ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN CABE BESAR
(
Capsicum annuum L.
) DI DESA SARONGAN KECAMATAN
PESANGGARAN KABUPATEN BANYUWANGI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Peternakan
Universitas Muhammadyah Malang
Oleh:
Anifatul Masruroh 201110210311054
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Nama
: Anifatul Masruroh
NIM
: 201110210311054
Jurusan
: Agribisnis
Fakultas
: Pertanian
–
Peternakan
Judul
: Analisis Usahtani dan Pemasaran Cabai Besar
(
Capsicum annuum L.)
di Desa Sarongan
Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi
Skripsi ini telah diterima sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian-Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang
iii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Judul
: Analisis Usahtani dan Pemasaran Cabai Besar
(
Capsicum annuum L.)
di Desa Sarongan
Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi
NIM
: 201110210311054
Nama
: Anifatul Masruroh
Jurusan
: Agribisnis
Fakultas
: Pertanian
–
Peternakan
Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Peternakan
Universitas Muhammadyah Malang
iv
SKRIPSI
ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN CABAI BESAR
(
Capsicum annuum L
) DI DESA SARONGAN KECAMATAN
PESANGGARAN KABUPATEN BANYUWANGI
Oleh :Anifatul Masruroh 201110210311054
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal 04 Mei 2015
Dewan Penguji :
Malang 04 Mei 2015
v
HALAMAN REVISI
JUDUL
: ANALISIS USAHATANI CABAI BESAR DAN
PEMASARAN CABAI BESAR (
Capsicum annuum
L)
di
DESA
SARONGAN
KECAMATAN
PESANGGARAN KABUPATEN BANYUWANGI
NIM
: 201110210311054
NAMA
: ANIFATUL MASRUROH
JURUSAN
: AGRIBISNIS
FAKULTAS : PERTANIAN
–
PETERNAKAN
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : ANIFATUL MASRUROH
NIM : 201110210311054
JURUSAN : AGRIBISNIS
FAKULTAS : PERTANIAN – PETERNAKAN
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Analisis Usahatani dan
Pemasaran Cabai Besar Capsicum Annuum L. di Desa Sarongan Kecamatan
Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi” adalah bukan karya orang lain baik
sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang diacu dalam
naskah ini dan telah dituliskan sumbernya
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik.
Malang, 25 Mei 2015
Pembuat pernyataan,
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Banyuwangi tepatnya di Desa
Sarongan pada Tanggal 16 Juli 1992 dengan nama
Anifatul Masruroh putri ke dua dari pasangan Alm.
Bapak Surip dan Ibu Sumiati.
Penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar (SD)
di SDN 3 Sarongan, SMP N 1 Pesanggaran dan SMA
Muhammadiyah 3 Jember, hingga melanjutkan
pendidikan Strata Satu (S1) di Universitas
Muhammadiya Malang pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian – Peternakan
(FPP) pada tahun 2011dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2015.
Semasa dalam pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang penulis
aktif dalam kegiatan organisasi baik organisasi intra kampus atau organisasi ekstra
kampus, pada intra kampus pernah menjadi Sekretaris Umum Himpunan
Mahasiswa Jurusan Agribisnis (HIMAGRI) pada tahun 2012 -2013, sebagai
Sekretaris Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMFA) pada tahun
2013-2014. Sedangkan pada organisasi ekstra kampus pernah menjadi
Departemen Ketatausahaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat
Pertanian periode 2013-2014, sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan
(PP) periode 2014-2015 dan penulis juga pernah aktif dalam organisasi Profesi
viii
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat, taufiq serta
hidayahNya kepada penulis untuk menyusun skripsi dengan judul “ Analisis
Usahatani dan Pemasaran Cabai Besar (Capsicum annuum. L) di Desa Sarongan
Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi.
Tentunya Skripsi ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa dukungan dan
kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayah NYA untuk dapat
menyusun Skripsi ini
2. Kedua Orang tua saya dan kakaku Nur Hidayati beserta keluarga besar saya
yang telah memberi dukungan baik moral maupun spiritual kepada penulis.
3. Prof. Dr. Ir. Jabal Tarik Ibrahim, MSi selaku dosen pembimbing I akan
ketulusan dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan
penulis untuk menyelesaikan Sekripsi ini.
4. Ibu Dr. Ir. Istis Baroh,MP selaku dosen pembimbing II selaku dosen
pembimbing I akan ketulusan dan kesabarannya dalam membimbing,
mendukung dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan Sekripsi ini.
5. Dr. Ir. Damat, MP selaku Dekan Fakultas Pertanian-Pertanian Universitas
Muhammadiyah Malang
6 Ir. Dyah Erni Widyastuti, MM selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian - Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.
7. Seluruh dosen pengajar dan dan staf dari Jurusan Agribisnis dan Fakultas
Pertanian Peternakan yang telah banyak membantu semasa perkuliahan.
8. Seluruh Perangkat Desa , Ketua Kelompok Tani beserta petani – petani di Desa
Sarongan Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi yang telah bersedia
meluangkan waktunya dan memberikan informasinya terhadap penulis, untuk
menyelesaikan Skripsi ini.
9. Bahrul Amiq yang telah banyak memberi dukungan kepada penulis sehingga
ix
10. Semua teman – teman Agribisnis 2011 UMM yang telah banyak membantu
dan memberikan motivasi untuk tetap semangat dalam menyelesaikan Skripsi.
11. Kawan – Kawan HIMAGRI UMM, BEM FPP, POPMASEPI, dan HMI yang
telah banyak membantu menciptakan dinamika terbaik untuk perubahan. Hanya do’a yang selalu terpanjatkan agar Allah SWT berkenan membalas kebaikan Bapak, Ibu, Saudraa dan teman – teman lainnya.
Dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk penelitian
lanjutan di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga skripsi ini bisa
memberikan manfaaat bagi pembangun ilmu pengetahuan
Malang, 07 April 2015
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... iii
SKRIPSI ... iv
HALAMAN REVISI ... v
SURAT PERNYATAAN ... vi
RIWAYAT HIDUP ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAKSI ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
1.5. Batasan Istilah ... 7
1.6. Pengukuran Variabel ... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Penelitian Terdahulu ... 9
2.2. Komoditas Cabai Besar ... 11
2.3. Pendapatan Usahatani ... 13
2.4. Teori Pemasaran ... 16
2.4.1. Lembaga dan Saluran Pemasaran ... 17
2.4.2. Fungsi- fungsi Pemasaran ... 19
2.4.3. Farmer’s Share ... 20
2.4.4. Perilaku Pasar ... 20
2.4.5. Margin Pemasaran ... 21
xi
2.6. Hipotesis ... 26
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
3.2. Jenis dan Sumber Data... 27
3.3. Subyek dan Obyek Penelitian ... 28
3.4. Populasi dan Sampel ... 28
3.5. Metode Pengambilan Data ... 29
3.6. Metode Pengolahan dan Analisi Data ... 30
3.7. Analisis Pendapatan Usahatani ... 31
3.8. Analisis Lembaga dan Saluran Pemasaran ... 32
3.9. Analisis Efisiensi Pemasaran ... 32
3.10. Farmer’s Share ... 32
3.11. Analisi Marjin Pemasaran ... 33
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Tempat Penelitian ... 34
4.2. Usia dan Jenis Kelamin Penduduk ... 35
4.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Dusun ... 36
4.4. Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 37
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karasteristik Responden ... 41
5.2. Karakteristik Responden Menurut Faktor Sosial ... 41
5.2.1. Karasteristik Petani Menurut Umur ... 41
5.2.2. Karasteristik Petani Menurut Tingkat Pendidikan ... 42
5.2.3. Karasteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ... 43
5.2.4. Karasteristik Menurut Jumlah Keluarga ... 44
5.3. Karasteristik Responden Menurut Faktor Ekonomi ... 45
5.3.1. Karasteristik Responden Menurut Luas Lahan ... 45
5.3.2. Karasteristik Responden Berdasarkan Modal Usaha ... 46
5.4. Karasteristik Berdasarkan Pendapatan Non Usahatani Cabai Besar ... 48
5.5. Analisis Usahatani Cabai Besar ... 49
xii
5.5.1.1. Biaya Variabel ... 50
5.5.1.2. Biaya Tetap (Fixed Cost) ... 53
5.5.1.3. Total Biaya (Total Cost) ... 54
5.5.2. Penerimaan ... 54
5.5.3. Pendapatan ... 55
5.5.4. Analisi Titik Impas (BEP) ... 56
5.5.5. R/C Ratio ... 57
5.6. Analisis Lembaga dan Saluran Pemasaran ... 57
5.6.1. Fungsi – fungsi Pemasaran ... 59
5.6.1.1. Petani ... 60
5.6.1.2. Pedagang Pengepul ... 61
5.6.1.3. Pedagang Besar ... 62
5.7. Famer’s Share ... 63
5.8. Marjin Pemasaran ... 65
5.9. Analisis Efisiensi Pemasaran ... 66
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 67
6.2. Saran ... 68
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1. Luas Panen dan Tanaman Sayuran Menurut Jenis Komoditas
tahun 2012 ... 4
Tabel 2. Penelitian Terdahulu ... 9
Tabel 3. Penelitian Terdahulu ... 10
Tabel 4. Jenis Cabai Besar ... 13
Tabel 5. Luas Daerah Desa Sarongan ... 35
Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin ... 36
Tabel 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Dusun di Desa Sarongan ... 36
Tabel 8. Jenis Sarana Pendidikan dan Jumlah Siswa ... 37
Tabel 9. Status Pendidikan Penduduk Desa Sarongan ... 38
Tabel 10. Mata Pencaharian ... 38
Tabel 11. Sarana dan Fasilitas di Desa Sarongan ... 40
Tabel 12. Distribusi Petani Menurut Umur ... 42
Tabel 13. Distribusi Petani Menurut Pendidikan ... 43
Tabel 14. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 44
Tabel 15. Distribusi Jumlah Keluarga ... 44
Tabel 16. Distribusi Berdasarkan Luas Lahan ... 45
Tabel 17. Distribusi Berdasarkan Modal Usaha ... 46
Tabel 18. Distribusi Berdasarakan Pendapatan Non Usahatani ... 48
Tabel 19. Distribusi Mengenai Varietas ... 50
Tabel 20. Komponen Biaya Usahatani Berdasarkan Obat- obatan Per 1 Hektar ... 52
Tabel 21. Jenis Obat – obatan Yang Digunakan Dalam Usahatani Cabai Besar di Desa Sarongan ... 52
Tabel 22. Rata – rata Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) yang Dikeluarkan Dalam 1 Ha ... 53
xiv
Tabel 24. Komponen biaya total usahatni cabai besar di
Desa Sarongan ... 55
Tabel 25. Pendapatan Usahatani Cabai Besar ... 56
Tabel 26. Fungsi Pemasaran Pada Lembaga Pemasaran Cabai Besar
di Desa Sarongan Kecamatan Pesanggaran Kabupaten
Banyuwangi ... 60
Tabel 27. Analisis distribusi dan share Pemasaran Cabai Besar di
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 1. Saluran Pemasaran ... 19
Gambar 2. Marjin Pemasaran ... 23
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 25
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,Thamrin dan francis Tantri. 2012. Manajemen Pemasaran. Depok. PT. Raja Grafindo Persada
Alex. 2012. Usahatani Cabai, Kiat Jitu Beratanam Cabai di Segala Musim. Yogyakarta: Pustaka Baru press.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
BPS. 2012. Bayuwangi dalam Angka. Dinas pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuwangi
. 2014. Jawa Timur dalam Angka. Propinsi Jawa Timur
Cravensi, David W. 1998. Pemasaran Strategi. Jakarta: Airlangga
Dahl C. D dan Hammond J. W., 1977. Market Place Analysis The Agryculture Industry. MC. Graw Hill Book Company. New York.
Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, jakarta
Hernanto, F. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Ibrahim, Jabal Tarik 1999. Diktat Metode Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
Lombong, Wilson H dan Pangabean Sitorus. 1985. Pengantar Tataniaga Pertanian. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Malcolm, R.L dan J.P Makeham. 1986. Manajemen Usahatani Daerah Tropis. Jakarta: LP3ES
Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Rahim dan hastuti, 2007. Ekonomika pertanianpengantar Teori dan Kasus. Jakarta. Penebar Swadaya
Ramadan, W, 2009. Analisis Marjin Pemasaran Sapi Potong di Kecamatan singosari
Salim, Emil. 2013. Meraut Untung Bertanam Cabe Hibrida Unggul di Lahan dan Polybag.Yogyakarta: Lily Publisher
xvii
Sudiyono, Armand. 2002. Pemsaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang
Tain, Anas. 2005. Buku Ajar Ilmu Usahatani. Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang
Tim Penulis Agriflo. 2012. Cabai, Propek Bisnis dan Teknologi Mancanegara. Jakarta: Agriflo (Penebar Swadaya Grup)
1
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara tradisional Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung
pada aktivitas dan hasil pertanian, dapat diartikan juga sebagai negara yang
mengandalkan sektor pertanian baik sebagai mata pencaharian maupun sebagai
penopang pembangunan. Sektor pertanian merupakan penopang perekonomian
diindonesi karena pertanian membentuk proporsi yang sangat besar memberikan
sumbangan untuk kas pemerintah.
Masyarakat yang adil dan makmur jauh dari kemiskinan dan ketertinggalan
kita cita-citakan sejak kemerdekan 17 agustus 1945. Dalam Pembukaan UUD 1945,
tersurat beberapa harapan, tujuan bangsa Indonesia dan memberi tugas kepada
Pimpinan dan segenap rakyat Indonesia untuk, (a) Memajukan kesejahteraan umum
(b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hingga saat ini petani kita masih belum menikmati hasil pembangunan, yang
telah banyak dinikmati pihak lain. Untuk mencapai kesejahteraan umum dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia program pembangunan usaha tani dan kebijakan
pemerintah yang mendukung amatlah strategis. Demikian pentingnya arti
pembangunan usahatani ini karena (a) banyaknya manusia tani yang bekerja dan
menggantungkan hidup dari hasil tani (b) banyaknya ragam komoditi yang
diusahakan memberikan andil besar terhadap kelangsungan pembangunan nasional
2
Cabai merupakan salah satu komoditas yang tak pernah ditinggalkan
masyarakat Indonesia. Bisa dibilang cabai sudah menjadi bagian dari budaya orang –
orang Indonesia. Cabe merupakan bumbu dapur yang keberadaannya wajib ada.
Karena, itu saat harga cabai melambung tinggi atau mahal, masyarakat tetap
mengkonsumsi cabai meski dalam kuantitas lebih kecil. Saat mahal, harga cabai bisa
mencapai 100 ribu per kilogramnya seperti terjadi diawal tahun 2011 lalu, dan pada
saat harga cabai turun atau murah, harganya tidak anjlok hingga Rp 1000 per
kilogramnya, ini membuktikan bahwa dari segi harga cabai relatif stabil, kebutuhan
masyarakat akan cabai pun juga stabil (Alex S, 2012).
Cabai menjadi bahan baku penting bagi industry pangan. Cabai juga
bermanfaat sebagai bahan baku produk dan memiliki peluang ekspor yang tinggi.
Tentu kondisi ini dapat meningkatkan pendapatan petani Indonesia. Tidak heran jika
cabai menjadi komoditas hortikultura dengan nilai ekonomi tinggi. Sayangnya,
permintaan yang stabil tidak di imbangi dengan pasokan cabai yang stabil. Produk
dari sentra penanaman cabai belum mampu memenuhi permintaan untuk sekala
nasional, sehingga pemerintah indonesi akhirnya mengimpor cabai segar dari
produsen cabai terbesar dunia, China. Keterbatasan informasi mengenai teknik
budidaya secara tepat, harga yang sangat fluktuatif, serangan hama dan penyakit,
serta produktivitas yang rendah, menjadi kendala utama rendahnya produksi cabai
nasional (agri Flo, 2012).
Harga cabai umumnya meningkat pada musim penghujan karena pada saat itu
3
hama dan penyakit. Kenaikan harga cabai juga sering terjadi menjelang hari raya
keagamaan seperti idhul Fitri, Natal, dan Tahun Baru.
Pada saat harga cabai melambung tinggi, umumnya para petani antusias untuk
meningkatkan produksi dengan harapan akan dapat meraup keuntungan lebih banyak.
Harga cabai yang tinggi juga sering kali memicu petani untuk beralih ke budidaya
cabai, sehingga pada saat panen bersama, harga cabai berangsur- angsur turun. Hal ini
merupakan salah satu faktor ketidak stabilan pasokan dan fluktuasi harga. Bagi para
petani cabai yang sudah berpengalaman, fluktuasi harga cabai yang tidak menentu
tersebut tidak membuat mereka surut untuk bertanam cabai. Petani perlu menyiasati
kondisi itu dengan bertanam pada waktu yang tepat, dilakukan secara intensif, dan
mampu membaca situasi pasar (Emil Salim, 2013)
Begitu pula yang dilakukan oleh petani Cabai besar di Desa Sarongan, dengan
lahan rata-rata yang dimilikinya yaitu seperempat Hetar. Dengan melakukan
Budidaya Cabai mereka mengharapkan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar
dimana harga Cabai saat ini bisa dikatakan melambung tinggi, sehingga pendapatan
Petani Cabai besar di Desa Sarongan dapat meningkat. Petani yang biasanya tidak
menanam cabai, saat ini beralih untuk budidaya cabai, dikarenakan tingkat harga
cabai yang dinilai lebih menguntungkan.
Produksi cabai besar segar dengan tangkai tahun 2013 sebesar 101,69 ribu ton
dengan luas panen sebesar 13,46 ribu hektar, dan rata-rata produktivitas 7,56 ton per
hektar. Dibandingkan dengan tahun 2012, terjadi kenaikan produksi sebesar 2,02 ribu
ton (2,02 persen). Kenaikan produksi di tahun 2013 ini disebabkan kenaikan
4
penurunan sebesar 617 hektar (-4,38 persen) dibandingkan tahun 2012 (BPS Jatim,
2014).
Tabel 1. Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayuran Menurut Jenis Komoditas Tahun 2012 di Kabupaten Banyuwangi
Komoditas Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
Bayam 64 147,50
Kangkung 83 724,00
Buncis 155 1.166,40
Tomat 285 2.425,90
Ketimun 128 1.600,40
Kembang Kol 66 831,30
Terung 189 1.976,20
Cabe Besar 1.180 10.877,20
Cabe kecil 2.787 18.909,80
Bawang Merah 83 790,70
Sawi/Petsai 155 1.780,50
Kubis 126 771,40
Lobak 4 32,00
Sumber: Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuwangi
Dilihat dari tabel 1. Mengenai luas panen dan produksi tanaman sayuran di
kabupaten banyuwangi, cabai besar memiliki luas panen dengan urutan kedua setelah
cabai kecil yaitu 1.180 hektar dengan dengan produksi sebesar 10.877,20 ton,
dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya cabai besar di banyuwangi merupakan
salah satu komoditas sayuran yang terbesar dalam luas panen dan produksi setelah
cabai kecil.
Dalam meningkatkan produksi tanaman cabai , maka perlu diperhatikan juga
proses pemasarannya, karena komoditi yang diproduksi dikatakan tidak efisien (biaya
per unit tinggi), maka harga per unit juga tinggi sehingga akan sulit dipasarkan.
Sebaliknya, kegiatan pemasaran yang tidak efisien menyebabkan bagian petani
[image:21.612.113.493.179.391.2]5
peningkatan produksi lebih lanjut upaya pendistribusian hasil-hasil pertanian kepada
konsumen diperlukan adanya lembaga pemasaran.
Lembaga pemasaran yang terkait dalam pemasaran cabai melakukan beberapa
fungsi pemasaran baik penyimpanan, mengolah, mengangkut, dan lainnya, yang
pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut memerlukan biaya dan setiap lembaga pemasaran
akan mengambil keuntungan keseluruhan biaya dan keuntungan pemasaran akan
berpengaruh terhadap harga di tingkat produsen dan konsumen. Dalam pemasaran
tanaman sayuran, terutama cabai sebagai salah satu produk pertanian, masih kurang
efisien, yaitu kurang adinya pembagian keuntungan. Hal ini tergambar dari sangat
rendahnya harga produk sayuran Cabai di tingkat pengusaha produsen sayuran,
terutama pengusaha sayuran sekala kecil atau besar.
Dalam kegitan berusaha tani aspek pemasaran memegang peran penting untuk
melihat berhasil tidaknya usaha yang dikerjakan. Aspek pemasaran itu adalah
kegiatan untuk mendistribusikan hasil produksi penjual (Winardi, 2001). Kegiatan
pemasaran dimasyarakat mulai muncul setelah kegiatan produksi tidak hanya untuk
mencukupi kebutuhan keluarga, akan tetapi bertujuan untuk mencari keuntungan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
mengenai, Usahatani cabai, pendapatan petani serta kegiatan pemasaran komoditi
6
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendapatan Usahatani Cabai Besar yang berada di Desa Sarongan?
2. Bagaimana pola pemasaran hasil Usahatani Cabai Besar yang ada di Desa
Sarongan?
3. Apakah sistem pemasaran, saluran pemasaran mulai dari produsen hingga
konsumen pada setiap lembaga sudah efisien?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis pendapatan Usahatani Cabai besar di desa Sarongan
2. Menganalisis pola Pemasaran Usahatani Cabai besar di desa Sarongan
3. Menganalisis efisiensi pemasaran Cabai besar melalui fungsi – fungsi
pemasaran, lembaga pemasaran, saluran pemasaran , farmer’s Share dan Marjin
pemasaran.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
1. Bagi peneliti, dapat menambah serta memperluas wawasan tentang berbagai
konsep atau teori mengenai Ilmu Usaha Tani, khususnya usahatani komoditi
cabai besar, pendapatan petani Cabai besar dan pemasaran Cabai besar secara
nyata.
2. Bagi pelaku pasar terutama petani, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi sebagi pertimbangan dalam pengambilan keputusan
7
3. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam
mengambil kebijakan yang berkenaan dalam pengembangan usahatani dan
pemasaran cabai.
4. Bagi Mahasiswa, sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi peneliti
selanjunya yang berkaitan dngan penelitian ini.
1.5 Batasan Istilah
Batasan istilah ini dibuat dengan tujuan agar masalah yang diteliti tidak
semakin melebar dari yang sudah ditentukan dan dapat memberikan langkah yang
tepat bagi pemecahan masalah. Oleh karena itu peneliti lebih difokuskan pada:
1. Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang
mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu (Soekarwati, 1995).
2. Cabai besar adalah cabai merah yang merupakan salah satu jenis cabai hibrida
yang sangat diminati oleh para petani untuk dibudidayakan karena memilki
nilai ekonomis tinggi (Emil, 2013).
3. Pendapatan kotor usahtani (Gross Farm income) adalah total penerimaan (total
revenue) dari pemakaian sumberdaya dalam usahatani sedangkan pendapatan
bersih (net farm income) merupakan selisih antara pendapatan kotor usahatani
dengan total biaya (Anas Tain, 2005).
4. Pemasaran adalah suatu proses penyamapai barang dari produsen kepada
konsumen melalui saluran tertentu dan aktifitas – aktifitasnya yang sesuai
dengan barang tersebut. Sasaran akhir setiap usaha dalam bidang pemasaran
8
5. Menurut Rahim dan Hastuti (2007) menyatakan, lembaga pemasaran
merupakan badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran
menyalurkan jasa dan komoditas dari produsen kepada konsumen akhir serta
mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya.
6. Ramadhan (2009), mengatakan bahwa margin pemasaran dapat didevinisikan
dengan dua cara yaitu : 1) margin pemasaran merupakan perbedaan harga harga
yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, 2) margin
pemasaran merupakan biaya dari jasa – jasa pemasaran yang dibutuhkan
sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa – jasa penawaran.
1.6 Pengukuran Variabel
Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan bersih usahatani Cabai besar diukur dari perhitungan total
penerimaan dikurangi dengan total biaya produksi.
2. Marjin pemasaran diukur dari selisih harga ditingkat petani dengan harga