• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KARAKTERISTIK SOAL UASBN PAI DAN PENINGKATAN PEMBELAJARAN PAI PASCA PELAKSANAAN UASBN PAI A. Karakteristik Soal UASBN PAI Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional Pendidikan Agama Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB III KARAKTERISTIK SOAL UASBN PAI DAN PENINGKATAN PEMBELAJARAN PAI PASCA PELAKSANAAN UASBN PAI A. Karakteristik Soal UASBN PAI Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional Pendidikan Agama Islam"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 30 PURWOREJO

A. Letak Geografis

Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 Purworejo merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Purworejo. Sekolah ini terletak di Desa Wingkotinumpuk, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, kode pos 54172, Telepon (0275) 3310894.

Secara geografis, SMP Negeri 30 Purworejo berada di tengah sawah sehingga diberi julukan sekolah mewah. Meskipun letaknya di tengah sawah tidak membuat siswa malas-malasan untuk menuntut ilmu. Suasana sekolah yang sejuk dan asri menambah kesan tersendiri dan membuat siswa semangat belajar. SMP Negeri 30 Purworejo dibangun di atas tanah seluas 10.140 M2 (sepuluh ribu seratus empat puluh meter persegi) yang terletak di Desa Wingkotinumpuk, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Batas geografis SMP Negeri 30 Purworejo sebelah utara dan barat berbatasan dengan sawah, sebelah selatan berbatasan dengan jalan Jenar-Sangubanyu (jalan kecamatan), dan sebelah timur berbatasan dengan Balai Desa Wingkotinumpuk

(2)

seringkali dijadikan sebagai pilihan terakhir, namun tidak sedikit juga masyarakat yang mendaftarkan anak-anak mereka di SMP tersebut sebagai pilihan pertama.1

B. Sejarah Berdiri SMP Negeri 30 Purworejo

Masa depan bangsa berada di tangan generasi pemuda masa kini”.

Ungkapan diatas senantiasa berlaku pada masa apapun begitu pula bagi SMP Negeri 30 Purworejo. SMP Negeri 30 Purworejo berdiri pada tanggal 5 Mei 1992 dengan nama SMP Negeri 2 Ngombol. Sekolah ini berdiri karena diprakasai oleh kepala sekolah yang pertama yaitu Bapak Samingin serta masyarakat ngombol. Awal mula sekolah ini didirikan dengan fasilitas yang sangat terbatas yaitu hanya memiliki 6 ruang. Setiap jenjang kelas memiliki 6 ruang kelas. Awal mula sekolah ini berdiri dengan nama SMP Negeri 2 Ngombol, kemudian sekolah ini beralih nama menjadi SMP Negeri 30 Purworejo pada masa Bupati Bapak Marsaid, beliau memberikan nama pada setiap sekolah sesuai dengan tahun pendiriannya SMP Negeri 30 Purworejo.

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sekolah, SMP Negeri 30 Purworejo berkembang dari tahun ke tahun, seiring dengan perkembangannya tentunya dilalui oleh pelaku sejarah yang berbeda-beda. Adapun kepala sekolah sejak awal berdirinya SMP Negeri 30 Purworejo hingga saat ini adalah sebagai berikut:

(3)

1. Bapak Samingin 2. Bapak Sutoto I.S 3. Bapak Ahmad Rohmad 4. Bapak Sarji

5. Bapak Budi Harjo, S. Pd 6. Bapak Gunawan, S. Pd

7. Bapak H. M. Fatkhur Rejeki, S. Pd 8. Bapak Amin Subagyo, S. Pd 9. Ibu Kusnaeni, S. Pd

Dengan adanya pergantian kepemimpinan kepala sekolah, SMP Negeri 30 Purworejo mengalami perkembangan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan system managerial sekolah, peningkatan kualitas guru dan pegawai serta pemenuhan sarana dan prasarana pendukung proses belajar mengajar. Dengan demikian, diharapkan mutu pendidikan di SMP Negeri 1 Pamarican dapat ditingkatkan dan mampu bersaing dengan sekolah yang sederajat.2

C. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah

Sebagai lembaga pendidikan yang mengutamakan kualitasnya, SMP Negeri 30 Purworejo mempunyai visi dan misi yang telah

2

(4)

dicanangkan, adapun visi dan misi SMP Negeri 30 Purworejo adalah sebagai berikut :

1. Visi

Visi SMP Negeri 30 Purworejo adalah Iman dan taqwa, disiplin, berprestasi, unggul, maju bersama masyarakat.

2. Misi

Sedangkan Misi SMP Negeri 30 Purworejo adalah :

a. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dianutnya;

b. Melaksanakan tata tertib sekolah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan kontinue;

d. Membantu setiap siswa mengenali potensi diri untuk dikembangkan secara optimal dan lebih terarah;

e. Menerapkan manajemen partispatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah, komite sekolah, dan masyarakat sekitar;

f. Mengadakan / membangun sarana dan prasarana yang belum ada.3

D. Struktur Organisasi

SMP Negeri 30 Purworejo merupakan lembaga pendidikan formal yang berada dibawah naungan Departemen Pendidikan Nasional,

3

(5)

sebagaimana sekolah-sekolah lainnya sekolah ini mempunyai dasar dan tujuan organisasi. Suatu organisasi dapat dikatakan dengan baik apabila di dalamnya telah terjalin kerja sama yang baik untuk mewujudkan kepentingan bersama. Struktur organisasi merupakan prasyarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan, begitu juga halnya dengan SMP Negeri 30 Purworejo. Adapun struktur organisasi SMP Negeri 30 Purworejo pada tahun pelajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut :

1. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah bertugas untuk memimpin dan bertanggung jawab terhadap keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah berdasarkan peraturan yang berlaku. Jabatan kepala Sekolah di SMP Negeri 30 Purworejo saat ini dijalankan oleh Ibu Kusnaeni, S. Pd.

2. Waka Kurikulum

Pada tahun ajaran 2012/2013, Waka Kurikulum di SMP Negeri 30 Purworejo dipegang oleh Dra. Dwi Endah Prihatiningsih. Tugas dari Waka Kurikulum adalah sebagai berikut :

a. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan. b. Menyusun pembagian tugas guru.

c. Menyusun jadwal pelajaran.

(6)

e. Melaporkan kemajuan belajar siswa serta pembagian rapot dan STTB (ijazah).

f. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran. g. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.

h. Mengatur pengembangan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pokok (MGMPP) dan koordinator mata pelajaran.

3. Waka Kesiswaan

Waka kesiswaan dipegang oleh Drs. Jemino, tugas dari waka kesiswaan adalah membantu dalam pelaksanaan yang berkaitan dengan kesiswaan meliputi :

a. Menyelenggarakan PPDB bekerjasama dengan Waka Kurikulum b. Menyelenggarakan Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB)

bagi siswa baru dan menyusun nomer induk siswa. c. Membentuk pembinaan koperasi siswa.

d. Membentuk pembinaan UKS/PMR

e. Membentuk petugas penyelenggara upacara bendera rutin.

f. Membentuk kepanitiaan dan melaksanakan studi wisata bekerjasama dengan Waka urusan Humas.

g. Mengatur program pesantren kilat. 4. Waka Sarana dan Prasarana

(7)

a. Administrasi yang terkait dengan sarana-prasarana, baik pencatatan barang-masuk-keluar-penghapusan.

b. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar

c. Merencanakan program pengadaan sarana dan prasarana. d. Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana.

e. Mengelola pengadaan, perawatan, dan pengisian. f. Mengatur pembaharuannya.

g. Menyususn laporan

5. Waka Humas (Hubungan Masyarakat)

Waka Humas dipegang oleh Kasinah, S. Pd., MM. Adapun tugas Waka Humas adalah sebagai berikut :

a. Administrasi yang terkait dengan ke-humasan (baik Intern-Ekstern) b. Mengatur pertemuan dengan Komite Sekolah, Orang Tua/Wali

siswa dan lain-lain termasuk Re-organisasi Komite.

c. Mengkoordinir kegiatan-kegiatan keluar bekerjasama dengan bidang lain yang terkait.

d. Melaksanakan sosialisasi dan konsultasi tentang program-program sekolah baik terhadap intern maupun ekstern Sekolah.

e. Bersama dengan kesiswaan menangani data alamat siswa (pengelompokan) serta pelacakan alumni.

(8)

g. Melaksanakan tugas/ tanggung jawab yang diberikan atasan dan tugas lain yang relevan.

h. Mengkoordinir kegiatan kekeluargaan seperti anjangsana rutin setiap 2 bulan sekali.

i. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada Kepala Sekolah.4

E. Guru dan Karyawan 1. Guru

Guru merupakan komponen terpenting dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru merupakan orang yang terlibat langsung terhadap obyek pembelajaran yaitu peserta didik. Guru bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas utama yaitu menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik dan efektif. Adapun tugas guru adalah sebagai berikut :

a. Membuat perangkat pembelajaran b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran

Selain dua tugas pokok diatas, guru di lingkungan SMP Negeri 30 Purworejo mempunyai tugas tambahan yaitu sebagai berikut :

1) Wali Kelas

Wali kelas bertugas membantu wakil kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a) Pengelolaan kelas

4

(9)

b) Penyelenggaraan administrasi kelas

c) Penyusunan dan pembuatan statistik bulanan siswa d) Pengisian daftar nilai siswa

e) Pencatatan mutasi siswa

f) Pengisian buku laporan hasil belajar g) Pembagian buku laporan hasil belajar

Jumlah wali kelas di SMP Negeri 30 Purworejo disesuaikan dengan jumlah kelas yang terdapat di sekolah tersebut yaitu berjumlah 18 kelas. Adapun daftar nama-nama wali kelas SMP Negeri 30 Purworejo tahun ajaran 2012/2013 terlampir.

2) Guru Bimbingan Konseling

Guru bimbingan konseling bertugas membantu kepala sekolah dalam hal-hal seperti berikut ini :

a) Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan konseling b) Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi

masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa

c) Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran mengenai kelanjutan pendidikan maupun lapangan pekerjaan.

d) Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling.

(10)

f) Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling.

g) Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling h) Mendata siswa yang berhak memperoleh beasiswa.

Adapun guru bimbingan konseling di SMP Negeri 30 Purworejo ada 2 orang yaitu :

(1) Nunuk Isriyah, S. Pd. (2) Siti Mukhlisatun, S. Pd. 2. Karyawan/ Pegawai

Para karyawan di SMP Negeri 30 Purworejo dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

a. Pustakawan sekolah

Pustakawan sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Perencanaan pengadaan buku-buku bahan pustaka 2) Pengurusan pelayanan perpustakaan

3) Perencanaan pengembangan perpustakaan

4) Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku bahan pustaka

5) Inventarisasi dan pengadministrasian buku-buku bahan pustaka.

6) Melaksanakan layanan bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan lainnya, serta masyarakat.

(11)

8) Menyusun tata tertib perpustakaan.

9) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala.

Kepala Perpustakaan SMP Negeri 30 Purworejo dijabat oleh Sunarni, S. Pd, sedangkan urusan perpustakaan ditangani oleh dua pegawai, yaitu Sustiani dan Endah Kusumastuti, SE.

Sebagai penanggung jawab, mempunyai tugas-tugas sebagai berikut:

a) Mengkoordinasi pelaksanaan tugas. b) Menyusun kebijaksanaan

c) Memantau pelaksanaan kerja layanan teknis dan umum d) Pelayanan teknis (pengadaan, pengolahan, pemeliharaan) b. Laboran

Laboran bertugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan tersebut :

1) Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium 2) Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium 3) Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium 4) Memelihara dan memperbaiki alat-alat laboratorium

5) Inventarisasi dan pengadministrasian peminjaman alat-alat laboratorium

(12)

SMP Negeri 30 Purworejo mempunyai dua macam laboratorium, yaitu:

a) Laboratorium IPA, terdiri dari : (1) Laboratorium Fisika (2) Laboratorium Kimia (3) Laboratorium Biologi b) Laboratorium Komputer c. Tata usaha

Tata usaha merupakan salah satu bagian terpenting dari SMP Negeri 30 Purworejo, karena di bagian inilah kegiatan administrasi berpusat. Adapun tugas staf kepala tata usaha adalah sebagai berikut:

1) Bertangggung jawab atas berlakunya garis kebijaksanaan kepala sekolah dibidang ketatausahaan.

2) Membina staf TU sekolah sehingga mampu dan kreatif dalam melaksanakan tugas masing-masing.

3) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan administrasi sekolah. 4) Membantu semua pihak sekolah dalam ketatausahaan pada

khususnya dan kelancaran fungsi sekolah pada umumnya. 5) Membantu kepala sekolah dan mengelola keuangan rutin, BOP,

Sumbangan Komite dan keuangan non budgeter.

(13)

7) Mengelola sarana dan prasarana sekolah. 8) Mengurusi administrasi kepegawaian.

9) Membuat laporan berkala administrasi sekolah.

10)Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada kepala sekolah.5

F. Siswa

Siswa-siswi di SMP Negeri 30 Purworejo dibagi dalam tiga tingkatan yang terbagi dalam delapan belas kelas, enam kelas untuk kelas VII, enam kelas untuk kelas VIII, dan enam kelas untuk kelas XI. Jumlah siswa secara keseluruhan ada 544 siswa. Adapun keterangan jumlah siswa terlampir.6

G. Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana merupakan penunjang dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. SMP Negeri 30 Purworejo sebagai salah satu sekolah yang berkualitas dan unggul mempunyai sarana-prasarana yang cukup lengkap. Adapun sarana prasarana yang terdapat di SMP Negeri 30 Purworejo adalah sebagai berikut :

1. Sarana Fisik a. Rung kelas

SMP Negeri 30 Purworejo memiliki jumlah kelas untuk belajar berjumlah 18 ruangan. Kelas VII terdiri dari 6 kelas (VII.A

5

(14)

sampai VII.F). Kelas VIII mempunyai 7 kelas (VIII.A sampai VIII.F). Kelas IX terdiri dari 6 kelas (IX.A sampai IX.F). Ruangan kelas secara garis besar memiliki sarana penunjang berupa white

board, boarkmarker,meja dan kursi guru, meja dan kursi murid,

peralatan kebersihan, kapur serta blackboard yang terletak di paling belakang dan biasanya digunakan sebagai mading kelas. b. Ruang laboratorium dan multimedia

SMP Negeri 30 Purworejo memiliki 2 laboratorium, yaitu laboratorium IPA dan laboratorium komputer. Laboratorium IPA terletak di depan ruang kelas VII F, sedangkan laboratorium IPA terletak di sebelah timur ruang kelas IX F. sedangkan ruang multimedia terletak di sebelah ruang laboratorium komputer. Ruang multimedia ini biasa digunakan sebagai gedung serbaguna. c. Ruang bimbingan dan konseling

Secara umum kondisi fisik dan organisasi BK SMP Negeri 30 Purworejo tergolong sudah baik. Hal ini dicirikan dengan kondisi bangunan yang memadai dan didukung oleh tenaga pengelola BK yang profesional. Adapun data inventaris ruang BK adalah sebagai berikut : ruang tamu, ruang konseling dan ruang kerja, meja, kursi, almari serta papan tulis, bagan mekanisme penanggungan masalah peserta didik di sekolah, bagan mekanisme kerja dan struktur organisasi BK.

(15)

SMP Negeri 30 Purworejo memiliki dua lapangan yang digunakan untuk olahraga, yaitu lapangan sepak bola dan lapangan basket. Lapangan sepakbola biasanya digunakan sebagai lapangan upacara dan apel siswa.

e. Ruang ibadah (mushola)

Mushola SMP Negeri 30 Purworejo letaknya strategis karena berada di tengah sehingga memudahkan bagi siapa saja yang akan melaksanakan ibadah. Kondisi ruangannya sangat nyaman dan sejuk. Fasilitas yang ada di mushola tersebut yaitu mukena, sajadah, kipas angin, alat kebersihan, meja, almari yang berisi Al-Qur’an, alat rebana.

f. Ruang Guru

Ruang Guru terletak disebelah barat ruang TU. Ruang ini memiliki fasilitas seperti meja, kursi, kipas angin, kaca, almari penyimpanan arsip dan buku serta papan informasi.

g. Ruang Tata Usaha

Ruang TU berfungsi sebagai adminstrasi sekolah baik yang berhubungan dengan peserta didik, karyawa, dan guru. Secara umum fasilitas di ruang TU meliputi meja, kursi, almari tempat penyimpanan arsip, mesin ketik, komputer dan TV.

h. Ruang UKS

(16)

i. Ruang Osis dan Pramuka

Ruang Osis merupakan wadah organisasi siswa sebagai pengembangan diri. Ruang osis dan ruang pramuka terletak disebelah ruang koperasi.

j. Perpustakaan

Ruang perpustakaan SMP Negeri 30 Purworejo terletak di sebelah barat ruang UKS.

k. Ruang Koperasi Sekolah

Ruang koperasi sekolah terletak di sebelah barat kelas IX. Koperasi ini menyediakan barang-barang kebutuhan siswa. Koperasi tersebut tidak dikelola oleh peserta didik melainkan dikelola oleh pihak sekolah.

l. Ruang Kantin

Kantin sekolah terletak di sebelah timur ruang UKS. Kantin ini memanjang berderet dan memiliki kursi dan meja. Terdapat ruangan untuk memasak dan tempat menyimpan makanan.

m. Tempat Parkir

(17)

n. Kamar Kecil untuk Guru dan Karyawan

Kamar kecil untuk guru dan karyawan keadaannya cukup baik, hal ini terlihat dari kondisinya yang bersih. Kamar kecil tersebut terletak di sebelah timur ruang TU.

o. Kamar Kecil untuk Peserta Didik

Kamar kecil untuk peserta didik terletak di samping mushola. Kamar kecil untuk peserta didik kondisinya cukup bersih dan layak.

p. Ruang Piket

Ruang piket terletak di koridor depan sekolah, ruangan ini relatif kecil dan digunakan sebgaai tempat piket guru-guru yang bertugas serta berfungsi sebagai tempat peserta didik meminta izin untuk keluar atau meninggalkan pelajaran.

q. Ruang keterampilan

(18)

Tabel I Sarana dan Prasarana

No. Sarana/Ruang Jumlah Luas (M2)

Kondisi

Baik Rusak

1 Laboratorium a. IPA b. Komputer

1 Baik

Baik

2. Ruang Belajar 18 15 Ruang

Baik

1 Ruang kurang memenuhi syarat

3. Pepustakaan 1 Baik

4. Ketrampilan 1 - Baik

5. Kesenian 1 Baik

6. Olah Raga/ lapangan basket

1 - Baik

7. OSIS 1 Baik

8. Masjid 1 Baik

9. Kepala Sekolah 1 Baik

10. Tamu 1 - Baik

11. Guru 1 Baik

12. Wakasek 1 Baik

13. Tata Usaha 1 Baik

14. Bimbingan konseling 1 Baik

15. Koperasi 1 Baik

16. Gudang 1 Baik

17. UKS 1 Baik

18. Kantin 3 Baik

19. Kamar mandi/WC 24 Baik

20. Tempat sepeda motor 3 Baik

21. Guru piket/Hall 1 Baik

22. Ruang multimedia 1 Baik

2. Fasilitas/peralatan yang dimiliki

(19)

printer, alat-alat olahraga, alat-alat pramuka, mesin jahit, alat-alat kebersihan, buku-buku, peralatan ibadah, peralatan sound system.7

Deskripsi di atas adalah gambaran umum SMP Negeri 30 Purworejo. Setelah mengetahui kondisi SMP Negeri 30 Purworejo, maka pembahasan selanjutnya yaitu tentang karakteristik soal UASBN PAI tahun ajaran 2011/2012 dan upaya guru PAI dalam meningkatkan pembelajaran pasca pelaksanaan UASBN PAI. Pada pembahasan tersebut akan dibahas mengenai latar belakang UASBN PAI, persiapan SMP Negeri 30 Purworejo dalam menghadapi UASBN PAI, bagaimana karakteristik soal UASBN PAI tahun pelajaran 2011/2012, serta bagaimana upaya guru dalam meningkatkan pembelajaran pasca pelaksanaan UASBN PAI.

(20)

BAB III

KARAKTERISTIK SOAL UASBN PAI DAN PENINGKATAN PEMBELAJARAN PAI PASCA PELAKSANAAN UASBN PAI

A. Karakteristik Soal UASBN PAI

Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional Pendidikan Agama Islam (UASBN PAI) merupakan suatu kebijakan dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pelaksanaan UASBN PAI merupakan suatu penilaian atau evaluasi dengan standarisasi penilaian dari pemerintah. Dengan adanya standarisasi penilaian tersebut, maka soal yang diberikan ke setiap satuan pendidikan sama yaitu soal dari pemerintah. Sehingga setiap sekolah tidak memiliki wewenang untuk mengevaluasi peserta didiknya sendiri. Dengan demikian, penilaian terhadap satu sekolah dengan sekolah lain disamaratakan, baik sekolah tersebut termasuk sekolah yang memiliki input baik maupun input yang kurang baik karena kemampuan seluruh peserta didik dipukul rata. Oleh karena itu, setiap satuan pendidikan khususnya SMP Negeri 30 Purworejo memiliki langkah dan kebijakan sendiri untuk menghadapi UASBN PAI. 1. Latar Belakang dan Tujuan UASBN PAI

Kebijakan UASBN PAI dilatarbelakangi oleh adanya keinginan

untuk mengetahui mutu pendidikan agama Islam yang dilakukan melalui

(21)

tentang sistem pendidikan nasional bab XVI pasal 57 ayat (1) menyatakan

bahwa evaluasi dilaksanakan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan

secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Dengan meninjau kembali undang-undang nomor 20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional bab XVI pasal 57 ayat (1)

menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan agama

Islam perlu adanya pelaksanaan evaluasi pendidikan agama Islam yang

dilaksanakan secara nasional. Sejalan dengan itu, peraturan menteri agama

RI No. 16 tahun 2010 tentang pengelolaan pendidikan agama pada

sekolah, pada bab IX pasal 26 ayat (1) menegaskan bahwa penilaian hasil

belajar pendidikan agama meliputi penilaian hasil belajar oleh pendidik,

satuan pendidikan dan pemerintah. Selanjutnya ayat 4 menjelaskan bahwa

penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dalam bentuk ujian yang dilaksanakan secara nasional. Peraturan menteri

agama RI. No. 16 tahun 2010 tentang pengelolaan pendidikan agama pada

sekolah, pada bab IX pasal 26 ayat (1) menegaskan bahwa penilaian hasil

belajar pendidikan agama meliputi penilaian hasil belajar oleh pendidik,

satuan pendidikan dan pemerintah. Selanjutnya ayat 4 menjelaskan bahwa

penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dalam bentuk ujian yang dilaksanakan secara nasional. Pendidikan agama

Islam di sekolah mempunyai peran yang strategis dalam pengembangan

(22)

daya manusia. Oleh karenanya untuk mengetahui mutu pendidikan agama

Islam yang dilaksanakan di sekolah secara nasional, maka perlu dilakukan

evaluasi yang menyeluruh terhadap hasil pembelajaran peserta didik

melalui Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional Pendidikan Agama

Islam (UASBN PAI).

Tujuan dilaksanakannya UASBN PAI yaitu untuk :

a. Menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata

pelajaran pendidikan agama Islam.

b. Meningkatkan mutu penilaian pendidikan agama Islam pada satuan pendidikan.

c. Mengevaluasi kinerja satuan pendidikan berdasarkan hasil penilaian pendidikan agama Islam.

2. Kebijakan UASBN PAI di SMP Negeri 30 Purworejo

Kebijakan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional Pendidikan Agama Islam (UASBN PAI) merupakan suatu kebijakan baru dari pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam. Kebijakan UASBN PAI tersebut baru dilaksanakan pertama kali di SMP Negeri 30 Purworejo pada tahun pelajaran 2011/2012. Sekolah ini memiliki beberapa langkah untuk menghadapi kebijakan UASBN PAI.

(23)

a. Kepala SMP Negeri 30 Purworejo

Kebijakan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional Pendidikan Agama Islam (UASBN PAI) menurut pendapat Kepala SMP Negeri 30 Purworejo adalah suatu kebijakan dari pemerintah untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam belajar mata pelajaran pendidikan agama Islam. UASBN PAI ini juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan guru dalam memberikan materi pelajaran. Pelaksanaan UASBN PAI ini merupakan suatu alat untuk mengukur hasil belajar siswa sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan secara nasional. Melalui UASBN PAI, sekolah akan mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Berikut petikan wawancara dengan K :

“Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional Pendidikan Agama Islam (UASBN PAI) adalah suatu ujian akhir sekolah dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan secara nasional oleh pemerintah. Dengan demikian ada suatu tolak ukur untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa”.1

Kepala SMP Negeri 30 Purworejo mengambil beberapa langkah dalam rangka merespon kebijakan UASBN PAI. Dalam hal ini Kepala Sekolah melakukan sosialisasi mengenai UASBN PAI terhadap guru pada saat rapat koordinasi persiapan UAS, sehingga diharapkan dengan adanya sosialisasi tersebut dapat memacu semangat guru untuk mempersiapkan pelaksanaan UASBN PAI dan mempelajari Standar

1

(24)

Kompetensi Lulusan (SKL) untuk membuat drill soal atau bank soal untuk diujicobakan kepada siswa sebagai pelatihan atau pengayaan kepada siswa. Kepala Sekolah juga membentuk tim panitia pelaksanaan UASBN PAI. Tim ini terdiri dari seluruh wali kelas IX dan guru BK. Tim ini bertugas untuk mempersiapkan pelaksanaan UASBN PAI. Berikut petikan wawancara dengan K:

“Langkah yang diambil oleh Sekolah yaitu dengan mensosialisasikan kebijakan UASBN PAI kepada guru sehingga guru dapat mempersiapkan diri untuk membuat drill soal atau bank soal sesuai dengan kisi-kisi soal dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sehingga dapat dijadikan sebagai pelatihan atau pengayaan siswa. Selain itu, sekolah juga membentuk tim panitia pelaksanaan UASBN PAI yang terdiri dari seluruh wali kelas IX dan guru BK”2

Kebijakan UASBN PAI merupakan suatu kebijakan baru dari pemerintah. Pelaksanaan UASBN PAI ini juga baru dilaksanakan pertama kali oleh SMP Negeri 30 Purworejo dengan sistem soal yang dibuat oleh pusat dan koreksi silang antar satu sekolah dengan sekolah lain. Berikut petikan wawancara dengan K:

“Kebijakan UASBN PAI merupakan suatu kebijakan baru dari pemerintah dan baru dilaksanakan pertama kali di SMP Negeri 30 Purworejo. Dengan soal yang dibuat dari pusat dan sistem koreksi silang antar sekolah, sehingga diharapkan dengan adanya sistem koreksi silang tersebut terdapat suatu kejujuran dalam penilaian siswa”.3

Langkah atau tindakan lain yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam menghadapi pelaksanaan UASBN PAI yaitu dengan mengadakan pelatihan Achievment Motivation Training (AMT) kepada

2

(25)

siswa. Kegiatan pelatihan AMT ini mendatangkan seorang motivator dari luar sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa agar mereka lebih optimis dan semangat dalam menghadapi UASBN PAI. Disamping itu sekolah juga mengadakan kegiatan mujahadahan atau doa bersama seluruh siswa kelas IX kegiatan ini bertujuan untuk memberikan semangat serta meningkatkan spiritualitas siswa, sehingga siswa lebih siap dalam menghadapi UASBN PAI. Sekolah juga mengadakan kegiatan mujahadahan yang dilakukan oleh guru, karyawan, keluarga guru, keluarga karyawan, dan komite pada malam pertama UASBN PAI. Hal ini diperkuat oleh pendapat NH selaku guru PAI kelas VIII SMP Negeri 30 Purworejo, beliau mengatakan bahwa sekolah mengadakan kegiatan doa bersama atau mujahadahan yang diikuti oleh seluruh guru, keluarga guru, karyawan, keluarga karyawan, komite dan keluarga komite. Pelaksanaan doa bersama ini dilakukan pada malam menjelang pelaksanaan UASBN PAI. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mendoakan agar seluruh siswa SMP Negeri 30 Purworejo diberi kemudahan dalam menghadapi UASBN PAI serta menanamkan rasa kekeluargaan dan solidaritas diantara warga SMP Negeri 30 Purworejo.4

4

(26)

b. Wakil Kepala Urusan Kurikulum SMP Negeri 30 Purworejo Wakil Kepala Urusan Kurikulum juga mempunyai peran penting dalam melaksanakan kebijakan UASBN PAI di sekolah sesuai dengan kebijakan pemerintah. Menurut pendapat Wakil Kepala Urusan Kurikulum kebijakan UASBN PAI merupakan suatu kebijakan yang baik untuk mengukur tingkat pencapaian hasil belajar siswa dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Berikut hasil wawancara dengan DEP, “Adanya kebijakan UASBN PAI ya kita ikuti saja, karena itu merupakan suatu kebijakan dari pemerintah dan kita sebagai pelaksana, kita laksanakan saja. UASBN PAI dapat dijadikan tolak ukur pencapaian hasil belajar siswa dengan SKL dari pemerintah”.5

Dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut, Wakil Kepala Urusan Kurikulum SMP Negeri 30 Purworejo memiliki beberapa langkah yang telah diambil terkait dengan persiapan pelaksanaan UASBN PAI, diantaranya:

1) Memberikan pengarahan kepada guru mata pelajaran pendidikan agama Islam untuk mempelajari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dari dinas.

2) Memberikan pengarahan kepada guru mata pelajaran pendidikan agama Islam untuk membuat drill soal atau bank soal yang telah disesuaikan dengan kisi-kisi soal dan silabus.

5

(27)

3) Mengadakan pembelajaran intesif untuk menghadapi UASBN PAI. Pembelajaran intensif ini dilakukan selama 2 bulan menjelang pelaksanaan UASBN PAI yaitu dengan menambah jam pelajaran PAI. Materi yang diberikan pada pembelajaran intensif ini lebih mengacu pada pembahasan drill soal yang dibuat oleh guru PAI yang dengan berpedoman pada kisi-kisi soal dan SKL.

4) Membentuk susunan panitia UASBN PAI. Susunan panitia UASBN PAI sama dengan panitia UAS yang dibentuk oleh Wakil Kepala Urusan Kurikulum atas persetujuan dari Kepala Sekolah. Panitia ini merupakan suatu tim untuk mensukseskan pelaksanaan UASBN PAI. Kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh sekolah tersebut dirapatkan terlebih dahulu oleh panitia UASBN PAI, sehingga kebijakan tersebut tidak hanya diambil atau diputuskan oleh sepihak saja akan tetapi dari berbagai pihak, baik dari kepala sekolah, wakil kepala urusan kurikulum, wali kelas IX, guru mata pelajaran pendidikan agama Islam, guru BK serta guru-guru lain yang bergabung untuk mensukseskan pelaksanaan UASBN PAI

tahun 2011/2012. 6 Hal ini diperkuat oleh pendapat EW selaku

wali kelas IX F yang mengatakan bahwa beliau termasuk salah satu tim panitia pelaksana UASBN PAI bersama dengan wali kelas IX yang lain dan guru BK. Tugas tim ini menyiapkan pelaksanaan UASBN PAI mulai dari awal persiapan, pelaksanaan hingga akhir

(28)

pelaksanaan untuk mensukseskan UASBN PAI. Kebijakan-kebijakan terkait dengan pelaksanaan UASBN PAI dirapatkan bersama oleh tim panitia tersebut, sehingga segala kebijakan dan keputusan dirumuskan bersama.7

c. Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

UASBN PAI dipandang sebagai salah satu kebijakan dari pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan agama Islam. Melalui penetapan standarisasi nilai secara nasional tersebut maka dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan belajar siswa. Selain itu, dengan adanya kebijakan UASBN PAI membuat guru lebih termotivasi untuk meningkatkan pembelajaran. Berikut hasil wawancara dengan S selaku guru mata pelajaran PAI kelas IX:

“UASBN PAI merupakan suatu kebijakan baru dari pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam. Hal ini dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan siswa melalui penetapan standarisasi nilai tersebut. UASBN PAI juga memberikan motivasi tersendiri bagi saya, karena dengan adanya kebijakan UASBN PAI ini membuat saya lebih semangat untuk mengajar dan berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran”.8

Pernyataan tersebut diperkuat oleh NH selaku guru mata pelajaran PAI kelas VIII, beliau mengatakan bahwa dengan adanya kebijakan UASBN PAI membuat beliau semangat mengajar, karena siswa juga antusias belajar. Hal ini dikarenakan siswa merasa dituntut untuk dapat menguasai materi PAI dan harus lulus UASBN. Kebijakan

7

Wawancara dengan EW, selaku Wali Kelas IX F SMP Negeri 30 Purworejo, Kamis tanggal 29 November 2012, di SMP Negeri 30 Purworejo.

8

(29)

ini dapat dijadikan tolak ukur mengukur pencapaian siswa dalam belajar PAI.9

Guru mata pelajaran pendidikan agama Islam memiliki peran penting dalam pelaksanaan kebijakan UASBN PAI.Dalam hal ini, langkah yang diambil oleh guru yaitu dengan menyiapkan drill soal atau bank soal yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan kisi-kisi soal. Siswa diberikan latihan soal dan kegiatan tersebut dilakukan secara intensif selama 2 bulan menjelang pelaksanaan UASBN PAI. Berikut hasil wawancara dengan S:

“Persiapan yang saya lakukan selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam menghadapi UASBN PAI, ya saya membuat drill soal atau bank soal yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan kisi-kisi soal kemudian saya berikan kepada siswa sebagai latihan atau pengayaan. Sekolah juga memberikan jam tambahan kepada siswa. Jadi latihan soal ini diberikan kepada siswa kurang lebih selama 2 bulan menjelang pelaksanaan UASBN PAI”.10

Selain membuat drill soal atau bank soal, langkah lain yang dilakukan oleh Bapak Sa’dollah selaku guru mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu dengan mengadakan kegiatan shalat dhuha berjamaah. Kegiatan shalat dhuha berjamaah ini diwajibkan bagi siswa kelas IX. Sedangkan bagi kelas VII dan VIII diwajibkan untuk tadarus bersama pada hari senin, selasa, rabu, dan kamis. Berikut hasil wawancara dengan S :

9

Wawancara dengan NH selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 30 Purworejo, Kamis tanggal 29 November 2012, di SMP Negeri 30 Purworejo.

10

(30)

“Persiapan lain yang kami lakukan dalam rangka menghadapi UASBN PAI yaitu dengan mengadakan kegiatan shalat dhuha berjamaah bagi siswa kelas IX. Kegiatan shalat dhuha ini dilaksanakan pada istirahat pertama. Sedangkan bagi siswa kelas VII dan VIII diadakan kegiatan membaca Al Qur’an atau tadarus bersama pada hari senin, selasa, rabu dan kamis”.11 Kegiatan shalat dhuha berjamaah ini mempunyai tujuan untuk membiasakan siswa melaksanakan shalat dhuha serta menambah religiusitas siswa. Sedangkan kegiatan tadarus bagi kelas VII dan VIII ini bertujuan untuk membiasakan siswa membaca Al Qur’an dengan tujuan agar siswa lebih fasih dan lancar dalam membaca Al Qur’an sehingga akan lebih siap menghadapi UASBN PAI ketika mereka sudah naik kelas IX. Hal tersebut juga diperkuat oleh NH selaku guru PAI kelas VIII yang mengatakan bahwa sekolah mengadakan kegiatan tadarus yang wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas VIII. Kegiatan tadarus ini dilaksanakan pada waktu istirahat pertama. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih dan membiasakan siswa membaca Al-Qur’an, sehingga memperlancar siswa dalam membaca Al-Qur’an dan akan lebih siap ketika menghadapi UASBN PAI.12

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa SMP Negeri 30 Purworejo lebih mengutamakan pada segi kognitif dalam memahami mata pelajaran pendidikan agama Islam. Hal ini dapat dikatakan demikian karena terlihat dari salah satu langkah sekolah dalam menghadapi UASBN PAI yaitu dengan

11

Ibid.

12

(31)

mengadakan jam tambahan mata pelajaran PAI yang dilaksanakan selama 2 bulan menjelang pelaksanaan UASBN PAI. Pada penambahan jam pelajaran PAI, siswa diberikan drill soal yang telah dibuat oleh guru berdasarkan kisi-kisi soal atau pembuatan drill soal sesuai dengan SKL dan kisi-kisi soal sebagai salah satu langkah sekolah dalam menghadapi UASBN PAI. Siswa dituntut agar menerima materi yang diberikan agar bisa mengerjakan soal UASBN PAI. Sehingga mereka lebih mengutamakan hafal materi yang diberikan bukan memahaminya. Meskipun demikian, sekolah ini juga mengadakan kegiatan mujahadahan dan AMT untuk memotivasi siswa sebagai salah satu bentuk kegiatan dalam menghadapi UASBN PAI. Disamping itu sekolah juga mengadakan kegiatan shalat dhuha berjamaah dan tadarus guna meningkatkan religiusitas siswa dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi UASBN PAI.

(32)

a. Pemenuhan ranah soal

Soal yang baik adalah soal yang telah memenuhi 3 ranah pembelajaran. Tiga ranah tersebut yaitu meliputi ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.

1)Ranah Kognitif

Ranah kognitif merupakan ranah yang menyangkut aktivitas otak. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Contoh soal ranah kognitif misalnya peserta didik mampu menentukan ayat atau hadis mana untuk menjelaskan suatu fenomena atau suatu peristiwa. Rumusan indikator yang memuat hasil belajar kognitif misalnya siswa dapat menunjukkan dalil naqli dan aqli tentang wudhu dan tayamum.13

2)Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Contoh soal ranah afektif dalam pembelajaran Al-Quran dan Hadis misalnya, anak didik diajari tentang pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan. Maka nilai-nilai menjaga dan melestarikan

13

(33)

lingkungan ini benar-benar menjadi komitmen dirinya. Sebagai contoh rumusan indikator yang memuat hasil belajar afektif yaitu siswa dapat menunjukkan keuletan dalam berusaha.14 3)Ranah Psikomotor

Ranah Psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Mata pelajaran PAI di sekolah umum mencakup lima aspek, yaitu aspek Al-Quran/hadist, aspek keimanan, aspek akhlak, aspek fiqh/ibadah dan aspek tarikh (sejarah Islam). Tidak semua aspek-aspek PAI tersebut memuat kemampuan/hasil belajar psikomotor. Aspek tarikh dan keimanan/akidah adalah aspek PAI yang hampir tidak ada muatan hasil belajar psikomotor. Aspek akhlak dan Al-Quran hadist ada muatannya dan yang paling banyak memuat hasil belajar psikomotor di antara kelima aspek PAI tersebut adalah aspek fiqh/ibadah. Contoh rumusan indikator yang memuat hasil belajar psikomotor yaitu siswa dapat mempraktikkan cara wudhu dan tayamum.15

Soal yang baik harus memenuhi tiga ranah pembelajaran. Setelah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa soal UASBN PAI tahun ajaran 2011/2012 tingkat pemenuhan ranah soal kurang merata antara jumlah soal kognitif, jumlah soal afektif dan jumlah

14

(34)

soal psikomo Jumlah soal k Jumlah soal a Sedangkan ju sebesar 4%. Beriku UASBN PAI Pemenuhan R Ranah Soal Kognitif Afektif Psikomotor Sedang dilihat pada di

motrik karena jumlah soal kognitif lebih domi l kognitif ada 38 soal dengan persentase sebesar l afektif ada 10 soal dengan persentase sebesar 2 jumlah soal psikomotor ada 2 soal dengan persen

ikut tabel II tentang keterangan pemenuhan ranah I tahun pelajaran 2011/2012

Tabel II

n Ranah soal UASBN PAI Tahun Pelajaran 2011/20 al Nomor Soal

1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9, 11, 15, 16, 17, 18, 19 21, 22, 25, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 39 41, 42, 43, 45, 46, 47, 48, 49, dan 50 10, 12, 13, 14, 23, 24, 27, 28, dan 36 tor 26 dan 30

angkan jumlah persentase pemenuhan ranah soal d diagram I sebagai berikut:

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% Diagram I

pemenuhan ranah soal UASBN PAI

pros minan. r 76%. r 20%. sentase

ah soal

/2012

19, 20, 39, 40,

l dapat

(35)

b. Kesesuaian soal dengan Silabus

Silabus merupakan suatu acuan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

Soal UASBN PAI tahun pelajaran 2011/2012 ini telah sesuai dengan silabus sekolah. Hal ini diketahui yaitu:

a. Soal nomor 1 dan 2 sesuai dengan silabus kelas VII semester 2, dengan materi hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati. b. Soal nomor 3 sesuai dengan silabus kelas VIII semester 1,

dengan materi penerapan hukum bacaan qalqalah dan ra. c. Soal nomor 4 dan 5 sesuai dengan silabus kelas VIII semester

2, dengan materi penerapan hukum bacaaan mad dan waqaf. d. Soal nomor 6 dan 7 sesuai dengan silabus kelas IX semester 1,

dengan materi tentang QS. at-Tin.

e. Soal nomor 8 sesuai dengan silabus kelas IX semester 1 dengan materi hadis tentang menuntut ilmu.

f. Soal nomor 9 dan 10 sesuai dengan silabus kelas IX semester 2 dengan materi tentang Al-Qur’an surat al-Insyirah.

(36)

h. Soal nomor 12 sesuai dengan silabus kelas VII semester 2 dengan materi tentang iman kepada malaikat Allah.

i. Soal nomor 13 sesuai dengan silabus kelas VIII semester 1 dengan materi pokok tentang iman kepada kitab Allah.

j. Soal nomor 14 dan 15 sesuai dengan silabus kelas VIII semester 2 dengan materi tentang iman kepada Rasul.

k. Soal nomor 16, 17 dan 18 sesuai dengan silabus kelas IX semester 1 dengan materi tentang iman kepada hari akhir. l. Soal nomor 19, 20 dan 21 sesuai dengan silabus kelas IX

semester 2 dengan materi tentang iman kepada qadha dan qadar.

m. Soal nomor 22 dan 24 sesuai dengan silabus kelas VIII semester 1 dengan materi tentang perilaku terpuji (zuhud dan tawakal).

n. Soal nomor 23 sesuai dengan silabus kelas VII semester 2, dengan materi tentang perilaku terpuji (kerja keras, tekun, ulet, dan teliti).

o. Soal nomor 25 sesuai dengan silabus kelas VIII semester 1, dengan materi tentang perilaku tercela (ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah).

(37)

q. Soal nomor 27 sesuai dengan silabus kelas VIII semester 2, dengan materi tentang perilaku tercela (dendam dan munafik). r. Soal nomor 28 sesuai dengan silabus kelas VII semester 1,

dengan materi tentang perilaku qanaah.

s. Soal nomor 29 dan 30 sesuai dengan silabus kelas IX semester 1, dengan materi tentang perilaku tasamuh.

t. Soal nomor 31 dan 32 sesuai dengan silabus kelas IX semester 2, dengan materi tentang perilaku tercela (takabur).

u. Soal nomor 33 sesuai dengan silabus kelas VII semester 1, dengan materi tentang mandi pokok.

v. Soal nomor 34 sesuai dengan kelas VII semester 2, dengan materi tentang shalat jum’at.

w. Soal nomor 35 sesuai dengan silabus kelas VIII semester 1, dengan materi tentang macam-macam sujud.

x. Soal nomor 36 dan 37 sesuai dengan silabus kelas IX semester 2, dengan materi tentang shalat sunnah.

y. Soal nomor 38 sesuai dengan silabus kelas VIII semester 1, dengan materi tentang zakat fitrah dan zakat mal.

z. Soal nomor 39 sesuai dengan silabus kelas VIII semester 2, dengan materi tentang hewan yang halal dan haram dimakan. aa.Soal nomor 40 sesuai dengan silabus kelas IX semester 1 ,

(38)

bb.Soal nomor 41 dan 42 sesuai dengan silabus kelas IX semester 1, dengan materi tentang ketentuan ibadah haji dan umrah. cc.Soal nomor 43 dan 44 sesuai dengan silabus kelas VII semester

2, dengan materi tentang sejarah Nabi Muhammad SAW. dd.Soal nomor 45 sesuai dengan silabus kelas VIII semester 1,

dengan materi tentang sejarah Nabi Muhammad SAW.

ee.Soal nomor 46 sesuai dengan silabus kelas VIII semester 2, dengan materi tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan dalam Islam.

ff. Soal nomor 47 dan 48 sesuai dengan silabus kelas IX semester 1, dengan materi tentang sejarah masuknya Islam di nusantara melalui perdagangan, sosial, dan pengajaran.

gg.Soal nomor 49 dan 50 sesuai dengan silabus kelas IX semester 2, dengan materi tentang sejarah tradisi Islam nusantara.

(39)
[image:39.612.196.516.183.329.2]

Tabel III

Silabus kelas VII, VIII, IX tahun 2011/2012 yang masuk dalam penyusunan soal UASBN PAI tahun pelajaran 2011/2012

Silabus kelas

Soal nomor Jumlah Persentase

VII 1, 2, 11, 12, 23, 28, 33, 34, 43, 44

10 20%

VIII 3, 4, 5, 13, 14, 15, 22, 24, 25, 26, 27, 35, 38, 39, 45, 46,

16 32%

IX 6, 7, 8, 9, 10, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 29, 30, 31, 32, 36, 37, 40, 41, 42, 47, 48, 49, 50

24 48%

Total 50 100%

(40)

Dari p soal UASBN silabus yang indikator yan 2011/2012 ku c. Kesesuaian so

Kisi-k yang akan dib siapapun yan tingkat kesuli pembuatan kis 1) Penyusuna Sisw kisi-kisi so syarat yang 2) Mewakili

Perse

i pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan ba N PAI tahun pelajaran 2011/2012 telah sesuai den ng digunakan oleh SMP Negeri 30 Purworejo

ang dipakai dalam soal UASBN PAI tahun pelaj kurang merata.

n soal dengan kisi-kisi soal

kisi merupakan tabel matrik yang spesifikasi soal dibuat dan merupakan acuan bagi penulis soal, sehin

ang akan menulis soal akan menghasilkan soal y ulitannya sama. Hal-hal yang perlu diperhatikan da kisi-kisi soal:

unan kisi-kisi soal

iswa akan lebih termotivasi untuk belajar dengan ad soal. Dalam membuat kisi-kisi soal terdapat bebe

ng harus diperhatikan:

ili isi kurikulum yang akan diujikan 20%

32% 48%

Diagram II

rsentase silabus yang digunakan pada soal UASBN PAI tahun pelajaran 2011/2012

kelas VII

kelas VIII

kelas IX

bahwa dengan jo dan lajaran

al-soal hingga l yang dalam

(41)

3) Komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami 4) Soal harus dibuat sesuai indikator dan bentuk soal yang ditetapkan16.

b. Komponen kisi-kisi

Komponen yang diperlukan dalam pembuatan kisi-kisi ditentukan oleh tujuan tes yang hendak disusun. Komponen ini terbagi menjadi dua, yaitu kelompok identitas dan kelompok matriks. Kelompok identitas dicantumkan di bagian atas matrik. Sedangkan kelompok matriks dicantumkan pada kolom-kolom yang sesuai dengan tujuan tersebut. Komponen-komponen yang biasa digunakan untuk menyusun kisi-kisi adalah:

1)Jenis sekolah/ jenjang sekolah 2)Mata pelajaran

3)Tahun ajaran

4)Kurikulum yang diacu 5)Alokasi waktu

6)Jumlah soal 7)Bentuk soal

8)Standar kompetensi 9)Kompetensi dasar 10) Indikator 11) Bahan kelas 12) Nomor urut 13) Bentuk soal17

c. langkah-langkah penyusunan kisi-kisi

1) Menulis standar kompetensi dan kompetensi dasar 2) Menentukan indikator

16

(42)

3) Membuat daftar pokok bahasan sub pokok bahasan yang akan diujikan

4) Menentukan jumlah butir soal tiap pokok bahasan dan sub pokok bahasan.

(43)

Rincia kisi-kisi soal memahaminya sesuai dengan kisi-kisi soal d

No Soal K

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,9, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 30, 32, 33, 36, 39, 48, 49, 50

S in

d

[image:43.612.236.514.104.360.2]

cian penelaahan kesesuaian soal UASBN PAI den oal terdapat pada tabel IV. Supaya lebih mu nya, berikut keterangan hasil analisis antara soal y gan SKL, kemampuan yang diuji dan indikator al ditampilkan dalam tabel IV sebagai berikut:

Tabel IV

Kesesuaian soal dengan kisi-kisi soal Keterangan

Soal telah sesuai dengan SKL, kemampuan yan indikator soal sesuai dengan kisi-kisi soal soal kurang sesuai dengan kisi-kisi soal

soal tidak sesuai dengan kisi-kisi

soal 32

14

4

64% 28% 8%

Diagram II

Hasil penelaahan kisi-kisi soal Frekuensi Persentase

dengan mudah al yang r pada

(44)

8, 34, 35, 40 Soal tidak sesuai dengan kisi-kisi soal 12,14, 28,

31,37, 43, 44,45, 46,

Soal sesuai dengan SKL dan kemampuan yang diuji, tetapi tidak sesuai dengan indikator pada kisi-kisi soal

27, 47 Soal sesuai dengan SKL tetapi kemampuan yang diuji serta indikator yang digunakan tidak sesuai dengan kisi-kisi soal 38 Soal tidak sesuai dengan SKL tetapi kemampuan yang diuji

dan indikator yang digunakan sesuai dengan kisi-kisi soal 41, 42 Soal tidak sesuai SKL dan indikator tetapi kemampuan yang

diuji sesuai dengan kisi-kisi soal

(45)

soal tetapi SKL dan kemampuan yang diuji pada soal nomor 37 tersebut terdapat pada kisi-kisi soal yaitu dengan SKL menjelaskan tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfarid dan jamaah baik shalat wajib maupun shalat sunah, kemampuan yang diuji yaitu menyebutkan contoh shalat sunah berjamaah dan munfarid. Sedangkan soal nomor 8 tidak sesuai dengan kisi-kisi soal karena SKL, kemampuan yang diuji serta indikator yang digunakan pada soal tersebut tidak terdapat dalam kisi- kisi soal.

d. Derajat Kesukaran soal

Derajat kesukaran soal merupakan peluang untuk menjawab benar pada suatu tingkat kemampuan tertentu. Penggolongan tingkat kesukaran soal pada nilai tingkat kesukaran dari setiap butir soal dinyatakan dalam suatu indeks tertentu dan pada umumnya besarnya berkisar 0,00-1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh, berarti semakin mudah soal itu.18 Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.

Rumus yang digunakan dalam mengukur tingkat kesukaran soal objektif adalah seperti berikut:

ITK =

ITK= Indeks tingkat kesukaran butir soal.

B= Banyaknya siswa yang menjawab benar butir soal.

(46)

N= Banyaknya siswa yang mengikuti tes.

[image:46.612.215.483.220.332.2]

Kriteria indeks tingkat kesukaran soal ditunjukkan pada tabel V sebagai berikut:

Tabel V

Kriteria Indeks tingkat kesukaran soal Indeks Tingkat Kesukaran Kategori

0,00-0,30 0,31-0,70 0,71-1,00

Soal tergolong sukar Soal tergolong sedang Soal tergolong mudah

[image:46.612.232.495.532.708.2]

Berdasarkan analisis yang telah peneliti lakukan, dapat diketahui indeks tingkat kesukaran soal pada soal UASBN PAI tahun pelajaran 2011/2012. Dibawah ini tabel kesukaran soal UASBN PAI tahun pelajaran 2011/2012berdasar versi 20 siswa di SMP Negeri 30 Purworejo.

Tabel VI

Indeks Kesukaran Soal UASBN PAI tahun pelajaran 2011/2012

No Tingkat kesukaran

Tafsiran

1 0,6 Soal sedang

2 0,4 Soal sedang

3 0,6 Soal sedang

4 0,6 Soal sedang

5 0,3 Soal sukar

6 0,8 Soal mudah

7 0,9 Soal mudah

8 0,7 Soal sedang

9 0,9 Soal mudah

(47)

U

U

No Tingkat kesukaran

Tafsiran

12 1 Soal mudah

13 1 Soal mudah

14 0,6 Soal sedang

15 0,9 Soal mudah

16 0,9 Soal mudah

17 0,7 Soal sedang

18 0,6 Soal sedang

19 1 Soal mudah

20 1 Soal mudah

21 0,5 Soal sedang

22 1 Soal mudah

23 0,7 Soal sedang

24 0,9 Soal mudah

25 0,7 Soal sedang

26 0,8 Soal mudah

27 0,7 Soal sedang

28 0,8 Soal mudah

29 1 Soal mudah

30 0,6 Soal sedang

31 0,6 Soal sedang

32 1 Soal mudah

33 0,8 Soal mudah

34 0,8 Soal mudah

35 1 Soal mudah

36 0,6 Soal sedang

37 0,9 Soal mudah

38 0,6 Soal sedang

39 1 Soal mudah

40 0,9 Soal mudah

41 1 Soal mudah

42 1 Soal mudah

43 0,9 Soal mudah

44 0,9 Soal mudah

45 0,9 Soal mudah

46 0,8 Soal mudah

47 0,8 Soal mudah

48 0,5 Soal sedang

49 1 Soal mudah

(48)

UASBN PAI tahun pelajaran 2011/2012 di SMP Negeri 30 Purworejo diikuti oleh 191 siswa. Jumlah skor yang diperoleh secara keseluruhan yaitu 1261,90. Nilai rata-rata yang diperoleh 6,64. Nilai tertinggi yaitu 8,60 dan nilai terendah 4,00. Soal UASBN PAI tahun pelajaran 2011/2012 tergolong soal mudah versi 20 siswa di SMP Negeri 30 Purworejo. Terdapat 1 soal tergolong soal sukar,17 soal tergolong soal sedang, dan 32 tergolong soal mudah.

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, karakteristik soal UASBN PAI tahun pelajaran 2011/2012 tergolong soal mudah versi 20 siswa di SMP Negeri 30 Purworejo, telah memenuhi ketiga ranah pembelajaran, sesuai dengan silabus yang digunakan, tetapi kurang sesuai dengan kisi-kisi soal.

(49)

sumber belajar dan lingkungan yang digunakan di SMP Negeri 30 Purworejo.19

Adapun pemaparan mengenai upaya yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan pembelajaran PAI pasca pelaksanaan UASBN PAI di SMP Negeri 30 Purworejo adalah sebagai berikut:

1. Upaya peningkatan pembelajaran PAI melalui profesionalisme guru

Guru merupakan tenaga pendidik yang harus mampu mengelola pembelajaran yang berkualitas sehingga menghasilkan output yang berkualitas. Proses pembelajaran yang dilakukan akan berpengaruh pada hasil yang diperoleh. Oleh karena itu guru harus bisa mengelola pembelajaran dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.Strategi dan metode yang digunakan harus menggunakan strategi dan metode variatif sehingga tidak membosankan siswa.

Guru profesional wajib memiliki empat kompetensi guru. Keempat kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan guru untuk mengelola dan melaksanakan pembelajaran. Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru untuk memberikan materi pembelajaran. Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan guru untuk mengelola dan

(50)

mengembangkan dirinya sendiri sehingga menjadi pribadi yang baik dan dapat dijadikan teladan. Sedangkan kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berinterai, baik dengan siswa, tenaga pendidik dan lingkungan sekitar sehingga menciptakan hubungan yang harmonis. Guru merupakan suatu komponen penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Guru juga merupakan komponen yang berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang baik dan menyenangkan sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

(51)

PAI selama ini hanya dipandang sebelah mata oleh siswa. Siswa menganggap remeh mata pelajaran agama Islam. 20

Guru yang mengampu mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas IX SMP Negeri 30 Purworejo adalah Bapak Sa’dollah. Berdasarkan syarat formal Bapak Sa’dollah telah memenuhi syarat akademis sebagai guru dan telah memiliki pengalaman mengajar selama 32 tahun dan telah mengajar di SMP N 30 Purworejo selama 4 tahun.Setelah adanya kebijakan UASBN PAI, siswa mulai termotivasi untuk belajar PAI sehingga guru juga termotivasi untuk meningkarkan pembelajaran PAI. Dibawah ini kutipan wawancara dengan S:

“Pelajaran agama biasanya dianak tirikan siswa. Siswa lebih mengutamakan belajar pelajaran yang masuk dalam UN. Akan tetapi, setelah adanya kebijaksanaan UASBN PAI, siswa lebih termotivasi untuk belajar PAI. Berbeda dengan sebelum adanya UASBN PAI, sekarang ini siswa lebih antusias ketika belajar agama. Melihat siswa yang antusias belajar membuat saya lebih giat dan termotivasi untuk meningkatkan pembelajaran yang saya lakukan.”21

Hal ini diperkuat oleh pernyataan DA selaku siswa kelas XI, dia mengatakan bahwa dia lebih suka belajar mata pelajaran yang masuk UN daripada belajar PAI. Akan tetapi, saat ini ada kebijakan UASBN PAI sehingga membuat dia harus bisa menguasai materi PAI dan harus lulus dalam UASBN PAI tersebut.22

20

Hasil observasi pada hari Sabtu 1 Desember 2012 21

Wawancara dengan S, selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 30 Purworejo, Jumat tanggal 30 November 2012, di SMP Negeri 30 Purworejo.

22

(52)

Suatu tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik apabila proses pembelajaran yang dilakukan baik pula. Proses pembelajaran tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil pembelajaran. Sehingga pembelajaran yang dilakukan harus berkualitas. Peningkatan proses pembelajaran ini akan sangat tergantung di antaranya pada pengelola sekolah dan pendekatan yang dilakukan oleh guru. Proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar apabila guru berhasil mengelola kelasnya.

Berdasarkan dari hasil wawancara yang telah penulis lakukan, adapun upaya yang dilakukan guru pendidikan agama Islam untuk meningkatkan kualitas pembelajaran setelah pelaksanaan UASBN PAI di SMP Negeri 30 Purworejo adalah sebagai berikut:

a. Selalu berusaha melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik serta penuh kasih sayang. Guru tidak hanya menyampaikan materi saja tetapi juga berperan sebagai orang tua kedua di sekolah. Dengan menciptakan hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa maka tercipta pula suasana belajar yang menyenangkan dan tujuan pembelajaran tercapai.

(53)

c. Penggunaan strategi PAIKEMI yaitu pembelajaran aktif, inovatif, efektif, kreatif, menyenangkan dan Islami. Melalui penerapan strategi PAIKEMI tersebut siswa akan menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan sehingga membuat siswa lebih mudah menangkap pelajaran. Sebelum pelaksanaan UASBN PAI, bapak Sa’dollah menggunakan metode ceramah yang membosankan siswa. Akan tetapi, setelah adanya pelaksanaan UASBN PAI beliau lebih meningkatkan metode dan strategi yang digunakan pada saat pembelajaran, sehingga tidak membosankan siswa dan mudah dipahami. Siswa tidak hanya dijadikan sebagai obyek didik, melainkan juga sebagai subyek didik. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan AG selaku siswa kelas, dia mengatakan bahwa sekarang belajar PAI menjadi sangat menyenangkan dan tidak membuat mengantuk karena bapak guru menggunakan strategi yang menyenangkan dan membuat dia menjadi lebih mudah dalam memahami materi. 23

d. Pemantapan, merupakan suatu proses dalam upaya pemantapan ingatan dan keterampilan siswa agar sampai pada tujuan pembelajaran. Upaya pemantapan ini dilakukan melalui pengulangan, latihan dan tugas baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Melalui upaya pemantapan ini diharapkan materi yang disampaikan oleh guru tidak hanya masuk dan berlalu begitu saja di

23

(54)

siswa, akan tetapi supaya materi tersebut dapat dipahami dan dapat di praktekan dalam kehidupan sehari-hari.

e. Mengikuti kegiatan workshop atau pelatihan guru. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan guru. Melalui kegiatan tersebut akan menambah wawasan guru sehingga dengan meningkatnya kualitas guru maka dapat meningkatkan pembelajaran yang dilakukan guru tersebut. Hal ini juga diperkuat oleh Kepala SMP Negeri 30 Purworejo. Beliau mengatakan bahwa dalam rangka meningkatkan profesionalitas guru, sekolah mengirimkan delegasi guru untuk mengikuti kegiatan workshop, baik yang diselenggarakan oleh Dinas, lembaga pendidikan, sekolah lain atau organisasi tertentu.24

f. Menggunakan strategi hafalan surat-surat pendek sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat NH selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII. Beliau mengatakan bahwa setelah adanya pelaksanaan UASBN PAI di SMP Negeri 30 Purworejo, kegiatan pembelajaran diawali dengan membaca dan menghafal surat pendek. Setiap siswa wajib membawa juz ‘amma selama ada pelajaran PAI.25

24

Wawancara dengan K, selaku Kepala SMP Negeri 30 Purworejo, Kamis tanggal 29 N0vember 2012, di SMP Negeri 30 Purworejo.

25

(55)

g. Meningkatkan penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran, misalnya dengan menggunakan Al-Qur’an, juz ‘amma, lembar kerja siswa dan buku paket.26

2. Upaya peningkatan pembelajaran PAI melalui pengembangan dan pembinaan kurikulum

Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat tersebut sangat penting untuk mencapai suatu tujuan. Karena apabila tujuan pendidikan tidak tercapai maka perlu ditinjau kembali alat pendidikannya, termasuk kurikulum. Oleh sebab itu, hasilnya harus dapat memenuhi tujuan yag diinginkan. Kurikulum merupakan suatu kebutuhan penting bagi pelaksanaan pendidikan. Kurikulum memiliki peran penting dalam kegiatan belajar mengajar.

Pengembangan kurikulum harus dibedakan dengan pembinaan kurikulum karena keduanya menunjuk pada kegiatan yang berbeda. Pengembangan kurikulum menunjuk pada kegiatan menghasilkan kurikulum. Kegiatan ini lebih bersifat konseptual daripada material. Yang dimaksud pengembangan disini adalah penyusunan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan.

Sedangkan pembinaan kurikulum dilakukan setelah kurikulum itu sendiri terbentuk atau setelah melewati tahap pengembangan. Pembinaan kurikulum pada dasarnya adalah kegiatan mempertahankan dan menyempurnakan kurikulum yang telah ada untuk diperoleh hasil yang

(56)

lebih maksimal. Kegiatan pembinaan kurikulum ini misalnya melaksanakan dengan sebaik-baiknya sesuatu yang disarankan atau menjadi tuntutan kurikulum. Hal tersebut dapat ditempuh antara lain dengan melengkapi alat pengajaran atau media, meningkatkan keterampilan guru dan murid sesuai dengan tuntutan kurikulum.27

Kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 30 Purworejo adalah kurikulum KTSP, yang mana kurikulum ini lebih menekankan pada penyesuaian dengan kondisi sekolah, baik sarana dan prasarana, letak geografis dan lain sebagainya. Berikut upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PAI di SMP Negeri 30 Purworejo melalui peningkatan kurikulum:

a. Penertiban administrasi kurikulum pendidikan agama Islam. Upaya ini dilakukan dengan cara melengkapi administrasi pengajaran bagi guru, kelas, dan wali kelas/piket. Guru mengisi buku kemajuan kelas sehingga dapat terpantau materinya.

b. Peningkatan perolehan nilai siswa. Upaya ini dilakukan dengan cara intensifkan kegiatan pembelajaran yaitu dengan memberikan jam tambahan pendidikan agama Islam, bimbingan belajar dari guru ke siswa.

c. Lebih disiplin dan tegas dalam penggunaan waktu proses belajar mengajar. Upaya tersebut dilakukan dengan cara:

1) Meminimalisir jam kosong.

27

(57)

2) Absensi Guru

3) Terdapat guru pengganti apabila ada yang cuti.

4) Memberikan tugas kepada siswa apabila guru berhalangan hadir. d. Mengadakan kegiatan shalat dhuha bagi kelas IX dan kegiatan tadarus

bagi kelas VII dan VIII. Melalui kegiatan shalat dhuha dan tadarus akan membiasakan siswa melakukan aktivitas keagamaan sehingga membentuk religiusitas siswa dan meningkatkan iman dan taqwa.28

Berdasarkan dari observasi yang penulis lakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa kurikulum yang dilaksanakan di SMP Negeri 30 Purworejo telah berhasil dilaksanakan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Selain itu, keberhasilan dalam penertiban pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah tersebut. hasilnya dapat dilihat dengan tidak adanya jam kosong sewaktu jam pelajaran, tidak adanya guru absen kecuali dalam keadaan ijin, dan siswa selalu aktif mencari dan meminta tugas pada guru piket sewaktu ada guru yang ijin meninggalkan pelajaran.

3. Upaya peningkatan pembelajaran PAI melalui peningkatan fasilitas sumber belajar dan lingkungan yang digunakan

Pendidikan agama Islam tidak hanya berorientasi pada nilai saja, akan tetapi harus bisa menginternalisasikan nilai-nilai agama sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran PAI harus bisa menghasilkan output yang berkualitas dan dapat menyesuaikan diri

28

(58)

dengan perkembangan jaman dengan tidak menghilangkan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, fasilitas sumber belajar dan lingkungan belajar sangat berpengaruh.

Realita sekarang ini, banyak sekolah yang keadaanya sangat memprihatinkan. Tidak jarang dijumpai sekolah yang kurang dalam hal sarana dan prasarana fisik sekolah. Bangku meja yang rusak, atap kelas yang bocor bahkan bangunan sekolah yang hampir roboh seolah-olah sudah menjadi suatu pemandangan biasa bagi potret pendidikan di Indonesia.

Agar pembelajaran pendidikan agama Islam yang ada di SMP Negeri 30 Purworejo dapat memenuhi kualitas layanan pembelajaran yang baik, maka sekolah ini memiliki upaya untuk memperbaiki sarana dan prasarana guna menunjang kegiatan pembelajaran. 29

Berikut upaya-upaya yang dilakukan sekolah guna meningkatkan pembelajaran PAI di SMP Negeri 30 Purworejo melalui peningkatan fasilitas dan lingkungan belajar:

a. Mengadakan perbaikan ruang kelas VII C, VIII C, dan IX C. Dengan perbaikan ruang kelas tersebut, diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang baik dan kondusif sehingga proses pembelajaran lancar dan meningkatkan pembelajaran.

b. Menambah koleksi buku-buku perpustakaan guna menunjang belajar siswa.

29

(59)

c. Menambah perlengkapan ibadah seperti mukena dan Al Qur’an sehingga memotivasi siswa untuk melaksanakan kegiatan ibadah. d. Menyediakan tata cara dan bacaan shalat dhuha untuk siswa.

e. Menciptakan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan. Dengan iklim belajar yang menyenangkan maka proses kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan menyenangkan pula dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.30

Berdasarkan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh SMP Negeri 30 Purworejo, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa fasilitas sumber belajar dan lingkungan belajar yang ada di SMP Negeri 30 Purworejo telah baik dan memenuhi kualitas layanan pembelajaran pendidikan agama Islam. Hal ini dapat dibuktikan dengan menambahnya koleksi buku, perlengkapan shalat dan ibadah serta perbaikan ruang kelas guna menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Setelah mengetahui karakteristik soal UASBN PAI tahun pelajaran 2011/2012 serta peningkatan pembelajaran PAI pasca pelaksanaan UASBN PAI di SMP Negeri 30 Purworejo, maka dapat diambil beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan saran akan dibahas pada bab terakhir yaitu bab penutup.

Gambar

Tabel I Sarana dan Prasarana
Tabel III
Tabel IV
Tabel V

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku tercela  Disajikan prilaku perbuatan riya’, siswa dapat menentukan prilaku yang sesuai dengan definisi riya’.  Disajikan prilaku perbuatan diskriminatif,

Disajikan beberapa pernyataan tentang sikap anak dalam kehidupan sehari-hari, siswa dapat menentukan perilaku yang sesuai dengan semangat perjuangan Nabi Ibrahim

Ditampilkan salah satu ayat Al Quran tentang sifat Allah, peserta didik dapat menentukan sifat wajib Allah yang terdapat pada ayat

Disajikan sebuah ilustrasi tentang kejadian sehari-hari yang menyebabkan seseorang disunnahkan bersujud, peserta didik dapat menentukan tata cara sujud yang sesuai

Ditampilkan narasi tentang sifat Allah yang berkaitan dengan kehidupan manusia, peserta didik dapat menunjukkan perilaku yang mencerminkan beriman kepada 10 sifat Allah SWT dalam

Ditampilkan ayat Al Quran yang mengandung contoh hukum bacaan qalqalah, siswa dapat memilih bacaan yang mengandung hukum bacaan qalqalah kubra.. Ditampilkan contoh hukum

Ditampilkan narasi tentang kehidupan dalam masyarakat, peserta didik dapat mengidentifikasi contoh perilaku yang sesuai dengan keimanan terhadap sifat Allah SWT

Prosedur dan mekanisme kegiatan penyaluran dana bantuan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab pada