• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISLAM WATCH DAN KEBENCIAN ATAS ISLAM: Sanggahan Modern Terhadap Penafsiran Sūrah al-Fātiḥah Menurut “Islam Watch”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ISLAM WATCH DAN KEBENCIAN ATAS ISLAM: Sanggahan Modern Terhadap Penafsiran Sūrah al-Fātiḥah Menurut “Islam Watch”"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Islam (S.Th.i)

Oleh:

MUHAMMAD SAIFUL ASYARI NIM: 1110034000046

JURUSAN TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Sanggahan Modern

Terhadap Penafsiran Sūrah al

-

Fātiḥ

ah

Menurut “

Islam Watch

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.i)

Oleh:

MUHAMMAD SAIFUL ASYARI

NIM: 1110034000046

Jurusan Tafsir Hadis

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

(3)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Islam (S.Th.i)

Oleh:

Muhammad Saiful Asy'ari NIM: 1110034000046

JURUSAN

TAFSIR HADIS

FAKULTAS

USHULUDDIN DAN

FILSAFAT

UNIVERSITAS

ISLAM

NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1436 H Dibawah Bimbingan,

(4)

Skripsi berjudul

"

Islam Watch dan Kebencian Atas Islam: Sanggahan Modern terhadap Penafsiran Surah al-Fatihah dalam Pandangan Islam l4/qtch", dialukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarla, dan

telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqosyah pada,

23

Desember 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl

(S. Th.i) dalam bidang Tafsir Hadis.

Jakarta. 23 Desember 2014 Sekertaris Sidang. Ketua Sidang,

1971 1003 199903 2 001

M

v*

Jauhar Azizy. MA

t9820821 200801 I 012

Penguji II,

Kusmana, MA 19650424 199503 1 001

Pembimbing,

(5)

Nama

: Muhammad Saiful Asyari

No.IndukMahasiswa : 1110034000046

Fakultas

: Ushuluddin dan Filsafat

Jurusan

: Tafsir Hadis

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1,

Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Strata

I

di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

di

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah.

3.

Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pernbuktian yang dapat diperlanggung jawabkan, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, 22'Desember 2014

{

(6)

i ABSTRAK

Muhammad Saipul Asy’ari; NIM.1110034000046. ISLAM WATCH DAN KEBENCIAN ATAS ISLAM: Sanggahan Modern Terhadap Penafsiran Sūrah al

-Fātiḥah Menurut “Islam Watch”. Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Latar belakang membahas mengenai keberadaan islamophobia yang membawa ketakutan tak berdasar tentang Islam, keberadaan peristiwa-peristiwa mencekam yang memberi tudingan terhadap Islam seperti kejadian 1 September 2001 (gedung WTC) yang berawal dari kesalahan dalam memahami Islam serta tidak komprehensif mengkaji ajaran Islam yang membuat para pelaku mengambil keputusan-keputusan sendiri seperti yang terjadi pada kelompok Islam Watch – kaum murtadin yang memberikan stigma negatif tentang Islam dengan salah satu isu yang disebarkan yaitu tafsir atas Sūrah al-Fātiḥah yang menuai kontroversial. Poin inti tafsir tersebut ada pada konsep kedudukan Yahudi, Kristen dan Islam itu sendiri yang diduga bernuansa diskriminatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil Islam Watch, apa yang mereka tafsirkan atas Sūrah

al-Fātiḥah dan menganalisis tafsir tersebut. Analisis atas tafsir Islam Watch difokuskan pada tafsir ayat terakhir “Ghayril Maghūbi „Alayhim Wa lā al -Ḍāllīn” dengan menggunakan tiga tafsir pilihan yaitu; Tafsir al-Marāghī, Buya Hamka dan Abdul Basith.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penenilitian ini bersifat substansif yang kemudian diinterprestasikan dengan rujukan, acuan, dan referensi-referensi ilmiah serta data tidak bersifat angka atau bilangan.

Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa Islam Watch adalah kelompok kaum murtadin di Amerika yang bediri pada tahun 2005 yang tentunya menolak keberadaan Islam itu sendiri dengan mengusung isu-isu negatif tentang Islam khususnya pada situs yang mereka kelola yaitu www.islam-watch.org. Salah satu isu tersebut adalah penafsiran mereka atas Sūrah al-Fātiḥah khususnya pada ayat terakhir Sūrah tentang kedudukan Yahudi sebagai “mereka yang dimurkai” dan

Nasrani sebagai “mereka yang sesat”. Padahal tafsir mereka tidak lah sama seperti

yang ditafsirkan oleh para ulama (al-Marāghī, Hamka dan Abdul Basith) dimana disebutkan bahwa tafsir tersebut tidak dapat ditafsirkan secara sempit oleh karenanya para ahli tafsir tidak secara eksplisit menisbatkan posisi tersebut pada Yahudi dan Nasrani.

(7)

ii

Pemurah, Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat-Nya, atas semua yang telah dilimpahkan kepada umat manusia secara umum dan penulis secara khusus. Salawat beserta salam tak lupa kami haturkan kepada pembawa risalah-Nya Nabi Muhammad Saw, para keluarga, sahabat, dan mereka semua yang telah berjuang untuk menegakkan kalimat tauhid diatas muka bumi ini.

Syukur kepada Allah Swt tersampai karena Ia telah memberi kesempatan kepada diri penulis untuk menyusun skripsi ini dalam rangka menyelesaikan studi di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan skripsi ini akhirnya selesai dengan akhir sidang skripsi yang telah dilalui. Tentunya hal ini dilalui dengan adanya bimbingan, kritikan dan masukan yang sangat berarti dalam menyempurnakan dan memperbaiki skripsi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih banyak kekurangan dan kelemahan. Namun berkat bantuan dan dorongan dari semua pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, besar atau kecil dan tidak ada kata lain untuk mereka adalah untaian terima kasih semoga Allah Swt membalas semua jasa-jasa mereka. Tak lupa penulis sampaikan secara khusus ucapan terima kasih kepada:

(8)

iii

memberikan pengarahan kepada penulis dengan penuh kesabaran serta keikhlasan

3. Seluruh Dosen Jurusan Tafsir Hadis yang telah mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan berlangsung. Semoga Allah Swt memberikan imbalan serta pahala yang berlipat ganda atas ilmu yang telah diberikan selama ini, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat bagi diri penulis

4. Teristimewa kepada kedua orang tua saya, H.Taufiqqurahman dan Hj. Nunung Nuraini yang tercinta. Terimakasih atas pengorbanan, kasih sayang, motivasi

serta do’a yang tak henti-hentinya bapak dan ibu berikan kepada saya. Semoga

Allah Swt membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda

5. Teman-teman seperjuangan TH B atas semangat kekompakan dan solidaritasnya selama perkuliahan di kampus

6. Teman-teman “PERMADA” Serta keluarga besar PON-PES

“DARUSSALAM” Bogor atas saran dan masukan yang sangat berharga

7. Tercinta kepada Rahmawati WL yang selalu memberikan masukan dan dorongan serta do’a yang tak henti-hentinya

(9)

iv

yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari-Nya yang berlipat ganda dan menjadi amal saleh serta mendapat balasan yang lebih baik. Amin.

Ciputat, 23 Desember 2014

(10)

v

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman pada buku Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2010-2011.

1. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Nama

ا - Tidak dilambangkan

ب B Be

ت T Te

ث Ts te dan es

ج J Je

ح ḥ h dengan titik di bawah

خ Kh ka dan ha

د D De

ذ Dz de dan zet

ر R Er

ز Z Zet

س S Es

ش Sy es dan ye

ص ṣ es dengan titik di bawah

ض ḍ de dengan titik di bawah

ط Ṭ te dengan titik di bawah

ظ Ẓ zet dengan titik di bawah

ع ‘ koma terbalik di atas hadap kanan

غ Gh ge dan ha

ف F Ef

ق Q Ki

ك K Ka

ل L El

م M Em

ن N En

و W We

ـه H Ha

ء  Apostrof

ي Y Ye

(11)

vi

a. Vokal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

__ A Fathah

__ I Kasrah

_’_ U Dammah

b. Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي_ ai a dan i

و__ au a dan u

c. Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

__ Ā a dengan topi di atas

ـي__ Ī i dengan topi di atas

و_’_ Ū u dengan topi di atas

(12)

vii DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... v

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

D. Metodologi Penelitian ... 11

E. Kajian Pustaka ... 13

F. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II ISLAMOPHOBIA, PENISTAAN AGAMA DI INTERNET DAN HUBUNGAN ISLAM DENGAN NON ISLAM DALAM SEJARAH A. Perkembangan Islamophobia ... 17

B. Penistaan Agama di Internet ... 22

C. Hubungan Islam dengan Non-Islam dalam Sejarah……. 31

BAB III SEKILAS MENGENAI ISLAM WATCH DAN PENAFSIR MODEREN A. Islam Watch 1. Profil Umum Islam Watch ... 42

(13)

viii

3. Pendiri dan Anggota Islam Watch ... 45 4. Tantangan yang Ditawarkan Islam Watch untuk

Masyarakat ... 47 5. Misi Islam Watch dalam Mewujudkan Website ... 47 6. Kebijakan Penerbitan Artikel pada Website ... 50 7. Salah Satu Pandangan Islam Watch tentang Islam .... 51 B. Profil Modern

1. Aḥmad Muṣṭafā al-Marāghī ... 56 2. Abdul Basith ... 63 3. Hamka ... 63

BAB IV ARGUMEN SANGGAHAN ATAS PANDANGAN ISLAM

WATCH DENGAN PENAFSIRAN MODERN

A. Tafsir Sūrah al-Fātiḥah dalam Islam Watch ... 69 B. Analisis Terhadap Tafsir Islam Watch Tentang Sūrah

al-Fātiḥah ... 77

BAB V PENUTUP

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagian non-Muslim meyakini bahwa Islam bukanlah agama yang damai, tidak toleran terhadap selain agamanya, dan berada di luar reformasi. Karena mereka menganggap Islam berusaha untuk mereformasi kefanatikan yang tidak ada henti-hentinya, ritual dan hukuman kejam ditargetkan untuk memusnahkan Islam. Non-Muslim mengatakan kepada dunia bahwa terorisme yang sedang berlangsung, yang disebabkan oleh militan Islam bukanlah merupakan penyimpangan dari apa yang disebut agama damai melainkan itu adalah Islam yang sesungguhnya.

Kebencian atas Islam atau Islamophobia adalah ketakutan berlebihan yang tidak memiliki dasar berpikir yang kuat tentang Islam bahkan dapat disebut

dengan mengada-ada.1 Tidak ada pembenaran yang logis di dalamnya, yang ada

hanyalah prasangka-prasangka yang terlahir akibat persepsi-persepsi buruk yang

terus menerus ditanamkan kepada diri seseorang bahwa Islam adalah agama yang

penuh dengan kekerasan, kebencian, egois, tidak toleran dan

membatasi pemeluknya dengan aturan-aturan yang ketat sehingga tidak adanya

kebebasan di dalamnya yang berujung persepsi bahwa Islam adalah kuno dan

agama yang membawa kehancuran.

1

(15)

Pada kejadian 11 September 2001 yang menghancurkan Gedung WTC (World Trade Centre), ajaran Islam telah dimaknai oleh sebagian media Barat seperti media online sebagai agama kekerasan, dan pada saat itu hal-hal yang berkaitan dengan agama menjadi kian sensitif. Padahal mayoritas masyarakat Islam dunia tidak pernah menganggap Barat sebagai musuh Islam. Kasus hancurnya Gedung WTC di New York dan Washington DC, yang diduga dilakukan oleh sekelompok agama Islam di bawah naungan Osama bin Laden, telah membuat penilaian negatif sebagian masyarakat Barat terhadap umat Islam.2 Sebagian masyarakat Barat melakukan kesalahan dalam memahami Islam. Hal itu terjadi karena masyarakat Barat umumnya mempelajari dan memahami Islam dari buku-buku orentalis, sedangkan para orentalis mengkaji Islam dengan tujuan menyelewengkan ajaran Islam, selain adanya motif politis yaitu untuk mengetahui rahasia kekuatan umat Islam yang tidak lepas dari ambisi Barat untuk menguasai dunia Islam.3

Kekeliruan Barat dalam memahami Islam yang lainnya adalah menyamakan Islam dengan perilaku individu umat Islam, misalnya ketika ada sekelompok orang Islam yang melakukan kekerasan mereka mengatakan bahwa itu teroris tanpa ingin tahu mengapa aksi kekerasan itu terjadi. Maka dari situlah sudah populer terorisme Islam.4

Islam adalah satu agama yang mengalami perkembangan paling pesat di Amerika Serikat. Bahkan pada tahun 2010, umat Islam melampaui jumlah kaum

2

John L. Esposito, Saatnya Muslim Bicara (Bandung: Mizan, 2008), h. 9.

3M. Syafi’I Anwar, “Media Masa Amerika: Catatan dan Refleksi Wartawan Muslimin”, dalam Rusjdi Hamka dan Rafi, Islam dan Era Informasi (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1989), h.161.

4

(16)

Yahudi seperti dugaan pada 2001 (tragedi 11 September 2001) sebagai sebuah proyeksi kalkulasi Washington Times dan kemudian ditanggapi dengan cemas oleh para pemuka agama lain. Sesaat setelah tragedi 11 September 2001, luapan amarah dan kebencian sempat ditumpahkan kepada orang Islam yang dianggap sebagai pelaku tragedi tersebut. Pada beberapa kasus, bahkan umat Islam atau yang dikira Muslim mendapat gangguan teror, baik secara fisik maupun mental.5

Kondisi itu mengakibatkan kaum Muslim di dunia dipandang buruk dan disebut sebagai pengikut ajaran agama yang hanya menyebarkan teror dan kekerasan. Pandangan yang sangat buruk itu terjadi karena masyarakat Barat melampiaskan kekecewaannya terhadap umat Islam yang diyakininya sebagai kaum yang tidak bisa hidup berdampingan dengan kaum lainnya. Padahal kebanyakan penduduk Barat itu tidak tahu secara pasti ajaran Islam sesungguhnya dan hanya didasari atas pemberitaan kasus terorisme dari media masa yang pemberitaan dan konteksnya hanya menyudutkan umat Islam, yang diartikan sebagai kaum yang lekat dengan dunia kekerasan dan tidak bisa berdamai dengan ajaran lainnya. Hal tersebut yang kemudian membuat sebagian non-Muslim benci kepada umat Islam.

Tantangan yang dihadapi sebenarnya bukan hanya dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya, tetapi tantangan pemikiran. Sebab persoalan yang ditimbulkan oleh bidang-bidang tersebut ternyata bersumber dari pemikiran. Diantara tantangan pemikiran yang paling serius saat ini adalah di bidang pemikiran keagamaan. Tantangan yang sudah lama disadari adalah tantangan

5

(17)

internal yang berupa fanatisme, bid’ah, kurafat, dan sebagainya. Sedangkan tantangan eksternal yang sedang dihadapi saat ini adalah masuknya paham liberalisme, sekulerisme, relativisme, pluralisme agama dan lain sebagainya ke dalam wacana pemikiran keagamaan.6

Fatoni mengatakan, tentang salah satu asumsi penistaan yang ditujukan terhadap Islam seperti pelecehan al-Qur’an adalah karena berangkat dari kebencian dan ketakutan terhadap Islam (Islamophobia). Asumsi lain ialah mereka ingin mencoba seberapa besar kekuatan umat Islam, karena mereka tahu bahwa selama ini kaum Muslim selalu berpecah dan tidak bersatu. Setiap kali ada permasalahan tentang umat Islam, para tokoh Muslim tidak pernah kompak. Bila mereka mengetahui peta kekuatan umat yang mudah rapuh dengan gampang mereka akan menyerang kita dari segala penjuru dan berbagai cara.7

Dewasa ini, perkembangan internet tidak hanya dimanfaatkan sebagai media informasi untuk masalah bisnis dan fasilitas untuk promosi saja, tetapi juga sebagai media informasi keagamaan, baik dalam kerangka dakwah, missionarisme, atau dalam bentuk penghancuran penistaan atas agama.8 Berbagai alat media internet pun telah banyak berkembang seperti blog, mailing list, dan website dan telah banyak difungsikan sebagai media informasi keagamaan seperti yang banyak digunakan oleh sebagian kaum muslim dan non-muslim.

Contoh alat yang dominan digunakan adalah website yang digunakan untuk mengukuhkan misi penyebaran pemikiran keagamaan dengan jumlah yang

6

Adian Husaini, Pluralisme Agama Haram (Jakarta: Perspektif, 2005), h. 2. 7

Ahmad Fatoni el-Kaysi, Ayat Kursi Untuk Perlindungan Diri (Yogyakarta: Mutiara Media, 2009), h. 5.

8

(18)

cukup banyak, diantaranya: Jihad Watch.9 Answering Islam.10 History of Jihad.11 Apostates of Islam.12 Mereka adalah organisasi-organisasi Islam atau kelompok masyarakat Muslim yang melakukan dakwah melalui Internet.

Disisi lain, sebaliknya di internet terdapat pula halaman web yang menjadikan informasi untuk menyudutkan agama, khususnya Islam. Diantara situs internet tersebut adalah: Faith freedom Indonesia.13 Anti Islam.14 dan Islam Watch.15 Banyak diantaranya dengan terang-terangan memberikan informasi yang mangandung penistaan terhadap Islam dan disebar secara subjektif.

Diantara penistaan Islam dalam dunia Internet tersebut diperoleh salah satu website sebagai salah satu contohnya yaitu; Islam Watch yang mengusung pelecehan terhadap Nabi Muhammad dan provokasi dengan harapan dapat membawa wacana guna memprovokasi Islam dan membuat seluruh orang-orang dapat membenci ajaran-ajaran Nabi Muhammad. Salah satu issue yang diusung adalah informasi dalam bentuk video yang berdurasi 6:40 menit berjudul Prophet Muhammad the Windowmaker (The Rape of Safiya) dimana menurut Abdullah

Sarh bahwa, Muhammad membunuh ayah Safiya, suami dan keluarganya, sebelum ia mengambil dia sebagai istrinya. Ulama Muslim biasa mengatakan

9Joseph Lumbard, “Jihad Watch

,” artikel diakses pada 5 April 2014 dari http://www.jihadwatch.org

10John, “

Answering Islam,” diakses pada 6 April 2014 dari http://www.answering-islam.org/Bahasa/index.html

11Geert Wilders, “

History of Jihad,” diakses pada 6 April 2014 dari http://www.historyofjihad.org/ 


12Humanisten, “

Apostates of Islam,” diakses pada 7 April 2014 dari http://www.apostatesofislam.com/

13FaithFreedom.org, “Faith freedom Indonesia

,” diakses pada 8 April 2014 dari http://indonesia.faithfreedom.org/forum/forum.html

14“Anti Islam

,” diakses pada 8 April 2014 dari http://en.wikipedia.org/wiki/Anti-Islam 15

(19)

bahwa Muhammad melindungi janda dengan menikahi mereka. Sekarang kita tahu bahwa itu adalah alasan mengapa para wanita menjadi janda. Setelah diserang, mereka diperbudak, dan kadang-kadang diambil sebagai istri.16

Bagi orang-orang yang beriman, persoalan kenabian adalah ajaran yang sudah final dan tidak untuk mudah percaya dengan pelecehan-pelecehan terhadap Nabi Muhammad yang telah dipaparkan oleh orang-orang murtad hanya dapat merubah aqidah kita.

Disamping itu, Internet yang sampai saat ini sudah berkembang pesat, didefinisikan secara umum sebagai kelompok atau kumpulan dari jutaan komputer. Penggunaan Internet memungkinkan kita untuk mendapatkan informasi dari komputer yang di dalam kelompok tersebut dengan asumsi bahwa pemilik komputer memberikan izin akses. Sekumpulan protokol harus digunakan untuk mendapatkan sebuah informasi, yaitu sekumpulan aturan yang menetapkan bagaimana suatu informasi dapat dikirim dan diterima.17 Definisi itupun telah berkembang tidak hanya untuk perangkat komputer tapi juga mencakup berbagai perangkat yang mendukung interkoneksi jaringan baik ponsel, gadget dan lainnya.

Istilah Internet ialah “jaringan-jaringan”, dengan menciptakan

kemungkinan komunikasi antar jaringan diseluruh dunia, tanpa bergantung jenis

kepada komputernya. Berasal dari bahasa latin Inter, yang berarti “antar”. Secara

kata perkata Internet berarti jaringan antara atau penghubung. Memang itulah fungsinya, Internet menghubungkan berbagai jaringan yang tidak saling

16Steven Simpson, “Islam Watch, Prophet

Muhammad The Windowmaker (The Rape of Safiya),” diakses pada 27 Maret 2014 dari http://www.islam - watch.org/component/content/article/85-islam-watch/1516-prophet-muhammad-the-widowmaker-the-rape-of-safiya.html

17

(20)

bergantung satu sama lain sedemikian rupa, sehingga mereka dapat berkomunikasi. Sistem apapun yang digunakan pada masing-masing jaringan tidak menjadi masalah, baik sistem DOS atau UNIX.18

Internet yang merupakan salah satu bentuk dari revolusi komunikasi, mulai muncul pada tahun 1983, sejak diciptakan teknologi World Wide Web (WWW) oleh tim Bernes-lee dari CERN, yang merupakan organisasi Eropa untuk penelitian teknologi Nuklir dan telah banyak mengubah sisi kehidupan manusia, karena teknologi Internet merupakan salah satu terobosan peradaban.19

Kembali ke website Islam Watch yang merupakan salah satu media internet, bahwa ada beberapa informasi yang bersifat subjektif (salah) karena informasi yang diberikan dalam website tersebut menunjukan kebencian atau ketakutan terhadap Islam walaupun dengan mendasarkan pada ayat al-Qur’an atau hadis. Penulis mengambil salah satu kesalahan yang ditulis oleh Ibn Kammuna dalam website Islam Watch tentang Sūrah al-Fātiḥah bahwa menurutnya Sūrah al-Fātiḥah merupakan Sūrah yang memerintahkan kepada umat Muslim untuk membenci Yahudi dan Nasrani. Hal tersebut mengacu pada ayat terakhir pada

Sūrah al-Fātiḥah tentang mereka yang dibenci dan mereka yang sesat.

Penulis meneliti lebih lanjut dengan analisis sanggahan terhadap tafsir Islam Watch dengan tafsir-tafsir mengenai Sūrah al-Fātiḥah yang relevan karena dalam pandangan penulis, selama ini al-Qur’an tidak pernah memerintahkan kaum Muslim untuk membenci Yahudi dan Nasrani secara individual maupun komunal

18

Wahyu Supriyanto, Teknologi Informasi Perpustakaan (Yogyakarta: Kanisius 2008), h. 60.

19

(21)

karena itu adalah hak Allah Swt saja. Akan tetapi hal tersebut terletak pada sikapnya bukan individu maupun komunitasnya. Persoalan inilah yang penulis kaji dalam skripsi ini.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Internet memberikan dan menunjukkan banyak sekali informasi tentang kajian-kajian Islam tentang al-Qur’an baik secara objektif maupun subjektif sehingga membawa pada arah pelecehan atau penistaan al-Qurán. Salah satu yang memberikan informasi pelecehan itu adalah tafsir Sūrah al-Fātiḥah menurut Islam Watch yang dipandang subjektif dalam menafsirkannya. Oleh karena itu, penulis ingin mengupas lebih dalam tentang tafsir Sūrah al-Fātiḥah tersebut dengan hanya menelusuri website (Islam Watch) yang diduga tidak memberikan informasi objektif tentang Sūrah al-Fātiḥah dalam al-Qur’an. Rumusan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penafsiran Islam Watch terhadap Sūrah al-Fātiḥah serta poin penting tafsir tersebut?

2. Bagaimana kritik terhadap Tafsir Sūrah al-Fātiḥah oleh Islam Watch

khususnya untuk poin penting tafsir perihal ayat terakhir tentang “mereka yang dibenci” dan “mereka yang sesat” menurut ahli tafsir modern?

Batasan penelitian ini mencakup:

1. Tafsir yang dibahas adalah tafsir Sūrah al-Fātiḥah

2. Kelompok yang menjadi objek penelitian adalah Kelompok Islam Watch 3. Poin Penting Tafsir Sūrah al-Fātiḥah adalah ayat terakhir tentang “Ghayril

(22)

4. Tafsir yang digunakan sebagai analisis adalah menggunakan tafsir modern; Aḥmad Muṣṭafā al-Marāghī , Tafsir Hamka dan Tafsir Abdul Basith. Kedua tafsir pertama digunakan karena kedekatan penulis terhadap kedua tafsir tersebut sehingga memudahkan akses tafsir yang mudah digunakan. Satu tafsir terakhir (Abdul Basith).20 penulis gunakan karena kedekatan serta kesesuaian Bahasa (Inggris) seperti Bahasa yang digunakan oleh Islam Watch dalam menafsirkan Sūrah al-Fātiḥah.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Melakukan penelitian ini sudah merupakan suatu kewajiban bagi setiap mahasiswa untuk menyelesaikan program setudinya. Agar penelitian dapat berjalan lancar, maka dalam melaksanakan kegiatan tentu mempunyai arah dan tujuan yang ditempuh dengan harapan dari penyusunan skripsi ini dapat memberikan hasil yang memuaskan. Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1) Mengetahui siapakah kelompok Islam Watch.

2) Mengidentifikasi tentang apa yang Islam Watch Tafsirkan Perihal Sūrah al-Fātiḥah serta poin penting tafsir tersebut

3) Dapat menganalisis Tafsir Sūrah al-Fātiḥah oleh Islam Watch dalam bentuk sanggahan secara obyektif dengan menggunakan tafsir Aḥmad Muṣṭafā al-Marāghī, Hamka, dan Abdul Basith.

20

(23)

2. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

a. Melatih kemampuan berpikir dan menganalisis pemberitaan yang ada pada media Internet.

b. Selain untuk memperoleh data, juga sebagai pendorong bagi peneliti untuk mempelajari dan memahami masalah-masalah yang ada dalam sudut pandang pemberitaan Website Islam Watch. 2. Bagi Akademik

Diharapkan dapat menjadi referensi yang bermanfaat dalam usaha meningkatkan pengetahuan yang memperluas wawasan khususnya dalam bidang tafsir al-Qur’an.

3. Bagi pembaca

(24)

saja menjadi bingung, merasa terombang-ambing dan dipermainkan oleh penyajian media Internet.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian banyak disimpulkan sebagai cara ilmiah yang digunakan untuk melaksanakan penelitian lebih terarah dan rasional, karenanya dibutuhkan metode yang sesuai dengan objek yang diangkat, karena metode berfungsi sebagai cara mengerjakan sesuatu untuk mendapatkan hasil yang optimal dan dapat dipertanggungjawabkan.21

Berdasarkan dari data yang diperoleh, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang berkarakteristik kualitatif (berupa data non-Numerik transkripsi atas wacana subjek, catatan lapangan dari studi observasi partisipan atau data yang berupa arsip atau dokumen).22

Penulis menggunakan beberapa metode untuk memperoleh data obyektif dalam penelitian ini dengan rincian sebagai berikut:

1. Penelitian Subyek dan Objek Penelitian a. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dapat disebut sebagai istilah untuk menjawab apa yang sebenarnya akan diteliti dalam sebuah penelitian atau dengan kata lain subyek penelitian di sini adalah orang yang memberikan informasi atau data. Orang yang memberikan informasi ini disebut sebagai informan.

21

Anton Baker, Metode Filsafat (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), h.10. 22

(25)

Adapun subyek penelitian dalam penelitian ini adalah:

1) Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyelidik untuk tujuan yang khusus.23 Data primer dalam penelitian ini adalah Sūrah al-Fātiḥah dalam Internet Website Islam Watch.

2) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber secara tidak langsung, biasanya data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.24 Data sekunder dalam penelitian ini adalah bahan rujukan kepustakaan yang jadi pendukung penelitian ini, baik berupa buku-buku, artikel, maupun tulisan ilmiah yang berkaitan dengan Islamophobia dan Sūrah al-Fātiḥah.

2. Metode pengumpulan data

Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi dan studi pustaka yaitu mencari data mengenai hal-hal berupa catatan buku-buku, majalah, internet (web) dan sebagainya. Tujuan dari metode ini adalah untuk memudahkan dan memperoleh data-data secara tertulias tentang Sūrah al-Fātiḥah.

Sedangkan teknik penulisannya, penulis sepenuhnya mengacu pada buku pedoman akademik: Penulis Skripsi, Tesis dan Desertasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010/2011.

3. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah Deskriptif Analisis. Sebuah metode yang menurut Whitney (1960) dalam pengumpulan fakta melalui interpretasi yang tepat. Metode ini ditujukan untuk mempelajari permasalahan yang timbul dalam masyarakat dalam situasi tertentu, termasuk di dalamnya

23

Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1982), h. 163. 24

(26)

hubungan masyarakat, kegiatan, sikap, opini, serta proses yang tengah berlangsung serta pengaruhnya terhadap fenomena tertentu dalam masyarakat.

Metode analisis data dengan menggunakan dekskriptif analisis ini digunakan untuk mengumpulkan fakta dengan interpretasi yang tepat guna mempelajari permasalahan yang timbul dalam bagian wacana islamophobia di media online (website) dalam bentuk opini yang dituangkan dalam artikel online di website Islam Watch serta pengaruhnya terhadap fenomena penafsiran dan kebenaran serta komprehensifnya dalam memahami sesuatu sehingga menghasilan opini yang benar.

E. Kajian Kepustakaan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan beberapa sumber, baik dari buku maupun skripsi yang telah mengkaji Sūrah al-Fātiḥah, diantaranya:

1. Abd. Muin Salim dalam bukunya, Jalan Lurus Menuju Hati Sejahtera (Tafsir Sūrah al-Fātiḥah), yang berupaya mengungkap untaian-untaian penuh hikmah yang terkandung dalam Sūrah al-Fātiḥah.25

2. Ahmad Chojim dalam tulisannya, al-Fātiḥah: Membuka Mata Batin dengan Surah Pembuka, yang berupaya membidik al-Fātiḥah berdasarkan kondisi fisikologi sosial kemasyarakatan di Indonesia.26

3. Irawan , “Analisis Metodologi Tafsir al-Fātiḥah Karya Achmad Chodjim;

Aplikasi Metodologi Kajian Tafsir Islah Gusmian”, Skripsi S1 Fakultas

25

Abd. Muin Salim, Jalan Lurus Menuju Hati Sejahtera (Tafsir sūrah al-Fātiḥah), (Jakarta: Kalimah 1999), h. 1-129.

26

(27)

Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Negeri Jakarta, 2010. Skripsi ini membahas secara khusus, bagaimana metodologi tafsir al-Fātiḥah Achmad Chodjim bila dilihat berdasarkan rumusan metodologi kajian tafsir Islah Gusmian.

4. Ratih Komalasari, “Sūrah al-Fātiḥah Dalam Penafsiran M.Quraish Shihab: Analisis Terhadap Pemaknaan Kata Kunci Pada Tafsir al-Misbāh”, Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013. Skripsi ini hanya fokus membahas pemaknaan kata kunci Sūrah al-Fātiḥah dalam tafsir al-Misbāh.

5. Ari Priana, “ Penafsiran Tauhid Dalam Sūrah al-Fātiḥah Dan al-Ikhlāsh Menurut Ibn Taimiyyah”, Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009. Skripsi ini membahas secara khusus, bagaimana Ibn Taimiyyah menafsirkan tauhid dalam Sūrah al-Fātiḥah dan

Sūrah al-Ikhlāsh.

Bahkan masih banyak lagi tulisan tokoh yang lainnya yang mencoba mengungkap kandungan Sūrah al-Fātiḥah dari aspek-aspek tertentu yang sesuai dengan kecenderungan keilmuannya.

F. Sistematika Penulisan

Agar kajian skripsi ini lebih terarah sesuai dengan orentasi penulis, maka penulis membagi dalam beberapa bab pokok yang meliputi diantaranya:

(28)

tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, kajian pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II : Pada bab dua ini penulis terlebih dahulu menjelaskan sekilas Islamophobia, Penistaan Agama di Internet dan hubungan umat Muslim dengan Non-Muslim dalam sejarah, meliputi beberapa sub-sub yang menjelaskan, perkembangan Islamophobia, penistaan Agama di Internet dan Hubungan Islam dengan Non-Islam dalam Sejarah.

BAB III : Sementara itu, pada bab tiga penulis menjelaskan sekilas mengenai Islam Watch dan Penafsir Modern. a. Islam Watch meliputi profil umum Islam Watch, sejarah Berdirinya Islam Watch, pendiri dan anggota Islam Watch, tantangan yang ditawarkan Islam Watch untuk masyarakat, misi Islam Watch dalam mewujudkan website, kebijakan penerbitan artikel pada website, dan

salah satu pandangan Islam Watch tentang Islam, b. Profil modern meliputi Aḥmad Muṣṭafā al-Marāghī, Abdul Basith dan Hamka.

BAB IV : Bab empat penulis mencoba menjelaskan Argumen Sanggahan Atas Pandangan Islam Watch Dengan Penafsiran Modern diantaranya: Tafsir

Sūrah al-Fātiḥah Menurut Islam Watch dan Analisis Terhadap Tafsir Islam Watch

Tentang Sūrah al-Fātiḥah dengan menggunakan ketiga tafsir yang digunakan

sebagai rujukan utama.

(29)
(30)

17

ISLAMOPHOBIA, PENISTAAN AGAMA DI INTERNET DAN

HUBUNGAN ISLAM DENGAN NON ISLAM DALAM

SEJARAH

A.

Perkembangan Islamophobia

Islamophobia seperti yang beredar di internet menunjukkan laju pertumbuhan yang cukup tinggi dengan wacana kebencian yang menargetkan kaum Muslim, dimaksudkan untuk menggambarkan tingkat kebencian masyarakat melalui media sosial dengan memberikan dan menyebarkan kebencian pada umumnya terhadap Islam.27 Secara etimologi, Islamophobia berasal dari kata Islam dan Phobia. Menurut College Dictionary, Phobia adalah sebuah perasaan takut yang tak berdasar, sebuah ketakutan yang tidak masuk akal atas sebuah obyek, aktifitas, atau situasi khusus yang mendorong seseorang untuk keluar atau menjauh dari situasi tersebut.28 Dengan demikian, Islamophobia berarti ketakutan yang irasional terhadap Islam sehingga keberadannya harus dijauhi atau disingkirkan.

Opini umum menurut Islamophobia adalah bahwa Islam adalah agama perusak dan penuh dengan kekerasan. Hal ini dicetuskan oleh sebagian orang dengan cara sedemikian rupa agar masyarakat dunia tidak mengenal Islam apalagi memeluknya. Kebencian mereka atas Islam telah dibuktikan dengan usaha dan

27

Sam Caldwell, “Islamophobia Semakin Besar Secara Online,” artikel diakses pada 3 Mei 2014 dari http://id.muslimvillage.com/2014/01/30/49331/islamophobia-is-getting-bigger-online/.

28

(31)

kerja keras sehingga membentuk sebuah tata dunia baru yang menjadikan Islam sebagai agama yang harus dijauhi, ditinggalkan, bahkan bila perlu dilarang baik pengenaan atribut, pelaksanaan ibadahnya, dan yang paling penting adalah jangan sampai hukum Islam yang adil dan bijaksana mewarnai suatu negeri.

Beberapa media yang mengatakan bahwa Islam adalah agama yang

menganjurkan permusuhan, kekerasan, fanatisme dan terror adalah merupakan

tuduhan yang telah sengaja disebarkan untuk memperburuk citra agama Islam.

Sebaliknya, Islam adalah agama damai yang penuh dengan rahmat. Hal ini pun

seirama dengan pendapat Kumar.29 Ia menyebutkan bahwa Islamophobia bukan

sebuah fenomena politik yang lahir pasca tragedi 9/11, 2001. Kumar menunjukkan dalam bukunya tentang bagaimana hubungan antara „Barat‟ dan

„Islam‟ telah berlangsung sejak abad ke-8, dimana kontak antara keduanya ini

tidak hanya melulu berkaitan dengan konflik tetapi juga, pada faktanya, sering berlangsung dalam suasana saling bekerjasama dan hidup berdampingan secara damai. Begitupun dengan yang dikemukakan oleh Maria Rosa Menocal dalam bukunya Ornament of the World: How Muslims, Jews, and Christians Created a Culture of Tolerance in Medieval Spain (2002), yang melakukan studi tentang

hubungan antara Yahudi, Kristen, dan Islam di masa kejayaan Dinasi Ummayah di Andalusia, Spanyol, masyarakat pada masa itu, khususnya di lapangan intelektual dan seni, berlangsung apa yang dikarakterisasikan sebagai convivencia, atau ko-eksistensi yang relatif damai.

29

(32)

Pada peringatan 12 tahun tragedi 9 September, ada beberapa kejadian yang

berkenaan dengan tindak teror yang dilakukan oleh segelintir orang yang

barangkali mengekspresikan kebencian atas agama Islam yang selama ini

dianggap dalang atas tragedi tersebut. Ada pendeta kontroversial di Amerika

Serikat bernama Terry Jones, ia tertangkap oleh polisi saat akan membakar 2998

salinan al-Qur‟an. Jones dengan truck pickup menarik sebuah mobil trailr yang di dalamnya ada semacam pemanggang daging berukuran besar yang akan

digunakan untuk membakar salinan al-Qur‟an bahkan di atas pemanggangan

tersebut sudah tertumpuk salinan al-Qur‟an siap bakar yang sudah dilumuri

minyak tanah.30

Islamophobia yang telah begitu mengglobal (mendunia) mengakibatkan

diskriminasi dan rasisme yang sangat merugikan Muslim.31 Mereka kehilangan

hak-haknya untuk menjalankan keyakinan. Media sehat adalah solusi terbaik

untuk mengantisipasi. Ketika media sulit diharapkan kesehatannya, maka

pengenalan Islam melalui sosial media dengan benar akan menjadi penyeimbang

atas serangan-serangan Islamophobia.

Islamophobia yang disebabkan oleh misinformasi (kesalahan memperoleh

informasi) telah membuat yang awalnya netral menjadi antipati dan memiliki

peluang untuk mengerti ketika sudah mendengar informasi yang sebenarnya,

tetapi Islamophobia yang disebabkan oleh sakit hati, iri dan dengki akan terus

30Ibnu „Iqro, “Media dan Islamophobia

,” artikel diakses pada 6 Mei 2014 dari http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2013/09/15/media-islamophobia-592047.html

31

(33)

menyebarkan mazhab Islamophobianya apapun yang terjadi karena memang

sudah dari sananya ingin memusuhi.32

Bagi Muslim sendiri, menyikapi Islamophobia harus dengan representasi

ajaran Islam yang benar, sehingga tidak ada jurang pemisah antara Islam dan

Muslim. Terkadang keindahan Islam tertutup oleh perilaku „oknum‟ Muslim

sehingga misrepresentasi Islam ini secara alami menumbuhkan phobia dikalangan

non-Muslim.33 Ditambah bahwa menyingkapi islamophobia seharusnya diibaratkan perlakuan diagnosa (memeriksa) terhadap penyakit yang selama ini terjadi dalam dunia Barat dan Islam serta sebagai perdebatan yang butuh

pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban tentang kedudukan Islam baik dari

segi agama dan sebagai praktek sosial tentang posisi Islam dan hubungan dengan

modernitas, tentang perbenturan peradaban.34

Bagi Negara Islam, kuatnya Islamophobia di Barat juga mencemaskan,

namun gejala psikologis itu tentu tak datang dengan sendirinya, pasti ada sesuatu

dalam tubuh umat Islam sendiri. Sekalipun dewasa ini muncul banyak tokoh

moderat dikalangan Muslim, tetapi citra terhadap dunia Islam belum banyak

berubah. Jembatan Barat-Islam belum kokoh. Ini menjadi masalah serius hingga

kini. Fobia atau ketakutan yang berlebihan terhadap segala sesuatau yang

berhubungan dengan Islam. Ketakutan yang berkembang menjadi sebuah

kebencian masyarakat inilah yang kemudian dijadikan alasan pembenaran bagi

32 ibid

33Ibnu „Iqro, “Media dan Islamophobia,” artikel diakses pada 5 Mei 2014 dari http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2013/09/15/media-islamophobia-592047.html

34

(34)

pemerintah Amerika menganeksasi (memasukan wilayah tertentu dalam nuansa politik yang ada) berbagai pemerintahan yang dituduh berpotensi sebagai sarang teroris.

Munculnya Islamophobia bagi agama Islam layak mendapatkan perhatian serius. Sikap tersebut tidak hanya merusak citra agama Islam sebagai agama yang cinta damai dan anti kekerasan, tetapi juga akan merugikan dunia Islam dalam percaturan global khususnya dibidang politik, ekonomi, perdagangan, ilmu pengetahuan serta agama. Shyock mengatakan bahwa Islamophobia berarti sebuah ketakutan akan Islam dan Muslim untuk menggambarkan sebuah keadaan „dimana orang membenci Muslim atau takut tehadap Islam‟.35

Fobia terhadap Islam yang muncul tentu tak bisa dilihat secara sepihak sebagai “kesalahan” dikalangan Islam. Dunia harus memandang persoalan ini

secara adil. Islamophobia bukan saja disebabkan olah oknum umat Islam, tapi juga oleh Barat. Kedua belah pihak harus introspeksi.

Jika di kalangan non-Muslin muncul Islamophobia, maka di sebagian kalangan Islam justru timbul ketakutan terhadap Barat. Fobia terhadap Barat terlihat dari resistensi umat Islam terhadap segala yang berbau Barat. Fobia ini tidak hanya dari aspek politik, tapi juga ekonomi, sosial, budaya bahkan teknologi. Ada yang secara ekstrim melihat, segala yang datang dari luar adalah Barat dan itu bertujuan untuk menghancurkan Islam. Bahkan globalisasi yang melanda dunia saat ini juga diyakini sebagai bagian dari sekenario Barat, khususnya AS untuk menguasai dunia, termasuk Islam.

35

(35)

Faktor yang memicu kecemburuan Barat terhadap Muslim adalah

menurunnya jumlah pengunjung ke Gereja, di Inggris misalnya, selama tahun

1979 sampai 1998 jumlah pengunjung gereja menurun dari 5,4 juta menjadi 4,7

juta orang. Diperkirakan pada tahun 2016 jumlah itu tersisa 0,8 % dari penduduk

Inggris (laporan dari buku Muslimlah Daripada Liberal, Catatan Perjalanan di Inggris mengutip hasil survey Peter Brierly). Barat tak mampu berbuat banyak

dengan kondisi ini, sebab mayoritas sudah meminggirkan agama sebagai institusi

yang tidak rasional. Mengimbangi dan mengembangkan misi juga tak mampu

membawa hasil yang baik. Kekeristenan orang Barat yang tersekularkan tidak bisa

menyadarkan orang Barat untuk kembali kepada sepritualitas Kristennya. Bagi

mereka kata agama adalah problem dan traumatik.36

Beberapa hal yang terjadi seperti praktek kekerasan yang dilakukan

sekelompok Islam dengan membawa simbol-simbol agama dapat diasumsikan

telah dimanfaatkan oleh orang-orang Barat dengan menggunakan media massa

sebagai alat utama dalam memegang peradaban menjadikan Islam terus menerus

dipojokkan oleh publik.

B.

Penistaan Agama di Internet

Pada saat ini kita dihadapkan pada suatu era, yang oleh para ahli masa depan dapat dinamai era informasi, sebab pada era ini teknologi komunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga terjadi ledakan informasi yang tanpa batas. Namun terlepas dari itu semua, informasi merupakan suatu era yang ditandai oleh adanya dominasi teknologi informasi di seluruh bidang kehidupan

36Kholilihasib, “Fajrul Islam

(36)

manusia.37 Tentunya era ini dapat kita sebut era informasi dengan berbagai teknologi yang mendukungnya.

Media massa telah mengalami revolusi dengan kehadiran media online. Bahkan televisi, radio maupun media cetak telah memiliki media online sehingga penerimaan informasi yang semakin dimudahkan. Istilah media baru (new media) menghubungkan antara teknologi dan komunikasi dengan konteks sosial yang berhubungan menyatukan tiga elemen: alat artefak teknologi; aktifitas, praktik dan penggunaan, dan tatanan serta organisasi sosial yang terbentuk di sekeliling alat dan praktik tersebut.38

Media online merupakan media komunikasi yang pemanfaatannya menggunakan perangkat internet. Karena itu, media online tergolong media massa yang popular bersifat khas. Oleh karena itu penggunaan media online bergantung pada adanya jaringan teknologi internet, di samping pengguna media ini harus mahir dalam menggunakan media tersebut.39 Media ini sudah sangat familiar dan banyak digunakan di kalangan masyarakat dalam distribusi informasi.

Internet adalah sebuah jaringan komputer yang digunakan orang untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan. Bahkan sebagian orang ada yang menggunakannya untuk kepentingan ekonomi, politik, pendidikan, budaya, bahkan Agama. Berbekal kemampuannya yang melewati batas wilayah, juga

37

Dimitri Mahayana, Menjemput Masa Depan; Futuristik dan Rekayasa Masyarakat Menuju Era Global (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999), h. 97.

38Avant Garde, “Perkembangan Media Online”,

Jurnal Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur V, 1 No. 1 (Juli 2013): h. 1.

(37)

negara, sehingga siapapun di atas dunia ini bisa terhubung dengan yang lainnya sekalipun berada pada daerah atau wilayah yang berjauhan.40 Kini internet telah digunakan untuk berbagai tujuan dan aspek sesuai keinginan pengguna dan yang memanfaatkanya.

Internet muncul pada tahun 1983, sejak diciptakannya teknologi World Wide Web (WWW) oleh Tim Barnes-Lee dari CERN, yang merupakan organisasi

Eropa untuk Penelitian Teknologi Nuklir yang telah banyak mengubah sisi kehidupan manusia, karena teknologi internet merupakan salah satu terobosan peradaban.41 Lahirnya teknonologi ini, juga menghadirkan media baru dalam penyebaran informasi dan pengetahuan, yaitu media digital. Media ini pun telah mengubah pola pikir manusia yang merupakan respon terhadap media informasi. Contoh perubahan pola pikir tersebut adalah lahirnya e-mail yang mengubah cara berkirim surat, e-business atau e-commerce yang telah merubah cara berbisnis dengan segala turunannya, termasuk e-cash atau e-money. E-learning menawarkan cakrawala baru dalam proses belajar mengajar, disusul e-book yang mengubah media pembelajaran. E-government telah membuka babak baru pengelolaan pemerintahan dan mekanisme hubungan antara pemerintah dan masyarakat.42 Perubahan pola pikir, gaya hidup dan lainnya akan terus terjadi seiring perkembangan teknologi dan kebutuhan manusia.

40

Obrolan bersama Bpk Eva Nugraha MA (19710217 199803 1 002) pada tanggal 20 Mei 2014.

41

Fathul Wahid, E-Dakwah, Dakwah Melalui Internet (Yogyakarta: Gava Media, 2004), h. 17.

42

(38)

Internet berfungsi sebagai media komunikasi, penyedia informasi, dan fasilitas untuk promosi. Internet dapat menghubungkan kita dengan berbagai pihak di berbagai lokasi di seluruh dunia. Internet memiliki tiga fungsi antara lain informatif, ekspresif, dan komunikatif. Hal baru ini membentuk pengalaman kita akan diri, akan kehidupan atau dunia, akan relasi dengan sesama (termasuk masyarakat) dan bahkan dengan Tuhan, serta melihat bagaimana perilaku kita berubah seturut model-model baru yang diciptakannya.43

Internet dapat menghubungkan kita dengan berbagai pihak di berbagai lokasi di seluruh dunia. Misalnya kita bisa kirim data atau surat dengan berbagai pihak di seluruh dunia dengan menggunakan fasilitas Electronic mail (E-mail). Selain fasilitas Electronic mail, Internet juga menyediakan fasilitas untuk ngobrol yang dalam Internet disebut chatting. Kemampuan Internet lainnya adalah Usenet, yaitu forum yang disediakan bagi pengguna Internet untuk berbagi informasi dan pemikiran mengenai suatu topik melalui bulettin elektronik. Melalui forum ini, pengguna dapat mengirim pesan mengenai topik bersangkutan dan menerima tanggapan dari pihak lain.

Secara umum kita dapat mengetahui banyak sekali manfaat-manfaat yang ada dalam internet yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai akses internet: 1. Informasi untuk kehidupan pribadi: kesehatan, rekreasi, hobi, pengembangan pribadi, rohani, sosial. 2. Informasi untuk kehidupan profesioanl: sains, teknologi, perdagangan, saham, berita bisnis, berbagai forum komunikasi, bahkan berita-berita tentang agama.

43

(39)

Satu hal yang paling menarik tentang media internet adalah tidak mengenal batas Negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor-faktor lain yang biasanya dapat menghambat pertukaran manusia. 44 Berbagai hal fungsi dan manfaat internet yang ada tentunya menuntut kita untuk dapat mengambil fungsi dan manfaat tersebut secara bijak agar dapat memberikan hal yang positif, benar dan dapat dipertanggunjawabkan.

Kemajuan teknologi informasi yang semakin mutakhir itu telah menyebabkan hilangnya batas ruang dan waktu sehingga seakan-akan dunia ini sempit adanya. Peristiwa apapun yang terjadi di belahan dunia ini pasti akan dengan cepat dapat kita terima dan mempengaruhi persepsi serta reaksi kita. Kenichi Ohmae dalam Mahayana, mengatakan bahwa abad 21 sebagai dunia tanpa batas waktu, dimana hal yang terjadi di satu belahan dunia tidak bisa dilepaskan dari apa yang terjadi di belahan dunia yang lain.45 Hal ini mengakibatkan bangsa-bangsa secara ekonomi, sosial dan kultural menjadi interdependen dan saling terhubung seolah memiliki peran tersendiri satu dengan lainnya.

Inilah dilema yang dihadapi oleh dunia, khususnya Negara-negara Islam, sebagian ada yang memilih untuk memusuhinya, menjauhkan atau menyingkirkannya dengan kerangka sensor, bakan melarangnya sama sekali, sebagian ada yang memanfaatkannya tanpa peduli sisi negatif yang dimiliki atau muncul dari akibatnya dan sebagian lainnya memanfaatkannya secara hati-hati.

44

Wahyu Supriyanto dan Ahmad Muhsin, Teknologi Informasi perpustakaan (Yogyakarta: Kanisius, 2008), h. 61.

45

(40)

Beberapa hari setelah serangan 11 September 2001 yang meruntuhkan dua menara kembar World Trade Center (WTC) di Amerika, terjadi peningkatan yang signifikan terhadap pencarian informasi tentang Islam di internet. Serangan yang diyakini dilakukan oleh teroris yang dikaitkan dengan Islam, telah mendorong banyak pengguna internet mencari tahu tentang Islam. Sungguh akan sangat baik jika kita bisa memberikan informasi yang benar tentang Islam, karena tidak sedikit dari pengguna internet yang sudah memberikan citra jelek tentang Islam.

Sebuah website tentang Islam menampilkan tulisan besar homepagenya, “Correct your information about Islam, The Misunderstood Religion” –

Perbaikain informasimu tentang Islam, Agama yang difahami secara keliru”.

Tulisan ini muncul karena dipicu oleh sering terjadinya penyimpangan informasi tentang Islam yang seringkali diidentikkan dengan kekerasan dan terorisme.46

Hal ini ditegaskan pula oleh Alwi Shiḥab,47 bahwa “akhir-akhir ini telah terjadi pendangkalan pemahaman tentang Islam dan adanya upaya pembelokan agama Islam menjadi yang ditakuti dan beringas.” Semua itu terbukti dengan

semakin gencarnya informasi dan berbagai pernyataan yang menyudutkan Islam. Mulai dari isu aksi terorisme yang dituduhkan terhadap orang-orang Muslim, terjadinya pencitraan buruk terhadap Nabi Muhammad Shollallahu 'Alaihi Wasallam oleh media massa Denmark dalam bentuk kartun, hingga pernyataan Paus Benediktus XVI bahwa Nabi Muhammmad Shollallahu 'Alaihi Wasallam

46

Fathul Wahid, E-Dakwah, Dakwah Melalui Internet (Yogyakarta: Gava Media, 2004), h. 27.

47

(41)

menyebarkan keyakinan dengan pedang.48 Tentunya masih banyak hal lain yang disebutkan oleh pengamat lainnya di berbagai media yang ada.

Bila informasi tersebut tidak ditanggapi dengan serius dan bijak dapat memberikan dampak buruk yang luas, bukan saja sebagai fitnah bagi Islam dan umatnya tetapi dapat mengakibatkan pendiskriditan dan intimidasi terhadap umat Islam dan pada negara-negara Islam. Oleh karenanya, menggunakan media internet secara bijak dengan memberikan informasi yang benar serta memperoleh informasi secara kritis dan ilmiah akan menjadi solusi dalam memahami Islam yang benar khususnya pada media online seperti internet.

Dalam media internet banyak sekali penistaan-penistaan tentang agama yang dilakukan oleh orang-orang yang benci dengan agama Islam. Terutama menurut Geert Wilders mengukur soal moderat dalam agama Islam, ia menegaskan terhadap Islam bahwa yang tidak dipercayainya adalah ajaran agamanya, selain itu juga ia mengatakan “Islam menurunkan kekerasan dan

totaliter” ia memberikan contoh persoalan moderat di masyarakat mereka yang

tidak masalah ketika seseorang berganti agama.49

Islam mengalami kemunduran baik dari segi ekonomi, sosial budaya, sehingga saat ini Islam kurang begitu dikedepanakan, penulis mengutip dari perkataan seorang anggota Jaringan Islam Liberal (JIL) bahwa “peradaban yang

menguasai dunia maka secara otomatis bahasa peradabanyalah itulah yang

48

56 Menlu Negara-Negara Islam Desak Paus Cabut Pernyataan tentang Islam,” diakses pada 2 Mei 2014http://www.eramuslim.com/depan/berita/dunia

49Muhammad Samitra, “Penistaan Agama Islam”, artikel di

(42)

dipakai” maka Barat lah yang memiliki peradaban sehingga dapat menguasai

ekonomi, sosial bahkan politik sekalipun.50

Kisah-kisah penistaan dan penodaan sejatinya sudah terjadi sejak zaman Nabi Muhammad Saw.51 Kemudian berkembang dalam media yang ada seperti blog, televisi, radio dan lainnya yang memang memfasilitasinya terlebih di era modern seperti sekarang ini.

Atas kemunduran itulah Islam mendapat pandangan yang jelek dari masyarakat dunia, memang dari kemunculanya Islam mengalami kritikan dari musuh-musuhnya bahkan mendapatkan fitnah, tetapi semua itu hanyalah bumbu-bumbu untuk menguji umatnya apakah mereka paham dengan agamanya yang dikatakan sebagai agama Raḥmatan lil ‘Ālamīn.

Sejak kejadian runtuhnya Uni Soviet, Barat mengganggap Islam sebagai ancaman serius bagi mereka. Oleh karna itu, Amerika Serikat dan tak ketinggalan rezim Zionis Israel menggalangkan proyek Islamophobia khususnya Pasca serangan terhadap gedung kembar World Trade Center New York pada tanggal 11 September 2001. Hal tersebut diasumsikan dilakukan oleh mereka untuk mengurangi ancaman serius yang mereka takutkan.

Meluasnya Islam di berbagi belahan dunia mengundang kemarahan musuh-musuh agama suci ini. Mereka berupaya merendahkan Islam dengan cara-cara pelecehan dan penistaan terhadap al-Qur‟an dan kesucian Nabi Muhammad Saw. Contoh terbaru dari tindak musuh-musuh agama Islam adalah produksi dan penayangan film berjudul “Innocence of Muslim”.

50Ibid… 51

(43)

Sebagian umat Islam kita sudah tidak asing lagi ketika mendengar Terry Jones ia seorang pastor dari Florida Amerika Serikat yang telah sering menyakiti hati umat Islam dengan sikap tercelanya. Ia pernah menggelar aksi pembakaran kitab suci al-Qur‟an untuk memperingati peristiwa 11 September. Kini nama Terry Jones kembali mencuat setelah ia terlibat dalam publikasi film Innocence of Muslim. Film yang berdurasi dua jam ini menggambarkan kepribadian Rosulullah Saw dengan hina sedemikian rupa dan beliau digambarkan sebagai manusia yang telah dilumuri oleh dosa.

Sam Bacile alias Nakaula Bassely Nakaula yang sering disebut sebagai penulis dan sutradara film ini adalah seorang yahudi Amerika yang berasal dari California. Sementara Terry Jones bertugas sebagai mempublikasikan film tersebut. Bacile kepada Wall Street Jurnal mengatakan, lebih dari 100 Yahudi menyuplai dana sebesar lima juta dolar untuk membantu memproduksi filmnya. Menurut Bacile film anti Islam itu dibuat selama tiga bulan dengan 60 aktor dan 45 kru lainnya. Film tersebut pertama kali diputar di sebuah ruangan kosong di Hollywood.52

Maka dari itu Bagi orang-orang yang beriman, persoalan agama dan kenabian adalah ajaran yang sudah final, janganlah kita mudah percaya dengan pelecehan-pelecehan terhadap Nabi Muhammad Saw yang telah dipaparkan oleh orang-orang yang benci dengan agama Islam karena hanya dapat merubah aqidah dan keyakinan kita sebagi umat Nabi Muhammad Saw. Karenanya kita dituntut

(44)

untuk mengerti dan memperbaiki aqidah agar tidak mudah goyah dan atau terbawa arus islamophobia yang terjadi dan beredar di berbagai media yang ad

C.

Hubungan Islam dengan Non-Islam dalam Sejarah

1. Islam Melengkapi Ajaran Sebelumnya

Konsep hubungan Islam dengan Non-Islam berawal dari konsep risalah Nabi Muhammad Saw adalah untuk seluruh alam dunia bukan bangsa Arab saja termasuk kalangan Yahudi dan Nasrani karena mereka jua menjadi bagian sasaran pengutusan Nabi Muhammad Saw Hal ini sebagaimana salah satu firman Allah dalam Sūrah al-Anbiyā/21: 107 yang berbunyi:

ۡلس ۡ أ ٓام

َّ ك

يَل عۡللل َ ۡح

Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.

Ayat tersebut menyebutkan bahwa pengutusan Nabi Muhammad Saw adalah sebagai rahmat untuk seluruh alam karena lafadz alam disebutkan dalam bentuk jamak. Begitupun dalam tiga ayat al Qur‟an dalam Sūrah at-Taubah: 33; al-Fatḥ:28; a - aff:9 sebagai berikut:

يل لٱ لع ۡظيل لقحۡلٱ يد ۡلٱب ل س لس ۡ أ ٓ َلٱ ه

ن ك ۡشَۡلٱ ك ۡ ل للك

Artinya: “Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai”.

Ini maknanya bahwa Islam menungguli seluruh agama, termasuk agama Ahli Kitab53 dan Bani Israel54. Begitupun adanya dakwah nabi terhadap Ahli Kitab yang diajak oleh Nabi dari kalangan Yahudi dan Nasrani untuk beriman

53Sebagaimana tertuang dalam Sūrah al

-Mā‟idah: 15-16 54Sebagaimana Sūrah

(45)

kepada risalah Muhammad Saw melalui iman kepada al-Qur‟an sebagai pembenar kita suci yang ada pada mereka serta mengingatkan mereka agar tidak menjadi kaum yang pertama kali kafir terhadap kitab yang diturunkan oleh Allah Swt itu.

Hanya saja Yahudi hanya mau mempercayai kitab yang diturunkan kepada mereka dan kufur terhadap al-Qur‟an yang dengannya mereka dikecam oleh Allah Saw.55 Begitupun kaum Bani Israel terhadap nabi-nabi yang diutus kepadanya baik pada zaman Nabi Musa dengan Taurat, Isa dengan Injil beserta bukti bukti kebenarannya hingga Muhammad Saw yang mereka mengetahui kedatangan dan kebenarannya mereka ingkar terhadapnya yang kemudian menyebabkan laknat dari Allah Swt56. Begitupun sikap Ahli Kitab dari kalangan Nasrani yang menolak iman terhadap al-Qur‟an sehingga terancam Allah untuk dirubah bentuk mereka dan melaknatnya57.

Terkait hal ini, Yusuf al-Qardhawi menjelaskan kisah tentang Nabi Muhammad Saw yang mengutus beberapa orang utusan kepada raja-raja Ahli Kitab dari kalangan Nasrani, sambil membawa Sūrah-sūrah yang ditujukan kepada mereka. Dalam Sūrah tersebut, beliau mengajak mereka untuk menerima

Islam dan meninggalkan kekafiran serta kesesatan mereka. Beliau juga menyurati Kisra, raja Persia; pemimpin agama Majusi yang menyembanh api; menyurati Caesar, Raja Romawi yang terkenal dengan nama Heraklius; Najasyi, Raja Habasyah (Ethiopia); Muqauqis, Gubernur Romawi di Mesir; dan para pemimpin di Syam, yang semuanya adalah kalangan Ahli Kitab pemeluk Nasrani. Diceritakan juga bahw beliau mengajak mereka untuk memeluk Islam agar

55

Hal ini sesuai dengan Sūrah al-Baqarah: 91 56Sebagaimana terdapat pada Sūrah

al-Baqarah: 87-90 57Seperti Sūrah an

(46)

mereka selamat dan mendapatkan pahala dari Allah Swt sebanyak dua kali: pertama, atas keberagamaan mereka sebelum datangnya dakwah Islam, dan kedua dengan masuknya mereka ke dalam agama Islam58.

Kisah-kisah tersebut dianggap oleh Abdul Basith sebagai langkah realistis nabi Muhammad Saw dalam menyingkapi perbedaan ajaran yang al-Qur‟an mengajak seluruh penganut ajaran dan atau Agam lain termasuk Islam sendiri untuk mencari titik temu (kalimatun sawa‟) di luar aspek teologis yang memang

sudah berbeda sejak semua59. Titik temu tersebut tentunya dilakukan dengan dialog antar agama yang bersifat konstruktif melalui berbagai cara yang baik dan bijak. Sebagaimana firman Allah dalam surat al- Imrān/3:64

َّأ ۡمك ۡيب ا ۡيب ۢءٓا س ٖ َلك ل ْا ۡ لاعت كۡلٱ لۡهأٓ ي ۡلق

ۡيَ ب َ ۡشَ ّ َهٱ َّ ب ۡعَ

ذَ ي ّ ا

ن َل ۡسم اََأب ْا

َۡٱ ْا ل قف ْا ۡ َل ت ن ف َۚهٱ ن د لم ا باب ۡ أ اض ۡعب ا ض ۡعب

Artinya: “Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)"

Ayat tersebut menekankan tentang dakwah dan ajakan terhadap seluruh penganut kitab suci agar mencari titik kesepakatan temu untuk dan agar tidak menyembah selain Allah dan tidak menduakannya serta tidak menjadikan salah satu dari para penganut itu sebagai tuhan selain Allah.

58

Yusuf al-Qardhawi, Bagaimana Islam Menilai Yahudi dan Nasrani (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), h. 64-65.

59

(47)

Kisah tersebut menjelaskan bahwa Islam datang untuk melengkapi ajaran-ajaran Yahudi dan Nasrani sebelumnya dan agar tidak menyimpang dari ajaran-ajaran yang lurus. Walaupun ternyata dalam perjalanan mereka mencampuradukan tauhid dengan kemusyrikan kepada Allah. Hal ini nampak dari rekam jejak mereka seperti Nasrani misalnya yang menyebutkan bahwa tuhan adalah tiga (trinitas) yaitu; al-Masih bin Maryam, Ruuh Kudus dan Allah.

2. Konsep Toleransi Islam terhadap Ahlul Kitab

Penganut ajaran atau kitab suci sebelum al-Qur‟an biasa dikenal dengan Ahli Kitab. Penyebutan ini membuat Yusuf al-Qardhawi tidak semena-mena menyebutkan bahwa Ahli Kitab adalah Kafir atau Musryik karena menurutnya hanya Allah lah yang menetapkan dalam ayat-ayat kitab-Nya. Yusuf al-Qardhawi menyimpulkan bahwa Ahli Kitab tidaklah sederajat dengan kaum musyrikin seperti kaum Paganis Arab dan sejenisnya yang tidak mengikuti ajaran kitab suci sebelum al-Qur‟an. Ia menyebutkan bahwa dasar hukum diambil dari beberapa hukum cabang yang banyak, seperti dalam masalah warisan, yakni seorang muslim tidak dapat mewarisi oran gkafir, begitu pula sebaliknya dan orang Yahudi dan Nasrani juga tidak dapat mewarisi seorang muslim, begitupula sebaliknya. Juga dalam masalah persaksian dan kriminalitas (yakni seorang muslim tidak dihukum bunuh karena membunuh seorang kafir).60

Al-Qur‟an mengharamkan seorang muslim untuk menikahi wanita musyrik, namun membolehkan menikahi wanita Ahli Kitab. Hal ini dianggap oleh Yusuf al-Qardhawi sebagai puncak toleransi terhadap kalangan yang berlainan

60

(48)

akidah yang tidak dicapai oleh agama apa pun. Begitupun al-Qur‟an memerintahkan untuk mendebat mereka dengan cara yang paling baik.61

Baik kalangan Ahlul Kitab, Kafir, hingga kalangan Musyrik tidaklah sama sikapnya dalam memandang Islam. Sebagian mereka ada yang bersikap damai dan ada yang bersikap memusuhi serta memerangi. Masing-masing sikap tersebut kemudian ditentukan sikap Islam terhadap mereka. Hal ini sebagaimana ayat al-Qur‟an yang dijadikan pedoman atau konstitusi Islam dalam menyingkapi non

Muslim seperti firmannya dalam Sūrah al-Mumtaḥanah/60:8-9

ه ُ بت نأ ۡمك يد لم مك ج ۡذي ۡمل يل لٱ يف ۡمك ل قي ۡمل ي َلٱ ع َهٱ مك ى ۡي َّ

ْآ سۡقت ۡم

ي َهٱ َن ۚۡم ۡيل

ي سۡقَۡلٱ ُ ح

لم مك ج ۡخأ يل لٱ يف ۡمك ل ق ي َلٱ ع َهٱ مك ى ۡي اَََ

ن َل َظلٱ مه ك ٓ لْ أف ۡم َل ي م ۚۡمه ۡ َل ت نأ ۡمكجا ۡخ ٓ لع ْا

ظ ۡمك يد

Artinya: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”

Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Ayat tersebut dengan jelas menjelaskan bahwa Allah tidak melarang seorang Muslim untuk berbuat baik dengan orang yang berbeda agama dan berbuat adil dengan mereka, meskipun mereka adalah kalangan musyirikin.

61Sebagaimana tersebut dalam Sūrah al

(49)

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sekalipun Islam memandang batil agama dan akidah mereka tetapi tetap ada tempat dan sikap baik yang dapat dilakukan selama tidak memerangi Islam itu sendiri.

3. Sikap Islam dengan Penganut Ajaran Lain dan Sebaliknya

Sejarah menyebutkan bahwa kaum Muslimin dengan non Muslim (Yahudi, Nasrani, Pagan, dan lainnya) untuk banyak hal selalu hidup dalam pergaulan (muamalah) yang sangat kondusif baik dalam aspek perdagangan (bisnis), perlindungan politik sehingga disebut istilah Zimmi (non Muslim yang wajib dilindungi), bahkan kekeluargaan yang berbeda faham atau agama yang dianut.

Hal tersebut digambarkan dalam berbagai aktifitas dan kegiatan yang dilakukan misalnya pada zaman nabi Muhammad Saw dan kekhalifahan pada aspek perdagangan dan mua‟amalah dimana beliau berbagi hasil dalam

pengelolaan ladang-ladang beliau di Negeri Khaibar bersama orang Yahudi62, membeli beberapa takar gandung dari seorang pedagang Yahudi dengan menggadaikan perisai perangnya hingga ajal menjemput63, kisah diberlakukannya upeti 10% terhadap kaum Muslim yang berdagang di wilayah Kafir Harby pada zaman Abu Musa al-Asy‟ary dan sebaliknya.64

Pada aspek perlindungan politik, telah dikeluarkan dan diresmikan “Piagam Anugerah” yang ditulis oleh Ali bin Abu Thalib dan ditandatangani

62Komunitas Pengusaha Muslim, “Berdang dan Bermualamah dengan Non Muslim” , diakses pada 28 Desember 2014 dari http://pengusahamuslim.com/berdagang-dan-bermuamalah-dengan-non-muslim-1811/#.VKdufSusWSo.

63

Kisah menurut Aisyah – Istri Nabi yang diabadikan Hadis Bukhari, Muslim, dan Ahmad 64

(50)

sendiri oleh Rasulullah Saw yang diberikan kepada Biara ST. Catherine di bukit Sinai pada tahun 628 Masehi sebagai pemberian hak dan kemudahan bagi semua orang Kristen baik jauh maupun dekat65, penyebutan Ahli Kitab dan pembolehan atas pernikahan lelaki Muslim dengan wanita Ahli Kitab (Pengikut nabi Isa), dan lainnya.

Pada aspek kekeluargaan dimana Nabi Muhammad Saw memiliki saudara sepupu Waraqah ibn Naufal yang menjadi sebagai rahib Nasrani yang memberitahukan bahwa ia adalah seorang Nabi, bersedekahnya Nabi kepada keluarga Yahudi66, keberadaan pembantu Nabi yang notabene seorang Yahudi.

Pada aspek pernikahan, Fiqih Islam membolehkan menikahi wanita Ahli Kitab selain musyrikin seperti dijelaskan dalam firman Allah Swt

مَ َۚ م ۡ ي َ ح ك ۡشَۡلٱ ْا حك ت ّ

ْا حك ت ّ ۗۡمكۡ بج ۡعأ ۡ ل ٖ ك ۡشُم لم ۡيخ م ۡ ُم

ن ع ۡ ي ك ٓ لْ أ ۗۡمكبج ۡعأ ۡ ل َٖ ۡشُم لم ۡيخ م ۡ ُم ۡبعل ْۚا م ۡ ي َ ح يك ۡشَۡلٱ

َهٱ ۖ اَ لٱ ل

َ جۡلٱ ل ْآ ع ۡ ي

ن َك ي ۡم َلعل ساَ لل ياء ليبي ۖ َ ۡ ب ف ۡغَۡلٱ

٢٢٢

Artinya: “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Pelaksanaan Taḥfīẓ Al-Qur’ān di Pondok Pesantren Nur Huda Senting, metode yang dipakai adalah metode tilawah/ talaqqi, yaitu menyimakkan hafalan santri

Kategoriler tartışmaya açıldığında toplumsal cinsiyetin gerçek­ liği de krize girer: Gerçeğin nasıl gerçekdışından aynlacağı belir­ sizleşir. İşte bu

TAP MPR yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 7 ayat (1) huruf b Undang-udang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, bisa djabarkan melalui

Persepsi kemudahan penggunaan website pelatihanorganik.com sebagian besar menyatakan setuju, yaitu sebesar 84%. Dominasi jawaban setuju tersebut menurut keterangan

Banyak penelitian telah membatasi metode PISA pada pengukuran MVA pada pasien dengan MS, pada beberapa kondisi klinis (termasuk perbedaan irama jantung dan keparahan lesi anatomis

Heaven and earth cry out Your name Nations rise up and seek Your face And Your kingdom is established As I live to know You more Now I will never be the same Spirit of God my

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis mayor dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat hubungan negatif