FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA LAKI-LAKI TERHADAP KEJADIAN MEROKOKDI MADRASAH
ALIYAH NEGERI 2TANJUNG PURA LANGKAT
SITI PATIMAH 135102132
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap Kejadian Merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat
Tahun 2014 ABSTRAK
Siti Patimah
Latar Belakang :Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya khususnya dikalangan remaja. Sejumlah studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok mulai merokok antara umur 11 tahun dan 13 tahun, 85% sampai 95% sebelum umur 18 tahun. Faktor resiko merokok merupakan faktor penyebab pertama kali seseorang merokokantara lain pengaruh orangtua/keluarga, teman, kepribadian dan iklan.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki-laki terhadap kejadian merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat tahun 2014.
Metode :Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitikkorelasi dengan pendekatan cross sectional.Jumlah sampel 158 orangmenggunakan teknik total sampling. Analisis data yang digunakan adalah uji fisher exact, continuity correction danregresi logistik.
Hasil : Hasil penelitian ini diperoleh faktor orangtua dengan kejadian merokok nilai (P=0,002) dengan peluang 1,76 kali (95% CI=0,296-10,553), teman (P=0,000) dengan peluang 23,04 kali (95% CI:5,99-88,691), kepribadian (P=0,000) dengan peluang 0,03 kali (95% CI:0,009-0,150), iklan (P=0,285) dengan peluang 0,96 kali (95% CI:0,344-2,696).
Kesimpulan :Penelitian ini menyimpulkan bahwa orangtua, teman, dan kepribadian secara signifikan memiliki hubungan terhadap kejadian merokok. Faktor yang paling mempengaruhi kejadian merokok adalah teman. Disarankan kepada petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan promosi kesehatan atau penyuluhan dalam upaya preventif dan motivasi kepada masyarakat luas khususnya para pelajar sekolah untuk menghentikan perilaku merokok.
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kepada ALLAH SWT karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki laki terhadap kejadian merokok di Madrasah
Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat tahun 2014 .
Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik
dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya
masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini yaitu :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatra Utara.
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara
3. dr. Hemma Yulfi, DAP&E M. Med.EDselaku dosen pembimbing dalam
penulisan karya tulis ilmiah yang telah meluangkan waktu, memberikan
arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan karya tulis Ilmiah ini
4. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep selaku penguji yang telah memberikan
masukan dan saran demi perbaikankarya tulis ilmiah
5. Dr.M.Fahdhy, SpOG, M.Sc selaku penguji yang telah memberikan masukan
6. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan, semangat
kepada peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.
8. Seluruh teman – teman D-IV Bidan pendidik USU yang telah memberikan
dukungan kepada peneliti sehingga karya tulis ilmiah ini selesai.
9. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan karya tulis
ilmiah.
Akhir kata peneliti ucapkan terimahkasih atas semua bantuan yang diberikan,
semoga mendapat anugerah dari ALLAH SWT. Amin Ya Robbal’Alamin.
DAFTAR ISI
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian merokok ... 10
1. Faktor orang tua ... 10
C. Tempat penelitian dan Waktu penelitian ... 20
D. Etika penelitian ... 21
E. Alat Pengumpulan Data... 22
F. Uji validitas dan reliabilitas ... 23
G. Prosedur Pengumpulan data ... 24
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27
A. Hasil Penelitian ... 27
1. Distribusi frekuensi karakteristik responden ... 27
2. Distribusi frekuensi kategori merokok ... 29
3. Distribusi frekuensi siswa perokok dengan anggota keluarga perokok/bukan perokok ... 29
4. Distribusi frekuensi siswa bukan perokok dengan anggota keluarga perokok/bukan perokok ... 30
5. Distribusi frekuensi usia awal merokok ... 31
6. Distribusi frekuensi faktor awal merokok ... 32
7. Distribusi frekuensi faktor orangtua/keluarga... 33
8. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor orangtua/keluarga ... 33
9. Distribusi frekuensi faktor teman ... 34
10. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor teman ... 35
11. Distribusi frekuensi faktor kepribadian ... 35
12. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor kepribadian ... 36
13. Distribusi frekuensi faktor iklan ... 37
14. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor iklan ... 37
15. Hubungan orangtua/keluarga dengan kejadian merokok ... 38
16. Hubungan teman dengan kejadian merokok ... 39
17. Hubungan kepribadian dengan kejadian merokok ... 40
18. Hubungan iklan dengan kejadian merokok ... 41
19. Analisis bivariat variabel orangtua, teman, kepribadian dan iklan dengan kejadian merokok ... 42
20. Analisis multivariat regresi logistik variabel orangtua, teman, kepribadian, iklan dengan kejadian merokok ... 43
21. Analisis multivariat regresi logistik variabel orangtua, teman, kepribadian dengan kejadian merokok ... 43
22. Analisis multivariat regresi logistik variabel teman dan kepribadian dengan kejadian merokok ... 44
23. Analisis regresi logistik uji interaksi variabel teman dan kepribadian dengan kejadian merokok ... 45
24. Analisis regresi logistik uji tanpa interaksi variabel teman dan kepribadian dengan kejadian merokok ... 45
B. Pembahasan ... 46
1. Karakteristik responden ... 46
2. Distribusi frekuensi perokok ... 46
3. Distribusi frekuensi usia awal merokok ... 48
4. Distribusi frekuensi faktor awal merokok ... 49
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa merokok ... 50
6. Keterbatasan Penelitian ... 55
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
A. Kesimpulan ... 57 B. Saran ... 58
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 3.1 Kerangka Konsep faktor-faktor yang mempengaruhi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden ... 28
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi kategori merokok ... 29
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi siswa perokok dengan anggota keluarga perokok/bukan perokok ... 30
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi siswa bukan perokok dengan anggota keluarga perokok/bukan perokok ... 31
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi usia awal merokok ... 32
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi faktor awal merokok ... 32
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi faktor orangtua/keluarga ... 33
Tabel 5.8 Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor orangtua/keluarga ... 34
Tabel 5.9 Distribusi frekuensi faktor teman ... 34
Tabel 5.10 Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor teman ... 35
Tabel 5.11 Distribusi frekuensi faktor kepribadian ... 36
Tabel 5.12 Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor kepribadian ... 36
Tabel 5.13 Distribusi frekuensi faktor iklan... 37
Tabel 5.14 Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor iklan ... 38
Tabel 5.15 Hubungan orangtua/keluarga dengan kejadian merokok ... 39
Tabel 5.17 Hubungan kepribadian dengan kejadian merokok ... 41
Tabel 5.18 Hubungan iklan dengan kejadian merokok ... 42
Tabel 5.19 Analisis bivariat variabel orangtua, teman, kepribadian
dan iklan dengan kejadian merokok ... 42
Tabel 5.20 Analisis multivariat regresi logistik variabel orangtua, teman,
kepribadian, iklan dengan kejadian merokok ... 43
Tabel 5.21 Analisis multivariat regresi logistik variabel orangtua, teman,
kepribadian dengan kejadian merokok ... 44
Tabel 5.22 Analisis multivariat regresi logistik variabel teman dan
kepribadian dengan kejadian merokok ... 44
Tabel 5.23 Analisis regresi logistik uji interaksi variabel teman dan
kepribadian dengan kejadian merokok ... 45
Tabel 5.24 Analisis regresi logistik uji tanpa interaksi variabel teman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2 : Lembar Content Validity
Lampiran 3 : Hasil Output Uji Reliabilitas
Lampiran 4 : Lembar Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 : Master Tabel Penelitian
Lampiran 6 : Hasil Output Data Penelitian
Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU
Lampiran 8 : Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 9 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap Kejadian Merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat
Tahun 2014 ABSTRAK
Siti Patimah
Latar Belakang :Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya khususnya dikalangan remaja. Sejumlah studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok mulai merokok antara umur 11 tahun dan 13 tahun, 85% sampai 95% sebelum umur 18 tahun. Faktor resiko merokok merupakan faktor penyebab pertama kali seseorang merokokantara lain pengaruh orangtua/keluarga, teman, kepribadian dan iklan.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki-laki terhadap kejadian merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat tahun 2014.
Metode :Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitikkorelasi dengan pendekatan cross sectional.Jumlah sampel 158 orangmenggunakan teknik total sampling. Analisis data yang digunakan adalah uji fisher exact, continuity correction danregresi logistik.
Hasil : Hasil penelitian ini diperoleh faktor orangtua dengan kejadian merokok nilai (P=0,002) dengan peluang 1,76 kali (95% CI=0,296-10,553), teman (P=0,000) dengan peluang 23,04 kali (95% CI:5,99-88,691), kepribadian (P=0,000) dengan peluang 0,03 kali (95% CI:0,009-0,150), iklan (P=0,285) dengan peluang 0,96 kali (95% CI:0,344-2,696).
Kesimpulan :Penelitian ini menyimpulkan bahwa orangtua, teman, dan kepribadian secara signifikan memiliki hubungan terhadap kejadian merokok. Faktor yang paling mempengaruhi kejadian merokok adalah teman. Disarankan kepada petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan promosi kesehatan atau penyuluhan dalam upaya preventif dan motivasi kepada masyarakat luas khususnya para pelajar sekolah untuk menghentikan perilaku merokok.
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menjumpai orang yang merokok di
sekitar kita, baik di kantor, di pasar, di tempat umum lainnya atau bahkan di kalangan
rumah tangga kita sendiri. Kebiasaan merokok di Indonesia dan di berbagai negara
berkembang lainnya memang cukup luas bahkan ada kecenderungan bertambah dari
waktu ke waktu. Sementara itu, di Negara maju kebiasaan merokok ini justru mulai
ditinggalkan oleh masyarakat luas yang telah sadar akan bahaya rokok pada kesehatan
(Aditama, 1996). Melalui reklame, rokok menjadi terkenal dan pada tahun 1920 sudah
tersebar keseluruh dunia sehingga beberapa dekade sebelum tahun 1960-an muncul
bukti-bukti kuat bahwa penggunaan tembakau berhubungan dengan beberapa penyakit
(Subanada, 2004).
Perilaku merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan
kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk
baik bagi si perokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya (Subanada, 2004).
Kebiasaan mengisap tembakau ini telah dikenal sejak lama di muka bumi ini oleh
kaum Indian di Amerika Utara menggunakan pipa yang hanya dihisap pada
kesempatan khusus, tidak dilakukan setiap harinya seperti orang biasa merokok
sekarang ini hingga akhirnya perilaku ini terus berkembang luas, khususnya setelah
berkembangnya industri modern rokok di awal abad ini (Aditama, 1996).
Perilaku merokok remaja yang sulit dihindari disebabkan oleh berbagai faktor,
ingin mencoba hal baru yang ada di lingkungannya (Peterson, 2003dalam Depkes RI,
2010). Rokok merupakan salah satu produk industri dan komoditi internasional yang
mengandung sekitar 3.000 bahan kimiawi antara lain tar, nikotin dan karbon
monoksida (Bustan, 2007). Seperti penggunaan zat zat (substances) lainnya, terdapat
beberapa faktor bagi remaja sehingga mereka menjadi perokok, misalnya faktor
psikologi, faktor biologi dan faktor lingkungan (Subanada, 2004).
WHO memperkirakan 1,1 milyar penduduk dunia adalah perokok dan 800 juta
di antaranya terdapat di negara berkembang (Depkes RI, 2003, dalam Depkes RI,
2010). Peningkatan konsumsi rokok yang sudah mencapai 7 juta ton dengan
peningkatan 1,4 % per tahun dan rata-rata rokok yang diisap per hari 24 gr/hari di
negara-negara maju, 14 gr/hari di negara-negara berkembang (Bustan, 2007). Di
Kuba, tercatat 69 % anak terpapar passive smoking di rumah, di Indonesia 63 % dan
India sekitar 34 % (Bustan, 2007).
Kebiasaan merokok di negara-negara berkembang meningkat sebanyak 2,1%
pertahun, sedangkan di negara-negara maju justru turun 1,1% pertahun (Depkes RI
(2003), dalam Depkes RI, 2010). Menjelang tahun 2020 kematian yang disebabkan
oleh rokok akan meningkatkan sampai 10 juta, dimana 70% terjadi di negara-negara
berkembang (Bustan, 2007). Dari Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2004, usia
mulai merokok di Indonesia tertinggi ada di kelompok usia remaja 15-19 tahun
mencapai 63,7 % dan bahkan ada anak yang mulai merokok di kelompok usia 9 tahun
mencapai 1,8 % (Jaya, 2009). Indonesia merupakan negara dengan reputasi terburuk
di seluruh dunia bukan untuk perokok aktif, namun untuk perokok pasif pada pelajar
usia 13-15 tahun (Jaya, 2009). Berdasarkan survei (GYTS) Indonesia tahun 2006
terhadap remaja berusia 13-15 tahun sebanyak 24,5 % remaja laki-laki dan 2,3 %
10 pelajar mencoba merokok sejak dibawah usia 10 tahun dan sebanyak 92,9 %
anak-anak terekspos dengan iklan yang berada di papan reklame dan 82,8 % terekspos iklan
yang berada di majalah dan koran (Jaya, 2009).
Penelitian GYTS pada tahun 2001 hingga 2006, sebanyak 81,4 % pelajar di
Indonesia terpapar asap rokok dan lebih dari 37,3 % pelajar dilaporkan biasa merokok
(Jaya, 2009). Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara
jangka pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh
remaja sendiri tetapi juga oleh orang lain sehingga dengan latar belakang diatas
membuat peneliti merasa tertarik melakukan penelitian tentang faktor yang
mempengaruhi perilaku merokok siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura
Langkat tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
Apakah faktor faktor yang mempengaruhi siswa laki laki terhadap kejadian
merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor faktor yang
mempengaruhi siswa laki-laki terhadap kejadian merokok di Madrasah Aliyah Negeri
2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. untuk mengetahui hubungan faktor orangtua terhadap kejadian merokok
b. untuk mengetahui hubungan faktor teman terhadap kejadian merokok
d. untuk mengetahui hubungan faktor iklan terhadap kejadian merokok
e. untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan terhadapkejadian merokok
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden
Memberi masukan dan menambah wawasan remaja akan dampak dari perilaku
merokok terhadap diri sendiri serta lingkungan sekitarnya
2. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan pihak sekolah supaya lebih mengawasi siswa untuk tidak
merokok serta mempertegas aturan merokok siswa dan bisa mengantisipasi
kejenuhan/stress yang mungkin dialami siswa dengan mengaktifkan
bimbingan-bimbingan konseling.
3. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapatke dalam
permasalahan yang ada di tengah masyarakat, serta menambah wawasan ilmu
pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian merokok.
4. Bagi Institusi pendidikan
Sebagai bahan masukan kepustakaan di D-IV Bidan Pendidik USU yang dapat
dijadikan untuk pengembangan pengetahuan serta dapat dijadikan pedoman bagi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Merokok
1. Definisi merokok
Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi
si perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi si
perokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya (Subanada, 2004). Sedangkan
menurut Bustan (2007), merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui
dalam kehidupan sehari-hari sehingga dimana-mana mudah menemui orang merokok
khususnya lelaki dan lainnya wanita, anak kecil-tua renta, kaya-miskin dan tidak ada
terkecuali.
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 sampai 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun
temabakau yang telah dicacah, lalu dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan
membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain (Wikipedia Bahasa
Indonesia,dalam Jaya (2009)).
2. Klasifikasi Perokok
Tingkatan merokok setiap orang berbeda-beda tergantung dari seberapa sering
seseorang itu merokok, jumlah rokok yang dihisapnya dan lamanya merokok, tetapi
perlu diketahui sebelumnya seseorang dikatakan perokok jika ia memiliki kebiasaan
merokok minimal 4 batang per hari juga telah menghisap 100 batang rokok selama
dari 10 batang per hari, perokok sedang mengisap 10-20 batang per hari dan perokok
berat jika lebih dari 20 batang per hari (Bustan, 2007).
Ada empat tipe perilaku merokok, yaitu sebagai berikut:
a. Perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif
Mereka berpendapat dengan merokok seseorang akan merasakan penambahan
rasa yang positif. Green dalam Psychological Factor in Smoking (1978)
menambahkan 3 subtipe berikut ini :
1) Pleasure relaxation, yaitu perilaku merokok hanya untuk menambah atau
meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat misalnya merokok setelah
minum kopi atau makan.
2) Stimulation to pick them up, yaitu perilaku merokok hanya dilakukan
sekedarnya untuk menyenagkan perasaan
3) Pleasure of handling the cigarette, yaitu kenikmatan yang diperoleh dengan
memegang rokok adapun mengisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa
menit saja. Ada juga perokok yang lebih senang berlama-lama untuk
memainkan rokoknya dengan jari-jari lama sebelum ia nyalakan dengan api.
b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif
Banyak orang yang merokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya jika ia
marah, cemas atau gelisah, maka rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka
menggunakan rokok jika ada perasaan tidak enak terjadi sehingga dapat terhindar
dari perasaan yang lebih tidak enak lagi.
c. Perilaku merokok yang adiktif
Perokok yang sudah kecanduan cenderung akan menambah dosis rokok yang
d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan
Merokok sudah menjadi perilaku yang bersifat otomatis, sering kali tanpa
dipikirkan dan tanpa disadari, seseorang perokok menghidupkan kembali api
rokoknya bila rokok yang terdahulu atau sebelumnya telah benar-benar habis
(Silvan Tomkins dalam Al Bachri (1991), berdasarkan Management of Affect
Theory, dalam Depkes RI (2010)).
3. Bahaya Merokok
Bahaya merokok terhadap remaja terutama terhadap fisiknya seperti yang
dijelaskan oleh Depkes RI (2004) dalam Depkes RI (2010), yaitu rokok pada dasarnya
merupakan pabrik bahan kimia berbahaya dimana saat batang rokok terbakar, maka
asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia dengan tiga komponen utama, yaitu
nikotin yang menyebabkan ketergantungan/adiksi, tar yang bersifat karsinogenik
sedangkan karbon monoksida yang aktivitasnya sangat kuat terhadap hemoglobin
sehingga kadar oksigen dalam darah berkurang dan bahan-bahan kimia lain yang
beracun. Seseorang membakar kemudian mengisap rokok, maka ia akan sekaligus
mengisap bahan-bahan kimia yang disebutkan di atas, dimana rokok yang dibakar,
maka asapnya juga akan beterbangan disekitar si perokok. Asap yang beterbangan itu
juga mengandung bahan yang berbahaya baik bagi si perokok sendiri maupun orang
disekitarnya yang tidak merokok. Asap perokok yang di isap si perokok disebut juga
asap utama (mainstream smoke) dan asap yang keluar dari ujung rokok yang terbakar
yang diisap orang lain sekitar perokok disebut asap sampingan (slidestream smoke)
Adapun bahaya merokok adalah sebagai berikut :
a. Bagi perokok aktif
Dapat meningkatkan risiko dua kali lebih besar untuk mengalami serangan
jantung, stroke, tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol tinggi dan meningkatkan
risiko 10 kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung bagi wanita pengguna pil
KB serta meningkatkan risiko lima kali lebih besar untuk menderita kerusakan
jaringan anggota tubuh yang rentan.
b. Bagi perokok pasif
Dapat terjadi kerusakan paru-paru dimana kandungan rokok tersebut akan
memperparah penyakit yang sedang diderita dan kemungkinan mendapat serangan
janntung yang lebih tinggi dari mereka yang berpenyakit jantung serta anak-anak yang
orang tuanya merokok akan mengalami batuk pilek, radang tenggorokan serta
penyakit paru lebih tinggi. Selain itu, jika suami perokok, maka asap rokok yang
dihirup oleh istrinya akan memengaruhi bayi dalam kandungan (Depkes RI (2003),
dalam Depkes RI (2010)).
4. Dampak Merokok
Akibat dari kebiasaan merokok sangat berbahaya bagi kesehatandapat
menimbulkan berbagai penyakit baik secara langsung maupun tidak langsung antara
lain menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas serta jaringan
paru-paru akibatnya terjadi perubahan anatomi saluran napas yang akan timbul pada
perubahan fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya atau menyebabkan
penyakit Obstruksi Paru Menahun (PPOM) seperti emfisema paru-paru, bronkitis
kronis dan asma yang penyebab utama timbulnya kanker paru adalah asap rokok
Merokok juga faktor risiko terbesar penyebab penyakit jantung koroner (PJK)
yang meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko
ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Perlu
diketahui bahwa risiko kematian akibat PJK berkurang 50% pada tahun pertama
sesudah rokok dihentikan. Akibat penggumpalan dan pengapuran dinding pembuluh
darah (arterosklerosis), merokok jelas merusak pembuluh darah perifer (PPDP) yang
melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering
ditemukan pada dewasa muda perokok berat yang biasanya akan berakhir dengan
amputasi. Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak (stroke) juga
salah satu akibat dari merokok. Bahaya merokok bagi remaja tidak akan terlihat
langsung, karena penyakit yang ditimbulkan akibat merokok baru akan terlihat
beberapa tahun kemudian (Tandra (2003), dalam Depkes RI (2010)).
Merokok akan memengaruhi lingkungan, orang lain atau orang terdekat.
Seorang yang bukan perokok bila terus menerus terkena asap rokok dapat menderita
dampak kesehatan yang sama dengan perokok yang mengakibatkan napas berbau,
warna kecoklatan pada kuku dan gigi serta bau tidak enak pada rambut dan pakaian,
kulit menjadi keriput lebih awal (Depkes RI (2003), dalam Depkes RI 2010)). Bahaya
merokok terhadap kesehatan seperti batuk kering, kanker paru-paru, kanker mulut,
perasaan takut, gemetar, risau, bimbang, melemahkan akal, mengurangi nafsu makan,
menguningkan wajah dan gigi, menyempitkan pernafasan, dan lain sebagainya
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian merokok
Menurut Juniarti (1991) dalam Mu’tadin (2002), faktor yang mempengaruhi
kebiasaan merokok tersebut antara lain :
1. Faktor orang tua
Salah satu yang menyebabkan remaja menjadi perokok yaitu mereka anak-anak
muda yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis, dimana orang tua
masing-masing kurang peduli terhadap kehidupan anak-anaknya serta memberikan hukuman
fisik yang keras sehingga membuat mereka (remaja) lebih mudah menjadi perokok
dibandingkan dengan remaja yang tinggal dengan keluarga yang harmonis (Baer dan
Corado dalam Atkinson (1999), dalam Depkes RI, 2010).
Remaja yang berasal dari keluarga yang konservatif atau yang lebih menekankan
pada nilai-nilai sosial dan keagamaan dengan baik dengan tujuan jangka panjang maka
akan lebih sulit untuk terkait dengan masalah rokok atau tembakau dan obat-obatan
lainnya dibandingkan dengan keluarga yang permisif pada suatu penekanan falsafah
sehingga pengaruhnya lebih kuat bila orang tua sendiri menjadi figur contoh sebagai
perokok berat, maka anak-anak juga akan kemungkinan besar untuk menirunya
(Depkes RI, 2010).
Kejadian merokok ini lebih banyak ditemui pada mereka yang tinggal dengan
satu orang tua (single parent). Pada ayah yang perokok, justru remaja akan lebih cepat
berperilaku sebagai perokok jika ibu mereka yang merokok, akan tetapi hal ini lebih
terlihat pada remaja putrid (Al Bachri, 1991 dalam Depkes RI (2010). Hampir tiga
perempat dari rumah tangga di Indonesia memiliki anggaran belanja rokok atau
minimal ada satu perokok di dalam rumah, dimana remaja berusia 13-15 tahun sebesar
64 persen terpapar asap rokok di dalam rumah (Widyastuti (2004), dalam Jaya (2009).
tua yang perokok sehingga jumlah perokok di kalangan remaja lebih meningkat
(Aditama, 1996). Faktor-faktor lingkungan seperti orang tua, saudara kandung yang
merokok sangat memegang peranan penting hingga mencapai 75% dari salah satu
orang tua yang merokok. Selanjutnya, Subanada juga mengatakan disebuah studi
kohort pada anak-anak SMU mempunyai prediktor yang bermakna dalam peralihan
dari kadang-kadang merokok menjadi merokok secara teratur adalah karena orang tua
merokok dan konflik keluarga (Subanada, 2004).
Upaya untuk mengatasi kejadian merokok pada keluarga ini cara yang paling
efektif yaitu menggunakan konseling, pendidikan kesehatan, komunikasi asertif, terapi
perubahan perilaku yang dapat menurunkan konsumsi rokok, menolak ajaran merokok
atau narkoba dan meningkatkan kualitas komunikasi orang tua dan remaja terutama
dalam melakukan komunikasi asertif (Saprudin (2007), dalam Depkes RI (2010)).
2. Faktor teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa bila semakin banyak remaja yang
merokok, maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok dan
demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, yang
pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman
remaja tersebut dipengaruhi oleh remaja tersebut, hingga akhirnya mereka semua
menjadi perokok, diantaranya remaja perokok 87% memiliki minimal satu atau lebih
sahabat yang perokok begitu juga dengan remaja bukan perokok (Al Bachri, 1991
dalam Depkes RI, 2010). Sekitar 75% pengalaman mengisap rokok pertama para
remaja biasanya dilakukan bersama teman-temannya. Jika seorang remaja tidak
ikut-ikutan merokok maka ia takut ditolak oleh kelompoknya, diisolasi atau
3. Faktor kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan
diri dari rasa sakit fisik atau jiwa dan membebaskan diri dari kebosanan (Depkes RI,
2010). Jika mereka (remaja) berhenti merokok, mereka akan susah berkonsentrasi,
gelisah bahkan bias gemuk, sedangkan jika merokok akan merasa lebih dewasa dan
bisa timbul ide atau inspirasi sehingga faktor ini banyak memengaruhi kebiasaan
merokok di masyarakat (Soewondo (2003) dari Fakultas Psikologi UI dalam Depkes
RI (2010).Sejalan dengan penelitian diatas alasan seseorang mulai merokok karena
merasa kesepian, sebagai gaya atau pelarian sehingga mereka menganggap rokok
ditampilkan sebagai sesuatu yang baik, tergambar dalam identifikasi rokok sebagai
suatu yang nikmat, tampan, berani, macho, santai, optimistis, kreatif, penuh
petualangan dan penuh kebanggan (Bustan, 2007).
4. Faktor iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa
perokok adalah lambang kejantanan atau glamour sehingga membuat remaja sering
kali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut (Juniarti,
1991 dalam Depkes RI, 2010). Dalam Jaya (2009), disebutkan bahwa ada penelitian
yang dilakukan US Surgeon General iklan rokok menjadi faktor terbesar yang
mempengaruhi remaja untuk merokok. Dari hasil penelitiannya iklan, promosi dan
sponsor rokok telah menciptakan dan menanamkan norma kepada anak bahwa
kejadian merokok adalah baik dan biasa. Dalam Jaya (2009) juga mengatakan bahwa
keprihatinan terhadap iklan rokok ini juga sempat diungkapkan Menteri Kesehatan Siti
Fadilah Supari yang menurutnya rokok masih dianggap sebagai penghasilan utama
pemerintah sehingga menjadi polemik dalam pengendalian masalah tembakau seperti
menjadi sponsor di berbagai kegiatan sosial dan pendidikan.Badan POM mencatat
14.249 iklan rokok tersebar di media elektronik sebanyak 9.230, media luar ruangan
sebanyak 3.239 dan media cetak sebanyak 1.780, hingga kini tanpa kendala iklan
rokok terus mempromosikan bahan yang syarat pelanggaran hak anak baik hak hidup,
hak tumbuh dan berkembang maupun hak untuk memperoleh perlindungan (Bustan,
2007).
Sejalan dengan situasi diatas, salah satu faktor lingkungan penting yang
mempengaruhi seseorang untuk mulai merokok adalah iklan. Kini di berbagai Negara
Eropa dan Amerika telah banyak dilakukan usaha untuk membatasi iklan rokok faktor
lingkungan lain yang berperan adalah kemudahan mendapat rokok baik dari sudut
harganya yang relatif murah maupun ketersediaannya dimana-mana. Data jelas
menunjukkan bahwa rokok hanya bisa dinikmati oleh kelompok yang lebih kuat
ekonominya. Penjualan rokok secara terang-terangan yang ada di Arab, India dan juga
negara kita jelas merupakan salah satu faktor yang mempermudah orang untuk
membeli rokok. Pelarangan penjualan rokok di vending machine Singapura
merupakan salah satu contoh upaya membuat rokok tidak mudah didapat (Aditama,
1996). Pemerintah perlu secara aktif menghilangkan kebiasaan merokok pada
rakyatnya tidak sekedar dengan peringatan ala kadarnya yang ditulis
dibungkus-bungkus rokok atau di bawah papan iklan rokok, hanya karena menimbang bahwa
pemasukan dari cukai rokok sangat besar. Dari data Indonesia tahun 2002 lalu cukai
yang diperoleh dari industri rokok mencapai 22,3 rupiah triliun (Jaya, 2009).
Slogan-slogan yang gencar diberbagai iklan media elektronik, cetak dan luar
ruang sangat berpengaruh besar sebagai pemberi sponsor setiap event anak muda
seperti konser musik dan olahraga. Hampir setiap konser musik dan event olahraga di
atau mudah mendapatkannya dengan menukarkan potongan tiket masuk acara tersebut
(Jaya, 2009). Dalam iklan-iklan kebiasaan meokok digambarkan sebagai lambang
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah hubungan atau kaitan antara konsep-konsep
atau variabel-variabel yang diamati (diukur) melalui penelitian yang dimaksud
(Notoatmodjo, 2005).
Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan
dan memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi
masalahnya serta ditunjang oleh informasi yang bersumber pada berbagai laporan
ilmiah (Hidayat, 2007).
Dari landasan teoritis yang telah diuraikan dalam tinjauan pustaka, maka dapat
di gambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut :
Variabel Independen (variabel bebas) Variabel dependen (variabel terikat)
Skema 3.1. Kerangka konsep penelitian
Kejadian merokok siswa laki-laki
Faktor yang mempengaruhi kejadian merokok :
B. Hipotesis
Ha : Ada hubungan faktor orang tua terhadap kejadian merokok
Ha : Ada hubungan faktor teman terhadap kejadian merokok
Ha : Ada hubungan faktor kepribadian terhadap kejadian merokok
C. Definisi Operasional No Variabel Definisi
Operasional
b. Tidak ada pengaruh, jika mendapat skor 0-5
b. Tidak ada pengaruh, jika mendapat skor 0-5
Ordinal
3. Kepribadian Suatu hasrat yang datang dalam diri b. Tidak ada pengaruh, jika
mendapat skor 0-5
4. Iklan Tayangan atau b. Tidak ada pengaruh, jika
mendapat skor 0-5
Kuesioner Angket 1. Merokok, jika jawaban ya = 1
2. Tidak merokok, jika jawaban tidak = 0
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan Cross
Sectional yang bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi siswa
laki-laki terhadap kejadian merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat
dan menemukan ada tidaknya hubunganantarvariabel. Apabila ada seberapa erat
hubungannya serta berarti atau tidak hubungan itu. Penelitian ini diukur satu kali saja
dalam kurun waktu yang bersamaan (Arikunto, 2006).
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki kelas X
dan kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
sebanyak 158 orang.
2. Sampel.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total
sampling, yakni penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi
sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2009). Dengan demikian, peneliti
mengambil sampel dari seluruh siswa laki laki kelas X dan XI di Madrasah Aliyah
Adapun penetapan sampel dalam penelitian ini berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi. Sampel dalam penelitian ini dengan kriteria inklusi :
- Siswa laki-laki kelas X dan XI di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura
Langkat
- Siswa laki laki kelas X dan XI yang hadir saat dilakukan penelitian
- Bersedia menjadi responden
Sampel dengan kriteria eksklusi yaitu :
- Siswa laki-laki yang tidak hadir pada saat penelitian dilakukan
- Siswa yang tidak bersedia menjadi responden
C. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat,
dengan pertimbangan keterbatasan waktu untuk penelitian, di samping itu peneliti juga
tertarik ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian merokok siswa
laki-laki di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat dan di Sekolah ini juga
belum pernah dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
merokok siswa laki laki serta jumlah sampel yang ada mencukupi untuk dijadikan
objek penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2014 sampai dengan sidang hasil
D. Etika Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan
permasalahan etik yaitu memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian
tentang tujuan dan prosedur penelitian serta hak-hak responden didalam penelitian ini.
Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk
menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka
calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri dan tidak ada siswa
yang menolak dan mengundurkan diri.
Penelitian ini memperhatikan, menghormati dan memberikan sepenuhnya hak-hak
perlindungan diri bagi responden yaitu hak atas privasi diri, kerahasiaan identitas diri
dengan tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data
(kuesioner) namun hanya akan diberi kode tertentu saja serta responden akan
mendapat perlakuan yang sama dalam penelitian ini. Responden dilindungi dari
ketidaknyamanan atau cedera baik fisik maupun psikis karena penelitian ini tidak
melaksanakan tindakan yang melukai fisik. Ketidaknyamanan secara psikis karena
pengungkapan masalah dan realita kondisi pribadi bila timbul dapat dieliminir dengan
memperhatikan hak responden atas kerahasiaan identitas.
Responden berhak untuk menentukan sendiri kesediaan berpartisipasi sampai
akhir penelitian ini selesai atau menarik diri dari penelitian walaupun penelitian ini
masih berlangsung dan belum selesai. Hal tersebut tercantum dengan jelas dalam
informed consent yang berupa pernyataan persetujuan partisipasi secara lisan atau
yang ditandatangani oleh responden sebelum penelitian ini dilaksanakan. Sebelum
menandatangani informed consent tersebut, responden diberi waktu hingga
E. Alat Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
(variabel penelitian) alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010:102).
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner
yang disusun dan dimodifikasi oleh peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep
dan literatur yang ada dan dikonsultasikan kepada pembimbing. Kuesioner yang
dibagikan terdiri atas 3 (tiga) bagian yaitu karakteristik responden, kejadian merokok
dan faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki-laki terhadap kejadian merokok.
Bagian pertama kuesioner tentang karaktersistik responden meliputi : usia, suku,
pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua.
Bagian kedua tentang kejadian merokok terdiri dari 6 pertanyaan, meliputi 1
pertanyaan utama tentang kategori merokok, 1 pertanyaan tentang usia awal merokok,
dan 4 pertanyaan tentang faktor pertama yang mempengaruhi merokok dengan
menggunkan “skala guttman” yang menyediakan dua alternatif jawaban Ya dan
Tidak. Jika responden menjawab Ya diberi nilai 1 sebaliknya jika responden menjawab
Tidak diberi nilai 0.
Bagian ketiga kuesioner tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa
terhadap kejadian merokok berdasarkan orangtua/keluarga, teman, kepribadian, dan
iklan yang terdiri dari 40 pernyataan menggunakan “skala guttman” yang
menyediakan dua alternatif jawaban ya atau tidak (Hidayat, 2007). Dimana untuk
setiap variabel pernyataan diberikan nilai minimum adalah 0 dan nilai maksimum
adalah 10. Jika responden menjawab Ya di berikan nilai 1, sebaliknya jika responden
Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan berikut :
�= �������
�����������
Keterangan : P = Panjang kelas interval
Rentang = Nilai tertinggi – Nilai terendah
Banyak Kelas = Jumlah kategori
• Menentukan skor terbesar dan terkecil
Skor terbesar : 10
Skor terkecil : 0
• Menentukan nilai rentang (R)
Rentang = skor terbesar – skor terkecil
= 10 – 0 = 10
• Menentukan nilai panjang kelas (i)
Panjang kelas (i) = � = ������� �����������
= 10
2 = 5 • Menentukan skor kategori :
a. Ada pengaruh :jika responden mendapat skor 6 – 10
b. Tidak ada pengaruh: jika responden mendapat skor 0 - 5
F. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas (kesahihan) adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat
kevalidan dan kesahihan sebuah instrumen yang mampu mengukur apa yang
diinginkan, sehingga dapat mengukur instrumen secara benar. Uji validitas telah
dilakukan dengan cara content validity sebanyak dua kali yaitu dengan cara melakukan
kesehatanmasyarakat ibuSri Lestari SP M.Kes dengan skor CVI (Content Validity
Indeks) sebesar 0,8. Sehingga instrument yang digunakan tersebut dinyatakan valid
dan mampu mengukur variabel yang akan diukur. Dimana pada tahap pertama ada
perbaikan pernyataan tentang karakterisitik responden, kejadian merokok, faktor
orangtua dan faktor teman dan pada tahap kedua kuesioner dinyatakan valid.
Uji Reliabilitas dapat diartikan apabila suatu instrumen bila dilakukan
pengukuran beberapa kali menunjukkan hasil yang sama (Sugiyono, 2010). Lalu data
diolah menggunakan komputerisasi hingga diperoleh nilai koefisien Alpha Cronbach.
Nilai item untuk setiap butir pertanyaan bernilai 1 untuk jawaban ya dan bernilai 0
untuk jawaban tidak dengan jumlah soal sebanyak 46 butir untuk variabel dependen
kejadian merokok 6 butir. Untuk masing-masing variabel independen yaitu
orangtua/keluarga, teman, kepribadian dan iklan 10 butir. Uji reliabilitas ini dilakuka n
kepada 25 siswa laki-laki di Madrasah Aliyah Negeri 1 Tanjung Pura Langkat yang
sesuai dengan kriteria responden dan penelitian dengan koefisien r Alpha (0,932) dan r
tabel (0,288). Ketentuannya adalah r Alpha > r tabel, maka pertanyaan tersebut
reliabel. Item pertanyaan yang reliabel adalah nomor 1, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 14, 15, 17,
18, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 39.
G. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
data primer yaitu data yang di ambil secara langsung dari responden menggunakan
kuesioner terstruktur tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki laki
terhadap kejadian merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat.
Metode dalam pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung terhadap
persetujuan menjadi responden, menjelaskan cara pengisian dan penjelasan terlebih
dahulu mengenai tujuan penelitian. Selanjutnya membagikan angket kepada
responden, kemudian responden diminta untuk mengisi sendiri angket yang telah
disediakan dan dikembalikan saat itu juga. Selesai pengisian angket di kumpulkan,
data yang sudah terkumpul dilakukan pengolahan sesuai dengan ketentuan yang ada.
H. Analisis Data
Setelah semua data terkumpul dilakukan analisis data kembali dengan memeriksa
semua kuesioner apakah jawaban sudah lengkap atau benar (editing). Kemudian data
diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data dan
pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan ke dalam
bentuk table. Entry data dalam komputer dan dilakukan dengan menggunakan teknik
komputerisasi. Tahap terkahir dilakukan cleaning yakni pemeriksaan semua data yang
telah dimasukkan kedalam program computer guna menghindari terjadinya kesalahan.
Selanjutnya hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel distribusi yang terdiri dari :
1. Analisis univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian yang
umumnya dalam analisis menghasilkan distribusi dari tiap variabel (Notoatmodjo,
2010). Dalam penelitian ini, variabel yang menggunakan analisis univariat adalah
karakteristik responden dan jawaban dari setiap variabel. Selanjutnya data dimasukkan
dalam tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan komputerisasi.
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis dari hasil beberapa variabel bebas yang
diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisis data yang digunakan
menggunakan uji Fisher Exact dimana bila tabel 2x2 dijumpai nilai E (harapan)
kurang dari 5 dan menggunakan uji Continuity Correction bila tidak ada nilai E < 5
menggunakan tingkat kemaknaan 95% dengan ketentuan hasil uji masing-masing jika
P<0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga menunjukkan adanya pengaruh
bermakna antara variabel independen dan dependen, sebaliknya jika p lebih besar dari
alpha (P> 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga menunjukkan tidak
adanya pengaruh bermakna antara variabel independen dan dependenyang diolah
secara statistik menggunakan program komput erisasi.
3. Analisis multivariat
Analisis multivariat merupakan analisa yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan lebih dari satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Dimana
uji statistik yang digunakan regresi logistik berganda (multiple regressionuntuk
mengetahui variabel independen yang mana lebih erat hubungannya dengan variabel
dependen (Notoatmodjo, (2010).
Dalam analisis ini dilakukan berbagai langkah pembuatan model. Langkah
pertama menentukan variabel-variabel independenyang masuk ke analisis multivariat
atau sebagai kandidat multivariat dengan ketentuan P< 0,25. Selanjutnya
memasukkan variabel-variabel independen yang telah terpilih ke analisis multivariat
dan menentukan variabel independen mana yang saling berinteraksi dengan hasil
terakhir nilai P< 0,05 sehingga interprestasinya dapat diketahui variabel independen
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki-laki terhadap kejadian merokokdi
Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat. Penelitian ini dilakukan mulai
Januari-Maret 2014sebanyak158 responden (siswa laki-laki).
Untuk mengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki-laki terhadap
kejadian merokok, peneliti menggunakan kuesioner yang berisi 46 pernyataan untuk
total semua faktor.
1. Distribusi frekuensi karakteristik responden
Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden menunjukkan bahwa
mayoritas usia responden berusia 16 tahun sebanyak 75 orang (47,5%), mayoritas
suku responden adalah Melayu sebanyak 69 orang (43,7%), mayoritas pendidikan
orangtua responden adalah SMA sebanyak 69 orang (43,7%), mayoritas pekerjaan
orangtua responden adalah wiraswasta sebanyak 73 orang (46,2%). Dapat dilihat pada
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap Kejadian Merokok
di Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
2. Distribusi frekuensi berdasarkan kategori merokok
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori merokok
laki-laki tidak merokok sebanyak 117 orang (74,1%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 5.2 berikut :
Tabel 5.2
Distribusi FrekuensiBerdasarkan Kategori MerokokFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok
di Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
Kategori f %
Merokok 41 25,9
Tidak merokok 117 74,1
Total 158 100.0
3. Distribusi frekuensi berdasarkan siswa laki-laki perokok dengan anggota keluarga perokok/bukan perokok
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi siswa
perokok dengan anggota keluarga perokok dan bukan perokok diperoleh dari 41 siswa
perokok masing-masing mayoritas anggota keluarga perokok yaitu paman sebesar 39
orang (95,1%), diikuti oleh ayah sebesar 33 orang (80,5%), diikuti oleh sepupu 26
orang (63,4%) dan kakek 23 orang (56%) dan minoritas ibu sebesar 1 orang (2,4%),
adik sebesar 9 orang (22%). Sedangkan siswa perokok dengan anggota keluarga yang
bukan perokok mayoritas masing-masing yaitu ibu sebesar 40 orang (97,6%), diikuti
oleh adik sebesar 32 orang (78%), abang sebesar 24 orang (58,5%) dan minoritas
paman sebesar 2 orang (4,9%), diikuti oleh ayah 8 orang (19,5%). Dapat dilihat pada
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Siswa Laki-laki Perokok Dengan Anggota Keluarga Perokok/Bukan Perokok di Madarasah Aliyah
Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
Anggota keluarga
4. Distribusi frekuensi berdasarkan siswa laki-laki bukan perokok dengan anggota keluarga perokok/bukan perokok
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi siswa bukan
perokok dengan anggota keluarga perokok dan bukan perokok diperoleh dari 117
siswa bukan perokok masing-masing mayoritas anggota keluarga perokok yaitu
paman sebesar 90 orang (77%), diikuti oleh ayah sebesar 75 orang (64,1%), diikuti
oleh kakek 48 orang (41%) dan abang 42 orang (35,9%) dan minoritas ibu sebesar 2
orang (1,7%), diikuti oleh adik sebesar 4 orang (3,4%). Sedangkan siswa bukan
perokok dengan anggota keluarga yang bukan perokok mayoritas masing-masing yaitu
ibu sebesar 115 orang (98,3%), diikuti oleh adik sebesar 113 orang (96,6%) dan
minoritas paman sebesar 27 orang (23%), diikuti oleh ayah 42 orang (35,9%). Dapat
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Siswa Laki-laki Bukan Perokok Dengan Anggota Keluarga Perokok/Bukan Perokok di Madarasah Aliyah
Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
Anggota keluarga
Siswa laki-laki Bukan Perokok (117/158)
Perokok Bukan Perokok
f % f %
Ayah 75 64,1 42 35,9
Ibu 2 1,7 115 98,3
Abang 42 35,9 75 64,1
Adik 4 3,4 113 96,6
Sepupu 41 3,5 76 65
Paman 90 77 27 23
Kakek 48 41 69 59
5. Distribusi frekuensi berdasarkan usia awal merokok
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa laki-laki mulai
merokok berusia 15 tahun sebanyak 9 orang (5,7%),usia 10 tahun, usia 12 tahun dan
usia 14 tahun sebanyak 6 orang (3,8%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.5
Tabel 5.5
Distribusi FrekuensiBerdasarkan Usia Awal MerokokFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok di Madarasah
Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
Usia awal merokok f %
10 tahun 6 3,8
11 tahun 2 1,3
12 tahun 6 3,8
13 tahun 5 3,2
14 tahun 6 3,8
15 tahun 9 5,7
16 tahun 5 3,2
17 tahun 2 1,3
Total 41 26,1
6. Distribusi frekuensi berdasarkan faktor awal merokok
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas faktor pertama yang
mempengaruhi siswa laki-laki merokokadalah teman sebesar 16 orang (39%) faktor
karena rasa ingin tahu sebesar11 orang (26,8%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 5.6
Distribusi FrekuensiBerdasarkan Faktor Awal Mempengaruhi MerokokSiswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok di Madarasah Aliyah Negeri 2
Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
Faktor Awal Merokok f %
Merokok pertama kali karena iklan di TV 9 22
Merokok pertama kali karena rasa ingin tahu 11 26,8
Merokok pertama kali karena orang tua/keluarga 5 12,2
Merokok pertama kali karena teman 16 39
Total 41 100
7. Distribusi frekuensi faktor orangtua/keluarga
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensifaktor
orangtua/keluargaterhadap kejadian merokok sebesar 19 orang (12%).Lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut :
Tabel 5.7
Distribusi FrekuensiBerdasarkan Faktor OrangtuaResponden Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok
di Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
Faktor orangtua f %
Ada pengaruh 19 12.0
Tidak ada pengaruh 139 88.0
Total 158 100.0
8. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor orangtua/keluarga
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
menjawab Ya pada pernyataan paman seorang perokok sebesar 129 orang (82%), ayah
pada pernyataan ibu seorang perokok sebesar 3 orang (1,9%). Dapat dilihat pada tabel
5.8 berikut :
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Orangtua/Keluarga Responden Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap Kejadian Merokok di Madarasah
Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
9. Distribusi frekuensi faktor teman
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi faktorteman terhadap
kejadian merokok sebesar 74 orang (46,8%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
5.9 berikut :
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
15 Jika anda merokok, salah satu anggota keluarga anda dirumah akan membiarkan anda
10 6,3 148 93,6
16 Orang tua anda pernah memberikan jatah untuk membeli rokok
Tabel 5.9
Distribusi FrekuensiBerdasarkan Faktor TemanFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok
di Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
Faktor teman f %
Ada pengaruh 74 46.8
Tidak ada pengaruh 84 53.2
Total 158 100.0
10. Distribusi jawaban responden berdasarkan faktor teman
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
menjawab Ya pada pernyataan responden pernah ditawari rokok oleh temannya
sebesar 131 orang (82,9%), responden pernah diajak teman merokok dan
teman-temannya juga merokok sebesar 110 orang (69,6%) dan minoritas menjawab Ya pada
pernyataan jika teman merokok didepan responden, maka dia ikut merokok sebesar 30
Tabel 5.10
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Teman Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap
Kejadian Merokokdi Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
11. Distribusi frekuensi faktor kepribadian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi faktor kepribadian
terhadap kejadian merokok sebesar 26 orang (16,5%). Lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 5.11berikut :
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
22 Teman anda pernah menitip kepada anda untuk membeli rokok
96 60,7 62 39,2
23 Anda pernah membelikan rokok untuk teman anda 60 37,9 98 62,0
24 Teman anda pernah membelikan rokok untuk anda 46 29,1 112 70,8
25 Teman anda pernah merokok bersama anda 67 42,4 91 57,6
26 Jika teman anda merokok di depan anda, anda akan ikut merokok
Tabel 5.11
Distribusi FrekuensiBerdasarkan Faktor KepribadianFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok
di Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
Faktor kepribadian f %
Ada pengaruh 26 16.5
Tidak ada pengaruh 132 83.5
Total 158 100.0
12. Distribusi jawaban responden berdasarkan faktor kepribadian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
menjawab Ya pada pernyataan merokok dapat menghilangkan stress sebesar 51 orang
(32,3%), merokok dapat membuat perasaan tenang sebesar 49 orang (31%) dan
minoritas menjawab Ya pada pernyataan merokok dapat menyelesaikan masalah
Tabel 5.12
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Kepribadian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap
Kejadian Merokokdi Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
13.Distribusi frekuensi faktor iklan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi faktor iklan terhadap kejadian merokok sebesar 94 orang (59,5%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut :
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
f % f %
27 Merokok membuat seseorang menjadi dewasa 29 18,3 129 81,6
28 Merokok membuat seseorang lebih percaya diri 23 14,5 135 85,4
29 Merokok membuat seseorang terlihat gaya 37 23,4 121 76,6
30 Merokok membuat seseorang dapat menghilangkan stress
51 32,3 107 67,7
31 Merokok membuat perasaan seseorang menjadi lebih tenang
49 31,0 109 68,9
32 Merokok dapat menghilangkan rasa tertekan dari suatu masalah
37 23,4 121 76,6
33 Merokok membuat seseorang lebih kreatif 18 11,4 140 88,6
34 Merokok membuat seseorang semangat beraktifitas 25 15,8 133 84,2
35 Merokok dapat menghilangkan rasa ketakutan 25 15,8 133 84,2
36 Merokok membuat seseorang dapat menyelesaikan masalah
Tabel 5.13
Distribusi FrekuensiBerdasarkan Faktor IklanFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok
di Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
Faktor iklan f %
Ada pengaruh 94 59.5
Tidak ada pengaruh 64 40.5
Total 158 100.0
14. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor iklan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwamayoritas responden yang
menjawab Yapada pernyataan peraturan yang mewajibkan pencantuman label
peringatan bahaya merokok disetiap bungkus rokok sebesar 133 orang (84,2%),
pentingnya adanya larangan merokok ditempat umum, sekolah, tempat ibadah sebesar
119 orang (75,3%), responden sering menyaksikan iklan rokok sebesar 106 orang
(67%), pentingnya adanya pembatasan jam tayang iklan rokok sebesar 103 orang
(65,2%), perlunya pemerintah menaikkan harga rokok sebesar 100 orang (63,3%).
Tabel 5.14
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Iklan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap
Kejadian Merokokdi Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
15. Hubungan faktor orangtua/keluarga dengan kejadian merokok
Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 5.15 menunjukkan bahwa hubungan
antara faktor orangtua/keluarga dengan kejadian merokok diperoleh dari 139
respondendidapatkan siswa yang merokok tidak berpengaruh oleh orangtua/keluarga
sebesar 30 orang (21,6%) dan siswa yang tidak merokok tidak berpengaruh oleh
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
f % f %
37 Iklan rokok dapat mempengaruhi seseorang untuk merokok
86 54,4 72 45,5
38 Iklan rokok membuat seseorang tertarik merokok 77 48.7 81 51,3
39 Iklan rokok sangat bagus untuk merokok 23 14,5 135 85,4
40 Iklan rokok dapat memotivasi seseorang untuk merokok
72 45,5 86 54,4
41 Pemberlakuan larangan merokok di tempat umum, sekolah dan temapt ibadah sangat diperlukan
119 75,3 39 24,7
42 Pemerintah sebaiknya menaikkan harga rokok 100 63,3 58 36,7
43 Pembatasan jam tayang untuk iklan rokok sangat diperlukan
103 65,2 55 34,8
44 Pelarangan seluruh iklan rokok juga sangat diperlukan
122 77,2 36 22,8
45 Setiap kali menonton TV, saya sering menyaksikan iklan rokok
106 67,0 52 32,9
46 Peraturan yang mewajibkan pencantuman label peringatan bahaya merokok di setiap bungkus rokok sangat diperlukan
orangtua/keluarga sebesar 109 orang (78,4%). Sedangkan dari 19 responden siswa
yang merokok ada pengaruh oleh orangtua/keluarga sebesar 11 orang (57,9%) dan
siswa yang tidak merokok ada pengaruh oleh orangtua/keluarga sebesar 8 orang
(42,1%).
Setelah dilakukan Uji statistik menggunakan Fisher Exact dengan tingkat
kemaknaan α = 0,05 dengan ketentuan (P<0,05) maka didapatkan nilai P=0,002 bahwa
ada hubungan yang signifikan antara faktor orangtua/keluarga dengan kejadian
merokok. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR = 0,2 (95%
CI:0,074-0,542) artinya faktor orangtua/keluarga berpengaruh mempunyai peluang 0,2
kali pada siswa yang merokok.
Tabel 5.15
Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Orangtua/Keluarga Dengan Kejadian Merokok pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah
Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
Faktor Orangtua
16. Hubungan faktor teman dengan kejadian merokok
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.16 menunjukkan bahwa hubungan
antara faktor teman dengan kejadian merokok diperoleh dari 84 respondendidapatkan
siswa yang merokok tidak berpengaruh oleh orangtua/keluarga sebesar 4 orang (4,8%)
(95,2%). Sedangkan dari 74 responden siswa yang merokok ada pengaruh oleh teman
sebesar 37 orang (50%) dan siswa yang tidak merokok ada pengaruh oleh teman
sebesar 37 orang (50%).
Setelah dilakukan Uji statistik menggunakan Continuity Correction dengan
tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan ketentuan (P<0,05) maka didapatkan nilai
P=0,000 bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor teman dengan kejadian
merokok. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR = 0,05 (95%
CI:0,017-0,151) artinya faktor teman berpengaruh mempunyai peluang 0,05 kali pada
siswa yang merokok.
Tabel 5.16
Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Teman Dengan Kejadian Merokok pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah Negeri 2
Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
Faktor Teman Kejadian Merokok Total P Value OR(95% CI) Merokok Tidak merokok
Tidak ada pengaruh 4 (4,8%) 80 (95,2%) 84 0,000 0,05
(0,017-0,151)
Ada pengaruh 37 (50,0%) 37 (50,0%) 74
Total 41 (25,9%) 117 (74,1%) 158 17. Hubungan faktor kepribadian dengan kejadian merokok
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.17 menunjukkan bahwa hubungan
antara faktor kepribadian dengan kejadian merokok diperoleh dari 132
respondendidapatkan siswa yang merokok tidak berpengaruh oleh orangtua/keluarga
sebesar 20 orang (15,2%) dan siswa yang tidak merokok tidak berpengaruh oleh
kepribadian sebesar 112 orang (84,8%). Sedangkan dari 26 responden siswa yang
merokok ada pengaruh oleh kepribadian sebesar 21 orang (80,8%) dan siswa yang
Setelah dilakukan Uji statistik menggunakan Continuity Correction dengan
tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan ketentuan (P<0,05) maka didapatkan nilai
P=0,000 bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor kepribadian dengan
kejadian merokok. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR = 0,04
(95% CI:0,014-0,126) artinya faktor kepribadian berpengaruh mempunyai peluang
0,04 kali pada siswa yang merokok.
Tabel 5.17
Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Kepribadian Dengan Kejadian Merokok pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah Negeri 2
Tanjung Pura Langkat Tahun 2014 Faktor 18. Hubungan faktor iklan dengan kejadian merokok
Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 5.18 menunjukkan bahwa hubungan
antara faktor iklan dengan kejadian merokok diperoleh dari 64 respondendidapatkan
siswa yang merokok tidak berpengaruh oleh iklan sebesar 20 orang (31,2%) dan siswa
yang tidak merokok tidak berpengaruh oleh iklan sebesar 44 orang (68,8%).
Sedangkan dari 94 responden siswa yang merokok ada pengaruh oleh iklan sebesar 21
orang (22,3%) dan siswa yang tidak merokok ada pengaruh oleh iklan sebesar 73
orang (77,7%)
Setelah dilakukan Uji statistik menggunakan Continuity Correction dengan
tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan ketentuan (P<0,05) maka didapatkan nilai
merokok. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR = 1,58 (95%
CI:0,771-3,238) artinya faktor iklan berpengaruh mempunyai peluang 1,58 kali pada
siswa yang merokok.
Tabel 5.18
Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Iklan Dengan Kejadian Merokok pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah Negeri 2
Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
Faktor Iklan Kejadian Merokok Total P Value OR(95% CI) Tidak merokok Merokok
Tidak ada pengaruh 20 (31,3%) 44 (68,8%) 64 0,285 1,58
(0,771-3,238)
Ada pengaruh 21 (22,3%) 73 (77,7%) 94
Total 41 (25,9%) 117(74,1%) 158
19. Analisis bivariat antara variabel orangtua, teman, kepribadian dan iklan dengan kejadian merokok
Dalam penelitian ini ada 4 variabel diduga berhubungan dengan kejadian merokok
yaitu orangtua/keluarga, teman, kepribadian dan iklan. Setelah dilakukan uji G (Rasio
log-likehood) diperoleh masing-masing variabel memiliki nilai p< 0,25 dan memiliki
kemaknaan secara substansi sehingga dapat dimasukkan kedalam model multivariat.
Tabel 5.19
Analisis Bivariat Antara Orangtua, Teman, Kepribadian dan Iklan Dengan Kejadian Merokok Pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah Negeri 2
Tanjung Pura Langkat Tahun 2014
No Variabel Log-Likelihood G P Value
1. Orangtua 170,862 10,056 0,002
2. Teman 134,748 46,170 0,000
3. Kepribadian 137,743 43,175 0,000
4. Iklan 179,361 1,557 0,211
20. Analisis multivariat regresi logistik antara variabel orangtua, teman, kepribadian dan iklan dengan kejadian merokok
Berdasarkan tabel 5.20, hasil analisis multivariat regresi logistik antara variabel
orangtua, teman, kepribadian, dan iklan terlihat bahwa signifikasi log-likelihood <
0,05 (p = 0,000). Namun secara signifikan terdapat 2 (dua) variabel yang P wald atau
p valuenya > 0,05 yaitu variabel orangtua P value = 0,548 dan iklan P value = 0,943.
Dengan demikian perlu dilakukan pengeluaran variabel yang dilakukan bertahap
secara satu persatu dimulai dari variabel yang p value nya tertinggi yaitu variabel iklan