• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produktivitas Tebu Lahan Kering pada Berbagai Metode Pengolahan Tanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Produktivitas Tebu Lahan Kering pada Berbagai Metode Pengolahan Tanah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING

'OPTIMALISASI PRODUKSI GUr_A MENUJU

SWASEMBADA GULA I'IASI:lNAL

2009" .

makassarセ@

3-5 Agustus

20':

7

Kerjasama Antara:

ISSN 1979-5157

JURUSAN TEKNOlOGI PER-;A

セian@

UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)

Daftar lsi

ISSN 1979-5157

1

OPTIMASI LETAK RODA TRAILER DAN TITIK GANDENG PADA SISTEM GANDENG WEIGHT TRANSFER

Sam Herodian, Saiful AIis, Ramayanti Bulan

16

PRODUKTIVITAS TEBU LAHAN KERING PAOA BERBAGAI METODE PENGOLAHAN TANAH

(Dry Land Sugarcane Productivities on the Variation of Soil Tillage Methods)

Gatot Pramuhadi

24

MENUJU OPTIMASI PRODUKSI TEBU LAHAN KERING: PENGALAMAN DARIBERBAGAI PERKEBUNAN TEBU 01 LAMPUNG

Rofandi Hartanto, librisi Asmarantaka, dan Suprapto

33

EFISIENSI BIAYA MELALUI MANAJEMEN PENGENDAUAN PERSEDIAAN BAHAN PEMBANTU PADA PROSES PRODUKSI GULA

Emmy Darmawati dan David Ismail 44

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN APLIKATOR PUPUK CAIR UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING

Desrial , M. Faiz Syuaib dan Sonny Nurmachsyah

54

DESAIN BAJAK SUBSOil GETAR DENGAN PEMUPUK MEKANIS UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING

Design of Vibratory Subsoiler equipped with Mechanical Fertilizer applicator for upland Sugar Cane Plantation

Radite PAS, Wahyu Hidayat, dan Sam Herodian, I N. Suastawa

6S

KASUS PEMADATAN TANAH PADA BUDIDAYATEBU LAHAN KERING

E. Namaken Sembiring, Amri Pelawi dan Yosef Suranta

76

KINCIRMOD, MODEL KOMPUTER UNTUK MEMBANTU DALAM MERANCANG KINCIR AIR IRIGASI

Mohammad Agita Tjandra 83

IRIGASI BERKEADILAN

(PENILAIAN IRIGASI DAN PERSPEKTIF lURAN PELAYANAN IRIGASI DENGAN PENDEKATAN ISLAM)

Ayendra Asmuti 91

KURIKULUM ALTERNATIV 01 PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

Mohammad Agita Tjandra

109

PENGEMBANGAN GULA DARI BAHAN BAKU BERBASIS PATI DALAM UPAYA MENSUBSITUSI KEBUTUHAN GULA SUKROSA

AmranLaga 110

ASSESSMENT OF CROP GROWTH DYNAMICS USING SATELLITE IMAGERIES AND CROP GROWTH MODEL

(pemantauan Dinamika Pertumbuhan Tanaman Dengan Citra Inderaja dan Model Pertumbuhan Tanaman)

(3)

PRODUKTIVITAS TEBU LAHAN KERING PADA BERBAGAI METODE PENGOLAHAN TANAH

(Dry Land Sugarcane Productivlties on the Variation of Soil Tillage Methods)

Gatot Pramuhadi

Dosen Departemen Teknik Pertanian (TEP), Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta), Institut Pertanian Bogor (IPB)

Abstract

Dry land sugarcane productivities was influenced by three factors, i.e. plant genetic factor (sugarcane variety), environment factor (climate), and human activities factor (farm cultivation engineering application). Human activities factor became important because · by the application of farm cultivation engineering to sugarcane plants starting from soil tillage activities up to harvesting activity would determine the amount of sugarcane productivities. The objective of the research was to determine the amount of dry land sugarcane productivities on the variation of soil tillage methods. The research was conducted from September 2002 up to August 2003 at dry land sugarcane area on Ultisol soil at Central Lampung, Lampung. Six soil tillage methods were applied on dry land sugarcane area and then the sugarcane variety of TC-9 were planted on it. The results showed that sugarcane productivities had variation on the variation of soil tillage methods. The increasing of soil tillage intensities would decrease the sampling average of sugarcane and sugar productivities. The application of soil tillage method with minimum intensities would result in optimum soil density that caused maximum sugarcane growth and production. The soil tillage method of "subsoiling-moldboard plowing-disk harrowing-furrowing" was the most optimum soil tillage method on dry land sugarcane cultivation on Ultisol soil at Central Lampung, Lampung.

Key words: dry land sugarcane, sail tillage, productivity, and optimum

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Produktivitas tebu lahan kering merupakan fungsi dari faktor genetik tanaman, faktor lingkungan, dan faktor tindakan budidaya tanaman. Produktivitas tebu bisa mencapai maksimum apabila ketiga faktor tersebut pada kondisi optimum.

Faktor genetik yang biasa digunakan sebagai penentu produksi tebu adalah varietas atau genotip. Penggunaan varietas unggul akan dihasilkan pertumbuhan dan produksi tebu yang tinggi.

(4)

hingga panen. Tanah berperan sebagai media bagi tegaknya tanarn:;Jn, perkembangan akar, dan bersama-sama dengan air berperan sebagai media penyerapan nutrisi (unsur hara) oleh akar-akar tanaman.

Faktor tlndakan budldaya tanaman merupakan faktor tlndakan manusia untuk menumbuhkan tebu dengan sebaik-baiknya supaya produksi tebu tinggi melalui penerapan teknik budidaya tebu mulai dari pengolahan tanah, penanaman, dan pemeliharaan tanaman hingga panen. Pengolahan tanah merupakan kegiatan awal dalam budidaya tebu sehingga akan sangat menentukan keberhasilan kegiatan budidaya selanjutnya. Hasil terpenting dari kegiatan pengoJahan tanah adalah terbentuknya kondisi sifat fisik tanah yang paling baik (optimum), sehingga tebu dapat tumbuh tegak, dan akar tebu dapat berkembang dan menyerap unsur hara secara optimum. Dengan demikian, faktor tindakan manusia menjadi penting karena dengan mengaplikasikan teknik budidaya pertanian terhadap tanaman tebu mulai dari pengolahan tanah hingga panen (tebang) akan menentukan besar produktivitas tebu.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah menentukan besar produktivitas tebu lahan kering pada berbagai metode pengolahan tanah.

Ruang Iingkup

Variasi produktivitas tebu lahan kering adalah akibat aplikasi berbagai metode pengolahan tanah, dimana faktor-faktor lain yang mempengaruhi produktivitas tebu tersebut diperlakukan sarna pad a setiap plot

I

petak lahan yang memperoleh perlakuan berbagai metode pengolahan tanah tersebut.

BAHAN DAN METODA

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2002 hingga Agustus 2003 di areal kebun tebu lahan kering pada tanah Ultisol (Podsolik Merah Kuning) di Lampung Tengah, Lampung.

Parameter Penerrtian

Parameter-parameter utama penelitian yang digunakan untuk menganalisis produktivitas tebu pada berbagai metode pengolahan tanah, yaitu:

1. Produktivitas tebu sampling (PTS)

2. Produktivitas gula sampling (PGs)

3. Densitas tanah, atau soil dry bulk density (580 )

4. Konsumsi bahan bakar aktual (VFC dan WFd

Alat, Mesin, dan Bahan

Alat, mesin, dan bahan untuk penelitian terdiri atas:

1. Dua unit traktor merek Fiat (Fiatagri-New Holland 4WD, 140 hp, 7140 kg) dan John Deere (JD62S0-4WD, 100 hp, 3950 kg)

(5)

Metoda

2. Satu unit alat pengolahan tanah, meliputi: bajak subsoiler, bajak piring, bajak singkal, garu pi ring, dan kair

3. Peralatan ukur, terdiri atas: pencatat waktu (stopwatch), meteran, gelas ukur, thermometer, timbangan, waterbath dan peralatan ukur kadar gula tebu

4. Bahan, terdiri atas: bibit-bibit tebu varietas Te-9, dan minyak diesel (solar).

Enam metode pengolahan tanah (Gambar 1) diaplikasikan pad a areal lahan kebun tebu seluas

±

(450 x 180) m2

=

±

8 ha menggunakan traktor dan alat-alat pengolahan tanah. Dua unit traktor roda empat (Fiat dan John Deere) digunakan untuk menarik alat-alat pengolahan tanah; traktor Fiat untuk menarik bajak subsoiler, garu piring, dan kair, dan traktor John Deere untuk menarik bajak piring dan bajak singkal.

Plot 1 Metode 1: Sub - DP - DH - F

1

±70m

Plot 2

I

Metode 2: Sub-MP- DH - F

t

letode 3: Sub - DH1- DP - DH2 - F

±5m

t

Plot 3

I

Metode 4: Sub - DH1- MP - DH2 - F

± Plot 4

450m

PlotS

I

Metode S: Sub - DP1- DH1- DP2 -

DH2-Plot

6

Metode 6: Sub - MP1- DH1- MP2 -

DH2-±180m

Sub

=

Subsoiling (pembajakan tanah dalam menggunakan bajak subsoiler) DP

=

Disk Plowing (pembajakan tanah menggunakan bajak piring)

MP = Moldboard Plowing (pembajakan tanah menggunakan bajak singkal) DH = Disk Harrowing (penggaruan tanah menggunakan garu piring)

F

=

Furrowing (pembuatan kairan I alur tanam menggunakan kair I/urrower)

Gambar 1. Aplikasi enam metode pengolahan tanah

Pada setiap aplikasi metode pengolahan tanah, diukur volume bahan bakar terpakai, suhu bahan bakar, dan densitas tanah. Pada sa at menjelang panen (tebang tebu) diukur atau dihitung produktivitas tebu dan gula sampling.

Adapun untuk menghitung seluruh parameter penelitian digunakan formula-formula seperti ditulis ke dalam persamaan 1 hingga persamaan 11.

[image:5.546.145.484.242.440.2]
(6)

WK = VK • OF ... (2)

EF

=

48998 + 2392.1 • OF-B078· OF "2 ... (3)

EI'( = EF• WI'( ... (4)

PF

=

EI'( / (LOSS • 2545 • T /3600) ... (5)

Pr

=

0.33· PF ... (6)

SFC = WFC / (Pr • T /3600) ... (7)

SFC

=

VI'( / (Pr

*

T /3600) ... (8)

P

rs

=

10· Tes /

(P

JS • JAR) •••••••••••..•. •••• ••••••.••.•••••..•••. ••...••..••••. ••• •••.•••• •• .••.•..•.••. (9)

RGr = Pol- 0.4 • (Brix - Pol) • (WN / Wr ) ... ... (10) PGS = セイ@ • Prs

(11)

Oimana: OF TF WK

V

K

EF EI'( PF 1.055 2S45 Pr 0.33

セ@

Prs 10 Tes

PJS JAR

セ@

Pol Brix WN Wr PGS

= densitas bahan bakar, kg/liter = suhu bahan bakar, !!(

= bobot bahan bakar terpakai, kg = volume bahan bakar terpakai, liter = nilai bakar bahan bakar rata-rata, kJ/kg = energi konsumsi bahan bakar, kJ

= nilai daya bahan bakar, hp faktor konversi (1 Btu

=

1.055 kJ)

= fa'ktor konversi (1 hp.jam = 2545 Btu) daya mekanik traktor, brake hp

= efisiensi panas bahan bakar maksimuin motor diesel (Jones, 1952)

= konsumsi bahan bakar spesifik, kgfhp.jam, atau liter/hp.jam

=

produktivitas tebu sampling, ton/ha

=

faktor konversi (1 kg/m2

=

10 ton/hal = bobot total batang-batang tebu sampling, kg = panjang sampling, m

jarak antar alur tanam, m = rendemen giling tebu, %

kandungan gula dalam nira tebu

kandungan gula dan non-gula dalam nira tebu = bobot nira tebu, kg

= bobot tebu digiling, kg

= produktivitas gula sampling, ton/ha

HASll DAN PEMBAHASAN

Tanah di lokasi penelitian berjenis Ultisol (Podsolik Merah Kuning). Tekstur tanah pada kedalaman hingga 60 em adalah liat berpasir (sandy clay)

(7)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa densitas tanah, konsumsi bahan bakar, daya mekanik traktor, produktivitas tebu dan gula sampling bervariasi akibat aplikasi berbagai metode pengolahan tanah (labell, dan Gambar 2 hingga Gambar 51. Intensitas pengolahan tanah yang semakin tinggi menghasilkan densitas tanah yang cenderung semakin besar (Gambar 31, konsumsi bahan bakar total, waktu lapang total, dan daya mekanik traktor total yang semakin besar (Gambar 41, dan produktivitas tebu dan gula sampling yang cenderung semakin keeil (Gam bar 51. Bertambahnya intensitas pengolahan tanah telah menyebabkan hasit pengolahan tanah yang semakin tidak efektif dan tidak efisien.

Aplikasi metode pengolahan tanah minimum menghasilkan densitas tanah optimum yang menyebabkan pertumbuhan dan produksi gula mencapai maksimum (Gambar 3, Gambar 5, dan Gambar 61. Metode "subsoiling-moldboard plowing-disk harrowing-furrowing" merupakan metode pengolahan tanah paling optimum pada budidaya tebu lahan kering pada tanah Ultisol di Lampung lengah, Lampung.

label 1. HasH pengukuran dan perhitungan parameter-parameter

penelitian

Simbol Sao T VFC WFC

P

T セ@

P

TS

Metode Kegiatan glee jam liter kg hp I/hp.jam ton/ha

Sub 1.42 0.536 17.00 13.87 134.27 0.24

1 DP 1.28 0.575 8.00 6.53 58.94 0.24

DH 1.36 0.708 12.50 10.21 74.86 0.24

Fur 1.31 0.821 19.40 15.81 99.97 0.24

M rM[エ。セ@

I

1.31 2.640 56.90 46.42 368.().1 0.24 56.15

Sub 1.41 0.536 17.00 13.87 134.27 0.24

2 MP 1.24 0.832 11.40 9.29 58.05 0.24

DH 1.34 0 .710 14.00 11.40 83.36 0.24

Fur 1.29 0.794 22.70 18.42 120.69 0.24

r。エ。セ@

I

1.29 2.8n 65.10 52.98 396.37 0.24 63.08

Sub 1.43 0.536 17.00 13.87 134.27 0.24

DH 1 1.40 0.543 9.40 7.66 73.33 0.24

3 DP 1.32 . 0 .557 10.30 8.41 78.38 0.24

DH 2 1.32 0.736 13.00 10.61 74.89 0.24

Fur 1.35 0.727 17.10 13.99 99.83 0.24

r。エ。セ@

I

1.35 3.099 66.80 54.54 460.70 0.24 41.54

Sub 1.39 0.536 17.00 13.87 134.27 0.24

DH 1 1.42 0.578 8.40 6.85 61.53 0.24

4 MP 1.35 0.608 7.00 5.72 48.82 0.24

DH 2 1.37 0.630 13.60 11.08 91.32 0.24

Fur 1.38 0.713 19.70 16.08 117.07 0.24

P

GS

ton/ha

6.71

7.30

5.09

'---"--'2"---...

_

..

_

..

_-

----

._--_._.,--....

_

... _.

__

._

.. ...

__

._-_

..

- ---_.

__

.--_ ... __ .. _--_._.-

._---Rata

I

1.38 3.065 65.70 53.60 453.01 0.24 45.64 5.84

Sub 1.35 0.536 17.00 13.87 134.27 0.24

5 DP 1 1.34 0.566 12.40 10.09 92.68 0.24

DH 1 1.32 0.597 16.00 13.01 113.18 0.24

(8)

6

Fur 1.36 0.730 24.00 19.52 139.00 0 .24

RaU

2

T

... ... -.-.... __ ..

_._

.. "'''---'''----'--''-' .

__

.... _ ... __ ... ... __ .... _ ... -.. _ ...

-

...

-1.36 3.574 94.70 77.14 666.37 0.24 40.77 5.96

Sub 1.36 0.536 17.00 13.87 134.27 0.24

MP1 1.31 0.804 12.35 10.04 64.95 0.24

DH 1 1.34 0.649 9.30 7.56 60.59 0.24

MP2 1.22 0.753 11.55 9.41 64.92 0.24

DH 2 1.28 0.566 14.00 11.42 104.88 0 .24

Fur 1.31 0.715 15.10 12.34 89.60 0.24

'-::-:--2-'- ....

-

..

--.-

..

_-_._

.. - -_. __ ....

_--

--,,_ .. _---_ ..

__

.- ... _." ...

_-_

.. _--_ .. ... _._-_ ... _ .. _ ... _-.. _ ... _." ... _ ... Rata

I

1.31 4.023 79.30 64.64 519.21 0.24 36.41

Sub

=

Subsoiling, DP

=

Disk Plowing, MP

=

Moldboard Plowing, DH

=

Disk Harrowing, Fur

=

Furrowing, SeD

=

densitas tanah, T

=

waktu lapang total, VFC

=

volume bahan bakar terpakai, WF<

=

bobot bahan bakar terpakai, Pr

=

daya mekanik traktor, SF<

=

konsumsi bahan bakar spesifik, Prs

=

produktivitas tebu

sampling, dan PGS

=

produktivitas gula sampling

セ@

i

I

..

I

I

..

.!l セ@

J

1.36

128 "

II

I

'

..

"'

....

I

Sub

I

0111 135

I

1.301

I

[ZセGヲゥ@

Wi

I

.. セセ@ セャ@

セjQ@

セ@

Sub 01'1

DP DH Metod. 1

1.32 1.32

"

.

セ@

II

DP DH2

M<lode3

1.32

I

1.31 1.31

I I

ヲセ@

Z[jャセ@

DHl DP2 DH2 MelodeS

セ@

1.31

i

I

..

I

Ftr

1.35

I

I

..

I

1.36

I

..,

<;'

.!1>

I

..

Fur

Ul

I

1,301

I

1.201

II

Sub

011

Metode 2

1 . .:2

1.39

I

I

1.37

1.35

I

I

Sub DH1

...

DH2

1htocM4

1.36

I

1.31 1.301

I

I

128

I

122

I

Sub . 1 \lItl . . 2 \lH2

MetodeS

Gambar 2. Densitas tanah (SeD) pada berbagai metode pengolahan tanah (Metode 1- 6)

1.2l1

I

F ...

1.39

I

IV

1.31

I

IV [image:8.536.70.483.62.535.2]
(9)

: I

1.38

1.35 1.36

1.31 1.31

1.29

I

I

1 3 5 2 4 6

Metode Pengolahan Tanah

Gambar 3. Densitas tanah (SeD) pada keenam metode pengolahan tanah

94.1

11.14

19.3 668

セNZ@ 65.1 651

I

セ@

56.9

I

I

I I

;:

rI'.-セカZ@

"

" 1ft..,. ヲセ@ Zセ@

Melode Perw.IoIahal TIMl

II) I')

4.02 3.51

310

I

2B1 301

2.64

I

IE

I

I

:!:

セ@

I

f!;

セ@

セ@ セ@

;is,

1f

.:a; {fR

5192

セ@

368.0 460

1

.7 396.4 453

1

.0

I

セ@

If

,. ,".

セ@

セNM

I

セ@

I

4

Metode セtimャ@ MeIode Pengalahal TIMl

Ie, (d)

Gambar 4. Volume bahan bakar terpakai total (a), bobot bahan bakar terpakai total (b), waktu lapang total (c), dan daya mekanik traktor total (d) keenam metode pengolahan tanah

[image:9.543.13.521.13.694.2]
(10)

iJ·

セ@

i

.'

;.

セB@

,ti

';::<

"

r;.

f.

r!

QLセ@

セj@

I;";

セGャ@

I

セ@

j,:.:;

ヲZセ@

セセ@

セ@

セ[@

"

,.

I

[1

[image:10.532.137.437.52.356.2]

56.15

Gambar 5.

63 .08

U1 1.3

45.64

I

5.96 5.84

5.09

tn

I

c

I

I

3.91

-

.;.j.';

I

セ@

I

セ@

....

I

I

MIIodt PqoIahIn TIIIIh

ProdtJktivitas tebu sampling (a) dan PI!CIlPuktivitas gula

sampling (b) pada keenam metode pengolahan tanah

70

65

0

60

f55

goo

I!

11..45

.w

35

30

1.28 1.30 1.32 1.34

S.,(gIcc)

P1S

= .

234.99 Sso + 363.85

R2=0.7899

1.36 1.38 1.40

Gambar 6. Hubungan densitas tanah (S80) dan produktivitas tebu sampling (PTS )

KESIMPULAN

1. Aplikasi metode pengolahan tanah dengan intensitas semakin tinggi menghasifkan produktivitas tebu dan gula sampling yang semakin rendah. 2. Aplikasi metode pengolahan tanah minimum menghasilkan densitas tanah

optimum yang menyebabkan pertumbuhan dan produksi gula mencapai maksimum.

3. Metode "subsoiling-moldboard plowing-disk harrowing-furrowing"

merupakan metode pengolahan tanah paling optimum pada budidaya tebu lahan kering pada tanah Ultisol (Podsolik Merah Kuning) di Lampung Tengah, Lampung.

Daftar Pustaka

Jones, Fred R. 1952. Farm Gas Engines and Tractors. Third Edition. McGraw-Hill Book Company, Inc. New York, U.S.A.

Pramuhadi, G. 2005. Pengolahan Tanah Optimum pada Budidaya Tebu Lahan Kering. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor

Gambar

Gambar 1. Aplikasi enam metode pengolahan tanah
Gambar 2. Densitas tanah (SeD) pada berbagai metode pengolahan tanah (Metode 1- 6)
Gambar 3. Densitas tanah (SeD) pada keenam metode pengolahan tanah
Gambar 5. ProdtJktivitas tebu sampling (a) dan PI!CIlPuktivitas gula

Referensi

Dokumen terkait

menggunakan bumi dan/ atau bangunan milik orang lain bernama B bukan karena sesuatu hak berdasarkan UU bukan karena perjanjian maka dalam hal demikian A yang memanfaatkan

berkomunikasi melalui fasilitas real time di internet seperti IRC.Pelaku komunikasi yang memanfaatkan fasilitas ini secara direct /langsung di mana pun mereka berada, walaupun

aktual tidak berbeda signifikan yang artinya metode SLD dapat memprediksi formula optimum dan respon bobot jenis, viskositas, pH, serta persen alkali bebas sabun cair

Miokard Infark adalah nekrosis miokard akibat akibat aliran darah ke otot jantung terganggu.Miokard Infark adalah kematian sebagian otot jantung

adanya perubahan peruntukan dan fungsinya; b) Penggunaan kawasan hutan melalui ijin pinjam pakai, secara fisik fungsinya tidak dapat dipertahankan seperti semula; c) Sebagai

It's good to touch the green, green grass of home.. Then I awake and look around me, at the four grey walls that

Kelas yang di amati oleh peneliti dalam penelitian ini yakni peserta didik.. kelas VIII C SMP Negeri 26

[r]