• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Sumber Daya Perpustakaan Sekolah Dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemanfaatan Sumber Daya Perpustakaan Sekolah Dalam Mendukung Proses Belajar Mengajar"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

 

PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR

 

 

PROGRAM STUDI ILMU PEPRUSTAKAAN  FAKULTAS SASTRA USU 

MEDAN, 2008   

(2)

PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR

Oleh Ishak, SS, M.Hum

Pendahuluan

Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa setiap sekolah menyediakan sumber belajar yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar, salah satu sumber belajar tersebut adalah perpustakaan. Perpustakaan sekolah sebagai salah satu komponen dalam sistem nasional mengemban fungsi sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian sederhana, dan pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi.

Perpustakaan Sekolah merupakan salah satu sarana penunjang kurikulum dan proses belajar mengajar di sekolah sekaligus berperan dalam meningkatkan minat baca siswa. Dengan adanya perpustakaan sekolah memungkinkan guru dan siswa memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan dengan memanfaatkan koleksi yang ada di perpustakaan.

Perpustakaan sekolah yang mampu menyajikan sumber informasi yang representatif, sesuai dengan kebutuhan pengguna dan didukung dengan fasilitas dan sarana yang memadai akan menjadi sumber belajar bagi guru dan siswa. Perpustakaan sekolah akan menjadi tempat strategis bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas dan minat baca, sehingga akhirnya sumberdaya perpustakaan akan dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Ada dua hal mengapa siswa terus didorong agar tumbuh minat bacanya. Pertama, saat ini siswa dituntut untuk memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, sikap kritis, serta kesiapan untuk bersaing secara kompetitif dalam berbagai aspek kehidupan. Kedua, budaya membaca yang meningkat merupakan cermin kemajuan suatu bangsa. Sumber DayaPerpustakan di sekolah dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan minat baca dan budaya baca di lingkungan sekolah. Bagaimana sumber daya perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh komunitas sekolah untuk menunjang proses belajar mengajar, makalah ini akan mencoba membahas dengan pendekatan praktis.

(3)

Perkembangan dan kondisi perpustakaan sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis perpustakaan yang terbentuk dalam suatu lembaga yang dinamakan sekolah. Perpustakaan ini didirikan agar kegiatan belajar-mengajar yang digariskan dalam kurikulum dapat berjalan dengan lancar. Pengguna perpustakaan sekolah adalah kelompok yang berada dalam lingkungan sekolah, yaitu guru, karyawan, dan yang terutama adalah siswa sekolah.

Kehadiran perpustakaan di lingkungan sekolah bagi siswa diharapkan dapat memberikan layanan koleksi yang menunjang kurikulum, dan menambah penalaran siswa dalam proses pendidikan. Bagi Guru perpustakaan dapat memperluas cakrawala pengetahuan dalam kegiatan mengajar, dan bagi karyawan perpustakaan diharapkan dapat membantu mengoptimalkan tugas masing-masing.

Namun kenyataannya, perjalanan perpustakaan sekolah tidaklah semulus yang diharapkan. Ada beberapa hal yang sering menghambat fungsi perpustakaan sekolah tersebut, diantaranya :

• Terbatasnya ruang perpustakaan dan letaknya yang kurang strategis

• Pengunjung tidak merasa nyaman membaca di perpustakaan sehingga

timbul kesan perpustakaan sebagai tempat yang kurang bermanfaat

• Fungsi perpustakaan hanya dimanfaatkan untuk mengisi waktu kosong

siswa ketika guru tidak hadir

• Adanya anggapan bahwa buku paket sudah cukup sebagai bahan ajar

• Sekolah belum memiliki program pengelolaan perpustakaan yang jelas

• Terbatanya bahan pustaka, baik dalam hal jumlah, variasi maupun

kualitasnya

• Kurangnya promosi terhadap perpustakaan

• Terbatasnya jumlah pustakawan atau petugas perpustakaan.

Perpustakaan dan proses belajar mengajar di sekolah

Unsur yang terdapat dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah antarta lain:

• Guru / Pengajar: membimbing siswa untuk didik

• Siswa: peserta didik yang mengikuti proses belajar mengajar

• Kurikulum: tuntunan dalam proses belajar mengajar

• Gedung sekolah: sarana tempat terjadinya proses belajar mengajar

• Buku Pelajaran: panduan nyata bagi siswa dan guru dalam merealisasikan

proses belajar mengajar

• Kepala Sekolah dan Komite Sekolah: mengawasi dan memastikan proses

belajar mengajar berjalan dengan semestinya

(4)

Lalu, dimana tempat perpustakaan dalam rangkaian proses belajar mengajar tersebut ? Mengapa dikatakan perpustakaan sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan sekolah?

Perpustakaan sekolah seharusnya hadir dan berperan sebagai motor penggerak untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang maksimal. Perpustakaan juga dapat berperan sebagai faktor higinis yang berfungsi untuk mencegah terjadinya ketidakpuasan siswa dalam mencari data dan informasi yang diperlukan. Faktor higinis memang tidak berkaitan langsung dengan prestasi siswa, tetapi tanpa tersedianya perpustakaan sekolah yang memadai juga dapat mengganggu kelancaran proses belajar mengejar.

Misi perpustakaan sekolah menurut IFLA/UNESCO dalam School Library Guidelines adalah:

• Menawarkan pelayanan/jasa dalam proses pembelajaran

• Menawarkan buku dan sumber informasi yang memungkinkan semua

anggota komunitas sekolah menjadi pemikir yang kritis

• Menawarkan penggunaan informasi dalam berbagai format dan media

secara tepat dan efektif

• Menawarkan siswa dengan kemampuan belajar seumur hidup dan sebagai

warganegara yang bertanggung jawab

Jika Perpustakaan sekolah mampu menjalankan misi dan fungsinya maka keberadaan perpustakaan sekolah akan membawa pengaruh positif terhadap proses bealajar mengajar dan memiliki bekal dan kemampuan untuk menjadi warga negara yang mandiri dan percaya diri.

Perpustakaan dapat dimanfaatkan siswa dan guru sebagai tempat pembelajaran di luar kelas. Kebutuhan siswa untuk melakukan belajar aktif, interpretasi, pertukaran pikiran, kerjasama dan penelitian dapat dilakukan di perpustakaan. Perpustakaan sekolah juga dapat dijadikan siswa untuk melaksanakan konsep belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to do), belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together), belajar menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar seumur hidup (life long learning)

Perpustakaan sekolah setidaknya memberi pengalaman bagi siswa dalam hal menerapkan ketrampilan memperoleh informasi (information skill), ketrampilan belajar (study skill), ketrampilan melakukan penelitian (research skill), dan ketrampilan menggunakan perpustakaan (library skill).

(5)

Penguatan Sumber Daya Perpustakaan Sekolah

1. Koleksi

Koleksi merupakan aset utama yang sangat berharga bagi perpustakaan. Koleksi perpustakaan yang tidak mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, perpustakaan tersebut akan ditinggalkan penggunanya. Keengganan siswa ke perpustakaan bisa juga karena bahan bacaan yang tersedia di perpustakaan kurang menarik. Pustakawan sekolah setidaknya mengetahui jenis-jenis bacaan yang menjadi kesukaan anak. Jangan sampai terjadi koleksi yang tersedia tidak ada yang ingin membacanya.

Keberadaan bahan pustaka yang bermutu dan bervariasi sangatlah penting. Dengan banyaknya variasi bahan pustaka, siswa semakin senang berada di perpustakaan, kegemaran membaca dapat tumbuh dan kemampuan bahasa siswa dapat berkembang baik sehingga dapat membantu anak dalam memahami pelajaran lainnya.

Masalah dana pengembangan koleksi di perpustakaan bukan rahasia umum. Tidak tersedianya dana yang memadai untuk membina koleksi bahan pustaka acapkali terjadi. Perpustakaan nyaris tidak mendapat porsi penting bagi lembaga sekolah. Pustakawan sebagai ujung tombak perpustakaan tidak boleh begitu saja menyerah dengan keadaan. Pustakawan harus bergerak dan berusaha mencari koleksi yang memungkinkan dimiliki oleh perpustakaan.

Koleksi terdiri dari berbagai bentuk seperti buku pelajaran, buku fiksi, majalah, ensiklopedi, buku referensi, surat kabar, yang dikemas dalam format cetak maupun elektronik.

2. Pustakawan sekolah

Pustakawan sekolah adalah staf yang memiliki kualifikasi profesional yang bertanggung jawab untuk merencanakan dan mengatur perpustakaan sekolah. Kualitas dan kemampuan dasar yang diharapkan dari pustakawan sekolah antara lain:

a. kemampuan berkomunikasi secara positif dan memiliki wawasan yang

terbuka dengan anak-anak dan orang dewasa

b. kemampuan memahami kebutuhan pengguna perpustakaan

c. kemampuan bekerjasama dengan perorangan dan kelompok di dalam

maupun di luar komunitas sekolah

d. memiliki pengetahuan dan pemahaman akan perbedaan budaya

(6)

e. memiliki pengetahuan metodologi belajar dan teori pendidikan

f. memiliki pengetahuan dalam mengelola dan memanfaatkan informasi

g. memiliki pengetahuan dan kemampuan di bidang manajemen dan

pemasaran

h. memiliki pengetahuan dan kemampuan di bidang teknologi informasi

Banyak perpustakaan sekolah yang tidak ada petugasnya, atau hanya tugas sambilan. Maksudnya, mereka bukan petugas yang hanya mengurus perpustakaan saja, sehingga sering tugas di perpustakaan jadi dikesampingkan dan perpustakaan dianggap kurang bermanfaat. Lebih-lebih bertugas di perpustakaan adalah pekerjaan yang sangat menjenuhkan, baik dalam hal pelayanan pengunjung maupun perawatan bahan pustaka yang ada, sehingga dibutuhkan suatu kesabaran yang tinggi. Kalaupun tersedia Pustakawan yang ada perlu ditingkatkan kemampuan ketrampilan dan keahliannya baik dalam bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi maupun teknologi informasi. Penguasaan teknologi informasi bagi pustakawan seperti pengetahuan tentang penggunaan komputer, internet, koleksi digital dan e-journal saat ini sudah menjadi keharusan bagi pustakawan. Kemajuan perpustakaan tidak terlepas dengan kemajuan kebudayaan manusia itu sendiri. Teknologi informasi berkembang, perpustakaan juga harus mengikuti perkembangan tersebut, kalau tidak perpustakaan akan ditinggalkan pengguna (Great Technolog, Great Library)..

3. Pelayanan Prima dan Promosi Perpustakaan

Layanan Prima

Pustakawan harus dapat memberikan pelayanan prima, yaitu suatu sikap atau cara pustakawan dalam melayani penggunanya dengan prinsip people based service (layanan berbasis pengguna) dan service excellence (layanan unggul). Tujuan dari service excellence adalah : 1) memuaskan pengguna; 2) meningkatkan loyalitas pengguna; 3) meningkatkan penjualan produk dan jasa; yang terakhir adalah 4) meningkatkan jumlah pengguna.

Manfaat dari service excellence dapat dibedakan menjadi tiga yaitu bagi pengguna jasa perpustakaan, bagi pustakawan pengelola, dan bagi perpustakaan. Manfaat bagi pengguna jasa adalah tercapainya kepuasan karena: 1) kebutuhannya akan informasi terpenuhi; 2) merasa dihargai dan mendapatkan pelayanan yang baik; 3) merasa lebih dipercaya sebagai mitra pustakawan; dan 4) merasa menemukan perpustakaan dan pustakawan yang profesional.

Manfaat bagi pustakawan pengelola adalah rasa senang karena: 1) lebih percaya diri; 2) ada kepuasan pribadi; 3) tambahnya ketenangan bekerja; dan 4) akan memupuk semangat meniti karier secara lebih mantap. Sedang manfaat bagi perpustakaan karena: 1) meningkatnya profesionalisme; 2) terjaminnya kelangsungan status perpustakaan; 3) adanya dorongan bagi pengguna untuk lebih

(7)

sering memanfaatkan perpustakaan; 4) adanya kemungkinan untuk memperluas jasa; dan 4) meningkatnya produktivitas perpustakaan

People Based Service dan Service Excellence mengandung lima unsur pokok yaitu: 1) kecepatan, 2) ketepatan, 3) kebenaran, 4) keramahan dan 5) kenyamanan. Kelima ciri itu merupakan satu kesatuan pelayanan yang terintegrasi dalam arti pelayanan menjadi tidak excellent kalau ada komponen yang kurang. Service excellence tidak muncul begitu saja dan harus merupakan bagian dari program pemasaran jasa perpustakaan, berarti harus terencana dan mendapat dukungan dan komitmen dari manajemen puncak.

Ada beberapa faktor sebagai penentu kepuasan pengguna terhadap perpustakaan, antara lain:

• Pustakawan responsif terhadap permintaan pengguna

• Akeses terhadap informasi yang dicari lebih mudah, cepat dan akurat

• Ruangan dan peralatan tertata dengan baik dan nyaman

• Kualitas koleksi

• Prosedur peminjaman dan pengembalian mudah dan tertib

• Ketersediaan koleksi lengkap dan beragam

Fasilitas temu kembali tersedia dan user freindly

• Pustakawan bersikap peduli, ramah, ahli serta bersedia membantu

pengguna

• Jam pelayanan ditentukan dan dilaksanakan secara konsisten

Promosi

Semua pelayanan dan fasilitas yang tersedia di perpustakaan sekolah harus secara aktif dipromosikan. Promosi diperlukan agar setiap pengguna yang menjadi target layanan perpustakaan menyadari akan peran penting perpustakaan dalam proses belajar mengajar. Pengguna yang menjadi target layanan perpustakaan antara lain kepala sekolah, guru, siswa, dewan sekolah dan orang tua.

Kurangnya promosi penggunaan perpustakaan menyebabkan tidak banyak siswa yang mau memanfaatkan jasa layanan perpustakaan. Siswa kurang memahami kegunaan perpustakaan. Umumnya siswa membutuhkan dorongan dan ajakan untuk berkunjung ke perpustakaan. Untuk tahap awal, siswa perlu dipaksa masuk perpustakaan, yaitu dengan jalan memberi tugas membaca buku dan kemudian menceritakan atau membuat laporan. Lama-kelamaan hal itu menjadi kebiasaan yang positif dan mereka akan merasa membutuhkan perpustakaan.

Langkah awal dalam promosi biasanya dimulai dengan membangun citra diri perpustakaan (brand image) lebih dahulu. Selanjutnya pustakawan dan pengelola perpustakaan harus berani menampilkan “wajah baru” dalam arti berani melakukan terobosan baru dan paradigma baru yaitu dapat mengubah persepsi

(8)

masyarakat dari perpustakaan identik dengan buku menjadi perpustakaan identik dengan informasi. Dari pustakawan sebagai pelayan informasi menjadi pustakawan sebagai provider informasi. Langkah selanjutnya adalah menuju people based service (layanan berbasis pengguna) dan service excellence (layanan unggul) dengan mengikuti perkembangan kebutuhan pengguna. Dengan demikian diperlukan upaya kemitraan (kerja sama) dengan berbagai perpustakaan baik di dalam maupun di luar negeri.

Solusi

• memberikan pemahaman dan apresiasi kepada siswa akan pentingnya

pemanfaatan perpustakaan sekolah bagi peningkatan minat dan kegemaran siswa dalam membaca.

• Didukung oleh berbagai pihak terutama oleh kepala sekolah serta guru-guru di sekolah tersebut bukan hanya tugas seorang pustakawan

• pemahaman yang benar tentang fungsi perpustakaan, baik sebagai sarana

edukatif, informatif, rekreatif, dan inspiratif.

• Menjelaskan tentang tata tertib mengunjungi perpustakaan, tata cara memilih jenis buku

tata cara peminjaman buku serta penanaman kesadaran akan pentingnya memelihara dan menjaga keutuhan buku yang dipinjamnya

Perlu diadakan pendidikan menulis (writing) sebagai mata pelajaran tersendiri sehingga dapat memotivasi siswa untuk gemar membaca untuk mendapatkan data dan informasi untukmendukung tulisannya.

Daftar Pustaka

Andajani, Aroem. Peran perpustakaan sekolah dalam ikut serta pada kegiatan pendidikan. Jurnal Perpustakaan Sekolah, 2008

Budisetyo Prianggono dkk. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Bahan pelatihan kepala SMU se Indonesia di Malang, 1996.

Darmono, 2002. Menjadi pintar: memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar. Malang: UM Press

Darmono, 2004. Manajemen dan tata kerja perpustakaan sekolah. Cetakan ke-2. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

Darmono. Pengembangan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar. Malang: UM Press, 2006

Djazali, H. Achmad. 1994. Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Sekolah. Suara Guru . no. 2.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 25 Tahun 2008 tentang standar tenaga perpustakaan sekolah/madrasah

Tafrikhuddin. Pembelajaran berbasis perpustakaan sekolah: upaya

(9)

9 akselerasi pemberdayaan sekolah melalui perpustakaan. UIN Sunan Kalijaga, 2008

Undang-undang R.I. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Adanya nodul, konsistensi keras atau pembesaran prostat yang asimetris adalah tanda mencurigakan adanya keganasan prostat, serta pemeriksaan colok dubur dan

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis ekonomi rumah tangga nelayan payang jurung dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan melaut dan pengeluaran rumah

9 pameran di Yogyakarta banyak pengunjung yang berdatangan untuk melihat, mengagumi bahkan membeli karya-karya seni rupa baik pengunjung yang berasal dari dalam negeri

Diketahuinya konsep pengelolaan sumber daya perikanan laut berbasis masyarakat di Kabupaten Lumajang yang sesuai dengan kondisi wilayah pcststrnya.. Sebagai bahan

Fokus dari analisis ini sendiri adalah pada kelompok Srikandi Khayangan, khususnya pengalaman yang dirasakan anggota saat berada di dalam kelompok, komunikasi

Penentukan titik sampling sedimen dilakukan dengan mempertimbangkan pada jauh dekatnya dengan pantai dan kedalaman perairan yang mempengaruhi tekstur sedimen dan

Konsumen Indonesia akan terpengaruh pada pengaruh sosial karena aktivitas chat yang sering dilakukan dan juga search yang mana ini berkaitan dengan pencarian suatu barang lewat

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan bahwa kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan serta pemanfaatan teknologi