• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Pegang Baru Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman Sumatera Barat Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Pegang Baru Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman Sumatera Barat Tahun 2014"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

SUMATERA BARAT

TAHUN 2014

SKRIPSI

OLEH

RINI AGUSTINA DAULAY NIM. 131021082

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

SUMATERA BARAT

TAHUN 2014

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH

RINI AGUSTINA DAULAY NIM. 131021082

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS PEGANG BARU KECAMATAN

PANTI KABUPATEN PASAMAN SUMATERA BARAT TAHUN 2014

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Oktober 2015

(5)

kesehatan sehingga diperlukan suatu sistem informasi yang dapat menghemat waktu, biaya, menghindari duplikasi pekerjaan, mempermudah proses juga meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih efektif dan efisien, melalui pemanfatan secara optimal data SP2TP dan informasi lainnya sebagai penunjang menjadi dasar penyusunan perencanaan puskesmas, sistem itu adalah SIMPUS. Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat sudah memanfaatkan SIMPUS sejak tahun 2010, namun pelaksanannya belum maksimal karena SDM (petugas SIMPUS) sering berganti dan belum mendapatkan pelatihan tentang SIMPUS, teknologi informasi kesehatan yang tidak berjalan lancar dan proses pengumpulan data dari bidan terlambat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan SIMPUS dalam menghasilkan informasi LB1 yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan pada bulan September 2015. Informan dalam penelitian ini adalah berjumlah 4 orang. Data diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi menggunakan pedoman wawancara dan cheklist observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan SIMPUS masih belum maksimal, masih ada kendala yang di temukan dalam pelaksanannya: Unsur input ditemukan petugas SIMPUS belum pernah mendapatkan pelatihan tentang SIMPUS, data belum terkumpul tepat waktu, serta teknologi yang belum memberikan maanfaat seutuhnya kepada pengguna. Unsur proses, pengumpulan data belum tepat waktu dan keberadaan bidan desa yang tidak di tempat memberikan dampak pada proses selanjutnya. Keamanan data yang baik dan penelusuran yang mudah akan mempercepat disampaikannya informasi kepada para pengambil keputusan dan untuk di proses lebih lanjut. Unsur output, proses pengolahan yang terlambat akan menyebabkan informasi yang dihasilkan menjadi tidak tepat waktu dan lengkap.

Disarankan kepada puskesmas untuk mengupayakan pelatihan tentang SIMPUS bagi petugas SIMPUS dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, menegakkan disiplin bagi bidan desa untuk tetap mengumpulkan data tepat waktu, pengembangan lebih lanjut SIMPUS di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat agar penerapannya lebih optimal sehingga dapat mengelola data dan menghasilkan informasi yang relevan lengkap, akurat dan tepat waktu

(6)

absolute need information fast, precise, accurate and up to date in health so needed an information system could save time, costs, avoid duplication of work, simplify the process also improved the quality of the management of Primary Health Care (PHC) more effective and efficient, through optimal utilization of the data SP2TP and other information as the support could be the basis of planning

PHC, it’s SIMPUS. PHC Pegang Baru, Panti District, Pasaman, West Sumatra that already used SIMPUS since 2010, but its implementation wasn’t maximized because of Human Resource (personnel SIMPUS) were often changed and there hadn’t been trained on SIMPUS, health information technology that didn’t run smoothly and the process of collecting data from midwives was late.

This research aims to determine how the application SIMPUS in generating LB1 used as the basis of decision-making pegang baru PHC in Panti district, Pasaman, West Sumatra. These Descriptive research with qualitative approach. It were done on September 2015. The Informants were numbered 4. The data were obtained by indepth interviews and observations using interview guidelines and observation checklist.

This research showed that the adoption of SIMPUS still not up, there were still obstacles that were found in its implementation: The input found SIMPUS officers have never received training about SIMPUS, data wasn’t collected timely, and technology hasn’t provided completely to the user. The process, data collection hasn’t been timely and midwives who wasn’t in place an impact on subsequent process. Data security and easy search would accelerate conveyed information to decision-makers and for further processing. The output, late processing cause the resulting information untimely and incomplete..

Advices that could be given to the PHC to doing the training of SIMPUS for human resource SIMPUS in enhancing their knowledge and skills, discipline for midwives to keep collecting timely data, further development SIMPUS in Pegang Baru PHC, District Panti, Pasaman, West Sumatera that its application be optimized so it could manage data and generate information that is relevant, complete, accurate, and timely.

(7)

Segala puji bagi Allah SWT, yang memiliki kuasa atas segala yang ada di langit dan di bumi, yang tidak pernah berhenti mencurahkah kasih sayang-Nya, dan dengan izin-Nya penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Pegang Baru Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman Sumatera Barat Tahun 2014”. Shalawat beriring salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, manusia sempurna yang diciptakan oleh-Nya, yang sangat mencintai umatnya dan menjadi teladan bagi seluruh umat manusia.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat akademik untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan skripsi ini penulis sangat banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. Heldy BZ, MPH, selaku Ketua Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan beserta Staf bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dr. Juanita, SE, M.Kes dan Bapak dr. Fauzi, SKM, selaku Dosen

Pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak memberikan waktu, bimbingan, saran, masukan dan petunjuk serta motivasi mulai dari penulisan proposal hingga skripsi selesai.

(8)

7. Abang dan kakak yang selalu mendoakan, memberi dukungan dan menyemangati penulis.

8. Suami tersayang Jamaluddin Harahap yang selalu mendoakan dan setia memotivasi penulis di saat kejenuhan dan keputus asaan melanda.

9. Buah hati Aqila Zahida Harahap tersayang yang selalu menemani hari-hari penulis dengan tertawa dan tangisannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk semua kalangan bagi. Terima Kasih

Medan, Oktober 2015

(9)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Puskesmas ... 8

2.3 Sistem Informasi Kesehatan (SIK) ... 14

2.4 Sistem Informasi Manajemen (SIM) ... 17

2.5 Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) ... 18

2.6 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) ... 21

2.6.1 Pengertian ... 21

2.6.8 Frekuensi Pelaporan ... 27

(10)

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 30

3.2.2 Waktu Penelitian ... 30

3.3 Informan Penelitian ... 30

3.4 Metode Pengumpulan Data... 31

3.5 Instrumen Penelitian ... 31

3.6 Pengujian Keabsahan Data ... 32

3.7 Analisis Data ... 32

3.8 Defenisi Operasional ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 35

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35

4.2 Penerapan SIMPUS di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat ... 36

4.2.1 Input ... 31

4.2.2 Proses ... 42

4.2.3 Output ... 46

BAB V PEMBAHASAN ... 50

5.1 Penerapan SIMPUS di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat ... 50

5.1.1 Input ... 50

5.1.2 Proses ... 55

5.1.3 Output ... 58

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 61

6.1 Kesimpulan ... 61

6.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(11)

Tabel 2.1 Komponen Fisik SIM ... 18 Tabel 3.1 Distribusi Informan Berdasarkan Karateristik ... 31 Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Pegang Baru

(12)

Gambar 1 Komponen yang terkait dalam sistem ... 12

(13)

Lampiran 1. Hasil Wawancara

Lampiran 2. Pedoman Wawancara

Lampiran 3. Cheklist Observasi

Lampiran 4. Hasil Cheklist Observasi

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian

Lampiran 6. Surat Keterangan Selesai Penelitian

Lampiran 7. Laporan Bulanan Data Kesakitan dari Pustu

Lampiran 8. Hasil Rekapan Laporan Bulanan Data Kesakitan

(14)

Nama : Rini Agustina Daulay

Tempat Lahir : Panti

Tanggal Lahir : 18 Agustus 1987

Suku Bangsa : Mandailing

Agama : Islam

Nama Ayah : Alm. Dauli Daulay

Suku Bangsa : Mandailing

Nama Ibu : Sulastri Lubis

Suku Bangsa : Mandailing

Pendidikan Formal

1. SD/Tamat Tahun : SDN 01 Murni Panti/2000

2. SMP/Tamat Tahun : SLTPN 1 Panti/2003

3. SMA/Tamat Tahun : SLTA N 1 Lubuk Sikaping/2005

4. Akademi/Tamat Tahun : D3 Rekam Medis FMIPA UGM/2009

5. Lama Studi di FKM USU : 2 tahun 2 bulan

Riwayat Pekerjaan

(15)

kesehatan sehingga diperlukan suatu sistem informasi yang dapat menghemat waktu, biaya, menghindari duplikasi pekerjaan, mempermudah proses juga meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih efektif dan efisien, melalui pemanfatan secara optimal data SP2TP dan informasi lainnya sebagai penunjang menjadi dasar penyusunan perencanaan puskesmas, sistem itu adalah SIMPUS. Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat sudah memanfaatkan SIMPUS sejak tahun 2010, namun pelaksanannya belum maksimal karena SDM (petugas SIMPUS) sering berganti dan belum mendapatkan pelatihan tentang SIMPUS, teknologi informasi kesehatan yang tidak berjalan lancar dan proses pengumpulan data dari bidan terlambat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan SIMPUS dalam menghasilkan informasi LB1 yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan pada bulan September 2015. Informan dalam penelitian ini adalah berjumlah 4 orang. Data diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi menggunakan pedoman wawancara dan cheklist observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan SIMPUS masih belum maksimal, masih ada kendala yang di temukan dalam pelaksanannya: Unsur input ditemukan petugas SIMPUS belum pernah mendapatkan pelatihan tentang SIMPUS, data belum terkumpul tepat waktu, serta teknologi yang belum memberikan maanfaat seutuhnya kepada pengguna. Unsur proses, pengumpulan data belum tepat waktu dan keberadaan bidan desa yang tidak di tempat memberikan dampak pada proses selanjutnya. Keamanan data yang baik dan penelusuran yang mudah akan mempercepat disampaikannya informasi kepada para pengambil keputusan dan untuk di proses lebih lanjut. Unsur output, proses pengolahan yang terlambat akan menyebabkan informasi yang dihasilkan menjadi tidak tepat waktu dan lengkap.

Disarankan kepada puskesmas untuk mengupayakan pelatihan tentang SIMPUS bagi petugas SIMPUS dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, menegakkan disiplin bagi bidan desa untuk tetap mengumpulkan data tepat waktu, pengembangan lebih lanjut SIMPUS di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat agar penerapannya lebih optimal sehingga dapat mengelola data dan menghasilkan informasi yang relevan lengkap, akurat dan tepat waktu

(16)

absolute need information fast, precise, accurate and up to date in health so needed an information system could save time, costs, avoid duplication of work, simplify the process also improved the quality of the management of Primary Health Care (PHC) more effective and efficient, through optimal utilization of the data SP2TP and other information as the support could be the basis of planning

PHC, it’s SIMPUS. PHC Pegang Baru, Panti District, Pasaman, West Sumatra that already used SIMPUS since 2010, but its implementation wasn’t maximized because of Human Resource (personnel SIMPUS) were often changed and there hadn’t been trained on SIMPUS, health information technology that didn’t run smoothly and the process of collecting data from midwives was late.

This research aims to determine how the application SIMPUS in generating LB1 used as the basis of decision-making pegang baru PHC in Panti district, Pasaman, West Sumatra. These Descriptive research with qualitative approach. It were done on September 2015. The Informants were numbered 4. The data were obtained by indepth interviews and observations using interview guidelines and observation checklist.

This research showed that the adoption of SIMPUS still not up, there were still obstacles that were found in its implementation: The input found SIMPUS officers have never received training about SIMPUS, data wasn’t collected timely, and technology hasn’t provided completely to the user. The process, data collection hasn’t been timely and midwives who wasn’t in place an impact on subsequent process. Data security and easy search would accelerate conveyed information to decision-makers and for further processing. The output, late processing cause the resulting information untimely and incomplete..

Advices that could be given to the PHC to doing the training of SIMPUS for human resource SIMPUS in enhancing their knowledge and skills, discipline for midwives to keep collecting timely data, further development SIMPUS in Pegang Baru PHC, District Panti, Pasaman, West Sumatera that its application be optimized so it could manage data and generate information that is relevant, complete, accurate, and timely.

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan adalah berupaya meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginnya. Dalam mencapai tujuan tersebut

diperlukan kebijakan yang proaktif dan dinamis yang melibatkan semua sektor

baik pemerintah, swasta dan masyarakat. Sumber utama dalam pengambilan

kebijakan tentunya memerlukan penggalian informasi kesehatan yang akurat,

tepat dan dapat di pertanggungjawabkan, serta dukungan dari sistem informasi

yang tepat, karena jenis dan mutu produk informasi tergantung oleh sistem informasi

yang digunakan dan sistem yang tepat akan menghasikan informasi yang bemanfaat.

Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan telah

diamanatkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan

efisien diperlukan informasi kesehatan yang diselenggarakan melalui sistem

informasi dan lintas sektor. Seiring dengan era desentralisasi berbagai sistem

informasi kesehatan telah dikembangkan baik di pemerintah pusat atau daerah

atau sesuai dengan kebutuhan dan karateristik daerah masing-masing. Selain

melaksanakan program pemerintah pusat melalui kementrian kesehatan,

pemerintah daerah juga diberikan otonomi untuk mengembangkan sistem

informasinya baik di tingkat dinas kesehatan dan puskesmas maupun rumah sakit

Sebagaimana diketahui bahwa puskesmas, merupakan ujung tombak

pemerintah dalam memberikan upaya pelayanan kesehatan di masyarakat. Sesuai

(18)

penguatan pelayanan kesehatan primer (Kemenkes RI, 2015). Menurut Permenkes

nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, puskesmas

didefinisikan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan

lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Fungsi

puskesmas sebagai pembina kesehatan wilayah diwujudkan melalui 4 jenis upaya

yaitu meningkatkan dan memberdayakan masyarakat, melaksanakan Upaya

Kesehatan Masyarakat, melaksanakan Upaya Kesehatan Perorangan, memantau

dan mendorong pembangunan berwawasan kesehatan.

Penguatan ke 4 (empat) fungsi tersebut perlu dilakukan revitalisasi puskesmas,

dengan fokus pada 5 (lima) hal, salah satunya adalah peningkatan Sistem

Informasi Puskesmas (SIP). Pengembangan sistem informasi kesehatan di

puskesmas di arahkan untuk mendapatkan data dan informasi masalah kesehatan

dan capaian pembangunan kesehatan yang dilakukan secara tepat waktu dan

akurat. (Kemenkes, 2015). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menyadari

arti penting hal tersebut, sehingga memberlakukan Sistem Pencatatan dan

Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) sejak tahun 1981. SP2TP tersebut

ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI

No.63/MenKes/SK/II/1981 (Departemen Kesehatan RI, 1992).

SP2TP secara potensial, dapat berperan banyak dalam menunjang proses

manajemen puskesmas, namun berbagai data SP2TP yang tersedia untuk

(19)

berbagai hal yang berkaitan dengan rancangan sistem tersebut, kapasitas

sumberdaya yang terbatas di puskesmas, baik dari segi manusia maupun sarana

pendukungnya tidak memungkinkan memanfaatkan data SP2TP secara optimal

dan informasi lainnya dalam menunjang manajemen puskesmas, misalnya

variabel yang dilaporkan terlalu banyak dan lebih berorientasi pada kebutuhan di

tingkat pusat yang menyebabkan rendahnya motivasi petugas untuk mengolah

data, banyak variabel yang susah untuk dimengerti, umpan balik dari laporan

selalu terlambat, terjadi duplikasi pekerjaan karena disamping beban SP2TP,

puskesmas masih dibebani dengan penyampaian laporan lain dan sebagainya.

Mengatasi hal tersebut dilakukan upaya penyerderhanaan format pelaporan

puskesmas dengan dasar pemikiran adalah pengurangan beban kerja puskesmas

dan peningkatan mutu data yang dilaporkan serta pemanfaatannya. Selain itu,

seiring dengan perkembangan di bidang kesehatan, pemerintah menyadari mutlak

diperlukannya informasi yang cepat, tepat, akurat dan up to date di bidang

kesehatan sehingga diperlukan suatu sistem informasi yang dapat menghemat

waktu, biaya, menghindari duplikasi pekerjaan dan mempermudah proses juga

meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih efektif dan efisien,

melalui pemanfatan secara optimal data SP2TP dan informasi lainnya sebagai

penunjang bisa menjadi dasar penyususunan perencanaan puskesmas, sistem itu

adalah SIMPUS.

SIMPUS merupakan tatanan manusia/peralatan yang menyediakan informasi

(20)

pelengkap. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, SIMPUS pun

dikembangkan melalui sistem komputerisasi melalui perangkat lunak (software)

yang bekerja dalam sebuah sistem operasi dengan berpedoman pada mekanisme

kerja pelayanan pasien di puskesmas. Akan tetapi, pada kenyataannya penerapan

SIMPUS masih belum bisa dilakukan secara optimal dan masih ada hambatan

dalam pelaksanaannya.

Menurut Wulandari (2009) penerapan SIMPUS mengalami kendala yaitu

kebutuhan informasi yang terus berkembang, sehingga diharapkan SIMPUS harus

terus dikembangkan, namun kenyataannya pengembangan SIMPUS tidak bisa

dilakukan setiap saat. Penelitian lain yang dilakukan oleh Inggaputri (2009)

menyebutkan bahwa masih ditemukan kendala dari hasil evaluasi SIMPUS

dengan menggunakan metode PIECES (Performance, Information, Economi,

Control/Security, Efficiency, Service) diantaranya dari aspek performance,

information dan efficiency. Widodo (2013) juga menyebutkan dalam hasil

penelitiannya masih ditemukan hambatan penerapan SIMPUS yaitu pada

keterbatasan sumber daya manusia.

Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera

Barat merupakan salah satu dari 16 puskesmas di Kabupaten Pasaman. Puskesmas

ini sudah memanfaatkan SIMPUS sejak tahun 2010, walaupun pemanfaatannya

belum sepenuhnya dilakukan, SIMPUS yang ada hanya sebatas pengelolaan

SP2TP yang nama tampilannya adalah informasi kesehatan. Pada studi

pendahuluan yang dilakukan, di dapatkan beberapa informasi yaitu laporan yang

(21)

2 (Data Obat), LB 3 (KIA, Gizi, KB, Imunisasi, Penyakit Menular), LB 4

(Kegiatan Puskesmas), laporan LT 1 (data dasar puskesmas), LT 2 (data

kepegawaian), LT 3 (data peralatan), laporan sentinel, namun pelaksanannya

belum optimal.

Diasumsikan terdapat beberapa penyebab tidak optimalnya berjalannya

program, yaitu dilihat dari sisi SDM (petugas SP2TP) yang sering berganti dan

ada yang belum mendapatkan pelatihan tentang SIMPUS, teknologi Informasi

Kesehatan yang tidak berjalan lancar, proses pengumpulan laporan (data) dari

bidan yang terlambat. Padahal sejatinya SDM, data, teknologi dan proses

pengolahan termasuk komponen fisik dari sebuah sistem informasi manajemen

(Sutabri, 2005), yang tentunya komponen ini akan mendukung dalam

menghasilkan informasi yang tepat, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan

serta membantu dalam proses pengambilan keputusan.

Dari beberapa laporan yang diolah dengan menggunakan SIMPUS, peniliti

ingin memfokuskan penelitian pada laporan LB 1, ini dikarenakan laporan LB 1

mencakup data morbiditas (kasus lama dan kasus baru) yang diperoleh dari

wilayah kerja puskesmas termasuk didalamnya puskesmas pembantu, puskesmas

keliling dan bidan. Dari sisi perencanaan laporan LB1 memiliki hubungan dan

cakupan luas misalnya perencanaan kebutuhan obat, perencanaan jika terjadi

Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat di lakukan perencanaan sedini mungkin

sehingga kasus dapat tangani segera. Berhubungan hal tersebut di atas, maka

(22)

laporan LB1 yang telah dilaksanakan di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan

Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan

SIMPUS dalam menghasilkan informasi LB1 yang digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten

Pasaman, Sumatera Barat.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui bagaimana penerapan SIMPUS dalam menghasilkan informasi LB1

yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di Puskesmas Pegang Baru,

Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisa SDM (pengguna), teknologi (kualitas SIMPUS), data

morbiditas (lengkap, akurat dan tepat waktu) sebagai unsur sistem input atau

masukan.

2. Menganalisa pengolahan data morbiditas (pengumpulan, pengolahan,

penyajian dan penyebarluasan informasi, serta penataan dokumentasi) sebagai

unsur sistem proses pengolahan.

3. Menganalisa Informasi LB1 (akurat, tepat waktu, relevan dan lengkap)

sebagai unsur sistem output sehingga dapat digunakan sebagai dasar

(23)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi serta masukan bagi para pengambil keputusan

tingkat Puskesmas Pegang Baru Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman,

Sumatera Barat untuk perbaikan dan pengembangan SIMPUS ke depan.

2. Sebagai bahan informasi dan masukan untuk Pemerintah Daerah Kabupaten

Pasaman dalam perencanaan program kesehatan dan pengembangan SIMPUS

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas

2.1.1 Pengertian

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan

lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes,

2014). Selain itu puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang

berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta

masyarakat dalam bidang kesehatan serta pelayanan kesehatan tingkat pertama

yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu

wilayah tertentu (Azwar, 1996).

2.1.2 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas

Berdasarkan Permenkes tahun 2014, prinsip penyelenggaraan puskesmas meliputi

a. Paradigma sehat

Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen

dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

b. Pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan

(25)

c. Kemandirian Masyarakat

Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat.

d. Pemerataan

Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan

terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa

membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.

e. Teknologi tepat guna

Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan

teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah

dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.

f. Keterpaduan dan kesinambungan

Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan menyelenggaraan UKM

dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan

yang didukung dengan manajemen Puskesmas.

2.1.3 Tugas

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai

tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung

terwujudnya kecamatan sehat (Permenkes, 2014).

2.1.4 Fungsi

Menurut Permenkes tahun 2014 Dalam melaksanakan tugas puskesmas

(26)

b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

c. Sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan.

2.1.5 Wewenang

Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagai penyelenggara UKM tingkat pertama

di wilayah kerjanya, puskesmas berwenang untuk:

a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat

dalam bidang kesehatan;

d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerjasama dengan sektor lain terkait;

e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya

kesehatan berbasis masyarakat;

f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas;

g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan

cakupan Pelayanan Kesehatan; dan

i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk

dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan

(27)

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagai penyelenggara UKP tingkat pertama di

wilayah kerjanya puskesmas berwenang untuk:

a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,

berkesinambungan dan bermutu;

b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya

promotif dan preventif;

c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat; menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan

yang mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan

pengunjung;

d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja

sama inter dan antar profesi;

e. Melaksanakan rekam medis;

f. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses

pelayanan kesehatan;

g. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan;

h. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan

i. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem

rujukan.

(28)

2.2 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu cara yang sudah tertentu untuk menyediakan

informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang

sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan. Sistem

informasi yang canggih belum tentu membantu bila yang terkait dan pengambil

keputusan tidak ikut serta dengan dinamika kecanggihan, maka sistem informasi

penting dalam mendasari pengambilan keputusan, sehingga tidak terpesona oleh

kecanggihan teknologi alat semata. Usahakan agar sistem informasi akan terlihat

manfaatnya pada keadaan penghematan waktu dan biaya, menghindari duplikasi

pekerjaan, memperpendek proses dan dapat mengolah data menjadi informasi

yang relevan.

Komponen yang terkait dengan sistem informasi dapat dilihat pada gambar

dbawah ini:

Data Tujuan Pemakai

Gambar 1 Komponen yang terkait dalam sistem

Penjelasannya menunjukkan bahwa semua komponen itu saling berkait, bila

salah maka hasilnya akan merupakan informasi yang salah juga. Informasi yang

canggih seperti angka statistik yang rumit, tidak ada gunanya bila pemakai tidak Teknologi

Pengendalian Masukan Proses Keluaran

(29)

bisa mengerti, maka komponen ini harus dipertimbangkan secara keseluruhan

(Jogiyanto dalam Sabarguna, 2007)

Masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melaksanakan

pekerjaan. Pembagian yang banyak di kenal masyarakat ialah yang disebut dengan

4M yakni manusia (man), uang (money), sarana (material) dan metoda (method)

dan 6M manusia (man), uang (money), sarana (material), metoda (method), pasar

(market) serta mesin (machinery) (Azwar, 2006).

Menurut Sutabri (2005), transformasi informasi adalah komponen proses

dalam pengelolaan sistem informasi yang berfungsi memproses data menjadi

informasi sehingga dapat dihasilkan produk informasi yang diperlukan bagi para

pemakai informasi. Terdiri dari:

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilaksanakan sesuai dengan jenis data, objek dan sumber

data serta persiapan pengumpulan data. Cara memperoleh data ialah bisa secara

langsung ataupun tidak langsung.

2. Pengolahan Data

Pengolahan data dapat dilakukan secara manual ataupun dengan bantuan

komputer.Hasil pengolahan data berupa keterangan-keterangan.

3. Penyajian dan penyebarluasan data dan informasi

Penyajian data dan informasi dilakukan baik secara visual mapupun dalam

(30)

4. Penataan dokumentasi

Pendokumentaian dapat dilakukan dengan cara yang lama (file) dan cara baru

(komputerisasi). Contohnya perpustakaan bertalian dengan upaya pengumpulan,

pemeliharaan, penyimpanan, pengaturan dan pendayagunaan informasi.

Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal yaitu, informasi harus

akurat (accurate), tepat waktu (timelines) dan relevan (relevance) dan nilai

informasi didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, salah satu nya adalh luas dan lengkap

(Sutabri, 2005). Menurut Sondang (2000), informasi yang mampu mendukung

proses pengambilan keputusan adalah paling sedikit 5 (lima) persyaratan yaitu,

lengkap, mutakhir, akurat, dapat dipercaya dan disimpan sedemikian rupa

sehingga mudah ditelusuri untuk digunakan sebagai alat pendukung proses

pengambilan keputusan apabila diperlukan.

2.3 Sistem Informasi Kesehatan (SIK)

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) merupakan salah satu bentuk pokok Sistem

Kesehatan Nasional (SKN) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam

penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arahan penyelenggaraan

pembangunan kesehatan serta pembangunan berwawasan kesehatan. Sistem

informasi kesehatan nasional dikembangkan dengan memadukan sistem informasi

kesehatan daerah dan sistem informasi lain yang terkait (PP, 2012).

SIK adalah kumpulan komponen dan prosedur yang terorganisir dan bertujuan

untuk menghasilkan informasi yang dapat memperbaiki keputusan yang berkaitan

dengan manajemen pelayanan kesehatan disetiap tingkatnya (Siregar dalam

(31)

(HMN), pengembangan sistem informasi kesehatan membutuhkan enam

komponen sistem informasi kesehatan yang saling berinteraksi untuk

menghasilkan informasi yang lebih baik. Enam komponen sistem informasi

kesehatan tersebut adalah:

a. HIS (Health Information System) Resource (sumber daya sistem informasi

kesehatan) termasuk di dalamnya sistem koordinasi dan kepemimpinan,

kebijakan, sistem finansial dan sumber daya, serta infrastruktur sistem

informasi kesehatan.

b. Indicators (Indikator-indikator) yang berhubungan dengan tiga domain utama

informasi kesehatan, meliputi determinan kesehatan, sistem kesehatan dan

status kesehatan.

c. Data Source (Sumber data) dapat dibagi ke dalam dua kategori, pendekatan

berbasis populasi dan berbasis institusi.

d. Management Data (Manajemen data) meliputi penyimpanan data, kualitas

data dan proses data.

e. Information Product berupa proses perubahan data menjadi informasi.

f. Dissemination and Use yaitu penyebaran dan pemanfaatan informasi yang

dapat mendukung pengambilan keputusan .

Sistem informasi kesehatan pada hakikatnya harus dapat mengupayakan

dihasilkannya informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan di

berbagai tingkat sistem kesehatan. Sesuai dengan pembagian wilayah di Indonesia

(32)

a. Tingkat kecamatan, dimana terdapat puskesmas dan pelayanan kesehatan dasar

lain.

b. Tingkat kabupaten/kotamadya, dimana terdapat dinas kesehatan

kabupaten/kota, rumah sakit kabupaten/kota dan rujukan primer lain.

c. Tingkat propinsi, dimana terdapat dinas kesehatan propinsi, rumah sakit

propinsi dan rujukan sekunder lainnya.

d. Tingkat pusat, dimana terdapat departemen kesehatan, rumah sakit pusat dan

pelayan kesehatan rujukan tersier lain.

Prinsipnya sistem informasi kesehatan merupakan sistem informasi yang

mendukung proses pengambilan keputusan di setiap bagian administrasi

kesehatan. Selain itu beberapa aspek penting dalam informasi kesehatan adalah

akurasi dan ketepatan penyajian informasi, pengelolaan informasi kesehatan harus

memadukan pengumpulan data melalui cara rutin dan non rutin. Aspek

kerahasiaan serta autoritas informasi harus diperhatikan.

SIK di puskesmas memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan:

1. Mencatat dan mengumpulkan data, baik kegiatan dalam gedung maupun luar

gedung.

2. Mengolah data

3. Membuat laporan berkala ke dinas kesehatan kabupaten/kota

4. Memelihara bank data

5. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan

(33)

6. Memberikan pelayanan data dan informassi kepada masyarakat dan

pihak-pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah kerjanya.

2.4 Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Sistem Informai Manajemen (SIM) adalah kumpulan sub sistem yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk satu kesatuan, saling

berinteraksi dan bekerjasama antara bagian satu dengan yang lainnya dengan

cara-cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima masukan (input)

berupa data-data, kemudian mengolahnya (processing) dan menghasilkan

keluaran (output) berupa informasi sebagai dasar bagi pengambilan keputusan

yang berguna dan mempunyai nilai yang yang dapat dirasakan akibatnya baik

pada saat itu juga maupun di masa mendatang, mendukung kegiatan operasional,

manajerial dan strategis organisasi dengan memanfaatkan berbagai sumber daya

yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan (Sutanta, 2003).

Sistem Informasi Manajemen (SIM) juga dapat diartikan sebagai suatu sistem

yang mengintegrasikan data dengan cara mengumpulkan, memproses, melaporkan

dan menggunakannya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan melalui

manajemen yang lebih baik di semua lini pelayanan kesehatan (Mendoza &

Chong, 2004). Di dalam organisasi, SIM digunakan sebagai penunjang pada

tugas-tugas rutin, evaluasi terhadap prestasi organisasi tahu untuk pengambilan

keputusan oleh organisasi tersebut (Sutabri, 2005). Bentuk sederhana suatu sistem

adalah masukan, proses dan keluaran (Sabarguna, 2007). SIM selain dimanfaatkan

(34)

memiliki kualitas tinggi akan menentukan efektifitas keputusan-keputusan yang

dilakukan pimpinan organisasi. Kualitas sistem informasi kesehatan ditentukan

oleh 3 (tiga) hal yakni, akurasi, ketepatan waktu dan relevansi. Kebutuhan

informasi secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai kebutuhan operasional,

kebutuhan perencanaan, dan kebutuhan dokumentasi (Kusnanto, 1992).

Jika ingin melihat sistem informasi suatu organisasi, akan ditunjukkan

komponen fisiknya. Adapun komponen fisik sistem informasi seperti di bawah

ini:

Tabel 2.1 Komponen Fisik SIM Komponen Sistem Catatan

Perangkat Keras Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit masukan/keluaran, unit penyimpanan file dan lain sebagainya), peralatan penyiapan data dan terminal masukan/keluaran

Perangkat Lunak Dapat dibagi dalam 3 jenis utama

1.Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoperasian dan sistem manajemen data yang memungkinkan pengoperasian sistem komputer 2.Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan 3.Aplikasi perangkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik

dibuat untuk setiap aplikasi.

Database File yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan secara fisik seperti diskette, hard disk, magnetig tape dan sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak dan catatan lain di atas kertas, mikro film dan lain sebagainya.

Prosedur Merupakan komponen fisik karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Ada 3 (tiga) jenis prosedur yang dibutuhkan yaitu

1.Instruksi untuk pemakai

2.Instruksi untuk penyiapan masukan

3.Instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer

Personil Operator komputer, analis sistem, programmer, personal data entry dan manajer sistem informasi/EDP

2.5 Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)

SIMPUS merupakan suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk

(35)

Puskesmas (SP2TP), survey lapangan, laporan lintas sektor dan laporan sarana

kesehatan swasta (DepKes RI, 1997).

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002), Sistem

Informasi Puskesmas merupakan pengemasan SIMPUS ke dalam SIK yang

memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan pencatatan dan

pengumpulan data serta diolah agar menghasilkan informasi yang lebih akurat dan

dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat, petugas kesehatan, manajemen

puskesmas, bahkan sampai ke pusat yang berbasis pada teknologi informasi.

Latar belakang penggunaan SIMPUS anara lain (Sutanto dalam Barsasella):

1. Belum adanya kevalidan data mengenai orang sakit, penyakit, bumil dan

lain-lain dalam wilayah suatu puskesmas.

2. Memperbaiki pengumpulan data di puskesmas guna laporan ke dinas

kesehatan kabupaten.

3. Memasuki era otonomi daerah mutlak diperlukan informasi yang tepat, akurat

dan up to date berkenaan dengan data orang sakit, ketersedian obat, jumlah

ibu hamil, masalah imunisasi dan lain-lain.

Adapun maksud dan tujuan SIMPUS antara lain

1. Mengumpulkan data dari tiap puskesmas baik data orang sakit, bayi lahir, ibu

hamil, ketersediaan obat, penyuluhan kesehatan masyarakat dan lain-lain.

2. Menghasilkan informasi up to date tentang kondisi kesehatan di suatu

puskesmas dari jumlah orang sakit sampai ketersediaan obat sehingga dapat

(36)

3. Membantu kelancaran administrasi dan manajemen puskesmas dalam

penyusunan laporan mengenai kondisi kesehatan puskesmas masing-masing.

4. Memudahkan pekejaan administrasi puskesmas dalam membuat laporan

harian dan bulanan.

Keunggulan SIMPUS

1. Program di desain under windows, sehingga lebih mudah dalam operasional

dan menarik dalam laporan-laporan yang dihasilkan.

2. Dengan data-data yang up tu date akan dapat dibuat analisa-analisa yang

mendukung kebijakan pemmerintah daerah.

3. Pelayanan terintergrasi dari bagian pendaftaran hingga bagian obat, sehingga

meminimalisasi pemakaian kertas.

4. Pengelolaan database yang dapat di akses bersama (terbentuk bank data

kesehatan daerah)

5. Dapat menampilkan sekaligus mencetak per-katagori yang dikehendaki

ataupun rekap keseluruhan berkenaan dengan masalah kesehatan.

6. SIMPUS dapat bekerja secara multi user maupun stand alone.

7. SIMPUS dapat dipakai dalam jaringan terpusat maupun terdistribusi.

8. Mudah untuk mencari data yang berkaitan dengan pasien, laporan bulanan,

data penyakit.

9. Data bisa di print out sesuai dengan tingkat kebutuhan.

(37)

Kelemahan/hambatan penggunaan SIMPUS

1. Kesulitan dalam pengumpulan data (masih ada kabupaten/kota yang belum

mengirim laporan data)

2. Format pengisian data, terkadang tidak sesuai dengan format data dari

provinsi.

3. Laporan data dikirim tidak tepat waktu

4. Data terlau luas

5. Sistem SIMPUS online berjalan lambat.

2.6 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)

2.6.1 Pengertian

SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga

dan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas yang telah disederhanakan sesuai

dengan keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat nomor

590/BM/DJ/Info/V/96 tentang penyederhanaan SP2TP (Modul pedoman

pelaksanaan SP2TP).

2.6.2 Ruang Lingkup

Pelaksanaan SP2TP menganut konsep wilayah kerja puskesmas. Oleh karena

itu mencakup semua kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas (puskesmas

pembantu, puskesmas keliling, termasuk bidan di desa). Jenis data yang

dikumpulkan dan di catat dalam SP2TP adalah seluruh kegiatan di puskesmas

yang meliputi data:

(38)

3. Sarana yang dimiliki puskesmas

4. Kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan di dalam dan di luar gedung

puskesmas

Laporan SP2TP menggunakan sistem tahun kalender. Periode laporan dari

puskesmas ke Dati II adalah bulanan dan tahunan. Periode laporan dari Dati II ke

Dati I dan Pusat adalah triwulan (Modul pedoman pelaksanaan SP2TP).

2.6.3 Tujuan SP2TP

Dalam Barsasella (2012), tujuan SP2TP adalah agar semua data hasil

kegiatan puskesmas dapat dicatat serta dilaporkan ke jenjang di atasnya sesuai

kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolaan upaya

kesehatan masyarakat.

1. Tujuan umum

Meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara berhasil guna dan

berdaya guna melalui peanfaatan secara optimal data SP2TP dan infomasi lain

yang menunjang.

2. Tujuan khusus

a. Sebagai dasar penyusunan perencaaan tingkat puskesmas

b. Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas

(lokakarya mini)

c. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pokok

puskesmas

(39)

2.6.4 Manfaat SP2TP

Manfaat pencatatn dan pelaporan antara lain:

1. Memudahkan dalam mengelola informasi kegiatan di tingkat pusat, provinsi

dan kabupaten kota.

2. Memudahkan dalam memperoleh data untuk perencanaan dalam rangka

pengembangan tenaga kesehatan.

3. Memudahkan dalam melakukan pembinaan tenaga kesehatan.

4. Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil.

2.6.5 Pencatatan

Kegiatan pokok puskesmas baik yang dilakukan di dalam gedung (semua data

yang diperoleh dari pencatatan kegiatan harian program yang dilakukan dalam

gedung puskesmas seperti tekanan darah, laboratorium, KB, dan lain-lain)

maupun di luar gedung puskesmas (data yang dibuat berdasarkan catatan harian

yang dilaksanakan di luar gedung puskesmas, seprti kegiatan posyandu, UKS dan

lain-lain), puskesmas tempat tidur dan puskesmas pembantu serta bidan di desa,

harus di catat. Dengan demikian perlu adanya mekanisme pencatatan yang baik,

formulir yang cukup sserta cara pengisian yang benar dan teliti (Modul pedoman

pelaksanaan SP2TP). Jenis formulir tersebut sebagai berikut (Barsasella, 2012):

1. Rekam Kesehatan Keluarga (RKK)/Family Folder

Merupakan himpunan kartu-kartu individu suatu keluarga yang memperoleh

(40)

2. Kartu rawat jalan/kartu Rekam Medik Pasien

Merupakan alat untuk mencatat identitas pasien dan status pasien rawat jalan

yang berkunjung ke puskesmas.

3. Kartu Indeks Penyakit

Alat bantu untuk mencatat identitas pasien riwayat dan perkembangan

penyakit, khusus penderita penyakit TBC paru dan KUSTA.

4. Kartu Ibu

Merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, status kesehatan dan riwayat

kehamilan sampai kelahiran.

5. Kartu anak

Adalah alat bantu untuk mencatat identitas, status kesehatan, pelayanan

preventif-promotif-kuratif-rehabilitatif yang diberikan kepada balita dan anak

pra sekolah.

6. KMS balita, anak sekolah

Alat bantu untuk mencatat identitas, pelayanan dan pertumbuhan yang telah

diperoleh balita dan anak sekolah.

7. KMS ibu hamil

Alat untuk mengetahui dan mencatat perkembangan kesehatan ibu hamil dan

pelayanan kesehatan yang diterima ibu hamil.

8. KMS usia lanjut

Alat untuk mencatat kesehatan usia lanjut secara pribadi di balik fisik maupun

psikososial dan digunakan untuk memantau kesehatan, deteksi dini penyakit

(41)

9. Register

Merupakan formulir untuk mencatat atau merekap data kegiatan di dalam dan

di luar gedung puskesmas yang telah di catat di kartu dan catatan lainnya. Ada

beberapa jenis register sebagai berikut :

a. Nomor indeks pengunjung puskesmas

b. Rawat jalan

c. Register kunjungan

d. Register rawat inap

e. Register KIA dan KB

f. Register kohort ibu dan balita

g. Register deteksi dini tumbuh kembang dan gizi

h. Register penimbangan balita

i. Register imunisasi

j. Register gizi

k. Register kapsul beryodium

l. Register anak sekoah

m. Sensus harian : kunjungan, kegiatan KIA, imunisasi dan penyakit

2.6.6 Jenis laporan SP2TP

Dalam Modul pedoman pelaksanaan SP2TP, ada beberapa jenis laporan yang

dibuat oleh puskesmas antara lain:

1. Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit tertentu.

(42)

3. Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin program. Laporan ini terdiri

dari empat jenis yaitu: LB 1 (data morbiditas), LB 2 (data obat), LB 3 (data

KIA, Gizi, imunisasi dan penyakit menular), LB 4 (data kegaiatan puskesmas).

2.6.7 Pelaporan

Pelaporan terpadu puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu dari bulan

Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Sesuai dengan

keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat nomor

590/BM/DJ/Info/V/96 diberlakukan formulir laporan yang baru. Sedangkan untuk

kebutuhan Dati II dan Dati I diberikan kesempatan megembangan variabel

laporan sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan kemampuan /beban

kerja petugas di puskesmas. Adapun Laporan dari puskesmmas ke Dati II adalah

sebagai berikut:

1. Laporan bulanan

- LB 1 (data kesakitan)

- LB 2 (data obat-obatan)

- LB 3 (data gizi, KIA, pengamatan penyakit menular)

- LB 4 (data kegiatan puskesmas)

- Laporan sentinel

2. Laporan tahunan

- Data dasar puskesmas (LT 1)

- Data kepegawaian (LT 2)

- Data peralatan (LT 3)

(43)

1. Laporan Triwulan

- Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 1

- Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 2

- Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 3

- Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 4

2. Laporan tahunan

- Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT 1

- Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT 2

- Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT 3

3. Laporan kejadian luar biasa (KLB) dan wabah

Laporan ini mengacu pada petunjuk laporan KLB dan wabah serta keputusan

direktur jendral PPM dan PLP nomor 451-I/PD.03.04.IS/1991 tentang

pedoman penanggulangan KLB.

2.6.8 Frekuensi pelaporan

1. Laporan dari puskesmas ke Dati II

Laporan ini menggunakan formulir standard yang terdiri dari:

a. Laporan bulanan LB 1, LB 2, LB 3 dan LB 4 dilakukan setiap bulan dan

paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dikirim ke dinas kesehatan Dati

II.

b. Khusus laporan LB 2, satu kopi laporan dikirim pula ke Gedung Farmasi

Dati II (GFK).

(44)

d. Laporan tahunan (LT-1, LT-2, LT-3) dikirimkan selambat-lambatnya

tanggal 31 Januari tahun berikutnya.

e. Khusus laporan LT- 2 (data kepegawaian hanya diisi bagi pegawai yang

baru/belum pernah mengisi fomuli data kepegawaian.

2. Laporan dari Dati II ke Dati I dan Pusat

a. Laporan triwulan dikirimkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dari

triwulan yang dimaksud kepada Kepala dinas kesehatan Dati II, Kepala

kantor wilayah Depkes Propinsi, Depkes RI c,q Ditjen Binkesmas

b. Laporan tahunan dikirimkan paling lambat akhir bulan Februari dari tahun

berukutnya kepada: Kepala Dinas Kesehatan Dati I, Kepala Kantor Wilayah

Depkes Propinsi, Depkes RI c.q Ditjen Binkesmas

2.7Laporan LB 1

Laporan LB 1 merupakan salah satu bagian dari laporan SP2TP. Laporan

ini berisikan tentang data kesakitan (kasus lama dan kasus baru) dari wilayah

kerja yang datang berobat ke gedung puskesmas, puskesmas pembantu,

puskesmas keliling, bidan yang dilaporkan secara bulanan

selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya. Kasus Penyakit dilaporkan tidak

dibedakan antara penderita berasal dari wilayah maupun luar wilayah kerja

puskesmas.

2.8Analisis

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,

pembuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya

(45)

sistem yaitu prosedur atau proses sistematis yang memungkinkan

pengombinasian pertimbangan para pakar dari berbagai bidang ilmu sehingga

diperoleh hasil yang sempurna. Selain itu dapat juga diartikan sebagai

pengamatan mengenai suatu kegiatan tersebut dan cara terbaik untuk

memperolehnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia oline).

2.9 Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, peneliti ingin melihat

bagaimana peranan SIMPUS dalam menghasilkan laporan LB1 yang

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di Puskesmas Pegang Baru,

Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat dengan melihat dari

unsur penyusun suatu sistem, yaitu SDM (pengguna), teknologi (kualitas

SIMPUS), data (lengkap,akurat dan tepat waktu) sebagai unsur sistem input

atau masukan, pengolahan data (pengumpulan , pengolahan, penyajian dan

penyebarluasan informasi, serta penataan dokumentasi) sebagai unsur sistem

proses pengolahan dan Informasi LB1 (akurat, tepat waktu, relevan dan

lengkap) sebagai unsur sistem output sehingga dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan. Secara ringkas dapat digambarkan seperti di bawah

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Menurut Moleong (2010), penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti,

Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September Tahun 2015.

3.3 Informan Penelitian

Pemilihan informan pada penelitian kualitatif berdasarkan kesesuaian dan

kecukupan. Prinsip kesesuaian informan dipilih berdasarkan pengetahuan dan

kesesuaian dengan topik penelitian, prinsip kecukupan informan yang dipilih

mampu menggambarkan dan memberikan informasi yang cukup mengenai topik

penelitian.

Berdasarkan kedua prinsip tersebut, informan dalam penelitian ini berjumlah 4

(47)

SIMPUS Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman,

Sumatera Barat. Karakteristik Informan dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 3.1 Distribusi Informan Berdasarkan Karateristik

Informan Jabatan Pendidikan Umur Jenis

(Tahun) Kelamin

1 Petugas SIMPUS D3 37 P

2 Bag.Perencanaan D3 45 P

3 Ka.Tata Usaha S1 45 P

4 Kepala Puskesmas S1 34 L

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

a. Wawancara mendalam kepada informan penelitian,

b. Observasi/pengamatan,

c. Telaah dokumen terhadap laporan bulanan data kesakitan dari bidan desa,

pustu dan puskesmas, laporan LB1 puskesmas yang merupakan hasil output

dari SIMPUS.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah untuk wawancara mendalam

menggunakan pedoman wawancara dan check list observasi untuk melakukan

(48)

3.6 Pengujian Keabsahan Data

Peneliti melakukan triangulasi dalam menguji keabsahan data dalam

penelitian ini. Triangulasi yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah

triangulasi sumber. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono,

2008).

3.7 Analisis Data

Pada penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di

lapangan bersamaan dengan pengumpulan data (Sugiyono, 2008). Tiga jalur

analisis data yang digunakan adalah dengan reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan.

1. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya. Pada penelitian

ini, reduksi data dilakukan dengan memilah hasil wawancara, observasi dan telaah

dokumen sesuai dengan tema penelitian, lalu dari hasil tersebut disusun suatu

rangkuman.

2. Penyajian data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilaksanakan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungannya antar kategori, flow chart dan jenisnya. Pada

(49)

3. Penarikan kesimpulan

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang ditemukan

masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang

kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tahap akhir

analisis data pada penelitian ini adalah menarik suatu kesimpulan berdasarkan

hasil yang telah di reduksi dan di sajikan sebelumnya.

3.8 Defenisi Operasional

a. Sumber daya manusia atau adalah orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan

pengelolaan SIMPUS (khususnya data morbiditas) di Puskesmas Pegang Baru,

Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

b. Pengguna adalah petugas yang menggunakan serta alasan penggunaan

SIMPUS di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman,

Sumatera Barat.

c. Teknologi adalah program yang digunakan dalam pengelolaan data morbiditas

di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera

Barat.

d. Kualitas sistem berkaitan dengan kemudahan untuk dipelajari, kemudahan

ketepatan informasi dalam menggunakan SIMPUS.

e. Data adalah fakta atau gambaran kasar tentang keadaan morbiditas pasien yang

belum diolah yang dikumpulkan dari berbagai sumber data.

(50)

h. Data yang tepat waktu adalah data yang diserahkan sesuai dengan jadwal yang

ditetapkan.

i. Pengolahan data merupakan proses yang dilakukan setelah data terkumpul.

j. Pengumpulan adalah semua proses yang berkaitan dengan terkumpulnya data

dari berbagai sumber.

k. Pengolahan data adalah proses yang berkaitan dengan cara mengolah data

menjadi informasi.

l. Penyajian dan penyebarluasan data adalah proses yang berkaitan dengan cara

menyajikan dan menyebarkan data yang sudah diolah.

m.Penataan dokumentasi adalah proses yang berkaitan dengan menyimpan data

dan proses pencarian kembali data yang sudah tersimpan.

n. Informasi yang dihasilkan berupa informasi LB1 yang bisa digunakan sebagai

dasar pengambilan keputusan dikaitkan dengan perencanaan.

o. Informasi yang akurat adalah informasi LB1 yang tepat (jelas, tidak bias)

p. Informasi yang tepat waktu adalah informasi LB1 yang dihasilkan tidak

terlambat.

q. Informasi yang relevan adalah informasi LB1 yang mempunyai manfaat untuk

pihak puskesmas.

r. Informasi yang lengkap adalah informasi LB 1 yang dihasilkan cukup untuk

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Pegang Baru terletak di Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman,

Sumatera Barat, dengan batas wilayah :

Sebelah utara : Kecamatan Padang Gelugur

Sebelah selatan: Kecamatan Mapat Tunggul Selatan

Sebelah barat : Kecamatan Duo koto

Sebelah timur : Kecamatan Lubuk Sikaping

Wilayah kerja Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten

Pasaman, Sumatera Barat mencakup 2 (dua) nagari, yaitu Nagari Panti (Jorong

Murni, Sentosa dan Bahagia) dan Nagari Panti Selatan (Jorong Ampang Gadang,

Petok, Petok Timur dan Petok Selatan). Luas wilayah kerjanya 163,96 km2, jumlah penduduk 20.224 jiwa dan 5.089 KK. Puskesmas Pegang Baru,

Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat memiliki 3 (tiga) Pustu

(Petok, Panti, Ampang Gadang), 6 (enam) Polindes (Bahagia Panti, Kampung

Tongah, Sentosa Panti, Ujung Padang, Murni Panti).

Misi Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman,

Sumatera Barat adalah meningkatkan kesadaran, kemampuan hidup sehat

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pegang Baru. Untuk mencapai misi

tersebut, dilakukan berbagai kegiatan melalui upaya kesehatan esensial (Upaya

Promosi Kesehatan, Upaya Kesehatan Lingkungan, Upaya Kesehatan Ibu, Anak

(52)

Kesehatan Sekolah, Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan

Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya

Kesehatan Usia Lanjut)

Adapun tenaga kesehatan yang ada seperti yang tertlihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera barat

No Tenaga Jumlah Keterangan

1. Dokter 1

2. KesMas 3

3. Perawat 7

4. Bidan 16 6 PTT

5. Perawat gigi 2

6. Gizi 1

7. Farmasi 1

8. Analis kesehatan 1

TOTAL 32

Sumber: Puskesmas Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat tahun 2015

4.2.Penerapan SIMPUS di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti,

Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat

Bentuk sederhana suatu sistem terdiri atas input, proses dan output. Adapun

gambaran dari ke tiga unsur ini di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti,

(53)

4.2.1 Input

Merupakan unsur masukan dari suatu sistem. Pada penelitian ini, peneliti

memfokuskan pada SDM (pengguna), teknologi (kualitas SIMPUS) dan data

(lengkap, akurat dan tepat waktu).

1. SDM

1) Pengguna

SIMPUS digunakan oleh mereka yang sudah pernah berkecimpung di

dalamnya. Sejak SIMPUS diterapkan di Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan

Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat tahun 2010 sudah mengalami tiga kali

masa pergantian personil. Petugas yang menjabat sekarang berlatar belakang

pendidikan dari kebidanan, sampai sekarang ia sudah menjabat selama kurang

lebih 1,7 tahun dan belum pernah mengikuti pendidikan atau pelatihan tentang

SIMPUS. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan:

Tiga orang, dua orang lagi sebelum kakak yang memegang, lebih kurang 1,7 tahun,...pelatihan zaman nya kakak belum pernah ada, tapi sebelum kakak ada (I 1)

Ini yang ketiga, pelatihan ya eeeee pas waktu kakak ada pernah (I 3)

1 orang, dengan pergantian 2 kali pergantian sebelum sekarang Pelatihan...dulu ada di dinas, sekarang pelatihan puskesmas khusus sih tidak ada, (I 4)

Berdasarkan hasil wawancara di dapatkan bahwa petugas yang menjabat

sekarang memiliki latar pendidikan dari kebidanan yang selama menjabat lebih

(54)

2) Alasan Menggunakan Simpus

Perkembangan kemajuan teknologi dan informasi yang semakin pesat,

mendorong Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman,

Sumatera Barat untuk menggunakan SIMPUS sejak tahun 2010. Alasan dari

informan dalam menggunakan simpus adalah sebagai berikut:

Emmmm....karena peraturanya begitu, jadi ya harus di ikuti (I 1)

Untuk zaman-zaman sekarang kalau ndak mau ngikuti perkembangan kita jauh tertinggal, jadi kalau masih manual-manual itu apa bedanya dengan 30 tahun yang lalu, sekarang apa saja kegiatan orang bisa kita akses sehingga bisa menambah motivasi kita untuk kerja membuat hal yang belum pernah dilakukan.( I 3)

Ya harus menerima, kedepannya kan kita semua harus “e” tidak bisa tidak

“e” kan (I 4)

Penerapan SIMPUS didasari oleh tuntutan perkembangan kemajuan teknologi

dalam menghasilkan informasi yang harus cepat, akurat dan up to date.

2. Teknologi

a. Kualitas SIMPUS

Pada dasarnya SIMPUS mudah untuk dipelajari bagi para pengguna,

walaupun terkadang masih ditemui masalah, masalah tersebut masih bisa di atasi

seperti yang di ungkapkan oleh informan:

Sejauh kakak memegang, kakak rasa mudah untuk dipelajari, ya walau pertama-tama agak kesulitan, tapi karena ada tempat bertanya jadi bisa di atasi. Entry data agak ribet, karena kolomnya kecil-kecil, menggeser kursor g bisa pake tanda panah yang ke kanan yang ada di keyboard tapi harus di letakkan kursornya ke kolomnya langsung. (I 1)

Gambar

Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 3.1 Distribusi Informan Berdasarkan Karateristik
Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti,      Kabupaten Pasaman, Sumatera barat

Referensi

Dokumen terkait

Dari studi keanekaragaman yang telah dilakukan, secara keseluruhan ditemukan 17 jenis Zingiberaceae di kawasan Cagar alam Rimbo Panti, Sumatera Barat yakni:

PEMBERDAYAAN PETANI JAGUNG MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI TPT DI KABUPATEN PASAMAN BARAT PROPINSI SUMATERA BARAT.. Meskipun sudah berhasil dalam peningkatan produksi beras, tetapi

Dimana dukungan organisasi ini tidak hanya dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta saja tetapi dari pihak Puskesmas itu sendiri juga mendukung dengan diadakaannya SIMPUS

yang ada baru puskesmas Pajang yang telah mencoba menerapkan SIMPUS. Web dalam pelayanan

Skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI PROGRAM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT (Studi

Dari studi keanekaragaman yang telah dilakukan, secara keseluruhan ditemukan 17 jenis Zingiberaceae di kawasan Cagar alam Rimbo Panti, Sumatera Barat

Dari studi keanekaragaman yang telah dilakukan, secara keseluruhan ditemukan 17 jenis Zingiberaceae di kawasan Cagar alam Rimbo Panti, Sumatera Barat yakni:

PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS SUKARAMAI KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2017 ” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya