• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMBINASI BOKASHI PUPUK KANDANG AYAM, SAPI, DAN PUPUK NPK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMBINASI BOKASHI PUPUK KANDANG AYAM, SAPI, DAN PUPUK NPK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Fitri Mayasari

ABSTRAK

PENGARUH KOMBINASI BOKASHI PUPUK KANDANG AYAM, SAPI, DAN PUPUK NPK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

Oleh Fitri Mayasari

Pemberian kombinasi bokashi pupuk kandang ayam, sapi dengan pupuk NPK (15:15:15) diharapkan mampu mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat serta meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui apakah terdapat pengaruh pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang diberi bokashi pupuk kandang dan pupuk NPK (15:15:15). (2) Mengetahui kombinasi bokashi pupuk kandang dan pupuk NPK (15:15:15) yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi yang lebih baik pada tanaman tomat.

(2)

Fitri Mayasari

rekomendasi 30 g/tanaman, p4 = kombinasi bokashi pukan ayam 300

g/tanaman + bokashi pukan sapi 300 g/tanaman, p5 = bokashi pukan ayam 300 g/tanaman + ½ pupuk NPK (15:15:15) 15 g/tanaman, p6 = bokashi pukan sapi 300 g/tanaman + ½ pupuk NPK (15:15:15) 15 g/tanaman dan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Homogenitas ragam antarperlakuan diuji dengan uji Bartlet dan aditivitas data diuji dengan uji Tukey. Bila kedua asumsi ini terpenuhi, maka pemisahan nilai tengah dilakukan dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada α 5%.

Hasil penelitian menunjukkan (1) Pemberian bokashi pukan ayam, sapi, dan pupuk NPK (15:15:15) dapat meningkatkan tinggi tanaman, bobot brangkasan tanaman, diameter buah, jumlah bunga, jumlah buah, dan produksi buah

dibandingkan tanpa pemberian bokashi dan pupuk NPK (15:15:15). (2) Pemberian kombinasi bokashi pukan ayam 300 g/tanaman + ½ pupuk NPK (15:15:15) 15g/tanaman atau kombinasi bokashi pukan sapi 300 g/tanaman + ½ pupuk NPK (15:15:15) 15 g/tanaman memberikan hasil terbaik pada

pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.

(3)

PENGARUH KOMBINASI BOKASHI PUPUK KANDANG AYAM, SAPI DAN PUPUK NPK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

(Skripsi)

Oleh Fitri Mayasari

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PENGARUH KOMBINASI BOKASHI PUPUK KANDANG AYAM, SAPI DAN PUPUK NPK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

Oleh Fitri Mayasari

(Skripsi)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

Judul Skripsi : PENGARUH KOMBINASI BOKASHI PUPUK KANDANG AYAM, SAPI, DAN PUPUK NPK (15:15:15) PADA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

Nama Mahasiswa : Fitri Mayasari

NPM : 0714012040

Program Studi : Agroteknologi Fakultas : Pertanian

Menyetujui

1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Darwin Pangaribuan, M.Sc. Ir. Andarias Makka Murni NIP. 19630131 198603 1 004 NIP. 19560724 198603 1 001

2. Ketua Program Studi Agroteknologi

(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Ir. Darwin Pangaribuan, M.Sc. ………..

Sekertaris : Ir. Andarias Makka Murni ………..

Penguji : Dr. Ir Yafizham, M.S. ………..

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M. S. NIP. 19610826 198702 1 001

(7)
(8)

PENGARUH KOMBINASI BOKASHI PUPUK KANDANG AYAM, SAPI DAN PUPUK NPK (15:15:15) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

(Skripsi)

Oleh Fitri Mayasari

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(9)
(10)

ix

(11)

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 2007. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Kanisius. Yogyakarta. 218 hlm. Adekiya, A. O. dan Agbede, T. M. 2009. Growth and Yield of Tomato

(Lycopersicon esculentum Mill.) as Influenced by Poultry Manure and NPK Fertilizer. Emir. J. Food Agric. Vol. 21 (1) 10-20.

Agromedia. 2007. Panduan Lengkap Budidaya Tomat. Agromedia Pustaka. Jakarta. 234 hlm.

Anonima. 2011. Pupuk Phonska/Pupuk Majemuk NPK. Dalam

http://pandanwangimadiun.blogspot.com/2011/02/pupuk-phonska-pupuk-majemuk-npk.html. Diakses pada tanggal 20 Mei 2011.

Anonimb, 2011. Bokashi. Dalam http://smpdelapanbelas.blogspot.com/2011/02 /bokashi.html. Diakses pada tanggal 20 Mei 2011.

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2009. Produksi Sayuran Di Indonesia. Dalam http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_ subyek=55&notab=15. Diakses pada tanggal 15 April 2011.

Foth, H. D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 374 hlm.

Djuarnani, N., Kristian, dan B.S. Setiawan. 2006. Cara Cepat Membuat Kompos. Agromedia Pustaka. Jakarta. 74 hlm.

Gardner, F.P., R.B. Pearch, dan R. L. Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta. 428 hlm.

Hakim, N., M. T, Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, G.B. Hong, M.R Soul, dan H.H. Barley. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 488 hlm

Hartatik, W. dan L.R. Widowati. 2005. Pupuk Kandang. Dalam http://balittanah. litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk4.pdf. Diakses pada

(12)

Iskandar, S. 2003. Pengaruh Perlakuan Bokashi terhadap Produktivitas Tanaman Sayuran. Jurnal Agrotopika Vol. 8 (2) 6-10.

Isroi. 2008. Kompos. Dalam http://www.isroi.com. Diakses tanggal 22 Desember 2011.

Lakitan, B. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 205 hlm.

Lakitan, B. 1995. Hortikultura: Teori,Budidaya, dan Pascapanen. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 219 hlm.

Lingga, P. 1999. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hlm.

Nazari, Y. A. 2003. “Pengaruh Pemberian Jenis dan Dosis Pupuk Organik serta Pupuk Anorganik terhadap Kesuburan Tanah Tanaman Kentang”. Skripsi Sarjana. Unibraw Malang.

Nyinareza, J. and S. Snapp. 2007. Integrated Management of Inorganic and Organic Nitrogen and Efficiency in Potato Systems. Soil Sci. Soc. Am. J. Vol. 71 (5) 1508-1515.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta. 130 hlm.

Nurhayati, D. 2009. ” Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Jarak Tanam Pada Produksi Tomat Rampai”. Skripsi Sarjana. Universitas Lampung.

Pitojo, S. 2005. Benih Tomat. Kanisius. Jakarta. 97 hlm. Prihandarini, R. (2009). Teknologi Budidaya Organik. Dalam

http://www.stppgowa.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&i d=91&Itemid=73. Diakses pada tanggal 28 November 2011.

Purwati, E. dan Kharunnisa. 2008. Budidaya Tomat Dataran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta. 67 hlm.

Rasyda, H. 2009. ”Pengaruh Bokashi Pupuk Kandang Sapi dan Mulsa terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat”. Skripsi Sarjana. Universitas Lampung.

Redaksi PS. 2007. Media Tanam. Penebar Swadaya. Jakarta. 92 hlm.

(13)

Rosliani, R., N. Sumarni, dan N. Nurtika. 2001. Penentuan Pupuk Makro dan Macam Naungan untuk Tanaman Cabai di Musim Hujan. Jurnal

Hortikultura Vol. 11 (2) 102-109.

Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta. 242 hlm.

Sarno. 2009. Pengaruh Kombinasi NPK dan Pupuk Kandang terhadap Sifat Tanah dan Pertumbuhan serta Produksi Tanaman Caisim. Jurnal Tanah Tropika Vol. 14 (3) 211-219.

Simamora, S dan Salundik. 2006. Meningkatkan Kualitas Kompos. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. 56 hlm.

Setyorini, D., R. Saraswati, dan E. K. Anwar. 2005. Kompos. Dalam

http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk2.pdf. Diakses pada tanggal 23 Desember 2011.

Sunarjono, H. 2006. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta. 184 hlm. Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Jakarta. 219 hlm.

Sutedjo, M. M. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. 177 hlm.

Tim Bina Karya Tani. 2009. Pedoman Bertanam Tomat. CV. Yrama Media. Bandung. 133 hlm.

Utami, N.K. 2011. ”Pengaruh Kombinasi Kompos Kotoran Ayam dan Kompos Kotoran Kambing dengan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan dan Produkasi Tanaman Tomat”. Skripsi Sarjana. Universitas Lampung.

Wigati, E.S., A. Syukur, dan Bambang D. K. 2006. Pengaruh Takaran Bahan Organik dan Tingkat Kelengasan Tanah terhadap Serapan Fosfor oleh Kacang Tunggak di Tanah Pasir Pantai. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 6 (1) 52-58.

(14)
(15)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bersifat multiguna. Tomat banyak dikenal dan digemari oleh masyarakat sebagai sayuran buah karena rasanya yang segar, enak, dan sedikit masam. Tomat segar dapat dijadikan bahan sayuran, jus, atau sebagai campuran bumbu masak. Tidak hanya berfungsi sebagai sayuran buah saja, tomat juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri seperti bahan kosmetik, saus, maupun obat-obatan (Agromedia, 2007).

Menurut Pitojo (2005), tomat merupakan salah satu komoditas sayuran yang mengandung vitamin A dan vitamin C yang cukup tinggi, serta semua bagiannya dapat dimakan. Selain mengandung vitamin A dan vitamin C, warna merah pada buah tomat juga berkhasiat sebagai penangkal radikal bebas dan pencegah

penyakit kanker.

(16)

2

peningkatan kembali yaitu dari 635.475 ton menjadi 725.973 ton sedangkan pada tahun 2009 produksi tomat terus mengalami kenaikan hingga mencapai 853.061 ton. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tomat juga berguna untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Namun, selama ini kebutuhan ekspor tomat di Indonesia masih terbatas untuk negara tetangga seperti Malaysia,

Filipina, Singapura, dan Brunai Darusalam (Agromedia, 2007).

Produksi buah tomat harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan tomat yang semakin tinggi. Kemampuan tomat untuk dapat menghasilkan buah sangat tergantung pada interaksi antara pertumbuhan tanaman dengan kondisi lingkungannya (Wiryanta, 2002).

Menurut Agromedia(2007), pemupukan merupakan salah satu cara yang dapat

dilakukan untuk memenuhi ketersediaan unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan

oleh tanaman. Dengan adanya pemupukan, tanaman dapat tumbuh dan

berproduksi secara optimal. Pemupukan dapat dilakukan dengan mengunakan

pupuk organik dan pupuk anorganik.

(17)

3

Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan pupuk anorganik adalah dengan penambahan bahan organik kedalam tanah. Dalam penelitian ini bahan organik yang digunakan adalah limbah ternak berupa pupuk kandang (pukan). Penggunaan pupuk kandang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia. Menurut Novizan (2005), pukan adalah pupuk yang berasal dari kotoran-kotoran hewan yang tercampur dengan sisa makanan dan urin yang didalamnya mengandung unsur hara N, P, dan K yang dapat digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah.

Pukan ayam dan sapi merupakan salah satu bahan organik yang dapat dikomposkan. Pengomposan dengan menggunakan dekomposer yang mengandung mikroorganisme dapat mempercepat proses dekomposisi bahan organik tersebut. Jenis dekomposer yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekomposer yang mengandung mikrobia pengurai seperti Azospirillum,

Aspergillus, Actinomicetes, Lactobacillus, Pseudomonas, serta yeast yang berfungsi sebagai penambat N, pelarut P dan K sehingga proses pengomposan menjadi lebih cepat dibandingkan dengan pengomposan secara konvensional.

Percobaan ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang diberi bokashi pupuk kandang dan pupuk NPK (15:15:15)?

(18)

4

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang diberi bokashi pupuk kandang dan pupuk NPK (15:15:15).

2. Untuk mengetahui kombinasi bokashi pupuk kandang dan pupuk NPK (15:15:15) yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi yang lebih baik pada tanaman tomat.

1.3 Landasan Teori

Dalam rangka menyusun penjelasan teoritis terhadap pertanyaan yang telah dikemukakan, penulis menggunakan landasan teori sebagai berikut:

Tanaman tomat sangat responsif terhadap pemupukan. Pemupukan merupakan salah satu usaha penambahan unsur-unsur hara makro dan mikro yang esensial bagi tanaman untuk memperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman yang optimal. Jenis dan kuantitas unsur hara yang diaplikasikan akan tergantung pada status hara tanah dan kebutuhan hara tanaman yang dibudidayakan. Ketidakseimbangan status hara tanah dapat menyebabkan tanaman menjadi stres sehingga

(19)

5

Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk organik ataupun pupuk anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari sisa-sisa mahluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai dan memiliki kandungan bahan organik yang tinggi. Pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi (Novizan, 2005).

Pupuk organik merupakan salah satu bahan pembenah tanah yang paling baik untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas tanah daripada bahan pembenah tanah buatan. Sebagai bahan pembenah tanah, pupuk organik dapat mencegah terjadinya erosi, pergerakan permukaan tanah ‘crusting’ dan retakan

tanah, mempertahankan kelengasan tanah serta memperbaiki pengatusan dakhil ‘ internal drainage’. Sumber pupuk organik dapat berasal dari kotoran hewan,

bahan tanaman rerumputan, semak, perdu dan pohon, limbah dan limbah agoindustri (Sutanto, 2002).

Menurut Sutanto (2002), sifat tanah sangat dipengaruhi oleh kandungan bahan organik. Tanah yang banyak mengandung bahan organik lebih bersifat terbuka/ sarang sehingga aerasi tanah lebih baik dan tidak mudah mengalami pemadatan daripada tanah yang memiliki bahan organik rendah. Tanah yang kaya bahan organik memiliki warna yang lebih kelam daripada tanah yang mengandung bahan organik rendah.

(20)

6

relatif lebih sedikit mengandung unsur hara yang terfiksasi mineral tanah sehingga unsur hara yang tersedia bagi tanaman lebih besar. Hara yang digunakan oleh mikroorganisme tanah bermanfaat dalam mempercepat aktivitasnya,

meningkatkan dekomposisi bahan organik dan mempercepat pelepasan hara (Sutanto, 2002).

Menurut Sunarjono (2006), pupuk berfungsi menyediakan unsur hara organik bagi tanaman, memperbaiki struktur tanah, dan menahan air dalam tanah. Jenis pupuk yang dapat diberikan untuk tanaman sayuran adalah pukan atau kompos. Pukan atau kompos yang digunakan harus yang telah jadi dan sudah tidak mengalami pembusukan dan penguraian lagi sehingga tidak menghasilkan panas. Adanya panas dari proses pembusukan pupuk mentah dapat mengakibatkan tanaman menjadi layu dan akhirnya mati.

Tabel 1. Kadar hara beberapa bahan dasar pupuk organik sebelum dan sesudah dikomposkan

Sumber: Hartatik dan Widowati (2005).

(21)

7

(kandungan bahan organik dan KPK), serta pertumbuhan tanaman kacang tunggak (berat kering tanaman, konsentrasi dan serapan P dalam jaringan tanaman). Pupuk kandang ayam tersebut berpotensial dalam meningkatkan kualitas tanah karena pH-nya netral, kandungan bahan organik dan KPK cukup tinggi.

Nyinareza dan Snapp (2007), menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang ayam dapat meningkatkan produksi tomat, dan meningkatkan efisiensi serapan N

sampai 20% pada percobaan lapang dan 35% pada percobaan pot. Selanjutnya dikatakan bahwa kombinasi penggunaan pupuk kandang ayam dan pengurangan pupuk anorganik menghasilkan ketersediaan N yang tinggi dan pelepasan NO3 yang konstan selama masa pertanaman, yang menunjukkan terjadinya keselarasan antara ketersediaan dan serapan N oleh tanaman tomat. Hasil penelitian Rasyda (2009) menunjukkan bahwa penggunaan bokashi pupuk kandang sapi dosis 20 ton/ha nyata dalam meningkatkan tinggi tanaman, bobot brangkasan (akar,batang, dan daun), jumlah buah, dan produksi buah tanaman tomat.

Menurut Sunarjono (2006), dalam pukan atau kompos terdapat berbagai jenis unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman sayuran. Bila unsur yang terdapat dalam pukan atau kompos tersebut kurang dari kebutuhan tanaman maka dapat diatasi dengan penambahan pupuk anorganik. Pupuk anorganik yang digunakan berupa N, P, dan K.

(22)

8

dapat mengakibatkan pertumbuhan daun yang lebat dan sistem perakaran yang kerdil, sehingga rasio tajuk dan akar tinggi. Kelebihan unsur N juga dapat

mengakibatkan pembentukan bunga dan buah menjadi lambat, kualitas buah akan menurun dan pemasakan buah akan terhambat. Sebaliknya, kekurangan unsur N pada tanaman tomat dapat mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, daunnya menguning dan produksinya menjadi rendah (Wiryanta, 2002).

Unsur fosfor (P) dibutuhkan tanaman pada pertumbuhan vegetatif serta perkembangan generatif. Unsur P diperlukan untuk pembentukan ATP dan senyawa nukleotida-fosfat. Pemupukan tanaman tomat dengan pupuk yang mengandung unsur P tinggi dan diberikan secara berimbang maka dapat menghasilkan produksi tomat yang tinggi dan berkualitas baik (Rismunandar, 2001). Pemberian unsur P yang berlebih akan mengakibatkan pertumbuhan akar yang melebihi tajuk dan mempercepat pematangan buah. Sedangkan kekurangan unsur P akan mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, daun bewarna hijau tua, pemasakan buah tertunda serta rasio tajuk dan akar rendah.

(23)

9

Penyerapan K yang berlebih pada tanaman dapat mengakibatkan penurunan kadar serapan unsur Ca2+ dan Mg2+ (Rismunandar, 2001).

1.4 Kerangka Pemikiran

Tanaman tomat sangat peka terhadap tanah yang memiliki jumlah kandungan hara yang sedikit. Penanaman tomat sebaiknya pada tanah yang gembur, sedikit mengandung pasir, dan banyak mengandung bahan organik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menambah unsur hara dalam tanah dan tanaman adalah dengan pemupukan.

Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk anorganik lebih banyak diaplikasikan untuk tanaman karena dalam jumlah sedikit pupuk anorganik tersebut dapat menyediakan unsur hara yang mudah diserap oleh tanaman. Namun, penggunaan pupuk anorganik secara berlebih dan terus-menerus dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kehidupan organisme tanah terganggu sehingga dapat mengakibatkan penurunan kesuburan tanah. Maka hal ini dapat mengakibatkan penurunan pada produksi tanaman.

(24)

10

Semakin tinggi rasio C/N bahan organik maka proses pengomposan atau perombakan bahan organik semakin lama.

Bokashi (Bahan Organik Kaya akan Sumber Hayati) merupakan salah satu teknik pengomposan bahan organik dengan menggunakan aktivator mikroorganisme. Bahan organik yang dapat dijadikan bokashi diantaranya adalah pukan ayam dan pukan sapi. Pupuk yang dibuat dengan pengomposan bokashi, bahan organiknya akan lebih cepat terdekomposisi dibandingkan dengan pembuatan pupuk secara konvensional.

Fungsi utama dari pemberian kompos bokashi adalah untuk memperbaiki sifat fisik, biologi, dan kimia tanah. Untuk memperbaiki sifat fisik tanah, kompos bokashi dapat berperan dalam memperbaiki agregat tanah yaitu membuat tanah menjadi lebih gembur dan remah, sehingga pertukaran udara (aerasi) menjadi lebih baik. Pada sifat biologi tanah pemberian kompos bokashi berfungsi untuk menyediakan tempat tumbuh dan makanan bagi mikroba tanah, sehingga mikroba tanah yang bermanfaat akan berkembang dengan baik dan memberikan pengaruh yang positif bagi tanaman. Pada sifat kimia tanah pemberian kompos bokashi berfungsi untuk meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), meningkatkan kandungan humus, dan menyediakan unsur hara makro dan mikro.

(25)

11

unsur hara mikro sehingga kemampuan tanah untuk menjerap unsur hara dapat meningkat dan dapat diserap oleh tanaman secara optimal, sedangkan fungsi pupuk anorganik lebih ditekankan sebagai penyuplai unsur hara makro.

Pengkombinasian antara kompos bokashi dan pupuk anorganik secara berimbang, maka unsur hara yang diserap oleh tanaman akan lebih optimal sehingga

pertumbuhan dan produksi tanaman dapat ditingkatkan serta kesuburan tanah juga tetap terjaga.

Penyerapan unsur hara yang optimal akan mempengaruhi proses fisiologi tanaman. Adanya peningkatan kandungan unsur hara di dalam tanaman maka senyawa organik yang disintesis oleh tanaman akan meningkat juga. Hasil dari sintesis ini antara lain dapat berupa pati, protein, dan lipid. Produk asimilat ini dapat dimanfaatkan oleh tanaman untuk proses pembelahan sel di seluruh jaringan tanaman, penambahan ukuran sel dan penggantian sel-sel yang rusak.

Tinggi tanaman semakin meningkat seiring dengan penambahan jumlah dan ukuran sel serta penggantian sel-sel yang telah rusak. Bobot kering brangkasan meningkat sebagai akibat dari akumulasi bahan organik pada jaringan tanaman tersebut. Adanya peningkatan tinggi tanaman tersebut, maka dapat dihasilkan jumlah cabang dan daun yang lebih banyak sehingga proses fotosintesis dan

metabolisme juga mengalami peningkatan.

(26)

12

Gambar 1. Skema kerangka pemikiran mengenai kombinasi pupuk organik dan pupuk anorganik.

Apabila perkembangan vegetatif tanaman sudah mencapai titik maksimal maka tanaman akan masuk ke fase generatif yang ditandai dengan munculnya bunga. Hasil dari fotosintesis akan di fokuskan ke perkembangan bunga. Dengan adanya peningkatan asimilat pada bunga maka akan mengurangi terjadinya kerontokan

Pupuk organik Pupuk anorganik

Pengomposan bokashi

Pukan ayam dan pukan sapi

Kombinasi pupuk organik + anorganik

Kesuburan tanah dapat di tingkatkan

Produksi tanaman dapat ditingkatkan Unsur hara dapat diserap tanaman secara optimal

Perubahan fisiologi tanaman

(27)

13

dan proses pembelahan sel berlangsung aktif. Dengan meningkatnya jumlah bunga dan pasokan asimilat tersebut, maka jumlah buah yang dihasilkan semakin banyak. Penambahan pasokan asimilat juga akan meningkatkan ukuran buah. Dengan bertambahnya ukuran dan jumlah buah yang dihasilkan, maka akan semakin tinggi produksi per hektarnya.

1.4 Hipotesis

Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh pertumbuhan dan produksi tanaman tomat antara yang diberi bokashi pupuk kandang dan pupuk NPK (15:15:15).

(28)

1

II. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Deskripsi dan Morfologi Tanaman Tomat

Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan tanaman sayuran yang berperan penting dalam pemenuhan gizi masyarakat. Tomat merupakan tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Menurut Tim Bina Karya Tani (2009), tanaman tomat merupakan tanaman perdu yang tergolong tanaman semusim yang berumur pendek. Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Tubiflorae Famili : Solanaceae Genus : Lycopersicum

Spesies : Lycopersicum esculentum Mill.

(29)

2

perakaran tunggang dengan akar samping yang banyak dan dangkal. Batang tanaman tomat bewarna hijau, berbentuk persegi empat hingga bulat serta bagian permukaan batangnya ditumbuhi bulu dan tinggi batang mencapai 2-3 meter (Agromedia, 2007).

Menurut Agromedia (2007), tanaman tomat memiliki daun majemuk yang bersirip gangsal. Daun tanaman tomat bewarna hijau dan berbentuk oval. Bagian tepi daun bergerigi dan membentuk celah yang menyirip. Selain memiliki daun tanaman tomat juga memiliki bunga majemuk yang bersifat hermaprodit dan dapat melakukan penyerbukan sendiri. Bunga tanaman tomat berbentuk terompet bewarna kuning cerah dan memiliki kelopak dan mahkota bunga berjumlah enam.

Menurut Tim Bina Karya Tani (2009), tanaman tomat memiliki bentuk buah yang bervariasi. Buah tomat ada yang berbentuk bulat, lonjong dan oval. Buah tomat memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari yang paling kecil memiliki berat sekitar 9 g/buah dan yang berukuran besar sekitar 180 g/buah.

(30)

3

Tomat varietas Permata merupakan tomat dataran rendah yang memiliki tipe pertumbuhan determinate. Tanaman tomat varetas Permata ini tahan terhadap penyakit Fusarium oxyporum race O, Fusarium oxyporum race I, TMV, dan Pseudomonas solanacearum, serta toleran terhadap Alternaria solani. Buah tomat berbentuk abovoid, warna buah muda hijau keputih-putihan dan buah masak bewarna merah. Buah tomat varietas permata memiliki tekstur yang renyah dan rasa buah yang manis. Berat buah mencapai 50 g/buah dengan potensi hasil 3-4 kg/tanaman. Umur panen buah tomat varietas permata adalah 100 hari setelah tanam (Pitojo, 2005).

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Tomat

Tanaman tomat dapat tumbuh pada berbagai kondisi lingkungan yang beragam. Untuk menghasilkan produksi yang optimal tanaman tomat membutuhkan lingkungan yang memiliki sistem perairan dan sinar matahari yang cukup. Pengairan yang berlebihan dapat menyebabkan kelembaban tanah disekitar tanaman menjadi meningkat dan dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit. Curah hujan yang optimal yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

tanaman tomat antara 100-120 mm/hujan dengan temperatur ideal antara 25-30oC. untuk proses pembungaan, tanaman tomat membutuhkan temperatur malam hari sekitar 15-20oC (Purwati dan Khairunisa, 2008).

(31)

4

tanah untuk menanam tanaman tomat sangat dipengaruhi oleh sifat fisis, sifat kimia, dan sifat biologi tanah. Sifat fisis tanah berpengaruh terhadap peredaran dan ketersediaan oksigen dalam tanah, sifat kimia tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sedangkan sifat biologi tanah berpengaruh dalam membantu menyediakan unsur-unsur hara dalam tanah.

2.3 Pupuk

Pupuk merupakan suatu zat yang berisi satu unsur atau lebih yang berfungsi untuk menggantikan unsur yang habis terpakai oleh tanaman dari tanah. Unsur yang terkandung dalam pupuk adalah unsur makro dan mikro. Menurut Lingga (1999), secara umum pupuk di bagi menjadi dua, yaitu pupuk anorganik dan pupuk organik.

2.3.1 Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik atau pupuk buatan merupakan pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan menggunakan bahan-bahan kimia yang berkadar hara tinggi. Pupuk anorganik dibagi dalam dua kelompok yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal merupakan pupuk yang mengandung satu unsur hara sedangkan pupuk majemuk merupakan gabungan dari pupuk tunggal yang mengandung dua atau tiga unsur hara dalam satu pupuk (Lingga, 1999).

(32)

5

terlalu higoskopis sehingga tahan disimpan dan tidak cepat menggumpal. Variasi analisis pupuk majemuk sangat banyak seperti NPK 15:15:15 dan NPK 16:16:16. Variasi pupuk majemuk tersebut menunjukkan ketersediaan unsur hara yang seimbang. Fungsi pupuk majemuk dengan variasi analisis tersebut antara lain untuk mempercepat perkembangan bibit, sebagai pupuk pada awal penanaman, dan sebagai pupuk susulan pada saat tanaman memasuki fase generatif, seperti saat mulai berbunga dan berbuah (Novizan, 2005).

Pupuk NPK (15:15:15) merupakan salah satu pupuk majemuk yang mengandung nitrogen (N) 15%, fosfor ( P) 15%, dan kalium (K) 15%. Pupuk majemuk bersifat higroskopis, mudah larut dalam air, mengandung unsur hara N, P, K dan S

(33)

6

Menurut Rosliani et al. (2001), pemberian pupuk majemuk NPK dengan dosis 1 ton/ha relatif lebih baik dalam meningkatkan bobot buah per tanaman cabai dibandingkan dengan pupuk tunggal (ZA, Urea, TSP, dan KCl). Mobilitas unsur-unsur hara yang siap diserap oleh tanaman secara berimbang dari pupuk majemuk lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk tunggal. Selain itu, pupuk majemuk NPK melepaskan unsur – unsur hara secara bertahap, sehingga dapat diserap tanaman sesuai dengan kebutuhan.

2.3.2 Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari hasil-hasil akhir atau penguraian sisa-sisa (serasah) tanaman dan binatang (Sutedjo, 1999). Salah satu jenis pupuk organik yang dapat digunakan sebagai bahan pembenah tanah adalah pupuk kandang (pukan). Pukan adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak. Pukan mempunyai pengaruh positif terhadap kesuburan tanah.

Pukan mengandung unsur hara makro dan mikro yang dapat diserap dan

digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pukan juga dianggap sebagai pupuk lengkap karena selain dapat menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman, pukan juga dapat mengembangkan kehidupan mikroorganisme (jasad renik) dalam tanah. Pemberian pukan secara teratur ke dalam tanah dapat

membentuk bunga-bunga tanah yang dapat meningkatkan daya penahan air. Jadi tanah akan mampu menahan banyak air sehingga terbentuk air tanah yang

(34)

7

Menurut AAK (2007), pukan dapat berguna dalam meningkatkan kadar humus pada tanah. Pukan dapat mengisi defisit humus yang terjadi dalam tanah atau dapat digunakan langsung sebagai makanan oleh tanaman. Tiap 1 ton pukan rata-rata mengandung 5 kg N, 3 kg P, 6 kg K dan beberapa unsur sekunder. Kualitas pukan sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan ternak dan cara penampungan pukan (Novizan, 2005).

Pukan yang berasal dari kotoran sapi ataupun kotoran ayam merupakan pupuk organik yang biasa digunakan dalam pemupukan organik, tetapi hanya mampu memberikan unsur hara dalam jumlah terbatas. Pukan merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dibandingkan dengan pupuk kimia. Sebagai bahan pembenah tanah, pukan dapat membantu dalam mencegah terjadinya erosi dan mengurangi retakan tanah (Sutanto, 2002).

2.4 Bokashi Pupuk Kandang

Bokashi adalah Bahan Organik Kaya akan Sumber Hayati. Bokashi merupakan hasil fermentasi bahan organik dari limbah pertanian seperti pukan, jerami, dan serasah daun dengan menggunakan aktifator mikroorganisme. Bokashi

merupakan salah satu pupuk organik yang banyak memberikan manfaat. Penggunaan pupuk bokashi dapat membantu menyuburkan tanaman,

(35)

8

pada bahan asal, menyediakan unsur hara lambat (slow release) dan dalam jumlah terbatas, serta berfungsi dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Bokashi merupakan salah satu metode pengomposan bahan organik berupa campuran pukan, molase, sekam, air dan starter mikroorganisme. Kandungan bahan organik yang terdapat dalam bokashi dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk berkembang biak dalam tanah, sekaligus persediaan unsur hara bagi

tanaman. Pupuk organik yang dibuat melalui pengomposan atau bokashi dapat terurai lebih cepat dibandingkan dengan pembuatan pupuk secara konvensional (Anonimb,2011). Menurut Isroi (2008), kompos yang bermutu adalah kompos yang telah terdekomposisi dengan sempurna serta tidak menimbulkan efek-efek merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Penggunaan kompos atau bokashi yang belum matang akan menyebabkan terjadinya persaingan bahan nutrien antara tanaman dengan mikroorganisme tanah yang mengakibatkan terhambatnya

pertumbuhan tanaman. Kompos yang baik memiliki beberapa ciri yakni berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah, tidak larut dalam air meski sebagian kompos dapat membentuk suspensi, nisbah C/N sebesar 10 – 20 atau tergantung dari bahan baku dan derajat humifikasinya, berefek baik jika

diaplikasikan pada tanah, suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan, dan tidak berbau.

Berdasarkan hasil penelitian Iskandar (2003), pemberian bokashi dapat

memberikan hasil tertinggi dalam meningkatkan produktivitas tanaman sayuran seperti pakcoy dan selada. Bokashi pukan memiliki banyak manfaat. Beberapa manfaat dari penggunaan pupuk bokashi yaitu (1) dapat meningkatkan

(36)

9

tinggi dibandingkan dengan pupuk kompos, (3) aplikasi bokashi kedalam tanah dapat mengakibatkan periode tumbuh pada tanaman menjadi lebih cepat, (4) dapat menghambat pertumbuhan hama dan penyakit yang merugikan tanaman, (5) dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang menguntungkan seperti mycorhiza, rhizobium, bakteria pelarut fosfat, dll. Bokashi yang aplikasikan ke dalam tanah, bahan organiknya dapat digunakan sebagai substrat oleh mikroorganisme, efektif untuk berkembang biak dalam tanah, sekaligus sebagai tambahan persediaan unsur hara bagi tanaman (Anonimb,2011).

2.5 Unsur Hara Tanaman

Tanaman membutuhkan unsur hara esensial untuk tumbuh dan berkembang. Unsur hara esensial sangat diperlukan tanaman dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh unsur lain. Jika jumlahnya kurang mencukupi, terlalu lambat tersedia atau tidak diimbangi oleh unsur-unsur lain maka dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu (Novizan, 2005). Menurut Sutedjo (1999), Unsur hara esnsial terdiri dari unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar sedangkan unsur hara mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif lebih kecil. Unsur hara makro terdiri dari nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S) sedangkan unsur hara mikro terdiri dari besi (Fe), seng (Zn), tembaga (Cu), mangan (Mn), boron (B), molibdenum (Mo), dan khlor (Cl).

(37)

10

(38)

Judul Skripsi : PENGARUH KOMBINASI BOKASHI PUPUK KANDANG AYAM, SAPI, DAN PUPUK NPK (15:15:15) PADA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)

Nama Mahasiswa : Fitri Mayasari

NPM : 0714012040

Program Studi : Agroteknologi Fakultas : Pertanian

Menyetujui

1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Darwin Pangaribuan, M.Sc. Ir. Andarias Makka Murni NIP. 19630131 198603 1 004 NIP. 19560724 198603 1 001

2. Ketua Program Studi Agroteknologi

(39)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Ir. Darwin Pangaribuan, M.Sc. ………..

Sekertaris : Ir. Andarias Makka Murni ………..

Penguji : Dr. Ir Yafizham, M.S. ………..

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M. S. NIP. 19610826 198702 1 001

(40)

Dengan penuh syukur kepada Allah SWT

Kupersembahkan karyaku ini kepada

Bapak, Ibu, Mas Edy, Mbak Dwi, Mas Handoko,

(41)

Berakit

rakit kita ke hulu, berenang-renang ketepian.

Bersakit-sakit dahulu bersenang-

senang kemudian”

(Pepatah)

“ Tidak pernah ada kata gagal bagi setiap muslim yang

tawwakal, yang ada adalah keberhasilan yang diberikan Allah

berbeda dengan yang kita inginkan.

Tidak semua yang menurut kita baik,

baik juga menurut Allah”.

(Anonim)

“Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk

mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan

belajar membangun kesempatan untuk berha

sil”.

(42)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Labuhan Ratu I Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur pada tanggal 25 Mei 1989. Penulis merupakan anak ke empat dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Sudarwadji dan Ibu Susriani.

Penulis menyelesaikan Taman Kanak-kanak di TK Al-muslimin di Desa Labuhan Ratu I Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur pada tahun 1995. Pada tahun 2001 penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN 5 Labuhan Ratu I Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur. Pada tahun 2004 penulis telah menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SLTP N 1 Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur. Penulis

menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA N1 Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswi di Program Studi Hortikultura, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur SPMB dan pada tahun 2008 diintegrasikan pada program studi Agroteknologi.

Selama dibangku kuliah, penulis pernah mengikuti kegiatan Pesantren

(43)

mengikuti Praktik Umum di Balai Benih Induk Hortikultura Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. Pada tahun 2011 penulis juga pernah mengikuti kegiatan Diskusi Panel Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

dengan tema “ Peran Ulama dan Civitas Akademika Dalam Mengantisipasi

(44)
(45)
(46)
(47)

SANWACANA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kombinasi Bokashi Pupuk Kandang Ayam, Sapi dan Pupuk NPK

(15:15:15) pada Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Universitas Lampung.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Darwin Pangaribuan, M.Sc. selaku Pembimbing I, atas saran, motivasi, dan bimbingan yang telah diberikan selama penelitian hingga penulisan skripsi ini selesai;

2. Bapak Ir. Andarias Makka Murni selaku Pembimbing II, atas bimbingan, motivasi, saran, dan nasihat selama penelitian dan penulisan skripsi;

3. Bapak Dr. Ir. Yafizham, M.S. selaku Penguji, atas saran dan bimbingan yang diberikan dalam penulisan skripsi;

(48)

5. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung;

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung;

7. Bapak, Ibu, Mas Edy, Mbak Dwi dan Mas Handoko keluarga yang selalu mendoakan kelancaran dan kesuksesan penulis, memberi semangat, dukungan moral dan materil, serta kasih sayang kepada penulis;

8. Andi Triyanto yang telah setia mendampingi baik suka maupun duka dan senantiasa memberi perhatian, semangat serta motivasi yang telah diberikan kepada penulis;

9. Teman- teman seperjuangan selama penelitian Mitra Suri, Mey Hardiyani dan Adhe Prafita atas persahabatan serta kerjasamanya selama penulis melakukan penelitian;

10. E.3 (Mbak Vera, Mbak Yeni, Mbak Lira, Mbak Santi dan Ririn) sahabat tempat berbagi yang telah mengajarkan banyak hal atas segala perhatian, bantuan dan semangat yang telah diberikan kepada penulis.

11. Ayu Septika, Agustina Budi Astri, Susiwi Hayatina, Prita Wulan Sari, Khusnul Khotimah, Purdiyana, Akhmad Komarudin, Della Susiyani, Wendy Saputri, Widiawan atas kebersamaan, dukungan, kerjasama, bantuan dan motivasi yang telah diberikan diberikan kepada penulis;

(49)

13. Keluarga Hortikultura 2005, 2006, 2007 terimakasih telah berbagi cerita dan pengalaman kepada penulis.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat atas bantuan yang telah mereka berikan kepada penulis dan semoga hasil penelitian bermanfaat.

Bandar Lampung, Januari 2012

Penulis,

(50)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemberian bokashi pukan ayam, pukan sapi, dan pupuk anorganik dapat meningkatkan tinggi tanaman, bobot brangkasan tanaman, diameter buah,

jumlah bunga, jumlah buah, dan produksi buah dibandingkan tanpa pemberian bokashi dan pupuk anorganik.

2. Pemberian kombinasi bokashi pukan ayam 300 g/tanaman + ½ pupuk NPK (15:15:15) 15 g/tanaman (p5) atau kombinasi bokashi pukan sapi 300 g/tanaman + ½ pupuk NPK (15:15:15) 15 g/tanaman (p6) memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan untuk melakukan penelitian

lanjutan dengan mengkombinasikan antara bokashi pupuk kandang dengan pupuk anorganik yang mengandung unsur N, P, atau K, N-P, N-K, dan P-K dengan tingkat dosis yang berbeda-beda untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik. Selain itu sebaiknya setelah penelitian dilakukan analisis tanah

Gambar

Gambar 1.  Skema kerangka pemikiran mengenai kombinasi pupuk organik dan                                         pupuk anorganik

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu kami mohon kepada Ketua Jurusan Sosiologi FISIP-UB, untuk menentukan dosen penguji bagi mahasiswa tersebut di atas. Pembimbing I

Yang bertanda tangan di bawah ini, Tim Penguji menyetujui Ujian Komprehensif mahasiswa:. Nama

maka kami mohon kehadiran Bapak/ Ibu untuk menjadi Tim Penguji Skripsi sesuai dengan jadwal di atas.. Demikian, atas perhatiannya kami ucapkan

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, maka penulis akan mengajukan beberapa saran sebagai berikut:.. 1) Untuk meningkatkan hasil free throw pemain ekstrakurikuler

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahmudah & Letariningsih (2014: 7) yang menyatakan bahwa apabila siswa yang memiliki kecerdasan

Hasil penelitian Mutiarti (2008) dan Firdos (2012) menyatakan bahwa penggunaan media foto dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Foto juga memiliki

Berdasarkan masalah, hasil analisis data, wawancara serta pembahasannya maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1)

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor diijinkannya alih fungsi lahan di Kabupaten Tegal yaitu harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah