• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Pelayanan Pengguna Perpustakaan Bank Indonesia Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kinerja Pelayanan Pengguna Perpustakaan Bank Indonesia Medan"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA PELAYANAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN BANK INDONESIA MEDAN

KERTAS KARYA

DISUSUN

O L E H

FARIDAWATI DAMANIK

082201038

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI D-3 PERPUSTAKAAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : Kinerja Pelayanan Pengguna Perpustakaan Bank Indonesia Medan

Oleh : Faridawati Damanik

NIM : 082201038

PROGRAM STUDI DIII PERPUSTAKAAN

Ketua Jurusan : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd

NIP : 19570407 198603 2 001

Tanda Tangan :

Tanggal :

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Kertas Karya : Kinerja Pelayanan Pengguna Perpustakaan Bank Indonesia Medan

Oleh : Faridawati Damanik

NIM : 082201038

Dosen Pembimbing : Dra. Zurni Zahara Samosir M.Si

NIP : 19560716 197903 2 002

Tanda Tangan :

Tanggal :

Dosen Pembaca : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd

NIP : 19570407 198603 2 001

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat, anugerah dan kasih setia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. Kertas karya ini berjudul “KINERJA PELAYANAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN BANK INDONESIA MEDAN’’.

Kertas karya ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk kelulusan pendidikan di Program Studi D-3 Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Penulisan kertas karya ini banyak memperoleh dorongan, petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu sebagai rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Ketua Program Studi D-3 Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan juga selaku dosen pembaca penulis yang telah memberikan arahan dalam penulisan kertas karya ini. 3. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sampai kertas karya ini selesai.

4. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos, selaku dosen wali penulis yang telah memberikan pengarahan selama penulis mengikuti kegiatan akademik.

5. Seluruh Staf Pengajar beserta administrasi Program Studi D-3 Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik penulis selama masa perkuliahan serta membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

6. Bapak Indra yuheri, SH, selaku Pengawas Bank Madya Senior di Kantor Bank Indonesia Medan.

7. Ibu Romila Ana selaku kepala perpustakaan Bank Indonesia Medan, yang telah banyak membantu penulis untuk memperoleh data, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

(5)

9. Sahabat terdekatku Debora, Nur’aini, Sri ulina, terimakasih atas semangat, doa, suka duka, dan kebahagiaan yang kalian berikan selama tiga tahun di jurusan ini, semoga hari hari indah bersama kalian bisa abadi untuk selamanya. Tanpa kehadiran kalian penulis tidak akan bisa apa apa. Bagiku “Persahabatan adalah segalanya”.

10. Seluruh teman – temanku stambuk 2008 Program Studi D-III Perpustakaan yang telah banyak memberikan dorongan, pengertian,dan inspirasi bagi penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini. Akhir kata , semoga nantinya kertas karya yang jauh dari kata sempurna ini dapat berguna dan bermammfaat bagi yang membutuhkannya.

Medan, Juni 2011

Penulis

Faridawati Damanik

NIM: 082201038

(6)

LEMBAR PERSEMBAHANKU

Dengan kasih dan anugerah-Nya telah kulewati kini, walaupun berbagai rasa namun langkahku

tetap karena bagiku Tuhan adalah penolongku sepanjang masa dan aku tahu “Sebab bagi Allah

tidak ada yang mustahil

( Lukas 1 : 37 )

Jika ingin kaya dan bahagia… …

Berilah apa yang orang tua kita inginkan namun tak terkatakan olehnya

Bila ingin bahagia dan senang… …

Santunlah pada orang tua kita dengan bahasa lembut, sopan dan hormat

Kalau ingin senang dan tentram… …

Intailah orang orang yang dicintai orang tua kita

Apabila ingin tentran dan damai… …

Berdoalah selalu kebahagiaan dunia akhirat bagi mereka

Tak berhak orang lain kita bahagiakan, sebelum kita bahagiakan orang tua kita… …

Tak pantas kita beri penghormatan lebih pada yang lain, sebelum kita hormati orang tua

kita dengan semestinya… …

Kertas Karya ini Kupersembahkan untuk kedua orang tua ku:

Ayahanda B. Damanik

Ibunda L. Saragih

Saudaraku tercinta : 1. Ramson Damanik

2. Jeppi Damanik

3. Mariani Panjaitan

Ananda

(7)

DAFTAR ISI

1.4 Metode Pengumpulan Data………...3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA……….……...4

2.1 Pengertian Perpustakaan Khusus………...4

2.1.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus………5

2.1.2 Tugas Perpustakaan Khusus……….6

2.1.3 Koleksi Perpustakaan Khusus………. ..…………...7

2.1.4 Ciri Perpustakaan Khusus Pada Institusi………..8

2.1.5 Pengelolaan Perpustakaan Khusus……….10

2.2 Pelayanan Pengguna………10

2.2.1 Pengertian Pelayanan Pengguna……….11

2.2.2 Tujuan Pelayanan Pengguna………...12

2.2.3 Fungsi Pelayanan Pengguna………...12

2.2.4 Sistem Pelayanan Pengguna………...13

2.2.4.1 Sistem Pelayanan Terbuka………...13

2.2.4.2 Sistem Pelayanan Tertutup……….14

(8)

BAB III : KINERJA PELAYANAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN BANK INDONESIA

MEDAN………....…...26

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Bank Indonesia Medan………....26

3.2 Tujuan Perpustakaan Bank Indonesia Medan………...…...27

3.3 Fungsi Perpustakaan Bank Indonesia Medan………..28

3.4 Jam Buka Perpustakaan………...…29

3.5 Struktur Organisasi………..29

3.6 Peraturan dan Tata Tertib Perpustakaan………...30

3.7 Pengguna Perpustakaan………...…....31

3.8 Koleksi………...31

3.9 Sistem Pelayanan Perpustakaan………...…34

3.10 Pelayanan Pengguna………..34

3.10.1 Pelayanan Sirkulasi………...34

3.10.2 Pelayanan Referens………...39

3.10.3 Koleksi Referensi………...……….…...….40

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN……….……...42

4.1 Kesimpulan………...42

4.2 Saran……….42

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perpustakaan digunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, kasanah budaya bangsa dan berbagai layanan jasa telah ada sejak zaman dahulu. Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi. Perkembangan tersebut juga membawa dampak kepada pengelompokan perpustakaan berdasarkan pola pola kehidupan, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi. Istilah istilah perpustakaan berkembang menjadi sangat luas namun cenderung mempunyai sebuah sfesifikasi tertentu.

Dilihat dari perkembangan teknologi informasi perpustakaan berkembang dari perpustakaan tradisional, semi tradisional, perpustakaan elektronik, perpustakaan digital hingga perpustakaan virtual. Kemudian dilihat dari pola kehidupan masyarakat perpustakaan berkembang mulai dari perpustakaan desa, perpustakaan mesjid, perpustakaan pribadi, perpustakaan keliling, serta taman bacaan masyarakat. Kemudian juga dilihat dari perkembangan kebutuhan dan pengetahuan sekarang ini banyak bermunculan istilah perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan anak-anak, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan perusahan dan lain sebagainya.

Namun dari sekian banyak istilah dan jenis perpustakaan tersebut, sebenarnya berdasarkan sifat dan golongan besar perpustakaan secara umum terbagi dalam sebuah bentuk perpustakaan khusus dan perpustakaan umum. Dimana dari kedua perpustakaan tersebut berkembang istilah lain yang disesuaikan dengan cara pengelolaan, pengguna, tujuan teknologi yang digunakan, pengetahuan yang dikemas, serta tujuan perpustakaan didirikan.

(10)

Layanan perpustakaan khusus harus dapat memberikan nilai lebih kepada pengguna dan organisasi/ badan induk yang membawahinya. Untuk itu pengelola perpustakaan perlu selalu memberikan alternatif - alternatif dalam penyampaian informasi kepada pengguna. Aspek layanan menjadi penting untuk diperhatikan karena tuntutan kebutuhan penyajian informasi yang cepat dan tepat.

Pelayanan yang umum diberikan kepada pengguna perpustakaan adalah pelayanan sirkulasi Pelayanan sirkulasi merupakan rangakaian kegiatan perpustakaan yang berkaiatan dengan peminjaman maupun pengembalian bahan pustaka. Selain pelayanan sirkulasi jenis pelayanan pengguna sangat penting untuk proses kegiatan di perpustakaan adalah pelayanan referensi. Pelayanan referensi merupakan jenis pelayanan perpustakaan yang memberikan bantuan kepada pengguna secara perorangan untuk mendapatkan dan menggunakan sumber informasi dan koleksi perpustakaan untuk keperluan tertentu.

Berkaitan dengan uraian diatas maka yang menjadi pokok pembahasan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah bagaimana kegiatan pelayanan pengguna pada perpustakaan Bank Indonesia Medan.Untuk itu penulis mengangkat judul “KINERJA PELAYANAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN BANK INDONESIA MEDAN”.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah

1. Untuk mengetahui gambaran kegiatan kerja pelayanan pengguna Perpustakaan Bank Indonesia Medan.

2 Untuk mengetahui kendala pada Perpustakaan Bank Indonesia Medan dalam melakukan kegiatan pelayanan pengguna.

1.3 Ruang Lingkup

(11)

keanggotaan, peminjaman, pengembalian, perpanjangan, penagihan dan juga pelayanan referensi.

1.4. Metode Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data serta informasi yang sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah:

1. Tinjauan Kepustakaan (Library Research)

Data diperoleh dari bahan pustaka seperti buku, majalah, jurnal yang berkaitan dengan masalah yang dibahas

2. Observasi Lapangan (Field Research)

Data diperoleh dari hasil pengamatan langsung keperpustakaan serta mengadakan wawancara dengan pustakawan Bank Indonesia

3. Wawancara

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Perpustakaan Khusus

Keberadaan perpustakaan khusus dewasa ini masih menjadi tanda tanya besar bagi kalangan awam, apakah memberikan kontribusi bagi kemajuan institusi penyelenggara atau tidak. Karena masyarakat masih menganggap bahwa perpustakaan hanya dijadikan sebagai sarana penyimpanan informasi yang tidak memiliki nilai tambah.

Pengetahuan dan teknologi informasi perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu dalam menyesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi. Perkembangan tersebut juga membawa dampak kepada pengelompokkan perpustakaan berdasarkan pola-pola kehidupan, kebutuhan bagi masyarakat. Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka dilingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan, rumah ibadah, dan organisasi lain. Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang didirikan untuk mendukung visi dan misi lembaga-lembaga khusus dan berfungsi sebagai pusat informasi khusus terutama berhubungan dengan penelitian dan pengembangan.

2.1.1. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus

Tujuan perpustakaan secara umum menurut Sutarno NS (2006:53) adalah “Menghimpun,

menyediakan, mengolah, memelihara, dan mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya, dan melayani masyarakat pengguna, yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan.”

Tujuan perpustakaan khusus menurut Hasugian (2009:82) adalah “Perpustakaan yang hanya menyediakan koleksi khusus yang berkaitan dengan misi dan tujuan dari organisasi atau lembaga yang memilikinya dan biasanya hanya memberikan pelayanan yang khusus hanya kepada staf organisasi atau lembaganya saja.”

Fungsi perpustakaan selalu dikaitkan dengan jenis perpustakaan dan misi yang diembannya. Berikut ini adalah fungsi perpustakaan secara umum menurut Hasugian (2009:82)

(13)

5. Kultural

Perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi untuk masyarakat. 3. Fungsi pendidikan

Perpustakaan menjadi tempat dan menyediakan sarana untuk belajar baik dilingkungan formal maupun non formal.

4. Fungsi rekreasi

Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti Novel, cerita rakyat, puisi, dan sebagainya.

5. Fungsi cultural

Perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui berbagai aktifitas seperti pameran, pertunjukkan, bedah buku, mendongeng, seminar, dan sebagainya.

Fungsi perpustakaan khusus menurut Sutarno NS (2006:58) dalam Buku Perpustakaan dan Masyarakat adalah “Tempat penelitian dan pengembangan, pusat kajian, serta penunjang pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia / pegawai”.

2.1.2. Tugas Perpustakaan Khusus

Berdasarkan Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Depdikbud (2004:34) tugas perpustakaan khusus adalah “Menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan ,mengolah, dan merawat pustaka serta mendayagunakannya baik bagi instansi tersebut maupun diluar instansi tersebut”.

Tugas perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah:

a) menunjang terselenggaranya pelaksanaan tugas lembaga induknya dalam bentuk penyediaan materi perpustakaan dan akses informasi.

b) mengumpulkan terbitan dari dan tentang lembaga induknya. c) memberikan jasa perpustakaan dan informasi.

d) Mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang tugas perpustakaan.

(14)

Untuk keperluan tersebut diatas dibutuhkan kerjasama yang erat antara pustakawan dan peneliti agar semua koleksi serta fasilitas yang disediakan betul betul yang dibutuhkan oleh user (pengguna).

2.1.3. Koleksi Perpustakaan Khusus

Menurut Trimono (2004:57), “Koleksi perpustakaan sangat besar peranannya dalam

menunjang pelayanan informasi yang diberikan pada pengguna perpustakaan”. Pada dasarnya setiap perpustakaan mempunyai koleksi, namun masing - masing perpustakaan tersebut menyediakan koleksi yang dapat menunjang program atau kegiatan sesuai dengan jenis dan fungsi perpustakaan yang bersangkutan.

Besar kecilnya koleksi perpustakaan tergantung pada jumlah anggota, bidang spesialisasi, serta dana yang tersedia, disamping itu besar kecilnya dan ragam koleksinya juga tergantung pada jenis perpustakaan. Koleksi suatu perpustakaan khusus adalah tidak terletak dalam banyaknya jumlah bahan pustaka atau jenis terbitan lainnya melainkan ditekankan kepada kualitas koleksinya, agar dapat mendukung jasa penyebaran informasi muktahir serta penelusuran informasi. Koleksi perpustakaan khusus difokuskan pada koleksi muktahir di dalam subyek yang menjadi tujuan perpustakaan tersebut atau untuk mendukung kegiatan badan induknya.

Pembinaan koleksi perpustakaan khusus menekankan pada beberapa jenis bahan pustaka seperti referensi, buku teks, majalah, jurnal ilmiah, hasil penelitian dan sejenisnya dalam bidang khusus, baik dalam bentuk tercetak maupun media rekam lainnya

2.1.4. Ciri Perpustakaan Khusus Pada Institusi

Berbeda dengan perpustakaan lainnya, perpustakaan khusus memiliki ciri khas dalam hal

cakupan subjek koleksi, jenis koleksi, ruang lingkup pelayanan, dan pengguna potensialnya,

meskipun tidak luput dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi

serta telekomunikasi serta era informasi dan globalisasi.

Sulistyo-Basuki (2004:38) mengemukakan beberapa ciri perpustakaan khusus sebagai

(15)

1. Perpustakaan khusus umumnya dibentuk oleh suatu instansi (kelembagaan) yang memerlukan dukungan perpustakaan untuk menyediakan informasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sehingga fungsi dan tujuan perpustakaan khusus sangat terkait bah kan ditentukan oleh organisasi induknya.

2. Bidang cakupan subjek koleksi pustaka utamanya terbatas pada bidang ilmu tertentu dan yang berkaitan saja.

3. Pelayanannya lebih mengutamakan pengguna dari organisasi induk karena tujuan utama dibentuknya perpustakaan adalah untuk melayani pengguna dari organisasi induknya, walaupun tidak tertutup bagi pengguna lainnya. Terlebih dalam era informasi dan globalisasi dewasa ini, perpustakaan khusus juga harus memberikan pelayanan kepada masyarakat umum. Sering terjadi pengguna perpustakaan khusus lebih banyak dari lingkungan luar organisasi induk- nya, seperti mahasiswa dan pengajar, dibandingkan dengan pengguna sasaran utamanya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, komposisi jenis koleksi, pelayanan, dan kegiatan-kegiatan lain perlu lebih bervariasi.

4. Lokasi perpustakaan khusus tidak selalu dekat atau berada di sekitar tempat tinggal pengguna. Oleh karena itu, layanan perpustakaan yang diberikan tidak cukup dengan cara konvensional yang menunggu secara pasif kunjungan pengguna, tetapi harus menyebarkan informasi secara aktif antara lain me- lalui jasa kesiagaan informasi, jasa informasi terseleksi, dan jasa penelusuran informasi. Dewasa ini kegiatan jasa informasi aktif idealnya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Selain untuk pelayanan, teknologi informasi juga diperlukan untuk mengolah data (informasi) yang akan dilayankan. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dapat dijalin kerja sama yang lebih intensif dengan perpustakaan atau pusat informasi lain dalam sistem jaringan informasi, baik di tingkat nasional, regional maupun internasional. Pemanfaatan jaringan informasi dalam pelayanan informasi menuntut penggunaan teknologi informasi modern, apalagi jika pelayanan harus menjangkau sumber informasi atau perpustakaan lain.

5. Hingga saat ini kedudukan dan status perpustakaan khusus pada suatu institusi belum seragam. Kedudukan dan status perpustakaan khusus bergantung pada eselon dan kebijakan organisasi induk, peran perpustakaan terutama dalam memberikan dukungan informasi, serta tugas dan fungsi perpustakaan yang tidak hanya tentang jasa perpustakaan dan informasi saja, tetapi juga kegiatan lain yang berkaitan seperti penerbitan, penyampaian hasil karya organisasi induk, serta pengumpulan dan pengolahan umpan balik.

6. Perpustakaan khusus umumnya memiliki ruangan, jumlah tenaga dan koleksi yang terbatas, tetapi dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Untuk mengatasi hal tersebut, perpus- takaan berupaya memanfaatkan teknologi informasi dalam mencari dan meminta informasi ke sumber- sumber informasi yang kuat dan kompeten.

(16)

Berdasarkan Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Depdikbud (2004:43), Pengelolaan Perpustakaan Khusus tediri dari:

a) Layanan

Layanan perpustakaan khusus harus dapat memberikan nilai lebih kepada pengguna dan organisasi/badan induk yang membawahinya. Untuk itu pengelola perpustakaan perlu selalu memberikan alternatif-alternatif dalam penyampaian informasi kepada penggunanya. Aspek layanan menjadi penting untuk diperhatikan dikarenakan tuntutan kebutuhan penyajian informasi yang cepat, tepat dan terbaru selalu ada.

Menurut Sumardji (2002:11) menyatakan bahwa “Jenis layanan perpustakaan khusus dapat bersifat terbuka maupun tertutup, tergantung pada kebijakan organisasi, pengelola dan tipe penggunanya”. Namun kebanyakan perpustakaan khusus menerapkan sistem terbuka dengan akses terbatas. Hal ini untuk lebih memberikan peluang kepada penggunaan yang lebih luas namun tetap terkontrol. Terbuka artinya siapapun dapat memanfaatkan koleksi yang ada, sedangkan akses terbatas adalah pengaturan terhadap proses pemanfaatan koleksi seperti fasilitas pinjam, fasilitas baca, fotokopi, dan sebagainya.

b) Koleksi

Koleksi perpustakaan khusus difokuskan pada koleksi muktahir di dalam subyek yang menjadi tujuan perpustakaan tersebut atau untuk mendukung kegiatan badan induknya. Koleksi suatu perpustakaan khusus adalah tidak terletak dalam banyaknya jumlah bahan pustaka atau jenis terbitan lainnya melainkan ditekankan kepada kualitas koleksinya, agar dapat mendukung jasa penyebaran informasi muktahir serta penelusuran informasi.

Menurut Sumardji (2002:13) “Pembinaan koleksi perpustakaan khusus menekankan pada beberapa jenis bahan pustaka seperti referensi, buku teks, majalah, jurnal ilmiah, hasil penelitian dan sejenisnya dalam bidang khusus, baik dalam bentuk tercetak maupun media rekam lainnya”.

c) Pengguna

(17)

sedikit pengguna akan ikut andil dalam menentukan pola pengelolaan dan juga penentuan koleksi/informasi yang perlu disediakan oleh perpustakaan. Pengguna mempunyai arti penting karena pengguna merupakan faktor penting mengapa perpustakaan khusus itu ada.

d) Pengolahan

Menurut Sumardji (2002:43) “Proses pengolahan dalam perpustakaan khusus pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan perpustakaan pada umumnya”. Hanya biasanya dalam proses pengolahan dituntut untuk lebih memberhatikan kecepatan dalam temu kembali informasi dan penyajian. Sehingga terkadang dalam klasifikasi contohnya disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter perpustakaan tersebut

e) Sumber Daya Manusia

Menurut Sumardji (2002:35), “Penanganan perpustakaan khusus memerlukan seorang ahli dalam bidang subyek yang ditangani.” Hal ini akan mempermudah perpustakaan dalam memberikan apa yang menjadi tuntutan dan kebutuhan pemakainya. Untuk itu biasanya dalam perpustakaan khusus ini dibutuhkan seorang pustakawan yang mengerti dan paham akan bidang kerja/bidang yang ditangani oleh lembaga induknya. Sehingga kebutuhan akan “pustakawan khusus” adalah penting.

2.2. Pelayanan Pengguna

2.2.1. Pengertian Pelayanan Pengguna

Salah satu kegiatan utama perpustakaan adalah melaksanakan kegiatan pelayanan pengguna yang berupa layanan bahan pustaka dan menyebarluaskan informasi yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Melalui pelayanan perpustakaan tersebut pengguna akan memperoleh informasi secara optimal serta memanfaatkan berbagai sarana penelusuran yang tersedia, seperti katalog dan OPAC (Online Public Access Cataloging).

(18)

Menurut Buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud (2004:71) “Pelayanan pengguna adalah pemberian informasi dan fasilitas kepada pengguna melalui layanan perpustakaan”. Asas asas yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan yaitu :

1. Berorientasi pada kebutuhan dan kepentingan pengguna.

2. Diberikan kepada pengguna atas dasar keseragaman, keadilan, dan kemerataan. 3. Dilaksanakan secara optimal dan dilandasi oleh peraturan yang jelas.

4. Dilaksanakan secara cepat, tepat dan mudah melalui cara yang teratur, terarah dan cermat. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan pengguna adalah kegiatan pemberian bantuan kepada pengguna untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan agar para pengguna dapat memanfaatkan bahan pustaka sebaik-baiknya.

2.2.2 Tujuan Pelayanan Pengguna

Setiap perpustakaan diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pengguna perpustakaan agar bahan pustaka yang ada dapat dimampaatkan baik bahan koleksi umum maupun koleksi rujukan sesuai dengan jenis pelayanan yang ada.

Sulistyo-Basuki (2004:53) menyatakan bahwa, “Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual’’.

(19)

Pelayanan pengguna merupakan bagian penting dalam suatu perpustakaan. Menurut pendapat Lasa, H.S ( 2005: 2 ), tujuan pelayanan pengguna adalah:

1. Supaya mereka mampu memanfaatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin.

2. Mudah diketahui siapa yang meminjam koleksi tertentu, dimana alamatnya serta kapan koleksi itu harus kembali. Dengan demikian apabila koleksi itu diperlukan peminat lain , akan segera dapat diketahui alamat peminjam dan dinantikan pada waktu pengembalian.

3. Terjamin pengembalian peminjam dalam waktu yang jelas. Dengan demikian keamanan bahan pustaka akan terjamin.

4. Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi.

5. Apabila terjadi pelanggaran akan diketahui.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pelayanan pengguna adalah untuk memberikan pelayanan kepada pengguna perpustakaan dalam hal mendayagunakan semua fasilitas yang tersedia di perpustakaan. Fasilitas yang dimaksud adalah semua koleksi yang dimiliki perpustakaan dan tenaga kerja dari staf perpustakaan untuk memperoleh informasi yang dicari.

2.2.3 Fungsi Pelayanan Pengguna

Menurut Buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud (2004:3), “Perpustakaan adalah sebagai tempat mengumpulkan, melestarikan, mengolah, menyediakan, pemanfaatan menyebarluaskan informasi”.

Menurut (Sumardji 2002:27), Fungsi pelayanan pengguna harus dapat melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan pengguna antara lain:

1. Membantu pengguna perpustakaan untuk menemukan informasi atau sumber informasi yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan.

2. Memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk memperoleh buku yang diperlukan dengan cepat dan tepat

3. Mengetahui bahan pustaka yang sedang dipinjam. 4. Mengetahui siapa peminjam bahan pustaka tersebut

5. Menjamin bahan pustaka yang dipinjam akan dikembalikan 6. Mengetahui volume kegiatan peminjaman

7. Mengetahui siapa yang dapat memakai ataupun meminjam bahan tersebut

2.2.4. Sistem Pelayanan Pengguna Perpustakaan

(20)

a. Sistem pelayanan terbuka ( open access ) b. Sistem pelayanan tertutup ( closed access )

a. Sistem Pelayanan Terbuka ( Open Access )

Sistem terbuka adalah suatu cara memungkinkan pengguna untuk masuk keruang koleksi untuk memilih, dan mengambil sendiri koleksi yang sesuai. Untuk itu pengguna harus mengetahui sistem pengelompokan buku yang dianut oleh perpustakaan.

Menurut Soeatminah (2000:135) “Sistem pelayanan terbuka merupakan suatu sistem pelayanan yang memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk keruangan koleksi untuk melihat-lihat, membuka pustaka dan mengambilnya dari tempat menyimpan untuk dibaca di tempat atau di bawa pulang”.

Keuntungan sistem pelayanan terbuka adalah :

a. Kartu-kartu katalog tidak segera rusak, karena sedikit yang menggunakannya. Pada umumnya mereka langsung menuju rak buku untuk memilih bahan pustaka yang dibutuhkan.

b. Menghemat tenaga. Dalam sistem ini petugas tidak perlu mengambil buku yang diinginkan pengguna. Pustakawan hanya mencatat dan kemudian mengembalikan buku-buku yang telah dibaca di tempat maupun yang dikembalikan hari itu. c. Judul-judul buku yang diketahui dan dibaca lebih banyak akan segera diketahui

judul buku yang sedang dipinjam, nama dan alamat peminjam.

d. Apabila calon peminjam tidak menemukan buku tertentu yang dicari, maka saat itu pula ia dapat memilih judul lain yang relevan.

e. Kecil kemungkinan terjadi salah paham antara petugas dan peminjam. Kelemahan sistem pelayanan terbuka ini adalah

a) Frekuensi kerusakan besar

b) Memerlukan ruangan yang lebih luas, sebab letak satu rak dengan yang lain memerlukaan jarak yang longgar.

c) Susunan buku menjadi tidak teratur. Oleh karena itu pustakawan harus sering mengadakan reshelving.

d) Pemula yang datang ke perpustakaan untuk mencari buku sering binggung.

b. Sistem Pelayanaan Tertutup ( Closed Access )

(21)

Menurut Soeatminah (2000:137) “Sistem pelayanan tertutup adalah suatu sistem pelayanan yang tidak memperbolehkan pengunjung masuk ke ruangan koleksi. Pengunjung memilih pustaka yang ingin dipinjamnya melalui catalog perpustakaan, dan setelah ditemukan sandi bukunya dapat meminta kepada petugas untuk mengambilnya’’. Menurut Trimo (2004:147), kelebihan sistem pelayanan tertutup adalah:

a. Daya tampung lebih banyak, karena jajaran rak satu dengan rak yang lebih dekat. b. Susunan buku ini akan lebih teratur dan tidak mudah rusak.

c. Kerusakan dan kehilangan bahan pustaka akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan sistem pelayanan terbuka.

d. Tidak memerlukan meja baca diruang koleksi.

e. Tidak diperlukan petugas khusus yang mengawasi pengunjung yang masuk dan keluar ruang koleksi buku atau bahan pustaka.

2.3 Jenis Pelayanan Pengguna

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Depdikbud (2004:33) jenis jenis pelayanan pengguna sebagai berikut :

a) Pelayanan sirkulasi b) Pelayanan referensi c) Layanan majalah

d) Layanan pandang dengar (audio – visual ) e) Jasa kesiagaan informasi

f) Pelayanan dengan computer g) Kerjasama silang layanan

Melalui jenis pelayanan pengguna diatas. maka pengguna perpustakaan akan memperoleh informasi yang dibutuhkan secara optimal dalam memperoleh mamfaat dari berbagai sarana pelayanan yang diberikan oleh perpustakan kepada pengguna perpustakaan.

2.3.1. Pelayanan Sirkulasi

Salah satu kegiatan utama atau jasa utama perpustakaan adalah peminjaman buku dan materi lainnya. Kegiatan ini sering dikenal dengan nama sirkulasi yang artinya peminjaman. Bagian ini terutama meja sirkulasi, sering kali dianggap ujung tombak jasa perpustakaan karena bagian inilah yang pertama kali berhubungan dengan pemakai serta paling sering digunakan pemakai.

(22)

peminjaman dan pengembalian buku di perpustakaan. Pengertian sirkulasi dalam Buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi Depdikbud (2004:37) adalah “Kegiatan peredaran koleksi perpustakaan diluar perpustakaan”. Pelayanan ini diberikan agar pengguna perpustakaan dapat memamfaatkan dan meminjam bahan pustaka secara tepat guna.

Secara umum pengertian layanan sirkulasi mengandung pengertian kegiatan peredaran koleksi bahan pustaka baik yang dilakukan didalam perpustakaan maupun keluar perpustakaan yang melayankan koleksi kepada para pengguna dengan berbagai macam kegiatan yang ada di perpustakaan.

Menurut Lasa (2000:15), “Pelayanan sirkulasi adalah mencakup semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pengguna jasa perpustakaan”.

Menurut Sulistyo-Basuki (2004:257) pelayanan sirkulasi mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Pengawasan pintu masuk dan keluar perpustakaan.

b) Pendaftaran anggota, perpanjangan keanggotaan, pengunduran diri dari anggota perpustakaan.

c) Mengurusi keterlambatan pengembalian koleksi yang dipinjam seperti denda. d) Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan pada waktunya. e) Tugas berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau rusak. f) Bertanggungjawab atas segala berkas peminjam.

g) Pembuatan statistik peminjaman. h) Peminjaman antar perpustakaan.

i) Mengawasi urusan penitipan, tas, jas, mantel, dan sebagainya milik pengunjung perpustakaan.

Adapun kegiatan kerja yang dilaksanakan layanan sirkulasi adalah keanggotaan, peminjaman, perpanjangan, denda (sanksi) dan bebas pustaka.

1. Keanggotaan

(23)

dalam pendaftaran anggota dan membuat kartu anggota yang digunakan untuk melaksanakan peminjaman.

Menurut Martoatmodjo (2004:4), kegunaan dari pendaftaran anggota adalah sebagai berikut :

a. Mengukur daya guna perpustakaan bagi mereka yang dilayaninya.

b. Mengukur kedudukan sosialnya dengan jalan mengetahui sejumlah buku yang dipinjam oleh para pembaca.

c. Mengetahui golongan peminjam untuk mengetahui pula kebutuhan pengguna, dapat digunakan sebagai data perbandingan dengan perpustakaaan lain.

2. Peminjaman

Menurut Syahrial-Pamundjak (2000:97) yang dimaksud dengan “Peminjaman adalah kegiatan pengedaran koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca didalam perpustakaan maupun untuk dibawa keluar perpustakaan”.

Salah satu penyelenggara administrasi peminjaman adalah dengan menggunakan kartu buku. Untuk itu setiap buku di beri kartu buku, dimana tercatat tanda buku, nama pengarang, judul, dan nomor buku induk. Kartu buku ini tersimpan dalam kantong buku yang disediakan. Jika ada orang yang sedang meminjam buku , maka buku dan kartu bukunya serta kartu anggota diserahkan ., zkepada petugas sirkulasi, kemudian petugas sirkulasi melakukan tiga tindakan:

a) Nomor anggota dan tanggal pengembalian dicatat pada kartu buku b) Tanda buku dan tanda pengembalian dicatat pada kartu anggota c) Tanggal pengembalian dicatat pada buku yang telah disediakan.

Syahrial - Pamuntjak (2000:62) “Karena dengan adanya kartu peminjaman maka dapat diketahui berapa banyak pengguna perpustakaan yang aktif dan berapa banyak pengguna yang tidak aktif”. Kartu peminjaman ini juga mencegah hilangnya bahan pustaka yang dipinjamkan serta mengetahui siapa peminjamnya”.

(24)

menggunakan sistem kartu buku, masih ada sistem lain yang dapat digunakan. Menurut Sulistyo-Basuki (2004:260), sistem peminjaman dapat dibedakan antara lain:

1. Sistem buku besar

Sistem buku besar ini menganut register, artinya setiap peminjaman mendapat jatah satu halaman atau lebih dalam buku besar, disertai indeks nama peminjam.

2.Sistem sulih (Dummy)

Sistem sulih atau dummy terbuat dari karton sebagai substitusi buku tatkala buku dipinjam,ditulis pada selembar kertas yang ditempelkan pada halaman sulih. Lembar tersebut berisi nama peminjam, nomor panggil, dan tanggal peminjaman.

3. Sistem NCR (No carbon required)

Pada sistem ini peminjam perlu mengisi formulir peminjaman, lengkap dengan nama, alamat, nama pengarang, judul, nomor klasifikasi, dan nomor induk pada formulir peminjaman.

4. Sistem BIC (Book Issue Card)

Sistem BIC Banyak digunakan di perpustakaan sekolah. 5. Sistem Islington (Variasi Brown)

Setiap anggota memperoleh satu kartu plastik, dibagian atas tertulis nama dan alamatnya dalam huruf timbul.

6. Sistem Newark

Sistem Netwark menggunakan kartu buku, termasuk didalamnya nomor panggil, pengarang, judul, nomor induk serta kolom untuk tanggal harus kembali, dan nama peminjam.

7. Sistem Token Charging

Token artinya semacam kartu berisi tanda pengenal perpustakaan terbuat dari karton berukuran 4 x 6 cm.

8. Sistem Kartu Tebuk

Bila anggota ingin meminjam buku maka petugas bagian sirkulasi mengambil kartu tebuk yang telah diberi tanggal dilakukan dengan stempel serta dengan alat tebuk. 9. Photocharging atau meminjam berbasis sistem photo

Pada waktu meminjam buku anggota harus menunjukkan kartu anggota. Petugas membuka label buku kemudian menempatkannya diatas plat mesin photocharging. Menurut Buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud (2004: 74), berdasarkan jangka waktunya, cara peminjaman bahan pustaka dibedakan menjadi tiga macam :

1. Peminjaman biasa, misalnya 1 minggu sampai dengan 2 minggu. 2. Peminjaman jangka pendek, misalnya 1 hari sampai dengan 3 minggu. 3. Peminjaman jangka panjang, misalnya 1 bulan sampai 1 semester.

3. Pengembalian

(25)

Ada dua cara pengembalian yang biasa dilakukan perpustakaan.

1. Pengguna membawa langsung bahan pustaka yang hendak dikembalikan ke meja layanan 2. Pengguna mengembalikan buku dengan memasukkannya kedalam kotak pengembalian.

Langkah kerja yang dilakukan oleh petugas dalam prosedur pengembalian bahan pustaka adalah sebagai berikut :

a) Pengguna datang sendiri ke bagian pelayanan sirkulasi untuk menyerahkan bahan pustaka yang akan dipinjam.

b) Petugas menerima dan memeriksa keutuhan serta tanggal pengembalian pada lembar tanggal pngembalian.

c) Petugas mengambil kartu buku dari kotak kartu buku ayas dasar tanggal kembali yang tertera pada lembar tanggal.

d) Petugas mengambil kartu peminjaman dari kotak kartu peminjaman atas dasar nomor anggota yang tertera pada lembar tanggal dan kartu buku.

e) Petugas membubuhkan stempel tanda kembali pada kartu buku, lembar tanggal dan kartu peminjaman.

f) Petugas mengembalikan kartu buku pada catalog kartu buku dan kartu peminjaman pada kotak kartu peminjaman.

g) Petugas mengelompokkan bahan pustaka, yang rusak dikembalikan ke rak atau dikirim kebagian pemeliharaan koleksi. Apabila koleksi rusak tidak diperbaiki di usulkan untuk disiangi.

4. Perpanjangan

Perpanjangan dapat diberikan jika tidak ada pengguna lain yang memesan bahan pustaka itu. Perpanjangan hanya dapat di lakukan dua kali saja yang di lakukan petugas perpustakaan untuk memperpanjang bahan pustaka yaitu dengan mencatat pada kartu dan slip pengembalian dengan cara menstempel tanggal kembali yang baru, lalu memberikan buku tersebut kepada peminjam.

Berdasarkan Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Depdikbud (2004:83), Prosedur perpanjangan waktu peminjaman di lakukan dengan cara :

a. Pengguna membawa buku yang di pinjam ke meja layanan. b. Petugas memeriksa formulir penempaham.

c. Jika tidak ada menempah, petugas membubuhkan tanggal yang baru pada kartu pinjaman dan girik buku.

d. Jika ada yang menempah, petugas tidak memberikan izin perpanjangan. Untuk melaksanakan prosedur perpanjangan masa pinjam di perlukan :

(26)

c. Stempel tanggal kembali

Perpanjangan masa peminjaman dilakukan berdasarkan jangka waktu tersendiri lazimnya buku hanya boleh di perpanjang selama dua kali. Perpanjangan bahan pustaka yang di pinjam dilakukan peminjaman dengan cara datang langsung ke perpustakaan dengan membawa bahan pustaka yang dipinjam dan melapor kepada petugas perpustakaan bahan pustaka yang akan dipinjam.

5. Penagihan

Berdasarkan Buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud (2004:83) bila pengguna tidak mengembalikan bahan pustaka pada waktunya perpustakaan akan menagih buku agar segera di kembalikan. Menurut Syahrial-Pamundjak (2000:97) Prosedur penagihan bahan pustaka sebagai berikut :

1. Petugas memeriksa keterlambatan pengembalian berdasarkan tanggal kembali bahan perpustakaan, pekerjaan ini harus di lakukan setiap hari.

2. Petugas membuat surat penagihan rangkap dua, Lembar pertama dikirimkan kepada peminjam, sedangkan lembar kedua disimpan sebagai pertinggal.

3. Bila bahan di kembalikan setelah ditagih, petugas memprosesnya berdasarkan proses pengembalian.

6. Sanksi

Menurut Buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud (2004:83) pemberian sanksi adalah “Suatu kegiatan/tugas pelayanan sirkulasi yang berupa kegiatan pemerikasaan atas pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna serta pemberian sanksi atas pelanggaran tersebut”. Pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna perpustakaan dapat berupa : ( 2004: 84) ada beberapa jenis sanksi yang dikenakan kepada pengguna antara lain: a. Denda

b.Sanksi administrative, misalnya tidak boleh meminjam bahan perpustakaan dalam waktu tertentu

(27)

Prosedur yang ditempuh yaitu :

a.Petugas menetapkan tingkat pelanggaran pengguna.

b.Berdasarkan tingkat pelanggaran tersebut, petugas menetapkan sanksi c.Untuk sanksi administrative, petugas langsung menyelesaikan menurut

peraturan perpustakaan

d.Untuk sanksi akademik, kepala perpustakaan mengusulkannya kepada

pimpinannya perguruan tinggi agar memberi sanksi kepada pengguna tersebut.

7. Bebas Pustaka

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Depdikbud (2004:85), “Surat keterangan bebas pustaka diberikan kepada pengguna sebagai bukti bahwa ia tidak mempunyai pinjaman atau kewajiban lain kepada perpustakaan”. Pemberian surat keterangan bebas pustaka dimasuksudkan agar koleksi terpelihara dan pengguna mematuhi peraturan perpustakaan.

Pemberian surat bebas pustaka memiliki fungsi untuk mencegah atau menekan kemungkinan hilangnya bahan-bahan pustaka karena mahasiswa telah menyelesaikan studi atau staf/pegawai administrasi pensiun.

Menurut Syahrial-Pamundjak (2000:97) prosedur pemberian surat keterangan bebas pustaka dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :

1. Pengguna yang membutuhkan tanda bukti bebas pustaka menyerahkan tanda pengenal.

2. Petugas mengambil kartu peminjaman berdasarkan pada nomor anggota yang tertera pada tanda pengenal.

3. Petugas memeriksa ada tidaknya peminjaman yang belum di kembalikan pada kartu peminjaman.

4. Kartu peminjaman yang menunjukkan bahwa pengguna tidak mempunyai peminjaman distempel pada bebas pustaka.

5. Petugas memeriksa tanda bukti bebas pustaka dengan identitas pengguna rangkap dua.

2.3.2 Layanan Referensi

(28)

Sedangkan menurut Trimo (2004:74) menyebutkan bahwa “Pelayanan referensi adalah pemberian bantuan secara langsung dan bersifat lebih personal oleh perpustakaan kepada masyarakat yang dilayani yang sedang mencari atau membutuhkan keterangan-keterangan tertentu’’.

Menurut Darmono (2001:141) “Layanan referensi atau layanan rujukan adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi – koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, buku tahunan, yang berisi informasi teknis dan singkat”. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan dan hanya untuk dibaca di tempat.

Tujuan pelayanan referensi menurut Lasa, H.S (2000: 34) sebagai berikut :

a) Membimbing pengguna jasa perpustakaan agar dapat memanfaatkan semaksimal mungkin koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan. Mereka diharapkan mampu dalam menggunakan sumber informasi tersebut.

b) Memilih sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu.

c) Memberikan pengarahan kepada pengguna untuk memperluas wawasan pengguna dalam suatu topik, subjek, karena penjelasan suatu masalah diberikan oleh beberapa sumber dengan gaya yang berbeda.

d) Mendayagunakan sumber rujukan semaksimal mungkin dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

e) Terciptanya efisiensi tenaga, biaya, dan waktu .

Berdasarkan Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Depdikbud (2004:87) setiap jenis koleksi referensi dapat dibedakan menurut sifat informasinya yaitu :

1. Kamus

Merupakan bahan referensi yang berisi daftar kata-kata terpilih dari satu bahasa yang di susun menurut abjad,setiap kata disertai dengan penjelasan,mengenai artinya, cara mengucapkannya, ejaan, cara memakainya, asal katanya dan keterangan lainnya yang berhubungan dengan kata-kata tersebut.

2. Ensiklopedi

Bahan rujukan yang berisi uraian mengenai siapa, apa, bilamana, untuk apa, bagaimana, mengapa, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin ada dalam benak pengguna. 3. Buku Tahunan ( Almanak )

Memuat ringkasan data mengenai Negara, orang berprestasi dalam berbagai kegiatan, kejadian penting, dan sebagainya yang terjadi dalam jangka waktu satu dua tahun yang disertai dengan statistik.

(29)

Pelayanan bimbingan adalah kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien. Pelayanan pengguna mempunyai peranan sangat penting karena tidak semua pengguna perpustakaan tahu bagaimana cara pemanfaatan perpustakaan. Pelayanan ini sangat baik diberikan kepada pengguna perpustakaan yang sama sekali belum tahu bagaimana cara menggunakan perpustakaan yang sebenarnya .

Menurut Sutarno (2006: 95) “Suatu kegiatan yang bermaksud memberikan panduan, penjelasan tentang pengguna perpustakaan kepada sekelompok pengguna baru perpustakaan”. Hal itu dilakukan agar:

a. Pemakai perpustakaan dapat mengenal dan memahami serta menggunakan sistem yang diberlakukan di perpustakaan tersebut.

b. Menggunakan sarana temu balik informasi yang tersedia seperti kode atau nomor klasifikasi, kartu katalog, dan penunjuk yang lain.

c. Dengan cepat dan tepat menemukan apa yang di perlukan, tanpa banyak membuang waktu, tidak menemui kesulitan atau hambatan.

Menurut Depdikbud (2004:95) “Bimbingan pengguna adalah kegiatan membimbing atau memberikanpetunjuk kepada pengguna atau calon pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien”.

Tujuan bimbingan pengguna menurut Depdikbud (2004:95) adalah sebagai berikut : a) Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan

sumber daya perpustakaan secara mandiri.

b) Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan subjek tertentu.

c) Meningkatkan pemanfaatan sumber informasi dan pelayanan pustaka. d) Mempromosikan layanan perpustakaan.

e) Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu f) pengetahuan dan teknologi.

g)

Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

1. Petugas harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan sumber daya dan fasilitas perpustakaan secara optimal.

2. Materi dan metode pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna

3. Petugas perlu melibatkan dosen, jurusan atau fakultas. 4. Pendidikan dilakukan baik secara terprogram mupun sewaktu waktu.

(30)

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Depdikbud (2004:73) “Majalah merupakan sarana formal pertukaran informasi ilmiah’’. Informasi yang dimuat dalam majalah lebih mutakhir daripada yang dimuat dalam pustaka lain seperti buku, karena itu majalah banyak diminati terutama para ilmuwan. Karena alasan tersebut pengguna mengharapkan melanggan majalah secara teratur. Kelengkapan majalah seringkali menjadi kendala perpustakaan karena kedatangannya tidak teratur. Untuk menjaga kemuktahiran informasinya bagi pengguna, kebanyakan perpustakaan tidak meminjamkan majalah lepas kepada anggotanya. Adakalanya majalah terjilid diperlakukan sebagai buku dengan member nomor klasifikasi sebagai tengaranya. Akan tetapi beberapa perpustakaan tetap tidak mengijinkan anggotanya meminjam koleksi majalah terjilid karena alasan tertentu.

2.3.5 Pelayanan Pandang Dengar

Menurut Syahrial – Pamuntjak (2000:7) menyatakan bahwa “Pelayanan Audiovisual adalah kegiatan meminjamkan bahan perpustakaan kepada pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapan di dalam perpustakaan”. Koleksi Pandang dengar merupakan koleksi khusus yang disediakan perpustakaan untuk digunakan ditempat. Untuk itu perpustakaan harus mempunyai ruangan khusus yang memenuhi syarat untuk menyimpan koleksi tersebut.

Koleksi pandang dengar terdiri dari: a. Cassette

b. Video c. Copact Disk d. Film

e. Mikro film f. Mikrofis

Pelayanan Pandang dengar bertujuan untuk:

1. Memotivasi pengguna agar lebih banyak memamfaatkan fasilitas perpustakaan.

2. Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian dan rekreasi.

(31)

2.3.6 Jasa Kesiagaan Informasi

Jasa ini sangat bermamfaat untuk membantu pemakai perpustakaan mengetahui dengan cepat koleksi baru yang tersedis di perpustakaan. Jasa kesiagaan informasi ini dapat berupa daftar tambahan koleksi atau penyebaran informasi terseleksi. Jasa ini dapat dilakukan secara manual tercetak dan disebarluaskan melalui internet.

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:73), menyatakan “Kegiatan pelayanan jasa kesiagaan informasi memungkinkan pengguna mengetahui pustaka baru dalam bidang yang diminatinya.’’ Tujuannya adalah:

1. Membantu pengguna agar selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Memungkinkan pengguna mengetahui informasi paling mutakhir yang tersedia di perpustakaan, sesuai dengan bidang dan minatnya.

3. Memungkinkan terjalinnya hubungan yang harmonis antara pengguna dan perpustakaan sehingga pelayanan dan koleksi yang tersedia termamfaaatkan dengan lebih tepat guna.

2.3.7 Pelayanan Dengan Komputer

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi ( 2004:88), “ Pelayanan dengan computer adalah memamfaatkan computer sebagai sarana pelayanan’’. Komputer dapat digunakan pada pelayanan peminjaman, penelusuran pustaka melalui catalog terhubung OPAC. Tujuan pemamfaatan komputer ialah:

1. Mempermudah, mempercepat dan mempertepat pelayanan

2. Mempermudah dan mempercepat penemuan informasi oleh pengguna sendiri melalui katalog terhubung.

3. Mempermudah dan mempercepat penelusuran informasi dengan hasil akhir yang lebih baik.

4. Memperluas jangkauan kepada sumber informasi yang beragam.

2.3.8 Pelayanan Silang Layan

(32)

terlihat’’. Silang layan didasari kenyataan bahwa tidak ada perpustakaan yang mampu memenuhi semua kebutuhan penggunanya. Cara silang layan yang dapat ditempuh adalah perpustakaan menghubungi langsung perpustakan lain atau perpustakaan menghubungi pusat jaringan informasi atau coordinator kerjasama.

Dengan silang diharapkan perpustakaan lebih mampu memenuhi kebutuhan penggunanya, fasilitas yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan dapat dimamfaatkan secara optimal dan dapat memamfaatkan koleksi yang lebih besar dan lebih beragam daripada yang dimilikinya sendiri.

BAB III

KINERJA PELAYANAN PENGGUNA PERPUSTAKAAN

BANK INDONESIA MEDAN

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Bank Indonesia Medan

Gagasan pembentukan Bank sirkulasi untuk Hindia Belanda dicetuskan menjelang keberangkatan Komisaris Jenderal Hindia Belanda Mr. C.T. Elout ke Hindia Belanda. Kondisi keuangan di Hindia Belanda dianggap telah memerlukan penertiban dan pengaturan sistem pembayaran dalam bentuk lembaga bank. Meskipun demikian gagasan tersebut baru mulai diwujudkan ketika Raja Willem I menerbitkan Surat Kuasa kepada Komisaris Jenderal Hindia Belanda pada 9 Desember 1826. Surat tersebut memberikan wewenang kepada pemerintah Hindia Belanda untuk membentuk suatu bank berdasarkan wewenang khusus berjangka waktu.

(33)

pembayaran yang mengarah kepada perbaikan bagi lalu lintas pembayaran di Hindia Belanda. Oktroi kedelapan berakhir hingga 31 Maret 1921 dan hanya diperpanjang selama satu tahun sampai dengan 31 Maret 1922.

Pada 31 Maret 1922 diundangkan De Javasche Bankwet 1922 (DJB Wet). Bankwet 1922 ini kemudian diubah dan ditambah dengan UU tanggal 30 April 1927 serta UU 13 November 1930. Pada dasarnya De Javasche Bankwet 1922 adalah perpanjangan dari oktroi kedelapan DJB yang berlaku sebelumnya. Masa berlaku Bankwet 1922 adalah 15 tahun ditambah dengan perpanjangan otomatis satu tahun, selama tidak ada pembatalan oleh gubernur jenderal atau pihak direksi. Pimpinan DJB pada periode DJB Wet adalah direksi yang terdiri dari seorang presiden dan sekurang-kurangnya dua direktur, satu di antaranya adalah sekretaris. Selain itu terdapat jabatan presiden pengganti I, presiden pengganti II, direktur pengganti I, dan direktur pengganti II. Penetapan jumlah direktur ditentukan oleh rapat bersama antara direksi dan dewan komisaris. Pada periode ini DJB terdiri atas tujuh bagian, di antaranya bagian ekonomi statistik, sekretaris, bagian wesel, bagian produksi, dan bagian efek-efek.

Kantor De Javasche Bank DJB) Cabang Medan dibuka tanggal 30 Juli 1907, setelah memperoleh persetujuan dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda dengan Surat Keputusan No. 43 tanggal 13 Maret 1907. Kantor ini menempati sebuah bangunan sementara. Untuk gedung kantor yang permanen, atas petunjuk pemerintah, telah disediakan sebidang tanah di “Esplanade” (lapangan umum) yang pembangunannya pada waktu itu dapat segera dilaksanakan. Kantor Cabang Medan merupakan Kantor Cabang DJB yang ke-11. Kantor-kantor cabang yang dibuka sebelumnya adalah Semarang, Surabaya, Padang, Makasar, Cirebon, Solo, Pasuruan, Yogyakarta, Pontianak dan Bengkalis. Tujuan pembukaan kantor cabang ini lebih menitikberatkan pada sasaran satu kesatuan penggunaan mata uang gulden sebagai alat pembayaran di wilayah Residentie Oostkust van Sumatra (Keresidenan Pantai Timur Sumatera

(34)

3.2 Tujuan Perpustakaan Bank Indonesia Medan

1. Menyediakan fasilitas yang memudahkan penggunaan koleksi dan pelayan perpustakaan.

2. Mengupayakan perencanaan keuangan yang efektif untuk pengembangan perpustakaan. 3. Merencanakan,mempromosikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi kegiatan

perpustakaan dalam rangka proses penyelengaraan pendidikan dan pengajaran pada masyarakat di lingkungan Bank Indonesia.

4. Mengupayakan agar pelayanan perpustakaan disediakan secara efektif dan efisien dengan memamfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

5. Mengupayakan manajemen dan struktur organisasi yang tepat untuk mencapai tujuan dan sasaran perpustakaan.

6. Menciptakan lingkungan, peluang dan kondisi yang tepat untuk memungkinkan staf dapat mencapai dan memelihara kinerja yang baik dan meningkatakan karir

7. Menyediakan suatu lingkungan fisik yang tepet untuk memenuhi kebutuhan koleksi, pengguna dan staf yang berbeda

8. Menciptakan dan memelihara komunikasi dua arah yang efektif baik didalam maupun keluar perpustakaan.

3.3 Fungsi Perpustakaan Bank Indonesia Medan

1. Fungsi Pendidikan

Bank Indonesia Medan menyediakan koleksi buku-buku agar pengguna baik secara individual maupun kelompok bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

2. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan Bank Indonesia Medan juga menyediakan koleksi bahan pustaka yang unik dan menarik, sehingga para pengguna perpustakaan dapat menikmati bacaan yang telah disediakan oleh perpustakaan

3. Fungsi Administratif

(35)

4. Fungsi Informasi

Perpustakaan Bank Indonesia Medan menyediakan bahan pustaka non buku seperti majalah, koran sebagai sarana informasi dan penelitian bagi para pengguna.

3.4 Jam Buka Perpustakaan

Perpustakaan Bank Indonesia Medan dalam memberikan pelayanan telah menetapakan peraturan jam buka pelayana perpustakaan.

Jam buka pelayanan perpustakaan. Senin - Kamis : 08.00 - 16.00

Jum'at : 08.00 - 11.30 & 13.00 - 16.00

3.5 Sruktur Organisasi

Gambar 1 : Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan Bank Indonesia

Dewan Gubernur

Kantor Pusat

Kantor Bank

Indonesia

Kantor Perwakilan

Moneter Perbankan Sistem

Pembayaran

Manajemen Intern

(36)

Sumber: Perpustakaan Bank Indonesia Medan

3.6 Peraturan dan Tata Tertib Perpustakaan

Peraturan dan tata tertib yang terdapat di Perpustakaan Bank Indonesia Medan adalah:

1. Peraturan peminjaman koleksi

a) Peminjaman hanya berlaku bagi anggota perpustakaan Bank Indonesia yang terdiri dari pegawai, calon pegawai, pensiunan, konsultan/ honorer di Bank Indonesia

b) Batas peminjaman maksimal 3 eksemplar

c) Waktu peminjaman 14 hari, perpanjangan maksimal 2 kali

d) Untuk keperluan penyelesaian tugas satuan kerja, anggota dapat menambah peminjaman dengan mengajukan sebagai “ peminjam khusus “ maksimal 5 eksemplar

e) Buku harus dikembalikan sesuai tanggal jatuh tempo, keterlambatan akan diinformasikan melalui surat pemberitahuan kepada peminjam.

f) Status keanggotaan peminjam akan di blokir jika terlambat mengembalikan koleksi lebih dari 42 hari sejak tanggal peminjaman.

g) Bila koleksi rusak atau hilang, peminjam harus membuat surat pernyataan dan mengganti dengan koleksi yang sama atau sejenis.

2. Tata Tertib Perpustakaan Bank Indonesia Medan a) Menunjukkan kartu anggota perpustakaan.

b) Setiap pengunjung perpustakaan harus mengisi buku tamu. c) Menitipkan tas/ barang lain di tempat penitipan barang. d) Jaga keutuhan , kerapian dan kebersihan koleksi .

(37)

f) Komputer penelusuran tidak di perkenankan untuk kepentingan lain. g) Dapat menjaga kebersihan dan ketenangan dalam perpustakaan. h) Menciptakan suasana yang bersih dan nyaman dalam perpustakaan. i) Tidak dibenarkan merokok , makan,minum selama dalam perpustakaan. j) Bertanggung jawab dalam kerusakan koleksi.

3.7 Pengguna Perpustakaan

Pengguna perpustakaan Bank Indonesia Medan adalah a) Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia Medan. b) Pegawai/ pensiunan Bank Indonesia Medan.

c) Calon pegawai Bank Indonesia Medan yaitu para peserta pendidikan calon pegawai Bank Indonesia Medan.

d) Konsultan / pegawai outsourching yaitu tenaga kerja dari institusi/ lembaga lain yang sedang mengadakan kerja sama dengan Bank Indonesia Medan.

Tabel 1: Pengguna Perpustakaan Bank Indonesia

Sumber:

Perpustakaan Bank Indonesia Medan

3.8 Koleksi

Koleksi merupakan unsur pokok dari setiap perpustakaan, oleh sebab itu tanpa adanya koleksi yang memadai maka pelayanan yang akan diberikan kepada penguna tidak akan pernah terwujud secara maksimal.

Pengguna / Anggota Jumlah

Dewan Gubernur Bank Indonesia Medan 274 orang Pegawai/ pensiunan Bank Indonesia Medan 517 orang Calon pegawai Bank Indonesia Medan 235 orang Konsultan / pegawai outsourching 47 orang

(38)

Tujuan dari penyediaan koleksi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi. Untuk itu perpustakaan harus menyediakan koleksi yang relevan dengan kebutuhan pengguna agar pelayanan informasi yang akan diberikan dapat tercapai dengan tujuan perpustakaan.

Adapun koleksi perpustakaan Bank Indonesia Medan dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu:

1. Keterkaitannya dengan tugas Bank Indonesia Medan

a) Koleksi inti, yaitu koleksi perpustakaan yang terkait dengan bidang bidang yang menjadi tugas tugas Bank Indonesia Medan yaitu bidang moneter, perbankan dan sistem pembayaran. Koleksi harus merupakan bagian terbesar dari koleksi perpustakaan.

b) Koleksi pelengkap, yaitu bahan pustaka yang tidak terkait langsung dengan pelaksanaan tugas Bank Indonesia Medan namun dinilai perlu untuk

pelaksanaan tugas satuan kerja dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

2. Format/ bentuk

a) Kaya cetak, yaitu semua jenis bahan pustaka yang dicetak seperti buku, serial, kliping.

b) Karya rekam, yaitu semua jenis bahan pustaka yang direkam dan

digandakan dalam bentuk pita, piringan dan bentuk lain sesuai dengan perkembangan teknologi, seperti compact disk, disket, micrifilm, kaset dan video.

3. Tahun Penerbitan

(39)

a) Untuk buku, sampai dengan 15 (limabelas) tahun sejak tanggal penerbitan. b) Untuk periodikal, sampai dengan 5 (lima) tahun sejak tanggal penerbitan.

c) Untuk makalah atau paper dan hasil penelitian, sampai dengan 5 (lima) tahun sejak tanggal penerbitan.

d) Untuk kliping dan majalah, sampai dengan 2 (dua) tahun sejak tanggal penerbitan. e) Untuk karya rekam sesuai dengan masa pakai bahan pustaka tersebut.

1 Koleksi Lama, yaitu koleksi perpustakaan yang sudah tidak dapat dimasukkan dalam jenis koleksi berjalan, dan usianya sejak tahun diterbitkan lebih dari 20 ( dua puluh ) tahun namun tidak lebih dari 50 (lima puluh) tahun.

2 Koleksi kuno, yaitu koleksi perpustakaan yang usianya sejak tahun ditebitkan sudah lebih dari 50 (lima puluh) tahun.

Tabel 2. Koleksi Perpustakaan Bank Indonesia

Uraian Pembelian Sumbangan Jumlah

Novel ( fiksi ) 3 eksemplar 25 eksemplar 28 Majalah

(Non Fiksi)

2 eksemplar 49 eksemplar 51

Umum 6 eksemplar 529 eksemplar 535

Pendidikan 3 eksemplar 56 eksemplar 59

Perkembangan 4 eksemplar 96 eksemplar 100

Klinis 3 eksemplar 71 eksemplar 74

Industri 1 eksemplar 51 eksemplar 52

Social 2 eksemplar 39 eksemplar 41

Total 24 eksemplar 842 eksemplar 861

Sumber: Perpustakaan Bank Indonesia Medan

(40)

Setiap perpustakaan dalam menyelenggarakan pelayanan harus menentukan sistem yang dianggap sesuai dengan tujuan perpustakaan dan juga penggunanya. Pelayanan pengguna dapat didapat secarlakukan dengan dua sistem yaitu sistem pelayanan terbuka dan sistem pelayanan tertutup. Sistem pelayanan yang digunakan pada Perpustakaan Bank Indonesia Medan adalah sistem pelayanan terbuka (open access) dimana pengguna perpustakaan dapat memilih mencari bahan pustaka secara langsung pada rak rak buku tanpa perantara petugas perpustakaan.

Melihat sistem pelayanan yang dilaksanakan pada Perpustakaan Bank Indonesia Medan dapat dikatakan baik karena pengguna dapat dengan mudah mendapatkan informasi atau bahan pustaka yang diinginkan dengan mencari langsung ke rak rak buku yang ada.

3.10 Pelayanan Pengguna

Jenis pelayanan pengguna yang diselenggarakan pada Perpustakaan Bank Indonesia Medan adalah pelayanan sirkulasi dan pelayanan referensi.

3.10.1 Pelayanan Sirkulasi

Sistem pelayanan sirkulasi pada Perpustakaan Bank Indonesia Medan adalah

menggunakan sistem pelayanan terbuka. Pengguna dapat secara langsung memilih sendiri bahan pustaka yang di butuhkan pada jajaran koleksi perpustakaan. Layanan ini memberikan kemudahan kepada setiap pengguna yang ingin meminjam bahan pustaka. Jam buka pelayanan sirkulasi setiap hari kerja diantaranya :

Senin - Kamis : 08.00 - 16.00

Jum'at : 08.00 - 11.30 & 13.00 - 16.0

(41)

1. Keanggotaan

Di Perpustakaan Bank Indonesia Medan yang berhak menjadi anggota adalah karyawan Bank Indonesia, Pegawai/ pensiunan Bank Indonesia, Calon pegawai Bank Indonesia, dan Konsultan / pegawai outsourching. Untuk menjadi anggota perpustakaan, pengguna harus mendaftar dengan mengisi formulir pendaftaran anggota dan tidak dikenakan biaya apapun.

Dibawah ini merupakan contoh formulir pendaftaran aggota Perpustakaan Bank Indonesia Medan :

Nama :

Nip :

Tempat / Tgl Lahir : / - -

Unit Eselon I :

Sub Unit :

Sub Sub Unit : No. Telp. Intern : No. Telp. Extern : No. Telp. HP : Alamat E-mail : Alamat Rumah :

2. Peminjaman

Peminjaman adalah pelayanan sirkulasi yang berupa kegiatan pencatatan bukti bahwa

pemakai /anggota perpustakaan meminjam bahan pustaka. Perpustakaan Bank Indonesia Medan menerapkan jumlah buku yang paling banyak dipinjam sebanyak 3 judul buku dengan lama pinjaman bahan pustaka adalah selama 14 hari dan perpanjangan dua kali.

(42)

a) Pemakai menunjukkan tanda pengenal yang telah ditentukan sebagai pengguna perpustakaan atau disebut dengan kartu anggota perpustakaan.

b) Peminjam mencari dan mengambil buku yang dibutuhkan dari rak buku

c) Buku yang sudah di pilih dan akan di pinjam diserahkan kepada petugas perpustakaan, beserta kartu anggota

d) Petugas melakukan scanning kartu anggota

e) Scanning / pembacaan nomor barcode buku yang dipinjam oleh computer f) Saving (penyimpanan) data sirkulasi di computer

g) Menyerahkan bukti peminjaman

h) Petugas membubuhkan stempel tanggal peminjaman dan tanggal pengembalian pada slip pengembalian yang ada dalam buku yang dipinjamkan.

i) Petugas menyerahkan buku kepada peminjam.

(43)
(44)

3. Pengembalian

Pelayanan pengembalian bahan pustaka merupakan langkah berikutnya dari pelayanan peminjaman. Dalam pengembalian bahan pustaka , petugas memeriksa apakah ada keterlambatan atau tidak, serta memeriksa keutuhan bahan pustaka. Adapun prosedur pengembalian bahan pustaka di Perpustakaan Bank Indonesia Medan adalah sebagai berikut :

a) Pengguna datang kebagian pelayanan sirkulasi untuk mengembalikan bahan pustaka yang dipinjamnya.

b) Petugas mengambil kartu anggota peminjaman c) Petugas melakukan scanning kartu anggota

d) Scanning / pembacaan nomor barcode buku yang dikembalikan oleh computer e) Saving (pengembalian) data sirkulasi di computer

f) Menyerahkan bukti pengembalian

g) Petugas menyerahkan kartu anggota kepada pengguna

h) Petugas menyusun buku ke rak dengan terlebih dahulu melakukan perincian yaitu dengan memeriksa :

1. Koleksi yang tidak rusak disusun kembali ke dalam rak

2. Koleksi yang rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi diusulkan untuk dihapusakan dan dilengkapi dengan berita acara

4. Perpanjangan Masa Pinjam

Apabila bahan pustaka yang dipinjam telah habis masa pinjamnya, maka sipeminjam berkewajiban mengembalikan bahan pustaka tersebut keperpustakaan. Namun pengguna dapat memperpanjang masa pinjamnya apabila bahan pustaka tersebut masih diperlukan.

Prosedur perpanjangan masa pinjam bahan pustaka pada Perpustakaan Bank Indonesia Medan adalah sebagai berikut:

1. Peminjam membawa bahan pustaka yang akan diperpanjang.

(45)

3. Petugas melakukan scanning kartu anggota

4. Petugas menuliskan kembali kode bahan pustaka dan tanggal pengembalian pada kartu anggota sedangkan pada kartu buku dituliskan tanggal peminjaman

5. Petugas menyerahkan kembali bahan pustaka tersebut kepada peminjam

5. Penagihan

Penagihan adalah salah satu kegiatan meminta kembali bahan pustaka yang dipinjam oleh pengguna perpustakaan. Penagihan dilakukan apabila buku yang dipinjam pengguina telah lama melewati batas waktu pengembalian.

Adapun prosedur penagihan bahan pustaka di Perpustakaan Adapun prosedur pengembalian bahan pustaka di Perpustakaan Bank Indonesia Medan adalah sebagai berikut :

1. Setiap buku yang terlambat dikembalikan petugas akan mengumumkan nama nama yang terlambat mengembalikan bahan pustaka pada papan pengumuman perpustakaan Bank Indonesia Medan

2. Apabila tidak ada tanggapan dari pengguna yang ditagih, maka pihak perpustakaan akan mengirimkan surat tagihan kepada masing masing bagian.

3.10.2 Pelayanan Referensi

Pelayanan referensi merupakan suatu kegiatan pelayanan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan pertanyaan tentang informasi yang dibubuhkan oleh pengguna perpustakaan atau memberikan bimbingan kepada pengguna perpustakaan untuk menemukan kembali informasi melalui koleksi koleksi referensi.

(46)

3.10.3 Koleksi Referensi

Koleksi referensi merupakan kumpulan dari bahan pustaka yang berupa karya- karya referensi yaitu karya – karya yang disusun sebagai alat konsultasi ataupun petunjuk mengenai informasi dalam bidang-bidang tertentu, dan merupakan informasi yang berupa kata, pokok masalah, pustaka, nama tokoh, petunjuk – petunjuk dan lain sebagainya.

Semua koleksi referensi yang ada di Perpustakaan Bank Indonesia tidak disusun dalam rak khusus untuk koleksi referensi, tetapi disusun dalam rak yang sama dengan koleksi umum dan koleksi standard lainnya. Penyusunan tersebut akan menyulitkan pengguna untuk menemukan kembali koleksi referensi. Koleksi referensi tidak dipinjamkan kepada pengguna untuk dibawa pulang, tetapi pengguna hanya menggunakan di ruangan perpustakaan saja.

Tabel 3 : Jumlah Koleksi Referensi Perpustakaan Bank Indonesia

No Judul Koleksi Referensi Eksamplar 1. Ensiklopedia Manajemen 1 2. Ensiklopedia Perbankan 1 3. Ensiklopedia Akuntasi 1 4. Kamus Umum Bahasa

Indonesia 1

5. Kamus Umum Bahasa

Inggris - Bahasa Indonesia 1 6. Kamus Bahasa Indonesia –

Bahasa Inggris 1

7. Kamus Istilah Statistik

Ekonomi 1

8. Kamus Matematika

Ekonomi 1

9. Laporan Tahunan Bank

Indonesia 5

10. Laporan Tahunan Bank

(47)

Sumber: Perpustakaan Bank Indonesia Medan 11.

Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI)

5

12.

Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah

( SEKDA)

5 13. Undang – Undang

Koperasi 1

14. Undang – Undang

Perpajakan 1

(48)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah penulis peroleh dari hasil observasi pada Perpustakaan Bank Indonesia Medan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Jenis pelayanan pengguna yang ada pada Perpustakaan Bank Indonesia Medan terdiri dari pelayanan sirkulasi, dan pelayanan referensi.

2. Perpustakaan Bank Indonesia Medan menggunakan sistem pelayanan terbuka. Dengan sistem ini pengguna dapat memperoleh bahan pustaka secara langsung ke rak koleksi. 3. Pelayanan sirkulasi Perpustakaan Bank Indonesia Medan meliputi kegiatan keanggotaan,

peminjaman,pengembalian, penagihan

4. Masing masing pengguna perpustakaaan boleh meminjam buku maksimal 5 judul, waktu peminjaman 14 hari dan perpanjangan 2 kali.

5. Pelayanan referensi di Perpustakaan Bank Indonesia Medan bersifat pelayanan sistem terbuka, namun tidak untuk dipinjamkan.

4.2Saran

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di Perpustakaan Bank Indonesia Medan, maka saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Jumlah koleksi yang ada di Perpustakaan Bank Indonesia Medan hendaknya ditambah lagi, agar kebutuhan informasi pengguna dapat terpenuhi dengan baik.

2. Untuk memberikan keragaman pelayanan sebaiknya diadakan berbagai kegiatan sebagai berikut : pendidikan pengguna, pelayanan audiovisual, pelayanan jasa kesiagaan informasi, pelayanan silang layan.

Gambar

Gambar 1 : Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan Bank Indonesia
Tabel 2. Koleksi Perpustakaan Bank Indonesia
Gambar 3: Daftar buku yang sering di pinjam di Perpustakaan Bank  Indonesia Medan
Tabel 3 : Jumlah Koleksi Referensi Perpustakaan Bank Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

1) Peneliti meneliti dan akan mengungkap realisasi terhadap Rencana Kerja Tahunan tahun buku 2014 dan membandingkannya terhadap realisasi 4 tahun sebelumnya,

1) Gaya Kepemimpinan Otokratik. Pengambilan keputusan seorang manajer yang otokratik akan bertindak sendiri dan memberitahukan bawahannya bahwa ia telah mengambil keputusan

Sariahman Damanik : Kinerja Pelayanan Pengguna Pada Perpustakaan Politeknik Mandiri Bina Prestasi (MBP) Medan, 2007... Sariahman Damanik : Kinerja Pelayanan Pengguna Pada

Sedangkan menurut George dalam buku Ibrahim (1985:155) Pengawasan kerja adalah proses untuk mendeterminasi apa yang akan dilaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rasio ROA, ROE, LBAP dan NPM PT Bank Muamalat Indonesia periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2013

Pada kondisi bank membutuhkan dana untuk membayar kewajiban yang telah jatuh tempo dan adanya permohonan kredit yang telah disetujui (suatu saat nasabah

a. 1) Dalam hal bank pelaksana akan melunasi KLBI Dengan Angsuran sebelum jatuh tempo, atau proyek yang dibiayai oleh KLBI Dengan Angsuran dialihkan kepada Badan

Maka dari uraian diatas Jumlah koleksi buku yang dimiliki oleh Perpustakaan STIP-AP Medan adalah 6.585 judul dengan 13.170 eksemplar.. Jumlah koleksi perpustakaan dapat diperinci