• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

PEDOMAN OBSERVASI

Nama Responden : Tanggal Observasi : Lokasi Observasi :

No Aspek Yang Diamati

“Perilaku Pencarian Informasi

Mahasiswa dalam Menyelesaikan

Skripsi”

Keterangan

1 Starting, kegiatan yang pertama kali dilakukan saat pencarian informasi.

2 Chaining, kegiatan mengikuti rangkaian kutipan-kutipan dari daftar pustaka.

3 Browsing, kegiatan pencarian informasi dengan cara penelusuran semi terstruktur.

(2)

serta relevansinya dengan kebutuhan informasi.

5 Monitoring, kegiatan memantau atau mencari informas yang terbaru (up – to-date).

6 Extracting, kegiatan mengambil salah satu informasi yang berguna dalam sebuah sumber informasi tertentu.

7 Verifying, pemilahan menggunakan ciri-ciri di dalam sumber informasi sebagai dasar untuk memeriksa kualitas isi atau informasi.

(3)

Lampiran 2

Tabel 1 . Daftar Karakteristik Responden

No Kode

Responden

Nama Informan NIM Lokasi

Wawancara

1 WP Windu Putra Persada Chaniago

140723009 Fakultas Ilmu Budaya USU

2 DR Desi Ratna Sari 140723010 Fakultas Ilmu

Budaya USU 3 KD Katarina Debora Silalahi 140723006 Fakultas Ilmu Budaya USU

4 PW Putri Wahyuni 140723002 Fakultas Ilmu

Budaya USU

5 FH Fitri Handayani 140723014 Fakultas Ilmu

(4)

Lampiran 3

Tabel 2. Hasil Observasi

Nama Responden : Windu Putra Persada Tanggal Observasi : 22 Januari 2016

Lokasi Observasi : Fakultas Ilmu Budaya USU

No Aspek Yang Diamati

“Perilaku Pencarian Informasi

Mahasiswa dalam Menyelesaikan

Skripsi”

Keterangan

1 Starting, kegiatan yang pertama kali dilakukan saat pencarian informasi.

Responden, memulai pencarian dengan terlebih dahulu menentukan topik.

Topik diperoleh dengan:

- Membaca artikel jurnal-jurnal ilmiah dan

- Penelusuran Repository Universitas Sumatera Utara. 2 Chaining, kegiatan mengikuti

rangkaian kutipan-kutipan dari daftar pustaka.

(5)

mencari rujukan lain berdasarkan subjek atau nama pengarang dari sumber sebelumnya.

3 Browsing, kegiatan pencarian informasi dengan cara penelusuran semi terstruktur.

Responden, melakukan pencarian seperti:

- menelusur daftar isi sebuah jurnal atau menelusur jajaran buku dengan tema tertentu di rak buku perpustakaan, dan - melakukan penelusuran

literatur di internet dengan memanfaatkan layanan mesin pencarian seperti Google. Serta memanfaatkan Databases Bibliografi seperti: E-Resource Perpusnas, Proques, Ebsco.

Namun responden tidak melakukan pencarian secara

sistematis dengan

memformulasikan permintaan informasi (query).

(6)

sumber informasi berdasarkan derajat kepentingan dan ketepatan serta relevansinya dengan kebutuhan informasi.

Responden, melakukan kegiatan memilih sumber-sumber informasi, agar ditemukan informasi mana yang benar-benar sesuai dan relevan dengan topik. Dengan kata lain responden bukan hanya sekedar mengambil seluruh informasi tanpa melihat kandungan nilai informasi didalamnya.

5 Monitoring, kegiatan memantau atau mencari informas yang terbaru (up – to-date).

Responden, melakukan kegiatan monitoring lewat internet dengan mencari artikel jurnal-jurnal terbaru, kegiatan monitoring dirasa perlu dilakukan guna memperkaya sumber referensi responden.

6 Extracting, kegiatan mengambil salah satu informasi yang berguna dalam sebuah sumber informasi tertentu.

(7)
(8)

Lampiran 3

Tabel 3. Hasil Observasi

Nama Responden : Desi Ratna Sari Tanggal Observasi : 22 Januari 2016

Lokasi Observasi : Fakultas Ilmu Budaya USU

No Aspek Yang Diamati“Perilaku

Pencarian Informasi Mahasiswa dalam Menyelesaikan Skripsi”

Keterangan

1 Starting, kegiatan yang pertama kali dilakukan saat pencarian informasi.

Responden, memulai pencarian dengan terlebih dahulu menentukan topik. Topik diperoleh dengan cara membaca jurnal-jurnal ilmiah yang diperoleh lewat internet.

2 Chaining, kegiatan mengikuti rangkaian kutipan-kutipan dari daftar pustaka.

Responden, melakukan chaining dengan cara backward chaining yaitu dengan mengikuti daftar pustaka dari sumber informasi yang terlah diperoleh dan dengan cara forward chaining yaitu mencari rujukan lain berdasarkan subjek atau nama pengarang dari sumber sebelumnya.

(9)

informasi dengan cara penelusuran semi terstruktur.

seperti:

- menelusur daftar isi sebuah jurnal atau menelusur jajaran buku dengan tema tertentu di rak buku perpustakaan, dan - melakukan penelusuran

literatur di internet dengan memanfaatkan layanan mesin pencarian seperti Google, Google Book, Shoclarship. Serta memanfaatkan Databases Bibliografi seperti: Portal Garuda.

Namun responden tidak melakukan pencarian secara

sistematis dengan

memformulasikan permintaan informasi (query).

4 Differentiating, kegiatan memilih sumber informasi berdasarkan derajat kepentingan dan ketepatan serta relevansinya dengan kebutuhan informasi.

(10)

sesuai dan relevan dengan topik. Dengan kata lain responden bukan hanya sekedar mengambil seluruh informasi tanpa melihat kandungan nilai informasi didalamnya.

5 Monitoring, kegiatan memantau atau mencari informas yang terbaru (up – to-date).

Responden, melakukan kegiatan monitoring lewat internet dengan mencari artikel jurnal-jurnal terbaru, kegiatan monitoring dirasa perlu dilakukan guna memperkaya sumber referensi responden.

6 Extracting, kegiatan mengambil salah satu informasi yang berguna dalam sebuah sumber informasi tertentu.

(11)

Lampiran 3

Tabel 3. Hasil Observasi

Nama Responden : Katarina Debora Silalahi Tanggal Observasi : 25 Januari 2016

Lokasi Observasi : Fakultas Ilmu Budaya USU

No Aspek Yang Diamati

“Perilaku Pencarian Informasi

Mahasiswa dalam Menyelesaikan

Skripsi”

Keterangan

1 Starting, kegiatan yang pertama kali dilakukan saat pencarian informasi.

Responden menentukan topik dengan terlebih dahulu mendatangi lokasi penelitian dimana lokasi ini dulunya pernah dijadikan tempat PKL (Prakterk Kerja Lapangan) oleh reponden, sehingga responden telah banyak melihat masalah atau kesenjangan yang ada disana, untuk nantinya dapat dijadikan topik dari penelitian.

2 Chaining, kegiatan mengikuti rangkaian kutipan-kutipan dari daftar pustaka.

(12)

yang terlah diperoleh dan dengan cara forward chaining yaitu mencari rujukan lain berdasarkan subjek atau nama pengarang dari sumber sebelumnya.

3 Browsing, kegiatan pencarian informasi dengan cara penelusuran semi terstruktur.

Responden, melakukan pencarian Seperti:

- menelusur daftar isi sebuah jurnal atau menelusur jajaran buku dengan tema tertentu di rak buku perpustakaan, dan - melakukan penelusuran

literatur di internet dengan memanfaatkan layanan mesin pencarian seperti Google, dan Shoclarship. Serta memanfaatkan Databases Bibliografi seperti: E-Resource Perpusnas, dan Portal Garuda.

Namun responden tidak melakukan pencarian secara

(13)

memformulasikan permintaan informasi (query).

4 Differentiating, kegiatan memilih sumber informasi berdasarkan derajat kepentingan dan ketepatan serta relevansinya dengan kebutuhan informasi.

Responden, Tidak melakukan kegiatan differentiating. Karna responden merasa seluruh informasi yang diperoleh telah benar-benar sesuai dengan kebutuhannya.

5 Monitoring, kegiatan memantau atau mencari informas yang terbaru (up – to-date).

Responden, tidak begitu sering melakukan monitoring, kalaupun melakukan monitoring, karna dirasa perlu ada penambahan untuk bahan materi skripsi. 6 Extracting, kegiatan mengambil

salah satu informasi yang berguna dalam sebuah sumber informasi tertentu.

(14)

Lampiran 3

Tabel 4. Hasil Observasi

Nama Responden : Putri Wahyuni Tanggal Observasi : 25 Januari 2016

Lokasi Observasi : Fakultas Ilmu Budaya USU

No Aspek Yang Diamati

Responden menentukan topik dengan terlebih dahulu mendatangi lokasi penelitian dimana lokasi ini dulunya pernah dijadikan tempat PKL (Prakterk Kerja Lapangan) oleh reponden, sehingga responden telah banyak melihat masalah atau kesenjangan yang ada disana, untuk nantinya dapat dijadikan topik dari penelitian.

2 Chaining, kegiatan mengikuti rangkaian kutipan-kutipan dari daftar pustaka.

(15)

forward chaining Mencari rujukan lain berdasarkan subjek atau nama pengarang dari sumber sebelumnya. 3 Browsing, kegiatan pencarian

informasi dengan cara penelusuran semi terstruktur.

Responden, melakukan pencarian seperti:

- menelusur daftar isi sebuah jurnal atau menelusur jajaran buku dengan tema tertentu di rak buku perpustakaan, dan - melakukan penelusuran literatur

di internet dengan memanfaatkan layanan mesin pencarian seperti Google, Google Book, Shoclarship. Serta memanfaatkan Databases Bibliografi seperti: E-Resource Perpusnas, Proques, dan Portal Garuda.

Namun responden tidak melakukan pencarian secara sistematis dengan memformulasikan permintaan informasi (query).

(16)

sumber informasi berdasarkan derajat kepentingan dan ketepatan serta relevansinya dengan kebutuhan informasi.

responden, melakukan kegiatan pemilihan sumber-sumber informasi, agar ditemukan informasi mana yang benar-benar sesuai dan relevan dengan topik. Dengan kata lain responden bukan hanya sekedar mengambil seluruh informasi tanpa melihat kandungan nilai informasi didalamnya

5 Monitoring, kegiatan memantau atau mencari informas yang terbaru (up –to-date).

Responden, tidak begitu sering melakukan monitoring, kalaupun melakukan monitoring, karna dirasa perlu ada penambahan untuk bahan materi skripsi.

6 Extracting, kegiatan mengambil salah satu informasi yang berguna dalam sebuah sumber informasi tertentu.

(17)

Lampiran 3

Tabel 5. Hasil Observasi

Nama Responden : Fitri Handayani Tanggal Observasi : 27 Januari 2016

Lokasi Observasi : Fakultas Ilmu Budaya USU

No Aspek Yang Diamati

“Perilaku Pencarian Informasi

Mahasiswa dalam Menyelesaikan

Skripsi”

Keterangan

1 Starting, kegiatan yang pertama kali dilakukan saat pencarian informasi.

Responden menentukan topik dengan terlebih dahulu mendatangi lokasi penelitian dimana lokasi ini dulunya pernah dijadikan tempat PKL (Prakterk Kerja Lapangan) oleh reponden, sehingga responden telah banyak melihat masalah atau kesenjangan yang ada disana, untuk nantinya dapat dijadikan topik dari penelitian.

2 Chaining, kegiatan mengikuti rangkaian kutipan-kutipan dari daftar pustaka.

(18)

yang terlah diperoleh dan dengan cara forward chaining yaitu mencari rujukan lain berdasarkan subjek atau nama pengarang dari sumber sebelumnya.

3 Browsing, kegiatan pencarian informasi dengan cara penelusuran semi terstruktur.

Responden, melakukan pencarian informasi seperti:

- menelusur daftar isi sebuah jurnal atau menelusur jajaran buku dengan tema tertentu di rak buku perpustakaan, dan - melakukan penelusuran

literatur di internet dengan memanfaatkan layanan mesin pencarian seperti Google, dan Shoclarship. Serta memanfaatkan Databases Bibliografi seperti: E-Resource Perpusnas, dan Portal Garuda

Namun responden tidak melakukan pencarian secara

(19)

memformulasikan permintaan informasi (query),

4 Differentiating, kegiatan memilih sumber informasi berdasarkan derajat kepentingan dan ketepatan serta relevansinya dengan kebutuhan informasi.

Setelah informasi didapat Responden, melakukan kegiatan pemilihan sumber-sumber informasi, agar ditemukan informasi mana yang benar-benar sesuai dan relevan dengan topik. Dengan kata lain responden bukan hanya sekedar mengambil seluruh informasi tanpa melihat kandungan nilai informasi didalamnya.

5 Monitoring, kegiatan memantau atau mencari informas yang terbaru (up –to-date).

Responden, melakukan kegiatan monitoring lewat internet dengan mencari artikel jurnal-jurnal terbaru, kegiatan monitoring dirasa perlu dilakukan guna memperkaya sumber referensi responden.

6 Extracting, kegiatan mengambil salah satu informasi yang berguna dalam sebuah sumber informasi

(20)
(21)

Lampiran 3

Tabel 6. Hasil Observasi

Nama Responden : Endang Wahyu Ningsih Tanggal Observasi : 17 Februari 2016

Lokasi Observasi : Fakultas Ilmu Budaya USU

No Aspek Yang Diamati

“Perilaku Pencarian

Informasi Mahasiswa dalam

Menyelesaikan Skripsi”

Keterangan

1 Starting, kegiatan yang pertama kali dilakukan saat pencarian informasi.

Responden, mendapatkan topik melalui mendiskusikan dengan temen, lalu kemudian mendatangi lokasi penelitian untuk sekedar melihat-lihat kondisi disana, apakah benar terdapat kesenjangan atau masalah didalamnya, yang sesuai dengan topik.

2 Chaining, kegiatan mengikuti rangkaian kutipan-kutipan dari daftar pustaka.

(22)

pengarang dari sumber sebelumnya. 3 Browsing, kegiatan pencarian

informasi dengan cara penelusuran semi terstruktur.

Responden, melakukan pencarian informasi seperti:

- menelusur daftar isi sebuah jurnal atau menelusur jajaran buku dengan tema tertentu di rak buku perpustakaan, dan

- melakukan penelusuran literatur di internet dengan memanfaatkan layanan mesin pencarian seperti Google. Serta memanfaatkan Databases Bibliografi seperti: E-Resource Perpusnas.

Namun responden tidak melakukan pencarian secara sistematis dengan memformulasikan permintaan informasi (query).

4 Differentiating, kegiatan memilih sumber informasi berdasarkan derajat kepentingan dan ketepatan serta relevansinya dengan kebutuhan informasi.

(23)

responden bukan hanya sekedar mengambil seluruh informasi tanpa melihat kandungan nilai informasi didalamnya

5 Monitoring, kegiatan memantau atau mencari informas yang terbaru (up –to-date).

Responden, melakukan kegiatan monitoring lewat internet dengan mencari artikel jurnal-jurnal terbaru, kegiatan monitoring dirasa perlu dilakukan guna memperkaya sumber referensi responden.

6 Extracting, kegiatan mengambil salah satu informasi yang berguna dalam sebuah sumber informasi tertentu.

(24)

Lampiran 3

Tabel 7. Hasil Observasi

Nama Responden : Trifani Herlinda Tanggal Observasi : 17 Februari 2016

Lokasi Observasi : Fakultas Ilmu Budaya USU

No Aspek Yang Diamati

“Perilaku Pencarian Informasi

Mahasiswa dalam Menyelesaikan

Skripsi”

Keterangan

1 Starting, kegiatan yang pertama kali dilakukan saat pencarian informasi.

Responden, mendapatkan topik melalui mendiskusikan dengan teman, lalu kemudian mendatangi lokasi tempat penelitian untuk sekedar melihat-lihat kondisi disana, apakah benar terdapat kesenjangan atau masalah didalamnya, yang sesuai dengan topik.

2 Chaining, kegiatan mengikuti rangkaian kutipan-kutipan dari daftar pustaka.

(25)

yaitumencari rujukan lain berdasarkan subjek atau nama pengarang dari sumber sebelumnya.

3 Browsing, kegiatan pencarian informasi dengan cara penelusuran semi terstruktur.

Responden, melakukan pencarian informasi seperti:

- menelusur daftar isi sebuah jurnal atau menelusur jajaran buku dengan tema tertentu di rak buku perpustakaan, dan - melakukan penelusuran

literatur di internet dengan memanfaatkan layanan mesin pencarian seperti Google, dan Shoclarship. Serta memanfaatkan Databases Bibliografi seperti: E-Resource Perpusnas.

Namun responden tidak melakukan pencarian secara

sistematis dengan

(26)

4 Differentiating, kegiatan memilih sumber informasi berdasarkan derajat kepentingan dan ketepatan serta relevansinya dengan kebutuhan informasi.

Setelah informasi didapat Responden, melakukan kegiatan pemilihan sumber-sumber informasi, agar ditemukan informasi mana yang benar-benar sesuai dan relevan dengan topik. Dengan kata lain responden bukan hanya sekedar mengambil seluruh informasi tanpa melihat kandungan nilai informasi didalamnya.

5 Monitoring, kegiatan memantau atau mencari informas yang terbaru (up – to-date).

Responden, melakukan kegiatan monitoring lewat internet dengan mencari artikel jurnal-jurnal terbaru, kegiatan monitoring dirasa perlu dilakukan guna memperkaya sumber referensi responden.

6 Extracting, kegiatan mengambil salah satu informasi yang berguna dalam sebuah sumber informasi tertentu.

(27)
(28)

Lampiran 3

Tabel 8. Hasil Observasi

Nama Responden : Tharisa Oksega Primulin Tanggal Observasi : 17 Februari 2016

Lokasi Observasi : Fakultas Ilmu Budaya USU

No Aspek Yang Diamati

“Perilaku Pencarian Informasi

Mahasiswa dalam Menyelesaikan

Skripsi”

Keterangan

1 Starting, kegiatan yang pertama kali dilakukan saat pencarian informasi.

Responden menentukan topik dengan terlebih dahulu mendatangi penelitian dimana lokasi ini dulunya pernah dijadikan tempat PKL (Prakterk Kerja Lapangan) oleh reponden, sehingga responden telah banyak melihat masalah atau kesenjangan yang ada disana, untuk nantinya dapat dijadikan topik dari penelitian.

2 Chaining, kegiatan mengikuti rangkaian kutipan-kutipan dari daftar pustaka.

(29)

yang terlah diperoleh dan dengan cara forward chaining yaitu mencari rujukan lain berdasarkan subjek atau nama pengarang dari sumber sebelumnya.

3 Browsing, kegiatan pencarian informasi dengan cara penelusuran semi terstruktur.

Responden, melakukan pencarian informasi seperti:

- menelusur daftar isi sebuah jurnal atau menelusur jajaran buku dengan tema tertentu di rak buku perpustakaan, dan - melakukan penelusuran

literatur di internet dengan memanfaatkan layanan mesin pencarian seperti Google, dan Shoclarship. Serta memanfaatkan Databases Bibliografi seperti: E-Resource Perpusnas, Portal Garuda dan Acamedia.

(30)

sistematis dengan memformulasikan permintaan informasi (query).

4 Differentiating, kegiatan memilih sumber informasi berdasarkan derajat kepentingan dan ketepatan serta relevansinya dengan kebutuhan informasi.

Setelah informasi didapat Responden, melakukan kegiatan pemilihan sumber-sumber informasi, agar ditemukan informasi mana yang benar-benar sesuai dan relevan dengan topik. Dengan kata lain responden bukan hanya sekedar mengambil seluruh informasi tanpa melihat kandungan nilai informasi didalamnya

5 Monitoring, kegiatan memantau atau mencari informas yang terbaru (up – to-date).

Responden, melakukan kegiatan monitoring lewat internet dengan mencari artikel jurnal-jurnal terbaru, kegiatan monitoring dirasa perlu dilakukan guna memperkaya sumber referensi responden.

6 Extracting, kegiatan mengambil salah satu informasi yang berguna

(31)

dalam sebuah sumber informasi tertentu.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Alimin, Khaidir dan Tawaf. 2012. “Kebutuhan Informasi Manusia: Sebuah Pendekatan Kepustakaan”.Kutubkhanah. Vol 15, No 1 (Januari-Juni):50 59

Bates, Marcia J. 2010. Information Behavior. Department of Information Studies, University of California, Los Angeles (UCLA) terdapat di

http://gseis.ucla.edu/faculty/bates/articles/information-behavior.html diakses tanggal 223 November 2015

Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

---. 2008. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakartaa, Kencana.

Case, Donald O. 2002. Looking for Information. California: Academic Press. Hak, Ade Abdul. 2008 .“Strategi Informasi Perpustakaan Nasional RI dalam

Pengembangan LiterasiInformasi Dimasyarakat”, Al-muktabah. Vol 2 No 2 (Desember): 253

Ishak. 2006. “Kebutuhan Informasi Mahasiswa Progam Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) FK-UI dalam Memenuhi Tugas Journal Reading”, Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi. Vol.2 No.2 (Desember)

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Laloo, Bikika Tariang. 2002. Information Needs, Information Seeking Behavior and Users. New Delhi: Ess Ess Publication.

Kingrey, Kelly Particia. 2002. “Concepts of Information Seeking and Their

Presence in thePractial Librbary Literature”. Library phisosophy and practice vol 4, no 2

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Cet. 13. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nicholas, David. 2000. Assessing information needs: tools, techniques and concepts forthe internet age. 2nd ed. London: Aslib

(33)

http://digilib.uinsuka.ac.id/351/1/PERILAKU%20INFORMASI%20PEMA KAI%20PERPUSTAKAAN%20DI%20PERPUSTAKAAN%20TEKNIK% 20GEOLOGI%20UNIVERSITAS%20GADJAH%20MADA%20YOGYA KARTA.pdf (akses 28 oktober 2015) pukul 13:00

Prahatmaja, Nurmaya. 2006. Studi tentang karakteristik individu dan karakteristik sosial masyarakat kampung naga dan kaitannya dengan pola pertukaran informasi.

Terdapatdi

http://pustaka.unpad.ac.id/wp/uploads/2009/01/dipa_pnbp2006.pdf diakses 04 November 2015 pukul 12:25

Rahmatika , Dewi .2011. “Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Dalam

Menyusun Skripsi (Studi Kasus Mahasiswa S1 Departemen Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya USU)”. Skripsi., Universitas Sumatera Utara. Terdapat di

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/28028 diakses pada 10 Oktober 2015 pukul 11:00

Rozinah, Siti. 2012. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Dalam

Penulisan Skripsi (Studi Kasus Di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta). Tesis., Universitas Indonesia. Terdapat di

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314244-T30901-Perilaku%20pencarian.pdf diakses pada 10 November 2015 pukul 20:32 Rivai, Rivalna. 2011. Perilaku Pencarian Informasi Pejabat Di Fakultas

Tarbiayah Institut Agama Islam Negeri Ambon. Tesis., Universitas Indonesia. Terdapat di http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20252895-T29243-Perilaku%20pencarian.pdf diakses pada 10 November 2015 pukul 20:00 Sutanta, Edhy. 2003. System Infromasi Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen, Edisi 1. Yogyakarta : Andi Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen: Implikasi pada Strategi Pemasaran.

Yogyakarta, Graha Ilmu.

Wilson, T.D. 1999. Model in Information Behavior Research.

http://www.hawaii.edu/~donnab/lis610/TDWilson_Only_1999.pdf diakses 08 november 2015 pukul 22:01

---. 2000. Human Information Behavior. Informing science Vol3, no 2:49-56 terdapat di http://inform.nu/Articles/Vol3/v3n2p49-56.pdf diakses 08 november 2015 pukul 22:15

(34)

Methods. Information Research Vol. 5, no. 3. Terdapat pada http://informationr.net/ir/5-3paper76.html diakses 08 november 2015 pukul 22:45

Yusup, Pawit M. 2009. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif.

Menurut Bungin, (2010, 68), jenis penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas tersebut ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.

Menurut Wilson (2000), penelitian kualitatif dianggap tepat untuk mengkaji kebutuhan yang mendasari perilaku pencarian informasi, karena:

1. Tujuan penelitiannya adalah mengungkap fakta kehidupan sehari-hari responden.

2. Dengan mengungkap fakta yang ada, penelitian dapat memahami kebutuhan yang mendorong responden melakukan pencarian informasi.

3. Dengan mengenali kebutuhan infomasi responden, penelitian dapat memahami makna informasi untuk kehidupan responden. 4. Dengan pengetahuan-pengetahuan diatas, peneliti akan mampu

pemahami isi kemudian dapat membantu dalam merancang jasa lebih efektif.

3.2 Lokasi Penelitian

(36)

Penelitian ini dilakukan pada institusi pendidikan Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan. Jalan Universitas No. 19, Kampus USU, Medan 20155.

3.3 Data dan Sumber Data

Untuk sumber data yang diperlukan adalah data primer dan sekunder: 1. Data Primer

Data primer penelitian ini adalah hasil dari observasi atau pengamatan penulis terhadap perilaku pencarian informasi mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi.

2. Data Sekunder

Berbagai sumber tertulis yang memungkinkan untuk dimanfaatkan dalam mendorong keberhasilan penelitian ini, diantaranya buku-buku literatur, internet, majalah atau jurnal ilmiah, dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini dan panduan wawancara.

3.4 Prosedur Pengumpulan Data 3.4.1 Pemilihan Informan

Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Idrus (2009, 96), “Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika memiliki

pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampel”.

(37)

yang menyusun skripsi. Ketiga mahasiswa yang tergolong cepat dan mahasiswa yang lambat dalam menyelesaikan skripsinya. Pertimbangan pemilihan informan diharapkan nantinya akan dapat memunculkan keunikan-keunikan yang ada pada informan. Pada penelitian ini, peneliti memutuskan mengambil 8 (delapan) dari 24 (dua puluh empat) orang informan karena diasumsikan sudah dapat merepresentasikan data yang akan diteliti.

Peneliti melakukan dengan kerangka analisis berdasarkan model tahapan perilaku pencarian informasi oleh David Ellis (1993) yakni terdiri dari: Starting, Chaining, Browsing, Differentiating, Monitoring, dan Extracting.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data pengamatan/observasi dan wawancara. Kedua teknik tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Metode Observasi.

Menurut Bungin (2008, 115), observasi/pengamatan adalah “kemampuan

seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya”.

(38)

Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan pedoman observasi yang terdapat pada lampiran 1.

2. Metode Wawancara.

Wawancara mendalam secara umum menurut Bungin (2008, 108), adalah “Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antar pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedomen (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama”.

Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk melengkapi data tentang perilaku pencarian informasi mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Universitas Sumatera Utara.

3.4.3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Catatan Observasi, berisikan hal-hal pokok yang akan diamati pada saat melakukan observasi. Pedoman Observasi dapat dilihat pada lampiran I. 2. Perekam suara, perekam suara ini digunakan untuk merekam hasil wawancara dengan peneliti, karena catatan atau ingatan yang dimiliki masih terbatas, sehingga perlu adanya perekaman suara.

3.5 Analisis Data

(39)

Menurut Patton yang dikutip oleh Moleong (2002, 103), analisis data adalah “proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola,

kategori, dan satuan uraian dasar”.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah-langkah dan analisis data sebagai berikut:

a. Tahap pengumpulan data.

Menurut Idrus (2009, 148), Pada tahap ini peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan sejak awal. Proses pengumpulan data harus melibatkan sisi informan, akivitas, latar atau konteks terjadinya peristiwa. Sebagai “alat pengumpulan data” (konsep human instrument), peneliti harus pandai-pandai mengeloh waktu yang dimilki, menampilkan diri, dan bergaul di tengah-tengah masyarakat yang dijadikan subjek penelitian.

b. Tahap Reduksi Data

Menurut Idrus (2009, 150), Tahap reduksi data merupakan bagian kegiatan analisis sehingga pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dikode, dibuang, pola-pola mana yang meringkas sejumlah bagian yang tersebut, cerita-cerita yang berkembang, merupakan pilihan-pilihan analitis. Dengan begitu, proses reduksi data dimaksudkan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang bagian data yang tidak diperlukan, serta mengorganisakan data sehingga memudahkan untuk dilakukan penerikan kesimpulan yang kemudian akan dilanjutkan dengan proses verifikasi.

Menurut S. Margono seperti yang dikutip oleh Zuriah (2005, 199), “dalam pengolahan data diperlukan kegiatan codingyaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden dengan jalan menandai masing-masing kode tertentu”.

c. Display data

(40)

penyajian data ini, peneliti akan lebih mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.

d. Verifikasi dan Penerikan kesimpulan

Menurut Idrus (2009, 150), tahap terakhir proses pengumpulan data adalah verifikaasi dan penarikan kesimpulan yang dimaknai sebagai penarikan arti data yang telah ditampilkan. Dengan melakukan verifikasi, peneliti kualitatif dapat mempertahankan dan menjamin validitas dan reliabilitas hasil temuannya.

3.6Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan lebih lanjut. Data yang diperoleh dengan mencari informasi lebih dari satu orang. Adapun teknik triangulasi yang digunakan adalah:

1. Triangulasi dengan Sumber Data

Menurut Bungin (2008, 256), Triangulasi dengan Sumber Data dapat memberikan kesempatan untuk dilakukannya hal-hal sebagai berikut:

a. Penilaian hasil penelitian dilakukan oleh responden. b. Mengoreksi kekeliruan oleh sumber data.

c. Menyediakan tambahan informasi secara sukarela.

d. Memasukkan informan dalam kancah penelitian, menciptakan kesempatan untuk mengikhtisarkan sebagai langkah awal analisis data.

e. Menilai kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan. 2. Triangulasi Teori

(41)

3. Triangulasi Metode

(42)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, penulis mengamati 8 (delapan) orang responden yaitu adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Perputakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang menyelesaikan skripsi.

4.1 Perilaku Pencarin Informasi

Perilaku pencarian informasi terjadi karena adanya kebutuhan informasi yang dirasakan seseorang sehingga mendorong orang tersebut untuk melakukan kegiatan pencarian informasi.

4.1.1 Starting

Starting adalah kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan seorang pengguna informasi saat pertama kali mencari tahu tentang suatu bahasan tertentu.

(43)

Lapangan), sehingga responden telah banyak menemukan masalah atau kesenjangan yang ada disana, untuk nantinya dapat dijadikan topik dari penelitian mereka. Selanjutnya hal yang berbeda juga muncul dari 2 (dua) orang responden lainnya yaitu dengan melakukan apa yang dimaksud oleh Ellis dengan strater references yang artinya topik mereka dapat melalui mendiskusikan dengan teman. Pada saat starting digunakan penelurusan sebagai berikut: a) rujukan awal (strater references) rujukan awal merupakan titik awal untuk mendapatkan bahan rujukan selanjutnya. Biasanya didapatkan dari atasan, teman sejawat atau dari kumpulan catatan yang dibuat sendiri mengenai rujukan yang berhubungan dengan topik yang diminati. b) tinjauan synopsis artikel (preview or synoptic articel) previewatau ulasan artikel digunakan tidak hanya sebagai sumber rujukan menuju bahan primer tetapi juga sebagai kerangka untuk dapat memahami isi dari bahan rujukan.c) sumber sekunder (secondary resource) sumber sekunder seperti abstrak, indeks dan catalog subjek digunakan untuk mencari informasi dalam rangka melilih topik penelitian yang diminati oleh peneliti.

4.1.2 Chaining

Chaining adalah Mengikuti rangkaian kutipan-kutipan atau mengikuti rangkaian hubungan-hubungan referensial antar bahan informasi (literatur).

(44)

mengikuti rangkaian kutipan-kutipan atau mengikuti rangkaian hubungan-hubungan referensial antar bahan informasi (literatur). Setelah sumber informasi di peroleh, lihat referensialnya lalu mencari kembali dipepustakaan yaitu buku-buku yang membahas tentang topik skripsi mereka. Namun 3 (tiga) responden yang lain, langsung mencari informasi yang mereka butuhkan diperpustakaan berupa buku, tanpa terlebih dahulu mengikuti daftar pustaka.

Dalam chaining terdapat istilah backward chaining yaitu dengan melakukan cara mengaitkan ke belakang, akan dihasilkan efek bola salju, sehingga hanya dengan menggunakan satu jurukan ini saja akan didapatkan rujukan lain yang tidak akan berbeda jauh dari masalah yang dibahas pada rujukan intidan istilah forward chaining, yaitu mencari rujukan lain berdasarkan subjek atau nama pengarang dari rujukan inti yang telah ada dengan mengaitkan ke depan

4.1.3 Browsing

Browsing merupakan tahap kegiatan yang ditandai dengan kegiatan pencarian informasi dengan cara penelusuran semi tersruktur telah mengarah pada bidang yang diamati. Kegiatan pada tahap ini efektif untuk mengetahui tempat-tempat yang menjadi sasaran potensi untuk ditelusuri.

(45)

Google, Google Book, Shoclarship. Serta memanfaatkan Databases Bibliografi seperti: E-Resource Perpusnas, Proques, Ebsco, Portal Garuda dan Acamedia.

Namun responden tidak melakukan pencarian secara sistematis dengan memformulasikan permintaan informasi (query), sehingga menghasilkan informasi yang benar-benar relevan.

Setelah selesai dengan literture overview dan menentukan apa yang akan menjadi tema skripsinya, informan memperbanyak sumber informasi pada suatu tema tertentu dengan strategi chaining, lalu melanjutkan pencarian dengan merambah pada sistem informasi dan sumber informasi yang menyimpan atau memuat informasi-informasi yang diinginkan. Kemudian dari apa yang dicari, pencari informasi akan meneruskan pencarian dengan mempersempit arah pencarian dengan melakukan browsing. Mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi juga melakukan kegiatan ini setelah mendapatkan tema untuk skripsi yang akan dibuat.

4.1.4 Differentiating

Kegiatan memilah dan memilih bahasa sumber informasi berdasarkan derajat kepentingan dan ketepatan serta relevansinya dengan kebutuhan informasi, sehingga terpilih bahan sumber informasi yang paling tepat dan paling relevan.

(46)

kegiatan differentiating, karna responden merasa informasi yang telah diperolah sudah sesuai dengan kebutuhannya.

4.1.5 Monitoring

Selalu memantau atau mencari berita-berita atau informasi-informasi yang terbaru (up –to-date). Memantau perkembangan terakhir mengenai pokok bahasan yang menjadi fokus penelitian, adalah salah satu fitur perilaku pencarian informasi yang dilakukan oleh para ilmuwan ilmu sosial. Hal ini ditemukan oleh David Ellis pada penelitiannya.

Terlihat dari 8 (delapan) responden, 6 (enam) diantaranya melakukan monitoring, responden beralasan kegiatan monitoring bertujuan untuk memperkaya referensi pada skripsi mereka, sehingga harus selalu mencari informasi-informasi terbaru. Sedangkan 2 (dua) responden lainnya, tidak terlalu melakukan kegiatan monitoring, kecuali ada hal-hal baru yang harus ditambah dalam topik penelitian mereka.

4.1.6 Extracting

Extracting merupakan kegiatan mengambil salah satu informasi yang berguna dalam sebuah sumber informasi tertentu. Misalnya, mengambil salah satu file dari sebuah wold wide web (www) dalam dunia internet.

(47)

Proses extracting dilakukan para responden tidak hanya setelah selesai mengumpulkan sumber-sumber informasi, tapi proses penyusunan skripsi memang menuntut para informan untuk melakukan proses extracting sambil terus mengumpulkan sumber-sumber informasi lainnya.

4.2Hambatan dalam Pencarian Informasi

Dalam suatu pencarian pasti akan mengalami suatu hambatan atau kendala yang dihadapi oleh seseorang yang melakukan pencarian. Seperti halnya mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi terdapat beberapa hambatan-hambatan diantaranya:dari koleksi, yang mana koleksi diperpustakaan Universitas Sumatera Utara tahun terbitnya tidak ada yang 5 (lima) tahun dibawah tahun 2016 seputar topik yang membahas skripsi responden, situs website yang prabayar dan tidak adanya panduan seperti penelitian terdahulu yang sesuai dengan topik skripsi. Dalam penelusuran literatur di internet mahasiswa tidak melakukan pencarian secara sistematis dengan memformulasikan permintaan informasi (query), sehingga menghasilkan informasi yang benar-benar relevan.

4.3 Rangkuman Hasil Penelitian

Rangkuman Hasil Penelitian tentang Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Program Studi Ilmu Perpustkaan Universitas Sumatera Utara, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Penelitian

No Kategori Hasil penelitian

(48)

- dengan preview or synoptic articel, yakni dengan cara membaca artikel jurnal ilmiah dan melakukan penelusuran Repository Universitas Sumatera Utara,

- dengan mendatangi lokasi penelitian dimana lokasi ini dulunya pernah dijadikan tempat PKL (Prakterk Kerja Lapangan) dan

- dengan strater references yang artinya topik mereka dapat melalui mendiskusikan dengan teman.

2 Chaining Responden menggunakan strategi menelusur sitasi atau daftar pustaka. Karena strategi ini merupakan cara cepat untuk bisa mengumpulkan sumber-sumber informasi mengenai suatu bahasan.

(49)

memanfaatkan Databases Bibliografi seperti: E-Resource Perpusnas, Proques, Ebsco, Portal Garuda dan Acamedia.

Namun responden tidak melakukan pencarian secara sistematis dengan memformulasikan permintaan informasi (query), sehingga menghasilkan informasi yang benar-benar relevan.

4 Differetiating Kegiatan differetiating sudah dimulai, sejak informan melakukan literature overview. Kemudian Informan menggunakan strategi differentiating untuk memilih dan memilah informasi yang cocok sesuai dengan kebutuhannya, namun dari hasil observasi terdapat satu orang informan yang tidak melakukan kegiatan differentiating.

5 Monitoring Sebagian dari informan melakukan kegiatan monitoring dan sebagiannya lagi tidak melakukan hal demikian.

(50)

mencari sumber-sumber informasi tambahan di luar dari yang sudah didapatkan.

7 Hambatan dalam pencarian informasi

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian mengenai perilaku pencarian infomasi mahasiswa program studi ilmu perpustakaan dalam menyelesaikan skripsi pada Universitas Sumatera Utara yang telah dilakukan, dapat dikesimpulkan:

1. Ditemukan enam strategi pencarian informasi dalam penelitian ini. Yaitu strategi perilaku pencarian informasi Ellis yang terdiri dari :

a. Starting, yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu: preview or synoptic articel, yakni dengan cara membaca artikel jurnal ilmiah dan melakukan penelusuran Repository Universitas Sumatera Utara, dengan mendatangi lokasi penelitian dan dengan strater references artinya topik yang didapat melalui mendiskusikan dengan teman. b. Chaining, yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu: menggunakan strategi

penelusuran sitasi atau daftar pustaka.

(52)

Databases Bibliografi seperti: E-Resource Perpusnas, Proques, Ebsco, Portal Garuda dan Acamedia. Namun mahasiswa tidak melakukan pencarian secara sistematis dengan memformulasikan permintaan informasi (query), sehingga menghasilkan informasi yang benar-benar relevan.

d. Differentiating, yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu: memilah informasi yang cocok sesuai dengan kebutuhannya, namun dari hasil observasi terdapat satu orang informan yang tidak melakukan kegiatan ini.

e. Monitoring, yang dilakukan mahasiswa yaitu: mencari informasi-informasi yang baru, namun ada diantara mahasiswa melakukan kegiatan monitoring dan sebagiannya lagi tidak melakukan kegiatan ini.

f. Extracting, yang dilakukan mahasiswa yaitu: masih terus mencari sumber-sumber informasi lain untuk memperkaya literatur untuk skripsinya.

Secara keseluruhan mahasiswa melakukan 6 (enam) tahapan kegiatan perilaku pencarian informasi dari Ellis.

(53)

literatur di internet mahasiswa tidak melakukan pencarian secara sistematis dengan memformulasikan permintaan informasi (query), sehingga menghasilkan informasi yang benar-benar relevan.

5.2 Saran

(54)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Informasi

Setiap manusia selalu membutuhkan informasi ketika melakukan suatu kegiatan. Tanpa informasi manusia tidak akan dapat berperan banyak dalam melakukan kegiatannya.

Menurut Sutabri (2005, 15), menyatakan bahwa: “Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu dan keputusan mendatang”. Chih chih dan Peter Heron seperti yang dikutip oleh Laloo

(2002,14), menyatakan bahwa: “Informasi merupakan keseluruhan dari pengetahuan, ide, fakta dan kerja imajinatif dari pikiran yang dikomunikasikan secara formal dan/atau nonformal dalam berbagai bentuk”. McFadden, etal seperti

yang dikutip oleh Kadir (2003, 31), mendefinisikan “Informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut”.

(55)

2.1.1 Fungsi Informasi

Suatu Informasi dapat mempunyai beberapa fungsi, antara lain menurut Sutanta (2003, 11), adalah :

1. Menambah pengetahuan.

Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan.

2. Mengurangi ketidakpastian pemakai informasi.

Informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan.

3. Mengurangi resiko kegagalan.

Adanya informasi akan resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat.

4. Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan.

Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan akan menghasilkan keputusan yang lebih terarah.

5. Memberikan standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan untuk menentukan pencapaian, sasaran dan tujuan.

Fungsi informasi dapat dijadikan sebagai bahan untuk pengambilan suatu keputusan, informasi yang didapat kemudian bisa digunakan oleh pengguna untuk mereformulasikan sesuai dengan kebutuhannya. Adapun proses pengambilan keputusan menurut Suryani (2008, 17), dalam hal ini adalah:

1. Mengenali kebutuhan, pada tahap ini pengguna merasakan bahwa ada hal yang dirasakan kurang dan menuntut untuk dapat terpenuhi.

(56)

3. Mengevaluasi alternatif, informasi yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi pengguna untuk mengambil keputusan.

4. Mengambil keputusan, setelah melalui evaluasi dengan pertimbangan yang matang, pengguna akan mengambil suatu keputusan.

5. Evaluasi pasca pengambilan keputusan, setelah pengambilan keputusan tersebut telah diambil maka pengguna akan mengevaluasi atas keputusan dan tindakan yang diambil.

Terlihat bahwa informasi itu banyak akan fungsinya, tidak terfokus pada satu bidang atau aspek saja melainkan secara keseluruhan hanya saja yang dapat membedakannya terletak pada bobot dan manfaatnya karena disesuaikan dengan kondisi kebutuhan.

2.1.2 Nilai Informasi

Informasi memiliki nilai yang berbeda-beda tergantung dari jenis kebutuhan akan informasi bagi yang membutuhkannya. Suatu informasi dapat bernilai tinggi apa bila dirasa sesuai bagi penguna, dan dapat tidak bernilai apabila dirasa tidak cocok dengan apa yang dibutuhkan.

Menurut Gordon B Davis seperti yang disitir Sutanta (2003, 13), menyatakan bahwa: “Nilai informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara kebijakan optimal tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas”.

Nilai suatau informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang dapat menentukan nilai informasi, menurut Sutanta (2003, 15), yaitu sebagai berikut:

1. Kemudahan dalam memperoleh

(57)

data dan bagian pengolahan yang mampun mengolah data dengan baik untuk memenuhi segala kebutuhan informasi secara mudah. 2. Sifat luas dan kelengkapan

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup/cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong atau tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik. Sifat luas dan lengkap tersebut memerlukan dukungan basis data yang cukup lengkap dan terstruktur dengan baik.

3. Ketelitian (Accuracy)

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan. Informasi yang akurat dapat diperoleh jika basis data tersedia sebagai sumber informasi memuat data yang valid, baik tipe, bentuk, maupun format datanya. Hal ini memerlukan adanya proses validasi setiap data yang diinput kedalam basis data. Proses validasi perlu dilakukan sejak pertama kali data diinputkan, sehingga basis data terhindar dari data yang tidak benar. Data yang salah akan menghasilkan informasi hasil olahan yang salah pula. Dalam sistem informasi, sampah data akan menghasilkan sampah pula (garbage in garbage out).

4. Kecocokan dengan pengguna (Relevance)

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunannya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.

5. Ketepatan waktu

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apapila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan. Informasi tepat waktu dapat diperoleh jika ada dukungan sistem informasi yang mampu mengolah data secara cepat. Penggunaan sistem komputer dalam sistem informasi akan memberikan dukungannya sangat berarti untuk memperoleh data tepat waktu, karena komputer mampu mengolah data dengan kecepatan yang sangat tinggi.

6. Kejelasan (Clarity)

(58)

informasi yang diperlukan, sehingga dapat digunkan sebagai dasar perancangan output yang tepat.

7. Fleksibilitas/keluwesannya

Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat pengambilan keputusan. Fleksibilitas informasi berhubungan dengan bentuk dan format tampilan informasi. Perubahan bentuk dan format tampilan informasi dapat dilakukan dengan mudah dengan memanfaatkan komputer.

8. Dapat dibuktikan

Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah.

9. Tidak ada prasangka

Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi. Kesalahan tersebut dapat terjadi akibat kesalahan data atau prosedur pengolahan. Informasi dapat menimbulkan keraguan jika tidak wajar.

10.Dapat diukur.

Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna. Pengukuran informasi umumnya dimaksudkan untuk mengukur dan melacak kembali validitas data sumber yang digunakan.

Dari penjelasan diatas terlihat bahwa nilai informasi dapat benar-benar berguna bagi yang membutuhkannya apabila informasi tersebut didapatkan dengan cara jelas disertai ketepatan waktu dan cocok bagi pengguna. Nilai informasi berpengaruh juga terhadap pengguna yang sedang membutuhkan informasi hal ini guna menunjang dalam hal pengambilan keputusan untuk memilih sumber informasi.

2.1.3 Jenis-Jenis Informasi

Jenis informasi menurut Shera seperti yang dikutip oleh Laloo (2002, 2) mengenai jenis informasi sebagai berikut:

1. Conceptual information

(59)

Berhubungan dengan data dan pengalaman dari suatu penelitian yang mungkin ada dalam pikiran seseorang atau yang dikomunikasikan ke orang lain.

3. Procedural information

Informasi yang berhubungan dengan mengahasilkan, memanipulasi, dan menguji data.

4. Stimulatory Information

Infomasi yang termotivasi oleh seseorang atau lingkungan tersebut.

5. Policy information

Informasi yang berfokus pada proses pembuatan keputusan. 6. Directive information

Informasi yang digunakan untuk mengkoordinasi dan memungkinkan keefektifasaan kegiatan kelompok.

Sedangkan menurut Davis yang dikutip oleh Rozinah (2012, 7), membaginya kedalam empat jenis, yaitu :

1. Monitoring information: yaitu jenis informasi yang berfungsi untuk mengkonfirmasi tindakan yang diambil.

2. Problem finding information: informasi harus mewakili atau menjawab masalah yang ada.

3. Action information: informasi yang menggambarkan bahwa akan diambil sebuah tindakan.

4. Decision support: hasil dari tindakan yang telah diambil, akan dijadikan bahan untuk mengambil keputusan.

Terlihat bahwa informasi merupakan data yang dapat digunakan oleh siapapun yang tidak akan habis digunakan terus-menerus dan tumbuh tanpa ada akhirnya.

2.2 Perilaku Pencarian Informasi

Perilaku pencarian informasi terjadi karena adanya kebutuhan informasi yang dirasakan seseorang sehingga mendorong orang tersebut untuk melakukan kegiatan pencarian informasi.

(60)

Kebutuhan dan pencarian informasi merupakan suatu konsep yang tidak bisa dipisahkan secara nyata. Seseorang atau pemakai mencari informasi karena kebutuhan yang ada dalam diri orang tersebut. Segala tindakan manusia yang dilakukan untuk mendapatkan informasi karena dia membutuhkan informasi.

Kenyataan ini menurut Bates (2010),“Perilaku informasi digunakan untuk menggambarkan bahwa banyak cara yang dilakukan oleh manusia dalam berinteraksi dengan informasi, khususnya cara-cara dimana orang mencari dan memanfaatkan informasi. Perilaku informasi juga mengistilahkan sebagai seni di dalam ilmu perpustakaan dan informasi untuk merujuk pada sub-disiplin yang bergerak dalam berbagai jenis penelitian yang dilakukan untuk memahami hubungan manusia pada informasi”.

Menurut Wilson seperti yang dikutip oleh Laloo (2002, 17), mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul Information Need, Information Seeking Behavior And User, bahwa di sisi lain “Perilaku mencari informasi muncul sebagai konsekuensi dari kebutuhan yang dirasakan dan diperlukan oleh pengguna informasi. Sebab itu untuk memenuhi kebutuhannya terdapat suatu tuntutan kepada sumber informasi formal atau informal yang relevan. Jika berhasil, individu kemudian memanfaatkan informasi yang ditemukan dan mungkin lebih lengkap maupun sebagian memenuhi kebutuhan yang dirsakan, jika ia gagal untuk memenuhi kebutuhan itu, ia harus mulai mencari lagi”.

Selanjutnya Ellis yang dikutip oleh Yusup (2010, 105), mengemukakan beberapa karakteristik perilaku pencarian informasi dari para peneliti social, science, dan engineering. Karakteristik yang dikemukakan Ellis adalah sebagai berikut:

1. Starting

Artinya individu mulai mencari informasi misalnya bertanya pada seseorang yang ahli disalah satu bidang keilmuan yang diminati oleh individu tersebut.

2. Chaining

Menulis hal-hal yang dianggap penting dalam sebuah catatan kecil. Suatu cetak biru sebuah tulisan tertentu.

(61)

Suatu kegiatan mencari informasi yang terstruktur atau semistruktur.

4. Differentiating

Pembagian atau reduksi data atau pemilihan data, mana yang akan digunakan dan mana yang tidak perlu.

5. Monitoring

Selalu memantau atau mencari berita-berita/informasi-informasi yang terbaru (up –to-date)

6. Extracting

Mengambil salah satu informasi yang berguna dalam sebuah sumber informasi tertentu. Misalnya, mengambil salah satu file dari sebuah wold wide web (www) dalam dunia internet.

7. Verifying

Mengecek ukuran dari data yang telah diamati. 8. Ending

Akhir dari pencarian.

Selanjutnya, Carol Kuhlthau seperti yang dikutip Kingrey (2002, 2), mengemukakan beberapa tahapan dari perilaku pencarian informasi yaitu:

1. Inisiation

(62)

yang dibutuhkan, setelah itu masuk ketahap collect mengumpulkan informasi dan yang terakhir complete (semua informasi yang dibutuhkan telah terkumpul). 2.3 Model Perilaku Pencarian Informasi

2.3.1 Model Perilaku Pencarian Informasi Wilson

Wilson (1999, 251), mendeskripsikan sebuah model perilaku penemuan informasi sebagai suatu alternatif kebutuhan informasi yang termasuk didalamnya perilaku informasi. Dalam model ini, perilaku penemuan informasi timbul sebagai suatu konsekuensi yang dibutuhkan oleh pengguna informasi, yang mana membuat suatu informasi menjadi sumber formal atau informal, dimana hasil kesuksesan maupun kegagalan untuk menemukan informasi menjadi relevan. Model perilaku informasi tersebut dapat digambarkan seperti berikut:

2.3.1 Gambar Model Perilaku Pencarian Informasi Wilson (1999) 2.3.2 Model Perilaku Pencarian Informasi David Ellis

(63)

dengan penelitian bidang fisika dan kimia sehingga menghasilkan depalan tahapan pencarian informasi yang terdiri dari starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring, extracting, verifying dan ending.

Berikut ini kedelapan tahapan pencarian informasi menurut Ellis, Cox dan Hall (1993) seperti yang disitir oleh Rozinah (2012, 20).

2.3.2 Gambar Model Perilaku Pencarian Informasi menurut Ellis (1993)

1. Starting

Starting merupakan titik awal pencarian informasi atau pengenalan awal terhadap rujukan. Seringkali infomasi ditemukan pada saat starting merupakan topik penelitian yang dapat dikembangkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.Pada saat starting digunakan penelurusan sebagai berikut:

a. Rujukan awal (strater references)

Rujukan awal merupakan titik awal untuk mendapatkan bahan rujukan selanjutnya. Biasanya didapatkan dari atasan, teman sejawat atau dari kumpulan catatan yang dibuat sendiri mengenai rujukan yang berhubungan dengan topik yang diminati.

b. Tinjauan synopsis artikel (preview or synoptic articel) Preview atau ulasan artikel digunakan tidak hanya sebagai sumber rujukan menuju bahan primer tetapi juga sebagai kerangka untuk dapat memahami isi dari bahan rujukan.

c. Sumber sekunder (secondary resource)

Sumber sekunder seperti abstrak, indeks dan catalog subjek digunakan untuk mencari informasi dalam rangka melilih topik penelitian yang diminati oleh peneliti.

2. Chaining

(64)

rantai atau mengaitkan daftar literature yang pada rujukan inti. Chaining dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Backward Chaining

Merupakan cara tradisional yakni mengikuti daftar pustaka yang ada pada rujukan inti, sehingga rujukan selanjtunya merupakan rujukan-rujukan yang pernah disitir pada rujukan inti. Dengan melakukan cara mengaitkan ke belakang, akan dihasilkan efek bola salju, sehingga hanya dengan menggunakan satu rujukan ini saja akan didapatkan rujukan lain yang tidak akan berbeda jauh dari masalah yang dibahas pada rujukan inti.

b. Forward Chaining

Mencari rujukan lain berdasarkan subjek atau nama pengarang dari rujukan inti yang telah ada dengan mengaitkan ke depan. Cara ini dilakukan dengan menggunakan sarana bibliografis. Ciri-ciri chaining adalah:

1) Mencari bahan rujukan berdasarkan daftar literatur yang tertera pada rujukan inti.

2) Mencari bahan rujukan di luar daftar rujukan inti, akan tetapi tetap berpedoman pada subjek atau pengarang yang ada pada rujukan inti.

3. Browsing

Merupakan tahap kegiatan yang ditandai dengan kegiatan pencarian informasi dengan cara penelusuran semi tersruktur telah mengarah pada bidang yang diamati. Kegiatan pada tahap ini efektif untuk mengetahui tempat-tempat yang menjadi sasaran potensi untuk ditelusuri. Browsing dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain melalui abstrak hasil penelitian, daftar isi jurnal, jajaran buku di perpustakaan atau toko buku, bahkan juga buku-buku yang dipajang pada pameran atau seminar.

4. Differentiating

Merupakan kegiatan yang membedakan sumber informasi untuk menyaring informasi berdasarkan sifat kualitas rujukan. Kriteria memilih rujukan yang digunakan adalah:

a. Topik kajian.

b. Pendekatan yang digunakan. c. Kualitas atau jenis perlakuan.

Identifikasi sumber-sumber informasi terutama ditekankan pada subjek-subjek yang dipilih dan selanjutnya akan mengambil bahan-bahan dan topik yang diminati.

5. Monitoring

Merupakan kegiatan yang ditandai dengan kegiatan memantau perkembangan yang terjadi terutama dalam bidang yang diminati dengan cara mengikuti sumber teratur. Monitoring dapat dilakukan dengan cara yaitu:

(65)

Digunakan sebagai pra seleksi sumber dan bahan yang akan digunakan. Cara ini merupakan ajang untuk bertukar informasi, baik dengan sejawat maupun pakar bidang tertentu.

b. Membaca jurnal (monitoring journal)

Biasanya monitoring dilakukan terhadap sumber inti dalam jumlah kecil tetapi telah terseleksi dan diikuti secara seksama. Misalnya beberapa judul majalah yang dipilih sesuai dengan bidang yang diminati, diikuti perkembangannya setiap terbit, minimal dari judul-judulnya saja seperti pada current content.

c. Monitoring katalog (monitoring material publisher in book form)

Kegiatan ini dapat dilakukan dengan melihat daftar terbitan secara berkala, preiview atau bibliografi berkelanjutan dengan melakukan akses secara berkala ke perpustakaan. 6. Extracting

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini terutama diperlukan pada saat harus membuat tinjauan literatur. Sumber informasi yang digunakan pada extracting ini adalah jurnal terutama jurnal-jurnal yang sudah standar, katalog penerbit, bibliografi subje, abstrak dan indeks.

7. Verifying

Ditandai dengan kegiatan pengecekan atau penilaian apakah informasi yang didapat telah sesuai atau tepat dengan yang diinginkan. Sebagai perbandingan peneliti bidang ilmu sosial tidak melakukan tahapan ini, berbeda dengan peneliti fisika dan kimia yang menilai tahapan ini dengan melakukan pengujian untuk memastikan seandainya ada kesalahan-kesalahan pada informasi yang diperoleh.

8. Ending

Tahapa ending juga merupaka kategori perilaku yang tidak dijumpai pada kajian Ellis (1987). Merupakan tahap akhir dari pola pencarian informasi biasanya dilakukan bersamaan dengan berakhirnya suatu kegiatan penelitian.

(66)

a. Verifying- mengecek keakuratan informasi.

b. Ending – kegiatan sebagai pengecekan tahap akhir dalam pencarian informasi yang dibutuhkan.

Sehingga model pencarian informasi tersebut digambarkan ulang sebagai berikut:

2.3.2. Gambar Model Perilaku Pencarian Informasi Ellis-Wilson (1999)

2.3.3 Model Perilaku Pencarian InformasiBarbara Nied Wiedzka

Niedzwiedka dikutip oleh Purwoko (2008) memulai model perilaku informasinya dari pengidentifikasian kebutuhan informasi, keputusan untuk menemukan informasi, kemudian penerapan strategi penemuan informasi. Setelah ditemukan, informasi diseleksi oleh pengguna, hingga akhirnya informasi dipergunakan.

2.3.1 Gambar Model Perilaku Pencarian Informasi menurut Wiedzka seperti yang dikutip oleh Purwoko (2008) Ada empat hal baru yang diutarakan dalam model ini, antara lain,

1. Penggabungan suasana perilaku informasi dengan variabel-variabel yang mempengaruhi dalam perilaku informasi;

2. Memasukkan semua proses perilaku informasi dalam suasana perilaku informasi;

(67)

menemukan informasi (activating mechanism) dapat terjadi dalam semua tingkatan proses perilaku informasi;

4. Pengenalan dua strategi dasar dalam menemukan informasi, yaitu secara individu maupun dengan perantara.

Dua hal pertama di atas memunculkan gambaran bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku informasi (intervening variabel) benar-benar berpengaruh pada semua tingkatan perilaku informasi, sejak merumuskan kebutuhan informasi sampai dengan pemanfaatan informasi.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang Perilaku Pencarian informasi dapat dilihat pada tabel berikut:

2.4.1 Tabel Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti

Judul Penelitian Hasil

1 Siti Rozinah

Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Dalam Penulisan Skripsi (Studi Kasus Di Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta). (Tesis)

Model tahapan pencarian informasi yang digunakan oleh Ellis yakni Starting, Chaining, Browsing, Differentiating, Monitoring dan Extracting,

(68)

extracting.

2 Rivalna Rivai

Perilaku Pencarian Informasi Pejabat Di Fakultas Tarbiayah Institut Agama Islam Negeri Ambon. (Tesis)

Model tahapan pencarian informasi yang merupakan revisi model yang ditemukan oleh Ellis yaitu Starting, Chaining, Extracting, Verifying dan Ending merupakan pola pencarian informasi Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon dalam menyelesaikan tugas sehari-hari.

3 Dewi Rahmatika

Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Dalam Menyusun Skripsi (Studi Kasus Mahasiswa S1 Departemen Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Usu). (Skripsi)

(69)
(70)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pencarian informasi erat kaitannya dengan kebutuhan akan informasi. Seseorang yang membutuhkan informasi memerlukan waktu untuk berpikir apa yang dibutuhkan, mengingat apa yang dibutuhkan, selanjutnya memutuskan apa yang dibutuhkannya. Pencarian informasi merupakan kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

Perkembangan informasi sangat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan informasi. Tingkat kebutuhan setiap orang berbeda-beda, semakin tinggi tingkat kebutuhan akan informasi maka perilaku pengguna untuk mencari menemukan informasi juga semakin aktif. Tentunya informasi yang dibutuhkan adalah informasi yang relevan, akurat dan dapat membantu mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Tingkat kebutuhan tersebut mengakibatkan adanya perilaku setiap pengguna informasi dalam melakukan pencarian informasi.

Gambar

Tabel 1 . Daftar Karakteristik Responden
Tabel 2.  Hasil Observasi
Tabel 3.  Hasil Observasi
Tabel 3.  Hasil Observasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan pendapat beberapa ahli diatas dapat dikatakan bahwa Mahasiswa S1 dan D3 Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara memiliki motivasi sebagai

Penelitian dengan judul Perilaku Pengguna Koleksi Skripsi dikalangan Mahasiswa Pada Layanan Skripsi Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran

Mengevaluasi alternatif, informasi yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi pengguna untuk mengambil keputusan.. Mengambil

Responden, melakukan chaining dengan cara backward chaining yaitu dengan mengikuti daftar pustaka dari sumber informasi yang terlah diperoleh dan dengan cara

Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.. Universitas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi informasi Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan model literasi

Martines, Agnes. Literasi Media Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Program Studi Perpustakaan Dan Sains Informasi, Fakultas Ilmu

Berdasarkan dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa Perilaku pencarian informasi melalui jurnal elektronik oleh mahasiswa prodi ilmu perpustakaan menggunakan