• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAMPAK PERISTIWA PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN 2014 TERHADAP HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS DAMPAK PERISTIWA PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN 2014 TERHADAP HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAMPAK PERISTIWA PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN 2014 TERHADAP HARGA SAHAM DAN VOLUME

PERDAGANGAN SAHAM di BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

NINA IVANA GULTOM NIM 7113210035

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesailan penulisan skripsi ini

dengan judul “Analisis Dampak Peristiwa Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Negeri

Medan. Dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan,

sehingga untuk kesempurnaan isi skripsi ini penulis mengharapkan saran dan

kritik membangun dari semua pihak.

Penulis menyadari dan merasakan bantuan dari banyak pihak yang

meliputi bimbingan, bantuan materi, kritik, motivasi serta doa dari berbagai pihak.

Oleh sebab itu, di kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang

tulus kepada Ibu saya, M. Silalahi, yang senantiasa mendoakan, member

semangat, dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan rasa

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada puhak-pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini yaitu kepada:

1. Bapak Prof. DR. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, ME, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

(6)

ii

3. Bapak Drs. Thamrin, M.Si, selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan

4. Ibu T. Teviana, SE, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemn Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Medan

5. Ibu Dita MBA, selaku Sekretaris Jurusan Manajemn Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan

6. Bapak Syahrizal Chalil, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.Pd, M.Si, MM, selaku Dosen Pembanding

Utama saya yang telah memberi masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Ahmad Hidayat, M.Si selaku Dosen Pembanding Utama saya

yang telah memberi masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Ibu Cut Emiati, SE, M.Si selaku Dosen Pembanding Utama saya yang

telah memberi masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Seluruh dosen Jurusan Manajemen, yang telah membimbing penulis

selama masa perkuliahan. Dan kepada seluruh staf pegawai di Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Medan.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak yang berkepentingan. Tuhan Memberkati

Medan, 18 Maret 2015

(7)

ABSTRAK

Nina Ivana Gultom, NIM 7113210035, Analisis Dampak Peristiwa Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia.

Informasi yang diterima oleh pelaku pasar pada dasarnya akan mempengaruhi keputusan investasi, Apakah itu informasi baik (good news) atau informasi buruk (bad news). Salah satunya adalah informasi dari suatu peristiwa politik. Peristiwa politik menjadi sangat berpengaruh karena pemimpin baru yang baru muncul akan membawa arah stabilitas perekonomian Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak peristiwa politik Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 di Indonesia terhadap harga saham dan volume perdagangan saham. Pengujian reaksi pasar menggunakan tehnik analisis event study dengan periode pengamatan waktu 30 hari sebelum dan 30 hari setelah peristiwa. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive

sampling dari saham yang konsisten terdaftar di Indeks Kompas 100 mulai

Februari sampai Agustus 2014. Pengujian rata-rata abnormal return dan rata-rata volume perdagangan selama periode pengamatan dilakukan dengan menggunakan

Paired Samples T-Test.

Hasil penelitian menunjukkan : (1) Tidak terdapat perbedaan abnormal

return dan volume perdagangan setelah Pemilu Legislatif 2014, Namun terjadi

penurunan rata-rata abnormal return dan volume perdagangan saham. Hal ini mengindikasikan bahwa bursa saham sebelum peristiwa, para pelaku pasar ramai-ramai melakukan profit taking atau ambil untung dengan alasan menghindari situasi yang tidak menentu selama masa pemilu. (2) Terdapat perbedaan

abnormal return dan volume perdagangan saham setelah peristiwa Pemilu

Presiden 2014. Adanya kenaikan rata-rata abnormal return dan rata-rata volume perdagangan setelah peristiwa tersebut dikarenakan pelaku pasar optimis pemimpin baru adalah friendly market dan pada akhirnya akan memberikan stabilisasi ekonomi di setiap sektor.

(8)

ABSTRACT

Nina Ivana Gultom, NIM 7113210035, Analysis Impact of Legislative Election and President Election in 2014 To Share Price and Trading Volume activity in Indonesia Stock Exchange.

Iformation that investor accepted would be influence their investment decision,it was good news or bad news. One of the information was come from Politic event. Politic event become influential because a new Leader that choosen would be make a new economic stabilization in Indonesia.

The purposes of this research was to analyze effect of Legislatif General

election event’s And President election event’s in Indonesia on differences

abnormal return and trading volume activity. This research used event study method within period observe at 30 days before, 30 days after the event date. Samples of this research selected by purposive sampling method from Kompas 100 stocts that were listed in February to August 2014. To analyze differences average abnormal return and average trading volume activity on event date were used Paired Sample T-Test Analyze.

The result shows that: (1) There weren’t differences abnormal return and trading volume activity after Legislatif General election event’s in 2014. But there were decreasing average abnormal return and average trading volume activity .

This effects indicate that stock exchange before Legislatif General election event’s

make a number of investors have been doing profit taking and have to avoid uncertain situations as long as general election. (2) There were differences abnormal return and trading volume activity after Prresident election event’s in 2014. There are Increasing average abnormal return and average trading volume activity after the President event period. This indicate that investor optimis The new President is a Friendly Market and finally He will makes economic stabilization in every sector.

(9)

v DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

ABSTRAK………... i

ABSTRAC……… ii

KATA PENGANTAR……… iii

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR……… ix

BAB I – PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang……… 1

1.2Identifikasi Masalah……… 12

1.3Pembatasan Masalah……….. 13

1.4Rumusan Masalah……….. 13

1.5Tujuan Penelitian……… 14

1.6Manfaat Penelitian………. 14

BAB II – KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Pasar Modal... 16

2.1.2 Teori Ekonomi Politik……….. 18

2.1.3 Investasi……… 23

2.1.4 Informasi di Pasar Modal dan Efisiensi Pasar……….. 27

2.1.5 Teori Sinyal (Signalling Theory)………... 34

(10)

vi

2.1.7 Abnormal Return ………. 36

2.1.8Expected Return ……….. 38

2.1.9 Actual Return ………... 40

2.1.10 Aktivitas Volume Perdagangan ………. 41

2.1.11 Studi Peristiwa (Event Study)………. 42

2.1.12 Indeks Harga Saham……….. 44

2.2 Penelitian Terdahulu………... 46

2.3 Kerangka Berfikir……….. 51

2.4 Hipotesis……… 52

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian……….... 54

3.2 Populasi dan Sampel………... 55

3.3. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 3.3.1. Variabel Penelitian………... 57

3.3.2. Definisi Operasional……… 58

3.4 Teknik Pengumpulan Data……….….... 60

3.5 Teknik Analisis Data………..….... 64

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian……….. 66

4.2 Pengujian Hipotesis 4.2.1 Hipotesis I……… 67

(11)

vii

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian……… 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……….. 86

5.2 Saran……… 88

DAFTAR PUSTAKA

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 IHSG dan KOMPAS 100 di BEI Seputar Pemilu 2004, 2009 &

2014……… 6

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu……….…… 49 Tabel 3.1 Perusahaan yang Terdaftar di Kompas 100 Periode February –

Agustus 2014………. 55

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel……… 56 Tabel 4.1 Uji Normalitas Data Variabel Abnormal Return dan Volume

Perdagangan Saham Pemilu Legislatif 2014………. 68

Tabel 4.2 Hasil Analisis One Sample T Test Abnormal Return……. 69 Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Variabel Abnormal Return dan Volume

Perdagangan Saham Pilpres 2014……….. 76

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

(14)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 IHSG dan KOMPAS 100 di BEI Seputar Pemilu 2004, 2009 &

2014……… 6

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu……….…… 49 Tabel 3.1 Perusahaan yang Terdaftar di Kompas 100 Periode February –

Agustus 2014………. 55

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel……… 56 Tabel 4.1 Uji Normalitas Data Variabel Abnormal Return dan Volume

Perdagangan Saham Pemilu Legislatif 2014………. 68

Tabel 4.2 Hasil Analisis One Sample T Test Abnormal Return……. 69 Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Variabel Abnormal Return dan Volume

Perdagangan Saham Pilpres 2014……….. 76

(15)

ix

DAFTAR GAMBAR

(16)

ix

DAFTAR GAMBAR

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap Negara yang akan melakukan pembangunan memerlukan

penanaman modal. Dalam teori pembangunan ekonomi ditegaskan secara implisit

peranan modal dalam proses pembangunan. Pasar modal adalah suatu alternatif

pembiayaan pembangunan. Pasar modal mempunyai peranan yang penting dalam

kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Pasar modal

memberikan kepada pihak yang mempunyai surplus dan dalam masyarakat

(penabung atau investor) tingkat likuiditas yang tinggi, dan juga memindahkan

pihak yang memerlukan dana (perusahaan) untuk memperoleh dana yang

diperlukan dalam investasi (N.Nurhaeni,2010).

Pasar modal yang merupakan instrumen ekonomi tidak lepas dari

pengaruh lingkungan mikro dan lingkungan makro. Pengaruh lingkungan

ekonomi mikro seperti kinerja perusahaan, perubahan strategi perusahaan

(kebijakan merger maupun divestasi) dan lain-lain selalu mendapat tanggapan

dari para pelaku pasar di pasar modal. Selain itu perubahan ekonomi makro yang

terjadi seperi perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing,

inflasi, gejolak politik serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang

dikeluarkan pemerintah, turut berpengaruh terhadap fluktuasi harga dan volume

perdagangan di pasar modal (Alwi 2003, 87).

Dalam lingkungan politik, peristiwa politik erat kaitannya dengan

(18)

2

meningkatkan kinerja ekonomi suatu Negara. Hal ini dikarenakan rendahnya

resiko kerugian yang diakibatkan oleh faktor nonekonomi sehingga adanya

peristiwa politik yang mengancam stabilitas Negara, seperti pemilihan umum,

pergantian kepala Negara ataupun berbagai kerusuhan politik, cenderung

mendapat respon negatif dari pelaku pasar. Stabilitas politik yang diikuti dengan

stabilitas kondisi ekonomi, akan membuat investor merasa aman untuk

menginvestasikan dananya di pasar modal. Oleh karena itulah, investor umumnya

akan menaruh ekspektasi pada setiap peristiwa politik yang terjadi dan ekspektasi

mereka akan tercermin pada fluktuasi harga ataupun aktivitas perdagangan di

bursa efek.

Pemilihan Umum akan memberikan dampak terhadap kegiatan

perekonomian di Indonesia. Hal ini disebabkan pasar modal yang merupakan

suatu intrumen ekonomi sangat mudah terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa, baik

yang merupakan peristiwa ekonomi (secara mikro dan makro) maupun peristiwa

non ekonomi. Setiap lima tahun sekali rakyat Indonesia menggunakan hak

pilihnya sebagai warga Negara dalam Pemilu (Pemilihan Umum) untuk

menyalurkan aspirasi dan memilih wakil rakyat. Pada pemilu 2014 ini dilakukan

secara langsung oleh rakyat yang terdiri dari dua tahapan. Pemilu pertama untuk

memilih anggota Legislatif yang akan dilaksanakan pada tanggal 09 April 2014.

Pemilu kedua yaitu memilih Presiden dan Wakil Presiden yang dilaksanakan pada

tanggl 09 Juli 2014. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada kali ini

(19)

3

memperoleh suara lebih dari 60% dari keseluruhan suara yang masuk pada

perhitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Memasuki tahun 2004, Indonesia menghadapi serangkaian agenda

kegiatan politik yang padat. Untuk pertama kalinya, Indonesia melaksanakan

Pemilihan Umum (Pemilu) secara langsung untuk memilih anggota legislatif,

presiden dan wakil presiden. Risiko politik diperkirakan akan lebih mendominasi

seiring dengan pelaksanaan pemilu yang cukup panjang, April sampai dengan

Oktober. Pemilu 2004 berlangsung dalam suatu rangkaian yang dibagi dalam 3

tahapan pelaksanaan, yaitu Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden Tahap I dan Pemilu

Presiden Tahap II. Pemilu 2004 dikhawatirkan dapat menjadi hambatan bagi

pemulihan perekonomian Indonesia, namun sekaligus bisa menjadi titik balik

kebangkitan perekonomian Indonesia Asmita, (2005). Banyak pihak menunggu

hasil Pemilu 2004 dengan kekhawatiran dan harapan yang beraneka ragam.

Dengan adanya kekhawatiran atas ketidakstabilan politik dan keamanan

akan membuat investor, terutama asing akan melepas asset-asset keuangan yang

dimiliki seperti saham, obligasi dan reksa dana lalu mengkonversikannya dalam

bentuk Dollar AS sehingga membuat Rupiah terdepresiasi. Hal ini akan

memberikan dampak luas atas situasi perekonomian secara keseluruhan, baik

disektor riil maupun di pasar keuangan.

Akan tetapi di sisi lain, jika kondisi politik dan keamanan stabil seperti

pelaksanaan pemilu yang lancar dan dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin

Bangsa yang market friendly atau diterima dan disukai oleh pasar serta situasi

(20)

4

atas prospek perekonomian Indonesia menjadi positif. Secara langsung Pemilu

2004 mempengaruhi kestabilan situasi politik dan keamanan, hal ini juga

menyebabkan indikator ekonomi makro 2004 tidak sebaik pada tahun 2003

(Review Artikel Primus,2004,h.15).

Pada peristiwa pemilu 2009 akan membuat pasar merespon secara cepat

informasi yang membuat bursa saham akan semakin peka terhadap peristiwa

disekitarnya. Beberapa investor beralasan menghindari situasi yang tidak menentu

selama pemilu legislatif berlangsung (Suara Merdeka, Mei 2009).

Pelaksanaan Pemilu Presiden 2009 yang dinilai lancar oleh berbagai

kalangan, membuat dampak positif terhadap bursa saham di Bursa Efek

Indonesia. Berdasarkan jenis investasi, perlambatan pertumbuhan investasi

dipengaruhi oleh penurunan PMA yang tercatat Rp133,8 triliun pada tahun 2009,

turun 27,2% dibandingkan dengan capaian tahun 2008. Sementara itu, penanaman

modal dalam negeri meningkat dari Rp20,4 triliun pada tahun 2008 menjadi

Rp37,8 triliun pada tahun 2009. Pertumbuhan kuat konsumsi rumah tangga antara

lain didorong oleh kontribusi positif pelaksanaan Pemilu 2009, serta peningkatan

keyakinan konsumen dan pendapatan. Inflasi cukup rendah selama tahun 2009,

pada satu sisi, telah menjaga daya beli dan keyakinan masyarakat untuk tetap

dapat melakukan konsumsi. Pada sisi lain, kenaikan gaji dan peningkatan nilai

tukar petani semakin memperbaiki daya beli masyarakat sehingga mendukung

masih kuatnya konsumsi.

Memasuki pemilu legislatif 2014 akan lebih efisien karena hanya diikuti

(21)

5

oleh 44 partai peserta pemilu, sehingga tidak ada partai yang memperoleh suara

secara mutlak. Pemilu tahun ini diperkirakan akan menjadi bahan bakar utama

penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ditopang kondisi makro

ekonomi yang mulai membaik, sepanjang tahun ini IHSG diperkirakan akan

mengalami tren bullish. Hal itu juga menarik minat investor asing untuk

menanamkan modalnya di pasar modal Indonesia (Review. KPU Januari 2014)

Sejak awal tahun 2014 aliran dana asing ke bursa saham semakin deras.

Ketertarikan investor asing masuk pasar modal Indonesia, juga disebabkan karena

data ekonomi Indonesia mulai bergerak positif. Neraca pembayaran Indonesia

pada kuartal IV 2013, dibanding dengan kuartal tiga sebelumnya yang defisit.

Neraca perdagangan per Februari 2014 tercata surplus US$ 0.45 miliar. Laju

inflasi juga menunjukan tren menurun, per Januari 2014, laju inflasi tahunan per

Maret 2014 tercatat 7.32%. Fundamental makro ekonomi inilah yang tampaknya

menjadikan pelaku pasar optimis terhadap kinerja bursa saham Indonesia (Ibid).

Setelah pemilihan presiden berlangsung damai pada Rabu 09 Juli 2014,

pasar saham melonjak dan rupiah juga menguat pada pagi ini mencerminkan

adanya antusiasme pasar terhadap ekonomi Indonesia. Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) pada perdagangan terpantau menguat. Sementara itu, menurut

kurs tengah Bank Indonesia, rupiah juga menguat di level Rp11.500 per dolar

(22)

6 TABEL 1.1

IHSG dan KOMPAS 100 DI BEI SEPUTAR PEMILU 2004, 2009 & 2014

(23)

7

IHSG DI BEI SEPUTAR PEMILU 2004, 2009, & 2014

(24)

8

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada tahapan sebelum peristiwa

pemilu Legislatif tahun 2004, pergerakan saham cenderung naik. Hal tersebut

karena Sentimen positif yang ada ketika pemilu, hal tersebut lebih cenderung

memberikan „euphoria‟ dibandingkan ‘harapan yang rasional’. Harga saham

kemudian berkejaran, bergerak naik, dengan kenaikan yang terlalu tinggi. Hingga

setelah peristiwa legislatif yang berjalan relatif aman membuat pasar modal tetap

beranjak naik pada dua hari setelah peristiwa. Pemilu presiden 2004 memiliki pola

yang cenderung naik sehari sebelum dan sesudah peristiwa dan kenaikan tersebut

tidak berjalan lama, karena sentiment pasar modal yang membuat harga saham

relatif turun beberapa hari setelah peristiwa pemilu.

Pergerakan saham untuk peristiwa pemilu legislatif 2009 pemodal yang

sudah memiliki potensi untung besar dan mengetahui adanya indikasi

ketidakpastian politik dan keamanan segera melakukan profit taking. Sehingga

harga saham semakin turun dua hari sebelum peristiwa legislatif. Sementara untuk

pemilu presiden para pemodal lebih mengambil langkah “wait and see”, hingga

sehari sesudah pemilu presiden harga saham cenderung turun selama 2 hari dan

beranjak naik lagi setelah para pemodal melakukan profit taking.

Pada pemilu Legislatif dan pemilu Presiden 2014, secara teknikal grafik

pergerakan sahamnya mirip dengan pergerakan pada tahun 2009. Beberapa hari

sebelum peristiwa pemilu legislatif 2014, para pemodal lebih melakukan profit

taking (ambil untung) tetapi setelah peristiwa pemilu legislatif yang berjalan aman

dan lancar, pasar bereaksi bullish selama 4 hari berturut-turut. Sementara pada

(25)

9

memberikan „euphoria‟ dibandingkan ‘harapan yang rasional’. Harga saham

kemudian berkejaran, bergerak naik, dengan kenaikan yang terlalu tinggi. Hal ini

dikarenakan adanya “Jokowy Effect” yang memberikan harapan terhadap pasar

modal dan perekonomian. Euphoria ini tidak akan berlangsung lama karena

setelah peristiwa pemilu Presiden selesai terdapat hasil yang berbeda-beda dari

beberapa perhitungan cepat (quick count ). Hal tersebut membuat sentiment

negarif terhadap pasar dan membuat turun selama dua hari, tetapi kembali

rebound selama dua hari. Kondisi yang tidak stabil ini dikarenakan kondisi politik

dari dua kubu ini sangatlah kuat. Kalangan pemengang modal masih melakukan

“wait and see” terhadap keputusan resmi dari KPU.

Secara teknikal, pergerakan saham bisa berulang seperti tahun 2009 ke

tahun 2014. Hal tersebut karena sentimen akan informasi yang masuk ke para

pemodal membuat cenderung melakukan wait and see atau profit taking.

GAMBAR 1.2

KOMPAS 100 DI BEI SEPUTAR PEMILU 2009, & 2014

300

KOMPAS 100 DI BEI SEPUTAR PEMILU 2009

Pemilu Legislatif 2009

(26)

10

Indeks Kompas 100 merupakan Indeks yang memilki kapitalisasi 94% dari

kapitalisasi Bursa Efek Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dengan

membandingkan seluruh kapitalisasi pasar di BEI dengan kapitalisasi pasar di

Kompas 100. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besarnya kapitalisasi

Kompas 100 tidak kalah dengan kapitalisasi LQ-45. Karena kapitalisasi pasar

yang hampir sama, sehingga pergerakan harga pada kedua indeks mirip. Hal

tersebut yang membuat peneliti tertarik untuk memakai perusahaan-perusahaan

yang terdaftar pada indeks Kompas 100.

Dari keseluruhan grafik yang ditampilkan, pola-pola pergerakan saham

mirip pada tahun 2009 dan 2014. Untuk tahun 2004, memiliki perbedaan

tersendiri karena pada tahun tersebut untuk pertama kalinya diadakan pemilu

secara langsung. Stabilitas politik di duga menjadi salah satu alasan bagi investor

untuk segera merespon pasar. Meskipun para investor menyambut positif isu

dalam negeri, dikhawatirkan indeks saham tetap rawan terhadap profit taking/aksi

ambil untung. Pengujian kandungan informasi pemilihan umum dimaksudkan

1000

KOMPAS 100 DI BEI SEPUTAR PEMILU 2014

Pemilu Legislatif 2014

Pemilu Presiden 2014

(27)

11

untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman tersebut

mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu

pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Pada prinsipnya, risiko investasi di pasar modal sangat berkaitan erat

dengan terjadinya volatilitas harga saham yang dipengaruhi oleh informasi. Suatu

informasi yang membawa kabar baik (good news) akan menyebabkan harga

saham naik, dan sebaliknya informasi yang membawa kabar buruk (bad news)

akan menyebabkan harga saham turun (Setyawan, 2006)

Beberapa penelitian mendokumentasikan beberapa pengaruh peristiwa

politik dan peristiwa non-ekonomi terhadap Perdagangan di Bursa Efek Indonesia

(BEI) antara lain : Kabela & Hidayat (2009) meneliti peristiwa politik pemilihan

umum presiden dan wakil presiden 08 Juli 2009 terhadap abnormal return di

Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat rata-rata

abnormal return disekitar peristiwa pemilu. Namun tidak terdapat perbedaan

rata-rata abnormal return sebelum dan sesuah peristiwa Pemilu Presiden 2009.

Sementara pada penelitian Trisnawati, Fenny (2011) meneliti Peristiwa politik

pemilihan presiden tahun 2004 dan 2009. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return antara sebelum dan sesudah

peristiwa pemilihan presiden 2004 tetapi terdapat perbedaan rata-rata abnormal

return antara sebelum dan sesudah peristiwa pemilihan presiden 2009.

Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas

bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai

(28)

12

perdagangan saham digunakan untuk mengukur kondisi umum dalam pasar dan

membantu menaksir kecenderungannya. Kenaikan atau penurunan dalam harga

saham biasanya berhubungan dengan kenaikan atau penurunan dalam volume

perdagangan. Jika menggunakan abnormal return maka dapat dikatakan bahwa

suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan

abnormal return kepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi

tidak akan memberikan abnormal return kepada pasar.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan metode event study mengenai kaitan antara peristiwa Pemilu

Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 dengan harga saham dan volume

perdagangan saham pada kelompok perusahaan di Kompas 100. Penelitian ini

mencoba untuk menguji kandungan informasi (Information content) dari suatu

peristiwa politik di dalam negeri terhadap aktivitas di pasar saham sehingga

penelitian ini mngambil judul “ANALISIS DAMPAK PERISTIWA PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN 2014 TERHADAP HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM di BURSA EFEK INDONESIA”

1.2. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang diatas maka menjadi identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana dampak dari peristiwa Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden

2014 terhadap perubahan Abnormal return sebelum dan setelah di Bursa

(29)

13

2. Bagaimana dampak dari peristiwa Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden

2014 terhadap perubahan Volume perdagangan saham sebelum dan setelah

di Bursa Efek Indonesia?

3. Bagaimana kecenderungan harga saham yang lebih rendah mengakibatkan

reaksi pasar terhadap volume saham yang meningkat?

4. Bagaimana kandungan informasi peristiwa Pemilu Legislatif dan Pemilu

Presiden yang ditunjukkan adanya respon negatif oleh investor?

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka penulis

membatasi masalah dalam penelitian ini. Masalah hanya dibatasi menyangkut

peristiwa Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden, Abnormal Return, dan Volume

Perdangan Saham pada perusahaan yang terdaftar di Kompas 100 BEI.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah maka dapat dirumusan beberapa masalah

sebagai berikut;

1. Apakah terdapat dampak dari peristiwa Pemilu Legislatif 2014 terhadap

perubahan Abnormal return dan Volume perdagangan saham di Bursa

Efek Indonesia?

2. Apakah terdapat dampak dari peristiwa Pemilu Presiden 2014 terhadap

perubahan Abnormal return dan Volume perdagangan saham di Bursa

(30)

14

1.5. Tujuan Penelitian

Bedasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas dapat

dirumuskan tujuan penelitian adalah :

1. Untuk menganalisis dampak peristiwa Pemilu Legislatif 2014 terhadap

abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham di Indeks

Kompas 100 BEI.

2. Untuk menganalisis dampak peristiwa Pemilu Presiden dan Wakil

Presiden 2014 terhadap abnormal return dan aktivitas volume

perdagangan saham di Indeks Kompas 100 BEI.

1.6. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Diharapkan mampu menambah pengetahuan mengenai reaksi pasar modal

di Indonesia terhadap suatu peristiwa politik dan merupakan

pengaplikasian secara nyata untuk pengetahuan yang telah diperoleh

selama mengikuti perkuliahan.

2. Bagi Universitas Negeri Medan

Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan

dan pemahaman bagi pihak lain untuk melakukan penelitian mengenai

reaksi pasar modal Indonesia terhadap suatu peristiwa politik di dalam

negeri. Sebagai masukan atau referensi bagi peneliti selanjutnya yang

tertarik menelitik mengenai pengaruh suatu peristiwa politik terhadap

(31)

15

3. Bagi Investor

Dapat digunakan sebagai informasi apabila terjadi even politik, para

pelaku pasar agar secara tepat memilah dan menganalisis

informasi-informasi yang relevan untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan, sehingga diharapkan investor tidak terburu-buru untuk

melakukan aksi jual dan lebih rasional dalam pengambilan keputusan. Dan

untuk pihak-pihak yang berkepentingan terhadap pasar modal Indonesia.

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dalam meningkatkan

(32)

86 BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan menguji apakah peristiwa Pemilu legislatif dan

Pilpres 2014 akan mempengaruhi pengambilan keputusan investor dalam

melakukan transaksi di pasar di pasar modal yang dilihat dari abnormal return

saham dan aktifitas volume perdagangan (TVA). Berdasarkan analisis yang

dilakukan terhadap hipotesis yang dirumuskan maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sesudah peristiwa Pemilu

Legislatif Namun terdapat perbedaan volume perdagangan saham sesudah

peristiwa Pemilu Legislatif. Ditemukan penurunan harga saham dan volume

perdagangan saham pada 2 hari sebelum sampai 3 hari setelah Pemilu.

Peristiwa pemilu legislatif memberikan dampak negatif terhadap adanya

informasi buruk di bursa sehingga pergerakan harga saham dan volume

perdagangan saham yang menurun setelah peristiwa pemilu legislatif. Aksi

profit taking semakin ramai jelang Pemilu Legislatif. Bahkan setelah pemilu

berlangsung harga saham tetap menurun.

Hal ini disebabkan Ketidakpastian situasi di pasar sehingga para pelaku

pasar masih dalam tahapan spekulasi. Tak satu pun partai yang mendapat

suara mayoritas membuat pelaku pasar khawatir akan adanya pemerintah

koalisi yang bisa menimbulkan ketidakpastian. Selain itu Publik dan Pelaku

(33)

87

dinilai lebih berpihak pada kepentingan kelompok atau partai. Dengan asumsi

para anggota DPR tahun ini dan tahun sebelumnya tetap tidak berubah dan

akan menghasilkan kinerja yang buruk. Oleh karena itu, Pelaku pasar masih

berasumsi bahwa informasi yang ada selama pemilu legislatif sebagai berita

buruk (bad news). Untuk saat ini para pelaku pasar masih wait and see sampai

selesai masa Pemilu Legislatif. Namun, setelah pengumuman secara Nasional

dan diresmikan oleh Mahkamah Konstitusi, t+20, Pasar kembali bereaksi

positif dan menghasilkan abnormal return. Hal tersebut disebabkan selesainya

peristiwa politik yang aman dan damai selain itu pelaku pasar dan masyarakat

juga optimis akan calon presiden dan wakil presiden yang market friendly

untuk tahapan Pemilu Presiden berikutnya.

2. Pada Pemilu Presiden, Terdapat perbedaan abnormal return dan

meningkatnya volume perdagangan saham setelah peristiwa. Pasar

memberikan dampak positif sehari setelah peristiwa pemilu presiden. Hal

tersebut ditandai dengan kenaikan tipis dari harga saham dan volume

perdagangan saham di BEI selama event window. Hal ini menunjukkan bahwa

informasi yang diterima oleh pelaku pasar merupakan berita baik (good news).

Masa periode menjelang Pilpres, pasar akan ditentukan oleh ekspektasi

siapa yang terpilih sebagai Presiden RI selanjutnya untuk terciptanya arah

pasar. Poinnya adalah presiden harus “market friendly”. Karena Pelaku pasar

dan masyarakat ingin Pemimpin yang berbeda dari periode sebelumnya. Yaitu

(34)

88

Memberikan semangat dan gerakan perubahan dan Pempimpin yang

membawa perubahan ke arah lebih baik lagi.

Selama Pemilu Presiden, penurunan tipis harga saham juga terjadi 1 hari

setelah peristiwa. Hal tersebut disebabkan hasil hitung cepat dari berbagai

lembaga tidak menunjukkan hasil yang sama. Namun setelah pengumuman

secara Nasional, t+8, Pasar merespon positif terhadap hasil KPU. Penolakan

hasil dari salah satu kubu tidak membuat harga saham dan volume

perdagangan turun. Sampai pengumuman secara nasional melalui Mahkamah

Konstitusi, pelaku pasar tetap merespon positif hasil tersebut. Hal itu

dikarenakan adanya kepastian dari hasil pemilu dan sosok Presiden tersebutlah

yang dinantikan oleh pelaku pasar dan masyarakat lainnya.

3. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia memberikan

reaksi terhadap informasi yang diterima selama Peristiwa Pemilu 2014. Pasar

menganggap peristiwa politik itu penting dan mempengaruhi secara langsung

stabilitas ekonomi. Sesuai dengan teori Ekonomi Politik Klasik, Keynes dan

Kontemporer, yang menyebutkan bahwa Ada keterkaitan antara berbagai

aspek, proses, dan institusi politik dengan kegiatan ekonomi – mencakup

kegiatan-kegiatan produksi, investasi, pembentukan harga, perdagangan,

konsumsi, dan lainnya.

5.2Saran

1. Untuk Investor dan Pelaku Pasar Modal agar dapat bersikap rasional dalam

menyikapi semua informasi yang diterima, sehingga dapat memutuskan

(35)

89

Negara, sehingga peristiwa yang memberikan dampak negatif terhadap

perekonomian dan pasar modal dapat dihindari.

2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya melihat pengaruh dari suatu peristiwa

terhadap sektor atau jenis perusahaan yang tergabung dalam indeks harga

saham gabungan (IHSG) yang dijadikan sampel penelitian sehingga hasilnya

lebih baik dan akurat.

3. Penelitian selanjutnya yang serupa, sebaiknya memperhatikan faktor-faktor

fundamental ekonomi, seperti nilai kurs rupiah, inflasi, tingkat bunga, dan

pertumbuhan ekonomi. Dimana perubahan-perubahan inflasi, tingkat bunga,

kurs dan petumbuhan ekonomi akan direspon langsung oleh pasar modal,

sehingga faktor-faktor tersebut sangat berpotensi untuk meningkatkan atau

menurunkan risiko. Selain itu jumlah pengamatan yang lebih panjang tanpa

mengabaikan peristiwa sebenarnya akan semakin menggambarkan reaksi

Gambar

Tabel 1.1 IHSG dan KOMPAS 100 di BEI Seputar Pemilu 2004, 2009 &
Gambar 1.1 IHSG di BEI Seputar Pemilu 2004, 2009 & 2014……….
Tabel 1.1 IHSG dan KOMPAS 100 di BEI Seputar Pemilu 2004, 2009 &
Gambar 1.1 IHSG di BEI Seputar Pemilu 2004, 2009 & 2014……….
+5

Referensi

Dokumen terkait

Jika aspek-aspek citra merek yang terdiri dari produk, nama, harga, distribusi, iklan dan promosi sudah dapat disinergikan menjadi satu kesatuan atribut yang seimbang

Distribusi barang yang disesuaikan dengan jenis barang kebutuhan barang logistik dan ketersediaan produk. Berikut tabel 19 penjelasan tentang distribusi barang

Penambahan minyak ikan dalam formula pakan memberikan pengaruh terhadap to- tal sel hyalin udang vaname yang dipeliha- ra selama 30 hari (Gambar 2) dengan mi- nyak lemuru maupun

Berdasarkan hasil observasi dengan guru mata pelajaran kimia di SMA Negeri 1 Ingin Jaya Aceh Besar pada tanggal 12 September 2017 pada hari rabu, salah satu permasalahan

Perumusan masalah penelitian ini adalah: (1) dapatkah teknik dialog imajinatif dengan tokoh idola dapat meningkatkan pembelajaran kemampuan berwawancara siswa

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Suwira Putra dengan judul “makna upacara Tepuk Tepung Tawar pada pernikahan adat Melayu di desa PematangSikek Kecamatan Rimba

Pelatihan kesehatan reproduksi bagi remaja disabilitas yang tinggal di asrama BRTPD Pundong dilakukan dalam 2 kelas : kelas laki-laki dan kelas perempuan dengan

Sesuai perhitungan SWOT, strategi yang harus diambil adalah : memperkuat komitmen kerjasama untuk kesejahteraan masyarakat, memperkuat segala kemampuan untuk