Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
SISTEM PELAYANAN PADA PT. ANGKASA PURA II
BANDARA POLONIA MEDAN
KERTAS KARYA
Dikerjakan O
L E H
FLORENCE TARIGAN NIM : 062204073
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
PENDIDIKAN NON GELAR
DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA MEDAN
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
SISTEM PELAYANAN PADA PT. ANGKASA PURA II
BANDARA POLONIA MEDAN
DIAJUKAN OLEH :
FLORENCE TARIGAN NIM : 062204073
Kertas Karya Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra USU, Medan. Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Diploma III Program Studi Pariwisata.
Pembimbing :
(Tetty Lisnawati, S.Sos)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
PENDIDIKAN NON GELAR
DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Disetujui Oleh :
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Medan, Maret 2009
Program Studi Pariwisata
Ketua,
NIP.131124058
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Pengesahan
Diterima Oleh :
Panitia Ujian Program Pendidikan Non Gelar Sastra Dan Budaya
Fakultas Sastra USU, Medan,
Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Diploma III
Dalam Bidang Studi Pariwisata
Pada :
Tanggal :
Hari :
Program Diploma Sastra dan Budaya
Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara
Dekan
NIP.032098531
Drs. Syaifuddin, MA, Ph.D
Panitia Ujian :
No. Nama Tanda Tangan
1. Tetty Lisnawati, S.Sos (Pembimbing)
2. Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si (Pembaca)
3. Drs. Ridwan Azhar, M.Hum (Ketua Program)
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa melimpahkan kasih setiaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
kertas karya yang berjudul “Sistem Pelayanan Pada PT. ANGKASA PURA II
Bandara Polonia Medan”.
Dalam menyelesaikan kertas karya ini tidak sedikit penulis mengalami
banyak kendala, tetapi penulis bersyukur dan berterima kasih kepada banyak
pihak yang selalu membantu dan memberi memotivasi sehingga kertas karya ini
dapat terselesaikan. Untuk itu, dengan rasa haru dan bangga penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A.,Ph.D. Dekan Fakultas Sastra USU, Medan.
2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.Hum, Ketua Program Studi Diploma III
Pariwisata USU, Medan.
3. Bapak Drs. Mukhtar Madjid, S.Sos., M.P.,AMP., selaku sekretaris
Program Studi Diploma III Pariwisata USU, Medan
4. Ibu Tetty Lisnawati, S.Sos, selaku dosen pembibing yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis bagi kesempurnaan kertas karya
ini.
5. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si, selaku dosen pembaca yang telah
memberikan koreksi dan perbaikan bagi kesempurnaan kertas karya ini.
6. Bapak Koko Sujatmoko, SE, selaku dosen wali penulis, yang
memperhatikan dan membantu penulis selama masa perkuliahan.
7. Seluruh Dosen dan Staf pengajar jurusan pariwisata yang telah mendidik
dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.
8. Seluruh pekerja dan petugas PT. ANGKASA PURA II Bandara Polonia
Medan yang telah banyak membantu dan memberi pengetahuan bagi
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
9. Terkhusus bagi orang-orang yang paling kusayangi Mamak (R.
Sinulingga), Bapak (D. Tarigan), Iting, Bang Boy, Bang Feri, dan Kak
Reni, I love u all terima kasih buat kasih sayang dan doa-doanya, Tuhan
Yesus memberkati kita semua.
10.Buat keluargaku di kampus, Qa Ro Imut, Oc-3 maniez, lindung Baik, Lusi
Sehat, Ujek Waras, Pi2s Rajin, dan Oniq aku harap persahabatan kita
kekal untuk selamanya. Dan teman-teman UW 06 yang sulit untuk
kusebutkan satu per satu.
11.Buat teman-teman sepelayanan semuanya khususya kordinasi 08/09, k’ika,
dan adek kelompokku.
12.Buat sahabat-sahabatku di Terompet 18 (Susi, Mira, Ani, Morin, Wati,
Agnes, Nora, B’Feri, B’Andrel, B’Edu, Nora, dan semuanya).
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat
dalam kertas karya ini, baik dari segi penulisan maupun isinya. Karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
kertas karya ini. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga kertas karya ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Medan, 25 Maret 2009
Penulis
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
ABSTRAKSI BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1 1.5 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II : URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata ... 5
2.2 Pengertian Industri Pariwisata ... 7
2.2.1 Sarana dan Prasarana Kepariwisataan ... 8
2.2.1.1 Sarana Kepariwisataan ... 8
2.2.1.2 Prasarana Kepariwisataan ... 9
2.3 Tinjauan Umum Tentang Pelayanan ... 11
2.4 Motif perjalanan Wisata ... 12
2.4.1 Motif bersenang- senang atau Tamasya ... 12
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
3.1Sejarah Perusahaan/Instansi
3.1.1 Pada Masa Penjajahan ...
15
3.1.2 Pada Masa Kemerdekaan ...
19 ...
3.1.3 Pada Masa Pembangunan ... 21
BAB IV : SISTEM PELAYANAN PADA ANGKASA PURA II BANDARA POLONIA MEDAN 4.1 Bandar Udara Internasional Polonia ... 28
4.2 Informasi Umum Bandara ... 30
4.3 Terminal 4.3.1 Maskapai dan Tujuan ... 34
4.3.1 Terminal Domestik ... 35
4.3.2 Terminal Internasional ... 35
4.4 Masalah dengan letak dan masa depan ... 36
4.5 Struktur Organisasi Di PT.Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan dan Tugas – tugasnya 4.5.1Kepala Cabang ... 37
4.5.2 Divisi Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara (LLU) ... 37
4.5.3 Divisi Pelayanan Operasi Bandar Udara ... 39
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
4.5.5 Divisi Administrasi dan Komersial ... 41
4.5.6 Officer In Charge (Kelompok Petugas Operasi) ... 42
BAB V : PENUTUP
5.1. Kesimpulan ... 43
5.2 Saran ... 44
DAFTAR ISITILAH
DAFTAR PUSTAKA
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Transportasi udara dalam kegiatan operasinya sangat berperan penting
dalam memberikan pelayanan, sehingga kebanyakan orang cenderung memilih
memanfaatkan jasa layanan angkutan udara, terutama untuk perjalanan jauh.
Begitu pula kalau hendak mengadakan tour atau perjalanan wisata ke luar
kota dengan waktu yang amat singkat, pesawat udara adalah sarana angkutan yang
mutlak diperlukan semua orang.
Bandara Polonia Medan sebagai salah satu pintu gerbang masuknya
wisatawan domestik atau international ke Sumatera Utara. Untuk itu dalam
melayani kebutuhan masyarakat dalam jasa transportasi udara perlu diperhatikan
pelayanan yang maksimal seputar informasi tentang bandara ke seluruh
penumpang ataupun pengunjung.
Berkenaan dengan hal diatas penulis tertarik untuk menulis kertas karya
dengan judul “Sistem Pelayanan Angkasa Pura II Bandara Polonia” yang akan
menguraikan gambaran umum Bandara Polonia Medan yang dikelola oleh
Perusahaan Umum Angkasa Pura II yang mempunyai kegiatan di bidang jasa
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
1.2 Rumusan Masalah
Dalam kegiatan perjalanan transportasi udara, penumpang cenderung
menyoroti pelayanan dari pihak airlines/maskapai penerbangan, yang tanpa
disadari ada pihak yang sangat penting di dalam pengoperasian airlines tersebut,
yaitu PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan. Sehingga penulis tertarik
untuk menginformasikan kegiatan pelayanan seputar PT. Angkasa Pura II
Bandara Polonia Medan yang bekerja sama dengan pihak airlines.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian kertas karya ini adalah :
1.3.1 Tujuan Khusus
Menginformasikan kegiatan pelayanan PT. Angkasa Pura II Bandara
Polonia Medan, yang mengoperasikan/bekerja sama dengan setiap airlines yang
ada di bandara Polonia Medan.
1.3.2 Tujuan Umun
Sebagai salah satu kelengkapan akademis untuk meraih gelar Ahli Madya
Pariwisata Program Diploma III Pariwisata Fakultas Sastra Unuversitas Sumatera
Utara, Medan. Dan sebagai informasi dan penambah wawasan yang berhubungan
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
1.4 Metode Penelitian
1. Penelitian pustaka ( Library research ) : pengumpulan bahan-bahan dari
pustaka dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan dengan
transportasi udara.
2. Penelitian Lapangan ( Field research ) : penghimpunan informasi dan
penjelasan yang diproleh dilapangan selama Praktek Kerja Lapangan
dengan wawancara dan observasi langsung.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman isi dari kertas karya ini, penulis
membagi pembahasannya dalam beberapa bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan judul, batasan
masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan.
BAB II URAIAN TEORITIS
Bab ini menguraikan tentang pengertian kepariwisatan, pengertian
wisatawan, bentuk dan jenis pariwisata, motif perjalan wisata,
manfaat pariwisata, sarana dan prasarana pariwisata serta tinjauan
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
BAB III GAMBARAN UMUM PT. ANGKASA PURA II BANDARA POLONIA MEDAN
Bab ini berisi tentang sejarah singkat perusahaan/instansi yang
diuraikan mulai dari masa penjajahan, masa kemerdekaan dan
masa pembangunan.
Bab ini juga memberi penjelasan tentang pengelola bandara
Polonia hingga sekarang ini.
BAB IV SISTEM PELAYANAN PADA ANGKASA PURA II
BANDARA POLONIA MEDAN
Bab ini menjelaskan tentang bandara Polonia adalah bandara
Internasional, serta menguraikan informasi umum bandara mulai
dari data umum, lokasi, spesifikasi bandara, fasilitas penerbangan,
terminal serta struktur organisasi perusahaan, khususnya di dalam
memberikan informasi, serta tujuan dari setiap fasilitas pelayanan
yang dimiliki oleh PT. ANGKASA PURA II BANDARA
POLONIA MEDAN
BAB V PENUTUP
Merupakan rangkuman dari seluruh isi kertas karya ini yang dibuat
dalam bentuk kesimpulan dan saran
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISITILAH
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Pariwisata
Pariwisata merupakan suatu gejala yang kompleks di mana banyak
unsur-unsur yang terkait di dalamnya seperti akomodasi, transportasi, restoran, dan lain
sebagainya. Masing-masing unsur tersebut di atas saling berkaitan satu sama lain
dan saling melengkapi serta saling mendukung. Kata pariwisata pertama kali
dicetuskan oleh Bapak Herman V. Schulard seorang ahli ekonomi berkebangsaan
Austria pada tahun 1910.
Menurut pendapat Herman V. Schulard (H. Kodhyat, 1996), “kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya budaya asing, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang keluar masuknya suatu kota, daerah atau Negara”.
Secara etimologi kata pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yaitu :
pari, artinya berkali-kali, berputar-putar, dan keliling tempat wisata. Sedangkan
wisata, artinya perjalanan atau bepergian. Jadi kalau digabungkan pariwisata
adalah perjalanan keliling atau dilakukan dari satu tempat ketempat lain.
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Batasan yang diberikan oleh Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapf ini
merupakan batasan yang diterima secara ofisial oleh The Association
Internartionale desExprets Scientifique du Tourisme (AIEST).
Kemudian Prof. Salah Wahab berkebangsaan Mesir, dalam bukunya yang
berjudul An Introduction on Tourism Theory (1975 :55) mengemukakan bahwa
batasan pariwisata hendaknya memperlihatkan anatomi dari gejala-gejala yang
terdiri dari tiga unsur, yaitu : manusia (man), yaitu orang yang melakukan
perjalanan wisata, ruang (space), daerah atau ruang lingkup tempat melakukan
perjalanan, dan waktu (time), waktu yang digunakan selama dalam perjalanan dan
tinggal di daerah tujuan wisata.
Suatu negara yang menganggap pariwisata sebagai suatu industri yang
menghasilkan produk yang dikonsumsi di tempat tujuan, maka pariwisata dapat
dianggap sebagai ekspor yang tidak kelihatan (invisible-exports), dan manfaat
yang diproleh dapat berpengaruh positif dalam perekonomian, kebudayaan dan
kehidupan sosial masyarakat.
Dari berbagai usaha pariwisata terbentuklah industri pariwisata, yaitu :
a. Secara Umum
Industri pariwisata adalah kumpulan berbagai perusahaan yang secara bersama
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya
dan pengunjung pada umumnya dalam perjalanan.
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Industri pariwisata adakah suatu kelompok/ gugusan perusahaan yang terkait
dengan kepariwisataan, yang bersama-sama menghasilkan produk barang dan
jasa yang diperlukan oleh wisatawan maupun pengunjung di dalam
perjalanannya di suatu tempat.
c. Menurut Dr. Hunzieker (H. Kodhyat, 1996)
Tourism Enterprices all business with by combining varies means of
production, provide good and services of a specially tourist natur
2.2 Pengertian Industri Pariwisata
Industri pariwisata adalah kumpulan dari macam-macam perusahaan yang
secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and services)
yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan travelers pada umumnya,
selama dalam perjalanan.
Perusahaan yang termasuk dalam industri pariwisata adalah :
a) Perusahaan Angkutan Wisata
b) Hotel dan Akomodasi
c) Objek Wisata dan Atraksi Wisata
d) Travel Agent
e) Tour Operator
f) Restaurant, Bar,Catering
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Perusahaan ini secara langsung memberikan pelayanan kepada wisatawan.
Selain itu, ada juga perusahaan-perusahaan jasa yang secara tidak langsung
dibutuhkan oleh wisatawan, seperti photo supplier, kantor pos, bank, tourist
promotion office dan lain-lain.
2.2.1 Sarana dan Prasarana Kepariwisataan
2.2.1.1 Sarana Kepariwisataan
Sarana kepariwisataan secara umum adalah semua bentuk perusahaan
yang dapat memberikan pelayanan pada wisatawan, namun perusahaan tersebut
tidak selamanya tergantung pada wisatawan.
Kita mengenal ada tiga macam sarana kepariwisataan, yaitu :
1. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Suprastructure) adalah
Perusahaan yang usahanya sangat tergantung pada kedatangan wisatawannya.
Perusahaan-perusahaan yang dimaksud adalah : Perusahaan-perusahaan yang
usaha kegiatannya mempersiapkan dan merencanakan suatu perjalanan wisata
seperti : Travel Agent, Tour Operator, Tourist Transportation. Selain itu
perusahaan-perusahaan lain juga dapat memberikan pelayanan di daerah tujuan
kemana wisatwan pergi. Seperti : Hotel, Motel, Cottages dan lain-lain.
Ketentuannya apabila tidak ada wisatawan, maka perusahaan tersebut tidak
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
2. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supllementing Tourism Superstructure)
adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas-fasilitas untuk rekreasi yang
fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok sedemikian rupa, sehingga
fungsinya dapat membuat agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal atau di
daerah yang dikunjunginya. Perusahaan ini mendorong wisatawan agar lebih
lama tinggal di suatu tempat.
Yang termasuk kelompok ini adalah :
- Sarana Olah Raga, seperti : golf course. tennis court, swimming poll,
daerah perburuan, pelayaran dan sebagainya.
- Sarana Ketangkasan, seperti : Billyard, dan sebagainya.
3. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Superstucture) adalah
perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok yang
berfungsi tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal akan tetapi lebih
penting agar wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya di tempat yang
dikunjunginya. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah : Night Club,
Souvernir Shop, Bioscop, Opera, dan Steambath.
2.2.1.2 Prasarana Kepariwisataan (Tourism Infrastructures)
Prasarana Kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan
proses prekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga
memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan.
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
a) Prasarana Umum (General Infastructures)
Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan orang banyak (umum) yang
bertujuan untuk membantu kelancaran roda perekonomian. Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah :
- sistem penyediaan air bersih
- pembangkit tenaga listrik
- sistem jaringan jalan raya dan rel kereta api
- sistem telekomunikasi
- airport, pelabuhan laut, terminal, stasiun
b) Kebutuhan Masyarakat Banyak (Basic Needs of Civilized Life)
Prasarana yang menyangkut kebutuhan masyarakat banyak, dan termasuk
dalam kelompok ini adalah rumah sakit, apotik, kantor pos, bank, pompa bensin,
administrasi pemerintah (polisi dan pengadilan), pemerintahan umum dan badan
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
2.3 Tinjauan Umum Tentang Pelayanan
Pelayanan sering juga disebut dengan service berasal dari bahasa
Inggris, kata kerja to serve mempunyai arti : melayani, membantu, menolong.
Sedangkan service adalah kata benda dari to serve yang artinya pelayanan.
Pelayanan merupakan suatu aktifitas yang bertujuan memuaskan dan
menyenangkan masyarakat dalam mendapatkan suatu pelayanan yang sopan.
Menurut DR.Philip Kotler, seorang profesor pemasaran Universitas Northwestern
(H. Djoeli, 1998), menyatakan bahwa “pelayanan (service) adalah suatu aktifitas
yang memberikan manfaat dan ditawarkan oleh suatu pihak yang lain dalam
bentuk tindak nyata (intangible) dan tidak menimbulkan pemindahan
kepemilikan”. Ini berarti bahwa pelayanan memiliki sifat-sifat intangible, oleh
sebab itu tidak dapat diukur, diraba melainkan hanya dapat dirasakan dan yang
merasakan itu adalah si penerima pelayanan tersebut.
Pelayanan yang baik (memuaskan) dapat dirasakan oleh si penerima di
dalam dirinya, apabila ia telah mendapatkan sesuatu yang menjadi kebutuhan dan
keinginannya. Maka untuk mendapatkan gambaran tentang pemenuhan kebutuhan
dan yang diinginkan tamu kita harus terlebih dahulu mengetahui apa yang
dibutuhkan dan yang diinginkan mereka, agar kualitas pelayanan yang diberikan
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Dua unsur utama yang membentuk pelayanan yang berkualitas, yaitu :
a. Kualitas manusia atau perilaku pribadi, hal ini berkaitan dengan
bagaimana ketrampilan berinteraksi dengan tamu dalam memberi
pelayanan yang tepat dan cepat sesuai dengan kebutuhan tamu.
b. Ketrampilan atau keahlian adalah penguasaan terhadap unsur-unsur tehnik
dan prosedur sistem pelaksanaan yang mapan dalam mentransfer produk
atau jasa.
Dengan terbentuknya dua unsur utama yang berkualitas dalam pelayanan
tersebut maka suatu kepuasan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan akan
dirasakan oleh tamu. Suatu kepuasan yang dapat dirasakan dan dapat membuat
masyarakat memuaskan tersebut meliput i :
− Adanya kepuasan waktu
− Adanya kepuasan cara pelayanan yang baik
− Adanya kepuasan cita rasa, dan
− Adanya kepuasan harga
2.4 Motif perjalanan Wisata
Dalam melakukan suatu perjalanan, orang-orang didukung oleh suatu
alasan atau motif tertentu, antara lain sebagai berikut :
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Keinginan wisatawan untuk mengumpulkan pengalaman
sebanyak-banyaknya dan menikmati apa saja yang menarik perhatian, misalnya
pemandangan alam, adat istiadat setempat, pesta rakyat, hiruk pikuk kota besar
atau ketenangan tempat yang sepi, monumen, peninggalan bersejarah dan
sebagainya. Motif bersenang-senang dapat dibagi menjadi beberapa bagian
yaitu :
• Motif Rekreasi
Wisatawan agak sukar membedakan antara motif rekreasi dengan motif
tamasya. Motif rekreasi adalah kegiatan yang menyenangkan untuk
memulihkan kesegaran jasmani dan rohani manusia. Wisatawan rekreasi
biasanya menghabiskan waktunya di satu tempat saja, sedangkan
wisatawan tamasya berpisah-pisah.
• Motif Wisata Olah Raga
Wisata olah raga adalah dimana wisatawan mengadakan perjalanan wisata
karena keinginan berolah raga.
• Motif Wisata Bisnis
Bisnis merupakan salah satu motif dalam mengadakan perjalanan wisata.
Adanya kunjungan bisnis, pekan raya dagang yang dikunjungi dan
sebagainya, yang mana semua peristiwa itu mengundang kedatangan
orang-orang bisnis baik dari dalam maupun luar negeri.
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Dengan tipe wisata kebudayaan, orang tidak hanya sekedar mengunjungi
suatu tempat untuk menyaksikan/menikmati atraksi tetapi ia mungkin
datang untuk mempelajari atau mengadakan penelitian tentang kebudayaan
setempat.
• Motif Kesehatan
Orang-orang mengunjungi suatu tempat atau suatu negara tertentu dengan
suatu alasan kesehatan, misalnya berkunjung ke suatu daerah pemandian
air panas, yang dikatakan dapat menyembuhkan penyakit kulit, atau
banyak kasus orang Indonesia berobat atau sekedar check up ke Singapura,
Jepang atau Amerika sekalian menikmati objek wisata di tempat tersebut.
• Motif Wisata Sosial
Motif wisata sosial ialah rekreasi, bersenang-senang, atau sekedar mengisi
waktu libur, tetapi perjalanannya dilaksanakannya dengan bantuan
pihak-pihak tertentu secara sosial, misalnya wisata sosial buruh suatu pabrik
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
BAB III
GAMBARAN UMUM PT. ANGKASA PURA II BANDARA POLONIA MEDAN
3.1 Sejarah Perusahaan/Instansi
Bandar Udara Polonia Medan dikelola oleh Perusahaan Umum
Angkasa Pura II yang sebelumnya dikelola Bandar Udara Polonia di
bawah naungan PT.(Persero) Angkasa Pura I. Perusahaan Angkasa Pura
merupakan salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor.33 tanggal
15 November 1962 dengan nama Perusahaan Negara Angkasa Pura
“Kemayoran”.
Secara rinci penjelasan sejarah Bandara Udara Polonia Medan
dibagi dalam 3 (tiga) masa yakni :
3.1.1 Pada Masa Penjajahan
Pada awalnya Bandar Udara Polonia dibangun tahun 1872 oleh
Baron Misxhalsky, seorang bangsa Polandia yang mendapat konsensi dari
Pemerintah Hindia Belanda untuk membuka perkebunan tembakau di
bagian Sumatera Timur Medan. Kemudian beliau menamakan daerah
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Pada tahun 1879, karena satu dan lain hal, konsesi atas tanah
perkebunan berpindah tangan ke Deli Maattschappij (DELI MIJ). Pada
tahun itu terdengar kabar bahwa pionir penerbang bangsa Belanda yaitu
Mr. Van Der Hindia akan menerbangkan pesawat kecilnya “Fokker”, dari
Eropa ke wilayah Hindia Belanda dalam waktu 20 jam terbang, maka
DELI MIJ yang memegang konsesi atas tanah itu menyediakan sebidang
tanah untuk diserahkan sebagai lapangan terbang pertama di kota Medan.
Setelah berita pertama tentang kedatangan pesawat udara tidak
terdengar lagi, pada tahun 1924 rencana kedatangan pesawat udara
kembali terdengar. Mengingat singkatnya waktu akhirnya persipan untuk
lapangan terbang tidak dapat dikejar, akhirnya pesawat mendarat di
lapangan pacuan kuda yakni “Deli Renvereeniging”. Pesawat Fokker
tersebut mendarat di Medan dan disambut oleh Sultan Sulaiman Syariful
Alamsyah seorang sultan dari kesultanan Serdang beserta seluruh
rakyatnya yang menyambut dengan gembira. Kemudian Sultan Sulaiman
Syariful Alamsyah dijamu sebagai orang pertama yang menaiki pesawat
itu untuk melihat-lihat kota Medan dari Udara. Setelah pesawat yang
pertama kali datang di kota Medan tersebut mendarat, maka Asisten
Residen Sumatera Timur yakni Mr. C.S. Van Kepen mendesak
pemerintah Hindia Belanda yang selalu menunda-nunda apalagi setelah
adanya nasehat dari pucuk pimpinan Bala Tentara Hindia Belanda (KNIL)
untuk membangun satu lapangan terbang guna keperluan sipil maupun
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
tidak ada kabar persetujuan dan juga tidak ada jalan keluarnya, maka tanah
yang diperuntukkan bagi pembangunan lapangan akhirnya dikembalikan
kepada DELI MIJ.
Tahun 1927, Persatuan perkebunan-perkebunan Sumatera Timur
(A1 Gemeene Vereeniging Rubber Planters Oostkust Van Sumatera –
AVROS ) dan organisasi Perkebunan Deli (Deli Planters Vereeniging –
DVP), yang merupakan golongan-golongan kuat kapitalis asing secara
kolektif terus menerus mendesak pemerintah pusat agar membuka
beberapa lapangan terbang sehingga dalam waktu yang singkat
perhubungan udara yang teratur dapat terlaksana. Dalam musyawarah
antara Pemerintah Pusat dengan Panglima Angkatan Udara KNIL di
Bandung terjadi kesepakatan dan dukungan untuk membangun di beberapa
daerah.
Hal ini dapat dilihat dengan adanya surat Afd VII-A dari Kepala
Staf Bala Tentara Di Raja Hindia Belanda dari markas besarnya di
Bandung.
Tanggal 19 Januari 1927, Markas Besar Bala Tentara Diraja
Hindia Belanda mengeluarkan surat No. 178 yang isinya berupa :
Pembentukan Panitia/ Komisi yang mengadakan
penyelidikan-penyelidikan. Komisi ini dinamakan sebagai komisi Kuferwalrafen. Tugas
dari komisi ini antara lain adalah untuk mempersiapkan pembukaan suatu
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
perhubungan udara disiapkan guna keperluan sipil maupun militer.
Tanggal 12 April 1927, Direktur perusahaan-perusahaan Negara melalui
telegram No. 33705/TA/S, mengabarkan kepada Gemeente (Kota Raja)
Medan, bahwa Perusahaan Penerbangan KNILM (Koninklijke
Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij) ialah
(Koninklijke Luchtvaart Maatschappij) Belanda, akan menerbangkan 4
pesawat terbang untuk hubungan dengan Hindia Belanda melalui kota
Medan, rencana kedatangan adalah pada akhir bulan Juni.
Tanggal 6 Juni 1927, Direktur Departemen Perusahaan-perusahaan
Negara meminta kesediaan pihak “Deli Renveteeniging” untuk
menyerahkan tanah mereka yang terletak di Polonia untuk
dijadikan/digunakan sebagai lapangan terbang di Medan.
Tanggal 27 Juni 1927, Direktur Perusahaan-perusahaan Negara
mengirimkam telegram, yang mengatakan bahwa karena kesulitan teknis,
pesawat terbang pertama baru akan datang di Medan pada bulan
September 1927. Untuk persiapan akhir dan pemeriksaan lapangan terbang
maka kepala Biro penerbangan yaitu Mr. WL. Groeneveld Meyer dan Mr.
H. Nieuwen Huis dari KNILM diutus datang ke Medan guna persiapan
lapangan terbang, maka AVROS bersedia memberikan tanah konsesinya
untuk dipergunakan oleh pemerintah (dalam hal ini Militer Belanda)
dimana statusnya akan ditentukan pada tahun 1930. Pihak Gemeente
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
penyempurnaan lapangan terbang tersebut, sehingga ongkos pemeliharaan
menjadi murah. Setelah segala sesuatunya dipersiapkan dan dari pihak
pekerjaan umum sudah mengadakan inspeksi tentang rumput dan status
pengeringan air, maka dibuatlah lapangan terbang.
Tanggal 31 Juni 1957, DR. WL. Groeneveld Meyer kepala biro
penerbangan dari departemen perusahaan-perusahaan Negara dan Mr.H.
Nieuwenhuis mengadakan inspeksi di lapangan tersebut dan melihat
bahwa lapangan tersebut sangat baik untuk digunakan sebagai lapangan
udara, namun tempat dimana landasan akan dibuat harus diperkeras lagi.
Biaya yang diperlukan adalah sebesar FL.13.500 (Gulden), dan pihak
Gemeente Medan menanggung biaya sebesar FL.3500 (Gulden).
3.1.2 Pada Masa Kemerdekaan
Pada tahun 1946, sehubungan dengan Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, secara otomatis seluruh
tanah air kembali menjadi milik Pemerintah RI dan dikuasai sepenuhnya
oleh Pemerintah RI.
Pada tahun 1946, Tentara Sekutu Jepang membangun kembali
lapangan terbang Polonia yang rusak berat akibat terjadinya perang. Letak
posisi arah landasan dirubah menjadi 05-23 dengan landasan sepanjang
800 m, dan disusun dengan menggunakan lempengan besi-besi PSP
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Tahun 1948, sesudah masa kemerdekaan Negara Republik
Indonesia, bandara tersebut kembali dibeli oleh Pemerintah Hindia
Belanda setelah dikuasai oleh sekutu dari tahun 1946 dan landasan pacu
diperpanjang menjadi 1000 meter.
Tahun 1950, Pengelola lapangan terbang Polonia adalah Angkatan
Udara Republik Indonesia (AURI) dalam hal ini Dinas Tehknik dan Dinas
Pekerjaan Umum bagian lapangan terbang. Perusahaan penerbangan yang
masuk di Polonia saat itu adalah KLM (Koninklijke Luchtvaart
Maatschappij) yang secara harafiah berarti Perusahaan Dirgantara
Kerajaan dan Garuda.
Tahun 1951, KASAR-RI (kepala staf angkatan perang – Republik
Indonesia), melalui surat keputusan No. : I/1951 menyatakan bahwa
seluruh pangkalan udara bekas pemerintahan Belanda maupun Jepang
diserahkan kepada Angkatan Perang RI dan Angkatan Udara RI (AURI).
Dengan demikian Pangkalan Udara Polonia Medan sejak saat itu berada
dalam kekuasaan Angkatan Udara baik dalam hal aset maupun
pengelolaan.
Pada periode 1959 hingga tahun 1982, pengelolaan Bandar Udara
Polonia dilaksanakan oleh dua instansi, yaitu :
i. Militer/Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI)
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Tahun 1963, jawatan Penerbangan Sipil dirubah menjadi
Direktorat Penerbangan Sipil yang berada di bawah naungan Departemen
Perhubungan Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, selanjutnya status
pelabuhan udara dimana terdapat Pangkalan Udara Militer, menjadi
pelabuhan udara bersama maka dengan Surat Keputusan Menteri
Perhubungan No.23 tahun 1963 dan C22/I22-U (P-II-U) tanggal 15 Juli
1963, status Pelabuhan Udara Polonia menjadi Pelabuhan Udara Bersama,
sedangkan aset tanah tetap dalam kekuasaan AURI.
3.1.3 Pada Masa Pembangunan
Pada tahun 1968, terjadi perubahan Departemen Perhubungan
Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik dipecah menjadi 2 (dua) departemen,
yakni:
1. Departemen Perhubungan
2. Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
Sebagai akibat dari pemisahan tersebut, Direktorat Penerbangan
Sipil dirubah menjadi Direktorat Jendral Perhubungan Udara yang menjadi
unsur dari Departemen Perhubungan. Pelabuhan Udara Polonia Medan
selanjutnya berada di bawah naungan Departemen Perhubungan Kantor
wilayah I Direktorat Jendral Perhubungan Udara.
Tahun 1957, berdasarkan keputusan bersama antara Departemen
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
SKB No. Kep/30/IX/75, No. KM.393/S/PHB-75 dan
Kep.297.j/MK/IV/8/75 tanggal 21 Agustus 1945, pengelolaan Pelabuhan
Udara Polonia menjadi hak pengelolaan bersama antara Pangkalan Udara
AURI dan Pelabuhan Gedung Operasi seluas 780 m2.
Tahun 1980, Berdasarkan KM.50/OT/Phb-78 tanggal 8 Maret
1978, Pelabuhan Udara Polonia Medan dibagi menjadi dua instansi, yakni
:
1. Pelabuhan Udara Polonia
Mengelola kegiatan yang bersifat komersial, terutama kegiatan
pelayanan jasa penumpang dan cargo serta kegiatan lalu lintas
pesawat selama berada di darat.
2. Sentral Operasi Keselamatan Penerbangan (SENOPEN) Medan.
Mengelola kegiatan Operasi Keselamatan Penerbangan dan Lalu
Lintas Udara
Pelabuhan Udara Polonia Medan mendapat proyek perpanjangan
landasan dengan sistem “cakar ayam” sepanjang 445 Meter. Dengan
demikian panjang landasan Bandar Udara Polonia Medan menjadi 2900
Meter. Dengan panjang landasan sedemikian, Pelabuhan Udara Polonia
Medan sudah dapat menampung pesawat berbadan lebar setingkat dengan
DC-10 atau B-747. Pada tahun ini juga dibangun fasilitas gedung
Pemancar seluas 437,50 Meter untuk mendukung kegiatan keselamatan
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Tahun 1981, dilakukan Pembangunan Gedung Terminal Dalam
Negeri (domestik) seluas 7.526 m2, dan diresmikan oleh Menteri
Perhubungan Republik Indonesia yakni Bapak Rusmi Nurjadin.
Tahun 1982, pengelolaan Bandar Udara Polonia dibagi menjadi dua yaitu:
1. Daerah Kekuasaan
Pangkalan Udara dikuasai oleh TNI-AU
2. Daerah Pengelolaan
Pelabuhan Udara dikelola oleh direktorat Jendral Perhubungan
Udara. Dengan batas penguasaan dan pengelolaan adalah landasan
pacu (run way).
Tahun 1985, pada tanggal 3 Feberuari 1985, bersarkan PP. No.30
tahun 1984, Pelabuhan Udara Polonia Medan diserahkan pengelolaannya
dari Direktorat Jendral Perhubungan Udara kepada Perusahaan Umum
(Perum) Angkasa Pura, untuk dijadikan tambahan penyertaan modal
negara serta pengembalian sebahagian kekayaan perum Angkasa Pura
kepada negara. Dengan demikian secara resmi Pelabuhan Udara Polonia
Medan masuk kedalam jajaran Perusahaan Umum (Perum) Angkasa Pura.
Tahun 1986, ketentuan Pemerintah mengatakan bahwa sebutan
“Pelabuhan Udara” diganti menjadi “Bandar Udara”. Hal ini berdasarkan
PP.No.25 tahun 1986 tanggal 19 Mei 1986. Pada tahun ini juga terjadi
perubahan status dan nama Perum Angkasa Pura menjadi Perum Angkasa
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Pada tanggal 19 November 1987, tanggung jawab terhadap
pengawasan pengendalian lalu lintas udara di Indonesia di atas sebahagian
Sumatera pada ketinggian tertentu, yang selama ini dilimpahkan kepada
Kuala Lumpur, diambil alih dan dilaksanakan oleh dinas ACC (Dinas
Pelayanan Area Control) Senopen. Pengambil alihan ini bertujuan untuk
menjamin berlangsungnya arus lalu lintas udara secara aman, lancar,
teratur dan efisien.
Tahun 1988, komandan pangkalan udara Polonia Medan TNI-AU
(Letnan Kolonel Penerbang Sjeiullah) beserta jajarannya dan Pemda
Tingkat I Sumatera Utara bekerja sama mengadakan pengukuran tanah di
sekitar Bandar Udara Polonia Medan untuk membuat sertifikat tanah
Bandar Udara Polonia Medan. Hal ini dilakukan karena secara de facto
tanah Bandar Udara Polonia saat itu masih berada dalam kepemilikan
TNI-AU (Lanud Medan), sedangkan secara de yure sampai saat ini masih
dalam proses pengurusan sertifikat.
Pada tanggal 2 February 1993, terjadi pengalihan status dari Perum
Angkasa Pura I menjadi PT. (PERSERO) ANGKASA PURA II,
berdasarkan PP nomor 5 tahun 1992. Dengan demikian tujuan penguasaan
Bandar udara Polonia adalah untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok,
yaitu memupuk keuntungan melalui penyediaan dan penguasaan jasa
Bandar Udara yang pada akhirnya akan memberikan pengembangan
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Tahun 1994, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI
No.S-33/MK.016/1994 tanggal 22 January 1994 , meliputi :
− Penguasaan Bandar Udara Polonia sesuai dengan tugas dan fungsi
Bandar Udara dalam Lingkungan Perusahaan Persero Terbatas.
− Pemilikan seluruh kekayaan PT.(Persero) Angkasa Pura I yang
berupa aktiva tetap dan barang persediaan Bandar Udara Polonia
Medan,
− Pembinaan para karyawan yang ditugaskan pada Bandar Udara
Polonia Medan
− Semua utang piutang dan pendapatan yang diperoleh serta biaya
yang dikeluarkan untuk pengoperasian Bandar Udara Polonia
Medan, setelah tanggal 31 Desember 1993 menjadi tanggung
jawab PT. (Persero) Angkasa Pura II.
Tahun 1995, Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini
Departemen Perhubungan RI, sedang merancang pemindahan Bandar
Udara Polonia Medan kelokasi baru. Daerah ini adalah Kualanamu Lubuk
Pakam Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.
Selanjutnya secara bertahap berdasarkan surat keputusan menteri
keuangan No.553/MK/1994 pada tanggal 22 January 1994, PT. Angkasa
Pura mendapat tugas tambahan untuk mengelola Bandar Udara Polonia
Medan dan dilanjutkan lagi berdasarkan keputusan Mentri Perhubungan
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
terletak di Bandung, Pekan Baru, Padang, Banda Aceh. Dan sejak tahun
2000 Bandar Udara yang masuk dalam jajaran PT. Angkasa Pura II
menjadi 12 Bandar Udara yaitu :
1. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tanggeranng
2. Bandar Udara Halim Perdana Kesuma-Jakarta
3. Bandar Udara Sultan Mahmud Badartudin II-Palembang
4. Bandar Udara Spadio-Balikpapan
5. Bandar Udara Polonia-Medan
6. Bandar Udara Sultan Iskandar Muda-Banda Aceh
7. Bandar Udara Sultan Syarif Kasyim II-Pekan Baru
8. Bandar Udara Minangkabau-Padang
9. Bandar Udara Husein Sastranegara-Bandung
10.Bandar Udara Kijang-Tanjung Pinang
11.Bandar Udara Depati Amir-Pangkal Pinang
12.Bandar Udara Thaha-Jambi
Kantor Cabang PT. Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan
mempunyai kegiatan dibidang jasa pelayanan operasi lalu lintas udara dan
jasa bandar udara, pemeliharaan fasilitas bandar udara serta kegiatan atau
tugas-tugas lain sesuai dengan kebijaksanaan yang digariskan direksi.
Dalam melaksanakan kegiatan atau tugas-tugas tersebut, kantor
cabang PT.Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan bertugas menyiapkan,
melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pelayanan operasi
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
operasional bandar udara dan komersial, memelihara tekhnik elektronika
dan listrik serta menyiapkan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan
administrasi dan keuangan.
BAB IV
SISTEM PELAYANAN PADA ANGKASA PURA II BANDARA POLONIA MEDAN
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Sebagai pintu gerbang Sumatera Utara, Bandara Polonia merupakan
bandara internasional terbesar keempat setelah Bandara Soekarno-Hatta Jakarta,
Juanda Surabaya dan Ngurah Rai Bali. Terletak 2 km dari kota Medan, bandara
ini melayani penerbangan ke kota-kota besar seperti Jakarta dan Batam, juga
Kuala Lumpur, Penang, Ipoh dan Singapura.
Di atas lahan seluas 144 hektar, bandara ini mempunyai landasan pacu
sepanjang 2.900 meter, 4 taxiway dan apron seluas 81.455 m2. Dua terminalnya
yang memiliki luas total 13.811 m2, dirancang untuk memuat penumpang hingga
900 ribu. Terminal ini terdiri atas terminal untuk penerbangan domestik. Bandara
ini juga dilengkapi dengan luas pelataran parkir yang berkapasitas 300 mobil di
terminal penerbangan domestik dan 200 mobil di terminal penerbangan
internasional.
Selain fasilitas penerbangan, di kedua terminal terdapat beberapa fasilitas
untuk kenyamanan pengguna bandara seperti cafetaria, money changer, restoran,
snack bar, souvenir shop, wartel dan Duty Free Shop. Sebagai bandara
internasional, Polonia juga dilengkapi dengan Pelayanan Imigrasi, Karantina
Kesehatan, Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan, Karantina Ikan, dan
Pelayanan Informasi Pariwisata.
Beberapa maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara Polonia
Medan, yaitu Garuda Indonesia, Merpati Nusantara, Mandala Airlines, Pelita Air,
Silk air, MAS dan SMAC, Travira, Sri Wijaya, Riau Airlines, Air Asia, dan
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Lhokseumawe, Gunung Sitoli, Padang, Palembang, Jakarta, Pekanbaru, Batam
dan Pontianak. Sedangkan rute internasional adalah Penang, Kuala Lumpur, Ipoh
dan Singapura.
Demi meningkatkan keamanan, pengoperasioan terminal kargo
menggunakan sistem satu pintu, sehingga pergerakan kargo menjadi tertib
sekaligus dapat mencegah terjadinya manipulasi arus barang.
Mengingat Bandara Polonia yang letaknya dekat dengan pusat kota dan
kapasitasnya yang sudah tidak mampu lagi menampung aktivitas yang cukup
padat, bandara akan dipindahkan ke Kuala Namu, Kabupaten Deli Serdang. Untuk
tahap awal, Bandara Kuala Namu akan dibangun dengan kapasitas 8 juta
penumpang dengan panjang landasan pacu 3.750 m, dan dapat menampung
aktivitas pesawat sebanyak 10.000 penerbangan setiap tahunnya. Bandara baru
akan didesain secara modern serta dirancang untuk memiliki akses kereta api
dengan berfasilitas city check in. Direncanakan, bandara baru akan dapat
beroperasi pada awal 2009.
4.2 Informasi Umum Bandara
a. Data Umum
1. Kelas : Internasional
2. Luas : 153.01 Ha
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
4. Telepon : (061)4565777 – 4557227
5. E-mail
b. Lokasi
1. Koordinat/Elevasi : 03 33’015” – 03 33’059”LU dan 098 40’870” – 098
40’094”BT / 26.4 m
2. Kode ICAO/IATA : WIMM/MES
3. Jam Operasi : 06.00 WIB – 24.00 WIB
4. Jarak dari kota : ± 1 Km dari pusat kota Medan
c. Spesifikasi Bandara
1. Landasan Arah
Arah : (05 / 23)
Dimensi : (2900 x 45) m2
2. Taxiway
No. T/W : Dimensi Luas
Alpha : (148.50 x 26) 3.861 m2
Bravo : (215 x 23) 4.945 m2
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Charlie : (80 x 18) 2.700 m2
Echo : (333 x 23) 7659 m2
3. Apron Luas
Alpha : 39.581,78 m2
Bravo : 30,305 m2
Delta : 16.028,70 m2
4.Tipe Pesawat : A320
A319
B734
B733
B732
C208
MD82
MD83
MD90
CN235
Dan lain-lain
5.Terminal : Luas Kapasitas
Penumpang
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
d. Fasilitas Penerbangan
1. Telekomunikasi : VHF/HF, Handytalky, AMSC, Voice Recorder, Time
Announcer, Speech Pluch, Receiver All Band, Send
Call Coder, ATIS, VSCS
2. Navigasi Udara : DVOR/DME, NDB, ILS, Radar, SSR Extractor, ATC
System, Radar MSSR, IRIS Monitor
3. PKP – PK : CAT. VIII
4. Airfield : PALS/PAPI
e. Fasilitas Bandara
1. Power Supply : PLN, MPS/Genset
2. Water Supply : PDAM
3. Peralatan Mekanikal : Timbangan, Convenyor belt, Trolley, AC
4. Keamanan : X-RAY, Walk Throuh Metal Detector, Hand Held
Metal
5. Parkir Kendaraan : Luas Kapasitas
25,342 m2 882 kendaraan
6. Meteorologi
Pengamatan : Tersedia
Prakiraan : Tersedia
7. CIQ
Bea Cukai : Tersedia
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Karantina : Tersedia
8. Transportasi darat : Taxi, Car rental
9. Pelayanan Umum : Telepon Umum, Restoran, Kafetaria, Souvernir
Shop
10.Penunjang Lain : Perkantoran, Gedung VIP, Pengelolaan Limbah
Cair (STP)
Bandara Polonia mempunyai luas sebesar 144 hektar. Panjan
(sehingga terdapat displaced threshold sebesar 275 meter). Hal ini terjadi karena
banyaknya benda yang menghalangi di sekitar tempat lepas landas dan mendarat.
Polonia juga memiliki 4 taxiway dan apron seluas 81.455 meter. Polonia
dirancang untuk dapat memuat maksimum sekitar 900.000 penumpang.
Dari tahun ke tahun arus penumpang Polonia cenderung mengalami
peningkatan antara 15 hingga 20 persen. Pada tahun
mencapai sebesar 2.736.332 orang, naik dari 2.090.519 orang pada tahun
sebelumnya. Jumlah pergerakan pesawat adalah 36.359 pada tahun 2003, naik dari
29.894 pada tahun
penerbangan internasional dari Polonia pada
mencapai 35.100 penerbangan domestik dan 8.266 penerbangan internasional.
Dari segi jumlah penerbangan, pada 1998 terdapat 56 penerbangan dalam
sehari, namun pada tahun 2005 meningkat menjadi antara 125 hingga melebihi
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
pertahun, baik domestik maupun internasional. Di bidang transportasi barang,
pada tahun 2005 pergerakan kargo di Polonia mencapai 31.347 ton.
4.3 Terminal
Terminal keberangkatan domestik Polonia sebelum terbakar pada
Desember 2007, memiliki dua terminal penumpang yaitu, Terminal
Keberangkatan dan Kedatangan, dengan luas mencapai 13.811 meter². Keduanya
masing-masing dibagi untuk penerbangan domestik dan internasional. Terminal
domestik Polonia mempunyai luas 7.941 meter² dan dapat menampung 1.810
orang yang datang bersamaan, sehingga setiap penumpang mempunyai luas 4 m²,
kurang dari standar yang ditetapkan pemerintah yaitu 14 m². Terhitung sejak 1
Oktober 2006, Bandara Polonia mengoperasikan sebuah terminal
yang diharapkan dapat menertibkan pergerakan kargo dan mencegah terjadinya
manipulasi muatan barang
4.3.1 Maskapai dan Tujuan
4.3.1 Terminal Domestik
− Indonesia Air Asia (Jakarta)
− Batavia Air (Batam, Jakarta)
− Garuda Indonesia (Banda Aceh, Jakarta)
− Kartika Airlines (Banda Aceh, Batam)
− Linus Airways (Pekanbaru)
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
− Wings Air (Jakarta)
− Mandala Airlines (Banda Aceh, Batam, Jakarta, Padang)
− Merpati Nusantara Airlines (Bandung, Jakarta, Pekanbaru)
− Sriwijaya Air (Banda Aceh, Batam, Jakarta, Lhok Seumawe, Pekanbaru
4.3.2 Terminal Internasional
− AirAsia (Kuala Lumpur)
− Indonesia AirAsia (Kuala Lumpur, Pulau Pinang)
− Valueair (Singapura)
− Kartika Airlines (Ipoh, Pulau Pinang)
− Lion Air (Pulau Pinang)
− Malaysia Airlines (Kuala Lumpur, Pulau Pinang)
− Firefly (Pulau Pinang, Kuala Lumpur-Subang)
− Merpati Nusantara Airlines (Kuala Lumpur)
− Silk Air (Singapura)
4.4 Masalah dengan letak dan masa depan
Akibat letak Bandara Polonia yang sangat dekat dengan pusat kota Medan,
sekitar 2 km menyebabkan bangunan-bangunan yang ada di Medan dibatasi
ketinggiannya. Peraturan ini adalah sedikitnya jumlah bangunan tinggi di Medan.
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Sejak pemberian izin penerbangan diringankan di Indonesia pada tahun 2000,
jumlah penerbangan meningkat tajam.
Bandara Polonia tidak mempunyai
harus berjalan melalui tarmac untuk mencapai pesawat. Menurut rencana, bandara
ini dalam beberapa tahun ke depan akan dipindahkan ke
Kabupaten
mulai beroperasi, Polonia direncanakan akan dialihkan fungsinya menjadi sebuah
4.5 Struktur Organisasi Di PT.Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan dan Tugas – tugasnya
4.5.1 Kepala Cabang
Kepala Cabang berfungsi sebagai penanggung jawab direksi PT. Angkasa
Pura II di Bandara Polonia Medan. Tugasnya yaitu menyelenggarakan usaha jasa
kebandar-udaraan dan jasa keselamatan penerbangan dalam arti seluas-luasnya
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
bandar udara yang bersangkutan sesuai dengan pedoman dan kebajikan yang
digariskan direksi.
Kantor cabang mempunyai fungsi :
1. Penyediaan, pengelolaan, pengusahaan dan pelayanan jasa
kebandarudaraan dan jasa keselamatan penerbangan.
2. Penyediaan, pengelolaan, pengusahaan bidang usaha lain yang
mempunyai hubungan dengan usaha jasa kebandar udaraan.
Kepala cabang merupakan suatu kepala perusahaan yang dapat
memberikan suatu penerbangan, maka kepala cabang memimpin kantor cabang
kelas I, yang selanjutnya Direksi PT. Angkasa Pura II dapat melakukan
pembinaan terhadap kantor cabang sesuai dengan kewenangannya.
4.5.2 Divisi Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara (LLU)
Divisi Pelayanan Operasi lalu lintas Udara (LLU) ini bertugas :
− Mempersiapkan dan melakukan kegiatan pelayanan aerodrome dan
approach control/terminal control area.
− Mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan pelayanan bantuan operasi
penerbangan/penerangan aeronautika.
Divisi ini berfungsi sesuai dengan tugas yang ditetapkan. Untuk melaksanakan
tugas dan fungsi tersebut, divisi ini dibantu oleh beberapa dinas, yaitu :
1. Dinas Pelayanan Aerodrome dan Approach Control/Terminal Control
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
dan pengawasan operasi lalu lintas udara Bandara Udara Polonia dan
sekitar wilayah udara Terminal Control Area, di wilayah udara pendekatan
termasuk Control Zone.
2. Dinas Pelayanan Area Control (ACC), bertugas melaksanakan
kegiatan pelayanan pengendalian dan pengawasan operasi keselamatan
lalu lintas udara di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Dinas Pelayanan Bantuan Operasi Penerbangan/Penerbangan
aeronautika (BOP/RANGTIKA), bertugas melaksanakan kegiatan
pengiriman dan penerimaan berita-berita penerbangan melalui hubungan
antara stasiun komunikasi penerbangan serta melakukan kegiatan
pengolahan, pengumpulan, penyampaian dan penyebaran imforamsi
aeronautika.
4.5.3 Divisi Pelayanan Operasi Bandar Udara
Divisi Pelayanan Operasi Bandar Udara Mempunyai tugas :
− Mempersiapkan dan melakukan kegiatan pelayanan Bandar Udara.
− Mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan pertolongan kecelakaan
penerbangan dan pemadam kebakaran
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Divisi Pelayanan Bandar
Udara mempunyai fungsi penyiapan dan pelaksanaan opersasi sesuai dengan tugas
yang dimiliki. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Divisi Pelayanan Operasi
Bandar Udara dibantu oleh beberapa dinas yang bertanggung jawab kepadanya,
yaitu :
1. Dinas Pelayanan Bandar Udara, bertugas melaksanakan pengaturan
pelayanan disisi udara (airside), pengaturan pelayanan di terminal dalam
fasilitasnya, sisi darat (landside), layanan penerangan dan komunikasi
umum yang berhubungan dengan penerbangan dan pariwisata untuk
memakai jasa bandara, pengurusan perizinan masuk/pas bandara serta
sistem informasi operasional bandara.
2. Dinas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran
(PKP-PK), bertugas melaksanakan pemberian pertolongan kecelakaan
penerbangan dan pemadam kebakaran serta penanggulangan keadaan
gawat darurat medis di lingkungan kerja bandara dan sekitarnya.
3. Dinas Pengamanan Bandar Udara, bertugas melaksanakan kegiatan
pengamanan di lingkungan kerja bandara.
4. Dinas Tekhnik Mekanikal dan Peralatan, mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan
mekanikal dan peralatan.
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Divisi teknik elektronika dan listrik mempunyai tugas :
− Mempersiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan
dan pelaporan fasilitas teknik elektronika serta fasilitas navigasi udara dan
radar.
− Mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian,
pemeliharaan dan pelaporan fasilitas teknik listrik.
− Membantu pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik elektronika dan
listrik sesuai pelimpahan kewenangan yang diberikan direksi
Untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya divisi teknik elektronika
listrik dibantu oleh beberapa dinas, yaitu :
a. Dinas Telekomunikasi dan Teknik Elektronika Bandara, bertugas
melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan
fasilitas telekomunikasi penerbangan, elektronika bandara dan komputer.
b. Dinas Teknik Navigasi Udara dan Radar, bertugas melaksanakan
kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas navigasi
udara dan radar.
c. Dinas Teknik Listrik, bertugas melaksanakan kegiatan pengoperasian,
pemeliharaan dan pelaporan fasilitas listrik.
4.5.5 Divisi Administrasi dan Komersial
Divisi Administrasi dan komersial mempunyai tugas mempersiapakan
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
perlengakapan, dan kegiatan administrasi kepegawaian dan ketatausahaan dan
umum.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, divisi administrasi dan
komersial dibantu oleh beberapa dinas, yaitu :
a. Dinas Komersial, bertugas merencanakan pengembangan dan
melaksanakan kegiatan komersial yang meliputi pengumpulan data
produksi, perhitungan dan pembuatan surat tagihan untuk jasa-jasa
aeronautika dan jasa non aeronautika maupun usaha-usaha lain yang
mempunyai hubungan dengan usaha-usaha kebandarudaraan.
b. Dinas Keuangan, bertugas melaksanakan administrasi keuangan dan
anggaran.
c. Dinas Akuntansi, bertugas melaksanakan kegiatan akuntansi.
d. Dinas Perlengkapan, bertugas melaksanakan kegiatan pengawasan,
pergudangan dan administrasi perlengkapan.
e. Dinas kepegawaian dan umum, bertugas melaksanakan kegiatan
administrasi kepegawaian, kesejahteraan, dan pelayanan, kesehatan
pegawai, kegiatan ketatausahaan, kerumahtanggaan, keprotokoleran,
penyelenggaraab informatika managerial dan pengolahan data pelaporan
serta penyiapan ikut kerja.
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Officer In Charge yang terdiri dari sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang
setingkat kepala divisi yang merupakan pelaksana non struktural dan
menanggulangi permasalahan operasional tingkat pertama di bandar udara,
bertugas secara bergantian dalam mengkoordinir kegiatan tersebut. Dalam
melaksanakan tugasnya Officer In Charge bertanggung jawab kepada Kepala
Cabang.
DAFTAR ISITILAH
1. Adbandara/Kabandara ialah pejabat yang bertanggung jawab dan
pimpinan umum dalam kelancaran pelaksanaan tugas bandar udara.
2. Apron ialah suatu daerah atau tempat di bandar udara yang telah
ditentukan guna menempatkan pesawat udara, menurunkan dan menaikkan
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
3. ATC (Air Traffic Control) adalah menara pengawas yang bertugas
mengawasi take off dan landing pesawat terbang dan juga mengawasi lints
penerbangan di udara.
4. Air Freighter adalah pesawat terbang khusus untuk mengangkut
barang-barang/cargo
5. Baggage Claim Area ialah tempat dimana para penumpang yang datang
dapat mengambil bagasinya.
6. Briefing Office ialah kantor tempat penerbang atau perwakilannya
melaporkan rencana penerbangannya, serta dapat memproleh data
informasi untuk rute penerbangan yang akan ditempuhnya dan sebagainya.
7. Cafetaria adalah sejenis restoran yang menyediakan makanan sederhana
(biasanya tidak menjual makanan berat atau lengkap)
8. Car Rental adalah perusahaan khusus yang menyewakan berbagai jenis
kendaraan mobil yang disewakan secara pemesanan.
9. Cargo Servise adalah suatu pelayanan khusus yang diberikan kepada
penumpang yang membawa barang yang bersifat khusus.
10.Check In ialah proses pelaporan penumpang yang akan melakukan
penerbangan.
11.Cottage ialah bangunan penginapan yang yang berbentuk gaya arsitektur
masyrarakat setempat
12.Daerah Publik (Public Area = PA) ialah bagian dari bandar udara yang
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
13.Fokker adalah
pendirinya
14.Garbarata = aviobridge = telescopic gangway ialah sarana berupa
jembatan yang dapat diatur secara otomatis langsung ke pintu pesawat
udara, digunakan untuk naik/turun penumpang langsung dari/ke ruang
tunggu (boarding lounge)
15.Imigrasi adalah salah satu instansi yang berada di bawah Departemen
Kehakiman yang mengurus keluar masuk orang-orang yang keluar masuk
suatu negara
16.International Air Traffic adalah suatu lalu lintas udara internasional yang
menyangkut di berbagai wilayah negara.
17.Kargo ialah barang muatan pesawat udara yang dilengkapi Surat Muatan
Udara (SMU).
18.Konsesi ialah ijin kesempatan berusaha di daerah bandar udara yang
dikenakan pungutan sesuai ketentuan yang berlaku.
19.Konsesioner ialah perusahaan atau pengusaha yang diberi ijin atau
ditetapkan oleh yang berwenang untuk mengadakan usaha di bidang
komersial di bandar udara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
20.Landasan ialah suatu jalur persegi panjang di bandar udara yang
disediakan bagi pesawat udara untuk melandas dan lepas landas.
21.Landing Strips adalah disebut juga runway yang merupakan jalan tepat
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
22.Operator ialah perorangan, instansi atau badan hukum yang melakukan
kegiatan operasi penerbangan.
23.Pas Bandara adalah tanda ijin masuk yang dikeluarkan oleh
Kabandara/Adbandara atau pejabat yang ditunjuk.
24.Pengelola bandar udara adalah pemerintah atau badan hukum yang
ditunjuk.
25.Penumpang Domestik ialah penumpang penerbangan di dalam negeri.
26.Penumpang Internasional ialah penumpang penerbangan internasional.
27.RADAR (Radio Detection And Ranging) adalah suatu alat untuk
mengetahui suatu objek di udara, di laut, dan darat.
28.Red Tape adalah suatu peraturan yang diberlakukan airport untuk
penumpang yang keluar masuk suatu pelabuhan.
29.Run way atau landasan pacu adalah jalan dimana pesawat akan dapat
dipacu dengan ketentuan kecepatan tertentu, dan dapat dihentikan pada
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Djoeli, Hazed . 2005 . Guiding Technique, Medan, PT. Nitour Medan
Djoeli, Hazed . 1990 . Perencanaan Operasi Perjalanan, Medan, PT.
Nitour Medan
FX. Widady A. Suwarno, 1992, Tata Operasi Darat, Jakarta:Grasindo
Marpaung, Happy.2000. Pengetahuan Kepariwisataan, Bandung, Alfabeta
diakses 17 Januari 2009
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Jl. Terompet No. 18 Padang Bulan – Medan
I. DATA PRIBADI
Nama : Florence Tarigan
Tempat/Tanggal Lahir : Kabanjahe, 30 Agustus 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Kewarganegaraan : Indonesia
Nama Orang Tua
- Ayah : Drs. Darman Tarigan
Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009
Alamat Orang Tua : Desa Lingga Kab. Karo Sumatera Utara
Pekerjaan Orang Tua : PNS
II. DATA PENDIDIKAN FORMAL
Tahun 1993 s/d 1999 : SD Negeri 1 Lingga
Tahun 1999 s/d 2002 : SLTP Methodist Kabanjahe
Tahun 2002 s/d 2005 : SMU Negeri 1 Tigapanah
Demikian riwayat hidup ini saya beritahukan dengan sebenar-benarnya
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penulis