• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Syariah Dengan Metode Capital, Asset, Earnings, dan Liquidity yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2012-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Kesehatan Bank Syariah Dengan Metode Capital, Asset, Earnings, dan Liquidity yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2012-2015"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Populasi dan Sampel Penelitian

No Nama Bank Umum Syariah Kriteria Sampel

1 2 3

1 PT Bank Mega Syariah √ √ √ 1

2 PT Bank Muamalat Tbk √ √ √ 2

3 PT Bank BNI Syariah √ √ √ 3

4 PT Bank Syariah Mandiri √ √ √ 4

5 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Syariah √ √ - -

6 PT Bank BCA Syariah √ √ √ 5

7 PT Bank BRI Syariah √ √ √ 6

8 PT Bank Jabar Banten Syariah √ √ - -

9 PT Bank Panin Syariah Tbk √ √ √ 7

10 PT Bank Syariah Bukopin √ √ √ 8

11 PT Bank Victoria Syariah √ √ √ 9

12 PT Bank Maybank Syariah Indonesia √ √ - - Lampiran 2

Daftar Sampel Penelitian

No Nama Bank Umum Syariah

1 PT Bank Mega Syariah

2 PT Bank Muamalat Tbk

3 PT Bank BNI Syariah

4 PT Bank Syariah Mandiri

5 PT Bank BCA Syariah

6 PT Bank BRI Syariah

7 PT Bank JabarBantenSyariah

8 PT Bank Panin Syariah Tbk

(2)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainul 2002. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Pustaka Alvabet, Jakarta.

Bank Indonesia, 1993. Surat Edaran No.26/5/BPPP. Jakarta. Bank Indonesia, 1997. Surat Edaran No.30/2/UPPB. Jakarta.

Bank Indonesia, 1998. Surat Keputusan Direksi Bank IndonesiaNo. 31/147/KEP/ DIR Tentang Kualitas Aktiva Produktif. Jakarta.

Bank Indonesia, 1998. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/148/KEP/ DIR Tentang Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif. Jakarta.

Bank Indonesia, 2004. Surat Edaran No.6/23/DPNP. Jakarta

Bank Indonesia, 2007. Peraturan Bank Indonesia No.9/1/PBI/2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Jakarta.

Capra, M. Umer & Khan, Tariqullah, 2000. Regulation and Supervision of Islamic Banks.Jedah: IRTI-IDB.

Capra, M. Umer, 2000. Sistem Moneter Islam. Jakarta: Gema Insani Press & Tazkia Cendekia.

Dendawijaya, lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta. Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen.

Edisi Kedua. Universitas Sumatera Utara Press. Medan.

Faizah, Mutiatul. 2010. Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan pada PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk Periode 2006-2008 dengan Menggunakan Metode CAMELS. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Ghani, Ruslan Abdul. 2008. Analisis Kinerja pada PD. BPR Bank Pasar Kota Bandar Lampung di Bandar Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Harmono. 2011. Manajemen Keuangan. Jakarta. PT Bumi Aksara.

(3)

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Khoiriyah. 2008. Analisis Rasio Camel Untuk Menilai Kesehatan PT Bank Syariah Mandiri Periode 1997-2007. Universitas Islam Negeri Malang.

Oktafrida, Anggraeni. 2011. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Tahun 2006 – 2009. FE UNDIP, Semarang.

Rachmanto, Hernawa. 2006. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Syariah Dengan Menggunakan Metode Camel (Studi Kasus Pada PT Bank Syariah Mandiri). FE UII, Yogyakarta.

Risky, Melissa. 2012. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode CAMEL (Studi Kasus pada PT Bank Sulselbar Tahun 2008-2010). Universitas Hasanuddin.

Santoso, Totok dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi 2. Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Yulianti, Endang Diana. 2010. Pengaruh Rasio LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN Terhadap Net Interest Margin pada Bank Go Public. STIE PERBANAS.

(4)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri baik satu variable atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable lain. (Sugiyono 2014:13)

Jenis penelitian ini menganalisis data-data Laporan Keuangan yang kemudian ditabulasikan untuk menentukan kategori perusahaan perbankan tersebut dapat dikatakan sehat atau tidak sehat. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa Laporan Keuangan Bank yang telah diaudit oleh auditor independen dan sudah dipublikasikan. Dimensi waktu yang digunakan adalah time series dan penelitian dilakukan secara Cross Sectional.

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

(5)

Definisi operasional variable rasio Capital, Asset, Earnings, dan Liquidity yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Permodalan (Capital)

Berdasarkan SE. No.9/24/DPbS, penilaian permodalan dimaksudkan untuk menilai kecukupan modal Bank dalam mengamankan eksposur risiko posisi dan mengantisipasi eksposur risiko yang akan muncul.

2. Kualitas Aktiva Produktif (Asset)

Berdasarkan SE. No.9/24/DPbS, penilaian kualitas aset merupakan penilaian terhadap kondisi aset bank dan kecukupan manajemen risiko pembiayaan. Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul.

3. Rentabilitas (Earnings)

Berdasarkan SE. No.9/24/DPbS, penilaian rentabilitas merupakan penilaian terhadap kondisi dan kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan dalam rangka mendukung kegiatan operasional dan permodalan.

4. Likuiditas (Liquidity)

(6)

memelihara tingkat likuiditas yang memadai termasuk antisipasi atas risiko likuiditas yang akan muncul.

Skala pengukuran yang digunakan dalam variabel independen dan variabel dependen adalah skala rasio. Menurut Erlina (2008:59), skala rasio adalah skala pengurkuran yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak, dan perbandingan variabel yang diukur. Skala rasio menggunakan nilai absolut sehingga memperbaiki skala interval yang menggunakan nilai relatif.

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

No Variabel Definisi Skala Pengukuran

1 Capital

Rasio perbandingan antara Modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko Rasio

2 Asset Quality Rasio perbandingan antara Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan dengan Aktiva Produktif Rasio Rasio Perbandingan antara PPAP yang

dibentuk Bank dengan PPAP

yang Wajib dibentuk Bank

Rasio

3 Earning

(7)

terhadap Pendapatan Operasional

4 Liquidity

Rasio perbandiingan antaraTotal Kredit dengan Total dana

pihak ketiga

Rasio

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu (Erlina, 2008:75). Menurut Sugiyono (2004:72) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya.

Didalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah bank umum syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah bank umum syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2015 ada sebanyak 12 bank umum syariah.

(8)

ditentukan oleh sang peneliti untuk mendapatkan sampling yang memadai dan valid.

Adapun kriteria sampel yang dijadikan peneliti sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

1. Bank umum syariah yang masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012 sampai dengan tahun 2015.

2. Bank umum syariah yang memiliki data laporan keuangan yang lengkap dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015.

3. Dalam laporan keuangan bank umum syariah tersebut terdapat akun aset berupa Capital, Asset, Earning dan Liquidity.

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel diatas, bank umum syariah yang memenuhi kriteria untuk menjadi sampel adalah 9 bank umum syariah yang akan dijelaskan pada table 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Daftar Populasi dan Sampel Bank Syariah

No Nama Bank Umum Syariah Kriteria Sampel

1 2 3

1 PT Bank Mega Syariah √ √ √ 1

2 PT Bank Muamalat Tbk √ √ √ 2

3 PT Bank BNI Syariah √ √ √ 3

4 PT Bank Syariah Mandiri √ √ √ 4

5 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Syariah √ √ - -

6 PT Bank BCA Syariah √ √ √ 5

7 PT Bank BRI Syariah √ √ √ 6

8 PT Bank Jabar Banten Syariah √ √ - -

9 PT Bank Panin Syariah Tbk √ √ √ 7

10 PT Bank Syariah Bukopin √ √ √ 8

11 PT Bank Victoria Syariah √ √ √ 9

12 PT Bank Maybank Syariah Indonesia √ √ - -

(9)

Berdasarkan tabel diatas, yang memenuhi kriteria untuk menjadi sampel

dalam penelitian ini dari 12 populasi tersebut adalah 9 bank umum syariah yaitu,

PT Bank Mega Syariah, PT Bank Muamalat Tbk, PT Bank BNI Syariah, PT Bank

Syariah Mandiri, PT Bank BCA Syariah, PT Bank BRI Syariah, PT Bank Panin

Syariah Tbk dan PT Bank Syariah Bukopin, PT Bank Victoria Syariah Tbk. Maka

jumlah laporan keuangan tahunan yang diamati adalah berjumlah 36 laporan

keuangan tahunan ( 9 x 4 laporan keuangan tahunan).

3.4. Jenis Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:147), data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

Penelitian ini menggunakan kombinasi antara data time series dan cross section atau sering disebut dengan pooling data. Data time series atau disebut juga data deret waktu merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan. Sementara itu, data cross section atau sering disebut data satu waktu merupakan sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja.

(10)

Pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari data-data yang ada dalam objek penelitian. Data penelitian ini diperoleh dari internet melalui situs bank umum syariah masing-masing yang sudah didata sebelumnya dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. Data yang diperoleh berupa laporan keuangan yang telah diaudit dan dipublikasikan per 31 Desember selama periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2015.

3.6. Teknik Analisis Data

Terdapat beberapa tahapan dalam menganalisis data yaitu:

1. Mengumpulkan data yang dibutuhkan, yaitu berupa laporan keuangan yang sebelumnya telah diaudit oleh auditor independen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012-2015.

2. .Mengumpulkan data lainnya yang dibutuhkan dalam melengkapi analisis data yang terkait dengan cara melakukan studi kepustakaan.

3. Melakukan perhitungan serta penilaian kesehatan bank syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012-2015 berdasarkan aspek-aspek berikut:

Aspek capital atau permodalan yang menggunakan rasio capital adequacy ratio (CAR).

(11)

Aspek Earnings yang menggunakan rasio Return On Asset (ROA) dan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).

Aspek Liqudity yang menggunakan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR).

4. Melakukan analisis data dari laporan keuangan guna mengetahui tingkat kesehatan perbankan syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012-2015 yang dinilai menggunakan rasio Capital, Asset, Earnings, dan Liquidity.

(12)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/1/Pbi/2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah bahwa dalam menilai tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah meliputi enam rasio penilaian, yaitu rasio capital, asset quality, management, earnings, liquidity, dan sensitifity to market risk. Namun dalam penelitian ini penulis hanya

menggunakan empat rasio penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang objeknya perbankan syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012-2015, dikarenakan adanya keterbatasan data. Dan keempat rasio yang dinilai yaitu rasio capital, asset quality, earnings, dan liquidity.

4.1. Capital (Permodalan)

Dalam melakukan penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan rasio capital berdasarkan prinsip syariah yaitu sebagai berikut : •

(13)

Tabel 4.1

Perhitungan Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank BCA Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Modal 308.458 308.589 320.154 637.854 ATMR 671.428 980.624 1.437.148 2.157.000

CAR 45,940% 31,468% 22,28% 29,57%

NK CAR 469,405 324,686 1.222 1.295

N K F CAR 117,351 81,171 415,74 440,54

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel 4.2

Perhitungan Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank BRI Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Modal 1.034.367 1.112.727 1.765.133 1.767.087 ATMR 7.018.331 9.803.081 12.180.402 13.704.726

CAR 14,738% 11,350% 14,49% 12,89%

NK CAR 157,380 123,507 1.144 1.128

N K F CAR 39,345 30,877 286,23 282,23

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel 4.3

Perhitungan Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank BNI Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Modal 1.097.119 1.198.018 1.365.396 2.004.358 ATMR 5.308.176 8.423.243 8.413.837 10.686.023

CAR 20,668% 14,222% 16,23% 18,76%

NK CAR 216,684 152,227 1.162 1.187

N K F CAR 54,172 38,056 290,57 296,89

(14)

Tabel 4.4

Perhitungan Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Syariah Mandiri

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Modal 3.720.674 4.567.310 5.344.901 5.571.760 ATMR 25.540.366 33.039.066 37.841.216 37.614.065

CAR 14,567% 13,824% 14,12% 14,81%

NK CAR 155,678 148,239 1.141 1.148

N K F CAR 38,919 37,059 285,31 287,03

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel 4.5

Perhitungan Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Bukopin Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Modal 301.859 331.199 358.919 567.308 ATMR 1.973.954 2.591.576 3.232.827 3.578.295

CAR 15,292% 12,779% 11,10% 15,85%

NK CAR 162,921 137,798 1.111 1.158

N K F CAR 40,730 34,449 277,76 289,64

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel 4.6

Perhitungan Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Mega Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Modal 441.469 578.863 770.053 787.449 ATMR 3.670.437 4.285.662 4.523.534 5.125.562

CAR 12,027% 13,507% 17,02% 75,36%

NK CAR 130,277 145,070 1.170 1.153

N K F CAR 32,569 36,267 292,56 288,41

(15)

Tabel 4.7

Perhitungan Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Muamalat (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Modal 2.415.629 3.635.287 4.291.093 4.248.106 ATMR 20.109.146 31.422.598 34.414.939 35.543.623

CAR 12,012% 11,569% 12,47% 11,95%

NK CAR 130,125 125,690 1.124 1.119

N K F CAR 32,531 31,422 281,17 279,88

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel 4.8

Perhitungan Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Panin Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Modal 452.867.000 483.369.000 525.995 1.072.794 ATMR 730.724.000 1.501.121 1.734.583 2.563.836

CAR 61,975% 32,200% 30,32% 41,84%

NK CAR 626,751 332,005 1.303 1.418

N K F CAR 157,437 83,001 325,81 354,61

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel 4.9

Perhitungan Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Victoria Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Modal 135.785.000 154.259.000 156.581 185.315 ATMR 420.408.000 549.306.000 550.564 573.654

CAR 32,298% 28,082% 28,44% 32,30%

NK CAR 332,983 290,825 1.284 1.323

N K F CAR 83,246 72,706 321,10 330,76

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel 4.10

Kriteria Penilaian Capital Adequacy Ratio (CAR)

No Predikat Rasio (%) Nilai kredit

1 Sehat >8 81 – 100

(16)

Sumber : Lampiran SE-BI No.9/24/DPbS, 2007

4.2. Asset Quality (Kualitas Aset)

Dalam melakukan penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan rasio asset quality berdasarkan prinsip syariah yaitu sebagai berikut :

a. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) −

− Perhitungan NK Faktor KAP = NK KAP x Bobot KAP Ket: APyD: Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan

Tabel. 4.11

Perhitungan Rasio Kualitas Aktiva Produktif pada Bank BCA Syariah (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

APyD 8.392,85 12.257,8 14.454 17.356

Aktiva Produktif 1.151.200 1.523.600 3.675.400 5.744.000

Rasio KAP 0,73% 0,80% 0,39% 0,30%

Nilai Kredit KAP 98,473 97,970 100,712 101,319 NK Faktor KAP 24,618 24,492 25,178 25,330 Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.12

Perhitungan Rasio Kualitas Aktiva Produktif pada Bank BRI Syariah (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

APyD 87.614,8 122.538,5 125.210 127.542 Aktiva Produktif 10.157.560 13.334.284 16.910.000 15.725.000

Rasio KAP 0,86% 0,92% 0,74% 0,81%

(17)

Tabel. 4.13

Perhitungan Rasio Kualitas Aktiva Produktif pada Bank BNI Syariah (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

APyD 66.352,2 106.196,5 72.432 81.000 Aktiva Produktif 7.826.113 9.769.272 10.347.000 12.251.000

Rasio KAP 0,85% 1,09% 0,70% 0,66%

Nilai kredit KAP 97,681 96,086 98,666 98,926 NK Faktor KAP 24,420 24,022 24,667 24,731 Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.14

Perhitungan Rasio Kualitas Aktiva Produktif pada Bank Syariah Mandiri

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

APyD 319.254,6 412.988,3 452.745 523.458 Aktiva Produktif 44.918.000 50.640.000 58.956.000 60.395.000

Rasio KAP 0,71% 0,82% 0,77% 0,87%

Nilai kredit KAP 98,595 97,896 98,214 97,555 NK Faktor KAP 24,649 24,474 24,533 24,389 Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.15

Perhitungan Rasio Kualitas Aktiva Produktif pada Bank Bukopin Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

APyD 24.674 32.395 44.241 53.362

Aktiva Produktif 2.730.000 3.620.000 4.822.000 6.875.000

Rasio KAP 0,90% 0,89% 0,92% 0,78%

(18)

Tabel. 4.16

Perhitungan Rasio Kualitas Aktiva Produktif pada Bank Mega Syariah (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

APyD 45.881 53.571 61.344 67.100

Aktiva Produktif 5.134.000 7.547.000 9.920.000 11.890.000

Rasio KAP 0,89% 0,71% 0,62% 0,56%

Nilai kredit KAP 97,376 98,601 99,211 99,571 NK Faktor KAP 24,344 24,650 24,803 24,893 Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.17

Perhitungan Rasio Kualitas Aktiva Produktif pada Bank Muamalat (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

APyD 251.364 392.782 470.500 520.770

Aktiva Produktif 31.032.910 42.768.700 52.988.200 58.233.000

Rasio KAP 0,81% 0,92% 0,89% 0,89%

Nilai kredit KAP 97,933 97,211 97,415 97,371 NK Faktor KAP 24,483 24,303 24,354 24,343 Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.18

Perhitungan Rasio Kualitas Aktiva Produktif pada Bank Panin Syariah (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

APyD 9.134 18.764 20.544 27.870

Aktiva Produktif 981.590 2.111.000 2.899.700 3.674.560

Rasio KAP 0,93% 0,89% 0,71% 0,76%

(19)

Tabel. 4.19

Perhitungan Rasio Kualitas Aktiva Produktif pada Bank Victoria Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

APyD 3.755 6.866 9.760 10.980

Aktiva Produktif 502.535 715.283 899.344 970.610

Rasio KAP 0,75% 0,96% 1,09% 1,13%

Nilai kredit KAP 98,352 96,934 96,098 95,792 NK Faktor KAP 24,588 24,234 24,025 23,948 Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.20

Kriteria Penilaian Rasio Kualitas Aktiva Produktif

No Predikat Rasio (%) Nilai kredit

1 Sehat < 10,35 81 – 100

2 Cukup sehat 10,36 – 12,60 66 – <81 3 Kurang sehat 12,61 – 14,85 51 – <66

4 Tidak Sehat >14,86 0 – <51

Sumber : Lampiran SE-BI No.9/24/DPbS, 2007

b. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) −

− Perhitungan NK Faktor PPAP = NK Rasio PPAP x Bobot PPAP Tabel 4.21

Perhitungan Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif pada Bank BCA Syariah

(dalam ribuan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

PPAP Bank 11.624.000 7.675.000 9.542.000 16.763.000 PPAP Wajib Bank 10.811.000 6.003.000 8.243.000 15.823.000 Rasio PPAP 107,520% 127,853% 115,759% 105,941% Nilai kredit PPAP 107,520 127,853 115,759 105,941

NK Faktor PPAP 5,376 6,393 5,788 5,297

(20)

Tabel. 4.22

Perhitungan Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif pada Bank BRI Syariah

(dalam ribuan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

PPAP Bank 140.477.000 239.675.000 247.345.00 335.654.000 PPAP Wajib Bank 140.477.000 239.675.000 223.998.000 325.654.00 Rasio PPAP 100,000% 100,000% 110,423% 103,071% Nilai kredit PPAP 100,000 100,000 110,423 103,071

NK Faktor PPAP 5,000 5,000 5,521 5,154

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.23

Perhitungan Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif pada Bank BNI Syariah

(dalam ribuan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

PPAP Bank 131.206.000 130.050.000 134.400.000 137.600.000 PPAP Wajib Bank 131.169.000 129.456.000 132.000.000 134.000.000 Rasio PPAP 100,028% 10,459% 101,818% 102,687% Nilai kredit PPAP 100,028 10,459 101,818 102,687

NK Faktor PPAP 5,001 5,023 5,091 5,134

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.24

Perhitungan Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif pada Bank Syariah Mandiri

(dalam ribuan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

PPAP Bank 1.058.180 1.413.301 1.532.000 1.852.000 PPAP Wajib Bank 982.864 1.283.842 1.321.000 1.350.000 Rasio PPAP 107,663% 110,084% 115,973% 117,185% Nilai kredit PPAP 107,663 110,084 115,973 117,185

NK Faktor PPAP 5,383 5,504 5,779 5,859

(21)

Tabel. 4.25

Perhitungan Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif pada Bank Bukopin Syariah

(dalam ribuan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

PPAP Bank 129.198.000 172.116.000 201.435.000 231.324.000 PPAP Wajib Bank 103.385.000 153.683.000 190.000.000 229.000.000 Rasio PPAP 124,968% 111,994% 106,018% 101,015% Nilai kredit PPAP 124,968 111,994 106,018 101,015

NK Faktor PPAP 6,248 5,600 5,301 5,051

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.26

Perhitungan Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif pada Bank Mega Syariah

(dalam ribuan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

PPAP Bank 86.009.000 142.455.000 145.776.000 180.400.000 PPAP Wajib Bank 85.536.000 133.499.000 135.880.000 165.552.000 Rasio PPAP 100,553% 106,709% 107,283% 108,969% Nilai kredit PPAP 100,553 106,709 107,283 108,969

NK Faktor PPAP 5,028 5,335 5,364 5,448

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.27

Perhitungan Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif pada Bank Muamalat

(dalam ribuan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

PPAP Bank 433.425.000 468.432.000 490.770.000 540.344.000 PPAP Wajib Bank 432.848.000 427.131.000 430.670.000 438.400.000 Rasio PPAP 100,133% 109,669% 113,955% 123,254% Nilai kredit PPAP 100,133 109,669 113,955 123,254

NK Faktor PPAP 5,007 5,483 5,698 6,163

(22)

Tabel. 4.28

Perhitungan Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif pada Bank Panin Syariah

(dalam ribuan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

PPAP Bank 7.584.000 14.969.000 16.540.000 18.673.000 PPAP Wajib Bank 7.584.000 14.969.000 15.390.000 17.322.000 Rasio PPAP 100,000% 100,000% 107,472% 107,799% Nilai kredit PPAP 100,000 100,000 107,472 107,799

NK Faktor PPAP 5,000 5,000 5,374 5,390

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.29

Perhitungan Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif pada Bank Victoria Syariah

(dalam ribuan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

PPAP Bank 4.959.000 10.658.000 12.611.000 15.390.000 PPAP Wajib Bank 3.600.000 10.405.000 11.700.000 13.431.000 Rasio PPAP 137,750% 102,432% 107,786% 114,586% Nilai kredit PPAP 137,750 102,432 107,786 114,586

NK Faktor PPAP 6,888 5,122 5,389 5,729

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.30

Kriteria Penilaian Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

No Predikat Rasio (%) Nilai kredit

1 Sehat >81 81 – 100

2 Cukup sehat 66 - 81 66 – <81

3 Kurang sehat 51 - 66 51 – 66

4 Tidak Sehat < 51 0 – 51

Sumber : Lampiran SE-BI No.9/24/DPbS, 2007

4.3. Earnings (Rentabilitas)

(23)

a. Return On Asset (ROA) −

− Nilai Kredit Faktor ROA = NK Rasio ROA x Bobot ROA Tabel. 4.31

Perhitungan Rasio Return On Asset (ROA) pada Bank BCA Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Laba s. Pajak 15.074 29.841 31.645 35.635 Total Aktiva 1.217.097 1.602.181 1.782.000 1.911.000

Rasio ROA 1,239% 1,863% 1,776% 1,865%

Nilai kredit ROA 82,568 124,168 118,388 124,315

NK Faktor ROA 4,128 6,208 5,919 6,216

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.32

Perhitungan Rasio Return On Asset (ROA) pada Bank BRI Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Laba s. Pajak 16.701 138.052 142.643 147.643 Total Aktiva 1.200.823 14.088.914 10.534.000 10.976.000

Rasio ROA 1,391% 0,980% 1,353% 1,345%

Nilai kredit ROA 92,720 65,324 90,206 89,676

NK Faktor ROA 4,636 3,266 4,510 4,484

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.33

Perhitungan Rasio Return On Asset (ROA) pada Bank BNI Syariah (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Laba s. Pajak 109.165 186.218 197.311 201.736 Total Aktiva 8.466.887 10.645.313 11.345.000 13.746.000

(24)

Nilai kredit ROA 85,954 116,620 115,946 97,840

NK Faktor ROA 4,298 5,831 5,797 4,892

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.34

Perhitungan Rasio Return On Asset (ROA) pada Bank Syariah Mandiri

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Laba s. Pajak 1.909.952 2.722.183 3.853.000 3.992.000 Total Aktiva 48.671.950 54.229.396 55.736.000 58.834.000

Rasio ROA 3,924% 5,020% 6,913% 6,785%

Nilai kredit ROA 261,609 334,650 460,863 452,346

NK Faktor ROA 13,080 16,733 23,043 22,617

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.35

Perhitungan Rasio Return On Asset (ROA) pada Bank Bukopin Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Laba s. Pajak 15.021 24.354 26.937 28.466 Total Aktiva 1.230.026 1.616.107 1.864.000 1.322.000

Rasio ROA 1,221% 1,507% 1,445% 2,153%

Nilai kredit ROA 81,417 100,464 96,341 143,550

NK Faktor ROA 4,071 5,023 4,817 7,178

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.36

Perhitungan Rasio Return On Asset (ROA) pada Bank Mega Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Laba s. Pajak 72.058 246.728 260.555 290.000 Total Aktiva 5.565.724 8.164.921 9.711.000 10.433.700

Rasio ROA 1,295% 3,022% 2,683% 2.779%

Nilai kredit ROA 86,312 201,454 178,873 185,297

NK Faktor ROA 4,316 10,073 8,944 9,265

(25)

Tabel. 4.37

Perhitungan Rasio Return On Asset (ROA) pada Bank Muamalat (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Laba s. Pajak 670.640 1.120.895 800.760 980.750 Total Aktiva 32.479.506 44.854.413 58.800.000 60.000.000

Rasio ROA 2,065% 2,449% 1,362% 1,635%

Nilai kredit ROA 137,654 166,598 90,789 108,972

NK Faktor ROA 6,883 8,330 4,539 5,449

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.38

Perhitungan Rasio Return On Asset (ROA) pada Bank Panin Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Laba s. Pajak 12.410 35.408 37.670 41.312 Total Aktiva 1.016.878 2.136.576 2.900.134 3.112.000

Rasio ROA 1,220% 1,657% 1,299% 1,328%

Nilai kredit ROA 81,360 110,482 86,594 88,500

NK Faktor ROA 4,068 5,524 4,330 4,425

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.39

Perhitungan Rasio Return On Asset (ROA) pada Bank Victoria Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Laba s. Pajak 32.370 42.534 45.328 47.711 Total Aktiva 1.642.026 2.939.472 1.911.231 2.810.100

Rasio ROA 1,971% 1,447% 2,372% 1,698%

Nilai kredit ROA 131,423 96,466 158,111 113,189

NK Faktor ROA 6,571 4,823 7,906 5,659

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.40

Kriteria Penilaian Return On Asset (ROA)

No Predikat Rasio (%) Nilai kredit

(26)

3 Kurang sehat 0,77 – 0,98 51 – <66

4 Tidak Sehat < 0,76 0 – <51

Sumber : Lampiran SE-BI No.9/24/DPbS, 2007

b. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) −

− Nilai Kredit Faktor BOPO = NK BOPO x Bobot Rasio BOPO

Tabel. 4.41

Perhitungan Rasio BOPO pada Bank BCA Syariah (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

B. Operasional 50.192 61.544 67.865 70.874 P. Operasional 144.381 171.381 192.300 213.324 Rasio BOPO 34,764% 35,911% 35,291% 33,224% Nilai kredit BOPO 815,46 801,12 808,86 834,70 NK Faktor BOPO 40,773 40,056 40,443 41,735 Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.42

Perhitungan Rasio BOPO pada Bank BRI Syariah (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

B. Operasional 657.098 742.068 834.746 974.898 P. Operasional 1.141.770 1.507.472 1.695.000 1.899.764 Rasio BOPO 57,551% 49,226% 49,248% 51,317% Nilai kredit BOPO 530,61 634,68 634,41 608,54 NK Faktor BOPO 26,531 31,734 31,720 30,427 Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.43

Perhitungan Rasio BOPO pada Bank BNI Syariah (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

(27)

Rasio BOPO 38,993% 53,508% 48,447% 46,382% Nilai kredit BOPO 762,59 581,15 644,41 670,22 NK Faktor BOPO 389,129 29,058 32,221 33,511 Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.44

Perhitungan Rasio BOPO pada Bank Syariah Mandiri (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

B. Operasional 1.956.976 2.388.613 2.476.000 2.687.000 P. Operasional 5.056.218 6.005.278 6.865.000 7.234.000 Rasio BOPO 38,704% 39,447% 36,067% 37,144% Nilai kredit BOPO 766,20 756,92 799,16 785,70 NK Faktor BOPO 38,310 37,846 39,958 39,285 Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.45

Perhitungan Rasio BOPO pada Bank Bukopin Syariah (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

B. Operasional 230.238 245.305 255.756 237.656 P. Operasional 285.058 311.220 365.656 401.564 Rasio BOPO 80,769% 78,821% 69,944% 68,148% Nilai kredit BOPO 240,39 264,74 375,69 398,16 NK Faktor BOPO 12,019 13,237 18,785 19,908 Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.46

Perhitungan Rasio BOPO pada Bank Mega Syariah (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

(28)

Tabel. 4.47

Perhitungan Rasio BOPO pada Bank Muamalat (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

B. Operasional 1.003.051 1.248.270 1.472.000 1.623.000 P. Operasional 2.674.527 3.384.835 3.623.000 3.873.000 Rasio BOPO 37,504% 36,900% 40,629% 41,905% Nilai kredit BOPO 781,20 788, 742,13 726,18 NK Faktor BOPO 39..060 39,437 37,107 36,309 Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.48

Perhitungan Rasio BOPO pada Bank Panin Syariah (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

B. Operasional 30.638.000 40.382.000 41.032.000 41.456.734 P. Operasional 74.894.000 152.468.000 162.645 173.735 Rasio BOPO 40,908% 26,486% 25,228% 23,862% Nilai kredit BOPO 738,64 918,93 934,65 951,72 NK Faktor BOPO 36,932 45,947 46,733 47,586 Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.49

Perhitungan Rasio BOPO pada Bank Victoria Syariah (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

B. Operasional 16.772 34.308 36.745 39.534 P. Operasional 73.682 83.490 855.634 89.735 Rasio BOPO 22,763% 41,092% 42,909% 44,056% Nilai kredit BOPO 965,47 736,35 713,63 699,30 NK Faktor BOPO 48,278 36,817 35,682 34,965 Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.50

Kriteria Penilaian Rasio BOPO

No Predikat Rasio (%) Nilai kredit

1 Sehat < 93,52 81 – 100

2 Cukup sehat 93,52 – 94,73 66 – <81

(29)

4 Tidak Sehat >95,92 0 – <51 Sumber : Lampiran SE-BI No.9/24/DPbS, 2007

4.4. Liquidity (Likuiditas)

Dalam melakukan penilaian tingkat kesehataan bank dengan menggunakan tingkat rasio liquidity berdasarkan prinsip syariah yaitu sebagai berikut:

− Nilai Kredit Faktor LDR = Nilai Kredit LDR x Bobot LDR Tabel. 4.51

Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank BCA Syariah (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Total Kredit 680.900 1.007.700 1.239.000 1.374.749 Total DPK 864.140 1.261.800 1.342.000 1.541.000

Rasio LDR 78,80% 79,86% 92,32% 89,21%

Nilai kredit LDR 144,805 140,552 90,700 90,700

NK Faktor LDR 7,240 7,028 4,535 5,158

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.52

Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank BRI Syariah (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Total Kredit 1.760.141 2,663.262 2,748.237 2.910.000 Total DPK 9.906.412 11.984.889 12.236.000 12.632.000

Rasio LDR 17,77% 22,29% 22,46% 23,04%

Nilai kredit LDR 388,929 370,845 370,159 367,853

NK Faktor LDR 19,446 18,542 18,508 18,393

(30)

Tabel. 4.53

Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank BNI Syariah (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Total Kredit 5.310.292 7.697.139 7.894.000 8.298.000 Total DPK 6.756.261 8.890.036 9.534.000 10.342.000

Rasio LDR 78,60% 86,53% 82,80% 80,24%

Nilai kredit LDR 145,608 113,898 128,806 139,056

NK Faktor LDR 7,280 5,695 6,440 6,953

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.54

Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Syariah Mandiri

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Total Kredit 36.727.000 44.755.000 47.874.000 49354.000 Total DPK 42.620.000 47.410.000 55.954.000 52.265.000

Rasio LDR 86,17% 94,40% 85,56% 94,43%

Nilai kredit LDR 115,307 82,400 177,762 82,279

NK Faktor LDR 5,765 4,120 5,888 4,114

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.55

Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Bukopin Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Total Kredit 1.917.220 2.631.021 3.734.000 3.982.000 Total DPK 2.291.738 2.850.784 4.236.000 10.356.000

Rasio LDR 83,66% 92,29% 88,15% 38,45%

Nilai kredit LDR 125,368 90,835 107,403 306,195

NK Faktor LDR 6,268 4,542 5,370 15,310

[image:30.595.140.524.187.331.2] [image:30.595.132.527.354.510.2] [image:30.595.134.527.534.687.2]
(31)

Tabel. 4.56

Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Mega Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Total Kredit 4.095.000 6.214.000 6.523.000 6.923.145 Total DPK 4.934.000 7.109.000 7.325.000 7.593.000

Rasio LDR 83,00% 87,41% 89,05% 91,18%

Nilai kredit LDR 128,018 110,359 103,795 95,288

NK Faktor LDR 6,401 5,518 5,190 4,764

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.57

Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Muamalat (dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Total Kredit 22.469.190 32.861.440 37.456.000 41.537.000 Total DPK 26.766.900 34.903.830 40.435.000 44.862.000

Rasio LDR 83,94% 94,15% 92,63% 92,59%

Nilai kredit LDR 124,224 83,406 89,470 89,646

NK Faktor LDR 6,211 4,170 4,473 4,482

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.58

Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Panin Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Total Kredit 301.807.000 743.482.000 758.523.000 936.534.000 Total DPK 419.770 1.223.000 1.654.000 1.954.000

Rasio LDR 71,90% 60,79% 45,86% 47,93%

Nilai kredit LDR 172,407 216,833 276,560 268,284

NK Faktor LDR 8,620 10,842 13,828 13,414

[image:31.595.133.525.183.343.2] [image:31.595.134.531.366.509.2] [image:31.595.133.528.533.688.2]
(32)

Tabel. 4.59

Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Victoria Syariah

(dalam jutaan rupiah)

Komponen Tahun

2012 2013 2014 2015

Total Kredit 214.000 476.810 532.000 542.356 Total DPK 456.000 546.324 683.000 732.456

Rasio LDR 46,02% 73,77% 77,89% 74,05%

Nilai kredit LDR 275,914 164,910 148,433 163,815

NK Faktor LDR 13,796 8,245 7,422 8,191

Sumber: data sekunder yang telah diolah 2016

Tabel. 4.60

Kriteria Penilaian Loan to Deposit Ratio (LDR)

No Predikat Rasio (%) Nilai kredit

1 Sehat < 94,755 81 – 100

2 Cukup sehat 94,755 – 98,75 66 – <81 3 Kurang sehat 98,75 – 102,25 51 – <66

4 Tidak Sehat >102,25 0 – <51

Sumber : Lampiran SE-BI No.9/24/DPbS, 2007

4.5. Pembahasan

4.5.1. Penilaian Kesehatan Pada BCA Syariah

[image:32.595.135.526.184.367.2] [image:32.595.141.527.368.465.2]
(33)

kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8%, maka rasio yang dicapai oleh BCA Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan rasio aktiva produktif yang diklasifikasi pada BCA Syariah berdasarkan aspek asset quality pada tahun 2012 sebesar 0,73% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 0,80% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 0,39% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 0,30% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio Kualitas Aktiva Produktif pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 10,35%, maka rasio yang dicapai BCA Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

(34)

dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar lebih dari 81%, maka rasio yang dicapai BCA Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan Return On Asset (ROA) pada BCA Syariah berdasarkan aspek earnings pada tahun 2012 sebesar 1,239% sehingga memperoleh predikat cukup sehat, pada tahun 2013 sebesar 1, 863% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 1,776% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 1,865% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio ROA pada tahun 2012 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar lebih dari 1,22%, maka rasio yang dicapai BCA Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

(35)

2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 93,52% maka rasio yang dicapai BCA Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan loan to deposit ratio (LDR) pada BCA Syariah berdasarkan aspek liquidity pada tahun 2012 sebesar 78,80% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 79,86% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 92,32% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 89,21% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio LDR pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 94,755% maka rasio yang dicapai BCA Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

4.5.2. Penilaian Kesehatan pada BRI Syariah

(36)

2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8%, maka rasio yang dicapai oleh BRI Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan rasio Aktiva Produktif yang diklasifikasi pada BRI Syariah berdasarkan aspek asset quality pada tahun 2012 sebesar 0,86% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 0,92% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 0,74% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 0,81% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio kualitas Aktiva Produktif pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 10,35%, maka rasio yang dicapai BRI Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

(37)

tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar lebih dari 81%, maka rasio yang dicapai BRI Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan Return On Asset (ROA) pada BRI Syariah berdasarkan aspek earnings pada tahun 2012 sebesar 1,391% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 0,980% sehingga memperoleh predikat cukup sehat, pada tahun 2014 sebesar 1,353% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 1,345%. Rasio ROA pada tahun 2013 dikategorikan dalam predikat cukup sehat, sedangkan pada tahun 2012, 2014, dan 2015 dikategorikan dalam predikat sehat, karena lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar lebih dari 1,22%.

(38)

2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 93,52% maka rasio yang dicapai BRI Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan Loan To Deposit ratio (LDR) pada BRI Syariah berdasarkan aspek liquidity pada tahun 2012 sebesar 17,77% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 22,29% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 22,46% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada atahun 2015 sebesar 23,04% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio LDR pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 94,755% maka rasio yang dicapai BRI Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

4.5.3. Penilaian Kesehatan Pada BNI Syariah

(39)

pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8%, maka rasio yang dicapai oleh BNI Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan rasio Aktiva Produktif yang diklasifikasi pada BNI Syariah berdasarkan aspek asset quality pada tahun 2012 sebesar 0,85% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 1,09% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 0,70% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2015 sebesar 0,66% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio kualitas aktiva produktif pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 10,35%, maka rasio yang dicapai BNI Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

(40)

Aktiva Produktif pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar lebih dari 81%, maka rasio yang dicapai BNI Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan Return On Asset (ROA) pada BNI Syariah berdasarkan aspek earnings pada tahun 2012 sebesar 1,289%% sehingga memperoleh predikat kurang sehat, pada tahun 2013 sebesar 1,749% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 1,739% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2015 sebesar 1,468% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio ROA pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar lebih dari 1,22%, maka rasio yang dicapai BNI Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

(41)

terhadap pendapatan operasional pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 93,52% maka rasio yang dicapai BNI Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada BNI Syariah berdasarkan aspek liquidity pada tahun 2012 sebesar 78,60% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 86,53% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 82,80% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2015 sebesar 80,24% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio LDR pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 94,755% maka rasio yang dicapai BNI Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

4.5.4. Penilaian Kesehatan Pada Bank Syariah Mandiri

(42)

2015 sebesar 14,81% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio CAR pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8%, maka rasio yang dicapai oleh Bank Syariah Mandiri pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan Rasio Aktiva Produktif yang diklasifikasi pada Bank Syariah Mandiri berdasarkan aspek asset quality pada tahun 2012 sebesar 0,71% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 0,82% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 0,77% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2015 sebesar 0,87% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio kualitas aktiva produktif pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 10,35%, maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) pada Bank Syariah Mandiri berdasarkan aspek asset quality pada tahun 2012 sebesar 107,663% sehingga memperoleh

(43)

sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2015 sebesar 117,185% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar lebih dari 81%, maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan Return On Asset (ROA) pada Bank Syariah Mandiri berdasarkan aspek earnings pada tahun 2012 sebesar 3,924% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 5,020% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 6,913% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 6,785% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio ROA pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar lebih dari 1,22%, maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) pada Bank Syariah Mandiri berdasarkan aspek earnings pada tahun 2012 sebesar 38,704% sehingga memperoleh

(44)

sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 47,144% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 93,52% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Syariah Mandiri berdasarkan aspek liquidity pada tahun 2012 sebesar 86,17% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 94,40% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 85,56%% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 94,43% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio LDR pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 94,755% maka rasio yang dicapai Bank Syariah Mandiri pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

4.5.5. Penilaian Kesehatan Pada Bank Bukopin Syariah

(45)

12,78% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 11,10% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 15,85% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio CAR pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8%, maka rasio yang dicapai oleh Bank Bukopin Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan rasio aktiva produktif yang diklasifikasi pada Bank Bukopin Syariah berdasarkan aspek asset quality pada tahun 2012 sebesar 0,90% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 0,89% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 0,92% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 0,78% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio kualitas aktiva produktif pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 10,35%, maka rasio yang dicapai Bank Bukopin Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

(46)

memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 111,994% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 106,018% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 101,015% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar lebih dari 81%, maka rasio yang dicapai Bank Bukopin Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan return on asset (ROA) pada Bank Bukopin Syariah berdasarkan aspek earnings pada tahun 2012 sebesar 1,221% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 1,507% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 1,445% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 2,153% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio ROA pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar lebih dari 1,22%, maka rasio yang dicapai Bank Bukopin Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

(47)

earnings pada tahun 2012 sebesar 80,769% sehingga memperoleh

predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 78,820% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 69,944% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 68,148% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 93,52% maka rasio yang dicapai Bank Bukopin Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bank Bukopin Syariah berdasarkan aspek liquidity pada tahun 2012 sebesar 83,66% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 92,29% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 88,15% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 38,45% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio LDR pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 94,755% maka rasio yang dicapai Bank Bukopin Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

(48)

Hasil perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Mega Syariah berdasarkan aspek capital pada tahun 2012 sebesar 12,03% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 13,51% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 17,02% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 15,36% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio CAR pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8%, maka rasio yang dicapai oleh Bank Mega Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

(49)

Hasil perhitungan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) pada Bank Mega Syariah berdasarkan aspek asset quality pada tahun 2012 sebesar 100,553% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 106,709% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 107,283% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 108,969% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar lebih dari 81%, maka rasio yang dicapai Bank Mega Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

(50)

Hasil perhitungan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pada Bank Mega Syariah berdasarkan aspek earnings pada tahun 2012 sebesar 58,178% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 48,139% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 44,322% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 39,159% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 93,52% maka rasio yang dicapai Bank Mega Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

(51)

rasio yang dicapai Bank Mega Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

4.5.7. Penilaian Kesehatan pada Bank Muamalat

Hasil perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Muamalat berdasarkan aspek capital pada tahun 2012 sebesar 12,01% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 11,57% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 12,47% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 11,95% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio CAR pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8%, maka rasio yang dicapai oleh Bank Muamalat pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

(52)

kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 10,35%, maka rasio yang dicapai Bank Muamalat pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) pada Bank Muamalat berdasarkan aspek asset quality pada tahun 2012 sebesar 100,133% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 109,669% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 113,955% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 123,254% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar lebih dari 81%, maka rasio yang dicapai Bank Muamalat pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

(53)

kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar lebih dari 1,22%, maka rasio yang dicapai Bank Muamalat pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pada Bank Muamalat berdasarkan aspek earnings pada tahun 2012 sebesar 37,504% sehingga memperoleh

predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 36,900% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 40,629% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 41,905% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 93,52% maka rasio yang dicapai Bank Muamalat pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

(54)

tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 94,755% maka rasio yang dicapai Bank Muamalat pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

4.5.8. Penilaian Kesehatan Pada Bank Panin Syariah

Hasil perhitungan capital adequacy ratio (CAR) pada Bank Panin Syariah berdasarkan aspek capital pada tahun 2012 sebesar 61,98% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 32,20% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 30,32% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 41,84% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio CAR pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8%, maka rasio yang dicapai oleh Bank Panin Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

(55)

kualitas aktiva produktif pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 10,35%, maka rasio yang dicapai Bank Panin Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) pada Bank Panin Syariah berdasarkan aspek asset quality pada tahun 2012 sebesar 100% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 109,669% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 113,955% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 123,254% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar lebih dari 81%, maka rasio yang dicapai Bank Panin Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

(56)

1,328% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio ROA pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar lebih dari 1,22%, maka rasio yang dicapai Bank Panin Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

Hasil perhitungan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pada Bank Panin Syariah berdasarkan aspek earnings pada tahun 2012 sebesar 40,908% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 26,486% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 25,228% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 23,862% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 93,52% maka rasio yang dicapai Bank Panin Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

(57)

45,86% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 47,93% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio LDR pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar kurang dari 94,755% maka rasio yang dicapai Bank Panin Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

4.5.9. Penilaian Kesehatan pada Bank Victoria Syariah

Hasil perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Victoria Syariah berdasarkan aspek capital pada tahun 2012 sebesar 32,30% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2013 sebesar 28,08% sehingga memperoleh predikat sehat, pada tahun 2014 sebesar 28,44% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 32,30% sehingga memperoleh predikat sehat. Rasio CAR pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8%, maka rasio yang dicapai oleh Bank Victoria Syariah pada tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dikategorikan dengan predikat sehat.

(58)

2014 sebesar 1,09% sehingga memperoleh predikat sehat, dan pada tahun 2015 sebesar 1,13% sehingga memperoleh pr

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
Tabel 3.2 Daftar Populasi dan Sampel Bank Syariah
Tabel 4.3 Perhitungan Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank BNI
Tabel 4.4 Perhitungan Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Syariah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 13 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan

Sistem Pembuatan SPT PPh 21 ini menggunakan metode Data Flow Diagram yang terdiri dari Diagram Konteks, Diagram Zero, Entity Relationship Diagram, Normalisasi serta struktur

mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk p€laksanaan kegiatan tahun anggaran 2012, seperti tersebut. No NAMA PAKET PEKERJMN VOLUME LOKASI PERKIRMN

Yudhistira Arie Wijaya, S.Kom Dian Ade Kurnia, M.Kom. 3 Rabu, 2

Pada hari ini Senin tanggal Dua Puluh Tujuh bulan Agustus Tahun Dua Ribu Dua Belas , kami selaku Pokja Pengadaan Barang/Jasa Satker MAN 5 Jakarta Kementerian Agama Provinsi

Yudhistira Arie Wijaya, S.Kom Dian Ade Kurnia, M.Kom. JADWAL UJIAN SERTIFIKASI JARINGAN KOMPUTER 1

Pada hari ini Senin tanggal Dua Puluh Tujuh bulan Agustus Tahun Dua Ribu Dua Belas , kami selaku Pokja Pengadaan Barang/Jasa Satker MAN 8 Jakarta Kementerian Agama Provinsi

Yudhistira Arie Wijaya, S.Kom Erlina Dayanti, M.Kom. JADWAL UJIAN SERTIFIKASI JARINGAN KOMPUTER 2