• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBERDAYAAN PETANI UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN DI DISTRIK BOMBERAY KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT (STUDI KASUS DINAS PERTANIAN KABUPATEN FAK-FAK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBERDAYAAN PETANI UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN DI DISTRIK BOMBERAY KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT (STUDI KASUS DINAS PERTANIAN KABUPATEN FAK-FAK)"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kekayaan alam Indonesia merupakan aset dan modal dasar bagi pembangunan bangsa. Kini makin disadari bahwa upaya pelestarian alam bukanlah hanya demi kelestarian alam itu sendiri, namun hakekatnya adalah kelangsungan pembangunan bangsa dan kesejahteraan manusia karena manusia adalah bagian dari integral ekosistem alam itu sendiri. Pembangunan di Indonesia terus dilakukan melalui berbagai program, namun keberhasilannya belum sepadan dengan investasi karena antara lain kurang memperhatikan partisipasi masyarakat. Desentralisasi atau yang sering disebut dengan istilah otonomi daerah adalah sebuah proses devolusi dalam sektor publik dimana didalamnya terjadi pengalihan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Dalam konteks Indonesia, otonomi daerah tersebut diartikan sebagai proses pelimpahan kekuasaan dari pemerintah pusat kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang.1

1

(2)

Menurut Mardiasmo (2004) mengatakan, desentralisasi ini diharapkan akan menghasilkan dua manfaat nyata, yaitu :2

1. Mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa dan kreativitas masyarakat dalam pembangunan, serta mendorong pemerataan serta hasil-hasil yang tersedia di masing-masing daerah.

2. Memperbaiki alokasi sumber daya produktif melalui pergeseran peran pengambilan keputusan publik ke tingkat pemerintah yang paling rendah yang memiliki informasi yang paling lengkap.

Sedangkan menurut Undang-undang No. 32 tahun 2004 Pasal 1 (ayat 7) bahwa “Tentang pemerintahan daerah menyatakan bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Republik

Indonesi”3.

Selanjutnya, pada Pasal 10 (ayat 2) di tegaskan “Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, yang menjadi kewenangan daerah sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan

tugas pembantuan”.4

Maka, menurut penulis. Terdapat 5 aspek dibentuknya pemerintahan daerah

2

Salahudin, 2012, “korupsi demokrasi dan pembangunan daerah”.lembaga anti korupsi pro otonomi daerah bima dompu Sumbawa (lapinda bidos) NTB. Hlm 11-12.

3

Lihat undang-undang No 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 7. 4

(3)

1. Menjalankan amanah Konstitusi sekaligus pembangunan Nasional

2. Untuk menghasilkan suatu pemerintahan yang berguna dengan pembangunan-pembangunan yang baik

3. Untuk memperlancar pelaksanaan tata pemerintahan yang efektif, sehingga produktif

4. Mengurangi beban pemerintahan pusat, dan mendidik masyarakat untuk mendidik dirinya sendiri

5. Mendorong masyarakat untuk berpatisipasi aktif dalam pembangunan.

Sebagaimana telah dimuat dalam Konsideran Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah sebagai berikut:5

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan

masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran

serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan

memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan

dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

Tujuan dibentuknya pemerintahan daerah sebagai bentuk peningkatan kesejahteraan masyarakat di tingkat lokal, menurut Madekhan Ali (2007:93),

5

(4)

adalah otonomi daerah secara jelas hendak mengedepankan cita-cita penegakan prinsip-prinsip demokrasi, keunggulan lokal keberagaman, prinsip partisipasi masyarakat, desentralisme administratif maupun politik di tingkat lokal serta berkemampuan mengatasi persoalan riil di lapangan.6

Dengan demikiaan, menurut penulis. Dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraaan maka dibutuhkan partisipasi masyarakat, karena dibentuknya pemerintahan untuk kemandirian masyarakat daerah dalam mengelola kemajua. Bukan hanya pemerintah atau penguasa.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan kebutuhan dasar seperti halnya kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan transportasi. Karena pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sesuai dengan yang mereka inginkan.7 Masyarakat sendiri yang akan merasakan dan menilai apakah pembangunan tersebut berhasil atau tidak.8 Maka agar tujuan pembangunan sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat dan pemerintah, diperlukan persepsi yang sama antar individu yang terlibat dalam pembangunan. Persamaan persepsi diperlukan mulai dari apa yang harus ditempuh, bagaimana implementasinya, monitoring dan evaluasi. Akhirnya pendekatan partisipatif disadari mutlak diperlukan dalam mencapai keberhasilan pembangunan.

6

Hadari Nawawi,, Op.cit, hlm. 10 7

Hadisapoetro, 1975 dalam Sri Widodo, 2012 8

(5)

Demikian pula di Provinsi Papua Barat khususnya Kabupaten Fakfak. Melalui Peraturan Daerah No 32 tahun 2008 Tentang Penyerahan Urusan Pemerintah Kabupaten kepada kampong. Dengan Menimbang ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2006 tentang Tatacara Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota kepada Desa, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Fakfak tentang Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kepada Kampung; sebagaimana pada Pasal 2 (ayat 1) yaitu:

Urusan pemerintahan Kabupaten yang dapat diserahkan pengaturannya kepada Kampung antara lain:9

a. Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan;

b. Bidang Pertambangan dan Energi serta Sumber Daya Mineral; c. Bidang Kehutanan dan Perkebunan;

d. Bidang Perindustrian dan Perdagangan;

e. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; f. Bidang Penanaman Modal;

g. Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi; h. Bidang Kesehatan;

i. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan; j. Bidang Sosial;

(6)

n. Bidang Perhubungan; o. Bidang Lingkungan Hidup;

p. Bidang Politik Dalam Negeri dan Administrasi Publik; q. Bidang Otonomi Kampung;

r. Bidang Perimbangan Keuangan; s. Bidang Tugas Pembantuan; t. Bidang Pariwisata;

u. Bidang Pertanahan;

v. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil;

w. Bidang Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat, dan Pemerintahan Umum;

x. Bidang Perencanaan;

y. Bidang Penerangan/Informasi dan Komunikasi;

z. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; aa. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; bb.Bidang Pemuda dan Olahraga;

cc. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kampung; dd. Bidang Statistik; dan

ee. Bidang Arsip dan Perpustakaan.

Dimana Kabupaten Fakfak memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam. Sehingga sangat dibutuhkan perencanaan dan strategi, sistematis, logis dan rasional. Sesuai Peraturan Daerah kabupaten Fakfak No. 12 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan tata kerja dinas10 – dinas Kabupaten Fakfak, bahwa tugas Dinas Pertanian dan Peternakan adalah Unsur Pelaksana Pemerintah dalam bidang Tanaman Pangan, Pasca Panen Hasil Pertanian serta Kesekretariatan.

10

(7)

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi ini, maka yang menjadi sumber daya pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Fakfak adalah : Sumber Daya Manusia, Sumber daya alam (Ranch di Bomberay, kebun dinas di Mananmur dll).11

Perencanaan pembangunan yang lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat banyak yang sebagian besar tinggal di kampung-kampung, tanpa mengabaikan pendudukan perkotaan, merupakan modal dan strategi pembangunan yang perlu diterapkan. Pengabaian terhadap strategi ini dalam waktu yan lama telah menyebabkan muncul dan meningkatnya berbagai persoaalan bangsa dan daerah, seperti kecemburuan sosial, kesenjangan sosial, kemiskinan, marginalisasi subordinasi, disintegrasi bangsa, disinteraksi sosial, ketimpangan pembangunan kampung dan kota, kesenjangan yang melebar antara yang mampu dan kurang mampu dan berbagai persoaalan pembangunan lainnya. Berbagai langkah Strategis dilakukan oleh pemerintah daerah dalam pengembangan perekonomian di Kabupaten fakfak dengan cara melakukan pembangunan dan mengembangkan sektor basis seperti pertanian, pariwisata, perdagangan hotel dan restoran, transportasi dan komunikasi, industri pengolahan dan jasa-jasa dengan metode meningkatkan iklim investasi yang kondusif, promosi usaha, insentif dan kemudahan dalam urusan penyediaan lahan.

Dalam hal ini Sektor pertanian dan peternakan sangat memegang peranan penting dalam kehidupan umat manusia karena dapat menyediakan kebutuhan

11

(8)

pokok manusia berupa bahan pangan, bahan dasar sandang atau pakaian maupun bahan dasar papan atau perumahan.12 Kebutuhan pangan yang merupakan kebutuhan dasar manusia dengan perkembangan waktu cenderung meningkat. Hal ini disebabkan pertumbuhan penduduk dari waktu ke waktu terus meningkat. Oleh karena itu sangat diharapkan melalui berbagai upaya teknis dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dihasilkan produksi bahan pangan dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penduduk, sehingga bisa menjawab permasalahan krisis pangan.13

Pemerintah Kabupaten Fakfak, yang juga merupakan pihak yang mempunyai tanggung jawab dalam menyediakan kebutuhan dasar pangan bagi masyarakat di wilayahnya. Kebutuhan bahan pangan berupa beras di Kabupaten Fakfak dengan luas lahan sawah untuk produksi padi sampai dengan tahun 2010 hanya seluas 240 Ha dan dengan frekuensi tanam hanya 2 kali tanam setahun dengan dan produktifitas lahan 2 ton per Ha hanya akan mampu menghasilkan 960 ton per tahun. Sementara kebutuhan beras per tahun dengan jumlah penduduk tahun 2008 sebesar 72.594 jiwa dan rata-rata konsumsi per jiwa 130 kg/tahun dan asumsi 10 % penduduk mengkonsumsi pangan non beras, maka berarti masyarakat Fakfak akan menkonsumsi beras sebanyak 8.493.498 kg atau 8.493 ton per tahun atau dengan kata lain konsumsi beras masyarakat Kabupaten Fakfak tiap bulan adalah 707,75 ton.

12

Sri widodo, 2012, “Politik pertanian”. Liberty Yogyakarta, hlm. 79. 13

(9)

Menurut data Dolog tahun 2011 hampir setiap bulan dolog Sub drive

Fakfak Mengimport 472,31 ton beras.14 Hal ini, sangat tidak signifikan dengan kebutuhan masyarakat fakfak. Karena terjadi hamatan Produksi pada sektor pertanian Khususnya Beras. Hambatan tersebut sebagai berikut:15

1. Terbatasnya sarana dan prasarana,

2. kurang adanya koordinasi antara instansi terkait, 3. Terbatasnya dana

4. Kurang dan rendahnya Sumberdaya Manusia Apatur serta Petani.

Dengan demikian, berangkat dari peristiwa tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai; STRATEGI PEMDA DALAM PEMBERDAYAAN PETANI UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN DI DISTRIK BOMBERAY KAB. FAKFAK. PROV PAPUA BARAT.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis mengambil permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaiman strategi Pemda Kabupaten Fakfak dalam pemberdayaan petani untuk peningkatkan Produksi Pertanian Di Distrik Bomberay?

14

dinas Pertanian tanaman pangan Kabupaten Fak-fak 15

(10)

2. Hambatan apa saja yang dihadapi Pemda Kabupaten Fak-fak dalam pemberdayaan petani untuk Peningkatkan produksi pertanian di distrik Bomberay?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Maksud Penelitian

Bedasarkan paparan dalam latar belakang yang telah dipaparkan di atas adapun maksud dalam penelitian ini yakni adalah untuk menggambarkan secara detail tentang pemberdayaan petani dalam peningkatkan produksi pertanian di distrik Bombaray Kabupaten Fak-fak Provinsi Papua Barat. 2. Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui pemberdayaan petani dalam peningkatan hasil di kabupaten fak-fak selama ini.

b) Untuk mengetahui bagaimanakahkah strategi Pemda dalam pemberdayaan petani untuk meningkatkan Produksi pertanian di Distrik Bomberay Kabupaten Fak-Fak Provinsi Papua Barat.

(11)

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat kepada beberapa lembaga, masyarakat dan diri penulis pribadi yakni:

1. Kegunaan Teoritis

a. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Kabupaten Fak-fak

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada Pemerintah Kabupaten Fak-fak khususnya Dinas Pertanian, dalam pemberdayaan petani untuk meningkatkan produksi pertanian di Distrik Bomberay. b. Bagi Masyarakat

Agar masyarakat dapat mengetahui secara jelas, Pemberdayaan Petani Distrik Bomberay yang di lakukan oleh Pemerintah Kabupaten Fak-fak khususnya Dinas Pertanian dalam menjalankan tugasnya.

c. Bagi Penulis

Agar dapat mengetahui lebih mendalam dari Pemberdayaan petani Distrik Bomberay dalam peningkatan Produksi Pertanian.

2. Kegunaan Praktis

(12)

pemberdayaan petani dan sekaligus untuk memperbaiki perekonomian Rakyat Bomberay.

b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam perkembangan ilmu sosial dan ilmu pemerintahan khususnya yang mempunyai relevansi

dengan Pemberdayaan perekonomian Masyarakat pada sektor Pertanian.

E. Definisi Konseptual

Definisi konseptual dalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu.16 Definisi mengenai konseptual yang ada dengan memperhatikan tema (objek) penelitian, maka dapat ditemukan beberapa konsep yang perlu didefinisikan dengan tujuan agar peneliti dan pembaca memiliki persepsi atau pemahaman yang mana. Maka peneliti memberikan definisi konseptual sebagai berikut diantaranya:

1. Konsep Strategi

Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa

16

(13)

tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi17.

Jadi, strategi merupakan perencanaan dalam mensukseskan tujuan dalam segala aktifitas. Baik dalam mensukseskan peperangan, kompetisi maupun yang lainnya. Kemudian, seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dibidang manajemen, kata strategi yang biasa di gunakan organisasi profit dan non profit, sering digabungkan dengan perencanaan strategi maupun manajemen strategi. Perencanaan strategi dimaknai rancangan yang bersifat sistemik dilingkungan sebuah organisasi. Sedangkan manajemen strategi mempunyai definisi yang berbeda-beda.

pertama, proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.18 Dilihat dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara rinci, yaitu; manajemen strategi adalah proses pengambilan keputusan, kedua, keputusan yang diambil merupakan keputusan yang menyeluruh dan mendasar. Ketiga, pembuatan keputusan harus dilakukan oleh pucuk pimpinan sebagai penanggung jawab utama dalam keberhasilan dan kegagalan dalan sebuah organisasi. Keempat, pengimplementasian keputusan tersebut sebagai strategi organisasi untuk mencapai tujuan yang dilakukan oleh seluruh jajaran organisasi. Kelima, keputusan tersebut harus diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam bentuk kegiatan/pelaksanaan pekerjaan yang terarah.

kedua, usaha manajerial menumbuh kembangkan kekuatan organisasi untuk mengeksploitasi peluang yang muncul guna mencapai

17

Glueck dan Jauch, p.9, 1989 18

(14)

tujuannya yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah di tentukan..19

ketiga, arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada pengembangan suatu strategi atau strategi-strategi yang bersifat efektif untuk membantu mencapai tujuan organisasi.20

Yang ke-Empat, perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategic) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi) dan ditetapkan sebagai keputusan majaemen puncak (keputusan yang mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi) dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan Operasional) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategi) dan berbagai sasaran (tujuan Operasional) organisasi.21

2. Konsep Tentang Petani

a. Defenisi Petani

Secara Teori, petani didefinisikan sebagai orang yang seluruh

atau sebagian mata pencahariannya didapatkan dari sektor pertanian

(Teken,1984). Menurut Lansberger (1981), petani adalah seseorang

yang mengendalikan secara efektif sebidang tanah yang ia sendiri

sudah lama terikat oleh ikatan-ikatan tradisi dan perasaan.22

19

Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi non Profit Bidang Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan

(15)

b. Orientasi dan motifasi petani 1. Orientasi Petani.

Orientasi adalah kecenderungan pandangan dalam menentukan sikap yang tepat dan benar dengan menitik beratkan pada keberhasilan dan imbalan (Sustermeiser, 1963). Tinjauan tentang orientasi petani sudah lama dikupas oleh scott, menurut scott tujuan petani adalah yang berlainan ekonomi moral yang mendasarkan pemikiran terhadap petani sebagai unit ekonomi subsistensi tanpa mengutamakan investasi dan surplus produksi yang prinsip dasarnya adalah menurut supaya orang memiliki tempat dan penghidupan. Sebaliknya, popikin (1986) lebih mengakui Rasionalitas petani. Menurutnya petani adalah “Homo Economicos” yang akan terus berusaha memaksimalkan sumber daya, produksi dan kemakmuran sendiri tanpa memandulkan moral pedesaan (orientasi pasar atau komersial).23

2. Motivasi Petani

Motivasi berusaha tani adalah dorongan yang dating dari dalam diri (instrinsik) dan lingkungan sekitar (ekstrinsinsik) petani, baik untuk melakukan kegiatan fisik maupun dalam meningkatkan kualitas, kuantitas, daya saing, dan nilai tambah.24

23

Ibid. hlm. 61 24

(16)

3. Konsep Pemberdayaan a. Defenisi Pemberdayaan

Terminology pemberdayaan diambil dari khazanah bahasa inggris sebagai bentuk aktif dari kata daya atau kuasa (power) empowerment.

Sehingga pemberdayaan adalah “a social action process that promotes participation of people, organizations, and communities towards the goals

of increase individual and community control, political efficacy, improved

quality of community life and social justice.” (Wellerstein, 1992). Pemberdayaan pada hakekatnya adalah penguatan kemampuan, kemauan keterampilan, keberanian, daya penafsiran, dan keterbatasan-keterbatasan yang dimioliki oleh masyarakat atau kelompok yang berada di bawah dominasi penguasa.25

4. Pemerintahan Daerah

Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.26

F. Fokus kajian

Definisi oprasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, menspesifikasi

25

Ibid. hlm. 275 26

(17)

kegiatan, ataupun memberikan suatu oprasioanal yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.27

Dalam hal ini penelitian dilakukan pada kantor Pertanian Kabupaten Fak-fak Provinsi Papua Barat yang mengacu pada beberapa indikatornya sebagai berikut:

1. Proses Pemberdayaan petani yang di lakukan Pemerintah Kabupaten fak-fak selama ini.

a. Transparansi b. Akses c. potensi

2. strategi pemberdayaan petani dalam meningkatkan produksi pertanian di distrik bomberay yang dilakukan oleh pemerintah Daera Kabupaten Fak-fak Khususnya Dinas Pertanian.

a. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Fak-fak dalam meningkatkan Produksi Pertanian di Distrik Bomberay;

b. Bentuk pelatihan dan diklat yang dilakukan; c. Kurun waktu pelaksanaan;

27

(18)

3. Hambatan yang dihadapi Pemerintah Daerah Kabupaten Fak-fak untuk memberdayakan petani dalam meningkatkan produksi pertanian di distrik Bomberay.

a. Bentuk hambatan yang dialami Pemerintah Daerah Kabupaten Fak-fak;

b. Proses penyelesaian hambatan yang dialami.

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

kualitatif dengan pendekatan induktif. Mendifinisikan bahwa “penelitian”

kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasan maupun dalam peristilahannya.”28

Pendekatan Induktif:

“Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan untuk membuat deskripsi gambaran atu lukisan secara sistematis (teratur), factual

28

(19)

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti dalam suatu penulisan”.29

Dari pengertian diatas maka dapat dipahami bahwa metode

deskriptif menuju kepada suatu pemecahyan masalah atau gejala yang akan dihadapi maupun berlangsung tetapi masih dirasakan atau masih dapat terjadi dimasa yang akan datang.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan induktif yakni berangkat dari fakta-fakta yang terjadi di suatu tempat penelitian dan menemukan kebenaran.

Analisis induktif digunakan karena beberapa alasan yang sangat

fundamental, yakni:

1. Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagaimana terdapat dalam data yang akan diteliti:

2. Analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit dan pada nantinya dalam penelitian yang dilakukan mencapai suatu kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan:

3. Analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada suatu latar yang lain sehingga terciptanya

singkronisasi yang cukup erat untuk mencapai kesempurnaan dalam penelitian:

29

(20)

4. Analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan dengan objek penelitian:

5. Analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit

sebagai bagian dari struktur analitik.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa metodde penelitian dskriptif kualitatif dengan pendekatan induktif merupakan suatu metode dengan menggambarkan dan melukiskan keadaaan obyek penelitian yang ada dilapangan pada saat ini secara nyata dan sistematis terhadap fakta-fakta yang tampak secara khusus sehingga dapat ditarik gambaran secara umum tanpa membandingkannya dengan variable-variabel lainnya.30

2. Sumber Data

Penelitian ini jenis data yang digunakan peneliti demi kesempurnaan penelitian ini yakni:

2.1Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari lapangan berupa bagaimanakah bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Fak-fak dalam peningkatan Produksi Pertanian di distrik bomberay selama ini, strategi dalam peningkatan produksi petani serta hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi Pemerintah Daerah Fak-fak

30

(21)

dalam melakukan peningkatan produksi petani di distrik bomberay. Dan selain itu untuk memperoleh data tersebut di atas peneliti juga melakukan wawancara kepada pihak-pihak terkait, dari adapun wawancara yang dilakukan peneliti dengan cara bertanya secara langsung kepada Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten Fak-fak.

2.2Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan cara melakukan study kepustakaan serta mengumpulkan beberapa keterangan atau fakta secara langsung melalui referensi buku-buku, peraturan perundang-undangngan, surat kabar, hasil penelitian terdahulu, jurnal-jurnal, artikel, internet, bahan kuliah dan bahan-bahan lainnya yang mempunyai relevansi konkret dengan objek penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam ini adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Observasi

(22)

b. Wawancara atau Interview

Dengan melakukan wawancara secara langsung kepada responden yang mana dalam hal ini petugas Pemerintah Daerah Kabupaten Fak-fak diantaranya adalah:

1. Kepala Dinas Pertanian;= c. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara melakukan penelusuran terhadap dokumen berupa arsip dari Dinas Pertanian Kabupaten Fak-fak khususnya yang mengenai prosedur-prosedur dan standarisasi mengenai pemberdayaan Petani dalam meningkatkan produksi pertanian.

4. Lokasi Penelitian dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada kantor Pertanian Kabupaten fak-fak dan Petani Distrik Bomberay dengan waktu penelitian dilakukan pada 28 Februari 2012-30 maret 2013. Penelitian ini didasarkan pada, tampak secara riil di Kabupaten Fak-fak dalam melalukan Peningkatan produksi pertanian sebagai bentuk Kesejahteraan Masyarakat Distrik Bomberay.

5. Teknik Analisa Data

(23)

diartikan sebagai proses penelaahan, pengurutan, pengelompokan data dengan tujuan untuk menyusun hipotesis kerja dan menyajikannya sebagai teori atau hasil penelitian. Data dalam penelitian kualitatif biasanya lebih berwujud kata, kalimat, alinea dan urutan alinea daripada sekedar berwujud angka. Deskripsi yang rinci tentang situasi, interaksi, peristiwa, orang dan perilaku yang teramati dapat dikumpulkan melalui teknik observasi. Pendapat seseorang tentang sikap, fikiran dan keyakinannya dapat dikumpulkan melalui teknik wawancara. Sedangkan petikan dokumen, surat dan rekaman lainnya yang berhubungan dengan penelitian dapat dikumpulkan melalui cara dokumentasi.

Pengumpulan data dengan cara reduksi dan penyajian data, yang terdiri dari:

a. Reduksi Data

Mengedit data, yaitu memeriksa data yang terkumpul apakah sudah lengkap dan benar sehingga lebih siap untuk diproses lebih lanjut. Mengkode data, yaitu data yang terkumpul diberi kode tertentu dan dikelompokkan

b. Pengolahan dan penyajian data

(24)

bentuk uraian. Mengklarifikasikan data, yaitu menyeleksi data yang sudah terkumpul sesuai dengan sumber data masing-masing.

c. Menarik Kesimpulan

(25)

PAPUA BARAT

(STUDI KASUS DINAS PERTANIAN KABUPATEN FAK-FAK)

PENULISAN TUGAS AKHIR SKRIPSI

Di Susun Oleh:

ABDUL RAZZAK PAUSPAUS NIM : 08230013

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(26)

PAPUA BARAT

(STUDI KASUS DINAS PERTANIAN KABUPATEN FAK-FAK)

PENULISAN TUGAS AKHIR SKRIPSI

Di Susun Oleh:

ABDUL RAZZAK PAUSPAUS NIM : 08230013

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(27)

Judul : Strategi Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Petani Untuk Peningkatan Produksi Pertanian Di Distrik Bomberay Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat

Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadyah Malang

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Tri Sulistyaningsih. M.Si, Dra. Tutik Sulistyowati. M.Si,

Mengetahui,

Dekan FISIP UMM Kajur Ilmu Pemerintahan

(28)
(29)
(30)

“Statis Bukanlah Solusi U ntuk M eraih M asa D epan Yang Cerah D alam Kehidupan I ni… … .”

M otto

(31)

SWT yang telah memberikan kenikmatan yang tidak ada henti-hentinya dari zaman ke zaman. Tidak lain ini semua berkat hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Strategi Pemerintah daerah Dalam Pemberdayaan Petani Untuk Peningkatan Produksi Pertanian Di Distrik Bomberay Kabupaten Fakfak Provinsi papua Barat. Dengan ini penulis sadari karena dialah semua ini dapat terlaksana dengan sempurna.

Tak lupa shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan junjungan

kepada Nabiullah Muhammad SAW, beserta keluarga, yang senantiasa memberikan

perjuangan untuk menegakkan islam dimuka bumi ini.

Dengan selesainya penulisan Tugas Akhir ini, perkenankanlah penulis menyampaikan rangkaian terimakasih yang sedalam-dalamnya dan dengan ketulusan hati kepada orang-orang yang telah berjasa dan senatiasa memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan selama penulis menempu pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang, diantaranya yakni:

1. Dr. Muhadjir Effendi, M.AP . selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, berserta jajaran Pembantu Rektor untuk segala bimbingan, nasehat serta pesan-pesan positif agar penulis dapat menjadi lebih baik selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

2. Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan FISIP Universitas Muhammadiyah Malang, beserta jajaran Pembantu Dekan atas segala pengabdiannya selama penulis menjadi mahasiswa.

(32)

yang setimpal kepada beliau. Amin.

5. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Semoga tulisan ini mampu memberikan manfaat bagi kita semua dan atas segala kekhilafan dan kesalahan penulis yang pernah dilakukan, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.

(33)

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Pernyataan ... iv

Lembar Persembahan ... v

Berita Acara Bimbingan ... vii

Kata Pengantar ... viii

C. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Definisi Konsep ... 12

F. Focus kajian ... 16

G. Metode Penlelitian ... 18

1. Jenis Penelitian ... 18

2. Sumber Data ... 20

3. Teknik Pengumpulan Data ... 21

4. Lokasi Penelitian ... 22

5. Teknik Analisa Data ... 22

BAB II TIJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pemberdayaan ... 25

1. Defenisi Pemberdayaan ... 25

2. akar pemberdayaan ... 25

3. strategi pemberdayaan petani………26

B. Konsep Tentang Petani ... 28

1. Defenisi Petani ... 28

2. Orientasi dan motifasi petani ... 29

C. Konsep Kebijakan Publik ... 30

1. Defenisi Kebijakan Publik ... 30

(34)

2. Kependudukan ... 50

D. Visi dan Misi Kabupaten fakfak ... 51

E. Agenda Program Kerja ... 53

F. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 54

G. Sumber Daya Alam ... 55

H. Dinas Pertanian Kabupaten Fakfak……… …… ... 58

BAB IV PEMBAHASAN A. Strategi Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan petani untuk meningkatkan produksi pertanian di kabupaten fakfak provinsi papua barat ... 67

B. Kendala Strategi Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan petani untuk meningkatkan produksi pertanian di kabupaten fakfak provinsi papua barat ... 75

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79 Daftar Pustaka

(35)

Tabel 2.Perkembangan Pdrb Kabupaten Fakfak Tahun 2006-2010...54

Tabel 3. Daftar petani yang menanam padi Di kampung onim sari/sp.3 Distrik bomberay...62

Tabel 4.Tabel 5 Daftar Calon Petani Dan Calon Lokasi Padi Non Hibrida Tahun 2013...63

Tabel 5.Data calon Petani dan calon lahan...73

Tabel 6.Daftar kegiatan cetak sawah...50

Tabel 7.Data Sporadi untuk kegiatan swah………50

DATAR GAMBAR Gambar I : Dena Dan Peta Kabupaten Fakfak………44

Gambar II : Ruang Staf Kantor Pertanian Kabupaten Fakfak...1

Gambar III : Lahan yang akan di kelolah Di Distrik Bomberay……….2

Gambar IV : Pengolahan Lahan Pertanian………4

Gambar V : Bersama Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Fakfak………..5

(36)

Oxford University Press, 1995), cet. ke-5, hlm. 893.

Baedhowi, “Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah Bidang Pendidikan: Studi Kasus di Kabupaten Kendal dan Kota Surakarta”, dalam Disertasi Departemen Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia, Jakarta, 2004, hal 47.

Hadisapoetro, 1975 dalam Sri Widodo, 2012

Iwan Setiawan, 2012, “Dinamika pemberdayaan petani sebuah refleksi dan generalisasi kasus di jawa barat”.penerbit widya padjadjaran. James, dkk., Public Policy and Politics in America, hlm. 3.

Lubis M.Solly, “Kebijakan Publik, Mandar Maju”, Bandung, 2007, hal 5.

Moloeng, Lexy J, 2005, “Metode Kualititif”, Bandung.

Nazir Moh, 2005,“Metode Penelitian”, Ghalia Indonesia.

Nazir, Moh, 2005, “Metode Penelitian.

Said, M.M. 2008, “Arah Baru Otonomi Daerah Di Indonesia”, Cetakan Kedua, UMM Press, Malang.

Salahudin, 2012, “korupsi demokrasi dan pembangunan daerah”.lembaga anti korupsi pro otonomi daerah bima dompu Sumbawa (lapinda bidos) NTB.

Sugiono, 2009, “Motode Penelitian Kualitatif dan R&D.

Singarimbun, Masri dan Soyan Efendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta LP3ES,1998.

Sri widodo, 2012, “Politik pertanian”. Liberty Yogyakarta.

(37)

dinas Pertanian tanaman pangan Kabupaten Fak-fak

Konsideran Undang-undang Republik Indonesia nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan poin (b)

Peraturan Presiden nomor 83 Tahun 2006 Tentang Dewan Ketahanan Pangan

Peraturan Presiden nomor 83 Tahun 2006 Tentang Dewan Ketahanan Pangan BAB II, pasal 11 ayat (1)

Perda Kabupaten Fakfak No 32 tahun 2008 Tentang Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten kepada kampong.

SKPD Pemda fakfak 2012.

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Indonesia Tahun1945.

Undang-undang nomor 30 tahun 2012 tentang pembiayaan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan pasal 5

undang-undang No 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 7. undang-undang No 32 Tahun 2004 pasal 10 ayat 2. undang-undang No 32 Tahun 2004.

Undang-Undang No 12 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan tata Kerja Dinas. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004

(38)

Handry “Teori Implementasi Pelayanan Publik”, ht t p:/ / t esisdisert asi.blogspot .com / 2010/ 03/ t eori-im plem ent asi-kebijakan-publik.htm l. 2009, (10 April 2011).

Novita intan sari, 2012.”kebijakan Sektor Pertanian Belum tepat sasaran”. ht t p:/ / w w w .m erdeka.com / uang/ kebijakan-sekt or-pert anian-belum -t epat -sasaran.ht ml. (24 November 2012).

Yogi, 2009, “Tandar Pelayanan Publik Di

Daerah”,http://www.scribd.com/doc/16207254/standar-pelayanan-publik. ( 28 November 2010).

Referensi

Dokumen terkait

Sebab suatu perilaku di anggap sebagai penyimpang an sosial jika tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat. Sehingga bagi orang yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja pengelolaan piutang yang telah ditetapkan oleh perusahaan, serta untuk mengetahui efisiensi pengelolaan

Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut telah dan harus dilakukan, mulai dari berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru, penyempurnaan

Nilai budaya dalam Cerita Rakyat Toraja dapat dibedakan ke dalam empat golongan besar, yaitu yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Sang Pencipta, hubungan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan anestesi menggunakan ektrak tembakau pada transportasi sistem kering menyebabkan kadar

Angka persentase ketuntasan tersebut tbelum mencapai ketuntasan secara klasikal karena persentase ketuntasan kurang dari 75%; (2) Terdapat perbedaan yang

kebandarudaraan nasional di Indonesia maupun peraturan lainnya, belum terdapat pengaturan lebih detail untuk penggunaan bandar udara khusus. Selain bandar udara umum

Dua orang merancang sistem flow, Context Diagram, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relational Diagram (ERD) dan struktur tabel serta mendesain input output untuk dibuat aplikasi