• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di SMU Parulian 1 Medan Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di SMU Parulian 1 Medan Tahun 2009"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, DAN SIKAP REMAJA LAKI-LAKI TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK

DI SMU PARULIAN 1 MEDAN TAHUN 2009

SKRIPSI Oleh :

YUNI CHRISTINAWATY PURBA 071000211

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA LAKI-LAKI TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK

DI SMU PARULIAN 1 MEDAN TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapat Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

YUNI CHRISTINAWATY PURBA 071000211

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judu l :

HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA LAKI-LAKI TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK

DI SMU PARULIAN 1 MEDAN TAHUN 2009

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

YUNI CHRISTINAWATY PURBA NIM. 071000211

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi pada tanggal 30 Juli

2009

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

TIM PENGUJI

Ketua Penguji Penguji I

dr. Surya Dharma, MPH dr. Taufik Ashar, MKM NIP.195804041987021001 NIP.197803312003121001

Penguji II Penguji III

Ir. Indra Chahaya S, Msi Ir. Evi Naria, M.Kes NIP.196811011993032005 NIP.196803201993032002

Medan, 18 Agustus 2009 Fakultas Kesehatan masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(4)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

ABSTRAK

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainya, tembakau mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan, contohnya tar, nikotin, dan CO. Anak Sekolah Menengah Umum merupakan individu yang digolongkan remaja yang berada dalam proses perkembangan dan terkadang suka mencoba sesuatu, misalnya merokok.

Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross secsional. Analisa data yang digunakan menggunakan uji chi square. Jumlah sampel yang diwawancarai sebanyak 60 orang.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan karakteristik, pengetahuan, dan sikap remaja terhadap kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur responden dengan kebiasaan merokok (p=0,041), tidak ada perbedaan antara jumlah uang saku perhari yang didapatkan responden dengan kebiasaan merokok (p=0,629), ada perbedaan antara ada atau tidak anggota keluarga responden yang merokok dengan kebiasaan merokok (p=0,008), tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang rokok dengan kebiasaan merokok (p=0,234) dan tidak ada hubungan antara sikap responden tentang rokok dan kebiasaan merokok (p=0,657).

Agar SMU Parulian 1 Medan memberikan penyuluhan tentang rokok kepada para siswa secara berkala. Untuk siswa SMU Parulian 1 Medan agar tidak mencoba untuk menghisap rokok dan untuk yang terbiasa merokok agar berusaha menghentikan kebiasaanya.

(5)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

ABSTRACT

Cigarette is output of tobacco processin packed include cigar or the other shape, tobacco contains about 4000 elements and 200 among them danger for health, for example are tar, nicotine, and CO. Senior High School student is adolescent group and in growprocess, some times they like to try somethings example smoking.

This research is analityc with deisgn crosssecsional. Data analyse using chi square test. All sample are 60 persons.

This research purpose to analyse the relationship adolescents

characteristic, knowledge, and attitude with smokoing habit in Parilian 1 Medan Senior High School.

Results of this research are there is the relationship between respondens age with smoking habit (p=0,041), there is no relationship between daily money they have with smoking habit (p=0,629), there are relationship between any body or no body of family smoking with smoking habit(0,008), there is relationship between responden knowledge about cigarette with smoking habit(p=0,234) and there is no relationship between responden attitude with smoking habit(p=0,657).

In order to parulian 1 Medan Senior High School give information about cigarette to their student. For all student Parulian 1 Medan Senior High School don t try smoking and for student who has smoking habit try to stping.

(6)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yuni Christinawaty Purba Tempat/Tanggal lahir : Bandar Maruhur / 24 juni 1985 Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat Rumah : PTS, Jln.Seroja Raya Blok E No.1,Medan

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 1991 - 1997 : SD Negeri 091727 Bandar Maruhur 2. Tahun 1997 - 2000 : SMP Ostrom Methodist Tebing Tinggi 3. Tahun 2000 - 2003 : SMA Negeri 2 Tebing Tinggi

4. Tahun 2003 - 2006 : Akademi Keperawatan Gleneagles Medan 5. Tahun 2007 - 2009 : FKM USU

RIWAYAT PEKERJAAN

(7)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN

SIKAP REMAJA LAKI-LAKI TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK DI SMU PARULIAN 1 MEDAN TAHUN 2009.” Guna memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Dalam Penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu dr.Ria Masniari Lubis, Msi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Ir.Indra Chahaya S, Msi,selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak dr. Surya Dharma, MPH selaku dosen pembimbing I yang telah

banyak meluangkan waktu dan pikiranya dalam memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan. 4. Bapak dr.Taufik Ashar, MKM selaku Dosen Pembimbing II yang telah

banyak memberikan petunjuk dan saran –saran penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Ibu Dr.Ir.,Evawani Yunita Aritonang,M.Kes. selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan seluruh staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Khususnya Bapak/Ibu Dosen Di Departemen Kesehatan lingkungan.

(8)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

8. Bapakku (J.L Poerba) terima kasih buat semuanya pengorbananmu buatku , mamaku (+ E.Saragih) aku sayang mama dan aku tak akan pernah lupakan mama karena mama adalah mama yang terbaik, dan seluruh keluargaku aku sayang kalian semuanya.

9. Kak Dian yang telah banyak menolong untuk memperlancar penyelesaian skripsi dan juga rekan – rekan mahasiswa, khususnya mahasiswa angkatan 2007 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Semoga Tuhan yang maha kuasa melimpahkan berkatnya kepada semua yang telah membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna , untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan.Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca.

Medan, Agustus 2009

Penulis

(9)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...6

2.1. Rokok...…………....……...…...………...6

2.1.1. Pengertian Rokok………...……...6

2.1.2. Kandungan Rokok……….………...6

2.1.3. Jenis Rokok...9

2.1.4. Dampak Tembakau terhadap kesehata...11

2.1.5. Faktor - faktor yang mempengaruhi remaja merokok...16

2.1.6. Tahap-tahap merokok………...17

2.1.7. Alasan merokok...18

2.1.8. Tipe merokok...19

2.2. Remaja...19

2.2.1. Karakteristik Remaja ………..……...21

2.2.2. Lingkungan remaja secara sosial...23

2.3. Pengetahuan...24

2.5. Cara menghindari kebiasaan merokok...29

2.6. Cara menghindari terpapar asap rokok...30

2.7. Kerangka konsep penelitian ...31

(10)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

BAB III METODE PENELITIAN...33

3.1. Jenis penelitian………...…...33

3.5. Defenisi operasional Variabel………...34

3.5.1. Variabel Dependent………....34

3.5.2. Variabel Independent……….…………...34

3.6. Aspek Pengukuran ………...35

3.7. Tehnik Pengolahan Data………...39

3.8. Teknik Analisa Data………....39

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...40

4.2. Karakteristik responden...40

4.2.1 Responden menurut karakteristik...41

4.3. Pengetahuan Responden tentang Rokok...41

4.3.1. Pengetahuan Responden tentang Rokok...42

4.3.2. Kategori Pengetahuan tentang rokok...44

4.4. Sikap Responden tentang Rokok...45

4.4.1. Distribusi sikap Responden tentang Rokok...45

4.4.2.Responden berdasarkan Kategori Sikap tentang rokok...46

4.5.Kebiasaan Merokok Responden...46

4.5.1.Distribusi Kebiasaan merokok...46

4.6. Analisa Statistik...47

4.6.1.Hubungan Karakteristik Responden dengan Kebiasaan Merokok....47

4.6.1.1. Hubungan Umur Responden dengan Kebiasaan Merokok...47

4.6.1.2. Hubungan Jumlah Uang Saku perhari Responden dengan Kebiasaan Merokok...48

4.6.1.3. Hubungan ada atau tidak anggota keluarga responden yang merokok dengan Kebiasaan Merokok...49

4.7. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Responden tentang Rokok dengan Kebiasaan Merokok... 49

4.7.1. Hubungan Pengetahuan Responden tentang Rokok dengan Kebiasaan Merokok...50

(11)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

BAB V PEMBAHASAN

5.1.Karakteristik Responden ...53 5.1.1.Hubungan Umur Responden dengan Kebiasaan Merokok...53

5.1.2.HubunganJumlahUangSakuperharidenganKebiasaan

Merokok...54 5.1.3. Hubungan ada atau tidak Anggota Keluarga Responden

yang Merokok dengan Kebiasaan Merokok...54 5.2.Hubungan Pengetahuan Responden dengan Kebiasaan Merokok...55

5.3.Hubungan Sikap Responden dengan Kebiasaan Merokok...56

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan...57 6.2. Saran...57

DAFTAR PUSTAKA

(12)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Memasuki millenium baru Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektoral, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan. Secara makro paradigma sehat berarti semua sektor memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat, secara mikro berarti pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. ( Depkes, 2002).

Wujud dan kondisi sehat ditahun 2010 dapat digambarkan dalam beberapa dimensi yaitu dapat mewujudkan suatu lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan berwawasan kesehatan, terwujudnya kehidupan yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa ( Dinkes, 2002).

(13)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya (Depkes, 2006).

Menurut Depkes RI tahun 2006 kegiatan puskesmas yang digalakkan pada saat ini adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu :

1. Memakan makanan yang bergizi seimbang, tinggi serat dan rendah lemak. 2. Melakukan aktivitas fisik 30 menit sehari.

3. Tidak merokok.

Dari salah satu kegiatan Puskesmas tersebut salah satunya adalah merokok dimana merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi siperokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi siperokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Data Depkes dan Organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam kampanye Hari Tanpa Tembakau Dunia, penggunaan tembakau di Indonesia menyebabkan 9,8 persen kematian karena penyakit paru kronik dan emfisema pada tahun 2001. Anak yang terpapar asap rokok dilingkunganya mengalami pertumbuhan paru yang lambat dan lebih mudah terkena infeksi saluran pernafasan, infeksi telinga dan asma.

(14)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

perokok mulai berumur 18 tahun serta diperkirakan sekitar 3000 remaja mulai merokok setiap hari.

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2003 menyatakan bahwa di Indonesia sekitar 70% dari perokok memulai kebiasaannya sebelum berumur 19 tahun karena terbiasa melihat anggota keluarganya yang merokok. Anak-anak dan remaja tidak memiliki kemampuan untuk memahami secara menyeluruh dampak kesehatan produk tembakau dan sifat nikotin yang adiktif. Keadaan tingginya jumlah remaja yang merokok yang dapat mempengaruhi masa depan remaja dan juga bangsa karena mereka inilah yang akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan maka mereka perlu dipersiapkan dengan baik.

Kota Medan sebagai ibu kota Propinsi sumatera Utara yang masyarakatnya juga terdiri dari remaja yang sebagian sedang menuntut ilmu terdapat di beberapa Sekolah Menengah Umum salah satunya adalah sekolah Parulian I Medan yang berada di lokasi strategis yakni dekat dengan pusat perbelanjaan dan taman bunga yang biasanya digunakan siswa/siswi sebagai tempat berkumpul yang sangat beresiko tinggi mendorong meningkatnya kenakalan-kenakalan pada remaja seperti merokok dimana pada masa remaja adalah masa mencari jati diri sehingga selalu ingin mencoba sesuatu hal yang baru tanpa memikirkan akibatnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, dan Sikap Remaja Laki-Laki

(15)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

1.2.Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi perumusan masalah adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik (umur, uang saku perhari, ada atau tidak anggota keluarga yang merokok), pengetahuan dan sikap remaja dengan kebiasaan merokok.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik, pengetahuan, dan sikap remaja tentang rokok dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan tahun 2009.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan karakteristik remaja dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan.

2. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan.

3. Untuk mengetahui hubungan sikap remaja dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yaitu :

1. Sebagai bahan masukan bagi guru UKS SMU Parulian 1 untuk mengadakan penyuluhan / memberikan informasi tentang rokok bagi siswa / siswi SMU Parulian 1 Medan.

(16)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

(17)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rokok

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar

dengan atau tanpa bahan tambahan ( PP No.19, 2003).

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan karena merokok, misalnya walaupun pada kenyataanyaitu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi (Gondodiputro, 2007).

2.1.1. Kandungan Rokok

Menurut Gondodiputro tahun 2007 bahan utama rokok adalah tembakau, dimana tembakau mengandung kurang lebih 4000 elemen – elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada tembakau adalah tar, nikotin, dan CO. Selain itu, dalam sebatang tembakau juga mengandung bahan – bahan kimia lain yang juga sangat beracun. Zat – zat beracun yang terdapat dalam tembakau antara lain:

(18)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

Seorang yang merokok hanya akan menghisap sepertiga bagian saja yaitu arus tengah sedangkan arus pinggir akan tetap berada di luar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia semburkan keluar.

2. Nikotin adalah suatu zat yang memiliki efek adiktif dan psikoaktif sehingga perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan. Banyaknya nikotin yang terkandung dalam rokok adalah sebesar 0,5-3 nanogram dan semuanya diserap sehingga di dalam cairan darah ada sekitar 40-50 nanogram nikotin setiap 1ml nya. Nikotin bukan merupakan komponen karsinogenik.

3. Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0.5-35 mg/ batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru. 4. Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal.

5. Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan hydrogen, zat ini mempunyai bau yang tajam dan sangat merangsang. Karena kerasnya racun yang terdapat pada amoniak sehingga jika masuk sedikit saja ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma. 6. HCN ( Asam Sianida ) merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak

(19)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

7. Nitrous Oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menghilangkan rasa sakit. Nitrous Oxide ini pada mulanya digunakan dokter sebagai pembius saat melakukan operasi.

8. Formaldehid adalah sejenis gas yang mempunyai bau tajam, gas ini tergolong sebagai pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun terhadap semua organisme hidup.

9. Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein sehingga menghalangi aktivitas enzim.

10. Asetol adalah hasil pemanasan aldehid dan mudah menguap dengan alkohol. 11. H2S (Asam Sulfida) adalah sejenis gas yang beracun yang mudah terbakar

dengan bau yang keras, zat ini menghalangi oksidasi enzim.

12. Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.

13. Metil Klorida adalah zat ini adalah senyawa organik yang beracun.

14. Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Jika meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan bahkan kematian.

(20)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

16. Volatik nitrosamine merupakan jenis asap tembakau yang diklasifikasikan sebagai karsinogen yang potensial ( Gondodiputro, 2007).

2.1.2. Jenis rokok

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Perbedaan ini didasarkan atas da

a. Berdasarkan bahan pembungkusnya maka rokok terdiri dari klobot yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung, kawung yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren, sigaret yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas, cerutu yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

b. Berdasarkan bahan baku atau isi maka rokok terdiri dari rokok yang bahan baku atau isinya hanya dau untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu, yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu, rokok klembak yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan c. Berdasarkan proses pembuatannya rokok terdiri dari

(21)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya dihubungkan denga yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk berupa rokok dalam pres, sat mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar lingkar

d. Berdasarkan penggunaan rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus ( Wikipedia, 2008 )

(22)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

2.1.3. Dampak Tembakau pada kesehatan

Telah banyak terbukti bahwa dengan mengkonsumsi tembakau berdampak terhadap status kesehatan. Diketahui pula bahwa komsumsi tembakau berkontribusi terhadap timbulnya katarak, pneumonia, kanker lambung, kanker pankreas, kanker cervix, kanker ginjal dan penyakit lainnya. Penyakit-penyakit ini menambah panjangnya daftar penyakit yang ditimbulkan oleh mengkomsumsi tembakau seperti kanker paru-paru, oesophagus, laring, mulut dan tenggorokan , penyakit paru kronik, melebarnya gelembung pada paru-paru dan radang pada tengorokan, stroke, serangan jantung dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Hampir 90% kanker paru-paru disebabkan oleh komsumsi tembakau. Tembakau juga dapat merusak sistem reproduksi, berkontribusi kepada keguguran, kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah, kematian bayi setelah lahir dan penyakit-penyakit pada anak-anak. Namun demikian tidak hanya perokok saja yang berisiko mendapatkan penyakit tersebut, tetapi masyarakat banyak yang terpapar oleh asap rokok yang kita kenal dengan passive smoking. Telah terbukti bahwa passive smokers berisiko untuk terkena penyakit kardiovaskuler, kanker paru, asma, dan penyakit paru lainnya.

( Gondodiputro, 2007).

Menurut Gondodiputro (2007), ada beberapa penyakit yang disebabkan rokok yaitu :

(23)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

sehingga perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sedangkan efek lain menimbulkan rangsangan senang sekaligus mencari tembakau lagi. Efek dari tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor.

2. Penyakit Kardiovaskuler, ini disebabkan karena asap tembakau akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap tembakau akan merangsang hormon adrenalin yang akan menyebabkan perangsangan kerja jantung dan menyempitkan pembuluh darah. Seseorang yang stres yang kemudian mengambil pelarian dengan jalan merokok sebenarnya sama saja dengan menambah risiko terkena jantung koroner, proses penyempitan arteri koroner yang mendarahi otot jantung menyebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan suplai menimbulkan kekurangan darah (ischemia). Sehingga apabila melakukan aktifitas fisik atau stres, kekurangan aliran meningkat sehingga menimbulkan sakit dada.

(24)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

berkembang, yaitu sekitar 30 % dari semua penyakit jantung berkaitan dengan memakai tembakau.

3. Arteriosklerosis merupakan menebal dan mengerasnya pembuluh darah, sehingga menyebabkan pembuluh darah kehilangan elastisitas serta pembuluh darah menyempit. Arteriosklerosis dapat berakhir dengan penyumbatan yang disebabkan oleh gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah. Sekitar 10 % dari seratus pasien yang menderita gangguan sirkulasi pada tungkai bawah (Arteriosklerosis Obliteran) sembilan puluh sembilan diantaranya adalah perokok.

Ada empat tingkat gangguan Arteriosklerosis Obliteran, yaitu tingkat I tanpa gejala, tingkat II kaki sakit saat latihan misalnya berjalan lebih dari 200 meter dan kurang dari 200 meter, keluhan hilang bila istirahat, tingkat III keluhan timbul saat istirahat umumnya saat malam hari dan bila tungkai ditinggikan sedangkan tingkat IV adalah jaringan mati. Dalam stadium ini tindakan yang dilakukan adalah amputasi. Jika penyumbatan terjadi di percabangan aorta daerah perut akan menimbulkan sakit di daerah pinggang termasuk pula timbulnya gangguan ereksi.

4. Tukak lambung dan Tukak usus dua belas jari, di dalam perut dan usus dua belas jari terjadi keseimbangan antar pengeluaran asam yang dapat mengganggu lambung dengan daya perlindungan. Tembakau meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak lambung dan usus dua belas jari. Perokok menderita gangguan dua kali lebih tinggi dari bukan perokok.

(25)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

tahan bayi menurun pada tahun pertama, sehingga akan menderita radang paru – paru maupun bronchitis dua kali lipat dibandingkan yang tidak merokok, sedangkan terhadap infeksi lain meningkat 30 %. Terdapat bukti bahwa anak yang orang tuanya merokok menunjukkan perkembangan mentalnya terbelakang.

6. Efek terhadap otak dan daya ingat, akibatnya proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke otak yang dapat merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen. Studi tentang hubungan tembakau dan daya ingat juga dilakukan baru – baru ini. Dari hasil analisis otak, peneliti dari Neuropsychiatric Institute University of California menemukan bahwa jumlah dan tingkat kepadatan sel yang digunakan untuk berpikir pada orang yang merokok jauh lebih rendah daripada orang yang tidak merokok.

7. Impotensi, pada laki – laki berusia 30 – 40 tahunan merokok dapat meningkatkan disfungsi ereksi sekitar 50 %. Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak mengalir bebas ke penis. Oleh karena itu pembuluh darah harus dalam keadaan baik. Merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin menyempitkan arteri yang menuju penis, mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis. Efek ini meningkat bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan peringatan awal bahwa tembakau telah merusak area lain dari tubuh.

(26)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

kemih, kanker esofagus, kanker pada ginjal, kanker pada pankreas, kanker serviks, kanker payudara dan lain – lain. Mekanisme kanker yang disebabkan tembakau yaitu merokok menyebabkan kanker pada berbagai organ, tetapi organ yang terpengaruh langsung oleh karsinogen adalah saluran nafas.

9. Chronic Obstructive Pulnomary Diseases ( COPD ), kebiasaan merokok mengubah bentuk jaringan saluran nafas dan fungsi pembersih menghilang, saluran membengkak dan menyempit. Seseorang yang menunjukkan gejala batuk berat selama paling kurang tiga bulan pada setiap tahun berjalan selama dua tahun, dinyatakan mengidap bronchitis kronik. Hal tersebut terjadi pada separuh perokok diatas umur empat puluh tahun.

10. Interaksi Dengan Obat – Obat, perokok memetabolisme berbagai jenis obat lebih cepat daripada non perokok yang disebabkan enzim – enzim di mukosa, usus, atau hati oleh komponen dalam asap tembakau. Dengan demikian, efek obat – obat tersebut berkurang, sehingga perokok membutuhkan obat dengan dosis lebih tinggi daripada non perokok misalnya obat analgetika. 11. Penyakit Pada Perokok Pasif, perokok pasif dapat terkena penyakit kanker

paru – paru dan jantung koroner. Menghisap asap tembakau orang lain dapat memperburuk kondisi pengidap penyakit angina, asma, alergi, gangguan pada wanita hamil.

2.1.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Untuk merokok

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi bagi remaja untuk merokok yaitu terdiri dari :

(27)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

perubahan psikososial berhubungan dengan maturasi fisik. Merokok dapat menjadi sebuah cara bagi remaja agar mereka tampak bebas dan dewasa saat mereka menyesuaikan diri dengan teman - teman sebayanya yang merokok, faktor psikiatrik yang dilihat dari suatu studi epidemiologi pada dewasa mendapatkan hubungan antara merokok dengan gangguan psikiatrik seperti gangguan jiwa, depresi, cemas dan penyalahgunaan zat –zat tertentu dan remaja yang memperlihatkan gejala depresi dan cemas mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk memulai merokok daripada remaja yang tidak menampakkan gejala.

(28)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

3. Faktor lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan tembakau antara lain orang tua, saudara kandung maupun teman sebaya yang merokok, terpapar reklame tembakau, artis pada reklame tembakau di media.

4. Faktor peraturan berupa peningkatan harga jual atau diberlakukan cukai yang tinggi, akan menurunkan pembelian dan konsumsi. Tetapi kenyataannya terdapat peningkatan kejadian memulai merokok pada remaja, walaupun telah dibuat usaha – usaha untuk mencegahnya ( Soetjiningsih, 2004).

2.1.5. Tahap – Tahap Merokok

Menurut Helmi dan Komalasari tahun 2005 perilaku merokok merupakan perilaku yang disenangi dan bergeser menjadi aktivitas yang bersifat obsesif, hal ini disebabkan oleh nikotin yang bersifat adiktif dan apabila dihentikan secara tiba –tiba akan menyebabkan stress.

Menurut Leventhal dan Clearly terdapat empat tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok :

a. Tahap Prepatory, pada tahap ini seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat atau hasil bacaan. Hal ini menimbulkan niat untuk merokok.

b. Tahap Initation, pada tahap ini perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok.

(29)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

d. Tahap Maintanance of smoking, pada tahap ini sudah merupakan suatu cara pengaturan diri. Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.

2.1.6. Alasan Merokok

Ada beberapa alasan umum yang menjadikan seseorang menjadi perokok menurut Monique tahun 2000 yaitu :

a. Mencoba–coba dan ikut–ikutan, dimana kedua hal ini sering menjadi suatu alasan beberapa remaja yang menjadi perokok terutama remaja pria yang selalu ingin mencoba pengalaman baru tanpa mengetahui bahaya yang diakibatkan. b. Menambah kepercayaan diri/ jati diri, alasan ini sering juga menjadi alasan

remaja terutama pria di dalam pergaulanya selalu mencari jati diri dan menambah kepercayaan diri.

c. Menghilangkan waktu senggang, ini juga merupakan alasan yang sering dijumpai pada beberapa golongan usia.

d. Mengusir rasa dingin sementara pada tubuh, alasan ini merupakan alasan pada beberapa golongan masyarakat yang tinggal didaerah dingin karena dapat mengusir rasa dingin pada tubuh.

(30)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

2.1.7. Tipe Perokok

Tipe perokok dapat dibagi menjadi 2 :

a. Perokok aktif adalah orang –orang yang langsung menghisap atau mengkonsumsi rokok. Dalam kehidupan sehari – hari kita sering menjumpai orang yang merokok disekitar kita, seperti dikantor, dipasar, tempat umum lainya atau dalam rumah tangga kita sendiri.

b. Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi terpaksa menghisap asap rokok. Hal ini bisa terjadi pada saat perokok aktif mengeluarkan asap utama yang dihisap perokok itu sendiri dan yang keluar keudara sehingga terhisap oleh orang – orang yang ada disekitar perokok (Nurlailah, 2000).

2.2. Remaja

Menurut Salzman dalam buku Yusuf (2004) remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung terhadap orang tua kearah kemandirian, minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.

Salah satu pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980) menyatakan bahwa masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir (Iskandarsyah,2006).

Masa remaja dapat dibagi berdasarkan umur yang terdiri dari dua tahap, yaitu :

(31)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

kecemasan, dan kekawatiran. Hal –hal yang berkaitan dengan perkembangan budaya dalam masyarakat, yang tidak jarang bertentangan dengan nilai –nilai agama seperti beredarnya film-film dan fofo-foto porno, minuman keras, ganja atau obat –obatan terlarang. Hal ini mempunyai daya tarik yang kuat bagi remaja untuk mencobanya.

2. Masa Remaja Akhir 17 - 21 tahun, secara psikologis, masa ini merupakan permulaan masa dewasa, emosinya mulai stabil dan pemikiranya mulai matang (kritis ).

Remaja sebagai individu sedang berada dalam proses perkembangan atau menjadi, yaitu berkembang kearah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut remaja memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkunganya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupanya. Disamping itu pada proses perkembangan individu tidak selalu berlangsung secara mulus dari masalah. Faktor penghambat ini bisa bersifat internal dan eksternal. Faktor penghambat yang bersifat eksternal adalah yang berasal dari lingkungan seperti ketidakstabilan dalam kehidupan sosial politik, krisis ekonomi, perceraian orang tua, sikap dan perlakuan orang tua yang otoriter, kurang kasih sayang.

2.2.1. Karakteristik Remaja

(32)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

a. Masa remaja adalah periode yang penting, periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan meminta hal yang baru. b. Masa remaja adalah masa peralihan, periode ini menuntut seorang anak untuk

meninggalkan sifat-sifat kekanak-kanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengenai peran yang dituntut oleh lingkungan, misalnya pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya. c. Masa remaja adalah periode perubahan, perubahan yang terjadi pada periode ini

(33)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

terjadi pula perubahan nilai, dan kebanyakan remaja merasa biasa saja terhadap perubahan yang terjadi.

d. Masa remaja adalah usia bermasalah, pada periode ini membawa masalah yang sulit untuk ditangani baik bagi anak laki-laki maupun perempuan. Hal ini disebabkan oleh dua alasan yaitu pertama, pada saat anak-anak sebagian masalah diselesaikan oleh orang tua atau guru, sedangkan sekarang individu dituntut untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Kedua, karena mereka dituntut untuk mandiri maka seringkali menolak untuk dibantu oleh orang tua atau guru, sehingga yang ditimbulkan adalah kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

e. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri, pada periode ini pergaulan terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status seperti mobil, pakaian dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain.

f. Masa remaja adalah usia yang ditakutkan, masa remaja ini seringkali ditakut i oleh individu itu sendiri dan lingkungan. Gambaran-gambaran negatif yang ada dipikiran masyarakat mengenai perilaku remaja mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat remaja itu sendiri merasa takut untuk menjalankan perannya dan enggan meminta bantuan orang tua atau guru untuk memecahkan masalahnya.

(34)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

orang lain sebagaimana mereka inginkan dan bukannya sebagai dia sendiri. Hal ini terutama terlihat pada aspirasinya, aspirasi yang tidak realitis ini tidak sekedar untuk dirinya sendiri namun bagi keluarga dan teman. Semakin tidak realistis aspirasi mereka maka akan semakin marah dan kecewa apabila aspirasi tersebut tidak dapat mereka capai.

h. Masa remaja adalah ambang dari masa dewasa, pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara hukum, mereka merasa cemas dan menciptakan kesimpulan bahwa mereka mendekati dewasa. Mereka merasa bahwa berpakaian dan berperilaku seperti orang dewasa seringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai untuk memperhatikan perilaku atau simbol yang berhubungan dengan status orang dewasa seperti merokok, minum, menggunakan obat-obatan bahkan melakukan hubungan seksual.

2.2.2. Lingkungan sosial remaja.

Secara sosial remaja berada di tiga lingkungan yaitu :

1. Di lingkungan Keluarga, yaitu dengan menjalin hubungan yang baik dengan para anggota keluarga (orang tua dan saudara), menerima otoritas orang tua / mau menaati peraturan yang ditetapkan orang tua, menerima tanggung jawab dan batasan –batasan atau norma keluarga, berusaha untuk membantu anggota keluarga.

(35)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

3. Di lingkungan Masyarakat, yang terdiri dari mengakui dan menghormati hak-hak orang lain, memelihara jalinan persahabatan dengan orang lain, bersikap simpati dan memperhatikan kesejahteraan orang lain, bersikap menghormati nilai –nilai, hukum, tradisi, dan kebijakan –kebijakan masyarakat ( Yusuf, 2004).

2.3. Pengetahuan

Pengetahuan adalah data dan informasi yang digabung dengan kemampuan, intuisi, pengalaman, gagasan, motivasi dari sumber yang kompeten. Sumber pengetahuan bisa berupa banyak bentuk contohnya adalah koran, majalah, email, artikel, iklan, dan manusia ( Hendrik, 2003).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu dimana penginderaan dapat melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba, tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

( Notoatmodjo, 2003 ).

Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang yang terdiri dari :

a. Proses adaptasi perilaku

(36)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

dahulu, Interest yaitu orang mulai tertarik pada stimulus, selanjutnya adalah evaluation yaitu mempertimbangkan baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, kemudian trial yaitu orang telah mulai mencoba perilaku baru dan yang terakhir adalah adoption, yakni orang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

b. Tingkat pengetahuan.

(37)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

2.4. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku atau sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2003).

2.4.1. Tingkatan sikap

Tingkatan sikap dapat dibagi menjadi empat yaitu menerima (Receiving ) yang berarti subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek, merespon (Responding ) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, yang ketiga adalah menghargai ( Valuing ) yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah, dan yang paling tinggi adalah bertanggung jawab (Responsible ) yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko (Notoatmodjo, 2003).

2.4.2. Sifat Sikap

(38)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

2.4.3. Ciri – Ciri Sikap

Menurut Azwar ( 2005 ) ada 5 ciri-ciri sikap yaitu :

1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini membedakannnya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.

2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

4. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki orang.

2.4.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Azwar (2005) ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap terhadap obyek sikap antara lain :

(39)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

3. Pengaruh kebudayaan, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis yang mengarahkan sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.

4. Media Massa, dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama, konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan, tidak mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

(40)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

2.5. Cara Menghindari kebiasaan Merokok

Menurut Monique (2000) ada beberapa cara menghindari kebiasaan merokok yaitu :

1. Tumbuhkan kemauan yang tinggi untuk berhenti merokok, dalam hal ini kita harus mengingat penyakit yang dapat diakibatkan oleh rokok dan merupakan penderitaan.

2. Mintalah bantuan orang terdekat untuk membantu mengingatkan agar tidak lagi menghisap rokok. Yang pertama dilakukan adalah dengan memberitahukan niat untuk tidak merokok pada orang terdekat sehingga mereka akan membantu dan mengingatkan agar tidak merokok, sehingga perlahan – lahan anda akan merasa risih dan sungkan karena terus menerus diingatkan.

3. Tanamkan pada diri sendiri bahwa pasti mampu untuk berhenti sama sekali dari kebiasaan merokok, hal ini dapat dilakukan dengan memulai menurunkan jumlah batang rokok yang diisap perhari, sehingga semakin lama semakin sedikit sampai tidak sama sekali.

4. Jauhi semua kemungkinan yang dapat membuat kembali menjadi perokok. Cara ini dilakukan dengan menghindari berkumpul dengan teman –teman atau orang lain yang merokok sehingga anda tidak ingin kembali merokok.

(41)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

2.6. Cara Menghindari Terpapar Asap Rokok.

Dalam kehidupan sehari – hari sebagai manusia yang berinteraksi dengan orang lain maka ada kemungkinan terpapar dengan asap rokok sehingga kita perlu beberapa cara yang dilakukan agar terhindar dari efek yang disebabkan oleh rokok yaitu :

1. Jauhi perokok yang sedang merokok. Dalam hal ini yang dihindari adalah asap dari rokok.

2. Jika tidak dapat menghindari jangan segan menegur perokok.

3. Berikanlah ventilasi seluas mungkin jika sedang berada dalam ruangan tertutup bersama dengan perokok.

(42)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

2.7 . Kerangka konsep penelitian

- UMUR

- UANG SAKU PERHARI

- PENGETAHUAN

- SIKAP

- ADA ATAU TIDAK

ANGGOTA KELUARGA

(43)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

2.8. Hipotesis Penelitian

2.8.1. Ada hubungan antara Umur remaja dengan kebiasaan merokok.

2.8.2. Ada hubungan antara Uang saku remaja perhari remaja dengan kebiasaan merokok.

2.8.3. Ada hubungan antara ada atau tidak anggota keluarga remaja yang merokok dengan kebiasaan merokok.

(44)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei bersifat analitik dengan rancangan crossecsional, yaitu menggambarkan hubungan Karakteristik (Umur, jumlah uang saku perhari, ada atau tidak anggota keluarga yang merokok), pengetahuan, sikap remaja terhadap kebiasaan merokok.

3.2. Lokasi dan waktu penelitian

3.2.1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di SMU Parulian 1 Medan.

3.2.2.Waktu penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan Juni tahun 2009.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid kelas satu dan dua SMU Parulian 1 Medan yang berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 128 orang.

3.3.2. Sampel

(45)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

Rumus :

Berdasarkan Penghitungan yang diperolehmaka jumlah sampel sebesar 60 responden. Untuk menentukan sampel pada masing-masing kelas dilakukan Fraksi sampel untuk setiap kelas yaitu dengan rumus :

(46)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

60

Kelas I C : x 10 = 5,6 = 6 orang 128

60

Kelas I D : x 18 = 8,4 = 8 orang 128

60

Kelas II A : x 23 = 10,7 = 11 orang 128

60

Kelas II B : x 18 = 8,4 = 8 orang 128

60

Kelas II C : x 21 = 9,8 = 10 orang 128

60

Kelas II D: x 17 = 7,9 = 8 orang 128

3.4. Metoda Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara langsung menggunakan kuesioner.

3.4.2. Data Sekunder

Data diambil dari catatan kantor tata usaha SMU Parulian 1 Medan, yaitu jumlah seluruh murid laki-laki setiap kelas.

3.5. Defenisi operasional variabel.

3.5.1. Variabel Dependent.

(47)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

3.5.2. Variabel Independent

1. Umur adalah lama hidup responden yang dihitung mulai dari lahir sampai tahun terakhir ulang tahun yang dibagi menjadi dua yaitu < 16 tahun dan > 16 tahun. 2. Uang saku perhari adalah jumlah rupiah untuk pegangan yang diberikan orang

tua atau keluarga kepada responden dalam satu hari yang dibagi menjadi dua yaitu

< Rp.12.000,- dan > Rp.12.000,-

3. Ada atau tidak anggota keluarga yang merokok adalah ada atau tidak anggota keluarga yang merokok dan tinggal serumah dengan responden.

4. Pengetahuan adalah segala sesuatu informasi yang diketahui responden tentang rokok.

5. Sikap adalah suatu bentuk respon dari responden tentang segala sesuatu tentang rokok.

3.6. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran adalah mengukur kebiasaan responden yang meliputi karakteristik, pengetahuan, sikap. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert (Sugiono, 2002).

Berdasarkan jumlah nilai diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

a. Kategori baik adalah apabila responden mendapat nilai > 75 % dari seluruh skore yang ada.

b. Kategori sedang adalah apabila responden mendapat nilai 45-75 % dari skore yang ada.

(48)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

A. Karakteristik

Karakteristik responden terdiri dari 3 bagian:

1.Umur yang dibagi menjadi dua : < 16 tahun dan > 16 tahun

2.Uang saku perhari dibagi menjadi dua : < Rp.12.000,- dan > Rp.12.000,- 3.Ada atau tidak anggota keluarga yang merokok

B. Pengetahuan

Pengetahuan dapat diukur dengan memberikan jawaban dari kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan sebanyak 10 dengan total skore sebanyak 20 yaitu dengan kriteria sebagai berikut :

a. Untuk jawaban mempunyai 3 pilihan :  Jawaban (a) = 2

 Jawaban (b) = 1  Jawaban (c) = 0

b. Berdasarkan jumlah nilai diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

 Tingkat pengetahuan baik apabila jawaban responden benar > 75 % atau

memiliki skore > 15 dari seluruh pertanyaan yang ada.

 Tingkat pengetahuan sedang apabila jawaban responden benar 45 -75 %

atau memiliki skore 9 -15 dari seluruh pertanyaaan.

 Tingkat pengetahuan kurang apabila jawaban responden < 45% atau

memiliki skore < 9 dari seluruh pertanyaan.

C. Sikap

(49)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

a. Jawaban setuju (a) = 2 b. Jawaban kurang setuju (b) = 1 c. Jawaban tidak setuju (c) = 0

Berdasarkan jumlah nilai diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

 Kategori baik apabila jawaban responden benar > 75 % atau memiliki skore

> 15 dari seluruh pertanyaan yang ada.

 Kategori sedang apabila jawaban responden benar 45 – 75 % atau memiliki

skore 9-15 dari seluruh pertanyaan yang ada.

 Kategori kurang apabila jawaban responden < 45% atau memiliki skore < 9

dari seluruh pertanyaan yang ada.

D. Kebiasaan Merokok

Pada kebiasaan merokok terdiri dari 1 pertanyaan tentang jumlah batang rokok yang dihisap perhari, kriterianya adalah :

 Terbiasa merokok : Menghisap rokok setiap hari minimal 1 batang

perhari.

 Tidak Terbiasa merokok : Tidak menghisap rokok setiap hari atau hanya

pada waktu tertentu saja.

 Tidak pernah merokok : Tidak pernah menghisap rokok

3.7. Tehnik Analisis Data

Data yang dikumpulkan diolah dengan langkah –langkah sebagai berikut : 1. Editing yaitu memeriksa, mengamati apakah semua pertanyaan telah terjawab,

(50)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

2. Koding yaitu melakukan pengkodean terhadap setiap jawaban agar proses pengolahan data lebih mudah.

3. Evaluating yaitu proses penilaian pada setiap jawaban yang diberikan oleh responden.

4. Entri data yaitu proses memasukkan data yang dibantu oleh komputer.

3.8. Analisa Data

(51)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sekolah menengah umum Parulian 1 Medan merupakan salah satu sekolah menengah umum yang ada di kota Medan dan terletak di Jalan Sisingamangaraja gang Jati 1 no.23 Medan. SMU Parulian 1 didirikan oleh almarhum Pdt. M. Siburian pada tahun 1956. SMU ini terdiri dari tiga kelas yaitu kelas I, II dan kelas III dimana masing-masing kelas dibagi menjadi empat kelas.

Jumlah siswa dan siswi kelas I dan II yang masing-masing terdiri dari empat kelas adalah sebanyak 343 orang. Berdasarkan jenis kelamin maka kedua kelas ini terdiri dari 128 orang laki-laki dan 215 perempuan.

4.2. Karakteristik responden

(52)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

Tabel 4.1. Distribusi Responden Menurut karakteristik di SMU Parulian 1 Medan Tahun 2009

No. Karakteristik Responden Jumlah Persen (%)

1. Umur (Tahun)

a. < 16 tahun 23 38,3

b. >16 tahun 37 61,7

Jumlah 60 100,0

2. Jumlah uang saku perhari

a. < Rp. 12.000,- 29 48,3

b. > Rp. 12.000,- 31 51,7

Jumlah 60 100,0

3. Anggota keluarga yang merokok

a. Ada 47 78,3

b. Tidak ada 13 21,7

Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar responden di SMU Parulian 1 Medan termasuk kelompok umur diatas 16 tahun yaitu sebanyak 37 orang (61,7%). Responden yang mendapat uang saku diatas Rp.12.000,- perhari lebih besar sedikit daripada yang dibawah Rp.12.000,- yaitu 31 orang (51,7%) dan anggota keluarga responden yang merokok lebih dominan yaitu sebanyak 47 orang (78,3%).

4.3. Hubungan Karakteristik Responden dengan Kebiasaan Merokok

(53)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

4.3.1. Hubungan Umur Responden dengan Kebiasaan Merokok di SMU Parulian 1 Medan Tahun 2009

Hubungan umur responden dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2. Hubungan Umur Responden dengan Kebiasaan Merokok di SMU Parulian 1 Medan Tahun 2009.

Umur responden

Kebiasaan merokok

Jumlah Biasa

merokok

Tidak biasa merokok

Tidak pernah merokok

n % n % n % n %

< 16 tahun 5 21,7 3 13,0 15 65,2 23 100 >16 tahun 13 35,1 12 32,4 12 32,4 37 100 p=0,041

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa responden yang mempunyai kategori biasa merokok paling tinggi pada umur diatas 16 tahun yaitu sebanyak 13 orang (35,1%). Berdasarkan uji chi square diketahui bahwa nilai p=0,041< 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur responden dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan.

4.3.2. Hubungan Jumlah Uang Saku perhari Responden dengan Kebiasaan Merokok di SMU Parulian 1 Medan Tahun 2009

(54)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

4.3. Hubungan Jumlah Uang Saku perhari Responden dengan Kebiasaan Merokok di SMU Parulian 1 tahun 2009

Jumlah

Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui bahwa responden yang mendapat uang saku perhari diatas Rp.12.000,- dan mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 11 orang ( 35,5%) hanya berbeda sedikit dengan responden yang mendapat uang saku perhari dibawah Rp.12.000,-. Berdasarkan uji chi square diketahui bahwa nilai p=0,629 > 0,05. Berdasarkan nilai p maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jumlah uang saku perhari responden dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan.

4.3.3. Hubungan Ada atau Tidak Anggota Keluarga Responden Yang

Merokok dengan Kebiasaan Merokok di SMU Parulian 1 Medan

Tahun 2009

(55)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

4.4. Hubungan Ada atau Tidak Anggota Keluarga Responden Yang Merokok Dengan Kebiasaan Merokok di SMU Parulian I tahun 2009

Jumlah uang saku perhari

Kebiasaan merokok

Jumlah

Biasa merokok Tidak biasa

merokok

n % n % n %

Ada anggota keluarga yang merokok

18 38,3 29 61,7 47 100

Tidak ada anggota keluarga yang merokok

0 0,0 13 100,0 13 100

p=0,008

Berdasarkan table 4.4 diketahui bahwa responden yang mempunyai kebiasaan merokok dari keluarga yang merokok adalah yang paling tinggi sebanyak 18 orang

(38,3%). Dari hasil analisis statistik dengan uji chi square didapat nilai p=0,008 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara ada atau tidak anggota keluarga yang merokok dengan kebiasaan merokok di SMU Parulian 1 Medan.

4.4. Pengetahuan Responden tentang Rokok

(56)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

Tabel 4.5. Distribusi Pengetahuan Responden tentang Rokok di SMU Parulian 1 Medan tahun 2009

N o.

Pengetahuan responden Jumlah Persen

1. Pengertian rokok

a. Rokok adalah cacahan tembakau yang dibungkus dengan kertas yang panjangnya berukuran 70 – 120 mm.

a.Rokok Klobot, Klawung, Cerutu, Rokok Putih, Rokok Kretek, Sigaret Kretek Tangan, Sigaret Kretek Mesin, Rokok Filter, Rokok Non Filter.

14 23,3

b. Rokok Kretek, Rokok Putih, Rokok Filter, Rokok Non

Filter.

35 58,3

c. Tidak tahu. 11 18,4

Jumlah 60 100

3 Kandungan yang terdapat dalam rokok

a.Karbon Monoksida, Nikotin, Tar, Kadmium, Amoniak, Asam Sianida, Formaldehid, Fenol, Asetol.

18 30

b.Tar, Nikotin. 38 63,4

c.Tidak tahu. 4 6,6

Jumlah 60 100

4 Kandungan yang ada dalam rokok dapat mengganggu kesehatan

a.Kandungan rokok dapat mengganggu kesehatan. 46 76,7 b.Jika yang dikonsumsi sedikit tidak berbahaya tetapi jika

banyak mengganggu kesehatan.

10 16,7

c. Tidak tahu. 4 6,6

Jumlah 60 100

5 Penyakit – penyakit yang disebabkan rokok

a.Gangguan pada Susunan saraf pusat, Kardiovaskuler, gangguan pembuluh darah, gangguan pada lambung, Kebodohan karena penurunan daya ingat, Impotensi, kanker.

19 31,7

b. Penyakit jantung, Impotensi, Kanker. 34 56,7

c. Tidak tahu. 7 11,6

(57)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

6 Rokok dapat memberikan efek ketergantungan

a. Rokok dapat memberikan efek ketergantungan karena didalam rokok terdapat Nikotin yang dapat membuat perokok ketergantungan.

37 61,7

b. Rokok tidak dapat membuat efek ketergantungan. 12 20

c. Tidak tahu. 11 18,3

Jumlah 60 100

7 Merokok dapat membahayakan orang – orang disekitar a.Merokok dapat mengganggu kesehatan orang disekitar

karena asap rokok terhirup oleh orang - orang yang berada disekitar.

44 73,3

b.Resiko membahayakan orang – orang disekitar hanya kecil karena bukan mereka yang menghisap rokok.

13 21,7

c. Tidak tahu. 3 5

Jumlah 60 100

8 Merokok dapat menghilangkan stres

a. Rokok hanya dapat menghilangkan stres sementara karena didalamnya terdapat nikotin yang membuat perasaan tenang.

39 65

b. Rokok dapat menghilangkan stres untuk selama – lamanya.

11 18,4

c.Tidak tahu. 10 16,6

Jumlah 60 100

9 Merokok mempunyai fungsi yang positif untuk tubuh a.Merokok tidak mempunyai fungsi yang positif terhadap

tubuh tetapi dapat merusak bagian – bagian tubuh.

47 78,3

b.Sebagian kandungan rokok dapat berguna bagi tubuh. 8 13,3

c. Tidak tahu. 5 8,4

Jumlah 60 100

10 Merokok dapat mengganggu funsi otak

a. Merokok mengganggu banyak fungsi otak 38 63,3

b. Merokok hanya mengganggu sedikit fungsi otak 13 21,7

c.Tidak tahu 9 15

Jumlah 60 100

(58)

Yuni Christinawaty Purba : Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Dan Sikap Remaja Laki-Laki Terhadap Kebiasaan Merokok Di Smu Parulian 1 Medan Tahun 2009, 2009.

orang (63,4%), mengetahui kandungan dalam rokok dapat mengganggu kesehatan sebanyak ada 46 orang (76,7%), mengetahui penyakit-penyakit yang disebabkan rokok paling tinggi adalah penyakit penyakit jantung, impotensi dan kanker sebanyak 34 orang (56,7%), mengetahui merokok dapat memberikan efek ketergantungan sebanyak 37 orang (61,7%), mengetahui merokok dapat membahayakan orang-orang disekitar sebanyak 44 orang (73,3%), mengetahui merokok dapat menghilangkan stres sebanyak 39 orang (65%), mengetahui merokok mempunyai fungsi yang tidak baik bagi tubuh sebanyak 47 orang (78,3%), mengetahui merokok mengganggu banyak fungsi otak sebanyak 38 orang (63,3%).

4.5. Kategori Responden Berdasarkan Pengetahun

Pengetahuan responden tentang rokok yang meliputi pengertian rokok, jenis-jenis rokok, kandungan dalam rokok, kandungan dalam rokok dapat mengganggu kesehatan, penyakit-penyakit yang disebabkan rokok, merokok dapat memberikan efek ketergantungan, merokok dapat membahayakan orang-orang disekitar, merokok dapat menghilangkan stres, merokok mempunyai fungsi yang tidak baik bagi tubuh, merokok mengganggu fungsi otak yang dikategorikan dalam tiga bagian yaitu baik, sedang,dan kurang.

Tabel 4.6. Distribusi Responden berdasarkan Kategori Pengetahuan tentang rokok di SMU Parulian 1 Medan tahun 2009

No. Pengetahuan Jumlah Persen

1 Baik 33 55,0

2 Sedang 24 40,0

3 Kurang 3 5,0

Gambar

Tabel 4.1. Distribusi Responden Menurut karakteristik di SMU Parulian 1 Medan Tahun 2009
Tabel 4.2. Hubungan  Umur Responden dengan Kebiasaan Merokok di SMU  Parulian 1 Medan Tahun 2009
Tabel 4.5. Distribusi Pengetahuan Responden tentang Rokok di SMU Parulian   1 Medan tahun 2009
Tabel 4.6. Distribusi Responden berdasarkan Kategori Pengetahuan tentang rokok di SMU Parulian 1 Medan tahun 2009
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian penekanan empati tersebut menyatakan bahwa kemampuan menyelami perasaan orang lain tersebut tidak membuat kita tenggelam dan larut dalam situasi

The form of second person deixis used by fauziah to show that refers to the partner. in the speech, by “

Keberlanjutan finansial usahatani gambir dapat dilihat dari kemampuan usahatani gambir dapat mencukupi kehidupan petani gambir dan keluarga petani, serta dapat

Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan suatu penelitian dengan judul “ Pengaruh Model Rotating Trio Exchange (RTE) Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas VIII

Judul Tesis : Hubungan Nilai Red Cell Distribution Width dengan Mortalitas pada Pasien Sepsis di Unit Perawatan Intensif Anak.. Nama Mahasiswa : Trina Devina Nomor

Pada kategori pengelolaan vaksin hampir seluruh item aspek yang dinilai telah terpenuhi dengan baik di Puskesmas Rensing.Pada aspek penempatan serta posisi vaksin dalam

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai “Penerapan Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) pada Pembelajaran Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 MI

Pertama, sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh negara sedang berkembang sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi.