• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MEMANFAATKAN PANEL DAN WIRING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN PADA SISWA KELAS XI TKR DI SMK NEGERI 2 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MEMANFAATKAN PANEL DAN WIRING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN PADA SISWA KELAS XI TKR DI SMK NEGERI 2 MEDAN."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW MEMANFAATKAN PANEL DAN WIRING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN

PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN PADA

SISWA KELAS XI TKR DI SMK N 2 MEDAN T.A 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

LENA MANTI HUTASOIT

5121122003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

Lena Manti Hutasoit. NIM 5121122003. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Memanfaatkan Panel dan Wiring untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan pada Siswa Kelas XI TKR di SMK Negeri 2 Medan. Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2017.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memanfaatkan panel dan wiring untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Objek penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memanfaatkan panel dan wiring untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan 2016/2017. Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siklus I diperoleh 26 siswa (76,47%) telah mencapai ketuntasan belajar dan 8 siswa (23,52%) lainnya belum tuntas. Pada siklus II yang merupakan perbaikan pembelajaran yang telah diberikan pada siklus I, dari hasil tes belajar siklus II diperoleh 28 siswa (82,35%) telah mencapai ketuntasan belajar dan 6 siswa (17,64%) lainnya belum tuntas .Presentase peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 5,88%. Karena telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar siswa dan mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa.

(5)

ii

ABSTRACT

Lena Manti Hutasoit.NIM 5121122003. “Aplication Of Jigsaw Cooperative Learning by Utilizing Panels and Wiring for Improving Learning Outcomes in Subjects Electric Light Vehicle Maintenance in Class XI TKR at SMK Negeri 2 Medan”. Thesis, Faculty of Engineering, University State of Medan.2017.

The purpose of this study was to determine the learning outcome by implementing cooverative model jigsaw utilizing panels and wiring for improving learning outcomes in subjects electric light vehicle. This research is a classroom action research (Classroom Action Research). The object of this research is to improve student learning outcomes trought cooverative learning model jigsaw utilizing visual panel and wiring subject electric light vehicle maintenance 2016/2017. Based on the analysys of results obtained studying the first cycle of 26 students (76,47%) have achieved mastery learning and 8 student (23,52%) are not yet complete. In the second cycle which is an improvement of learning that has been given in the first cycle, of the test results obtained by studying the second cycle 28 student (82,35%) have achieved mastery learning and 6 student (17,64%) are not yet complete. The recentage increase learning outcomes of the first cycle to the secong cycle is equal to 5,88%. For having met the completeness criteria of student learning and increased from the first cycle and the second cycle it can be concluded that the jigsaw cooperative learning model can improve students learning ability.

(6)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Batasan Masalah ... 8

C.Rumusan Masalah ... 8

D.Penegasan Istilah ... 9

E. Tujuan ... 10

F. Manfaat ... 10

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, HIPOTESIS A.Kerangka Teoritis... 12

1. Hakekat Aktivitas Belajar ... 12

2. Hakekat Model Pembelajaran ... 13

a. Jenis-jenis Model Pembelajaran ... 14

b. Model Pembelajaran Kooperatif... 15

(7)

vi

d. Kebihan dan Kelemahan Model Tipe Jigsaw ... 24

3. Hakekat Hasil Belajar... 25

4. Hakekat Media Pembelajaran... 30

5. Panel Peraga Sistem Penerangan Luar Mobil ... 32

6. Wiring Diagram sistem penerangan luar mobil ... 33

B.Penelitian Yang Relevan ... 34

C.Kerangka Berpikir ... 35

D.Hipotesis ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Jenis Penelitian... 39

B.Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

C.Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ... 39

D.Defenisi Operasional Variabel ... 40

E. Desain Penelitian ... 40

F. Prosedur Penelitian ... 41

G.Alat Pengumpulan Data ... 47

H.Teknik Analisis Data... 53

I. Indikator Keberhasilan ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 55

1. Deskripsi Siklus I ... 56

(8)

vii

3. Analisis Peningkatan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ... 77 B.Pembahasan ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 83

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat mengalami

kemajuan. Hal ini harus diikuti dengan perkembangan kualitas SDM (Sumber

Daya Manusia) di dalamnya. Perkembangan kualitas sumber daya manusia tidak

dapat lepas dari perkembangan dan kualitas sebuah pendidikan. Pendidikan

merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu yang secara

langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan mengikuti laju

perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam rangka untuk

mensukseskan pembangunan yang senantiasa mengalami perubahan, sejalan

dengan tuntutan kebutuhan industri.

Oleh karena itu, untuk menciptakan sumber daya manusia yang kreatif,

inovatif, dan produktif diperlukan sistem pendidikan yang berkualitas. Sehingga

perlunya perbaikan-perbaikan sistem pendidikan di Indonesia yang sesuai dengan

perkembangan dan perubahan zaman. Salah satu hal yang harus diperbaiki adalah

proses belajar mengajar di kelas. Dalam proses ini akan tercipta tujuan pendidikan

secara umum maupun tujuan khusus seperti perubahan tingkah laku siswa menuju

kearah yang lebih baik. Sehingga siswa memiliki motivasi, kemampuan dan dapat

menghadapi perubahan dan tuntutan zaman.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar

mengajar merupakan kegiatan pokok. Kegiatan belajar mengajar merupakan

(10)

2

keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada kualias

pelaksanaan proses belajar mengajar. Sekolah sebagai lembaga pendidikan

berkewajiban memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya kepada siswa untuk

mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin.

Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan sangat

menentukan keberhasilannya. Berkaitan dengan itu, menurut Sanjaya

(2010:21-31), peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai sumber belajar,

fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, dan evaluator. Guru

harus mampu membangkitkan motivasi dan aktivitas siswa dalam proses belajar

sehingga diperoleh hasil belajar siswa berhasil seperti yang diharapkan.

Komponen pengajaran secara umum dikelompokkan kedalam tiga kategori

utama yaitu : guru, isi/ materi pelajaran, dan siswa. Interaksi antara ketiga

komponen tersebut melibatkan sarana dan prasarana seperti : metode, media

pembelajaran, penataan lingkungan belajar, dan sebagainya. Sehingga tercipta

situasi belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang diharapkan.

Seorang guru harus dapat memilih strategi belajar mengajar yang tepat dan sesuai

dengan karakteristik siswa, membekali peserta didik dengan kecakapan hidup (life

skill) sesuai kebutuhan peserta didik serta harus mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar menuju tercapainya hasil belajar yang

optimal.

Kemudian pada pasal 19 PP. Nomor 19 Tahun 2005 menyatakan bahwa:

“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

(11)

3

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.”

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan

pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

pendidikan menengah sebagai lanjutan dari Sekolah Menengah Pertama (SMP)

sederajat. Sekolah Menengah Kejuruan bervisi menciptakan lulusan yang

bermutu, unggul merata, terampil, berkarakter dan berdaya saing dalam

kebekerjaan (Kemendikbud: 2003).

Pendekatan berbasis kompetensi dimaksudkan bahwa penyusunannya

berisi materi pelajaran yang benar-benar dibutuhkan untuk mencapai penguasaan

kompetensi sebagaimana disyaratkan dunia kerja sesuai dengan Standar

Kompetensi Nasional Indonesia (SKNI). Peserta didik diharapkan akan

memperoleh pengalaman belajar yang dapat mengembangkan potensinya

masing-masing secara tuntas pada kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajarinya,

tanpa harus dibebani hal-hal yang tidak terkait dengan penguasaan kompetensi

tersebut. Bahkan secara konseptual, pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan

secara langsung melalui praktik dengan media pembelajaran.

Kompetensi dasar memasang sistem penerangan dan wiring kelistrikan

merupakan salah satu kompetensi pada mata pelajaran OTO.KR Kelistrikan yang

diajarkan pada siswa tingkat XI Program keahlian Teknik Otomotif. Kompetensi

tersebut mengajarkan kepada siswa secara menyeluruh dan detail tentang aspek

kognitif (pemahaman) dan psikomotorik (keterampilan). Sehingga diharapkan

siswa berkompeten dan memiliki kemampuan khususnya dalam hal pengunaan

(12)

4

Pada dasarnya ada banyak faktor yang mempengaruhi suatu proses

pembelajaran, namun hal yang paling mempengaruhi adalah guru sebagai

fasilitator pembelajaran. John Goodlad dalam Suyanto dan Asep (2013), “seorang

tokoh pendidikan Amerika Serikat, pernah melakukan sebuah penelitian yang

hasilnya menunjukkan bahwa peran guru amat signifikan bagi setiap keberhasilan

proses pembelajaran. Penelitian itu kemudian dipublikasikan dengan judul Behind

The Classroom Door, yang di dalamnya dijelaskan bahwa ketika guru telah

memasuki ruangan kelas dan menutup pintu kelas, maka kualitas pembelajaran

akan lebih banyak ditentukan oleh guru”. Hasil belajar merupakan buah dari

proses pembelajaran, semakin baik hasil belajar maka hal tersebut akan tercapai

jika proses pembelajaran berjalan dengan baik. Salah satu solusi dalam

meningkatkan hasil belajar adalah dengan menciptakan suasana belajar yang aktif

dan menyenangkan (Ismail, 2008). Banyak cara yang dapat digunakan oleh guru

untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik seperti mendesain

pembelajaran, menyusun strategi, menyiapkan media atau dengan penggunaan

model pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat merupakan salah

satu cara yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Joyce dalam

Ngalimun (2014) menyatakan bahwa “model pembelajaran diperlukan dalam

merancang pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran”.

Pencapaian hasil belajar yang baik tentunya mendedikasikan keunggulan

dari suatu lembaga pendidikan dalam menempah peserta didiknya. Hasil belajar

dipengaruhi oleh beberapa faktor, namun hal yang paling memiliki pengaruh

(13)

5

Berdasarkan obsevasi awal di Sekolah Menegah Kejuran Negeri 2 Medan

pada tanggal 23 Agustus 2016, meliputi pengamatan terhadap hasil belajar belajar

melalui Daftar Kumpulan Nilai (DKN) tahun ajaran 2014/2015 dan tahun ajaran

2015/2016, untuk kelas XI TKR menunjukkan bahwa hasil belajar mata pelajaran

Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan relatif rendah. Sejalan dengan hasil

wawancara terhadap guru mata Pelajaran Kelistrikan pada kelas XI program

keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 2 Medan, kriteria ketuntasan

minimum (KKM) pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan

Ringan pada kelas XI program keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK

Negeri 2 Medan adalah nilai 75. Persentase rata-rata kelulusan peserta didik di

atas KKM pada mata diklat tersebut adalah (48,27) %, untuk memperbaiki nilai

peserta didik yang tidak tuntas, maka dilakukan remidial. Berikut pada tabel 1

tertera daftar kumulatif nilai Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan Kelas

XI TKR SMK Negeri 2 Medan.

Tabel 1.

Perolehan Hasil Belajar Kelistrikan

pada Kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Medan

(14)

6

Rendahnya hasil belajar kelistrikan di kelas XI TKR SMK Negeri 2

Medan dikarenakan mata pelajaran ini cukup sulit dan membutuhkan waktu

belajar yang lebih banyak. Ini dapat dilihat dari sikap dan pola tingkah laku siswa

pada saat pembelajaran banyak yang tidak fokus terhadap materi yang

disampaikan oleh guru, mereka sering main-main dengan temannya dikelas saat

proses pembelajaran berlangsung dikelas.

Ketika guru meminta siswa mengerjakan soal, kebanyakan siswa tidak

berusaha mencari penyelesaian soal itu kebanyakan dari mereka menunggu

jawaban dari salah satu teman mereka yang mampu bahkan mereka cenderung

hanya menunggu jawaban dari guru mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan

Kendaraan Ringan tersebut. Siswa cenderung diam jika diberi pertanyaan oleh

guru. Ketika guru memberi kesempatan untuk bertanya, siswa tidak bertanya

walaupun mereka belum memahami tentang materi yang telah diajarkan. Apabila

guru memberi tugas, banyak siswa yang hanya menyontek dari pekerjaan

temannya, dan mengobrol dengan temannya bahkan ada beberapa siswa yang

melamun dan mengantuk atau mengganggu temannya selama dalam proses

pembelajaran.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa seorang guru harus memahami

berbagai metode-metode pembelajaran, hal ini merupakan pengetahuan pokok

dalam ilmu mengajar.Sanjaya (2006: 163) mengatakan bahwa secara garis besar

media meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi

yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.

Media pembelajaran ini merupakan alat bantu dalam kegiatan pembelajaran untuk

(15)

7

didik. Media pembelajaran ini biasanya disajikan dalam berbagai bentuk seperti

meja, miniatur ataupun berupa panel gambar yang dapat menjelaskan materi yang

disampaikan.

Menurut Sudjana alat peraga juga ikut menentukan tingkat hasil yang

dicapai. Alat bantu pengajaran atau lebih popular disebut alat peraga pengajaran

menjadi bagian integral dari proses belajar mengajar terutama dalam metode

mengajar. Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat

bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif.

Setiap proses belajar-mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur

anatara lain: tujuan, bahan metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat

merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan satu dengan yang lainnya yang

berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar

sampai kepada siswa.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa penggunaan media

panel peraga dan wiring diagram sistem penerangan luar mobil dalam kegiatan

pembelajaran dapat menjadi alternatif model pembelajaran dalam mengurangi

suasana yang statis dan dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif,

sehingga tidak menimbulkan kebosanan terhadap siswa dan meningkatkan hasil

belajar.

Begitu pula pada penelitian ini diharapkan mengalami peningkatan yang

signifikan pada hasil belajar siswa yang menggunakan panel peraga dan wiring

(16)

8

Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw Memanfaatkan Panel dan Wiring untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Mata Pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan pada

Siswa Kelas XI TKR di SMK Negeri 2 Medan T.A 2016/2017”.

B. Batasan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah serta mengingat

kemampuan penulis terbatas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam

penelitian ini, sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang digunakan selama kegiatan pembelajaran adalah

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw memanfaatkan panel dan wiring.

2. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah Pemeliharaan Kelistrikan

Kendaraan Ringan.

3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan SMK

Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2016/2017.

C. Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Apakah dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Memanfaatkan Panel dan Wiring dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dalam mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan pada

(17)

9

2. Bagaimanakah keaktifan siswa pada mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan

Kendaraan Ringan selama proses pembelajaran dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw Memanfaatkan Panel dan Wiring kelas

XI Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran

2016/2017?

D. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah pengertian dalam pemakaian istilah-istilah yang

berkaiatan dengan judul skripsi ini, maka perlu adanya penegasan istilah-istilah

yang digunakan. Adapun istilah-istilah yang perlu diberi penegasan adalah :

1. Model pembelajaran yang digunakan selama kegiatan pembelajaran adalah

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

2. Panel Peraga

Panel peraga adalah suatu stand sistem penerangan luar mobil yang

menggunakan papan dengan beberapa komponen yang penting untuk sistem

penerangan, tetapi tidak merubah skema pada sistem lampu-lampu tersebut

dan sebagai alat bantu tambahan untuk mendukung wiring diagram sistem

penerangan luar mobil.

3. Wiring Diagram

Wiring diagram adalah media pembelajaran yang berupa gambar rangkaian sistem penerangan luar mobil beserta cara kerjanya.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan/ hasil

(18)

10

pembelajaran, setelah siswa memperoleh perlakuan dalam proses

pembelajaran.

E. Tujuan

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, tujuan utama penelitian tindakan

kelas ini adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Secara

lebih spesifik, tujuan penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pemeliharaan

Kelistrikan Kendaraan Ringan melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw memanfaatkan Panel dan Wiring.

2. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memanfaatkan panel dan wiring pada

mata pelajaran Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan.

F. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah dapat memahami khasanah

ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam pembelajaran

Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan dan sebagai masukan atau

informasi bagi guru dalam pembelajaran model kooperatif tipe Jigsaw

khususnya meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa dalam

(19)

11

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

1) Memberikan bahan masukan yang baik bagi sekolah sehingga dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2) Memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha meningkatkan mutu

pembelajaran di sekolah.

b. Bagi Guru

1) Membantu guru dalam memilih model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw memanfaatkan panel dan wiring sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi Siswa

1) Menumbuhkan motivasi belajar siswa melalui pemanfaatan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

2) Memperjelas pemahaman siswa tentang Pemeliharaan Kelistrikan

Kendaraan Ringan.

d. Bagi Penelitian Lanjutan

1) Dapat meningkatkan pengalaman langsung kepada peneliti dalam

pembelajaran di kelas dan dapat menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw.

2) Hasil penelitian diharapkan bisa dijadikan referensi untuk peneliti

(20)

84

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

_______, Suharismi. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Rev.edisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2007). Dasar–dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Fakultas teknik_Universitas Negeri Medan., (2016), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standart Operasional (SOP) ke Pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan, FT Unimed, Medan.

Hamalik, O. (2001). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hutapea, Tulus. (2014). Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Menggambar Teknik Dasar Di Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 Berastagi Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Medan: Unimed

Hutapea, Watul Salim (2016). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menginterpretasikan Gambar Teknik dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta PAB 6 Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Medan :Unimed

Isjoni. (2009). Pembelajaran kooperatif meningkatkan kecerdasan komunikasi antar peserta didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Istarani. (2012). 58 Model Pembelajaran Inovatif: Model, Metode, Strategi dan Teknik referensi guru dalam menentukan model pembelajaran. Medan: Media Persada.

Setiawan, Edy. (2010). Pengembangan Panel Peraga Multifungsi Sistem Lampu Kepala Sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Sistem Penerangan Pada Mahasiswa D3 Otomotif Angkatan 2007 Universitas Negeri Semarang

(21)

85

Slavin, R. E. (2005). Cooperative Learning ; Theory, Research And Practice. London : Allymand Bacon.

Sudjana, (2009). Alat Peraga Pengajaran.From: (http://basyaworld.blogspot.com/ 2009/02/rangkuman-buku-dasar-dasar-proses.html), 22 November 2016.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Remaja Posdakarya.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Suyanto dan Asep, Jihad. (2013). Menjadi guru profesional: Strategi meningkatkan kualifikasi dan kualitas guru di era global. Jakarta: Esensi Erlangga Group

Tarjuni. (2009). Studi Komparasi Penggunaan Media Pembelajaran Meja Dan Wiring Diagram Sistem Pemanasan Awal Terhadap Kompetensi Pemeliharaan Dan Perbaikan Sistem Bahan Bakar Pada Siswa Smk Islam Pemalang. (skripsi). Jurusan Teknik Mesin UNNES

Toyota Service Training. (2003). Team 21. Jakarta: Astra Motor.

Trianto. (2010). Mendesain Model Pmebelajaran Inovatif-progresif. Jakarta : Kencana.

Gambar

Tabel 1. Perolehan Hasil Belajar Kelistrikan
Gambar Bangunan SMK N 1 Berastagi Tahun Ajaran 2014/2015. Medan: Unimed

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Teknologi

Dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi pada

Dengan demikian dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Teknologi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SD

Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw (Slavin, 2005:248) yaitu mengatur tempat duduk untuk kerja kelompok akan menyita waktu, hal ini disebabkan belum

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar para siswa pada mata pelajaran matematika dan materi operasi hitung pecahan pada

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw IV SDN 169 kecamatan Sidomulyo kota Pekanbaru tahun pelajaran 2016/2017 dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada