• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki Laki Terhadap Kejadian Merokok Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki Laki Terhadap Kejadian Merokok Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA LAKI-LAKI TERHADAP KEJADIAN MEROKOKDI MADRASAH

ALIYAH NEGERI 2TANJUNG PURA LANGKAT

SITI PATIMAH 135102132

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap Kejadian Merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat

Tahun 2014 ABSTRAK

Siti Patimah

Latar Belakang :Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya khususnya dikalangan remaja. Sejumlah studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok mulai merokok antara umur 11 tahun dan 13 tahun, 85% sampai 95% sebelum umur 18 tahun. Faktor resiko merokok merupakan faktor penyebab pertama kali seseorang merokokantara lain pengaruh orangtua/keluarga, teman, kepribadian dan iklan.

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki-laki terhadap kejadian merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat tahun 2014.

Metode :Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitikkorelasi dengan pendekatan cross sectional.Jumlah sampel 158 orangmenggunakan teknik total sampling. Analisis data yang digunakan adalah uji fisher exact, continuity correction danregresi logistik.

Hasil : Hasil penelitian ini diperoleh faktor orangtua dengan kejadian merokok nilai (P=0,002) dengan peluang 1,76 kali (95% CI=0,296-10,553), teman (P=0,000) dengan peluang 23,04 kali (95% CI:5,99-88,691), kepribadian (P=0,000) dengan peluang 0,03 kali (95% CI:0,009-0,150), iklan (P=0,285) dengan peluang 0,96 kali (95% CI:0,344-2,696).

Kesimpulan :Penelitian ini menyimpulkan bahwa orangtua, teman, dan kepribadian secara signifikan memiliki hubungan terhadap kejadian merokok. Faktor yang paling mempengaruhi kejadian merokok adalah teman. Disarankan kepada petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan promosi kesehatan atau penyuluhan dalam upaya preventif dan motivasi kepada masyarakat luas khususnya para pelajar sekolah untuk menghentikan perilaku merokok.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada ALLAH SWT karena atas berkat rahmat

dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul

faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki laki terhadap kejadian merokok di Madrasah

Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat tahun 2014 .

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik

dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya

masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua

pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini yaitu :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatra Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara

3. dr. Hemma Yulfi, DAP&E M. Med.EDselaku dosen pembimbing dalam

penulisan karya tulis ilmiah yang telah meluangkan waktu, memberikan

arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan karya tulis Ilmiah ini

4. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep selaku penguji yang telah memberikan

masukan dan saran demi perbaikankarya tulis ilmiah

5. Dr.M.Fahdhy, SpOG, M.Sc selaku penguji yang telah memberikan masukan

(6)

6. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan, semangat

kepada peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.

8. Seluruh teman – teman D-IV Bidan pendidik USU yang telah memberikan

dukungan kepada peneliti sehingga karya tulis ilmiah ini selesai.

9. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan karya tulis

ilmiah.

Akhir kata peneliti ucapkan terimahkasih atas semua bantuan yang diberikan,

semoga mendapat anugerah dari ALLAH SWT. Amin Ya Robbal’Alamin.

(7)

DAFTAR ISI

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian merokok ... 10

1. Faktor orang tua ... 10

C. Tempat penelitian dan Waktu penelitian ... 20

D. Etika penelitian ... 21

E. Alat Pengumpulan Data... 22

F. Uji validitas dan reliabilitas ... 23

G. Prosedur Pengumpulan data ... 24

(8)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

A. Hasil Penelitian ... 27

1. Distribusi frekuensi karakteristik responden ... 27

2. Distribusi frekuensi kategori merokok ... 29

3. Distribusi frekuensi siswa perokok dengan anggota keluarga perokok/bukan perokok ... 29

4. Distribusi frekuensi siswa bukan perokok dengan anggota keluarga perokok/bukan perokok ... 30

5. Distribusi frekuensi usia awal merokok ... 31

6. Distribusi frekuensi faktor awal merokok ... 32

7. Distribusi frekuensi faktor orangtua/keluarga... 33

8. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor orangtua/keluarga ... 33

9. Distribusi frekuensi faktor teman ... 34

10. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor teman ... 35

11. Distribusi frekuensi faktor kepribadian ... 35

12. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor kepribadian ... 36

13. Distribusi frekuensi faktor iklan ... 37

14. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor iklan ... 37

15. Hubungan orangtua/keluarga dengan kejadian merokok ... 38

16. Hubungan teman dengan kejadian merokok ... 39

17. Hubungan kepribadian dengan kejadian merokok ... 40

18. Hubungan iklan dengan kejadian merokok ... 41

19. Analisis bivariat variabel orangtua, teman, kepribadian dan iklan dengan kejadian merokok ... 42

20. Analisis multivariat regresi logistik variabel orangtua, teman, kepribadian, iklan dengan kejadian merokok ... 43

21. Analisis multivariat regresi logistik variabel orangtua, teman, kepribadian dengan kejadian merokok ... 43

22. Analisis multivariat regresi logistik variabel teman dan kepribadian dengan kejadian merokok ... 44

23. Analisis regresi logistik uji interaksi variabel teman dan kepribadian dengan kejadian merokok ... 45

24. Analisis regresi logistik uji tanpa interaksi variabel teman dan kepribadian dengan kejadian merokok ... 45

B. Pembahasan ... 46

1. Karakteristik responden ... 46

2. Distribusi frekuensi perokok ... 46

3. Distribusi frekuensi usia awal merokok ... 48

4. Distribusi frekuensi faktor awal merokok ... 49

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa merokok ... 50

6. Keterbatasan Penelitian ... 55

(9)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 57 B. Saran ... 58

(10)

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 3.1 Kerangka Konsep faktor-faktor yang mempengaruhi

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden ... 28

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi kategori merokok ... 29

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi siswa perokok dengan anggota keluarga perokok/bukan perokok ... 30

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi siswa bukan perokok dengan anggota keluarga perokok/bukan perokok ... 31

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi usia awal merokok ... 32

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi faktor awal merokok ... 32

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi faktor orangtua/keluarga ... 33

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor orangtua/keluarga ... 34

Tabel 5.9 Distribusi frekuensi faktor teman ... 34

Tabel 5.10 Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor teman ... 35

Tabel 5.11 Distribusi frekuensi faktor kepribadian ... 36

Tabel 5.12 Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor kepribadian ... 36

Tabel 5.13 Distribusi frekuensi faktor iklan... 37

Tabel 5.14 Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor iklan ... 38

Tabel 5.15 Hubungan orangtua/keluarga dengan kejadian merokok ... 39

(12)

Tabel 5.17 Hubungan kepribadian dengan kejadian merokok ... 41

Tabel 5.18 Hubungan iklan dengan kejadian merokok ... 42

Tabel 5.19 Analisis bivariat variabel orangtua, teman, kepribadian

dan iklan dengan kejadian merokok ... 42

Tabel 5.20 Analisis multivariat regresi logistik variabel orangtua, teman,

kepribadian, iklan dengan kejadian merokok ... 43

Tabel 5.21 Analisis multivariat regresi logistik variabel orangtua, teman,

kepribadian dengan kejadian merokok ... 44

Tabel 5.22 Analisis multivariat regresi logistik variabel teman dan

kepribadian dengan kejadian merokok ... 44

Tabel 5.23 Analisis regresi logistik uji interaksi variabel teman dan

kepribadian dengan kejadian merokok ... 45

Tabel 5.24 Analisis regresi logistik uji tanpa interaksi variabel teman

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Content Validity

Lampiran 3 : Hasil Output Uji Reliabilitas

Lampiran 4 : Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 : Master Tabel Penelitian

Lampiran 6 : Hasil Output Data Penelitian

Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 8 : Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 9 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

(14)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap Kejadian Merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat

Tahun 2014 ABSTRAK

Siti Patimah

Latar Belakang :Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya khususnya dikalangan remaja. Sejumlah studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok mulai merokok antara umur 11 tahun dan 13 tahun, 85% sampai 95% sebelum umur 18 tahun. Faktor resiko merokok merupakan faktor penyebab pertama kali seseorang merokokantara lain pengaruh orangtua/keluarga, teman, kepribadian dan iklan.

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki-laki terhadap kejadian merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat tahun 2014.

Metode :Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitikkorelasi dengan pendekatan cross sectional.Jumlah sampel 158 orangmenggunakan teknik total sampling. Analisis data yang digunakan adalah uji fisher exact, continuity correction danregresi logistik.

Hasil : Hasil penelitian ini diperoleh faktor orangtua dengan kejadian merokok nilai (P=0,002) dengan peluang 1,76 kali (95% CI=0,296-10,553), teman (P=0,000) dengan peluang 23,04 kali (95% CI:5,99-88,691), kepribadian (P=0,000) dengan peluang 0,03 kali (95% CI:0,009-0,150), iklan (P=0,285) dengan peluang 0,96 kali (95% CI:0,344-2,696).

Kesimpulan :Penelitian ini menyimpulkan bahwa orangtua, teman, dan kepribadian secara signifikan memiliki hubungan terhadap kejadian merokok. Faktor yang paling mempengaruhi kejadian merokok adalah teman. Disarankan kepada petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan promosi kesehatan atau penyuluhan dalam upaya preventif dan motivasi kepada masyarakat luas khususnya para pelajar sekolah untuk menghentikan perilaku merokok.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menjumpai orang yang merokok di

sekitar kita, baik di kantor, di pasar, di tempat umum lainnya atau bahkan di kalangan

rumah tangga kita sendiri. Kebiasaan merokok di Indonesia dan di berbagai negara

berkembang lainnya memang cukup luas bahkan ada kecenderungan bertambah dari

waktu ke waktu. Sementara itu, di Negara maju kebiasaan merokok ini justru mulai

ditinggalkan oleh masyarakat luas yang telah sadar akan bahaya rokok pada kesehatan

(Aditama, 1996). Melalui reklame, rokok menjadi terkenal dan pada tahun 1920 sudah

tersebar keseluruh dunia sehingga beberapa dekade sebelum tahun 1960-an muncul

bukti-bukti kuat bahwa penggunaan tembakau berhubungan dengan beberapa penyakit

(Subanada, 2004).

Perilaku merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan

kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk

baik bagi si perokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya (Subanada, 2004).

Kebiasaan mengisap tembakau ini telah dikenal sejak lama di muka bumi ini oleh

kaum Indian di Amerika Utara menggunakan pipa yang hanya dihisap pada

kesempatan khusus, tidak dilakukan setiap harinya seperti orang biasa merokok

sekarang ini hingga akhirnya perilaku ini terus berkembang luas, khususnya setelah

berkembangnya industri modern rokok di awal abad ini (Aditama, 1996).

Perilaku merokok remaja yang sulit dihindari disebabkan oleh berbagai faktor,

(16)

ingin mencoba hal baru yang ada di lingkungannya (Peterson, 2003dalam Depkes RI,

2010). Rokok merupakan salah satu produk industri dan komoditi internasional yang

mengandung sekitar 3.000 bahan kimiawi antara lain tar, nikotin dan karbon

monoksida (Bustan, 2007). Seperti penggunaan zat zat (substances) lainnya, terdapat

beberapa faktor bagi remaja sehingga mereka menjadi perokok, misalnya faktor

psikologi, faktor biologi dan faktor lingkungan (Subanada, 2004).

WHO memperkirakan 1,1 milyar penduduk dunia adalah perokok dan 800 juta

di antaranya terdapat di negara berkembang (Depkes RI, 2003, dalam Depkes RI,

2010). Peningkatan konsumsi rokok yang sudah mencapai 7 juta ton dengan

peningkatan 1,4 % per tahun dan rata-rata rokok yang diisap per hari 24 gr/hari di

negara-negara maju, 14 gr/hari di negara-negara berkembang (Bustan, 2007). Di

Kuba, tercatat 69 % anak terpapar passive smoking di rumah, di Indonesia 63 % dan

India sekitar 34 % (Bustan, 2007).

Kebiasaan merokok di negara-negara berkembang meningkat sebanyak 2,1%

pertahun, sedangkan di negara-negara maju justru turun 1,1% pertahun (Depkes RI

(2003), dalam Depkes RI, 2010). Menjelang tahun 2020 kematian yang disebabkan

oleh rokok akan meningkatkan sampai 10 juta, dimana 70% terjadi di negara-negara

berkembang (Bustan, 2007). Dari Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2004, usia

mulai merokok di Indonesia tertinggi ada di kelompok usia remaja 15-19 tahun

mencapai 63,7 % dan bahkan ada anak yang mulai merokok di kelompok usia 9 tahun

mencapai 1,8 % (Jaya, 2009). Indonesia merupakan negara dengan reputasi terburuk

di seluruh dunia bukan untuk perokok aktif, namun untuk perokok pasif pada pelajar

usia 13-15 tahun (Jaya, 2009). Berdasarkan survei (GYTS) Indonesia tahun 2006

terhadap remaja berusia 13-15 tahun sebanyak 24,5 % remaja laki-laki dan 2,3 %

(17)

10 pelajar mencoba merokok sejak dibawah usia 10 tahun dan sebanyak 92,9 %

anak-anak terekspos dengan iklan yang berada di papan reklame dan 82,8 % terekspos iklan

yang berada di majalah dan koran (Jaya, 2009).

Penelitian GYTS pada tahun 2001 hingga 2006, sebanyak 81,4 % pelajar di

Indonesia terpapar asap rokok dan lebih dari 37,3 % pelajar dilaporkan biasa merokok

(Jaya, 2009). Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara

jangka pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh

remaja sendiri tetapi juga oleh orang lain sehingga dengan latar belakang diatas

membuat peneliti merasa tertarik melakukan penelitian tentang faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura

Langkat tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

Apakah faktor faktor yang mempengaruhi siswa laki laki terhadap kejadian

merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor faktor yang

mempengaruhi siswa laki-laki terhadap kejadian merokok di Madrasah Aliyah Negeri

2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. untuk mengetahui hubungan faktor orangtua terhadap kejadian merokok

b. untuk mengetahui hubungan faktor teman terhadap kejadian merokok

(18)

d. untuk mengetahui hubungan faktor iklan terhadap kejadian merokok

e. untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan terhadapkejadian merokok

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden

Memberi masukan dan menambah wawasan remaja akan dampak dari perilaku

merokok terhadap diri sendiri serta lingkungan sekitarnya

2. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan masukan pihak sekolah supaya lebih mengawasi siswa untuk tidak

merokok serta mempertegas aturan merokok siswa dan bisa mengantisipasi

kejenuhan/stress yang mungkin dialami siswa dengan mengaktifkan

bimbingan-bimbingan konseling.

3. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapatke dalam

permasalahan yang ada di tengah masyarakat, serta menambah wawasan ilmu

pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian merokok.

4. Bagi Institusi pendidikan

Sebagai bahan masukan kepustakaan di D-IV Bidan Pendidik USU yang dapat

dijadikan untuk pengembangan pengetahuan serta dapat dijadikan pedoman bagi

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Merokok

1. Definisi merokok

Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi

si perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi si

perokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya (Subanada, 2004). Sedangkan

menurut Bustan (2007), merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui

dalam kehidupan sehari-hari sehingga dimana-mana mudah menemui orang merokok

khususnya lelaki dan lainnya wanita, anak kecil-tua renta, kaya-miskin dan tidak ada

terkecuali.

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 sampai 120 mm

(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun

temabakau yang telah dicacah, lalu dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan

membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain (Wikipedia Bahasa

Indonesia,dalam Jaya (2009)).

2. Klasifikasi Perokok

Tingkatan merokok setiap orang berbeda-beda tergantung dari seberapa sering

seseorang itu merokok, jumlah rokok yang dihisapnya dan lamanya merokok, tetapi

perlu diketahui sebelumnya seseorang dikatakan perokok jika ia memiliki kebiasaan

merokok minimal 4 batang per hari juga telah menghisap 100 batang rokok selama

(20)

dari 10 batang per hari, perokok sedang mengisap 10-20 batang per hari dan perokok

berat jika lebih dari 20 batang per hari (Bustan, 2007).

Ada empat tipe perilaku merokok, yaitu sebagai berikut:

a. Perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif

Mereka berpendapat dengan merokok seseorang akan merasakan penambahan

rasa yang positif. Green dalam Psychological Factor in Smoking (1978)

menambahkan 3 subtipe berikut ini :

1) Pleasure relaxation, yaitu perilaku merokok hanya untuk menambah atau

meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat misalnya merokok setelah

minum kopi atau makan.

2) Stimulation to pick them up, yaitu perilaku merokok hanya dilakukan

sekedarnya untuk menyenagkan perasaan

3) Pleasure of handling the cigarette, yaitu kenikmatan yang diperoleh dengan

memegang rokok adapun mengisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa

menit saja. Ada juga perokok yang lebih senang berlama-lama untuk

memainkan rokoknya dengan jari-jari lama sebelum ia nyalakan dengan api.

b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif

Banyak orang yang merokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya jika ia

marah, cemas atau gelisah, maka rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka

menggunakan rokok jika ada perasaan tidak enak terjadi sehingga dapat terhindar

dari perasaan yang lebih tidak enak lagi.

c. Perilaku merokok yang adiktif

Perokok yang sudah kecanduan cenderung akan menambah dosis rokok yang

(21)

d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan

Merokok sudah menjadi perilaku yang bersifat otomatis, sering kali tanpa

dipikirkan dan tanpa disadari, seseorang perokok menghidupkan kembali api

rokoknya bila rokok yang terdahulu atau sebelumnya telah benar-benar habis

(Silvan Tomkins dalam Al Bachri (1991), berdasarkan Management of Affect

Theory, dalam Depkes RI (2010)).

3. Bahaya Merokok

Bahaya merokok terhadap remaja terutama terhadap fisiknya seperti yang

dijelaskan oleh Depkes RI (2004) dalam Depkes RI (2010), yaitu rokok pada dasarnya

merupakan pabrik bahan kimia berbahaya dimana saat batang rokok terbakar, maka

asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia dengan tiga komponen utama, yaitu

nikotin yang menyebabkan ketergantungan/adiksi, tar yang bersifat karsinogenik

sedangkan karbon monoksida yang aktivitasnya sangat kuat terhadap hemoglobin

sehingga kadar oksigen dalam darah berkurang dan bahan-bahan kimia lain yang

beracun. Seseorang membakar kemudian mengisap rokok, maka ia akan sekaligus

mengisap bahan-bahan kimia yang disebutkan di atas, dimana rokok yang dibakar,

maka asapnya juga akan beterbangan disekitar si perokok. Asap yang beterbangan itu

juga mengandung bahan yang berbahaya baik bagi si perokok sendiri maupun orang

disekitarnya yang tidak merokok. Asap perokok yang di isap si perokok disebut juga

asap utama (mainstream smoke) dan asap yang keluar dari ujung rokok yang terbakar

yang diisap orang lain sekitar perokok disebut asap sampingan (slidestream smoke)

(22)

Adapun bahaya merokok adalah sebagai berikut :

a. Bagi perokok aktif

Dapat meningkatkan risiko dua kali lebih besar untuk mengalami serangan

jantung, stroke, tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol tinggi dan meningkatkan

risiko 10 kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung bagi wanita pengguna pil

KB serta meningkatkan risiko lima kali lebih besar untuk menderita kerusakan

jaringan anggota tubuh yang rentan.

b. Bagi perokok pasif

Dapat terjadi kerusakan paru-paru dimana kandungan rokok tersebut akan

memperparah penyakit yang sedang diderita dan kemungkinan mendapat serangan

janntung yang lebih tinggi dari mereka yang berpenyakit jantung serta anak-anak yang

orang tuanya merokok akan mengalami batuk pilek, radang tenggorokan serta

penyakit paru lebih tinggi. Selain itu, jika suami perokok, maka asap rokok yang

dihirup oleh istrinya akan memengaruhi bayi dalam kandungan (Depkes RI (2003),

dalam Depkes RI (2010)).

4. Dampak Merokok

Akibat dari kebiasaan merokok sangat berbahaya bagi kesehatandapat

menimbulkan berbagai penyakit baik secara langsung maupun tidak langsung antara

lain menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas serta jaringan

paru-paru akibatnya terjadi perubahan anatomi saluran napas yang akan timbul pada

perubahan fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya atau menyebabkan

penyakit Obstruksi Paru Menahun (PPOM) seperti emfisema paru-paru, bronkitis

kronis dan asma yang penyebab utama timbulnya kanker paru adalah asap rokok

(23)

Merokok juga faktor risiko terbesar penyebab penyakit jantung koroner (PJK)

yang meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko

ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Perlu

diketahui bahwa risiko kematian akibat PJK berkurang 50% pada tahun pertama

sesudah rokok dihentikan. Akibat penggumpalan dan pengapuran dinding pembuluh

darah (arterosklerosis), merokok jelas merusak pembuluh darah perifer (PPDP) yang

melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering

ditemukan pada dewasa muda perokok berat yang biasanya akan berakhir dengan

amputasi. Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak (stroke) juga

salah satu akibat dari merokok. Bahaya merokok bagi remaja tidak akan terlihat

langsung, karena penyakit yang ditimbulkan akibat merokok baru akan terlihat

beberapa tahun kemudian (Tandra (2003), dalam Depkes RI (2010)).

Merokok akan memengaruhi lingkungan, orang lain atau orang terdekat.

Seorang yang bukan perokok bila terus menerus terkena asap rokok dapat menderita

dampak kesehatan yang sama dengan perokok yang mengakibatkan napas berbau,

warna kecoklatan pada kuku dan gigi serta bau tidak enak pada rambut dan pakaian,

kulit menjadi keriput lebih awal (Depkes RI (2003), dalam Depkes RI 2010)). Bahaya

merokok terhadap kesehatan seperti batuk kering, kanker paru-paru, kanker mulut,

perasaan takut, gemetar, risau, bimbang, melemahkan akal, mengurangi nafsu makan,

menguningkan wajah dan gigi, menyempitkan pernafasan, dan lain sebagainya

(24)

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian merokok

Menurut Juniarti (1991) dalam Mu’tadin (2002), faktor yang mempengaruhi

kebiasaan merokok tersebut antara lain :

1. Faktor orang tua

Salah satu yang menyebabkan remaja menjadi perokok yaitu mereka anak-anak

muda yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis, dimana orang tua

masing-masing kurang peduli terhadap kehidupan anak-anaknya serta memberikan hukuman

fisik yang keras sehingga membuat mereka (remaja) lebih mudah menjadi perokok

dibandingkan dengan remaja yang tinggal dengan keluarga yang harmonis (Baer dan

Corado dalam Atkinson (1999), dalam Depkes RI, 2010).

Remaja yang berasal dari keluarga yang konservatif atau yang lebih menekankan

pada nilai-nilai sosial dan keagamaan dengan baik dengan tujuan jangka panjang maka

akan lebih sulit untuk terkait dengan masalah rokok atau tembakau dan obat-obatan

lainnya dibandingkan dengan keluarga yang permisif pada suatu penekanan falsafah

sehingga pengaruhnya lebih kuat bila orang tua sendiri menjadi figur contoh sebagai

perokok berat, maka anak-anak juga akan kemungkinan besar untuk menirunya

(Depkes RI, 2010).

Kejadian merokok ini lebih banyak ditemui pada mereka yang tinggal dengan

satu orang tua (single parent). Pada ayah yang perokok, justru remaja akan lebih cepat

berperilaku sebagai perokok jika ibu mereka yang merokok, akan tetapi hal ini lebih

terlihat pada remaja putrid (Al Bachri, 1991 dalam Depkes RI (2010). Hampir tiga

perempat dari rumah tangga di Indonesia memiliki anggaran belanja rokok atau

minimal ada satu perokok di dalam rumah, dimana remaja berusia 13-15 tahun sebesar

64 persen terpapar asap rokok di dalam rumah (Widyastuti (2004), dalam Jaya (2009).

(25)

tua yang perokok sehingga jumlah perokok di kalangan remaja lebih meningkat

(Aditama, 1996). Faktor-faktor lingkungan seperti orang tua, saudara kandung yang

merokok sangat memegang peranan penting hingga mencapai 75% dari salah satu

orang tua yang merokok. Selanjutnya, Subanada juga mengatakan disebuah studi

kohort pada anak-anak SMU mempunyai prediktor yang bermakna dalam peralihan

dari kadang-kadang merokok menjadi merokok secara teratur adalah karena orang tua

merokok dan konflik keluarga (Subanada, 2004).

Upaya untuk mengatasi kejadian merokok pada keluarga ini cara yang paling

efektif yaitu menggunakan konseling, pendidikan kesehatan, komunikasi asertif, terapi

perubahan perilaku yang dapat menurunkan konsumsi rokok, menolak ajaran merokok

atau narkoba dan meningkatkan kualitas komunikasi orang tua dan remaja terutama

dalam melakukan komunikasi asertif (Saprudin (2007), dalam Depkes RI (2010)).

2. Faktor teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa bila semakin banyak remaja yang

merokok, maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok dan

demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, yang

pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman

remaja tersebut dipengaruhi oleh remaja tersebut, hingga akhirnya mereka semua

menjadi perokok, diantaranya remaja perokok 87% memiliki minimal satu atau lebih

sahabat yang perokok begitu juga dengan remaja bukan perokok (Al Bachri, 1991

dalam Depkes RI, 2010). Sekitar 75% pengalaman mengisap rokok pertama para

remaja biasanya dilakukan bersama teman-temannya. Jika seorang remaja tidak

ikut-ikutan merokok maka ia takut ditolak oleh kelompoknya, diisolasi atau

(26)

3. Faktor kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan

diri dari rasa sakit fisik atau jiwa dan membebaskan diri dari kebosanan (Depkes RI,

2010). Jika mereka (remaja) berhenti merokok, mereka akan susah berkonsentrasi,

gelisah bahkan bias gemuk, sedangkan jika merokok akan merasa lebih dewasa dan

bisa timbul ide atau inspirasi sehingga faktor ini banyak memengaruhi kebiasaan

merokok di masyarakat (Soewondo (2003) dari Fakultas Psikologi UI dalam Depkes

RI (2010).Sejalan dengan penelitian diatas alasan seseorang mulai merokok karena

merasa kesepian, sebagai gaya atau pelarian sehingga mereka menganggap rokok

ditampilkan sebagai sesuatu yang baik, tergambar dalam identifikasi rokok sebagai

suatu yang nikmat, tampan, berani, macho, santai, optimistis, kreatif, penuh

petualangan dan penuh kebanggan (Bustan, 2007).

4. Faktor iklan

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa

perokok adalah lambang kejantanan atau glamour sehingga membuat remaja sering

kali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut (Juniarti,

1991 dalam Depkes RI, 2010). Dalam Jaya (2009), disebutkan bahwa ada penelitian

yang dilakukan US Surgeon General iklan rokok menjadi faktor terbesar yang

mempengaruhi remaja untuk merokok. Dari hasil penelitiannya iklan, promosi dan

sponsor rokok telah menciptakan dan menanamkan norma kepada anak bahwa

kejadian merokok adalah baik dan biasa. Dalam Jaya (2009) juga mengatakan bahwa

keprihatinan terhadap iklan rokok ini juga sempat diungkapkan Menteri Kesehatan Siti

Fadilah Supari yang menurutnya rokok masih dianggap sebagai penghasilan utama

pemerintah sehingga menjadi polemik dalam pengendalian masalah tembakau seperti

(27)

menjadi sponsor di berbagai kegiatan sosial dan pendidikan.Badan POM mencatat

14.249 iklan rokok tersebar di media elektronik sebanyak 9.230, media luar ruangan

sebanyak 3.239 dan media cetak sebanyak 1.780, hingga kini tanpa kendala iklan

rokok terus mempromosikan bahan yang syarat pelanggaran hak anak baik hak hidup,

hak tumbuh dan berkembang maupun hak untuk memperoleh perlindungan (Bustan,

2007).

Sejalan dengan situasi diatas, salah satu faktor lingkungan penting yang

mempengaruhi seseorang untuk mulai merokok adalah iklan. Kini di berbagai Negara

Eropa dan Amerika telah banyak dilakukan usaha untuk membatasi iklan rokok faktor

lingkungan lain yang berperan adalah kemudahan mendapat rokok baik dari sudut

harganya yang relatif murah maupun ketersediaannya dimana-mana. Data jelas

menunjukkan bahwa rokok hanya bisa dinikmati oleh kelompok yang lebih kuat

ekonominya. Penjualan rokok secara terang-terangan yang ada di Arab, India dan juga

negara kita jelas merupakan salah satu faktor yang mempermudah orang untuk

membeli rokok. Pelarangan penjualan rokok di vending machine Singapura

merupakan salah satu contoh upaya membuat rokok tidak mudah didapat (Aditama,

1996). Pemerintah perlu secara aktif menghilangkan kebiasaan merokok pada

rakyatnya tidak sekedar dengan peringatan ala kadarnya yang ditulis

dibungkus-bungkus rokok atau di bawah papan iklan rokok, hanya karena menimbang bahwa

pemasukan dari cukai rokok sangat besar. Dari data Indonesia tahun 2002 lalu cukai

yang diperoleh dari industri rokok mencapai 22,3 rupiah triliun (Jaya, 2009).

Slogan-slogan yang gencar diberbagai iklan media elektronik, cetak dan luar

ruang sangat berpengaruh besar sebagai pemberi sponsor setiap event anak muda

seperti konser musik dan olahraga. Hampir setiap konser musik dan event olahraga di

(28)

atau mudah mendapatkannya dengan menukarkan potongan tiket masuk acara tersebut

(Jaya, 2009). Dalam iklan-iklan kebiasaan meokok digambarkan sebagai lambang

(29)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah hubungan atau kaitan antara konsep-konsep

atau variabel-variabel yang diamati (diukur) melalui penelitian yang dimaksud

(Notoatmodjo, 2005).

Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan

dan memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi

masalahnya serta ditunjang oleh informasi yang bersumber pada berbagai laporan

ilmiah (Hidayat, 2007).

Dari landasan teoritis yang telah diuraikan dalam tinjauan pustaka, maka dapat

di gambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

Variabel Independen (variabel bebas) Variabel dependen (variabel terikat)

Skema 3.1. Kerangka konsep penelitian

Kejadian merokok siswa laki-laki

Faktor yang mempengaruhi kejadian merokok :

(30)

B. Hipotesis

Ha : Ada hubungan faktor orang tua terhadap kejadian merokok

Ha : Ada hubungan faktor teman terhadap kejadian merokok

Ha : Ada hubungan faktor kepribadian terhadap kejadian merokok

(31)

C. Definisi Operasional No Variabel Definisi

Operasional

b. Tidak ada pengaruh, jika mendapat skor 0-5

b. Tidak ada pengaruh, jika mendapat skor 0-5

Ordinal

3. Kepribadian Suatu hasrat yang datang dalam diri b. Tidak ada pengaruh, jika

mendapat skor 0-5

(32)

4. Iklan Tayangan atau b. Tidak ada pengaruh, jika

mendapat skor 0-5

Kuesioner Angket 1. Merokok, jika jawaban ya = 1

2. Tidak merokok, jika jawaban tidak = 0

(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan Cross

Sectional yang bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi siswa

laki-laki terhadap kejadian merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat

dan menemukan ada tidaknya hubunganantarvariabel. Apabila ada seberapa erat

hubungannya serta berarti atau tidak hubungan itu. Penelitian ini diukur satu kali saja

dalam kurun waktu yang bersamaan (Arikunto, 2006).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki kelas X

dan kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

sebanyak 158 orang.

2. Sampel.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total

sampling, yakni penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi

sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2009). Dengan demikian, peneliti

mengambil sampel dari seluruh siswa laki laki kelas X dan XI di Madrasah Aliyah

(34)

Adapun penetapan sampel dalam penelitian ini berdasarkan kriteria inklusi dan

eksklusi. Sampel dalam penelitian ini dengan kriteria inklusi :

- Siswa laki-laki kelas X dan XI di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura

Langkat

- Siswa laki laki kelas X dan XI yang hadir saat dilakukan penelitian

- Bersedia menjadi responden

Sampel dengan kriteria eksklusi yaitu :

- Siswa laki-laki yang tidak hadir pada saat penelitian dilakukan

- Siswa yang tidak bersedia menjadi responden

C. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat,

dengan pertimbangan keterbatasan waktu untuk penelitian, di samping itu peneliti juga

tertarik ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian merokok siswa

laki-laki di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat dan di Sekolah ini juga

belum pernah dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian

merokok siswa laki laki serta jumlah sampel yang ada mencukupi untuk dijadikan

objek penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2014 sampai dengan sidang hasil

(35)

D. Etika Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan

permasalahan etik yaitu memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian

tentang tujuan dan prosedur penelitian serta hak-hak responden didalam penelitian ini.

Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk

menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka

calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri dan tidak ada siswa

yang menolak dan mengundurkan diri.

Penelitian ini memperhatikan, menghormati dan memberikan sepenuhnya hak-hak

perlindungan diri bagi responden yaitu hak atas privasi diri, kerahasiaan identitas diri

dengan tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data

(kuesioner) namun hanya akan diberi kode tertentu saja serta responden akan

mendapat perlakuan yang sama dalam penelitian ini. Responden dilindungi dari

ketidaknyamanan atau cedera baik fisik maupun psikis karena penelitian ini tidak

melaksanakan tindakan yang melukai fisik. Ketidaknyamanan secara psikis karena

pengungkapan masalah dan realita kondisi pribadi bila timbul dapat dieliminir dengan

memperhatikan hak responden atas kerahasiaan identitas.

Responden berhak untuk menentukan sendiri kesediaan berpartisipasi sampai

akhir penelitian ini selesai atau menarik diri dari penelitian walaupun penelitian ini

masih berlangsung dan belum selesai. Hal tersebut tercantum dengan jelas dalam

informed consent yang berupa pernyataan persetujuan partisipasi secara lisan atau

yang ditandatangani oleh responden sebelum penelitian ini dilaksanakan. Sebelum

menandatangani informed consent tersebut, responden diberi waktu hingga

(36)

E. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

(variabel penelitian) alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010:102).

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner

yang disusun dan dimodifikasi oleh peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep

dan literatur yang ada dan dikonsultasikan kepada pembimbing. Kuesioner yang

dibagikan terdiri atas 3 (tiga) bagian yaitu karakteristik responden, kejadian merokok

dan faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki-laki terhadap kejadian merokok.

Bagian pertama kuesioner tentang karaktersistik responden meliputi : usia, suku,

pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua.

Bagian kedua tentang kejadian merokok terdiri dari 6 pertanyaan, meliputi 1

pertanyaan utama tentang kategori merokok, 1 pertanyaan tentang usia awal merokok,

dan 4 pertanyaan tentang faktor pertama yang mempengaruhi merokok dengan

menggunkan “skala guttman” yang menyediakan dua alternatif jawaban Ya dan

Tidak. Jika responden menjawab Ya diberi nilai 1 sebaliknya jika responden menjawab

Tidak diberi nilai 0.

Bagian ketiga kuesioner tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa

terhadap kejadian merokok berdasarkan orangtua/keluarga, teman, kepribadian, dan

iklan yang terdiri dari 40 pernyataan menggunakan “skala guttman” yang

menyediakan dua alternatif jawaban ya atau tidak (Hidayat, 2007). Dimana untuk

setiap variabel pernyataan diberikan nilai minimum adalah 0 dan nilai maksimum

adalah 10. Jika responden menjawab Ya di berikan nilai 1, sebaliknya jika responden

(37)

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan berikut :

�= �������

�����������

Keterangan : P = Panjang kelas interval

Rentang = Nilai tertinggi – Nilai terendah

Banyak Kelas = Jumlah kategori

• Menentukan skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar : 10

Skor terkecil : 0

• Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = skor terbesar – skor terkecil

= 10 – 0 = 10

• Menentukan nilai panjang kelas (i)

Panjang kelas (i) = � = ������� �����������

= 10

2 = 5 • Menentukan skor kategori :

a. Ada pengaruh :jika responden mendapat skor 6 – 10

b. Tidak ada pengaruh: jika responden mendapat skor 0 - 5

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas (kesahihan) adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat

kevalidan dan kesahihan sebuah instrumen yang mampu mengukur apa yang

diinginkan, sehingga dapat mengukur instrumen secara benar. Uji validitas telah

dilakukan dengan cara content validity sebanyak dua kali yaitu dengan cara melakukan

(38)

kesehatanmasyarakat ibuSri Lestari SP M.Kes dengan skor CVI (Content Validity

Indeks) sebesar 0,8. Sehingga instrument yang digunakan tersebut dinyatakan valid

dan mampu mengukur variabel yang akan diukur. Dimana pada tahap pertama ada

perbaikan pernyataan tentang karakterisitik responden, kejadian merokok, faktor

orangtua dan faktor teman dan pada tahap kedua kuesioner dinyatakan valid.

Uji Reliabilitas dapat diartikan apabila suatu instrumen bila dilakukan

pengukuran beberapa kali menunjukkan hasil yang sama (Sugiyono, 2010). Lalu data

diolah menggunakan komputerisasi hingga diperoleh nilai koefisien Alpha Cronbach.

Nilai item untuk setiap butir pertanyaan bernilai 1 untuk jawaban ya dan bernilai 0

untuk jawaban tidak dengan jumlah soal sebanyak 46 butir untuk variabel dependen

kejadian merokok 6 butir. Untuk masing-masing variabel independen yaitu

orangtua/keluarga, teman, kepribadian dan iklan 10 butir. Uji reliabilitas ini dilakuka n

kepada 25 siswa laki-laki di Madrasah Aliyah Negeri 1 Tanjung Pura Langkat yang

sesuai dengan kriteria responden dan penelitian dengan koefisien r Alpha (0,932) dan r

tabel (0,288). Ketentuannya adalah r Alpha > r tabel, maka pertanyaan tersebut

reliabel. Item pertanyaan yang reliabel adalah nomor 1, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 14, 15, 17,

18, 19, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 39.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

data primer yaitu data yang di ambil secara langsung dari responden menggunakan

kuesioner terstruktur tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki laki

terhadap kejadian merokok di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat.

Metode dalam pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung terhadap

(39)

persetujuan menjadi responden, menjelaskan cara pengisian dan penjelasan terlebih

dahulu mengenai tujuan penelitian. Selanjutnya membagikan angket kepada

responden, kemudian responden diminta untuk mengisi sendiri angket yang telah

disediakan dan dikembalikan saat itu juga. Selesai pengisian angket di kumpulkan,

data yang sudah terkumpul dilakukan pengolahan sesuai dengan ketentuan yang ada.

H. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul dilakukan analisis data kembali dengan memeriksa

semua kuesioner apakah jawaban sudah lengkap atau benar (editing). Kemudian data

diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data dan

pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan ke dalam

bentuk table. Entry data dalam komputer dan dilakukan dengan menggunakan teknik

komputerisasi. Tahap terkahir dilakukan cleaning yakni pemeriksaan semua data yang

telah dimasukkan kedalam program computer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Selanjutnya hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel distribusi yang terdiri dari :

1. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian yang

umumnya dalam analisis menghasilkan distribusi dari tiap variabel (Notoatmodjo,

2010). Dalam penelitian ini, variabel yang menggunakan analisis univariat adalah

karakteristik responden dan jawaban dari setiap variabel. Selanjutnya data dimasukkan

dalam tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan komputerisasi.

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis dari hasil beberapa variabel bebas yang

diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisis data yang digunakan

(40)

menggunakan uji Fisher Exact dimana bila tabel 2x2 dijumpai nilai E (harapan)

kurang dari 5 dan menggunakan uji Continuity Correction bila tidak ada nilai E < 5

menggunakan tingkat kemaknaan 95% dengan ketentuan hasil uji masing-masing jika

P<0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga menunjukkan adanya pengaruh

bermakna antara variabel independen dan dependen, sebaliknya jika p lebih besar dari

alpha (P> 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga menunjukkan tidak

adanya pengaruh bermakna antara variabel independen dan dependenyang diolah

secara statistik menggunakan program komput erisasi.

3. Analisis multivariat

Analisis multivariat merupakan analisa yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan lebih dari satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Dimana

uji statistik yang digunakan regresi logistik berganda (multiple regressionuntuk

mengetahui variabel independen yang mana lebih erat hubungannya dengan variabel

dependen (Notoatmodjo, (2010).

Dalam analisis ini dilakukan berbagai langkah pembuatan model. Langkah

pertama menentukan variabel-variabel independenyang masuk ke analisis multivariat

atau sebagai kandidat multivariat dengan ketentuan P< 0,25. Selanjutnya

memasukkan variabel-variabel independen yang telah terpilih ke analisis multivariat

dan menentukan variabel independen mana yang saling berinteraksi dengan hasil

terakhir nilai P< 0,05 sehingga interprestasinya dapat diketahui variabel independen

(41)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki-laki terhadap kejadian merokokdi

Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat. Penelitian ini dilakukan mulai

Januari-Maret 2014sebanyak158 responden (siswa laki-laki).

Untuk mengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhi siswa laki-laki terhadap

kejadian merokok, peneliti menggunakan kuesioner yang berisi 46 pernyataan untuk

total semua faktor.

1. Distribusi frekuensi karakteristik responden

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden menunjukkan bahwa

mayoritas usia responden berusia 16 tahun sebanyak 75 orang (47,5%), mayoritas

suku responden adalah Melayu sebanyak 69 orang (43,7%), mayoritas pendidikan

orangtua responden adalah SMA sebanyak 69 orang (43,7%), mayoritas pekerjaan

orangtua responden adalah wiraswasta sebanyak 73 orang (46,2%). Dapat dilihat pada

(42)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap Kejadian Merokok

di Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

2. Distribusi frekuensi berdasarkan kategori merokok

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori merokok

(43)

laki-laki tidak merokok sebanyak 117 orang (74,1%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 5.2 berikut :

Tabel 5.2

Distribusi FrekuensiBerdasarkan Kategori MerokokFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok

di Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Kategori f %

Merokok 41 25,9

Tidak merokok 117 74,1

Total 158 100.0

3. Distribusi frekuensi berdasarkan siswa laki-laki perokok dengan anggota keluarga perokok/bukan perokok

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi siswa

perokok dengan anggota keluarga perokok dan bukan perokok diperoleh dari 41 siswa

perokok masing-masing mayoritas anggota keluarga perokok yaitu paman sebesar 39

orang (95,1%), diikuti oleh ayah sebesar 33 orang (80,5%), diikuti oleh sepupu 26

orang (63,4%) dan kakek 23 orang (56%) dan minoritas ibu sebesar 1 orang (2,4%),

adik sebesar 9 orang (22%). Sedangkan siswa perokok dengan anggota keluarga yang

bukan perokok mayoritas masing-masing yaitu ibu sebesar 40 orang (97,6%), diikuti

oleh adik sebesar 32 orang (78%), abang sebesar 24 orang (58,5%) dan minoritas

paman sebesar 2 orang (4,9%), diikuti oleh ayah 8 orang (19,5%). Dapat dilihat pada

(44)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Siswa Laki-laki Perokok Dengan Anggota Keluarga Perokok/Bukan Perokok di Madarasah Aliyah

Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Anggota keluarga

4. Distribusi frekuensi berdasarkan siswa laki-laki bukan perokok dengan anggota keluarga perokok/bukan perokok

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi siswa bukan

perokok dengan anggota keluarga perokok dan bukan perokok diperoleh dari 117

siswa bukan perokok masing-masing mayoritas anggota keluarga perokok yaitu

paman sebesar 90 orang (77%), diikuti oleh ayah sebesar 75 orang (64,1%), diikuti

oleh kakek 48 orang (41%) dan abang 42 orang (35,9%) dan minoritas ibu sebesar 2

orang (1,7%), diikuti oleh adik sebesar 4 orang (3,4%). Sedangkan siswa bukan

perokok dengan anggota keluarga yang bukan perokok mayoritas masing-masing yaitu

ibu sebesar 115 orang (98,3%), diikuti oleh adik sebesar 113 orang (96,6%) dan

minoritas paman sebesar 27 orang (23%), diikuti oleh ayah 42 orang (35,9%). Dapat

(45)

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Siswa Laki-laki Bukan Perokok Dengan Anggota Keluarga Perokok/Bukan Perokok di Madarasah Aliyah

Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Anggota keluarga

Siswa laki-laki Bukan Perokok (117/158)

Perokok Bukan Perokok

f % f %

Ayah 75 64,1 42 35,9

Ibu 2 1,7 115 98,3

Abang 42 35,9 75 64,1

Adik 4 3,4 113 96,6

Sepupu 41 3,5 76 65

Paman 90 77 27 23

Kakek 48 41 69 59

5. Distribusi frekuensi berdasarkan usia awal merokok

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa laki-laki mulai

merokok berusia 15 tahun sebanyak 9 orang (5,7%),usia 10 tahun, usia 12 tahun dan

usia 14 tahun sebanyak 6 orang (3,8%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.5

(46)

Tabel 5.5

Distribusi FrekuensiBerdasarkan Usia Awal MerokokFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok di Madarasah

Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Usia awal merokok f %

10 tahun 6 3,8

11 tahun 2 1,3

12 tahun 6 3,8

13 tahun 5 3,2

14 tahun 6 3,8

15 tahun 9 5,7

16 tahun 5 3,2

17 tahun 2 1,3

Total 41 26,1

6. Distribusi frekuensi berdasarkan faktor awal merokok

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas faktor pertama yang

mempengaruhi siswa laki-laki merokokadalah teman sebesar 16 orang (39%) faktor

karena rasa ingin tahu sebesar11 orang (26,8%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada

(47)

Tabel 5.6

Distribusi FrekuensiBerdasarkan Faktor Awal Mempengaruhi MerokokSiswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok di Madarasah Aliyah Negeri 2

Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Faktor Awal Merokok f %

Merokok pertama kali karena iklan di TV 9 22

Merokok pertama kali karena rasa ingin tahu 11 26,8

Merokok pertama kali karena orang tua/keluarga 5 12,2

Merokok pertama kali karena teman 16 39

Total 41 100

7. Distribusi frekuensi faktor orangtua/keluarga

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensifaktor

orangtua/keluargaterhadap kejadian merokok sebesar 19 orang (12%).Lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut :

Tabel 5.7

Distribusi FrekuensiBerdasarkan Faktor OrangtuaResponden Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok

di Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Faktor orangtua f %

Ada pengaruh 19 12.0

Tidak ada pengaruh 139 88.0

Total 158 100.0

8. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor orangtua/keluarga

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang

menjawab Ya pada pernyataan paman seorang perokok sebesar 129 orang (82%), ayah

(48)

pada pernyataan ibu seorang perokok sebesar 3 orang (1,9%). Dapat dilihat pada tabel

5.8 berikut :

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Orangtua/Keluarga Responden Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap Kejadian Merokok di Madarasah

Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

9. Distribusi frekuensi faktor teman

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi faktorteman terhadap

kejadian merokok sebesar 74 orang (46,8%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

5.9 berikut :

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

15 Jika anda merokok, salah satu anggota keluarga anda dirumah akan membiarkan anda

10 6,3 148 93,6

16 Orang tua anda pernah memberikan jatah untuk membeli rokok

(49)

Tabel 5.9

Distribusi FrekuensiBerdasarkan Faktor TemanFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok

di Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Faktor teman f %

Ada pengaruh 74 46.8

Tidak ada pengaruh 84 53.2

Total 158 100.0

10. Distribusi jawaban responden berdasarkan faktor teman

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang

menjawab Ya pada pernyataan responden pernah ditawari rokok oleh temannya

sebesar 131 orang (82,9%), responden pernah diajak teman merokok dan

teman-temannya juga merokok sebesar 110 orang (69,6%) dan minoritas menjawab Ya pada

pernyataan jika teman merokok didepan responden, maka dia ikut merokok sebesar 30

(50)

Tabel 5.10

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Teman Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap

Kejadian Merokokdi Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

11. Distribusi frekuensi faktor kepribadian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi faktor kepribadian

terhadap kejadian merokok sebesar 26 orang (16,5%). Lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 5.11berikut :

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

22 Teman anda pernah menitip kepada anda untuk membeli rokok

96 60,7 62 39,2

23 Anda pernah membelikan rokok untuk teman anda 60 37,9 98 62,0

24 Teman anda pernah membelikan rokok untuk anda 46 29,1 112 70,8

25 Teman anda pernah merokok bersama anda 67 42,4 91 57,6

26 Jika teman anda merokok di depan anda, anda akan ikut merokok

(51)

Tabel 5.11

Distribusi FrekuensiBerdasarkan Faktor KepribadianFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok

di Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Faktor kepribadian f %

Ada pengaruh 26 16.5

Tidak ada pengaruh 132 83.5

Total 158 100.0

12. Distribusi jawaban responden berdasarkan faktor kepribadian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang

menjawab Ya pada pernyataan merokok dapat menghilangkan stress sebesar 51 orang

(32,3%), merokok dapat membuat perasaan tenang sebesar 49 orang (31%) dan

minoritas menjawab Ya pada pernyataan merokok dapat menyelesaikan masalah

(52)

Tabel 5.12

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Kepribadian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap

Kejadian Merokokdi Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

13.Distribusi frekuensi faktor iklan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi faktor iklan terhadap kejadian merokok sebesar 94 orang (59,5%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut :

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

f % f %

27 Merokok membuat seseorang menjadi dewasa 29 18,3 129 81,6

28 Merokok membuat seseorang lebih percaya diri 23 14,5 135 85,4

29 Merokok membuat seseorang terlihat gaya 37 23,4 121 76,6

30 Merokok membuat seseorang dapat menghilangkan stress

51 32,3 107 67,7

31 Merokok membuat perasaan seseorang menjadi lebih tenang

49 31,0 109 68,9

32 Merokok dapat menghilangkan rasa tertekan dari suatu masalah

37 23,4 121 76,6

33 Merokok membuat seseorang lebih kreatif 18 11,4 140 88,6

34 Merokok membuat seseorang semangat beraktifitas 25 15,8 133 84,2

35 Merokok dapat menghilangkan rasa ketakutan 25 15,8 133 84,2

36 Merokok membuat seseorang dapat menyelesaikan masalah

(53)

Tabel 5.13

Distribusi FrekuensiBerdasarkan Faktor IklanFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa laki-laki Terhadap Kejadian Merokok

di Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Faktor iklan f %

Ada pengaruh 94 59.5

Tidak ada pengaruh 64 40.5

Total 158 100.0

14. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan faktor iklan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwamayoritas responden yang

menjawab Yapada pernyataan peraturan yang mewajibkan pencantuman label

peringatan bahaya merokok disetiap bungkus rokok sebesar 133 orang (84,2%),

pentingnya adanya larangan merokok ditempat umum, sekolah, tempat ibadah sebesar

119 orang (75,3%), responden sering menyaksikan iklan rokok sebesar 106 orang

(67%), pentingnya adanya pembatasan jam tayang iklan rokok sebesar 103 orang

(65,2%), perlunya pemerintah menaikkan harga rokok sebesar 100 orang (63,3%).

(54)

Tabel 5.14

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Faktor Iklan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siswa Laki-Laki Terhadap

Kejadian Merokokdi Madarasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

15. Hubungan faktor orangtua/keluarga dengan kejadian merokok

Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 5.15 menunjukkan bahwa hubungan

antara faktor orangtua/keluarga dengan kejadian merokok diperoleh dari 139

respondendidapatkan siswa yang merokok tidak berpengaruh oleh orangtua/keluarga

sebesar 30 orang (21,6%) dan siswa yang tidak merokok tidak berpengaruh oleh

No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

f % f %

37 Iklan rokok dapat mempengaruhi seseorang untuk merokok

86 54,4 72 45,5

38 Iklan rokok membuat seseorang tertarik merokok 77 48.7 81 51,3

39 Iklan rokok sangat bagus untuk merokok 23 14,5 135 85,4

40 Iklan rokok dapat memotivasi seseorang untuk merokok

72 45,5 86 54,4

41 Pemberlakuan larangan merokok di tempat umum, sekolah dan temapt ibadah sangat diperlukan

119 75,3 39 24,7

42 Pemerintah sebaiknya menaikkan harga rokok 100 63,3 58 36,7

43 Pembatasan jam tayang untuk iklan rokok sangat diperlukan

103 65,2 55 34,8

44 Pelarangan seluruh iklan rokok juga sangat diperlukan

122 77,2 36 22,8

45 Setiap kali menonton TV, saya sering menyaksikan iklan rokok

106 67,0 52 32,9

46 Peraturan yang mewajibkan pencantuman label peringatan bahaya merokok di setiap bungkus rokok sangat diperlukan

(55)

orangtua/keluarga sebesar 109 orang (78,4%). Sedangkan dari 19 responden siswa

yang merokok ada pengaruh oleh orangtua/keluarga sebesar 11 orang (57,9%) dan

siswa yang tidak merokok ada pengaruh oleh orangtua/keluarga sebesar 8 orang

(42,1%).

Setelah dilakukan Uji statistik menggunakan Fisher Exact dengan tingkat

kemaknaan α = 0,05 dengan ketentuan (P<0,05) maka didapatkan nilai P=0,002 bahwa

ada hubungan yang signifikan antara faktor orangtua/keluarga dengan kejadian

merokok. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR = 0,2 (95%

CI:0,074-0,542) artinya faktor orangtua/keluarga berpengaruh mempunyai peluang 0,2

kali pada siswa yang merokok.

Tabel 5.15

Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Orangtua/Keluarga Dengan Kejadian Merokok pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah

Negeri 2 Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Faktor Orangtua

16. Hubungan faktor teman dengan kejadian merokok

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.16 menunjukkan bahwa hubungan

antara faktor teman dengan kejadian merokok diperoleh dari 84 respondendidapatkan

siswa yang merokok tidak berpengaruh oleh orangtua/keluarga sebesar 4 orang (4,8%)

(56)

(95,2%). Sedangkan dari 74 responden siswa yang merokok ada pengaruh oleh teman

sebesar 37 orang (50%) dan siswa yang tidak merokok ada pengaruh oleh teman

sebesar 37 orang (50%).

Setelah dilakukan Uji statistik menggunakan Continuity Correction dengan

tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan ketentuan (P<0,05) maka didapatkan nilai

P=0,000 bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor teman dengan kejadian

merokok. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR = 0,05 (95%

CI:0,017-0,151) artinya faktor teman berpengaruh mempunyai peluang 0,05 kali pada

siswa yang merokok.

Tabel 5.16

Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Teman Dengan Kejadian Merokok pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah Negeri 2

Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Faktor Teman Kejadian Merokok Total P Value OR(95% CI) Merokok Tidak merokok

Tidak ada pengaruh 4 (4,8%) 80 (95,2%) 84 0,000 0,05

(0,017-0,151)

Ada pengaruh 37 (50,0%) 37 (50,0%) 74

Total 41 (25,9%) 117 (74,1%) 158 17. Hubungan faktor kepribadian dengan kejadian merokok

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.17 menunjukkan bahwa hubungan

antara faktor kepribadian dengan kejadian merokok diperoleh dari 132

respondendidapatkan siswa yang merokok tidak berpengaruh oleh orangtua/keluarga

sebesar 20 orang (15,2%) dan siswa yang tidak merokok tidak berpengaruh oleh

kepribadian sebesar 112 orang (84,8%). Sedangkan dari 26 responden siswa yang

merokok ada pengaruh oleh kepribadian sebesar 21 orang (80,8%) dan siswa yang

(57)

Setelah dilakukan Uji statistik menggunakan Continuity Correction dengan

tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan ketentuan (P<0,05) maka didapatkan nilai

P=0,000 bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor kepribadian dengan

kejadian merokok. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR = 0,04

(95% CI:0,014-0,126) artinya faktor kepribadian berpengaruh mempunyai peluang

0,04 kali pada siswa yang merokok.

Tabel 5.17

Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Kepribadian Dengan Kejadian Merokok pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah Negeri 2

Tanjung Pura Langkat Tahun 2014 Faktor 18. Hubungan faktor iklan dengan kejadian merokok

Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 5.18 menunjukkan bahwa hubungan

antara faktor iklan dengan kejadian merokok diperoleh dari 64 respondendidapatkan

siswa yang merokok tidak berpengaruh oleh iklan sebesar 20 orang (31,2%) dan siswa

yang tidak merokok tidak berpengaruh oleh iklan sebesar 44 orang (68,8%).

Sedangkan dari 94 responden siswa yang merokok ada pengaruh oleh iklan sebesar 21

orang (22,3%) dan siswa yang tidak merokok ada pengaruh oleh iklan sebesar 73

orang (77,7%)

Setelah dilakukan Uji statistik menggunakan Continuity Correction dengan

tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan ketentuan (P<0,05) maka didapatkan nilai

(58)

merokok. Analisis keeratan hubungan dua variabel didapatkan OR = 1,58 (95%

CI:0,771-3,238) artinya faktor iklan berpengaruh mempunyai peluang 1,58 kali pada

siswa yang merokok.

Tabel 5.18

Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Iklan Dengan Kejadian Merokok pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah Negeri 2

Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

Faktor Iklan Kejadian Merokok Total P Value OR(95% CI) Tidak merokok Merokok

Tidak ada pengaruh 20 (31,3%) 44 (68,8%) 64 0,285 1,58

(0,771-3,238)

Ada pengaruh 21 (22,3%) 73 (77,7%) 94

Total 41 (25,9%) 117(74,1%) 158

19. Analisis bivariat antara variabel orangtua, teman, kepribadian dan iklan dengan kejadian merokok

Dalam penelitian ini ada 4 variabel diduga berhubungan dengan kejadian merokok

yaitu orangtua/keluarga, teman, kepribadian dan iklan. Setelah dilakukan uji G (Rasio

log-likehood) diperoleh masing-masing variabel memiliki nilai p< 0,25 dan memiliki

kemaknaan secara substansi sehingga dapat dimasukkan kedalam model multivariat.

(59)

Tabel 5.19

Analisis Bivariat Antara Orangtua, Teman, Kepribadian dan Iklan Dengan Kejadian Merokok Pada Siswa Laki-Laki di Madrasah Aliyah Negeri 2

Tanjung Pura Langkat Tahun 2014

No Variabel Log-Likelihood G P Value

1. Orangtua 170,862 10,056 0,002

2. Teman 134,748 46,170 0,000

3. Kepribadian 137,743 43,175 0,000

4. Iklan 179,361 1,557 0,211

20. Analisis multivariat regresi logistik antara variabel orangtua, teman, kepribadian dan iklan dengan kejadian merokok

Berdasarkan tabel 5.20, hasil analisis multivariat regresi logistik antara variabel

orangtua, teman, kepribadian, dan iklan terlihat bahwa signifikasi log-likelihood <

0,05 (p = 0,000). Namun secara signifikan terdapat 2 (dua) variabel yang P wald atau

p valuenya > 0,05 yaitu variabel orangtua P value = 0,548 dan iklan P value = 0,943.

Dengan demikian perlu dilakukan pengeluaran variabel yang dilakukan bertahap

secara satu persatu dimulai dari variabel yang p value nya tertinggi yaitu variabel iklan

Gambar

Tabel 5.1
tabel 5.3berikut:
Tabel 5.3
Tabel 5.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berikut disajikan analisis data korelasi Kendall Tau antara konformitas negatif dengan vandalisme siswa SMA Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali, yang dilaporkan pada tabel 4.4

Jawa Timur Jawa Tirnur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Tirnur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timr~r Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur

Setiap organisasi tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan organisasi, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Fakultas Ekonomi

Berdasarkan kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa pembiayaan pembangunan yang menggunakan pinjaman luar negri pada umumnya tidak efektif untuk diterapkan karena

Gambar rajah yang menggunakan simbol-simbol geometri untuk menunjukkan langkah-langkah algoritma.. Baca pernyataan

[r]

Enterprise Resource Planning (ERP) Customer Relationship Management (CRM) Financial Applications Supply Chain Management Operational Applications Data Warehousing (DW) Business

Yang pertama adalah mendeskripsikan proses pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi dan informasi yang digunakan guru pada pembelajaran Pendidikan Agama