa Perkawinan, Usia Kawin Pertama, dan Jumlah Anak yang Dimiliki Wanita PUS Buruh Penderes Karet di Desa Panaragan Jaya Tahun 2012
Berdasarkan hasil wawancara saat melakukan pra survei pada tanggal 7 Februari
2012, rata-rata jumlah anak yang dimiliki PUS buruh penderes karet di Desa
Panaragan Jaya masih tergolong banyak yaitu rata-rata 4,1 orang anak, dan ini
merupakan PUS yang kemungkinan masih bisa melahirkan lagi. Banyaknya
jumlah anak tersebut diduga selain masih banyaknya pendapat bahwa anak
membawa rezekinya masing-masing dan setiap anak adalah karunia Tuhan yang
harus diterima, juga oleh usia kawin pertama, lama status perkawinan, jumlah
anak yang diinginkan, keikutsertaan PUS sebagai akseptor KB, dan pandangan
PUS terhadap nilai anak.
Mengenai usia kawin pertama wanita PUS dan lama status perkawinan diduga
juga merupakan penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga
buruh penderes karet. Hal ini dimungkinkan karena PUS melaksanakan usia
perkawinan muda (yaitu < 16 tahun), maka masa perkawinannya menjadi lebih
lama sehingga masa reproduksi lebih panjang dan semakin besar kesempatan
untuk mendapatkan anak banyak. Hal tersebut dimungkinkan merupakan
penyebab PUS berkeinginan untuk memiliki anak lebih dari dua yang diduga
dapat menghambat pelaksanaan program KB dalam mewujudkan NKKBS.
Keikutsertaan pasangan usia subur dalam ber-KB, juga dimungkinkan menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki keluarga PUS buruh penderes karet. Hal ini berkaitan dengan partisipasi wanita PUS dalam pemakaian alat kontrasepsi untuk melaksanakan program KB dengan mewujudkan norma keluarga kecil yang diprogramkan BKKBN.
dari dua, yang nantinya menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki keluarga PUS buruh penderes karet.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “Studi Tentang Penyebab Banyaknya Jumlah Anak yang
Dimiliki Keluarga PUS Buruh Penderes Karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012”.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Usia kawin pertama wanita PUS keluarga buruh penderes karet 2. Lamanya status perkawinan PUS keluarga buruh penderes karet
3. Jumlah anak yang diinginkan pada PUS keluarga buruh penderes karet 4. Keikutsertaan PUS dalam program KB
5. Pandangan terhadap nilai anak PUS keluarga buruh penderes karet
C.Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dan dirumuskan sebagai berikut:
1) Apakah usia kawin pertama wanita PUS usia muda menjadi penyebab banyaknya jumlah anak keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat?
3) Apakah sejumlah anak yang diinginkan pada keluarga PUS menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki keluarga PUS buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat?
4) Apakah ketidakikutsertaan wanita PUS dalam Keluarga Berencana (KB) menjadi penyebab banyaknya jumlah anak setiap keluarga PUS buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat?
5) Apakah setiap keluarga PUS masih memiliki pandangan yang kuat terhadap nilai anak dalam keluarga menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat?
D.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1) Untuk mendapatkan informasi mengenai usia kawin pertama wanita PUS dengan banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.
3) Untuk mendapatkan informasi mengenai sejumlah anak yang diinginkan wanita PUS dengan banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.
4) Untuk mendapatkan informasi mengenai keikutsertaan wanita PUS dalam melaksanakan KB terhadap banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.
5) Untuk mendapatkan informasi mengenai pandangan PUS terhadap nilai anak yang dimiliki PUS buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.
E.Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah:
1) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Geografi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2) Sebagai aplikasi ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di Perguruan Tinggi khususnya yang berhubungan dengan kajian geografi sosial.
3) Hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pembaca dalam melakukan penelitian tentang banyaknya jumlah anak pada PUS.
Mata Pelajaran Geografi SMA Kelas XI IPS semester 2 Bab IV Pokok Bahasan Antroposfer Sub Pokok Bahasan Kebijakan Kependudukan di Indonesia.
F.Ruang Lingkup Penelitian
1) Ruang lingkup objek penelitian adalah penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.
2) Ruang lingkup subjek penelitian adalah wanita Pasangan Usia Subur (PUS) keluarga buruh penderes karet yang beranak banyak di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.
3) Ruang lingkup tempat penelitian adalah Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.
4) Ruang lingkup waktu, yaitu Tahun 2012. 5) Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Sosial
I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A.Tinjauan Pustaka
1. Lingkup Penelitian Geografi
Menurut (Bintarto (1977:9) geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), menerangkan sifat bumi, serta menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.
Geografi adalah ilmu yang mempelajari bumi dengan unsur-unsur fisisnya, dalam hubungan dan pengaruh timbal baliknya dengan kehidupan dan aktivitas manusia (Budiyono, 2003:3)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa geografi merupakan ilmu yang mempelajari fenomena alam yang ada di bumi dan aktivitas manusia, serta hubungan keduanya dalam konteks keruangan, kelingkungan dan kewilayahan.
Dalam penelitian ini termasuk dalam lingkup geografi sosial dikarenakan penelitian ini berkaitan dengan perilaku dan aktivitas manusia.
2. Pasangan Usia Subur
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang istrinya berumur 15 sampai 49 tahun
atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri
berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan) (BKKBN, 1999:26).
Berdasarkan pendapat di atas, pasangan usia subur adalah pasangan suami istri
yang telah berumah tangga dan masih dapat menjalankan fungsi reproduksi dan
menghasilkan keturunan yang dibatasi pada usia istrinya 15 sampai 49 tahun,
karena usia 15 tahun adalah usia yang dianjurkan untuk menikah dan usia lebih
dari 49 tahun merupakan usia rata-rata wanita mengalami menopause.
3. Penyebab Banyaknya Jumlah Anak yang Dimiliki PUS
a. Usia Kawin Pertama Wanita PUS
Kelahiran tidak terlepas dari masa subur yang dimiliki seorang wanita. Hal ini
berarti kesuburan seorang wanita merupakan kemampuan untuk bereproduksi
sehingga akan berpengaruh pada kemampuan melahirkan. Banyak sedikitnya anak
yang dilahirkan seorang wanita berhubungan erat dengan usia wanita tersebut
pada saat melangsungkan perkawinan pertamanya.
Berdasarkan Undang-Undang Perkawinan Republik Indonesia No 1 Tahun 1974
umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita telah mencapai umur 16 (enam
belas) tahun (Hasbullah Bakry, 1981:3).
Atas hal tersebut, maka usia kawin pertama PUS buruh pnderes karet dapat
ditentukan sebagai berikut:
1. Umur < 16 tahun tergolong perkawinan muda
2. Umur ≥16 tahun tergolong perkawinan dewasa
Sehubungan dengan hal tersebut di atas bahwa usia kawin sangat berkaitan erat
dengan jumlah anak yang akan dilahirkan. Dikarenakan semakin rendah usia
kawin maka semakin tinggi jumlah anak yang dimiliki. Wanita yang
melangsungkan perkawinanya pada usia muda, akan mengalami proses reproduksi
yang panjang sehingga jumlah anak yang dimiliki lebih banyak jika dibandingkan
dengan wanita yang menikah pada usia dewasa. Sedangkan jika seorang menikah
pada usia dewasa proses reproduksi yang terjadi relatif pendek sehingga jumlah
anak yang dimiliki cenderung sedikit.
b. Lama Status Perkawinan Dalam Keluarga PUS
Perkawinan bagi manusia merupakan hal yang penting, karena dengan sebuah
perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara sosial
biologis, psikologis maupun secara sosial. Perkawinan menurut Undang-undang
No.1 Tahun 1974 pasal 1, perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria
dan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga
Dengan kata lain perkawinan itu adalah untuk membentuk keluarga yaitu mendapatkan keturunan, karena suatu keluarga tentunya terdiri dari suami istri dan anak-anaknya.
Sebuah peristiwa perkawinan merupakan jenjang awal dari hubungan suami istri dalam membentuk rumah tangga, yang akhirnya mempengaruhi masalah kependudukan, karena semakin muda usia seseorang dalam melangsungkan perkawinan maka status perkawinan yang dijalani akan semakin lama.
Seperti pendapat Valerie J. Hull dan Riningsih Saladi (1977) dalam Daldjoeni (1980:173) yang menyatakan bahwa usia waktu kawin mempengaruhi lamanya dalam status kawin, selanjutnya mempengaruhi dalam pertumbuhan kelahiran.
Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa semakin muda seorang wanita melangsungkan perkawinannya, maka status perkawinan yang dijalani semakin lama sehingga berpengaruh terhadap peluang untuk mendapatkan anak lebih banyak. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa lamanya masa perkawinan yang dilalui wanita PUS dapat berdampak terhadap jumlah anak yang dimiliki.
Atas hal tersebut bahwa lama masa perkawinan menyebabkan banyaknya jumlah anak yang akan dimiliki. Lamanya masa perkawinan dapat dilihat dari usia kawin pertama. Untuk mengetahui lama masa perkawinan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara usia responden sekarang dikurangi dengan usia kawin pertama, maka akan diperoleh lama masa perkawinan.
perkawinan lebih dari 10 tahun) yang dinyatakan dalam periode waktu lima tahunan yaitu sebagai berikut:
a. 10 sampai 14 tahun b. 15 sampai 19 tahun c. lebih dari 19 tahun
c. Jumlah Anak yang Diinginkan Dalam Keluarga PUS
Jumlah anak yang diinginkan adalah banyaknya anak yang diinginkan dalam suatu keluarga dalam masa perkawinan. Setiap penduduk memiliki nilai budaya yang berbeda-beda, khususnya nilai budaya yang berkaitan dengan kehadiran sejumlah anak dari ikatan perkawinannya. Perbedaan keinginan memiliki sejumlah anak dari hasil ikatan tali perkawinan tersebut merupakan latar belakang setiap penduduk yang perlu diketahui guna menetapkan dan mempertimbangkan suatu prioritas dalam merencanakan jumlah anak yang diinginkan. Menurut Novita Lestari (2011:21) menyatakan bahwa:
Banyak pasangan yang menginginkan hamil lagi dengan harapan mendapatkan jenis kelamin anak yang belum ada pada pasangan tersebut. Keinginan itu tentu saja tidak dapat dilepaskan dari nilai sosial budaya masyarakat yangmasih menempatkan anak pris atau anak wanita yang lebih istimewa, yang antara lain tampak pada hukum ada dibeberapa daerah dalam hal warisan yang hanya diberikan kepada anak prianya atau anak wanitanya.
d. Keikutsertaan PUS dalam Keluarga Berencana (KB)
Ketidakikutsertaan Pasangan Usia Subur dalam Keluarga Berencana diduga menjadi penyebab dari banyaknya jumlah anak yang dilahirkan. Atas hal tersebut, pasangan usia subur diharapkan dapat melibatkan diri dalam pelaksanaan gerakan Keluarga Berencana, karena dengan keikutsertaan PUS dalam gerakan KB secara tidak langsung telah berpartisipasi dalam mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.
Tujuan yang ingin dicapai dari gerakan keluarga berencana adalah meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia
sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dan
berkualitas (BKKBN, 2003:24)
Undang-Undang Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Nomor 52 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 10 meyebutkan bahwa keluarga berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Andarus Darahim, 2010:151).
Menurut Kartomo Wirosuhardjo (1986:162) yang dimaksud akseptor KB adalah
pasangan usia subur dimana salah seorang dari padanya menggunakan salah satu
cara/alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program
maupun nonprogram.
Keikutsertaan PUS sebagai akseptor KB dalam penelitian ini dimaksudkan adalah
ikut atau tidaknya PUS buruh penderes karet sebagai akseptor KB yang
e. Pandangan PUS Terhadap Nilai Anak
Anak adalah harapan atau cita-cita dari sebuah perkawinan. Kehadiran anak dalam
keluarga sangatlah didambakan sebagai hasil dari sebuah perkawinan. Tidak dapat
dipungkiri bahwa anak mempunyai nilai tertentu bagi orang tua. Anak yang
diibaratkan sebagai titipan Tuhan bagi orang tua memiliki nilai tertentu. Yang
dimaksud dengan pandangan nilai anak oleh orang tua adalah merupakan
tanggapan dalam memahami adanya anak, yang berwujud suatu pendapat untuk
memiliki diantara pilihan-pilihan yang berorientasi pada suatu hal yang pada
dasarnya terbuka dalam situasi yang datangnya dari luar.
Pandangan orang tua mengenai nilai anak dan jumlah anak dalam keluarga dapat
merupakan hambatan bagi keberhasilan program KB. Demikian pula masalah
banyak sedikitnya anak ternyata mempunyai kaitan erat dengan aspek ekonomi,
sosial, dan budaya pada setiap lapisan masyarakat PUS di Indonesia pada
umumnya.
Hal tersebut seperti dikemukakan oleh Hutabarat (1976:71) bahwa tiap bangsa
mempunyai value on children sendiri-sendiri, misalnya anak sebagai penerus
sejarah, anak sebagai tanda keberhasilan perkawinan, anak akan membantu
pekerjaan orang tua, anak sebagai jaminan hari tua, anak sebagai pewaris harta,
banyak anak banyak rezeki, anak sebagai ikatan perkawinan, harus mempunyai
anak laki-laki atau perempuan, anak sebagai kepuasan batin dan anak adalah
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa banyaknya jumlah anak yang dimiliki dalam keluarga PUS buruh penderes karet, berkaitan erat dengan pandangan PUS terhadap nilai anak dalam keluarga.
4. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang hampir sama dengan pokok permasalahan ini adalah:
1) Penelitian Karlina Putri pada tahun 2009 dengan judul Studi Tentang Tidak Terwujudnya Norma Keluarga Kecil Pada Wanita PUS Guru PNS di Kelurahan Way Dadi Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 100% wanita PUS PNS Guru kawin pada usia ≥ 20 tahun. Ada kecenderungan semakin lama status perkawinan PUS, semakin banyak pula anak yang dimiliki. Jumlah anak yang dimiliki PUS Guru PNS paling sedikit 3 anak dan paling banyak 6 anak. Sebanyak 48% responden atau 12 PUS memiliki jumlah anak sesuai dengan keinginan, dan 52% responden atau 13 PUS memiliki jumlah anak tidak sesuai dengan keinginannya. Sebanyak 80% responden merupakan akseptor KB dan 20% bukan akseptor KB rata-rata jumlah anaknya 4 orang. Seluruh responden setuju dengan pandangan anak sebagai ikatan perkawinan. Semua faktor tersebut diatas menjadi penyebab tidak terwujudnya Norma Keluarga Kecil pada PUS Guru PNS di Kelurahan Way Dadi Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung.
2) Penelitian Dewi Marya pada tahun 2007 dengan judul Faktor-Faktor Penyebab
Banyaknya Jumlah Anak yang Dimiliki PUS Pada Etnis Banten di Kelurahan
Kotakarang Bandar Lampung. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa
pertama PUS Etnis Banten sebanyak 98,2% melakukan perkawinan diatas
umur 16 tahun, dan 1,8% melakukan perkawinan dibawah 16 tahun. Kelompok
responden yang lama masa perkawinannya 10-14 tahun memiliki rata-rata
jumlah anak lebih sedikit (3 anak) jika dibandingkan dengan lama masa
perkawinannya 15-19 tahun yaitu (4 anak) sedangkan diatas 19 tahun
mempunyai rata-rata 6 anak. Tingkat pengetahuan wanita PUS tentang KB
terdapat 54,3% dinyatakan berpengetahuan sedang terhadap KB dan memiliki
4 anak, PUS yang pengetahuanya rendah memiliki rata-rata jumlah anak yaitu
6 anak, dan PUS yang pengetahunya tinggi terhadap KB memiliki rata-rata
jumlah anak sebanyak 29,8%. 100% PUS Etnis Banten masih berpandangan
bahwa anak sebagai ikatan perkawinan dan anak sebagai pewaris harta.
B. Kerangka Pikir
Gerakan keluarga berencana merupakan salah satu usaha pemerintah untuk setiap
lapisan masyarakat tanpa terkecuali, dalam mengendalikan pertumbuhan
penduduk yang sangat cepat dengan menekan angka kelahiran dalam setiap
keluarga. Sehingga tercapainya Norma Keluarga Kecil dengan dua anak lebih
baik, laki-laki maupun perempuan sama saja.
Dalam pelaksanaan gerakan keluarga berencana tersebut, sampai saat ini belum
sepenuhnya mampu mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera,
khususnya pada PUS keluarga buruh penderes karet yang masih memiliki anak
lebih dari dua. Hal tersebut dimungkinkan masih adanya pandangan-pandangan
1. Usia kawin pertama wanita PUS 2. Lamanya status perkawinan wanita
PUS
3. Jumlah anak yang diinginkan 4. Keikutsertaan PUS dalam KB 5. Pandangan PUS terhadap nilai anak
Penyebab banyaknya jumlah anak pada PUS keluarga buruh penderes karet dimungkinkan oleh mudanya usia kawin pertama PUS, lamanya status masa perkawinan dalam keluarga PUS, jumlah anak yang diinginkan, keikutsertaan PUS dalam Keluarga Berencana (KB) serta pandangan PUS terhadap nilai anak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan kerangka pemikiran berikut:
Penyebab Banyaknya Jumlah Anak
III. METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Menurut Hadari Nawawi (1983:63), metode deskriptif adalah “prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan
keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan
lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”.
Berdasarkan pendapat tersebut, penelitian ini akan menggunakan metode
deskriptif yang dimaksudkan untuk menggambarkan tentang usia kawin pertama,
lama status perkawinan, jumlah anak yang diinginkan, keikutsertaan PUS dalam
KB serta pandangan atau nilai anak PUS dalam keluarga buruh penderes karet.
B.Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:130).
Berdasarkan pendapat tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah
yaitu berjumlah 56 wanita PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan
Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Untuk sekadar
ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah
subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih” (Suharsimi
Arikunto, 2006:134).
Berdasarkan pendapat tersebut, karena populasi penelitian ini sebanyak 56 PUS
keluarga buruh penderes karet maka tidak diambil sampel dan populasi akan
dijadikan responden dalam penelitian ini (penelitian populasi). Untuk lebih
jelasnya mengenai jumlah responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 2.
C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118) menyebutkan variabel penelitian adalah
objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian.
Variabel atau objek yang dikaji dalam penelitian ini, adalah:
Usia kawin pertama PUS, lamanya status masa perkawinan, jumlah anak yang
2. Definisi Operasional Variabel
Masri Singarimbun (1987:46) menyebutkan definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana mengukur suatu variabel.
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:
(a). Usia kawin pertama wanita PUS
Usia kawin pertama wanita PUS buruh penderes karet adalah usia dimana wanita
PUS tersebut melangsungkan perkawinan pertamanya yang dinyatakan dalam
tahun yaitu:
1. Untuk wanita berumur <16 tahun tergolong perkawinan usia muda. 2. Untuk wanita berumur ≥16 tahun tergolong perkawinan dewasa.
(b). Lamanya status perkawinan dalam keluarga PUS
Lama status perkawinan yang telah dilalui dalam penelitian ini adalah jangka waktu yang ditempuh oleh wanita PUS keluarga buruh penderes karet sejak melangsungkan perkawinan pertama sampai pada saat penelitian ini dilaksanakan. Apabila terjadi perceraian maka selama menjanda tidak dihitung. Selanjutnya akan dihitung kembali setelah melakukan perkawinan yang berikutnya. Lama status perkawinan dinyatakan dalam periode lima tahunnya yaitu sebagai berikut:
1) 10 sampai 14 tahun
2) 15 sampai 19 tahun
(c). Jumlah anak yang diinginkan
Keinginan memiliki sejumlah anak pada Pasangan Usia Subur keluarga buruh
penderes karet, yang dimaksud adalah hasrat diri Pasangan Usia Subur untuk
memiliki sejumlah anak dalam ikatan status perkawinanya, tanpa membedakan
laki-laki dan perempuan. Keinginan memiliki sejumlah anak pada PUS
dikelompokkan menjadi : < 3 tergolong ingin memiliki anak sedikit dan ≥ 3
tergolong memiliki anak banyak.
(d). Keikutsertaan PUS dalam KB
Keikutsertaan PUS dalam KB adalah keluarga PUS yang ikut dalam gerakan KB
atas dasar jawaban responden. Apabila keluarga PUS ikut KB tetapi kemudian
berhenti (tidak ikut) dimasukkan kedalam kelompok tidak ikut KB, sedangkan
PUS yang tidak ikut KB kemudian ikut KB dimasukkan dalam kelompok ikut
KB. Dalam hal ini digolongkan sebagai berikut:
1) Akseptor KB: wanita PUS yang ikut menjadi peserta KB
2) Non akseptor KB: wanita PUS yang tidak mengikuti program KB
(e). Pandangan terhadap nilai anak
Pandangan yang menjadi pedoman dalam keluarga PUS buruh penderes karet
terhadap nilai anak dalam keluarga, yang dapat mempengaruhi banyaknya jumlah
anak yang dimiliki. Pandangan PUS setiap keluarga buruh penderes karet tentang
nilai anak dalam sebuah keluarga adalah sebagai berikut:
1) Anak sebagai penerus sejarah
3) Anak akan membantu pekerjaan orang tua
4) Anak sebagai jaminan hari tua
5) Anak sebagai pewaris harta
6) Banyak anak banyak rezeki
7) Anak sebagai ikatan perkawinan
8) Harus mempunyai anak laki-laki atau perempuan
9) Anak sebagai kepuasan batin
10) Anak adalah karunia Tuhan yang tidak dapat ditolak
D.Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara Berstruktur
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer dari responden. Adapun data
yang akan diambil berupa data primer tentang usia kawin pertama wanita PUS,
lamanya status perkawinan, jumlah anak yang diinginkan PUS, keikutsertaan PUS
dalam Keluarga Berencana (KB), serta pandangan PUS terhadap nilai anak
dengan cara berhadapan langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan
pada responden. Teknik wawancara berstruktur ini mengacu pada kuesioner yang
akan diisi oleh penulis berdasarkan jawaban responden.
2. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mengetahui data sekunder di Desa Panaragan Jaya,
jumlah anak yang dilahirkan wanita PUS, serta data tingkat pendidikan wanita
PUS.
E.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
kuantitatif persentase. Artinya bahwa data yang diperoleh dari dalam laporan
dimasukkan dalam bentuk tabel tunggal untuk dipersentasekan sebagai data
interpretasi untuk memberi penjelasan terhadap data tabel yang disajikan dan
selanjutnya disusun sebagai laporan dari hasil penelitian. Dalam analisis tersebut,
digunakan rumus kuantitatif persentase yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
% : persentase yang diperoleh
n : jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden) N : jumlah sampel
V.KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian deskripsi data primer yang telah dianalisis, dapat disimpulkan
dari kelima penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki wanita PUS buruh
penderes karet di Desa Panaragan Jaya yang menjadi penyebab paling utama
sebagai berikut:
1. Keinginan PUS dalam memiliki sejumlah anak menjadi penyebab banyaknya
anak keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya. Hal ini terbukti
sebanyak 94,6% wanita PUS ingin memiliki anak banyak 3 sampai 5 anak.
2. Ketidakikutsertaan wanita PUS dalam pelaksanaan KB menjadi penyebab
banyaknya jumlah anak yang dimiliki Sebanyak 75% wanita PUS tidak
mengikuti pelaksanaan KB memiliki anak rata-rata 4,1 anak dan 25% wanita
PUS mengikuti KB memiliki anak rata-rata 3,6 anak.
3. Setiap keluarga PUS masih memiliki pandangan yang kuat terhadap nilai anak
dalam keluarga PUS buruh penderes karet menjadi penyebab banyaknya
Panaragan Jaya. Terbukti sebanyak 64,3% wanita PUS setuju dengan sepuluh
pandangan terhadap nilai anak.
4. Usia kawin pertama wanita PUS usia muda menjadi penyebab banyaknya
jumlah anak keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya. Hal ini
terbukti bahwa, sebanyak 58,9% wanita PUS buruh penderes karet melakukan
perkawinan pada usia muda (< 16 tahun) rata-rata jumlah anak yang dimiliki
yaitu 4,1 dan 46,4% wanita PUS melakukan pernikahannya pada usia
perkawinan dewasa ( 16 tahun) memiliki jumlah anak rata-rata 3,7.
5. Lamanya status perkawinan pada PUS keluarga buruh penderes karet di Desa
Panaragan Jaya menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS
keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya. Hal ini terbukti ada
wanita PUS buruh penderes karet yang lama usia perkawinannya >19 tahun
sebanyak 73,2% wanita PUS, memiliki jumlah anak rata-rata 4,1 orang anak,
antara 15-19 tahun dengan jumlah 28,6% wanita PUS rata-rata jumlah anaknya
3,7 dan usia perkawinan yang paling pendek antara 10-14 tahun dengan jumlah
3,6% wanita PUS rata-rata jumlah anaknya 3,5.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut, maka disarankan:
2. Bagi wanita PUS yang tidak mengikuti Keluarga Berencana (KB) hendaknya mengikuti KB guna membatasi kelahiran.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Imron. 2012. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta
Andarus Darahim. 2010. Kedudukan dan Peran Pendidikan Kependudukan Dalam Mendukung Program KB Nasional. BKKBN. Jakarta
Anonimus. 2011. Monografi Desa Panaragan Jaya. Panaragan Jaya. Kabupaten Tulang Bawang Barat
---2009. Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Transmedia
Pustaka. Jakarta
---2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Aris Ananta. 1993. Ciri Demografi Kualitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi. Bina Aksara. Jakarta
Bintarto. R. 1977. Buku Penuntun Geografi Sosial. UP. Spring. Yogyakarta BKKBN. 2007. Manfaat KB dan Kesehatan Reproduksi. BKKBN. Jakarta
---2003. Kamus Istilah Kependudukan Keluarga Berencana Sejahtera. BKKBN. Jakarta
---1999. Petunjuk Pelaksanaan KB oleh Bidan Desa. BKKBN Provinsi Lampung
---1992. Informasi Gerakan KB Nasional, Sasaran Pembangunan Jangka Panjang I. Jakarta
Badan Pusat Statistik. 2003. Lampung Dalam Angka. BPS Provinsi Lampung. Lampung
---2010. Tulang Bawang Barat Dalam Angka. BPS Kabupaten Tulang Bawang. Lampung
Budiyono. 2003. Dasar-Dasar Geografi Sosial (Bahan Ajar). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung
Daldjoeni. 1980. Masalah Kependudukan Dalam Fakta dan Angka. Alumni Bandung
---1992. Geografi Baru Organisasi Keruangan Dalam Teori dan Praktek. Alumni. Bandung
David Lucas. 1982. Pengantar Kependudukan. Gadjah Mada Press. Bandung Dewi Marya. 2007. Faktor-Faktor Penyebab Banyaknya Jumlah Anak Yang
Dimiliki PUS Pada Etnis Banten Di Kelurahan Kotakarang Bandar Lampung (Skripsi). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung
Ginting Faturrahman. 2007. IPS Geografi Untuk SMP Kelas VIII. Erlangga. Jakarta
Hanafi Hartanto. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta
Hadari Nawawi. 1983. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta
Hasbullah Bakry. 1981. Undang-Undang dan Peraturan Perkawinan Di Indonesia. Djambatan. Jakarta
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/Prakonsepsi/4.risiko.kegagalan .kB diakses 17 November 2012 pkl 09.17 WIB
Hutabarat, Sans S. 1976. Pendidikan Kependudukan. Proyek Nasional Pendidikan Kependudukan Dep P&K dan BKKBN. Jakarta
---1985. Studi Kependudukan. Konsorsium Fakultas Ilmu Sosial dan BKKBN. Jakarta
Jamulya dan Suratman Joko Suprojo. 1993. Pengantar Geografi Tanah. UGM: Yogyakarta .
Kartomo Wirosuhardjo. 1986. Kebijaksanaan Kependudukan dan Ketenagakerjaan. FEUI. Jakarta
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Nurcahaya. Yogyakarta
Masri Singarimbun. 1987. Liku-Liku Penurunan Kelahiran. Aquarista Offset. Jakarta
Mohamad Ali. 1985. Penelitian Kependidikan, Prosedur dan Strategi. Aksara. Bandung
Ninik Widiyanti. 1987. Ledakan Penduduk Menjelang Tahun 2000. Bina Aksara. Jakarta
Novita Lestari. 2011. Tips Praktis Mengetahui Masa Subur. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta
Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Alumni. Bandung
Said Rusli. 1996. Pengantar Ilmu Kependudukan. LP3E. Jakarta
Subarjo. 2006. Meteorologi dan Klimatologi (Bahan Ajar). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT Rineka Cipta. Jakarta
Sumadi dan Bambang Sumitro. 1989. Geografi Regional Indonesia. FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung