• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA, KOMITMEN ORGANISASI DAN PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KADER TUBERCULOSIS PROGRAM CEPAT USAID - JKM DI KABUPATEN DELISERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA, KOMITMEN ORGANISASI DAN PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KADER TUBERCULOSIS PROGRAM CEPAT USAID - JKM DI KABUPATEN DELISERDANG."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MOTIVASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN

PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DENGAN

PRODUKTIVITAS KADER TUBERCULOSIS

PROGRAM CEPAT USAID - JKM

KABUPATEN DELISERDANG

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh GelarMagister Pendidikan Pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

DINI ULLY ADRIANI

NIM. 8136132011

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

ABSTRAK

Dini Ully Adriani. NIM : 8136132011. Hubungan Antara Motivasi Kerja, Komitmen Organisasi dan Persepsi terhadap Kompensasi dengan Produktivitas Kerja Kader Tuberculosis Program CEPAT USAID - JKM di Kabupaten Deliserdang. Tesis, Administrasi Pendidikan, Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

SPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja, 2) hubungan antara komitmen organisasi dengan produktivitas kerja, 3) hubungan antara persepsi terhadap kompensasi dengan produktivitas kerja, 4) hubungan antara motivasi kerja, komitmen organisasi, dan persepsi terhadap kompensasi secara bersama-sama dengan produktivitas kerja. Populasi dalam penelitian ini adalah kader-kader di 6 Kecamatan Deliserdang sebanyak 100 orang dan sampel penelitiannya sebanyak 80 orang dengan menggunakan tabel Krejcie dan Morgan. Instrumen pengumpulan untuk variabel motivasi kerja, komitmen organisasi, dan persepsi terhadap kompensasi dengan produktivitas kerja dengan menggunakan angket dan ujicoba terlebih dahulu dilanjutkan dengan uji validitas serta uji reliabilitas. Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, digunakan teknik korelasi sederhana dan korelasi ganda. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara : 1). motivasi kerja dengan produktivitas kerja dengan koefisien korelasi sebesar 0,23 serta memberikan sumbangan efektif sebesar 4%; 2). komitmen organisasi dengan produktivitas kerja memiliki koefisien korelasi sebesar 0,26 dan memberikan sumbangan efektif sebesar 56%; 3). Persepsi terhadap kompensasi dengan produktivitas kerja memiliki koefisien korelasi sebesar 0,32 dan memberikan sumbangan efektif sebesar 8%; 4). motivasi kerja, komitmen organisasi, persepsi terhadap kompensasi secara bersama-sama dengan produktivitas kerja dengan besar koefisien korelasi ganda yakni 0,68 serta memberikan sumbangan efektif sebesar 68%. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh disarankan dalam penelitian ini kader diharapkan mampu meningkatkan pengetahuannya mengenai penyakit TB, memberikan penyuluhan dan pengertian di kalangannya dan dilingkungan masyarakatnya. Diharapkan memiliki jiwa sosial yang tinggi dan sukarela dalam membantu dan menurunkan angka kematian penyakit TB ini. Memiliki motivasi yang kuat, komitmen organisasi yang tinggi dan persepsi terhadap kompensasi yang baik sehingga mampu mencapai tujuan dari program ini.

(6)

iii

ABSTRACT

Dini Ully Adriani. NIM : 8136132011. Relationship between Work Motivation, Organization Commitment, Perception about Compensation with Work Productivity of Tuberculosis Cadre of Program CEPAT USAID - JKM in Deliserdang District. Thesis, Post Graduate State University of Medan, 2015.

The purpose of this study was to determine : 1) the relationship of work motivation with work productivity ; 2) the relationship of organization commitment with work productivity; 3) the relationship of perception about compensation with work productivity; 4) the relationship of work motivation, organization commitment, and perception about compensation altogether with work productivity. The sample of this study are 80 cadres randomly takes out of 100 cadres in CEPAT Program in Deliserdang District from 6 sub districts, the method sample by using Krejce and Morgan Table. Questionnaire was used to collect the data of work motivation, organization commitment, perception about compensation, and work productivity. The instruments validity was established with formula of product moment to the scan of this reliability by applying the Alpha Cronbach formula to analyze the score of obtain from the tryout of the instruments. The data analysis techniques are using simple correlation and multiple regression techniques. The result of this study are presented: 1). There is a positive and significant relationship between work motivation with work productivity in correlation coefficient is 0,23 and give effective contribution about 4%; 2). There is a positive and significant relationship between organization commitment with work productivity in correlation coefficient is 0,26 and give effective contribution about 56%; 3). There is a positive and significant relationship between perception about compensation with work productivity in correlation coefficient is 0,32 and give effective contribution about 8%; 4). There is a positive and significant relationship among work motivation, commitment organization, and perception about compensation altogether with work productivity in multiple correlation coefficient is 0,68 and give effective contribution about 68%. Based on the research result, the researcher is obtained that: the cadres should be increasing and has ability about TB knowledge, able to train people in community. The cadres should have a high social spirit and volunteer and can help people and able to decrease the death number in TB disease. The cadres should have a strong work motivation, organization commitment, perception about compensation and work productivity to achieve the program goals.

Kata kunci : motivation, organization commitment, perception about compensation,

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat dan izin Allah Yang Maha Kuasa, Alahamdulillah penulisan proposal

tesis ini dapat saya selesaikan setelah melalui proses yang panjang serta menyita waktu, biaya

dan tenaga. Penulis menyadari jika tanpa Ridho Allah SWT. Mustahil proposal tesis ini dapat

saya selesaikan dengan segala keterbatasan dan kelemahan penulis.

Selawat beriring salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Yang telah

membawa umat manusia dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini. Penulis banyak mendapatkan inspirasi dari

pengalaman hidup Rasulullah SAW dalam berjuang menuntut ilmu tanpa kenal lelah dan

pantang menyerah. Inspirasi dan motivasi penulis peroleh juga dari Ibunda tercinta yang telah

mendukung penulis untuk melanjutkan studi ini.

Dalam upaya memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Program

Studi Administrasi pendidikan pada Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, penulis

merasa tertarik melakukan penelitian tentang kinerja guru di Kecamatan tempat dimana penulis

bekerja. Dengan melihat fenomena yang terjadi mendengarkan opini masyarakat serta

berdasarkan pengamatan penulis, maka penulis tertarik meneliti “Hubungan Motivasi Kerja,

Komitmen Organisasi Dan Persepsi Terhadap Kompensasi Dengan Produktivitas Kerja

Kader Tuberculosis Program CEPAT USAID-JKM di Kabupaten Deli Serdang”. Hal ini

dianggap penting karena peran kader yang sangat menentukan program ini berhasil.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati saya menyampaikan ucapan

terimakasih kepada yang terhormt:

1. Rektor dan Pembantu Rektor yang telah membimbing dan memberi pelayanan kepada

mahasiswa.

2. Direktur, Asisten Direktur, Bapak/Ibu dosen, serta segenap pegawai Prodi Administrasi

Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan

memberi pelayanan kepada mahasiswa.

3. Bapak Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd, selaku pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Berlin

Sibarani, M.Pd selaku pembimbing II yang tulus meluangkan waktu membimbing dan

memotivasi dengan sabar dan bersahabat telah membimbing dan mengarahkan penulis agar

(8)

v

4. Bapak. Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd, dan Bapak Dr. H. Hasruddin, M.Pd serta Bapak Dr.

Darwin, M.Pd, selaku narasumber yang telah sudi meluangkan waktu serta pemikirannya dan

masukannya demi kesempurnaan tesisi ini.

5. Bapak Dr.Darwin. M.Pd selaku Kaprodi Administrasi Pendidikan.dengan Bapak Prof. Dr. Paningkat

Siburian, M.Pd selaku Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan, yang telah banyak membimbing

dan memotivasi saya dalam penulisan tesis ini.

6. Bapak Dr. H. dr. Delyuzar Sp (PA) selaku Direktur Yayasan JKM, yang telah memberikan waktu

dan ruangnya untuk penelitian ini.

7. Dan tak lupa terima kasih yang sedalam-dalamnya khusus buat orangtua tercinta, Alm. Ayahanda

Syamsuddin A. Razak dan Ibunda Bawari. Tiada kata yang layak untuk menggambarkan besarnya

terimakasih atas semua pengorbonan dan motivasi yang tak terhingga yang diberikan sampai saat ini.

8. Suamiku tercinta, Alwin Hartono Limaran, S.Kom, serta anakku tersayang Zaky Al Farrel Limaran,

yang telah begitu banyak memberikan motivasi dalam penulisan tesis ini, tiada balasan setimpal yang

bisa diberi.

9. Kepada Saudara-saudaraku, rekan kerjaku di Yayasan JKM dan tak lupa terimakasih kepada kader

Tuberculosis program CEPAT di Kabupaten Deliserdang yang telah meluangkan waktu dalam

penelitian tesis ini.

10. Teman-teman mahasisawa angakatan XXIII Prodi Administrasi Pendidikan yang mejadi motivasi

dan telah membantu banyak dalam penulisan tesis ini.

Semoga semua pihak yang telah membantu Penulis yang telah berkontribusi dalam penyelesaian

pendidikan dan penulisan tesis ini selalu ditambahkan berkat oleh Allah SWT dalma segala hal. Akhir

kata penulis mengharapkan ssemoga tesis ini dapat memberi kontribusi untuk menjadikan tesis yang

bermanfaat.

Medan, Februari 2016

Penulis

(9)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah... 11

1.3. Pembatasan Masalah ... 11

1.4. Perumusan Masalah ... 12

1.5. Tujuan Penelitian ... 12

1.6. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II.KAJIAN PUSTAKA... 14

2.1. Produktivitas Kerja ... 14

2.2. Motivasi Kerja ... 19

2.3. Komitmen Organisasi ... 23

2.4. Persepsi terhadap Kompensasi... 28

2.5. Penelitian Yang Relevan... 34

(10)

vii

BAB III. METODE PENELITIAN ... 43

3.1. Lokasi Penelitian... 43

3.2. Metode Penelitian ... 43

3.3. Populasi dan Sampel ... 44

3.4. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 47

3.5. Teknik Pengumpulan Data... 48

3.6. Teknik Analisis Data... 56

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64

4.1. Deskrpsi Data Penelitian... 64

4.2. Uji Kecenderungan Data Variabel Penelitian ... 70

4.3. Pengujian Persyaratan Analisis... 73

4.4. Temuan Penelitian ... 87

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

4.6. Keterbatasan Penelitian... 96

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN... 98

5.1. Simpulan ... 98

5.2. Implikasi ... 99

5.3. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA... 107

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Data Jumlah Kader di Kabupaten Deliserdang

Program CEPAT USAID - JKM ... 45

Tabel 3.2. Penentuan Jumlah Sampel ... 46

Tabel 3.3. Indikator Variabel Motivasi, Komitmen Organisasi, Persepsi terhadap Kompensasi dan Produktivitas Kerja... 50

Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 55

Tabel 4.1. Ringkasan Karakteristik Data dari Setiap Variabel Penelitian... 64

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Produktivitas Kerja ... 65

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kerja ... 67

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Variabel Komitmen Organisasi ... 68

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi terhadap Kompensasi... 69

Tabel 4.6. Kecenderungan Data Variabel Produktivitas Kerja... 71

Tabel 4.7. Kecenderungan Data Variabel Motivasi Kerja ... 71

Tabel 4.8. Kecenderungan Data Variabel Komitmen Organisasi ... 72

Tabel 4.9. Kecenderungan Data Variabel Persepsi terhadap Kompensasi... 73

Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 74

(12)

ix

Tabel 4.12. Ringkasan Anava Persamaan Regresi... 77

Tabel 4.13. Ringkasan Uji Independensi Antar Variabel Bebasa... 78

Tabel 4.14. Ringkasan Hasil Analisis Korelasi X1dan Y... 80

Tabel 4.15. Ringkasan Hasil Analisis Korelasi X2dan Y... 81

Tabel 4.16. Ringkasan Hasil Analisis Korelasi X3dan Y ... 82

Tabel 4.17. Ringkasan Hasil Analisis Korelasi X1,X2,X3,dan Y... 83

Tabel 4.18. Rangkuman Analisis Regresi Ganda X1,X2,X3,dengan Y .. 84

Tabel 4.19. Rangkuman Analisis Korelasi Parsial... 85

(13)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Grafik Trend Penemuan Kasus TB Paru

Tahun 2000-2012 ... 6

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Produktivitas Organisasi ... 18

Gambar 2.2. Proses Motivasi ... 21

Gambar 2.3. Integrative Model of Organization Behavior ... 27

Gambar 2.4. Empat Level yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja ... 28

Gambar 2.5. Hubungan Kenaikan Produktivatas dengan Upah ... 33

Gambar 2.6. Paradigma Penelitian... 42

Gambar 4.1. Histogram Variabel Produktivitas Kerja... 66

Gambar 4.2. Histogram Variabel Motivasi Kerja Karyawan ... 67

Gambar 4.3. Histogram Variabel Komitmen Organisasi... 69

Gambar 4.4. Histogram Variabel Persepsi terhadap Kompensasi ... 70

(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Motivasi Kerja... 111

Lampiran 2. Instrumen Komitmen Organisasi... 113

Lampiran 3 . Instrumen Persepsi terhadap Kompensasi... 115

Lampiran 4 . Instrumen Produktivitas Kerja ... 117

Lampiran 5 . Tabulasi Validitas Uji Coba Angket Motivasi Kerja ... 119

Lampiran 6 . Tabulasi Validitas Uji Coba Angket Komitmen Organisasi ... 120

Lampiran 7 . Tabulasi Validitas Uji Coba Angket Persepsi terhadap Kompensasi... 121

Lampiran 8 . Tabulasi Validitas Uji Coba Angket Produktivitas Kerja . 122 Lampiran 9. Reliabilitas Uji Coba Angket Motivasi Kerja ... 123

Lampiran 10. Reliabilitas Uji Coba Angket Komitmen Organisasi ... 124

Lampiran 11. Reliabilitas Uji Coba Angket Persepsi terhadap Kompensasi... 125

Lampiran 12. Reliabilitas Uji Coba Angket Produktivitas Kerja ... 126

Lampiran 13. Perhitungan Validitas ... 127

Lampiran 14. Perhitungan Uji Reliabiltas ... 133

Lampiran 15. Data Hasil Penelitian ... 134

Lampiran 16. Perhitungan Statistik Dasar ... 138

Lampiran 17. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Ubahan Penelitian.. 144

(15)

xii

Lampiran 19. Uji Homogenitas Ragam ... 153

Lampiran 20. Uji Kelinieran dan Persamaan Regresi... 162

Lampiran 21. Perhitungan Uji Idenpendensi ... 175

Lampiran 22. Perhitungan Koefisien Korelasi... 178

Lampiran 23. Perhitungan Uji Keberartian Persamaan Regresi Linier Multiple dari Variabel Motivasi Kerja (X1), Komitmen Organisai (X2), dan Persepsi terhadap Kompensasi (X3) dengan produktivitas Kerja (Y)... 181

Lampiran 24. Perhitungan Korelasi Parsial ... 185

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia didalam suatu organisasi merupakan modal utama dan

memiliki sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan organisasi, sama seperti modal

pisik seperti mesin dan biaya. Dalam arti lain sumber daya manusia merupakan salah

satu elemen penting dalam mewujudkan tujuan organisasi. Tujuan organisasi dapat

tercapai apabila organisasi tersebut dapat menyerap pengetahuan, keterampilan dan pola

kerja karyawan secara optimal. Karyawan bukan sekedar alat pendukung atau alat

bantu dan bukan sekedar sejumlah sumber daya tersedia yang digunakan sewaktu-waktu

sesuai keperluan. Karyawan adalah kekayaan organisasi yang akan mendatangkan lebih

banyak kekayaan.

Terkait dengan hal ini, sumber daya manusia bahkan diharapkan mampu

mencapai tujuan pembangunan Indonesia, sesuai dengan komitmen di dunia

internasional lebih lebih terkenal dengan nama Millenium Development Goals (MDGs).

MDGs merupakan deklarasi milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan

dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada

September Tahun 2000. Kesepakatan ini memiliki delapan butir tujuan untuk dicapai

pada tahun 2015. Salah satu targetnya untuk kesejahteraan rakyat dan pembangunan

masyarakat. Laporan United Nation of Development atau UNDP (2005:4) the eight

millennium development Goals: (1) Eradicate extreme poverty and hunger;(2) Achieve

(17)

2

Reduce child mortality;(5)Improve maternal health;(6) Combat HIV/AIDS, malaria and

other diseases;(7) Ensure environmental sustainability;(8) Develop a global

partnership for development (ada delapan tujuan pembangunan yaitu: 1. Memberantas

kemiskinan dan kelaparan ekstrem; 2. Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua; 3.

Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; 4. Menurunkan angka

kematian anak; 5. Meningkatkan kesehatan ibu; 6. Memerangi HIV dan AIDS, Malaria

dan penyakit lainnya; 7. memastikan kelestarian lingkunan; dan 8. Mengembangkan

kemitraan global untuk pembangunan.

Tujuan MDGs poin 6 yaitu memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular

lainnya salah satu program tempat penulis ingin teliti yaitu penyakit menular

Tuberculosis atau biasa di singkat dengan TB. Program Community Empowerment of

People Againts Tuberculosis disingkat dengan CEPAT merupakan program yang

didanai oleh USAID dimana Yayasan Jaringan Kesehatan Masyarakat (JKM) adalah

pelaksana Grant program. Program ini bertujuan untuk menanggulangi angka TB,

karena TB merupakan salah satu penyakit penyumbang korban tertinggi di Indonesia.

Indonesia dalam hal kasus ini menempati peringkat kelima dalam Global Tuberculosis

Control: Epidemiology, Strategy and Financing (Global).

Laporan Word Health Organization (WHO) tahun 2011 menyatakan alasan

mengapa kasus TB tinggi. Penyebabnya antara lain: terbatasnya deteksi kasus (pasien

yang pasif), keterlambatan diagnosis, kecilnya penanganan kasus TB-MDR,

pengetahuan tentang TB yang terbatas. Terbatasnya dukungan untuk penanganan TB

(18)

3

yaitu memberikan pentransferan pengetahuan pendidikan mengenai TB kepada

masayarakat dan dalam kesempatan ini program melakukan pelatihan kepada beberapa

orang yang merupakan perwakilan dari daerah atau kader kesehatan di lingkungan

setempat.

Pelatihan menurut Mangkuprawira (2002:135) adalah sebuah proses mengajarkan

pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar kaaryawan semakin terampil dan

mampu melaksanakan tanggung jawab dengan semakin baik, sesuai dengan standar.

Memperhatikan betapa pentingnya pelatihan maka program ini melalukan pelatihan

kader dimana kader nantinya akan dibekali pengetahuan, keahlian dan sikap agar

tercapainya tujuan dari program ini yang otomatis menjadi tujuan dari organisasi.

Dalam setiap kelas pelatihan terdiri dari 20 kader, jumlah ini merupakan standard

dari pelatihan agar ilmu yang disampaikan dapat ditransfer dan diterima baik oleh kader

atau peserta pelatihan. Setelah diadakannya pelatihan, kader memiliki kewajiban dan

tanggung jawab untuk mencari kasus sehingga produktivitas kader akan kegiatan ini

sangat penting. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada

kader yang dipilih dan selanjutnya kader tersebut akan memberikan ilmu pengetahuan

yang didapatnya kepada orang-orang yang sebaya dengannya, kegiatan ini dikenal

dengan peer education (pendidikan sebaya). Dimana dalam metode pendidikan sebaya

ini, komunitas kader akan menghasilkan perubahan di antara anggota lain dalam

kelompok yang sama. Pendidikan sebaya sering digunakan untuk mengubah tingkat

perilaku pada individu dengan cara memodifikasi pengetahuan, sikap, keyakinan, atau

(19)

4

tingkat kelompok atau masyarakat dengan memodifikasi norma-norma dan merangsang

tindakan kolektif yang mengarah pada perubahan program dan kebijakan yang ada

dalam masyarakat. Kader TB memiliki peran strategis dalam meningkatkan angka

kesembuhan penyakit TB dan menurunkan angka kesakitan akibat TB. Peran strategis

kader TB kabupaten diantaranya; menemukan suspect, memotivasi suspect untuk

melakukan pemeriksaan dahak ke Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) terdekat untuk

memastikan apakan suspect tersebut positive menderita sakit TB atau tidak. Maka

menemukan kasus TB dan mengobatinya merupakan kerja kader, sehingga produktivitas

yang tinggi dari kader TB sangat dibutuhkan.

Produktivitas merupakan tujuan dari setiap sistem organisasi apapun,

produktivitas adalah ukuran sejauh mana sumber-sumber daya alam, teknologi dan

manusia dipergunakan dengan baik, dan dapat mewujudkan hasil tertentu yang

diinginkan. Secara singkat produktivitas dapat dikatakan sebagai ukuran mengenai apa

yang diperoleh dari apa yang diberikan, seberapa jauh masukan input dapat

menghasilkan keluaran output, baik kuantitatif maupun kualitatif sesuai dengan standar

baku yang telah ditetapkan.

Spring Singapore (2011:4), productivity is defined as the relationship between the

quality of input used to generate that output, yang mengandung arti bahwa

produktivitas merupakan hubungan antara hasil yang dicapai (output) dengan

keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Masih dalam buku yang sama, Spring

Singapore (2011:4), productivity is not just about doing things more efficiently by

(20)

5

right things”, bahwa produktivitas bukan hanya melakukan semata melainkan kepada

pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.

Peningkatan produktivitas adalah tujuan dari semua organisasi ataupun lembaga,

produktivitas mengandung pengertian berkenaan denagan konsep ekonomis, filosofis

dan sistem. Produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk

menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan hidup

manusia dan masyarakat pada umumnya jika dilihat dari konsep ekonomis.

Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap

mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari

ini harus lebih baik dari hari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal ini

yang memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri. Sedangkan konsep

sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada

kerjasama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.

Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran)

dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan persatuan waktu,

definisi kerja ini mengandung cara atau metode pengukuran, walaupun secara teori

dapat dilakukan secara tetapi secara praktek sukar dilaksanakan, terutama karena

sumber daya masukan yang dipergunakan umumnya terdiri dari banyak macam dan di

proporsi yang berbeda.

Menurut Husein Umar (2002:9) produktivitas kerja seseorang adalah

perbandingan antara sumber hasil yang dapat dicapai perusahaan dengan keseluruhan

(21)

6

dua dimensi pengertian, pengertian dimensi pertama adalah tingkat efektifitas yang

mengarah pada hasil pencapaian kerja secara optimal, yaitu pencapaian hasil target yang

berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu kerja. Sedangkan pengertian dimensi

kedua adalah tingkat efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input

dengan realisasi penggunaannya atau aktivitas kerjanya.

Program ini mempunyai angka target angka dalam pencapaian program dimana

angka tersebut untuk menunjukkan keberhasilan program. Untuk itu dibutuhkan

produktivitas kerja seluruh elemen. Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara (2012:

27) diperhitungkan sasaran penemuan kasus baru TB Paru di Propinsi Sumatera Utara

sebear 21.145 jiwa, dan hasil cakupan penemuan kasus TB Paru yaitu 17.459 kasus atau

82,57%. Angka ini mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2011 yaitu 76,57%

dan 2010 yaitu 68, 86%. Berikut grafik penemuan kasus 12 tahun terakhir.

(22)

7

Melihat angka target di atas yang merupakan revisi target, merupakan observasi

awal penulis di lapangan mengenai produktivitas kader TB karena setelah

dilakasanakannya pelatihan penemuan kasus TB di lapangan masih belum memuaskan

seperti yang diharapkan. Ini tergambar dari awal target temuan TB semula sudah

teridentifikasi rendah.

Produktivitas kerja merupakan suatu hasil kerja dari seseorang. Hasil kerja

seseorang merupakan proses bekerja dari seseorang dalam menghasilkan suatu barang

atau jasa. Proses kerja merupakan kinerja dari individu. Sering terjadi produktivitas

kerja seseorang menurun dikarenakan kemungkinan adanya ketidaknyamanan dalam

bekerja, kompensasi yang minim, kurangnya motivasi, dan juga ketidakpuasan dalam

bekerja.

As’ad (1998:45) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu motivasi kerja dalam psikologi disebut pendorong

semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut

menentukan besar kecilnya produktivitas kerja. Dewan Produktivitas Nasional

(1995:281) mempunyai pengertian produktivitas kerja sebagai sikap mental yang selalu

berpandangan bahwa mutu kehidupan kerja seseorang pada hari ini harus lebih baik dari

harikemarin dan mutu kehidupan kerja kader pada hari esok harus lebih baik darihari

ini. Untuk mewujudkan sikap tersebut, maka dibutuhkan komitmen yang baik dari

setiap individu.

Menilai produktivitas kerja kader merupakan pekerjaan yang sulit terutama

(23)

8

kerja karyawan dapat dilakukan melalui penilaian salah satunya sikap, yakni

menunjukkan seberapa jauh tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan serta

bagaimana tingkat kerja sama dengan teman dan atasan dalam menyelesaikan

pekerjaan.

Sikap yang harus dimiliki seseorang yakni komitmen organisasi yang merupakan

hubungan aktif antara anggota dengan organisasinya atau organisasi dimana anggotanya

bersedia memberikan sesuatu atas kemauan sendiri agar dapat mencapai tujuan

organisasi. Porter dalam Kuntjoro (2002:2) komitmen organisasi merupakan

penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi dan kesiapan dan kesediaan untuk

berusaha dengan sungguh-sungguh mencapai tujuannya.

Strees (1985:50) mendefenisikan komitmen organisasi sebagai rasa identifikasi

(kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi), keterlibatan, (kesediaan untuk berusaha

sebaik mungkin demi kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk tetap

menjadi anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan seorang anggota

kepada organisasinya. Komitmen organisasi merupakan kondisi dimana anggota sangat

tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai dan sasaran organisasi. Komitmen terhadap

organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan formal, karena meliputi sikap

menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi

kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan.

Sunarto (2003:25) yang mengidentifikasikan komitmen organisasi sebagai suatu

keadaan dimana seseorang memihak kepada suatu organisasi tertentu dan

(24)

9

komitmen pada organisasi yang tinggi berarti pemihakan kepada organisasi yang

dimilikinya.

Komitmen organisasi mengandung pengertian sebagai suatu hal yang lebih besar

dari sekedar kesetiaan yang pasif terhadap organisasi, dengan kata lain komitmen

organisasi menyiratkan hubungan anggota dengan organisasi atau organisasi secara

aktif, karena anggota yang menunjukkan komitmen yang tinggi memiliki keinginan

untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih dalam menyokong

kesejahteraan dan keberhasilan organisasinya.

Namun untuk mencapai keberhasilan manajemen dari suatu organisasi, perlu

diketahui faktor-faktor pendukung dari produktivitas kerja sehingga tujuan tercapai

secara optimal salah satunya adalah tingkat penghasilan, semakin besar kompensasi

yang diterima kader maka akan memberikan semangat kerja untuk memacu prestasi,

sehingga produktivitas kerja kader tercapai. Kompensasi yang baik menjadi faktor

untuk meningkatkan produktivitas kerja mereka, pada dasarnya seseorang yang bekerja,

mengharapkan imbalan yang sesuai dengan jenis pekerjannya. Karena adanya

kompensasi yang sesuai dengan pekerjaannya, maka akan timbul pula rasa gairah kerja

yang semakin baik.

Menurut Nitisemito (1996:165) menjelaskan bahwa apabila seseorang

mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya dari pekerjaannya,

maka tingkat loyalitasnya akan meningkat. Dalam hal ini, maka dapat dinyatakan

bahwa persepsi kader terhadap kompensasi bersifat positif, begitu pula sebaliknya.

(25)

10

menafsirkan kesan yang berhubungan dengan panca indera supaya memberikan makna

atau arti terhadap lingkungan mereka. Ivancevich dan Matteson (1999:115) juga

menyatakan bahwa persepsi adalah proses kognitif dimana seorang individu

memberikan makna terhadap lingkungan, sebab orang memberikan maknanya terhadap

stimulus, individu yang berbeda akan melihat hal yang sama dengan cara yang berbeda.

Dengan jiwa sukarelanya yang mana kader hanya diberikan pengganti transportasi

sebagai kompensasinya, masih ada beberapa kader yang masih belum menemukan

kasus TB di lapangan hanya menunggu sehingga dirasa motivasinya masih rendah dan

persepsi terhadap kompensasi juga rendah. Organisasi dalam meningkatkan

produktivitas kerja juga banyak mengalami kendala-kendala. Ini ditunjukan dengan

adanya permasalahan yang terjadi dilingkungan organisasi. Penurunan produktivitas

kerja masih sering terjadi, permasalahan tentang produktivitas kerja merupakan

permasalahan umum yang terjadi pada setiap organisasi. Kadang produktivitas kerja

seseorang cenderung menurun dan pengaruhnya adalah merosotnya suatu organisasi.

Bila tidak diatasi dengan baik maka organisasi tersebut akan cenderung mangalami

penurun yang signifikan.

Dari uraian diatas, maka peneliti mengambil judul “Hubungan Motivasi Kerja,

(26)

11

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah yang berhubungan dengan produktivitas yaitu:

1. Apakah ada hubungan motivasi dengan produktivitas?

2. Apakah ada hubungan komitmen organisasi dengan produktivitas?

3. Apakah ada hubungan persepsi terhadap kompensasi dengan produktivitas?

4. Apakah ada hubungan pencapaian target dengan produktivitas kerja?

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti membatasi masalah terhadap motivasi

yang dilihat dari kebutuhannya, komitmen organiasasi dari nilai-nilai organisasi,

persepsi terhadap kompensasi yang dilihat dari psikologisnya, dan produktivitas yang

dilihat dari hasil pencapaiannya.

Penelitian ini juga membatasi tempat Kecamatan yang mana Kabupaten

Deliserdang yang memiliki 22 Kecamatan tetapi oleh penulis hanya mencari kader yang

penemuan kasus penyakit TB terbanyak sehingga dipilih kader yang telah dilatih di 5

Kecamatan yaitu Kecamatan Labuhan Deli, Deli Tua, Patumbak, Sunggal dan Percut

(27)

12

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka dapat

dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja

kader TB Program CEPAT USAID - JKM di Kabupaten Deliserdang?

2. Apakah terdapat hubungan antara komitmen organisasi dengan produktivitas

kerja kader TB Program CEPAT USAID - JKM di Kabupaten Deliserdang?

3. Apakah terdapat hubungan antara persepsi terhadap kompensasi dengan

produktivitas kerja kader TB Program CEPAT USAID - JKM di Kabupaten

Deliserdang?

4. Apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja, komitmen organiasi dan

persepsi terhadap kompensasi secara bersama-sama dengan produktivitas kerja

dengan produktivitas kader TB Program CEPAT USAID - JKM di Kabupaten

Deliserdang?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian, maka tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui:

1. Hubungan motivasi kerja dengan produktivitas kerja kader TB program CEPAT

USAID - JKM di Kabupaten Deliserdang.

2. Hubungan komitmen organisasi dengan produktivitas kerja kader TB program

(28)

13

3. Hubungan persepsi kompensasi dengan produktivitas kerja kader TB program

CEPAT USAID - JKM di Kabupaten Deliserdang.

4. Hubungan motivasi kerja, komitmen organisasi dan persepsi terhadap

kompensasi secara bersama-sama dengan produktivitas kerja kader TB

program CEPAT USAID - JKM di Kabupaten Deliserdang.

1.6. Manfaat Penelitian

Diharapkan melalui penelitian ini diperoleh manfaat antara lain:

1.6.1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menguatkan teori mengenai

produktivitas kerja kader yang berhubungan dengan motivasi kerja, komitmen

organisasi dan persepsi terhadap kompensasi.

1.6.2.Manfaat Praktis

a. Bagi lembaga organisasi yaitu yayasan Jaringan Kesejahteraan/Kesehatan

Masyarakat, penelitian sebagai informasi dalam program Tuberkulosis ini.

b. Bagi manajer, penelitian ini dapat menjadi acuan dari manajer dalam melaksanakan

program ini.

c. Bagi komunitas kader tuberkulosis, penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dan

pembelajaran dikomunitas kader tuberkulosis.

d. Bagi petugas tuberkulosis di puskesmas, penelitian ini dapat menjadi masukan bagi

mereka dalam memahami manajemen dan karakteristik kader tuberkulosis.

(29)

98

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil-hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan motivasi kerja dengan produktivitas

kerja kader TB di Kabupaten Deliserdang dengan besar koefisien korelasi yakni

0,26. Hal ini berarti makin baik motivasi kerja kader makin tinggi pula

produktivitas kerja kader. Selain itu motivasi kerja kader ini memberikan

sumbangan efektif terhadap produktivitas kerja kader dengan sumbangan sebesar

4%.

2. Hasil penelitian terdapat hubungan yang positif dan signifikan komitmen organisasi

dengan produktivitas kerja kader TB di Kabupaten Deliserdang dengan besar

koefisien korelasi yakni 0,32. Hal ini berarti makin baik komitmen organisasi

makin tinggi pula produktivitas kerja kader. Selain itu komitmen organisasi kader

ini memberikan sumbangan efektif terhadap produktivitas kerja kader dengan

sumbangan sebesar 56%.

3. Demikian juga dalam hal penelitian ini, terdapat hubungan yang positif dan

signifikan persepsi terhadap kompensasi dengan produktivitas kerja kader TB di

Kabupaten Deliserdang dengan besar koefisien korelasi yakni 0,32. Hal ini berarti

(30)

99

kader. Selain itu persepsi terhadap kompensasi ini memberikan sumbangan efektif

terhadap produktivitas kerja kader dengan sumbangan sebesar 8%.

4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan motivasi kerja, komitmen

organisasi, persepsi terhadap kompensasi dengan produktivitas kerja kader TB di

Kabupaten Deliserdang dengan besar koefisien korelasi yakni 0,68. Hal ini berarti

makin baik motivasi kerja, komitmen organisasi dan persepsi terhadap kompensasi

makin tinggi pula produktivitas kerja kader. Selain itu ketiga variabel ini

memberikan sumbangan efektif terhadap produktivitas kerja kader dengan

sumbangan sebesar 68%.

5.2. Implikasi

5.2.1. Upaya Peningkatan Produktivitas Kerja Melalui Motivasi Kerja

Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, menunjukkan bahwa

korelasi antara variabel motivasi kerja dengan produktivitas kerja terdapat hubungan

yang kuat ini menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara motivasi

kerja dengan produktivitas. Hal ini disebabkan karena motivasi merupakan faktor yang

kuat dalam peningkatan produktivitas kerja kader TB di Kabupaten Deliserdang, namun

pada umumnya hal ini masih kurang dalam beberapa aspek yakni kurang

memperhatikan keamanan kerja dari kader dalam pelaksanaan tugasnya di lapangan.

Sehingga dirasa sangat perlu diperhatikan dan diperbaiki lagi tingkat motivasinya.

Dengan memperhatikan hasil penelitian ini beberapa aspek-aspek dalam upaya

peningkatan produktivitas kerja kader dapat diupayakan dengan beberapa langkah

(31)

100

a. Menyediakan fasilitas kerja kader TB seperti menyediakan masker ketika

melakukan kontak dengan pasien TB, hal ini dirasa sangat perlu mengingat

penyakit TB ini adalah penyakit menular yang mematikan. Sehingga perlu

untuk menyediakan fasilitas keamanan dari kader TB agar nyaman dalam

bekerja di lapangan.

b. Memperhatikan kebutuhan kader TB, seperti memberi dorongan semangat dan

motivasi ketika mendapatkan kesulitan di lapangan seperti memberi

kemudahan dan pengetahuan mengenai penyakit menular dan bagaimana

mengatasinya.

c. Kader hendaknya tetap diberi stimulus agar semangat untuk member informasi

dan mentrasfer informasi mengenai penyakit TB di komunitas dan di kalangan

lingkungan sendiri.

d. Kader selalu tetap ditanamkan semangat dalam dirinya untuk tetap melakukan

kegiatan sosial dan kepercayaan diri untuk mengembangkan dirinya agar

informasi kesehatan ini menyebar luas di komunitas, seperti memberi

kesempatan kepada kader dalam pengembangan ide-ide kreatif bagaimana

informasi TB ini dapat tersosialisasi dengan baik dan cepat.

e. Pimpinan harus cermat dan memperhatikan kebutuhan dari kader TB dalam

melakukan tugasnya, karena seseorang akan mau bekerja keras apabila

(32)

101

Dengan upaya-upaya yang dilakukan, diharapkan pemerintah, komunitas

masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat mau membantu dalam kondisi nyata yaitu

memberi kemudahan kader dalam mendapatkan fasilitas kesehatan yang gratis sehingga

memacu semangat kader dalam menutupi kebutuhan rasa amannya dalam berobat gratis

dan diharapkan pemerintah mau mendengarkan apa yang menjadi kebutuhan para kader

kesehatan dalam melaksanakan tugas di lapangan sehingga kader merasakan perhatian

dan pemerintah, komunitas masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat. Sehingga

dengan memperhatikan dan mau mengerti akan kondisi kader menimbulkan semangat

motivasi yang tinggi pada kader dan berakibat meningkatkan tingkat produktivitas kerja

kader TB.

5.2.2.Upaya Peningkatan Produktivitas Kerja Melalui Komitmen Organisasi

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi antara

variabel komitmen organisasi dengan produktivitas kerja memiliki hubungan yang kuat

dan menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara komitmen organisasi

dengan produktivitas. Indikator-indikator yang terdapat dalam komitmen organisasi

memiliki keterkaitan dalam peningkatan produktivitas kerja. Dari hasil penelitian ini

beberapa aspek-aspek komitmen organisasi perlu diperhatiakan dalam upaya

peningkatan produktivitas kerja kader dapat diupayakan dengan beberapa langkah

sebagai berikut ini:

a. Lembaga harus memperhatikan dan mengembangakan pemberdayaan kader

yang mampu terus bertahan dalam pengembangan diri dan pengetahuan kader

(33)

102

b. Pimpinan harus menumbuhkan sifat memiliki terhadap lembaga kepada kader

sehingga kader yang bukan karyawan tetap tetap merasakan bagian dari

lembaga. Dengan terus melakukan kontak dan pertemuan terhadap kader dan

terus mengingatkan akan tujuan dari organisasi.

c. Bersama-sama dengan lembaga dimana kader terus diberi informasi mengenai

tujuan dari lembaga untuk mengurangi angka kematian akibat penyakit TB.

d. Menanamkan rasa kebersamaan sehingga walaupun kader telah selesai

melakukan tugas di lembaga tetap mau berhubungan dan berkomitmen

bersama-sama dan tetap melaksanakan tujuan program dan melakukan kontak

terhadap lembaga.

Dengan melakukan upaya-upaya peningkatan produktivitas dari segi komitmen

organisasi diharapkan kader memiliki keterkaitan yang kuat dalam melaksanakan

tugasnya. Walaupun kader yang merupakan kader sukarela yang tidak bergantung pada

suatu organisasi tetapi dengan memperhatikan dan melibatkan kader dalam suatu

organisasi membuat kader merasa diperhatikan. Sehingga lembaga swadaya masyarakat

dan pemerintah harus terus menanamkan jiwa komitmen organisasi agar tercapainya

tujuan program kesehatan ini.

5.2.3.Upaya Peningkatan Produktivitas Kerja Melalui Persepsi terhadap Kompensasi

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi antara variabel

Persepsi terhadap kompensasi dengan produktivitas kerja memiliki hubungan yang kuat

(34)

103

beberapa aspek-aspek persepsi terhadap kompensasi perlu diperhatiakan dalam upaya

peningkatan produktivitas kerja kader dapat diupayakan dengan beberapa langkah

sebagai berikut ini:

a. Lembaga harus sering mengadakan kegiatan-kegiatan untuk menyerap aspirasi

kader dan memberi pemahaman dalam mengadakan kegiatan-kegiatan yang

bertujuan dalam pemahaman mengenai kompensasi yang diberikan untuk masa

depan kader.

b. Lembaga harus menanamkan pemahaman yang benar dalam hal persepsi

terhadap kompensasi yang diterima oleh kader sehingga kader tetap

menjalankan kegiatan program dengan baik.

c. Pimpinan lembaga harus memberi informasi mengenai persepsi terhadap

kompensasi yang diterima oleh kader merupakan pengganti transport karena

salah satu sifat kader adalah sukarela makanya kader selalu bekerja tanpa

pamrih dalam pengembangan diri ke masyarakat.

Upaya-upaya dalam memperhatikan keadaan kader yang berjiwa sosial yang

bekerja tanpa imbalan harus terus diperhatikan kebutuhan mereka mengingat manusia

memiliki kebutuhan yang harus mereka pikirkan dan ini merupakan salah satu langkah

dalam meningkatkan produktivitas kerjanya. Lembaga swadaya masyarakat berupaya

bersama-sama dengan pemerintah memikirkan dan memberikan paling tidak pengganti

(35)

104

5.2.4.Upaya Peningkatan Produktivitas Kerja Melalui Motivasi Kerja, Komitmen Organisasi dan Persepsi terhadap Kompensasi

Upaya meningkatakan produktivitas kerja adalah dengan meningkatkan motivasi

kerja, komitmen organisasi dan persepsi terhadap kompensasi. Dengan dukungan ketiga

variabel tersebut, produktivitas dapat ditingkatkan. Adapun upaya yang dapat dilakukan

adalah:

a. Kader menujukkan kesungguhan dalam bekerja dimana lembaga membimbing

dan berkomunikasi dengan baik dengan member saran yang membangun.

b. Pimpinan dan lembaga memberikan panutan dan kerjasama yang baik terhadap

kader dalam menjalankan kegiatan program.

c. Lembaga dan kader secara terus menerus melakukan kontak dan pertemuan

untuk mencapai tujuan dari program yaitu penurunan angka kematian pasien

TB.

d. Lembaga member stimulus terhadap kader guna tercapainya target program.

e. Memberikan persepsi yang sama terhadap tujuan program.

f. Memiliki jiwa sosial yang tinggi dan sukarela terhadap pekerja walaupun tidak

menerima upah hanya menerima kompensasi yang berupa pengganti transport.

g. Bersama-sama memberikan penyuluhan dan pentrasferan pengetahuan terhadap

penyakit TB di komunitas setelah mendapat pelatihan.

h. Kader yang telah dilatih oleh lembaga, berkomitmen tinggi memberikan

sosialisasi di komunitas dengan memberikan ruang kepada kader untuk

(36)

105

Dalam hal peningkatan produktivitas kerja kader TB, pemerintah bersama-sama

dengan lembaga swadaya masyarakat dan komunitas masyarakat hendaknya memiliki

motivasi, komitmen organisasi dan persepsi terhadap kompensasi di kategori tinggi

sehingga tujuan program yaitu mengurangi angka kematian pada TB dan menurunkan

angka penyakit TB dapat tercapai.

5.3. Saran

Sejalan dengan kesimpulan yang telah dibuat maka berikut ini dapat diberikan

beberapa saran, antara lain :

a. Disarankan bagi lembaga organisasi yaitu yayasan Jaringan

Kesejahteraan/Kesehatan Masyarakat, dengan hasil penelitian ini lembaga

harus memperhatikan keempat variabel ini karena hasil produktivitas kader

yang masih kurang sangat mempengaruhi kinerja kerja kader yang juga

berdampak pada motivasi, komitmen organisasi dan persepsi terhadap

kompensasi yang masih berada pada nilai cukup. Sebaiknya lembaga harus

memperhatikan pengaruh internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi

produktivitas kerja kader, yang bukan saja meliputi lingkungan kader tetapi

lingkungan luar kader. Seperti bagaimana mengupayakan advokasi ke tingkat

atas agar kader mudah masuk dalam komunitas masyarakat.

b. Terutama bagi manajer dari hasil penelitian, manajer harus memiliki partisipasi

yang kuat dan tinggi dengan memperhatikan keempat vaiabel dari penelitian

ini. Manajer dengan lingkungan jaringan kemasyarakatannya harus dapat

(37)

106

menurunkan angka kematian penyakit TB. Manajer harus mampu melihat

kondisi di lapangan yang membuat semangat kader menjalankan tugasnya,

seperti memperhatikan nilai kebutuhan mereka.

c. Bagi komunitas kader tuberkulosis, dengan melihat hasil penelitian ini harus

lebih lagi meningkatkan partisipasinya lagi. Dengan mengadakan sosialisasi

dan pendekatan yang sering dan berkesinambungan mengenai bahaya penyakit

menular ini dan terus meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian

dalam pencapaian tujuan program serta dapat menjadi pengetahuan dan

pembelajaran di komunitas kader tuberkulosis.

d. Disarankan bagi petugas tuberculosis di puskesmas, dengan melihat

sumbangan efektif dan kategori nilai kecenderungan keempat variabel ini,

petugas kesehatan lebih proaktif dalam penanganan kasus ini. Petugas TB harus

mampu melaksanakan tugasnya walaupun tidak ada imbalan dan meningkatkan

kordinasi kerjanya di lapangan dengan kader dan instansi terkait manapun

dalam upaya penurunan angka penyakit ini.

e. Bagi peneliti, mengacu kepada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

masih banyak faktor lain yang mempengaruhi produktivitas kerja, kiranya

dapat menjadi pertimbangan untuk diteliti pada kesempatan lain dan dapat

(38)

107

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Panji. 1992. Psikologi Kerja. Jakarta: Rhneka Cipta Jakarta.

Anoraga Panji dan Widiyanti Ninik. 1992. Dinamika Koperasi. Jakarta : Rineka Cipta.

---. 2006. Psikologi Kerja. Jakarta: Rhneka Cipta Jakarta.

Arikunto, S. 1990. Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Edisi Revisi, Jakarta : Bina Aksara.

As’ad, Moh. 1998.Psikologi Industri : Seri Ilmu Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :

Liberty.

Azwar, S. 1986, Reliabilitas dan Validitas: Seri Pengukuran Psikologi, Yogyakarta: Penerbit Liberty

Colquitt, Jason A.; Jeffery A. LePine; dan Michael J. Wesson. 2009. Organization

Behavior: Improving Performance and Commitment in the Workplace. New

York: The McGraw-Hill Com., Inc.

Echols, John M., dan Hasan Shadily. 2003. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Flippo, Edwin. 1996. Manajemen Personalia Edisi 2. Jakarta: Erlangga.

Hamzah B. Uno. 2007. Modul Pembelajaran, Jakarta Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.

Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya

Manusia.Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

http://www.systemdynamics.org/conferences/2002/proceed/papers/Lopezor1 diakses pada tanggal 21 Juni 2015

(39)

108

Irwanto, dkk. 1997. Psikologi Umum. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ivancevich, Matteson. 1999. Organizational Behavior and Management. Irwin Mc Graw Hill.

Kopelman, R. E., (1986), Managing Productivity in Organizations: A Practical,

People-Oriented Perspective. New York: Mc Graw-Hill Book Company.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Kuntjoro. 2002. Komitmen Organisasi jilid 1. Bandung: Penerbit Mandar Maju.

Luthans, Fred. 1995. Organizational Behaviour. Seventh Edition. Singapore: McGraw-Hill, Inc

Mangkuprawira, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Nawawi, H. 1998. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nitisemito, Alex S. 1996. Manajemen Personalia. Jakarta : Graha Indonesia.

Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara. Trend Penemuan Kasus TB Paru Tahun

20002012. Medan: Dinkes Prop. Sumatera Utara

Rakhmat, Jalaluddin. 1996. Teori-teori Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Robbins, Stephen, P. 1999. Perilaku Organisasi Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga

Robbins, Stephen P dan Judge, Timothy A. 2009. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat

Satari, Lily. 2006. Manajemen Perupahan. Bandung: Teknik dan Manajemen Industri Universitas Pasundan.

Schermerhorn Jr John R, Osborn Richard N, Uhl-Bien Mary dan Hunt James G. 2012.

Organizational Behavior. Twelfth Edition. United State of America: John Wiley

and Sons, Inc.

Sedarmayanti. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Sinungan, Muchdarsyah,. 2003. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi

(40)

109

Simamora, H. 1995. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: STIE YPKN.

______. 2004. Manajemen Sumberdaya Manusia: Edisi Ke-3. Jakarta: STIE YPKN.

Steers, R.M. & Porter, L.W. 1983. Motivation and Work Behavior. Hill Companies: McGraw.

Stephen P. Robbins. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi dan Aplikasi. Alih

Bahasa : Hadyana Pujaatmaka. Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit PT.Bhuana

Ilmu Populer.

Sopiah. 2008. Prilaku Organisasional. Yogyakarta: ANDI.

Spring. 2011. A Guide to Productivity Measurement. Singapore: Enabling Enterprise.

Sunarto. 2003. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: AMUS Jogyakarta dan CV Ngeksigondo Utama.

______. 2005. Manajemen Kader. Yogyakarta: Amus.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Swastha, B dan Sukotjo, I. 1993. Pengantar Bisnis Modern (Pengantar Ekonomi

Organisasi Modern). Yogyakarta: Liberty Offset.

Thoha, 2004. Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tjuju dan Suwanto. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alvabeta.

Uma Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 2, Jakarta: Salemba Empat.

Umar, Husein.1999. Riset Strategi Perusahaan. Jakarta: PT. GPU.

UNDP. Regional Human Development Report Promoting ICT for

Human Development in Asia: Realising the Millennium Development Goals.

New Delhi (UNDP, Elsevier, 2005).

Usman, Husaini. 2014. Manajemen: teori,praktik dan riset pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

(41)

110

WHO. 2011. Global Tuberculosis Control: Epidemiology, Strategy and Financing. WHO Report 2011. Geneva, Switzerland: World Health Organization

Winardi, J. 2008. Motivasi Dan Pemotivasi Dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.

Wignjosoebroto, S., 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu : Teknik Analisis untuk

Gambar

Tabel 4.12. Ringkasan Anava Persamaan Regresi..................................
Gambar Grafik 1.1. Trend Penemuan Kasus TB Paru Tahun 2000 - 2012Sumber: Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara (2012:27)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari aplikasi latihan ujian nasional berbasis komputer ini adalah keefektifan belajar siswa dikarenakan siswa sudah dapat mengetahui di bab soal mana dia dirasa

Apabila permasalahan yang telah diungkapkan di atas tidak segera ditemukan solusi yang tepat dalam penanganannya mungkin prestasi olahraga permainan bola basket

Parameter yang digunakan dalam proses kalibrasi pada sub DAS Ciliwung Hulu (Tabel 10) yaitu bilangan kurva aliran permukaan (CN), faktor alpha aliran dasar (ALPHA_BF), lama ‘ delay

Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat

Sehubungan dengan hal tersebut, serta untuk mengetahui dunia kerja di bidang boadcasting terutama bidang editing yang sesungguhnya, maka penulis telah melaksanakan sebuah

pranikah dan 85% remaja wanita melakukan hubungan seks pertama pada usia 13-.. 15 tahun di rumah dengan pacar (dalam KTI

TEKNIK KONSELING METAFORA UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA USIA 6-7 TAHUN DI KELAS 1 SD MUHAMMADIYAH 1 ALTERNATIF KOTA MAGELANG. Universitas Pendidikan Indonesia

Banyak cara dan metode yang digunakan oleh pembuat keputusan untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain pengaturan tugas dari beberapa pekerja untuk memproduksi