• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Penentuan Kriteria Kesesuaian Lahan Ubi Jalar Cilembu Varietas Rancing Berbasis Karakteristik Spesifik Lokasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Penentuan Kriteria Kesesuaian Lahan Ubi Jalar Cilembu Varietas Rancing Berbasis Karakteristik Spesifik Lokasi"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PENENTUAN KRITERIA KESESUAIAN LAHAN

UBI JALAR CILEMBU VARIETAS RANCING

BERBASIS KARAKTERISTIK SPESIFIK LOKASI

MUHAMMAD AMIR SOLIHIN

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul Model Penentuan Kriteria Kesesuaian Lahan Ubi Jalar Cilembu Varietas Rancing Berbasis Karakteristik Spesifik Lokasi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)
(5)

RINGKASAN

MUHAMMAD AMIR SOLIHIN. Model Penentuan Kriteria Kesesuaian Lahan Ubi Jalar Cilembu Varietas Rancing Berbasis Karakteristik Spesifik Lokasi. Dibimbing oleh SANTUN R. P. SITORUS, ATANG SUTANDI dan WIDIATMAKA

Salah satu ubi jalar yang terkenal di dalam dan luar negeri yaitu ubi jalar Cilembu. Saat ini, ubi jalar Cilembu yang banyak dibudidayakan petani dan diminati pasar, yaitu varietas Rancing. Kekhasan ubi jalar Cilembu ada pada rasa manis yang berasal dari cairan seperti gula. Permintaan pasar ubi jalar Cilembu yang tinggi belum dipenuhi oleh pasokan produksi yang ada sehingga diperlukan perluasan areal tanam yang dapat menghasilkan produksi dan kualitas kemanisan ubi jalar seperti di lokasi asalnya. Perluasan areal budidaya memerlukan penilaian lahan yang saat ini belum ada kriteria kesesuaian lahannya. Namun untuk menentukan kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu berbeda dengan untuk ubi jalar umum karena harus mempertimbangkan produksi dan tingkat kemanisannya. Untuk itu perlu gambaran bagaimana menentukan kriteria kesesuaian lahan untuk komoditas spesifik seperti ubi jalar Cilembu.

Penelitian ini bertujuan membangun model penentuan kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu varietas Rancing. Model yang dimaksud merupakan gambaran proses penentuan kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu melalui tahapan-tahapan berikut: menentukan keragaan produksi dan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu di lokasi tipikal dan non tipikal; mengidentifikasi karakteristik lahan yang berhubungan dengan produksi ubi jalar Cilembu di lokasi studi berdasarkan persepsi petani dan data survei lapangan; mengetahui pengaruh asal lokasi budidaya dan lama penyimpanan umbi terhadap tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu; menentukan karakteristik lahan pembeda kelas produksi dan kemanisan ubi jalar Cilembu; serta membangun kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu berbasis karakteristik spesifik lokasi.

Penelitian ini menggunakan metode survei, perancangan percobaan dan percobaan plot di lokasi studi. Analisis yang dilakukan meliputi: analisis untuk menentukan kelas produksi dan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu, analisis hirarki proses yang disederhanakan, pembobotan sifat lahan berbasis persepsi petani dan analisis data lahan di lokasi tipikal dan non tipikal, analisis perbandingan rerata produksi dan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu di lokasi tipikal dan non tipikal, percobaan penyimpanan umbi dari beberapa lokasi plot penanaman terhadap kadar gula total dengan rancangan petak terbagi, analisis diskriminan berganda untuk menentukan karakteristik lahan pembeda kelas produksi, total kadar gula dan bobot gula total ubi jalar Cilembu, serta analisis garis batas untuk menentukan rentang kriteria kesesuaian lahan.

(6)

tipikal. Tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu di lahan tegalan cenderung lebih tinggi dari pada yang ditanam di lahan sawah.

Biofisik lahan yang berhubungan dengan produksi ubi jalar Cilembu berdasarkan persepsi petani yaitu: faktor tanah (tekstur dan hara tanah) dan iklim (temperatur dan curah hujan), sedangkan berdasarkan data lapangan, yaitu: karakteristik kimia tanah (pH H2O, K total, kejenuhan basa, dan kation-kation basa),

karakteristik fisik tanah (fraksi debu dan kedalaman tanah efektif), elevasi, dan karakteristik iklim (temperatur dan curah hujan).

Percobaan pengaruh lokasi budidaya di lima lokasi penanaman dan lama waktu simpan setelah panen terhadap kadar gula menunjukkan aspek lokasi budidaya tidak berpengaruh nyata terhadap kadar gula total, tetapi di lokasi tipikal cenderung lebih tinggi dari pada di lokasi non tipikal. Lama waktu simpan berpengaruh nyata terhadap kadar gula total dan peningkatannya secara signifikan terjadi hingga minggu kedua setelah panen. Tidak terdapat interaksi antara lokasi budidaya dan lama waktu simpan umbi, tetapi kadar gula total maksimum lebih tinggi dan waktu pencapaiannya lebih lama di lokasi tipikal dibandingkan dengan di lokasi non tipikal. Perbedaan hasil penelitian kadar kemanisan dengan penelitian keragaan kemanisan ubi jalar Cilembu karena adanya perbedaan jumlah sampel yang mewakili lokasi tipikal dan non tipikal.

Terdapat karakteristik lahan yang berperan dalam membedakan kelas produksi dan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu. Karakteristik lahan tersebut digunakan sebagai diagnostic criterion dalam kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu. Karakteristik lahan pembeda kelas dan rentang kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu yang dihasilkan dapat digunakan sebagai kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu varietas Rancing terutama yang bersifat spesifik lokasi di lokasi studi.

Karakteristik lahan pembeda kelas produksi ubi jalar Cilembu berdasarkan kelas bobot gula total ubi jalar Cilembu, adalah: pH H2O, C Organik, KTK,

temperatur maksimum, curah hujan bulan ke-3 dan ke-5 pada periode tanam sebagai

strong discriminator, dan curah hujan bulan ke-4, selisih temperatur maksimum dan

minimum (ΔT), dan temperatur rerata sebagai weak discriminator. Diagnostic

criterion dan rentang kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu berbeda dengan kriteria kesesuaian lahan ubi jalar yang umum digunakan di Indonesia.

Model penentuan kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu varietas Rancing berbasis karakteristik spesifik lokasi berupa tahapan proses berikut: 1) menginventarisasi lokasi budidaya ubi jalar Cilembu yang menunjukkan perbedaan tingkat produksi dan kemanisan ubi jalar Cilembu, 2) mengidentifikasi karakteristik lahan yang berhubungan dengan produksi ubi jalar Cilembu berdasarkan persepsi petani dan data survei, 3) menganalisis pengaruh asal lokasi budidaya dan lama penyimpanan umbi terhadap tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu, 4) menentukan karakteristik lahan pembeda tingkat produksi dan kemanisan ubi jalar Cilembu di lokasi studi, dan 5) membangun kriteria evaluasi kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu. Model ini dapat menghasilkan kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu varietas Rancing yang menggambarkan 90% produksi aktual di lapangan. Model penentuan kriteria kesesuaian lahan ini dapat digunakan pada area yang lebih luas untuk memperbaiki kriteria kesesuaian lahan dengan variasi lingkungan yang lebih beragam, tetapi kriteria kesesuaian lahannya sendiri hanya berlaku di lokasi studi dimana sumber data yang digunakan untuk menyusun kriteria diperoleh.

(7)

SUMMARY

MUHAMMAD AMIR SOLIHIN. Model of Land Suitability Criteria Determination for Cilembu Sweet Potato Variety of Rancing Based on Site Specific Characteristics. Supervised by: SANTUN R. P. SITORUS, ATANG SUTANDI and WIDIATMAKA.

One of the famous sweet potatoes in Indonesia and overseas is Cilembu sweet potato. Currently, the most widely cultivated by farmers and that has high market demand is variety of Rancing. The uniqe taste of sweet potato comes from sugar liquids. High in demand of Cilembu sweet potatoes requires an increase in production by the extension of cultivation areas. It is necessary to expand the planting areas those have similar or higher yield and sweetness degree of Cilembu sweet potatoes as in their typical locations. Expansion planting areas requires land evaluation, but a land suitability criteria of Cilembu sweet potato is not available. Determination of land suitability criteria of Cilembu sweet potato differ from common sweet potato. A land suitability criteria for Cilembu sweet potato requires production and sweetness degree. So, how to define simple representation process of land suitability criteria determination.

This study was aimed to define a model of determination of land suitability criteria of Cilembu sweet potato, varieties of Rancing. The model intended is the simple representation of land suitability criteria determination of Cilembu sweet potatoes through the following steps: determine the performance of yield and sweetness degree of Cilembu sweet potato in the study area; determine the land characteristics associated with the Cilembu sweet potato production in the study area based on the farmers perceptions and field data surveys; study the influence of cultivation location and storage periods of tubers on the sweetness level of Cilembu sweet potato; determine discriminate land characteristics of yield and sweetness degree classes; and determine land suitability criteria of Cilembu sweet potato based on site-specific characteristics.

This study was used survey method, experimental design and field experimental in the study area. Analysis were performed classification analysis to determined the performance of yield and sweetness classes of Cilembu sweet potato; simple AHP and weighting of score of the land properties in terms of land use of Cilembu sweet potato based on the farmers perception; comparison analysis to determine the land characteristics differences on typical and non typical areas of Cilembu sweet potato; split plot design to measure influence of cultivation location and storage periods on sugar content; the multiple discriminant analysis to determine discriminating land characteristics of yield and sweetness classes of Cilembu sweet potatoes; and boundary line analysis to determine the range of land suitability criteria.

(8)

degree of Cilembu sweet potatoes in paddy field was higher than that of in the rainfed field. The differences of sweetness degee in this study compared sweetness performance study, because of different samples quantity of study location.

Biophysical factors related to production of Cilembu sweet potato based on farmers perception were factor of soil (texture and soil nutrients) and climate (temperature and precipitation), while based on the field data were the chemical characteristics of the soil (pH H2O, K, bases saturation, and base cations), physical characteristics of the soil (fraction of silt, effective soil depth, and elevation), and the characteristics of climate (temperature and precipitation).

Experiments of influence of cultivation areas in five locations and storage periods after harvest to total sugar content showed that cultivation areas did not significantly affect the total sugar content, but in a typical location was higher than that of in non typical location. Storage periods were significance affect to total sugar content and the increasing rate of total sugar content was rising up until the second week after harvest. The cultivation areas and the storage periods had not interactions each other, but the maximum total sugar content and their storage periods was higher and longer in typical areas than that of in non typical areas.

Discriminating land characteristics of total sugar content weight class of Cilembu sweet potato, consist of strong discriminator (pH H2O, soil organic carbon, CEC, maximum temperature, monthly rainfall at 3rd and 5th month during planting period) and weak discriminator (monthly rainfall at 4th month during planting periods, temperature difference of maximum and minimum (ΔT), and the average temperature). The discriminating land characteristics used as diagnostic criterion in land suitability criteria and the range of land suitability criteria for Cilembu sweet potato were different compare to common sweet potato land suitability criteria.

Model of determination of Cilembu land suitability criteria based on specific characteristics location represented in steps as follows: 1) Identification of Cilembu sweet potato cultivation location that show different yield and sweetness degree, 2) Identifying land characteristics which are significantly related to Cilembu sweet potato production, 3) Analyzing the influence of origin cultivation location and tubers storage periods to the sweetness degree of Cilembu sweet potato, 4) Determining discriminating land characteristics of yield and sweetness classes of Cilembu sweet potato, and 5) Determining Cilembu sweet potato land suitability criteria. The model of determination of land suitability criteria of Cilembu sweet potato was produced the land suitability criteria which represented 90% actual production in the filed. The models of determination of land suitability criteria may be implemented on wider environmental zone to improve land suitability criteria, but the land suitability criteria which produced only applicable in the study location where the input data was retrived.

(9)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2017

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(10)
(11)

Disertasi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor

pada

Program Studi Ilmu Tanah

MODEL PENENTUAN KRITERIA KESESUAIAN LAHAN

UBI JALAR CILEMBU VARIETAS RANCING

BERBASIS KARAKTERISTIK SPESIFIK LOKASI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2017

(12)

Penguji Luar Komisi

Pada Ujian Tertutup: 1. Dr Ir Darmawan, M.Sc.

2. Prof. Dr Ir Mahfud Arifin, M.S.

Pada Sidang Promosi Terbuka: 1. Dr Ir Darmawan, M.Sc.

(13)
(14)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga Disertasi ini berhasil diselesaikan. Judul Disertasi ini adalah Model Penentuan Kriteria Kesesuaian Lahan Ubi Jalar Cilembu Varietas Rancing Berbasis Karakteristik Spesifik Lokasi.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr Ir Santun R. P. Sitorus selaku Ketua Komisi Pembimbing. Bapak Dr Ir Atang Sutandi, M.Si. dan Bapak Dr Ir Widiatmaka, DAA. selaku Anggota Komisi Pembimbing, serta Prof. Dr Ir Mahfud Arifin, M.S. dan Dr Ir Darmawan, M.Sc. selaku penguji luar komisi yang telah banyak memberi komentar dan saran dalam penyempurnaan Disertasi ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Padjadjaran, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Kepala Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran yang telah mengizinkan pendidikan dan penelitian penulis. Ungkapan terima kasih tak terhingga juga disampaikan khusus kepada bapak, ibu, istri dan anak-anakku, bapak dan ibu mertua, kakak-kakak, adik dan seluruh keluarga, serta rekan-rekan kerja dan kuliah, atas segala doa, perhatian dan kasih sayangnya.

Semoga Disertasi ini dapat menjadi karya ilmiah yang bermanfaat.

(15)

xi

2 LATAR BELAKANG TEORITIS (THEORETICAL BACKGROUND) 14

3 TINJAUAN PUSTAKA 17

Ubi Jalar Cilembu 17

Biofisik Lahan dan Lingkungan Tumbuh Tanaman Ubi jalar 21

Pascapanen Ubi Jalar Cilembu 23

Pengembangan Evaluasi Kesesuaian Lahan 24

Model Penentuan Kriteria Kesesuaian Lahan Ubi Jalar Cilembu 26 4 KERAGAAN PRODUKSI DAN TINGKAT KEMANISAN UBI

JALAR (Ipomoea batatas L.) CILEMBU VARIETAS RANCING DI

5 BIOFISIK LAHAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUKSI UBI JALAR CILEMBU: STUDI BERBASIS PENGETAHUAN

LOKAL DAN DATA LAHAN 44

Pendahuluan 44

Bahan dan Metode 46

Hasil dan Pembahasan 49

(16)

xii

6 PENGARUH LOKASI BUDIDAYA DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KADAR GULA UBI JALAR (Ipomoea batatas L.)

CILEMBU VARIETAS RANCING 57

Pendahuluan 57

Bahan dan Metode 58

Hasil dan Pembahasan 61

Simpulan 66

7 KARAKTERISTIK LAHAN PEMBEDA KELAS PRODUKSI DAN KADAR GULA UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) CILEMBU

VARIETAS RANCING 67

Pendahuluan 67

Bahan dan Metode 68

Hasil dan Pembahasan 71

Simpulan 79

8 KRITERIA EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UBI JALAR CILEMBU VARIETAS RANCING BERBASIS KARAKTERISTIK

SPESIFIK LOKASI 80

Pendahuluan 80

Bahan dan Metode 82

Hasil dan Pembahasan 86

Simpulan 108

9 PEMBAHASAN UMUM 109

10SIMPULAN DAN SARAN 115

Simpulan 115

Saran 117

DAFTAR PUSTAKA 119

LAMPIRAN 127

(17)

xiii

DAFTAR TABEL

3.1 Perbandingan kandungan gizi bahan pangan 17

3.2 Kandungan gizi ubi jalar Cilembu varietas Nirkum (dalam 100 gr) 18 3.3 Hara yang terangkut selama pertumbuhan ubi jalar 20 4.1 Kelas produksi ubi jalar Cilembu varietas Rancing 35 4.2 Perbandingan produksi ubi jalar Cilembu di lokasi tipikal dan non

tipikal 36

4.3 Perbandingan rerata produksi ubi jalar Cilembu pada lahan sawah

dan tegalan di lokasi tipikal dan non tipikal 36

4.4 Kelas tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu 38

4.5 Perbandingan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu saat panen (0

MSP) dan satu minggu setelah panen (1 MSP) 39

4.6 Perbandingan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu di lokasi tipikal

dan non tipikal 40

4.7 Perbandingan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu pada lahan

sawah dan tegalan di lokasi tipikal dan non tipikal 41 4.8 Hubungan antara produksi dan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu

varietas Rancing di lokasi studi 41

5.1 Pembobotan karakteristik lahan yang berhubungan dengan

produksi ubi jalar Cilembu berdasarkan persepsi petani 48 5.2 Perbandingan karakteristik kimia tanah di lokasi tipikal dan non

5.5 Hubungan tipe lokasi dengan produksi dan kadar gula total ubi jalar

Cilembu 56

6.1 Data rerata sifat tanah di lokasi budidaya ubi jalar Cilembu 59 6.2 Kadar gula total ubi jalar Cilembu pada beberapa lokasi tipikal dan

non tipikal, serta lama penyimpanan umbi setelah panen 61 6.3 Batas puncak kadar gula total dan lama penyimpanan ubi jalar

Cilembu 62

6.4 Analisis sidik ragam pengaruh lokasi asal budidaya dan lama

penyimpanan ubi pada kadar gula total ubi jalar Cilembu 63 6.5 Uji beda nyata lama penyimpanan ubi jalar Cilembu setelah panen

(18)

xiv

7.1 Keragaan karakteristik lahan lokasi studi 72

7.2 Kelas produksi dan tingkat kemanisan ubi jalar Cilembu 73 7.3 Perbandingan kesamaan rerata produksi dan kadar gula total di

lokasi penanaman ubi jalar Cilembu 74

7.4 Hasil uji kesamaan rerata kelas produksi pada variabel karakteristik

lahan secara tunggal 75

7.5 Korelasi antar variabel pembeda kelas produksi ubi jalar Cilembu

dengan koefisien fungsi diskriminan 76

7.6 Variabel pembeda kelas produksi ubi jalar Cilembu yang signifikan

berdasarkan koefisien fungsi diskriminan terstandarisasi 76 7.7 Hasil uji kesamaan rerata kelas kadar gula total dan discriminant

loading 78

8.1 Kelas bobot gula total ubi jalar Cilembu di lokasi studi 86 8.2 Uji t berpasangan untuk kesamaan rerata bobot gula total di lokasi

penanaman ubi jalar Cilembu 87

8.3 Hasil uji kesamaan rerata kelas bobot gula total pada variabel

karakteristik lahan secara tunggal 87

8.4 Korelasi antar variabel pembeda kelas bobot gula total ubi jalar

Cilembu dengan koefisien fungsi diskriminan 88

8.5 Variabel pembeda kelas bobot gula total ubi jalar Cilembu yang

signifikan berdasarkan koefisien fungsi diskriminan terstandarsasi 88 8.6 Kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu varietas Rancing 106 8. 7 Rentang kriteria kesesuaian lahan dari karakteristik lahan lainnya

yang bukan pembeda kelas bobot gula total ubi jalar Cilembi 107

DAFTAR GAMBAR

1.1 Kerangka pikir penelitian 11

4.1 Peta lokasi pengambilan sampel ubi jalar Cilembu di beberapa

lokasi sentra ubi jalar Cilembu di Jawa Barat 33 4.2 Batas kritis produksi dan kadar gula total ubi jalar Cilembu di

lokasi yang disurvei 42

5.1 Diagram analisis hierarki untuk strukturisasi faktor biofisik lahan yang berhubungan dengan produksi dan kadar gula ubi jalar

Cilembu 48

5.2 Faktor biofisik lahan yang berhubungan dengan produksi ubi jalar

Cilembu berdasarkan persepsi petani 51

(19)

xv 7.1 Lokasi sampel tanah dan ubi jalar Cilembu di Jawa Barat 69 7.2 Batas kritis tipikal ubi jalar Cilembu berdasarkan produksi dan

kadar gula total di lokasi plot percobaan 74

8.1 Diagram sebar hubungan antara pH tanah dengan bobot gula total

ubi jalar Cilembu 89

8.2 Diagram sebar hubungan antara C organik tanah dengan bobot gula

total ubi jalar Cilembu 90

8.3 Diagram sebar hubungan antara KTK tanah dengan bobot gula total

ubi jalar Cilembu 91

8.4 Diagram sebar hubungan antara temperatur udara maksimum (T

Max) dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu 92 8.5 Diagram sebar hubungan antara curah hujan bulan ke-3 periode

tanam (CH3) dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu 93 8.6 Diagram sebar hubungan antara curah hujan bulan ke-5 periode

tanam (CH5) dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu 94 8.7 Diagram sebar hubungan antara curah hujan bukan ke-4 periode

tanam (CH4) dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu 94 8.8 Diagram sebar hubungan antara selisih temperatur maksimum dan

miminum (Δ T) dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu 95 8.9 Diagram sebar hubungan antara temperatur rerata dengan bobot

gula total ubi jalar Cilembu 96

8.10 Diagram sebar hubungan antara Nitrogen dalam tanah dengan

bobot gula total ubi jalar Cilembu 97

8.11 Diagram sebar hubungan antara P total dengan bobot gula total ubi

jalar Cilembu 97

8.12 Diagram sebar hubungan antara K2O dengan bobot gula total ubi

jalar Cilembu 98

8.13 Diagram sebar hubungan antara kejenuhan basa (KB) dengan bobot

gula total ubi jalar Cilembu 99

8.14 Diagram sebar hubungan antara kalsium (Ca) dengan bobot gula

total ubi jalar Cilembu 99

8.15 Diagram sebar hubungan antara magnesium (Mg) dengan bobot

gula total ubi jalar Cilembu 100

8.16 Diagram sebar hubungan antara fraksi klei dengan bobot gula total

ubi jalar Cilembu 100

8.17 Diagram sebar hubungan antara fraksi pasir dengan bobot gula total

ubi jalar Cilembu 101

8.18 Diagram sebar hubungan antara kedalaman tanah efektif dengan

(20)

xvi

8.19 Diagram sebar hubungan antara elevasi dengan bobot gula total ubi

jalar Cilembu 102

8.20 Diagram sebar hubungan antara batuan di permukaan dengan bobot

gula total ubi jalar Cilembu 103

8.21 Diagram sebar hubungan antara singkapan batuan dengan bobot

gula total ubi jalar Cilembu 103

8.22 Diagram sebar hubungan antara temperatur udara minimum dengan

bobot gula total ubi jalar Cilembu 104

8.23 Diagram sebar hubungan antara curah hujan bulanan ke-1 periode

tanam dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu 104 8.24 Diagram sebar hubungan antara curah hujan bulanan ke-2 periode

tanam dengan bobot gula total ubi jalar Cilembu 105 10.1 Model penentuan kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu

varietas Rancing berbasis karakteristik spesifik lokasi 116

DAFTAR LAMPIRAN

1 Biofisik lahan yang dipertimbangkan dalam evaluasi lahan di

Indonesia 128

2 Kriteria kesesuaian lahan ubi jalar (Djaenudin et al. 1993) 129 3 Kriteria kesesuaian lahan ubi jalar (Ritung et al. 2011) 130 4 Kriteria kesesuaian lahan ubi jalar (Hardjowigeno dan Widiatmaka

2007) 131

5 Peta geologi mencakup wilayah studi lokasi budidaya ubi jalar

Cilembu (Silitonga 2003) 132

6 Analisis usaha tani ubi jalar Cilembu varietas Rancing 133 7 Kadar gula total ubi jalar Rancing pada beberapa lokasi sentra dan

lama penyimpanan ubi 134

8 Data sifat lahan hasil penelitian survei 135

9 Hasil uji validasi kriteria kesesuaian lahan ubi jalar Cilembu

varietas Rancing di lokasi studi 137

Gambar

Grafik kadar gula total ubi jalar Cilembu

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan kami akan meningkatkan promosi dan memperbanyak persediaan spare part, sehingga diharapkan banyak konsumen yang puas akan servis kami, dengan harga mahasiswa..

Metode gayaberat merupakan metode geofisika yang digunakan untuk mendapatkan distribusi nilai anomali percepatan gayaberat secara lateral di permukaan bumi yang

Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan trimester 3. Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke lima atau keenam, beberapa ibu dapat

Ia harus kembali ke istana untuk melapor kepada Paduka Raja bahwa Putri Ragapadmi telah sampai di rumahnya dengan selamat dan ibunya akan merawat sang Putri dengan baik

penelitian ini bertujuan untuk mengungkapakan bagaimana mekanisme-mekanisme pertahanan ini dikerjakan oleh Greg Heffley yang disebabkan oleh kecemasan yang dia

Sleeth (2009), yang mana membuktikan bahawa warna dapat membantu dalam mengingat sesuatu perkataan. Sleeth mengesahkan bahawa warna dapat memberi daya ingatan yang agak

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widajanto (2018) yang menyatakan bahwa nilai tukar US dolar terhadap Rupiah berpengaruh positif dan

Perkara penting yang cuba diketengahkan ialah sama ada terdapat atau tidak persamaan nilai dan norma dalam hal-hal berkaitan dengan perkahwinan dan institusi keluarga