• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

SISTEM PELAYANAN PADA PT. ANGKASA PURA II

BANDARA POLONIA MEDAN

KERTAS KARYA

Dikerjakan O

L E H

FLORENCE TARIGAN NIM : 062204073

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PENDIDIKAN NON GELAR

DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA MEDAN

(2)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

SISTEM PELAYANAN PADA PT. ANGKASA PURA II

BANDARA POLONIA MEDAN

DIAJUKAN OLEH :

FLORENCE TARIGAN NIM : 062204073

Kertas Karya Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra USU, Medan. Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Diploma III Program Studi Pariwisata.

Pembimbing :

(Tetty Lisnawati, S.Sos)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PENDIDIKAN NON GELAR

DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN

(3)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Disetujui Oleh :

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

Medan, Maret 2009

Program Studi Pariwisata

Ketua,

NIP.131124058

(4)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Pengesahan

Diterima Oleh :

Panitia Ujian Program Pendidikan Non Gelar Sastra Dan Budaya

Fakultas Sastra USU, Medan,

Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Diploma III

Dalam Bidang Studi Pariwisata

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra dan Budaya

Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Dekan

NIP.032098531

Drs. Syaifuddin, MA, Ph.D

Panitia Ujian :

No. Nama Tanda Tangan

1. Tetty Lisnawati, S.Sos (Pembimbing)

2. Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si (Pembaca)

3. Drs. Ridwan Azhar, M.Hum (Ketua Program)

(5)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang

senantiasa melimpahkan kasih setiaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

kertas karya yang berjudul “Sistem Pelayanan Pada PT. ANGKASA PURA II

Bandara Polonia Medan”.

Dalam menyelesaikan kertas karya ini tidak sedikit penulis mengalami

banyak kendala, tetapi penulis bersyukur dan berterima kasih kepada banyak

pihak yang selalu membantu dan memberi memotivasi sehingga kertas karya ini

dapat terselesaikan. Untuk itu, dengan rasa haru dan bangga penulis

menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A.,Ph.D. Dekan Fakultas Sastra USU, Medan.

2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.Hum, Ketua Program Studi Diploma III

Pariwisata USU, Medan.

3. Bapak Drs. Mukhtar Madjid, S.Sos., M.P.,AMP., selaku sekretaris

Program Studi Diploma III Pariwisata USU, Medan

4. Ibu Tetty Lisnawati, S.Sos, selaku dosen pembibing yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis bagi kesempurnaan kertas karya

ini.

5. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si, selaku dosen pembaca yang telah

memberikan koreksi dan perbaikan bagi kesempurnaan kertas karya ini.

6. Bapak Koko Sujatmoko, SE, selaku dosen wali penulis, yang

memperhatikan dan membantu penulis selama masa perkuliahan.

7. Seluruh Dosen dan Staf pengajar jurusan pariwisata yang telah mendidik

dan membimbing penulis selama masa perkuliahan.

8. Seluruh pekerja dan petugas PT. ANGKASA PURA II Bandara Polonia

Medan yang telah banyak membantu dan memberi pengetahuan bagi

(6)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

9. Terkhusus bagi orang-orang yang paling kusayangi Mamak (R.

Sinulingga), Bapak (D. Tarigan), Iting, Bang Boy, Bang Feri, dan Kak

Reni, I love u all terima kasih buat kasih sayang dan doa-doanya, Tuhan

Yesus memberkati kita semua.

10.Buat keluargaku di kampus, Qa Ro Imut, Oc-3 maniez, lindung Baik, Lusi

Sehat, Ujek Waras, Pi2s Rajin, dan Oniq aku harap persahabatan kita

kekal untuk selamanya. Dan teman-teman UW 06 yang sulit untuk

kusebutkan satu per satu.

11.Buat teman-teman sepelayanan semuanya khususya kordinasi 08/09, k’ika,

dan adek kelompokku.

12.Buat sahabat-sahabatku di Terompet 18 (Susi, Mira, Ani, Morin, Wati,

Agnes, Nora, B’Feri, B’Andrel, B’Edu, Nora, dan semuanya).

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat

dalam kertas karya ini, baik dari segi penulisan maupun isinya. Karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan

kertas karya ini. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga kertas karya ini

dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 25 Maret 2009

Penulis

(7)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

(8)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

ABSTRAKSI BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1 1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II : URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata ... 5

2.2 Pengertian Industri Pariwisata ... 7

2.2.1 Sarana dan Prasarana Kepariwisataan ... 8

2.2.1.1 Sarana Kepariwisataan ... 8

2.2.1.2 Prasarana Kepariwisataan ... 9

2.3 Tinjauan Umum Tentang Pelayanan ... 11

2.4 Motif perjalanan Wisata ... 12

2.4.1 Motif bersenang- senang atau Tamasya ... 12

(9)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

3.1Sejarah Perusahaan/Instansi

3.1.1 Pada Masa Penjajahan ...

15

3.1.2 Pada Masa Kemerdekaan ...

19 ...

3.1.3 Pada Masa Pembangunan ... 21

BAB IV : SISTEM PELAYANAN PADA ANGKASA PURA II BANDARA POLONIA MEDAN 4.1 Bandar Udara Internasional Polonia ... 28

4.2 Informasi Umum Bandara ... 30

4.3 Terminal 4.3.1 Maskapai dan Tujuan ... 34

4.3.1 Terminal Domestik ... 35

4.3.2 Terminal Internasional ... 35

4.4 Masalah dengan letak dan masa depan ... 36

4.5 Struktur Organisasi Di PT.Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan dan Tugas – tugasnya 4.5.1Kepala Cabang ... 37

4.5.2 Divisi Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara (LLU) ... 37

4.5.3 Divisi Pelayanan Operasi Bandar Udara ... 39

(10)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

4.5.5 Divisi Administrasi dan Komersial ... 41

4.5.6 Officer In Charge (Kelompok Petugas Operasi) ... 42

BAB V : PENUTUP

5.1. Kesimpulan ... 43

5.2 Saran ... 44

DAFTAR ISITILAH

DAFTAR PUSTAKA

(11)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Transportasi udara dalam kegiatan operasinya sangat berperan penting

dalam memberikan pelayanan, sehingga kebanyakan orang cenderung memilih

memanfaatkan jasa layanan angkutan udara, terutama untuk perjalanan jauh.

Begitu pula kalau hendak mengadakan tour atau perjalanan wisata ke luar

kota dengan waktu yang amat singkat, pesawat udara adalah sarana angkutan yang

mutlak diperlukan semua orang.

Bandara Polonia Medan sebagai salah satu pintu gerbang masuknya

wisatawan domestik atau international ke Sumatera Utara. Untuk itu dalam

melayani kebutuhan masyarakat dalam jasa transportasi udara perlu diperhatikan

pelayanan yang maksimal seputar informasi tentang bandara ke seluruh

penumpang ataupun pengunjung.

Berkenaan dengan hal diatas penulis tertarik untuk menulis kertas karya

dengan judul “Sistem Pelayanan Angkasa Pura II Bandara Polonia” yang akan

menguraikan gambaran umum Bandara Polonia Medan yang dikelola oleh

Perusahaan Umum Angkasa Pura II yang mempunyai kegiatan di bidang jasa

(12)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

1.2 Rumusan Masalah

Dalam kegiatan perjalanan transportasi udara, penumpang cenderung

menyoroti pelayanan dari pihak airlines/maskapai penerbangan, yang tanpa

disadari ada pihak yang sangat penting di dalam pengoperasian airlines tersebut,

yaitu PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan. Sehingga penulis tertarik

untuk menginformasikan kegiatan pelayanan seputar PT. Angkasa Pura II

Bandara Polonia Medan yang bekerja sama dengan pihak airlines.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penelitian kertas karya ini adalah :

1.3.1 Tujuan Khusus

Menginformasikan kegiatan pelayanan PT. Angkasa Pura II Bandara

Polonia Medan, yang mengoperasikan/bekerja sama dengan setiap airlines yang

ada di bandara Polonia Medan.

1.3.2 Tujuan Umun

Sebagai salah satu kelengkapan akademis untuk meraih gelar Ahli Madya

Pariwisata Program Diploma III Pariwisata Fakultas Sastra Unuversitas Sumatera

Utara, Medan. Dan sebagai informasi dan penambah wawasan yang berhubungan

(13)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

1.4 Metode Penelitian

1. Penelitian pustaka ( Library research ) : pengumpulan bahan-bahan dari

pustaka dengan cara membaca buku-buku yang berhubungan dengan

transportasi udara.

2. Penelitian Lapangan ( Field research ) : penghimpunan informasi dan

penjelasan yang diproleh dilapangan selama Praktek Kerja Lapangan

dengan wawancara dan observasi langsung.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman isi dari kertas karya ini, penulis

membagi pembahasannya dalam beberapa bab sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang alasan pemilihan judul, batasan

masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika

penulisan.

BAB II URAIAN TEORITIS

Bab ini menguraikan tentang pengertian kepariwisatan, pengertian

wisatawan, bentuk dan jenis pariwisata, motif perjalan wisata,

manfaat pariwisata, sarana dan prasarana pariwisata serta tinjauan

(14)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

BAB III GAMBARAN UMUM PT. ANGKASA PURA II BANDARA POLONIA MEDAN

Bab ini berisi tentang sejarah singkat perusahaan/instansi yang

diuraikan mulai dari masa penjajahan, masa kemerdekaan dan

masa pembangunan.

Bab ini juga memberi penjelasan tentang pengelola bandara

Polonia hingga sekarang ini.

BAB IV SISTEM PELAYANAN PADA ANGKASA PURA II

BANDARA POLONIA MEDAN

Bab ini menjelaskan tentang bandara Polonia adalah bandara

Internasional, serta menguraikan informasi umum bandara mulai

dari data umum, lokasi, spesifikasi bandara, fasilitas penerbangan,

terminal serta struktur organisasi perusahaan, khususnya di dalam

memberikan informasi, serta tujuan dari setiap fasilitas pelayanan

yang dimiliki oleh PT. ANGKASA PURA II BANDARA

POLONIA MEDAN

BAB V PENUTUP

Merupakan rangkuman dari seluruh isi kertas karya ini yang dibuat

dalam bentuk kesimpulan dan saran

(15)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR ISITILAH

(16)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Pariwisata

Pariwisata merupakan suatu gejala yang kompleks di mana banyak

unsur-unsur yang terkait di dalamnya seperti akomodasi, transportasi, restoran, dan lain

sebagainya. Masing-masing unsur tersebut di atas saling berkaitan satu sama lain

dan saling melengkapi serta saling mendukung. Kata pariwisata pertama kali

dicetuskan oleh Bapak Herman V. Schulard seorang ahli ekonomi berkebangsaan

Austria pada tahun 1910.

Menurut pendapat Herman V. Schulard (H. Kodhyat, 1996), “kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya budaya asing, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang keluar masuknya suatu kota, daerah atau Negara”.

Secara etimologi kata pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yaitu :

pari, artinya berkali-kali, berputar-putar, dan keliling tempat wisata. Sedangkan

wisata, artinya perjalanan atau bepergian. Jadi kalau digabungkan pariwisata

adalah perjalanan keliling atau dilakukan dari satu tempat ketempat lain.

(17)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Batasan yang diberikan oleh Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapf ini

merupakan batasan yang diterima secara ofisial oleh The Association

Internartionale desExprets Scientifique du Tourisme (AIEST).

Kemudian Prof. Salah Wahab berkebangsaan Mesir, dalam bukunya yang

berjudul An Introduction on Tourism Theory (1975 :55) mengemukakan bahwa

batasan pariwisata hendaknya memperlihatkan anatomi dari gejala-gejala yang

terdiri dari tiga unsur, yaitu : manusia (man), yaitu orang yang melakukan

perjalanan wisata, ruang (space), daerah atau ruang lingkup tempat melakukan

perjalanan, dan waktu (time), waktu yang digunakan selama dalam perjalanan dan

tinggal di daerah tujuan wisata.

Suatu negara yang menganggap pariwisata sebagai suatu industri yang

menghasilkan produk yang dikonsumsi di tempat tujuan, maka pariwisata dapat

dianggap sebagai ekspor yang tidak kelihatan (invisible-exports), dan manfaat

yang diproleh dapat berpengaruh positif dalam perekonomian, kebudayaan dan

kehidupan sosial masyarakat.

Dari berbagai usaha pariwisata terbentuklah industri pariwisata, yaitu :

a. Secara Umum

Industri pariwisata adalah kumpulan berbagai perusahaan yang secara bersama

menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya

dan pengunjung pada umumnya dalam perjalanan.

(18)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Industri pariwisata adakah suatu kelompok/ gugusan perusahaan yang terkait

dengan kepariwisataan, yang bersama-sama menghasilkan produk barang dan

jasa yang diperlukan oleh wisatawan maupun pengunjung di dalam

perjalanannya di suatu tempat.

c. Menurut Dr. Hunzieker (H. Kodhyat, 1996)

Tourism Enterprices all business with by combining varies means of

production, provide good and services of a specially tourist natur

2.2 Pengertian Industri Pariwisata

Industri pariwisata adalah kumpulan dari macam-macam perusahaan yang

secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and services)

yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan travelers pada umumnya,

selama dalam perjalanan.

Perusahaan yang termasuk dalam industri pariwisata adalah :

a) Perusahaan Angkutan Wisata

b) Hotel dan Akomodasi

c) Objek Wisata dan Atraksi Wisata

d) Travel Agent

e) Tour Operator

f) Restaurant, Bar,Catering

(19)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Perusahaan ini secara langsung memberikan pelayanan kepada wisatawan.

Selain itu, ada juga perusahaan-perusahaan jasa yang secara tidak langsung

dibutuhkan oleh wisatawan, seperti photo supplier, kantor pos, bank, tourist

promotion office dan lain-lain.

2.2.1 Sarana dan Prasarana Kepariwisataan

2.2.1.1 Sarana Kepariwisataan

Sarana kepariwisataan secara umum adalah semua bentuk perusahaan

yang dapat memberikan pelayanan pada wisatawan, namun perusahaan tersebut

tidak selamanya tergantung pada wisatawan.

Kita mengenal ada tiga macam sarana kepariwisataan, yaitu :

1. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Suprastructure) adalah

Perusahaan yang usahanya sangat tergantung pada kedatangan wisatawannya.

Perusahaan-perusahaan yang dimaksud adalah : Perusahaan-perusahaan yang

usaha kegiatannya mempersiapkan dan merencanakan suatu perjalanan wisata

seperti : Travel Agent, Tour Operator, Tourist Transportation. Selain itu

perusahaan-perusahaan lain juga dapat memberikan pelayanan di daerah tujuan

kemana wisatwan pergi. Seperti : Hotel, Motel, Cottages dan lain-lain.

Ketentuannya apabila tidak ada wisatawan, maka perusahaan tersebut tidak

(20)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

2. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supllementing Tourism Superstructure)

adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas-fasilitas untuk rekreasi yang

fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok sedemikian rupa, sehingga

fungsinya dapat membuat agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal atau di

daerah yang dikunjunginya. Perusahaan ini mendorong wisatawan agar lebih

lama tinggal di suatu tempat.

Yang termasuk kelompok ini adalah :

- Sarana Olah Raga, seperti : golf course. tennis court, swimming poll,

daerah perburuan, pelayaran dan sebagainya.

- Sarana Ketangkasan, seperti : Billyard, dan sebagainya.

3. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Superstucture) adalah

perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok yang

berfungsi tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal akan tetapi lebih

penting agar wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya di tempat yang

dikunjunginya. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah : Night Club,

Souvernir Shop, Bioscop, Opera, dan Steambath.

2.2.1.2 Prasarana Kepariwisataan (Tourism Infrastructures)

Prasarana Kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan

proses prekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga

memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan.

(21)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

a) Prasarana Umum (General Infastructures)

Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan orang banyak (umum) yang

bertujuan untuk membantu kelancaran roda perekonomian. Yang termasuk dalam

kelompok ini adalah :

- sistem penyediaan air bersih

- pembangkit tenaga listrik

- sistem jaringan jalan raya dan rel kereta api

- sistem telekomunikasi

- airport, pelabuhan laut, terminal, stasiun

b) Kebutuhan Masyarakat Banyak (Basic Needs of Civilized Life)

Prasarana yang menyangkut kebutuhan masyarakat banyak, dan termasuk

dalam kelompok ini adalah rumah sakit, apotik, kantor pos, bank, pompa bensin,

administrasi pemerintah (polisi dan pengadilan), pemerintahan umum dan badan

(22)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

2.3 Tinjauan Umum Tentang Pelayanan

Pelayanan sering juga disebut dengan service berasal dari bahasa

Inggris, kata kerja to serve mempunyai arti : melayani, membantu, menolong.

Sedangkan service adalah kata benda dari to serve yang artinya pelayanan.

Pelayanan merupakan suatu aktifitas yang bertujuan memuaskan dan

menyenangkan masyarakat dalam mendapatkan suatu pelayanan yang sopan.

Menurut DR.Philip Kotler, seorang profesor pemasaran Universitas Northwestern

(H. Djoeli, 1998), menyatakan bahwa “pelayanan (service) adalah suatu aktifitas

yang memberikan manfaat dan ditawarkan oleh suatu pihak yang lain dalam

bentuk tindak nyata (intangible) dan tidak menimbulkan pemindahan

kepemilikan”. Ini berarti bahwa pelayanan memiliki sifat-sifat intangible, oleh

sebab itu tidak dapat diukur, diraba melainkan hanya dapat dirasakan dan yang

merasakan itu adalah si penerima pelayanan tersebut.

Pelayanan yang baik (memuaskan) dapat dirasakan oleh si penerima di

dalam dirinya, apabila ia telah mendapatkan sesuatu yang menjadi kebutuhan dan

keinginannya. Maka untuk mendapatkan gambaran tentang pemenuhan kebutuhan

dan yang diinginkan tamu kita harus terlebih dahulu mengetahui apa yang

dibutuhkan dan yang diinginkan mereka, agar kualitas pelayanan yang diberikan

(23)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Dua unsur utama yang membentuk pelayanan yang berkualitas, yaitu :

a. Kualitas manusia atau perilaku pribadi, hal ini berkaitan dengan

bagaimana ketrampilan berinteraksi dengan tamu dalam memberi

pelayanan yang tepat dan cepat sesuai dengan kebutuhan tamu.

b. Ketrampilan atau keahlian adalah penguasaan terhadap unsur-unsur tehnik

dan prosedur sistem pelaksanaan yang mapan dalam mentransfer produk

atau jasa.

Dengan terbentuknya dua unsur utama yang berkualitas dalam pelayanan

tersebut maka suatu kepuasan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan akan

dirasakan oleh tamu. Suatu kepuasan yang dapat dirasakan dan dapat membuat

masyarakat memuaskan tersebut meliput i :

− Adanya kepuasan waktu

− Adanya kepuasan cara pelayanan yang baik

− Adanya kepuasan cita rasa, dan

− Adanya kepuasan harga

2.4 Motif perjalanan Wisata

Dalam melakukan suatu perjalanan, orang-orang didukung oleh suatu

alasan atau motif tertentu, antara lain sebagai berikut :

(24)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Keinginan wisatawan untuk mengumpulkan pengalaman

sebanyak-banyaknya dan menikmati apa saja yang menarik perhatian, misalnya

pemandangan alam, adat istiadat setempat, pesta rakyat, hiruk pikuk kota besar

atau ketenangan tempat yang sepi, monumen, peninggalan bersejarah dan

sebagainya. Motif bersenang-senang dapat dibagi menjadi beberapa bagian

yaitu :

• Motif Rekreasi

Wisatawan agak sukar membedakan antara motif rekreasi dengan motif

tamasya. Motif rekreasi adalah kegiatan yang menyenangkan untuk

memulihkan kesegaran jasmani dan rohani manusia. Wisatawan rekreasi

biasanya menghabiskan waktunya di satu tempat saja, sedangkan

wisatawan tamasya berpisah-pisah.

• Motif Wisata Olah Raga

Wisata olah raga adalah dimana wisatawan mengadakan perjalanan wisata

karena keinginan berolah raga.

• Motif Wisata Bisnis

Bisnis merupakan salah satu motif dalam mengadakan perjalanan wisata.

Adanya kunjungan bisnis, pekan raya dagang yang dikunjungi dan

sebagainya, yang mana semua peristiwa itu mengundang kedatangan

orang-orang bisnis baik dari dalam maupun luar negeri.

(25)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Dengan tipe wisata kebudayaan, orang tidak hanya sekedar mengunjungi

suatu tempat untuk menyaksikan/menikmati atraksi tetapi ia mungkin

datang untuk mempelajari atau mengadakan penelitian tentang kebudayaan

setempat.

• Motif Kesehatan

Orang-orang mengunjungi suatu tempat atau suatu negara tertentu dengan

suatu alasan kesehatan, misalnya berkunjung ke suatu daerah pemandian

air panas, yang dikatakan dapat menyembuhkan penyakit kulit, atau

banyak kasus orang Indonesia berobat atau sekedar check up ke Singapura,

Jepang atau Amerika sekalian menikmati objek wisata di tempat tersebut.

• Motif Wisata Sosial

Motif wisata sosial ialah rekreasi, bersenang-senang, atau sekedar mengisi

waktu libur, tetapi perjalanannya dilaksanakannya dengan bantuan

pihak-pihak tertentu secara sosial, misalnya wisata sosial buruh suatu pabrik

(26)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

BAB III

GAMBARAN UMUM PT. ANGKASA PURA II BANDARA POLONIA MEDAN

3.1 Sejarah Perusahaan/Instansi

Bandar Udara Polonia Medan dikelola oleh Perusahaan Umum

Angkasa Pura II yang sebelumnya dikelola Bandar Udara Polonia di

bawah naungan PT.(Persero) Angkasa Pura I. Perusahaan Angkasa Pura

merupakan salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor.33 tanggal

15 November 1962 dengan nama Perusahaan Negara Angkasa Pura

“Kemayoran”.

Secara rinci penjelasan sejarah Bandara Udara Polonia Medan

dibagi dalam 3 (tiga) masa yakni :

3.1.1 Pada Masa Penjajahan

Pada awalnya Bandar Udara Polonia dibangun tahun 1872 oleh

Baron Misxhalsky, seorang bangsa Polandia yang mendapat konsensi dari

Pemerintah Hindia Belanda untuk membuka perkebunan tembakau di

bagian Sumatera Timur Medan. Kemudian beliau menamakan daerah

(27)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Pada tahun 1879, karena satu dan lain hal, konsesi atas tanah

perkebunan berpindah tangan ke Deli Maattschappij (DELI MIJ). Pada

tahun itu terdengar kabar bahwa pionir penerbang bangsa Belanda yaitu

Mr. Van Der Hindia akan menerbangkan pesawat kecilnya “Fokker”, dari

Eropa ke wilayah Hindia Belanda dalam waktu 20 jam terbang, maka

DELI MIJ yang memegang konsesi atas tanah itu menyediakan sebidang

tanah untuk diserahkan sebagai lapangan terbang pertama di kota Medan.

Setelah berita pertama tentang kedatangan pesawat udara tidak

terdengar lagi, pada tahun 1924 rencana kedatangan pesawat udara

kembali terdengar. Mengingat singkatnya waktu akhirnya persipan untuk

lapangan terbang tidak dapat dikejar, akhirnya pesawat mendarat di

lapangan pacuan kuda yakni “Deli Renvereeniging”. Pesawat Fokker

tersebut mendarat di Medan dan disambut oleh Sultan Sulaiman Syariful

Alamsyah seorang sultan dari kesultanan Serdang beserta seluruh

rakyatnya yang menyambut dengan gembira. Kemudian Sultan Sulaiman

Syariful Alamsyah dijamu sebagai orang pertama yang menaiki pesawat

itu untuk melihat-lihat kota Medan dari Udara. Setelah pesawat yang

pertama kali datang di kota Medan tersebut mendarat, maka Asisten

Residen Sumatera Timur yakni Mr. C.S. Van Kepen mendesak

pemerintah Hindia Belanda yang selalu menunda-nunda apalagi setelah

adanya nasehat dari pucuk pimpinan Bala Tentara Hindia Belanda (KNIL)

untuk membangun satu lapangan terbang guna keperluan sipil maupun

(28)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

tidak ada kabar persetujuan dan juga tidak ada jalan keluarnya, maka tanah

yang diperuntukkan bagi pembangunan lapangan akhirnya dikembalikan

kepada DELI MIJ.

Tahun 1927, Persatuan perkebunan-perkebunan Sumatera Timur

(A1 Gemeene Vereeniging Rubber Planters Oostkust Van Sumatera –

AVROS ) dan organisasi Perkebunan Deli (Deli Planters Vereeniging –

DVP), yang merupakan golongan-golongan kuat kapitalis asing secara

kolektif terus menerus mendesak pemerintah pusat agar membuka

beberapa lapangan terbang sehingga dalam waktu yang singkat

perhubungan udara yang teratur dapat terlaksana. Dalam musyawarah

antara Pemerintah Pusat dengan Panglima Angkatan Udara KNIL di

Bandung terjadi kesepakatan dan dukungan untuk membangun di beberapa

daerah.

Hal ini dapat dilihat dengan adanya surat Afd VII-A dari Kepala

Staf Bala Tentara Di Raja Hindia Belanda dari markas besarnya di

Bandung.

Tanggal 19 Januari 1927, Markas Besar Bala Tentara Diraja

Hindia Belanda mengeluarkan surat No. 178 yang isinya berupa :

Pembentukan Panitia/ Komisi yang mengadakan

penyelidikan-penyelidikan. Komisi ini dinamakan sebagai komisi Kuferwalrafen. Tugas

dari komisi ini antara lain adalah untuk mempersiapkan pembukaan suatu

(29)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

perhubungan udara disiapkan guna keperluan sipil maupun militer.

Tanggal 12 April 1927, Direktur perusahaan-perusahaan Negara melalui

telegram No. 33705/TA/S, mengabarkan kepada Gemeente (Kota Raja)

Medan, bahwa Perusahaan Penerbangan KNILM (Koninklijke

Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij) ialah

(Koninklijke Luchtvaart Maatschappij) Belanda, akan menerbangkan 4

pesawat terbang untuk hubungan dengan Hindia Belanda melalui kota

Medan, rencana kedatangan adalah pada akhir bulan Juni.

Tanggal 6 Juni 1927, Direktur Departemen Perusahaan-perusahaan

Negara meminta kesediaan pihak “Deli Renveteeniging” untuk

menyerahkan tanah mereka yang terletak di Polonia untuk

dijadikan/digunakan sebagai lapangan terbang di Medan.

Tanggal 27 Juni 1927, Direktur Perusahaan-perusahaan Negara

mengirimkam telegram, yang mengatakan bahwa karena kesulitan teknis,

pesawat terbang pertama baru akan datang di Medan pada bulan

September 1927. Untuk persiapan akhir dan pemeriksaan lapangan terbang

maka kepala Biro penerbangan yaitu Mr. WL. Groeneveld Meyer dan Mr.

H. Nieuwen Huis dari KNILM diutus datang ke Medan guna persiapan

lapangan terbang, maka AVROS bersedia memberikan tanah konsesinya

untuk dipergunakan oleh pemerintah (dalam hal ini Militer Belanda)

dimana statusnya akan ditentukan pada tahun 1930. Pihak Gemeente

(30)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

penyempurnaan lapangan terbang tersebut, sehingga ongkos pemeliharaan

menjadi murah. Setelah segala sesuatunya dipersiapkan dan dari pihak

pekerjaan umum sudah mengadakan inspeksi tentang rumput dan status

pengeringan air, maka dibuatlah lapangan terbang.

Tanggal 31 Juni 1957, DR. WL. Groeneveld Meyer kepala biro

penerbangan dari departemen perusahaan-perusahaan Negara dan Mr.H.

Nieuwenhuis mengadakan inspeksi di lapangan tersebut dan melihat

bahwa lapangan tersebut sangat baik untuk digunakan sebagai lapangan

udara, namun tempat dimana landasan akan dibuat harus diperkeras lagi.

Biaya yang diperlukan adalah sebesar FL.13.500 (Gulden), dan pihak

Gemeente Medan menanggung biaya sebesar FL.3500 (Gulden).

3.1.2 Pada Masa Kemerdekaan

Pada tahun 1946, sehubungan dengan Proklamasi Kemerdekaan

Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, secara otomatis seluruh

tanah air kembali menjadi milik Pemerintah RI dan dikuasai sepenuhnya

oleh Pemerintah RI.

Pada tahun 1946, Tentara Sekutu Jepang membangun kembali

lapangan terbang Polonia yang rusak berat akibat terjadinya perang. Letak

posisi arah landasan dirubah menjadi 05-23 dengan landasan sepanjang

800 m, dan disusun dengan menggunakan lempengan besi-besi PSP

(31)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Tahun 1948, sesudah masa kemerdekaan Negara Republik

Indonesia, bandara tersebut kembali dibeli oleh Pemerintah Hindia

Belanda setelah dikuasai oleh sekutu dari tahun 1946 dan landasan pacu

diperpanjang menjadi 1000 meter.

Tahun 1950, Pengelola lapangan terbang Polonia adalah Angkatan

Udara Republik Indonesia (AURI) dalam hal ini Dinas Tehknik dan Dinas

Pekerjaan Umum bagian lapangan terbang. Perusahaan penerbangan yang

masuk di Polonia saat itu adalah KLM (Koninklijke Luchtvaart

Maatschappij) yang secara harafiah berarti Perusahaan Dirgantara

Kerajaan dan Garuda.

Tahun 1951, KASAR-RI (kepala staf angkatan perang – Republik

Indonesia), melalui surat keputusan No. : I/1951 menyatakan bahwa

seluruh pangkalan udara bekas pemerintahan Belanda maupun Jepang

diserahkan kepada Angkatan Perang RI dan Angkatan Udara RI (AURI).

Dengan demikian Pangkalan Udara Polonia Medan sejak saat itu berada

dalam kekuasaan Angkatan Udara baik dalam hal aset maupun

pengelolaan.

Pada periode 1959 hingga tahun 1982, pengelolaan Bandar Udara

Polonia dilaksanakan oleh dua instansi, yaitu :

i. Militer/Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI)

(32)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Tahun 1963, jawatan Penerbangan Sipil dirubah menjadi

Direktorat Penerbangan Sipil yang berada di bawah naungan Departemen

Perhubungan Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, selanjutnya status

pelabuhan udara dimana terdapat Pangkalan Udara Militer, menjadi

pelabuhan udara bersama maka dengan Surat Keputusan Menteri

Perhubungan No.23 tahun 1963 dan C22/I22-U (P-II-U) tanggal 15 Juli

1963, status Pelabuhan Udara Polonia menjadi Pelabuhan Udara Bersama,

sedangkan aset tanah tetap dalam kekuasaan AURI.

3.1.3 Pada Masa Pembangunan

Pada tahun 1968, terjadi perubahan Departemen Perhubungan

Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik dipecah menjadi 2 (dua) departemen,

yakni:

1. Departemen Perhubungan

2. Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik

Sebagai akibat dari pemisahan tersebut, Direktorat Penerbangan

Sipil dirubah menjadi Direktorat Jendral Perhubungan Udara yang menjadi

unsur dari Departemen Perhubungan. Pelabuhan Udara Polonia Medan

selanjutnya berada di bawah naungan Departemen Perhubungan Kantor

wilayah I Direktorat Jendral Perhubungan Udara.

Tahun 1957, berdasarkan keputusan bersama antara Departemen

(33)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

SKB No. Kep/30/IX/75, No. KM.393/S/PHB-75 dan

Kep.297.j/MK/IV/8/75 tanggal 21 Agustus 1945, pengelolaan Pelabuhan

Udara Polonia menjadi hak pengelolaan bersama antara Pangkalan Udara

AURI dan Pelabuhan Gedung Operasi seluas 780 m2.

Tahun 1980, Berdasarkan KM.50/OT/Phb-78 tanggal 8 Maret

1978, Pelabuhan Udara Polonia Medan dibagi menjadi dua instansi, yakni

:

1. Pelabuhan Udara Polonia

Mengelola kegiatan yang bersifat komersial, terutama kegiatan

pelayanan jasa penumpang dan cargo serta kegiatan lalu lintas

pesawat selama berada di darat.

2. Sentral Operasi Keselamatan Penerbangan (SENOPEN) Medan.

Mengelola kegiatan Operasi Keselamatan Penerbangan dan Lalu

Lintas Udara

Pelabuhan Udara Polonia Medan mendapat proyek perpanjangan

landasan dengan sistem “cakar ayam” sepanjang 445 Meter. Dengan

demikian panjang landasan Bandar Udara Polonia Medan menjadi 2900

Meter. Dengan panjang landasan sedemikian, Pelabuhan Udara Polonia

Medan sudah dapat menampung pesawat berbadan lebar setingkat dengan

DC-10 atau B-747. Pada tahun ini juga dibangun fasilitas gedung

Pemancar seluas 437,50 Meter untuk mendukung kegiatan keselamatan

(34)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Tahun 1981, dilakukan Pembangunan Gedung Terminal Dalam

Negeri (domestik) seluas 7.526 m2, dan diresmikan oleh Menteri

Perhubungan Republik Indonesia yakni Bapak Rusmi Nurjadin.

Tahun 1982, pengelolaan Bandar Udara Polonia dibagi menjadi dua yaitu:

1. Daerah Kekuasaan

Pangkalan Udara dikuasai oleh TNI-AU

2. Daerah Pengelolaan

Pelabuhan Udara dikelola oleh direktorat Jendral Perhubungan

Udara. Dengan batas penguasaan dan pengelolaan adalah landasan

pacu (run way).

Tahun 1985, pada tanggal 3 Feberuari 1985, bersarkan PP. No.30

tahun 1984, Pelabuhan Udara Polonia Medan diserahkan pengelolaannya

dari Direktorat Jendral Perhubungan Udara kepada Perusahaan Umum

(Perum) Angkasa Pura, untuk dijadikan tambahan penyertaan modal

negara serta pengembalian sebahagian kekayaan perum Angkasa Pura

kepada negara. Dengan demikian secara resmi Pelabuhan Udara Polonia

Medan masuk kedalam jajaran Perusahaan Umum (Perum) Angkasa Pura.

Tahun 1986, ketentuan Pemerintah mengatakan bahwa sebutan

“Pelabuhan Udara” diganti menjadi “Bandar Udara”. Hal ini berdasarkan

PP.No.25 tahun 1986 tanggal 19 Mei 1986. Pada tahun ini juga terjadi

perubahan status dan nama Perum Angkasa Pura menjadi Perum Angkasa

(35)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Pada tanggal 19 November 1987, tanggung jawab terhadap

pengawasan pengendalian lalu lintas udara di Indonesia di atas sebahagian

Sumatera pada ketinggian tertentu, yang selama ini dilimpahkan kepada

Kuala Lumpur, diambil alih dan dilaksanakan oleh dinas ACC (Dinas

Pelayanan Area Control) Senopen. Pengambil alihan ini bertujuan untuk

menjamin berlangsungnya arus lalu lintas udara secara aman, lancar,

teratur dan efisien.

Tahun 1988, komandan pangkalan udara Polonia Medan TNI-AU

(Letnan Kolonel Penerbang Sjeiullah) beserta jajarannya dan Pemda

Tingkat I Sumatera Utara bekerja sama mengadakan pengukuran tanah di

sekitar Bandar Udara Polonia Medan untuk membuat sertifikat tanah

Bandar Udara Polonia Medan. Hal ini dilakukan karena secara de facto

tanah Bandar Udara Polonia saat itu masih berada dalam kepemilikan

TNI-AU (Lanud Medan), sedangkan secara de yure sampai saat ini masih

dalam proses pengurusan sertifikat.

Pada tanggal 2 February 1993, terjadi pengalihan status dari Perum

Angkasa Pura I menjadi PT. (PERSERO) ANGKASA PURA II,

berdasarkan PP nomor 5 tahun 1992. Dengan demikian tujuan penguasaan

Bandar udara Polonia adalah untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok,

yaitu memupuk keuntungan melalui penyediaan dan penguasaan jasa

Bandar Udara yang pada akhirnya akan memberikan pengembangan

(36)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Tahun 1994, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI

No.S-33/MK.016/1994 tanggal 22 January 1994 , meliputi :

Penguasaan Bandar Udara Polonia sesuai dengan tugas dan fungsi

Bandar Udara dalam Lingkungan Perusahaan Persero Terbatas.

Pemilikan seluruh kekayaan PT.(Persero) Angkasa Pura I yang

berupa aktiva tetap dan barang persediaan Bandar Udara Polonia

Medan,

Pembinaan para karyawan yang ditugaskan pada Bandar Udara

Polonia Medan

Semua utang piutang dan pendapatan yang diperoleh serta biaya

yang dikeluarkan untuk pengoperasian Bandar Udara Polonia

Medan, setelah tanggal 31 Desember 1993 menjadi tanggung

jawab PT. (Persero) Angkasa Pura II.

Tahun 1995, Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini

Departemen Perhubungan RI, sedang merancang pemindahan Bandar

Udara Polonia Medan kelokasi baru. Daerah ini adalah Kualanamu Lubuk

Pakam Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.

Selanjutnya secara bertahap berdasarkan surat keputusan menteri

keuangan No.553/MK/1994 pada tanggal 22 January 1994, PT. Angkasa

Pura mendapat tugas tambahan untuk mengelola Bandar Udara Polonia

Medan dan dilanjutkan lagi berdasarkan keputusan Mentri Perhubungan

(37)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

terletak di Bandung, Pekan Baru, Padang, Banda Aceh. Dan sejak tahun

2000 Bandar Udara yang masuk dalam jajaran PT. Angkasa Pura II

menjadi 12 Bandar Udara yaitu :

1. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tanggeranng

2. Bandar Udara Halim Perdana Kesuma-Jakarta

3. Bandar Udara Sultan Mahmud Badartudin II-Palembang

4. Bandar Udara Spadio-Balikpapan

5. Bandar Udara Polonia-Medan

6. Bandar Udara Sultan Iskandar Muda-Banda Aceh

7. Bandar Udara Sultan Syarif Kasyim II-Pekan Baru

8. Bandar Udara Minangkabau-Padang

9. Bandar Udara Husein Sastranegara-Bandung

10.Bandar Udara Kijang-Tanjung Pinang

11.Bandar Udara Depati Amir-Pangkal Pinang

12.Bandar Udara Thaha-Jambi

Kantor Cabang PT. Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan

mempunyai kegiatan dibidang jasa pelayanan operasi lalu lintas udara dan

jasa bandar udara, pemeliharaan fasilitas bandar udara serta kegiatan atau

tugas-tugas lain sesuai dengan kebijaksanaan yang digariskan direksi.

Dalam melaksanakan kegiatan atau tugas-tugas tersebut, kantor

cabang PT.Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan bertugas menyiapkan,

melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pelayanan operasi

(38)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

operasional bandar udara dan komersial, memelihara tekhnik elektronika

dan listrik serta menyiapkan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan

administrasi dan keuangan.

BAB IV

SISTEM PELAYANAN PADA ANGKASA PURA II BANDARA POLONIA MEDAN

(39)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Sebagai pintu gerbang Sumatera Utara, Bandara Polonia merupakan

bandara internasional terbesar keempat setelah Bandara Soekarno-Hatta Jakarta,

Juanda Surabaya dan Ngurah Rai Bali. Terletak 2 km dari kota Medan, bandara

ini melayani penerbangan ke kota-kota besar seperti Jakarta dan Batam, juga

Kuala Lumpur, Penang, Ipoh dan Singapura.

Di atas lahan seluas 144 hektar, bandara ini mempunyai landasan pacu

sepanjang 2.900 meter, 4 taxiway dan apron seluas 81.455 m2. Dua terminalnya

yang memiliki luas total 13.811 m2, dirancang untuk memuat penumpang hingga

900 ribu. Terminal ini terdiri atas terminal untuk penerbangan domestik. Bandara

ini juga dilengkapi dengan luas pelataran parkir yang berkapasitas 300 mobil di

terminal penerbangan domestik dan 200 mobil di terminal penerbangan

internasional.

Selain fasilitas penerbangan, di kedua terminal terdapat beberapa fasilitas

untuk kenyamanan pengguna bandara seperti cafetaria, money changer, restoran,

snack bar, souvenir shop, wartel dan Duty Free Shop. Sebagai bandara

internasional, Polonia juga dilengkapi dengan Pelayanan Imigrasi, Karantina

Kesehatan, Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan, Karantina Ikan, dan

Pelayanan Informasi Pariwisata.

Beberapa maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara Polonia

Medan, yaitu Garuda Indonesia, Merpati Nusantara, Mandala Airlines, Pelita Air,

Silk air, MAS dan SMAC, Travira, Sri Wijaya, Riau Airlines, Air Asia, dan

(40)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Lhokseumawe, Gunung Sitoli, Padang, Palembang, Jakarta, Pekanbaru, Batam

dan Pontianak. Sedangkan rute internasional adalah Penang, Kuala Lumpur, Ipoh

dan Singapura.

Demi meningkatkan keamanan, pengoperasioan terminal kargo

menggunakan sistem satu pintu, sehingga pergerakan kargo menjadi tertib

sekaligus dapat mencegah terjadinya manipulasi arus barang.

Mengingat Bandara Polonia yang letaknya dekat dengan pusat kota dan

kapasitasnya yang sudah tidak mampu lagi menampung aktivitas yang cukup

padat, bandara akan dipindahkan ke Kuala Namu, Kabupaten Deli Serdang. Untuk

tahap awal, Bandara Kuala Namu akan dibangun dengan kapasitas 8 juta

penumpang dengan panjang landasan pacu 3.750 m, dan dapat menampung

aktivitas pesawat sebanyak 10.000 penerbangan setiap tahunnya. Bandara baru

akan didesain secara modern serta dirancang untuk memiliki akses kereta api

dengan berfasilitas city check in. Direncanakan, bandara baru akan dapat

beroperasi pada awal 2009.

4.2 Informasi Umum Bandara

a. Data Umum

1. Kelas : Internasional

2. Luas : 153.01 Ha

(41)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

4. Telepon : (061)4565777 – 4557227

5. E-mail

b. Lokasi

1. Koordinat/Elevasi : 03 33’015” – 03 33’059”LU dan 098 40’870” – 098

40’094”BT / 26.4 m

2. Kode ICAO/IATA : WIMM/MES

3. Jam Operasi : 06.00 WIB – 24.00 WIB

4. Jarak dari kota : ± 1 Km dari pusat kota Medan

c. Spesifikasi Bandara

1. Landasan Arah

Arah : (05 / 23)

Dimensi : (2900 x 45) m2

2. Taxiway

No. T/W : Dimensi Luas

Alpha : (148.50 x 26) 3.861 m2

Bravo : (215 x 23) 4.945 m2

(42)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Charlie : (80 x 18) 2.700 m2

Echo : (333 x 23) 7659 m2

3. Apron Luas

Alpha : 39.581,78 m2

Bravo : 30,305 m2

Delta : 16.028,70 m2

4.Tipe Pesawat : A320

A319

B734

B733

B732

C208

MD82

MD83

MD90

CN235

Dan lain-lain

5.Terminal : Luas Kapasitas

Penumpang

(43)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

d. Fasilitas Penerbangan

1. Telekomunikasi : VHF/HF, Handytalky, AMSC, Voice Recorder, Time

Announcer, Speech Pluch, Receiver All Band, Send

Call Coder, ATIS, VSCS

2. Navigasi Udara : DVOR/DME, NDB, ILS, Radar, SSR Extractor, ATC

System, Radar MSSR, IRIS Monitor

3. PKP – PK : CAT. VIII

4. Airfield : PALS/PAPI

e. Fasilitas Bandara

1. Power Supply : PLN, MPS/Genset

2. Water Supply : PDAM

3. Peralatan Mekanikal : Timbangan, Convenyor belt, Trolley, AC

4. Keamanan : X-RAY, Walk Throuh Metal Detector, Hand Held

Metal

5. Parkir Kendaraan : Luas Kapasitas

25,342 m2 882 kendaraan

6. Meteorologi

Pengamatan : Tersedia

Prakiraan : Tersedia

7. CIQ

Bea Cukai : Tersedia

(44)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Karantina : Tersedia

8. Transportasi darat : Taxi, Car rental

9. Pelayanan Umum : Telepon Umum, Restoran, Kafetaria, Souvernir

Shop

10.Penunjang Lain : Perkantoran, Gedung VIP, Pengelolaan Limbah

Cair (STP)

Bandara Polonia mempunyai luas sebesar 144 hektar. Panjan

(sehingga terdapat displaced threshold sebesar 275 meter). Hal ini terjadi karena

banyaknya benda yang menghalangi di sekitar tempat lepas landas dan mendarat.

Polonia juga memiliki 4 taxiway dan apron seluas 81.455 meter. Polonia

dirancang untuk dapat memuat maksimum sekitar 900.000 penumpang.

Dari tahun ke tahun arus penumpang Polonia cenderung mengalami

peningkatan antara 15 hingga 20 persen. Pada tahun

mencapai sebesar 2.736.332 orang, naik dari 2.090.519 orang pada tahun

sebelumnya. Jumlah pergerakan pesawat adalah 36.359 pada tahun 2003, naik dari

29.894 pada tahun

penerbangan internasional dari Polonia pada

mencapai 35.100 penerbangan domestik dan 8.266 penerbangan internasional.

Dari segi jumlah penerbangan, pada 1998 terdapat 56 penerbangan dalam

sehari, namun pada tahun 2005 meningkat menjadi antara 125 hingga melebihi

(45)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

pertahun, baik domestik maupun internasional. Di bidang transportasi barang,

pada tahun 2005 pergerakan kargo di Polonia mencapai 31.347 ton.

4.3 Terminal

Terminal keberangkatan domestik Polonia sebelum terbakar pada

Desember 2007, memiliki dua terminal penumpang yaitu, Terminal

Keberangkatan dan Kedatangan, dengan luas mencapai 13.811 meter². Keduanya

masing-masing dibagi untuk penerbangan domestik dan internasional. Terminal

domestik Polonia mempunyai luas 7.941 meter² dan dapat menampung 1.810

orang yang datang bersamaan, sehingga setiap penumpang mempunyai luas 4 m²,

kurang dari standar yang ditetapkan pemerintah yaitu 14 m². Terhitung sejak 1

Oktober 2006, Bandara Polonia mengoperasikan sebuah terminal

yang diharapkan dapat menertibkan pergerakan kargo dan mencegah terjadinya

manipulasi muatan barang

4.3.1 Maskapai dan Tujuan

4.3.1 Terminal Domestik

− Indonesia Air Asia (Jakarta)

− Batavia Air (Batam, Jakarta)

− Garuda Indonesia (Banda Aceh, Jakarta)

− Kartika Airlines (Banda Aceh, Batam)

− Linus Airways (Pekanbaru)

(46)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

− Wings Air (Jakarta)

− Mandala Airlines (Banda Aceh, Batam, Jakarta, Padang)

− Merpati Nusantara Airlines (Bandung, Jakarta, Pekanbaru)

− Sriwijaya Air (Banda Aceh, Batam, Jakarta, Lhok Seumawe, Pekanbaru

4.3.2 Terminal Internasional

− AirAsia (Kuala Lumpur)

− Indonesia AirAsia (Kuala Lumpur, Pulau Pinang)

− Valueair (Singapura)

− Kartika Airlines (Ipoh, Pulau Pinang)

− Lion Air (Pulau Pinang)

− Malaysia Airlines (Kuala Lumpur, Pulau Pinang)

− Firefly (Pulau Pinang, Kuala Lumpur-Subang)

− Merpati Nusantara Airlines (Kuala Lumpur)

− Silk Air (Singapura)

4.4 Masalah dengan letak dan masa depan

Akibat letak Bandara Polonia yang sangat dekat dengan pusat kota Medan,

sekitar 2 km menyebabkan bangunan-bangunan yang ada di Medan dibatasi

ketinggiannya. Peraturan ini adalah sedikitnya jumlah bangunan tinggi di Medan.

(47)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Sejak pemberian izin penerbangan diringankan di Indonesia pada tahun 2000,

jumlah penerbangan meningkat tajam.

Bandara Polonia tidak mempunyai

harus berjalan melalui tarmac untuk mencapai pesawat. Menurut rencana, bandara

ini dalam beberapa tahun ke depan akan dipindahkan ke

Kabupaten

mulai beroperasi, Polonia direncanakan akan dialihkan fungsinya menjadi sebuah

4.5 Struktur Organisasi Di PT.Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan dan Tugas – tugasnya

4.5.1 Kepala Cabang

Kepala Cabang berfungsi sebagai penanggung jawab direksi PT. Angkasa

Pura II di Bandara Polonia Medan. Tugasnya yaitu menyelenggarakan usaha jasa

kebandar-udaraan dan jasa keselamatan penerbangan dalam arti seluas-luasnya

(48)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

bandar udara yang bersangkutan sesuai dengan pedoman dan kebajikan yang

digariskan direksi.

Kantor cabang mempunyai fungsi :

1. Penyediaan, pengelolaan, pengusahaan dan pelayanan jasa

kebandarudaraan dan jasa keselamatan penerbangan.

2. Penyediaan, pengelolaan, pengusahaan bidang usaha lain yang

mempunyai hubungan dengan usaha jasa kebandar udaraan.

Kepala cabang merupakan suatu kepala perusahaan yang dapat

memberikan suatu penerbangan, maka kepala cabang memimpin kantor cabang

kelas I, yang selanjutnya Direksi PT. Angkasa Pura II dapat melakukan

pembinaan terhadap kantor cabang sesuai dengan kewenangannya.

4.5.2 Divisi Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara (LLU)

Divisi Pelayanan Operasi lalu lintas Udara (LLU) ini bertugas :

Mempersiapkan dan melakukan kegiatan pelayanan aerodrome dan

approach control/terminal control area.

− Mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan pelayanan bantuan operasi

penerbangan/penerangan aeronautika.

Divisi ini berfungsi sesuai dengan tugas yang ditetapkan. Untuk melaksanakan

tugas dan fungsi tersebut, divisi ini dibantu oleh beberapa dinas, yaitu :

1. Dinas Pelayanan Aerodrome dan Approach Control/Terminal Control

(49)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

dan pengawasan operasi lalu lintas udara Bandara Udara Polonia dan

sekitar wilayah udara Terminal Control Area, di wilayah udara pendekatan

termasuk Control Zone.

2. Dinas Pelayanan Area Control (ACC), bertugas melaksanakan

kegiatan pelayanan pengendalian dan pengawasan operasi keselamatan

lalu lintas udara di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.

3. Dinas Pelayanan Bantuan Operasi Penerbangan/Penerbangan

aeronautika (BOP/RANGTIKA), bertugas melaksanakan kegiatan

pengiriman dan penerimaan berita-berita penerbangan melalui hubungan

antara stasiun komunikasi penerbangan serta melakukan kegiatan

pengolahan, pengumpulan, penyampaian dan penyebaran imforamsi

aeronautika.

4.5.3 Divisi Pelayanan Operasi Bandar Udara

Divisi Pelayanan Operasi Bandar Udara Mempunyai tugas :

− Mempersiapkan dan melakukan kegiatan pelayanan Bandar Udara.

− Mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan pertolongan kecelakaan

penerbangan dan pemadam kebakaran

(50)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Divisi Pelayanan Bandar

Udara mempunyai fungsi penyiapan dan pelaksanaan opersasi sesuai dengan tugas

yang dimiliki. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Divisi Pelayanan Operasi

Bandar Udara dibantu oleh beberapa dinas yang bertanggung jawab kepadanya,

yaitu :

1. Dinas Pelayanan Bandar Udara, bertugas melaksanakan pengaturan

pelayanan disisi udara (airside), pengaturan pelayanan di terminal dalam

fasilitasnya, sisi darat (landside), layanan penerangan dan komunikasi

umum yang berhubungan dengan penerbangan dan pariwisata untuk

memakai jasa bandara, pengurusan perizinan masuk/pas bandara serta

sistem informasi operasional bandara.

2. Dinas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran

(PKP-PK), bertugas melaksanakan pemberian pertolongan kecelakaan

penerbangan dan pemadam kebakaran serta penanggulangan keadaan

gawat darurat medis di lingkungan kerja bandara dan sekitarnya.

3. Dinas Pengamanan Bandar Udara, bertugas melaksanakan kegiatan

pengamanan di lingkungan kerja bandara.

4. Dinas Tekhnik Mekanikal dan Peralatan, mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan

mekanikal dan peralatan.

(51)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Divisi teknik elektronika dan listrik mempunyai tugas :

− Mempersiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan

dan pelaporan fasilitas teknik elektronika serta fasilitas navigasi udara dan

radar.

− Mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian,

pemeliharaan dan pelaporan fasilitas teknik listrik.

− Membantu pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik elektronika dan

listrik sesuai pelimpahan kewenangan yang diberikan direksi

Untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya divisi teknik elektronika

listrik dibantu oleh beberapa dinas, yaitu :

a. Dinas Telekomunikasi dan Teknik Elektronika Bandara, bertugas

melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan

fasilitas telekomunikasi penerbangan, elektronika bandara dan komputer.

b. Dinas Teknik Navigasi Udara dan Radar, bertugas melaksanakan

kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas navigasi

udara dan radar.

c. Dinas Teknik Listrik, bertugas melaksanakan kegiatan pengoperasian,

pemeliharaan dan pelaporan fasilitas listrik.

4.5.5 Divisi Administrasi dan Komersial

Divisi Administrasi dan komersial mempunyai tugas mempersiapakan

(52)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

perlengakapan, dan kegiatan administrasi kepegawaian dan ketatausahaan dan

umum.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, divisi administrasi dan

komersial dibantu oleh beberapa dinas, yaitu :

a. Dinas Komersial, bertugas merencanakan pengembangan dan

melaksanakan kegiatan komersial yang meliputi pengumpulan data

produksi, perhitungan dan pembuatan surat tagihan untuk jasa-jasa

aeronautika dan jasa non aeronautika maupun usaha-usaha lain yang

mempunyai hubungan dengan usaha-usaha kebandarudaraan.

b. Dinas Keuangan, bertugas melaksanakan administrasi keuangan dan

anggaran.

c. Dinas Akuntansi, bertugas melaksanakan kegiatan akuntansi.

d. Dinas Perlengkapan, bertugas melaksanakan kegiatan pengawasan,

pergudangan dan administrasi perlengkapan.

e. Dinas kepegawaian dan umum, bertugas melaksanakan kegiatan

administrasi kepegawaian, kesejahteraan, dan pelayanan, kesehatan

pegawai, kegiatan ketatausahaan, kerumahtanggaan, keprotokoleran,

penyelenggaraab informatika managerial dan pengolahan data pelaporan

serta penyiapan ikut kerja.

(53)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Officer In Charge yang terdiri dari sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang

setingkat kepala divisi yang merupakan pelaksana non struktural dan

menanggulangi permasalahan operasional tingkat pertama di bandar udara,

bertugas secara bergantian dalam mengkoordinir kegiatan tersebut. Dalam

melaksanakan tugasnya Officer In Charge bertanggung jawab kepada Kepala

Cabang.

DAFTAR ISITILAH

1. Adbandara/Kabandara ialah pejabat yang bertanggung jawab dan

pimpinan umum dalam kelancaran pelaksanaan tugas bandar udara.

2. Apron ialah suatu daerah atau tempat di bandar udara yang telah

ditentukan guna menempatkan pesawat udara, menurunkan dan menaikkan

(54)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

3. ATC (Air Traffic Control) adalah menara pengawas yang bertugas

mengawasi take off dan landing pesawat terbang dan juga mengawasi lints

penerbangan di udara.

4. Air Freighter adalah pesawat terbang khusus untuk mengangkut

barang-barang/cargo

5. Baggage Claim Area ialah tempat dimana para penumpang yang datang

dapat mengambil bagasinya.

6. Briefing Office ialah kantor tempat penerbang atau perwakilannya

melaporkan rencana penerbangannya, serta dapat memproleh data

informasi untuk rute penerbangan yang akan ditempuhnya dan sebagainya.

7. Cafetaria adalah sejenis restoran yang menyediakan makanan sederhana

(biasanya tidak menjual makanan berat atau lengkap)

8. Car Rental adalah perusahaan khusus yang menyewakan berbagai jenis

kendaraan mobil yang disewakan secara pemesanan.

9. Cargo Servise adalah suatu pelayanan khusus yang diberikan kepada

penumpang yang membawa barang yang bersifat khusus.

10.Check In ialah proses pelaporan penumpang yang akan melakukan

penerbangan.

11.Cottage ialah bangunan penginapan yang yang berbentuk gaya arsitektur

masyrarakat setempat

12.Daerah Publik (Public Area = PA) ialah bagian dari bandar udara yang

(55)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

13.Fokker adalah

pendirinya

14.Garbarata = aviobridge = telescopic gangway ialah sarana berupa

jembatan yang dapat diatur secara otomatis langsung ke pintu pesawat

udara, digunakan untuk naik/turun penumpang langsung dari/ke ruang

tunggu (boarding lounge)

15.Imigrasi adalah salah satu instansi yang berada di bawah Departemen

Kehakiman yang mengurus keluar masuk orang-orang yang keluar masuk

suatu negara

16.International Air Traffic adalah suatu lalu lintas udara internasional yang

menyangkut di berbagai wilayah negara.

17.Kargo ialah barang muatan pesawat udara yang dilengkapi Surat Muatan

Udara (SMU).

18.Konsesi ialah ijin kesempatan berusaha di daerah bandar udara yang

dikenakan pungutan sesuai ketentuan yang berlaku.

19.Konsesioner ialah perusahaan atau pengusaha yang diberi ijin atau

ditetapkan oleh yang berwenang untuk mengadakan usaha di bidang

komersial di bandar udara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

20.Landasan ialah suatu jalur persegi panjang di bandar udara yang

disediakan bagi pesawat udara untuk melandas dan lepas landas.

21.Landing Strips adalah disebut juga runway yang merupakan jalan tepat

(56)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

22.Operator ialah perorangan, instansi atau badan hukum yang melakukan

kegiatan operasi penerbangan.

23.Pas Bandara adalah tanda ijin masuk yang dikeluarkan oleh

Kabandara/Adbandara atau pejabat yang ditunjuk.

24.Pengelola bandar udara adalah pemerintah atau badan hukum yang

ditunjuk.

25.Penumpang Domestik ialah penumpang penerbangan di dalam negeri.

26.Penumpang Internasional ialah penumpang penerbangan internasional.

27.RADAR (Radio Detection And Ranging) adalah suatu alat untuk

mengetahui suatu objek di udara, di laut, dan darat.

28.Red Tape adalah suatu peraturan yang diberlakukan airport untuk

penumpang yang keluar masuk suatu pelabuhan.

29.Run way atau landasan pacu adalah jalan dimana pesawat akan dapat

dipacu dengan ketentuan kecepatan tertentu, dan dapat dihentikan pada

(57)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Djoeli, Hazed . 2005 . Guiding Technique, Medan, PT. Nitour Medan

Djoeli, Hazed . 1990 . Perencanaan Operasi Perjalanan, Medan, PT.

Nitour Medan

FX. Widady A. Suwarno, 1992, Tata Operasi Darat, Jakarta:Grasindo

Marpaung, Happy.2000. Pengetahuan Kepariwisataan, Bandung, Alfabeta

diakses 17 Januari 2009

(58)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Jl. Terompet No. 18 Padang Bulan – Medan

I. DATA PRIBADI

Nama : Florence Tarigan

Tempat/Tanggal Lahir : Kabanjahe, 30 Agustus 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Kewarganegaraan : Indonesia

Nama Orang Tua

- Ayah : Drs. Darman Tarigan

(59)

Florence Tarigan : Sistem Pelayanan Pada PT. Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Alamat Orang Tua : Desa Lingga Kab. Karo Sumatera Utara

Pekerjaan Orang Tua : PNS

II. DATA PENDIDIKAN FORMAL

Tahun 1993 s/d 1999 : SD Negeri 1 Lingga

Tahun 1999 s/d 2002 : SLTP Methodist Kabanjahe

Tahun 2002 s/d 2005 : SMU Negeri 1 Tigapanah

Demikian riwayat hidup ini saya beritahukan dengan sebenar-benarnya

dan dapat dipertanggungjawabkan.

Penulis

(60)

Referensi

Dokumen terkait

(2) Tim monitoring dan evaluasi kebersihan, keindahan dan kesehatan lingkungan pada semua tingkat pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k, dibentuk untuk

tentang pembinaan keagamaan di Panti Sosial Asuhan Anak Al Kau ṡ ar Lembang. Adapun yang dijadikan subjek penelitian ini adalah sebagai berikut :. a) Pimpinan Panti Sosial Asuhan

Nama Perusahaan : AJB BUMIPUTERA 1912 KANTOR CABANG ASURANSI KUMPULAN BEKASI. Alamat : Komplek Mutiara Bekasi

Penggunaan Media Benda Konkret (Model Manusia) 114 -122 Untuk Meningkatkan Kemampuan Menggambar. Bentuk Manusia Mata Pelajaran SBK Siswa

Berkenaan dengan itu maka hunian yang ada pada masyarakat Batak Toba sangat terkait dengan lahan pertanian dan juga aspek ekonomi lainnya yaitu hutan.. Sistem pertanian

- dalam APT, return sekuritas dipengaruhi berbagai macam faktor yang bisa menjadi sumber risiko (tidak hanya beta saja).. ABRITAGE PRICING

Dalam artikel yang sama, Hedges mengambil pendapat sarjana lain berhubung isu etika global yang diasaskan oleh Kung itu dengan merujuk kepada kritikan Attfield iaitu beliau

Kerusakan pada mukosa lambung dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan antara faktor agresif (asam lambung dan pepsin) dengan faktor defensif (mukus dan bikarbonat,