• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panti Rehabilitasi Tuna Rungu Wicara Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Panti Rehabilitasi Tuna Rungu Wicara Bandung"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR………... i

UCAPAN TERIMA KASIH………... ii

DAFTAR ISI………... iv

DAFTAR GAMBAR………... vii

DAFTAR BAGAN………... viiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ...………... 1

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH...……... 2

1.3 RUMUSAN MASALAH………... 2

1.4 BATASAN MASALAH..………... 2

1.5 MAKSUD DAN TUJUAN PERANCANGAN………... 3

BAB II PANTI REHABILITASI TUNA RUNGU WICARA BANDUNG 2.1 TINJAUAN UMUM KOTA BANDUNG………... 4

2.1.1 Kota Bandung dengan Pendidikannya……….…... 4

2.1.2 Karakteristik Dasa Kota Bandung………... 4

2.2 DESKRIPSI PROYEK………... 6

(2)

v

2.4.2 Karakteristik Tuna Rungu Wicara………... 10

2.4.3 Kebutuhan Pendidikan dan Layanan anak Tuna Rungu Wicara………... 11

2.5 FUNGSI DAN TUJUAN PANTI REHABILITASI TUNA RUNGU WICARA BANDUNG... 13

2.5.1 Fungsi………... 13

2.5.2 Tujuan……….………... 15

2.6 KEGIATAN YANG DILAKUKAN………... 15

2.6.1 Pencegahan………... 15

2.6.2 Rehabilitasi Sosial………... 16

2.6.3 Resosialisasi……….... 16

2.6.4 Pembinaan Lanjut………... 17

2.7 PROGRAM-PROGRAM………... 17

2.8 KELAS TNA RUNGU WICARA.………... 18

2.9 WAKTU PENDIDIKAN………..…...… 19

2.10 SASARAN PENANGANAN DAN PENYANTUNAN………... 19

2.11 SYARAT-SYARAT PENERIMAAN………....….. 19

2.11.1 Ketentuan Khusus………...…….... 20

2.12 PEMBAGIAN ASRAMA………...….….. 21

2.10.1 Berdasarkam Umur………...…...….... 21

2.10.2 Berdasarkan Jenis Kelamin………...….... 21

2.13 STRUKTUR ORGANISASI………...…….. 22

(3)

vi

2.14.1 Area Publik……….…... 23

2.14.2 Area Kantor……….………... 23

2.14.3 Area Pembinaan dan Pelatihan………... 24

2.14.4 Area Penunjang….……….………... 24

2.15 ZONING………..……….……... 25

2.16 BLOCKING…..………..……….……... 26

BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN……... 27

3.2 KARAKTER, GAYA DAN SUASANA RUANG…………... 27

3.3 KONSEP WARNA………..………... 28

3.4 POLA PENATAAN RUANG………... 29

3.5 APLIKASI BAHAN, BENTUK DAN ELEMEN-ELEMEN PEMBENTUK RUANG………... 29

3.5.1 Lantai………... 29

3.5.2 Dinding………... 30

3.5.3 Langit - Langit………... 30

3.5.4 Perabotan………... 30

3.6 PENGHAWAAN………..……... 30

3.7 PENCAHAYAAN………...……... 31

3.8 KEAMANAN………....…...……….... 32 DAFTAR PUSTAKA

(4)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Gedung Kantor PTNTRW DISTRARASTRA Pemalang.………... 6

Gambar 2.2. Aktifitas pelatihan yang dilakukan oleh kelayan ……….…...….. 14

Gambar 2.3. Kelayan-kelayan yang sudah lulus pendidikan ………... 16

Gambar 2.4. Kelayan-kelayan yang melakukan kegiatan olah raga ….…... 18

Gambar 2.5. Kelayan-kelayan yang melakukan registrasi ………..……... 20

Gambar 2.6. Kelayan-kelayan sedang membersihkan kamar …..………..…….... 21

Gambar 2.7. Kelayan-kelayan sedang keterampilan prakarya……… 11

Gambar 2.7. Zoning area administrasi………... 25

Gambar 2.8. Zoning area publik………..……….………. 25

(5)

viii

DAFTAR BAGAN

(6)

PANTI REHABILITASI TUNA RUNGU WICARA

BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah DI. 38309 Tugas Akhir Semester I tahun akademik 2009/2010

Oleh :

JOUDY RULLY Nim 520.05.010

Program studi Desain Interior

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(7)

27

BAB III

KONSEP PERANCANGAN

3.1 KONSEP PERANCANGAN PANTI REHABILITASI TUNA RUNGU WICARA BANDUNG

Pada perancangan interior Panti Rahabilitasi Tuna Rungu Wicara Bandung ini mempunyai satu konsep utama yaitu, turut berperan dalam meningkatkan kualitas hidup pengguna ruangan seperti para petugas sosial panti dan kelayan-kelayan panti. Konsep tersebut lahir dari latar belakang proyek perancangan, dimana yang menjadi subjek utama perancangan adalah memfasilitasi penyandang cacat dalam proses pemulihan akibat kekurangan yang dimilikinya ataupun karena faktor-faktor lain dan juga berdasarkan kekurangan yang dimilikinya dan merancang berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh para kelayan-kelayan yang berbeda dengan orang-orang normal pada umumnya.

3.2 KARAKTER, GAYA DAN SUASANA RUANG

(8)

28

3.3 KONSEP WARNA

Warna-warna yang akan diterapkan pada perancangan interior ini ada tiga jenis, yaitu :

- Warna Hangat

Warna ini bertujuan memberikan kesan Welcoming dan nyaman, penggunanan warna ini akan dikonsentrasikan di area lobi secara khususnya dan diterapkan pada beberap bagian ruangan.

- Warna yang dapat membangkitkan kreatifitas

Warna ini merupakan kombinasi dari warna cerah dan warna teduh sehingga ketika warna itu diterapkan pada ruangan yang dikonsentrasikan.contohnya pada area pelatihan, maka dapat membangkitkan kreatifitas.

- Warna-warna teduh

(9)

29

3.4 POLA PENATAAN RUANG

Pola penataan pada masing-masing ruang dilihat dari tujuan penggunaan ruangan tersebut. Ruangan dirancang sedinamis mungkin dan efesien sehingga dapa membantu dan menampung seluruh aktifitas yang akan terjadi didalam ruangan ruangan tersebut sesuai dengan fungsinya.

3.5 APLIKASI BAHAN, BENTUK DAN WARNA DARI ELEMEN-ELEMEN PEMBENTUK RUANG

3.5.1 Lantai

Lantai pada tiap ruang memiliki tujuan yang berbeda-beda, antara lain :

• Pengguna lantai keramik dengan warna krem, secara teknis mudah pemasangannya, mudah perawatannya dan ekonomis. Selain itu warna yang dipakai bertujuan menghadirkan kesan natural dan ringan, sehingga mampu mengharmoniskan dan menyatu dengan warna ruang lainnya.

• Keramik bergelazur diaplikasikan pada lantai kamar mandi dan toilet, dengan tujuan menghindari kemungkinan besar terjadinya kecelakaan, seperti terpeleset karena permukaan lantai licin. Warna yang digunakan menghadirkan kesan ringan dan natural pada ruangan.

(10)

30

3.5.2 Dinding

Dinding merupakan bagian yang menarik untuk diolah lebih lanjut. Penampilan yang berbeda dengan dinding pada umumnya dapat menghadirkan kualitas ruang yang berbeda-beda pula. Bentuk pengolahannya dapat melalui ukuran, bentuk, tekstur dan warna yang digunakan.

3.5.3 Langit - Langit

Langit - langit pada interior ruangan menggunakan bahan dari gypsum dengan warna terang dan ringan menciptakan suasana

santai dan nyaman sewaktu berada di dalam ruangan. Bentukan -bentukan langit - langit mengikuti pola ruangan, agar lebih menyatu dengan ruangan yang ada. Ada beberapa ruangan yang menggunkan langit - langit berbahan lembaran kayu dengan warna coklat muda yang menghadirkan kesan hangat, netral dan lebih estetis pada ruangan. Hal ini bertujuan supaya pengguna ruangan dapat merasakan atmosfir yang berbeda dan juga dapat meminimalisasikan kebosanan.

3.5.4 Perabotan

Sebagian besar perabotan akan dirancang secara khusus untuk menyesuaikan dengan penggayaan interior yang telah ditetapkan dan menyesuaikan dengan kebutuhan dari pengguna ruangan, sehingga dapat membantu aktifitas dari pengguna ruangan itu sendiri.

3.6 PENGHAWAAN

(11)

31

melalui bukaan jendela dan ventilasi, mengingat suhu udara dikota Bandung tidak terlalu panas. Kecuali pada ruangan kantor pimpinan Panti Rehabilitasi, dimana penghawaannya menggunakan penghawaan ilmiah yang berasal dari bukaan jendela dang penghawaan buatan yang menggunakan AC split. Penggunaan Exhaust fan terdapat pada ruangan yang memiliki tingkat kelembapan tinggi dan sering menimimbulkan bau udara yang kurang sedap, seperti pada toilet dan kamar mandi. Bertujuan mengeluarkan bau udara yang tidak sedap.

3.7 PENCAHAYAAN

Dalam perancangan Panti Rehabilitasi Tuna Rungu Wicara ini menggunakan pencahayaan alamiah dan buatan. Pencahayaan buatan ini terdiri dari :

• Pencahayaan umum, dibutuhkan dalam ruang yang membutuhkan tingkat keterangan cahaya yang baik untuk mempermudah aktifitas. Pencahayaan ini menggunakan Integrated Flourescant dengan daya 40 watt

masing-masing.

• Pencahayaan khusus, untuk menciptakan suasana dalam ruang seperti pemakaian Downlight, lampu duduk, lampu dinding, lampu kerja, unutk menerangi objek yang sedang dikerjakan, Spotlight unutk menerangi daerah dekoratif yang ingin ditonjolkan.

(12)

32

3.8 KEAMANAN

Keamanan Terhadap Kebakaran, Sistem yang dipilih antara lain :

Smoke Detector, diletakkan pada beberapa titik di langit-langit untuk mendeteksi asap dan memberikan peringatan dini kepada penghuni ruangan.

Springkle, diletakkan pada langit-langit, yang berguna sebagai tindakan pencagahan dini terhadap kebakaran, sehingga penyebaran api bisa dicegah.

(13)

4

BAB II

PANTI REHABILITASI TUNA RUNGU WICARA BANDUNG

2.1 TINAJUAN UMUM KOTA BANDUNG

2.1.1 Kota Bandung dengan Pendidikannya

Bandung adalah ibukota propinsi Jawa Barat, Indonesia. Letaknya sekitar 175 Km dari ibukota Negara Indonesia, Jakarta.

Kota Bandung saat ini adalah salah satu kota yang menjadi pusat pendidikan di Indonesia. Ini terlihat dengan banyaknya sekolah-sekolah baik sekolah-sekolah yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta yang berdiri. Panti rehabilitasi yang salah satu tujuannya adalah mendidik para kelayan-kelayannya sehingga bisa berfungsi dalam sosial masyarakat merupakan salah satu bagian dari jenis pendidikan yang berada di kota Bandung yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang berada dibawah naungan departemen sosial provinsi Jawa Barat dan bekerja sama dengan dinas pendidikan Jawa Barat.

2.1.2 Karakteristik Dasar Kota Bandung - Geografi

(14)

5 - Topografi

(15)

6 2.2 DESKRIPSI PROYEK

Nama Proyek : Panti Rehabilitasi Tuna Rungu Wicara Bandung. Lokasi : Jl. Karang Setra Bandung.

Batas Lokasi : Utara - Jl. Geger Kalong. Selatan - Jl. Pasteur.

Barat - Jl. Sukajadi. Timur - Jl. Setiabudi. Sifat Proyek : Fiktif.

Pemilik : Pemda Jawa Barat.

Lahan yang digunakan untuk perancangan Panti Rehabilitasi Bandung ini adalah bangunan fiktif, bangunan ini terletak dijalan Karang Setra Bandung dan dilengkapi dengan fasilitas parkir.

Gambar 2.1. Gedung Kantor PTNTRW DISTRARASTRA Pemalang

(16)

7 2.3 DEFINISI PANTI REHABILITASI TUNA RUNGU WICARA

• Panti :

Berdasrkan pada kamus besar Indonesia mempunyai arti suatu rumah tempat tinggal

• Rehabilitasi :

Berdasarkan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti pemulihan kepada kedudukan (keadaaan, nama baik) yang dahulu (semula); perbaikan anggota tubuh yang cacat dan sebagainya atas individu (contohnya : pasien rumah sakit, korban bencana) supaya menjadi manusia yang berguna dan memiliki tempat di masyarakat.

• Tuna :

Berdasarkan pada Kamus Umum Bahasa Indonesia, mempunyai arti luka; rusak.

• Rungu :

Berdasarkan pada kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti pendengaran

• Wicara :

Berdasarkan pada kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti rangkaian bunyi bahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi; tutur kata; bicara; yang dihasilkan dengan udara lewat kerongkongan.

(17)

8 2.4 TINJAUAN TUNA RUNGU WICARA

2.4.1 Penggolongan Tuna Rungu Wicara

Cacat Tuna Rungu Wicara digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :

• Menurut sebab kecacatannya - Cacat semenjak lahir

Cacat bawaan adalah suatu kelainan/cacat yang dibawa semenjak lahir baik fisik maupun mental. Cacat bawaan dapat disebabkan akibat kejadian sebelum kehamilan, selama kehamilan dan saat melahirkan atau masa perinatal. Cacat ini diakibatkan penyakit Genetik, pengaruh lingkungan baik sebelum pembuahan (bahan mutagenik) maupun setelah terjadi pembuahan (bahan teratogenik). - Cacat yang disebabkan penyakit

Untuk rungu, penyakit yang dapat menyebabkan cacat ini adalah :

- Scarlet fever dan rubeolla ini adalah virus yang masuk kedalam stria vascularis dan menyebabkan degenerasi membran tectorial serta sel-sel rambut alat corti (Cermin Dunia Kedokteran No.9, 1997,12).

- Syphilis yang menyebabkan degenerasi cochlea dan alat-alat vestibuler, kelainan-kelainan vaskuler. -Misalnya pada Meniere’s disease (Cermin Dunia Kedokteran No.9, 1997,12).

- Tumor, jenis yang tersering ialah Suprinoma, suatu tumor yang menyerang syaraf ke 8 (Cermin Dunia Kedokteran No.9, 1997,12).

(18)

9 dapat mengganggu pergerakan bibir, berbicara dan proses menelan. Terjadinya gangguan juga pada sistem motorik halus yang merangsang pergerakan tangan, koordinasi mata, mulut dan tangan. (Deteksi Dini Kelainan Anak, Heni Kurniawati).

- Cacat yang disebabkan oleh kecelakaan. - Cacat yang disebabkan faktor psikologis.

Akibat dari pengalaman seseorang pada suatu peristiwa yang bersifat amat hebat dan luar biasa jauh dari apa yang dialami oleh banyak orang (DSM-III Revised).

• Menurut Jenis Kecacatannya - Cacat Pendengaran

Dimana kemampuan pendengaran seseorang mengalami gangguan yang menyebabkan penderita tidak dapat mendengarkan suara dengan baik bahkan sama sekali tidak mendengarkan suara melalui indra pendengarannya.

- Cacat Berbicara

Dimana kemampuan berkomunikasi seseorangmengalami gangguan yang menyebabkab keterbatasab dalam berkomunikasi dengan orang lain bahkan hingga tidak dimengerti orang lain tentang apa yang disampaikan sehingga membutuhkan alat bantu atau isyarat dalam berkomunikasi kepada orang lain.

• Menurut Tingkatannya

- Kekurangan Pendengaran Ringan

(19)

10 audiomtric nada murni, pada frekuensi percakapan turun

15dB samapi 30dB (Cermin Dunia Kedokteran No. 39,1987,4).

- Kekurangan Pendengaran Sedang

Selain penderita mendapat kesukaran dalam berkomunikasi jarak jauh, juga pada jarak dekat. Jadi penderita tidak dapat mengikuti pembicaraan sehato-hari. Klinis percakapan jarak satu meter sudah mendapat kesukaran untuk mengerti arti kata. Pada pemeriksaan audiometric nada murni prekuensi percakapan turun 30dB sampai 60dB (Cermin Dunia Kedokteran No. 39,1987,4).

- Kekurangan Pendengaran Berat

Biasanya penderita sudah tidak dapat diajak berkomunikasi dengan suara biasa, sehingga untuk mendapat arti kata-kata, suara perlu dikeraskan (menaikkan amplitudo) yaitu dengan berteriak atau menggunakan Megaphone Amplifier (Cermin Dunia Kedokteran No. 39,1987,4).

- Kekurangan Pendengaran Total

Penderita sudah tidak dapat mendengar suara sama sekali, bahkan dengan menaikkan amplitudo (www.depsos.go.id)

2.4.2 Karakteristik Tuna Rungu Wicara

• Karakterisik Tuna Rungu Wicara dalam aspek akademik, keterbatasan dalam kemampuan berbicara dan berbahasa mengakibatkan tuna rungu cenderung memiliki prestasi yang rendah dalam pelajaran dibandingkan dengan orang normal.

• Karakteristik Tuna Rungu Wicara dalam aspek sosial - emosional adalah :

(20)

11 - Sifat ego - sentries yang melebihi anak normal, yang ditujukan dengan sukarnya menempatkan diri pada situasi berpikir dan perasaan orang lain, sukarnya menyesuaikan diri, serta tindakannya terpusat pada “ aka / ego”, sehingga kalau ada keinginan harus selalu dipenuhi.

- Perasaan takut (khawatir) terhadap lingkungan sekitar, yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain serta kurang percaya diri.

- Perhatian Tuna Rungu Wicara susah dialihkan, apabila sudah menyenangi suatu benda atau pekerjaan tertentu. - Memiliki sifat polos, serta perasaan pada umumnya dalam

keadaan ekstrim tanpa banyak suasana.

- Cepat marah dan mudah tersinggung sebagai akibat seringnya mengalami kekecewaan karena sulitnya menyampaikan perasaan dan memahami pembicaraan orang lain.

- Gerakan tangannya lincah. - Pernafasan pendak.

- Dalam aspek kesehatan pada umumnya sama dengan orang yang normal lainnya.

2.4.3 Kebutuhan Pendidikan dan Layanan Tuna Rungu Wicara

(21)

12 Disamping sebagai kebutuhan, pemberian layanan pendidikan kepada Tuna Rungu Wicara didasari oleh beberpa landasan, yaitu :

- Landasan agama.

- Landasan kemanusiaan. - Landasan hukum. - Landasan pedagogis.

• Ditinjau dari jenisnya, layanan pendidikan terhadap Tuna Rungu Wicara terbagi dua, yaitu :

- Layanan umum

Merupakan layanan yang biasa diberikan kepada anak normal.

- Layanan khusus

Merupaka layanan yang diberikan untuk mengurangi dampak kelainannya, yang meliputi layanan bina bicara serat bisa persepsi bunyi dan irama.

• Ditinjau dari tempat sistem pendidikannya, layanan pendidikan bagi Tuna Rungu Wicara dibagi dua, yaitu :

- Sistem Segregasi

Merupakan sistem pendidikan yang terpisah dari penyelenggaraan anak mendengar atau normal. Tempat pendidikan bagi Tuna Rungu Wicara ini meliputi sekolah khusus (SLB-B), SDLB dan kelas jauh atau kelas kunjung. - Sistem Integrasi / terpadu

(22)

13

• Strategi pembelajaran bagi Tuna Rungu Wicara

Pada dasarnya sama dengan strategi pembekajaran yang digunkana pada orang normal, akan tetapi pada pelaksanaannya harus bersifat visual, artinya lebih banyak menggunakan indra visual penderita.

• Evaluasi pembelajaran bagi Tuna Rungu Wicara.

Pada dasarnya evaluasi pembelajaran siswa Tuna Rungu Wicara sama dengan siswa normal, tetapi harus memperhatikan prinsip-prinsip, yaitu :

- Alat evaluasi umum, digunakan dalam pembelajaran normal. - Alat evaluasi khusus, digunakan dalam pembelajaran di

kelas khusus dan ruangan bimbingan khusus.

2.5 FUNGSI DAN TUJUAN PANTI REHABILITASI TUNA RUNGU WICARA BANDUNG

2.5.1 Fungsi

Dalam pelaksanaan tugas pelayanan, maka program Panti Rehabilitasi Tuna Rungu Wicara Bandung diselenggarakan melalui tahap sebagai berikut :

(23)

14 - Melakasanakan kebijaksanaan teknis operasional pelayanan Penayandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dengan sistem panti.

- Sebagai pusat pengembangan, penyebaran dan pelayanan kesejahteraan sosial.

- Sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan kesempatan kerja Tuna Rungu Wicara.

- Sebagai pusat latihan keterampilan.

- Sebagai pusat advokasi dan informasi kesejahteraan sosial. - Sebagai pusat rujukan bagi pelayanan rehabilitasi lainnya. - Sebagai pusat laboratorium rehabilitasi sosial.

Gambar 2.2. Aktifitas pelatihan yang dilakukan oleh kelayan

(24)

15 2.5.2 Tujuan

Tujuan dari Panti Rehabilitasi Tuna Rungu Wicara Badung adalah sebagai berikut :

- Penyusunan rencana teknis operasional pelayanan penyandang masalah kesejahteraan penyandang Tuna Rungu Wicara.

- Pengkajian dan analisa teknis operasional pelayanan penyandang masalah kesejahteraan Tuna Rungu Wicara. - Pelaksanaan kebijakan teknis operasional pelayanan

penyadang masalah sosial Tuna Rungu Wicara. - Pelaksanaan identifikasi dan registrasi calon kelayan.

- Pelaksanaan pemberian penyantunan, bimbingan dan rehabilitasi sosial terhadap penyandang Tuna Rungu Wicara. - Pelaksanaan penyaluran dan pembinaan lanjut.

- Pelaksanaan evaluasi proses pelayanan panti dan pelaporan. - Pelayanan evaluasi proses pelayanan panti dan pelaporan. - Pengelolaan ketatausahaa.

2.6 KEGIATAN YANG DILAKUKAN

2.6.1 Pencegahan

Dimaksudkan jika penderita termasuk dalam golongan cacat yang masih dapat disembuhkan maka tindakan pencegahan dilakukan untuk menghindari terjadinya kerusakan yang lebih parah pada organ yang berhubungan dengan kecacatan yang diderita dengan melakukan terapi dan pengobtan klinis.

(25)

16 dan pendidikan yang diakibatkan oleh kekurangan yang dideritanya.

2.6.2 Rehabilitasi Sosial

Sebagai proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat. Bimbingan rehabilitasi sosial ini terdiri dari, yaitu :

- Pembinaan fisik. - Pembinaan mental. - Pembinaan sosial. - Pelatihan Keterampilan.

Gambar 2.3. Kelayan-kelayan yang sudah lulus pendidikan

(Sumber: Brosur PTNTRW DISTRARASTRA Pemalang)

2.6.3 Resosialisasi

(26)

17 - Pendekatan kepada Tuna Rungu Wicara untuk kesiapan kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat tempat tinggalnya.

- Menghubungi dan memotivasi pihak keluarga serta lingkungan masyarakat untuk menerima kembali.

2.6.4 Pembinaan Lanjut

Pemberian keterampilan pada Tuna Rungu Wicara sebagai modal usaha sehingga ketika mereka lepas dari panti dapat hidup mandiri.

2.7 PROGRAM - PROGRAM

Pada Panti Rehabilitasi Tuna Rungu Wicara terdapat tiga program bimbingan, yaitu :

- Bimbingan Fisik dan Mental, yang terdiri dari : - Bimbingan agama.

- Bimbingan budi pekerti - Bimbingan pancasila. - Bimbingan olah raga.

- Bimbingan wina wicara (Speech Theraphy). - Bimbingan bahasa isyarat.

(27)

18 - Bimbingan Keterampilan, yang terdiri dari :

- Menjahit bagi putra dan putri - Salon / Tata rias kecantikan - Kerajinan tangan

- Komputer - Tata Boga

Gambar 2.4. Kelayan-kelayan yang melakukan kegiatan olah raga

(Sumber: Brosur PTNTRW DISTRARASTRA Pemalang)

2.8 KELAS TUNA RUNGU WICARA

Pembagian kelas Tuna Rungu Wicara dibagi menjadi tiga kelompok besar, antara lain :

- Kelas A

Tuna Rungu Wicara yang pernah mengenyam pendidikan SLB C (Pendidikan lanjut pertama).

- Kelas B

Tuna Rungu Wicara yang pernah mengenyam pendidikan SLB B (Pendidikan tingkat dasar)

- Kelas C

(28)

19 2.9 WAKTU PENDIDIKAN

Semua program bimbingan mayoritas dilaksanakan setiap hari dengan waktu :

- Pukul 08:00 hingga pukul 12:00. - Pukul 13:00 hingga pukul 15:00.

Lama pendidikan yang harus ditempuh oelh Tuna Rungu Wicara dalam pusat rehabilitasi adalah tiga tahun.

2.10 SASARAN PENANGANAN DAN PENYANTUNAN

Penyandang cacat rungu wicara usia produktih (15-45 tahun) mempunyai permasalahan sosial dengan ciri-ciri sebagai berikut :

- Kurang memiliki kemauan dan kemampuan bergaul dengan wajar.

- Kurang kemauan dan kemauan unutk berkomunikasi secara wajar.

- Kurang kemauan dan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan masyarakat dan lebih banyak bergantung pada pihak lain.

- Rawan kondisi sosial dan ekonomi.

2.11 SYARAT-SYARAT PENERIMAAN

Tuna Rungu Wicara potensial, terutama rawan sosial dan ekonomi dengan klasifikasi mampu dididik dan dilatih yang berasal dari wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali, dengan persyaratan :

- Penyandang Tuna Rungu Wicara

(29)

20 - Foto copy surat akte kelahiran.

- Umur 15 sampai 35 tahun.

- Ada surat pernyataan orang tua / wali bersedia tidak / belum menikah selama pendidikan.

- Surat keterangan dokter berbadan sehat jasmani dan rohani dan tidak cacat ganda.

- Foto copy ijazah / STTB / Sertifikat SLB-B

- Surat pernyataan penyerahan untuk dididik dan tidak ada penuntutan dari pihak orang tua / wali kepada pusat rehabilitasi.

- Surat rekomendasi / pengantar RT/RW maupun kelurahan atau lembaga pendidikan SLB-B.

- Pas foto 2x3 = 4 buah dan 4x6 = 4 buah. 2.11.1 Ketentuan Khusus

• Datang ke Panti menunggu surat panggilan.

• Datang ke Panti diantar Orang tua / Wali atau perangkat desa / Kelurahan atau petugas sosial setempat.

• Membawa perlengkapan mandi, cuci (ember) dan pakaian sehari-hari untuk diasrama.

Gambar 2.5. Kelayan-kelayan yang melakukan registrasi

(30)

21 2.12 PEMBAGIAN ASRAMA

2.12.1 Berdasarkan Umur

Berdasarkan umur, jumlah kelayan yang diterima oleh Panti rehabilitasi mempunyai rasio 50 : 50, yaitu 50% untuk remaja dan 50% untuk orang dewasa. Jika jumlah pendaftar remaja sudah mencapai kuota, maka pendaftaran ditutup. Jika pendaftaran telah sampai pada batas waktunya dan kuota pendaftar remaja tidak terpenuhi maka kuota dewasa yang di tingkatkan rasionya, begitu juga sebaliknya.

2.12.2 Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan pada jenis kelamin, rasio kuotanya per masing-masing, remaja dan dewasa mempunyai angka 60 : 40, yaitu 60% bagi perempuan dengan batasan umur remaja dan 40% laki-laki dengan batasan umur remaja. Untuk dewasa, 60% perempuan dan 40% laki-laki. Kuota ini disesuaikan kembali dengan kebutuhan yang ada pada saat pembukaan pendaftaran bagi kelayan.

Gambar 2.6. Kelayan-kelayan sedang membersihkan kamar

(31)

22 2.13 STRUKTUR ORGANISASI

Tabel 2.1 Struktur Organisasi PRTRW

(32)

23 2.14 FASILITAS

Fasilitas yang dimiliki pada Panti Rehabilitasi Tuna Rungu Wicara Bandung ini dibagi dalam beberap area, yaitu :

2.14.1 Area Publik

Area umum dibagi dalam beberapa ruangan :

• Ruang Resepsionis dan Informasi

Merupakan ruang yang pertama yang didatangi oleh para pengunjung Panti, ruangan ini berfungsi sebagai ruang informasi mengenai Panti Rehabilitasi dan informasi-informasi lain yang dibutuhkan.

• Ruang Tunggu

Merupakan ruang tunggu utama bagi semua pengunjung Panti Rehabilitasi.

• Ruang Serbaguna

Merupakan ruang pelengkap yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan umum, acara pertemuan ataupun seminar.

• Ruang Perpustakaan

Perpustakaan adalah fasilitas yang disediakan untuk para penghuni dan pengunjung yang ingin menggali informasi dari buku maupun literatur.

• Ruang Makan

Merupakan ruang pelengkap yang disediakan sebagai tempat makan dan bersantai.

• Ruang Klinik.

• Toilet

• Koperasi

2.14.2 Area Kantor

• Ruang Kepala Panti.

(33)

24

• Ruang Bendahara.

• Ruang Data dan Rapat.

• Ruang Fungsional.

• Ruang Penyantunan.

• Ruang Penyaluran.

• Toilet

2.14.3 Area Pembinaan dan Pelatihan

• Ruang Kelas.

• Ruang Pelatihan Menjahit.

• Ruang Pelatihan Tata Boga.

• Ruang Pelatihan Salon / Kecantikan.

• Ruang Komputer.

• Ruang Pelatihan Wina Wicara (Speech Theraphy).

2.14.4 Area Penunjang

• Gudang.

• Janitor.

• Penyimpanan Alat perkebunan.

• Dapur Umum.

• Ruang Genset.

Gambar 2.7. Kelayan-kelayan sedang keterampilan prakarya

(34)

25 2.15 ZONING

Pembagian ruangan ditentukan pada aspek kebutuhan dimana yang didominasi dengan area semi publik. Hasil ini didapat setelah melakukan pembelajaran terhadap kegiatan sehari-hari yang terjadi di panti rehabilitasi Tuna Netra dan Rungu Wicara Pemalang. Hal ini bisa terlihat secara umum pada sebagian besar area panti rehabilitasi contohnya adalah, area pelatihan, area asrama, area administrasi dan area klinik

Gambar 2.7. Zoning Area Adminstrasi

(Sumber: Penyusun)

Gambar 2.8. Zoning Area Klinik

(35)

26 Gambar 2.9. Zoning Area Pelatihan

(Sumber: Penyusun)

2.16 BLOCKING

(36)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tuna Rungu Wicara adalah orang yang mengalami gangguan pada pendengaran dan gangguan pada kemampuan berbicara. Penyebab kecacatan ini bisa oleh beberapa hal seperti, bawaan lahir, penyakit, kecelakaan dan faktor psikologis. Dampak dari cacat ini sangat berpengaruh pada penderita, terutama dalam pergaulan sosial dan dalam komunikasi sehari-hari.

Keterbatasan dalam berkomunikasi ini hanya pada sesama penderita tuna rungu dan orang yang mengerti bahasa isyarat. Hal ini menyebabkan tuna rungu wicara termasuk dalam golongan orang-orang yang berkebutuhan khusus yang mencakup dalam segala aspek. Dalam memenuhi kebutuhan tuna rungu wicara sangat diperlukan toleransi yang sangat besar, dikarenakan sifat yang dimiliki oleh penderita tersebut, seperti cepat marah dan mudah tersinggung yang diakibatkan karena sulitnya menyampaikan persaan atau keinginan secara lisan maupun memahami pembicaraan orang lain.

Dalam hal pendidikan tuna rungu wicara juga mempunyai keterbatasan dan membutuhkan penanganan khusus dalam menyampaikan semua materi pendidikannya, hal ini terjadi karena karakteristik dari tuna rungu wicara tersebut.

Di Bandung sendiri Panti Rehabiltasi Tuna Rungu Wicara saat ini boleh dikatakan tidak ada. Jika penderita tuna rungu yang ingin masuk ke panti dan mendapatkan pendidikan dan pelatihan harus pergi ke Jakarta atau Pemalang, Kedua kota ini merupakan kota terdekat dari Bandung.

(37)

2

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Masalah yang akan diteliti, dijabarkan dalam identifikasi masalah berikut :

• Bagaimana merencanakan Panti Rehabilitasi Tuna Rungu Wicara di Bandung yang dapat mengakomodasikan segala kegiatan yang terdapat didalamnya.

• Bagaimana merancang Panti Rehabilitasi Tuna Rungu Wicara di Bandung dengan mempertimbangkan dari segi penderita Tuna Rungu Wicara itu sendiri, terutama dari segi karakteristiknya.

1.3 RUMUSAN MASALAH

Panti rehabilitasi ini memiliki fungsi utama yaitu sebagai suatu tempat untuk mengakomodasikan kegiatan, administrasi, tempat tinggal, rehabilitasi dan pelatihan. Adapun rumusan masalah untuk pelatihan ini adalah :

• Bagaimana cara dalam mengatur organisasi ruang sesuai dengan aktivitas yang terdapat dalam panti rehabilitasi.

• Cara seperti apa yang efektif untuk interior Panti Rehabilitasi Tuna Rungu Wicara di Bandung, sesuai dengan karakter penderita cacat.

1.4 BATASAN MASALAH

Batasan dalam perancangan ini terdiri dari :

• Perancangan ruang dibatasi dengan eksisting yang ada.

(38)

3

1.5 MAKSUD DAN TUJUAN PERANCANGAN

Maksud

Menghadirkan dan menciptakan gubahan ruang yang sesuai dengan kriteria suatu panti rehabilitasi dan pendidikan bagi penyandang cacat tuna rungu wicara yang bersih, terorganisir serta memberikan fasilitas dan pelayanan baik dalam pelayanan medis maupun non medis.

Tujuan

(39)

Curriculum Vitae

I. Personal Info

Full Name : Joudy Rully

Address : Jl. Swadharma No. 27 Terusan Buah Batu, Bandung 40266 Place/Date of Birth : Jakarta 5 Mei 1983

Gender : Male

Marital Status : Singel

Religion : Islam

Phone : Home 022-7506327

Cell Phone 081395624795

/085722144362 / 022-72541274 Height/Weight : 168/ 75kg

Hobi : Reading, Aviation, Rocket Science, Computer, Cooking, Watching a Movie, Imagination, Computer Game, Learn something new, Traveling, Adventure.

II. Formal Education

- Universitas Komputer Indonesia Majoring Interior Design (2005-2010)

- Universitas Widyatama Majoring Accounting (2001-2004 Resign)

(40)

III. Seminar and Workshop

- As attendance on “Robotics Training Programs Basic and Advance” Presented by Kelompok Studi Robot Cerdas Universitas Komputer Indonesia, Bandung 30 Juli – 11 Agustus 2007.

- As attendance on “The Money Laundering Seminar” presented by Pojok Bursa Efek Jakarta cooporate with Univerisitas Widyatama, Bandung 15 Maret 2003. IV. Organization Activity dan Campus Activity

- Member of IVAO (International Virtual Aviation Organization) ID:325203.

- Staff of SMOOXS’s 2nd Clan, Point Blank.

- As a chief of Bandung sector for SLTP 1 Bukittinggi gathering class of 1998 at Puncak, February 14th-15th 2009.

- Chief of consumption on new student orientation committee of Interior Design faculty year 2008.

- Delegation from Interior Design faculty to select Universitas Komputer Indonesia delegation for University English Debate competition year 2008.

- Chief of delegation from Interior Design Faculty of Universitas Komputer Indonesia for joining at Interior Designers

Gathering committee, presented by Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Jawa Barat at Desember 2nd 2006. V. Skills

1. Computer Programs : - Microsoft Windows. - Microsoft Office. - Auto Cad.

- 3D Max (Modeling, Texturing, Animation, Lighting). - Fusion (Compositing Image for Animation and 3D Still

Images

(41)

- Photoshop. - Corel Draw. 2. Programming :

- Basic Stamp.

3. Computer Networking :

- Internet and Local Area Network Setup. 4. Equipment Skills :

- Photography (Nikon F-401s).

- Computer desktop service and assembly. - LAN cable setup.

6. Languages (Writing and Speaking) : - Indonesia language (Fair)

- English language (Fair)

- Padang languange (Excellent) - Sunda languange (Fair)

7. Other Skills :

- Flight Navigation (Fair) - Rocket Candy (Fair) - Fiber fabrication (Fair) VI. Working Experiences :

- As a Interior Designer for Checkin Area, International

Boarding Lounge, International Arrival at Husein Sastranegara International Airport Expanding Project (February 2010)

- As a teacher at Kids Center Sahabat anak Bandung, Komplek DDK no.5 (2006-2007).

- Ad a delegation teacher from Kids Center Sahabat Anak Bandung for SD Santa Angela Bandung (2006-2007)

- 3D Modeling, Texturing, Rendering, Lighting di Sphere Glass Studio Bandung (2005)

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Home Planners,Inc (1989). Affordanle Home Plans. Tucson, Arizona : Home Planners,Inc.

Neufert, Ernest (1996). Data Arsitek. Jakarta : Erlangga

Reznikoff, S. C (1986). Interior Graphic and Design Standards. New York : Whitney Library of Design.

LOFT PUBLICATIONS, SL (2006). Shops n Malls. Singapore : Page One Publishing Private Limited.

Rinnarii (2009).Tuna Rungu Wicara, http://rinnarii.blogspot.com/2009/11/saya-ingin-bercerita-sedikit-tentang.html

(2009). www.depsos.go.id

Kurniawati, Heni (2010). Deteksi Dini Kelainan Anak., www.begimana.com Cermin Dunia Kedokteran (1987).

(43)

i

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.

Objek dari penelitian yang penulis tampilkan sebagai judul Tugas Akhir adalah “PANTI REHABILITASI TUNA RUNGU WICARA BANDUNG” Dalam laporan ini penulis mencoba untuk merefleksikan rancangan interior pada fasilitas perawatan khusus bagi para penyandang cacat Tuna Rungu Wicara di kota Bandung. Adapun maksud dari penulisan laporan ini yaitu untuk memenuhi tugas yang telah diberikan pada mata kuliah Tugas Akhir (DI 38309) di program studi Desain Interior, Fakultas Desain, Universitas Komputer Indonesia.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa keberhasilan menyelesaikan laporan ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, dan kepedulian banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Demi kesempurnaan laporan ini, penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun. Mudah-mudahan laporan ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis serta mahasiswa pada umumnya.

Gambar

Gambar 2.1. Gedung Kantor PTNTRW DISTRARASTRA Pemalang
Gambar 2.2. Aktifitas pelatihan yang dilakukan oleh kelayan
Gambar 2.3. Kelayan-kelayan yang sudah lulus pendidikan
Gambar 2.4. Kelayan-kelayan yang melakukan kegiatan olah raga
+6

Referensi

Dokumen terkait

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2015 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2015

Kadar Protein, Indeks Putih Telur, dan Nilai Haugh Unit Telur Itik Setelah Perendaman Ekstrak Daun Salam ( Syzygium polyanthum ) dengan Waktu Penyimpanan yang Berbeda pada..

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “ Perancangan Progresives Dies Komponen Ring M7 ” dengan baik.. Maksud

Rumah sakit Ibu dan Anak (RSIA) adalah rumah sakit khusus yang memberikan pelayanan pada ibu baik ibu maternal, maupun ibu /wanita pada masalah reproduksi dan juga pelayanan

Hasil penelitian menjelaskan bahwa rasa dalam konsep budaya Jawa merupakan substansi keindahan tari Bedhaya Ela-ela, yang ditubuhkan oleh koreografer (Agus

Dalam pandangannya, perempuan diidentik dengan sosok yang lemah, halus dan emosional. Pandangan ini telah memposisikan perempuan sebagai mahkluk yang seolah-olah harus dilindungi

Tema yang diambil dalam penelitian ini adalah “ Dinamika Kelimpahan Mikroorganisme di Pertanaman Lada pada Lahan Bekas Tambang Timah yang diaplikasi Pupuk Hayati

Berdasarkan proses pelelangan pengadaan Barang/jasa bagian Layanan Pengadaan Sekretariat Daerah Kabupaten Buton Selatan Tahun Anggaran 2017, penawaran saudara dinyatakan