SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009 – 2013
(STUDY KASUS PADA PERUSAHAAN SEKTOR MAKANAN
DAN MINUMAN DAN SEKTOR FARMASI)
OLEH
Indah Mustika Dewi N
120522108
PROGRAM STUDI S1 EKSTENSI AKUNTASI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
berkat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, kesehatan, dan
kesempatan untuk boleh menikmati masa- masa perkuliahan sampai akhirnya
dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini yang berjudul “Analisis Faktor-faktor
yang mempengaruhi likuiditas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013” Teristimewa penulis ucapkan terima
kasih banyak buat orang tua penulis Ir. Syamsurial Nainggolan dan Sri Enny Dwi
Yanti serta keluarga tercinta yang telah banyak memberikan dukungan dan
motivasi yang luar biasa melalui doa, kasih sayang yang selalu diberikan dengan
tulus selama ini.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari
berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr.Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, selaku Ketua Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Drs.Hotmal
Jafar,MM,Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs.Firman Syarif ,M.Si,Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi
selaku sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far MM.,Ak. selaku Dosen Pembimbing penulis yang
telah banyak memberikan masukan dan koreksi selama menyelesaikan skripsi
ini.
5. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong.,Msi.AK selaku Dosen Pembaca Penilai yang
telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Teman- teman dari Akuntasi Ekstensi angkatan 2012 yang sama-sama
berjuang, saling bertukar pendapat, berbagi ilmu dan saling memberi semangat.
7. Sahabat- sahabat terkasih yang sudah membantu penulis dalam penyelesaian
skripsi ini Putri Prayana Tarigan, Amd dan Manumpan Rolan Basana Hutapea,
S.T serta sahabat yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu per satu.
Dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, dengan kerendahan hati dan tangan terbuka penulis menerima kritik dan saran
guna membangun penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini
bermanfaat bagi yang membacanya.
Medan, September 2014 Penulis
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja, ukuran perusahaan, return spred, debt to asset ratio, arus kas operasi dan perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 18 perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2009-2013. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder. Data diperoleh dari idx.co.id. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
regresi linier berganda dengan uji t dan uji F pada level signifikansi 5% (α=0,05). Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi
16 for windows.
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan Ukuran Perusahaan, Perputaran Modal Kerja, Arus Kas Operasi, return spread, debt to asset ratio, perputaran piutang berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Tetapi secara parsia return spread, Perputaran piutang, dan Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine impact of Working Capital Turnover, Firm size, Return Spread, debt to asset ratio, operating cash flow, receivable turn over toward liquidity in companies of consumer goods which that listed on Indonesia Stocks Exchange.
The method of this scientific paper is a causal research design with 18 companies as a sample consumer goods company that listed in BEI. This research is done for 2009-2013 period. This research utilizes secondary data. The data are taken from www.idx.co.id. The data which have already collected are processed with classic asumption test before hypothesis test. Hypothesis test in this research use multiple linier regression, with t test and with F test on 5% level of significant (α=0,05). Software SPSS versi 16 for windows is used to test in this research.
The result of this research shows that firm size, Working capital Turnover, Operating Cash Flow,return spread, debt to asset ratio and receivable turn over has a significant influence simultaneously toward liquidity. But partially return spread,Operating Cash Flow and receivable turn over are not influence toward liquidity.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...i
DAFTAR TABEL...iii
DAFTAR GAMBAR...iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah...1
1.2.Perumusan Masalah...7
1.3.Batasan Penelitian...8
1.4.Tujuan Penelitian...8
1.5.Manfaat Penelitian...9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka...10
2.1.1.Likuiditas...10
2.1.2. Ukuran Perusahaan...17
2.1.3. Return Spread...18
2.1.4. Debt to Asset Ratio...19
2.1.5. Arus Kas Operasi...20
2.1.6. Perputaran Modal Kerja...21
2.1.7. Perputaran Piutang...23
2.2. Penelitian Terdahulu...24
2.3. Kerangka Konseptual...30
2.4. Hipotesis Penelitian...34
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian...35
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian...35
3.4. Metode Pengumpulan Data...38
3.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel...38
3.6. Metode Analisis Data...43
3.7. Pengujian Hipotesis...49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian...51
4.2. Analisis Hasil Penelitian...53
4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif...53
4.3. Uji Asumsi Klasik...56
4.3.1. Uji Normalitas...56
4.3.2. Uji Multikolinearitas...59
4.3.3. Uji Heteroskedastisitas...60
4.3.4. Uji Autokorelasi...62
4.4. Analisis Regresi...63
4.4.1. Persamaan Regresi...63
4.4.2. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi...67
4.5. Pengujian Hipotesis...69
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian...74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan...79
5.2. Saran...81
5.3. Keterbatasan Penelitian...83
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul
Halaman
2.2. Ringkasan Penelitian Terdahulu 29
3.2.1. Daftar Nama Perusahaan makanan dan minuman 35
3.2.2. Daftar Nama Perusahaan Farmasi 36
3.2.3. Daftar Nama Perusahaan yang memenuhi kriteria 37
3.2.4. Pengukuran Variabel dan Defenisi Operasional 42
4.1. Daftar Nama Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman
Serta Perusahaan Farmasi 52
4.2. Hasil Descriptive Statistics 53
4.3. Hasil Uji Normalitas sebelum Transformasi Data 57
4.4. Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi Data 58
4.5. Hasil Uji Multikolinearitas 60
4.6. Hasil Uji Autokorelasi 62
4.7. Hasil Analisis Regresi 64
4.8. Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi 68
4.9. Hasil Uji F 70
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Halaman
2.3. Kerangka Konseptual 31
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja, ukuran perusahaan, return spred, debt to asset ratio, arus kas operasi dan perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 18 perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk periode 2009-2013. Jenis data yang dipakai adalah data sekunder. Data diperoleh dari idx.co.id. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
regresi linier berganda dengan uji t dan uji F pada level signifikansi 5% (α=0,05). Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi
16 for windows.
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan Ukuran Perusahaan, Perputaran Modal Kerja, Arus Kas Operasi, return spread, debt to asset ratio, perputaran piutang berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Tetapi secara parsia return spread, Perputaran piutang, dan Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine impact of Working Capital Turnover, Firm size, Return Spread, debt to asset ratio, operating cash flow, receivable turn over toward liquidity in companies of consumer goods which that listed on Indonesia Stocks Exchange.
The method of this scientific paper is a causal research design with 18 companies as a sample consumer goods company that listed in BEI. This research is done for 2009-2013 period. This research utilizes secondary data. The data are taken from www.idx.co.id. The data which have already collected are processed with classic asumption test before hypothesis test. Hypothesis test in this research use multiple linier regression, with t test and with F test on 5% level of significant (α=0,05). Software SPSS versi 16 for windows is used to test in this research.
The result of this research shows that firm size, Working capital Turnover, Operating Cash Flow,return spread, debt to asset ratio and receivable turn over has a significant influence simultaneously toward liquidity. But partially return spread,Operating Cash Flow and receivable turn over are not influence toward liquidity.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Likuiditas atau liquidity dapat diartikan sebagai kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam
jangka pendek atau yang harus segera dibayar.
Menurut Munawir (2002 : 31), “Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”. Secara umum pengertian likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Perusahaan bisa dikatakan likuid jika perusahaan tersebut
mempunyai cukup kemampuan untuk membayar hutang jangka pendeknya.
Sedangkan apabila perusahaan berada dalam keadaan tidak mempunyai
cukup kemampuan membayar hutang jangka pendeknya, maka perusahaan
tersebut dapat dikatakan ilikuid. Eksistensi perusahaan akan diragukan,
apabila perusahaan tidak lagi berkemampuan cukup untuk membayar
kewajiban-kewajiban jangka pendek pada tanggal jatuh temponya. Apabila
hal ini terjadi pada perusahaan, berarti penilaian terhadap aspek-aspek yang
lain dalam perusahaan itu tidak bermanfaat lagi bagi pihak-pihak
berkepentingan.
Masalah likuiditas merupakan salah satu masalah penting dalam
sorotan utama bagi perusahaan dalam menjalakan kegiatan operasionalnya
dan hampir semua perusahaan pasti akan mengalami tantangan pada masalah
likuiditas.
Jika dipandang dari sisi kreditur, perusahaan yang memiliki
likuiditas yang tinggi, merupakan perusahaan yang baik, karena dana jangka
pendek yang dipinjam oleh perusahaan dapat dijamin dengan aset lancar yang
dimiliki perusahaan yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika
dipandang dari sisi manajemen, perusahaan yang mempunyai likuiditas yang
tinggi menunjukan kinerja manajemen yang kurang baik karena likuiditas
perusahaan yang tinggi menunjukkan adanya saldo kas yang menganggur,
persediaan yang relatif berlebihan atau bisa disebabkan karena manajemen
kredit perusahaan yang kurang baik sehingga mengakibatkan tingginya
piutang usaha.
Masalah likuiditas yang dibahas dalam penelitian ini adalah
berkaitan dengan pembayaran hutang jangka pendek oleh perusahaan yang
tepat pada saat jatuh temponya, serta risiko dari likuiditas yaitu risiko yang
muncul apabila suatu pihak tidak dapat membayar kewajibannya yang telah
jatuh tempo secara tunai, meskipun pihak tersebut memiliki aset yang cukup
bernilai untuk melunasi kewajibannya, tapi ketika aset tersebut tidak bisa
dikonversikan segera menjadi uang tunai, maka pihak tersebut dikatakan
tidak likuid. Ketidak likuidnya suatu perusahaan berhubungan dengan
beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi tingkat likuiditas suatu
likuiditas perusahaan adalah ukuran perusahaan itu sendiri, perputaran modal
kerja yang ada dalam perusahaan, return spread yaitu selisih pengembalian
antara jika perusahaan menanamkan uangnya dalam bentuk investasi
surat-surat berharga dengan perusahaan menyimpan uangnya di bank, perputaran
piutang yang terjadi dalam perusahaan, arus kas operasional yang ada
diperusahaan meliputi arus kas masuk operasi serta arus kas keluar operasi,
serta debt to asset ratio perusahaan.
Ketidak lancaran perusahaan membayar hutang jangka pendeknya
yang lebih parah akan mengakibatkan pada penjualan investasi perusahaan
dan aset yang dimiliki perusahaan dengan terpaksa, dan yang lebih buruk
akan mengarah pada kebangkrutan perusahaan. Ketidakmampuan perusahaan
membayar kewajiban jangka pendeknya yang sudah jatuh tempo bisa
disebabkan oleh karena perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali,
dan bisa juga dikarenakan perusahaan mungkin saja memiliki dana, namun
saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki cukup dana secara tunai sehingga
harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aset lainnya seperti
menangih piutang, menjual surat-surat berharga, menjual persediaan atau aset
lainnya.
Agar perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan
lancar sehingga mengakibatkan tingkat likuiditas perusahaan menjadi sangat
likuid, maka Manajer harus mampu melakukan perencanaan dan
pengendalian aktiva lancar dan hutang lancarnya sedemikian rupa sehingga
hutang-hutang jangka pendeknya, selain itu manajer harus menghindari
investasi dalam aktiva lancar yang berlebihan. Ketidak seimbangan antara
jumlah aset likuid yang dimiliki perusahaan dengan hutang-hutang yang
harus segera dibayar merupakan penyebab yang umum dari timbulnya
financial distress.
Banyak faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh
manajemen perusahaan dalam rangka mengatur masalah likuiditas secara
efisien. Faktor-faktor tersebut menurut Kim et al, 1998 antara lain adalah :
faktor yang berhubungan dengan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan
jika menggunakan dana dari luar (Cost of external financing), ketidak pastian
arus kas yang diterima perusahaan (cash flow uncertainly), kesempatan
investasi yang dimiliki perusahaan baik saat ini maupun diwaktu yang akan
datang (current and future investment opportunities), kebutuhan kas untuk
transaksi (transaction demand for liquidity.
Beberapa penelitian tentang likuiditas perusahaan manufaktur telah
banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Namun dari hasil penelitian tersebut
menunjukkan adanya inkonsistensi pada variabel-variabel yang
mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Menurut Dewi Christina pada
tahun 2009 dan Dessy pada tahun 2012, hasil analisisnya menunjukkan
bahwa secara simultan ukuran perusahaan, perputaran modal kerja, arus kas
operasi, berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas, sementara secara
parsial ukuran perusahaan, perputaran modal kerja, arus kas operasi tidak
2009, hasil analisisnya menunjukkan bahwa perputaran modal kerja dan
return spread mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
likuiditas. Menurut Yohanes pada tahun 2011, hasil analisisnya menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap likuiditas,
sedangkan return spread berpengaruh positif signifikan terhadap likuiditas
dan debt ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap likuiditas. Menurut
Novrida pada tahun 2009, hasil analisisnya menunjukkan bahwa secara
parsial variabel perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan
terhadap likuiditas dan variabel return spread tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap likuiditas, namun secara simultan varibel perputaran
modal kerja dan return spread berpengaruh secara signifikan terhadap
likuiditas. Menurut Lisa Puspitasari dan Y.Jogi pada tahun 2013, hasil
analisisnya menunjukan bahwa secara simultan ukuran perusahaan dan
perputaran modal kerja mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
likuiditas, sedangkan secara parsial perputaran modal kerja berpengaruh
terhadap likuiditas sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
likuiditas.
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi sebagian dari penelitian
yang pernah dilakukan oleh Kim et al (1998) dan beberapa peneliti lainnya.
Variabel-variabel dalam penelitian tersebut yang digunakan adalah variabel
yang mungkin menentukan likuiditas perusahaan adalah : ukuran perusahaan,
return spread, siklus arus kas operasi, rasio hutang terhadap total aset,
Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian ini
didasarkan karena adanya research gap atau kesenjangan penelitian, yaitu
adanya inkonsistensi penelitian-penelitian terdahulu mengenai faktor yang
mempengaruhi likuiditas perusahaan, penelitian ini juga didasarkan pada
adanya faktor-faktor yang dianggap berhubungan dengan tingkat likuiditas
suatu perusahaan atau dianggap mempengaruhi kemampuan suatu perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo, maka
penulis memutuskan untuk melakukan penelitian yang berjudul “ ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009 SAMPAI DENGAN 2013. (STUDY KASUS PADA PERUSAHAAN SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DAN SEKTOR FARMASI)”.
Penelitian ini mengambil objek perusahaan pada sektor makanan dan
minuman serta sektor farmasi, pemilihan pada perusahaan manufaktur sektor
makanan dan minuman serta farmasi karena sektor makanan dan minuman
serta sektor farmasi merupakan beberapa sektor usaha yang akan terus
mengalami pertumbuhan. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di
Indonesia, volume kebutuhan terhadap makanan dan minuman serta
obat-obatan pun akan terus mengalami peningkatan karena permintaan terhadap
sektor tersebut tetap tinggi sehingga akan mempengaruhi besarnya profit
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah :
penelitian terdahulu membahas dua atau tiga faktor yang mempengaruhi
likuiditas perusahaan, sedangkan pada penelitian ini faktor yang dibahas
sebanyak enam faktor yang mempengaruhi likuiditas yaitu: ukuran
perusahaan, perputaran modal kerja, perputaran piutang, debt to asset ratio,
arus kas operasi, dan return spread. Penelitian ini menambah satu variabel
berbeda dari penelitian terdahulu yaitu variabel perputaran piutang, variabel
perputaran piutang menjadi variabel yang dianggap mempengaruhi tingkat
likuiditas dikarenakan apabila semakin cepat perputaran piutang terjadi dalam
perusahaan maka semakin cepat piutang tersebut menjadi uang kas dan kas
tersebut dapat digunakan untuk mendanai kewajiban jangka pendeknya dan
penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur sektor makanan
dan minuman serta sektor farmasi yang terdiri dari 18 perusahaan yang telah
memenuhi kriteria yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), penelitian
terdahulu menggunakan sampel satu atau dua perusahaan, serta penelitian ini
menggunakan data sebanyak 5 tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan
2013.
1.2.Perumusan Masalah
Penelitian ini menggunakan enam variabel yang mempengaruhi
likuiditas perusahaan, enam variabel tersebut adalah : ukuran perusahaan,
return spread, perputaran modal kerja, perputaran piutang, arus kas operasi,
variabel tersebut adalah variabel dependen. Sehingga perumusan masalahnya
adalah sebagai berikut :
1) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap likuiditas pada
perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi ?
2) Apakah return spread berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan
manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi ?
3) Apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas pada
perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi ?
4) Apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan
manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi ?
5) Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan
manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi ?
6) Apakah debt to asset ratio berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan
manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi ?
7) Apakah ukuran perusahaan, debt to asset ratio, return spread, perputaran
modal kerja, arus kas operasi dan perputaran piutang berpengaruh secara
simultan terhadap likuiditas perusahaan manufaktur sektor makanan dan
minuman dan sektor farmasi ?
1.3. Batasan Penelitian
Agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka penulis membuat
1. Objek penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yaitu
sektor makanan dan minuman serta sektor farmasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, dan data laporan keuangan yang diteliti adalah pada tahun
2009 sampai dengan 2013.
2. Variabel return spread dihitung dengan mencari selisih antara Return on
assets (ROA) dengan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
3. Likuiditas diukur dengan menggunakan rasio lancar.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian merupakan hasil yang ingin dicapai dalam melakukan
penelitian serta memiliki konsistensi dengan permasalahan dan pertanyaan
yang terdapat di dalam rumusan permasalahan. Oleh karena itu tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel manakah dari ukuran
perusahaan, return spread, perputaran modal kerja, perputaran piutang, arus
kas operasi, dan debt to asset ratio yang paling berpengaruh dominan baik
secara parsial maupun secara simultan terhadap likuiditas pada perusahaan
makanan dan minuman dan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2009-2013.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat kepada
1. Bagi Peneliti penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
peneliti dalam menganalisi faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas
perusahaan makanan dan minuman dan perusahaan farmasi.
2. Bagi Peneliti selanjutnya penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan
referensi yang bermanfaat untuk melakukan penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas
perusahaan.
3. Bagi perusahaan penelitian ini sebagai bahan masukan dalam menentukan
faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Likuiditas
a. Pengertian Likuiditas
Secara umum pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan
untuk membayar hutang-hutangnya yang jatuh tempo.
Menurut Munawir (2002 : 31) defenisi likuiditas adalah sebagai berikut “ likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”.
Menurut Riyanto (2001 : 25) “masalah likuiditas adalah masalah kemampuan suatu perusahaan untuk kewajiban finansialnya yang akan segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada saat tertentu merupakan “kekuatan membayar” (Zahlungskraft) dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai “kekuatan membayar” belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansilnya yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai “kemampuan membayar” (Zahlungsfahigkeit).
Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan mempertimbangkan
dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan memenuhi
perusahaan untuk memperoleh keuntungan ataupun kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan.
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat
pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid” yang
artinya perusahaan mempunyai aset lancar yang lebih besar dari pada
kewajiban lancar. Tetapi apabila yang terjadi sebaliknya, berarti
perusahaan dalam keadaan “ilikuid”. Secara khusus jika ditinjau dari
kebijakan yang dilakukan manajer dalam mengatur aset perusahaan, maka
likuiditas dapat diartikan sebagai proporsi dari aset perusahaan yang
diinvestasikan ke dalam kas dan marketable securities (surat berharga)
(Kim et al, 1998).
Mengacu pada teori preferensi likuiditas yang dikemukakan oleh
keynes (Sukirno, 2004 : 300) perusahaan memegang atau menahan uang
kas karena didorong oleh motif atau tujuan, motif-motif tersebut adalah :
1. Motif transaksi, 2. Untuk berjaga-jaga, 3. Untuk berspekulasi. Dalam
menjalankan operasinya perusahaan perlu dana untuk membeli bahan baku
untuk pembuatan produk, membayar pegawai dan lain-lain, dana yang
diperlukan untuk tujuan ini merupakan dan yang disediakan perusahaan
untuk keperluan transaksi. Selain itu perusahaan juga perlu menyediakan
dana untuk berjaga-jaga dalam menghadapi ketidakpastian penerimaan kas
dimasa depan. Jika pada suatu saat perusahaan menerima kas yang rendah
sehingga tidak mencukupi untuk kebutuhan operasionalnya, maka
untuk berjaga-jaga. Pada kondisi perusahaan memiliki kesempatan untuk
melakukan investasi pada aktivitas-aktivitas yang dapat memberikan
keuntungan atau peningkatan nilai perusahaan, mungkin manajer
memutuskan untuk melakukan investasi tersebut, dana yang dikeluarkan
untuk mendanai kegiatan investasi ini merupakan dana yang disediakan
untuk tujuan investasi.
b. Arti Penting Likuiditas Bagi Perusahaan.
Arti pentingnya aspek likuiditas bagi setiap perusahaan, akan
dirasakan pada berbagai akibat yang merugikan atau tidak dapat
digunakannya kesempatan untuk memperoleh laba, apabila suatu
perusahaan berada pada keadaan yang tidak likuid. Akibat dari
kemungkinan kerugian atau tidak dapat kesempatan untuk memperoleh
laba dikarenakan suatu perusahaan tersebut dalam keadaan illiquid dapat
digambarkan sebagai berikut :
1) Perusahaan akan kesulitan atau tidak bisa melunasi hutang jangka
pendeknya pada tanggal jatuh tempo. Dalam keadaan demikian, maka
kadang-kadang perusahaan terpaksa harus menarik pinjaman baru dengan
tingkat bunga yang relative tinggi, menjual investasi jangka panjang, atau
aset tetapnya untuk melunasi hutang jangka pendek tersebut, jika hal ini
terjadi secara terus-menerus maka perusahaan akan menghadapi risiko
2) Bagi para pemilik perusahaan, keadaan illikuid berarti mengurangi
kesempatan memperoleh keuntungan yang lebih besar, atau kehilangan
control terhadap sebagian atau seluruh modal yang diinvestasikan.
3) Bagi para kreditor perusahaan, keadaan illikuid dari perusahaan yang
diberi pinjaman/kredit, berarti penundaan pengumpulan atas bunga dan
pokok pinjaman yang diberikan. Keadaan ini berarti sebagai suatu awal
kerugian yang akan diterima atas sebagian atau seluruh jumlah bunga dan
pokok pinjaman tersebut bagi kreditor yang bersangkutan.
4) Para pelanggan seperti halnya para supplier atas barang-barang dan jasa
bagi perusahaan, akan terpengaruh berupa keadaan ketidakmampuan
perusahaan yang illikuid dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan yang
telah disepakati dalam kontrak, atau kehilangan arti (manfaat) dalam
hubungannya dengan perusahaan yang tidak likuid sebagai supplier bagi
langganan yang bersangkutan.
5) Perusahaan tidak dapat memanfaatkan kesempatan potongan harga untuk
pembelian tunai yang ditawarkan oleh supplier. Akibatnya perusahaan
terpaksa beroperasi pada tingkat harga yang tinggi, sehingga mengurangi
kesempatan untuk memperoleh laba yang besar.
Dari berbagai akibat yang dapat terjadi karena keadaan tidak
likuidnya perusahaan seperti yang dikemukakan diatas, dapat dikatakan
bahwa pengukuran dan penilaian terhadap aspek likuiditas perusahaan
dianggap sebagai suatu persoalan yang sangat penting bagi semua
cukup untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang
telah jatuh tempo maka eksistensi perusahaan tersebut akan disangsikan.
c. Pengukuran Likuiditas dengan Rasio Lancar (Current ratio)
Dalam penelitian ini, untuk menilai likuiditas perusahaan
digunakan current ratio sebagai alat untuk menganalisa dan menilai posisi
likuiditas perusahaan. Current ratio dipilih sebagai alat untuk mengukur
likuiditas dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa ratio ini
melibatkan inventory didalamnya, mengingat bahwa perusahaan makanan
dan minuman dan perusahaan farmasi kegiatannya adalah menjual
barang-barang untuk dikonsumsi, dan jenis barang-barang yang dijual juga berbagai
macam produk sehingga rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui
sejauh mana kesanggupan perusahaan makanan dan minuman serta
perusahaan farmasi untuk memenuhi tuntutan kreditor jangka pendek
dengan menggunakan aset lancar yang diperkirakan dapat segera menjadi
uang tunai. Current ratio dapat digunakan untuk melihat sampai
dimanakah perusahaan memiliki kemampuan membayar kewajibannya.
Semakin besar Current ratio perusahaan, maka semakin baiklah posisi
kreditor, karena kemungkinan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendeknya tepat waktu sangat besar.
Menurut Kasmir (2008 : 135), rumus untuk mencari likuiditas
dengan menggunakan rasio lancar atau Current ratio adalah sebagai
������������ = Aset Lancar (������� ����)
Hutang Lancar (������� ����������� ) X 100%
Menurut Riyanto (1997 : 2008), apabila kita mengukur tingkat
likuiditas dengan menggunakan Current ratio sebagai alat pengukurnya,
maka tingkat likuiditas atau current ratio suatu perusahaan dapat
dipertinggi dengan jalan sebagai berikut :
1) Dengan hutang lancar atau current liabilities tertentu, diusahakan untuk
menambah aset lancar atau current assets.
2) Dengan aset lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah hutang
lancar.
3) Dengan mengurangi jumlah hutang lancar bersama-sama dengan
mengurangi aset lancar.
d. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas
Tingkat Likuiditas suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor, Kim et al (1998 : 349) mengatakan bahwa
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan, adalah :
1) Cost of External Financing
Faktor Cost of External Financing ini berkaitan dengan biaya yang
dikeluarkan perusahaan jika perusahaan menggunakan pendanaan dari luar
perusahaan (firm size) dan kesempatan bertumbuh (growth opportunities)
untuk mengukur faktor Cost of External Financing tersebut. Barclay dan
simth (1996, dalam Kim et al., 1998) mengemukakan argumen bahwa, cost
of external financing yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan besar
relatif lebih rendah dibanding dengan perusahaan-perusahaan kecil, hal ini
disebabkan perusahaan besar lebih mampu mencapai economic of scale
terutama jika dikaitan dengan biaya tetap pada saat melakukan emisi
saham.
2) Cash Flow Uncertainly
Cash flow uncertainly atau ketidak pastian arus kas dapat
menentukan keputusan manajer dalam menentukan tingkat likuiditas
perusahaan. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat ketidak pastian arus
kas yang tinggi akan cenderung melakukan investasi dalam aset yang
likuid dengan jumlah yang besar.
3) Current and Future investment opportunities
Current and Future investment opportunities adalah kesempatan
investasi yang dihadapi perusahaan, baik saat ini maupun saat mendatang.
Current and Future investment opportunities ini dapat mempengaruhi
manajemen dalam memutuskan kebijakan likuiditasnya. Berkaitan dengan
Current and Future investment opportunities ini manajemen akan
mempertimbangkan apakah lebih baik melakukan investasi dalam bentuk
aset tetap atau melakukan investasi dalam aset yang likuid.
Transaction Demand for Liquidity ini berkaitan dengan dana atau
kas yang diperlukan perusahaan untuk tujuan transaksi. Faktor Transaction
Demand for Liquidity ini juga merupakan faktor yang dipertimbangkan
manajemen dalam menentukan likuiditas perusahaan. Tingkat kemampuan
suatu perusahaan untuk dapat membayar hutang-hutang jangka pendeknya
sering disebut sebagai likuiditas. Kemampuan untuk membayar hutang
jangka pendek dari suatu perusahaan terletak pada atau diukur dari
kemampuannya untuk mendapatkan kas (alat pembayaran) atau
kemampuannya untuk mengkonversikan aset non kas menjadi kas.
2.1.2.Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Menurut Ferry dan Jones (dalam sujianto, 2001), Ukuran perusahaan
menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya usaha
tersebut ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penetuan skala besar
kecilnya suatu perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total
asset dan rata-rata tingkat penjualan perusahaan. jadi, ukuran perusahaan
merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan.
Perusahaan yang memiliki asset besar maka akan lebih likuid karena
perusahaan bisa membiayai kewajiban lancarnya melalui laba yang dihasilkan
oleh asset-asset tersebut. Perusahaan dengan ukuran besar memiliki akses
lebih besar dan luas untuk mendapatkan sumber pendanaan dari luar,
dikatakan bahwa perusahaan dengan ukuran besar memiliki kesempatan lebih
besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri.
Ukuran perusahaan juga dapat mencerminkan tinggi dan rendahnya
aktivitas operasional dan aktivitas investasi perusahaan, pada umumnya
apabila semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin besar pula
kegiatan operasional dan kegiatan investasi perusahaan tersebut. Kegiatan
operasional dan kegiatan investasi didalam perusahaan tersebut secara
langsung dapat mempengaruhi tingkat likuditas suatu perusahaan, sehingga
dapa disimpulkan adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan tingkat
likuiditas suatu perusahaan.
Maka ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan formula
:
Ukuran Perusahaan = Total Asset Perusahaan
2.1.3. Return Spread
Return spread merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan
dalam melakukan investasi. Return spread adalah selisih antara bunga yang
diterima dari bank seandainya dana yang dimiliki perusahaan disimpan di
bank dengan hasil atau return yang diterima jika dana yang dimiliki oleh
perushaan digunakan untuk mendanai investasi. Apabila spread (selisih)
tinggi, yaitu profit yang diterima perusahaan lebih tinggi dari tingkat suku
dimilikinya dari pada menyimpan dana tersebut di bank. Laba inilah yang
mendorong manajemen untuk meningkatkan likuiditasnya agar dana yang
berada di kas tinggi, sehingga dana itu dapat digunakan untuk mendanai
investasi pada saat diperlukan.
Menurut Kustiadi (2006), return spread yaitu : Selisih antara
profitabilitas perusahaan dengan suku bunga bank, jika spread tersebut tinggi
maka likuiditasnya juga tinggi. Pada kondisi spread tinggi berarti perusahaan
memperoleh profit yang lebih besar dibanding suku bunga bank, artinya
perusahaan lebih baik menggunakan dana untuk investasi dari pada menanam
dananya di bank. Menurut Kim et al (1998 :349) Return spread adalah
“selisih antara return yang dihasilkan oleh asset perusahaan dengan return
aset bebab risiko”.
Dalam penelitian ini aset bebas risiko diproxy dengan surat berharga
Bank Indonesia (SBI). Sedangkan return yang dihasilkan oleh aset perusahaan
diproxy dengan ROA (Return On Asset). Mengacu pada formula yang digunakan
oleh Kim et al. (1998: 349), maka formula yang digunakan untuk menghitung
return spread adalah sebagai berikut:
Return Spread = ROA - suku bunga SBI
ROA dihitung dengan rumus = laba bersih setelah pajak / total aset, dan
suku bunga SBI yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku bunga SBI
2.1.4.Debt To Asset Ratio
Perusahaan memperoleh sumber pendanaan dari dua sumber yaitu
kreditor pihak luar) dan para pemegang saham. Rasio leverage atau rasio
solvabilitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar asset
perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya seberapa besar beban hutang
yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aset yang dimiliki
perusahaan. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila
perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan.
Rasio leverage yang menjadi fokus penelitian ini adalah debt to asset
ratio. Menurut Kasmir (2008 : 156), debt to asset ratio merupakan rasio
hutang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang
dengan total aset. Dengan kata lain, seberapa besar asset perusahaan dibiayai
oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap
pengelolaan aset. Semakin tinggi rasio ini maka perusahaan semakin tidak
likuid karena pendanaan dari luar terlalu banyak dan perusahaan harus
mengeluarkan banyak uang kas untuk pengembaliannya.
Rumus untuk mencari debt to asset ratio adalah :
���������������� = ����� ����
2.1.5.Arus Kas Operasi
Kas merupakan aktiva yang paling likuid serta menawarkan likuiditas
dan fleksibilitas bagi perusahaan. Kas merupakan awal sekaligus akhir siklus
operasi perusahaan. Aktivitas operasi perusahaan melibatkan konversi kas
menjadi berbagai aktiva (seperti persediaan) yang digunakan untuk menghasilkan
piutang dari penjualan kredit. Siklus operasi menjadi lengkap saat kas kembali
ke perusahaan melalui proses penagihan, yang memungkinkan dimulainya siklus
operasi baru. Sesungguhnya kas merupakan ukuran akhir profitabilitas, kas lah
yang digunakan untuk membayar utang, mengganti peralatan, memperluas
fasilitas, dan membayar dividen. Dengan demikian, analisis arus kas masuk dan
arus kas keluar perusahaan dapat membantu menilai salah satunya likuiditas.
Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pembayaran kas
berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan yang
merupakan aktivitas utama dalam bisnis perusahaan. Arus kas dari operasi sering
dikaitkan dengan laba bersih untuk menilai kualitasnya. Arus kas dari operasi
menjadi penguji yang efektif atas laba bersih, namun bukan pengganti laba bersih
atau dengan kata lain arus kas operasi ini umumnya adalah pengaruh kas dari
transaksi dan peristiwa yang ikut dalam menentukan laba perusahaan. Arus kas
dari operasi meliputi elemen pendanaan serta bermanfaat untuk evaluasi dan
2.1.6.Perputaran Modal Kerja
Menurut Jumingan (2005 : 66), terdapat dua defenisi modal kerja yang
lazim dipergunakan, yakni sebagai berikut :
1) Modal kerja adalah kelebihan asset lancar terhadap hutang jangka pendek.
Kelebihan ini diebut modal kerja bersih (net working capital). Defenisi ini
bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersedianya asset lancar
yang lebih besar dari pada hutang jangka pendek dan menunjukkan tingkat
keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha
di masa mendatang.
2) Modal kerja adalah jumlah dari asset lancar. Jumlah ini merupakan modal
kerja bruto (gross working capital). Defenisi ini bersifat kuantitatif karena
menunjukkan jumlah dan yang digunakan untuk maksud-maksud operasi
jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja akan terganttung pada
macam dan tingkat likuiditas dari unsur-unsur aset lancar misalnya kas, surat
berharga, piutang dan persediaan.
Menurut Wild (2005 :186),” modal kerja adalah selisih aktiva lancar
setelah dikurangi dengan kewajiban lancar”. Menurut Brigham (2001 : 150),
modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek yaitu kas,
sekuritas yang mudah dipasarkan, persediaan, dan piutang usaha.
Pentingnya modal kerja didalam perusahaan mempunyai manfaat
1) Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aset lancar,
seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai
persediaan karena harganya merosot.
2) Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya tepat waktu.
3) Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai
sehingga dapat mendapatkan potongan harga.
4) Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi
peristiwa yang tidak dapat diduga seperti kebakaran, pencurian, dan
sebagainya.
5) Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna
melayani permintaan konsumennya.
6) Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang
menguntungkan kepada pelanggan.
7) Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena
tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan suplai yang
dibutuhkan.
Modal kerja selalu dalam kedaan operasi atau berputar dalam perusahan
selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran
modal kerja dimulai dari saat di mana kas diinvestasikan dalam
komponen-komponen modal kerja sampai saat di mana kembali lagi menjadi kas. Makin
pendek periode tersebut berarti makin cepat perputaran modal kerjanya atau
Menurut Ahmad (2002 : 8), perputaran modal kerja dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
Perputaran Modal Kerja = Total Penjualan
Modal kerja Bersih x 100%
Modal kerja bersih diperoleh dari aset lancar – hutang lancar.
2.1.7.Perputaran Piutang
Sebagian besar keberhasilan perusahaan diukur berdasarkan tingkat
financialnya yang dicapai, dalam situasi yang semakin kompetitif ini sering kali
perusahaan melakukan penjualan secara kredit sebagai salah satu alternatif yang
dapat digunakan untuk meningkatkan volume penjualan yang pada akhirnya
dapat meningkatkan profitabilitas dan likuiditas perusahaan. kebijakan ini
diambil dengan harapan dapat meningkatkan volume penjualan, meskipun
selanjutnya akan memunculkan piutang bagi perusahaan.
Piutang merupakan unsur aset lancar yang relatif mudah dicairkan, dan
likuiditas merupakan cerminan kinerja keuangan perusahaan. Dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek. Jika piutang perusahaan itu dikelola dengan baik,
maka likuiditas perusahaan juga ikut membaik, dan sebaliknya jika piutang
perusahaan dikelola secara buruk maka likuiditas perusahaan juga ikut
Perputaran piutang merupakan periode terikatnya modal dalam piutang
yang tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama
syarat pembayarannya, berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang
berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah
(Riyanto, 2001 : 90). Jika tingkat perputaran piutang tinggi, maka semakin cepat
piutang tersebut menjadi uang kas dan bisa digunakan untuk membiayai
kewajiban jangka pendeknya, jadi semakin tinggi perputaran piutang maka
likuiditasnya perusahaan juga semakin tinggi.
Rumus dari perputaran piutang (Recevable Turnover) adalah (Sawir,
2001 :16 ) :
Receivable Turnover = Penjualan
Piutang Rata−rata
x 100%
2.2.Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti lain
yang berkaitan dengan analisis faktor likuiditas perusahaan antara lain :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Kim et al bertujuan untuk mengetahui secara
empiris faktor-faktor yang mempengaruhi atau menentukan likuiditas
perusahaan. faktor-faktor yang diduga mempengaruhi likuiditas adalah:
ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, variabilitas arus kas operasi,
variabilitas free cash flow, return spread, perkiraan kondisi ekonomi masa
prediktor kebangkrutan. Penelitian ini dilakukan terhadap 915 perusahaan
manufaktur di AS dengan periode pengamatan tahun 1975-1994. Metode
analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Kim et al (1998) ini menunjukkan bahwa : (1) Rasio
market to book value berpengaruh positif dan signifikan, hal ini berarti
semakin besar rasio market to book value maka likuiditas perusahaan akan
semakin tinggi. (2) return spread berpengaruh negatif dan signifikan, hal ini
berarti semakin tinggi spread return antara return aktiva bebas resiko dengan
return aktiva maka likuiditas perusahaan juga akan semakin tinggi, (3) siklus
kas berpengaruh negatif dan signifikan, hal ini berarti semakin tinggi siklus
kas maka likuiditas perusahaan juga semakin tinggi, (4) Debt ratio
berpengaruh negatif dan signifikan, hal ini berarti semakin besar Debt Ratio
perusahaan maka perusahaan akan cenderung menggunakan likuiditas yang
tinggi pula, (5) arus kas operasi berpengaruh negatif dan signifikan, hal ini
menunjukkan semakin tinggi arus kas perusahaan maka likuiditas
perusahaan juga akan semakin tinggi, (6) kemungkinan kebangkrutan
berpengaruh negatif dan signifikan, hal ini menunjukkan jika kemungkinan
kebangkrutan yang dihadapi perusahaan semakin tinggi, maka likuiditas
perusahaan akan cenderung rendah.
2. Dalam penelitian yang dilakukan Nuria pada tahun 2011 mengenai analisis
faktor yang mempengaruhi likuiditas pada perusahaan manufaktur go public
bertujuan untuk mengetahui secara empiris pengaruh dari ukuran
spread dan rasio hutang terhadap likuiditas perusahaan. adapun variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) ukuran perusahaan, (2)
kesempatan bertumbuh, (3) return spread, (4) dan debt ratio. Dan metode
analisis data yang digunakan dalam penellitian ini adalah analisis regresi
linier berganda. Dan hasil dari penelitian ini adalah secara parsial hanya
variabel debt ratio dan return spread yang berpengaruh secara signifikan
terhadap likuiditas perusahaan dengan signifikan kurang dari 0.05 yaitu
0.047 dan 0.022. dan dalam penelitian ini diketahui bahwa variabel yang
paling berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan yaitu debt ratio atau rasio
hutang.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Supriyadi dan Fazriani yang terdapat dalam
jurnal ilmiah Ranggagading Volume 11 No.1 tahun 2011, tentang pengaruh
modal kerja terhadap tingkat likuiditas dan profitabilitas. Penelitian ini
dilakukan pada PT Timah,Tbk dan PT Antam, Tbk. Dalam penelitian ini
dikatakan bahwa perputaran modal kerja pada PT. Timah,Tbk berdasarkan
uji t perputaran modal kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Rasio Lancar (Likuiditas), Dan berdasarkan uji F dapat diketahui bahwa
perputaran modal kerja pada PT. Timah, Tbk memiliki hubungan dengan
rasio lancar. Dan perputaran modal kerja pada PT. Antam,Tbk berdasarkan
uji t memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rasio lancar, dan
berdasarkan uji F perputaran modal kerja pada PT. Antam, Tbk memiliki
4. Penelitian yang dilakukan oleh Lisa dan Jogi yang terdapat dalam Business
Accounting Review, mengenai analisa faktor yang mempengaruhi likuiditas
pada 25 perusahaan yang bergerak dalam industri Ritel , penelitian ini
menggunakan beberapa variabel kontrol yang meliputi ukuran perusahaan,
kesempatan bertumbuh, perputaran modal kerja. Hasil dari penelitian ini
secara simultan atau uji F bahwa ukuran perusahaan, kesempatan
bertumbuh dan perputaran modal kerja mempunyai pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama terhadap likuiditas. Sedangan dalam hasil
uji t menunjukkan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap
likuiditas, sedangkan ukuran perusahaan dan kesempatan bertumbuh tidak
berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi pada tahun 2009, bertujuan untuk
mengetahui apakah total aktiva, perputaran modal kerja, arus kas operasi
berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap tingkat likuiditas
perusahaan. adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 150 perusahaan, penelitian ini dilakukan untuk periode 2005
sampai dengan 2007. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah likuiditas
dan yang menjadi variabel bebas adalah total aktiva, perputaran modal kerja,
arus kas operasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan
total aktiva, perputaran modal kerja dan arus kas operasi berpengaruh secara
signifikan terhadap likuiditas perusahaan. tetapi secara parsial, total aktiva,
perputaran modal kerja dan arus kas operasi tidak berpengaruh secara
6. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yohanes (2011), bertujuan untuk
memepelajari pengaruh dari ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh,
return spread, dan rasio hutang terhadap likuiditas perusahaan manufaktur
yang go public. Analisis data sample yang digunakan dalam penelitian ini
adalah persamaan regresi linier berganda. Dalam hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, berpengaruh negatif signifikan
terhadap likuiditas, rasio kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh terhadap
likuiditas perusahaan, rasio return spread berpengaruh positif signifikan
terhadap likuiditas dan debt ratio berpengaruh negatif signifkan terhadap
likuiditas perusahaan.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Melvatanti pada tahun 2009, mengenai
pengaruh perputaran modal kerja dan return spread terhadap likuiditas,
dimana pada penelitian ini dilakukan pada 17 perusahaan otomotif.
Penelitian ini menguji pengaruh ke dua variabel bebas yaitu perputaran
modal kerja dan return spread terhadap variabel terikatnya yaitu likuiditas.
Dalam penelitian ini hasilnya menunjukkan bahwa perputaran modal kerja
dan return spread mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
Tabel 2.2. variabilitas arus kas operasi, variabilitas
free cash flow, return spread, perkiraan kondisi ekonomi masa
positif dan signifikan, return spread berpengaruh negatif dan signifikan, siklus kas berpengaruh negatif dan signifikan, Debt ratio
berpengaruh negatif dan signifikan,arus kas operasi berpengaruh negatif
dan sgnifikan, kemungkinan kebangkrutan berpengaruh
secara parsial hanya variabel debt ratio dan
return spread yang
berpengaruh secara signifiakn terhadap likuiditas,dan diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan yaitu debt ratio atau rasio hutang.
Supriyadi
Melvatanti
perputaran modal kerja dan
return spread mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas pada perusahaan otomotif.
Yohanes listed di Bursa Efek indonesia Periode rasio return spread berpengaruh positif signifikan terhadap likuiditas dan debt ratio
berpengaruh negatif signifkan terdaftar di Bursa Efek indonesia
secara simultan total aktiva, perputaran modal kerja dan arus kas operasi berpengaruh secara signifikan, secara parsial, total aktiva, perputaran modal kerja dan arus kas operasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas perusahaan.
2.3.Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah
dikemukakan diatas, pengaruh ukuran perusahaan, perputaran modal kerja,
return spread, perputaran piutang, debt to asset ratio dan arus kas operasi
terhadap likuiditas perusahaan, maka dapat digambarkan dalam kerangka
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
Gambar 2.3. Kerangka Konseptual ukuran perusahaan (X1)
Perputaran Modal Kerja (X2)
Return Spread (X3)
Perputaran Piutang (X4)
Debt to asset Ratio (X5)
Arus Kas Operasi (X6)
L
i
k
u
i
d
i
t
a
s
Ukuran perusahaan juga dapat mencerminkan tinggi dan rendahnya
aktivitas operasional dan aktivitas investasi perusahaan, pada umumnya
apabila semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin besar pula
kegiatan operasional dan kegiatan investasi perusahaan tersebut. Kegiatan
operasional dan kegiatan investasi didalam perusahaan tersebut secara
langsung dapat mempengaruhi tingkat likuditas suatu perusahaan, sehingga
dapat disimpulkan adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan tingkat
likuiditas suatu perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Kim et al di tahun
1998 menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap likuiditas perusahaan.
Modal kerja adalah kelebihan asset lancar terhadap hutang jangka
pendek. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net working capital).
Defenisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersedianya
asset lancar yang lebih besar dari pada hutang jangka pendek dan
menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin
kelangsungan usaha di masa mendatang. Modal kerja selalu dalam kedaan
operasi atau berputar dalam perusahan selama perusahaan yang bersangkutan
dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja dimulai dari saat di
mana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai
saat di mana kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti
makin cepat perputaran modal kerjanya atau makin tinggi tingkat
Penelitian yang dilakukan oleh Lisa dan Jogi yang terdapat dalam Business
Accounting Review, menunjukkan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh
terhadap tingkat likuiditas perusahaan.
Return spread adalah selisih antara bunga yang diterima dari bank
seandainya dana yang dimiliki perusahaan disimpan di bank dengan hasil atau
return yang diterima jika dana yang dimiliki oleh perushaan digunakan untuk
mendanai investasi. Apabila spread (selisih) tinggi, yaitu profit yang diterima
perusahaan lebih tinggi dari tingkat suku bunga bank, maka lebih baik
perusahaan menginvestasikan dana yang dimilikinya dari pada menyimpan
dana tersebut di bank. Laba inilah yang mendorong manajemen untuk
meningkatkan likuiditasnya. Dalam penelitian Yohanes pada tahun 2011
menunjukkan bahwa return spread berpengaruh positif signifikan terhadap
tingkat likuiditas perusahaan.
Perputaran piutang merupakan periode terikatnya modal dalam piutang
yang tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama
syarat pembayarannya, berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang
berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin
rendah. Jika tingkat perputaran piutang tinggi, maka semakin cepat piutang
tersebut menjadi uang kas dan bisa digunakan untuk membiayai kewajiban
jangka pendeknya, jadi semakin tinggi perputaran piutang maka likuiditasnya
Debt to asset ratio merupakan rasio hutang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan total hutang dengan total aset. Semakin tinggi rasio
ini maka perusahaan semakin tidak likuid karena pendanaan dari luar terlalu
banyak dan perusahaan harus mengeluarkan banyak uang kas untuk
pengembaliannya. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Nuria pada
tahun 2011 menunjukkan bahwa debt ratio atau rasio hutang adalah variabel
yang paling berpengaruh terhadap tingkat likuiditas perusahaan.
Kas merupakan aktiva yang paling likuid serta menawarkan
likuiditas dan fleksibilitas bagi perusahaan. Kas merupakan awal sekaligus
akhir siklus operasi perusahaan. Laporan arus kas melaporkan penerimaan
kas dan pembayaran kas berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan
aktivitas pendanaan yang merupakan aktivitas utama dalam bisnis
perusahaan. Arus kas dari operasi sering dikaitkan dengan laba bersih untuk
menilai kualitasnya. Arus kas dari operasi meliputi elemen pendanaan serta
bermanfaat untuk evaluasi dan proyeksi likuiditas jangka pendek maupun
solvabilitas jangka panjang (Wild, 2005 :17).
2.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya
atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam
menganalisis. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di
H1 : terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap likuiditas perusahaan.
H2 : terdapat pengaruh perputaran modal kerja terhadap likuiditas
perusahaan.
H3 : terdapat pengaruh return spread terhadap likuiditas perusahaan.
H4 : terdapat pengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas perusahaan.
H5 : terdapat pengaruh debt to asset ratio terhadap likuiditas perusahaan.
H6 : terdapat pengaruh arus kas operasi terhadap likuiditas perusahaan.
H7 : terdapat pengaruh ukuran perusahaan, debt to asset ratio, return
spread, perputaran modal kerja, arus kas operasi dan perputaran piutang
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kausal yang berguna untuk
menganalisis hubungan - hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar,
2003 :30). Penelitian ini menguji pengaruh ukuran perusahaan, perputaran
modal kerja, return spread¸perputaran piutang, debt to asset ratio, dan arus
kas operasi terhadap likuiditas perusahaan.
3.2 Populasi dan Sample Penelitian
Menurut Sugiyono (2006 :55), “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas :obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur dalam sektor makanan dan minuman serta
sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009
sampai dengan 2013 yaitu sebanyak 26 perusahaan. Berikut adalah
Tabel 3.2.1.
Daftar Nama perusahaan makanan dan minuman
No Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
1 PT. Akasha Wira International Tbk 2 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 PT. Tri Banyan Tirta Tbk
4 PT. Cahaya Kalbar Tbk 5 PT. Davomas Abadi Tbk 6 PT.Delta Djakarta Tbk
7 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 8 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 9 PT.Multi Bintang Indonesia Tbk 10 PT. Mayora Indah Tbk
11 PT. Prashida Aneka Niaga Tbk 12 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 13 PT. Sekar Bumi Tbk
14 PT. Sekar Laut Tbk 15 PT. Siantar Top Tbk
16 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
Tabel 3.2.2.
Daftar Nama Perusahaan Farmasi
No Perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI
1 PT. Darya Varia Laboratoria Tbk 2 PT. Indofarma (Persero) Tbk 3 PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 4 PT. Kalbe Farma Tbk
5 PT. Merck Tbk
6 PT. Pyridam Farma Tbk
7 PT. Schering Plough Indonesia Tbk
8 PT. Industri jamu & Farmasi sido muncul Tbk 9 PT. Taiso Pharmaceutical Indonesia Tbk
10 PT. Tempo Scn Pasific Tbk
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
teknik sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik pengambilan
sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu (Jogiyanto, 2004 :
79). Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan terdaftar atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2009-2013.
2. Perusahaan mengeluarkan laporan keuangan dalam satuan mata uang rupiah.
3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh kantor
Akuntan Publik selama periode 2009 sampai dengan 2013.
Berdasarkan kriteria pengambilan sampel tersebut, maka perusahaan
yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 18 perusahaan.
Tabel 3.2.3.
Daftar Nama Perusahaan yang Memenuhi Kriteria
No Nama Perusahaan
Kriteria Sampel
1 2 3
1 PT. Akasha Wira International Tbk √ √ √ Sampel 1
2 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ x
3 PT. Tri Banyan Tirta Tbk √ √ x
4 PT. Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ Sampel 2
5 PT. Davomas Abadi Tbk √ √ √ Sampel 3
6 PT.Delta Djakarta Tbk √ √ √ Sampel 4
7 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk √ √ √ Sampel 5
8 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ x
10 PT. Mayora Indah Tbk √ √ √ Sampel 7
11 PT. Prashida Aneka Niaga Tbk √ √ x
12 PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk √ √ √ Sampel 8
13 PT. Sekar Bumi Tbk √ √ x
14 PT. Sekar Laut Tbk √ √ √ Sampel 9
15 PT. Siantar Top Tbk √ √ x
16 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
√
√ √ Sampel 10
17 PT. Darya Varia Laboratoria Tbk √ √ √ Sampel 11
18 PT. Indofarma (Persero) Tbk √ √ x
19 PT. Kimia Farma (Persero) Tbk √ √ √ Sampel 12
20 PT. Kalbe Farma Tbk √ √ √ Sampel 13
21 PT. Merck Tbk √ √ √ Sampel 14
22 PT. Pyridam Farma Tbk √ √ √ Sampel 15
23 PT. Schering Plough Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 16
24
PT. Industri jamu & Farmasi sido
muncul Tbk √ x x
25 PT. Taiso Pharmaceutical Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 17
26 PT. Tempo Scn Pasific Tbk √ √ √ Sampel 18
Sumber : Olahan Peneliti, 2014
3.3Jenis Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data penelitian berupa
data kuantitatif yaitu data yang berupa angka atau besaran tertentu yang
dikumpulkan sebanyak 18 sampel, time series data yang digunakan selama 5
tahun yaitu dari tahun 2009-2013, dan data pooling sebanyak 90.
3.4Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penlitian ini adalah data eksternal. Pola
penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui
studi pustaka yaitu mencari jurnal akuntansi, penelitian terdahulu, serta
buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dan tahap ke dua
adalah pengumpulan data laporan keuangan perusahaan yang diperoleh dari
media internet dengan mendownload dari situs
3.5Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel
Menurut Sugiyono (2006 : 31), Variabel penelitian pada dasarnya
adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian
ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Variable independen dan variabel dependen.
1. Variabel dependen atau variabel terikat, menurut Sugiyono (2006 :33)
“variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas”. Dan yang menjadi variabel dependen
(Y) dalam penelitian ini adalah likuiditas. Likuiditas menunjukkan
harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memnuhi
kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo.
Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio lancar
dengan rumus :
Rasio Lancar = ������������
������������
X 100%
2. Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi penyebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen
atau variabel terikat (Sugiyono, 2006 : 33). Variabel independen dalam
penelitian ini terdiri dari 6 variabel, yaitu : ukuran perusahaan, debt to asset
ratio, perputaran modal kerja, return spread, perputaran piutang, arus kas
operasi.
a. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah besarnya suatu perusahaan jika
ditinjau dari aset yang dimilikinya. Ukuran perusahaan diukur dengan
menggunakan formula sebagai berikut :
Ukuran Perusahaan = Total Aset Perusahaan
b. Return Spread
Return spread adalah selisih antara return yang dihasilkan oleh
aset bebas resiko diproxy dengan Surat Berharga Bank Indonesia (SBI),
sedangkan return yang dihasilkan oleh aset perusahaan diproxy dengan
ROA (Return on asset). Mengacu pada formula yang digunakan oleh
Kim adalah :
Return Spread = ROA – Suku Bunga SBI
ROA dihitung dengan cara = laba bersih setelah pajak / total aset
Suku bunga SBI yang digunakan adalah suku bunga bulanan
yang dikalkulasikan menjadi suku bunga rata-rata tahunan, dengan cara
membagikan suku bunga bulanan /12 bulan.
c. Perputaran Piutang
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan
penjualan memperbesar jumlah investasi di dalam piutang. Dengan
makin besar volume penjualan kredit setiap tahunnya berarti bahwa
perusahaan itu harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam
piutang. Makin besarnya jumlah piutang berarti juga makin memperbesar
profitability perusahaan. piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu
dalam keadaaan berputar. Periode perputaran piutang adalah tergantung
kepada syarat pembayarannya.