SUMATERA BARAT
TAHUN 2014
SKRIPSI
OLEH
RINI AGUSTINA DAULAY NIM. 131021082
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
TAHUN 2014
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH
RINI AGUSTINA DAULAY NIM. 131021082
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS PEGANG BARU KECAMATAN
PANTI KABUPATEN PASAMAN SUMATERA BARAT TAHUN 2014
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Oktober 2015
kesehatan sehingga diperlukan suatu sistem informasi yang dapat menghemat waktu, biaya, menghindari duplikasi pekerjaan, mempermudah proses juga meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih efektif dan efisien, melalui pemanfatan secara optimal data SP2TP dan informasi lainnya sebagai penunjang menjadi dasar penyusunan perencanaan puskesmas, sistem itu adalah SIMPUS. Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat sudah memanfaatkan SIMPUS sejak tahun 2010, namun pelaksanannya belum maksimal karena SDM (petugas SIMPUS) sering berganti dan belum mendapatkan pelatihan tentang SIMPUS, teknologi informasi kesehatan yang tidak berjalan lancar dan proses pengumpulan data dari bidan terlambat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan SIMPUS dalam menghasilkan informasi LB1 yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan pada bulan September 2015. Informan dalam penelitian ini adalah berjumlah 4 orang. Data diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi menggunakan pedoman wawancara dan cheklist observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan SIMPUS masih belum maksimal, masih ada kendala yang di temukan dalam pelaksanannya: Unsur input ditemukan petugas SIMPUS belum pernah mendapatkan pelatihan tentang SIMPUS, data belum terkumpul tepat waktu, serta teknologi yang belum memberikan maanfaat seutuhnya kepada pengguna. Unsur proses, pengumpulan data belum tepat waktu dan keberadaan bidan desa yang tidak di tempat memberikan dampak pada proses selanjutnya. Keamanan data yang baik dan penelusuran yang mudah akan mempercepat disampaikannya informasi kepada para pengambil keputusan dan untuk di proses lebih lanjut. Unsur output, proses pengolahan yang terlambat akan menyebabkan informasi yang dihasilkan menjadi tidak tepat waktu dan lengkap.
Disarankan kepada puskesmas untuk mengupayakan pelatihan tentang SIMPUS bagi petugas SIMPUS dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, menegakkan disiplin bagi bidan desa untuk tetap mengumpulkan data tepat waktu, pengembangan lebih lanjut SIMPUS di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat agar penerapannya lebih optimal sehingga dapat mengelola data dan menghasilkan informasi yang relevan lengkap, akurat dan tepat waktu
absolute need information fast, precise, accurate and up to date in health so needed an information system could save time, costs, avoid duplication of work, simplify the process also improved the quality of the management of Primary Health Care (PHC) more effective and efficient, through optimal utilization of the data SP2TP and other information as the support could be the basis of planning
PHC, it’s SIMPUS. PHC Pegang Baru, Panti District, Pasaman, West Sumatra that already used SIMPUS since 2010, but its implementation wasn’t maximized because of Human Resource (personnel SIMPUS) were often changed and there hadn’t been trained on SIMPUS, health information technology that didn’t run smoothly and the process of collecting data from midwives was late.
This research aims to determine how the application SIMPUS in generating LB1 used as the basis of decision-making pegang baru PHC in Panti district, Pasaman, West Sumatra. These Descriptive research with qualitative approach. It were done on September 2015. The Informants were numbered 4. The data were obtained by indepth interviews and observations using interview guidelines and observation checklist.
This research showed that the adoption of SIMPUS still not up, there were still obstacles that were found in its implementation: The input found SIMPUS officers have never received training about SIMPUS, data wasn’t collected timely, and technology hasn’t provided completely to the user. The process, data collection hasn’t been timely and midwives who wasn’t in place an impact on subsequent process. Data security and easy search would accelerate conveyed information to decision-makers and for further processing. The output, late processing cause the resulting information untimely and incomplete..
Advices that could be given to the PHC to doing the training of SIMPUS for human resource SIMPUS in enhancing their knowledge and skills, discipline for midwives to keep collecting timely data, further development SIMPUS in Pegang Baru PHC, District Panti, Pasaman, West Sumatera that its application be optimized so it could manage data and generate information that is relevant, complete, accurate, and timely.
Segala puji bagi Allah SWT, yang memiliki kuasa atas segala yang ada di langit dan di bumi, yang tidak pernah berhenti mencurahkah kasih sayang-Nya, dan dengan izin-Nya penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Pegang Baru Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman Sumatera Barat Tahun 2014”. Shalawat beriring salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, manusia sempurna yang diciptakan oleh-Nya, yang sangat mencintai umatnya dan menjadi teladan bagi seluruh umat manusia.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat akademik untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Selama penulisan skripsi ini penulis sangat banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak dr. Heldy BZ, MPH, selaku Ketua Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan beserta Staf bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dr. Juanita, SE, M.Kes dan Bapak dr. Fauzi, SKM, selaku Dosen
Pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak memberikan waktu, bimbingan, saran, masukan dan petunjuk serta motivasi mulai dari penulisan proposal hingga skripsi selesai.
7. Abang dan kakak yang selalu mendoakan, memberi dukungan dan menyemangati penulis.
8. Suami tersayang Jamaluddin Harahap yang selalu mendoakan dan setia memotivasi penulis di saat kejenuhan dan keputus asaan melanda.
9. Buah hati Aqila Zahida Harahap tersayang yang selalu menemani hari-hari penulis dengan tertawa dan tangisannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk semua kalangan bagi. Terima Kasih
Medan, Oktober 2015
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Puskesmas ... 8
2.3 Sistem Informasi Kesehatan (SIK) ... 14
2.4 Sistem Informasi Manajemen (SIM) ... 17
2.5 Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) ... 18
2.6 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) ... 21
2.6.1 Pengertian ... 21
2.6.8 Frekuensi Pelaporan ... 27
3.2.1 Lokasi Penelitian ... 30
3.2.2 Waktu Penelitian ... 30
3.3 Informan Penelitian ... 30
3.4 Metode Pengumpulan Data... 31
3.5 Instrumen Penelitian ... 31
3.6 Pengujian Keabsahan Data ... 32
3.7 Analisis Data ... 32
3.8 Defenisi Operasional ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 35
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35
4.2 Penerapan SIMPUS di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat ... 36
4.2.1 Input ... 31
4.2.2 Proses ... 42
4.2.3 Output ... 46
BAB V PEMBAHASAN ... 50
5.1 Penerapan SIMPUS di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat ... 50
5.1.1 Input ... 50
5.1.2 Proses ... 55
5.1.3 Output ... 58
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 61
6.1 Kesimpulan ... 61
6.2 Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
Tabel 2.1 Komponen Fisik SIM ... 18 Tabel 3.1 Distribusi Informan Berdasarkan Karateristik ... 31 Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Pegang Baru
Gambar 1 Komponen yang terkait dalam sistem ... 12
Lampiran 1. Hasil Wawancara
Lampiran 2. Pedoman Wawancara
Lampiran 3. Cheklist Observasi
Lampiran 4. Hasil Cheklist Observasi
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian
Lampiran 6. Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran 7. Laporan Bulanan Data Kesakitan dari Pustu
Lampiran 8. Hasil Rekapan Laporan Bulanan Data Kesakitan
Nama : Rini Agustina Daulay
Tempat Lahir : Panti
Tanggal Lahir : 18 Agustus 1987
Suku Bangsa : Mandailing
Agama : Islam
Nama Ayah : Alm. Dauli Daulay
Suku Bangsa : Mandailing
Nama Ibu : Sulastri Lubis
Suku Bangsa : Mandailing
Pendidikan Formal
1. SD/Tamat Tahun : SDN 01 Murni Panti/2000
2. SMP/Tamat Tahun : SLTPN 1 Panti/2003
3. SMA/Tamat Tahun : SLTA N 1 Lubuk Sikaping/2005
4. Akademi/Tamat Tahun : D3 Rekam Medis FMIPA UGM/2009
5. Lama Studi di FKM USU : 2 tahun 2 bulan
Riwayat Pekerjaan
kesehatan sehingga diperlukan suatu sistem informasi yang dapat menghemat waktu, biaya, menghindari duplikasi pekerjaan, mempermudah proses juga meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih efektif dan efisien, melalui pemanfatan secara optimal data SP2TP dan informasi lainnya sebagai penunjang menjadi dasar penyusunan perencanaan puskesmas, sistem itu adalah SIMPUS. Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat sudah memanfaatkan SIMPUS sejak tahun 2010, namun pelaksanannya belum maksimal karena SDM (petugas SIMPUS) sering berganti dan belum mendapatkan pelatihan tentang SIMPUS, teknologi informasi kesehatan yang tidak berjalan lancar dan proses pengumpulan data dari bidan terlambat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan SIMPUS dalam menghasilkan informasi LB1 yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan pada bulan September 2015. Informan dalam penelitian ini adalah berjumlah 4 orang. Data diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi menggunakan pedoman wawancara dan cheklist observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan SIMPUS masih belum maksimal, masih ada kendala yang di temukan dalam pelaksanannya: Unsur input ditemukan petugas SIMPUS belum pernah mendapatkan pelatihan tentang SIMPUS, data belum terkumpul tepat waktu, serta teknologi yang belum memberikan maanfaat seutuhnya kepada pengguna. Unsur proses, pengumpulan data belum tepat waktu dan keberadaan bidan desa yang tidak di tempat memberikan dampak pada proses selanjutnya. Keamanan data yang baik dan penelusuran yang mudah akan mempercepat disampaikannya informasi kepada para pengambil keputusan dan untuk di proses lebih lanjut. Unsur output, proses pengolahan yang terlambat akan menyebabkan informasi yang dihasilkan menjadi tidak tepat waktu dan lengkap.
Disarankan kepada puskesmas untuk mengupayakan pelatihan tentang SIMPUS bagi petugas SIMPUS dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, menegakkan disiplin bagi bidan desa untuk tetap mengumpulkan data tepat waktu, pengembangan lebih lanjut SIMPUS di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat agar penerapannya lebih optimal sehingga dapat mengelola data dan menghasilkan informasi yang relevan lengkap, akurat dan tepat waktu
absolute need information fast, precise, accurate and up to date in health so needed an information system could save time, costs, avoid duplication of work, simplify the process also improved the quality of the management of Primary Health Care (PHC) more effective and efficient, through optimal utilization of the data SP2TP and other information as the support could be the basis of planning
PHC, it’s SIMPUS. PHC Pegang Baru, Panti District, Pasaman, West Sumatra that already used SIMPUS since 2010, but its implementation wasn’t maximized because of Human Resource (personnel SIMPUS) were often changed and there hadn’t been trained on SIMPUS, health information technology that didn’t run smoothly and the process of collecting data from midwives was late.
This research aims to determine how the application SIMPUS in generating LB1 used as the basis of decision-making pegang baru PHC in Panti district, Pasaman, West Sumatra. These Descriptive research with qualitative approach. It were done on September 2015. The Informants were numbered 4. The data were obtained by indepth interviews and observations using interview guidelines and observation checklist.
This research showed that the adoption of SIMPUS still not up, there were still obstacles that were found in its implementation: The input found SIMPUS officers have never received training about SIMPUS, data wasn’t collected timely, and technology hasn’t provided completely to the user. The process, data collection hasn’t been timely and midwives who wasn’t in place an impact on subsequent process. Data security and easy search would accelerate conveyed information to decision-makers and for further processing. The output, late processing cause the resulting information untimely and incomplete..
Advices that could be given to the PHC to doing the training of SIMPUS for human resource SIMPUS in enhancing their knowledge and skills, discipline for midwives to keep collecting timely data, further development SIMPUS in Pegang Baru PHC, District Panti, Pasaman, West Sumatera that its application be optimized so it could manage data and generate information that is relevant, complete, accurate, and timely.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah berupaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginnya. Dalam mencapai tujuan tersebut
diperlukan kebijakan yang proaktif dan dinamis yang melibatkan semua sektor
baik pemerintah, swasta dan masyarakat. Sumber utama dalam pengambilan
kebijakan tentunya memerlukan penggalian informasi kesehatan yang akurat,
tepat dan dapat di pertanggungjawabkan, serta dukungan dari sistem informasi
yang tepat, karena jenis dan mutu produk informasi tergantung oleh sistem informasi
yang digunakan dan sistem yang tepat akan menghasikan informasi yang bemanfaat.
Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan telah
diamanatkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan
efisien diperlukan informasi kesehatan yang diselenggarakan melalui sistem
informasi dan lintas sektor. Seiring dengan era desentralisasi berbagai sistem
informasi kesehatan telah dikembangkan baik di pemerintah pusat atau daerah
atau sesuai dengan kebutuhan dan karateristik daerah masing-masing. Selain
melaksanakan program pemerintah pusat melalui kementrian kesehatan,
pemerintah daerah juga diberikan otonomi untuk mengembangkan sistem
informasinya baik di tingkat dinas kesehatan dan puskesmas maupun rumah sakit
Sebagaimana diketahui bahwa puskesmas, merupakan ujung tombak
pemerintah dalam memberikan upaya pelayanan kesehatan di masyarakat. Sesuai
penguatan pelayanan kesehatan primer (Kemenkes RI, 2015). Menurut Permenkes
nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, puskesmas
didefinisikan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Fungsi
puskesmas sebagai pembina kesehatan wilayah diwujudkan melalui 4 jenis upaya
yaitu meningkatkan dan memberdayakan masyarakat, melaksanakan Upaya
Kesehatan Masyarakat, melaksanakan Upaya Kesehatan Perorangan, memantau
dan mendorong pembangunan berwawasan kesehatan.
Penguatan ke 4 (empat) fungsi tersebut perlu dilakukan revitalisasi puskesmas,
dengan fokus pada 5 (lima) hal, salah satunya adalah peningkatan Sistem
Informasi Puskesmas (SIP). Pengembangan sistem informasi kesehatan di
puskesmas di arahkan untuk mendapatkan data dan informasi masalah kesehatan
dan capaian pembangunan kesehatan yang dilakukan secara tepat waktu dan
akurat. (Kemenkes, 2015). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menyadari
arti penting hal tersebut, sehingga memberlakukan Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) sejak tahun 1981. SP2TP tersebut
ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.63/MenKes/SK/II/1981 (Departemen Kesehatan RI, 1992).
SP2TP secara potensial, dapat berperan banyak dalam menunjang proses
manajemen puskesmas, namun berbagai data SP2TP yang tersedia untuk
berbagai hal yang berkaitan dengan rancangan sistem tersebut, kapasitas
sumberdaya yang terbatas di puskesmas, baik dari segi manusia maupun sarana
pendukungnya tidak memungkinkan memanfaatkan data SP2TP secara optimal
dan informasi lainnya dalam menunjang manajemen puskesmas, misalnya
variabel yang dilaporkan terlalu banyak dan lebih berorientasi pada kebutuhan di
tingkat pusat yang menyebabkan rendahnya motivasi petugas untuk mengolah
data, banyak variabel yang susah untuk dimengerti, umpan balik dari laporan
selalu terlambat, terjadi duplikasi pekerjaan karena disamping beban SP2TP,
puskesmas masih dibebani dengan penyampaian laporan lain dan sebagainya.
Mengatasi hal tersebut dilakukan upaya penyerderhanaan format pelaporan
puskesmas dengan dasar pemikiran adalah pengurangan beban kerja puskesmas
dan peningkatan mutu data yang dilaporkan serta pemanfaatannya. Selain itu,
seiring dengan perkembangan di bidang kesehatan, pemerintah menyadari mutlak
diperlukannya informasi yang cepat, tepat, akurat dan up to date di bidang
kesehatan sehingga diperlukan suatu sistem informasi yang dapat menghemat
waktu, biaya, menghindari duplikasi pekerjaan dan mempermudah proses juga
meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih efektif dan efisien,
melalui pemanfatan secara optimal data SP2TP dan informasi lainnya sebagai
penunjang bisa menjadi dasar penyususunan perencanaan puskesmas, sistem itu
adalah SIMPUS.
SIMPUS merupakan tatanan manusia/peralatan yang menyediakan informasi
pelengkap. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, SIMPUS pun
dikembangkan melalui sistem komputerisasi melalui perangkat lunak (software)
yang bekerja dalam sebuah sistem operasi dengan berpedoman pada mekanisme
kerja pelayanan pasien di puskesmas. Akan tetapi, pada kenyataannya penerapan
SIMPUS masih belum bisa dilakukan secara optimal dan masih ada hambatan
dalam pelaksanaannya.
Menurut Wulandari (2009) penerapan SIMPUS mengalami kendala yaitu
kebutuhan informasi yang terus berkembang, sehingga diharapkan SIMPUS harus
terus dikembangkan, namun kenyataannya pengembangan SIMPUS tidak bisa
dilakukan setiap saat. Penelitian lain yang dilakukan oleh Inggaputri (2009)
menyebutkan bahwa masih ditemukan kendala dari hasil evaluasi SIMPUS
dengan menggunakan metode PIECES (Performance, Information, Economi,
Control/Security, Efficiency, Service) diantaranya dari aspek performance,
information dan efficiency. Widodo (2013) juga menyebutkan dalam hasil
penelitiannya masih ditemukan hambatan penerapan SIMPUS yaitu pada
keterbatasan sumber daya manusia.
Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera
Barat merupakan salah satu dari 16 puskesmas di Kabupaten Pasaman. Puskesmas
ini sudah memanfaatkan SIMPUS sejak tahun 2010, walaupun pemanfaatannya
belum sepenuhnya dilakukan, SIMPUS yang ada hanya sebatas pengelolaan
SP2TP yang nama tampilannya adalah informasi kesehatan. Pada studi
pendahuluan yang dilakukan, di dapatkan beberapa informasi yaitu laporan yang
2 (Data Obat), LB 3 (KIA, Gizi, KB, Imunisasi, Penyakit Menular), LB 4
(Kegiatan Puskesmas), laporan LT 1 (data dasar puskesmas), LT 2 (data
kepegawaian), LT 3 (data peralatan), laporan sentinel, namun pelaksanannya
belum optimal.
Diasumsikan terdapat beberapa penyebab tidak optimalnya berjalannya
program, yaitu dilihat dari sisi SDM (petugas SP2TP) yang sering berganti dan
ada yang belum mendapatkan pelatihan tentang SIMPUS, teknologi Informasi
Kesehatan yang tidak berjalan lancar, proses pengumpulan laporan (data) dari
bidan yang terlambat. Padahal sejatinya SDM, data, teknologi dan proses
pengolahan termasuk komponen fisik dari sebuah sistem informasi manajemen
(Sutabri, 2005), yang tentunya komponen ini akan mendukung dalam
menghasilkan informasi yang tepat, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan
serta membantu dalam proses pengambilan keputusan.
Dari beberapa laporan yang diolah dengan menggunakan SIMPUS, peniliti
ingin memfokuskan penelitian pada laporan LB 1, ini dikarenakan laporan LB 1
mencakup data morbiditas (kasus lama dan kasus baru) yang diperoleh dari
wilayah kerja puskesmas termasuk didalamnya puskesmas pembantu, puskesmas
keliling dan bidan. Dari sisi perencanaan laporan LB1 memiliki hubungan dan
cakupan luas misalnya perencanaan kebutuhan obat, perencanaan jika terjadi
Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat di lakukan perencanaan sedini mungkin
sehingga kasus dapat tangani segera. Berhubungan hal tersebut di atas, maka
laporan LB1 yang telah dilaksanakan di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan
Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan
SIMPUS dalam menghasilkan informasi LB1 yang digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten
Pasaman, Sumatera Barat.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana penerapan SIMPUS dalam menghasilkan informasi LB1
yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di Puskesmas Pegang Baru,
Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menganalisa SDM (pengguna), teknologi (kualitas SIMPUS), data
morbiditas (lengkap, akurat dan tepat waktu) sebagai unsur sistem input atau
masukan.
2. Menganalisa pengolahan data morbiditas (pengumpulan, pengolahan,
penyajian dan penyebarluasan informasi, serta penataan dokumentasi) sebagai
unsur sistem proses pengolahan.
3. Menganalisa Informasi LB1 (akurat, tepat waktu, relevan dan lengkap)
sebagai unsur sistem output sehingga dapat digunakan sebagai dasar
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi serta masukan bagi para pengambil keputusan
tingkat Puskesmas Pegang Baru Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman,
Sumatera Barat untuk perbaikan dan pengembangan SIMPUS ke depan.
2. Sebagai bahan informasi dan masukan untuk Pemerintah Daerah Kabupaten
Pasaman dalam perencanaan program kesehatan dan pengembangan SIMPUS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes,
2014). Selain itu puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang
berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan serta pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu
wilayah tertentu (Azwar, 1996).
2.1.2 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas
Berdasarkan Permenkes tahun 2014, prinsip penyelenggaraan puskesmas meliputi
a. Paradigma sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen
dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan
c. Kemandirian Masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
d. Pemerataan
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
e. Teknologi tepat guna
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah
dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
f. Keterpaduan dan kesinambungan
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan menyelenggaraan UKM
dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan
yang didukung dengan manajemen Puskesmas.
2.1.3 Tugas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat (Permenkes, 2014).
2.1.4 Fungsi
Menurut Permenkes tahun 2014 Dalam melaksanakan tugas puskesmas
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
c. Sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan.
2.1.5 Wewenang
Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagai penyelenggara UKM tingkat pertama
di wilayah kerjanya, puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan;
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait;
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat;
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas;
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagai penyelenggara UKP tingkat pertama di
wilayah kerjanya puskesmas berwenang untuk:
a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif;
c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat; menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
yang mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan
pengunjung;
d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja
sama inter dan antar profesi;
e. Melaksanakan rekam medis;
f. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan;
g. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan;
h. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
i. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem
rujukan.
2.2 Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu cara yang sudah tertentu untuk menyediakan
informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang
sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan. Sistem
informasi yang canggih belum tentu membantu bila yang terkait dan pengambil
keputusan tidak ikut serta dengan dinamika kecanggihan, maka sistem informasi
penting dalam mendasari pengambilan keputusan, sehingga tidak terpesona oleh
kecanggihan teknologi alat semata. Usahakan agar sistem informasi akan terlihat
manfaatnya pada keadaan penghematan waktu dan biaya, menghindari duplikasi
pekerjaan, memperpendek proses dan dapat mengolah data menjadi informasi
yang relevan.
Komponen yang terkait dengan sistem informasi dapat dilihat pada gambar
dbawah ini:
Data Tujuan Pemakai
Gambar 1 Komponen yang terkait dalam sistem
Penjelasannya menunjukkan bahwa semua komponen itu saling berkait, bila
salah maka hasilnya akan merupakan informasi yang salah juga. Informasi yang
canggih seperti angka statistik yang rumit, tidak ada gunanya bila pemakai tidak Teknologi
Pengendalian Masukan Proses Keluaran
bisa mengerti, maka komponen ini harus dipertimbangkan secara keseluruhan
(Jogiyanto dalam Sabarguna, 2007)
Masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan. Pembagian yang banyak di kenal masyarakat ialah yang disebut dengan
4M yakni manusia (man), uang (money), sarana (material) dan metoda (method)
dan 6M manusia (man), uang (money), sarana (material), metoda (method), pasar
(market) serta mesin (machinery) (Azwar, 2006).
Menurut Sutabri (2005), transformasi informasi adalah komponen proses
dalam pengelolaan sistem informasi yang berfungsi memproses data menjadi
informasi sehingga dapat dihasilkan produk informasi yang diperlukan bagi para
pemakai informasi. Terdiri dari:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilaksanakan sesuai dengan jenis data, objek dan sumber
data serta persiapan pengumpulan data. Cara memperoleh data ialah bisa secara
langsung ataupun tidak langsung.
2. Pengolahan Data
Pengolahan data dapat dilakukan secara manual ataupun dengan bantuan
komputer.Hasil pengolahan data berupa keterangan-keterangan.
3. Penyajian dan penyebarluasan data dan informasi
Penyajian data dan informasi dilakukan baik secara visual mapupun dalam
4. Penataan dokumentasi
Pendokumentaian dapat dilakukan dengan cara yang lama (file) dan cara baru
(komputerisasi). Contohnya perpustakaan bertalian dengan upaya pengumpulan,
pemeliharaan, penyimpanan, pengaturan dan pendayagunaan informasi.
Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal yaitu, informasi harus
akurat (accurate), tepat waktu (timelines) dan relevan (relevance) dan nilai
informasi didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, salah satu nya adalh luas dan lengkap
(Sutabri, 2005). Menurut Sondang (2000), informasi yang mampu mendukung
proses pengambilan keputusan adalah paling sedikit 5 (lima) persyaratan yaitu,
lengkap, mutakhir, akurat, dapat dipercaya dan disimpan sedemikian rupa
sehingga mudah ditelusuri untuk digunakan sebagai alat pendukung proses
pengambilan keputusan apabila diperlukan.
2.3 Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) merupakan salah satu bentuk pokok Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam
penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arahan penyelenggaraan
pembangunan kesehatan serta pembangunan berwawasan kesehatan. Sistem
informasi kesehatan nasional dikembangkan dengan memadukan sistem informasi
kesehatan daerah dan sistem informasi lain yang terkait (PP, 2012).
SIK adalah kumpulan komponen dan prosedur yang terorganisir dan bertujuan
untuk menghasilkan informasi yang dapat memperbaiki keputusan yang berkaitan
dengan manajemen pelayanan kesehatan disetiap tingkatnya (Siregar dalam
(HMN), pengembangan sistem informasi kesehatan membutuhkan enam
komponen sistem informasi kesehatan yang saling berinteraksi untuk
menghasilkan informasi yang lebih baik. Enam komponen sistem informasi
kesehatan tersebut adalah:
a. HIS (Health Information System) Resource (sumber daya sistem informasi
kesehatan) termasuk di dalamnya sistem koordinasi dan kepemimpinan,
kebijakan, sistem finansial dan sumber daya, serta infrastruktur sistem
informasi kesehatan.
b. Indicators (Indikator-indikator) yang berhubungan dengan tiga domain utama
informasi kesehatan, meliputi determinan kesehatan, sistem kesehatan dan
status kesehatan.
c. Data Source (Sumber data) dapat dibagi ke dalam dua kategori, pendekatan
berbasis populasi dan berbasis institusi.
d. Management Data (Manajemen data) meliputi penyimpanan data, kualitas
data dan proses data.
e. Information Product berupa proses perubahan data menjadi informasi.
f. Dissemination and Use yaitu penyebaran dan pemanfaatan informasi yang
dapat mendukung pengambilan keputusan .
Sistem informasi kesehatan pada hakikatnya harus dapat mengupayakan
dihasilkannya informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan di
berbagai tingkat sistem kesehatan. Sesuai dengan pembagian wilayah di Indonesia
a. Tingkat kecamatan, dimana terdapat puskesmas dan pelayanan kesehatan dasar
lain.
b. Tingkat kabupaten/kotamadya, dimana terdapat dinas kesehatan
kabupaten/kota, rumah sakit kabupaten/kota dan rujukan primer lain.
c. Tingkat propinsi, dimana terdapat dinas kesehatan propinsi, rumah sakit
propinsi dan rujukan sekunder lainnya.
d. Tingkat pusat, dimana terdapat departemen kesehatan, rumah sakit pusat dan
pelayan kesehatan rujukan tersier lain.
Prinsipnya sistem informasi kesehatan merupakan sistem informasi yang
mendukung proses pengambilan keputusan di setiap bagian administrasi
kesehatan. Selain itu beberapa aspek penting dalam informasi kesehatan adalah
akurasi dan ketepatan penyajian informasi, pengelolaan informasi kesehatan harus
memadukan pengumpulan data melalui cara rutin dan non rutin. Aspek
kerahasiaan serta autoritas informasi harus diperhatikan.
SIK di puskesmas memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan:
1. Mencatat dan mengumpulkan data, baik kegiatan dalam gedung maupun luar
gedung.
2. Mengolah data
3. Membuat laporan berkala ke dinas kesehatan kabupaten/kota
4. Memelihara bank data
5. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan
6. Memberikan pelayanan data dan informassi kepada masyarakat dan
pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah kerjanya.
2.4 Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informai Manajemen (SIM) adalah kumpulan sub sistem yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk satu kesatuan, saling
berinteraksi dan bekerjasama antara bagian satu dengan yang lainnya dengan
cara-cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan (input)
berupa data-data, kemudian mengolahnya (processing) dan menghasilkan
keluaran (output) berupa informasi sebagai dasar bagi pengambilan keputusan
yang berguna dan mempunyai nilai yang yang dapat dirasakan akibatnya baik
pada saat itu juga maupun di masa mendatang, mendukung kegiatan operasional,
manajerial dan strategis organisasi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya
yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan (Sutanta, 2003).
Sistem Informasi Manajemen (SIM) juga dapat diartikan sebagai suatu sistem
yang mengintegrasikan data dengan cara mengumpulkan, memproses, melaporkan
dan menggunakannya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan melalui
manajemen yang lebih baik di semua lini pelayanan kesehatan (Mendoza &
Chong, 2004). Di dalam organisasi, SIM digunakan sebagai penunjang pada
tugas-tugas rutin, evaluasi terhadap prestasi organisasi tahu untuk pengambilan
keputusan oleh organisasi tersebut (Sutabri, 2005). Bentuk sederhana suatu sistem
adalah masukan, proses dan keluaran (Sabarguna, 2007). SIM selain dimanfaatkan
memiliki kualitas tinggi akan menentukan efektifitas keputusan-keputusan yang
dilakukan pimpinan organisasi. Kualitas sistem informasi kesehatan ditentukan
oleh 3 (tiga) hal yakni, akurasi, ketepatan waktu dan relevansi. Kebutuhan
informasi secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai kebutuhan operasional,
kebutuhan perencanaan, dan kebutuhan dokumentasi (Kusnanto, 1992).
Jika ingin melihat sistem informasi suatu organisasi, akan ditunjukkan
komponen fisiknya. Adapun komponen fisik sistem informasi seperti di bawah
ini:
Tabel 2.1 Komponen Fisik SIM Komponen Sistem Catatan
Perangkat Keras Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit masukan/keluaran, unit penyimpanan file dan lain sebagainya), peralatan penyiapan data dan terminal masukan/keluaran
Perangkat Lunak Dapat dibagi dalam 3 jenis utama
1.Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoperasian dan sistem manajemen data yang memungkinkan pengoperasian sistem komputer 2.Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan 3.Aplikasi perangkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik
dibuat untuk setiap aplikasi.
Database File yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan secara fisik seperti diskette, hard disk, magnetig tape dan sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak dan catatan lain di atas kertas, mikro film dan lain sebagainya.
Prosedur Merupakan komponen fisik karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Ada 3 (tiga) jenis prosedur yang dibutuhkan yaitu
1.Instruksi untuk pemakai
2.Instruksi untuk penyiapan masukan
3.Instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer
Personil Operator komputer, analis sistem, programmer, personal data entry dan manajer sistem informasi/EDP
2.5 Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
SIMPUS merupakan suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk
Puskesmas (SP2TP), survey lapangan, laporan lintas sektor dan laporan sarana
kesehatan swasta (DepKes RI, 1997).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002), Sistem
Informasi Puskesmas merupakan pengemasan SIMPUS ke dalam SIK yang
memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan pencatatan dan
pengumpulan data serta diolah agar menghasilkan informasi yang lebih akurat dan
dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat, petugas kesehatan, manajemen
puskesmas, bahkan sampai ke pusat yang berbasis pada teknologi informasi.
Latar belakang penggunaan SIMPUS anara lain (Sutanto dalam Barsasella):
1. Belum adanya kevalidan data mengenai orang sakit, penyakit, bumil dan
lain-lain dalam wilayah suatu puskesmas.
2. Memperbaiki pengumpulan data di puskesmas guna laporan ke dinas
kesehatan kabupaten.
3. Memasuki era otonomi daerah mutlak diperlukan informasi yang tepat, akurat
dan up to date berkenaan dengan data orang sakit, ketersedian obat, jumlah
ibu hamil, masalah imunisasi dan lain-lain.
Adapun maksud dan tujuan SIMPUS antara lain
1. Mengumpulkan data dari tiap puskesmas baik data orang sakit, bayi lahir, ibu
hamil, ketersediaan obat, penyuluhan kesehatan masyarakat dan lain-lain.
2. Menghasilkan informasi up to date tentang kondisi kesehatan di suatu
puskesmas dari jumlah orang sakit sampai ketersediaan obat sehingga dapat
3. Membantu kelancaran administrasi dan manajemen puskesmas dalam
penyusunan laporan mengenai kondisi kesehatan puskesmas masing-masing.
4. Memudahkan pekejaan administrasi puskesmas dalam membuat laporan
harian dan bulanan.
Keunggulan SIMPUS
1. Program di desain under windows, sehingga lebih mudah dalam operasional
dan menarik dalam laporan-laporan yang dihasilkan.
2. Dengan data-data yang up tu date akan dapat dibuat analisa-analisa yang
mendukung kebijakan pemmerintah daerah.
3. Pelayanan terintergrasi dari bagian pendaftaran hingga bagian obat, sehingga
meminimalisasi pemakaian kertas.
4. Pengelolaan database yang dapat di akses bersama (terbentuk bank data
kesehatan daerah)
5. Dapat menampilkan sekaligus mencetak per-katagori yang dikehendaki
ataupun rekap keseluruhan berkenaan dengan masalah kesehatan.
6. SIMPUS dapat bekerja secara multi user maupun stand alone.
7. SIMPUS dapat dipakai dalam jaringan terpusat maupun terdistribusi.
8. Mudah untuk mencari data yang berkaitan dengan pasien, laporan bulanan,
data penyakit.
9. Data bisa di print out sesuai dengan tingkat kebutuhan.
Kelemahan/hambatan penggunaan SIMPUS
1. Kesulitan dalam pengumpulan data (masih ada kabupaten/kota yang belum
mengirim laporan data)
2. Format pengisian data, terkadang tidak sesuai dengan format data dari
provinsi.
3. Laporan data dikirim tidak tepat waktu
4. Data terlau luas
5. Sistem SIMPUS online berjalan lambat.
2.6 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
2.6.1 Pengertian
SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga
dan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas yang telah disederhanakan sesuai
dengan keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat nomor
590/BM/DJ/Info/V/96 tentang penyederhanaan SP2TP (Modul pedoman
pelaksanaan SP2TP).
2.6.2 Ruang Lingkup
Pelaksanaan SP2TP menganut konsep wilayah kerja puskesmas. Oleh karena
itu mencakup semua kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas (puskesmas
pembantu, puskesmas keliling, termasuk bidan di desa). Jenis data yang
dikumpulkan dan di catat dalam SP2TP adalah seluruh kegiatan di puskesmas
yang meliputi data:
3. Sarana yang dimiliki puskesmas
4. Kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan di dalam dan di luar gedung
puskesmas
Laporan SP2TP menggunakan sistem tahun kalender. Periode laporan dari
puskesmas ke Dati II adalah bulanan dan tahunan. Periode laporan dari Dati II ke
Dati I dan Pusat adalah triwulan (Modul pedoman pelaksanaan SP2TP).
2.6.3 Tujuan SP2TP
Dalam Barsasella (2012), tujuan SP2TP adalah agar semua data hasil
kegiatan puskesmas dapat dicatat serta dilaporkan ke jenjang di atasnya sesuai
kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolaan upaya
kesehatan masyarakat.
1. Tujuan umum
Meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara berhasil guna dan
berdaya guna melalui peanfaatan secara optimal data SP2TP dan infomasi lain
yang menunjang.
2. Tujuan khusus
a. Sebagai dasar penyusunan perencaaan tingkat puskesmas
b. Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas
(lokakarya mini)
c. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pokok
puskesmas
2.6.4 Manfaat SP2TP
Manfaat pencatatn dan pelaporan antara lain:
1. Memudahkan dalam mengelola informasi kegiatan di tingkat pusat, provinsi
dan kabupaten kota.
2. Memudahkan dalam memperoleh data untuk perencanaan dalam rangka
pengembangan tenaga kesehatan.
3. Memudahkan dalam melakukan pembinaan tenaga kesehatan.
4. Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil.
2.6.5 Pencatatan
Kegiatan pokok puskesmas baik yang dilakukan di dalam gedung (semua data
yang diperoleh dari pencatatan kegiatan harian program yang dilakukan dalam
gedung puskesmas seperti tekanan darah, laboratorium, KB, dan lain-lain)
maupun di luar gedung puskesmas (data yang dibuat berdasarkan catatan harian
yang dilaksanakan di luar gedung puskesmas, seprti kegiatan posyandu, UKS dan
lain-lain), puskesmas tempat tidur dan puskesmas pembantu serta bidan di desa,
harus di catat. Dengan demikian perlu adanya mekanisme pencatatan yang baik,
formulir yang cukup sserta cara pengisian yang benar dan teliti (Modul pedoman
pelaksanaan SP2TP). Jenis formulir tersebut sebagai berikut (Barsasella, 2012):
1. Rekam Kesehatan Keluarga (RKK)/Family Folder
Merupakan himpunan kartu-kartu individu suatu keluarga yang memperoleh
2. Kartu rawat jalan/kartu Rekam Medik Pasien
Merupakan alat untuk mencatat identitas pasien dan status pasien rawat jalan
yang berkunjung ke puskesmas.
3. Kartu Indeks Penyakit
Alat bantu untuk mencatat identitas pasien riwayat dan perkembangan
penyakit, khusus penderita penyakit TBC paru dan KUSTA.
4. Kartu Ibu
Merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, status kesehatan dan riwayat
kehamilan sampai kelahiran.
5. Kartu anak
Adalah alat bantu untuk mencatat identitas, status kesehatan, pelayanan
preventif-promotif-kuratif-rehabilitatif yang diberikan kepada balita dan anak
pra sekolah.
6. KMS balita, anak sekolah
Alat bantu untuk mencatat identitas, pelayanan dan pertumbuhan yang telah
diperoleh balita dan anak sekolah.
7. KMS ibu hamil
Alat untuk mengetahui dan mencatat perkembangan kesehatan ibu hamil dan
pelayanan kesehatan yang diterima ibu hamil.
8. KMS usia lanjut
Alat untuk mencatat kesehatan usia lanjut secara pribadi di balik fisik maupun
psikososial dan digunakan untuk memantau kesehatan, deteksi dini penyakit
9. Register
Merupakan formulir untuk mencatat atau merekap data kegiatan di dalam dan
di luar gedung puskesmas yang telah di catat di kartu dan catatan lainnya. Ada
beberapa jenis register sebagai berikut :
a. Nomor indeks pengunjung puskesmas
b. Rawat jalan
c. Register kunjungan
d. Register rawat inap
e. Register KIA dan KB
f. Register kohort ibu dan balita
g. Register deteksi dini tumbuh kembang dan gizi
h. Register penimbangan balita
i. Register imunisasi
j. Register gizi
k. Register kapsul beryodium
l. Register anak sekoah
m. Sensus harian : kunjungan, kegiatan KIA, imunisasi dan penyakit
2.6.6 Jenis laporan SP2TP
Dalam Modul pedoman pelaksanaan SP2TP, ada beberapa jenis laporan yang
dibuat oleh puskesmas antara lain:
1. Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit tertentu.
3. Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin program. Laporan ini terdiri
dari empat jenis yaitu: LB 1 (data morbiditas), LB 2 (data obat), LB 3 (data
KIA, Gizi, imunisasi dan penyakit menular), LB 4 (data kegaiatan puskesmas).
2.6.7 Pelaporan
Pelaporan terpadu puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu dari bulan
Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Sesuai dengan
keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat nomor
590/BM/DJ/Info/V/96 diberlakukan formulir laporan yang baru. Sedangkan untuk
kebutuhan Dati II dan Dati I diberikan kesempatan megembangan variabel
laporan sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan kemampuan /beban
kerja petugas di puskesmas. Adapun Laporan dari puskesmmas ke Dati II adalah
sebagai berikut:
1. Laporan bulanan
- LB 1 (data kesakitan)
- LB 2 (data obat-obatan)
- LB 3 (data gizi, KIA, pengamatan penyakit menular)
- LB 4 (data kegiatan puskesmas)
- Laporan sentinel
2. Laporan tahunan
- Data dasar puskesmas (LT 1)
- Data kepegawaian (LT 2)
- Data peralatan (LT 3)
1. Laporan Triwulan
- Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 1
- Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 2
- Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 3
- Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 4
2. Laporan tahunan
- Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT 1
- Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT 2
- Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT 3
3. Laporan kejadian luar biasa (KLB) dan wabah
Laporan ini mengacu pada petunjuk laporan KLB dan wabah serta keputusan
direktur jendral PPM dan PLP nomor 451-I/PD.03.04.IS/1991 tentang
pedoman penanggulangan KLB.
2.6.8 Frekuensi pelaporan
1. Laporan dari puskesmas ke Dati II
Laporan ini menggunakan formulir standard yang terdiri dari:
a. Laporan bulanan LB 1, LB 2, LB 3 dan LB 4 dilakukan setiap bulan dan
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dikirim ke dinas kesehatan Dati
II.
b. Khusus laporan LB 2, satu kopi laporan dikirim pula ke Gedung Farmasi
Dati II (GFK).
d. Laporan tahunan (LT-1, LT-2, LT-3) dikirimkan selambat-lambatnya
tanggal 31 Januari tahun berikutnya.
e. Khusus laporan LT- 2 (data kepegawaian hanya diisi bagi pegawai yang
baru/belum pernah mengisi fomuli data kepegawaian.
2. Laporan dari Dati II ke Dati I dan Pusat
a. Laporan triwulan dikirimkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dari
triwulan yang dimaksud kepada Kepala dinas kesehatan Dati II, Kepala
kantor wilayah Depkes Propinsi, Depkes RI c,q Ditjen Binkesmas
b. Laporan tahunan dikirimkan paling lambat akhir bulan Februari dari tahun
berukutnya kepada: Kepala Dinas Kesehatan Dati I, Kepala Kantor Wilayah
Depkes Propinsi, Depkes RI c.q Ditjen Binkesmas
2.7Laporan LB 1
Laporan LB 1 merupakan salah satu bagian dari laporan SP2TP. Laporan
ini berisikan tentang data kesakitan (kasus lama dan kasus baru) dari wilayah
kerja yang datang berobat ke gedung puskesmas, puskesmas pembantu,
puskesmas keliling, bidan yang dilaporkan secara bulanan
selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya. Kasus Penyakit dilaporkan tidak
dibedakan antara penderita berasal dari wilayah maupun luar wilayah kerja
puskesmas.
2.8Analisis
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
pembuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
sistem yaitu prosedur atau proses sistematis yang memungkinkan
pengombinasian pertimbangan para pakar dari berbagai bidang ilmu sehingga
diperoleh hasil yang sempurna. Selain itu dapat juga diartikan sebagai
pengamatan mengenai suatu kegiatan tersebut dan cara terbaik untuk
memperolehnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia oline).
2.9 Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, peneliti ingin melihat
bagaimana peranan SIMPUS dalam menghasilkan laporan LB1 yang
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di Puskesmas Pegang Baru,
Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat dengan melihat dari
unsur penyusun suatu sistem, yaitu SDM (pengguna), teknologi (kualitas
SIMPUS), data (lengkap,akurat dan tepat waktu) sebagai unsur sistem input
atau masukan, pengolahan data (pengumpulan , pengolahan, penyajian dan
penyebarluasan informasi, serta penataan dokumentasi) sebagai unsur sistem
proses pengolahan dan Informasi LB1 (akurat, tepat waktu, relevan dan
lengkap) sebagai unsur sistem output sehingga dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Secara ringkas dapat digambarkan seperti di bawah
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Menurut Moleong (2010), penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti,
Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September Tahun 2015.
3.3 Informan Penelitian
Pemilihan informan pada penelitian kualitatif berdasarkan kesesuaian dan
kecukupan. Prinsip kesesuaian informan dipilih berdasarkan pengetahuan dan
kesesuaian dengan topik penelitian, prinsip kecukupan informan yang dipilih
mampu menggambarkan dan memberikan informasi yang cukup mengenai topik
penelitian.
Berdasarkan kedua prinsip tersebut, informan dalam penelitian ini berjumlah 4
SIMPUS Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman,
Sumatera Barat. Karakteristik Informan dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 3.1 Distribusi Informan Berdasarkan Karateristik
Informan Jabatan Pendidikan Umur Jenis
(Tahun) Kelamin
1 Petugas SIMPUS D3 37 P
2 Bag.Perencanaan D3 45 P
3 Ka.Tata Usaha S1 45 P
4 Kepala Puskesmas S1 34 L
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
a. Wawancara mendalam kepada informan penelitian,
b. Observasi/pengamatan,
c. Telaah dokumen terhadap laporan bulanan data kesakitan dari bidan desa,
pustu dan puskesmas, laporan LB1 puskesmas yang merupakan hasil output
dari SIMPUS.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah untuk wawancara mendalam
menggunakan pedoman wawancara dan check list observasi untuk melakukan
3.6 Pengujian Keabsahan Data
Peneliti melakukan triangulasi dalam menguji keabsahan data dalam
penelitian ini. Triangulasi yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi sumber. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono,
2008).
3.7 Analisis Data
Pada penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di
lapangan bersamaan dengan pengumpulan data (Sugiyono, 2008). Tiga jalur
analisis data yang digunakan adalah dengan reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya. Pada penelitian
ini, reduksi data dilakukan dengan memilah hasil wawancara, observasi dan telaah
dokumen sesuai dengan tema penelitian, lalu dari hasil tersebut disusun suatu
rangkuman.
2. Penyajian data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilaksanakan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungannya antar kategori, flow chart dan jenisnya. Pada
3. Penarikan kesimpulan
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang ditemukan
masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tahap akhir
analisis data pada penelitian ini adalah menarik suatu kesimpulan berdasarkan
hasil yang telah di reduksi dan di sajikan sebelumnya.
3.8 Defenisi Operasional
a. Sumber daya manusia atau adalah orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan
pengelolaan SIMPUS (khususnya data morbiditas) di Puskesmas Pegang Baru,
Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
b. Pengguna adalah petugas yang menggunakan serta alasan penggunaan
SIMPUS di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman,
Sumatera Barat.
c. Teknologi adalah program yang digunakan dalam pengelolaan data morbiditas
di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera
Barat.
d. Kualitas sistem berkaitan dengan kemudahan untuk dipelajari, kemudahan
ketepatan informasi dalam menggunakan SIMPUS.
e. Data adalah fakta atau gambaran kasar tentang keadaan morbiditas pasien yang
belum diolah yang dikumpulkan dari berbagai sumber data.
h. Data yang tepat waktu adalah data yang diserahkan sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan.
i. Pengolahan data merupakan proses yang dilakukan setelah data terkumpul.
j. Pengumpulan adalah semua proses yang berkaitan dengan terkumpulnya data
dari berbagai sumber.
k. Pengolahan data adalah proses yang berkaitan dengan cara mengolah data
menjadi informasi.
l. Penyajian dan penyebarluasan data adalah proses yang berkaitan dengan cara
menyajikan dan menyebarkan data yang sudah diolah.
m.Penataan dokumentasi adalah proses yang berkaitan dengan menyimpan data
dan proses pencarian kembali data yang sudah tersimpan.
n. Informasi yang dihasilkan berupa informasi LB1 yang bisa digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan dikaitkan dengan perencanaan.
o. Informasi yang akurat adalah informasi LB1 yang tepat (jelas, tidak bias)
p. Informasi yang tepat waktu adalah informasi LB1 yang dihasilkan tidak
terlambat.
q. Informasi yang relevan adalah informasi LB1 yang mempunyai manfaat untuk
pihak puskesmas.
r. Informasi yang lengkap adalah informasi LB 1 yang dihasilkan cukup untuk
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Pegang Baru terletak di Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman,
Sumatera Barat, dengan batas wilayah :
Sebelah utara : Kecamatan Padang Gelugur
Sebelah selatan: Kecamatan Mapat Tunggul Selatan
Sebelah barat : Kecamatan Duo koto
Sebelah timur : Kecamatan Lubuk Sikaping
Wilayah kerja Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten
Pasaman, Sumatera Barat mencakup 2 (dua) nagari, yaitu Nagari Panti (Jorong
Murni, Sentosa dan Bahagia) dan Nagari Panti Selatan (Jorong Ampang Gadang,
Petok, Petok Timur dan Petok Selatan). Luas wilayah kerjanya 163,96 km2, jumlah penduduk 20.224 jiwa dan 5.089 KK. Puskesmas Pegang Baru,
Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat memiliki 3 (tiga) Pustu
(Petok, Panti, Ampang Gadang), 6 (enam) Polindes (Bahagia Panti, Kampung
Tongah, Sentosa Panti, Ujung Padang, Murni Panti).
Misi Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman,
Sumatera Barat adalah meningkatkan kesadaran, kemampuan hidup sehat
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pegang Baru. Untuk mencapai misi
tersebut, dilakukan berbagai kegiatan melalui upaya kesehatan esensial (Upaya
Promosi Kesehatan, Upaya Kesehatan Lingkungan, Upaya Kesehatan Ibu, Anak
Kesehatan Sekolah, Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan
Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya
Kesehatan Usia Lanjut)
Adapun tenaga kesehatan yang ada seperti yang tertlihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera barat
No Tenaga Jumlah Keterangan
1. Dokter 1
2. KesMas 3
3. Perawat 7
4. Bidan 16 6 PTT
5. Perawat gigi 2
6. Gizi 1
7. Farmasi 1
8. Analis kesehatan 1
TOTAL 32
Sumber: Puskesmas Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat tahun 2015
4.2.Penerapan SIMPUS di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti,
Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat
Bentuk sederhana suatu sistem terdiri atas input, proses dan output. Adapun
gambaran dari ke tiga unsur ini di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti,
4.2.1 Input
Merupakan unsur masukan dari suatu sistem. Pada penelitian ini, peneliti
memfokuskan pada SDM (pengguna), teknologi (kualitas SIMPUS) dan data
(lengkap, akurat dan tepat waktu).
1. SDM
1) Pengguna
SIMPUS digunakan oleh mereka yang sudah pernah berkecimpung di
dalamnya. Sejak SIMPUS diterapkan di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan
Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat tahun 2010 sudah mengalami tiga kali
masa pergantian personil. Petugas yang menjabat sekarang berlatar belakang
pendidikan dari kebidanan, sampai sekarang ia sudah menjabat selama kurang
lebih 1,7 tahun dan belum pernah mengikuti pendidikan atau pelatihan tentang
SIMPUS. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan:
Tiga orang, dua orang lagi sebelum kakak yang memegang, lebih kurang 1,7 tahun,...pelatihan zaman nya kakak belum pernah ada, tapi sebelum kakak ada (I 1)
Ini yang ketiga, pelatihan ya eeeee pas waktu kakak ada pernah (I 3)
1 orang, dengan pergantian 2 kali pergantian sebelum sekarang Pelatihan...dulu ada di dinas, sekarang pelatihan puskesmas khusus sih tidak ada, (I 4)
Berdasarkan hasil wawancara di dapatkan bahwa petugas yang menjabat
sekarang memiliki latar pendidikan dari kebidanan yang selama menjabat lebih
2) Alasan Menggunakan Simpus
Perkembangan kemajuan teknologi dan informasi yang semakin pesat,
mendorong Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman,
Sumatera Barat untuk menggunakan SIMPUS sejak tahun 2010. Alasan dari
informan dalam menggunakan simpus adalah sebagai berikut:
Emmmm....karena peraturanya begitu, jadi ya harus di ikuti (I 1)
Untuk zaman-zaman sekarang kalau ndak mau ngikuti perkembangan kita jauh tertinggal, jadi kalau masih manual-manual itu apa bedanya dengan 30 tahun yang lalu, sekarang apa saja kegiatan orang bisa kita akses sehingga bisa menambah motivasi kita untuk kerja membuat hal yang belum pernah dilakukan.( I 3)
Ya harus menerima, kedepannya kan kita semua harus “e” tidak bisa tidak
“e” kan (I 4)
Penerapan SIMPUS didasari oleh tuntutan perkembangan kemajuan teknologi
dalam menghasilkan informasi yang harus cepat, akurat dan up to date.
2. Teknologi
a. Kualitas SIMPUS
Pada dasarnya SIMPUS mudah untuk dipelajari bagi para pengguna,
walaupun terkadang masih ditemui masalah, masalah tersebut masih bisa di atasi
seperti yang di ungkapkan oleh informan:
Sejauh kakak memegang, kakak rasa mudah untuk dipelajari, ya walau pertama-tama agak kesulitan, tapi karena ada tempat bertanya jadi bisa di atasi. Entry data agak ribet, karena kolomnya kecil-kecil, menggeser kursor g bisa pake tanda panah yang ke kanan yang ada di keyboard tapi harus di letakkan kursornya ke kolomnya langsung. (I 1)