ANALISIS PENGARUH KECUKUPAN MODAL, EFISIENSI,
LIKUIDITAS, NON PERFORMING LOAN, PEMBENTUKAN
PENYISIHAN AKTIVA PRODUKTIF, DAN KUALITAS
AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP
RETURN ON ASSETS
(Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Wilayah
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007-2010)
TESIS
Oleh
Erna Susilawaty Sebayang
097017040/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS PENGARUH KECUKUPAN MODAL, EFISIENSI,
LIKUIDITAS, NON PERFORMING LOAN, PEMBENTUKAN
PENYISIHAN AKTIVA PRODUKTIF, DAN KUALITAS
AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP
RETURN ON ASSETS
(Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Wilayah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007-2010)
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
THE ANALYSIS OF CAPITAL ADEQUACY RATIO, EFICIENCY,
LIQUIDITY, NON PERFORMING LOAN, ALLOWANCE FOR
LOANS AND LEASE LOSSES, AND QUALITY OF
PRODUCTIVE ASSETS TOWARD
RETURN ON ASSETS
(The Study Empiries on Bank Perkreditan Rakyat (BPR) listed in Deli Serdang
Region since 2007 to 2010)
THESIS
By
Erna Susilawaty Sebayang 097017040/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis :
ANALISIS PENGARUH KECUKUPAN
MODAL, EFISIENSI, LIKUIDITAS, NON
PERFORMING LOAN, PEMBENTUKAN
PENYISIHAN AKTIVA PRODUKTIF, DAN
KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF
TERHADAP RETURN ON ASSETS
(Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) di Wilayah Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2007-2010)
Nama Mahasiswa : Erna Susilawaty Sebayang Nomor Pokok : 097019040
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.) (Drs. Syahyunan, M.Si.)
Ketua Program Studi Direktur
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE.)
Telah diuji pada :
Tanggal 10 Agustus 2011
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac. Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si.
2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA. 3. Dra. Tapi Anda Sari, Lubis, M.Si., Ak.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : “ANALISIS PENGARUH KECUKUPAN MODAL, EFISIENSI, LIKUIDITAS, NON PERMORMING LOAN, PEMBENTUKAN PENYISIHAN AKTIVA PRODUKTIF, DAN KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP RETURN ON ASSETS” adalah benar hasil karya saya sendiri yang belum pernah dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya.
Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara
benar dan jelas.
Medan, 10 Agustus 2011
Yang membuat pernyataan
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh kecukupan modal diproksikan melalui Capital Adequacy Ratio (CAR), efisiensi diproksikan melalui Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO), likuiditas diproksikan melalui Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Penghapusan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP), Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap Return on Assets (ROA) pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Wilayah Kabupaten Deli Serdang.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Wilayah Kabupaten Deli Serdang yang menyajikan laporan keuangan triwulan yang dipublikasikan Bank Indonesia secara kontinu mulai periode tahun 2007 sampai dengan 2010. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 19 Bank Perkreditan Rakyat. Dari jumlah populasi ini yang menjadi sampel sebanyak 13 Bank Perkreditan Rakyat di Wilayah Kabupaten Deli Serdang periode tahun 2007 sampai dengan 2010. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda (Multiple Linear Regression) dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan F-test untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan serta t-test untuk menguji besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dengan Level of Significance 5%. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
Selama periode pengamatan menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi tidak ditemukan variabel yang menyimpang dari asumsi klasik, hal ini menunjukkan bahwa data yang tersedia telah memenuhi syarat untuk menggunakan model persamaan regresi liniear berganda. Dari hasil penelitian secara simultan keenam variabel berpengaruh signifikansi terhadap ROA. Sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif dan signifikansi terhadap ROA. Biaya Operasi Pendapatan Operasi (BOPO), Penghapusan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikansi terhadap ROA. Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) secara parsial tidak berpengaruh signifikansi terhadap ROA. Kemampuan prediksi dari keenam variabel tersebut terhadap ROA sebesar 78,1% sedangkan sisanya sebesar 21,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.
ABSTRACT
The purpose of this study was to test the influence of the Capital Adequacy forecasting on Capital Adequacy Ratio (CAR). Efencienci forecasting on Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO), liquidity forecasting on Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Penghapusan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP), Kualitas Aktiva Produktif (KAP) toward Return on Asset (ROA) on Bank Perkreditan Rakyat listed in Deli Serdang Region.
This study used purposive sampling method in criteria was Bank Perkreditan Rakyat in Deli Serdang Region who provided financial quarterly report that publicated by Indonesia Banking Directory continuously since 2007 to 2010. The population in this study used 19 Bank Perkreditan Rakyat. And the total of samples 13 Bank Perkreditan Rakyat in Deli Serdang Region since 2007 to 2010. The analysis technique used was Multiple Linear Regression with equation least squares and hypothesis test use F-test to know to test the truth of influence of independence variable towards dependent variable is simultant and also t-test to test the influence of independence variable towards dependent variable as partial on level of significant 5%. Also the other test was a classic assumption test covering normally test, multicolinearity test, heteroskedasticity test, and autocorrelation test.
During the study period show the data research was normally distributed. Based on the result of normally test, multicolinearity test, heteroskedasticity test, and autocorrelation test variable digressing of classic assumption deviation has not founded, its indicate that the available data has fulfill the condition to use multiple linear regression model. From the result of the study the simultant of the six variable influence significant towards ROA. While, CAR, NPL, in partial a positive and significant toward ROA. BOPO and PPAP partially a negative and significant toward ROA. LDR and KAP in partial significant not influence toward ROA. Prediction capability from these seven variable toward ROA is 78,1,% where the balance 21,9% is affected to other factors which was not to be entered to research model.
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat yang telah dilimpahkanNya. Khususnya dalam penulisan tesis ini.
Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari
persyaratan-persyaratan guna memperoleh derajat sarjana S-2 Magister Ilmu Akuntansi pada
Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa baik dalam pengungkapan, penyajian dan pemilihan
kata-kata maupun pembahasan materi tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengharapkan saran, kritik dan segala
bentuk pengarahan dari semua pihak untuk perbaikan tesis ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini, khususnya kepada:
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.
2. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
4. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., selaku dosen pembimbing utama tesis, yang
membimbing serta memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan
tesis ini.
5. Drs. Syahyunan, M.Si., selaku dosen pembimbing pendukung tesis yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing,
mengarahkan serta memberikan saran-saran kepada penulis sehingga tesis ini
dapat diselesaikan.
6. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku dosen pembanding yang
telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis
ini.
7. Dra. Tapi Anda Sari, Lubis, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang telah
banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
8. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak
memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaiaan tesis ini.
9. Seluruh dosen dan staf administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara.
10. Suami tercinta Hamonangan Justinus Gultom dan anak tersayang Simon Ignasius
Gultom, serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan motivasi
dengan penuh kasih sayang baik moril maupun materil kepada penulis.
11. Rekan-rekan mahasiswa Ilmu Akuntansi khususnya angkatan XVII dan
teman-teman lain, yang telah mendukung dan memberikan saran membangun kepada
penulis.
12. Pihak-pihak lain yang tidak disebutkan yang telah banyak memberikan dukungan
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih
diperlukan masukan dan saran yang membangun guna perbaikan dan kesempurnaan,
dan akhirnya harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Agustus 2011
RIWAYAT HIDUP
I. Pribadi :
Nama : ERNA SUSILAWATY SEBAYANG
Tempat/Tanggal Lahir : Kisaran/03 Desember 1975
Anak ke : 3 (tiga) dari 6 (enam) bersaudara
Alamat : Jl. Citra Anggrek No. 12 Simpang Selayang – Medan
II. Pendidikan Formal
a. SD Swasta Panti Budaya Kisaran Tamat Tahun 1998
b. SMP Negeri 2 Kisaran Tamat Tahun 1991
c. SMA Negeri 2 Kisaran Tamat Tahun 1994
d. Fakultas Ekonomi Program Strata 1 (S1) Jurusan Akuntansi Universitas
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Rumusan Masalah... 9
1.3. Tujuan Penelitian ... 10
1.4. Manfaat Penelitian ... 10
1.5. Originalitas ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 12
2.1. Landasan Teori... 12
2.1.1. Return on Assets (ROA) ... 12
2.1.2. Kecukupan Modal... 13
2.1.3. Efisiensi ... 14
2.1.5. Non Performing Loan (NPL)... 16
2.1.6. Penghapusan Penyisihan Aktiva Produktif ... 18
2.1.7. Kualitas Aktiva Produktif ... 19
2.1.8. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Return on Assets... 20
2.1.8.1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio Terhadap Return on Assets... 20
2.1.8.2. Pengaruh Biaya Operasi Pendapatan Operasi Terhadap Return on Assets.... 21
2.1.8.3. Pengaruh Loan to Deposit Ratio Terhadap Return on Assets... 21
2.1.8.4. Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Return on Assets... 22
2.1.8.5. Pengaruh Penghapusan Penyisihan Aktiva Produktif Terhadap Return on Assets ... 23
2.1.8.6. Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Return on Assets... 24
2.2. Penelitian Terdahulu... 24
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 27
3.1. Kerangka Konsep ... 27
3.2. Hipotesis... 30
BAB IV METODE PENELITIAN... 31
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31
4.3. Populasi dan Sampel ... 31
4.4. Metode Pengumpulan Data ... 34
4.5. Jenis Data ... 34
4.5. Definisi Operasional Variabel... 34
4.6. Metode Analisis Data... 39
4.7. Pengujian Hipotesis... 39
4.8. Uji Asumsi Klasik ... 42
4.8.1. Uji Normalitas Data ... 42
4.8.2. Uji Multikolinearitas ... 42
4.8.3. Uji Heteroskedastisitas... 43
4.8.4. Uji Autokorelasi... 43
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN... 45
5.1. Deskripsi Data Penelitian... 45
5.2. Hasil Analisis ... 47
5.2.1. Uji Normalitas Data ... 47
5.2.2. Uji Multikolinearitas ... 50
5.2.3. Uji Heteroskedastisitas... 52
5.2.4. Uji Autokorelasi... 53
5.3. Pengujian Hipotesis ... 54
5.4. Pembahasan Hipotesis ... 58
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 64
6.1. Kesimpulan ... 64
6.3. Saran ... 66
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1. Rata-rata dari CAR,
BOPO, LDR, NPL, PPAP, KAP
dan ROA pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Wilayah Kabupaten Deli Serdang Periode 2007 sampai
dengan 2010 ... 7
2.1. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ... 26
4.1. Populasi Penelitian ... 33
4.2. Definisi Operasional ... 38
5.1. Deskriptif Data ... 45
5.2. Uji Normalitas (Descriptive Statistics) ... 48
5.3. Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test) ... 49
5.4. Matriks Korelasi Antara Variabel Independen ... 50
5.5. Variance Inflation Factor (VIF) Variabel Independen ... 51
5.6. Autokorelasi ... 53
5.7. Uji Autokorelasi ... 54
5.8. Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... 54
5.9. Nilai Koefisien Determinasi (R2) ... 55
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
3.1. Kerangka Konsep ... 27
5.1. Normal P-P Plot Residual ... 47
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
1. Rekapitulasi CAR, BOPO, LDR, NPL, PPAP, KAP dan ROA
Tahun 2007
2. Rekapitulasi CAR, BOPO, LDR, NPL, PPAP, KAP dan ROA
Tahun 2008
3. Rekapitulasi CAR, BOPO, LDR, NPL, PPAP, KAP dan ROA
Tahun 2009
4. Rekapitulasi CAR, BOPO, LDR, NPL, PPAP, KAP dan ROA
Tahun 2010
5. Deskriptif Data
6. Hasil Pengujian Hipotesis
7. Hasil Analisis Uji Asumsi Klasik (Uji Normalitas)
8. Hasil Analisis Uji Asumsi Klasik (Uji Normalitas)
9. Hasil Analisis Uji Asumsi Klasik (Uji Multikolinearitas)
10. Hasil Analsis Uji Asumsi Klasik (Uji Heteroskedastisitas)
11. Hasil Analisis Uji Asumsi Klasik (Uji Autokorelasi)
12. Kredit MKM Menurut Sektor Ekonomi
13. Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat
14. Kredit Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Sektor Ekonomi
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh kecukupan modal diproksikan melalui Capital Adequacy Ratio (CAR), efisiensi diproksikan melalui Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO), likuiditas diproksikan melalui Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Penghapusan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP), Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap Return on Assets (ROA) pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Wilayah Kabupaten Deli Serdang.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Wilayah Kabupaten Deli Serdang yang menyajikan laporan keuangan triwulan yang dipublikasikan Bank Indonesia secara kontinu mulai periode tahun 2007 sampai dengan 2010. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 19 Bank Perkreditan Rakyat. Dari jumlah populasi ini yang menjadi sampel sebanyak 13 Bank Perkreditan Rakyat di Wilayah Kabupaten Deli Serdang periode tahun 2007 sampai dengan 2010. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda (Multiple Linear Regression) dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan F-test untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan serta t-test untuk menguji besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dengan Level of Significance 5%. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
Selama periode pengamatan menunjukkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi tidak ditemukan variabel yang menyimpang dari asumsi klasik, hal ini menunjukkan bahwa data yang tersedia telah memenuhi syarat untuk menggunakan model persamaan regresi liniear berganda. Dari hasil penelitian secara simultan keenam variabel berpengaruh signifikansi terhadap ROA. Sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif dan signifikansi terhadap ROA. Biaya Operasi Pendapatan Operasi (BOPO), Penghapusan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikansi terhadap ROA. Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) secara parsial tidak berpengaruh signifikansi terhadap ROA. Kemampuan prediksi dari keenam variabel tersebut terhadap ROA sebesar 78,1% sedangkan sisanya sebesar 21,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.
ABSTRACT
The purpose of this study was to test the influence of the Capital Adequacy forecasting on Capital Adequacy Ratio (CAR). Efencienci forecasting on Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO), liquidity forecasting on Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Penghapusan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP), Kualitas Aktiva Produktif (KAP) toward Return on Asset (ROA) on Bank Perkreditan Rakyat listed in Deli Serdang Region.
This study used purposive sampling method in criteria was Bank Perkreditan Rakyat in Deli Serdang Region who provided financial quarterly report that publicated by Indonesia Banking Directory continuously since 2007 to 2010. The population in this study used 19 Bank Perkreditan Rakyat. And the total of samples 13 Bank Perkreditan Rakyat in Deli Serdang Region since 2007 to 2010. The analysis technique used was Multiple Linear Regression with equation least squares and hypothesis test use F-test to know to test the truth of influence of independence variable towards dependent variable is simultant and also t-test to test the influence of independence variable towards dependent variable as partial on level of significant 5%. Also the other test was a classic assumption test covering normally test, multicolinearity test, heteroskedasticity test, and autocorrelation test.
During the study period show the data research was normally distributed. Based on the result of normally test, multicolinearity test, heteroskedasticity test, and autocorrelation test variable digressing of classic assumption deviation has not founded, its indicate that the available data has fulfill the condition to use multiple linear regression model. From the result of the study the simultant of the six variable influence significant towards ROA. While, CAR, NPL, in partial a positive and significant toward ROA. BOPO and PPAP partially a negative and significant toward ROA. LDR and KAP in partial significant not influence toward ROA. Prediction capability from these seven variable toward ROA is 78,1,% where the balance 21,9% is affected to other factors which was not to be entered to research model.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi
dimensi membawa dampak kehancuran usaha perbankan di Indonesia. Hal ini
meninggalkan kredit macet yang cukup besar, dan sampai saat ini belum terselesaikan
oleh badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) maupun oleh bank pemberi
kredit, sehingga membawa dampak terhadap kerugian negara dan rakyat yang cukup
besar. Rendahnya kemampuan manajemen risiko merupakan salah satu kelemahan
yang teridentifikasi dari krisis perbankan 1997/1998, selain masalah permodalan dan
good corporate governance. Jasa perkreditan sebagai produk usaha perbankan
merupakan salah satu penyumbang pendapatan terbesar Bank dibanding beberapa
produk jasa perbankan lainnya. (Wilopo, 2000).
Krisis yang terjadi dalam industri perbankan perlu diantisipasi serta
dipulihkan, terutama untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat baik terhadap
bank sebagai sebuah perusahaan atau sistem perbankan secara keseluruhan. Dengan
kata lain bagaimanapun proses nasionalisasi dilakukan dan berapapun dana yang
dikeluarkan untuk penyelamatan atau rekapitalisasi perbankan, hal tersebut tidak akan
ada manfaatnya tanpa adanya kepercayaan dan dukungan dari masyarakat. Dalam
situasi seperti itu, masyarakat akan menjadi lebih jeli untuk menilai kondisi suatu
Upaya untuk menghadapi kondisi seperti yang digambarkan di atas
mengharuskan setiap perusahaan perbankan mengambil langkah antisipatif.
Perusahaan perbankan dituntut menjadi lebih dinamis dalam berbagai hal termasuk
meningkatkan kemampuan pelayanan dalam meraih kembali kepercayaan masyarakat
yang selama ini menurun.
Dampak krisis tidak hanya dirasakan oleh bank-bank umum tetapi dirasakan
juga oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR). BPR sebagai salah satu dari dua jenis bank
yang ada di Indonesia seperti yang dimaksudkan dalam Undang-undang No.7 Tahun
1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10
Tahun 1998 yang keberadaannya diharapkan mampu memberikan pelayanan bagi
masyarakat golongan ekonomi lemah dan pengusaha kecil baik di pedesaan ataupun
di perkotaan.
Melalui seminar restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan di Jakarta tahun
1998 disimpulkan beberapa penyebab menurunnya kinerja bank antara lain: (1)
semakin meningkatnya kredit bermasalah, (2) dampak likuidasi bank-bank 1
November 1997 yang mengakibatkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap
perbankan dan pemerintah, sehingga memicu penarikan dana secara besar-besaran,
(3) semakin menurunnya permodalan bank-bank, (4) banyak bank-bank tidak mampu
melunasi kewajibannya karena menurunnya nilai tukar rupiah, serta (5) manajemen
tidak profesional (Almilia dan Herdiningtyas, 2005).
Langkah strategis yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja bank
adalah dengan cara memperbaiki kinerja bank. Kinerja yang baik suatu bank
atau sistem perbankan secara keseluruhan. Pada sisi lain kinerja bank dapat pula
dijadikan sebagai tolak ukur kesehatan bank tersebut. Secara intuituf dapat dikatakan
bahwa bank yang sehat akan mendapat dukungan dan kepercayaan dari masyarakat
serta akan terhindar dari kondisi bermasalah.
Menyadari pentingnya kesehatan suatu bank bagi nasabah, maka dirasa perlu
untuk melakukan pemeliharaan kesehatan bank yang antara lain mencakup
pemeliharaan likuiditas sehingga dapat memenuhi kewajiban pada nasabah yang
menarik simpanannya sewaktu-waktu. Arti penting itu ditunjukkan oleh berbagai
evaluasi pengukuran atau penelitian yang dilakukan oleh majalah khusus perbankan
maupun penelitian ilmiah akademis. Pada umumnya penelitian mengacu pada
variabel CAMEL yang diproksikan dalam berbagai rasio keuangan perbankan.
Hasil penilaian kinerja sebuah bank yang diukur dengan menggunakan alat
analisis CAMEL dapat dimanfaatkan secara langsung baik oleh pemilik modal,
pengelola ataupun masyarakat. Hasil penilaian tersebut dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi pemilik modal dalam menanamkan modalnya dan dapat dijadikan
informasi penting bagi pengelola dalam menyusun langkah-langkah operasional
pengembangan usahanya. Bagi masyarakat, informasi tentang kinerja bank dapat
menjadi acuan dalam memilih perusahaan perbankan untuk memenuhi kebutuhan
akan jasa keuangan.
Tingkat kesehatan bank dapat dinilai menggunakan beberapa indikator. Salah
satu indikator utama yang sering dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan
bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan dapat dihitung sejumlah
penelitian untuk evaluasi dan pemeringkatan kesehatan bank yang dilakukan oleh
Majalah Perbankan Investor (Edisi 101, 27 Mei – 7 Juni 2004) menggunakan
variabel, CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR, Rasio Tabungan, Rasio
Pendapatan Bunga dan Pendapatan Non Bunga Bersih, Pertumbuhan Laba,
Pertumbuhan Kredit, dan Rasio Utilisasi Kredit. Analisis rasio keuangan
memungkinkan pihak manajemen untuk mengidentifikasikan perubahan-perubahan
pokok pada trend jumlah, dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil
analisis laporan keuangan dapat membantu menginterpretasikan berbagai hubungan
kunci serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai
potensi keberhasilan perusahaan di masa mendatang (Almilia dan Herdiningtyas,
2005).
Informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas
perusahaan dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan dapat
diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Untuk memahami informasi tentang
laporan keuangan, analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan. Analisis laporan
keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan. Analisis rasio
keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pemerintah dan pemakai laporan
keuangan lain dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali
perusahaan perbankan termasuk bank perkreditan rakyat (BPR). Penilaian kinerja
perusahaan umumnya menggunakan 5 (lima) aspek penilaian, yaitu Capital, Assets
Quality, Management, Earnings, dan Liquidity (CAMEL). Lima aspek CAMEL
Segala kriteria penilaian kinerja keuangan bank yang berpegang pada prinsip
prudential banking, pada dasarnya dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan
bank. Pendekatan kualitatif tersebut dilakukan dengan penilaian terhadap
perhitungan rasio keuangan. Oleh karena itu, rasio keuangan bermanfaat dalam
menilai kinerja keuangan bank yang bersangkutan (Nasser, 2003). Ukuran yang
digunakan untuk menilai kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam memperoleh
laba adalah Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE).
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia (BI) No. 3/30DPNP tanggal 14
Desember 2001, rasio Return on Assets (ROA) dapat diukur dengan perbandingan
antara laba sebelum pajak terhadap total aset (total aktiva). Alasan dipilihnya Return
on Assets (ROA) karena selain merupakan ukuran kinerja keuangan (profitabilitas)
bank, ratio ini sekaligus merupakan indikator efisiensi manajerial bank yang
mengindikasikan kemampuan manajemen dalam mengelola aset untuk memperoleh
keuntungan (Kuncoro, 2002). Sedangkan Return on Equity hanya menggambarkan
kemampuan manajemen dalam mengelola modal untuk memperoleh keuntungan.
Sesuai dengan standar yang ditentukan Bank Indonesia (BI) bahwa unsur kecukupan
modal (CAR) minimum hanya 8% yang mengindikasikan bahwa unsur pendanaan
pada perbankan lebih banyak dari pihak lain (dana dari bank lain dan dana dari pihak
ketiga bukan bank). Dari uraian diatas jelas terlihat bahwa cakupan Return on Assets
(ROA) lebih luas cakupannya jika dibandingkan dengan Return on Equity (ROE).
Semakin besar Return on Assets (ROA) menunjukkan kinerja perbankan semakin
on Assets (ROA) dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain laba bersih setelah pajak,
modal sendiri bank dan rasio-rasio perbankan.
Kinerja keuangan bank dapat dinilai dari rasio keuangan bank seperti rasio
Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Pembentukan
Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP) dan Kualitas Aktiva Produktif (KAP).
Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur kecukupan
modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. Rasio Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Rasio Loan to
Deposit Ratio (LDR) digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar
kembali kewajiban deposan dengan mengandalkan kredit sebagai sumber
likuiditasnya. Rasio Non Performing Loan (NPL) digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan
oleh bank. Rasio Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP) adalah cadangan
yang dibentuk dengan cara membebankan laba/rugi tahun berjalan dengan maksud
untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak diterimanya
seluruh atau sebagian aktiva produktif. Rasio Kualitas Aktiva Produktif adalah
penanaman bank dalam bentuk kredit, surat berharga, penyertaan dan penanaman
lainnya yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan.
Besarnya rata-rata keenam variabel independen (CAR, BOPO, LDR, NPL,
Wilayah Kabupaten Deli Serdang selama periode tahun 2007 – 2010 dapat dilihat
pada Tabel 1.1. berikut ini:
Tabel 1.1. Rata-rata dari CAR, BOPO, LDR, NPL, PPAP, KAP dan ROA Pada Bank Perkreditan Rakyat di Wilayah Kabupaten Deli Serdang Periode 2007 sampai 2010
Variabel Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Total Rata-rata Sumber : Laporan Publikasi Bank Indonesia
Berdasarkan Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa CAR, BOPO, PPAP, KAP pada
tahun 2007-2010 menunjukkan penurunan setiap tahunnya, sedangkan ROA
mengalami peningkatan selama tahun 2007-2010. Kondisi tersebut menunjukkan
adanya hubungan negatif antara CAR dan ROA, antara BOPO dan ROA, antara
PPAP dan ROA, antara KAP dan ROA sehingga fakta sementara ini perlu dilakukan
penelitian lanjutan.
Sedangkan LDR, NPL pada tahun 2007-2010 menunjukkan peningkatan
setiap tahunnya. Kondisi tersebut menunjukkan adanya hubungan positif antara LDR
dan ROA, begitu juga antara NPL dan ROA sehingga fakta sementara ini perlu
dilakukan penelitian lanjutan.
Penelitian tentang Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas, Non Performing
Loan (NPL), Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP), Kualitas Aktiva
Produktif (KAP) terhadap Return on Assets (ROA) telah dilakukan oleh Azwir
Memperhatikan adanya keterbatasan penelitian sebelumnya berkaitan dengan
variabel independen yang diteliti yaitu rasio kualitas aktiva produktif, maka perlu
dilakukan penambahan variabel independen dalam penelitian ini berupa rasio kualitas
aktiva produktif. Penelitian terdahulu belum pernah dilakukan pada Bank Perkreditan
Rakyat yang berada di Wilayah Kabupaten Deli Serdang. Data Empiris yang akan
diolah pada periode 2007 sampai dengan 2010 belum pernah dilakukan pada
penelitian terdahulu.
Alasan dipilihnya tempat penelitian Bank Perkreditan Rakyat di Wilayah
Kabupaten Deli Serdang bahwa BPR yang ada di Sumatera Utara yang terbesar
jumlahnya berada di Wilayah Kabupaten Deli Serdang sebanyak 19 BPR. Data ini
diperoleh dari Laporan Publikasi Bank Indonesia per Desember 2010. Bank
Perkreditan Rakyat juga merupakan jenis bank yang diakui oleh Bank Indonesia dan
berfungsi sebagai lembaga keuangan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah dan
pengusaha kecil baik di pedesaan ataupun di perkotaan. Jumlah penyaluran kredit
Mikro Kecil dan Menengah oleh Bank Umum per Desember 2010 adalah sebesar Rp
892.938 milyar dan jumlah kredit Mikro Kecil dan Menengah yang disalurkan oleh
BPR per Desember 2010 adalah sebesar Rp 33.844 milyar (data terlampir).
Berdasarkan sektor perekonomian, penyaluran kredit yang disalurkan oleh BPR di
dominasi oleh sektor bukan lapangan usaha – lainnya dan sektor perdagangan besar
dan eceran yaitu masing-masing sebesar Rp 11.341 milyar dan Rp 10.342 milyar
(data terlampir).
Tingkat suku bunga pada BPR berdasarkan sektor ekonomi rata-rata antara
dengan suku bunga pada Bank Umum, suku bunga pada BPR relatif lebih tinggi.
Namun demikian masyarakat tetap tertarik pada BPR karena proses pemberian kredit
pada BPR lebih cepat dan persyaratan kredit yang lebih mudah jika dibandingan
dengan Bank Umum. Kinerja BPR dibandingkan dengan kinerja Bank Umum jika
dilihat dari sisi ROA lebih tinggi (data terlampir).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Apakah terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasi
Terhadap Pendapatan Operasi (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non
Performing Loan (NPL), Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP), dan
Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap Return on Assets (ROA) secara simultan
dan parsial padaBank Perkreditan Rakyat (BPR) di Wilayah Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2007 sampai dengan 2010?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan penelitian sebagai berikut:
Untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi (BOPO), Loan
to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Pembentukan Penyisihan
Aktiva Produktif (PPAP), Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap Return on
Assets (ROA) baik secara simultan dan parsial pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi pengambil keputusan atau pihak manajemen Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
dapat digunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengelolaan/penempatan dana
dalam rangka meningkatkan Return on Assets (ROA).
2. Bagi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya Program
Magister Ilmu Akuntansi untuk menambah hasil penelitian yang berkaitan dengan
Return on Assets (ROA) pada perbankan.
3. Bagi peneliti sendiri dapat digunakan sebagai pembanding hasil riset penelitian
yang berkaitan dengan Return on Assets (ROA) pada perbankan.
4. Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan prediksi
Return on Assets (ROA) melalui rasio keuangan.
1.5. Originalitas
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Azwir
(2006) yang menganalisis pengaruh kecukupan modal, efisiensi, likuiditas, NPL, dan
PPAP terhadap ROA pada Lembaga Perbankan yang listed di BEJ periode
2001-2004. Dalam penelitian Azwir (2006), kecukupan modal diproksikan melalui Capital
Adequacy Ratio (CAR), efisiensi diproksikan melalui Biaya Operasi terhadap
Pendapatan Operasi (BOPO), likuiditas diproksikan melalui Loan to Deposit Ratio
(LDR).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada
Variabel independen pada penelitian Azwir (2006) yaitu CAR, BOPO, LDR, NPL,
dan PPAP, sedangkan dalam penelitian ini ada penambahan variabel independen
yaitu Kualitas Aktiva Produktif (KAP). Penambahan variabel ini dilakukan
berdasarkan keterbatasan penelitian Azwir (2006). Periode waktu penelitian ini
dilakukan pada tahun 2007 sampai dengan 2010 dan tempat penelitian dilakukan
pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Wilayah Kabupaten Deli Serdang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Return on Assets (ROA)
Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui
Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja
keuangan dan dijadikan sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk
mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember
2001, rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba sebelum pajak
terhadap total aset (total aktiva). Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan
operasional bank sebelum pajak. Total aset yang digunakan untuk mengukur ROA
adalah jumlah keseluruhan dari aset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan.
Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena
tingkat kembalian (return) semakin besar. Bank Indonesia selaku pembina dan
pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur
dengan aset yang perolehan dananya sebagian besar berasal dari simpanan
2.1.2. Kecukupan Modal
Kecukupan modal dalam penelitian ini diproksikan melalui capital adequacy
ratio (CAR). CAR diukur dari rasio antara modal sendiri terhadap Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR) (Masyhud, 2004). Sesuai dengan SE BI No. 26/5/BPPP
tanggal 29 Mei 1993 besarnya CAR yang harus dicapai oleh suatu bank minimal 8%
sejak akhir tahun 1995, dan sejak akhir tahun 1997 CAR yang harus dicapai minimal
9%. Tetapi karena kondisi perbankan nasional sejak akhir 1997 terpuruk yang
ditandai dengan banyaknya bank yang dilikuidasi, maka sejak Oktober tahun 1998
besarnya CAR diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok. Klasifikasi bank sejak 1998
dikelompokkan dalam : (1) Bank sehat dengan klasifikasi A, jika memiliki CAR lebih
dari 4%, (2) Bank take over atau dalam penyehatan oleh BPPN (Badan Penyehatan
Perbankan Nasional) dengan klasifikasi B, jika bank tersebut memiliki CAR antara
-25% sampai dengan < dari 4% (3) Bank Beku Operasi (BBO) dengan klasifikasi C,
jika memiliki CAR kurang dari -25%. Bank dengan klasifikasi C inilah yang
dilikuidasi.
Modal sendiri adalah total modal yang berasal dari bank yang terdiri dari
modal disetor, laba tak dibagi dan cadangan yang dibentuk bank. Sedangkan
perhitungan besaran Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) dilakukan dengan
menghitung jumlah nilai aktiva tertimbang dimana sebagai faktor penimbang
digunakan perkiraan besarnya risiko yang melekat pada masing-masing unsur aktiva
bank tersebut. Dengan demikian, diharapkan bahwa besarnya ATMR dapat dianggap
Besarnya ATMR diperoleh dengan menjumlahkan aktiva neraca dan aktiva
administratif. Aktiva neraca diperoleh dengan cara mengalikan nilai nominal aktiva
dengan bobot resiko. Aktiva administratif diperoleh dengan cara mengalikan nilai
nominalnya dengan bobot resiko aktiva administratif. Semakin likuid, aktiva
resikonya nol dan semakin tidak likuid bobot resikonya 100, sehingga resiko berkisar
antara 0% - 100% (Masyhud, 2004).
2.1.3. Efisiensi
Efisiensi dalam penelitian ini diproksikan melalui Biaya Operasi terhadap
Pendapatan Operasi (BOPO). BOPO merupakan rasio antara biaya operasi terhadap
pendapatan operasi. BOPO juga menunjukkan efektivitas bank, semakin kecil BOPO
menunjukkan semakin efektif bank dalam menjalankan aktifitas usahanya. Muljono
(1999) menyatakan bahwa bank yang sehat rasio BOPO nya kurang dari 1 sebaliknya
bank yang kurang sehat (termasuk BBO dan Take Over) rasio BOPO nya lebih dari 1
(Muljono, 1999). Hal tersebut dikarenakan biaya operasi merupakan biaya yang
dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokok (seperti
biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan biaya operasi lainnya).
Sedangkan pendapatan operasi merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan
bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan
operasi lainnya.
Rasio BOPO menunjukkan efektifitas bank dalam menjalankan usaha
pokoknya terutama kredit berdasarkan jumlah dana yang berhasil dikumpulkan.
biaya selain biaya bunga (termasuk biaya iklan). Nasser (2003) dan Aryanti (2004)
dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa tidak ada perbedaan rata-rata BOPO
yang signifikan antara kinerja perusahaan pada bank yang sehat dan bank yang gagal.
Hal ini bertentangan dengan penelitian Sugiyanto (2002) yang menunjukkan hasil
bahwa BOPO mampu memprediksi kebangkrutan bank, sehingga perlu dilakukan
penelitian lanjutan, rasio antara biaya operasi terhadap pendapatan operasi.
2.1.4. Likuiditas
Sebagaimana rasio likuiditas yang digunakan dalam perusahaan secara umum
juga berlaku bagi perbankan. Namun perbedaannya dalam likuiditas perbankan tidak
diukur dari Acid Test Ratio maupun Current Ratio, tetapi terdapat ukuran khusus
yang berlaku untuk menentukan likuiditas bank sesuai dengan peraturan Bank
Indonesia. Rasio likuiditas yang lazim digunakan dalam dunia perbankan yaitu Loan
to Deposit Ratio (LDR). Besarnya LDR mengikuti perkembangan kondisi ekonomi
Indonesia, sejak akhir tahun 2001 bank dianggap sehat apabila besarnya LDR antara
80% sampai dengan 110% (Masyhud, 2004).
Bank dengan tingkat agresivitas tinggi (tercermin dari angka LDR, diatas
110%) akan mengalami kesulitan likuiditas (Masyhud, 2004). Hal ini didasarkan pada
anggapan bahwa pinjaman (loan) dinilai sebagai earning asset bank yang kurang atau
bahkan sangat tidak likuid. Dengan LDR yang tinggi, dapat diduga cash inflow dari
pelunasan pinjaman dan pembayaran bunga dari debitur pada bank menjadi tidak
sebanding dengan kebutuhan untuk memenuhi cash outflow penarikan dana giro,
yang tinggi, bank secara potensial dapat mengalami kesulitan likuiditas (Masyhud,
2004).
2.1.5. Non Performing Loan (NPL)
Sesuai dengan fungsi utama bank yaitu menerima simpanan dari masyarakat
(dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito berjangka) dan mengalokasikannya
kembali kepada masyarakat (dalam bentuk kredit/pinjaman yang diberikan), maka
aktiva produktif yang berupa kredit merupakan penempatan dana terbesar di sisi
aktiva bank dibandingkan dengan penempatan dana dalam bentuk lain (seperti:
surat-surat berharga, penempatan pada bank lain dan penyertaan) (Muljono, 1999).
Lebih jauh Muljono (1999) menyatakan bahwa bank merupakan lembaga
pemberi kredit, maka dalam aktivitasnya sangat berkaitan dengan sifat kredit,
pengaturan tata cara dan prosedur pemberian kredit, analisis kredit, penetapan plafon
kredit dan pengamanan kredit. Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk
mendapatkan hasil yang tinggi, dan tujuan yang lain adalah keamanan bank sehingga
bank tetap dipercaya oleh masyarakat.
Susilo (2000) membedakan jenis kredit ke dalam 5 (lima) hal, yaitu: (1) sifat
penggunaan, (2) keperluan, (3) jangka waktu, (4) cara pemakaian, dan (5)
jaminannya. Kredit menurut sifat penggunaannya dapat dibedakan menjadi kredit
konsumtif dan produktif; sedangkan kredit menurut keperluannya dibedakan dalam 3
jenis yaitu kredit produksi/eksploitasi, kredit perdagangan dan kredit investasi.
Sementara berdasar jangka waktunya, kredit dibedakan menjadi kredit jangka pendek
jangka panjang (lebih dari 3 tahun). Sedangkan menurut cara pemakaiannya
dibedakan dalam lima jenis: kredit rekening koran bebas, kredit rekening koran
terbatas, kredit rekening koran aflopend, revolving credit dan term loan. Dan kredit
menurut jaminannya dibedakan dalam dua hal yaitu kredit tanpa jaminan (unsecured
loan) dan kredit dengan jaminan (secured loan).
Sementara itu, kredit yang merupakan salah satu aktiva produktif perlu dinilai
kualitas aktiva produktifnya berdasarkan kelancaran pembayaran kredit
(kolektibilitasnya). Sesuai dengan SK Dir. BI No. 31/147/KEP/DIR tanggal 12
November 1999 tentang kualitas aktiva produktif, maka kualitas aktiva produktif
diklasifikasikan ke dalam kolektibilitas lancar, dalam perhatian khusus, kurang
lancar, diragukan dan macet menurut kriteria: prospek usaha, kondisi keuangan dan
kemampuan membayar (Susilo, 2000).
Ditinjau dari kemampuan membayar nasabah (debitur) diklasifikasikan
sebagai kelompok lancar (L) jika debitur tersebut selalu melakukan pembayaran tepat
waktu sesuai dengan persyaratan kredit. Namun, jika debitur tersebut mengalami
tunggakan pembayaran pokok/ bunga sampai dengan 90 hari, maka debitur tersebut
termasuk dalam klasifikasi dalam perhatian khusus (DPK). Selanjutnya, jika
tunggakan pembayaran pokok/bunga lebih dari 90 hari s/d 180 hari, maka debitur
tersebut diklasifikasikan sebagai debitur kurang lancar (KL); dan dikelompokkan
dalam kolektibilitas diragukan (D) jika debitur tersebut mengalami tunggakan
pokok/bunga lebih dari 180 hari s/d 270 hari, serta diklasifikasikan sebagai kredit
Secara konsep teori Non Performing Loan (NPL) merupakan salah satu
pengukuran dari rasio resiko usaha bank yang menunjukkan besarnya resiko kredit
bermasalah yang ada pada suatu bank (Masyhud, 2004). NPL merupakan rasio yang
dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah resiko
kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. NPL mencerminkan resiko kredit,
semakin kecil NPL semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung pihak bank.
Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan
debitur untuk membayar kembali kewajibannya. Setelah kredit diberikan bank wajib
melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan
debitur dalam memenuhi kewajibannya. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan
pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil resiko kredit (Masyhud, 2004).
2.1.6. Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP)
Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP) adalah cadangan yang
harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari baki debet berdasarkan penggolongan
Kualitas Aktiva Produktif.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.8/19/PBI/2006 tentang Kualitas
Aktiva Produktif dan Pembentukan Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif Bank
Perkreditan Rakyat, wajib membentuk PPAP berupa PPAP umum dan PPAP khusus.
PPAP umum sebagaimana dimaksud ditetapkan paling kurang sebesar 0,5%
dari Aktiva Produktif yang memiliki kualitas Lancar, tidak termasuk Sertifikat Bank
Indonesia.
a. 10% dari Aktiva Produktif dengan kualitas Kurang Lancar setelah dikurangi
dengan nilai agunana,
b. 50% dari Aktiva Produktif dengan kualitas Diragukan setelah dikurangi dengan
nilai agunan,
c. 100% dari Aktiva Produktif dengan kualitas Macet setelah dikurangi dengan nilai agunan.
2.1.7. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Aktiva produktif (productive assets) sering juga disebut dengan earning
assets atau aktiva yang menghasilkan. Aktiva produktif merupakan penanaman bank
dalam bentuk kredit, surat berharga, penyertaan dan penanaman lainnya yang
dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan.
Pengelolaan aktiva produktif adalah bagian dari assets manajemen yang
mengatur tentang cash reserve (liquidity assets) dan fixed assets (aktiva tetap dan
inventaris). Pengelolaan aktiva produktif ini sangat perlu dilakukan karena
mengandung unsur resiko yang cukup tinggi dimana kredit yang telah diberikan,
memberikan resiko tidak akan terbayar kembali. Sedangkan dalam penanaman bank
dalam bentuk kredit merupakan jumlah yang cukup besar dari aktiva operasional dan
aktiva secara keseluruhan. Karena itu pengamatan dan analisis tentang bagaimana
2.1.8. Pengaruh Variabel Independen Terhadap ROA 2.1.8.1. Pengaruh CAR Terhadap ROA
Dari sisi rasio keuangan kesehatan bank dapat diukur dari rasio permodalan
(capital), rasio assets (assets quality), rasio laba (earning), dan rasio likuiditas
(liquidity). Rasio permodalan yang lazim digunakan untuk mengukur kesehatan bank
adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Besarnya CAR diukur dari rasio antara modal
sendiri terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Dengan meningkatnya
modal sendiri maka kesehatan bank yang terkait dengan rasio permodalan (CAR)
semakin meningkat dan dengan modal yang besar maka kesempatan untuk
memperoleh laba perusahaan juga semakin besar (Masyhud, 2004).
Sugiyanto (2002) menunjukkan bahwa CAR mampu memprediksi kesehatan
bank untuk periode kurang dari satu tahun. Hasil penelitian tersebut tidak didukung
oleh Usman (2003) yang menguji pengaruh CAR terhadap laba satu tahun
mendatang, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CAR mempunyai pengaruh yang
negatif terhadap perubahan laba bank. Dengan kata lain CAR berhubungan negatif
dengan laba perusahaan sehingga diprediksi juga berpengaruh negatif terhadap ROA
karena salah satu pembentuk ROA adalah laba perusahaan, namun hasil penelitian
tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suyono (2005) yang
menguji pengaruh CAR terhadap ROA pada bank umum di Indonesia periode tahun
2001-2003, dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CAR mempunyai
pengaruh yang positif terhadap ROA pada level signifikansi 5% yaitu sebesar 2,2%.
Secara konsep, CAR yang terlalu besar juga perlu menjadi pertimbangan manajemen
dioperasionalkan secara optimal sehingga beban bank meningkat dengan
menanggung biaya dana yang besar (Masyhud, 2004).
2.1.8.2. Pengaruh BOPO Terhadap Return on Assets (ROA)
Nasser (2003) dan Aryanti (2004) dalam penelitiannya menunjukkan hasil
bahwa tidak ada perbedaan rata-rata BOPO yang signifikan antara kinerja perusahaan
pada bank yang sehat dan bank yang gagal. Hal ini bertentangan dengan penelitian
Sugiyanto (2002) yang menunjukkan hasil bahwa BOPO mampu memprediksi
kebangkrutan bank. Suyono (2005) dalam penelitiannya yang menguji pengaruh
BOPO terhadap ROA pada bank umum di Indonesia periode tahun 2001-2003,
menunjukkan bahwa BOPO mempunyai pengaruh yang negatif terhadap ROA pada
level signifikansi 5% yaitu sebesar 0,1%.
2.1.8.3. Pengaruh LDR Terhadap Return on Assets (ROA)
Secara konsep teori, LDR berpengaruh terhadap ROA, apabila LDR besar
maka ROA besar. Namun LDR bergantung pada manajemen bank dan besarnya LDR
bank tidak sama, oleh karena itu hubungan LDR dengan ROA bersifat bebas dan
tidak autokorelasi. Semakin besar LDR semakin besar potensi mencapai ROA, sejauh
NPL – Non Permorming Loan bisa ditekan. Oleh karena itu hubungan antara LDR
dan EAT bersifat bebas bergantung pada hasil manajemen kredit bank (Muljono,
1999). Sugiyanto (2002) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa LDR merupakan
rasio keuangan yang mampu memprediksi kebangkrutan bank nasional di Indonesia
menunjukkan LDR mampu membedakan kinerja bank pada bank yang bangkrut dan
sehat. Sementara Suyono (2005) yang menguji pengaruh LDR terhadap ROA pada
bank umum di Indonesia periode tahun 2001-2003, menunjukkan bahwa LDR
mempunyai pengaruh yang positif terhadap ROA pada level signifikansi 5% yaitu
sebesar 1,3%.
LDR merupakan ukuran likuiditas yang mengukur besarnya dana yang
ditempatkan dalam bentuk kredit yang berasal dari dana yang dikumpulkan oleh bank
(terutama dana masyarakat). Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan
kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya
efektivitas bank dalam menyalurkan kredit. Semakin tinggi LDR maka laba
perusahaan semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan
kreditnya dengan efektif), maka LDR berpengaruh positif terhadap laba, sehingga
LDR juga diprediksikan berpengaruh positif terhadap ROA karena dibentuk dari laba
perusahaan.
2.1.8.4. Pengaruh NPL Terhadap Return on Assets (ROA)
NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula
resiko kredit yang ditanggung pihak bank. Bank dalam memberikan kredit harus
melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali
kewajibannya. Setelah kredit diberikan bank wajib melakukan pemantauan terhadap
penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi
kewajiban. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap agunan
pengaruh NPL terhadap kinerja bank dilakukan oleh Usman (2003) menguji pengaruh
NPL terhadap perubahan laba satu tahun mendatang dimana hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba
sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan yang menguji pengaruh NPL terhadap
ROA karena ROA lebih mencerminkan kinerja laba karena sudah memperhitungkan
asset yang dimilikinya.
Usman (2003) menguji pengaruh NPL terhadap perubahan laba satu tahun
mendatang dimana hasilnya menunjukkan besarnya resiko kredit bank tidak
mempengaruhi kinerja laba sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan yang
menguji pengaruh NPL terhadap ROA. Hasil penelitian tersebut didukung oleh
Suyono (2005) yang menguji pengaruh NPL terhadap ROA pada bank umum di
Indonesia periode tahun 2001-2003, dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
NPL tidak berpengaruh terhadap ROA pada level signifikansi 5% yaitu sebesar
18,9%.
2.1.8.5. Pengaruh PPAP Terhadap Return on Asset (ROA)
Pembentukan PPAP merupakan salah satu upaya untuk membentuk cadangan
dari kemungkinan tidak tertagihnya penempatan dana/kredit sehingga PPAP
merupakan beban bagi bank. Semakin besar PPAP menunjukkan kinerja dari aktiva
produktif semakin menurun sehingga berpengaruh negatif terhadap ROA (Muljono,
1999). Sementara hasil penelitian Hamid (2004) yang menguji pengaruh PPAP
bahwa PPAP tidak berpengaruh terhadap ROA pada level signifikansi 5% yaitu
sebesar 8,4%.
2.1.8.6. Pengaruh KAP Terhadap Return on Asset (ROA)
Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) merupakan ukuran kualitas aktiva
produktif, dimana semakin besar rasio KAP maka kualitas aktiva produktif rendah
atau sebaliknya semakin rendah rasio KAP maka kualitas aktiva produktif tinggi.
Kualitas Aktiva Produktif (KAP) yang rendah bisa mengakibatkan biaya naik
yang mengakibatkan ROA rendah. Semakin besar rasio KAP menunjukkan kinerja
dari aktiva produktif semakin menurun sehingga berpengaruh negatif terhadap ROA.
2.2. Penelitian Terdahulu
Rindhatmono (2005) menunjukkan bahwa enam variabel independen seperti
Biaya Operasi Pendapatan Operasi (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Net
Interest Margin (NIM), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio
(LDR), Market Share (Total Assets) tidak semuanya memiliki hubungan yang
signifikan terhadap Return on Assets (ROA) pada Bank Pasca Merger di Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yang memiliki hubungan
signifikan terhadap Return on Assets (ROA) hanya Biaya Operasi Pendapatan
Operasi (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Capital
Adequacy Ratio (CAR).
Suyono (2005) menunjukkan bahwa tujuh variabel independen seperti Capital
Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL),
Pertumbuhan Laba Operasional (PLO), dan Pertumbuhan Kredit (PK) tidak
semuanya memiliki hubungan yang signifikan terhadap Return on Assets (ROA) pada
Bank Umum di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen
yang memiliki hubungan signifikan terhadap Return on Assets (ROA) hanya Capital
Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasi Pendapatan Operasi (BOPO), dan Loan to
Deposit Ratio (LDR).
Azwir (2006) menunjukkan bahwa variabel independen yang diteliti Capital
Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasi Pendapatan Operasi (BOPO), Loan to
Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), dan Pembentukan Penyisihan
Aktiva Produktif (PPAP) tidak semua memiliki hubungan yang signifikan terhadap
Return on Assets (ROA). Sama seperti yang dihasilkan oleh penelitian yang
dilakukan Suyono (2005) bahwa hanya Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya
Operasi Pendapatan Operasi (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang
memiliki hubungan signifikan terhadap Return on Assets (ROA).
Puspitasari (2009) menunjukkan bahwa tujuh variabel independen seperti
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Posisi Devisa Netto
(PDN), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasi Pendapatan Operasi (BOPO),
Loan to Deposi Ratio (LDR) dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tidak
semuanya berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets (ROA) pada Bank
Devisa di Indonesia peride 2003 sampai 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hanya Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit
Ratio (LDR).
Nusantara (2009) menunjukkan bahwa empat variabel independen seperti Non
Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio
(LDR) dan Biaya Operasi Pendapatan Operasi (BOPO) tidak semuanya berpengaruh
signifikan terhadap Return on Assets (ROA) pada Bank Umum Go Publik dan Bank
Umum Non Go Publik di Indonesia periode 2005 sampai 2007. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel independen yang memiliki signifikan terhadap Return
on Assets (ROA) hanya Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio
(LDR) pada bank umum go publik, sedangan pada bank umum non go publik
variabel independen yang memiliki signifikan terhadap Return on Assets (ROA)
hanya Loan to Deposit Ratio (LDR).
Hasil penelitian yang berhubungan dengan kinerja bank dapat disajikan pada
Tabel 2.1.Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Peneliti Hasil Penelitian 1 Rindhatmono Market Share (Total Assets).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yang memiliki hubungan sifnifikan terhadap ROA hanya BOPO, NPL, NIM, CAR.
2 Suyono (2005) Analisis rasio-rasio bank yang bahwa variabel independen yang memiliki hubungan signifikan terhadap ROA hanya CAR, BOPO, dan LDR. Listed di BEJ Periode 2001-2004)
4 Nusantara (2009) Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007)
Dependen : ROA Independen : NPL, CAR, LDR, BOPO
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yang memiliki signifikan terhadap ROA hanya CAR, LDR pada bank umum go publik, sedangan pada bank umum non go publik variabel independen yang memiliki signifikan terhadap ROA hanya LDR.
5 Puspitasari (2009) Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR, dan Suku Bunga SBI terhadap ROA (Studi Pada Bank Devisa di Indonesia Perioda 2003-2007)
Dependen : ROA Independen : CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR, dan Suku Bunga SBI.
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan telaah pustaka, maka kerangka konsep dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 3.1. berikut ini :
Variabel independen Variabel dependen
PPAP (X5) NPL (X4) LDR (X3) BOPO (X2)
CAR (X1)
KAP (X6)
ROA (Y)
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan Gambar 3.1 tersebut dapat diidentifikasi bahwa variabel
independen terdiri dari CAR (X1), BOPO (X2), LDR (X3), NPL (X4), PPAP (X5) dan
secara bersama-sama (6 variabel independen) maka juga dapat diketahui rasio-rasio
mana yang dominan berpengaruh terhadap ROA.
Besarnya modal suatu bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap kinerja bank (Sinungan, 2000). CAR merupakan indikator
terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari
kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko dengan
kecukupan modal yang dimilikinya (Dendawijaya, 2005). Semakin tinggi CAR maka
semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit
atau aktiva produktif yang berisiko. Atau dengan kata lain, semakin tinggi kecukupan
modalnya untuk menanggung risiko kredit macetnya, sehingga kinerja bank semakin
baik, dan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank yang
bersangkutan yang berujung pada meningkatnya laba (ROA). Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Sugiyanto (2002), dan Usman (2003), CAR akan mempengaruhi
ROA.
BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada
prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan
dana masyarakat, maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya
bunga dan hasil bunga (Dendawijaya, 2005). Setiap peningkatan biaya operasional
akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan
menurunkan ROA. Pengaruh BOPO terhadap ROA dikemukakan oleh Sugiyanto
artinya semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan
aktifitas usahanya.
LDR merupakan ukuran likuiditas yang mengukur besarnya dana yang
ditempatkan dalam bentuk kredit yang berasal dari dana yang dikumpulkan oleh bank
(terutama masyarakat). Apabila hasil pengukuran jauh berada di atas target dan
limitnya, berarti tidak tertutup kemungkinan bank akan mengalami kesulitan
likuiditas yang pada gilirannya akan menimbulkan tekanan pada pendapatan bank
(Kuncoro dan Suhardjono, 2002). Semakin tinggi LDR, maka laba perusahaan
semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan
efektif, sehingga jumlah kredit macetnya akan kecil). Pengaruh LDR terhadap ROA
diteliti oleh Sugiyanto (2002), dan Usman (2003), dimana semakin tinggi LDR maka
laba perusahaan semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu
menyalurkan kreditnya dengan efektif) sehingga LDR berpengaruh positif terhadap
ROA.
NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap
kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit
bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu
bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga
berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank (Kasmir, 2004).
Pengaruh NPL terhadap ROA menunjukkan pengaruh yang negatif artinya semakin
tinggi NPL menunjukkan resiko kredit yang ditanggung bank tinggi sehingga dapat
Pengaruh PPAP terhadap ROA menunjukkan pengaruh yang negatif artinya
semakin tinggi PPAP akan menurunkan pendapatan bank (Pudjo, 1999).
Kualitas Aktiva Produktifmemiliki tingkat produktifitas dalam menghasilkan
suatu pendapatan bagi bank yaitu bunga. Pengaruh KAP terhadap ROA menunjukkan
pengaruh yang negatif artinya semakin tinggi KAP akan menurunkan pendapatan
bank.
3.2. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian
adalah:
Terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasi Terhadap
Pendapatan Operasi (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan
(NPL), Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP), dan Kualitas Aktiva
Produktif (KAP) terhadap Return on Assets (ROA) secara simultan dan parsial pada
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Wilayah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausal (Causal Effect) yang merupakan
penelitian yang menganalisis hubungan antara dua variabel atau lebih. Desain kausal
berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya
(Indriantoro, 2002).
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian di Bank Indonesia dengan menggunakan Laporan Keuangan
Publikasi Bank Perkreditan Rakyat secara triwulanan yang terdaftar di Direktori Bank
Indonesia di Provinsi Sumatera Utara Wilayah Kabupaten Deli Serdang selama tiga
tahun periode tahun 2007 sampai dengan 2010. Penelitian dilakukan sejak Januari
2011 sampai dengan Juli 2011.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat di Wilayah
Kabupaten Deli Serdang yang terdaftar di Laporan Publikasi Bank Indonesia Provinsi
Sumatera Utara sejak tahun 2007 sampai dengan 2010. Jumlah Bank Perkreditan
Rakyat di Wilayah Kabupaten Deli Serdang per November 2010 sebanyak 19 BPR.
purposive sampling berdasarkan atas kriteria tertentu. Adapun beberapa kriteria yang
digunakan dalam pemilihan sampel adalah :
1. Bank Perkreditan Rakyat yang terdapat di Wilayah Kabupaten Deli Serdang dan
terdaftar di Laporan Publikasi Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara sejak
tahun 2007 sampai dengan 2010.
2. Perusahaan Bank Perkreditan Rakyat yang memiliki laporan keuangan triwulan
yang di publikasikan Bank Indonesia secara kontinu mulai periode tahun 2007
sampai dengan 2010.
Dari kriteria pengambilan sampel maka dapat diperoleh jumlah Bank
Perkreditan Rakyat yang memenuhi kriteria sebanyak 13 BPR dan 6 BPR tidak
memenuhi kriteria pengambilan sampel. Adapun nama dari 19 BPR Populasi dan 13