• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENDEKATAN PENELITIAN 2.1 Pengertian Strategi dan Manajemen Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENDEKATAN PENELITIAN 2.1 Pengertian Strategi dan Manajemen Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENDEKATAN PENELITIAN

2.1 Pengertian Strategi dan Manajemen Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Menurut Fred R. David (2008:17), ”Strategi adalah tindakan potensial yang

membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam

jumlah yang besar”. Hal ini sejalan dengan J. David Hunger & Thomas L. Wheelen

(2003:16), bahwa ”Strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan

komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya”.

Sedangkan Menurut John A. Pearce II dan Richard B. Robinson (2008:6):

(2)

Jadi, strategi adalah alat atau sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan

jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua

sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.

2.1.2 Pengertian Manajemen Strategi

Manajemen Strategi merupakan bidang ilmu yang melihat pengelolaan

perusahaan secara menyeluruh dan berusaha menjelaskan mengapa beberapa

perusahaan berkembang dan maju secara pesat, sedangkan yang lainnya tidak maju

dan akhirnya bangkrut. Manajemen strategi lebih menekankan pada pengambilan

keputusan strategis. Keputusan strategis berhubungan dengan masa yang akan datang

dalam jangka panjang untuk organisasi secara keseluruhan. Menurut J. David Hunger

dan Thomas L. Wheelen (2003:4) “Manajemen Strategis adalah serangkaian

keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam

jangka panjang”.

Pengertian manajemen strategi menurut Fred R. David (2008:5):

“Manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya”.

Berdasarkan pengertian di atas, manajemen strategis berfokus pada

(3)

penelitian dan pengembangan dan sistem komputer untuk mencapai keberhasilan

organisasi.

Menurut John A. Pearce dan Richard B. Robinson (2008:5) :

“Manajemen strategik (strategic management) didefinisikan sebagai satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan”.

Manajemen strategi lebih menekankan pada pengambilan keputusan strategis.

Keputusan strategis berhubungan dengan masa yang akan datang dalam jangka

panjang untuk organisasi secara keseluruhan. Menurut J. David Hunger dan Thomas

L.Wheelen (2003:4), “Manajemen Strategis adalah serangkaian keputusan dan

tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang”.

Tujuan manajemen strategi adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan

peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang, perencanaan jangka panjang dan

mencoba untuk mengoptimalkan tren sekarang untuk masa yang akan datang.

Tahapan dalam manajemen strategis adalah formulasi strategis, implementasi strategis

dan evaluasi strategis.

Formulasi strategi meliputi mengembangkan visi dan misi perusahaan,

(4)

alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Keputusan

formulasi strategi mengikat organisasi terhadap produk, pasar, sumber daya dan

teknologi yang spesifik untuk periode waktu yang panjang (Freddy Rangkuti,

2003:138).

2.1.3 Tingkatan Strategi

Perusahaan bisnis multidivisional yang besar, biasanya memiliki tiga level

strategi, yaitu korporasi, bisnis dan fungsional.

a. Strategi Korporasi

Menurut J. David Hunger & Thomas L. Wheelen (2003:24), strategi di tingkat

korporasi menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai

sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan dan manajemen

berbagai bisnis dan lini produk untuk mencapai keseimbangan portofolio

produk dan jasa. Sebagai tambahan, strategi perusahaan adalah:

 Pola keputusan yang berkenaan dengan tipe-tipe bisnis yang

perusahaan sebaiknya terlibat.

 Arus keuangan dan sumber daya lainnya ke dan dari divisi-divisi

(5)

 Hubungan antara perusahaan dengan kelompok-kelompok utama

dalam lingkungan perusahaan.

Strategi perusahaan terdiri atas stabilitas, pertumbuhan dan pengurangan.

b. Strategi Bisnis

Strategi bisnis disebut juga strategi bersaing, biasanya dikembangkan pada

level divisi dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk berupa

barang atau jasa perusahaan dalam industri khusus atau segmen pasar yang

dilayani oleh divisi tersebut.

Strategi bisnis divisi mungkin menekankan pada peningkatan laba dalam

produksi dan penjualan produk dan jasa yang dihasilkan. Strategi bisnis juga

sebaiknya mengintegrasikan berbagai aktivitas fungsional untuk mencapai

tujuan divisi. Strategi bisnis (persaingan) merupakan salah satu dari overall

cost leadership, atau diferensiasi.

c. Strategi Fungsional

Strategi fungsional menekankan terutama pada pemaksimalan sumber daya

produktif. Dalam batasan perusahaan dan strategi bisnis yang berada di sekitar

mereka, departemen fungsional mengembangkan strategi untuk

(6)

memperbaiki kinerja. Sebagai contoh, strategi khas dari departemen

pemasaran adalah mengembangkan cara untuk meningkatkan penjualan pada

tahun sekarang agar lebih besar daripada tahun sebelumnya. Dengan

menggunakan strategi fungsional pengembangan pasar, departemen

pemasaran berusaha menjual produk yang ada sekarang kepada pelanggan

yang berbeda pada pasar yang ada atau kepada pelanggan baru di wilayah

geografi yang baru.

2.1.4 Strategi Fungsional

Menurut Thomas L. Wheelen (2003:262), strategi fungsional memaksimalkan

produktivitas sumber daya, mengarahkan pada kompetensi tersendiri yang

memberikan perusahaan atau unit bisnis suatu keunggulan kompetitif. Dalam

batasan-batasan strategi bisnis dan perusahaan, strategi fungsional menggabungkan beragam

kegiatan dan kompetensi dari setiap fungsi untuk meningkatkan kinerja. Sebagai

contoh, bagian pemanufakturan peduli dengan pengembangan sebuah strategi yang

menurunkan biaya dan meningkatkan kualitas keluarannya. Di lain pihak, pemasaran

berkepentingan dengan pengembangan strategi yang meningkatkan penjualan.

Strategi-strategi fungsional semacam itu perlu dikembangkan apabila manajer

fungsional ingin mengimplementasikan strategi perusahaan dan divisional dengan

tepat.

(7)

A. Pemasaran

1. Ekspansi penjualan ke dalam kelompok pelanggan baru (misalnya ekspansi geografis, perluasan lini produk, pengembangan produk baru)

2. Meningkatkan penetrasi dalam segmen pasar konsumen yang sudah ada

(misalnya membuat produk pesanan khusus, mencari bauran harga dan

layanan untuk memberikan keunggulan kompetitif, mencari teknik

promosional untuk mengimbangi iklan kompetitif)

3. Mempertahankan pangsa pasar (misalnya meniru dan tidak melakukan

inovasi, menawakan layanan khusus pada pelanggan)

B. Keuangan

1. Pinjaman jangka pendek (misalnya batas kredit, nota bank atau piutang

dagang)

2. Pinjaman jangka panjang (misalnya obligasi, surat utang atau surat-surat

komersial)

3. Pendanaan ekuitas (misalnya penempatan swasta, atau penempatan

pemerintah)

4. Pendanaan ulang (misalnya likuidasi utang dengan menjual saham, membeli

(8)

5. Kebijakan deviden (misalnya menaikkan pembagian deviden, mengurangi

pembagian deviden atau menghentikan pembagian deviden)

C. Research & Development (R & D)

1. Meningkatkan atau mengurangi pendanaan 2. Membaurkan usaha dasar dan aplikasi

3. Menekankan bauran produk dan teknologi proses. D. Operasi

1. Memperluas kapasitas produksi yang ada

2. Membangun kapasitas produksi baru

3. Menambah jam kerja/giliran

4. Mengurangi persediaan

5. Mendapatkan sumber impor baru

6. Mengganti bahan

7. Sentralisasi pembelian

(9)

9. Menggunakan konsep tim

10. Superotomasi dengan robot dan komputer

E. Sumber Daya Manusia

1. Membentuk program pengembangan manajemen

2. Menghubungkan jalur karir kepada strategi perusahaan dan bisnis

3. Menggunakan rekrutmen, seleksi dan penempatan karyawan internal atau

eksternal

4. Membuat pusat penilaian untuk seleksi dan pengembangan

F. Sistem Informasi

1. Meningkatkan prosesor sentral mainframe

2. Menggunakan sistem dukungan perangkat lunak tersentralisasi

3. Menggunakan sistem dukungan perangkat lunak terdesentralisasi

(10)

Dalam lingkungan yang bersaing secara global, sumber keunggulan bersaing

tradisional, seperti biaya tenaga kerja, biaya modal dan bahan baku tidaklah efektif.

Alasan utama untuk hal ini adalah keuntungan yang diciptakan oleh sumber-sumber

ini dapat diatasi dengan mudah melalui suatu strategi global. Dengan demikian,

tuntutan dan sifat persaingan global membuat para manajer puncak berpikir kembali

mengenai konsep perusahaan. Penting bagi jenis pemikiran ini adalah bahwa suatu

perusahaan merupakan sekumpulan sumber daya, kemampuan dan kompetensi inti

yang heterogen, yang dapat digunakan dalam menciptakan posisi pasar eksklusif.

Pandangan ini menyatakan bahwa setiap perusahaan memiliki paling tidak sedikit

sumber daya dan kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh perusahaan lainnya,

dan paling tidak dalam kombinasi yang berbeda. Sumber daya adalah sumber

kemampuan, yang merupakan sebagian kompetensi inti perusahaan. Dengan

menggunakan kompetensi intinya, perusahaan mampu melakukan aktivitas yang

dapat menciptakan nilai yang lebih baik daripada pesaingnya atau melakukan

aktivitas pencipta nilai yang tidak dapat ditiru pesaing.

Analisis lingkungan internal bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahan di bidang fungsional yang dimiliki oleh perusahaan, seperti manajemen

keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, operasi, Research & Development.

Eksekutif tidak boleh memilih satu di antara sekian banyak peluang yang ada pada

suatu ketika yang mungkin membuahkan sukses besar kepadanya, kecuali eksekutif

(11)

mampu menghadapi ancaman lingkungan dengan efektif, kecuali kalau mereka secara

teratur menganalisis kelemahan mereka. Dengan demikian, penilaian ini harus

dikombinasikan dengan analisis lingkungan, sehingga keputusan dapat diambil

tentang cara menggunakan atau menambah kekuatan dan memperkecil kelemahan.

2.1.5.1 Manajemen Keuangan

Menurut Lukas Setia Atmaja (2008:2), “Manajemen keuangan perusahaan

adalah bidang keuangan yang berhubungan dengan perusahaan tersebut”. Sedangkan

Benny Alexandria (2009:6) berpendapat bahwa “Manajemen keuangan adalah seluruh

aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan

menggunakan serta mengalokasikan dana tersebut”.

Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan

merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Sejalan dengan

perkembangan ilmu manajemen keuangan, fungsi dan peranan seorang manajer

keuangan menjadi lebih luas daripada hanya mencari dana dan mengalokasikan dana

tersebut di dalam perusahaan. Menurut Arief Sugiono (2009:5), dalam manajemen

keuangan modern sekarang ini, fungsi manajer keuangan meliputi:

1. Memutuskan Alternatif Pembiayaan (Financing Decision)

2. Menetapkan Pengalokasian Dana (Investment Decision)

(12)

Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang

layak dari investasi pada berbagai aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk

membelanjai aktiva tersebut. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan dapat

memperolehnya dari dalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan

berasal dari pasar modal, bisa berbentuk utang atau modal sendiri. Dengan sumber

dana tersebut, maka tugas manajer keuangan adalah merencanakan untuk

memaksimumkan nilai perusahaan.

Untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan perusahaan, kita dapat

melakukan penilaian dengan berbagai metode, salah satu metode yang dikenal adalah

analisis rasio (financial ratio). Analisis rasio adalah suatu angka yang menunjukkan

hubungan antara unsur-unsur dalam laporan keuangan. Hubungan tersebut dinyatakan

dalam bentuk matematis yang sederhana. Rasio dibuat berdasarkan tujuan dari pihak

si penganalisis dalam mengevaluasi kinerja suatu perusahaan berdasarkan laporan

keuangannya. Analisa yang dilakukan mempunyai tekanan yang berbeda antara

kreditor jangka pendek, kreditor jangka panjang dan pemilik perusahaan. Ada yang

lebih tertarik pada posisi likuiditas dan ada yang tertarik pada profitabilitas.

Pada umumnya rasio keuangan yang dihitung bisa dikelompokkan menjadi

empat jenis, yaitu :

1. Rasio Likuiditas. Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang harus segera dibayar dan dipenuhi oleh aktiva lancar.

(13)

diketahui dengan membandingkan jumlah harta lancar dengan utang jangka

pendek.

2. Rasio Solvabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa besarnya aktivitas perusahaan dipermodali oleh pinjaman dari luar dan dapat diketahui

dengan cara membandingkan antara jumlah semua utang dengan seluruh jumlah

aktiva.

3. Rasio Profitabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi

perusahaan.

4. Rasio Rentabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar modal sendiri dapat menghasilkan deviden, dapat dihitung dengan cara membandingkan

jumlah deviden dengan jumlah kekayaan bersih.

2.1.5.2 Manajemen Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan yang penting dalam dunia usaha yang terus

berubah dewasa ini, karena aktivitas pemasaran merupakan salah satu faktor yang

menunjang keberhasilan perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin

ketat. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus merencanakan dan melaksanakan

kegiatan pemasaran dengan sebaik-baiknya. Pemasaran mencakup kegiatan yang

(14)

kebutuhan dan keinginan masyarakat melalui suatu proses penciptaan, penawaran dan

pertukaran produk berupa barang dan jasa.

Konsep pemasaran sebenarnya secara sederhana, yaitu sebagai usaha untuk

mempertemukan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan kepada konsumen,

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan, sehingga kepuasan mereka tercapai.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang pemasaran, berikut ini dikemukakan beberapa

pendapat dari para ahli, diantaranya menurut Kotler (2006:8), “Marketing is a

societal process by which individuals and groups obtain what they need and want

through creating, offering and freely exchanging product and services of value with

other”.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa pemasaran

merupakan suatu proses sosial, dimana individu dan kelompok mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan melalui proses penciptaan, penawaran dan

pertukaran produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan Stanton

(2002:6) memberikan definisi, “Marketing is a total system of business activities

designed to plan, price, promote, and distribute want satisfying product to target

markets to achieve organizational objectives”. Definisi ini menekankan bahwa

pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan

untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

produk yang dapat memuaskan kebutuhan pada pasar sasaran untuk mencapai sasaran

(15)

Dari definisi pemasaran diatas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran

mencakup segala kegiatan yang dirancang untuk menciptakan, menyalurkan dan

mempertukarkan barang dan jasa dengan selalu memperhatikan bahwa barang

ataupun jasa yang dijual sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain

itu, dalam menyampaikan produknya kepada pelanggan, bagian pemasaran harus

menekankan pada pemenuhan kebutuhan konsumen dan juga pencapaian tujuan

perusahaan dan tidak semata-mata mementingkan produknya saja.

2.1.5.3 Manajemen Sumber Daya Manusia

Hakikat sumber daya manusia pada setiap organisasi atau perusahaan adalah

diperlukan adanya suatu sumber daya manusia sebagai tenaga kerja. Oleh karena itu,

bahwa yang dimaksud dengan sumber daya manusia adalah tenaga kerja yang

menduduki suatu posisi atau orang-orang yang mempunyai tanggung jawab untuk

melaksanakan tugas atau pekerjaan pada suatu organisasi atau instansi tertentu.

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Henry Simamora

(2004: 45):

“Manajemen sumber daya manusia adalah serangkaian keputusan yang mempengaruhi hubungan antara karyawan dan majikan; berpengaruh terhadap berbagai pihak yang berkepentingan serta dimaksudkan pula untuk mempengaruhi efektifitas karyawan dan majikan”.

(16)

“Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi oleh manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja, mesin - mesin produksi, uang dan lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan (sumber daya manusia) yang mengelola faktor-faktor produksi lainnya tersebut”.

Sejalan dengan definisi dari para ahli tersebut, Malayu S. P. Hasibuan (2008 :

10) kemudian mendefinisikan manajemen sumber daya manusia sebagai : “Ilmu dan

seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien dalam

membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat”.

Hal yang penting untuk diperhatikan oleh organisasi adalah bagaimana

memperoleh tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan dan posisi yang akan diduduki,

bagaimana mengembangkan dan memelihara tenaga kerja, menggunakan serta

mengevaluasi hasil kerjanya. Untuk menghadapi keunggulan bersaing di era

globalisasi saat ini, maka kompetensi tenaga kerja harus selalu ditingkatkan dan

diarahkan pada peningkatan mutu dan kualitas dalam bekerja. Moh. Abdul Mukhyi

dan Hadir Hudiyanto mengemukakan 3 faktor yang mempengaruhi kegiatan

pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia, yaitu :

1. Reputasi perusahaan di mata angkatan kerja

(17)

3. Tersedianya tenaga kerja dengan kualifikasi pendidikan dan keterampilan

sesuai dengan kebutuhan perusahaan

Berdasarkan hal tersebut, maka sumber daya manusia merupakan tenaga kerja

yang secara keseluruhan menempati suatu tempat atau posisi yang dalam posisinya

itu memiliki suatu tanggung jawab untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan yang

menjadi tanggung jawabnya. Hal ini tentunya harus didukung oleh kemampuan atau

keterampilan yang dimiliki oleh seorang tenaga kerja, sehingga tugas pekerjaan dapat

dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Maksud dari manajemen sumber daya manusia adalah memperbaiki kontribusi

produktif orang-orang terhadap organisasi dengan cara yang bertanggung jawab

secara strategis, etis dan sosial. Dan tujuan dari manajemen sumber daya manusia

adalah tujuan kemasyarakatan, tujuan organisasional, tujuan fungsional dan tujuan

pribadi.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, manajemen sumber daya

manusia terdiri dari aktivitas-aktivitas yaitu:

1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

2. Perencanaan Kepegawaian

(18)

4. Penilaian Kinerja

5. Pelatihan dan Pengembangan

6. Pemberian Kompensasi

7. Pemeliharaan Karyawan

8. Hubungan Karyawan

Aktivitas sumber daya manusia ini merupakan berbagai tindakan yang diambil

untuk menyediakan dan mempertahankan tenaga kerja yang efektif bagi organisasi.

2.1.5.4 Manajemen Operasi

Istilah operasi menunjuk pada konsep perubahan dengan penekannya yaitu

nilai tambah. Menurut Sobarsa Kosasih (2009:3), “Operasi didefinisikan sebagai

suatu kegiatan yang mengolah faktor-faktor produksi untuk menciptakan produk

(barang atau jasa) agar bernilai tambah (added value) melalui proses transformasi”.

Faktor faktor produksi tersebut meliputi bahan-bahan yang dihasilkan oleh alam

seperti berbagai hasil tambang, pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan atau

perkebunan. Semuanya itu disebut sumber daya alam (natural resources). Faktor

produksi bukan hanya sumber daya alam saja, tetapi juga sumber daya manusia

(human resources), sumber daya modal (capital resources), mesin-mesin, metode

(19)

kemudian dirancang (designed) dan diolah (processed) menjadi produk (output) yang

bernilai tambah. Proses transformasi tersebut ditunjukkan oleh gambar di bawah 2.1

ini:

Gambar 2.1 Proses Transformasi Sumber: Sobarsa Kosasih (2009:4)

Bagaimana agar penciptaan nilai tambah itu efesien, merupakan tugas dari

kegiatan manajemen, seperti merencanakan (planning), mengorganisir (organizing),

menentukan orang-orang (staffing), mengarahkan (directing), melaporkan (reporting)

dan menilai (evaluating).

Menurut Haming Murfidin (2009:17):

(20)

Tujuan manajemen operasi adalah memproduksi atau mengatur produksi

barang-barang dan jasa-jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat

tertentu sesuai dengan kebutuhan.

a. Macam - Macam Wujud Proses Produksi

Macam-macam wujud produksi adalah sebagai berikut:

1. Proses kimia, adalah proses produksi yang menggunakan sifat kimia.

2. Proses perubahan bentuk, adalah proses produksi dengan merubah bentuk.

3. Proses asembling, adalah proses produksi menggabungkan

komponen-komponen menjadi produk akhir.

4. Proses transportasi, adalah proses produksi menciptakan perpindahan barang.

5. Proses penciptaan jasa-jasa administrasi, adalah proses produksi berupa

penyiapan data informasi yang diperlukan.

b. Jenis - Jenis Proses Produksi

Jenis-jenis proses produksi adalah sebagai berikut:

1. Proses produksi terus-menerus, adalah proses produksi yang memiliki pola

atau urutan yang pasti, sejak masih berupa bahan baku sampai menjadi barang

jadi.

2. Proses produksi terputus-putus, adalah proses produksi yang tidak memiliki

(21)

2.1.5.5 Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Penelitian dan pengembangan (litbang) atau Research and Development

(R&D) adalah kegiatan yang memiliki kepentingan komersial dalam kaitannya

dengan riset ilmiah murni dan pengembangan aplikatif di bidang teknologi. Litbang

ini memegang peranan penting dan menjadi indikator kemajuan dari suatu negara.

Aktivitas litbang biasanya dilakukan oleh suatu unit, lembaga atau pusat

khusus yang dimiliki oleh suatu perusahaan, perguruan tinggi, atau lembaga negara.

Dalam konteks bisnis, “ penelitian dan pengembangan” biasanya merujuk pada

aktivitas yang berorientasi ke masa yang akan datang dan untuk jangka panjang baik

dalam bidang ilmu maupun dalam bidang teknologi.

2.1.5.6 Sistem Informasi Manajemen

Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis menjadi satu dan

menyediakan dasar untuk semua keputusan manajerial. Informasi menunjukkan

sumber utama dari kekuatan atau kelemahan kompetitif manajamen. Mengevaluasi

kekuatan dan kelemahan sistem informasi perusahaan adalah dimensi yang penting

dalam menjalankan audit internal.

Kegunaan sistem informasi manajemen adalah untuk memperbaiki kinerja

suatu perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan manajerial. Sistem

(22)

menyimpan, menyintesis, dan menyajikan informasi dalam bentuk yang dapat

menjawab pertanyaan penting operasi dan strategis.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) menerima bahan mentah dari evaluasi

internal dan eksternal dari suatu organisasi. Sistem ini mengumpulkan data tentang

pemasaran, keuangan, produksi, dan yang berhubungan dengan karyawan secara

internal, serta faktor sosial, budaya, demografi, lingkungan, ekonomi, politik,

peraturan pemerintah, teknologi, dan kompetisi secara eksternal. Data diintegrasikan

dalam cara yang dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan manajerial.

2.1.6 Analisis Faktor-faktor Eksternal

Menurut John A. Pearce & Richard B. Robinson (2008:112), terdapat

sejumlah faktor eksternal yang mempengaruhi pilihan perusahaan mengenai arah dan

tindakan, yang pada akhirnya juga mempengaruhi struktur organisasi dan proses

internalnya. Faktor-faktor ini yang membentuk lingkungan eksternal (external

environment) yang dapat dibagi menjadi tiga sub kategori yang saling terkait,yaitu

faktor-faktor dalam lingkungan jauh (umum), faktor-faktor dalam lingkungan

industri, dan faktor-faktor dalam lingkungan operasi. Tetapi dalam kajian ini hanya

akan dibahas mengenai lingkungan umum dan lingkungan industri. Tujuan penting

dalam mempelajari lingkungan eksternal adalah untuk mengidentifikasi berbagai

peluang dan ancaman. Peluang (opportunities) adalah kondisi-kondisi dalam

(23)

Sedangkan ancaman (threats) adalah kondisi-kondisi dalam lingkungan umum yang

dapat mengganggu usaha perusahaan dalam mencapai daya saing strategis.

2.1.6.1 Lingkungan Umum

Pengamatan lingkungan umum dilakukan untuk mengidentifikasi

peluang-peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari yang dapat

mempengaruhi kegiatan bisnis suatu perusahaan. Faktor-faktor yang terdapat pada

lingkungan umum adalah sebagai berikut:

1. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah perekonomian dimana suatu

perusahaan beroperasi dan bersaing. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh

kemakmuran relatif dari berbagai segmen pasar, maka setiap perusahaan harus

mempertimbangkan tren ekonomi pada segmen yang mempengaruhi industrinya.

Baik pada tingkatan nasional maupun internasional, manajer harus mempelajari

lingkungan ekonomi untuk mengidentifikasi perubahan, kecenderungan dan implikasi

strategisnya.

Faktor–faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara

diantaranya adalah :

1. Tingkat pendapatan masyarakat

Dengan menganalisis tingkat pendapatan masyarakat, perusahaan dapat

(24)

2. Tingkat inflasi

Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga barang

dan jasa secara umum dan terus-menerus selama waktu tertentu.

3. Pertumbuhan ekonomi

Merupakan proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang.

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kemampuan negara itu untuk

menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi

penduduknya. Pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan

teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya.

Selain faktor-faktor tersebut di atas, manajer juga harus mempertimbangkan

ketersediaan kredit, tingkat simpanan personal maupun perusahaan, defisit

atau surplus perdagangan, dan kecenderungan konsumsi. Tingkat suku bunga

dan tren pertumbuhan produk nasional bruto merupakan faktor-faktor

ekonomi lainnya yang harus dipantau, karena sehatnya perekonomian suatu

negara mempengaruhi kinerja perusahaan dan industri.

2. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah akan mempengaruhi

(25)

perusahaan beroperasi dari hari ke hari. Kebijakan pemerintah dalam hubungannya

dengan perusahaan dapat berubah sewaktu-waktu.

Tindakan pemerintah juga mempengaruhi pilihan strategi usaha. Tindakan ini

dapat memperbesar peluang atau hambatan usaha atau adakalanya keduanya.

Perubahan kebijakan juga dapat menimbulkan peluang bagi beberapa perusahaan dan

ancaman bagi perusahaan lainnya. Tetapi, sebagian besar menimbulkan ancaman bagi

industri. Akhirnya, perusahaan mencapai titik di mana sikap proaktif semakin banyak

terlihat berusaha mempengaruhi pemerintah. Tentu saja, ada usaha untuk

mempengaruhi legislator dan pengatur (regulator) atau pejabat pemerintah. Apa yang

paling dikuatirkan para perencana strategi terhadap pemerintah adalah ketidakpastian.

Perubahan terus-menerus atau penafsiran atau upaya baru dapat mempersulit

perencanaan. Singkatnya, perusahaan harus meneliti lingkungan, mencoba

mempengaruhi kebijakan pemerintah dan mencoba memanfaatkan peluang serta

meredakan ancaman yang ditimbulkan oleh kebijakan pemerintah.

3. Geografi

Perencana strategi yang efektif juga perlu menelaah lingkungan geografis

untuk melihat peluang dan ancaman. Pada hakikatnya, perencana strategi mencoba

menentukan apakah terdapat kondisi yang lebih baik di tempat lain untuk mencapai

tujuan perusahaan atau SBU. Para perencana strategi mencari lokasi untuk menambah

lokasi yang telah ada. Atau perencana strategi mencari daerah dalam lingkungan

(26)

pertimbangan kondisi geografis/alam yang dapat berpengaruh terhadap kegiatan

operasi perusahaan tersebut.

4. Teknologi

Untuk menghindari keusangan dan meningkatkan inovasi, suatu perusahaan

harus menyadari perubahan teknologi yang mungkin dapat mempengaruhi

industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat menciptakan kemungkinan akan

produk baru atau perbaikan pada produk yang sudah ada atau pada teknik manufaktur

dan pemasaran.

Terobosan teknologi dapat menimbulkan dampak yang dramatis dan seketika

terhadap lingkungan suatu perusahaan. Terobosan ini dapat menciptakan pasar dan

produk baru yang canggih atau secara signifikan memperpendek umur dari fasilitas

manufaktur. Dengan demikian, semua perusahaan, terutama perusahaan yang berada

dalam industri yang tumbuh dengan cepat, harus berusaha memahami kemajuan

teknologi saat ini dan kemungkinan kemajuan di masa depan yang dapat

mempengaruhi produk dan jasanya. Kuasi ilmu pengetahuan yang mencoba

meramalkan kemajuan dan memperkirakan dampaknya terhadap operasi suatu

organisasi dikenal sebagai peramalan teknologi (technological forecasting).

Peramalan teknologi dapat membantu melindungi dan memperbaiki

profitabilitas perusahaan dalam industri yang sedang tumbuh. Hal tersebut dapat

(27)

peluang yang menjanjikan. Kunci dari peramalan kemajuan teknologi yang

bermanfaat terletak pada pemrediksian kapabilitas teknologi masa depan serta

dampak yang mungkin ditimbulkannya secara akurat. Analisis komprehensif

mengenai dampak perubahan teknologi melibatkan studi mengenai perkiraan dampak

teknologi baru terhadap lingkungan umum, terhadap situasi bisnis yang kompetitif,

serta terhadap hubungan antara perusahaan dan komunitas.

Dalam beberapa kasus, perusahaan perlu melakukan investasi dalam

penelitian dan pengembangan untuk memperbaiki produk, sehingga daur hidupnya

dapat diperpanjang atau mengganti produk itu ketika mendekati akhir daur hidupnya.

Pada kasus lain, pengamatan terhadap lingkungan diperlukan untuk mengidentifikasi

perubahan teknologi yang mempengaruhi produk yang sekarang telah ada dalam hal

proses produksi. Cepat lambatnya perubahan teknologi merupakan fungsi kreativitas

masyarakat, penerimaaan dari segi industri, dan tersedianya modal usaha.

5. Ekologi

Istilah ekologi (ecology) mengacu pada hubungan antar manusia dengan

makhluk hidup lainnya, udara, tanah dan air yang mendukungnya. Ancaman terhadap

ekologi yang mempengaruhi kehidupan manusia, yang terutama disebabkan oleh

aktivitas manusia dalam komunitas industri secara umum yang disebut polusi

(pollution). Keprihatinan spesifik mencakup pemanasan global, hilangnya habitat dan

(28)

Sebagai penyumbang utama terhadap polusi ekologi (udara, air dan tanah),

saat ini perusahaan-perusahaan dianggap bertanggung jawab untuk menghilangkan

racun yang dihasilkan dari proses manufakturnya dan membersihkan kerusakan

lingkungan yang ditimbulkan sebelumnya. Manajer semakin diwajibkan oleh

pemerintah atau diharapkan oleh publik untuk mempertimbangkan keprihatinan

ekologis dalam pengambilan keputusan. Peraturan lingkungan hidup

mempengaruhi strategi perusahaan di seluruh dunia. Banyak perusahaan

mengkhawatirkan konsekuensi dari undang-undang lingkungan hidup yang mahal dan

sangat membatasi. Tetapi, beberapa produsen memandang pengendalian baru ini

sebagai peluang, menangkap pasar dengan produk yang membantu pelanggan untuk

memenuhi standar hukumnya sendiri. Produsen lain berpendapat bahwa biaya yang

dihabiskan untuk lingkungan hidup menghambat pertumbuhan dan produktivitas

operasinya.

2.1.6.2 Lingkungan Industri

Selain menganalisis lingkungan umum, perusahaan juga perlu menganalisis

terhadap lingkungan industri yang mempengaruhi seluruh bisnis yang menyediakan

produk atau jasa serupa. Berikut adalah faktor-faktor yang ada di dalam lingkungan

industri:

(29)

Menurut Fred R. David (2008:131), inti dari formulasi strategi adalah

mengatasi persaingan. Persaingan antarperusahaan sejenis biasanya merupakan

kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh

suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan

kompetitif dibanding strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing.

Lebih lanjut, dalam perebutan pangsa pasar, kompetisi tidak hanya

termanifestasi dalam pihak lain. Melainkan, persaingan dalam suatu industri berakar

dari perekonomian yang mendasarinya, dan terdapat kekuatan kompetitif yang

melampaui para pihak yang saling bersaing dalam suatu industri.

Kombinasi atas lima kekuatan yang memacu persaingan industri tersebut

(30)

Gambar 2.2

Porter’s Five Forces Model

Sumber: Fred R. David (2008:131)

Menurut Porter (Fred R. David, 2008:130), hakikat persaingan suatu industri

dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan, yaitu:

1. Persaingan antarperusahaan sejenis

2. Kemungkinan masuknya pesaing baru

3. Potensi pengembangan produk substitusi

4. Kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok

5. Kekuatan tawar-menawar pembeli/konsumen

(31)

Dalam kebanyakan industri, perusahaan bersaing secara aktif satu dengan

lainnya untuk mencapai daya saing strategis dan laba yang tinggi. Dengan demikian,

persaingan yang terjadi antara perusahaan-perusahaan tersebut distimulasi pada satu

atau lebih perusahaan yang merasakan tekanan persaingan, atau apabila mereka

mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan posisi pasar mereka. Persaingan ini

seringkali terjadi atas dasar harga, kualitas, inovasi produk dan tindakan lain untuk

mencapai pembedaan produk (seperti pelayanan, kampanye iklan yang unik dan

jaminan produk). Karena perusahaan-perusahaan dalam suatu industri bergantung

satu sama lain, maka tindakan satu perusahaan seringkali mengundang reaksi dari

pesaingnya.

2. Pemasok

Meningkatkan harga dan mengurangi mutu produk yang dijual adalah cara

potensial yang dapat digunakan pemasok untuk mendapatkan kekuatan terhadap

perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam suatu industri. Apabila perusahaan tidak

dapat menutup peningkatan biaya yang terjadi melalui struktur harganya,

profitabilitasnya akan berkurang akibat tindakan pemasok.

Kekuatan dari setiap kelompok pemasok tergantung pada sejumlah

karakteristik situasi pasar dan seberapa pentingnya penjualan atau pembeliannya bagi

industri tersebut relatif terhadap bisnisnya secara keseluruhan. Kelompok pemasok

(32)

1. Didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan besar dan lebih terkonsentrasi

daripada industri yang menjadi pembeli mereka.

2. Produk pengganti yang baik tidak tersedia bagi pembeli.

3. Pembeli bukan merupakan konsumen penting bagi pemasok.

4. Efektivitas produk pemasok menciptakan biaya peralihan yang tinggi bagi

pembeli.

5. Pemasok merupakan ancaman serius apabila berintegrasi ke depan ke arah

industri pembeli (misalnya produsen pakaian yang memilih membuka toko

pakaian sendiri). Kredibilitas meningkat apabila pemasok memiliki sumber

daya yang besar dan menyediakan produk yang sangat bermutu.

3. Pembeli

Perusahaan akan selalu berusaha untuk memaksimumkan pengembalian atas

modal mereka. Pembeli lebih suka membeli produk dengan harga serendah mungkin,

di mana industri dapat memperoleh pengembalian serendah mungkin yang dapat

diterima. Untuk mengurangi biaya, pembeli akan menuntut kualitas yang lebih tinggi,

pelayanan yang lebih baik, serta harga yang lebih murah. Hasil ini dapat dicapai

dengan mendorong persaingan antara perusahaan dalam suatu industri.

Kelompok pembeli dikatakan berkuasa apabila :

(33)

2. Produk yang dibeli dari suatu industri merupakan porsi yang signifikan dari

biaya pembeli.

3. Dapat berpindah ke pemasok lainnya dengan biaya yang rendah.

4. Produk pemasok tidak eksklusif atau standar, dan memiliki ancaman yang

kuat untuk berintegrasi ke belakang ke dalam industri pemasok. Rangkaian

besar pengecer bersifat membahayakan apabila mereka menjual produk

dengan label nama mereka sendiri, yang merupakan ancaman untuk integrasi

ke belakang.

2.1.7 Tahap Analisis Strategi

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap

kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi

tersebut ke dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Dalam penelitian ini,

penulis menggunakan model Matriks Internal Eksternal dan Matriks BCG untuk

mengetahui posisi dan menentukan strategi bisnis di tingkat korporat dan Matriks

SWOT untuk mengetahui strategi dan program kerja di level fungsional.

2.1.7.1 Matriks Internal Eksternal (IE)

Menurut J David Hunger & Thomas L. Wheelen (2003:227), matriks internal

eksternal ini dikembangkan oleh General Electric dengan bantuan McKinsey and

(34)

internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model

ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih rinci.

Gambar 2.3

Matriks Internal Eksternal Sumber: Freddy Rangkuti (2009:42)

Gambar 2.3 di atas dapat mengidentifikasi 9 (Sembilan) sel strategi

perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi

tiga strategi utama, yaitu:

a. Growth strategy, yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1,2

dan 5), atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).

b. Stability strategy, adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah

strategi yang telah ditetapkan.

c. Retrenchment strategy (sel 3,6 dan 9), adalah usaha memperkecil atau

mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.

(35)

Untuk memperoleh penjelasan secara lebih detail mengenai kesembilan

strategi yang terdapat pada Sembilan sel IE matriks tersebut di atas, berikut ini akan

dijelaskan tindakan dari masing-masing strategi tersebut.

1. Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy)

Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset, profit, atau

kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga,

mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa, atau

meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah

dengan cara meminimalkan biaya (minimize cost) sehingga dapat meningkatkan

profit. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi perusahaan tersebut

berada dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan pesaing untuk

melakukan perang harga dalam usaha untuk meningkatkan pangsa pasar. Dengan

demikian, perusahaan yang belum mencapai critical mass (mendapat profit dari

Large-scale production) akan mengalami kekalahan, kecuali jika perusahaan ini

dapat memfokuskan diri pada pasar tertentu yang menguntungkan.

2. Strategi Pertumbuhan melalui Konsentrasi dan Diversifikasi

Ada dua strategi dasar dari pertumbuhan pada tingkat korporat, yaitu konsentrasi

pada satu industri atau diversifikasi ke industri lain. Berdasarkan hasil penelitian,

(36)

sedangkan perusahaan yang relatif kurang memiliki kinerja yang baik cenderung

melakukan diversifikasi agar dapat meningkatkan kinerjanya.

Jika perusahaa tersebut memilih strategi konsentrasi, dia dapat tumbuh melalui

integrasi horizontal maupun vertical, baik secara internal melalui sumber dayanya

sendiri atau secara eksternal dengan menggunakan sumber daya dari luar.

Jika perusahaan tersebut memilih strategi diversifikasi, dia dapat tumbuh melalui

konsentrasi atau diversifikasi konglomerat, baik secara internal melalui

pengembangan produk baru, maupun eksternal melalui akuisisi. Contoh strategi

pertumbuhan adalah sel 1,2,5,7 dan 8.

3. Konsentrasi melalui Integrasi Vertikal (Sel 1)

Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui integrasi vertikal dengan

cara backward integration (mengambil alih fungsi supplier) atau dengan cara

forward integration (mengambil alih fungsi distributor). Hal ini merupakan strategi

utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat (high

market share) dalam industri yang berdaya tarik tinggi.

Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya atau posisi kompetitifnya,

perusahaan ini harus melakukan upaya meminimalkan biaya dan operasi yang

(37)

Integrasi vertikal dapat dicapai baik melalui sumber daya internal maupun

eksternal. Keuntungan dari integrasi vertikal ini adalah turunnya biaya serta

meningkatnya koordinasi dan kendali. Hal ini merupakan cara terbaik bagi

perusahaan yang kuat dalam rangka meningkatkan competitive advantage di dalam

industri yang atraktif.

4. Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal (Sel 2 dan 5)

Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah kegiatan untuk

memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi lain, dan meningkatkan

jenis produk serta jasa.

Jika perusahaan tersebut berada dalam industri yang sangat atraktif (sel 2),

tujuannya adalah untuk meningkatkan penjualan dan profit, dengan cara

memanfaatkan keuntungan economics of scale baik di produksi maupun

pemasaran. Sementara jika perusahaan ini berada dalam moderate attractive

industry, strategi yang diterapkan adalah konsolidasi (sel 5). Tujuannya relatif

lebih defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit.

Perusahaan yang berada di sel ini dapat memperluas pasar, fasilitas produksi, dan

teknologi melalui akuisisi atau joint ventures dengan perusahaan lain dalam

(38)

Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya dilaksanakan oleh

perusahaan yang memiliki kondisi competitive position sangat kuat tetapi nilai

daya tarik industrinya sangat rendah. Perusahaan tersebut berusaha memanfaatkan

kekuatannya untuk membuat produk baru secara efisien karena perusahaan ini

sudah memiliki kemampuan manufaktur dan pemasaran yang baik. Prinsipnya

adalah untuk menciptakan sinergi dengan harapan bahwa dua bisnis secara

bersama-sama dapat menciptakan lebih banyak profit daripada jika melakukannya

sendiri-sendiri.

6. Diversifikasi Konglomerat (Sel 8)

Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak saling berhubungan dapat

dilakukan jika perusahaan menghadapi competitive position yang tidak begitu kuat

(average) dan nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Kedua faktor tersebut

memaksa perusahaan itu melakukan usahanya ke dalam perusahaan lain. Tetapi

pada saat perusahaan tersebut mencapai tahap matang, perusahaan yang hanya

memiliki competitive position rata-rata cenderung akan menurun kinerjanya. Untuk

itu, strategi diversifikasi konglomerat sangat diperlukan. Tekanan strategi ini lebih

pada sinergi finansial daripada product market synergy (seperti yang terdapat pada

strategi diversifikasi konsentris).

(39)

Matriks portofolio BCG adalah matriks yang paling sederhana yang dibuat

oleh Boston Consulting Group yang digambarkan pada gambar 2.4. Seorang analis

meletakkan unit bisnis atau lini produk perusahaan pada matriks sesuai dengan

tingkat pertumbuhan industrinya dan pangsa pasar relatifnya. Posisi kompetitif relatif

sebuah unit adalah pangsa pasar unit tersebut dalam industri dibagi dengan pesaing

terbesar lainnya. Dengan perhitungan tersebut, pangsa pasar relatif di atas 1,0 adalah

milik pemimpin pasar. Tingkat pertumbuhan bisnis adalah persentase pertumbuhan

pasar, yaitu persentase yang menunjukkan penjualan lini produk tertentu telah

meningkat.

Asumsi dasar metode ini adalah: jika hal-hal lain sama, maka pasar yang

sedang tumbuh merupakan industri yang menarik. Garis yang memisahkan posisi

antara kompetitif relatif tinggi dengan rendah ditentukan 1,5 kali. Sebuah lini produk

atau unit bisnis harus memiliki kekuatan relatif sekurang-kurangnya dari magnitudo

tersebut, untuk memastikan bahwa perusahaan akan memiliki posisi dominan yang

dibutuhkan agar menjadi “Star” atau “Cash cow”. Kontrasnya, sebuah lini produk

yang memiliki posisi kompetitif kurang dari 1,0 memiliki status “Dog”. Setiap produk

atau unit pada gambar 2.4 ditunjukkan dengan sebuah lingkaran, wilayah yang

menunjukkan signifikansi relatif setiap unit bisnis atau lini produk perusahaan

(40)
[image:40.612.153.488.101.402.2]

Gambar 2.4 Matriks Portofolio BCG

Sumber: J. David Hunger & Thomas L. Wheelen (2003:224)

Matriks pertumbuhan-pangsa memiliki banyak kesamaan dengan daur hidup

produk. Perusahaan-perusahaan pada industri yang tumbuh dengan cepat biasanya

memperkenalkan produk-produk baru. Awalnya, produk itu disebut “Question mark”

atau tanda Tanya. “Question mark” adalah produk-produk baru yang memiliki

potensi untuk sukses tetapi membutuhkan banyak biaya untuk pengembangannya.

Apabila satu dari produk-produk tersebut memperoleh pangsa pasar cukup untuk

menjadi pemimpin pasar dan akhirnya menjadi “Star” atau bintang, maka dana harus

(41)

“Star” adalah pemimpin pasar yang biasanya berada pada puncak daur hidup

produknya dan menghasilkan kas yang banyak untuk mempertahankan pangsa

pasarnya. Ketika tingkat pertumbuhan pasarnya melambat, “Star” menjadi produk

“Cash cow”. “Cash cow” atau sapi perah biasanya menghasilkan kas yang jauh lebih

banyak dari yang dibutuhkan untuk mempertahankan pangsa pasarnya.

Sebagaimana produk-produk tersebut bergerak sepanjang tahap penurunan

dalam daur hidupnya, manajemen ‘mengerahkan’ mereka untuk memperoleh kas

untuk diinvestasikan pada produk-produk “tanda tanya” baru. Produk-produk

“Question mark” yang gagal mendapatkan pangsa pasar dominan, pada saat tingkat

pertumbuhan industri melambat, akan bergeser menjadi “Dog”.

“Dog” adalah produk-produk dengan pangsa pasar rendah dan tidak memiliki

potensi (karena keberadaannya dalam industri yang tidak menarik) untuk

menghasilkan banyak kas. Menurut matriks BCG, “Dog” sebaiknya dijual atau

dikelola dengan hati-hati.

Yang mendasari konsep BCG ini adalah konsep kurva pengalaman. Kunci

kesuksesan adalah pangsa pasar. Perusahaan dengan pangsa pasar tertinggi akan

cenderung memiliki potensi kepemimpinan biaya berdasarkan skala ekonomis,

diantara hal-hal yang lain. Apabila perusahaan menggunakan kurva pengalaman,

(42)

pasar. Ketika sebuah produk menjadi “Star”, produk tersebut memang ditakdirkan

sebagai produk yang sangat profitable karena masa depannya sebagai “Cash cow”

tidak dapat dihindarkan.

Penelitian pada matriks BCG secara umum mendukung asumsi-asumsi dan

rekomendasi-rekomendasinya kecuali untuk “Dogs” yang harus segera dilikuidasi.

Produk dengan pangsa pasar rendah dalam industri yang menurun, mungkin saja

masih menguntungkan apabila produk tersebut memiliki sebuah ceruk yang

permintaan pasarnya tetap stabil dan dapat diduga. Apabila kompetisi yang ada

meninggalkan industri, pangsa pasar sebuah produk dapat meningkat dengan

sendirinya sampai produk “Dogs” menjadi pemimpin pasar dan kemudian menjadi

“Cash cow”. Beberapa perusahaan dapat memilih untuk mempertahankan “Dog”

karena kehadirannya akan menjadi penghalang bagi pesaing potensial.

2.1.7.3 Matriks SWOT

Menurut John A. Pearce & Richard B. Robinson (2008, 200), SWOT

merupakan akronim dari Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) internal

dari suatu perusahaan, serta Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman)

lingkungan yang dihadapinya. Analisis SWOT (SWOT analysis) merupakan teknik

historis yang terkenal dimana para manajer menciptakan gambaran umum secara

cepat mengenai situasi strategis perusahaan. Analisi ini didasarkan pada asumsi

(43)

daya internal perusahaan (kekuatan dan kelemahan) dengan situasi eksternalnya

(peluang dan ancaman). Kesesuaian yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan

peluang perusahaan, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.

Strengths atau kekuatan, merupakan sumber daya, keterampilan atau

keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin

dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus yang memberikan

keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar. Kekuatan dapat terkandung dalam

sumber daya manusia, keuangan atau kepemimpinan pasar.

Weaknesses atau kelemahan, merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam

sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja

efektif perusahaan. Sumber-sumber kelemahan ada pada fasilitas, sumber daya

keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran dan citra merek.

Opportunities atau peluang, merupakan situasi penting yang menguntungkan

dalam lingkungan perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan

salah satu sumber peluang. Identifikasi segmen yang tadinya terabaikan, perubahan

pada situasi persaingan atau peraturan, perubahan teknologi serta membaiknya

hubungan dengan pembeli atau pemasok.

Treaths atau ancaman, merupakan situasi penting yang tidak menguntungkan

(44)

pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan penawaran pembeli atau pemasok

penting, perubahan teknologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi

ancaman. Matrik SWOT ditunjukkan oleh diagram 2.5 dibawah ini ini:

Gambar 2.5 Matriks SWOT

Sumber : Freddy Rangkuti (2009:35)

Dari gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa Matriks SWOT merupakan

matching tool yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat

tipe strategi, yaitu :

a. Strategi SO (Strengths-Opportunities)

Strategi ini memanfaatkan seluruh kekuatan internal perusahaan untuk

merebut dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada di luar perusahaan.

b. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada.

c. Strategi ST (Strengths-Threats)

Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk

(45)

d. Strategi WT (Weaknesses-Threats)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan ditujukan

untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Ada 8 (delapan) langkah yang terdapat dalam pembuatan matriks SWOT,

yaitu:

1. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan.

2. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan.

3. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan.

4. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan.

5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil Strategi

SO dalam sel yang ditentukan

6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil

Strategi WO dalam sel yang ditentukan.

7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil

Strategi ST dalam sel yang ditentukan.

8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil

(46)

Teknologi Informasi (TI) adalah kumpulan atas sistem komputerisasi yang

digunakan oleh organisasi sedangkan Sistem Informasi (SI) adalah kumpulan atas

subsistem yang mengumpulkan data, memproses, menyimpan dan menghasilkan

informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan (Josua Tarigan, Onno Purbo,

dan Ridwan Sanjaya, 2010:32).

Secara umum terdapat dua pandangan mengenai Teknologi Informasi (TI) dan

Sistem Informasi (SI), dimana pandangan yang pertama mengatakan bahwa TI

merupakan bagian dari SI. Hal ini disebabkan SI memiliki elemen hardware,

software, database, networks, sehingga TI dipandang sebagai subsistem dari SI.

Dalam pandangan yang kedua, SI dilihat sebagai bagian dari TI, dimana TI sebagai

kumpulan atas sistem informasi (SI), user dan juga pihak manajemen yang

bersentuhan dengan TI (Josua Tarigan, Onno Purbo, dan Ridwan Sanjaya,

2010:31-32).

2.3 Teknologi Informasi dalam Dunia Bisnis

Azhar Susanto (2004:10) menyatakan bahwa sistem informasi dan teknologi

informasi yang digunakan dapat berperan sangat besar dalam menerapkan berbagai

macam strategi dalam dunia bisnis seperti:

1. Strategi biaya, dengan menggunakan teknologi informasi perusahaan

dapat memproduksi dengan biaya lebih murah, menurunkan biaya yang

dikeluarkan oleh pelanggan saat mau membeli produk dan menurunkan biaya

yang harus dikeluarkan oleh pemasok saat menjual barang.

2. Strategi diferensiasi (menbuat produk yang unik), membangun cara

(47)

konsumen akan mempersepsikan bahwa produk dan jasa yang dihasilkan

memiliki bentuk dan keuntungan tersendiri. Misalnya memberikan layanan

kepada konsumen dengan cepat dan lengkap melalui situs di internet.

3. Strategi inovasi, memperkenalkan produk dan jasa yang unik atau

belum ada sebelumnya dengan melibatkan unsur teknologi informasi.

Misalkan menggunakan teknologi informasi untuk merubah secara radikal

proses bisnis sehingga terjadi perubahan mendasar dalam cara berbisnis.

Misalkan konsumen mendesain sendiri produk yang dipesannya melalui

internet.

2.4 Penyelarasan Bisnis dan Teknologi Informasi

Luftman dan Brier (2004) mendefinisikan penyelarasan bisnis dan teknologi

informasi sebagai penerapan sistem teknologi informasi di waktu dan cara yang tepat

dan harmoni dengan strategi-strategi, tujuan-tujuan, dan kebutuhan-kebutuhan bisnis

(Ardi Hamzah, 2007:3). Definisi yang lain dikemukakan oleh Josua Tarigan, Onno

Purbo, dan Ridwan Sanjaya (2010:11) bahwa penyelarasan bisnis dan teknologi

informasi adalah penyelarasan antara strategi bisnis organisasi dengan strategi

departemen TI.

2.5 Enterprise Resource Planning

Teknologi informasi memiliki banyak andil dalam mengintegrasikan organisasi

dan salah satu perannya diwujudkan dalam konsep Enterprise Resource Planning

(48)

2.5.1 Pengertian Enterprise Resource Planning (ERP)

Turban (1999) menyatakan bahwa sistem ERP merupakan sebuah software

yang memberikan solusi untuk mengintegrasikan dan mengendalikan seluruh proses

bisnis yang ada dalam suatu organisasi. Software ini menjanjikan keuntungan mulai

dari meningkatkan efisiensi, kualitas, produktivitas, dan profitabilitas (Azhar Susanto,

2004:320).

Sejalan dengan Turban, Wilkinson (2000) menyatakan bahwa sistem ERP

merupakan sebuah software aplikasi yang terintegrasi untuk digunakan pada berbagai

fungsi perusahaan seperti akuntansi dan keuangan, manajemen sumber daya manusia,

serta produksi dan logistik (Azhar Susanto, 2004:320).

2.5.2 Manfaat Sistem Enterprise Resource Planning (ERP)

Keuntungan menggunakan sistem (software) ERP baik langsung maupun tidak

langsung diantaranya adalah meningkatkan efisiensi, meningkatkan integritas

informasi untuk pengambilan keputusan yang lebih baik serta meningkatkan

kecepatan respons terhadap permintaan konsumen. Manfaat tidak langsung termasuk

memberikan citra yang baik terhadap perusahaan dan meningkatkan kepuasan

(49)

2.6 Pendekatan Penelitian

Salah satu tugas manajemen dalam suatu perusahaan adalah merumuskan

rencana atau strategi perusahaan untuk masa yang akan datang, baik perencanaan

jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam membuat rencana perusahaan,

manajemen akan melakukan pengamatan terhadap faktor-faktor internal dan

eksternal perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat John A. Pearce II dan Richard

B. Robinson (2008:6) bahwa strategi (strategy) bagi para manajer adalah rencana

berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi

persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi merupakan rencana

permainan perusahaan. Meskipun tidak merinci seluruh pemanfaatan (manusia,

keuangan dan material) di masa depan, rencana tersebut menjadi kerangka bagi

keputusan manajerial. Strategi mencerminkan pengetahuan perusahaan mengenai

bagaimana, kapan, dan dimana perusahaan akan bersaing; dengan siapa perusahaan

akan sebaiknya bersaing; dan untuk tujuan apa perusahaan harus bersaing.

Sebagai suatu organisasi, strategi dalam perusahaan perlu dikelola secara baik

agar dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sejalan dengan Fred

R. David (2008:5), bahwa manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan,

penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat

memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasarannya. Manajemen strategis adalah

(50)

mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan

kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi.

Berdasarkan pengertian di atas, manajemen strategis berfokus pada

mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi,

penelitian dan pengembangan dan sistem komputer untuk mencapai keberhasilan

organisasi.

Dalam proses manajemen strategi, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

perusahaan adalah menganalisis dan mendiagnosis masalah. Langkah ini meliputi

identifikasi peluang dan ancaman yang datang dari lingkungan eksternal perusahaan

serta kekuatan dan kelemahan yang berasal dari internal perusahaan. Setelah

mengevaluasi kondisi internal perusahaan maka tahap selanjutnya adalah

merumuskan visi, misi, tujuan dan nilai inti perusahaan untuk jangka waktu minimal

lima tahun ke depan.

Dari visi, misi, tujuan dan nilai inti yang telah dirumuskan oleh perusahaan

tersebut, maka perusahaan dapat melakukan pemilihan strategi perusahaan dan

menurunkannya ke dalam strategi bisnis ataupun fungsional serta

mengimplementasikan strategi dalam bentuk program kerja. Agar pelaksanaan

strategi berjalan dengan baik maka perlu membangun struktur yang mendukung dan

mengembangkan rencana serta kebijakan yang tepat. Secara lengkap dan

(51)

Gambar 2.6 Proses Penentuan Strategi Sumber: Fred R. David (2008:105)

Gambar

Gambar 2.4

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun ada saja sejumlah masalah pelanggan yang tidak dapat diselesaikan dengan sukses, organisasi yang memiliki tim dengan posisi terbaik, menggunakan alat terbaik,

q   Pada bahasan berikut ini, variabel random terdiri dari dua variabel (bivariate distributions). q   Apabila kita ingin mempelajari perilaku dua atau lebih variabel random, maka

Dari diagram pendinginan dapat dilihat bahwa dengan pendinginan cepat (kurva 6) akan menghasilkan struktur martensite karena garis pendinginan lebih cepat

Faktor utama yang mempengaruhi nilai C adalah laju infiltrasi tanah, tanaman penutup tanah dan intensitas hujan (Arsyad, 2006). Salah satu rekomendasi yang dapat

Setelah itu Menteri Riset dan Teknologi, Menteri Komunikasi dan Informasi, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Menteri Kehakiman dan Hak Azazi Manusia, dan Menteri

Penilaian anak jalanan terhadap pelayanan Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi ternyata tidak berhubungan dengan usia anak jalanan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan,

Manajemen pembelajaran melalui menjabarkan kalender pendidikan, menyusun jadwal pelajaran dan pembagian tugas mengajar, mengatur pelaksanaan penyusunan program

Proses flowchart pada login merupakan data yang harus di isi sesuai dengan user name dan password yang sudah melakukan registrasi sebelumnya, proses ini