PEMANFAATAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN
PROMOSI LAYANAN BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN
PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi
Oleh
Lucky Shinta
050709042
STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
FAKULTAS SASTRA DEPARTEMEN
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Pemanfaatan Media Komunikasi Dalam Kegiatan Promosi
Layanan Badan Arsip dan Perpustakaan Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam
Oleh : Lucky Shinta
Nim : 050709042
DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
Ketua : Drs. Jonner Hasugian, M.Si
Tanda Tangan :
Tanggal :
FAKULTAS SASTRA
Dekan : Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D
Tanda Tangan :
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Pemanfaatan Media Komunikasi Dalam Kegiatan Promosi
Layanan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam
Oleh : Lucky Shinta
Nim : 050709042
Pembimbing I : Drs. Belling Siregar, M.Lib
Tanda Tangan :
Tanggal :
Pembimbing II : Ishak, SS, M.Hum
Tanda Tangan :
PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu
tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media
publikasi lain.
Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis
dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan
mencantumkan tanda kutip.
Medan, 2010
Penulis,
Lucky Shinta Harmen
ABSTRAK
Shinta, Lucky. 2010. Pemanfaatan Media Komunikasi Dalam Kegiatan Promosi Layanan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam. Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan
Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini dilakukan pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui media komunikasi apa sajakah yang sudah dimanfaatkan dalam kegiatan promosi oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Badan Arsip dan Perpustakaan Propinsi NAD, peneliti, dan penulis. Populasi penelitian ini adalah seluruh pustakawan pada perpustakaan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD yang berjumlah 22 orang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, kuesioner, studi kepustakaan dan dokumen. Interpretasi data dilakukan berdasarkan besar persentase jawaban dari responden.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Pemanfaatan Media Komunikasi
Dalam Kegiatan Promosi Layanan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD. Shalawat beserta salam atas junjungan Nabi besar Muhammad SAW, yang telah menjadi utusan-Nya dan panutan bagi seluruh umat manusia.
Skripsi ini merupakan sebuah karya tulis ilmiah yang diperlukan untuk
melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana pada Departemen Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis. Namun demikian berkat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan, oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku tersayang: Harmen Hamdan (Papa) dan Hj. Sumiarsy
(Mama) yang telah membesarkan dan mendidik, memberikan doa dan
semangat, serta dorongan baik moril maupun materil, cinta dan kasih
sayangnya yang tiada terhingga selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
Saudara kandungku tersayang: Mirani Harmen/Kakak, Putri Astrini
Harmen/Adik, Gita Aryati Harmen/Adik, dan M.Dandyacob Harmen/Adik
yang telah memberi semangat dan bantuannya.
2. Bapak Drs. Belling Siregar, SS. M.Lib sebagai Pembimbing Skripsi yang
telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, dan pengarahan serta
waktu dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Ishak, SS, M.Hum sebagai Pembimbing II yang telah banyak
memberikan masukan kepada penulis.
4. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A. Ph.D sebagai Dekan Fakultas Sastra
5. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si sebagai Ketua Departemen Ilmu
Perpustakaan dan Informasi di Fakultas Sastra Universitas Sumatera
Utara.
6. Seluruh staf pengajar pada Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara yang telah banyak
memberikan ilmu pengetahuan di bidang Perpustakaan dan Informasi bagi
penulis.
7. Bapak Drs. Kamaruddin H. Husein, M.Si sebagai Kepala Badan Arsip dan
Perpustakaan Provinsi NAD. Bapak Drs. T.Rakhmatsyah, M.Si, Bapak
Drs. Zul Akli, Ibu Dra. Yusnidar, M.Si, dan Ibu Nurmala Dewi, A.Md.
Serta seluruh pustakawan dan pegawai Badan Arsip dan Perpustakaan
Provinsi NAD yang telah banyak bekerjasama, membantu memberikan
data dan informasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh staf administrasi pada Departemen Ilmu Perpustakaan dan
Informasi FS-USU, terutama buat bang Yudi Purnomo terima kasih atas
bantuannya selama ini.
9. Seluruh keluarga yang secara langsung maupun tidak langsung
memberikan doa dan dukungan kepada penulis. Dan buat Taufik Azmi
terima kasih telah menyemangati dan ikhlas memberi bantuan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10.Seluruh teman-teman stambuk 2005 Ilmu Perpustakaan dan Informasi
FS-USU. Terutama Titin, Ana, Margaret, Mida, Vera, Firza, Bella, Anggi dan
Abrar kalian semua adalah teman-teman sekaligus sahabat terbaik bagi
penulis.
11.Keluarga besar di Banda Aceh terima kasih atas semangat dan bantuannya.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang tidak
mungkin dituliskan satu persatu. Semoga skripsi ini berguna bagi yang
membacanya, terutama bagi penulis.
Medan, 2010
Penulis,
DAFTAR ISI
2.1. Pengertian Perpustakaan Umum ... 5
2.1.1 Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum ... 5
2.1.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum ... 5
2.1.1.2 Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum ... 7
2.2 Pelayanan Perpustakaan ... 8
2.2.1 Sistem Layanan Perpustakaan ... 9
2.2.1.1 Sistem Layanan Terbuka ... 9
2.2.1.2 Sistem Layanan Tertutup ... 10
2.2.2 Jenis-Jenis Layanan ... 11
2.2.2.1 Pelayanan Sirkulasi ... 12
2.2.2.2 Pelayanan Referensi ... 13
2.2.2.3 Pelayanan Audiovisual ... 15
2.2.2.4 Pelayanan Terbitan Berseri ... 16
2.5.3.1.1 Brosur ... 55
2.5.3.1.2 News Letter ... 57
2.5.3.1.3 Pembatas Buku dan Terbitan Khusus Perpustakaan ... 58
2.5.3.2 Kontak Perorangan ... 59
2.5.3.3 Insentif ... 60
2.5.3.4 Penciptaan Suasana Lingkungan perpustakaan ... 61
2.6 Promosi Perpustakaan ... 61
2.6.1 Kendala Promosi Perpustakaan ... 61
2.6.1.1 Kendala dari Dalam Perpustakaan ... 61
2.6.1.2 Kendala dari Luar Perpustakaan ... 62
2.7 Pemanfaatan Media Komunikasi Dalam Organisasi/ Perpustakaan ... 63
BAB III METODE PENELITIAN ... 68
4.2 Penggunaan Media Komunikasi ... 74
4.3 Tujuan Pemanfaatan Media Komunikasi ... 75
4.4 Krikteria Pemilihan Media Komunikasi ... 76
4.5 Media Komunikasi Dalam Promosi ... 77
4.6 Media Cetak ... 77
4.7 Manfaat Media Komunikasi ... 78
4.8 Keuntungan Pemanfaatan Media Komunikasi ... 79
4.9 Kontak Perorangan ... 80
4.10 Cara Dalam Melakukan Kontak Perorangan ... 81
4.11 Peran Dalam Kegiatan Bimbingan Pengguna ... 81
4.12 Kegiatan Pemberian Insentif ... 82
4.13 Penciptaan Suasana Lingkungan Perpustakaan ... 83
4.14 Kunjungan Pengguna Perpustakaan ... 84
4.15 Kendala Promosi Perpustakaan ... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 87
5.1 Kesimpulan ... 87
5.2 Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 89
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Kisi-Kisi Kuesioner ... 70
Tabel 2 : Penggunaan Media Komunikasi ... 74
Tabel 3 : Tujuan Pemanfaatan Media Komunikasi ... 75
Tabel 4 : Krikteria Pemilihan Media Komunikasi ... 76
Tabel 5 : Media Komunikasi Dalam Promosi ... 77
Tabel 6 : Media Cetak ... 77
Tabel 7 : Manfaat Media Komunikasi ... 78
Tabel 8 : Keuntungan Pemanfaatan Media Komunikasi ... 79
Tabel 9 : Kontak Perorangan ... 80
Tabel 10 : Cara Dalam Melakukan Kontak Perorangan ... 81
Tabel 11 : Peran Dalam Kegiatan Bimbingan Pengguna ... 81
Tabel 12 : Kegiatan Pemberian Insentif ... 82
Tabel 13 : Penciptaan Suasana Lingkungan Perpustakaan ... 83
Tabel 14 : Kunjungan Pengguna Perpustakaan ... 84
Tabel 15 : Kendala Promosi Perpustakaan ... 84
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Karakteristik Responden Berdasarkan
Tingkat Pendidikan ... 72
Gambar 2 : Karakteristik Responden Berdasarkan
Jabatan Fungsional Pustakawan ... 73
Gambar 3 : Karakteristik Responden Berdasarkan
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I : Kuesioner Penelitian ... 95 LAMPIRAN II : Tabulasi Data Jawaban Responden ...……...…….. 99 LAMPIRAN III : Gambaran Umum Tentang Badan Arsip dan
ABSTRAK
Shinta, Lucky. 2010. Pemanfaatan Media Komunikasi Dalam Kegiatan Promosi Layanan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam. Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan
Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini dilakukan pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui media komunikasi apa sajakah yang sudah dimanfaatkan dalam kegiatan promosi oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Badan Arsip dan Perpustakaan Propinsi NAD, peneliti, dan penulis. Populasi penelitian ini adalah seluruh pustakawan pada perpustakaan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD yang berjumlah 22 orang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, kuesioner, studi kepustakaan dan dokumen. Interpretasi data dilakukan berdasarkan besar persentase jawaban dari responden.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perpustakaan adalah menyediakan, mengolah, memelihara dan
mendayagunakan bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan
melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan.
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan
masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku,
pendidikan, dan sebagainya. Konsep dasar perpustakaan umum adalah didirikan
oleh masyarakat, untuk masyarakat dan didanai dengan dana masyarakat. Namun
demikian banyak perpustakaan umum yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Perpustakaan umum memiliki tujuan utama yaitu memberikan kesempatan
bagi masyarakat untuk membaca bahan pustaka yang tersedia diperpustakaan,
menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, murah, serta membantu
masyarakat untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan yang
dimilikinya. Untuk mencapai tujuan perpustakaan umum di atas, perpustakaan
umum berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi yang
dapat membantu mereka mencari solusi untuk mengatasi permasalahan yang di
hadapi.
Untuk menarik minat masyarakat, perpustakaan perlu menentukan media
yang tepat dalam mempromosikan pelayanannya, sehingga pelayanan yang
disediakan diminati oleh masyarakat. Promosi adalah pelayanan untuk
memperkenalkan fasilitas yang ada di perpustakaan agar diketahui oleh
masyarakat sekaligus membujuk mereka untuk memanfaatkannya. Promosi
perpustakaan perlu dilakukan supaya seluruh fasilitas yang berhubungan dengan
jasa perpustakaan dapat diketahui dan dipahami oleh pengguna. Sehingga
masyarakat akan mengenal dan mengetahui apa itu perpustakaan, kegiatan dan
apa yang dapat dimanfaatkan dari layanannya.
Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
(NAD) merupakan perpustakaan umum yang memiliki berbagai layanan yang
terdiri dari: Layanan stasioner, yaitu layanan yang dilakukan di gedung
perpustakaan, meliputi: sirkulasi, referensi, layanan audiovisual, yaitu: layanan
karya rekam melalui alat elektronik, seperti kaset video, VCD, film, internet dan
warintek, layanan story telling, yaitu layanan dengan cara mendongeng/ bercerita
kepada anak, dan layanan deposit, yaitu: buku terbitan Aceh dan terbitan yang
berasal dari luar Aceh, dan hasil penelitian tentang Aceh. Layanan ekstensi, yaitu
layanan jarak jauh untuk masyarakat yang tidak dapat mendatangi Badan Arsip
dan Perpustakaan Provinsi NAD, meliputi: layanan mobil keliling pada
tempat-tempat umum dan layanan paket bagi organisasi, seperti: sekolah, rumah sakit,
panti asuhan, dan perpustakaan mesjid.
Berdasarkan laporan tahun 2008, jumlah pegawai dan staf Badan Arsip
dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebanyak 146 orang, dan
22 orang diantaranya adalah fungsional pustakawan, jadi jumlah pustakawannya
sebanyak 22 orang, yang terdiri dari jenjang pendidikan D2, D3 dan S1. Bahan
pustaka (koleksi) yang dimiliki saat ini berjumlah sekitar 42.543 judul buku
dengan 102.818 eksemplar. Anggota perpustakaan yang terdaftar berjumlah
10.344 orang. Sedangkan jumlah pengunjung 845 orang/hari. Jika jumlah
pengunjung perpustakaan dikaitkan dengan jumlah penduduk Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam terutama kota Banda Aceh yang berjumlah 219.659 jiwa, maka
kunjungan tersebut masih kurang. Kemungkinan salah satu penyebabnya adalah
karena masyarakat belum mengetahui keberadaan perpustakaan tersebut, serta
kurangnya dana untuk memanfaatkan media komunikasi dalam promosi
perpustakaan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan menetapkan judul : Pemanfaatan Media Komunikasi Dalam
Kegiatan Promosi Layanan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Penulis memilih Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam sebagai objek penelitian karena perpustakaan tersebut sudah
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah pemanfaatan media komunikasi dalam kegiatan
promosi layanan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam.
2. Media komunikasi apakah yang sudah dimanfaatkan dalam kegiatan
promosi layanan oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pemanfaatan media komunikasi dalam kegiatan
promosi layanan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam.
2. Untuk mengetahui media komunikasi apa sajakah yang sudah
dimanfaatkan dalam kegiatan promosi layanan oleh Badan Arsip dan
Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
sebagai bahan masukan terutama dalam meningkatkan kegiatan
promosi perpustakaan.
2. Peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi
penelitian selanjutnya.
3. Penulis, untuk memperdalam pengetahuan penulis khususnya kegiatan
1.5 Ruang Lingkup
Penelitian ini mencakup perpustakaan umum, layanan, dan pemanfaatan
media komunikasi dalam mempromosikan Badan Arsip dan Perpustakaan
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1. Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah pusat informasi yang menyediakan
pengetahuan dan informasi yang siap-akses bagi para pemakainya. Perpustakaan
umum merupakan tempat memperoleh informasi mengenai berbagai masalah,
tempat strategis untuk mempromosikan segala perilaku yang meningkatkan
produktivitas masyarakat.
Menurut Soeatminah dalam Supriyanto (2006: 145), “Perpustakaan umum
adalah perpustakaan yang mempunyai fungsi melayani seluruh lapisan masyarakat
tanpa membedakan tingkat usia, tingkat sosial, tingkat pendidikan dan lain-lain”.
Selain pandapat di atas Sutarno (2006: 37) menyatakan bahwa “Perpustakaan
umum merupakan milik pemerintah daerah dan dikelola oleh pemerintah daerah
yang bersangkutan. Sumber dana pembiayaan dari dana umum yang berasal dari
masyarakat”. Sedangkan dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan
Perpustakaan Umum (2000: 4) dinyatakan bahwa:
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan di pemukiman penduduk (kota atau desa) diperuntukkan bagi semua lapisan dan golongan masyarakat penduduk pemukiman tersebut untuk melayani kebutuhannya akan informasi dan bahan bacaan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum adalah
perpustakaan yang berfungsi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
umum tanpa membedakan penggunanya. Dan perpustakaan milik pemerintah
daerah yang berasal dari dana masyarakat dan diperuntukkan untuk melayani
masyarakat sehingga memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.
2.1.1 Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum 2.1.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum didirikan dengan tujuan untuk melayani kebutuhan
masyarakat akan informasi. Menurut Hermawan (2006: 31) tujuan perpustakaan
a) Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesejahteraan.
b) Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat, dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
c) Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.
d) Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.
e) Memfasilitas masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.
Pendapat di atas hampir sama dengan Manifesto Perpustakaan Umum
yang dikeluarkan oleh UNESCO pada tahun 1972 dalam Sulistyo-Basuki (1993:
46), tentang tujuan perpustakaan umum sebagai berikut:
1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik.
2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah untuk masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat di kalangan masyarakat.
3. Membantu warga belajar untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka.
4. Bertindak sebagai agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya dengan tugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat dengan cara : menyelenggarakan pameran budaya, menyelenggarakan pemutaran film, seminar yang dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.
Sedangkan Depdikbud dalam Supriyanto (2006: 314) menyatakan tujuan
perpustakaan umum adalah:
1. Membina minat baca masyarakat.
2. Mendorong semangat belajar masyarakat.
3. Dapat menaikkan tingkat pendidikan masyarakat.
4. Membina daya kreasi, prakarsa dan swadaya masyarakat sehingga dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan.
Dari ketiga pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan
adalah memberikan informasi yang cepat tepat dan murah. Mendorong minat baca
masyarakat dan Membina swadaya untuk mengurangi pengangguran dan
2.1.1.2 Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum
Pada prinsipnya penyelenggaraan perpustakaan umum memiliki beberapa
fungsi yang harus dilaksanakan agar dapat sebagai sumber informasi kepada
masyarakat agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.
Dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum
(2000 : 6-7) fungsi perpustakaan umum ialah:
a) Pengkajian kebutuhan pemakai dalm hal informasi dan bahan bacaan. b) Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui
pembelian langganan tukar-menukar dan lain-lain. c) Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka. d) Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.
e) Pendayagunaan koleksi.
f) Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung diperpustakaan maupun yang menggunakan telpon faximil dan lain-lain.
g) Pemasyarakatan perpustakaan.
h) Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.
i) Pelaksanaan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah tokoh-tokoh masyarakat dan mitra kerja lainnya.
j) Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan bersama koleksi dan sarana/prasarana.
k) Pengolahan dan ketata-usahaan perpustakaan.
Dari fungsi perpustakaan umum di atas dapat diketahui bahwa
perpustakaan berfungsi menyimpan dan mengelola koleksi bahan bacaan dan
ketata-usahaan perpustakaan. Selain itu menjalin kerjasama dengan perpustakaan
lain. Untuk dapat melaksanakan fungsi tersebut di atas perpustakaan umum harus
dapat melakukan tugasnya dengan baik. Sutarno (2006: 37) menyatakan bahwa:
“Tugas perpustakaan umum memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai pusat informasi pusat sumber belajar tempat rekreasi penelitian dan sebagai pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki”. Beberapa tugas pokok perpustakaan umum adalah:
a) Perpustakaan umum disediakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka untuk masyarakat.
b) Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin.
c) Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk
menunjang pendidikan formal nonformal dan informal.
Sedangkan, dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan
Umum (2000: 47-48) dikemukakan bahwa tugas utama perpustakaan umum
adalah berperan aktif melaksanakan tugas dan fungsi pemerintah daerah dan
masyarakat dengan cara:
1. Menyediakan, menyiapkan, mengolah, dan memelihara koleksi bahan pustaka siap pakai, serta sarana informasi lainnya yang sesuai keperluan pemerintah daerah dan warga masyarakatnya.
2. Mendayagunakan koleksi, berupa penyediaan sistem layanan penyiapan tenaga manusia, penyediaan sarana dan prasarana serta menginformasikan/ mempromosikan koleksi dan jasa kepada masyarakat.
3. Melakasanakan layanan kepada masyarakat pemakainya.
4. Bekerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi, sarana dan prasarana perpustakaan secara bersama-sama untuk kepentingan masing-masing.
5. Menjalin hubungan baik dengan pihak pimpinan Pembina, mitra kerja dan unit-unit kerja terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas pelayanan.
6. Memasyarakatkan perpustakaan. 7. Melakukan pengkajian pengembangan.
8. Melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan profesi. 9. Melaksanakan pendidikan masyarakat pemakainya.
10.Melaksanakan pengelolaan/ manajemen dan tata usaha, termasuk pengembangan staf dan pegawai serta peningkatan sarana dan prasarana perpustakaan.
Kedua pendapat mengemukakan bahwa tugas perpustakaan umum yaitu
menyediakan, menyiapkan, mengolah, dan memelihara koleksi bahan pustaka
untuk masyarakat umum yamg disediakan oleh pemerintah.
2.2 Pelayanan Perpustakaan
Layanan perpustakaan adalah seluruh kegiatan menyampaikan bantuan
kepada pengguna jasa perpustakaan melalui berbagai fasilitas, aturan, dan cara
pada sebuah perpustakaan, agar semua aktivitas layanan dan seluruh koleksi
dimanfaatkaan semaksimal mungkin. Layanan perpustakaan umum disediakan
dengan dasar kesamaan akses untuk semua orang tanpa memandang perbedaan.
Menurut Darmono (2001: 134) “Layanan perpustakaan adalah
menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemakai
yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya”.
perpustakaan yaitu penyediaan koleksi bahan pustaka yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna, penyediaan fasilitas akses, gedung dan ruang baca, serta
tersedianya staf profesional dalam memberi bimbingan dan pengarahan kepada
mereka”.
Kedua pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa layanan perpustakaan
adalah menyediakan koleksi bahan pustaka kepada pemakai dengan menyediakan
fasilitas gedung dan ruang baca.
2.2.1 Sistem Layanan Perpustakaan
Pada umumnya perpustakaan mengenal 2 sistem layanan perpustakaan
yaitu : sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup. Berikut ini akan
dibahas kedua sistem layanan perpustakaan yang mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing sebagai berikut:
2.2.1.1 Sistem Layanan Terbuka
Sistem terbuka yaitu memberikan kebebasan kepada pengunjung untuk
memasuki ruang koleksi dan memilih sendiri koleksi yang dibutuhkan. Menurut
Astono (2009: 3) bahwa “Sistem pelayanan terbuka adalah sistem dimana para
pemakai diberi keleluasaan untuk dapat memilih sendiri koleksi yang diinginkan
sesuai dengan kebutuhannya”.
Sedangkan Rahayuningsih (2007: 93) mendefenisikan bahwa “Sistem
terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan pengguna masuk ke ruang
koleksi untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi yang diinginkan dari jajaran
koleksi perpustakaan”.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan
terbuka membebaskan pengguna masuk ke ruang koleksi perpustakaan.
Upaya untuk meningkatkan pengelolaan perpustakaan tentunya akan
menghadapi keuntungan dan kerugian. Menurut Rahayuningsih (2007: 93-94)
terdapat keuntungan dan kerugian sistem layanan terbuka yaitu:
1) Keuntungan:
b. Memberikan kepuasan kepada pengguna karena bisa memilih koleksi yang sesuai dengan kebutuhannya secara langsung ke jajaran koleksi.
c. Memungkinkan memilih judul lain yang sesuai apabila tidak menemukan koleksi yang dicari.
d. Mengurangi kemungkinan terjadinya salah paham antara pengguna dan petugas.
2) Kerugian:
a. Memerlukan tenaga ekstra untuk mengembalikan dan membetulkan koleksi yang salah letak.
b. Koleksi akan lebih cepat rusak karena sering dipegang.
c. Memerlukan ruangan yang relatif lebih luas untuk pengaturan rak agar pengguna leluasa memilih koleksi.
d. Susunan koleksi di rak menjadi mudah rusak.
Sistem layanan terbuka mempunyai keuntungan yaitu bagi petugas karena
dapat mengurangi terjadinya kesalah pahaman antara petugas dan pengguna dan
bagi pengguna karena dapat langsung memilih koleksi yang ada di rak. Selain
keuntungan ada juga kerugian yang didapat pada sistem layanan terbuka yaitu
pemakai banyak yang salah meletakkan buku ke dalam rak sehingga petugas harus
mengontrol rak-rak untuk mengetahui buku yang salah letak, dan buku cepat
rusak.
2.2.1.2 Sistem Layanan Tertutup
Selain sistem layanan terbuka terdapat juga sistem layanan tertutup di
perpustakaan. Menurut Rahayuningsih (2007: 94) menyatakan “Sistem tertutup
adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pengguna
mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan”.
Sedangkan Astono (2009: 4) mengemukakan bahwa:
Pelayanan tertutup adalah sistem dimana pengguna tidak diijinkan memasuki ruang koleksi, sehingga apabila pengguna membutuhkan beberapa judul buku yang dikendaki hanya dapat memilih melalui kartu buku dengan cara mencatat identitas buku yang dikehendaki tersebut untuk diberikan kepada petugas.
Kedua pendapat di atas mengemukakan bahwa sistem layanan tertutup
adalah layanan yang tidak mengijinkan pengguna mencari dan mengambil sendiri
koleksi, pengguna hanya memilih melalui kartu buku dengan mencatat identitas
Dalam usaha untuk melayani pengguna pada sistem layanan tertutup
tentunya perpustakaan akan mengalami keuntungan dan kerugian dalam
pelaksanaannya. Menurut Rahayuningsih (2007: 94) keuntungan dan kerugian
sistem layanan tertutup adalah:
1) Keuntungan:
a. Memungkinkan susunan rak dipersempit antara satu dengan lainnya sehingga menghemat ruang untuk menyimpan koleksi. b. Susunan koleksi di rak lebih teratur dan tidak mudah rusak karena
yang mengambil dan mengembalikan adalah petugas. c. Faktor kehilangan dan kerusakan koleksi bisa diperkecil. 2) Kerugian:
a. Petugas banyak mengeluarkan energi untuk melayani peminjaman. b. Prosedur peminjaman tidak bisa cepat (harus menunggu giliran
dilayani bila antrian panjang).
c. Sejumlah koleksi tidak pernah disentuh atau dipinjam.
d. Peminjaman sering tidak puas apabila koleksi yang dipinjam tidak sesuai dengan yang dikehendaki.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keuntungan dari
sistem layanan tertutup adalah koleksi akan tetap terjaga kerapiannya dan koleksi
yang hilang dapat diminimalkan. Selain keuntungan tersebut sistem tertutup juga
memiliki kerugian yaitu petugas banyak mengeluarkan energi untuk memberikan
pelayanan peminjaman kepada pengguna.
2.2.2 Jenis-Jenis Layanan
Jenis layanan yang ditawarkan oleh perpustakaan bergantung kepada
pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan tersebut oleh karena itu
kegiatan pelayanan merupakan cara mempertemukan pemakai (pembaca) dan
informasi (koleksi) yang dicari. Terdapat empat jenis layanan yang dapat
diberikan oleh perpustakaan kepada pemakai antara lain: pelayanan sirkulasi,
pelayanan referensi/ rujukan, pelayanan audiovisual, dan pelayanan terbitan
berseri.
Rahayuningsih (2007: 87-93) menyatakan bahwa jenis layanan pengguna
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Layanan locker. 2. Layanan sirkulasi. 3. Layanan referensi.
5. Layanan informasi koleksi terbaru. 6. Layanan koleksi.
a. Layanan koleksi umum/ sirkulasi. b. Layanan koleksi cadangan. c. Layanan koleksi terbitan berkala. d. Layanan koleksi digital. e. Layanan koleksi referensi.
f. Layanan koleksi khusus.
g. Layanan koleksi tugas akhir. 7. Layanan ruang baca.
8. Layanan fotokopi.
9. Layanan workstation dan multimedia. 10. Layanan lain-lain
a. Pengawasan keluar masuknya koleksi. b. Penataan koleksi
c. Layanan informasi perpustakaan d. Pendidikan pengguna e. Sosialisasi peraturan
2.2.2.1 Pelayanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi diperpustakaan mengatur peminjaman, pengembalian,
perpanjangan peminjaman, dan pemesanan bahan perpustakaan. Selain itu juga,
memberikan sanksi jika pengguna menyalahi peraturan perpustakaan dan
melakukan kegiatan lain yang terkait. Semua kegiatan itu dapat dilakukan secara
manual atau dibantu dengan komputer.
Menurut Rahayuningsih (2007: 95) bahwa “Layanan sirkulasi adalah
layanan pengguna yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian, dan
perpanjangan koleksi”. Sedangkan didalam buku Pedoman Umum
Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000: 38) dinyatakan bahwa “Layanan
sirkulasi adalah kegiatan melayani pengguna jasa perpustakaan dalam pemesanan,
peminjaman, dan pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian
administrasinya”.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan sirkulasi
adalah salah satu kegiatan pelayanan yang diberikan perpustakaan kepada
pemakai yang didalamnya terkait dengan pemesanan, peminjaman, pengembalian
Dalam pelaksanaan pelayanan sirkulasi ada lima tujuan yang ingin dicapai
antara lain:
1) Agar para pemakai mampu memanfaatkan koleksi perpustakaan secara optimal.
2) Agar mudah diketahui identitas peminjaman, buku yang dipinjam dan waktu pengembalian.
3) Untuk menjamin pengembalian pinjaman dalam waktu yang ditentukan.
4) Untuk memperoleh data kegitan pemanfaatan koleksi suatu perpustakaan
5) Untuk mengontrol jika terdapat pelanggaran. (Lasa, 2005: 213)
Semua kegiatan harus tercakup dalam peraturan perpustakaan untuk
diketahui dan dipatuhi oleh pengguna dan staf perpustakaan. Dalam buku
Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 73-74) proses layanan
sirkulasi meliputi tujuh kegiatan yaitu:
1. Meminjamkan. 2. Mengembalikan. 3. Mencatat pesanan.
4. Memperpanjang masa pinjam. 5. Menagih.
6. Memberikan sanksi.
7. Memberikan keterangan bebas/ bersih pinjaman.
Kedua pendapat di atas memiliki persamaan bahwa pelayanan sirkulasi
memiliki tujuan dan kegiatan seperti meminjamkan, mengembalikan, mencatat
pemesanan, memberikan sanksi, dan memberikan keterangan bebas pinjaman.
Selain kegiatan tersebut tujuan dari layanan sirkulasi harus mampu untuk menarik
minat para pemakai agar mau memanfaatkan koleksi perpustakaan secara optimal.
2.2.2.2 Pelayanan Referensi
Layanan referensi adalah layanan yang hanya dapat diberikan terbatas di
perpustakaan. Layanan referensi atau layanan rujukan merupakan salah satu
kegiatan yang berkaitan dengan memberikan sumber, acuan, rujukan atau
petunjuk kepada pengguna perpustakaan. Bahan pustaka yang menjadi sumber
rujukan diperpustakaan terutama adalah : kamus, ensiklopedia, almanak, direktori,
Sutarno (2006: 94) menyatakan bahwa “Layanan rujukan merupakan
kegiatan memberikan informasi kepada pengguna perpustakaan dalam bentuk
cepat atau pemberian bimbingan pemakaian sumber rujukan”.
Sedangkan (Rahayuningsih, 2007: 103-104) mengemukakan bahwa:
Layanan referensi adalah suatu kegiatan untuk membantu pengguna perpustakaan dalam menentukan informasi yaitu dengan cara menjawab
pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menentukan dan memakai koleksi referensi.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa layanan referensi
adalah kegiatan kerja yang berupa pemberian bantuan kepada pemakai
perpustakaan untuk menemukan informasi dengan cepat.
Agar pelayanan referensi dapat berjalan dengan baik, petugas referensi
perlu memahami terlebih dahulu fungsi-fungsi referensi, antara lain:
1. Fungsi pengawasan
Petugas referensi dapat mengawasi pengunjung, baik dalam hal kebutuhan informasi yang diperlukan maupun latar belakang sosial dan tingkat pendidikannya agar dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. 2. Fungsi informasi
Petugas referensi dapat memberikan informasi kepada pengunjung, yaitu memberikan jawaban terhadap pertanyaan singkat maupun penelusuran informasi yang luas dan mendetail sesuai dengan kebutuhan pemakai. Informasi ini yang terpenting dari pelayanan referensi.
3. Fungsi bimbingan
Petugas referensi harus menyediakan waktu guna memberikan bimbingan kepada pengguna perpustakaan untuk menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan. (Edo, 2008: 3-4).
Layanan rujukan yang harus diberikan oleh setiap perpustakaan meliputi
enam kegiatan antara lain:
1) Memberikan informasi yang bersifat umum.
2) Membantu menggunakan katalog dan memberikan petunjuk cara memanfaatkannya.
3) Membimbing pengguna dalam penelusuran informasi.
4) Menjelaskan cara menggunakan bahan perpustakaan rujukan.
6) Membuat jajaran vertikal yang berisi prospektus, brosur, dsb. (Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman, 2004: 86).
Petugas referensi sebaiknya memahami terlebih dahulu fungsi-fungsi
referensi sebelum melakukan kegiatannya yaitu dapat mengawasi pengunjung,
dapat memberikan informasi kepada pengunjung, harus menyediakan waktu guna
memberikan bimbingan. Oleh karena itu, petugas referensi memiliki kemampuan
berkomunikasi dengan pemakai dalam memberikan informasi karena terkadang
penyampaian pertanyaan tidak jelas.
2.2.2.3 Pelayanan Audiovisual
Perpustakaan menyediakan koleksi audiovisual sebagai informasi yang
dapat dikemas dalam bentuk Audio-Visual seperti dalam bentuk disket,
transparansi, audio-video cassette, CD- Interaktif, VCD, DVD, dan bentuk
lainnya. Koleksi audiovisual hanya bisa digunakan di area multimedia dan bersifat
tertutup (pengguna harus menghubungi petugas untuk mendapatkan pelayanan),
dan juga kemasan informasi ini merupakan kemasan yang menarik karena akan
mengajak pengguna menggunakan informasi dalam bentuk gambar dan suara.
Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 90)
mengemukakan bahwa “Pelayanan audiovisual adalah kegiatan melayankan bahan
multimedia kepada pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya
di dalam perpustakaan, misalnya film dengan proyektornya”.
Menurut pendapat di atas bahwa pelayanan audiovisual adalah layanan
bahan multimedia kepada pengguna dengan bantuan pelengkapannya di dalam
perpustakaan.
Untuk keperluan kelompok, misalnya untuk mengajar atau seminar, bahan
perpustakaan dan perlengkapannya dapat dipinjamkan ke luar gedung
perpustakaan. Dalam pelayanan audiovisual bertujuan untuk:
1. Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan rekreasi.
2. Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas perpustakaan.
3. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan. 4. Meningkatkan daya ingat pengguna melalui bahan pustaka audiovisual
disamping bahan bacaan.
Pendapat di atas mengemukakan bahwa layanan audiovisual bertujuan
melayani pengguna dengan menyediakan media khusus melalui bahan pustaka
audiovisual.
2.2.2.4 Pelayanan Terbitan Berseri
Layanan terbitan berseri dimaksudkan untuk memberikan informasi yang
terdapat dalam terbitan berseri kepada pengguna dengan mudah, cepat, dan aktual.
Untuk mencapai layanan tersebut, perpustakaan hendaknya menggunakan
sistem layanan terbuka, yaitu memberikan kesempatan pada pengguna untuk
memilih dan mengambil sendiri, misalnya majalah, jurnal, indek serta surat kabar.
Layanan terbitan berseri ada dua jenis, antara lain:
1. Layanan surat kabar dan tabloid a. Baca ditempat
Surat kabar dan tabloid setelah selesai diolah dilayankan kepada pengguna agar segera dapat dibaca.
b. Fotokopi
Informasi dalam surat kabar dan tabloid dapat difotokopi sesuai dengan keperluan pengguna.
c. Pemajangan
Pemajangan surat kabar dapat dilakukan dengan berbagai media yaitu:
1) Kotak baca
Tujuannya agar suarat kabar terjaga kebersihan dan kerapiannya serta dapat dibaca oleh banyak pengguna dalam
satu waktu.
2) Rak pajang
Tujuannya agar surat kabar yang disediakan untuk dibaca oleh pengguna tersedia dengan jumlah dan judul yang lebih
banyak/ bervariasi.
3) Tongkat penjepit surat kabar
Alat ini digunakan untuk menjepit surat kabar, sehingga surat kabar dalam satu terbitan dapat tetap terkumpul menjadi satu dan dapat langsung digunakan oleh pengguna.
d. Penarikan
Penarikan adalah aktivitas mengganti surat kabar atau tabloid yang dipajang dengan surat kabar yang baru.
2. Layanan jurnal atau majalah a. Baca ditempat
Jurnal atau majalah setelah selesai diolah dilayankan kepada pengguna agar segera dapat dibaca.
b. Fotokopi
c. Pemajangan
Untuk memudahkan pengguna menemukan jurnal atau majalah yang dibutuhkan koleksi jurnal dan majalah hendaknya disusun dengan system tertentu. Misalnya jurnal dan majalah disusun secara alfabetis menurut judul.
d. Layanan penelusuran indeks artikel jurnal atau majalah
Jurnal atau majalah hendaknya diusahakan agar sesegera mungkin dapat dimanfaatkan pengguna karena jurnal atau majalah memuat informasi terkini.
e. Penarikan jurnal atau majalah
Dilakukan bila sudah ada jurnal atau majalah terbaru yang diterima perpustakaan. (Rahayuningsih, 2007: 115-122).
Sedangkan menurut Wahyudiati (2008: 2) terdapat berbagai jenis terbitan
berseri, antara lain:
1. Surat Kabar, Harian, Koran. 2. Majalah.
3. Jurnal.
4. Terbitan Berseri. 5. Buletin.
6. Pamflet.
7. Ringkasan, Sari Karangan, Abstrak. 8. Laporan Tahunan dan Laporan Bersejarah. 9. Leaflet.
10. Brosur.
11. Warta Singkat.
Menurut kedua pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa jenis layanan
terbitan berseri adalah layanan surat kabar, tabloid, jurnal, majalah, terbitan
berseri, buletin, pamflet, ringkasan, laporan tahunan, leaflet, brosur, dan warta
singkat.
2.3 Pemasaran
2.3.1 Pengertian pemasaran
Pemasaran didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan atau jasa yang
dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik
konsumen. Pemasaran adalah suatu fungsi perusahaan yang selalu berusaha
menjawab tantangan perubahan lingkungan.
Menurut Sigit dalam Saleh (2003: 1) bahwa “Pemasaran adalah semua
pemindahan milik dari barang dan jasa serta untuk menyelenggarakan distribusi
fisiknya”.
Sedangkan menurut Sunarto (2006: 4) bahwa “Pemasaran adalah proses
sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.
Selain pendapat di atas menurut Radiosunu (2001: 2) menyatakan bahwa
“Marketing adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha memuaskan
keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran”
Ketiga pendapat di atas tentang pemasaran menyatakan bahwa pemasaran
merupakan salah satu kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui
pertukaran produk milik barang dan jasa untuk penyelenggaraan distribusi
fisiknya.
2.3.2 Tujuan, Fungsi dan Tugas Pemasaran
Tujuan pemasaran adalah untuk menarik minat pelanggan produk, jasa
yang ditawarkan, merubah pandangan organisasi dan produk/ jasa yang tersedia di
dalamnya, dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada.
Menurut Sunarto (2006: 4) bahwa:
Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjadi dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Semua yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu.
Sedangkan menurut Sastradipoera (2003: 10-11) terdapat delapan tujuan
pemasaran antara lain:
1) Untuk mencapai jumlah penjualan (sales volume) yang paling tepat sehingga terjadi hubungan arus barang atau jasa yang lancer antara manajemen produksi dan manajemen marketing.
2) Untuk meraih pangsa pasar (market share), yaitu ukuran relatif bagian yang diperoleh suatu perusahaan atau merk dagang dari pasar keseluruhan yang ada pada suatu waktu tertentu, dengan cara yang paling efisien dan efektif.
4) Untuk melakukan penetrasi pasar (market penetration), yaitu suatu upaya marketing agar meraih penjualan yang lebih banyak pada proses produk yang sedang berlangsung melalui kebijakan marketing yang lebih agresif, khususnya jika berhadapan dengan persaingan.
5) Untuk mendapatkan rentabilitas (profitability) yang rasional, yang merupakan peluang untuk memperoleh laba dalam jangka waktu tertentu di waktu yang akan datang, atau hasil atas investasi (return on investment, ROI) yang layak, yang merupakan hubungan antara pendapatan yang diperoleh dan investasi yang dilaksanakan.
6) Untuk meraih citra dan reputasi perusahaan (company image and reputation) yang baik yang menjadi “muhibah” (goodwill) bagi perusahaan tersebut.
7) Untuk melaksanakan pertanggung jawaban sosial (social responsibility) sebagai suatu entitas dalam sistem sosial yang menyeluruh.
8) Untuk mencari inovasi-inovasi baru (new innovation) agar dapat menciptakan produk baru.
Kedua pendapat di atas mengemukakan bahwa tujuan pemasaran adalah
mengetahui dan memahami pelanggan, mencapai jumlah penjualan, meraih
pangsa pasar, menaikkan tingkat pertumbuhan penjualan yang stabil dan dinamis,
melakukan penetrasi pasar, mendapatkan rentabilitas yang rasional, meraih citra
dan reputasi perusahaan, melaksanakan pertanggung jawaban sosial, dan mencari
inovasi-inovasi baru.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas maka pemasaran harus dapat
melaksakan fungsinya dengan baik. Fungsi pemasaran menurut Kotler (1996: 47)
berorientasi kepada empat hal yaitu:
1) Orientasi produk yaitu menekankan bahwa tugas utama suatu organisasi adalah membuat yang menurutnya akan diterima oleh masyarakat.
2) Orientasi produksi yaitu menekankan bahwa tugas utama suatu organisasi adalah mengejar efisiensi produksi dan distribusi.
3) Orientasi penjualan yaitu menekankan bahwa tugas utama dari organisasi adalah menumbuhkan ketertarikan pelanggan potensial
terhadap produk dan jasa yang ada dalam organisasi.
4) Orientasi pelanggan yaitu menekankan bahwa tugas utama dari organisasi adalah menetapkan persepsi kebutuhan dan keinginan pasar yang dituju dan memberi mereka kepuasan melalui desain komunikasi penetapan harga dan pengiriman penawaran yang sesuai dan
kompetitif yang dapat dicapai.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi pemasaran berorientasi
Setelah mengetahui tentang konsep pemasaran maka dapat diketahui
bahwa perumusan konsep pemasaran memberikan arah pedoman dasar bagi
keseluruhan kegiatan pemasaran. Selanjutnya adapun tugas pemasaran menurut
Gitosudarmo (2000: 108) adalah:
“1. Perencanaan terhadap kegiatan pemasaran.
2. Mengingatkan pelaksanaan kegiatan pemasaran.
3. Pengendalian kegiatan pemasaran”.
Sedangkan Irawan (1996: 4-6) mengemukakan ada lima tugas pemasaran
antara lain:
1. Meningkatkan kepuasan konsumen
Memberikan kepuasan kepada konsumen merupakan tujuan dari setiap jenis usaha. Hal ini karena konsumen akan memberikan bisnis berulang kepada perusahaan dan menjadi saluran yang efektif bagi perusahaan. Untuk itu perusahaan harus selalu berusaha meningkatkan kualitas, pelayanan, dan pelanggan.
2. Menciptakan permintaan
Menciptakan permintaan dapat dilakukan dengan cara menciptakan keinginan. Keinginan diciptakan dengan cara menciptakan perbedaan citra diri sebenarnya dengan citra diri ideal dan yang normatif dengan yang informatif.
3. Meningkatkan permintaan
Ada dua cara untuk meningkatkan permintaan sebagai berikut: a) Dengan harga yang sama permintaan bertambah.
b) Dengan kuantitas yang sama tapi harganya naik. 2. Menjadikan permintaan inelastis
Permintaan Inelastis artinya perubahan harga relatif tidak akan berpengaruh terhadap perubahan kuantitas yang diminta. Hal ini terjadi apabila konsumen puas.
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan
Kebutuhan dan keinginan konsumen selalu berubah. Hal ini disebabkan karena perubahan lingkungan.
Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas pemasaran
adalah memikirkan konsumen dan menjadi penunjuk jalan bagi perusahaan dalam
meningkatkan kepuasan konsumen yang tepat, bagi para calon konsumen yang
2.4 Komunikasi
2.4.1 Pengertian Komunikasi
Dalam proses interaksi antara individu yang satu dengan yang lainnya
terjadi komunikasi dalam rangka penyampaian informasi. Menurut Oteng Sutisna
dalam Kartono (2008: 3) “Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide,
penjelasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain, atau dari kelompok ke
kelompok”.
Sedangkan menurut Lamb (2001: 149) bahwa “Komunikasi adalah proses
dimana kita melakukan pertukaran dan berbagi arti melalui sekumpulan simbol”.
Selain pendapat di atas Selnes dalam Laksana (2008: 133) menyatakan
bahwa:
Communication is the exchange of information between supplier and customer several studies suggest that the exchange of information is an important part of both traditional industrial selling and relationship marketing. Pendapat tersebut dapat diartikan, komunikasi merupakan pertukaran informasi antara pembeli dan penjual, pertukaran informasi sangat penting bagi peningkatan hubungan pemasaran, hal ini karena informasi akan memberikan kesadaran dan pengertian diantara pembeli dan penjual, yang pada akhirnya akan memberikan kepuasan dan hubungan saling menguntungkan.
Ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
setiap hubungan antara orang-orang atau kelompok-kelompok, terjadinya
komunikasi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan, baik itu dalam bentuk
informasi atau berita maupun yang sifatnya berkaitan dengan pribadi dalam
mengutarakan perasaan pribadi, gagasan, dan ide kepada orang lain.
2.4.2 Tujuan dan Fungsi Komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang sangat pokok dalam membina hubungan
orang-orang, begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya
ada tujuan yang ingin dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Maman Ukas dalam
Kartono (2008: 3) mengemukakan tujuan komunikasi sebagai berikut:
1. Menetapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha. 2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.
Sedangkan menurut Candra (2006: 6-7) menyatakan bahwa:
Tujuan komunikasi adalah untuk membangun/ menciptakan pemahamam atau pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti bukan berarti harus menyetujui tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap, pendapat, perilaku atau pun perubahan secara sosial.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, jelaslah bahwa tujuan komunikasi
adalah mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan dan saling memahami
sehingga dengan komunikasi terjadi perubahan sikap, perilaku, atau pun
perubahan secara sosial.
Sesuai dengan tujuan komunikasi di atas, maka dalam suatu organisasi
komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Sebagaimana dikemukakan Lasswell
dalam Yusup (2009: 197) mengusulkan tiga fungsi dari komunikasi, yakni:
1. Menyediakan informasi tentang lingkungan yang menurut istilah Lasswell disebut dengan surveillance (pengamatan).
2. Menyajikan opsi untuk memecahkan masalah yang disebut dengan correlation.
3. Sosialisasi dan pendidikan yang merujuk kepada transmisi.
Sedangkan menurut Shakuntala (2003: 20-21) fungsi komunikasi dapat
dilihat dari uraian sebagai berikut:
1) Hidup pribadi, melalui komunikasi dapat:
a. Mengungkapkan perasaan dan gagasan – komunikasi dapat menjadi alat katarsis untuk melepaskan beban mental dan psikologis sehingga kita mendapatkan keseimbangan hidup kembali.
b. Menjelaskan perasaan, isi pikiran, dan perilaku kita sendiri.
c. Semakin mengenal diri – dengan komunikasi kita mengenal isi hati, pikiran dan perilaku kita, dan mendapat umpan balik dari rekan komunikasi kita tentang emosi, pikiran, kehendak, cita-cita, dan perilaku kita.
2) Hubungan dengan orang lain, melalui komunikasi dapat:
a. Mengenal orang lain karena melalui komunikasi orang lain mengungkapkan diri kepada kita.
b. Menjalin perkenalan, pertemanan, dan persahabatan dengan orang lain
c. Membahas masalah, bertukar pikiran, dan membuat rencana kegiatan bersama orang lain.
e. Saling membantu mengubah sikap dan perilaku hidup bersama orang lain.
3) Di tempat kerja, melalui komunikasi dapat:
a. Menjalin hubungan baik dengan rekan kerja di tempat kerja. b. Membangun kerja sama dan sinergi dengan rekan kerja.
c. Memberitahu tentang kerja dan mengarahkan kerja itu sesuai dengan tujuan.
d. Mengatasi perbedaan pendapat, ketegangan, dan konflik. 4) Dalam masyarakat, melalui komunikasi dapat:
a. Mempersatukan masyarakat.
b. Mengatasi masalah bersama dalam masyarakat. c. Membuat usaha untuk kemajuan masyarakat. d. Mengusahakan kesejahteraan masyarakat.
Selain kedua pendapat di atas Gusnizar (2007: 2) mengemukakan bahwa
fungsi komunikasi dalam kegiatan sehari-hari, antara lain:
1. Mengungkapkan buah pikiran seseorang, misalnya: pendapat, argumentasi.
2. Membangkitkan minat mendengar dan membaca, misalnya: seorang guru memberi tugas kepada siswanya, maka siswa mencari dan mengerjakan tugas tersebut.
3. Alat hubungan kemanusiaan (human relation) yang baik, misalnya: dengan komunikasi orang dapat menceritakan keinginannya atau kebutuhannya.
4. Mempelajari sifat-sifat manusia, misalnya: dengan berkomunikasi Anda dapat mengetahui budaya, adat istiadat, bahasa maupun agama. 5. Memperlancar kerja sama antar manusia dan lingkungannya, misalnya:
dengan komunikasi Anda dapat saling tolong menolong dan sebagainya.
6. Mempermudah memahami berita atau informasi, misalnya: dengan komunikasi orang mudah mengerti dan mau menerima segala persoalan yang sedang dihadapi.
Ketiga pendapat di atas dapat diuraikan bahwa fungsi komunikasi adalah
menyediakan informasi, alat hubungan kemanusiaan yang baik, dan fungsi yang
saling berhubungan yakni hidup pribadi, hubungan dengan orang lain, di tempat
kerja dan dalam masyarakat.
2.4.3 Jenis Media Komunikasi
Setelah memilih media yang sesuai, selanjutnya menggunakan jenis media
tersebut dalam berkomunikasi. Menurut Gusnizar (2007: 1) adapun jenis-jenis
1) Komunikasi secara perorangan, yaitu:
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan komunikasi secara perseorangan atau secara individual dengan orang lain. Komunikasi demikian ini sering disebut komunikasi tatap muka langsung, disebut juga kontak pribadi, sehingga disebut komunikasi antar pribadi (interpersonal communication). Kelebihan dari komunikasi ini, antara lain komunikasi langsung sampai dan dimengerti, karena bila tidak dimengerti dapat langsung ditanyakan, karena pemberi pesan/ berita ada dihadapan anda.
2) Komunikasi secara berkelompok, yaitu:
Komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang yang jumlahnya relatif banyak. Kelebihan dari komunikasi ini, antara lain berita/ pesan yang disampaikan diberikan sekali untuk beberapa orang, sehingga penyampaian berita/ pesan tidak memakan waktu panjang/ banyak.
Sedangkan menurut Baskoro (2009: 3) jenis-jenis media komunikasi
adalah sebagai berikut:
a. Media komunikasi berupa audio yaitu: alat yang dapat didengar, ditangkap melalui alat pendengaran.
Contoh: radio, tape recorder, telepon.
b. Media komunikasi berupa visual yaitu: alat yang dapat dilihat/ ditangkap melalui alat penglihatan.
Media visual terdiri atas:
1) Media cetak yaitu: media komunikasi berupa surat kabar, majalah, termasuk house Journal. House journal adalah penerbitan untuk kalangan sendiri/ terbatas (hush-hush publication), seperti bulletin, majalah dinding, newsletter (majalah yang berisikan intisari berita, ukurannya bisa lebih kecil atau sama dengan majalah umumnya, hanya jumlah halamannya sedikit).
2) Media luar ruang yaitu: media komunikasi dengan menggunakan spanduk, papan reklame/ billboard, neon sign (menggunakan neon/ lampu), baliho (poster raksasa).
3) Media komunikasi berupa audio-visual yaitu: alat yang dapat didengar dan dilihat.
Contoh: broadcasting, seperti televisi, video bersuara (VCD, DVD,CD) film bersuara, wawancara tatap muka, pertemuan, kunjungan. Special event yaitu kegiatan-kegiatan khusus, misalnya menyelenggarakan acara ulang tahun, acara perkawinan.
Selain pendapat di atas Bastaman (8-9) mengemukakan bahwa terdapat
empat jenis media komunikasi yang umum untuk melakukan komunikasi,
1) Tatap muka langsung, yaitu:
Pengirim melakukan komunikasi secara langsung kepada penerima dengan tatap muka. rapat, pertemuan, obrolan antara dua orang atau lebih secara langsung merupakan contoh-contoh jenis media komunikasi tatap muka langsung.
2) Komunikasi melalui media elektronik, yaitu:
Pengirim menggunakan media elektronik seperti fax, voicemail, video, telepon, komputer untuk melakukan komunikasinya.
3) Komunikasi tertulis – pribadi, yaitu:
Bentuk umum komunikasi tertulis pribadi adalah surat pribadi, atau bisa juga berupa pesan tertulis lainnya.
4) Komunikasi tertulis – bukan pribadi, yaitu:
Untuk komunikasi non-personal atau komunikasi resmi yang digunakan organisasi, komunikasi tertulis dapat berupa surat, memo, laporan, proposal dan bentuk-bentuk komunikasi tertulis lainnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan jenis media komunikasi yaitu media
yang digunakan untuk komunikasi secara perorangan/ tatap muka langsung dan
komunikasi secara berkelompok. Media komunikasi berupa audio dan visual.
Berkomunikasi melalui media elektronik dan komunikasi pesan tertulis pribadi
dan bukan pribadi.
2.4.3.1 Media Komunikasi
Penggunaan dan pemilihan media komunikasi di dalam berkomunikasi
harus sesuai atau tepat, sehingga dapat dirasakan penyampaian informasi lebih
efektif. Media komunikasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mempermudah
penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain untuk mencapai tujuan
tertentu.
Menurut Suranto dalam Awondatu (2008: 7) bahwa “Media komunikasi
adalah semua sarana yang dipergunakan untuk memproduksi, mereproduksi,
mendistribusikan atau menyebarkan dan menyampaikan informasi”. Dengan
adanya media komunikasi baik media lisan dan tulisan, arus informasi pesan yang
diberikan dapat diterima oleh panerima pesan dengan mudah.
Adapun media komunikasi yang dapat digunakan dalam komunikasi dapat
dibedakan ke dalam dua kelompok menurut pendapat Widjaja (1993: 76-77)
yakni:
2. Surat kabar
3. Booklets dan pamphlets 4. Pedoman
5. Surat-surat dan Bulletin
6. Papan pengumuman, poster, dan reklame 7. Iklan dan sebagainya.
2) Media lisan (The spoken word) meliputi: 1. Rapat-rapat
2. Pertemuan-pertemuan
3. konferensi-konferensi dan sebagainya.
Pendapat lain Achmad (4) mengemukakan bahwa:
3) Media Elektronik termasuk didalamnya adalah: 1. Radio
2. Televisi 3. Internet
Selanjutnya media komunikasi tersebut akan di bahas satu persatu :
2.4.3.1.1 Media Cetak (The Printed Word)
Media cetak disebut “printed page” adalah meliputi segala barang yang
dicetak, yang ditujukan untuk umum atau untuk suatu publik tertentu. Media cetak
termasuk didalamnya barang-barang tercetak, gambar-gambar atau
lukisan-lukisan yang dalam kehidupan sehari-hari kita kenal misalnya buku, pamphlet,
surat kabar, brosur, majalah dan lain-lain.
Menurut Adji (2007: 1) bahwa “Media cetak merupakan suatu media yang
bersifat statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari
lembaran kertas dengan sejumlah kata, gambar, atau foto dengan tata warna dan
halaman putih”.
Sedangkan menurut Rumanti (2002: 154) bahwa “Media cetak adalah
sarana media yang dicetak dan di terbitkan rutin atau berkala”.
Jadi, media cetak merupakan media yang mengutamakan pesan visual dan
rekaman peristiwa yang ditangkap dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar,
foto, dan sebagainya yang diterbitkan secara berkala.
Sehubungan dengan hal di atas Shakuntala (2003: 16) mengemukakan
bahwa ada keuntungan menggunakan media cetak antara lain:
2. Memberi waktu untuk dipelajari isinya, cara penyusunannya, dan rumusan kata-katanya.
Dari pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa keuntungan dari media
cetak adalah ada catatan sehingga data dan informasi tetap utuh dan memberi
waktu untuk dipelajari isinya.
2.4.3.1.1.1 Majalah
Majalah adalah segala jenis penerbitan berkala yang memuat informasi
padat tentang berbagai hal yang diperlukan oleh pihak yang berkepentingan.
Majalah adalah terbitan berkala tentang berbagai liputan jurnalistik.
Menurut Dominick dalam Phyrman (2009: 3) klasifikasi majalah dibagi
kedalam lima kategori utama, yakni:
1. General consumer magazine (majalah konsumen umum), 2. Business publication (majalah bisnis),
3. Literacy reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah),
4. Newsletter (majalah khusus terbitan berkala), 5. Public relations magazines (majalah humas).
Sedangkan menurut Yusup (2009: 443) berikut ini klasifikasi dan contoh
majalah atau jenis berkala, antara lain:
1) Majalah umum Contoh:
Intisari. 1973 sampai sekarang. Bulanan untuk umum. Tempo. 1985 sampai sekarang. Mingguan berita. 2) Majalah khusus/ profesi
Contoh:
Majalah ilmiah. 1992 sampai sekarang. Tengah tahunan. (Jenis majalah ilmiah ini tidak dibatasi bidang kajiannya).
Jurnal teknologi. 1980 sampai sekarang.
Majalah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 1980 sampai sekarang.
Kedua pendapat di atas menyatakan bahwa majalah dapat dibagi/
diklasifikasi kedalam kategori utama yaitu: majalah konsumen umum, majalah
bisnis, kritik sastra dan majalah ilmiah, majalah khusus/ profesi terbitan berkala,
Sebagai media komunikasi majalah mempunyai kekuatan dan kelemahan.
Menurut Rumanti (2002: 126-127) menyatakan bahwa kekuatan dan kelemahan
dari majalah antara lain:
1) Kekuatan majalah:
1. Publik sasaran, majalah dapat menjangkau segmen pasar tertentu yang terspesialisasi.
Contoh: Majalah kartini, majalah wanita, berita dan artikel yang dimuatnya adalah yang dibutuhkan oleh kaum wanita atau berhubungan dengan dunia wanita, seperti: mode busana tahun 1998 dan seterusnya. Majalah warta ekonomi, berita yang dimuatnya adalah berita mengenai bisnis dan ekonomi, seperti: perkembangan bank-bank di Indonesia, perusahaan-perusahaan dengan kemajuannya, dan sebagainya.
2. Long life span, memiliki usia edar lebih panjang.
3. Kualitas visual, lebih menarik karena kertas maupun cetakkannya berkualitas, terutama beritanya.
4. Promosi penjualan, sebagai media yang efektif untuk menyiarkan pesan iklan, cenderung ke promosi penjualan, seperti kupon, contoh produk, kartu-kartu petunjuk.
2) Kelemahan majalah: 1. Biaya tinggi
Karena majalah pada umumnya menggunakan kertas kualitas baik dan eksemplar terbatas, ini menyebabkan biaya produksi lebih tinggi.
2. Distribusi
Banyak majalah yang peredarannya lambat sehingga hanya menumpuk di toko-toko. Hal ini terjadi jika suatu majalah tidak memiliki jaringan distribusi yang tepat. Khusus untuk daerah-daerah pedalaman harga bisa bertambah mahal karena biaya pengiriman yang tinggi.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa kekuatan dari
majalah adalah majalah dapat menjangkau segmen pasar tertentu yang
terspesialisasi, usia edar lebih panjang, dan cetakannya berkualitas. Dan
kelemahannya adalah biaya produksi lebih tinggi dan biaya pengiriman yang
tinggi.
2.4.3.1.1.2 Surat Kabar
Surat kabar bertujuan untuk mempromosikan organisasi dalam rangka
untuk menciptakan citra yang baik dari publiknya. Menurut Rumanti (2002: 154)
bahwa “Surat kabar adalah lembaran-lembaran kertas bertuliskan kabar atau
Sedangkan menurut Ajick (2008: 1) bahwa:
Surat kabar, harian, koran merupakan terbitan yang berupa lembaran-lembaran yang diterbitkan setiap hari, berisi berita, pengumuman, laporan, pemikiran yang aktual, atau hal-hal yang perlu diketahui masyarakat secara cepat.
Jadi, surat kabar adalah salah satu media yang berisi kabar berita,
pengumuman, laporan, pemikiran yang aktual, atau hal-hal yang perlu diketahui
masyarakat secara cepat yang terbit setiap hari.
Menurut Agee dalam Phyrman (2009: 1) surat kabar memiliki tiga fungsi
utama dan fungsi sekunder adalah:
1) Fungsi utama media surat kabar adalah:
1. To inform (menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia),
2. To comment (mengomentari berita yang disampaikan dan
mengembangkannya ke dalam fokus berita),
3. To provide (menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan di media).
2) Fungsi sekunder media surat kabar adalah:
1. Untuk mengkampanyekan proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang diperlukan sekali untuk membantu kondisi-kondisi tertentu,
2. Memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun dan cerita-cerita khusus,
3. Melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi utama media surat
kabar adalah menginformasikan, mengomentari, dan menyediakan. Dan fungsi
sekunder media surat kabar adalah mengkampanyekan, memberikan hiburan, dan
melayani pembaca.
Surat kabar dibaca segala lapisan masyarakat sampai mereka yang hanya
lulus kursus buta huruf sekalipun. Menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah ditangkap. Beberapa pedoman yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan bahasa surat kabar antara lain:
1) Meskipun sederhana harus tetap teratur dan mudah dipahami. 2) Tidak menggunakan bahasa yang muluk-muluk.
4) Hindari kata-kata salah. Tiap perkataan yang dipahami harus benar dan tepat pengggunaannya.
5) Susunan bahasa harus hidup agar menarik perhatian. Gaya bahasa harus baik dan menyenangkan, wajar, dan tidak dibuat-buat.
(Rumanti, 2002: 132).
Menurut Phyrman (2009: 3) surat kabar dapat di kategorisasikan, sebagai
berikut:
1. Dilihat dari ruang lingkupnya: surat kabar nasional, regional, dan lokal.
2. Ditinjau dari bentuknya : ada surat kabar biasa dan tabloid.
3. Dilihat dari bahasa yang digunakan: ada surat kabar berbahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Daerah.
Kedua pendapat di atas dapat diuraikan bahwa pedoman dalam
menggunakan bahasa surat kabar yaitu haruslah jelas susunan bahasanya sehingga
dapat dipahami pembaca yang berkemampuan membaca paling minim. Dan
kategorisasi pada surat kabar yaitu dapat dilihat dari ruang lingkupnya, bentuknya,
dan bahasa yang digunakan.
Rumanti (2002: 125) menyatakan bahwa kekuatan dan kelemahan dari
surat kabar antara lain:
1) Kekuatan surat kabar:
1. Market coverage, surat kabar dapat menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai cakupan pasarnya (lokal, regional, nasional). 2. Catalog value (comparleon shopping), menyangkut kebiasaan
konsumen membawa surat kabar sebagai referensi untuk memilih suatu barang.
3. Positive consumer attitudes, konsumen memandang surat kabar memuat hal-hal yang aktual yang perlu segera diketahui oleh banyak pembacanya.
4. Mengutamakan pesan-pesan yang bersifat visual, berita-berita tertulis, gambar-gambar, foto dengan warna dan tata letak yang khusus.
2) Kelemahan surat kabar:
1. Short life span, sekalipun jangkauannya bersifat massal, surat kabar dibaca orang dalam waktu singkat dan biasanya hanya sekali dibaca, selain itu surat kabar juga cepat basi.
2. Clutter, isi yang dipaksakan di halaman surat kabar yang tidak punya manajemen redaksi dan tata letak yang baik bisa mengacaukan mata dan daya serap membaca.
3. Limited coverage of certain groups, sekalipun surat kabar
Pendapat di atas menyatakan bahwa kekuatan dari surat kabar yaitu surat
kabar dapat menjangkau daerah perkotaan, surat kabar sebagai referensi untuk
memilih suatu barang, dan pesan yang bersifat visual. Dan kelemahannya yaitu
surat kabar cepat basi, tidak punya manajemen redaksi dan tata letak yang baik,
dan beberapa kelompok pasar tertentu tetap tidak dapat dilayani dengan baik
2.4.3.1.1.3 Booklets dan pamphlets
Booklets adalah isinya lebih tebal dan juga isinya dapat memberikan
informasi secara detail tentang perusahaan atau organisasi.
Menurut Wibowo (2000: 3) menyatakan bahwa:
Booklets merupakan barang cetakan yang berisikan gambar dan tulisan (lebih dominan) yang berupa buku kecil setebal 10-25 halaman, dan paling banyak 50 halaman. Booklet ini dimaksudkan untuk mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan sasaran tetapi pada tahapan menilai, mencoba dan menerapkan.
Sedangkan menurut Arimurti (2008: 1) bahwa “Booklet merupakan salah
satu media yang sering digunakan oleh suatu perusahaan atau lembaga untuk
mempresentasikan tentang sebuah produk, profil, laporan, dsb”.
Jadi, booklets adalah media cetakan berupa buku kecil setebal 10-25 atau
50 halaman paling banyak dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi
pengetahuan dan keterampilan, mempresentasikan tentang sebuah produk, profil,
dan laporan.
Pamphlet disebut juga dengan surat sebaran. Pamflet adalah salah satu
media komunikasi atau publisitas yang berupa selebaran. Selebaran ini dapat pula
berbentuk lipatan.
Menurut Yusup (2009: 443) bahwa “Pamflet yaitu sejenis media cetak
yang biasanya memuat berita atau informasi lain yang perlu diketahui oleh
masyarakat tentang keadaan seseorang atau badan yang menerbitkan selebaran
ini”.
Pendapat lain tentang pamphlet dikemukakan oleh Wibowo (2000: 3)
bahwa: